pengujian lipid

Upload: nora-dwi-saputri

Post on 19-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

3.2. Prosedur Kerja3.2.1. Ekstraksi Daun Sawi

Daun Sawi Hijau

Dicuci dengan air dan dikeringkan Ditambah 100 ml etanol 95 % masukkan ke dalam blender (dihaluskan) Diblender menghasilkan slory Diencerkan dengan 50 mL etanol 95% sehingga dihasilkan suspensi Disaring dengan kain tipis HasilDitampung filtratnya dalam gelas beaker

3.2.2. Pemisahan Zat Warna

Filtrat

Diuapkan pelarutnya Diencerkan kembali dengan 100 mL etanol 95%. Ditandai dengan huruf N.

Hasil

3.2.3. Pemisahan dengan Sentrifuse

Filtrat N

Dimasukkan dalam tabung sentrifuse. Disentrifugasi dengan kecepatan 8000 rpm Didekantasi hingga terbentuk tiga fase. HasilDiberi kode fase cair (C1 ), fase padatnya (P1), dan endapan (E1).

Filtrat NHasil3.2.4 Pengujian Karbohidrata. Uji Molish

Larutan C1

Diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 2 tetes pereaksi molish dan dicampur hingga merata. Ditambahkan 3 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi secara hati-hati. Diidentifikasi karbohidrat, larutan mengandung karbohidrat berwarna ungu kemerahan, sedangkan warna hijau menunjukkan hasil negatif.

Hasil

b. Uji Gula Reduksi (Benedict)

Larutan Benedict

Dimasukkan masing-masing 5,0 ml ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan dengan 8 tetes larutan C1 ke dalam tabung reaksi. Dicampur dan dididihkan selama 2 menit HasilDidinginkan perlahan, dan diamati endapan yang terbentuk, jika endapan berwarna hijau, kuning atau merah maka uji positif.

c. Pentosa

Larutan C1

Diambil 1 tetes di masukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 2 ml larutan benzidin. Dididihkan, dan didinginkan cepat-cepat dalam air dingin. Diamati perubahannya, jika terbentuk warna merah ceri maka larutan mengandung pentosa.

Hasil

d. Uji Iodin

Filtrat (C2 dan C3)

Diambil sebanyak 0,5 ml dan dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi. Ditambahkan satu tetes larutan iod 2% dan dicampur merata. HasilIdentifikasi karbohidat, uji positif menunjukkan warna kebiruan.

3.2.5. Pengujian Asam Amino dan Protein1. Uji Biuret

1/3 Fase Cair/C1

Dimasukkan 2 ml ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 2 ml NaOH 10 %. Ditambahkan 1 tetes larutan CuSO4 0.1 %. Dicampur secara merata dan diamati perubahan yang terjadi, jika terbentuk warna merah muda atau ungu maka sampel positif mengandung protein.

Hasil

2. Uji Xantoprotein

1/3 Fase Cair/C1

Diambil sebanyak 2 ml, dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan dengan 1 ml asam nitrit pekat secara hati-hati. Dicatat endapan yang terbentuk. Dipanaskan dengan hati-hati hingga terjadi perubahan warna larutan menjadi kuning. Didinginkan pada air kran. Ditambahkan secara hati-hati NaOH. HasilDiamati perubahan yang terjadi, jika terebentuk warna kuning hingga jingga, maka larutan positif mengandung protein.

3. Asam Nitrat PekatPengaruh Asam/Uji Heller

Diambil 5 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Dimasukkan melalui dinding tabung 5 ml fase cair/ C1, sehingga terbentuk lapisan cairan di atasasam nitrat. Diamati perubahannya, jika ada endapan putih pada batas lapisan pertemuan antara kedua cairan, maka positif mengandung protein.

Hasil

4. Pengaruh Basa3.2.6. Uji Kuantitif Karbohidrat dan Protein

Larutan/C1a. Kadar Gula Reduksi Metode Nelson

Diambil sebanyak 1 mL Ditambahkan 15 mL aquades Ditambahkan 2 mL 0,3 N Ba(OH)2 dan dicampur sampai berwarna coklat Ditambahkan 2 mL ZnSO4 5%, diaduk dan disaring. Ditandai filtrat dengan C2.

Hasil

Larutan/C2 Disiapkan 3 labu ukur masing-masing blanko berisi 2 mL aquades, sampel berisi 2 mL sampel filtrat, standart berisi 2 mL glukosa standart Ditambahkan 2 mL larutan CuSO4 alkali dan dicampur Dipindahkan kedalam air dingin selama 3 menit Ditambahkan 2 mL pereaksi arsenomolibdat pada masing-masing larutan Diencerkan dengan aquades sampai 25 mL dan dikocok Diukur absorbannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm dengan nilai nol pada blanko

Hasil

b. Kadar Amilum/glikogen metoda Iodinec. Kadar Asam Amino dan protein Metode biuret/Ninhidrin 3.2.7. Uji Kuantitatif Endapan

Endapana. Kadar Lemak Metoda Soxhlet

Ditimbang 5-10 g., dan ditempatkan dalam thimble, diatas sampel ditutup dengan kapas. Diisi batu didih pada labu kosong, dan diisi dengan benzena sebanyak 175 ml. Dimasukkan Thimbel ke dalam soxhlet. Disambungkan soxhlet dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Disambungkan soxhlet dengan Alat pendingin. Dijalankan air untuk pendingin dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Dididihkan pelarut, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Dialirkan air dingin yang melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Dilarutkan lemak oleh pelarut dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan.

Hasil