museum perjuangan rakyat jambi 1997-2015 skripsi …
TRANSCRIPT
1
MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAMBI
1997-2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Sarjana (S.1) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah
OLEH:
ERRI PUTRAPRATAMA
NPM. 1300887201015
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS BATANGHARI
JAMBI
i
i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul Skripsi : Museum Perjuangan Rakyat Jambi 1997-2015
Nama : ERRI PUTRA PRATAMA
NPM : 1300887201015
Jurusan : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Program Studi : Pendidikan Sejarah (S-1)
Pembimbing I Pembimbing II
Siti Heidi Karmela, SS.MA Drs. Ujang Hariadi
ii
ii
TANDA PENGESAHAN
Skripsi Ini Telah dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji
Konprehensif dan Ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 23 September 2017
Jam : 11.00 – 13.00
Tempat : Lab. MicroTeaching
PANITIA PENGUJI
No. Jabatan Nama Tanda Tangan
1. Ketua Penguji Siti Heidi Karmela, SS. M ____________________
2. Sekretaris Drs. Ujang Hariadi ____________________
3. Penguji Utama Aurora ____________________
4. Penguji Abd. Rahman S.Pd, MA ____________________
Jambi, Oktober 2017
Diketahui Oleh
Dekan Fkip Univ. Batanghari
H. Abdoel Gafar, S.Pd, M.Pd
Ka. Prodi Pend. Sejarah
Siti Heidi Karmela, SS. MA
iii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana disuatu perguruan tinggi
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Jambi, Oktober 2017
Erri Putra Pratama
iv
iv
MOTTO
”Kebaikan Tidak bernilai selama diucapkan”
“Akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan”
“Hidup tidak menghadiahkan barang sesuatupun kepada manusia”
“Tanpa ada keinginan untuk bekerja keras”
v
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Yang Utama Dari Segalanya...
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT
Taburan cinta dan kasih sayang-Mu
Telah memberikanku kekuatan
Membekaliku dengan ilmu
Serta memperkenalkanku dengan cinta
Dari semua yang telah engkau tetapkan
Baik itu rencana indah yang engkau siapkan
Untuk masa depanku sebagai harapan kesuksesan
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
Kedua orang tuaku tercinta
“Ayahanda Drs.Erpan dan Ibunda Ramintan S. Yenita”
Yang selalu memberikan kasih sayang kepadaku
“Adikku Rio Mairando”
Yang selalu memberi dukungan dan motivasi dalam perjalananku.
vi
vi
ABSTRAK
Erri Putra Pratama, 2017, Museum Perjuangan Rakyat Jambi 1997-2015,
Prodi Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Batanghari
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menggambarkan proses pendirian
Museum Perjuangan Rakyat Jambi dan perkembangannya, selain itu juga
mengetahui potensi Museum Perjuangan Rakyat Jambi bagi wisata budaya di kota
Jambi dan Kebijakan–kebijakan yang dilakukan oleh museum dalam
meningkatkan wisatawan.
Adapun metode yang digunakan adalah metode sejarah mulai dari tahapan
heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi sehingga menghasilkan karya
sejarah. Mengenai sumber primer berasal dari dokumen atau arsip Museum
Perjuangan Rakyat Jambi mulai dari, profil Museum Perjuangan Rakyat Jambi
dan foto-foto, kemudian ditambah wawancara dengan pihak Museum Perjuangan
Rakyat Jambi dan mantan kepala museum.
Museum Perjuangan Rakyat Jambi merupakan tempat untuk pameran tetap
benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah,
seni dan ilmu, tempat menyimpan barang kuno, memelihara dan memamerkan
kumpulan benda-benda koleksi yang bernilai sejarah untuk tujuan penelitian,
pendidikan, dan hiburan serta mengumpulkan berbagai material dari berbagai
tempat dan waktu yang berbeda kedalam sebuah bangunan. Kota Jambi saat ini
hanya terdapat tiga buah museum, yaitu Museum Perjuangan Rakyat Jambi,
Museum Siginjai dan Museum Gentala Arasy. Museum Perjuangan Rakyat Jambi
merupakan museum khusus dengan tujuan menyampaikan sejarah perjuangan
rakyat Jambi kepada masyarakat dan generasi penerus. Museum Siginjai saat ini
berisikan Benda-benda warisan budaya yang mempunyai nilai-nilai luhur yang
mencerminkan kehidupan masyarakat Provinsi Jambi pada masa lalu. Museum
Siginjai memamerkan koleksinya yang bersifat umum/menyeluruh, seperti sejarah
alam, flora dan fauna, serta sejarah peralatan dan perkembangan peralatan
manusia. Museum Gentala Arasy yang menceritakan awal mula kedatangan Islam
di Jambi dan benda-benda hasil koleksi sejarah Islam di Jambi.
Idealnya sebuah museum memiliki kekhususan dalam materi yang menjadi
ciri khas sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk mendapat informasi,
memahami dan menikmati sebuah museum, untuk itu Museum Perjuangan Rakyat
Jambi dapat dikembangkan dan dipisah antara benda-benda dan informasi tentang
vii
vii
sejarah Jambi, arsip-arsip dan peristiwa penting yang berkaitan dengan perjuangan
rakyat Jambi, dan antara koleksi, adat istiadat dan koleksi budaya Jambi yang
beragam. Berdasarkan paparan asumsi diatas, kehadiran Museum Perjuangan
Rakyat Jambi diharapkan mampu memberikan manfaat berupa sarana edukasi dan
rekreasi yang memberikan pengetahuan mengenai sejarah-sejarah perjuangan
rakyat Jambi, khususnya sejarah perjuangan melawan Belanda. Museum ini juga
menjadi tempat untuk melestarikan sejarah yang sangat berguna bagi generasi
yang akan datang. Kehadiran museum ini ikut menunjang program pariwisata
yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Jambi
Kata Kunci : Museum, Perjuangan Rakyat Jambi
viii
viii
PRAKARTA
Bismillahirrahmanirrahim.
Dengan penuh kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini, diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Srata Satu Program Studi Pendidikan Sejarah di Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Batanghari Jambi.
Judul skripsi ini adalah “ Museum Perjuangan Rakyat Jambi 1997-2015 “.
Dalam skripsi ini, penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyajian materi,
namun dengan tekad dan rasa ingin tahu serta bimbingan dari dosen pembimbing
dan berbagai pihak lainnya. Oleh karena itu melalui skripsi ini penulis tidak lupa
menyiapkan penghargaan dengan mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
kepada pihak yang telah membantu skripsi ini.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : Bapak Fachruddin
Razi,SH selaku Rektor Universitas Batanghari Jambi, Bapak Abdoel Gafar, S.Pd,
M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Batanghari Jambi. Ibu Siti Heidi Karmela, SS. MA selaku Ketua Program Studi
Sejarah dan sekaligus Pembimbing I yang telah membantu dan memberikan
bimbingan dan pembuatan skripsi ini dan Pak Drs. Ujang Hariadi sebagai
pembimbing II yang telah banyak memberikan saran atau bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini. Serta para dosen Program Studi Sejarah; Bapak Drs. H.
Junaidi T Noor, Bapak Drs. Arief Rahim M. Hum, Bapak Satrio Pamungkas,
S.Pd, Bapak Abd. Rahman S.Pd. MA, Ibu Nur Agustiningsih M.Pd yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah.
Keluarga tercinta, terutama ayahanda Drs. Erpan dan ibunda
Ramintan.S.Yenita saudara laki-laki Rio Mairando yang telah menjadi
penyemangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Seluruh teman-
temanku baik di Universitas Batanghari Jambi satu jurusan khususnya angkatan
2013 yang banyak memberikan dukungan dan doa.
ix
ix
Dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik
materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Dan dijadikan pedoman dimasa yang akan datang dan bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.
Jambi, 28 September 2017
Penulis
x
x
DAFTAR SINGKAT
BPS : Badan Pusat Statistik
Oc : Celcius
KEP : Keputusan Pemerintah
KM : Kilo Meter
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
M : Meter
MM : Mili Meter
NO : Nomor
PEMDA : Pemerintah Daerah
DHD : Dewan Harian Daerah
LPM : Lembaga Pengabdi Masyarakat
ITB : Institut Teknologi Bandung
UPTD : Unit Pelaksanaan Teknis Daerah
ASN : Aparatur Sipil Negara
PTT : Pegawai Tidak Tetap
TKD : Tunjangan Kinerja Daerah
BKPRD : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
LKS : Lembar Kerja Siswa
APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara
xi
xi
GLOSARIUM
Historis : Sejarah
Colonial : Tanah Pemukiman/jajahan
Mall : Pusat belanja
The River From City : Kota yang dekat Sungai
PERDA : Peraturan Daerah
PP : Peraturan Pemerintah
SEKOJA : Seberang Kota Jambi
UU : Undang-undang
Legiun : Pasukan Bala Tentara
Veteran : Orang yang memiliki pengalaman di bidang militer
Vitrin : Lemari panjang
Pedastal : Alas koleksi
Stimulan : Rangsangan
Ikon : Gambar atau tanda yang mewakili sesuatu
Interpretasi : Pemberian kesan
Perspektif : Sudut pandang
Lifestyle : Gaya hidup
xii
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................. iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................ v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
PRAKARTA ....................................................................................................... vii
DAFTAR SINGKAT ......................................................................................... viii
GLOSARIUM ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah................................................... .. 2
C. Arti Penting dan Tujuan .................................................................... .. 3
D. Kerangka Konseptual ....................................................................... 3
E. Metode Penelitian dan Sumber ......................................................... .. 4
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 5
G. Sistematika Penulisan ........................................................................ .. 6
BAB II MUSEUM-MUSEUM DI JAMBI
A. Administratif Wilayah ....................................................................... 7
B. Keberadaan Museum-museum.......................................................... 10
xiii
xiii
BAB III MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAMBI
A. Latar Historis Pendirian .............................................................. 12
B Status dan Manajemen Pengelolaan ............................................... 14
C. Koleksi-koleksi Museum ............................................................. 29
D. Kebijakan Perkembangan Museum ............................................. 61
BAB IV MANFAAT MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAMBI
A. Dalam bidang pendidikan ........................................................... 70
B. Dalam bidang penelitian sejarah ................................................ 73
C. Dalam bidang pariwisata ............................................................ 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78
LAMPIRAN DOKUMENTASI
xiv
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Kelurahan Murni
Lampiran 2. Potret Museum Perjuangan Rakyat Jambi
Lampiran 3. Wawancara dengan Pegawai dan Pengunjung museum
Lampiran 4. Potret Museum dari Lantai 1 hingga ruang Auditorium
Lampiran 5. Daftar Informan
Lampiran 6. Surat Keputusan Dekan FKIP Universitas Batanghari Jambi
Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup Penulis
xv
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Luas wilayah Kota Jambi Dalam Angka 1998. Prof, Dr.
Resosudarmo
Tabel 2.2 Wilayah Administratif Kota Jambi Berdasarkan Kecamatan
dan Kelurahan Sejak Tahun 1958- Sekarang
xvi
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rakyat Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke. Memiliki
kebhinekaan suku bangsa serta adat istiadat. Hal ini menjadikan bangsa Indonesia
negara yang kaya akan ragam sejarah dan budaya, termasuk bukti materialnya.
Kekayaan sejarah dan budaya itu harus tetap dilestarikan, salah satu lembaga yang
ditugasi untuk melestarikan bukti material sejarah adalah museum.1
Banyak orang beranggapan bahwa museum adalah tempat atau bangunan
untuk menyimpan benda-benda kuno saja. Apabila kita mau memperhatikan lebih
seksama, museum bukanlah hanya sekedar tempat atau bangunan untuk
menyimpan benda-benda kuno saja, akan tetapi banyak peristiwa bersejarah yang
terekam di dalamnya. Dalam mengemban misi yang besar bagi pengunjung
diantaranya adalah sebagai wahana yang mewariskan nilai-nilai perjuangan suatu
bangsa, karena benda-benda koleksi museum merupakan cermin dari kehidupan
manusia pada masa lampau.
Salah satu museum yang ingin penulis teliti adalah Museum Perjuangan
Rakyat Jambi karena memiliki sejarah yang panjang dan menarik untuk di telaah
dan di kaji sejarahnya, salah satu penggagas museum adalah legiun veteran untuk
membuat museum dengan tujuan menyelamatkan dan memelihara, memamerkan
peralatan sejarah perjuangan rakyat jambi dan kelengkapan serta peristiwa
perjuangan pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Pada tahun 1990
an Museum Perjuangan Rakyat Jambi masih dibawah pemda Provinsi Jambi, dan
setelah 2002 Museum Perjuangan Rakyat Jambi sudah menjadi unit pelaksana
teknis daerah (UPTD) sesuai dengan UU No. 22 tahun 2002 tentang otonomi
daerah dan PERDA No. 15 tahun 2002.
Museum yang ada di Jambi awalnya berdiri hanya satu museum yaitu
Museum Negeri Siginjai dan peletakkan batu pertamanya bagi pembangunan
dilakukan pada tanggal 18 februari 1981 oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1
Jambi Masjehun Sofwan dan hal ini sebagai pertanda mulai bergeraknya program
permuseuman di Jambi. selanjutnya berkembang dan berdirilah Museum
Perjuangan Rakyat Jambi. Pendirian Museum Perjuangan Rakyat Jambi adalah
1 Drs. Hamzuri, Museum di Indonesia, (Jakarta: Depdikbud, 1997), hlm. 1
2
atas prakarsa dari Dewan Harian Daerah Angkatan 45 DHD-450 bersama
pemerintah Daerah Provinsi Jambi sebagai wujud pentingnya bangunan sebagai
monumen dalam mengenang Sejarah Perjuangan Rakyat Jambi semasa
Pergerakan Nasional dan Kemerdekaan Indonesia. Proses pembangunan museum
ditandai dengan peletakkan batu pertama oleh ketua Legiun Veteran Republik
Indonesia, Letjend. Achmad Thahir pada tanggal 6 Juni 1993.
Museum Perjuangan Rakyat Jambi masuk kedalam kategori khusus ini
mempunyai peninggalan benda-benda perjuangan seperti keris, pedang, pistol dan
senjata lainnya yang digunakan pada saat berperang melawan penjajah. Penulis
berharap Museum Perjuangan Rakyat Jambi dan museum lainya tetap
dikembangkan, sehingga dari adanya penulisan karya tulis ini diharapkan
pembaca terdorong untuk bisa mencintai bangsa Indonesia tercinta ini. Oleh
karena itu penulis mengambil judul karya tulis “Museum Perjuangan Rakyat
Jambi 1997-2015”.
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan pokok dalam penelitian
ini adalah “Museum Perjuangan Rakyat Jambi periode 1997-2015”.Sehubungan
dengan permasalahan, penelitian ini akan difokuskan pada :
1. Bagaimanakah sejarah berdiri dan perkembangan Museum Perjuangan
Rakyat Jambi?
2. Bagaimana manfaat dari keberadaan Museum Perjuangan Rakyat
Jambi dalam menarik minat masyarakat mempelajari sejarah dan
sebagai destinasi pariwisata.
Persoalan pertama membahas tentang sejarah berdiri dan perkembangan
Museum Perjuangan Rakyat Jambi yang akan dibahas pada bab III
Persoalan kedua menjelaskan tentang manfaat Museum Perjuangan
Rakyat Jambi dalam bidang pendidikan, penelitian sejarah, dan dalam bidang
parawisata yang akan di bahas pada bab IV
Ruang lingkup berikutnya menentukan lingkup spasial dan temporal
penelitian. Adapun penentuan ruang lingkup yang terbatas dari salah satu studi
sejarah bukan saja lebih praktis dan lebih mempunyai kepentingan untuk
mengkaji secara empiris, tetapi secara metodologis bisa dipertanggungjawabkan.
3
Adapun lingkup spasial dalam penulisan ini adalah Kota Jambi tepatnya
terletak diantara Jl. Sultan Agung dan Jl. Slamet Riyadi atau sebelah Selatan
Mesjid Agung Al-Falah Jambi. Sementara itu lingkup temporal meliputi tahun
1997-2015. Batasan awal dari penelitian yakni 1997, karena diresmikan secara
simbolis oleh Presiden Soeharto pada 10 Juli 1997. Batasan akhir 2015 karena
Museum Perjuangan Rakyat telah melakukan renovasi bangunan dan tata pameran
dari tradisional kearah yang lebih modern.
C. Arti penting dan Tujuan
Penelitian ini memiliki arti penting yang dapat memberikan kontribusi
bagi penulisan sejarah permuseuman di Jambi, serta memberi referensi atau bahan
bacaan bagi siapa saja yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang
“Museum Perjuangan Rakyat Jambi”. Berkaitan dengan judul dan permasalahan
penelitian yang telah dirumuskan diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai
bahan masukan terhadap dunia pendidikan terutama mahasiswa untuk lebih
mengenal dan memahami tentang Museum Perjuangan Rakyat jambi.
D. Kerangka Konseptual
Para ahli museologi di negara-negara maju telah merumuskan pengertian
museum dengan pengertian yang sangat luas yaitu: ”museum” adalah sebuah
lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan dan melayani masyarakat
dan perkembangannya terbuka untuk umum yang bertugas mengumpulkan,
memelihara, merawat, memamerkan, meneliti dan mengkomunikasikan benda
pembuktian manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan
kepuasan batin dan kesenangan.2
Definisi sebagaimana tersebut diatas lebih dekat dengan fungsi-fungsi
museum yang ditetapkan dan diharapkan oleh pemerintah Indonesia, antara lain
sebagai berikut :
1. Mengumpulkan dan mengamankan warisan alam budaya
2. Dokumentasi dan penelitian ilmiah
3. Konservasi dan preparasi
2Yulius Widodo. KajianTata Pameran Koleksi Pada Pameran Tetap di Museum
Perumusan Naskah Proklamasi Tesis (Bandung: Fakultas Ilmu-Ilmu Sastra Bidang Kajian
Utama Museologi, 2008), hlm 1.
4
4. Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum
5. Pengenalan dan penghayatan kesenian
6. Pengenalan kebudayaan antar daerah dan bangsa
7. Visualisasi warisan sejarah alam dan budaya
8. Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia
9. Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan YME.
Fungsi-fungsi tersebut diatas dapat dipahami bahwa museum di Indonesia
merupakan sarana edukasi, sarana informasi dan sarana rekreasi,dalam usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa dan usaha memajukan kebudayaan nasional
seperti yang dimaksudkan dalam pasal 31 dan 32 undang-undang 1945.3
E. Metode Penelitian dan Sumber
Dalam suatu penelitian,metode penelitian merupakan peranan penting
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Metode merupakan cara dalam
memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Seseorang dapat memilih satu
dari berbagai metode yang ada sesuai dengan tujuan.
Berkaitan dengan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka metode
penulisan yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah yaitu
seperangkap prinsip-prinsip yang sistematis dari hasil yang dicapai dalam bentuk
tertulis. Sejarah mempunyai metode tersendiri yang menggunakan pengamatan,
keseluruhan prosedur metode sejarah yang dicapai melalui beberapa tahapan
yaitu, Heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.
Sumber yang digunakan dalam penulisan ini meliputi: berupa arsip lokal,
wawancara lisan, dan literatur tertulis arsip lokal diantaranya arsip Museum
Perjuangan Rakyat Jambi dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, contohnya, foto-
foto, piagam-piagam penghargaan, sertifikat. Wawancara lisan dilakukan terhadap
informan yang memiliki hubungan atau terlibat dalam penelitian ini, meliputi
Pegawai Museum, kepala dan mantan kepala Museum, Pengunjung, Tokoh
Masyarakat, Sejarawan Lokal, yang mengetahui tentang Museum Perjuangan
Rakyat Jambi. Ada juga literatur tertulis seperti jurnal, bulletin, skripsi, buku-
buku lewat studi pustaka.
3Ririn Utami,Dewi. 2017 . Peranan Koleksi Museum Perjuangan Rakyat Jambi
Sebagai Alat Peraga Pelajaran Sejarah. Skripsi. Jambi: FKIP Universitas Batanghari
hlm.23
5
Sumber tersebut jika ditinjau dari sudut pandang jenisnya dapat
diklasifikasikan berupa dokumen atau laporan resmi, dan buku literatur, studi
keperpustakaan dan tokoh-tokoh masyarakat. Sedangkan dari derajat kualitasnya
dapat diklasifikasikan menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Semua
sumber tertulis tersebut, diperoleh lewat studi keperpustakaan di perpustakaan
Daerah Jambi, perpustakaan Universitas Batanghari Jambi, perpustakaan Museum
Siginjai dan Museum Perjuangan Rakyat Jambi serta sumber lainya. Semua fakta
sejarah yang telah diperoleh, kemudian diberi makna. Selanjutnya dirangkai satu
sama lain sehingga menjadi jalinan cerita yang sesuai dengan metode sejarah
F. Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai museum sudah banyak dikaji oleh penulis lain.
Namun tetap memperlihatkan perbedaan satu sama lain. Beberapa literatur
tersebut antara lain dari skripsi Ririn Utami Dewi, skirpisi ini menjelasakan
tentang Peranan Koleksi Museum Perjuangan Rakyat Jambi sebagai Alat Peraga
Pelajaran Sejarah, bisa juga dilihat dari Buku tentang museum sebagai pusat ilmu
pengetahuan.4
Budaya dan sejarah. Buku ini menjelaskan bagaimana peran museum
sebagai pusat ilmu pengetahuan khususnya ilmu tentang sejarah dan budaya, dan
dari sebuah website buku Suratmin yang berjudul museum sebagai wahana
pendidikan sejarah, menjelaskan tentang fungsi dan manfaat museum.5
4Ririn Utami,Dewi. 2017. Peranan Koleksi Museum Perjuangan Rakyat Jambi
Sebagai Alat Peraga Pelajaran Sejarah. Skripsi. Jambi: FKIP Universitas Batanghari. 5Drs. Werkanis AS. M.Pd, Museum sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan, Budaya dan
Sejarah(Solo: Depdikbud, 2010),
6
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan satu sama
lainya.
Bab I merupakan pengantar alur rekontruksi cerita sejarah mengenai
Museum Perjuangan Rakyat Jambi, yang terdiri atas latar belakang, perumusan
dan pembatasan masalah, arti penting dan tujuan, Kerangka Konseptual, metode
penulisan dan sumber, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
Bab II menjelaskan daerah penelitian atau batasan spasial yang menjadi
ciri khas penulisan karya sejarah. Daerah penelitian dalam penulisan ini adalah
Museum Perjuangan. Administratif Wilayah dan keberadaan museum di Provinsi
Jambi.
Bab III akan mebahas tentang Sejarah berdirinya Museum Perjuangan
Rakyat Jambi, perkembangan Museum Perjuangan Rakyat Jambi, status dan
manajemen pengelolaan, koleksi-koleksi museum, kebijakan perkembangan
museum.
Bab IV akan menguraikan tentang manfaat Museum Perjuagan Rakyat
Jambi dalam bidang Pendidikan, Penelitian Sejarah, dan dalam bidang Pariwisata.
Bab V menjadi bab penutup dari skripsi ini dan merupakan kesimpulan,
pada bab ini berisi kesimpulan yang akan menjawab semua rumusan masalah
yang telah diajukan, analisis dan kristalisasi dari hasil penelitian, serta saran yang
ditujukan kepada beberapa pihak terkait untuk mendukung eksistensi Museum
Perjuangan Rakyat Jambi.
7
BAB II
MUSEUM-MUSEUM DI KOTA JAMBI
A. Administratif Wilayah Kota Jambi
Kota Jambi adalah wilayah ibukota Provinsi Jambi dan merupakan salah
satu dari 11 daerah kabupaten/kota yang ada dalam Provinsi Jambi. Secara
historis, Pemerintah Kota Jambi dibentuk dengan ketetapan Gubernur Sumatera
No.103/1946 sebagai daerah otonom Kota Besar di di Sumatera, kemudian
diperkuat dengan Undang-undang No.9/1956 dan dinyatakan sebagai Daerah
Otonom Kota Besar dalam lingkungan Provinsi Sumatera Tengah.
Dengan dibentuknya Provinsi Jambi tanggal 6 Januari 1957, maka sejak
itu pula Kota Jambi resmi menjadi Ibukota Provinsi, dengan demikian Kota Jambi
sebagai Daerah Tingkat II pernah menjadi bagian dari tiga Provinsi yakni Provinsi
Sumatera, Provinsi Sumatera Tengah dan Provinsi Jambi sekarang.
Berdasarkan letak Geografis Kota Jambi sebelah Utara, Barat, Selatan dan
Timur berbatasan dengan Kabupaten Batanghari, dengan kata lain Kota Jambi ini
wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Batanghari. Luas wilayah dari Kota Jambi
adalah 205,38 Km yang terdiri dari: lihat tabel 2.1
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kota Jambi
No Kecamatan Luas Wilayah
Dalam angka Dalam Persentase (%)
1 Kota Baru 77,78 37,87
2 Jambi Selatan 34,07 16,59
3 Jelutung 7,92 3,86
4 Pasar Jambi 4,02 1,96
5 Telanai Pura 30,39 14,80
6 Danau Teluk 15,70 7,64
7 Pelayangan 15,29 7,44
8 Jambi Timur 20,21 9,84
Sumber; Badan Pusat Statistik Kota Jambi dalam buku ; Kotamadya Jambi Dalam
Angka 1998. Prof, Dr. Resosudarmo.
7
8
Kota Jambi dikenal sebagai salah satu kota sungai (The River Fron City) di Pulau
Sumatera. Wilayahnya dipisahkan secara alami oleh sungai Batanghari,6 menjadi
daerah Seberang Kota Jambi (ket: Sekoja) dan daerah Jambi Kota (ket; ibu kota
atau pusat kota). Kedua daerah tersebut memiliki perbedaan karakter fisik;
Seberang Kota Jambi merupakan daerah endapan sungai dan daerah dengan tanah
rawa, sedangkan jambi kota terdiri atas dataran rendah, perbukitan, hutan tanah
kosong, dan hanya sebagian kecil daerah rawa.7Daerah seberang kota jambi
berperan sebagai pusat konsentrasi penduduk asli atau orang Melayu Jambi dan
penduduk pendatang seperti Jawa, Minangkabau, Banjar, serta warga keturunan
Arab, India dan Cina, sedangkan Jambi kota lebih berperan sebagai pusat
pemerintahan, pusat perekonomian, dan pusat aktifitas sosial penduduk.
Meskipun menurut catatan sejarah, Kota Jambi jauh sebelum itu sudah
berdiri dikutip dari: Tiongkok menyebutkan bahwa Maharaja Swarabhumi dari
abad ke IX bersama Chan Phi. Chan Phi adalah istilah dialeg tiongkok untuk
Jambi. Legenda Angso Duo dalam kisah tanah pilih ini kemudian berkembang
menjadi tempat istana raja. Pada masa colonial tepatnya tahun 1858 Istana Tanah
pilih oleh Sultan Thaha dibumihanguskan sendiri sebelum sultan memindahkan
pusat perlawanan ke kawasan tabir isatana kesultanan Jambi tersebut dikuasai
oleh Belanda dan dijadikan markas Belanda. Saat ini lokasi Tanah Pilih itu adalah
lokasi Masjid Agung Al Falah yang juga dikenal sebagai Masjid Seribu Tiang.
Hari jadinya kota jambi ditetapkan sesuai peraturan daerah (perda) kota
jambi no.16 tahun 1985 yang disyahkan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Jambi
dengan Surat Keputusan no. 156 tahun 1986, bahwa hari jadi pemerintah kota
jambi adalah tanggal 17 mei 1946, dengan alasan bahwa terbentuknya
pemerintahan Kota Jambi sebelum disebut Kotamadya sebelum kemudian
menjadi Kota saja, adalah tanggal 17 mei 1946 dengan Ketetapan Gubernur
Sumatera No.103 tahun 1946, yang diperkuat dengan uu no.9 tahun 1956. Kota
Jambi resmi menjadi Ibukota Provinsi Jambi pada tanggal 6 januari 1967
berdasarkan UU no.61 tahun 1958.8
6Sungai Batanghari adalahsungaiterpanjang di Pulau Sumatera (+ 800 km),
bersumbermata air di bukitBarisan; lohat di KelurahanPenerangan, Repulik Indonesia;
Provinsi Sumatera Tengaj(Bukit Tinggi tanpa penerbit 7MonografiKawasanseberang Kota Jambi, biro pusat statistic Kota Jambi, 1995
9
Kota Jambi sendiri dibentuk berdasarkan UU No. 7 Tahun 1956 dan UU
No. 58 Tahun 1985, dengan 6 daerah kecamatan. Selanjutnya berdasarkan PP
No.6 tahun 1986 dibentuk lagi 2 kecamatan bru. Oleh karena itu, Kota Jambi
secara administrativ terdiri atas 8 kecamatan di Kota Jambi bertambah sehingga
menjadi 62 kelurahan dan tidak ada lagi yang berstatus desa, lihat table 2.2
berikut:
Tabel 2.2
Willayah Administratif Kota Jambi
No Kecamatan Kelurahan
1. Jambi Pasar Beringin, Sungai Asam, Orangkayo Hitam, Pasar
Jambi
2. Jambi Timur Sulanjana, Budiman, Talang Banjar, Payo Selincah,
Tanjung Sari, Tanjung Pinang, Rajawali, Kasang
Jaya, Kasang Sijenjang.
3. Jambi Selatan Pal Merah, Talang Bakung, Pasir Putih, Wijaya
Pura, Pakuan Baru, Tambak Sari, Thehok, Lingkar
Selatan, Eka Jaya.
4 Telanaipura Penyengat Rendah, Simpang IV Sipin, Murni,
Legok, Buluran, Teluk Kenali, Pematang Sulur.
5. Kota Baru Kenali Besar, Rawa Sari, Simpang III Sipin, Suka
Karya, Kenali Asam Atas, Kenali Asam Bawah,
Paal Lima, Bagan Pete, Belitung Patah, Mayang
Mangurai, kebun Handil, Jelutung, payo Lebar,
Lebak Bandung
6. Jelutung Cempaka Putih, Talang Jauh, Handil Jaya,
Kampung Tengah, Jelmu, Mudung Laut, Arab
Melayu, Tahtul Yaman, Tanjung Johor
7
.
Pelayangan Tanjung Raden, Olak Kemang, Pasir Panjang,
Tanjung Pasir, Ulu Gedong
Sumber: Refleksi 50 Tahun Pembangunan Provinsi Jambi, Jambi:
Bappeda Provinsi Jambi Bekerjasama dengan Biro Pusat Statistik Provinsi Jambi,
1958.
10
Jika dihubungkan dengan penelitian Museum Perjuangan Rakyat Jambi, maka
museum ini terletak di Kelurahan Murni kecamatan Telanaipura. Secara geomorfologis Kota
Jambi terletak di bagian Barat cekungan Sumatera bagian Selatan yang disebut sub-
cekungan Jambi, yang merupakan daerah rendah di Sumatera Timur. Dari topografinya, Kota
Jambi relatif datar dengan ketinggian 0-60 m di atas permukaan laut. Bagian bergelombang
terdapat di Utara dan Selatan Kota, sedangkan daerah rawa terdapat disekitaran aliran
Batanghari, yang merupakan sungai terpanjang di pulau Sumatera dengan panjang
keseluruhan lebih kurang 1.700 km (11 km yang berada di wilayah Kota Jambi dengan lebar
sungai 500 m), sungai ini berhulu pada Danau Kembar Solok Selatan di Provinsi Sumatera
Barat dan bermuara di Pesisir Timur Sumatera pada kawasan Selat Berhala.
Kota Jambi Beriklim tropis dengan suhu rata-rata minimum berkisaran antara 22,1-
23,3C, dan suhu maksimum antara 30,8-32,6C, dengan kelembaban udara berkisaran antara
82-87 %. Sementara curah hujan terjadi sepanjang tahun sekitar 2.296,1 mm/tahun (rata-rata
191,34 mm/bulan) dengan musim penghujan terjadi antara Oktober-Maret dengan rata-rata
20 hari hujan/bulan, sedangkan musim kemarau terjadi antara April-September dengan rata-
rata 16 hari hujan.
B. Keberadaan Museum-Museum
Museum pertama yang berada di Provinsi Jambi adalah Museum Negri yang sekarang
bernama Museum Siginjai, yang status pengelolaanya milik Pemerintah Provinsi Jambi.
Museum Negeri Jambi diresmikan pada tanggal 6 Juni 1988 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Bapak Prof.DR. Fuad Hassan. Peresmian ditandai dengan penandatangani
prasasti, maka Museum Negeri Jambi telah dapat dikunjungi oleh para pelajar, siswa dan
mahasiswa serta masyarakat dan peneliti. Benda-benda warisan budaya yang terhimpun di
Museum Negeri Jambi merupakan warisan budaya yang mempunyai nilai-nilai luhur yang
mencerminkan kehidupan masyarakat Provinsi Jambi pada masa lalu. Musuem ini disebut
juga museum umum, karena museum ini menyimpan, merawat dan memamerkan koleksinya
yang bersifat umum/menyeluruh, seperti sejarah alam, flora dan fauna, serta sejarah peralatan
dan perkembangan peralatan manusia.
Sementara itu, disamping museum umum atau museum negeri provinsi yang sekarang
namanya museum siginjai, di provinsi Jambi berdiri lagi sebuah museum khusus yaitu
Museum Perjuangan Rakyat Jambi, Status pengelolaan milik Pemerintah Provinsi Jambi dan
keberadaan museum merupakan ide dari para pejuang-pejuang rakyat jambi (legiun veteran)
11
yang menyampaikan kepada gubernur Jambi bapak hj. Abdulrahman Sayoeti yang menjabat
sebagai gubernur dan kemudian menanggapi usulan tersebut untuk mendirikan sebuah
museum khusus. Dan secara simbolis diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, H.M.
Soeharto pada tanggal 10 Juli 1997. yang koleksi ya berkenaaan dengan kelengkapan
peralatan yang dipergunakan oleh para pejuang untuk dipamerkan dalam sebuah gedung
museum dalam tujuan menyampaikan sejarah perjuangan rakyat jambi kepada masyarakat
dan generasi penerus.
Pada Tahun 2012 berdirilah Museum Gentala Arasy, status pengelolaanya sendiri
milik Pemerintah Provinsi Jambi. Museum ini berada di pinggir sungai batanghari dan untuk
menuju kesana rakyat Kota Jambi harus berjalan melalui jembatan gentala yang merupakan
maskot Kota Jambi, Gentala Arasy sendiri adalah singkatan dari genta dan tala yang artinya
lonceng dan penyelaras serta arasy merupakan tempat tertinggi Allah SWT, dan juga
merupakan sebagai persembahan kehormatan untuk mantan Gubernur Jambi Abdulrahman
Sayoeti.
Museum Gentala Arasy ini merupakan museum khusus. Museum ini merupakan
proyek dari masa pemerintahan Hasan Basri Agus, dan diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf
Kalla pada tanggal 28 Maret 2015. Gentala Arasy tadinya hanya menara saja, namun
belakangan diubah agar tidak lagi cuma menara dan bisa memberikan informasi bermanfaat
bagi pengunjungnya. Makanya kemudian dibuat jadi Museum Gentala Arasy yang berisikan
awal mula kedatangan Islam di Jambi dan benda-benda hasil koleksi sejarah Islam di Jambi.
Koleksi yang ada di Museum Gentala Arasy datang dari seluruh Jambi dan merupakan
pemberian dari ulama-ulama.
12
BAB III
MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAMBI
A. Latar Historis
Pendirian museum adalah atas prakarsa dewan harian daerah angkatan 45 (DHD 45)
bersama pemerintah Daerah Provinsi Jambi sebagai wujud pentingnya bangunan sebagai
monumen dalam mengenang sejarah perjuangan rakyat jambi semasa pergerakan nasional
dan kemerdekaan indonesia. Proses pembangunan museum ditandai dengan peletakan batu
pertama oleh ketua legiun veteran republik indonesia, letjen. Achmad thahir pada tanggal 6
juni 1993. Bersama pada saat itu Gubernur Jambi Drs. H. Abdurrahman Sayoeti dalam
sambutanya mengatakan pembangunan museum perjuangan ini didasarkan pada cita-cita
untuk melestarikan nilai-nilai perjuangan rakyat Jambi dalam merebut, mempertahankan
demi menegakkan kemerdekaan RI.
Perencanaanya ditangani oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi
Bandung (LPM-ITB) dengan bentuk bangunan perpaduan antara gaya rumah tradisional
jambi dan arsitektur modern. Terdiri dari tiga lantai sebagai ruang pameran temporal.
Bangunanya sendiri seluas lebih kurang 1.365 dengan menempati lahan seluas 10.000m. 9
Sejarah mencatat bahwa tanah lokasi untuk pembangunan Museum Perjuangan
Rakyat Jambi ini sebelumnya merupakan sebuah lapangan bernama lapangan Benteng seluas
8.797.80 M2 terdiri dari 1 unit gedung museum dan 1 unit rumah jaga. Tempat ini pernah
dijadikan sebagai tempat berorasinya Angkatan 66 Jambi, juga tempat upacara hari-hari
nasional dan sebagai sarana berolahraga yang bagi anak-anak lapangan digunakan mereka
untuk bermain bola dan lainnya.
Museum perjuangan rakyat jambi secara simbolis diresmikan oleh presiden republik
indonesia, soeharto pada tanggal 10 juli 1997 bersamaan dengan pembukaan MTQ Nasional
ke xviii. Dengan berlakunya UU No.22 tentang otonomi daerah, maka Museum Perjuangan
Rakyat Jambi termasuk salah satu unit pelaksanaan teknis Daerah (UPTD) Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi sesuai Perda No.5 tahun 2002.
Badan (UPTD) pada Badan Daerah Provinsi Jambi disebutkan bahwa Museum
Perjuangan Rakyat Jambi adalah museum yang khusus mempunyai tugas melaksanakan
sebagian kewenangan tugas teknis tertentu yang diberikan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dalam bidang pengumpulan, penyimpanan, perawatan / pelestarian, Penelitian Koleksi dan
9 Ririn Utami,Dewi. 2017 . Peranan Koleksi Museum Perjuangan Rakyat Jambi Sebagai Alat
Peraga Pelajaran Sejarah. Skripsi. Jambi: FKIP Universitas Batanghari hlm.35
12
13
Penerbitan Hasilnya, penyajian serta Publikasi, Bimbingan Edukatif Kultural benda sejarah
masa Perjuangan Rakyat Jambi sebelum kemerdekaan, dan pengisian kemerdekaan Indonesia
yang bersifat Lokal dan Regional (Provinsi).
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Museum Perjuangan
Rakyat Jambi mempunyai fungsi :
1. Pengumpulan, penyimpanan, perawatan, pengawetan, dan penyajian benda-benda yang
mempunyai nilai sejarah dan Kejuangan Rakyat Jambi
2. Pengumpulan dan penyebarluasan hasil penelitian benda-benda yang mempunyai nilai
sejarah dan Kejuangan Rakyat Jambi
3. Pembimbingan edukatif dan penyajian rekreatif benda koleksi yang mempunyai nilai
sejarah dan Kejuangan Rakyat Jambi
4. Pelaksanaan perpustakaan dan pendokumentasian ilmiah
5. Pelaksana urusan Tata Usaha
Kegiatan meningkatkan fungsi Museum Perjuangan Rakyat Jambi dilaksanakan
adalah berdasarkan landasan pokok yaitu peraturan pendirian intitusi ini sendiri Peraturan
Daerah Provinsi Jambi Nomor 15 Tahun 2002 tentang UPTD dinas-dinas Provinsi Jambi.
Untuk poperasional diatur pula oleh Peraturan Gubernur Jambi Nomor 306 tahun 2004
tentang tugas pokok dan fungsi museum ini.
- Dasar Hukum
Pembentukan UPTD Museum Perjuangan Rakyat Jambi didasarkan landasan hukum
sebagai berikut :
1. Undang – Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
2. Undang – Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
3. Undang – Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Daerah
4. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 38 Tahun 2017 tentang Pembagian
Urusan Pemnerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten / Kota
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan
Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum
7. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No.
42 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelestarian Kebudayaan
14
8. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.PM07/H.001/MPEK/2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Peraturan Daerah Provinsi Jambi No. 14 Tahun 2008
B. Status dan Manajemen Pengelolaan
Status Museum Perjuangan Rakyat Jambi adalah museum Provinsi dan Pemilik yaitu
Pemerintah Provinsi Jambi. Didalam Penyelenggaraan manajemen pengelolaan museum
hendaknya dikaitkan dengan kebijakan pengelolaan museum baik dalam bidang administrasi
maupun teknis. Kebijakan pengelolaan museum meliputi pengembangan:
1.Visi,misi dan program
2 .Tenaga dan organisasi pengelola
3. Sumber dana
4. Sarana dan prasarana
5. Standar dan prosedur (koleksi dan pelayanan pengunjung)
1. Visi dan Misi Museum Perjuangan
- Visi
Terwujudnya peran museum sebagai wadah pelestarian nilai kejuangan rakyat Jambi
dalam membangkitkan rasa nasionalisme.
- Misi
a. Menjadikan Museum Perjuangan Rakyat Jambi sebagai lembaga studi ilmiah, pendidikan,
rekreasi budaya dan sejarah, melestarikan nilai-nilai luhur budaya dan sejarah bangsa
melalui koleksi museum dalam upaya memperkokoh jatidiri serta persatuan dan kesatuan.
b. Pengumpulan, penyimpanan perawatan dan penyajian benda yang mempunyai nilai sejarah
kejuangan rakyat Jambi. Presiden ri ke 2 jendral besar h.m. soeharto dalam berita 1997
c. pengenalan dan menyebarluaskan informasi benda-benda yang mempunyai nilai sejarah
kejuangan rakyat Jambi
d. Pendokumentasian dan penelitian sejarah perjuangan rakyat Jambi
e. Bimbingan edukatif kultural dan penyajian benda koleksi yang mempunyai nilai kejuangan
rakyat Jambi
f. Pemanfaatan museum sebagai lembaga non formal
g. Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap museum
h. Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Tenaga dan Organisasi Pengelola
15
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan Museum adalah faktor organisasi.
Setiap museum sebaiknya mempunyai struktur organisasi yang mencerminkan tugas dan
fungsi museum, adapun struktur organisasi yang umum yang dimiliki oleh Museum
Perjuangan Rakyat Jambi, antara lain:
1.Kepala
Tugas
Dalam Lampiran IX Peraturan Gubernur Jambi No. 15 Tahun 2015 tentang uraian
Jabatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi disebutkan bahwa tugas
kepala UPTD Museum Perjuangan Rakyat Jambi adalah memimpin, merencanakan Program
Kegiatan Tata Usaha, Pengelolaan Koleksi, serta Bimbingan dan Publikasi, serta
mengkoordinasikan kegiatan seluruh bidang dan pelaksanaan pelayanan teknis dan
administratif sesuai peraturan perundang-undangan untuk mendukung tugas pokok Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi.
Fungsi
1). Penyusunan rencana dan program kerja Museum Perjungan Rakyat Jambi
2). Penentu kebijakan dan mengambil keputusan dalam pemecahan masalah yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan tugas operasional sehari-hari.
3). Pembagi, pengatur hubungan kerja dan pengkoordinasi pelaksanaan tugas kepala Sub
Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional sesuai dengan
bidang masing-masing.
4). Penilai hasil pekerjaan tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha, seksi dan kelompok
jabatan fungsional.
5). Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan, pembuat dan penyampaian laporan berkala dan
insidentil kepada Kepala Dinas dan tembusan kepala instansi terkait.
6). Pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.
2.Kasubbag Tata Usaha
Tugas
Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kasubbag Tata Usaha dan bertanggung jawab
kepada Kepala Museum Perjuangan Rakyat Jambi yang bertugas memimpin dan
merencanakan kegiatan Sub bagian Tata Usaha pelaksanaan teknis dan administratif sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan untuk mendukung tugas UPTD Museum Perjuangan
Rakyat Jambi agar berjalan lancar.
Fungsi
16
1). Melaksanakan urusan kepegawaian.
2). Melaksanakan urusan keuangan.
3). Melaksanakan urusan perlengkapan.
4).Melaksanakan urusan rumah tangga, termasuk urusan kebersihan, ketertiban dan
keamanan
5).Membuat dan menyampaikan laporan Sub Bagian Tata Usaha, serta menyiapkan konsep
laporan Museum Negri tepat pada waktunya
6).Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Museum Negri Jambi.
3. Kasi Pengelolaan Koleksi
Tugas
Pengelolaan koleksi dipimpin oleh seorang Kasi Pengelolaan Koleksi dan
bertanggung jawab kepada Kepala Museum Perjuangan Rakyat Jambi yang bertugas
memimpin dan merencanakan kegiatan Seksi Pengelolaan dengan Peraturan Perundang-
undangan untuk mendukung tugas pokok UPTD Museum Perjuangan Rakyat Jambi agar
berjalan lancar.
Fungsi
1) Melaksanakan survey pengadaan koleksi
2) Melaksanakan pengadaan koleksi.
3) Melaksanakan penelitian koleksi.
4) Pelaksanaan konservasi koleksi.
5) Pelaksanaan fumigasi koleksi.
6) Pelaksanaan restorasi koleksi.
7) Pelaksanaan pengendalian kelembaban udara di lingkungan tempat koleksi
8) Pelaksanaan pembuatan replikasi / reproduksi koleksi.
9) Pelaksanaan perawatan / pelestarian tata ruang dan perlengkapan pameran tetap.
10) Melaksanakan inventarisasi dan reinventarisasi koleksi.
11) Melaksanakan katalogisasi dan rakatalogisasi koleksi.
12) Melaksanakan penyusunan sumber data koleksi.
13) Melaksanakan dokumentasi koleksi dalam bentuk tulisan, audio, visual dan audio
visual
14) Melaksanakan penyusunan naskah petunjuk koleksi
15) Melaksanakan penyusunan naskah buku tentang koleksi
16) Melaksanakan penelitian koleksi
17) Melaksanakan study perbandingan koleksi / museum.
17
18) Membuat dan menyampaikan laporan berkala dan insidentil kepada atasan tepat
pada waktunya.
19) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Museum Perjuangan
Rakyat Jambi.
4. Kasi Bimbingan dan Publikasi
Tugas
Bimbingan dan publikasi dipimpin oleh seorang Kasi Bimbingan dan Publikasi dan
bertanggung jawab kepada Kepala Museum Perjuangan Rakyat Jambi yang bertugas
melaksanakan kegiatan teknis / fungsional permuseuman di bidang Bimbingan dan Publikasi.
Fungsi
1) Membuat rencana dan program kerja seksi bimbingan dan publikasi.
2) Melaksanakan demonstrasi / peragaan untuk siswa.
3) Melaksanakan penyusunan juklak kegiatan bimbingan dan publikasi.
4) Penyelenggara pameran tetap.
Tingkat pendidikan pegawai Museum Perjuangan Rakyat Jambi bervariasi dari
Sekolah Dasar hingga Magister (S2). Berikut Struktur Organisasi Museum Perjuangan
Rakyat Jambi dari tahun 2004-2015 :
18
Struktur Organisasi Tahun 2004
Kepala Museum
Drs. Ujang Hariadi
Ka. Subag TU
Drs. Julalen Hamidi
Kasi Pengelola data
dan Koleksi
Dra. Helmiyeti
Staf
1. Hamdani
2. Hasiholan, S.Pd
Konservasi dan
Publikasi
Drs. Erpan
Staf
1. Sunarto
Kasi
Edukasi
Dra. Evelina Pardede
Staff
1. Naspin Ratiman
2. Sunarto
Tata Usaha
1. Deswandi
2. M.Amin
Kebersihan
1. Azizah
2. Rozali
Satpam
1. Satirbi Darwis
2. Kartimun
3. Baharuddin
4. Haris
19
Struktur Organisasi Tahun 2005
Kepala Museum
Drs. Ujang Hariadi
Ka. Subag TU
Drs. Julalen Hamidi
Kasi Pengelola data
dan Koleksi
Dra. Helmiyeti
Staf
1. Hamdani
2. Hasiholan, S.Pd
Konservasi dan
Publikasi
Drs. Erpan
Staf
1. Sunarto
2. Naspin Rahman
Kasi
Edukasi
Dra. Evelina Pardede
Staff
1. Naspin Rahman
2. Sunarto
Tata Usaha
1. Popi Arisandi
2. Huri Handayani, SE
3. Mustopa
4. M.Amin
Kebersihan
1. Azizah
2. Rozali
3. Nurhayati
Satpam
1. Satirbi Darwis
2. Haris
3. Baharuddin
4. Kartimun
20
Struktur Organisasi Tahun 2006
Kepala Museum
Drs. Ujang Hariadi
Ka. Subag TU
Drs. Julalen Hamidi
Kasi Pengelola data
dan Koleksi
Dra. Helmiyeti
Staf
1. Hamdani
2. Hasiholan, S.Pd
Konservasi dan
Publikasi
Drs. Erpan
Staf
1. Sunarto
2. Naspin Rahman
3. Yulhandri
Kasi
Edukasi
Dra. Evelina Pardede
Staff
1. Naspin Rahman
2. Sunarto
Tata Usaha
1. Popi Arisandi
2. Huri Handayani
3. Mustopa
4. M.Amin
Kebersihan
1. Azizah
2. Rozali
3. Nurhayati
Satpam
1. Satirbi Darwis
2. Kartimun
3. Baharuddin
4. Sukirman
21
Struktur Organisasi Tahun 2008
Kepala Museum
Wijaya, SH
Ka. Subag TU
Drs. Julalen Hamidi
Kasi Pengelola data
dan Koleksi
Dra. Helmiyeti
Staf
1. Hamdani
2. Hasiholan, S.Pd
3. Drs. Budi Prihatna, M.Hum
Konservasi dan
Publikasi
Drs. Erpan
Staf
1. Sunarto
2. Suwarso
3. Yulhandri
Tata Usaha
1. Popi Arisandi
2. Huri Handayani, SE
3. Elvira
4. M.Amin
Kebersihan
1. Azizah
2. Rozali
3. Nurhayati
Satpam
1. Satirbi Darwis
2. Kartimun
3. Baharuddin
4. Sukirman
22
Struktur Organisasi Tahun 2008
Kepala Museum
Wijaya, SH
Ka. Subag TU
Drs. Julalen Hamidi
Kasi Pengelola data
dan Koleksi
Dra. Helmiyeti
Staf
1. Hamdani
2. Hasiholan, S.Pd
3. Drs. Budi Prihatna, M.Hum
Konservasi dan
Publikasi
Drs. Erpan
Staf
1. Sunarto
2. Suwarso
3. Yulhandri
Tata Usaha
1. Popi Arisandi
2. Huri Handayani, SE
3. Elvira
4. M.Amin
Kebersihan
1. Azizah
2. Rozali
3. Nurhayati
Satpam
1. Satirbi Darwis
2. Kartimun
3. Baharuddin
4. Sukirman
23
Struktur Organisasi Tahun 2011
Kepala Museum
Drs. Mhd. Erman
Ka. Subag TU
Drs. Julalen Hamidi
Kasi Pengelola data
dan Koleksi
Dra. Helmiyeti
Staf
1. Hamdani
2. Hasiholan, S.Pd
3. Drs. Budi Prihatna, M.Hum
Konservasi dan
Publikasi
Drs. Erpan
Staf
1. Sunarto
2. Suwarso
3. Yulhandri
Tata Usaha
1. Popi Arisandi
2. Huri Handayani, SE
3. Elvira
4. M.Amin
Kebersihan
1. Azizah
2. Rozali
3. Nurhayati
4. Cecep Saman
Satpam
1. Satirbi Darwis
2. Kartimun
3. Baharuddin
4. Sukirman
24
Struktur Organisasi Tahun 2013
Kepala Museum
H. Suhaimi, A. SH
Ka. Subag TU
Drs. Julalen Hamidi
Kasi Pengelola data
dan Koleksi
Dra. Helmiyeti
Staf
1. Tanti Krisnawati, A.Md
2. Hasiholan, S.Pd
3. Drs. Budi Prihatna, M.Hum
Konservasi dan
Publikasi
Drs. Erpan
Staf
1. Sunarto
2. Suwarso
3. Yulhandri
Tata Usaha
1. Popi Arisandi
2. Huri Handayani, SE
3. Elvira
Kebersihan
1. Azizah
2. Rozali
3. Nurhayati
Satpam
1. Satirbi Darwis
2. Kartimun
3. Baharuddin
4. Sukirman
25
Struktur Organisasi Tahun 2014
Kepala Museum
H. Suhaimi, A. SH
Ka. Subag TU
Drs. Julalen Hamidi
Kasi Pengelola
Koleksi
Dra. Helmiyeti
Staf
1. Tanti Krisnawati, A.Md
2. Hasiholan, S.Pd
3. Fidra Hastomi
4. Drs. Budi Prihatna, M.Hum
Bimbingan dan
Publikasi
Drs. Erpan
Staf
1. Sunarto
2. Suwarso
3. Yulhandri
4. Pramudya Kusuma, SE
5. Mhd. Indra Gunawan, S.Pd
6. A. Taupik
Tata Usaha
1. Huri Handayani, SE
2. Elvira
Kebersihan
1. Azizah
2. Rozali
3. Nurhayati
4. Cecep Saman
Satpam
1. Satirbi Darwis
2. Kartimun
3. Baharuddin
4. Sukirman
Kepegawaian
1. Popi Arisandi
2. Rizko Akbariansyah
26
Struktur Organisasi Tahun 2015
Kepala Museum
H. Suhaimi, A. SH
Ka. Subag TU
Drs. Julalen Hamidi
Kasi Pengelola
Koleksi
Dra. Helmiyeti
Staf
1. Tanti Krisnawati, A.Md
2. Hasiholan, S.Pd
3. Fidra Hastomi
4. Drs. Budi Prihatna, M.Hum
Bimbingan dan
Publikasi
Drs. Erpan
Staf
1. Sunarto
2. Suwarso
3. Yulhandri
4. Pramudya Kusuma, SE
5. Mhd. Indra Gunawan, S.Pd
6. A. Taupik
Tata Usaha
1. Huri Handayani, SE
2. Elvira
Kebersihan
1. Azizah
2. Rozali
3. Nurhayati
4. Cecep Saman
Satpam
1. Erri Putra P. S.Pd
2. Kartimun
3. Baharuddin
4. Zulkifli Ardi
5. Hariyanto
Kepegawaian
1. Popi Arisandi
2. Rizko Akbariansyah
3. Satirbi Darwis
27
3. Sumber Dana
Anggaran kegiatan Museum Perjuangan Rakyat Jambi bersumber dari anggaran
pemerintah pusat (APBN) dan anggaran Pemerintah Daerah (APBD) yang usulan
anggarannya diajukan setiap tahun sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan museum itu
sendiri.
4. Sarana dan Prasarana
-Sarana:
Sarana Museum selain sarana kantor, juga sarana pameran, sarana pameran di
museum dapat dibedakan atas sarana pokok dan sarana penunjang. Sarana pokok pameran
mutlak diperlukan dalam penataan pameran, karena tanpa sarana tersebut pameran tidak akan
berhasil dalam mencapai tujuannya. Sarana pokok pameran berupa panel, Vitrin ( lemari
panjang), dan pedastal (alas koleksi).
Sarana penunjang merupakan unsur yang melengkapi terwujudnya suatu pameran.
Sesuai dengan fungsinya sebagai penujang, sarana ini selain membuat pengunjung lebih
nyaman, juga pengunjung mudah menikmati sajian koleksi dan mudah memahami informasi
yang disampaikan melalui pameran di museum. Sarana penunjang berupa label, koleksi
penunjang (peta, foto, miniatur, dan patung praga), sarana pengamanan, sarana publikasi,
sarana pengatur cahaya, sarana pengatur warna, sarana pengatur udara, sarana audio visual,
sarana angkutan dalam ruangan, dan dekorasi ruangan (meliputi taman dalam ruang, tempat
sampah, dan tempat duduk).
Sarana pokok yang dimiliki Museum Perjuangan Rakyat Jambi berupa Vitrin, baik
Vitrin dinding maupun Vitrin Tunggal, panil, dan pedastal. Vitrin dinding ini diletakan di
lantai 1 dan 2, sedangkan panil diletakkan di lantai 3. Demikian pula sarana penunjang
dirasakan mencukupi, bahkan publikasi dilakukan tidak hanya melalui bahan cetakan (leaflet/
booklet), juga melalui situs museumperjuanganrakyatjambi.blogspot.com.
Salah satu sarana penunjang yang menjadi daya tarik pengunjung adalah adanya 17
buah diorama / minirama yang mempersentsikan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di
Provinsi Jambi dalam bentuk 3 dimensi berukuran mini.
Semenjak didirikan di tahun 1997, Museum Perjuangan Rakyat Jambi sudah 2 kali
mengadakan revitalisasi museum, yaitu ditahun 2014, 2015, dan direncanakan revitalisasi
28
dilanjutkan di tahun 2017 melalui anggaran APBN. Dalam revitalisasi bukan hanya
perubahan / perbaikan sarana pameran, tetapi juga perubahan / perbaikan alur cerita
(storyline) sejarah Perjuangan Rakyat Jambi yang diawali dari masa sebelum kedatangan
bangsa Eropa ke Jambi, masa Kesultanan Jambi, masa kemerdekaan, masa mempertahankan
kemerdekaan, terbentuknya Provinsi Jambi, hingga masa Jambi membangun. Hal ini juga
merupakan penjelasan dari relief yang terpampang di dinding luar gedung museum dan di
dalam ruang pameran tetap Museum Perjuangan Rakyat Jambi.
Disayangkan revitalisasi tahun 2014 dan 2015 kurang melibatkan pengelola museum,
sehingga hasil revitalisasi tersebut tidak memuaskan, seperti penggunaan kayu lapis yang
kurang tebal atau pembuatan pedastal tidak memperhitungkan besaran koleksi yang hendak
ditata.
Prasarana :
1. Kendaraan roda empat 1 unit
2. Kendaraan roda dua 2 unit
5. Standar dan Prosedur
Guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Museum Perjuangan Rakyat Jambi
dalam mengelola museum maka harus sesuai dengan standar permuseuman, dan untuk
melestarikan benda-benda perjuangan maka diperlukan pengelolaan museum dan
pemeliharaan benda-benda bersejarah di museum agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan
Standar museum tersebut meliputi : dengan efektif dan efisien.
1. Gedung induk, gedung ini digunakan untuk ruang pameran tetap museum yang
menyajikan koleksi-koleksi, replika dan penunjang lain yang mendukung keterangan
masing-masing koleksi yang disajikan.
2. Auditorium, gedung auditorium digunakan untuk pameran khusus / temporer serta
digunakan untuk seminar, ceramah, untuk siswa dan mahasiswa pada kunjungan
rombongan ke Museum Perjuangan Rakyat Jambi.
3. Gudang koleksi, gudang koleksi yang digunakan untuk tempat mengumpul koleksi
sebelum disajikan untuk pameran tetap temporer dan pameran khusus.
4. Gudang atau bengkel konservasi dan preparasi yang digunakan untuk merawat koleksi
yang rusak dan terkena penyakit jamur dirawat secara konservatif dan preventif
29
5. Ruang Administratif, digunakan untuk tempat pengelola museum,
-Prosedur
Prosedur sebuah Museum berupa kunjungan rombongan dan individu, kunjungan
rombongan diharap untuk memberi tau terlebih dahulu melalui surat kunjungan, pemandu
museum pun harus siap mlayani kunjungan.
C. Koleksi-Koleksi Museum
Koleksi museum sebagian besar merupakan benda-benda yang terkait dengan
tinggalan masa perjuangan rakyat Jambi. Benda-benda tersebut dipamerkan di dalam dan
diluar gedung. Pada lantai pertama terbagi dalam dua ruang pamer. Pada sisi kanan berupa
koleksi persenjataan modern semasa perang melawan Penjajah Belanda di Jambi.
Persenjataan tersebut dipergunakan pada perang kemerdekaan tahun 1945-1950, seperti
senapan, pistol vickers, senjata mesin ringan, dan senjata lain. Termasuk jenis persenjataan
modern yang unik adalah senjata rakitan tangan atau kecepek yang dipergunakan oleh Kompi
II Batalyon Cindur Mato pada tahun 1948. Ada juga senjata seperti pistol dan senapan
rampasan dari Pasukan Belanda. Di lantai 1 Pada sisi kiri pengunjung, dapat dilihat peralatan
senjata tradisional seperti keris, pedang, badik, tombak, pakaian perang, ikat kepala, alat
komunikasi dan perlengkapan perang bersifat religius yang dipergunakan melawan pasukan
kolonial. Diantaranya yang dipakai oleh Khatib Mat Suruh dari Kerinci dan laskar Barisan
Selempang Merah dari Tanjung Jabung.
Di halaman museum terdapat Replika Pesawat Catalina 005 yang banyak berjasa bagi
kemerdekaan rakyat Jambi, terdapat juga mesin bubut senjata, dan koleksi relief sejarah
Jambi.
30
31
32
-Koleksi Lantai 1
Ket: Senjata tradisional ini merupakan peninggalan dari rakyat Kuala Tungkal yang
sebagian besar menamakan diri sebagai pasukan Hizbullah Selampang Merah, yang
berazaskan amalan syariat Islam dengan menyebut “ Ya zaljalaaliwal ikrom”. Pada 7
Februari 1949, front Rimba dibawah pimpinan Panglima Abdul bersama 41 pasukan
Selempang Merah, peninggalan berupa alqur’an Stambul, keris, selempang merah, kampilan,
Baju Rajah, dan Pedang.
A. Baju Rajah : Baju sejenis rompi ini bertuliskan rajah
(sekumpulan huruf-huruf) mempunyai hikmah yang
mengandung kekuatan dan kekebalan. Baju Rajah ini
dimiliki oleh Ibrahim Abdul Gani, beliau seorang Panglima
Selempang Merah. Baju ini pernah dipakai saat
menghadapi serangan tentara Belanda di desa Parit Deli
B. Kampilan : Pedang ini dimiliki oleh suku Melayu
bagian Timur Jambi. Gagang terbuat dari kayu di bentuk
menyerupai kepala naga dan dilengkapi dengan rumbai.
Pedang ini digunakan oleh pasukan Selampang Merah
dalam menghadapi tentara Belanda di Kuala Tungkal pada
masa perang kemerdekaan RI tahun 1949.
33
C. Keris : Keris salah satu senjata tradisional yang
digunakan untuk menghadapi serangan Agresi tentara
Belanda II tahun 1949 oleh Panglima Selempang Merah
Ibrahim Abdul Gani Ahmad di Desa Parit Deli Kuala
Tungkal
D.Selempang Merah : Kain berwarna merah ini
merupakan benda pengenal dari pelengkap Laskar
Selempang Merah, pada permukaan kain
E. Al qur’an Stambul : Al Qur’an ini merupakan salah
satu perlengkapan religi dan dipakai oleh Pasukan
Selempang Merah guna untuk menambah
amalan/keyakinan sesuai dengan ajaran Islam
34
Ket : Perjuangan yang dilakukan rakyat Kerinci menghadapi agresi militer Belanda
penuh semangat patriotisme dan berkeyakinan bila gugur dimedan perang adalah mati syahid.
Pada 27 April 1949 didusun Debai, lima orang diantaranya : Mat Suruh (Qadi Masjid),
Mukhtar (Bilal Masjid), Mat Gedung, wakat dan wahab (Pegawai Masjid) dengan
bersenjatakan pedang, klewang, keris, tombak dan sebagainya, serta pekikkan “Allah Akbar”,
mereka melakukan “Fisabilillah“ terhadap Belanda selama satu jam. Karena kekuatan tak
berimbang, mereka gugur menjadi syuhada.
Jubah : Jubah merupakan pakaian kebesaran bernuansa
muslim, biasanya pakaian ini dipakai oleh pemuka agama
selaku pejuang, Jubah ini pernah dipakai oleh Khatib Mat
Suruh dalam pertempurannya melawan Belanda di Desa
Debai Kerinci tahun 1949.
Pedang : Dalam menghadapi kedatangan tentara Belanda
di Debai Kabupaten Kerinci pada tahun 1949 disambut
oleh para ulama lengkap dengan membawa peralatan /
senjata tradisional seperti Keris, Pedang, Pedang Panjang,
dan lain-lain menyerang langsung iringan tentara Belanda
sambil meneriakkan kalimat Allahuakbar.
Ket : Perlengkapan militer ini merupakan peninggalan dari tentara Jepang. Ada yang
direbut oleh pribumi dan bahkan didaerah lain di Jambi tentara Jepang dengan sukarela
35
menyerahkan kekuasaanya. Kekalahan Jepang dari sekutu dalam Perang Asia Timur Raya
membukan pintu kemerdekaan Indonesia yang menjadi cita-cita pergerakan nasional
Indonesia. Terdapat beberapa senjata seperti pistol, senapan, pedang samurai dan beberapa
atribut tentara seperti helm dan uang zaman penjajahan Jepang.
Helm (M-1932) : Helm ini merupakan tinggalan tentara Jepang
dan di rancang oleh tentara ke Kaisaran Jepang.
Senapan Simpaci : Senapan Simpaci ini dikenal dengan
Senapan Arisaka 99 yang digunakan secara luas oleh
tentara Jepang Sebagai Senapan Standar. Dirancang oleh
Kolonel Arisaka Nariakira.
Replika Uang Kertas 10 Rupiah : Berlaku pada masa
pendudukan Jepang. Berasal dari Kota Jambi.
Uang Kertas Dejapansche Begeering Tien Gulden :
Pada sisi kiri terdapat uang kertas dengan seri SL
berbahasa Belanda merupakan uang pertama beredar tahun
1942. Uang Kertas Dai Nippon Teikoku Seihu : Uang
kertas ini bernilai Lima Rupiah berseri SM merupakan
emisi ketiga yang diterbitkan tahun 1943, emisi pertama
berbahasa Belanda tahun 1942, emisi kedua dengan tulisan
Dai Nippon belum sempat beredar.
36
Senjata Lintas Lengkung Mortir Terkidento : Termasuk
jenis pelontar Granat Tipe 89 (Hachikyu-shiki Jutekidanto)
dikenal sebagai mortal lutut, sebuah pelontar Granat Jepang
atau mortar cahaya yang pernah digunakan dalam. Mortar
ini diperkenalkan pada tahun 1929 dan pernah digunakan
Jepang
Pistol Nambi (Kaliber 2) : Pistol ini diproduksi oleh
perusahaan Jepang, pistol ini dirancang oleh Letnan Jendral
Pedang Samurai : Pedang ini merupakan perlengkapan
militer Jepang
37
Ket : Sebagian besar koleksi berasal dari rampasan perang ketika melawan penjajahan
Belanda yang terjadi di berbagai daerah di Jambi, terdapat seperti pistol, pedang dan senjata
tusuk. Ada juga beberapa peninggalan petani karet seperti wadah getah, pisau karet, oerips,
coupon penukaran, dan kupon karet.
Senjata Tusuk : Senjata ini pernah dilakukan masyarakat
sebagai senjata tradisioanal dalam menghadapi
penjajahan Belanda khususnya di Desa Tanjung Tanah
Kerinci pada awal abad ke 90
Pedang Eropa : Pedang ini diperoleh hasil rampasan
pejuang Jambi dari penjajah. Pistol : Pistol ini biasanya
dipakai oleh Perwira Militer dan Penguasa Belanda
Coupon Penukaran : Pada tahun 1947 pemerintah
keresidenan Jambi menerbitkan uang kertas pecahan kecil
mulai dari Rp. ½, Rp.2 ⁄ , Rp. 5 dan Rp. 10 uang ini
dikeluarkan untuk mengatasi kelancaran perekonomian
rakyat.
Oerips : adalah sejenis uang kertas yang berperan sebagai
alat pembayaran yang sah diwilayah Provinsi Sumatera.
Uang ini dikeluarkan berdasar maklumat Gubernur
Sumatera MR. Tengku Muhammad Hasan pada tahun
1947.
38
Kupon Karet : dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda tahun
1937 di Jambi, merupakan izin produksi yang berisikan tentang
jumlah hasil karet dan sekaligus diberikan hak kepada pemilik
kupon untuk dapat mengekspor karetnya ke luar negri.
Wadah Getah Karet : Berasal dari Kabupaten Muaro Jambi
Wadah Getah Karet : Berasal dari Kabupaten Muaro
Jambi
Pisau Karet : Berasal dari Kabupaten Muaro Jambi
Uang Kertas Gulden : Berlaku masa Hindia-Belanda
39
Ket : Barang-barang Peninggalan ini berasal dari masa Kesultanan Jambi, sebelum
dikeluarkannya Staatsblad tahun 1906 No. 187 dan no 259 pada 1 Februari 1906, maka
Kesultanan Jambi dihapuskan dan Jambi dijadikan daerah Residensi dibawah pemerintahan
Hindia-Belanda dengan residennya O.I..Helfrich. beberapa peninggalan seperti Keris,
Replika Parang Kelewang, Parang Tetak, Uang Logam dan Stempel.
Keris : Benda ini biasa dipakai oleh kaum bangsawan
sebagai simbol kepemimpinan dalam pemerintahan
Kesultanan Jambi.
Replika Parang (Kelewang) : Parang ini salah satu tinggalan
Pusaka Kesultanan Jambi dan pernah dipakai oleh pengawal
Raja. Bagian bilah diberi ukuran motif flora. Parang Tetak:
Pada bagian ujung benda ini menyerupai empat persegi
(Melebar) bentuk keseluruhan agak melengkung, bagian pangkal
dilapisi perak yang diberi motif bergerigi. Bagian gagang
dilapisi dengan perak diberi hiasan motif flora.
Uang Logam : Uang ini beredar pada masa kesultanan
Jambi sebagai alat tukar yang sah. Pada permukaan uang
ini tertera gambar ayam dan tulisan Arab Melayu Satu
Kepeng. Stempel : Stempel ini pernah dipakai oleh Said
40
Idrus bin Hasan Al-Jufri, beliau salah seorang Dewan Politik dalam Kesultanan Jambi.
Ket: Dalam struktur Pemerintahan Kesultanan Jambi, kesultanan dipimpin oleh
seorang Sultan yang dibantu Pangeran Ratu (Putra Mahkota). Dalam struktur pemerintahan
ini, perintah-perintah Sultan disampaikan kepada “Patih Dalam” untuk dilanjutkan ke “Patih
Luar”. Oleh Patih Luar perintah tersebut disampaikan kepada masing-masing anggota
kerajaan XII (Bangsa XII) dan kepala batin melalui jenang atau tumenggung. Pangeran ratu
mengepalai Rapat XII, yaitu badan pemerintahan kesultanan yang terdiri Kerapatan Patih
dalam dan Kerapatan Patih Luar.
Kerapatan Patih Dalam merupakan majelis kerajaan yang dipimpin langsung oleh
Pangeran Ratu, sedangkan Kerapatan Patih Luar dipimpin oleh seorang Pangeran tertua yang
bergelar Pangeran Diponogoro. Selain itu, terdapat pula “Dewan Kalbu” yang anggotanya
terdiri dari HuluBalang, Ulama, Tuo Tengganai dan Cerdik Pandai. Dewan ini pada
hakikatnya Dewan Pertimbangan Tertinggi pembantu sultan.
Bangsa XII yang menjadi payung panji Kerajaan Jambi terdiri dari VII dan IX Koto,
Petajin, Marosebo, Rajasari/Jebus, Air Hitam, Awin, Penagan, Miji, Pinokawan Tengah,
mestong, kebalen dan Pemayung. Masing-masing anggota bangsa XII tersebut mempunyai
kewajiban tertentu pada sultan. Dua diantaranya, seperti Awin dan penagan berkewajiban
menjaga sultan. Awin berdiri dimuka Sultan dengan ujung tombak berhunus kebawah,
sedangkan Penagan berdiri dibelakang dengan ujung tombak terhunus ke atas.
41
Jubah : Jubah adalah baju panjang sampai dibawah lutut
berlengan panjang, biasanya digunakan dalam berbagai
acara. Jubah ini diperkirakan terbuat dari bahan serat kayu,
bagian leher hingga bagian dada diberi sulaman benang
emas. Jubah ini pernah dipakai oleh para Pemuka Agama
dan tokoh-tokoh bangsawan masa Kesultanan Jambi.
Pedang Hulu Balang : Jenis pedang ini biasanya dipakai
oleh para Pengawal Raja dan pengikutnya pada Masa
Kesultanan Jambi.
Tombak : Di Indonesia tombak juga menjadi senjata
Tutama yang digunakan oleh tentara tradisional nusantara,
tombak ini salah satu tinggalan dari masa Kesultanan
Jambi dan pernah digunakan sebagai pengawal Raja.
Ket : Satu diantara atribut raja yang penting selain gelar yang disandang adalah
“Pusaka”, yaitu benda warisan yang dianggap suci dan dapat memberikan kebahagiaan,
42
kekuatan, kewibawaan dan kemegahan pada orang yang memilikinya. Benda yang
menyertakan raja pada saat tertentu dinamakan benda “Ampilan atau “Regilia”.
Benda regalia dapat mengembalikan keseimbangan dan menolak berbagai bahaya
seperti wabah, bencana alam atau gejolak masyarakat. Benda pusaka berupa Regalia
memiliki nilai material dan estetika yang tinggi, silsilah, keagamaan dan persekutuan dengan
makhluk halus. Selain itu, benda regalia ini menjadi sarana upacara yang penting untuk
kemegahan raja oleh karena benda regalia dianggap sakral dan keramat, benda ini diselimuti
legenda penciptaanya, tokoh yang memerankannya, kesaktian dan kekuatan magisnya.
Diantara regalia tersebut berupa alat-alat kebesaran kerajaan/kesultanan yang
dikenakan, dibawa atau berada dekat raja saat upacara atau peristiwa tertentu sebagai simbol
seorang raja. Regalia kesultanan Jambi meliputi keris Siginjei, keris Singa Marjaya, satu helai
bendera katun hitam (bendera Raja Sehari) dan sehelai bendera wol kuning (bendera
Pangeran Ratu). Keris Siginjei merupakan alat kebesaran Sultan Jambi, keris Singa Marjaya
merupakan alat kebesaran Pangeran Ratu atau Pangeran Mahkota, bendera Katun Hitam
menunjukan kedudukan Raja Sehari saat pemilihan sultan baru, dan bendera wol kuning
menunjukkan kedudukan Pangeran Ratu.
Replika Bendera Wolf Hitam : Bendera ini dikibarkan
hanya satu hari saat diadakan pemilihan Sultan Jambi yang
baru. Koleksi asli milik Museum Nasional
Replika Keris Singa Merjaya : Keris Singa Merjaya ini
disandang oleh pangeran ratu atau putra mahkota dari
Kesultanan Jambi. Konon keris Singa Merjaya merupakan
hadiah Sultan Palembang kepada Pangeran Ratu Anom
Martaningrat sebagai hadiah perkawinannya dengan Putri
Palembang.
43
Replika Keris Majapahit : Keris ini merupakan hadiah
dari panembahan/ dewan patih dalam pijoan kepada
Jenang (orang rimba) untuk menandai adanya penarik
pajak yang diserahkan kepada raja/sultan Jambi.
Replika Bendera Wolf Kuning : Bendera ini
menunjukkan kedudukan Pangeran Ratu, Putra Mahkota
Kesultanan Jambi.
Replika Keris Siginjei : Bilahnya berhiaskan emas
bermotif anggrek Kamoragan Kinatah. Hulu dihiasi batu
mulia dan sarung dihiasi dibuat dari kayu yang dibungkus
emas bermotif emas motif sulur daun. Pusaka ini
diwariskan turun-temurun oleh Sultan-sultan di Jambi.
Sultan Thaha merupakan sultan terakhir yang menyandang
keris Siginjei.
44
Ket : Gugurnya Raden Mattaher dan dinyatakan oleh pemerintah Hindia-Belanda
bahwa perlawanan rakyat Jambi berakhir tidak menyurutkan semangat rakyat mengadakan
perlawanan bersenjata. Beberapa tokoh masyarakat Jambi menghadirkan kembali Raden
Mattaher yang diperankan oleh Wahid bin Duatip, seorang penyadap karet dari Mersam,yang
raut wajahnya mirip Raden Mattaher. Provokasi yang dilakukan Wahid bin Duatip berhasil
membangkitkan semangat rakyat menyerang dan menghancurkan kedudukan beserta fasilitas
pemerintah Hindia-Belanda, seperti benteng, kantor dan gudang peralatan. Penyerangan
diawali pada kedudukan pasukan Hindia-Belanda di kota Muaro Tembesi yang dijaga polisi
bersenjatakan Karaben dan Pedang pada 26 Agustus 1916. Lima hari berikutnya menyerang
kedudukan pemerintahan di Sarolangun, Muaro Tebo pada 2 September 1916, dan Bangko
pada 11 September 1916. Penyerangan ini menewaskan para pejabat pemerintah Hindia-
Belanda dan orang-orang pribumi yang berafiliasi dengan pemerintah Hindia-Belanda.
Pistol VOC : Pistol ini pernah digunakan dalam perang
Koto Teguh dalam melawan tentara menghadapi pasukan
tentara Inggris tahun 1805 di desa Koto Teguh Merangin.
Pistol ini salah satu benda tinggalan dari Depan
Pamuncak Alam Sri Manggalo yang telah diwariskan
kepada turunan ke 6 yaitu bapak Muchtar Agus
Kholil,SH
Pedang : Pedang termasuk salah satu senjata tertua,
terdiri dari bilah dan hulu dengan bentuk lurus dan
melengkung, berfungsi untuk menusuk dan menebas.
Dua sisi tajaman ada bermata ganda dan bermata satu.
Benda ini pernah dipakai oleh para ksatria dan prajurit
perang.
45
Ket : Sebagian besar peninggalan berasal dari Tentara Pelajar Jambi dalam
mempertahankan kemerderaan Republik Indonesia tahun 1945. Terdapat beberapa
peninggalan seperti Radio, Celana Reburg, Bingkap, dan Topi Waja.
Topi Waja : Topi ini termasuk salah satu atribut dari
tentara pelajar Jambi yang telah memberikan kontribusi
yang cukup besar dalam mempertahankan kemerdekaan
RI pada tahun 1945 1949
Bingkap: Benda ini digunakan sebagai alat pelindung
kaki dimana tentara pelajar ini pada masa perang
memperahankan kemerdekaan RI sangat berperan
menghadapi agresi Belanda di Jambi pada tahun 1948-
1949
Radio : Selain sarana hiburan radio ini juga diguanakan
untuk mendengarkan berbagai informasi berkenaan
dengan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945.
46
Celana Reburg : Celana ini digunakan tentara pelajar
Jambi dalam mempertahankan kemerdekaan Republik
Indonesia tahun 1945
-Koleksi Lantai 2
Lantai dua disajikan diorama Sejarah Perjuangan Rakyat Jambi dalam
mempertahankan kemerdekaan, terbagi dalam 17 diorama. Setiap diorama melukiskan
peristiwa bersejarah yang terjadi di Jambi, mulai dari kemerdekaan nasional hingga usaha
Belanda untuk menolak kemerdekaan dan hendak mengambil alih kembali wilayah
Indonesia. Peristiswa bersejarah yang ditampilkan dalam diorama antara lain, Pertempuran
Tanah Minyak. Realisasi Perjanjian Linggarjati oleh Komisi Tiga Negara terhadap Jambi
yang diprakarsai PBB, Peranan Pesawat Udara Catalina RI 005, dan diorama lainnya.
47
48
49
50
51
52
53
54
-Koleksi Lantai 3
Pada lantai tiga terdapat pula berbagai dokumen tertulis seperti naskah-naskah
perjuangan, surat-surat penting STD/TNI dan BKPRD, serta foto-foto mantan gubernur.
Ket : Dari keterangan diatas menceritakan tentang awal terbentuknya provinsi Jambi,
foto residen Jambi bersama Bupati Ilir dan pejabat pemerintahan, dan kunjungan Presiden
Soekarno dan Wakil Presiden Moh.Hatta dalam rangka menegakkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
55
Ket: Menjelaskan tentang terbentuknya wadah Perjuangan Rakyat Jambi (BKRD)
untuk mengupayakan dan memperjuangkan Jambi menjadi Daerah Otonom Tingkat I
Provinsi Jambi yang berhubungan langsung dengan Pemerintah Pusat dan keluar dari
Provinsi Sumatera Tengah.
Ket: Pada tanggal 9 Agustus 1957, Presiden Soekarno menandatangani Undang-
undang Darurat No. 19 tahun 1957 tentang “PEMBENTUKAN PROVINSI SUMATERA
BARAT, RIAU DAN JAMBI”. Kemudian Undang-undang tersebut menjadi Undang-undang
No. 61 Tahun 1957.
56
Ket: ketika terjadi G 30 S PKI 1965 yang berakibat gugurnya tujuh orang pahlawan
revolusi, menimbulkan demonstrasi diberbagai daerah untuk membubarkan PKI dan antek-
anteknya. Di Jambi, perjuangan angkatan 66 tidak terlepas dari perjuangan angkatan 66 di
pusat. Masyarakat aliansi komunis yang terdiri dari pemuda, pelajar, mahasiswa dan unsur
masyarakat anti komunis melakukan perlawanan terhadap lembaga-lembaga pemerintahan,
sekolah-sekolah, universitas dan lainnya terhadap unsur komunis.
Ket: Menceritakan tentang kesejahteraan masyarakat Jambi dari kepemimpinan Bapak
M.Joesoef Singedekane hingga ke Pemerintahan Hasan Basri Agus.
57
Ket : Menjelaskan tentang program unggulan Hasan Basri Agus, mulai dari Bedah
Rumah, Pengadaan alat mesin pertanian, sertifikat tanah gratis, dan lainnya.
` Ket: Menceritakan tentang awal mula pembangunan Jembatan Sungai Batanghari,
Bandar Udara Sultan Taha, dan Bandar Udara Muaro Bungo
58
Ket : Menceritakan tentang sejarah pembangunan Masjid 1000 Tiang, peresmian
masjid Nurdin Hasanah, dan pembangunan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).
Ket: Dari keterangan diatas menjelaskan sejarah berdirinya Universitas Jambi,
Universitas Batanghari, IAIN STS Jambi, dan SMU Titian Teras.
59
Ket : Menjelaskan tentang peresmian Museum Perjuangan Rakyat Jambi dan SMU
Titian Teras pada Pameran MTQ Nasional ke XVIII oleh Presiden Soeharto didampingi
Gubernur Jambi Drs.H. Abdurrahman Sayoeti, peresmian Rumah Sakit Jiwa Jambi, RSUD
Raden Mattaher dan RSUD H. Abdul Manap.
Ket: Gubernur Jambi H. Mascjhun Sofwan beserta rombongan meninjau pembuatan
Jalan Lintas Timur Provinsi Jambi.
60
Ket: Menjelaskan tentang peresmian Ruas Jalan Lintas Sumatera (Muaro Bungo-
Lubuk Linggau) yang diresmikan Bapak Presiden Soeharto, dan Mengenal sejarah Pasar
Angso Duo Jambi
Ket: Berisi tentang surat untuk Menteri Dalam Negri tentang berdirinya Provinsi
Jambi bahwa Kabupaten Kerinci termasuk dalam wilayah Provinsi Jambi yang dijadikan
daerah tingkat II Kerinci.
61
Ket: Foto Gubernur dan masa jabatan di Provinsi Jambi
Hingga akhir 2016 koleksi Museum Perjuangan Rakyat Jambi berjumlah 477 buah
yang terdiri dari koleksi realia dan replika 75% dari jumlah koleksi tersebut merupakan hibah
dari Dewan Harian Angkatan 45 (DHD-45) Provinsi Jambi sekitar 85% koleksi museum
ditata di dalam Vitrin (lemari panjang) dilantai 1, 2, dan 3, dan sisanya (15%) disimpan di
storage (gudang koleksi) untuk perawatan.
Diantara jumlah koleksi tersebut diatas terdapat beberapa koleksi pilihan
(masterpiece) seperti replika Pesawat Catalina RI 005, replika Keris Siginjei, replika keris
Singa Merjaya, Kampilan, Selempang Merah, dan Baju Rajah. Pemilihan koleksi Masterpiece
selain didasarkan pada keunikan, kelangkaan, bahan pembuatan, juga latar belakang
sejarahnya. Koleksi yang berjumlah 477 dikelola oleh 1 orang kepala seksi dan 4 orang
kreator (pengelola koleksi) dengan latar belakang pendidikan sesuai tugas pokok dan fungsi.
D. Kebijakan Perkembangan Museum
Dalam perkembangannya Museum Perjuangan Rakyat Jambi banyak melakukan
kebijakan-kebijakan guna kemajuan Museum dimasa yang akan datang, sehingga banyak
masyarakat yang mengenal Museum Perjuangan Rakyat Jambi, kegiatan yang dilakukan
didalam ataupun diluar museum. Di dalam museum memamerkan koleksinya lewat pameran
baik pameran tetap maupun pameran temporal, sedangkan kegiatan penunjang diluar museum
salah satu kebijakan diantaranya adalah :
1.Museum mengadakan Pameran Keliling
Pameran Keliling adalah pameran koleksi museum yang diselenggarrakan di luar
lingkungan museum dalam jangka waktu tertentu, dengan tema berskala luas (untuk
persatuan dan kesatuan bangsa). Penyelenggaraan pameran keliling dimaksudkan untuk
62
menampilkan koleksi museum di tempat-tempat yang masyarakatnya jarang berkunjung ke
museum.
Misi utama dari adanya museum keliling ini adalah agar pengunjung dapat memahami
dan menghargai eksistensi Museum Perjuangan Rakyat Jambi sebagai salah satu sumber
informasi yang dapat memberikan kesempatan pengunjung berwawasan luas mengenai
sejarah perjuangan rakyat Jambi. Akhir daripada itu diharapkan adalah agar masyarakat
berkeinginan untuk berkunjung ke Museum Perjuangan Rakyat Jambi.
Berdasarkan uraian diatas, maka sangat diperlukan agar Museum Perjuangan Rakyat
Jambi lebih optimal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengembani tugas
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam arti kegiatan pelaksanaan “jemput bola”, Museum
Perjuangan Rakyat Jambi mengunjungi sekolah dan masyarakatnya dengan melakukan
Museum Keliling.
Menurut erman mantan kepala Museum Perjuangan Rakyat Jambi upaya yang pernah
dilakukan agar museum dikunjungi adalah dengan mengundang anak-anak sekolah untuk
datang ke museum atau kami yang mendatangi sekolah-sekolah untuk berbagi pengetahuan
agar terjalin hubungan dan museum ini akan semakin dikenal, tuturnya.
63
2.Telah dilaksanakan Pameran Bersama Museum Khusus Sejarah dan Negeri se-
Indonesia sebanyak 11 Museum (UPT Kebudayaan Pusat dan Daerah)
Kegiatan ini bertempat di Lapangan Kampus Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi
Tenggara pada 16 s.d. 22 November 2013. Pameran ini bertujuan memberikan informasi
dan pengetahuan serta pemahaman kepada masyarakat terhadap berbagai jenis peninggalan
sejarah perjuangan daerah Jambi serta meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap
museum dalam melestarikan nilai-nilai luhur sejarah perjuangan bangsa. Pameran
berlangsung selama tujuh hari mulai pukul 8.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB.
Selama pameran berlangsung dikunjungi oleh Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat Umum
berjumlah 700.500 orang.
64
3.Sosialisasi Sejarah
Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 29 dan 30 April 2012 bertempat di
Gedung Museum Perjuangan Rakyat Jambi dengan peserta sebanyak 200 orang terdiri dari
guru SD dan SLTP di dalam Kota Jambi. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan
pemahaman dan penanaman nilai–nilai sejarah perjuangan rakyat Jambi dalam upaya
membangkitkan rasa nasionalisme dan memperkokoh jati diri Generasi muda khususnya
dan mewujudkan pengajaran tentang nilai- nilai sejarah dalam bentuk muatan lokal di
sekolah. Salah satu tokoh yang menyampaikan materi tersebut adalah Drs. H. Junaidi T.
Noor MM dengan topik : Babakan waktu Sejarah.
65
4. Pameran di Kabupaten Muaro Jambi dalam rangka MTQ ke 43 Tingkat Provinsi
Jambi
Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 8 s/d 14 Juni 2013 penyelenggaraan
pameran berlangsung selama tujuh hari, dibuka mulai pukul 08.00 Wib sampai dengan
Jam 22.00 Wib. Pameran ini bertujuan memberikan informasi dan pengetahuan serta
pemahaman kepada masyarakat terhadap berbagai jenis peninggalan sejarah perjuangan
daerah Jambi. Selama pameran berlangsung diperkirakan sekitar 3.500 orang
berkunjung ke stand pameran Museum Perjuangan Rakyat Jambi untuk melihat berbagai
koleksi dan materi pameran.
66
5. Sosialisasi Cinta Museum
Kegiatan ini pernah dilakukan Museum Perjuangan Rakyat Jambi yang bertempat di
Gedung PKK Muaro Bungo dengan peserta sebanyak 150 orang terdiri dari guru SLTP,
SLTA dan SMK di dalam Kabupaten Bungo. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan
pemahaman dan penanaman nilai–nilai sejarah perjuangan rakyat Jambi dalam upaya
membangkitkan rasa nasionalisme dan memperkokoh jati diri Generasi muda khususnya
dan mewujudkan pengajaran tentang nilai- nilai sejarah dalam bentuk muatan lokal,
salah satu pemateri ini di sampaikan oleh Drs. Ujang hariadi dengan topik Peran
Museum Perjuangan Rakyat Jambi dan tinggalan benda- benda Sejarah di Jambi
67
6. Dialog Sejarah
Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 23 November 2013 ini bertempat di
Museum Perjuangan Rakyat Jambi dengan peserta sebanyak 150 orang terdiri dari guru
SLTP dan Mahasiswa di dalam Kota Jambi. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan
pemahaman Guru dan Mahasiswa tentang peranan ulama dalam kiprah pendidikan Islam
di Jambi, khusus peran ulama Jambi Kota Seberang terhadap dunia pendidikan Islam,
pengenalan benda- benda peninggalan Islam yang memiliki sejarah dan Peradaban Islam
di Jambi serta penanaman nilai–nilai sejarah perjuangan rakyat Jambi dalam upaya
membangkitkan rasa nasionalisme dan memperkokoh jati diri Generasi muda khususnya.
68
7. Pekan Kejuangan Rakyat Jambi yang dikemas pada momentum peringatan hari Pahlawan
10 November 2013
Kegiatan ini dalam bentuk lomba kreatifitas siswa di Museum Perjuangan Rakyat Jambi mulai
tanggal 19 s.d 21 November yaitu;
a. Lomba melukis perjuangan, tingkat SD se Kota Jambi pada tanggal 19 November 2013. dengan
jumlah peserta sebanyak 401 orang
b. Lomba cipta dan baca puisi perjuangan, tingkat SLTA se Kota Jambi pada tanggal 19 November
2013,. dengan jumlah peserta sebanyak 76 orang
c. Lomba mewarnai koleksi perjuangan, tingkat TK se Kota Jambi pada tanggal 20 November
2013. dengan jumlah peserta sebanyak 800 orang
d. Lomba menyanyi solo lagu perjuangan, tingkat SLTP se Kota Jambi pada tanggal 21 November
2013. dengan jumlah peserta sebanyak 39 orang
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kreatifitas siswa dalam pemahaman dan penanaman nilai
sejarah perjuangan bangsa dalam rangka membangkitkan rasa nasionalisme dan penguatan karakter
bangsa.
69
70
BAB IV
MANFAAT MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAMBI
A. Manfaat Museum bagi Pendidikan
Manfaat pertama yang dirasakan saat berkunjung ke Museum Perjuangan Rakyat
Jambi adalah dapat memberi stimulan (rangsangan) kepada pengunjung museum, khususnya
para pelajar, untuk mengembangkan imajinasi dan kepekaanya terhadap barang-barang
peninggalan rakyat Jambi semasa perang melawan penjajah, seperti senjata api, keris,
pedang, parang, dll. Tetapi yang pokok tujuan kegiatan harus sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu:
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia Seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur
2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani
3. Kepribadian yang mantab dan mandiri
4. Serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di museum diharapkan dapat membantu
mengembangkan imajinasi dan kepekaan pengunjung sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional dan berisikan moral Pancasila dan unsur yang cukup untuk meneruskan jiwa dan
nilai-nilai 1945. Dengan mengunjungi museum seseorang akan belajar dan menambah
pengetahuanya terutama dengan benda-benda koleksi yang ada dalam museum tersebut.
Seseorang pengunjung dapat mengetahui peradaban secara mutakhir lewat koleksi museum,
didalam Museum Perjuangan Rakyat Jambi terdapat koleksi dari zaman rakyat Jambi
melawan penjajah, melalui kelengkapan koleksi dalam berbagai museum kita dapat
mengetahui sejarah bangsa dan daerah kita.
Salah satu Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam menumbuhkan kemampuan
berfikir kritis siswa melalui kegiatan kunjungan ke museum diantaranya :
- Dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas untuk materi tertentu, guru perlu sering
mengajak, menugaskan atau menyarankan siswa berkunjung ke museum guna membuktikan
uraian dalam buku teks dengan melihat bukti nyata yang terdapat di museum. Kegiatan ini
idealnya dilakukan dengan melibatkan siswa dalam jumlah yang tidak terlalu besar untuk
mempermudah guru dan pemandu museum membimbing siswa saat mengamati koleksi
museum.
70
71
- Memberikan pembekalan terlebih dahulu kepada siswa sebelum melakukan kunjungan ke
museum, terutama berkaitan dengan materi yang akan diamati. Kegiatan ini dilakukan agar
pada diri siswa tumbuh rasa ingin mengetahui dan membuktikan apa yang diinformasikan
oleh gurunya atau pemandu museum.
- Menyediakan alat bantu pendukung pembelajaran bagi siswa, berupa lembar panduan atau
LKS yang materinya disusun sesingkat dan sepadat mungkin serta mampu menumbuhkan
daya kritis siswa terhadap objek yang diamati
- Selama kunjungan guru atau pemandu museum berada dekat siswa untuk memberikan
bimbingan dan melakukan diskusi kecil dengan siswa berkenaan dengan objek yang
diamati.
- Setelah kegiatan kunjungan, siswa diminta untuk membuat laporan berupa kesimpulan yang
diperoleh dari hasil kegiatan kunjungan ke museum, kemudian hasil tersebut didiskusikan
dalam kelas.
- Pada bagian akhir kegiatan, guru perlu melakukan evaluasi terhadap program kegiatan
kunjungan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan kunjungan tersebut.
Selain upaya yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan kunjungan ke museum, pihak
pengelola (kurator) museum juga perlu melakukan berbagai upaya agar pengunjung, terutama
kalangan pendidikan dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam kegiatan kunjungannya.
Upaya dapat dilakukan oleh pengelola museum dalam menjadikan museumnya sebagai
sumber bagi kegiatan pembelajaran, diantaranya :
- Menyediakan panel informasi singkat berkenaan dengan pembagian ruang dan jenis koleksi
yang dipamerkannya di pintu masuk museum, sehingga pengunjung dapat memperoleh
gambaran isi museum secara lengkap begitu masuk pintu museum, sehingga walau
pengunjung hanya masuk ke salah satu ruangan, dia tidak akan kehilangan “cerita” yang
disajikan museum.
- Menyediakan panel-panel informasi yang disajikan secara lengkap dan menarik sebagai
pelengkap benda koleksi dan diorama
- Menyediakan berbagai fasilitas penunjang kegiatan pendidikan, seperti leaflet, brosur, buku
panduan, film, mikro film, slide dan lembar kerja siswa (LKS), sehingga pengunjung
dengan mudah mempelajari objek yang dipamerkan museum
- Khusus berkenaan dengan LKS, perlu dirancang LKS museum yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing tingkat usia siswa serta mampu membangkitkan daya kritis siswa
sesuai dengan tingkatannya.
72
- Museum perlu menyelenggarakan berbagai kegiatan permainan museum yang menarik dan
mampu meningkatkan pemahaman siswa akan objek yang dipamerkan.
Salah seorang guru sd n 74 Kota Jambi ibu sofian ketika berkunjung ke Museum
Perjuangan Rakyat Jambi dengan beberapa siswa mengatakan bahwa banyak sekali manfaat
yang dirasakan bagi siswa ketika berkunjung, bagi ibu sofian dia sangat bersyukur dengan
adanya Museum Perjuangan Rakyat Jambi siswa terlebih generasi muda dapat memahami
sejarah perjuangan rakyat jambi itu sendiri melalui peninggalan yang ada, di Museum siswa
banyak sekali bertanya mulai dari senjata dan replika kris siginjai yang merupakan ikon dari
masyarakat Jambi dan bahkan patung sulthan taha sehingga lebih memahami siapa itu Sultan
Taha dan perannya dalam mengusir penjajah. Ibu sofian mengatakan lebih efektif berkunjung
ke Museum Perjuangan Rakyat Jambi dari pada hanya menjelaskan di sekolah, ketika di
sekolah mereka mempelajari sejarah mungkin sulit bagi mereka memahami kondisi masa
lampau. Dengan mengunjungi museum dapat membantu siswa memahami dan turut
merasakan nuansa kehidupan pada zaman dahulu. Seperti dengan melihat mata uang zaman
dahulu, model pakaian zaman dahulu, senjata tradisional zaman dahulu dan lain sebagainya.
Dan ketika tiba di sekolah guru kembali menerangkan apa saja kegiatan yang dilakukan
ketika berkunjung ke museum sehingga siswa pun tidak bingung dengan sejarah perjuangan
rakyat jambi lagi karena sudah berkunjung ke museum.
Dari yang telah disampaikan ibu sofian maka ketika berkunjung ke museum terutama
bagi pendidikan dapat memberikan stimulan ketika berkunjung dan memancing imajinasi
siswa, berbagai hal berbeda yang dilihat anak di museum akan memancing rasa ingin tahu
mereka untuk mengetahui lebih dalam lagi serta memancing mereka untuk mengembangkan
imajinasi tentang hal-hal tersebut. Contohnya ketika mengunjungi Museum Perjuangan
Rakyat Jambi dan melihat Replika Pesawat Catalina 005 mereka tentu akan bertanya banyak
hal seperti kenapa pesawat itu bisa terjatuh? Bagaimana cara orang dulu membuat pesawat
itu? Kenapa dipajang di halam Museum? Apa saja fungsinya? Dan berbagai pertanyaan tidak
terduga lainnya.
Berkunjung ke museum tidak melulu soal menambah pengetahuan dan wawasan.
Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk mengajarkan para siswa cara berinteraksi
dan bersosialisasi dengan banyak orang. Karena biasanya mereka mengunjungi museum
dalam bentuk kelompok sehingga anak-anak bisa saling bertanya dan menjawab. Selain itu
mereka juga dapat berinteraksi dengan pengunjung museum lain yang belum dikenal.
Melalui museum diharapkan pendidikan sejarah dalam kerangka menanamkan
kesadaran sejarah kepada generasi muda dapat tercapai, karena museum merupakan jendela
73
dunia yang mampu membuka mata kita terhadap sejarah kehidupan bangsa. Berkunjung ke
museum kita bisa mengetahui bagaimana perjalanan panjang dari bangsa kita, yaitu
Indonesia. Museum juga merupakan tempat yang tepat sebagai sumber pembelajaran bagi
kalangan pendidikan, karena melalui benda yang dipamerkannya pengunjung dapat belajar
tentang berbagai hal berkenaan dengan nilai, perhatian serta perikehidupan manusia. Dalam
kaitanya dengan dunia pendidikan, keberadaan museum menjadi sangat penting karena
koleksinya yang dapat memberikan informasi dan menjawab pertanyaan yang muncul dalam
proses pembelajaran terutama berkaitan dengan sejarah perkembangan manusia, budaya dan
lingkungannya.
B. Dalam Bidang Penelitian Sejarah
Selain itu, museum bertugas menyediakan, melengkapi dan mengembangkan
tersedianya obyek penelitian ilmiah bagi siapapun, dan melaksanakan kegiatan penelitian itu
sendiri dan menyebarluaskan hasil penelitian tersebut untuk pengembangan ilmu
pengetahuan umumnya. Kehidupan observasi yang dilakukan terlebih oleh pelajar di museum
merupakan batu loncatan bagi munculnya suatu gagasan dan ide baru karena pada kegiatan
ini siswa dirangsang untuk menggunakan kemampuanya dalam berfikir kritis secara optimal.
Untuk mengenal kelengkapan dan peralatan pejuang serta menyebarluaskan informasi
peristiwa sejarah kepada masyarakat dan generasi penerus bangsa, dan bagi mereka yang
ingin meneliti di museum perjuangan sangat bermanfaat bagi diri sendiri dan bisa mengetahui
sejarah perjuangan rakyat jambi sewaktu merebut kemerdekaan dan mempertahankan
kemerdekaan melawan penjajahan belanda dan jepang. Alat-alat seperti baju perang pistol,
pedang, kris dapat mereka teliti sejarahnya. Dengan mengunjungi dan meneliti di Museum
Perjuangan Rakyat Jambi seseorang akan menemukan banyak informasi baru, sehingga
menghasilkan karya baru.
Seorang peneliti tidak akan segan untuk orang pergi ke museum tertentu karena
koleksi museum tersebut menarik bahan perhatianya. Ia akan segera saja menghasilkan
interpretasi baru, teori baru yang sebelumnya tidak terpikirkan, menumbuhkan rasa cinta
tanah air, menggali potensi untuk dimanfaatkan sebagai sarana menambah nilai sosial dan
rasa ingin tahu serta meningkatkan ketaqwaan atas ciptaan Tuhan YME.
Bagi pengunjung yang ingin meneliti diharapkan dapat menjadi sarana dan hasil nyata
ilmu yang telah diperoleh di museum, khususnya untuk menambah pengetahuan, dapat
menambah wawasan masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa, tentang perkembangan
74
alat-alat masa perjuangan rakyat Jambi. Kunjungan ke Museum Perjuangan Rakyat Jambi
penelitian dalam rangka pembelajaran langsung membantu pelajar dalam mengaplikasikan
pembelajaran yang sudah didapat di lingkungan sekolah dengan lingkungan masyarakat
menjadi lebih nyata. Dengan berkunjung ke Museum Perjuangan Rakyat Jambi pelajar
mampu mengamati secara nyata dan lebih dekat dengan peninggalan alat-alat perjuangan
rakyat Jambi semasa penjajahan Belanda.
Dan dapat Mendidik siswa untuk mampu mencari dan menemukan jawaban sendiri atas
berbagai pertanyaan yang muncul berkaitan dengan materi pelajaran. Mempermudah guru
dalam memberikan penjelasan pada siswa, karena selain teori juga dilengkapi bukti yang
berkaitan dengan materi pembelajaran yang disajikan. Tutur Indra Pegawai Museum seksi
bimbingan dan publikasi
C. Dalam Bidang Pariwisata
Dalam perspektif pariwisata museum tidak lagi hanya berfungsi sebagai objek
penelitian dan pendidikan, namun juga berperan sebagai tujuan dan penyelenggara rekreasi.
Oleh sebab itu, sudah sepantasnya museum dikelola demi memenuhi unsur kenikmatan
(enjoyment), hiburan (entertainment), dan pendidikan (education) bagi para pengunjung.
Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa museum kaitan yang sangat erat dengan
pariwisata. Museum dikelompokan sebagai obyek dan daya tarik wisata. Museum memiliki
nilai informasi sejarah, budaya maupun informasi ilmiah yang berguna untuk kepentingan
publik. Jadi, museum adalah objek yang mampu menunjang peningkatan ataupun
pengembangan sektor kepariwisataan suatu daerah.
Kita juga bisa menjadikan kunjungan sebagai ajang untuk menambah ilmu
pengetahuan mengenai sejarah perjuangan rakyat Jambi semasa penjajahan Belanda melalui
koleksi museum. Dengan berekreasi ke museum kita mampu membangun rasa nasionalisme
pada diri kita sehingga lebih mencintai tanah air. Menurut rian salah satu pengunjung ia
mengatakan setelah mengunjungi Museum Perjuangan Rakyat Jambi ia bisa belajar banyak
hal mulai dari sejarah perjuangan rakyat jambi hingga foto-foto gubernur pertama Jambi dan
foto gubernur Belanda dari yang pertama kali menginjakkan kaki di Jambi, dan rian
menyadari bahwa Museum Perjuangan Rakyat Jambi sangat Penting sekali dikunjungi karena
selain berwisata juga banyak mendapat ilmu mengenai sejarah perjuangan rakyat jambi yang
belum tentu didapat diluar sana.
Terlebih bagi orangtua yang ingin mengajak anaknya berwisata ke museum, banyak
sekali manfaat yang didapat, jika disekolah anak hanya diajarkan tentang sejarah hanya lewat
75
buku dan gambar saja, berbeda dengan mengunjungi museum, anak akan secara langsung
melihat sesuatu secara visual dan lebih mendapatkan pemahaman yang baik tentang sesuatu.
Misalnya, ragam peninggalan bersejarah dan benda-benda unik lain yang ada disana. Jika
selama liburan anak sudah jarang sekali membuka buku pelajaran, museum pun bisa menjadi
buku terbuka bagi anak untuk memancingnya berpikir tentang banyak hal yang dilihatnya.
Anak bisa mengetahui beberapa proses terjadinya suatu peristiwa.
Museum Perjuangan Rakyat Jambi disamping digunakan sebagai objek wisata juga
dapat menumbuhkembangkan kesenangan bagi para pengunjung. Bagi mereka yang ingin
berwisata ke museum mereka dapat berbagai informasi penting mengenai sejarah perjuangan
rakyat Jambi melalui peninggalan peninggalan benda para pejuang, terlebih bagi generasi
muda agar mereka tau sejarah daerahnya dan untuk kedepan diharapkan museum sebagai
lembaga yang dapat membantu masyarakat dalam mengenang sejarah para pahlawan.
Berwisata ke museum memang belum menjadi lifestyle di Indonesia. Mereka lebih
suka ke mall ketimbang museum. Sehingga minat berkunjung ke museum semakin memudar.
Kondisi ini juga menjangkiti anak-anak. Pergi ketempat penyimpanan benda-benda sejarah
masa lalu, terpaksa dilakukan anak-anak karena ada tugas belajar sekolah. Padahal, pergi ke
museum banyak memberikan informasi, pengetahuan, serta fakta-fakta yang bisa kita
dapatkan pada masa lampau
76
BAB V
KESIMPULAN
Museum adalah suatu tempat menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah agar
tidak hilang dan rusak sehingga dapat dinikmati berbagai generasi, diharapkan mereka dapat
mengetahui sejarah dan dapat menghargai hasil yang telah dicapai generasi terdahulu
sehingga mereka dapat mengambil hikmah dari sejarah itu sendiri, museum merupakan
sarana yang efektif untuk mewariskan nilai-nilai luhur perjuangan, museum berfungsi juga
untuk tempat berekreasi dan mendidik
Museum Perjuangan Rakyat Jambi secara visual menggambarkan perjuangan Bangsa
Indonesia, khususnya rakyat Jambi dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Koleksi yang berada di museum berupa peninggalan para pejuang ketika mengusir
penjajah.
Keberadaan museum dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai tempat memperdalam
wawasan kehidupan masyarakat dan sebagai sarana untuk melepas penat dari hiruk-pikuk
perkotaan. Jika kita melihat sekilas manfaat museum namun masih terbilang sedikit dari
kebanyakan masyarakat yang benar-benar berminat untuk mengunjungi museum, beberapa
pengunjung museum kebanyakan adalah orang-orang tua dan rombongan siswa dari beberapa
sekolah. Sedangkan anak remaja terlihat tidak begitu banyak dibanding kelompok
sebelumnya (kecuali bagi mereka yang mendapat tugas dari sekolah atau kampusnya).
Padahal fasilitas-fasilitas dalam museum cukup mempuni, meski tidak semuanya.
Mungkinkah kesan bahwa museum itu merupakan tempat yang membosankan bahkan
menakutkan masih tertanam dalam pandangan sebagian masyarakat Indonesia?
Terkait pembelajaran sejarah, keberadaan Museum Perjuangan Rakyat Jambi sangat
bermanfaat sebagai sumber belajar guna memperkuat pemahaman para siswa terkait materi
pelajaran sejarah tentang perjuangan rakyat jambi, dari museum kita pun dapat memperoleh
banyak informasi yang mungkin tidak kita temukan dalam buku pelajaran/ buku teks. Untuk
penutup semoga minat masyarakat Indonesia (pada umumnya) untuk mengunjungi museum
makin meningkat, disertai dengan kesadaran untuk menjaga kebersihan dan kerapian
lingkungan museum beserta isinya. Bagaimana pun juga dengan terawatnya museum dapat
76
77
merawat juga warisan kebudayaan masyarakat indonesia. Dengan demikian, ingatan generasi
masa kini dan masa depan terhadap sejarah bangsanya tidak mudah terhapus dari pikirannya.
78
DAFTAR PUSTAKA
Internet
http://wisatadanbudaya.blogspot.co.id/2009/11/museum-perjuangan-rakyat-jambi.html,(19
januari 2017 jam 16.00 Wib)
http://jambikota.go.id/new/museum-perjuangan/ (15 Januari 2017 Jam 16.00 Wib)
http://m.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/02/04/oktbak284-museumperjuangan-
jambi-visualisasikan-sejarah-lewat-video (18 Januari 2017 Jam 17.00 Wib)
http://wisatadanbudaya.blogspot.co.id/2009/11/museum-perjuangan-rakyat-jambi.html, (19
januari 2017 jam 16.00 Wib)
Suratmin, Museum sebagai wahana pendidikan sejarah, Masyarakat Sejarawan Indonesia
Cabang Yogyakarta, 2000.
http://[email protected]
Tesis
Yulius Widodo. Kajian Tata Pameran Koleksi Pada Pameran Tetap di Museum Perumusan
Naskah Proklamasi Tesis (Bandung: Fakultas Ilmu-Ilmu Sastra Bidang Kajian Utama
Museologi, 2008),hlm 1
Skripsi
Ririn Utami, Dewi. 2010. Peranan Koleksi Museum Perjuangan Rakyat Jambi Berbagai Alat
Praga Pelajaran Sejarah. Skripsi. Jambi: FKIP Universitas Batanghari
Wawancara
Wawancara Indra, 26 Tahun, PTT. Bag. Bimbingan dan Publikasi di Museum Perjuangan
Rakyat Jambi (Jambi, 1 September 2017)
78
79
Wawancara Mumun, 22 Tahun, pengunjung di Museum Perjuangan Rakyat Jambi (Jambi,
26 Agustus 2017)
Wawancara Sofian, 53 Tahun, Guru sd 74 Kota Jambi di Museum Perjuangan Rakyat
Jambi (Jambi, 11September 2017)
Wawancara elvira, 55 Tahun, Peltu. Bag. Keuangan di Museum Perjuangan Rakyat Jambi
(Jambi, 8 September 2017)
Arsip
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2013. Lap. Tahun 2013. Jambi: Kantor Museum
Perjuangan Rakyat Jambi (6 September 2017 Jam 10.00 Wib)
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2017. Kajian akademis keberadaan UPTD Museum
Perjuangan Rakyat Jambi. Jambi: Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (8
September 2017 Jam 11.00 WIB)
Buku
Drs. Werkanis AS. M.Pd, Museum sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan, Budaya dan
Sejarah(Solo: Depdikbud, 2010),
Direktorat Museum. 2010. Pedoman Museum Indonesia. Jakarta: Direktur Museum
Departemen Pendidikan Nasional 2000. Buku Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan
Edukatif. Jakarta : Direktur Museum
80
Lampiran 1
Peta Kelurahan Murni
81
Lampiran 2
Potret Museum Perjuangan Rakyat Jambi
Ket: Ini adalah Museum Perjuangan Rakyat Jambi
Ket: halaman depan museum terdapat pesawat Catalina RRI
005
Ket: Halaman samping Museum tempat parkir mobil
Ket: Ini adalah halaman belakang museum, terdapat rumah
penjaga Museum
82
Ket : Relief yang ada di depan museum
Lampiran 3
Wawancara dengan Pegawai dan Pengunjung museum
Ket : Mumun 56 Tahun
Ket: Indra 26 Tahun
Ket: Elvira 55 Tahun
83
Ket : Jumri 48 Tahun
Ket : Erman 56 Tahun
Ket: Kyne dan Angela Coblay 28 dan 29 Tahun
Ket : Bu Sofia 45 Tahun
84
Lampiran 4
Potret Museum dari Lantai 1 hingga ruang Auditorium
Ket : Ini adalah ruangan Auditorium, tempat menonton film
sejarah
Ket : Ini adalah ruangan loby museum dimana terdapat patung
Sultan Thaha yang diapit oleh dua ekor Harimau Sumatera
Ket : Ini adalah lantai 1 Museum
Ket : Ini adalah lantai 2 Museum
Ket : Ini adalah lantai 3 Museum
85
Lampiran 5
Daftar Informan Pegawai dan Pengunjung di
Museum Perjuangan Rakyat Jambi
Nama Usia Tahun Kehadiran Kelompok
Jumri 48Th
2014 Bimbingan dan Publikasi
Erman 56Th
2011 Mantan Kepala Museum
Elvira 55Th
2006 Tata Usaha
M.Indra Gunawan 26Th
2014 Bimbingan dan Publikasi
Daftar Informan Pengunjung
Museum Perjuangan Rakyat Jambi
Nama Usia Tempat Tinggal Pekerjaan
Kyne Coblay 29Th
Inggris Wisatawan Asing
Angela Coblay 28Th
Inggris Wisatawan Asing
Mumun 56Th
Flamboyan Wiraswasta
Sofia 45Th
Kota Baru Guru
86
Lampiran 6
Daftar Riwayat Hidup Penulis
Erri Putra Pratama dilahirkan di Jambi pada tanggal 21 Juni
1992, Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, buah hati dari
Bapak Drs. Erpan dan Ibu Ramintan S. Yenita. Penulis menyelesaikan
pendidikan dasar di SD Negri 116 Kota Jambi, dan melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMP Negri 22 Kota Jambi, hingga pada tahun 2007 penulis
kembali melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA IX LURAH Kota Jambi. Cita-cita
tinggi yakni menjadi anak yang berbakti kepada orangtua dan berguna bagi nusa dan bangsa,
penulis kembali melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Batanghari Jambi, dengan
harapan mampu menjadi mahasiswa yanmg menjunjung tinggi tri darma perguruan tinggi
hingga akhirnya bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar, Insyaallah. Kecintaanya terhadap
mengajar anak-anak, mengantarkan penulis untuk memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan di Unbari, hingga penulis memilih Pendidikan Sejarah sebagai pilihan utamanya.
Selama mengikuti pendidikan di Universitas Batanghari Jambi penulis mengikuti semua mata
kuliah yang diberikan di Unbari, salah satunya KKN dan PPL. Hingga sampailah penulis
pada akhir ceritanya, yakni mengambil mata kuliah Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
dapat meraih gelar Sarjana. Adapun Skripsi yang ditulis berjudul Museum Perjuangan Rakyat
Jambi 1997-2015.
87