peningkatan kadar homocysteine dan gangguan kognitif terkini-peningkatan kadar... · 933 berita...

1
933 BERITA TERKINI CDK-223/ vol. 41 no. 12, th. 2014 Peningkatan Kadar Homocysteine dan Gangguan Kognitif H omocysteine merupakan asam amino mengandung sulfur dalam darah yang memerlukan enzim, vitamin B12, folic acid, dan vitamin lain untuk dikonversi menjadi asam amino esensial methionine. Defisiensi folic acid (folate), vitamin B6, vitamin B12, atau betaine menyebabkan terjadinya hiperhomosisteinemia. Hiper- homosisteinemia merupakan suatu ke- adaan yang ditandai dengan tingginya kadar homocysteine dalam darah. Kadar homocysteine mungkin menurun setelah suplementasi vitamin yang tepat. Feng, dkk. pernah meneliti partisipan usia ≥ 55 tahun (n= 228) dan partisipan dengan eksklusi kondisi medik atau penyakit neurologi, selain diabetes melitus dan hipertensi terkontrol. Mereka melaporkan kaitan peningkatan kadar homocysteine dengan skor kognitif yang lebih rendah dan berkurangnya volume cerebral white matter. Ravaglia, dkk. pernah pula melaporkan kaitan peningkatan kadar homocysteine dengan gangguan kognitif pada pasien lanjut usia sehat. Pada studi ini, peneliti dari University of Western Australia and Royal Perth Hospital meneliti orang-orang berusia di atas 50 tahun (n= 358) untuk menentukan apakah kadar homocysteine berkaitan dengan gangguan kognitif pada orang lanjut usia dengan gejala depresi. Sekitar 70% partisipan memenuhi kriteria depresi mayor. Peneliti mengumpulkan sampel darah untuk menentukan kadar homocysteine, vitamin B12, dan folate, dan melakukan pemeriksaan kognitif untuk menilai recall verbal, visual dan memori. Ringkasan hasilnya: Performa pemeriksaan kognitif lebih buruk pada partisipan dengan depresi mayor dan memiliki kadar homocysteine tinggi. Partisipan dengan kadar homocysteine tinggi tanpa depresi mayor memiliki skor yang lebih rendah dibandingkan partisipan dengan kadar homocysteine normal. Partisipan dengan kadar homocysteine tinggi menunjukkan kemunduran kognitif hampir 2 kali lipat dalam beberapa pemeriksaan. Peneliti tidak menyebutkan dosis vitamin B yang diberikan sebagai suplemen dan tidak disebutkan pula hasilnya setelah suplementasi. tetapi mereka menyimpulkan bahwa kadar homocysteine yang tinggi mungkin berkaitan dengan performa yang lebih rendah pada pemeriksaan kognitif dibandingkan pada kadar normal, terlepas dari ada tidaknya atau tingkat keparahan gejala depresif. Peneliti menyarankan bahwa suplementasi vitamin B mungkin merupakan suatu cara untuk menurunkan kadar homocysteine dan mengurangi pengaruhnya terhadap gangguan kognitif pada pasien lanjut usia. (HLI) REFERENSI: 1. Ford AH, Flicker L, Singh U, Hirani V, Almeida OP. Homocysteine, depression and cognitive function in older adults. J Affect Disord. 2013. doi: 10.1016/j.jad.2013.07.012. 2. High homocysteine levels linked to reduced cognitive function. Natural Standard [Internet]. 2013 Aug [cited 2013 Aug 22]. Available from: http://www.naturalstandard.com/news/ news201308011.aspx 3. Feng L, Isaac V, Sim S, Ng TP, Krishnan KRR, Chee MWL. Associations between elevated homocysteine, cognitive impairment, and reduced white matter volume in healthy old adults. AM J Geriatr Psychiatry 2011;00:1-9. 4. Ravaglia G, Forti P, Maioli F, Muscari A, Sacchetti L, Arnone G, et al. Homocysteine and cognitive function in healthy elderly community dwellers in Italy. Am J Clin Nutr. 2003;77:668-73.

Upload: truongminh

Post on 07-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peningkatan Kadar Homocysteine dan Gangguan Kognitif Terkini-Peningkatan Kadar... · 933 BERITA TERKINI CDK-223/ vol. 41 no. 12, th. 2014 Peningkatan Kadar Homocysteine dan Gangguan

933

BERITA TERKINI

CDK-223/ vol. 41 no. 12, th. 2014

Peningkatan Kadar Homocysteine dan Gangguan Kognitif

Homocysteine merupakan asam amino mengandung sulfur dalam darah yang memerlukan enzim, vitamin B12,

folic acid, dan vitamin lain untuk dikonversi menjadi asam amino esensial methionine. Defi siensi folic acid (folate), vitamin B6, vitamin B12, atau betaine menyebabkan terjadinya hiperhomosisteinemia. Hiper-homosisteinemia merupakan suatu ke-adaan yang ditandai dengan tingginya kadar homocysteine dalam darah. Kadar homocysteine mungkin menurun setelah

suplementasi vitamin yang tepat.

Feng, dkk. pernah meneliti partisipan usia ≥ 55 tahun (n= 228) dan partisipan dengan eksklusi kondisi medik atau penyakit neurologi, selain diabetes melitus dan hipertensi terkontrol. Mereka melaporkan kaitan peningkatan kadar homocysteine dengan skor kognitif yang lebih rendah dan berkurangnya volume cerebral white matter. Ravaglia, dkk. pernah pula melaporkan kaitan peningkatan kadar homocysteine dengan gangguan kognitif

pada pasien lanjut usia sehat.

Pada studi ini, peneliti dari University of Western Australia and Royal Perth Hospital meneliti orang-orang berusia di atas 50 tahun (n= 358) untuk menentukan apakah kadar homocysteine berkaitan dengan gangguan kognitif pada orang lanjut usia dengan gejala depresi. Sekitar 70% partisipan memenuhi kriteria depresi mayor. Peneliti mengumpulkan sampel darah untuk menentukan kadar homocysteine, vitamin B12, dan folate, dan melakukan pemeriksaan kognitif untuk menilai recall verbal, visual dan memori.

Ringkasan hasilnya:• Performa pemeriksaan kognitif lebih buruk pada partisipan dengan depresi mayor dan memiliki kadar homocysteine tinggi.• Partisipan dengan kadar homocysteine tinggi tanpa depresi mayor memiliki skor yang lebih rendah dibandingkan partisipan dengan kadar homocysteine normal.• Partisipan dengan kadar homocysteine tinggi menunjukkan kemunduran kognitif hampir 2 kali lipat dalam beberapa pemeriksaan.

Peneliti tidak menyebutkan dosis vitamin B yang diberikan sebagai suplemen dan tidak disebutkan pula hasilnya setelah suplementasi. tetapi mereka menyimpulkan bahwa kadar homocysteine yang tinggi mungkin berkaitan dengan performa yang lebih rendah pada pemeriksaan kognitif dibandingkan pada kadar normal, terlepas dari ada tidaknya atau tingkat keparahan gejala depresif. Peneliti menyarankan bahwa suplementasi vitamin B mungkin merupakan suatu cara untuk menurunkan kadar homocysteine dan mengurangi pengaruhnya terhadap gangguan kognitif pada pasien lanjut usia. � (HLI)

REFERENSI:

1. Ford AH, Flicker L, Singh U, Hirani V, Almeida OP. Homocysteine, depression and cognitive function in older adults. J Aff ect Disord. 2013. doi: 10.1016/j.jad.2013.07.012.

2. High homocysteine levels linked to reduced cognitive function. Natural Standard [Internet]. 2013 Aug [cited 2013 Aug 22]. Available from: http://www.naturalstandard.com/news/

news201308011.aspx

3. Feng L, Isaac V, Sim S, Ng TP, Krishnan KRR, Chee MWL. Associations between elevated homocysteine, cognitive impairment, and reduced white matter volume in healthy old adults. AM

J Geriatr Psychiatry 2011;00:1-9.

4. Ravaglia G, Forti P, Maioli F, Muscari A, Sacchetti L, Arnone G, et al. Homocysteine and cognitive function in healthy elderly community dwellers in Italy. Am J Clin Nutr. 2003;77:668-73.