pengembangan bahan ajar menggunakan pendekatan

251
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN RIGOROUS MATHEMATICAL THINKING (RMT) PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : Nita Anggraeni 11150170000066 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

RIGOROUS MATHEMATICAL THINKING (RMT) PADA MATERI

ARITMATIKA SOSIAL

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

Nita Anggraeni

11150170000066

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

Page 2: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Pendekatan

Rigorous Mathematical Thiking (RMT) pada Materi Aritmatika Sosial disusun

oleh Nita Anggraeni, dengan NIM 11150170000066, Jurusan Pendidikan

Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diujikan pada sidang munaqosah tanggal 11

Februari 2021 dan diperbaiki sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh

fakultas

Jakarta, 29 Maret 2021

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I

Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd

NIDN. 2011048301

Page 3: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Pendekatan

Rigorous Mathematical Thiking (RMT) pada Materi Aritmatika Sosial disusun

oleh Nita Anggraeni, dengan NIM 11150170000066, Jurusan Pendidikan

Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diujikan pada sidang munaqosah tanggal 11

Februari 2021 dan diperbaiki sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh

fakultas.

Jakarta, 29 Maret 2021

Yang Mengesahkan,

Pembimbing II

Ramdani Miftah, M.Pd

NIDN. 2018058602

Page 4: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Pendekatan

Rigorous Mathematical Thiking (RMT) pada Materi Aritmatika Sosial disusun

oleh Nita Anggraeni, dengan NIM 11150170000066, Jurusan Pendidikan

Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah

pada tanggal 11 Februari 2021 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan

Matematika.

Jakarta, 01 April 2021

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Tanggal Tanda Tangan

Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd

NIP. 19790601 200604 2 004 30/03/2021

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

Gusni Satriawati, M.Pd

NIP. 19780809 200801 2 032 29/03/2021

Penguji I

Dr. Lia Kurniawati, M.Pd

NIP. 19760521 200801 2 008 29/03/2021

Penguji II

Finola Marta Putri, M.Pd

NIDN. 2022028701 29/03/2021

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Sururin, M.Ag

NIP. 19710319 199803 2 001

Page 5: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nita Anggraeni

NIM : 11150170000066

Jurusan : Pendidikan Matematika

Angkatan Tahun : 2015

Alamat : Jalan Kampung Baru 1, Gg Darussalam No. 64 RT 016/009

Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta

Timur

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi dengan judul Pengembagan Bahan Ajar Menggunakan

Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT) pada Materi Aritmatika

Sosial adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama Pembimbing I : Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd.

NIDN : 2011048301

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

2. Nama Pembimbing II : Ramdani Miftah, M.Pd.

NIDN : 2018058602

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 05 Februari 2021

Yang Menyatakan,

(Nita Anggraeni)

Page 6: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

i

ABSTRAK

NITA ANGGRAENI (11150170000066). “Pengembangan Bahan Ajar

Menggunakan Pendekatan Rigorous Mathematical Thiking (RMT) pada Materi

Aritmatika Sosial”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2021.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan bahan ajar untuk

materi aritmatika sosial untuk kelas VII. Penelitian bertujuan untuk

mengembangkan bahan ajar menggunakan pendekatan Rigorous Mathematical

Thinking (RMT). Penggunaan RMT berfokus pada memediasi peserta didik dalam

membangun proses kognitif yang kuat sementara secara bersamaan membangun

konsep matematika menggunakan tiga fase, yaitu pengembangan kognitif, konten

sebagai proses pengembangan, dan praktek konstruksi kognitif konseptual. Subjek

uji coba yang diambil menggunakan teknik sampling purposive pada siswa kelas

VII SMP/MTs di Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian pengembangan dengan model 4-D (define, design, develop,

disseminate) dari Thiagarajan, namun pada tahap disseminate tidak digunakan pada

penelitian ini.

Hasil penelitian menurut validator menunjukkan bahwa bahan ajar yang

dikembangkan memperoleh kriteria layak berdasarkan kualitas aspek kelayakan isi,

kebahasaan, penyajian materi, desain tampilan, pendekatan RMT (menentukan

model, menampilkan alat psikologis, membangun konsep dasar, menemukan

rumus, menyesuaikan alat psikologis, menerapkan alat psikologis), dan evaluasi.

Hasil penelitian berdasarkan angket respon siswa memperoleh kriteria layak yang

mencakup aspek desain tampilan, kebahasaan, evaluasi, dan penyajian materi.

Dengan demikian, bahan ajar ini termasuk dalam kriteria layak digunakan dalam

pembelajaran matematika kelas VII.

Kata Kunci: Bahan Ajar, Rigorous Mathematical Thinking, RMT, Aritmatika

Sosial, Model Pengembangan 4-D.

Page 7: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

ii

ABSTRACT

NITA ANGGRAENI (11150170000066). "Development of Teaching Materials

Using Rigorous Mathematical Thiking (RMT) Approach in Social Arithmetic".

Paper of Mathematics Education Departement, Faculty of Tarbiyah and Teacher’s

Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2021.

This study began from the teacher’s need of instructional materials in sosial

arithmetic for seventh gradestudents. This research aims to develop teaching

materials using Rigorous Mathematical Thinking (RMT). The practice of RMT

focuses on mediating the learner in constructing robust cognitive processes while

concomitantly building mathematical concepts using the three-phase that is

cognitive development, content as process development, and cognitive conceptual

construction practice. The test subjects were taken using purposive sampling

techniques in seventh grade students of SMP/MTs in South Tangerang. The method

used in this research is development research with a 4-D model (define, design,

develop, disseminate) from Thiagarajan, but disseminate was not used in this

research.

The results of the study according to expert judgement indicate that teaching

materials developed have good crirteria based on the quality aspects of content

eligibility, language, material presentation, design, RMT approach (determine the

model, display psychological tools, build bbasic concepts, find the formula, adjust

psychological tools, apply psychological tools), and evaluation. The results of

student responses has good criteria based on the design, language, evaluation, and

material presentation. Thus, this teaching material is included in good criteria can

be used in class VII mathematics learning.

Keywords: Teaching Materials, Rigorous Mathematical Thinking, RMT, Social

Arithmetic, 4-D Development Models.

Page 8: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan kita semua sebagai

umatnya hingga akhir zaman.

Skripsi dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan

Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT) Pada Materi Aritmatika

Sosial” disusun dalam rangka memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Matematika pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari masih banyak keterbatasan dalam diri

penulis, sehingga penulis memerlukan bimbingan, masukan, serta bantuan dari

berbagai pihak hingga penyusunan skripsi mampu terselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Gusni Satriawati, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, semangat dan

motivasi selama penulis mengerjakan skripsi ini.

6. Ramdani Miftah, M.Pd., selaku Dosen Penasehat Akademik sekaligus

Dosen Pembimbing II, yang telah berkenan meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, nasihat, semangat dan motivasi selama penulis

mengerjakan skripsi ini.

Page 9: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

iv

7. Dr. Otong Suhyanto, M.Si., selaku Dosen Pendidikan Matematika UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus validator yang telah memberikan

saran pada pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini.

8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah membantu serta memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan

9. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan kemudahan dalam proses administrasi

10. Rusli, S.Pd., Aep Saepullah, S.Pd., Hikmatulloh, S.Pd., Nur Aulia, S.Pd.,

Wildah, S.Pd., selaku guru-guru matematika yang telah bersedia menjadi

validator serta memberikan saran terhadap pengembangan bahan ajar dalam

penelitian ini.

11. Kedua orang tua saya Bapak Suyatman dan Ibu Suprapti, serta semua

keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan, serta menjadi

motivasi penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.

12. Benadeta Septiane yang selalu menjadi teman cerita dan selalu ada untuk

memberi dukungan kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi.

13. Andry Wahyu Cebhastian, Risma Damayanti, Novia Rosa yang telah

memberi dukungan, motivasi, serta menghibur penulis.

14. TEMAN (Hilda, Dwiky, Alfi, Retno, Eka, Wiji, Dimas) yang dipertemukan

dalam kepengurusan DEMA FITK 2017 telah senantiasa memberi bantuan,

dukungan, dan motivasi kepada penulis serta memberi warna, berbagi

cerita, dan pengalaman semasa kepengurusan maupun sampai sekarang.

15. Okta Hapipah, Tias Eka Risti, Sindi Mutiara Putri, teman seperkuliahan

yang telah saling membantu, saling berbagi cerita, saling menemani semasa

perkuliahan serta telah menjadi tim terbaik yang berhasil berjuang bersama-

sama dari awal perkuliahan hingga akhir.

16. Amrina Asha Rahayu yang telah berkenan membantu, mendukung, serta

menjadi pendengar maupun pemberi saran kepada penulis. Widyatma

Alfathan Satrio selaku teman sekelas dan juga organisasi yang selalu

memberi bantuan serta dukungan kepada penulis. Septi Nur Fauziya selaku

Page 10: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

v

teman sekelas yang telah membantu menjawab kebingungan, memberi

dukungan serta yang bersedia direpotkan oleh penulis.

17. Keluarga Pendidikan Matematika 2015 (Khususnya kelas B), Keluarga

HMI Komtar (Khususnya Distrik PMTK), Keluarga HMJ Pendidikan

Matematika Masa Bakti 2016, Keluarga DEMA FITK Masa Bakti 2017 dan

2018, yang senantiasa memberi pembelajaran serta pengalaman yang berarti

kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

18. Seluruh pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang

telah memberikan segala bentuk bantuan mulai dari informasi hingga

perhatian kepada penulis sebelum, selama, dan setelah penulis

menyelesaikan skripsi.

Semoga Allah membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis

dengan balasan yang terbaik. Aamiin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sidatnya membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Aamiin.

Jakarta, 05 Februari 2021

Penulis

Nita Anggraeni

Page 11: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

ABSTRACT .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Indentifikasi Masalah ................................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

F. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan............................................................. 7

G. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 9

A. Deskripsi Teoritik......................................................................................... 9

1. Pengembangan Bahan Ajar ...................................................................... 9

2. Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT) ........................... 13

3. Aritmatika Sosial .................................................................................... 19

B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................................ 21

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 25

A. Model Pengembangan ................................................................................ 25

Page 12: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

vii

B. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 25

1. Define (Pendefinisian) ............................................................................ 26

2. Design (Perancangan) ............................................................................. 28

3. Develop (Pengembangan) ....................................................................... 28

C. Desain Uji Coba ......................................................................................... 29

1. Uji Ahli atau Validasi ............................................................................. 29

2. Uji Coba Terbatas ................................................................................... 30

E. Instrumen Penelitian................................................................................... 30

1. Instrumen Penilaian Produk oleh Validasi Ahli ..................................... 30

2. Angket Respon Siswa ............................................................................. 31

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 31

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 31

1. Analisis Data Instrumen Penilaian Ahli ................................................. 32

2. Analisis Data Angket Respon Siswa ...................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 34

A. Deskripsi Hasil Pengembangan ................................................................. 34

1. Tahap Define (Pendefinisian) ................................................................. 34

2. Tahap Design (Perancangan) .................................................................. 39

3. Tahap Develop (Pengembangan) ............................................................ 41

B. Analisis Hasil Uji Coba .............................................................................. 70

1. Penilaian Ahli ......................................................................................... 70

2. Uji Coba Terbatas ................................................................................... 75

C. Kajian Produk Akhir .................................................................................. 75

D. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 83

Page 13: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

viii

A. Simpulan .................................................................................................... 83

B. Saran ........................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 85

LAMPIRAN ........................................................................................................... 88

Page 14: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Pendekatan RMT ........................................................ 18

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Produk oleh Validasi Ahli ....... 30

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ............................................... 31

Tabel 3.3 Skor Lembar Penilaian Ahli .................................................... 32

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian oleh Ahli ..................................................... 33

Tabel 4.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi ..... 36

Tabel 4.2 Tujuan Pembelajaran ............................................................... 38

Tabel 4.3 Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Validator Ahli ...................... 70

Tabel 4.4 Hasil Validasi Bahan Ajar pada Aspek Kelayakan Isi ............ 71

Tabel 4.5 Hasil Validasi Bahan ajar pada Aspek Kebahasaan ................ 72

Tabel 4.6 Hasil Validasi Bahan Ajar pada Aspek Penyajian Materi ....... 72

Tabel 4.7 Hasil Validasi Bahan Ajar pada Aspek Desain Tampilan ....... 73

Tabel 4.8 Hasil Validasi Bahan Ajar pada Aspek Pendekatan RMT ...... 73

Tabel 4.9 Hasil Validasi Bahan Ajar pada Aspek Evaluasi .................... 74

Tabel 4.10 Hasil Angket Respon Siswa .................................................... 75

Page 15: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................... 24

Gambar 3.1 Kerangka Prosedur Pengembangan ............................... 26

Gambar 4.1 Halaman Sampul Depan dan Halaman Francis ............. 43

Gambar 4.2 KI, KD, dan IPK ............................................................ 46

Gambar 4.3 Petunjuk Penggunaan dan Peta Konsep ........................ 48

Gambar 4.4 Tujuan Pembelajaran dan Masalah ............................... 49

Gambar 4.5 Langkah Menentukan Model dan Menampilkan Alat

Psikologis ....................................................................... 50

Gambar 4.6 Langkah Membangun Konsep Dasar ............................51

Gambar 4.7 Langkah Menemukan Rumus........................................ 52

Gambar 4.8 Langkah Menyesuaikan Alat Psikologis dan

Menerapkan Alat Psikologis .......................................... 54

Gambar 4.9 Latihan Soal................................................................... 55

Gambar 4.10 (a) Sebelum Revisi Poin 1 .................................................. 58

Gambar 4.10 (b) Sesudah Revisi poin 1 .................................................. 58

Gambar 4.11 (a) Sebelum Revisi Poin 2 .................................................. 60

Gambar 4.11 (b) Sesudah Revisi Poin 2 .................................................. 60

Gambar 4.12 (a1 – a7) Sebelum Revisi Poin 3 ................................................. 65

Gambar 4.12 (b1 – b7) Sesudah Revisi Poin 3 .................................................. 65

Gambar 4.13 (a) Sebelum Revisi Poin 4 ................................................. 66

Gambar 4.13 (b) Sesudah Revisi Poin 4 ................................................. 66

Gambar 4.14 (a) Sebelum Revisi Poin 5 ................................................. 67

Gambar 4.14 (b) Sesudah Revisi Poin 5 ................................................. 67

Gambar 4.15 Sesudah Revisi Poin 6 ................................................. 68

Page 16: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

xi

Gambar 4.16 (a) Sebelum Revisi Poin 7 ................................................... 69

Gambar 4.16 (b) Sesudah Revisi Poin 7 ................................................... 67

Gambar 4.17 Tampilan Produk Akhir ................................................. 81

Page 17: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pertanyaan Wawancara Guru Matematika .................... 88

Lampiran 2 Transkip Hasil Wawancara Guru Matematika ........................... 89

Lampiran 3 Lembar Pertanyaan Wawancara Siswa ....................................... 91

Lampiran 4 Traskip Hasil Wawancara Siswa ................................................ 92

Lampiran 5 Lembar Validasi Ahli ................................................................. 94

Lampiran 6 Angket Respon Siswa ................................................................. 97

Lampiran 7 Surat Tugas Validator ................................................................. 99

Lampiran 8 Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Ahli ..................... 101

Lampiran 9 Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Ahli Berdasarkan

Indikator Setiap Aspek Penilaian .............................................. 102

Lampiran 10 Revisi Bahan Ajar ..................................................................... 105

Lampiran 11 Perhitungan Data Angket Respon Siswa .................................. 109

Lampiran 12 Uji Referensi ............................................................................. 110

Lampiran 13 Hasil Instrumen Validasi Ahli .................................................. 125

Lampiran 14 Produk Akhir Bahan Ajar LKS ................................................. 143

Page 18: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini telah berkembang dengan

pesat dan memberikan banyak manfaat diberbagai aspek. Perkembangan ini

juga harus diikuti dengan perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

Kualitas sumber daya manusia dapat berpengaruh pada kemajuan suatu bangsa,

maka dari itu meningkatkan kualitas sumber daya alam sangat penting untuk

kemajuan bangsa ini. Salah satu faktor untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia yaitu melalui pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Ki Hajar Dewantara

mengungkapkan bahwa Pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup anak-anak

agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai

keselamatan dan kebahagiaan.2

Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis

menyimpulkan bahwa Pendidikan adalalah proses yang melibatkan usaha sadar

dan rencana untuk mewujudkan peserta didik memiliki potensi didalam dirinya

sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam Pendidikan terdapat

peserta didik dan pendidik yang memiliki peran berbeda namun memiliki tujuan

yang sama.

Tujuan Pendidikan Nasional merupakan tujuan pendidikan secara umum

yang ingin dicapai secara nasional. Adapun tujuan tersebut yaitu

mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berakhlak mulia, berilmu,

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 1 Nomor 1. 2 Abd Aziz Hsb, Landasan Pendidikan, (Ciputat: HAJA Mandiri, 2018), cet. 1, h. 5.

Page 19: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

2

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung

jawab.3

Proses pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan hal yang sangat

penting dalam mencapai tujuan dari pendidikan. Proses pembelajaran di sekolah

sangat berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan, salah satu mata

pelajaran yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran yaitu

matematika, karena matematika merupakan induk dari ilmu pengetahuan.

Selain itu, matematika mempelajari tentang keteraturan, tentang struktur yang

terorganisasikan, konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis,

berstruktur dan sistematika, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai

pada konsep paling kompleks.4

Menurut Cockroft, matematika mempunyai peran penting yaitu “it would

be very difficult-perhaps impossible-to live a normal life in very many parts of

the world in the twentieth century without making use of mathematics of some

kind” atau dapat dikatakan bahwa akan sangat sulit atau mustahil bagi seseorang

untuk hidup di bumi ini pada abad ke-20 tanpa sedikitpun memanfaatkan

matematika.5 Oleh karena itu sangat penting bagi siswa untuk menguasai

matematika dengan didukung guru melalui proses pembelajaran yang

mendorong siswa dalam memudahkan belajar matematika.

Bicara mengenai prestasi matematika di Indonesia, kenyataannya

kemampuan siswa di Indonesia dalam menguasai matematika tergolong rendah.

Hal ini dibuktikan dengan hasil survey Program for International Student

Assessment (PISA) 2018 bahwa Indonesia mengalami penurunan peringkat

menjadi urutan ke-74 dari 79 negara dan hasil skor yang dicapai siswa Indonesia

dalam mata pelajaran matematika yaitu sebesar 379 sedangkan rata-rata OECD

yaitu 489. Hasil PISA 2018 menunjukkan bahwa Indonesia baru mencapai level

3 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 3. 4 Hasratuddin, “Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”, Jurnal

Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol. 6 No. 2, 2013, h. 133. 5Muhammad Daut siagian, “Kemampuan Koneksi Matematika dalam Pembelajaran

Matematika”, MES (Journal of Mathematics Education and Science), Vol. 2 No. 1, 2016, h. 60.

Page 20: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

3

1 dan 2 sedangkan soal yang diujikan terdiri dari 6 level (level 1 terendah

sampai level 6 tertinggi).6 Hal ini sejalan dengan laporan hasil ujian nasional

tahun 2019 yang menunjukkan bahwa matematika di SMP/MTs memperoleh

persentase paling rendah, yaitu untuk tingkat SMP memperoleh 46,56% dan

MTs 42,24%.7

Aritmatika sosial merupakan salah satu materi yang dipelajari pada siswa

kelas VII. Materi yang terdapat pada aritmatika sosial meliputi harga jual, harga

beli, untung, rugi, bunga, diskon, pajak, bruto, neto, dan tara. Materi tersebut

sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, namun banyak dari siswa

yang masih kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan

dengan materi aritmatika sosial.8 Sebuah hasil penelitian yang dilakukan Widya

Evijayanti dan Rita Pramujiyanti Khotimah, “siswa mengalami kesulitan

memahami soal-soal matematika terutama pada materi aritmatika sosial”.9

Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa terdapat beberapa 3 jenis kesulitan

yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial yaitu

kesulitan dalam memahami soal, kesulitan dalam transformasi, dan kesulitan

dalam proses penyelesaian. Berdasarkan hal tersebut dapat peneliti lihat bahwa

kemampuan matematika dalam materi aritmatika sosial masih rendah sehingga

diperlukan pembelajaran yang memadai untuk mengatasi permasalahan

tersebut.

Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran aritmatika sosial

dilatarbelakangi oleh pembelajaran yang berpusat pada guru, sajian materi yang

tidak berorientasi praktik, sumber belajar hanya dari buku teks tidak ada bahan

ajar yang dapat membantu siswa sehingga karakteristik proses pembelajaran

6 OECD, “PISA 2018 Results (Volume I): What Students Know And Can Do”, Paris:

OECD Publishing, 2019, pp. 18. 7 Laporan Hasil Ujian Nasional 2019, (https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id) diakses

tanggal 12 januari 2021 jam 10.00 8 Rini Nuraeni, Suny Guinesya Ardiansyah, Luvy Sylviana Zanthy, ”Permasalahan

Matematika Aritmatika Sosial dalam Bentuk Cerita: Bagaimana Deskripsi Kesalahan-Kesalahan

Jawaban Siswa” Teorema: Teori dan RIset Matematika, 2020, h. 62. 9 Widya Evijayanti dan Rita Pramujiyanti Khotimah, “Analisis Kesulitan Siswa SMP dalam

Menyelesaikan Soal Cerita Aritmatika Sosial”, Jurnal FKIP UMS, 2016, h. 12.

Page 21: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

4

aritmatika di sekolah masih bersifat konvensional.10 Berdasarkan penelitian

Ardilla dan Hartanto juga menunjukkan beberapa faktor penyebab siswa kurang

mengusai matematika yaitu: (1) kurangnya minat siswa dalam mempelajari

matematika, (2) kurangnya konsentrasi siswa dalam memperhatikan guru, (3)

kurangnya pemahaman konsep matematika dasar siswa, (4) ketidakdisiplinan

siswa dalam mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.11 Guru

mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran di kelas, melihat faktor

tersebut, seharusnya guru dapat lebih kreatif dalam mengembangkan metode

atau pendekatan pembelajaran sehingga memudahkan siswa dalam memahami,

selain itu guru juga berperan sebagai motivator untuk memotivasi siswa agar

tertarik untuk belajar matematika.

Proses pembelajaran saat ini menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum

2013 dikembangkan bukan hanya sekedar pergantian kurikulum saja namun

juga menuntut perubahan dalam pembelajaran yang ada di sekolah. Peran

pendidik sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran begitu juga dengan

bahan ajar yang membantu siswa dalam memperoleh informasi sehingga

memudahkan siswa dalam memahami materi. Standar penilaian kelayakan

bahan ajar menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yaitu terdiri

atas kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan

kegrafikan.12

Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd/National

Center for Competency Based Training, bahan ajar adalah alat untuk membantu

guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut

Tocharman bahan ajar dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu bahan ajar

10 Ruslan Ridwan, Zulkardi, Darmawijoyo, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Aritmatika Sosial Berbasis Problem Based Learning di Kelas VII SMP”, Jurnal Elemen Vol. 2 No.

2, 2016, h. 94. 11 Ayu Ardilla dan Suryo Hartanto, “Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Hasil Belajar

Matematika Siswa MTs Iskandar Muda Batam”, PHYTAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika,

Vol. 6 No. 2, 2017. h. 185. 12 Sri Kantun, dan Yayuk Sri Rahayu Budiawati, “Analisis Tingkat Kelayakan Bahan Ajar

Ekonomi Yang Digunakan Oleh Guru Di SMA Negeri 4 Jember”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Edisi

IX No. 2, 2015, h. 131.

Page 22: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

5

visual, bahan ajar audio, bahan ajar audio visual, dan bahan ajar multimedia

interaktif.13

Bahan ajar mempunyai peran penting baik untuk guru maupun siswa, salah

satu peran bahan ajar bagi guru yaitu: (1) menghemat waktu guru dalam

mengajar, (2) mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi fasilitator,

(3) meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.

Sedangkan peran bahan ajar bagi siswa yaitu: (1) siswa dapat belajar mandiri,

tanpa harus ada guru atau teman, (2) siswa dapat belajar kapan saja dan dimana

saja, (3) siswa dapat belajar sesuai kecepatan pemahamannya sendiri, (4) siswa

dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.14

Bahan ajar merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam proses

pembelajaran karena bahan ajar merupakan alat yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran untuk membantu mencapai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah peneliti jelaskan mengenai

salah satu faktor kesulitan siswa dalam memahami materi aritmatika sosial,

secara garis besar siswa kesulitan dalam memahami soal, kesulitan dalam

transformasi atau membuat pemodelan matematika, kesulitan dalam proses

penyelesaian, dan kurangnya pemahaman konsep. Maka dari itu, guru perlu

mengembangkan bahan ajar menggunakan pendekatan atau metode sehingga

terciptanya bahan ajar yang mendukung siswa dalam proses pembelajaran.

Membuat bahan ajar pada masa pandemi Covid 19 akan sangat mendukung

aktivitas pembelajaran dan proses pembelajaran, dan juga membantu guru

dalam menyampaikan materi agar siswa dapat lebih mudah memahami materi

yang disampaikan.

Salah satu alternatif solusi untuk permasalahan tersebut yaitu dengan

mengembangkan bahan ajar matematika yang mendukung siswa dalam

memahami konsep serta membantu membuat pemodelan matematika dengan

13 Danu Aji Nugraha, Achmad Binadja, dan Supartono, “Pengembangan Bahan Ajar Reaksi

Redoks Bervisi SETS Berorientasi Kontruktivistik”, Journal of Innovative Science Education, Vol.2

No.1, 2013, h. 28. 14Nana, Pengembangan Bahan Ajar, (Jawa Tengah: Lakeisha, 2019), h. 4-7.

Page 23: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

6

menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai. Salah satu pendekatan

pembelajaran yang sesuai yaitu pendekatan Rigorous Mathematical Thinking

(RMT). RMT secara sistematis membangun konsep dasar yang dibutuhkan

dalam matematika dari pengalaman dan bahasa sehari-hari, hal ini sesuai

dengan materi aritmatika sosial yang sangat erat kaitannya dengan kehidpan

sehari-hari, serta RMT memperkenalkan konsep alat psikologis khusus

matematika, hal ini dapat membantu siswa dalam membuat pemodelan

matematika.15

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menerapkan

pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT) sebagai pendekatan

pembelajaran untuk mengembangkan bahan ajar matematika. Dengan

demikian, peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT) pada Materi Aritmatika Sosial”

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat

diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Rendahnya kemampuan matematis siswa pada materi Aritmatika Sosial.

2. Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru akibatnya siswa kurang

dapat mengeksplor kemampuan yang dimilikinya.

3. Bahan ajar yang kurang mendukung siswa dalam memahami konsep

matematika pada materi aritmatika sosial.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah yang dilakukan dalam membatasi penelitian agar

masalah yang diteliti terfokus yaitu sebagai berikut:

1. Pengembangan bahan ajar menggunakan pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT) dengan 3 fase yaitu fase pengembangan

15 James T. Kinard, Method and Apparatus for Creating Rigorous Mathematical Thinking,

United States Patent Application Publication, 2007, pp. 3.

Page 24: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

7

kognitif, konten sebagai proses pengembangan, dan praktek konstruksi

kognitif konseptual.

2. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Aritmatika Sosial di kelas

VII SMP/MTs.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah

yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar pada materi Aritmatika Sosial kelas

VII menggunakan pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT)?

2. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar yang dihasilkan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah dibuat, maka peneliti

menyimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan produk bahan ajar menggunakan pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT) pada materi aritmatika sosial.

2. Mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar menggunakan pendekatan

Rigorous Mathematical Thinking (RMT) pada materi aritmatika sosial

berdasarkan uji pakar.

F. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan pada pengembangan ini yaitu bahan ajar jenis

Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi aritmatika sosial dengan spesifikasi

produk yang dikembangkan yaitu: Bahan ajar cetak jenis Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang didesain khusus menggunakan pendekatan Rigorous Mathematical

Thinking (RMT) yang berisi masalah yang harus dikerjakan serta latihan-latihan

soal.

G. Manfaat Penelitian

Harapan penulis dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk siswa, bahan ajar menggunakan pendekatan Rigorous Mathematical

Thinking (RMT) pada materi aritmatika sosial diharapkan dapat membantu

siswa dalam memahami materi dengan mudah.

Page 25: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

8

2. Untuk guru, bahan ajar menggunakan pendekatan Rigorous Mathematical

Thinking (RMT) pada materi aritmatika sosial diharapkan dapat

mempermudah guru dalam menyampaikan materi sehingga dapat

memenuhi tujuan pembelajaran.

3. Untuk peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi

dalam mengembangkan bahan ajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Page 26: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengembangan Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan

sistematis, artinya disusun secara urut agar memudahkan siswa dalam

belajar serta disusun berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang

digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran offline

maupun online.1 Bahan Ajar menurut Kemendiknas merupakan informasi,

alat dan teks yang digunakan guru/instruktur untuk merencanakan dan

mengimplementasikannya dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan

Majid mengatakan bahwa bahan ajar merupakan semua bentuk bahan yang

digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Bahan ajar menurut Widodo dan Jasmadi yaitu merupakan

seperangkat alat pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan

dan cara mengevaluasi. Sedangkan Majid mengatakan bahwa bahan ajar

merupakan semua bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.2

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bahan

ajar adalah alat pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan

dan cara mengevaluasi yang digunakan guru dalam membantu proses

belajar mengajar sekaligus memudahkan siswa dalam memahami materi

pembelajaran.

b. Karakteristik Bahan Ajar

Prastowo mengemukakan beberapa karakteristik yang terdapat dalam

bahan ajar yaitu: (1) memberi arahan atau petunjuk belajar untuk guru

1 Nana, Pengembangan Bahan Ajar, (Jawa Tengah: Lakeisha, 2019), h. 48. 2 Jajang Bayu Kelana dan D. Fadly Pratama, Bahan Ajar IPA Berbasis Literasi SAINS,

(Bandung: LEKKAS, 2019), cet. 1, h. 3.

Page 27: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

10

maupun siswa, (2) tercantum dengan jelas kompetensi yang ingin

dikembangkan, (3) terdapat informasi pendukung, (4) adanya latihan-

latihan soal, (5) tersedia lembar kerja siswa (LKS), (6) alat evaluasi yang

jelas.3

Sedangkan berdasarkan panduan penyusunan bahan ajar yang

dikeluarkan oleh Kemendikbud, bahan ajar memiliki karakteristik antara

lain:4

1) Self Instructional

Bahan ajar memiliki karakterisitik self instructional, artinya bahan ajar

memungkinkan peserta didik untuk belajar mandiri. Untuk mencapai

karakteristik ini, bahan ajar harus mengandung tujuan pembelajaran yang

jelas.

2) Self Contained

Bahan ajar bersifat self contained, artinya bahan ajar berupa satu

kesatuan utuh sehingga peserta didik mempelajari suatu kompetensi dalam

satu bahan ajar.

3) Stand Alone

Bahan ajar bersifat stand alone, artinya bahwa bahan ajar yang

dikembangkan tidak membutuhkan bahan ajar lain dalam penggunaannya.

4) Adaptive

Bahan ajar bersifat adaptive, artinya bahan ajar dapat berkembang

mengikuti perkembangan IPTEK.

5) User Friendly

Bahan ajar bersifat user friendly, artinya bahwa bahan ajar memiliki

petunjuk dan informasi yang mudah dipahami peserta didik, dengan kata

lain bahan ajar tersebut harus mudah digunakan oleh peserta didik dan dekat

dengan dunia calon penggunanya.

3 Ibid., h. 4. 4 Moh. Fery Fauzi dan Irma Anindiati, E-learning Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang, 2020), cet. 1, h. 44.

Page 28: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

11

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

karakteristik bahan ajar yaitu terdapat petunjuk belajar untuk guru maupun

siswa, tercantum kompetensi yang ingin dikembangkan, tersedia LKS

beserta latihan-latihan soal, dan bahan ajar memungkinkan peserta didik

supaya dapat belajar secara mandiri.

c. Jenis-jenis Bahan Ajar

Terdapat 2 jenis bahan ajar yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar

noncetak. Berikut macam-macam bahan ajar cetak dan non cetak:5

1) Bahan Ajar Cetak

Bahan ajar cetak meliputi handout, modul, buku, dan lembar kerja

siswa. Handout berisi point-point penting dari materi pelajaran. Dibuat

untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran secara

ringkas dan tepat sasaran. Modul merupakan bahan ajar yang disusun guru

dalam bentuk tertentu, dibuat untuk dapat dibaca atau dipelajari siswa

secara mandiri. Buku merupakan kumpulan kertas yang berisi ilmu

pengetahuan hasil analisis seseorang dalam bentuk tertulis. Lembar Kerja

Siswa (LKS) merupakan materi ajar yang disusun sedemikian rupa

sehingga siswa dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.

2) Bahan Ajar Non Cetak

Bahan ajar non cetak meliputi audio, audio-visual, dan multimedia

interaktif. Bahan ajar audio merupakan bahan ajar yang digunakan untuk

penyampaian pesan atau informasi melalui bunyi dan suara sehingga dapat

diterima oleh siswa. Bahan ajar audio-visual merupakan bahan ajar yang

digunakan untuk penyampaian pesan atau informasi melalui bunyi/suara

dan juga gambar sehingga komunikasi menjadi lebih bervariatif. Bahan ajar

multimedia interaktif merupakan bahan ajar yang sangat kompleks dengan

penggabungan dari beberapa bahan ajar lainnya seperti teks, grafik,

animasi, audio, gambar video sehingga menjadi suatu kumpulan yang

menarik.

5Jajang Bayu Kelana dan D. Fadly Pratama, op. cit., h. 12-14.

Page 29: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

12

Berdasarkan jenis-jenis bahan ajar yang telah disebutkan, LKS

merupakan bahan ajar yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar karena LKS merupakan bahan ajar yang membantu siswa agar

siswa dapat belajar mandiri serta ikut aktif dalam proses belajar sehingga

pemahaman materi dapat dikuasai. Maka dalam penelitian ini, peneliti

memfokuskan pengembangan bahan ajar berupa LKS. Berikut merupakan

teori tentang Lembar Kerja Siswa (LKS).

Lembar kerja siswa adalah lembaran yang berisi pedoman bagi siswa

untuk melakukan kegiatan yang terprogram. LKS merupakan bahan

pembelajaran cetak yang paling sederhana karena komponen isinya bukan

pada materi ajar tetapi pada pengembangan soal-soalnya serta latihan. LKS

memiliki beberapa karakteristik, yaitu: (1) LKS memiliki soal-soal yang

harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegiatan seperti percobaan atau terjun

ke lapangan yang harus dilakukan oleh siswa, (2) LKS merupakan bahan

ajar cetak, (3) materi yang disajikan berupa rangkuman yang tidak terlalu

luas pembahasannya, (4) mempunyai komponen seperti daftar isi, kata

pengantar, pendahuluan, dan lain-lain.6

Widjajanti mengungkapkan bahwa ada beberapa fungsi dari LKS, yaitu

sebagai alternatif guru dalam proses kegiatan belajar mengajar, waktu

belajar lebih efektif, membantu siswa agar belajar secara mandiri, dapat

membangkitkan minat belajar siswa jika LKS yang disusun menarik, dan

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.7

Berikut syarat umum yang harus dipenuhi untuk membuat LKS yaitu:

(1) melakukan analisis kurikulum baik SK, KD, indikator, maupun materi

pokok, (2) menyusun peta kebutuhan atau peta konsep, (3) menentukan

judul serta panduan panduan dalam LKS, (4) mencetak LKS dan

menentukan lembar penilaian.8

6 Nurul Huda Panggabean dan Amir Danis, Desain Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

Sains, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 29-30 7Rahmita Yuliana Gazali, “Pengembangan Bahan Ajar Matematika untuk Siswa SMP

Berdasarkan Teori Belajar Ausubel”, PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 11, No.

2, 2016, h. 184. 8 Nurul Huda Panggabean dan Amir Danis, op. cit., h. 34.

Page 30: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

13

Sebagai bahan ajar, LKS mempunyai beberapa kelebihan namun juga

mempunyai beberapa kekurangan, berikut kelebihan LKS yaitu: (1) guru

dapat menggunakan LKS sebagai media pembelajaran mandiri bagi siswa,

(2) meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar, (3) praktis dan harga terjangkau, (4) materi lebih ringkas namun

sudah mencakup semuanya, (5) kegiatan pembelajaran lebih beragam, (6)

sebagai pengganti media lain ketika media audio visual mengalami

hambatan, (7) LKS sebagai media pembelajaran tidak membutuhkan listrik

sehingga dapat dimanfaatkan oleh sekolah yang berada di pedesaan.

Adapun kekurangan bahan ajar LKS yaitu: (1) soal-soal yang tertuang oada

LKS cenderung monoton, (2) adanya kekhawatiran karena guru hanya

mengandalkan media LKS serta memanfaatkannya untuk kepentingan

pribadi. Misalnya siswa disuruh mengerjakan LKS kemudian guru

meninggalkan siswa dan kembali hanya untuk membahas, (3) LKS yang

dikeluarkan penerbit cenderung kurang cocok antara konsep yang diajarkan

dengan LKS tersebut, (4) LKS hanya melatih siswa untuk menjawab soal,

tidak efektif tanpa adanya sebuah pemahaman konsep materi secara benar,

(5) LKS hanya menampilkan gambar diam tidak bias bergerak, sehingga

siswa kurang dapat memahami materi dengan cepat.9

2. Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT)

Rigorous Mathematika Thinking (RMT) didefinisikan sebagai perpaduan

dan pemanfaatan operasi mental untuk: (1) memperoleh pengetahuan tentang

pola dan hubungan, (2) menerapkan peralatan dan skema yang diperoleh secara

kultural dengan tujuan menguraikan pengetahuan tersebut untuk organisasinya,

korelasinya, teknik mengarangnya dan representasi abstraknya sehingga dapat

membangun konseptualisasi dan pemahaman, (3) mentransformasikan dan

menggeneralisasi konseptualisasi dan pemahaman menjadi gagasan, dan

gagasan yang koheran serta logis, (4) merancang penggunaan gagasan tersebut

untuk memfasilitasi penyelesaian masalah dan penurunan pengetahuan baru

9 Ibid., h. 34-35.

Page 31: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

14

dalam berbagai konteks dan bidang aktivitas manusia, (5) melakukan

pemeriksaan kritis, analisis, instropeksi dan pemantauan berkelanjutan dari

struktur, operasi, dan proses RMT untuk pemahaman dirinya dan integritas

intrinsiknya.10

Rigorous berasal dari kata rigor. Kata rigor secara umum dapat

digambarkan dalam sejumlah elemen yang meliputi (1) ketajaman dalam fokus

dan persepsi, (2) kejelasan dan kelengkapan dalam definisi, konseptualisasi, dan

rancangan dari sifat kritis, dan (3) presisi dan akurasi. Rigor juga mencakup

beberapa elemen sistemik, yaitu (1) pertanyaan kritis dan kemauan tinggi untuk

mencari penyelesaian, (2) keterlibatan mental yang penuh semangat untuk

membangun kemampuan yang lebih tinggi. RMT dalam proses pembelajaran

berfokus kepada memediasi siswa dalam membangun proses kognitif yang kuat

sementara secara bersamaan membangun konsep matematika dengan

menggunakan tiga fase disertai enam langkah.11 Dalam hal ini, guru sebagai

mediator yang artinya guru menjadi fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam

proses pembelajaran di kelas dengan cara memediasi siswa melalui langkah-

langkah pembelajaran.

Rigorous Mathematical Thinking (RMT) merupakan salah satu pendekatan

matematika yang dikembangkan oleh James T. Kinard dan didasari oleh dua

teori pembelajaran, yaitu teori sosio-kultural Vygotsky khususnya konsep

peralatan psikologis dan teori Mediated Learning Experience (MLE) Feuerstein

yaitu menerapkan belajar termediasi dengan menggunakan tugas kognitif yang

dirancang untuk mengembangkan berpikir umum dan mengembangkan

keterampilan.12 Berikut adalah penjelasan mengenai teori dari Vygotsky dan

teori dari Feuerstein.

Teori sosio-kultural Vygotsky dikemukakan oleh seorang ahli psikologi

Rusia, Lev Semionovich Vygotsky. Teori Vygotsky menyatakan bahwa

10 James T. Kinard, Method and Apparatus for Creating Rigorous Mathematical Thinking,

United States Patent Application Publication, 2007, pp. 1 11 Ibid., pp. 2-3 12 Zaenal Khabib dan Janet Trineke Manoy, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran

dengan Pendekatan RMT Ditinjau dari Fungsi Kognitif Siswa pada Materi Melukis Segitiga di

Kelas VII SMP”, Jurnal FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3, 2013, h. 2.

Page 32: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

15

perkembangan proses mental anak yang lebih tinggi tergantung pada hadirnya

perantara mediasi dalam interaksi anak dengan lingkungannya. Terdapat 3

kelompok mediator antara siswa dan lingkungannya, yaitu: (1) mediator fisik,

(2) alat simbolis, dan (3) mediator manusia. Mediator fisik dapat berupa

peralatan materil dan teknologi. Mediator alat simbolis atau dapat juga disebut

dengan peralatan psikologis dapat berupa isyarat, bahasa, dan grafik. Mediator

manusia meliputi orang tua, guru, teman sebaya, dan mentor lainnya.13 Konsep

peralatan psikologis dalam teori inilah yang akan dipakai dalam penelitian ini.

Menurut Kinard, peralatan psikologis yaitu peralatan yang digunakan

sebagai isyarat-isyarat, simbol-simbol, atau artefak-artefak yang memiliki

makna khusus dalam kultural seseorang masyarakat. Sedangkan menurut

Kozulin, peralatan psikologis yaitu artefak-artefak simbolis yang meliputi

isyarat-isyarat, simbol-simbol, naskah, rumus, grafik yang membantu individu

menguasai fungsi-fungsi psikologis alaminya sendiri yang berkaitan dengan

persepsi, memori, perhatian, dan sebagainya.14 Dalam hal ini peralatan

psikologis yang akan digunakan yaitu dapat berupa simbol matematika, grafik,

tabel, rumus atau sesuatu yang berhubungan dengan matematika yang dapat

dimanfaatkan siswa dalam membantu membangun pemahamannya sendiri.

Teori Mediated Learning Experience (MLE) atau dapat dikatakan

pengalaman belajar termediasi pertama kali dikemukakan oleh Reuven

Feuerstein. Feuerstein mendefinisikan MLE sebagai kualitas belajar dengan

guru sebagai mediator yang bertugas membimbing siswa dan menjaga mediasi

yang menggunakan tiga kriteria pokok mediasi yaitu:15

1. Mediasi Intensionalitas dan Timbal Balik (Intentionality and Reciocity

Mediation), yaitu bahwa guru harus terus menerus membiasakan perilaku

siswa dengan tujuan untuk menarik dan mempertahankan perilaku siswa

serta membuat tugas yang dapat dijangkau oleh kemampuan siswa. Mediasi

13 Erdhin Lies Tyanto dan Janet Trineke Manoy, “Pengembangan Media Pembelajaran

Matematika Berbasis Adobe Flash Profesional CS 6 dengan Memperhatikan Fungsi Kognitif

Rigorous Mathematical Thinking pada Materi Melukis Segitiga”, Jurnal FMIPA UNESA, Vol. 2

No. 3, 2013, h. 3. 14 Zaenal Khabib dan Janet Trineke Manoy, op. cit., h. 3. 15 Ibid.

Page 33: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

16

ini bertujuan untuk menjaga tingkat fokus siswa agar dapat mengikut

kegiatan belajar.

2. Mediasi Transendensi (Transcendence Mediation), yaitu guru

memfasilitasi pertemuan dengan isu-isu yang lebih luas tentang pengalaman

dan makna masa depan dengan tujuan untuk membangun pemahaman

siswa. Guru sebagai jembatan penghubung kegiatan saat ini dengan

pengalaman masa lalu dan antisipasi kejadian di masa depan.

3. Mediasi Makna (Meaning Mediation), guru menanamkan pertemuan

dengan pentingnya dan relevansinya perasaan dan aktivitas,

mengidentifikasi dan menetapkan nilai-nilai, dukungan dan validasi

perasaan dan alasan interaksi.

Berdasarkan kedua teori yang telah dipaparkan peneliti, teori sosio-kultural

Vygotsky yang ditekankan dalam RMT yaitu konsep peralatan psikologis yang

dirancang untuk mengubah proses kognitif dasar menjadi proses yang lebih

tinggi. Sedangkan teori MLE yaitu menerapkan belajar termediasi dengan

memanfaatkan tugas kognitif yang dirancang sehingga dapat mengembangkan

kemampuan berpikir umum dan belajar bagaimana mempelajari keterampilan.16

Tujuan RMT menurut Kinard yaitu, melengkapi peserta didik dengan

kapasitas dan motivasi untuk membangun dan menerapkan pemahaman

konseptual matematika yang mendalam.17 Kelebihan pembelajaran

menggunakan RMT yaitu guru emediasi siswa dalam memperoleh dan

mengkontruksi konsep matematika dengan menggunakan peralatan psikologis,

siswa juga dapat memperoleh dan mengkontruksi konsep matematika secara

cermat sehingga konsep tersebut tertanam dalam pikiran siswa. Sedangkan

kekurangannya yaitu bila peran guru sangat dominan dalam memediasi siswa,

maka pembelajaran cenderung akan berpusat ada guru dan bila kondisi siswa

sulit dimediasi (dilihat dari kemampuan dan karakteristik siswa) maka sulit bagi

guru dalam mengarahkan pembelajaran dengan pendekatan RMT.18

16 Erdhin Lies Tyanto dan Janet Trineke Manoy, op. cit., h. 3-4 17 James T. Kinard, op. cit., pp. 3. 18 Erdhin Lies Tyanto dan Janet Trineke Manoy, op. cit., h.4

Page 34: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

17

Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan RMT akan melibatkan

semua siswa untuk berpikir dan belajar sehingga proses pembelajarannya akan

menjadi lebih bermakna. Guru sebagai mediator akan membimbing siswa untuk

menggunakan peralatan psikologis dan mendorong untuk menjadi proaktif

dalam membangun proses berpikir dan belajar dengan memanfaatkan peralatan

psikologis dan pengetahuan yang sebelumnya. RMT memediasi siswa untuk

mendefinisikan masalah, untuk menggambarkan apa yang harus dilakukan

terhadap masalah yang diberikan, menganalisis peralatan psikologis yang ada

untuk pemecahan masalah, menentukan hubungan antara peralatan psikologis

dan pemecahan masalah, memanfaatkan dan menerapkan peralatan psikologis

untuk memecahkan masalah, dan merefleksikan strategi.19 RMT menekankan

perlunya kematangan konsep dan materi prasyarat dalam pembelajaran dengan

memberikan skema.20 Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa RMT merupakan

seperangkat pembelajaran yang berfokus membangun pemahaman konsep

matematika siswa agar lebih memahami materi yang dipelajari dengan

menggunakan alat psikologis dengan dibantu oleh guru sebagai mediator yang

akan membimbing siswa agar lebih aktif untuk berpikir.

Tahapan pendekatan RMT memiliki tiga fase dengan enam langkah

pembelajaran, yaitu:21

Fase 1: Pengembangan kognitif

a. Siswa dimediasi untuk menentukan model yang sesuai untuk

mengembangkan tugas kognitif sebagai alat psikologis umum

berdasarkan pada hubungan struktur fungsi.

b. Siswa dimediasi untuk melakukan tugas kognitif melalui alat psikologis

untuk membangun proses kognitif tingkat tinggi.

Fase 2: Konten sebagai Proses Pengembangan

19 loc. cit. 20Aan Hendrayana, “Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking

(RMT) terhadap Pemahaman Konseptual Matematis Siswa SMP”, Jurnal Riset Pendidikan

Matematika, Vol. 4 No. 2, 2017, h. 188. 21 James T. Kinard, loc. cit.

Page 35: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

18

a. Siswa dimediasi untuk membangun konsep-konsep dasar yang

diperlukan dalam matematika dari pengalaman dan bahasa sehari-hari

b. Siswa dimediasi untuk menemukan dan merumuskan pola dan

hubungan matematika dalam proses kognitif

c. Siswa dimediasi untuk menyesuaikan peralatan psikologis khusus yang

tepat dalam proses kognitif

Fase 3: Praktek Konstruksi Kognitif Konseptual

a. Siswa dimediasi untuk mempraktikkan atau menerapkan peralatan

psikologis khusus untuk membangun pemahaman konseptual

matematika

Tahapan pendekatan RMT yang digunakan penulis pada penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Sintaks Pendekatan RMT

Fase Tahap

Fase 1

Pengembangan

Kognitif

Siswa menentukan model yang sesuai dari tugas

kognitif yang diberikan dengan arahan guru

Siswa menampilkan tugas kognitif yang diberikan

menggunakan alat bantu grafik atau tabel dengan

arahan guru

Fase 2

Konten sebagai

Proses

Pengembangan

Siswa membuat kesimpulan dari tugas kognitif untuk

membangun konsep dasar dalam matematika

menggunakan bahasa sehari-hari dengan arahan guru

Siswa menemukan dan memformulasikan rumus-

rumus matematika dengan arahan guru

Siswa menyelesaikan tugas kognitif dengan

menyesuaikan grafik,tabel, atau rumus yang tepat

dengan arahan guru

Fase 3

Praktek Konstruksi

Kognitif Konseptual

Siswa menerapkan penggunaan grafik,tabel, atau

rumus untuk menyelesaikan tugas kognitif dengan

arahan guru

Page 36: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

19

3. Aritmatika Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dengan kegiatan

ekonomi. Misalnya saat kita belanja di toko atau warung. Kita melakukan

kegiatan ekonomi saat berbelanja, terdapat penjual dan pembeli, dimana

pembeli harus membayar dengan harga yang sesuai kepada penjual. Kegiatan

tersebut adalah salah satu contoh aritmatika sosial dalam kegiatan ekonomi.

Dalam Aritmatika Sosial mencakup beberapa bagian, diantaranya:22

a. Nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai sebagian

Misalkan kamu membeli satu kodi sarung yang berisi 20 helai dengan harga

Rp. 400.000,00, pasti kamu akan bertanya berapa harga sehelainya? Harga

sehelai sarung merupakan harga satuan atau harga per unit. Harga satu kodi

sarung merupakan nilai keseluruhan. Bila harga satuan sudah diketahui, maka

kamu dapat mencari harga atau nilai sebagian dari sarung yang kamu beli,

misalkan harga 5 helai sarung.

Nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai sebagian mempunyai suatu

hubungan, yaitu:

b. Harga Penjualan, Harga Pembelian, Untung, dan Rugi

Nilai uang dari suatu barang yang dibeli disebut harga pembelian, dan nilai

uang dari suatu barang yang dijual disebut harga penjualan.

Jika harga jual lebih besar dari harga beli, maka akan mengalami keuntungan.

Jika harga jual lebih kecil dari harga beli, maka akan mengalami kerugian.

Jika harga jual sama dengan harga beli, maka dapat dikatakan impas yaitu tidak

mengalami keuntungan atau kerugian.

22Departemen Pendidikan Nasional, Penunjang Belajar Matematika Untuk SMP/MTs

Kelas 7, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 118-128.

Nilai keseluruhan : 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 × 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡

Nilai per unit : 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑢𝑛𝑖𝑡

Nilai sebagian : 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑖𝑡 × 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡

Page 37: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

20

c. Persentase keuntungan dan kerugian

Persentase keuntungan atau kerugian dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 =𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛× 100%

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑔𝑖𝑎𝑛 =𝑘𝑒𝑟𝑢𝑔𝑖𝑎𝑛

ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛× 100%

d. Rabat (Diskon), bruto, dan neto

Diskon (rabat) merupakan potongan harga. Harga sebelum dipotong diskon

disebut harga kotor. Harga setelah dipotong diskon disebut harga bersih.

Bruto (berat kotor) adalah berat karung beserta kemasan atau bungkusnya.

Neto (berat bersih) adalah berat barang tanpa kemasan atau bungkusnya.

Tara adalah selisih antara bruto dan neto (berat kemasan atau bungkus suatu

barang).

e. Pajak dan Bunga Tunggal

Pajak untuk pembelian suatu barang disebut pajak pertambahan nilai

(PPn) yang besarnya ditetapkan oleh pemerintah, yaitu sebesar 10%. Pajak juga

Untung : harga jual – harga beli

Rugi : harga beli – harga jual

Impas : harga beli = harga jual

Harga bersih = harga kotor − diskon

Neto = Bruto – Tara

Tara = Bruto – Neto

Bruto = Neto + Tara

Persentase Tara = 𝑇𝑎𝑟𝑎

𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜× 100%

Page 38: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

21

dikenakan pada pegawai negeri ataupun tenaga kerja lain, yaitu pajak

penghasilan (PPh) yang besarnya 15% dari gaji yang diterima.

Bunga tunggal yaitu bunga yang diberikan hanya untuk sejumlah uang yang

ditabungkan sedangkan bunganya tidak berbunga lagi.

Jika bunga a% per tahun dan modal asal (M), maka besarnya bunga tunggal

yaitu:

B. Hasil Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang relevan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Yeni Haryonik dan Yoga Budi Bhakti. Dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa dengan Pendekatan

Matematika Realistik”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil

analisis penilaian LKS dari ahli media diperoleh rata-rata sebesar 3,16,

(2) penilaian dari ahli bahasa diperoleh rata-rata sebesar 3,1, (3) ahli

materi diperoleh rata-rata sebesar 2,6, (4) hasil penilaian 165 siswa

diperoleh rata-rata sebesar 3,27 dengan skor maksimal yang digunakan

pendesain gunakan adalah 4.23 Persamaan dengan penelitian ini ada

pada pengembangan bahan ajar berupa LKS. Sedangkan untuk distingsi

dari penelitian ini terletak pada pendekatan yang digunakan yaitu

menggunakan pendekatan RMT.

2. Penelitian Zaenal Khabib dan Janet Trineke Manoy. Dengan judul

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan RMT

Ditinjau dari Fungsi Kognitif Siswa pada Materi Melukis Segitiga di

23 Yeni Haryonik dan Yoga Budi Bhakti, “Pengembangan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa

dengan Pendekatan Matematika Realistik”, Jurnal Matematika dan Pembelajaran Vol. 6 No. 1,

2018, h. 54

𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 𝑎% × 𝑀

𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 𝑛 × 𝑎% × 𝑀

𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = 6

12× 𝑎% × 𝑀

= 6

12× 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

Page 39: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

22

Kelas VII SMP”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) lembar kerja

siswa memenuhi kriteria sangat valid dengan total validitas 3,67, (2)

keterlaksanaan 3,57. Guru mampu menjalankan mediasi selama

kegiatan pembelajaran, (3) perangkat pembelajaran dinyatakan efektif

karena ketuntasan klasikal tercapai dengan presentase 82,14% siswa

yang memenuhi KKM, (4) perangkat pembelajaran dinyatakan efektif

karena berdasarkan angket respon menunjukkan bahwa siswa

memberikan respon yang positif.24 Persamaan dengan penelitian ini

terletak pada pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan RMT.

Sedangkan untuk distingsi dari penelitian ini terletak pada materi yang

digunakan yaitu aritmatika sosial

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan identifikasi masalah, yaitu hasil belajar matematika siswa

masih rendah, pemahaman siswa pada materi aritmatika sosial masih tergolong

rendah, proses pembelajaran bersifat monoton, dan guru mengalami kesulitan

dalam mengembangkan bahan ajar, maka guru perlu memiliki kesadaran untuk

mengembangkan metode pengajaran khususnya penggunaan bahan ajar dalam

proses pembelajaran.

Proses penyampaian materi dalam pembelajaran merupakan hal yang harus

diperhatikan guru. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran untuk

mempermudah dalam proses belajar-mengajar. Selain metode pembelajaran,

guru juga membutuhkan perangkat pembelajaran berupa bahan ajar yang dapat

membantu mempermudah proses penyampaian materi. Bahan ajar dapat

membantu siswa mempelajari dan memahami materi pembelajaran. Terdapat

beberapa jenis bahan ajar, salah satunya yaitu LKS yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

Pentingnya guru dalam mengembangkan bahan ajar yang telah disediakan

agar lebih menarik bagi siswa sehingga siswa mempunyai daya tarik untuk

mempelajari materi pembelajaran. Namun pada kenyataannya guru masih

24 Zaenal Khabib dan Janet Trineke Manoy, op. cit., h. 7

Page 40: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

23

mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar yang

kurang menarik membuat siswa menjadi tidak tertarik untuk belajar dan

kurangnya pemahaman siswa dalam materi yang diajarkan. Salah satu materi

yang masih tergolong rendah yaitu artimatika sosial. Oleh karena itu dibutuhkan

kreativitas guru dalam mengembangkan bahan ajar. Guru dapat

mengembangkan bahan ajar dengan menggunakan salah satu metode

pembelajaran supaya bahan ajar yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran lebih menarik dan mudah untuk dipahami oleh siswa.

Salah satu metode pembelajaran yang mendukung materi aritmatika sosial

yaitu menggukan pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT).

Terdapat tiga fase yang mencakup enam langkah dalam pendekatan RMT yang

dapat mendukung aktivitas belajar siswa pada materi aritmatika sosial. Fase

pertama yaitu pengembangan kognitif yang memiliki langkah menentukan alat

psikologis umum atau model yang sesuai untuk mengembangkan tugas kognitif

dan selanjutnya mengerjakan tugas kognitif tersebut untuk membangun proses

kognitif tingkat tinggi, pada fase pertama siswa diminta memahami masalah

sehingga dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat pada masalah yang

diberikan. Fase kedua yaitu pengembangan konten sebagai proses yang

memiliki langkah membangun konsep-konsep dasar, menemukan dan

merumuskan pola, dan menyesuaikan alat bantu psikologis, pada fase kedua

siswa membangun konsep-konsep dasar dari pegalaman dan bahasa sehari-hari

selanjutnya siswa menemukan dan merumuskan pola hubungan matematika.

Dalam fase ini siswa dapat menentukan langkah-langkah penyelesaian. Fase

ketiga yaitu praktek konstruksi kognitif konseptual. Pada fase ini siswa dapat

menerapkan penggunaan konsep dan rumus yang telah dikuasai. Fase ini

melatih siswa untuk membuat langkah-langkah penyelesaian masalah dan

diakhir pembelajaran guru bersama siswa membuat kesimpulan yang berkaitan

dengan masalah yang telah diberikan sehingga siswa dapat memahami konsep

materi yang sedang dipelajari.

Pengembangan bahan ajar membutuhkan model pengembangan yang sesuai

agar pembelajaran dapat tersusun dan terencana dengan baik. Model

Page 41: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

24

pengembangan yang banyak digunakan dalam mengembangkan bahan ajar di

bidang pendidikan yaitu model 4-D (Define, Design, Develop, Disseminate).

Namun tahap Disseminate tidak digunakan pada penelitian ini.

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Page 42: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

(Research and Development). Menurut Sugiyono, Research and Development

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,

dan menguji keefektifan produk tersebut.1 Produk-produk yang dihasilkan

dalam penelitian Research and Development bermacam-macam. Produk yang

dihasilkan di bidang pendidikan melalui penelitian R&D diharapkan dapat

meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak,

berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk dalam bidang pendidikan

contohnya yaitu kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu,

metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga

kependidikan dan lain-lain.2

Penulis melakukan penelitian menggunakan metode penelitian

pengembangan yang menghasilkan produk berupa LKS dengan menggunakan

pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT) pada materi aritmatika

sosial. Pengembangan bahan ajar ini hanya sampai pada tahap develop

(pengembangan) karena keterbatasan produk tidak dapat disebarkan oleh

peneliti.

B. Prosedur Pengembangan

Penelitian pada pengembangan bahan ajar ini menggunakan model

pengembangan 4-D yaitu: define (pendefinisian), design (perancangan), dan

develop (pengembangan)3. Alur pengembangan model 4-D pada bahan ajar

dengan menggunakan pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT)

pada materi aritmatika sosial tingkat SMP/MTs dapat dilihat pada Gambar 3.1:

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(Bandung: ALFABETA, 2015), cet. 21, h. 407. 2 Ibid., h. 412. 3Sugiyono, Metode Penelitian & Pengembangan Research and Development, (Bandung:

ALFABETA, 2019), cet. 3, h. 37.

Page 43: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

26

Gambar 3.1

Kerangka Prosedur Pengembangan

Berikut ini penjelasan dari langkah-langkah dari model yang digunakan

yaitu:

1. Define (Pendefinisian)

Tahap define mencakup lima langkah pokok, yaitu:

Page 44: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

27

a. Front-end Analysis (Analisis awal-akhir)

Pada tahap ini peneliti melakukan diagnosis awal untuk meningkatkan

keberhasilan pembelajaran. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran

fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar yang memudahkan

dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan.

b. Learner Analysis (Analisis Siswa)

Pada tahap ini peneliti menganalisis karakteristik siswa yang sesuai

dengan desain pengembangan bahan ajar. Karakteristik siswa yang

didapatkan yaitu tingkat kemampuan atau perkembangan intelektualnya,

latar belakang pengalaman, perkembangan kognitif, motivasi belajar, dan

juga keterampilan-keterampilan yang dimiliki individu atau sosial yang

berkaitan dengan topik pembelajaran, materi, format dan bahasa yang

dipilih dan dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

ditetapkan.

c. Task Analysis (Analisis Tugas)

Peneliti melakukan analisi materi yang akan diajarkan, mengumpulkan

dan memilih materi yang relevan, dan menyusunnya kembali secara

sistematis. Materi yang digunakan yaitu aritmatika sosial yang berpedoman

pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan

kurikulum 2013.

d. Concept Analysis (Analisis Konsep)

Tahap analisis konsep yaitu menganalisis konsep yang akan diajarkan.

Konsep yang dimaksud yaitu bagaimana siswa memahami masalah yang

berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Pada tahap ini peneliti

menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) berdasarkan

kompetensi dasar.

e. Specifying Instructional Objectives (Spesifikasi Tujuan Pembelajaran)

Spesifikasi tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari

analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan objek penelitian.

Kegiatan pada tahap ini yaitu merumuskan tujuan pembelajaran yang

mengacu pada indikator pencapaian kompetensi. Hal ini berguna untuk

Page 45: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

28

membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat

membuat bahan ajar. Bahan ajar yang dikembangakan yaitu berupa LKS

menggunakan pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT) pada

materi aritmatika sosial.

2. Design (Perancangan)

Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran

yaitu berupa LKS menggunakan pendekatan Rigorous Mathematical Thinking

(RMT). Tahap perancangan mencakup 4 tahap yaitu:

a. Penetapan rancangan awal sesuai dengan struktur penyusunan LKS sebagai

gambaran produk bahan ajar yang akan dihasilkan.

b. Penggunaan pendekatan pembelajaran, yaitu menggunaan pendekatan

Rigorous Mathematical Thinking (RMT). Pendekatan RMT merupakan

pendekatan pembelajaran yang didasari oleh 2 teori, yaitu teori sosio-

kultural Vygotsky dan teori Mediated Learning Experience (MLE), memuat

tiga fase proses pembelajaran, yaitu pengembangan kognitif, konten

sebagai proses pengembangan, dan praktek konstruksi kognitif konseptual.

Dalam 3 fase tersebut memuat 6 langkah yaitu menentukan model,

menampilkan alat psikologis yang berupa grafik atau tabel, membangun

konsep, menemukan rumus, menyesuaikan alat psikologis, dan menerapkan

alat psikologis.

c. Penyajian bahan ajar LKS atau draft 1.

d. Penyusunan alat evaluasi bahan ajar, berupa angket validasi ahli dan angket

respon siswa untuk menentukan kelayakan dari bahan ajar LKS yang akan

dibuat oleh peneliti.

3. Develop (Pengembangan)

Tahap pengembangan yaitu tahap untuk menghasilkan produk akhir setelah

melalui revisi, produk yang dihasilkan yaitu bahan ajar berupa LKS. Tahap ini

dilakukan melalui dua langkah, yaitu:

a. Pembuatan Bahan Ajar LKS

Bahan ajar LKS yang telah dirancang sebelumnya, selanjutnya yaitu proses

pembuatan bahan ajar sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.

Page 46: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

29

b. Validasi Bahan Ajar

Pada uji validasi bahan ajar, peneliti menggunakan penilaian oleh para ahli.

Penilaian ahli yaitu teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan produk

pengembangan bahan ajar agar sesuai dengan rancangan. Tahapan ini divalidasi

oleh ahli yaitu dosen dan praktisi lapangan yaitu guru matematika. Setelah

dinilai oleh validator, maka dilakukan revisi pada bahan ajar tersebut.

c. Revisi Bahan Ajar

Setelah bahan ajar divalidasi oleh para validator ahli, maka peneliti

melakukan perbaikan sesuai dengan saran yang telah diberikan oleh validator

agar bahan ajar yang dikembangkan mampu atau layak di uji cobakan ke

lapangan.

d. Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas yaitu uji coba produk bahan ajar oleh kelompok kecil yang

bertujuan untuk mengetahui apakah produk bahan ajar dapat dipahami oleh

siswa dan untuk mendapat masukan serta saran lain dari siswa.

C. Desain Uji Coba

Uji coba bahan ajar LKS dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk

yang dihasilkan sehingga dapat diperbaiki agar dapat mencapai tujuan

pembelajaran. Tahap ini mencakup uji ahli atau validasi, dan uji coba terbatas.

Berikut penjelasan uji coba yang dilakukan, yaitu:

1. Uji Ahli atau Validasi

Pada tahap ini akan dilakukan untuk melihat dan menilai bahan ajar awal

kemudian memberikan saran untuk memperbaiki serta memvalidasi apabila

bahan ajar siap digunakan. Uji ahli dilakukan oleh tiga dosen Jurusan

Pendidikan Matematika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yakni: Dr.

Dedek Kustiawati, M.Pd., Dr. Otong Suhyanto, M.Si., Ramdani Miftah, M.Pd.,

dan lima guru Matematika SMP/MTs yakni Rusli, S.Pd., Aep Saepulloh, S.Pd.,

Hikmatulloh, S.Pd., Nur Aulia, S.Pd., Wildah, S.Pd.

Page 47: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

30

2. Uji Coba Terbatas

Pada tahap ini, bahan ajar yang di uji cobakan yaitu dilakukan oleh 10 siswa

SMP/MTs. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

respon siswa terhadap bahan ajar LKS yang telah dikembangkan.

D. Subjek Uji Coba

Subjek pelaku dan pengembang dalam penelitian ini yaitu peneliti.

Sedangkan untuk subjek uji ahli atau validasi produk yaitu dosen Jurusan

Pendidikan Matematika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan guru

matematika di sekolah. Sedangkan uji coba produk peneliti hanya pada uji coba

kelompok kecil yang melibatkan 10 siswa yang terdiri dari kelas VII SMP/MTs.

Pada uji coba produk peneliti menggunakan teknik sampling purposive yaitu

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.4

E. Instrumen Penelitian

Intrumen memiliki peranan penting dalam menentukan mutu suatu

penelitian dan penilaian. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu

instrumen penilaian produk oleh validasi ahli dan angket respon oleh siswa.

Berikut penjelasan instrumen yang digunakan yaitu:

1. Instrumen Penilaian Produk oleh Validasi Ahli

Instrumen penilaian produk ini akan diberikan kepada tiga dosen jurusan

pendidikan matematika dan lima guru matematika SMP/MTs. Instrumen ini

bertujuan untuk mengukur kualitas bahan ajar LKS yang akan dikembangkan.

Hasil dari instrumen penilaian ini akan dijadikan acuan untuk perbaikan

sebelum diberikan pada tahap uji coba kelompok kecil. Kisi-kisi instrumen

penilaian ahli dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penilaian Produk oleh Validasi Ahli

No. Aspek No. Item Pertanyaan Jumlah

1. Kelayakan Isi 1,2,3,4 4

2. Kebahasaan 5,6 2

3. Penyajian 7,8 2

4Sugiyono, op. cit., h. 124.

Page 48: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

31

4. Desain Tampilan 9,10,11,12,13,14 6

5. Pendekatan RMT 15,16,17,18,19,20 6

6. Evaluasi 21,22,23 3

2. Angket Respon Siswa

Setelah melakukan penilaian atau validasi ahli, maka akan dilakukan

penilaian oleh 10 siswa untuk mengetahui respon atau tanggapan langsung dari

sudut pandang siswa setelah menggunakan bahan ajar LKS. Berikut kisi-kisi

angket respon siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Respon Siswa

No. Aspek No. Item Pertanyaan Jumlah

1. Desain Tampilan 1,2,3,4,5 5

2. Kebahasaan 6,7 2

3. Evaluasi 8,9 2

4. Penyajian 10,11,12 3

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang didapat dari analisis instrumen uji validasi ahli dan uji coba

kelompok kecil berupa angket respon siswa. Uji validasi ahli dilakukan oleh

tiga dosen jurusan pendidikan matematika dan lima guru matematika

SMP/MTs. Uji coba kelompok kecil dilakukan oleh 10 siswa SMP/MTs dengan

mengamati produk bahan ajar LKS yang dikembangkan kemudian mengisi

angket.

G. Teknik Analisis Data

Data hasil instrumen validasi berupa penilaian dan saran dari para ahli

kemudian dianalisis dan disimpulkan untuk selanjutnya digunakan sebagai

bahan perbaikan terhadap bahan ajar yang telah disusun sebelum diuji-cobakan.

Data tersebut dianalisis menggunakan skala likert yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat kelayakan dari bahan ajar yang dikembangkan. Berikut

analisis data pada penelitian ini:

Page 49: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

32

1. Analisis Data Instrumen Penilaian Ahli

Analisis data instrumen penilaian ahli dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat kelayakan produk bahan ajar yang dikembangkan oleh

peneliti melalui acuan lembar validasi yang telah diisi oleh para ahli. Lembar

penilaian bahan ajar untuk dosen ahli diisi dengan ketentuan yang dapat dilihat

pada Tabel 3.3.5

Tabel 3.3

Skor Lembar Penilaian Ahli

Skor Kriteria

1 Sangat Kurang

2 Kurang

3 Cukup

4 Baik

5 Sangat Baik

Data yang telah terkumpul kemudian dihitung skor rata-rata dari seluruh

aspek penilaian dengan menggunakan rumus:6

X̅ =Σxi

n

Keterangan:

X̅ = Skor rata-rata seluruh aspek penilaian

Σxi = Jumlah skor hasil data yang diperoleh

n = Banyak skor butir pertanyaan

Selanjutnya data yang diperoleh diproses dan diubah skor rata-rata seluruh

aspek menjadi nilai kualitatif sesuai dengan keriteria penelitian pada Tabel 3.4

berikut:7

5Sugiyono, op. cit., h. 165-166. 6 Fajri Ismail, Statistika untuk Penelitian dan Ilmu Ilmu Sosial, (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2018), h. 89-90. 7 Eko P. Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009),

h. 238.

Page 50: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

33

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian oleh Ahli

Rumus Interval Skor Kriteri

a

(X̅i + 1,8 × sbi) < X 4,20 < X

Sangat

Layak/

Baik

(X̅i + 1,8 × sbi) < X ≤ (X̅i + 1,8 × sbi) 3,40 < X ≤ 4,20 Layak/

Baik

(X̅i − 0,6 × sbi) < X ≤ (X̅i + 0,6 × sbi) 2,60 < X ≤ 3,40

Cukup

Layak/

Baik

(X̅i − 1,8 × sbi) < X ≤ (X̅i − 0,6 × sbi) 1,80 < X ≤ 2,60

Kurang

Layak/

Baik

X ≤ (X̅i − 1,8 × sbi) X ≤ 1,80

Tidak

Layak/

Baik

Keterangan:

X : Skor empiris

X̅i : Rata-rata ideal

X̅i = (1

2)(Skor Maks. Ideal + Skor Min. Ideal)

sbi : Simpangan baku ideal

sbi = (1

2)(Skor Maks. Ideal – Skor Min. Ideal)

Skor Maks. Ideal : 5

Skor Min. Ideal : 1

2. Analisis Data Angket Respon Siswa

Analisis data dari angket respon siswa diperoleh dari cara yang sama dengan

analisis data instrumen penilaian ahli. Tanggapan dan saran dari siswa

dirangkum dan dibuat kesimpulan guna untuk bahan perbaikan bahan ajar LKS

yang telah disusun sebelum dilakukan uji coba. Analisis data angket respon

siswa mempunyai ketentuan yang sama dengan analisis data instrumen validitas

ahli seperti Tabel 3.3, selanjutnya dicari skor rata-rata sesuai dengan kriteria

penilaian pada Tabel 3.4.

Page 51: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Pengembangan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan bahan ajar matematika

berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi aritmatika sosial. Namun

sebelum masuk pada materi aritmatika sosial, peneliti membuat LKS materi

prasyarat yaitu perbandingan senilai dan berbalik nilai. Pengembangan pada

penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D Thiagarajan.1 Alur

pengembangan pada 4-D yaitu: define (pendefinisian), design (perancangan),

develop (pengembangan), disseminate (penyebaran). Pada penelitian ini

peneliti hanya sampai pada tahap develop atau pengembangan karena sedang

masa pandemi covid-19 yang tidak memungkinkan melakukan tahap

disseminate atau penyebaran dikarenakan proses belajar dilakukan secara

online.

1. Tahap Define (Pendefinisian)

Tahap define (pendefinisian) bertujuan menganalisis dan mengumpulkan

informasi yang dibutuhkan peneliti untuk acuan dalam mengembangkan bahan

ajar berupa LKS. Tahap define mencakup 5 langkah kegiatan, yaitu:

a. Front-end Analysis (Analisis Awal-Akhir)

Tahap analisis awal-akhir yaitu kegiatan menganalisis masalah dasar yang

dihadapi pada saat proses pembelajaran agar dapat dijadikan evaluasi supaya

guru dapat meningkatkan kinerja serta menciptakan pembelajaran yang efisien

dan efektif. Peneliti melakukan wawancara dengan guru SMP/MTs mengenai

pembelajaran matematika di sekolah serta penggunaan bahan ajar dalam

kegiatan belajar mengajar (KBM). Hasil dari wawancara guru menunjukkan

bahwa pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan metode

ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam KBM serta kurangnya siswa dalam

1Sugiyono, Metode Penelitian & Pengembangan Research and Development, (Bandung:

ALFABETA, 2019), cet. 3, h. 37.

Page 52: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

35

menggali kemampuan matematika dan akibatnya siswa kurang dapat

memahami konsep matematika. Bahan ajar yang digunakan masih terbatas,

guru hanya menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh sekolah, bahan ajar

tersebut cukup menunjang proses belajar mengajar, namun bahan ajar tersebut

masih perlu dikembangkan agar dapat menciptakan pembelajaran efisien dan

efektif..

b. Learner Analysis (Analisis Siswa)

Hasil dari wawancara siswa menunjukkan bahwa guru menjelaskan materi

tidak menggunakan proses-proses yang terstruktur dan terbatasnya bahan ajar

yang digunakan oleh guru sehingga guru kurang memanfaatkan bahan ajar

lainnya yang menunjang siswa dalam kegiatan belajar akibatnya siswa

mengalami kesulitan dalam memahami materi dan menganalisis soal yang

diberikan.

Selain itu, kegiatan belajar mengajar yang masih menggunakan metode

ceramah sehingga siswa hanya fokus mendengarkan dan guru hanya

menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh sekolah yaitu berupa buku paket

dan LKS, namun kenyataannya bahan ajar yang digunakan masih belum

membantu siswa dalam memahami konsep materi yang dipelajari serta masih

kurangnya siswa dalam menganalisis soal yang diberikan serta siswa yang

masih pasif dalam proses pembelajaran. Berdasakan hal tersebut, maka perlu

adanya pengembangan bahan ajar, bahan ajar yang dikembangkan yaitu berupa

LKS sebagai alat penunjang bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran

sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang efisien dan efektif.

c. Task Analysis (Analisis Tugas)

Analisis tugas yaitu peneliti melakukan analisis materi yang akan diajarkan,

mengumpulkan dan memilih materi yang relevan, dan menyusunnya kembali

secara sistematis. Materi yang digunakan pada bahan ajar ini yaitu aritmatika

sosial untuk siswa kelas VII SMP/MTs. Berdasarkan wawancara guru, guru

memberikan masukan kepada peneliti untuk menambahkan materi prasyarat

yang menunjang materi aritmatika sosial agar siswa dapat mudah memahami

materi yang dipelajari selanjutnya. Selain itu pendekatan pembelajaran yang

Page 53: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

36

digunakan dalam pengembangan bahan ajar ini menggunakan pendekatan RMT

dimana RMT menekankan perlunya kematangan konsep dan materi prasyarat

dalam pembelajaran.2 Berdasarkan hal tersebut maka peneliti menambahkan

materi prasyarat yaitu perbandingan senilai dan berbalik nilai sebelum masuk

pada materi aritmatika sosial. Materi ditampilkan menjadi 7 aktivitas

pembelajaran atau 7 bagian. Lalu untuk mengevaluasi diberikan soal latihan

berupa essay yang harus diselesaikan pada setiap materi pokok.

d. Concept Analysis (Analisis Konsep)

Pada tahap ini peneliti menganalisis atau mengkaji Kompetensi Inti (KI)

dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai kurikulum yang tercantum dalam

permendikbud Nomor 24 Tahun 2016. Setelah mengkaji selanjutnya

menentukan konsep yang akan dikembangkan dalam bahan ajar sesuai dengan

kebutuhan guru di sekolah. Konsep yang dikembangkan yaitu konsep aritmatika

sosial. Pada tahap ini peneliti menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK) berdasarkan kompetensi dasar. KD dan IPK dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

KD dan IPK

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.8 membedakan perbandingan

senilai dan berbalik nilai

dengan menggunakan tabel

data, grafik, dan persamaan

3.8.1 Membedakan masalah yang

berkaitan dengan

perbandingan senilai dan

berbalik nilai

3.8.2 Memberikan kesimpulan

terkait perbandingan senilai

dan berbalik nilai

3.9 mengenal dan menganalisis

berbagai situasi terkait

aritmatika sosial (penjualan,

pembelian, potongan,

keuntungan, kerugian, bunga

3.9.1 Mengidentifikasi masalah

yang berkaitan dengan

penjualan, pembelian,

keuntungan, dan kerugian

3.9.2 Memberikan kesimpulan

terkait hubungan antara

2 Aan Hendrayana, “Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking

(RMT) terhadap Pemahaman Konseptual Matematis Siswa SMP”, Jurnal Riset Pendidikan

Matematika, Vol. 4 No. 2, 2017, h. 188.

Page 54: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

37

tunggal, persentase, bruto,

neto, tara)

penjualan, pembelian,

keuntugan, dan kerugian

3.9.3 Mengidentifikasi masalah

yang berkaitan dengan

persentase keuntungan dan

kerugian

3.9.4 Memberikan kesimpulan

mengenai persentase

keuntungan dan kerugian

3.9.5 Mengidentifikasi masalah

yang berkaitan dengan

diskon

3.9.6 Memberikan kesimpulan

megenai diskon

3.9.7 Mengidentifikasi masalah

yang berkaitan dengan bruto,

neto, dan tara

3.9.8 Memberikan kesimpulan

mengenai bruto, neto, dan

tara

3.9.9 Mengidentifikasi masalah

yang berkaitan dengan pajak

3.9.10 Memberikan kesimpulan

mengenai pajak

3.9.11 Mengidentifikasi masalah

yang berkaitan dengan bunga

tunggal

3.9.12 Memberikan kesimpulan

mengenai bunga tunggal

4.8 menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan

perbandingan senilai dan

berbalik nilai

4.8.1 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan

perbandingan senilai dan

berbalik nilai

4.9 menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan aritmatika

sosial (penjualan, pembelian,

potongan, keuntungan,

kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara).

4.9.1 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan penjualan,

pembelian, keuntungan, dan

kerugian

4.9.2 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan persentase

keuntunga dan kerugian

Page 55: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

38

4.9.3 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan diskon

4.9.4 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan bruto, neto,

dan tara

4.9.5 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan pajak

4.9.6 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan bunga

tunggal

e. Specifying Instructional Objectives (Perumusan Tujuan Pembelajaran)

Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari

analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan objek penelitian. Dalam

tahap ini peneliti menentukan tujuan pembelajaran berdasarkan indikator

pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan dan diuraikan. Tujuan

pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Tujuan Pembelajaran

IPK Tujuan Pembelajaran

3.8.1 Siswa dapat membedakan masalah yang berkaitan dengan

perbandingan senilai dan berbalik nilai

3.8.2 Siswa dapat memberikan kesimpulan terkait perbandingan

senilai dan berbalik nilai

3.9.1 Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan

penjualan, pembelian, keuntungan, dan kerugian

3.9.2 Siswa dapat memberikan kesimpulan terkait hubungan antara

penjualan, pembelian, keuntugan, dan kerugian

3.9.3 Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan

persentase keuntungan dan kerugian

3.9.4 Siswa dapat memberikan kesimpulan mengenai persentase

keuntungan dan kerugian

3.9.5 Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan

diskon

3.9.6 Siswa dapat memberikan kesimpulan megenai diskon

Page 56: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

39

3.9.7 Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan

bruto, neto, dan tara

3.9.8 Siswa dapat memberikan kesimpulan mengenai bruto, neto, dan

tara

3.9.9 Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan

pajak

3.9.10 Siswa dapat memberikan kesimpulan mengenai pajak

3.9.11 Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan

bunga tunggal

3.9.12 Siswa dapat memberikan kesimpulan mengenai bunga tunggal

4.8.1 Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

perbandingan senilai dan berbalik nilai

4.9.1 Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

penjualan, pembelian, keuntungan, dan kerugian

4.9.2 Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

persentase keuntunga dan kerugian

4.9.3 Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

diskon

4.9.4 Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

bruto, neto, dan tara

4.9.5 Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

pajak

4.9.6 Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

bunga tunggal

2. Tahap Design (Perancangan)

Tahap design atau perancangan bertujuan untuk merancang perangkat

pembelajaran yaitu bahan ajar berupa LKS yang akan peneliti buat. Tahap

perancangan mencakup 4 langkah yaitu:

a. Rancangan Awal

Penetapan rancangan awal sesuai dengan struktur penyusunan LKS yang

telah ditetapkan Depdiknas, yaitu:3

3 Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 26.

Page 57: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

40

1) Judul, judul dari bahan ajar berupa LKS yang dibuat yaitu “Lembar

Kerja Siswa Aritmatika Sosial menggunakan Pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking”

2) Petunjuk belajar, petunjuk belajar dengan tujuan untuk mempermudah

siswa dalam penggunaan bahan ajar LKS.

3) Kompetensi yang akan dicapai, meliputi Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) yang sebelumnya sudah dianalisis serta

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang akan dicapai dalam bahan

ajar LKS.

4) Informasi pendukung, yaitu peta konsep terkait materi yang akan

dibahas pada bahan ajar LKS.

5) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, tugas-tugas disesuaikan dengan

pembagian materi yang dibahas, sedangkan langkah-langkah kerja

disesuaian dengan langkah pembelajaran dari pendekatan RMT.

6) Penilaian, penilaian disini yaitu berupa latihan-latihan soal yang

terdapat pada masing-masing aktivitas dalam bahan ajar LKS.

b. Penggunaan Pendekatan Pembelajaran

Bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti berupa LKS dengan

menggunakan Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT). Bahan ajar

LKS tersebut dapat meningkatkan siswa dalam memahami konsep dan lebih

menggali lebih dalam kemampuan matematika siswa serta menuntut siswa

untuk aktif berfikir.

c. Penyajian bahan ajar LKS atau draft 1

Tahapan penyajian bahan ajar yaitu peneliti memperhatikan beberapa hal,

diantaranya:

1) Bahan ajar LKS mencangkup buku siswa Matematika untuk SMP/MTs

kelas VII Semester 2 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi

Revisi 2017 serta beberapa sumber lain yang berkaitan dengan isi bahan

ajar yaitu materi aritmatika sosial.

2) Pembuatan bahan ajar menggunakan aplikasi Microsoft Word.

Page 58: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

41

3) Bentuk bahan ajar LKS akan dicetak dengan ukuran kertas A4 dan

dijilid.

d. Pembuatan Alat Penilaian Bahan Ajar LKS

Pada tahap ini peneliti membuat alat penilaian yang nantinya akan digunakan

untuk menilai kelayakan dan keefektifan bahan ajar yang dikembangkan dalam

bentuk instrumen validasi melalui angket penilaian oleh dosen ahli dan guru

matematika serta angket respon siswa. Angket penilaian validator ahli dan

angket respon siswa tercantum pada Lampiran I – Lampiran IV. Hal. 88-92.

3. Tahap Develop (Pengembangan)

Tahap develop merupakan proses pembuatan produk bahan ajar yang akan

dikembangkan yaitu bahan ajar berupa LKS serta menguji validitas produk dari

bahan ajar tersebut.

a. Pembuatan Bahan Ajar LKS

Pembuatan bahan ajar LKS dilakukan di Microsoft Word 2016, yang terdiri

dari 7 aktivitas atau 7 bagian. Pada setiap aktivitas mencakup langkah-langkah

pembelajaran pendekatan RMT. Isi bahan ajar LKS sama dengan struktur LKS

yang sudah ditetapkan oleh Depdiknas. Selanjutnya peneliti membuat masalah

yang berkaitan dengan sub-materi pada setiap aktivitas. Kemudian untuk

membangun konsep matematika, peneliti membuat langkah pembelajaran

pendekatan RMT dengan menyediakan kolom untuk siswa menyelesaikan

setiap perintah yang dimaksud. Setelah semua langkah diselesaikan oleh siswa,

selanjutnya untuk melanjutkan pemahaman konsep matematika yang telah

dipelajari dengan mengerjakan 5 soal latihan dengan tingkat soal yang berbeda.

Pembuatan bahan ajar LKS dapat dilhat pada gambar dibawah ini atau untuk

lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran XIII. Hal. 125-142.

1) Pembuatan sampul depan dan halaman francis. Halaman depan memuat

judul dari bahan ajar jenis LKS, kelas dan jenjang tujuan sasaran bahan

ajar. Sedangkan untuk halaman francis berisi informasi tentang judul

bahan ajar, nama penyusun, nama pembimbing, dan instansi penyusun.

Page 59: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

42

(a)

Page 60: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

43

(b)

Gambar 4.1

Halaman Sampul Depan dan Halaman Francis

2) Pengetikan KI, KD, dan IPK. Pembuatan bagian ini disesuaikan dengan

Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016. Sesuai dengan KD 3.8, KD 3.9,

KD 4.8, dan KD 4.9 pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai

serta materi aritmatika sosial.

Page 61: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

44

Page 62: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

45

Page 63: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

46

Gambar 4.2

KI, KD, dan IPK

3) Pengetikan petunjuk penggunaan dan pembuatan peta konsep. Halaman

“Petunjuk Penggunaan” berisi petunjuk-petunjuk dalam menggunakan

bahan ajar jenis LKS, sedangkan halaman “Peta Konsep” berisi

pembahasan dalam bahan ajar secara garis besar.

Page 64: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

47

(a)

Page 65: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

48

(b)

Gambar 4.3

Petunjuk Penggunaan dan Peta Konsep

4) Pengetikan tujuan pembelajaran dan masalah yang disajikan. Tujuan

pembelajaran mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang

merupakan turunan dari KD 3.8, KD 3.9, KD 4.8, dan KD 4.9 pada

materi perbandingan senilai dan berbalik nilai serta materi aritmatika

sosial SMP/MTs. Sedangkan pengetikan masalah yaitu deskripsi

masalah yang berkaitan dengan materi.

Page 66: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

49

Gambar 4.4

Tujuan Pembelajaran dan Masalah

5) Pengetikan langkah pendekatan RMT berisikan langkah kerja siswa dan

bahan ajar LKS yang merupakan langkah pembelajaran dari pendekatan

RMT yaitu menentukan model, menampilkan alat psikologis berupa

tabel atau grafik, membangun konsep dasar, menemukan rumus,

menyesuaikan alat psikologis, dan yang terakhir menerapkan alat

psikologis.

Page 67: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

50

Gambar 4.5

Langkah Menentukan Model dan Menampilkan Alat Psikologis

Page 68: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

51

Gambar 4.6

Langkah Membangun Konsep Dasar

Page 69: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

52

Gambar 4.7

Langkah Menemukan Rumus

Page 70: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

53

Page 71: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

54

Gambar 4.8

Langkah Menyesuaikan Alat Psikologis dan Menerapkan Alat

Psikologis

6) Pengetikan latihan soal. Halaman “Evaluasi” berisi soal-soal latihan

untuk melatih pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

Page 72: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

55

Gambar 4.9

Latihan Soal

b. Validasi Bahan Ajar

Validitas bahan ajar yaitu kegiatan validasi bahan ajar yang dilakukan oleh

ahli dan dilaksanakan setelah pembuatan bahan ajar LKS (draft 1) selesai.

Tahapan ini dilakukan dengan cara setiap validator ahli memberi nilai, kritik

dan/atau saran untuk bahan ajar yang telah dibuat. Validator ahli terdiri dari tiga

dosen jurusan pendidikan matematika dan lima guru matematika SMP/MTs.

Page 73: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

56

c. Revisi Bahan Ajar

Setelah bahan ajar LKS divalidasi oleh validator ahli selanjutnya peneliti

melakukan perbaikan atau revisi berdasarkan saran yang telah diberikan oleh

validator ahli agar LKS layak untuk di uji cobakan. Berikut beberapa perbaikan

bahan ajar LKS yang mengacu pada saran dari validator ahli:

1) Perbaikan pada halaman sampul depan, pada Gambar 4.10 (a)

pendekatan yang digunakan tidak tercantum dan sampul gambar tidak

mencerminkan tentang materi yang akan dipelajari, penulisan nama

anggota tidak diperlukan serta penambahan nama penulis. Untuk itu

pada judul bahan ajar ditambahkan menggunakan pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking pada cover bahan ajar LKS, sampul gambar

diganti dengan kegiatan jual-beli serta penulisan nama anggota

dihilangkan, dan nama penulis dicantumkan. Perbaikan dapat dilihat

pada Gambar 4.10 (b)

Page 74: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

57

(a)

Page 75: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

58

(b)

Gambar 4.10 (a) dan (b)

Sebelum dan Sesudah Revisi

Page 76: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

59

2) Penambahan materi prasyarat pada bagian peta konsep.

(a)

Page 77: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

60

(b)

Gambar 4.11 (a) dan (b)

Sebelum dan Sesudah Revisi

3) Perbaikan selanjutnya terdapat pada Gambar 4.12 (a1 – a7) yaitu

ilustrasi gambar yang terdapat pada setiap aktivitas masih kurang. Untuk

itu pada Gambar 4.12 (b1 – b7) peneliti menambahkan gambar ilustrasi

dari sub-materi pada setiap aktivitas.

Page 78: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

61

(a1)

(b1)

(a2)

Page 79: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

62

(b2)

(a3)

(b3)

Page 80: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

63

(a4)

(b4)

(a5)

Page 81: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

64

(b5)

(a6)

(b6)

Page 82: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

65

(a7)

(b7)

Gambar 4.12 (a1 – a7) dan (b1 – b7)

Sebelum dan Sesudah Revisi

4) Perbaikan selanjutnya yaitu pada aktivitas 5 pada langkah “menentukan

model” ditambahkan kolom untuk mencari persentase tara dan

persentase neto.

Page 83: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

66

(a)

(b)

Gambar 4.13 (a) dan (b)

Sebelum dan Sesudah Revisi

5) Perbaikan pada aktivitas 7 pada tahap “menemukan rumus”

ditambahkan keterangan bunga pertahun dan perbulan supaya rumus

yang ditemukan lengkap.

Page 84: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

67

(a)

(b)

Gambar 4.14 (a) dan (b)

Sebelum dan Sesudah Revisi

6) Penambahan kunci jawaban pada setiap aktivitas yang ada dalam LKS.

Page 85: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

68

Gambar 4.15

Sesudah Revisi

7) Perbaikan selanjutnya yaitu penambahan sumber pada daftar pustaka.

Page 86: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

69

(a)

(b)

Gambar 4.16 (a) dan (b)

Sebelum dan Sesudah Revisi

d. Uji Coba Lapangan

Setelah perbaikan bahan ajar LKS dilakukan dengan mengikuti saran dari

validator ahli dan telah dinyatakan layak untuk di uji lapangan, maka peneliti

melakukan uji coba terbatas untuk mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar

LKS yang telah dikembangkan untuk digunakan dalam proses kegiatan

Page 87: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

70

pembelajaran. Respon uji coba terbatas diberikan kepada kelompok kecil yang

terdiri dari 10 siswa/i MTs Pembangunan UIN Jakarta.

B. Analisis Hasil Uji Coba

1. Penilaian Ahli

Tahap penilaian ahli merupakan kegiatan menganalisis hasil data

berdasarkan nilai validasi instrumen yang sebelumnya telah dinilai oleh

masing-masing validator. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan bahan

ajar LKS yang dikembangkan berdasarkan penilaian para ahli. Instrumen

validasi ahli meliputi 6 aspek penilaian, yaitu: Kelayakan Isi, Kebahasaan,

Penyajian, Desain Tampilan, Pendekatan RMT, dan Evaluasi. Aspek tersebut

dinilai melalui Google Form dengan skala penilaian 1 sampai 5.

Validator terdiri dari tiga dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yaitu Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd., Dr. Otong Suhyanto,

M.Si., dan Ramdani Miftah, M.Pd. serta lima guru matematika MTs, yaitu

Rusli, S.Pd. dari MTs Daarul Hikmah Pamulang, Aep Saepullah, S.Pd. dan

Hikmatulloh, S.Pd. dari MTs Islamiyah Ciputat, Nur Aulia, S.Pd. dari MTs

Sa’adatuddarain Jakarta Selatan, dan Wildah, S.Pd. dari MTs Pembangunan

UIN Jakarta.

Validasi dilaksanakan bersamaan. Hasil penilaian validasi bahan ajar

digunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan agar menghasilkan bahan

ajar LKS yang layak.

Tabel 4.3

Hasil Validasi Bahan Ajar Oleh Validator Ahli

No Aspek yang Dinilai Skor Rata-

rata Kriteria

1. Kelayakan Isi 4,34 Sangat Layak

2. Kebahasaan 4,12 Layak

3. Penyajian 4,18 Layak

4. Desain Tampilan 4,04 Layak

5. Pendekatan RMT 4 Layak

6. Evaluasi 4,12 Layak

Page 88: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

71

Penilaian Keseluruhan 4,13 Layak

Berdasarkan Tabel 4.3, rata-rata perolehan skor penilaian validasi

dikonversikan sesuai Tabel 3.4.

a. Aspek Kelayakan Isi

Penilaian pada aspek kelayakan isi terdapat 4 indikator yang tercantum pada

Tabel 3.4. Perolehan skor pada indikator “materi yang disajikan memiliki

cakupan yang luas” memperoleh skor paling rendah, namun secara keseluruhan

kriteria penilaian bahan ajar LKS pada aspek kelayakan isi adalah Sangat Layak

sehingga isi serta materi yang disajikan sudah sesuai dengan KI dan KD.

Tabel 4.4

Hasil Validasi Bahan Ajar pada Aspek Kelayakan Isi

No Indikator Skor

Rata-rata Kriteria

1. Kesesuaian materi dengan KD 4,37 Sangat Layak

2. Konsep materi pada bahan ajar sudah

jelas dan tepat

4,37 Sangat Layak

3. Materi yang disajikan memiliki

cakupan yang luas

4,12 Layak

4. Materi yang disajikan terorganisir

dengan baik

4,5 Sangat Layak

Penilaian Keseluruhan 4,34 Sangat Layak

b. Aspek Kebahasaan

Penilaian aspek kebahasaan terdiri dari 5 indikator yang disajikan pada

Tabel 4.5. Perolehan skor pada indikator “bahasa yang digunakan sudah sesuai

dengan PUEBI” memperoleh skor paling rendah, namun secara keseluruhan

kriteria penilaian bahan ajar LKS pada aspek kebahasaan adalah layak sehingga

bahasa yang digunakan pada bahan ajar sudah tepat dan mudah dipahami siswa.

Page 89: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

72

Tabel 4.5

Hasil Validasi Bahan Ajar pada Aspek Kebahasaan

No Indikator Skor

Rata-rata Kriteria

1. Bahasa yang digunakan sudah sesuai

dengan PUEBI

4,37 Sangat Layak

2. Kalimat yang digunakan mudah

singkat, padat, jelas, dan mudah

dipahami.

3,87 Layak

Penilaian Keseluruhan 4,12 Layak

c. Aspek Penyajian Materi

Penilaian aspek penyajian materi terdiri dari 2 indikator yang disajikan pada

Tabel 4.6. Perolehan skor pada indikator “materi tersusun secara sistematis

sehingga mudah dipahami” memperoleh skor paling rendah, namun secara

keseluruhan kriteria penilaian bahan ajar LKS pada aspek penyajian materi

adalah layak sehingga bahan ajar yang dibuat sudah sesuai dengan teknik

penyajian.

Tabel 4.6

Hasil Validasi Bahan Ajar pada Aspek Penyajian Materi

No Indikator Skor

Rata-rata Kriteria

1. Materi tersusun secara sistematis

sehingga mudah dipahami

4,12 Layak

2. Dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari

4,25 Layak

Penilaian Keseluruhan 4,18 Layak

d. Aspek Desain Tampilan

Penilaian aspek desain tampilan terdiri dari 6 indikator yang disajikan pada

Tabel 4.7. Perolehan skor pada indikator “kesesuaian gambar dengan materi,

keserasian warna dalam LKS, pemilihan shapes untuk kolom ilustrasi masalah

dan jawaban” memperoleh skor paling rendah, namun secara keseluruhan

Page 90: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

73

kriteria penilaian bahan ajar LKS pada aspek desain tampilan adalah layak

sehingga desain sampul serta isi yang dibuat sudah selaras dan baik.

Tabel 4.7

Hasil Validasi Bahan Ajar pada Aspek Desain Tampilan

No Indikator Skor

Rata-rata Kriteria

1. Desain Cover LKS menarik perhatian 4,5 Sangat Layak

2. Kejelasan ilustrasi dalam LKS 4,12 Layak

3. Kesesuaian gambar dengan materi 3,87 Layak

4. Keserasian warna dalam LKS 3,87 Layak

5. Ketepatan pemilihan font (jenis dan

ukuran)

4 Layak

6. Pemilihan shapes untuk kolom ilustrasi

masalah dan jawaban

3,87 Layak

Penilaian Keseluruhan 4,03 Layak

e. Aspek Pendekatan RMT

Penilaian pada aspek pendekatan RMT terdapat 6 indikator dapat dilihat

pada Tabel 4.8. Perolehan skor pada indikator tahap “menyesuaikan alat

psikologis” memperoleh skor paling rendah, namun secara keseluruhan kriteria

penilaian bahan ajar LKS pada pendekatan RMT yaitu layak sehingga

menunjukkan bahwa LKS dengan menggunakan pendekatan RMT sudah

efektif untuk mengukur kemampuan siswa.

Tabel 4.8

Hasil Validasi Bahan Ajar pada Aspek Pendekatan RMT

No Indikator Skor

Rata-rata Kriteria

1. Pada tahap “menentukan model” siswa

dapat menentukan model matematika

yang sesuai dengan materi

pembelajaran

4 Layak

2. Pada tahap “menampilkan alat

psikologis” siswa dapat

mengaplikasikan dalam bentuk tabel

4 Layak

Page 91: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

74

atau grafik yang sesuai dengan materi

pembelajaran

3. Pada tahap “membangun konsep dasar”

siswa dapat membuat kesimpulan

tentang ilustrasi masalah yang

diberikan

4 Layak

4. Pada tahap “menemukan rumus” siswa

dapat menemukan rumus yang sesuai

dengan materi pembelajaran

4,12 Layak

5. Pada tahap “menyesuaikan alat

psikologis” siswa dapat menyelesaikan

soal pada ilustrasi masalah yang

diberikan

3,87 Layak

6. Pada tahap “menerapkan alat

psikologis” siswa dapat menyelesaikan

soal latihan yang diberikan

4 Layak

Penilaian Keseluruhan 3,99 Layak

f. Aspek Evaluasi

Penilaian aspek evaluasi terdiri dari 3 indikator yang disajikan pada Tabel

4.9. Perolehan skor pada indikator “tingkat kesulitan pada soal latihan yang

beragam” memperoleh skor paling rendah, namun secara keseluruhan kriteria

penilaian bahan ajar LKS pada aspek evaluasi adalah layak digunakan dengan

revisi sehingga menunjukkan bahwa ilustrasi masalah serta soal latihan pada

bahan ajar sudah baik.

Tabel 4.9

Hasil Validasi Bahan Ajar pada Aspek Evaluasi

No Indikator Skor

Rata-rata Kriteria

1. Kesesuaian soal latihan dengan materi

pembelajaran

4,25 Layak

2. Situasi masalah yang disajikan sesuai

dengan materi pembelajaran

4,12 Layak

3. Tingkat kesulitan pada soal latihan

yang beragam

4 Layak

Penilaian Keseluruhan 4,12 Layak

Page 92: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

75

2. Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas atau uji coba kelompok kecil dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar LKS yang sudah dibuat.

Uji coba terbatas berupa pengisian angket respon siswa pada Google Form

dengan skala penelitian 1 sampai 5. Angket respon siswa terdiri dari 4 aspek

penilaian dengan 12 butir pertanyaan. Angket respon siswa dilakukan terbatas

pada 10 orang siswa SMP, berikut hasil analisis angket respon siswa yang

disaikan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Angket Respon Siswa

No Aspek Skor

Rata-rata Kriteria

1. Desain Penampilan 3,96 Baik

2. Kebahasaan 4,15 Baik

3. Evaluasi 4,2 Baik

4. Penyajian Materi 4,1 Baik

Penilaian Keseluruhan 4,10 Baik

Berdasarkan Tabel 4.10, skor rata-rata penilaian angket respon siswa yang

sudah dikonversikan sesuai Tabel 3.4. Perolehan skor pada aspek desain

tampilan memperoleh skor paling rendah, namun secara keseluruhan dapat

disimpulkan bahwa bahan ajar LKS menurut respon siswa termasuk dalam

kriteria baik dengan skor rata-rata sebesar 4,10 dengan demikian bahan ajar

layak digunakan dengan revisi. Hasil perhitungan data angket respon siswa

tersaji pada Lampiran XI. Hal. 109.

C. Kajian Produk Akhir

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu bahan ajar berupa LKS

dengan menggunakan pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT)

pada materi aritmatika sosial. Peneliti menggunakan model pengembangan 4D

(define, design, develop, disseminate) namun tahap yang digunakan hanya

sampai pada tahap develop. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

tingkat kelayakan dari bahan ajar dengan menggunakan pendekata RMT. Bahan

ajar yang dikembangkan divalidasi oleh 8 validator ahli yang terdiri dari 3 dosen

Page 93: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

76

Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan 5 guru

matematika SMP serta diujicobaan terbatas terhadap 10 siswa SMP. Bahan ajar

yang layak, didapatkan setelah melalui proses validasi dari para validator dan

penilaian siswa uji coba terbatas.

Aspek yang dinilai dalam bahan ajar ini yaitu mencakup enam aspek yaitu

aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian, aspek desain tampilan,

aspek pendekatan RMT serta aspek evaluasi. Hasil penilaian para ahli terhadap

bahan ajar yang dikembangkan memperoleh skor rata-rata sebesar 4,13 dengan

kriteria layak, maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar tersebut layak untuk

dujicobakan. Proses pengembangan bahan ajar tersebut sangat memperhatikan

aspek-aspek yang menjadi prinsip dalam memilih bahan ajar. Prinsip yang

dimaksud yaitu: (1) prinsip relevansi, (2) prinsip konsistensi, dan (3) prinsio

kecukupan.4 Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Bahan ajar yang

dikembangkan memenuhi prinsip relevansi, cakupan materi dalam bahan ajar

berkaitan dengan SK dan KD yang telah ditetapkan. Pada tahap define terdapat

5 langkah kegiatan yaitu: (1) analisis awal akhir, (2) analisis siswa, (3) analisis

tugas, (4) analisis konsep, dan (5) perumusan tujuan pembelajaran. Pada tahap

define dilakukan analisis SK dan KD materi aritmatika sosial lalu

menjabarkannya menjadi beberapa indikator pencapaian kompetensi pada

materi aritmatika sosial. Hasil penilaian para ahli pada aspek kelayakan isi

diperoleh skor rata-rata sebesar 4,34 dengan kriteria sangat layak sehingga

menunjukkan bahwa isi serta materi yang disajikan sudah sesuai dengan KI dan

KD. Hasil dari tahap define digunakan untuk menyusun kerangka bahan ajar

pada tahap design yang menjadikan bahan ajar memenuhi prinsip relevansi.

Bahan ajar yang dikembangkan juga memenuhi aspek konsistensi, karena

dalam penyusunan bahan ajar konsisten dengan pencapaian SK dan KD.

Penyusunan bahan ajar juga memenuhi prinsip kecukupan, materi yang

disajikan dalam bahan ajar dapat membantu siswa menguasai pencapaian KD

4 Hanik Camelia Ayu Putri Pertiwi Robin, Hassan Suryono, Wijayanto, “Studi Analisis

Konsistensi dan Kecukupan Bahan Ajar Materi Demokrasi pada Diktat Pendidikan

Kewarganegaraan Kelas X Tunarungu di SLB Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017”, PKn

Progresif , Vo.l 2 No. 2, 2017, h. 610.

Page 94: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

77

yang telah ditetapkan. Penyusunan bahan ajar pada tahap develop disusun

dengan memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti aspek kebahasaan, aspek

penyajian, aspek desain tampilan, aspek pendekatan RMT dan aspek evaluasi.

Aspek kebahasaan memperoleh skor rata-rata sebesar 4,12 dengan kriteria layak

sehingga menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan pada bahan ajar sudah

tepat dan mudah dipahami siswa. Aspek penyajian materi memperoleh skor

rata-rata sebesar 4,18 dengan kriteria layak sehingga menunjukkan bahwa

bahan ajar yang dibuat sudah sesuai dengan teknik penyajian. Aspek

selanjutnya yaitu desain tampilan yang memperoleh skor rata-rata 4,04 dengan

kriteria layak sehingga menunjukkan bahwa desain sampul serta isi yang dibuat

sudah selaras dan baik. Sedangkan aspek pendekatan RMT memperoleh skor

rata-rata 4 dengan kriteria layak sehingga menunjukkan bahwa LKS dengan

menggunakan pendekatan RMT sudah efektif untuk mengukur kemampuan

siswa. Aspek yang terakhir yaitu aspek evaluasi yang memperoleh skor rata-

rata 4,12 dengan kriteria layak sehingga menunjukkan bahwa ilustrasi masalah

serta soal latihan pada bahan ajar sudah baik.

Bahan ajar LKS yang dikembangkan peneliti memperoleh respon yang baik

dari siswa. Pada aspek desain penampilan, aspek kebahasaan, aspek evaluasi,

dan aspek penyajian materi termasuk dalam kriteria baik. Beberapa tampilan

produk bahan ajar akhir yang telah melalui proses penilaian oleh validator ahli

serta siswa, disajikan pada gambar di bawah ini.

Page 95: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

78

Page 96: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

79

Page 97: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

80

Page 98: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

81

Gambar 4.17

Tampilan Produk Akhir

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian pada pengembangan bahan ajar ini yaitu:

1. Standar kualitas bahan ajar dalam penelitian ini terbatas karena penilaian

hanya dilakukan oleh delapan validator yang terdiri dari tiga dosen dan lima

guru matematika.

2. Pada tahap uji coba terbatas, penelitian ini hanya diuji cobakan secara acak

terhadap 10 siswa di MTs Pembangunan UIN Jakarta, sehingga

Page 99: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

82

memungkinkan kualitas bahan ajar dapat berubah apabila diuji cobakan

pada skala yang besar.

3. Penelitian ini menggunakan pengembangan model 4-D (four-D) hanya

sampai pada tahap pengembangan (develop) dikarenakan sedang pandemi

Covid-19 sehingga tidak memungkinkan terlaksananya tahap penyebaran

(disseminate). Selain itu pengembangan bahan ajar menggunakan

pendekatan RMT dimana dalam proses pembelajaran memerlukan guru

sebagai mediator maka dari itu tahap yang digunakan hanya sampai pada

tahap pengembangan.

4. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tergantung dari subjektifitas para

penilai, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Page 100: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

83

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar menggunakan

pendekatan Rigorous Mathematical Thinking pada materi aritmatika sosial

memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengembangan bahan ajar LKS dikembangkan menggunakan metode

penelitian dan pengembangan 4-D (Define, Design, Develop, and

Disseminate) Thiagarajan. Namun tahap penyebaran (disseminate) tidak

digunakan pada penelitian ini dikarenakan sedang masa pandemic covid-19

maka Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan secara online.

a. Tahap define atau pendefinisian terdiri dari beberapa tahap, yaitu

analisis awal-akhir, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis

konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran. Hasil yang didapat pada

tahap ini yaitu kurangnya atusias siswa saat pembelajaran karena guru

masih menggunakan metode ceramah saat pembelajaran, kurangnya

guru dalam memanfaatkan bahan ajar LKS serta kurangnya siswa dalam

ikut serta aktif pada proses pembelajaran sehingga kurangnya siswa

dalam memahami materi belajar.

b. Tahap design atau perancangan terdiri dari empat tahap yaitu rancangan

awal bahan ajar sesuai dengan struktur yang dibuat oleh Depdiknas,

penggunaan pendekatan pembelajaran Rigorous Mathematical Thinking

dalam bahan ajar LKS, penyajian bahan ajar LKS dan menyiapkan

angket penilaian yang terdiri dari angket penilaian untuk validator ahli

serta angket respon untuk siswa terhadap pengembangan bahan ajar

LKS.

c. Tahap develop atau pengembangan terdiri dari empat tahap yaitu

pembuatan bahan Ajar LKS yang dilakukan di Microsoft Word 2016,

penilaian terhadap bahan ajar yang dilakukan oleh para validator ahli

yang terdiri dari tiga dosen dan lima guru matematika, setelah penilaian

dilakukan selanjutnya dilakukan perbaikan atau revisi bahan ajar LKS

Page 101: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

84

dengan tujuan agar bahan ajar dapat layak digunakan dan yang terakhir

yaitu uji coba terbatas yang dilakukan oleh 10 orang siswa SMP.

2. Hasil penelitian para ahli mengenai bahan ajar LKS dengan menggunakan

pendekatan RMT yaitu bahan ajar yang dikembangkan sudah layak

digunakan berdasarkan keenam aspek yang telah ditentukan. Sedangkan

hasil penelitian angket respon siswa SMP terhadap pengembangan bahan

ajar LKS menggunakan pendekatan RMT yaitu bahan ajar yang

dikembangkan memperoleh penilaian baik berdasarkan pada keempat aspek

yang telah ditentukan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar menggunakan

pendekatarn Rigorous Mathematical Thinking pada materi aritmatika sosial,

terdapat beberapa saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya yaitu dapat

dilakukan uji coba dengan ruang lingkup yang lebih besar karena dalam

penelitian ini hanya dilakukan uji coba terbatas. Saran selanjutnya yaitu dalam

pengembangan bahan ajar dapat lebih mengembangkan jenis-jenis soal agar

beragam sesuai tingkat kesulitan dari yang mudah sampai yang lebih sulit.

Page 102: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

85

DAFTAR PUSTAKA

Ardilla, Ayu dan Suryo Hartanto. Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Hasil

Belajar Matematika Siswa MTs Iskandar Muda Batam. PHYTAGORAS:

Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 6 No. 2, 2017.

Departemen Pendidikan Nasional. Penunjang Belajar Matematika Untuk

SMP/MTs Kelas 7, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Depdiknas. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas, 2008.

Evijayanti, Widya dan Rita Pramujiyanti Khotimah. Analisis Kesulitan Siswa SMP

dalam Menyelesaikan Soal Cerita Aritmatika Sosial. Jurnal FKIP UMS,

2016.

Fauzi, Moh. Fery dan Irma Anindiati. E-learning Pembelajaran Bahasa Arab.

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, Cet. 1, 2020.

Gazali, Rahmita Yuliana. Pengembangan Bahan Ajar Matematika untuk Siswa

SMP Berdasarkan Teori Belajar Ausubel. PYTHAGORAS: Jurnal

Pendidikan Matematika, Vol. 11 No. 2, 2016.

Haryonik, Yeni dan Yoga Budi Bhakti. Pengembangan Bahan Ajar Lembar Kerja

Siswa dengan Pendekatan Matematika Realistik, Jurnal Matematika dan

Pembelajaran, Vol. 6 No. 1, 2018.

Hasratuddin. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika. Jurnal

Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol. 6 No. 2, 2013.

Hendrayana, Aan. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Rigorous Mathematical

Thinking (RMT) terhadap Pemahaman Konseptual Matematis Siswa SMP.

Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Vol. 4 No. 2, 2017.

Hsb, Abd Aziz. Landasan Pendidikan. Ciputat: HAJA Mandiri, Cet. 1, 2018.

Ismail, Fajri. Statistika untuk Penelitian dan Ilmu Ilmu Sosial. Jakarta:

Prenadamedia Group, 2018.

Kantun, Sri dan Yayuk Sri Rahayu Budiawati. Analisis Tingkat Kelayakan Bahan

Ajar Ekonomi Yang Digunakan Oleh Guru Di SMA Negeri 4 Jember.

Jurnal Pendidikan Ekonomi, Edisi IX No. 2, 2015.

Kelana, Jajang Bayu dan D. Fadly Pratama. Bahan Ajar IPA Berbasis Literasi

SAINS. Bandung: LEKKAS, Cet. 1, 2019.

Page 103: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

86

Khabib, Zaenal dan Janet Trineke Manoy. Pengembangan Perangkat Pembelajaran

dengan Pendekatan RMT Ditinjau dari Fungsi Kognitif Siswa pada Materi

Melukis Segitiga di Kelas VII SMP. Jurnal FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013.

Kinard, James T. Method and Apparatus for Creating Rigorous Mathematical

Thinking. United States Patent Application Publication, 2007.

Laporan Hasil Ujian Nasional 2019. (https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id).

Nana. Pengembangan Bahan Ajar. Jawa Tengah: Lakeisha, 2019.

Nugraha, Danu Aji. Dkk. Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS

Berorientasi Kontruktivistik. Journal of Innovative Science Education, Vol.

2 No. 1, 2013.

Nuraeni, Rini. Dkk. ”Permasalahan Matematika Aritmatika Sosial dalam Bentuk

Cerita: Bagaimana Deskripsi Kesalahan-Kesalahan Jawaban Siswa.

Teorema: Teori dan Riset Matematika, 2020.

OECD. PISA 2018 Results (Volume I): What Students Know And Can Do. Paris:

OECD Publishing, 2019.

Panggabean, Nurul Huda dan Amir Danis. Desain Pengembangan Bahan Ajar

Berbasis Sains. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020.

Ridwan, Ruslan. Dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Aritmatika Sosial

Berbasis Problem Based Learning di Kelas VII SMP, Jurnal Elemen Vo. 2

No. 2, 2016.

Robin, Hanik. Dkk. ”Studi Analisis Konsistensi dan Kecukupan Bahan Ajar Materi

Demokrasi pada Diktat Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X Tunarungu

di SLB Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.” PKn Progresif, Vol. 2

No. 2, 2017.

Saputro, Budiyono. Manajemen Penelitian Pengembangan (Research &

Development) bagi Penyusun Tesis dan Disertasi. Yogyakarta: Aswaja

Pressindo, 2017.

Siagian, Muhammad Daut. Kemampuan Koneksi Matematika dalam Pembelajaran

Matematika. MES (Journal of Mathematics Education and Science), Vol. 2

No. 1, 2016.

Page 104: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

87

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: ALFABETA, Cet. 21, 2015.

Sugiyono. Metode Penelitian & Pengembangan Research and Development.

Bandung: ALFABETA, Cet. 3, 2019.

Tyanto, Erdhin Lies dan Janet Trineke Manoy. Pengembangan Media Pembelajaran

Matematika Berbasis Adobe Flash Profesional CS 6 dengan

Memperhatikan Fungsi Kognitif Rigorous Mathematical Thinking pada

Materi Melukis Segitiga. Jurnal FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3, 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Widoyoko, Eko P. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009.

Page 105: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

88

Lampiran 1

Lembar Pertanyaan Wawancara Guru Matematika

Hari/Tanggal :

Narasumber :

1. Pertanyaan : Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar matematika?

Jawaban :

2. Pertanyaan : Apakah antusias siswa dalam proses pembelajaran

matematika di kelas tinggi? Apakah alasannya?

Jawaban :

3. Pertanyaan : Apakah sekolah menyediakan bahan ajar pembelajaran

matematika? Jika ada, bahan ajar apa saja yang dimiliki oleh sekolah?

Jawaban :

4. Pertanyaan : Apakah bahan ajar yang digunakan saat ini benar-benar

menunjang proses belajar mengajar?

Jawaban :

5. Pertanyaan : Adakah bahan ajar pembelajaran matematika pada materi

aritmatika sosial? Jika ada, bahan ajar seperti apa yang digunakan?

Jawaban :

6. Pertanyaan : Setelah melihat bahan ajar pembelajaran matematika yang

saya kembangkan, bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai bahan ajar

tersebut?

Jawaban :

7. Pertanyaan : Apa masukan Bapak/Ibu terhadap bahan ajar pembelajaran

matematika yang saya kembangkan agar menjadi bahan ajar yang lebih baik

lagi?

Jawaban :

Page 106: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

89

Lampiran 2

Transkip Hasil Wawancara Guru Matematika

Nama Guru dan Instansi

Guru 1 : Nur Aulia, S.Pd (MTs Sa’adatuddarain Jakarta Selatan)

Guru 2 : Rusli, S.Pd (MTs Daarul Hikmah Pamulang)

No.

Pertanyaan

Jawaban

Guru 1 Guru 2

1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu

mengajar matematika?

20 tahun 23 tahun

2. Apakah antusias siswa dalam

proses belajar mengajar

matematika di kelas tinggi?

Apakah alasannya?

Cukup antusias,

dikarenakan

pembelajaran

matematika

berada pada jam

pertama dimana

siswa masih

segar menyerap

pembelajaran.

Namun, masih

ada siswa yang

asik sendiri

bahkan bercanda

dan tidak fokus

pada materi

dikarenakan

metode yang

digunakan masih

menggunakan

metode ceramah

kadang

menggunakan

metode diskusi

juga.

Sedang, karena

sebagian siswa

masih ada yang

tidak

memperhatikan

bahkan

beberapa ada

yang

mengantuk saat

pembelajaran

dikarenakan

metode yang

digunakan

masih

menggunakan

metode

ceramah.

3. Apakah sekolah menyediakan

bahan ajar pembelajaran

matematika? Jika ada, bahan

Ada, buku paket

dan lks

Iya ada, lks dan

buku paket

Page 107: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

90

ajar apa saja yang dimiliki oleh

sekolah?

4. Apakah bahan ajar yang

digunakan saat ini benar-benar

menunjang proses belajar

mengajar?

Cukup Ya, lumayan

membantu.

5. Selain bahan ajar yang

disediakan oleh sekolah, adakah

bahan ajar lain pada materi

aritmatika sosial yang

digunakan dalam kegiatan

belajar mengajar? Jika ada

bahan ajar seperti apa yang

digunakan?

Belum ada,

hanya

menggunakan

yang disediakan

oleh sekolah

Belum ada,

hanya

menggunakan

buku paket atau

lks yang

disediakan

sekolah

6. Setelah melihat bahan ajar

pembelajaran matematika yang

saya kembangkan, bagaimana

tanggapan Bapak/Ibu mengenai

bahan ajar tersebut?

Bagus, karena

dapat membantu

siswa dalam

memahami

konsep materi.

Bagus, karena

bukan hanya

membantu

siswa namun

juga membantu

guru dalam

kegiatan

belajar

mengajar di

kelas.

7. Apa masukan Bapak/Ibu

terhadap bahan ajar

pembelajaran matematika yang

saya kembangkan agar menjadi

bahan ajar yang lebih baik lagi?

Sudah bagus,

buat soal yang

beragam dan

menggunakan

bahasa yang

mudah dipahami.

Sebelum

masuk materi

aritmatika

sosial mungkin

bisa

menambahkan

materi

prasyarat yang

menunjang

materi

aritmatika

sosial..

Page 108: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

91

Lampiran 3

Lembar Pertanyaan Wawancara Siswa

Nama Siswa :

Sekolah :

1. Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang pelajaran matematika?

Jawaban :

2. Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang penyampaian dan

penjelasan guru dalam pembelajaran matematika di kelas?

Jawaban :

3. Pertanyaan : Apakah kamu antusias dalam mengikuti pembelajaran

matematika di kelas?

Jawaban :

4. Pertanyaan : Bahan ajar apa yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran matematika?

Jawaban :

5. Pertanyaan : Apakah bahan ajar yang disediakan oleh guru memberikan

kesempatan kalian mengerjakan secara mandiri?

Jawaban :

6. Pertanyaan : kesulitan apa yang kamu temukan dalam pelajaran

matematika khususnya pada materi aritmatika sosial?

Jawaban :

Page 109: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

92

Lampiran 4

Traskip Hasil Wawancara Siswa

Nama Narasumber

Siswa 1 : Nashwa Kanita Azizah (MTs Pembangunan UIN Jakarta)

Siswa 2 : Ratu Angelica Natalie Putri (MTs Pembangunan UIN Jakarta)

No.

Pertanyaan

Jawaban

Siswa 1 Siswa 2

1. Bagaimana pendapat kamu tentang

pelajaran matematika ?

Sebenarnya

matematika itu

menyenangkan

karena kesulitan

soal yang

membuat tertarik,

tetapi terkadang

membosankan

ketika

mengerjakan soal

yang tidak ada

jawabannya.

Menurut saya,

matematika itu

menantang

sekaligus

menyenangkan

bagi yang

menyukai

matematika.

2. Bagaimana pendapat kamu tentang

penyampaian dan penjelasan guru

dalam pembelajaran matematika di

kelas?

Penjelasannya

sudah bagus,

namun mungkin

dibanyakin

latihan soalnya.

Tapi terkadang

juga

penjelasannya

terlalu bertele-

tele dan jadi

membingungkan.

Menurut saya

sudah pas,

karena tidak

bertele-tele dan

langsung to the

point.

3. Apakah kamu antusias dalam

mengikuti pembelajaran matematika

di kelas?

Dari SD saya

suka belajar

matematika

karena guru yang

mengajar asik

dan

penjelasannya

Biasa saja, karena

saya tidak terlalu

minat di pelajaran

matematika.

Page 110: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

93

bisa saya

mengerti. Dari

situ saya tertarik

mengikuti

pembelajaran

matematika.

4. Bahan ajar apa yang digunakan

oleh guru dalam proses

pembelajaran matematika?

Powerpoint Penjelasan

materi

menggunakan

PPT dan juga

Youtube

5. Apakah bahan ajar yang disediakan

oleh guru memberikan kesempatan

kalian mengerjakan secara

mandiri?

Kadang-kadang.

Karena masih

bingung jika

penjelasan lewat

powerpoint.

Ya, karena

terdapat

penjelasan

materi dan soal.

6. Kesulitan apa yang kamu temukan

dalam pembelajaran matematika

khususnya pada materi aritmatika

sosial?

Sulit mengerti

karena rata-rata

soal yang

diberikan pada

materi aritmatika

sosial

menggunakan

soal cerita, jadi

kadang bingung

memahaminya.

Menganalisa

soal dan proses

dalam

mengerjakan

soal.

Page 111: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

94

Lampiran 5

Lembar Validasi Ahli

Bahan Ajar Menggunakan Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking

(RMT) pada Materi Aritmatika Sosial

Judul Penelitian : Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT) pada Materi Aritmatika Sosial.

Peneliti : Nita Anggraeni

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd.

2. Ramdani Miftah, M.Pd.

Nama Ahli :…………………………………………………

Instansi :…………………………………………………

Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu selaku

ahli materi terhadap kelayakan bahan ajar yang dikembangkan

A. Petunjuk

1. Berikan tanda centang () pada kolom skor sesuai dengan penilaian

Bapak/Ibu terhadap kualitas bahan ajar secara objektif..

2. Ketentuan untuk penilaian sebagai berikut

Skor 1 = Sangat Kurang

Skor 2 = Kurang

Skor 3 = Cukup

Skor 4 = Baik

Skor 5 = Sangat Baik

3. Tuliskan saran, kritik serta komentar Bapak/Ibu pada kolom yang telah

disediakan

Page 112: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

95

B. Aspek Penilaian

No. Indikator Skor Catatan

1 2 3 4 5

Aspek Kelayakan Isi

1. Kesesuaian materi dengan KD

2. Konsep materi pada bahan ajar sudah jelas

dan tepat

3. Materi yang disajikan memiliki cakupan

yang luas

4. Materi yang disajikan terorganisir dengan

baik

Aspek Kebahasaan

5. Bahasa yang digunakan sudah sesuai

dengan PUEBI

6. Kalimat yang digunakan mudah singkat,

padat, jelas, dan mudah dipahami.

Aspek Penyajian Materi

7. Materi tersusun secara sistematis sehingga

mudah dipahami

8. Dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari

Aspek Desain Tampilan

9. Desain Cover LKS menarik perhatian

10. Kejelasan ilustrasi dalam LKS

11. Kesesuaian gambar dengan materi

12. Keserasian warna dalam LKS

13. Ketepatan pemilihan font (jenis dan

ukuran)

14. Pemilihan shapes untuk kolom ilustrasi

masalah dan jawaban

Aspek Pendekatan RMT

15. Pada tahap “menentukan model” siswa

dapat menentukan model matematika

yang sesuai dengan materi pembelajaran

16. Pada tahap “menampilkan alat psikologis”

siswa dapat mengaplikasikan dalam

bentuk tabel atau grafik yang sesuai

dengan materi pembelajaran

Page 113: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

96

17. Pada tahap “membangun konsep dasar”

siswa dapat membuat kesimpulan tentang

ilustrasi masalah yang diberikan

18. Pada tahap “menemukan rumus” siswa

dapat menemukan rumus yang sesuai

dengan materi pembelajaran

19. Pada tahap “menyesuaikan alat

psikologis” siswa dapat menyelesaikan

soal pada ilustrasi masalah yang diberikan

20. Pada tahap “menerapkan alat psikologis”

siswa dapat menyelesaikan soal latihan

yang diberikan

Aspek Evaluasi

21. Kesesuaian soal latihan dengan materi

pembelajaran

22. Situasi masalah yang disajikan sesuai

dengan materi pembelajaran

23. Tingkat kesulitan pada soal latihan yang

beragam

C. Kritik dan Saran Bapak/Ibu Secara Keseluruhan

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

D. Kesimpulan

Bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT) pada Materi Aritmatika Sosial dinyatakan:

1. Layak diujicobakan di lapangan tanpa ada revisi

2. Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi

*) Lingkarilah pada salah satu nomor

……….,………………2020

Validator

( )

Page 114: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

97

Lampiran 6

Angket Respon Siswa

Angket Penilaian LKS (Lembar Kerja Siswa) Menggunakan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT) pada Materi Aritmatika Sosial

Oleh Siswa

Judul Penelitian : Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Pendekatan

Rigorous Mathematical Thinking (RMT) pada Materi

Aritmatika Sosial.

Peneliti : Nita Anggraeni

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd.

2. Ramdani Miftah, M.Pd.

Nama Peserta Didik :…………………………………………………

Asal Sekolah :…………………………………………………

A. Petunjuk

1. Berikan tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian kalian

terhadap kualitas bahan ajar secara objektif..

2. Ketentuan penilaian sebagai berikut

Skor 1 = Sangat Kurang

Skor 2 = Kurang

Skor 3 = Cukup

Skor 4 = Baik

Skor 5 = Sangat Baik

B. Penilaian

Aspek Indikator Skor

1 2 3 4 5

Desain

Penampilan

1. Desain Cover LKS tampak

menarik

2. Kesesuaian gambar dengan

materi

3. Keserasian warna dalam LKS

4. Ketepatan pemilihan font (jenis

dan ukuran)

5. Pemilihan shapes untuk kolom

ilustrasi masalah dan jawaban

Page 115: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

98

Kebahasaan

6. Kalimat yang digunakan pada

bahan ajar singkat, padat, jelas,

dan mudah dipahami.

7. Bahasa yang digunakan sesuai

dengan PUEBI

Evaluasi 8. Situasi masalah sesuai dengan

materi pembelajaran

9. Tingkat kesulitan pada soal

latihan yang beragam

Penyajian

Materi

10. Dapat diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari

11. Masalah yang disajikan dalam

bahan ajar sudah jelas

12. Setiap tahapan pembelajaran

dapat mudah dipahami dan diikuti

C. Kritik dan Saran Siswa/i

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

D. Kesimpulan

Pilihlah salah satu jawaban untuk bahan ajar LKS (Lembar Kerja Siswa)

menggunakan Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT) pada materi

aritmatika sosial :

1. Apakah kamu tertarik dengan bahan ajar LKS ini?

Ya / Tidak

2. Menurut kamu, bahan ajar LKS ini:

a. Sangat baik digunakan dalam pembelajaran matematika tanpa

perbaikan

b. Baik digunakan dalam pembelajaran matematika, tetapi masih perlu

adanya perbaikan

*) Lingkarilah pada salah satu nomor

……….,………………2020

Responden

( )

Page 116: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

99

Lampiran 7

Surat Tugas Validator

Page 117: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

100

Page 118: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

101

Lampiran 8

Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Ahli

No Butir

Pertanyaan

Validator Skor

Hasil

Skor

Rata-

Rata Dosen

1

Dosen

2

Dosen

3

Guru

1

Guru

2

Guru

3

Guru

4

Guru

5

1 5 4 4 4 4 5 5 4 35 4,375

2 4 5 4 4 5 5 4 4 35 4,375

3 4 4 3 5 4 5 4 4 33 4,125

4 5 5 5 5 4 5 4 3 36 4,5

5 4 4 4 5 5 5 4 4 35 4,375

6 4 4 4 4 4 4 4 3 31 3,875

7 4 4 4 4 4 5 4 4 33 4,125

8 4 4 5 5 5 4 4 3 34 4,25

9 4 5 4 4 5 5 4 5 36 4,5

10 4 4 4 4 5 4 4 4 33 4,125

11 4 4 3 4 4 4 4 4 31 3,875

12 4 5 3 4 4 4 4 3 31 3,875

13 4 4 4 4 5 4 4 3 32 4

14 4 4 3 4 4 4 4 4 31 3,875

15 4 5 4 4 4 4 4 3 32 4

16 4 4 4 5 4 4 4 3 32 4

17 4 4 5 4 4 4 4 3 32 4

18 4 4 4 5 4 4 4 4 33 4,125

19 4 4 4 4 4 4 4 3 31 3,875

20 4 4 4 5 4 4 4 3 32 4

21 4 4 4 4 5 5 4 4 34 4,25

22 4 5 4 4 4 4 4 4 33 4,125

23 5 4 4 4 3 4 4 4 32 4

Page 119: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

102

Lampiran 9

Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Ahli Berdasarkan Indikator

Setiap Aspek Penilaian

Cara Perhitungan Skor Rata-Rata

X̅ =Σxi

n

Keterangan:

X̅ = Skor rata-rata seluruh aspek penilaian

Σxi = Jumlah skor hasil data yang diperoleh

n = Banyak skor butir pertanyaan

1. Aspek Kelayakan Isi

No Indikator Skor Hasil Skor Rata-Rata

1 Kesesuaian materi dengan KD 35 4,375

2 Konsep materi pada bahan ajar sudah

jelas dan tepat 35 4,375

3 Materi yang disajikan memiliki

cakupan yang luas 33 4,125

4 Materi yang disajikan terorganisir

dengan baik 36 4,5

Penilaian Keseluruhan 139 4,343

2. Aspek Kebahasaan

No Indikator Skor Hasil Skor Rata-Rata

1 Bahasa yang digunakan sudah sesuai

dengan PUEBI 35 4,375

2

Kalimat yang digunakan mudah

singkat, padat, jelas, dan mudah

dipahami.

31 3,875

Penilaian Keseluruhan 66 4,125

Page 120: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

103

3. Aspek Penyajian Materi

No Indikator Skor Hasil Skor Rata-Rata

1 Materi tersusun secara sistematis

sehingga mudah dipahami 33 4,125

2 Dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari 34 4,25

Penilaian Keseluruhan 67 4,187

4. Aspek Desain Tampilan

No Indikator Skor Hasil Skor Rata-Rata

1 Desain Cover LKS menarik perhatian 36 4,5

2 Kejelasan ilustrasi dalam LKS 33 4,125

3 Kesesuaian gambar dengan materi 31 3,875

4 Keserasian warna dalam LKS 31 3,875

5 Ketepatan pemilihan font (jenis dan

ukuran) 32 4

6 Pemilihan shapes untuk kolom ilustrasi

masalah dan jawaban 31 3,875

Penilaian Keseluruhan 194 4,041

5. Aspek Pendekatan RMT

No Indikator Skor Hasil Skor Rata-Rata

1. Pada tahap “menentukan model” siswa

dapat menentukan model matematika

yang sesuai dengan materi pembelajaran 32 4

2. Pada tahap “menampilkan alat

psikologis” siswa dapat mengaplikasikan

dalam bentuk tabel atau grafik yang

sesuai dengan materi pembelajaran

32 4

3. Pada tahap “membangun konsep dasar”

siswa dapat membuat kesimpulan tentang

ilustrasi masalah yang diberikan 32 4

4. Pada tahap “menemukan rumus” siswa

dapat menemukan rumus yang sesuai

dengan materi pembelajaran

33 4,125

Page 121: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

104

5. Pada tahap “menyesuaikan alat

psikologis” siswa dapat menyelesaikan

soal pada ilustrasi masalah yang

diberikan

31 3,875

6. Pada tahap “menerapkan alat psikologis”

siswa dapat menyelesaikan soal latihan

yang diberikan

32 4

Penilaian Keseluruhan 192 4

6. Aspek Evaluasi

No Indikator Skor Hasil Skor Rata-Rata

1. Kesesuaian soal latihan dengan materi

pembelajaran 34 4,25

2. Situasi masalah yang disajikan sesuai

dengan materi pembelajaran 33 4,125

3. Tingkat kesulitan pada soal latihan yang

beragam 32 4

Penilaian Keseluruhan 99 4,125

Page 122: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

105

Lampiran 10

No Revisi Bahan Ajar

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

1

Pada cover atau sampul depan belum

terlihat dengan jelas bahwa bahan ajar

ini merupakan pengembangan bahan

ajar menggunakan pendekatan

tertentu. Nama penulis perliu

dicantumkan dalam sampul bahan

ajar. Gambar pada cover juga belum

sesuai dengan materi yang disajikan.

2

Page 123: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

106

Pada peta konsep belum tercantum

materi prasyarat yang akan disajikan

dalam LKS.

3

Page 124: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

107

Ilustrasi gambar yang terdapat pada

setiap Aktivitas masih kurang.

Saran : penambahan ilustrasi gambar

yang sesuai dengan materi yang

disajikan.

4

Saran : penambahan redaksi

pertanyaan untuk mencari persentase

tara dan persentase neto

5

Saran : penambahan keterangan

bunga pertahun dan perbulan agar

rumus yang ditemukan lengkap

Page 125: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

108

6 Saran : penambahan kunci jawaban

pada masing-masing soal latihan

yang terdapat pada setiap Aktivitas

7

Daftar pustaka masih kurang

Page 126: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

109

Lampiran 11

Perhitungan Data Angket Respon Siswa

No Butir

Pertanyaan

Responden Skor

Hasil

Skor

Rata-

Rata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 3 5 3 4 4 2 4 3 4 4 36 3,6

2 4 5 3 5 5 5 3 4 5 4 43 4,3

3 3 4 3 4 4 3 4 4 5 4 38 3,8

4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 3 39 3,9

5 4 5 4 4 5 4 3 4 5 4 42 4,2

6 4 4 4 5 5 4 4 5 3 3 41 4,1

7 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42 4,2

8 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 46 4,6

9 4 4 3 5 5 3 3 4 3 4 38 3,8

10 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 38 3,8

11 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 44 4,4

12 4 4 5 5 5 4 4 3 4 3 41 4,1

Total Penilaian Setiap Aspek

No Aspek Skor Hasil Skor Rata-

Rata Kriteria

1 Desain Penampilan 198 3,96 Baik

2 Kebahasaan 83 4,15 Baik

3 Evaluasi 84 4,2 Baik

4 Penyajian Materi 123 4,1 Baik

Page 127: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

110

Lampiran 12

UJI REFERENSI

Nama : Nita Anggraeni

NIM : 11150170000066

Judul Skipsi : Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT) pada Materi Aritmatika Sosial.

No Judul Referensi dan Nama

Pengarang Halaman Paraf Pembimbing 1

BAB I

1

Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 1 Nomor 1

1

2

Abd Aziz Hsb, Landasan

Pendidikan, (Ciputat: HAJA

Mandiri, 2018), cet. 1, h. 5.

1

3

Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 3

1,2

4

Hasratuddin, “Membangun

Karakter Melalui Pembelajaran

Matematika”, Jurnal Pendidikan

Matematika PARADIKMA, Vol. 6

No. 2, 2013, h. 133.

2

5

Muhammad Daut Siagian,

“Kemampuan Koneksi Matematika

dalam Pembelajaran Matematika”,

MES (Journal of Mathematics

Education and Science),Vol. 2 No.

1, 2016, h. 60.

2

Page 128: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

111

6

OECD, PISA 2018 Results

(Volume I): What Students Know

And Can Do, Paris: OECD

Publishing, 2019, p. 18.

3

7

Laporan Hasil Ujian Nasional 2019 https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go,id

3

8

Rini Nuraeni, Suny Guinesya

Ardiansyah, Luvy Sylviana Zanthy,

”Permasalahan Matematika

Aritmatika Sosial dalam Bentuk

Cerita: Bagaimana Deskripsi

Kesalahan-Kesalahan Jawaban

Siswa” Teorema: Teori dan RIset

Matematika, 2020, h. 62

3

9

Widya Evijayanti dan Rita

Pramujiyanti Khotimah, “Analisis

Kesulitan Siswa SMP dalam

Menyelesaikan Soal Cerita

Aritmatika Sosial”,Jurnal FKIP

UMS, 2016, h. 12.

3

10

Ruslan Ridwan, Zulkardi,

Darmawijoyo, “Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Aritmatika

Sosial Berbasis Problem Based

Learning di Kelas VII SMP”,

Jurnal Elemen Vol. 2 No. 2, 2016,

h. 94

3,4

11

Ayu Ardilla dan Suryo Hartanto,

“Faktor yang Mempengaruhi

Rendahnya Hasil Belajar

Matematika Siswa MTs Iskandar

Muda Batam”, PHYTAGORAS:

Jurnal Pendidikan Matematika,

Vol. 6 No. 2, 2017, h. 185.

3

12

Sri Kantun, dan Yayuk Sri Rahayu

Budiawati, “Analisis Tingkat

Kelayakan Bahan Ajar Ekonomi

Yang Digunakan Oleh Guru Di

SMA Negeri 4 Jember”, Jurnal

4

Page 129: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

112

Pendidikan Ekonomi, Edisi IX No.

2, 2015, h. 131.

13

Danu Aji Nugraha, Achmad

Binadja, dan Supartono,

“Pengembangan Bahan Ajar Reaksi

Redoks Bervisi SETS Berorientasi

Kontruktivistik”, Journal of

Innovative Science Education, Vol.

2 No. 1, 2013, h. 28.

4,5

14

Nana, Pengembangan Bahan Ajar,

(Jawa Tengah: Lakeisha, 2019), h.

4-7

5

15

James T. Kinard, Method and

Apparatus for Creating Rigorous

Mathematical Thinking, United

States Patent Application

Publication, 2007, pp. 3.

6

BAB II

1

Nana, Pengembangan Bahan Ajar,

(Jawa Tengah: Lakeisha, 2019), h.

48.

9

2

Jajang Bayu Kelana dan D. Fadly

Pratama, Bahan Ajar IPA Berbasis

Literasi SAINS, (Bandung:

LEKKAS, 2019), cet. 1, h. 3-4

9,10

3

Moh. Fery Fauzi dan Irma

Anindiati, E-learning

Pembelajaran Bahasa Arab,

(Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang, 2020),

cet. 1, h. 44.

9,10

4

Jajang Bayu Kelana dan D. Fadly

Pratama, Bahan Ajar IPA Berbasis

Literasi SAINS, (Bandung:

LEKKAS, 2019), cet. 1, h. 12-14

10

Page 130: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

113

5

Nurul Huda Panggabean dan Amir

Danis, Desain Pengembangan

Bahan Ajar Berbasis Sains,

(Medan: Yayasan Kita Menulis,

2020), h. 29-30

11

6

Rahmita Yuliana Gazali,

“Pengembangan Bahan Ajar

Matematika untuk Siswa SMP

Berdasarkan Teori Belajar

Ausubel”, PYTHAGORAS: Jurnal

Pendidikan Matematika, Vol. 11,

No. 2, 2016, h. 184.

12

7

Nurul Huda Panggabean dan Amir

Danis, Desain Pengembangan

Bahan Ajar Berbasis Sains,

(Medan: Yayasan Kita Menulis,

2020), h. 34

12

8

Nurul Huda Panggabean dan Amir

Danis, Desain Pengembangan

Bahan Ajar Berbasis Sains,

(Medan: Yayasan Kita Menulis,

2020), h. 34-35

12,13

9

James T. Kinard, Method and

Apparatus for Creating Rigorous

Mathematical Thinking, United

States Patent Application

Publication, 2007, pp. 1-3

13,14

10

Zaenal Khabib dan Janet Trineke

Manoy, “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran dengan Pendekatan

RMT Ditinjau dari Fungsi Kognitif

Siswa pada Materi Melukis

Segitiga di Kelas VII SMP”, Jurnal

FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013, h.2

14

Page 131: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

114

11

Erdhin Lies Tyanto dan Janet

Trineke Manoy, “Pengembangan

Media Pembelajaran Matematika

Berbasis Adobe Flash Profesional

CS 6 dengan Memperhatikan

Fungsi Kognitif Rigorous

Mathematical Thinking pada

Materi Melukis Segitiga”, Jurnal

FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013, h. 3

15

12

Zaenal Khabib dan Janet Trineke

Manoy, “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran dengan Pendekatan

RMT Ditinjau dari Fungsi Kognitif

Siswa pada Materi Melukis

Segitiga di Kelas VII SMP”, Jurnal

FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013, h. 3

15,16

13

Erdhin Lies Tyanto dan Janet

Trineke Manoy, “Pengembangan

Media Pembelajaran Matematika

Berbasis Adobe Flash Profesional

CS 6 dengan Memperhatikan

Fungsi Kognitif Rigorous

Mathematical Thinking pada

Materi Melukis Segitiga”, Jurnal

FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013, h. 3-4

16

14

James T. Kinard, Method and

Apparatus for Creating Rigorous

Mathematical Thinking, United

States Patent Application

Publication, 2007, pp. 3

16

15

Erdhin Lies Tyanto dan Janet

Trineke Manoy, “Pengembangan

Media Pembelajaran Matematika

Berbasis Adobe Flash Profesional

CS 6 dengan Memperhatikan

Fungsi Kognitif Rigorous

Mathematical Thinking pada

Materi Melukis Segitiga”, Jurnal

FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013, h. 4

16,17

Page 132: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

115

16

Aan Hendrayana, Pengaruh

Pembelajaran Pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT)

terhadap Pemahaman Konseptual

Matematis Siswa SMP”, Jurnal

Riset Pendidikan Matematika, Vol.

4 No. 2, 2017, h. 188

17

17

James T. Kinard, Method and

Apparatus for Creating Rigorous

Mathematical Thinking, United

States Patent Application

Publication, 2007, pp. 3

17,18

18

Departemen Pendidikan Nasional,

Penunjang Belajar Matematika

Untuk SMP/MTs Kelas 7, (Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional,

2009), h. 118-128

19-21

19

Yeni Haryonik dan Yoga Budi

Bhakti, “Pengembangan Bahan

Ajar Lembar Kerja Siswa dengan

Pendekatan Matematika Realistik”,

Jurnal Matematika dan

Pembelajaran Vol. 6 No. 1, 2018,

h. 54

21

20

Zaenal Khabib dan Janet Trineke

Manoy, “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran dengan Pendekatan

RMT Ditinjau dari Fungsi Kognitif

Siswa pada Materi Melukis

Segitiga di Kelas VII SMP”, Jurnal

FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013, h.7

22

BAB III

1

Sugiyono, Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(Bandung: ALFABETA, 2015),

cet. 21, h. 407 dan h. 412

25

2

Sugiyono, Metode Penelitian &

Pengebangan Research and

Development, (Bandung:

ALFABETA, 2019) cet. 3, h. 37

25

Page 133: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

116

3

Sugiyono, Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(Bandung: ALFABETA, 2015),

cet. 21, h. 124

30

4

Sugiyono, Metode Penelitian &

Pengembangan Research and

Development, (Bandung:

ALFABETA, 2019) cet. 3, h. 165-

166

32

5

Fajri Ismail, Statistika untuk

Penelitian dan Ilmu Ilmu Sosial,

(Jakarta: Prenadamedia Group,

2018), h. 89-90

32

6

Eko P. Widoyoko, Evaluasi

Program Pembelajaran,

(Yogyakarta: Pustaka

Pelajar,2009), h.238.

32

BAB IV

1

Sugiyono, Metode Penelitian &

Pengembangan Research and

Development, (Bandung:

ALFABETA, 2019), cet. 3, h. 37.

34

2

Aan Hendrayana, “Pengaruh

Pembelajaran Pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT)

terhadap Pemahaman Konseptual

Matematis Siswa SMP”, Jurnal

Riset Pendidikan Matematika, Vol.

4 No. 2, 2017, h. 188

36

Page 134: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

117

3

Depdiknas, Panduan

Pengembangan Bahan Ajar,

(Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 26

39

4

Hanik Camelia Ayu Putri Pertiwi

Robin, Hassan Suryono,

Wijayanto, “Studi Analisis

Konsistensi dan Kecukupan Bahan

Ajar Materi Demokrasi pada Diktat

Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas X Tunarungu di SLB Negeri

Surakarta Tahun Ajaran

2016/2017”, PKn Progresif , Vol 2

No 2, 2017, h. 610

76

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing 1

Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd

NIDN. 2011048301

Page 135: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

118

UJI REFERENSI

Nama : Nita Anggraeni

NIM : 11150170000066

Judul Skipsi : Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT) pada Materi Aritmatika Sosial.

No Judul Referensi dan Nama

Pengarang Halaman Paraf Pembimbing 2

BAB I

1

Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 1 Nomor 1

1

2

Abd Aziz Hsb, Landasan

Pendidikan, (Ciputat: HAJA

Mandiri, 2018), cet. 1, h. 5.

1

3

Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 3

1,2

4

Hasratuddin, “Membangun

Karakter Melalui Pembelajaran

Matematika”, Jurnal Pendidikan

Matematika PARADIKMA, Vol. 6

No. 2, 2013, h. 133.

2

5

Muhammad Daut Siagian,

“Kemampuan Koneksi Matematika

dalam Pembelajaran Matematika”,

MES (Journal of Mathematics

Education and Science),Vol. 2 No.

1, 2016, h. 60.

2

6

OECD, PISA 2018 Results

(Volume I): What Students Know

And Can Do, Paris: OECD

Publishing, 2019, p. 18.

3

7

Laporan Hasil Ujian Nasional 2019 https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go,id

3

8

Rini Nuraeni, Suny Guinesya

Ardiansyah, Luvy Sylviana Zanthy,

”Permasalahan Matematika

3

Page 136: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

119

Aritmatika Sosial dalam Bentuk

Cerita: Bagaimana Deskripsi

Kesalahan-Kesalahan Jawaban

Siswa” Teorema: Teori dan RIset

Matematika, 2020, h. 62

9

Widya Evijayanti dan Rita

Pramujiyanti Khotimah, “Analisis

Kesulitan Siswa SMP dalam

Menyelesaikan Soal Cerita

Aritmatika Sosial”,Jurnal FKIP

UMS, 2016, h. 12.

3

10

Ruslan Ridwan, Zulkardi,

Darmawijoyo, “Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Aritmatika

Sosial Berbasis Problem Based

Learning di Kelas VII SMP”,

Jurnal Elemen Vol. 2 No. 2, 2016,

h. 94

3,4

11

Ayu Ardilla dan Suryo Hartanto,

“Faktor yang Mempengaruhi

Rendahnya Hasil Belajar

Matematika Siswa MTs Iskandar

Muda Batam”, PHYTAGORAS:

Jurnal Pendidikan Matematika,

Vol. 6 No. 2, 2017, h. 185.

3

12

Sri Kantun, dan Yayuk Sri Rahayu

Budiawati, “Analisis Tingkat

Kelayakan Bahan Ajar Ekonomi

Yang Digunakan Oleh Guru Di

SMA Negeri 4 Jember”, Jurnal

Pendidikan Ekonomi, Edisi IX No.

2, 2015, h. 131.

4

13

Danu Aji Nugraha, Achmad

Binadja, dan Supartono,

“Pengembangan Bahan Ajar Reaksi

Redoks Bervisi SETS Berorientasi

Kontruktivistik”, Journal of

Innovative Science Education, Vol.

2 No. 1, 2013, h. 28.

4,5

14

Nana, Pengembangan Bahan Ajar,

(Jawa Tengah: Lakeisha, 2019), h.

4-7

5

15

James T. Kinard, Method and

Apparatus for Creating Rigorous

Mathematical Thinking, United

6

Page 137: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

120

States Patent Application

Publication, 2007, pp. 3.

BAB II

1

Nana, Pengembangan Bahan Ajar,

(Jawa Tengah: Lakeisha, 2019), h.

48.

9

2

Jajang Bayu Kelana dan D. Fadly

Pratama, Bahan Ajar IPA Berbasis

Literasi SAINS, (Bandung:

LEKKAS, 2019), cet. 1, h. 3-4

9,10

3

Moh. Fery Fauzi dan Irma

Anindiati, E-learning

Pembelajaran Bahasa Arab,

(Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang, 2020),

cet. 1, h. 44.

9,10

4

Jajang Bayu Kelana dan D. Fadly

Pratama, Bahan Ajar IPA Berbasis

Literasi SAINS, (Bandung:

LEKKAS, 2019), cet. 1, h. 12-14

10

5

Nurul Huda Panggabean dan Amir

Danis, Desain Pengembangan

Bahan Ajar Berbasis Sains,

(Medan: Yayasan Kita Menulis,

2020), h. 29-30

11

6

Rahmita Yuliana Gazali,

“Pengembangan Bahan Ajar

Matematika untuk Siswa SMP

Berdasarkan Teori Belajar

Ausubel”, PYTHAGORAS: Jurnal

Pendidikan Matematika, Vol. 11,

No. 2, 2016, h. 184.

12

7

Nurul Huda Panggabean dan Amir

Danis, Desain Pengembangan

Bahan Ajar Berbasis Sains,

(Medan: Yayasan Kita Menulis,

2020), h. 34

12

8

Nurul Huda Panggabean dan Amir

Danis, Desain Pengembangan

Bahan Ajar Berbasis Sains,

(Medan: Yayasan Kita Menulis,

2020), h. 34-35

12,13

9

James T. Kinard, Method and

Apparatus for Creating Rigorous

Mathematical Thinking, United

13,14

Page 138: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

121

States Patent Application

Publication, 2007, pp. 1-3

10

Zaenal Khabib dan Janet Trineke

Manoy, “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran dengan Pendekatan

RMT Ditinjau dari Fungsi Kognitif

Siswa pada Materi Melukis

Segitiga di Kelas VII SMP”, Jurnal

FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013, h.2

14

11

Erdhin Lies Tyanto dan Janet

Trineke Manoy, “Pengembangan

Media Pembelajaran Matematika

Berbasis Adobe Flash Profesional

CS 6 dengan Memperhatikan

Fungsi Kognitif Rigorous

Mathematical Thinking pada

Materi Melukis Segitiga”, Jurnal

FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013, h. 3

15

12

Zaenal Khabib dan Janet Trineke

Manoy, “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran dengan Pendekatan

RMT Ditinjau dari Fungsi Kognitif

Siswa pada Materi Melukis

Segitiga di Kelas VII SMP”, Jurnal

FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013, h. 3

15,16

13

Erdhin Lies Tyanto dan Janet

Trineke Manoy, “Pengembangan

Media Pembelajaran Matematika

Berbasis Adobe Flash Profesional

CS 6 dengan Memperhatikan

Fungsi Kognitif Rigorous

Mathematical Thinking pada

Materi Melukis Segitiga”, Jurnal

FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013, h. 3-4

16

14

James T. Kinard, Method and

Apparatus for Creating Rigorous

Mathematical Thinking, United

States Patent Application

Publication, 2007, pp. 3

16

15

Erdhin Lies Tyanto dan Janet

Trineke Manoy, “Pengembangan

Media Pembelajaran Matematika

16,17

Page 139: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

122

Berbasis Adobe Flash Profesional

CS 6 dengan Memperhatikan

Fungsi Kognitif Rigorous

Mathematical Thinking pada

Materi Melukis Segitiga”, Jurnal

FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013, h. 4

16

Aan Hendrayana, Pengaruh

Pembelajaran Pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT)

terhadap Pemahaman Konseptual

Matematis Siswa SMP”, Jurnal

Riset Pendidikan Matematika, Vol.

4 No. 2, 2017, h. 188

17

17

James T. Kinard, Method and

Apparatus for Creating Rigorous

Mathematical Thinking, United

States Patent Application

Publication, 2007, pp. 3

17,18

18

Departemen Pendidikan Nasional,

Penunjang Belajar Matematika

Untuk SMP/MTs Kelas 7, (Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional,

2009), h. 118-128

19-21

19

Yeni Haryonik dan Yoga Budi

Bhakti, “Pengembangan Bahan

Ajar Lembar Kerja Siswa dengan

Pendekatan Matematika Realistik”,

Jurnal Matematika dan

Pembelajaran Vol. 6 No. 1, 2018,

h. 54

21

20

Zaenal Khabib dan Janet Trineke

Manoy, “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran dengan Pendekatan

RMT Ditinjau dari Fungsi Kognitif

Siswa pada Materi Melukis

Segitiga di Kelas VII SMP”, Jurnal

FMIPA UNESA, Vol. 2 No. 3,

2013, h.7

22

BAB III

1

Sugiyono, Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(Bandung: ALFABETA, 2015),

cet. 21, h. 407 dan h. 412

25

Page 140: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

123

2

Sugiyono, Metode Penelitian &

Pengebangan Research and

Development, (Bandung:

ALFABETA, 2019) cet. 3, h. 37

25

3

Sugiyono, Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(Bandung: ALFABETA, 2015),

cet. 21, h. 124

30

4

Sugiyono, Metode Penelitian &

Pengembangan Research and

Development, (Bandung:

ALFABETA, 2019) cet. 3, h. 165-

166

32

5

Fajri Ismail, Statistika untuk

Penelitian dan Ilmu Ilmu Sosial,

(Jakarta: Prenadamedia Group,

2018), h. 89-90

32

6

Eko P. Widoyoko, Evaluasi

Program Pembelajaran,

(Yogyakarta: Pustaka

Pelajar,2009), h.238.

32

BAB IV

1

Sugiyono, Metode Penelitian &

Pengembangan Research and

Development, (Bandung:

ALFABETA, 2019), cet. 3, h. 37.

34

2

Aan Hendrayana, “Pengaruh

Pembelajaran Pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT)

terhadap Pemahaman Konseptual

Matematis Siswa SMP”, Jurnal

Riset Pendidikan Matematika, Vol.

4 No. 2, 2017, h. 188

36

3

Depdiknas, Panduan

Pengembangan Bahan Ajar,

(Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 26

39

4

Hanik Camelia Ayu Putri Pertiwi

Robin, Hassan Suryono,

Wijayanto, “Studi Analisis

Konsistensi dan Kecukupan Bahan

Ajar Materi Demokrasi pada Diktat

Pendidikan Kewarganegaraan

76

Page 141: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

124

Kelas X Tunarungu di SLB Negeri

Surakarta Tahun Ajaran

2016/2017”, PKn Progresif , Vol 2

No 2, 2017, h. 610

Yang mengesahkan,

Dosen Pembimbing 2

Ramdani Miftah, M.Pd

NIDN. 2018058602

Page 142: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

125

Lampiran 13

Hasil Instrumen Validasi Ahli

Page 143: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

126

Page 144: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

127

Page 145: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

128

Page 146: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

129

Page 147: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

130

Page 148: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

131

Page 149: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

132

Page 150: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

133

Page 151: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

134

Page 152: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

135

Page 153: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

136

Page 154: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

137

Page 155: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

138

Page 156: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

139

Page 157: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

140

Page 158: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

141

Page 159: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

142

Page 160: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

143

Lampiran 14

PRODUK AKHIR

BAHAN AJAR JENIS LKS

Page 161: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

144

144 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

A A A R

I T

M A

T I

K A

S O

S I

A L

L K S (Lembar Kerja Siswa)

Untuk SMP/MTs

Kelas VII

Semester II

Nita Anggraeni

Page 162: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

ARITMATIKA SOSIAL

Bahan Ajar LKS Matematika Menggunakan Pendekatan

Rigorous Mathematical Thinking (RMT)

Penyusun:

Nita Anggraeni

Pembimbing:

Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd

Ramdani Miftah, M.Pd.

Jurusan Pendidikan Matematika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2020

Page 163: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

ii | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT., penulis ucapkan

karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan bahan ajar

matematika dengan menggunakan pendekatan Rigorous Mathematical

Thinking (RMT). Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya

yang setia.

Bahan ajar ini merupakan produk tugas akhir mahasiswa Sarjana

Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa penyusunan bahan ajar ini

dibimbing oleh Ibu Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd dan Bapak Ramdani

Miftah, M.Pd selaku dosen pembimbing. Penulis mengucapkan terima

kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingannya

selama proses penyusunan bahan ajar matematika dengan menggunakan

pendekatan RMT, Dr. Otong Suhyanto, M.Si selaku dosen validator yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi mengenai bahan

ajar ini.

Bahan ajar matematika dengan menggunakan pendekatan RMT

terdiri dari LKS yang memuat materi Aritmatika Sosial untuk

siswa/siswi kelas VII SMP/Mts. Bahan ajar ini dapat digunakan sebagai

bahan ajar mandiri atau bahan ajar dalam proses pembelajaran di kelas.

Penulis berharap semoga bahan ajar ini dapat menjadi pedoman

pembelajaran dalam meningkatkan kualitas belajar siswa agar lebih

mudah memahami pelajaran. Segala kritik, saran dan masukan dari para

pembaca akan diterima untuk bahan perbaikan dan evaluasi bahan ajar

ini.

Penulis

Page 164: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

iii | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

STANDAR KOMPETENSI INTI (KI), KOMPETENSI DASAR (KD),

DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

Bahan Ajar dengan Menggunakan Pendekatan Rigorous Mathematical

Thinking (RMT)

KOMPETENSI INTI (KI)

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah (menggunakan,

memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR (KD)

3.8 Membedakan perbandingan senilai dan berbalik nilai dengan

menggunakan tabel data, grafik, dan persamaan.

3.9 Mengenal dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmetika

sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian,

bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara)

4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan

senilai dan berbalik nilai

4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aritmetika sosial

(penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga

tunggal, persentase, bruto, neto, tara)

Page 165: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

iv | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

3.8.1 Membedakan masalah yang berkaitan dengan perbandingan

senilai dan berbalik nilai

3.8.2 Memberikan kesimpulan terkait perbandingan senilai dan

berbalik nilai

3.9.1 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penjualan,

pembelian, keuntungan, dan kerugian

3.9.2 Memberikan kesimpulan terkait hubungan antara penjualan,

pembelian, keuntugan, dan kerugian

3.9.3 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan persentase

keuntungan dan kerugian

3.9.4 Memberikan kesimpulan mengenai persentase keuntungan dan

kerugian

3.9.5 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan diskon

3.9.6 Memberikan kesimpulan megenai diskon

3.9.7 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan bruto, neto,

dan tara

3.9.8 Memberikan kesimpulan mengenai bruto, neto, dan tara

3.9.9 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pajak

3.9.10 Memberikan kesimpulan mengenai pajak

3.9.11 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan bunga

tunggal

3.9.12 Memberikan kesimpulan mengenai bunga tunggal

4.8.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan

senilai dan berbalik nilai

Page 166: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

v | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

4.9.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjualan,

pembelian, keuntungan, dan kerugian

4.9.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persentase

keuntunga dan kerugian

4.9.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diskon

4.9.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bruto, neto, dan

tara

4.9.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pajak

4.9.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bunga tunggal

Page 167: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

vi | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

PETUNJUK PENGGUNAAN

Kalian dapat mengikuti petunjuk penggunaan dibawah ini agar

dapat memahami materi dalam bahan ajar ini, bacalah dengan cermat

dan ikuti petunjuk berikut:

Baca doa terlebih dahulu sesuai dengan agama dan kepercayaan

masing-masing.

Baca materi ini dengan seksama, agar isi materi ini dapat dipahami

dengan baik.

Ikuti aktivitas yang ada di dalam bahan ajar ini

Mintalah bimbingan dari guru jika kalian mengalami kesulitan dalam

memahami isi bahan ajar

Kerjakan latihan pada setiap akhir aktivitas bahan ajar ini.

Page 168: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

vii | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... ii

Standar Kompetensi KI, KD, dan Indikator ................................................. iii

Petunjuk Penggunaan ......................................................................................... vi

Daftar Isi ........................................................................................................... vii

Peta Konsep ....................................................................................................... viii

Aktivitas 1 : Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai .................................. 1

Evaluasi ............................................................................................................... 10

Aktivitas 2 : Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian ............... 12

Evaluasi ............................................................................................................... 18

Aktivitas 3 : Persentase Keuntungan dan Kerugian ................................... 20

Evaluasi ............................................................................................................... 26

Aktivitas 4 : Diskon .......................................................................................... 27

Evaluasi ............................................................................................................... 33

Aktivitas 5 : Bruto, Neto, dan Tara.............................................................. 35

Evaluasi ............................................................................................................... 42

Aktivitas 6 : Pajak............................................................................................. 44

Evaluasi ............................................................................................................... 49

Aktivitas 7 : Bunga Tunggal ............................................................................ 50

Evaluasi ............................................................................................................... 55

Kunci Jawaban ................................................................................................... 56

Daftar Pustaka .................................................................................................. 81

Page 169: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

viii | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

PETA KONSEP

Bahan Ajar LKS dengan Menggunakan Pendekatan Rigorous

Mathematical Thinking (RMT)

Page 170: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

1 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

1. Siswa dapat membedakan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai dan

berbalik nilai

2. Siswa dapat memberikan kesimpulan terkait perbandingan senilai dan berbalik nilai

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai dan

berbalik nilai

Tujuan Pembelajaran

MASALAH

1 Perbandingan Senilai

Suatu hari, Dimas melakukan perjalanan menggunakan mobil yang mempunyai kapasitas

1.500 cc. Ia melakukan perjalanan dengan jarak 180 km sedangkan untuk menempuk

jarak 12 km, ia memerlukan 1 liter bensin. Di bawah ini merupakan tabel yang

menunjukkan hubungan banyak bensin dan jarak tempuh mobil dimas.

Banyak bensin (liter) 1 2 3 4 5

Jarak (km) 12 24 36 48 60

Bantulah Dimas untuk menentukan banyak bensin yang dibutuhkan jika ia menempuh

perjalanan dengan jarak 180 km!

AKTIVITAS 1 PERBANDINGAN SENILAI

DAN BERBALIK NILAI

Page 171: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

2 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

1. Sebutkan informasi apa saja yang kamu dapat dari masalah 1!

2. Bagaimana perbandingan antara jarak dengan banyak bensin pada

masalah 1?

Gambarlah grafik yang sesuai dengan tabel pada masalah 1!

MENENTUKAN

MODEL

MENAMPILKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Page 172: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

3 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

1. Setelah kalian menggambar grafik, bagaimana hubungan antara jarak

dengan banyak bensin? Jelaskan menggunakan bahasamu sendiri!

2. Apakah hasil dari setiap perbandingan jarak dengan banyaknya

bensin pada tabel memiliki hasil yang sama?

3. Apakah perbandingan pada masalah 1 memiliki nilai konstanta? Jika

iya, berapakah konstanta dari perbandingan tersebut?

MEMBANGUN

KONSEP DASAR

Konstanta adalah suatu nilai

tetap.

Ketika hasil dari setiap operasi

memiliki nilai yang tetap maka

nilai tersebut disebut dengan

konstanta

Page 173: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

4 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Buatlah rumus perbandingan senilai dari kesimpulan yang telah kamu buat!

Buatlah secara umum persamaan pebandingan antara jarak dengan banyak

bensin menggunakan 𝑥1, 𝑦1, 𝑑𝑎𝑛 𝑥2, 𝑦2

Setelah kalian menemukan rumus, maka tentukanlah banyak bensin yang

diperlukan Dimas untuk menempuh jarak 180 km!

MENEMUKAN

RUMUS

MENYESUAIKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Jika dimisalkan jarak adalah y, banyak bensin adalah x, dan konstanta

adalah k. maka buatlah persamaan perbandingan antara jarak dengan

banyak bensin yang terdapat pada tabel dan temukanlah rumus untuk

menentukan banyak bensin!

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 174: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

5 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Setelah kalian memahami kegiatan di atas, kerjakanlah soal di bawah

ini!

Bu Tri seorang pekerja paruh waktu di salah satu tempat pelatihan kursus

Bahasa Inggris. Selama 3 jam mengajar, Bu Tri mendapat gaji Rp.

360.000,00. Jika k adalah konstanta yaitu banyaknya gaji perjam Bu Tri,

maka tentukanlah masing-masing nilai x dan y lalu buatlah tabelnya! (minimal

4 kolom)

MENERAPKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Page 175: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

6 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

1. Sebutkan informasi apa saja yang kamu dapat dari masalah 2!

2. Hubungan apakah antara kecepatan dan waktu yang ditempuh

perjalanan berjarak 60 km?

MASALAH

2 Perbandingan Berbalik Nilai

Setiap bulan Andi berkunjung ke rumah Neneknya menggunakan mobil dan menempuh

jarak 60 km. Setiap kali Andi berkunjung, Andi mencoba dengan kecepatan yang berbeda

dan mencatat lama perjalanannya. Di bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan

hubungan waktu yang diperlukan dan kecepatan yang dapat ditempuh.

Waktu (jam) 1 2 3 4 5

Kecepatan (km/jam) 60 30 20 15 12

Bantulah Andi menghitung waktu yang ditempuh jika Andi mengendarai mobilnya dengan

kecepatan 40 km/jam!

MENENTUKAN

MODEL

Page 176: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

7 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Gambarlah grafik yang sesuai dengan tabel pada masalah 1!

1. Setelah kalian menggambar grafik, bagaimana hubungan antara

waktu dan kecepatan? Jelaskan menggunakan bahasamu sendiri

2. Apakah hasil dari hubungan antara waktu dengan kecepatan memiliki

jarak yang sama?

MENAMPILKAN

ALAT PSIKOLOGIS

MEMBANGUN

KONSEP DASAR

Page 177: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

8 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

3. Apakah hubungan antara waktu dengan kecepatan memiliki

konstanta? Jika iya, berapakah nilai konstanta tersebut?

Buatlah rumus perbandingan berbalik nilai dari kesimpulan yang

telah kamu buat!

Berdasarkan tabel pada soal, tentukan semua perbandingan antara waktu

dan kecepatan sehingga menghasilkan nilai yang sama.

MENEMUKAN

RUMUS

Jika dimisalkan waktu adalah x, kecepatan adalah y, dan konstanta adalah k,

maka buatlah persamaan antara waktu dan kecepatan yang terdapat pada tabel

dan temukanlah rumus untuk menentukan waktu tempuh!

………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Konstanta adalah suatu nilai tetap.

Ketika hasil dari setiap operasi

memiliki nilai yang tetap maka nilai

tersebut disebut dengan konstanta

Page 178: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

9 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Buatlah secara umum persamaan perbandingan antara waktu dan kecepatan

menggunakan 𝑥1, 𝑦1, 𝑑𝑎𝑛 𝑥2, 𝑦2.

Setelah kalian menemukan rumus, maka tentukanlah waktu yang dapat

dtempuh Andi dengan kecepatan 40km/jam!

Setelah kalian memahami kegiatan di atas, kerjakanlah soal di bawah

ini!

Sebuah kolam berbentuk persegi panjang dengan luas 24 m2. Misalkan x

digunakan untuk menyatakan salah satu ukuran panjangnya dan y digunakan

untuk mwnyatakan salah satu ukuran lebarnya. Tuliskan cara kalian

menentukan nilai x dan y tersebut dan buatlah tabelnya! (minimal 4 kolom)

MENYESUAIKAN

ALAT PSIKOLOGIS

MENERAPKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Page 179: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

10 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Kerjakanlah soal latihan berikut ini!

1. Tentukan manakah tabel yang menunjukkan perbandingan senilai dan

jelaskan!

a. x 2 3 8

y 8 12 24

c. x 2 4 6

y 12 24 36

b. x 6 10 14

y 18 30 42

d. x 1 3 4

y 12 9 16

2. Tentukanlah manakah tabel yang menunjukkan perbandingan berbalik

nilai dan jelaskan!

a. x 2 6 8

y 8 14 32

c. x 3 6 5

y 12 24 32

b. x 2 3 1

y 8 6 16

d. x 2 1 4

y 6 12 3

3. Tabel berikut menunjukkan waktu yang ditempuh Andi dalam

perjalanan, x, dan jarak yang ditempuhnya, y. Asumsikan Andi

berkendara dengan kecepatan konstan. Tentukan kecepatan sepeda

motor yang dia kendarai dalam kilometer per jam (km/jam).

waktu (jam),

x 1 2 3

jarak (km), y 40 80 120

4. Ulul adalah seorang koki di Hotel. Dia sedang mengubah resep

masakan untuk menjamu tamu hotel yang semakin bertambah banyak

karena musim liburan. Resep yang telah dibuat sebelumnya adalah 2

gelas takar tepung terigu yang dapat 3 lusin kukis. Jika dia mengubah

resepnya menjadi 12 gelas takar tepung terigu, berapakah lusin kukis

yang dapat dibuatnya?

5. Pak Fatkhur adalah seorang penyedia jasa tukang bangunan (kuli

bangunan). Beliau berpengalaman dalam proyek-proyek pembangunan

E V

A U S L A I

Page 180: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

11 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

rumah tinggal, karena beliau sendiri juga seorang tukang bangunan.

Beliau menjelaskan bahwa dalam menyelesaikan sebuah rumah dapat

diselesaikan oleh 5 tukang, termasuk pak Fatkhur sendiri, selama 2

bulan sampai selesai finishing. Untuk mempercepat penyelesaian

bangunan, Pak Fatkhur sanggup menyediakan tukang tambahan sesuai

dengan permintaan pelanggan. Pak Fatkhur dan 9 temannya pernah

membangun rumah selama 1 bulan. Nah, sekarang coba kalian duga,

berapa lama yang dibutuhkan oleh Pak Fatkhur dan 5 orang temannya

untuk menyelesaikan sebuah rumah yang ukurannya sama seperti

yang dijelaskan di atas? Jika pelanggan Pak Fatkhur ingin memiliki

rumah yang bisa diselesaikan selama 25 hari, berapa pekerja yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan rumah?

Selamat Mengerjakan

Page 181: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

12 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Perhatikan aktivitas jual beli di bawah ini!

1. Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penjualan, pembelian,

keuntungan, dan kerugian

2. Siswa dapat memberikan kesimpulan terkait hubungan antara penjualan, pembelian,

keuntungan, dan kerugian

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjualan, pembelian,

keuntungan, dan kerugian

Tujuan Pembelajaran

Kegiatan 1 Penjual Bakso

Pak Satria seorang penjual bakso di daerah Jakarta Timur. Setiap pagi Pak Satria pergi

ke pasar untuk belanja bahan pokok dan menghabiskan uang Rp. 950.000,00. Dengan

bahan baku tersebut Pak Satria mampu membuat sekitar 120 porsi bakso dan dijual

dengan harga Rp. 10.000,00. Pada hari ini, Pak Satria mampu menjual 95 porsi bakso.

AKTIVITAS 2 Penjualan, Pembelian,

Keuntungan, dan Kerugian.

Page 182: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

13 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Dari aktivitas jual beli di atas mari kita cermati satu persatu.

1. Informasi apa saja yang kalian dapatkan pada aktivitas 1?

2. Informasi apa saja yang kalian dapatkan pada aktivitas 2?

Kegiatan 2 Penjual Mie Ayam

Pak Jono seorang penjual mie ayam di daerah Jakarta Selatan. Setiap hari Pak Jono

menghabiskan Rp. 800.000,00 untuk berbelanja bahan baku. Dengan bahan baku

tersebut, Pak Jono mampu membuat rata-rata 100 porsi dengan harga Rp. 11.000,00 per

porsi. Pada hari ini dagangan Pak Jono hanya terjual 80 porsi.

Kegiatan 3 Penjual Mie Ayam

Bu Tono seorang penjual nasi uduk di daerah Tangerang Selatan. Setiap hari Bu Tono

menghabiskan Rp. 500.000,00 untuk berbelanja bahan baku. Dengan bahan baku

tersebut, Bu Tono membuat rata-rata 70 porsi dengan harga Rp. 10.000,00 per porsi.

Cuaca pagi hari ini sedang turun hujan akibatnya Bu Tono hanya mampu menjual 40 porsi

nasi uduk.

MENENTUKAN

MODEL

Page 183: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

14 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

3. Informasi apa saja yang kalian dapatkan pada aktivitas 3?

Buatlah sebuah tabel yang memuat data-data dari ketiga penjual di atas

yang meliputi pemasukan, pengeluaran, selisih pemasukan dan selisih

pengeluaran, serta keterangan dari selisih tersebut!

MENAMPILKAN

ALAT PSIKOLOGIS

MEMBANGUN

KONSEP DASAR

Page 184: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

15 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Dari tabel yang telah kalian buat, buatlah kesimpulan mengenai pengertian

harga penjualan, harga pembelian, keuntungan, dan kerugian yang kalian

pahami dengan menggunakan bahasamu sendiri!

Dari pengertian yang telah kalian buat, berikan simbol untuk harga jual,

harga beli, untung, dan rugi.

Setelah kalian memberikan simbol, tentukanlah rumus :

MENEMUKAN

RUMUS

Rumus Untung

Rumus Rugi

Page 185: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

16 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Dari rumus untung dan rugi, dapat diperoleh kesimpulan :

Lengkapilah tabel di bawah ini menggunakan rumus yang telah kalian

dapatkan!

Kasus Harga Jual Harga Beli Besar

untung/rugi

Keterangan

untung/rugi

Pak Sami adalah seorang penjual sate yang mengeluarkan modal sebesar Rp.

800.000,00 untuk menjalankan usahanya. Dia mematok harga sate Rp.

10.000,00 perporsi. Jika pada hari pertama ia mampu menjual 90 porsi dan

pada hari kedua ia hanya mampu menjual setengah dari porsi hari pertama.

MENYESUAIKAN

ALAT PSIKOLOGIS

MENERAPKAN

ALAT PSIKOLOGIS

.......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

Page 186: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

17 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

1. Apakah Pak Sami mengalami keuntungan atau kerugian setelah

berjualan selama 2 hari? Buatlah langkah-langkah untuk mencari

besar keuntungan atau kerugiannya serta berikan alasanmu mengapa

Pak Sami mengalami keuntungan atau kerugian!

Page 187: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

18 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Kerjakanlah soal latihan berikut ini!

1. Tentukan kondisi berikut yang menunjukkan kondisi untung, rugi,

atau impas serta tentukan besarnya untung atau rugi dari

pengeluaran dan pemasukan sebagai berikut.

No Pemasukan

(rupiah)

Pengeluaran

(rupiah) Untung/Rugi/Impas

1. 1.000.000 900.000

2. 1.000.000 1.200.000

3. 2.000.000 2.000.000

4. 1.500.000 1.550.000

5. 1.000.000 800.000

2. Seorang pengusaha mengeluarkan Rp. 1.000.000,00 untuk

menjalankan usahanya. Jika pada hari itu dia menanggung kerugian

sebesar Rp. 250.000,00, maka berapakah besarnya pendapatan

yang didapatkan pada hari itu?

3. Seorang penjual krupuk mengeluarkan modal sebesar Rp.

1.000.000,00 untuk menjalankan usahanya. Dia mematok harga

krupuknya adalah Rp. 6.000,00 perbungkus. Jika ia merencanakan

ingin mendapatkan keuntungan Rp. 200.000,00 dari usaha

krupuknya tersebut, maka berapa kemasan krupuk minimal yang

harusnya dibuat?

4. Seorang penjual sate mengeluarkan modal sebesar Rp.

900.000,00 untuk menjalankan usahanya. Dia mematok harga

satenya adalah Rp. 9.000,00 perporsi. Jika ia merencakan ingin

E V

A U S L A I

Page 188: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

19 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

mendapatka keuntungan dari jualannya tersebut, maka berapa

porsi minimal yang harusnya dibuat?

5. Seorang penjual soto mengeluarkan modal sebesar Rp.

900.000,00 untuk menjalankan usahanya. Dia mematok harga

sotonya adalah Rp. 10.000,00 perporsi. Jika pada hari itu dia

mendaptakan keuntungan sebesar Rp. 250.000,00, maka berapa

porsi soto yang berhasil terjual?

Selamat Mengerjakan

Page 189: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

20 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

1. Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan persentase

keuntungan dan kerugian

2. Siswa dapat memberikan kesimpulan mengenai persentase keuntungan dan

kerugian

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persentase

keuntungan dan kerugian

Tujuan Pembelajaran

Kita telah mengenal istilah keuntungan dan kerugian pada

kegiatan sebelumnya. Dalam kegiatan ekonomi,

seorang pedagang sering menyatakan keuntungan atau kerugian dalam

bentuk persen. Lalu bagaimana cara menyatakan keuntungan atau

kerugian dalam bentuk persen? mari kita amati ilustrasi jual beli

berikut ini

Bu Susi adalah seorang pedagang buah-buahan. Ia menjual berbagai macam buah-

buahan, ada mangga, apel, dan juga anggur. Harga beli untuk 1 kg mangga yaitu Rp.

15.000,00, 1 kg apel yaitu Rp. 20.000,00 dan 1 kg anggur yaitu Rp. 30.000,00. Lalu bu

susi menjual buah-buahan tersebut berturut-turut untuk 1 kg seharga Rp. 25.000,00,

Rp. 30.000,00, dan Rp. 40.000,00.

AKTIVITAS 3 persentase keuntungan dan

kerugian

Page 190: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

21 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

1. Informasi apa saya yang kalian dapatkan dari aktivitas jual beli

diatas?

2. Tentukanlah berapa keuntungan atau kerugian dari masing-masing

buah-buahan yang dijual oleh Bu Susi!

Buatlah tabel yang memuat data-data dari ketiga buah-bahan di atas yang

meliputi harga jual, harga beli, dan besar keuntungan atau kerugian dari

ilustrasi jual beli Bu Susi!

MENAMPILKAN

ALAT PSIKOLOGIS

MENENTUKAN

MODEL

Page 191: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

22 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Dari tabel yang telah kalian buat, dapatkah kalian menyatakan keuntungan

tersebut dalam bentuk persen? Bagaimana caranya? Jelaskan dengan kata-

katamu sendiri!

MEMBANGUN

KONSEP DASAR

Kita mengetahui bahwa untuk mencari persentase suatu bilangan yaitu jumlah bagian dibagi

jumlah keseluruhan dikali 100%.

Page 192: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

23 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Dari penjelasan yang telah kalian buat, terdapat 2 cara untuk

menentukan rumus persentase keuntungan dan kerugian. Tentukanlah

rumus untuk mencari persentase keuntungan dan kerugian.

Berikanlah simbol untuk persentase keuntungan!

…………………………………

Cara 1 untuk menentukan persentase keuntungan dengan

menentukan besar keuntungan terlebih dahulu.

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

cara 2 untuk menentukan persentase keuntungan dengan

menggunakan selisih dari perbandingan antara persentase harga

jual dengan persentase harga beli.

………………………………………………………………………………

PERSENTASE

KEUNTUNGAN

MENEMUKAN

RUMUS

Berikanlah simbol untuk persentase kerugian!

…………………………………

Cara 1 untuk menentukan persentase kerugian dengan menentukan

besar kerugian terlebih dahulu.

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

cara 2 untuk menentukan persentase kerugian dengan menggunakan

selisih dari perbandingan antara persentase harga jual dengan

persentase harga beli.

………………………………………………………………………………

PERSENTASE

KERUGIAN

Page 193: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

24 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Setelah kalian memahami kegiatan di atas, lengkapilah tabel berikut ini

menggunakan rumus yang telah kalian dapatkan!

Setelah kalian memahami kegiatan di atas, jawablah pertanyaan berikut ini:

1. Buah apa yang memperoleh keuntungan paling besar? Jelaskan!

2. Buah apa yang memperoleh persentase keuntungan terkecil?

Jelaskan!

No. Nama

Buah

Harga

Beli Harga Jual

Besar

keuntungan/kerugian

Persentase

keuntungan/kerugian

1. Mangga

2. Apel

3. Anggur

MENYESUAIKAN

ALAT PSIKOLOGIS

MENERAPKAN ALAT

PSIKOLOGIS

Page 194: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

25 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

3. Jika harga pasaran buah turun dan harga anggur yang dijual Bu Susi

turun menjadi Rp. 20.000,00 per kg. Apakah Bu Susi masih akan

mengalami keuntungan atau malah sebaliknya? Lalu tentukanlah

persentase keuntungan atau kerugiannya!

Page 195: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

26 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Kerjakanlah soal latihan berikut ini!

1. Adi membeli sepeda motor dengan harga Rp. 4.000.000,00.

Sepeda itu ia jual dengan harga Rp. 4.200.000,00 rupiah.

Tentukan persentase untungnya!

2. Seorang pedagang membeli sebuah TV dengan harga Rp.

2.000.000,00. Jika TV tersebut ia jual kembali dengan harga Rp.

2.400.000,00. Berapakah persentase keuntungannya?

3. Seorang pedagang membeli barang dengan harga Rp. 20.000,00

dan dijual mendapatkan untung 20%. Berapakah harga penjualan

barang tersebut?

4. Sebuah televisi terjual dengan harga Rp. 1.800.000,00. Jika

penjual mengalami kerugian sebesar 10%, maka berapa harga

pembelian televisi tersebut?

5. Pak Budi membeli mobil dengan harga Rp. 125.000.000,00. Mobil

tersebut kemudian dijual kembali dengan harga Rp.

120.000.000,00. Tentukan kerugian dan persentase kerugiannya!

E V

A U S L A I

Selamat Mengerjakan

Page 196: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

27 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

1. Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan diskon

2. Siswa dapat memberikan kesimpulan mengenai diskon

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diskon

Tujuan Pembelajaran

Sering kita jumpai tulisan diskon 15%, diskon 20%, diskon 40% di toko, supermarket,

minimarket dan sejenisnya. Diskon tersebut bertujuan untuk menarik pembeli agar membeli

produk yang diskon tersebut. Diskon dapat juga disebut sebagai rabat, namun lebih dikenal

dengan sebutan diskon. Untuk mengetahui apa itu diskon atau rabat, mari amati ilustrasi di

bawah ini.

Andhini pergi mengunjungi toko pakaian di dekat rumahnya. Ia ingin membeli setelan baju

yaitu celana jeans, kemeja dan juga sepatu. Harga celana jeans di toko tersebut yaitu Rp.

500.000,00 dengan diskon 25%, harga kemeja Rp. 250.000,00 dengan diskon Rp. 100.00,00

dan sepatu seharga Rp. 750.000,00

dengan diskon Rp. 200.000,00. Bantulah Andhini menghitung jumlah uang

yang harus dibayar

AKTIVITAS 4 DISKON

Page 197: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

28 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Dari ilustrasi di atas, mari cermati satu persatu

1. Informasi apa saja yang kalian dapatkan pada ilustrasi di atas?

2. Dari data yang telah kalian uraikan, dapatkah kalian menentukan

harga masing-masing produk yang dibeli oleh Andhini setelah

mendapatkan diskon? jika iya, tentukanlah!

3. Setelah kalian menentukan harga produk setelah mendapatkan

diskon, manakah harga yang lebih besar antara harga sebelum

diskon atau harga setelah diskon? mengapa?

MENENTUKAN

MODEL

Page 198: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

29 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

4. Setelah kalian mengikutu langkah-langkah di atas, maka

berapakah total uang yang harus dibayar Andhini?

Buatlah sebuah tabel yang memuat data-data dari produk yang dibeli oleh

Andhini meliputi harga produk, diskon (%), diskon (Rp), dan harga setelah

diskon!

Dari tabel yang telah kalian buat, buatlah kesimpulan mengenai pengertian

harga awal, diskon, dan harga setelah diskon dengan bahasamu sendiri!

MENAMPILKAN

ALAT PSIKOLOGIS

MEMBANGUN

KONSEP DASAR

Page 199: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

30 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Dari pengertian yang telah kalian buat, tentukanlah rumus untuk

menentukan harga awal, diskon (dalam %), diskon (dalam rupiah), dan harga

setelah diskon!

MENEMUKAN

RUMUS

MENYESUAIKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Page 200: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

31 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Setelah kalian mengikuti langkah-langkah di atas, lengkapilah tabel di

bawah ini menggunakan rumus yang telah kalian dapatkan!

No. Harga Awal Diskon (%) Diskon (Rupiah) Harga setelah

diskon

1. Rp. 250.000,00 ...... Rp. 37.500,00 ......

2. Rp. 125.000,00 …… ......... Rp. 112.500

3. ……… 10% ……… Rp. 67.500,00

4. ……… …… Rp. 1.500,00 Rp. 28.500,00

Setelah kalian memahami kegiatan di atas, pahami ilustrasi masalah di

bawah ini dan kerjakanlah dengan penyelesaian yang benar dan tepat!

MENERAPKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Bela membeli pakaian di toko yang sama dengan andhini, Bela akan membeli gamis dan kemeja,

harga gamis yaitu Rp. 300.000,00 dengan diskon 30%. Ia mendapat voucher sebesar Rp.

150.000,00. Voucher itu hanya dapat digunakan sekali untuk pembelian barang minimal harga

Rp. 200.000,00 dan tidak berlaku kelipatan. Kemudian Bela membeli kemeja yang bertuliskan

diskon 40%. Sesuai aturan toko, Bela hanya dapat memilih salah satu, menggunakan voucher

atau diskon saja, tidak bisa keduanya sehingga ia mengalami kebingungan.

Page 201: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

32 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

1. Buatlah sebuah pertanyaan terkait kebingungan yang dialami oleh

Bela!

2. Jika kamu adalah sahabat Bela, buatlah jawaban yang mungkin dari

kebingungan yang dialaminya! Jelaskan mengapa kamu memberikan

saran tersebut!

Page 202: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

33 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Kerjakanlah soal latihan berikut ini!

1. Lengkapilah tabel berikut.

Harga Awal

(rupiah) Diskon

Harga Setelah

Diskon (rupiah)

100.000 20% 80.000

150.000 30% …

200.000 … 150.000

… 15% 102.000

160.000 … 144.000

2. Seorang penjual membeli baju dari grosir dengan harga Rp.

30.000,00. Baju tersebut dijual dengan label harga Rp. 60.000,00

dengan bertuliskan diskon 20%. Tentukan keuntungan penjual

tersebut, andaikan baju itu laku terjual!

3. Seorang penjual membeli celana dari grosir dengan harga Rp.

40.000,00. Celana tersebut rencananya akan dijual dengan diskon

50%. Tentukan harga jual agar penjual tersebut:

a. Impas

b. Untung 20%

4. Sebuah toko baju kadang menuliskan diskon 50%+10%, dengan

tulisan angka 10% lebih kecil daripada angka 50%. Jelaskan makna

penulisan diskon tersebut!

5. Suatu ketika Erik pergi ke toko swalayan Rembulan untuk membeli

baju dan jaket. Erik membeli baju di toko swalayan Rembulan

dengan harga Rp. 150.000,00, kemudian mendapatkan voucher

senilai Rp. 50.000,00. Voucher itu hanya dapat digunakan sekali

E V

A U S L A I

Page 203: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

34 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

untuk pembelian barang minimal seharga Rp. 150.000,00. Erik

menemukan suatu jaket dengan harga Rp. 300.000,00 dengan

bertuliskan diskon 20%. Sesuai aturan toko, Erik hanya bisa

memilih salah satu, menggunakan voucher saja atau potongan saja,

tidak bisa keduanya. Jika kalian sebagai Erik, pilihan manakah

yang akan kalian ambil?

a. Menggunakan voucher

b. Menggunakan diskon

Selamat Mengerjakan

Page 204: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

35 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

1. Siswa dapat mengidetifikasi masalah yang berkaitan dengan bruto, neto, dan tara

2. Siswa dapat memberikan kesimpulan mengenai bruto, neto, dan tara

3. Siswa dapat meyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bruto, neto, dan tara

Tujuan Pembelajaran

Istilah bruto, neto, dan tara mungkin akan terasa asing bagi kalian yang jarang menggunakan

istilah ini dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya, tanpa kalian sadari istilah bruto, neto, dan

tara dapat kalian temui pada bungkus snack, permen dan masih banyak lagi. Namun yang sering

kali muncul yaitu istilah neto atau netto.

Cika sedang berada di minimarket untuk membeli 1 karung beras, lalu cika melihat 3 merk

karung beras yang akan dibeli. Karung pertama tertuliskan neto 12 kg dan bruto 15 kg dijual

dengan harga Rp. 180.000,00. Karung kedua tertuliskan bruto 12 kg dengan tara 2 kg dijual

dengan harga Rp. 160.000,00. Karung ketiga tertuliskan neto 8 kg dan tara 2 kg dijual dengan

harga Rp. 136.000,00. Cika kebingungan karena ia hanya membawa uang pas sehingga cika

harus memilih 1 karung beras yang memiliki harga jual per kilogram paling murah.

AKTIVITAS 5 BRUTO, NETO, TARA

Page 205: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

36 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

1. Informasi apa saja yang kalian dapatkan pada ilustrasi di atas?

2. Dari data yang telah kalian tulis pada langkah sebelumnya, buatlah

pertanyaan dari kebingungan yang dialami oleh Cika!

MENENTUKAN

MODEL

Perhatikan Gambar di atas!

Page 206: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

37 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

3. Dari gambar di atas, hubungan apakah antara bruto, neto, dan tara

jika ingin mencari bruto (jika diketahui neto dan tara), neto (jika

diketahui bruto dan tara) dan tara (jika diketahui bruto dan neto) ?

Kemudian nyatakanlah dalam persentase!

4. Setelah kalian berhasil mengetahui cara untuk mencari bruto, neto,

dan tara. Tentukanlah persentase tara (jika diketahui tara dan

bruto) dan persentase neto (jika diketahui neto dan bruto)!

5. Setelah kalian membuat pertanyaan dari kebingungan Cika,

selanjutnya carilah solusi dari pertanyaan tersebut dengan

memanfaatkan informasi yang telah kalian tulis pada langkah

sebelumnya!

6. Berdasarkan langkah-langkah yang telah kalian kerjakan, tulislah

informasi apa saja yang kalian dapatkan!

Page 207: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

38 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Buatlah sebuah tabel yang memuat kemasan sabun mandi yang meliputi

bruto, tara, neto, harga jual, harga jual per miliLiternya!

Dari tabel yang telah kalian buat sebelumnya, buatlah kesimpulan mengenai

pengertian bruto, neto, dan tara menggunakan bahasamu sendiri!

MENAMPILKAN

ALAT PSIKOLGIS

MEMBANGUN

KONSEP DASAR

Page 208: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

39 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Dari informasi yang telah kalian tulis dan pengertian tentang bruto, neto,

dan tara yang telah kalian simpulkan, tentukanlah rumus untuk mencari

bruto, neto, dan tara!

MENEMUKAN

RUMUS

BRUTO

Jika diketahui neto dan persentase tara

NETO

Jika diketahui bruto dan persentase tara

Page 209: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

40 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Lengkapilah tabel berikut ini dengan menggunakan rumus yang telah kalian

dapatkan!

No. Bruto Tara Neto

1. 115 kg 5 kg ……

2. 210 kg …… 207 kg

3. …… 2 % 98 kg

4. 100 kg 5% ……

TARA

Jika diketahui bruto dan persentase tara

MENYESUAIKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Page 210: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

41 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Setelah kalian memahami setiap langkah pada kegiatan ini, selanjutnya

kerjakanlah soal berikut ini dengan penyelesaian yang benar dan tepat!

Seorang pedagang membeli 6 karung beras seharga Rp. 3.500.000,00. Tiap

karung tertulis bruto 60 kg dan tara 2,5 %. Pedagang tersebut menjual

beras tersebut secara eceran seharga Rp. 17.000,00/kg dan karungnya

dijual seharga Rp. 5.000,00/buah. Berapakah keuntungan yang diperoleh

pedagang tersebut? Buatlah langkah penyelesaian untuk menentukan

keuntungan pedagang tersebut!

MENERAPKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Page 211: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

42 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Kerjakanlah soal latihan berikut ini!

1. Lengkapilah tabel berikut.

Bruto

(kg) Neto (kg) Tara (kg)

Persentase

Neto

Persentase

Tara

50 49 … … …

25 … 1 … …

… 9 3 … …

2. Suatu ketika Fandi berbelanja sabun mandi ke suatu minimarket.

Ketika masuk di minimarket, fandi melihat ada tiga jenis kemasan

sabun mandi untuk merek yang akan dia beli. Ringkasan kemasan

dan harga masing-masing sabun mandi tersebut disajikan sebagai

berikut

Neto (ml) Harga

(rupiah)

Sabun A 200 8.000

Sabun B 300 11.500

Sabun C 400 14.000

Andaikan Fandi ingin membeli 1 sabun dan uang Fandi cukup untuk

membeli salah satu dari ketiga sabun tersebut, berikan saran

kepada Fandi sebaiknya membeli sabun yang mana. Jelaskan.

3. Suatu ketika Pak Hadi memberi dua karung beras dengan jenis

yang berbeda. Karung pertama tertulis neto 25 kg dibeli dengan

harga Rp. 260.000,00. Karung kedua tertuliskan neto 25 dibeli

dengan harga Rp. 280.000,00. Pak Hadi mencampur kedua jenis

E V

A U S L A I

Page 212: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

43 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

beras tersebut, kemudian mengemasinya dalam ukuran neto 5 kg.

Tentukan harga jual beras tersebut agar Pak Hadi untung 20%!

4. Suatu ketika Pak Hadi memberi dua karung beras dengan jenis

yang berbeda. Karung pertama tertulis neto 30 kg dibeli dengan

harga Rp. 260.000,00. Karung kedua tertuliskan neto 30 kg. Pak

Hadi mencampur kedua jenis beras tersebut, kemudian

mengemasinya dalam ukuran neto 3 kg. Beras campuran tersebut

dijual dengan harga Rp. 33.000,00 per kemasan. Jika keuntungan

tiap kemasan adalah 20%, tentukan harga beli beras kedua!

5. Seorang membeli sekarung beras yang dari toko sembako. Ketika

ditimbang didapatkan berat 25 kg, Berapakah taksiran neto beras

dalam karung tersebut yang paling mendekati sebenarnya?

Selamat Mengerjakan

Page 213: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

44 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Untuk mengetahuinya mari amati ilustrasi penjualan tas dan sepatu

milik Bu Sri berikut ini!

Jika kalian pernah menonton acara kuis yang disiarkan di salah satu stasiun Televisi, jika

penonton berhasil menjawab pertanyaan dengan benar maka akan mendapat hadiah berupa uang

tunai. Namun pembawa acara TV menyebutkan jika pemenang yang mendapat hadiah harus

bersedia menanggung pajak. Bukan hanya di acara kuis saja pajak dapat diterapkan disetiap

pembelian berupa makanan, barang, atau pembayaran tagihan. Ada beberapa jenis pajak

seperti pajak penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB), Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dll.

Jadi menurut kalian apa sebenarnya pajak itu?

1. Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pajak

2. Siswa dapat memberikan kesimpulan mengenai pajak

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pajak

Tujuan Pembelajaran

AKTIVITAS 6 PAJAK

Page 214: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

45 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Dari ilustrasi kegiatan di atas, mari kita cermati satu persatu.

1. Informasi apa saya yang kalian dapatkan pada ilustrasi di atas?

2. Jika besar pajak UMKM = 1% dari omzet, maka untuk menghitung

besar pajak selama 1 bulan, Bu Sri harus menghitung dahulu omzet

selama 1 bulan. Bantulah Bu Sri untuk menghitung omzet tersebut

dengan memanfatkan informasi yang telah kalian tulis pada langkah

sebelumnya.

Seorang produsen tas dan sepatu yang bernama Bu Sri setiap hari berhasil menjual tas

sebanyak 60 buah dengan harga Rp. 150.000,00/buah dan sepatu sebanyak 50 pasang

dengan harga Rp. 250.000,00/pasang. Sebagai produsen yang patuh terhadap

peraturan, Bu Sri selalu ingan untuk membayarkan pajak UMKM (Usaha Mikro Kecil dan

Menengah) dari hasil penjualannya. Bantulah Bu Sri untuk menghitung besar pajak

UMKM yang harus ia bayarkan selama satu bulan.

(catatan: besar pajak UMKM = 1% dari omzet (jumlah uang hasil penjualan)

MENENTUKAN

MODEL

Page 215: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

46 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

3. Setelah kalian mengetahui omzet Bu Sri selama 1 bulan, hitunglah

berapa jumlah pajak yang harus Bu Sri bayar selama 1 bulan!

4. Dari langkah-langkah yang telah kalian kerjakan, tulislah informasi

apa saja yang kalian dapatkan!

Buatah sebuah tabel yang memuat data-data dari penjualan tas dan sepatu

di atas yang meliputi bayak barang yang terjual, harga satuan barang, total

penjualan sehari-hari, total penjualan satu bulan, serta omzet selama satu

bulan.

MENAMPILKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Page 216: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

47 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Dari tabel yang telah kalian buat sebelumnya, buatlah kesimpulan

mengenai pegertian pajak dengan menggunakan bahasamu sendiri!

Dari penjelasan yang telah kalian buat, tentukanlah rumus untuk

menghitung besar pajak!

Lengkapilah tabel di bawah ini dengan menggunaan rumus yang telah kalian

buat!

No. Nama Barang Jenis

Pajak

Besar

Pajak Harga Beli

Pajak yang

dibayarkan

1. Motor PKB 2% Rp. 35.000.000,00 Rp.

2. Kulkas PPN 10% Rp. 3.000.000,00 Rp.

3. Lemari PPN 10% Rp. 1.500.000,00 Rp.

MEMBANGUN

KONSEP DASAR

MENEMUKAN

RUMUS

MENYESUAIKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Page 217: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

48 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Setelah kalian memahami setiap langkah pada kegiatan ini, selanjutnya

kerjakanlah soal berikut ini dengan penyelesaian yang benar dan tepat!

Dari ilustrasi penjualan tas dan sepatu di atas, ternyata Bu Sri tidak

sanggup menjalani usahanya sendirian sehingga ia memperkerjakan seorang

karyawan untuk membantunya. Karyawan itu memperoleh gaji setip bulan

sebesar Rp. 2.000.000,00 dengan penghasilan tidak kena pajak sebesar Rp.

800.000,00. Jika besar pajak penghasilan (PPh) adalah 10%. Berapakah

besar gaji yang diterima karyawan tersebut? Buatlah langkah penyelesaian

untuk menentukan besar gaji yang diterima karyawan tersebut.

Berdasarkan ilustrasi di atas, manakah yang lebih besar antara gaji sebelum

kena pajak atau gaji setelah kena pajak? Jelaskan alasannya!

MENERAPKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Page 218: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

49 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Kerjakanlah soal latihan berikut ini!

1. Pak Iqbal menjual laptop (baru) dengan harga Rp. 4.000.000 ,00

(tanpa pajak). Laptop tersebut dibeli oleh Pak Ro’uf dengan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) 10%. Tentukan uang yang harus

dibayarkan oleh Ro’uf (termasuk pajak)!

2. Pak Yusril berhasil menjual tas setiap hari sebanyak 50 tas

dengan harga per tas Rp. 250.000,00. Berapakah pajak UMKM

yang harus dibayar oleh Pak Rudi dalam satu bulan?

3. PakRudi berhasilmenjualsepatu setiap harisebanyak 40 pasang

sepatu dengan harga per pasang Rp. 300.000,00. Untuk menarik

pelanggan, Pak Rudi memberikan diskon 10% setiap pasangnya.

Berapakah pajak UMKM yang harus dibayar oleh Pak Rudi dalam

satu bulan?

4. Suatu ketika Pak Idrus memberi dua karung beras dengan jenis

yang berbeda. Karung pertama tertulis neto 50 kg dibeli dengan

harga Rp. 500.000,00. Karung kedua tertuliskan neto 25 kg dibeli

dengan harga Rp. 280.000,00. Pak Idrus mencampur kedua jenis

beras tersebut, kemudian mengemasinya dalam ukuran neto 5 kg.

Tentukan harga jual beras tersebut agar Pak Idrus untung 30%.

Berapa omzet pa Idrus sehari, jika beras tersebut terjual dalam

1 hari? Berapa pajak UMKM sehari (1% dari omzet)?

5. Pak Gilang ingin membeli kulkas dengan harga Rp. 2.400.000,00

serta dikenai (PPn) Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%. Berapa

yang yang harus dibayarkan oleh Bapak Gilang untuk membeli

kulkas tersebut?

E V

A U S L A I

Selamat Mengerjakan

Page 219: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

50 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

1. Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan bunga tunggal

2. Siswa dapat memberikan kesimpula mengenai bunga tunggal

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bunga tunggal

Tujuan Pembelajaran

Mayoritas semua orang akan berhubungan dengan Bank, bahkan

mungkin akan menjadi suatu kebutuhan, seperti menyimpan uang

ataupun untuk meminjam uang untuk modal usaha. Kita ketahui setiap

Bank mempunyai beberapa ketentuan, salah satunya penerapan

sistem bunga. Bunga tabungan di hitung secara periode tertentu,

misalnya sebulan sekali atau setahun sekali. Terdapat 2 macam jenis

bunga, yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk, namun pada kasus ini

kita hanya akan membahan tentang bunga tunggal. Untuk lebih

memahami apa itu bunga, mari amati ilustrasi peminjaman modal

berikut ini.

AKTIVITAS 7 BUNGA TUNGGAL

Page 220: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

51 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Untuk menjawab permasalahan di atas, marilah kita cermati satu persatu.

1. Informasi apa saja yang kalian dapatkan pada ilustrasi di atas?

2. Dari ketiga bank yang terdapat pada ilustrasi di atas, tentukanlah

mana bank yang memberikan bunga paling besar dalam jangka waktu

1 tahun?

Pak Agung berencana untuk membangun usaha di bidang makanan yang akan bertempat

di daerah Jakarta Selatan. Pak Agung memerlukan modal dan ia meminjam uang di Bank

sebesar Rp. 150.000.000,00 dengan jangka waktu peminjaman selama 1 tahun. Berikut

terdapat 3 bank yang menawarkan bantuan modal kepada Pak Agung.

Bank 1 memberikan bunga sebesar 15% per tahun.

Bank 2 memberikan bunga sebesar 3% per bulan.

Bank 3 memberikan bunga sebesar Rp. 30.000.000,00 per tahun

Ketiga bank itu memberi persyaratan untuk mengangsur tiap bulan dengan nominal

tetap. Pak Agung menyimpulkan bahwa penawaran yang memberikan bunga terbesar

adalah bank 1 karena memberikan bunga 15%. Selidikilah apakah kesimpulan tersebut

benar?

MENENTUKAN

MODEL

Page 221: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

52 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

3. Setelah kalian menghitung bunga, selanjutnya tentukan berapa total

yang harus dibayarkan Pak Agung kepada bank 1,2, dan 3?

4. Dari ilustrasi peminjaman modal di atas, tulislah informasi apa saja

yang kalian dapatkan?

5. Setelah kalian mengetahui total uang yang harus di bayarkan selama

jangka waktu 1 tahun, apakah kesimpulan yang dikatakan Pak Agung

adalah benar atau salah? Jelaskan alasanmu.

Buatlah sebuah tabel yang memuat data-data dari peminjaman modal di atas

yang meliputi modal, bunga (%) per tahun, bunga (Rp) per tahun dan total

uang yang harus dibayar!

MENAMPILKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Page 222: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

53 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Dari tabel yang telah kalian buat sebelumnya, buatlah kesimpulan mengenai

pengertian bunga tabungan dengan menggunakan bahasamu sendiri!

Dari penjelasan yang telah kalian buat, buatlah simbol untuk modal, jangka

waktu, bunga (Rp), bunga (%) kemudian carilah rumus untuk mencari bunga

tabungan (dalam bentuk Rupiah) dengan jangka waktu pertahun dan

perbulan!

Lengkapilah tabel berikut ini menggunakan rumus yang telah kalian

dapatkan!

Jenis

Tabungan Modal Awal

Jangka

Waktu

Bunga

(%) Bunga (Rp) Total Tabungan

A Rp. 4.000.000,00 10 bulan … Rp. 100.000,00 Rp.

B Rp. 3.850.000,00 … 8% Rp. 308.000,00 Rp.

C … 2 tahun 10% Rp. 1.400.000,00 Rp.

MEMBANGUN

KONSEP DASAR

MENEMUKAN

RUMUS

MENYESUAIKAN

ALAT PSIKOLOGIS

Page 223: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

54 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Setelah kalian memahami setiap langkah pada kegiatan di atas,

selanjutnya kerjakanlah soal berikut ini dengan penyelesaian yang tepat

dan benar!

Dari ilustrasi peminjaman modal yang dilakukan Pak Agung di atas,

tentukanlah bank mana yang akan kamu pilih untuk meminjam modal usaha

jika kamu adalah Pak Agung? Jelaskan mengapa kamu memilih bank

tersebut!

MENERAPKAN ALAT

PSIKOLOGIS

Page 224: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

55 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Kerjakanlah soal latihan berikut ini!

1. Pak Adi meminjam uang di Bank sebesar Rp. 30.000.000,00

dengan bunga 24% pertahun. Tentukan bunga yang ditanggung

oleh Pak Adi jika akan meminjam selama:

a. 6 bulan

b. 8 bulan

c. 12 bulan

d. 16 bulan

e. 18 bulan

f. 24 bulan

2. Pak Yudi akan meminjam uang di Bank dengan persentase bunga

sebesar 10% pertahun. Besar uang yang dipinjam oleh Pak Yudi

adalah 12 juta rupiah. Jika Pak Yudi bermaksud untuk meminjam

uang selama 1 tahun, tentukan.

a. Besar keseluruhan bunga yang harus ditanggung oleh Pak Yudi.

b. Besar angsuran yang harus dibayarkan, jika Pak Yudi harus

mengangsur tiap bulan dengan nominal sama.

3. Pak Bagus meminjam uang di Bank sebesar Rp. 2.000.000,00

rupiah. Dia mengangsur pinjaman tersebut dengan nominal Rp.

200.000,00 perbulan, selama 1 tahun. Tentukan persentase bunga

pertahun yang disyaratkan oleh Bank tersebut!

4. Andaikan kalian sebagai pemilik Bank pemberi pinjaman modal

kepada pengusaha kecil menengah. Manakah yang akan kalian pilih:

a. Kalian memberikan bunga 12% pertahun

b. Kalian memberikan bunga 1% pertahun, atau

c. Kalian memberikan bunga Rp. 12.000.000,00 pertahun untuk

setiap peminjam sebesar Rp. 100.000.000,00.

Jelaskan jawaban kalian dengan argumen semenarik mungkin.

5. Pak Eko meminjam uang di Bank sejumlah Rp. 1200.000,00 dengan

bunga 18% pertahun. Setelah sekian bulan, uang tersebut

berbunga sehingga Pak Eko bisa melunasi hutang tersebut dengan

mengangsur sebesar Rp. 138.000,00 perbulan selama masa

peminjaman tersebut. Lama Pak Eko meminjam uang tersebut

adalah ... bulan.

E V

A U S L A I

Page 225: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

56 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

AKTIVITAS 1

No Soal Jawaban Skor Bobot

1.

Tentukan manakah tabel yang

menunjukkan perbandingan senilai

dan jelaskan!

a.

x 2 3 8

y 8 12 24

b.

x 6 10 14

y 18 30 42

c.

x 2 4 6

y 12 24 36

d.

x 1 3 4

y 12 9 16

Tabel b :

𝑥1

𝑦1=

𝑥2

𝑦2=

𝑥3

𝑦3

6

18=

10

30=

14

42

1

3=

1

3=

1

3

Tabel c :

𝑥1

𝑦1=

𝑥2

𝑦2=

𝑥3

𝑦3

2

12=

4

24=

6

36

1

6=

1

6=

1

6

Jadi tabel yang menunjukkan

perbandingan senilai yaitu tabel b

dan c, karena mempunyai nilai

perbandingan yang sama.

20

100

2.

Tentukanlah manakah tabel yang

menunjukkan perbandingan berbalik

nilai dan jelaskan!

a.

x 2 6 8

y 8 14 32

𝑥 × 𝑦 = 𝑘

𝑥1 × 𝑦1 = 𝑘 2 × 6 = 12

𝑥2 × 𝑦2 = 𝑘 1 × 12 = 12

𝑥3 × 𝑦3 = 𝑘 4 × 3 = 12

20

KUNCI JAWABAN

Page 226: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

57 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

b.

x 2 3 1

y 8 6 16

c.

x 3 6 5

y 12 24 32

d.

x 2 1 4

y 6 12 3

Jadi, tabel yang menunjukkan

perbandingan berbalik nilai yaitu

tabel d, karena mempunyai nilai

konstanta, yaitu 12

3.

Tabel berikut menunjukkan waktu

yang ditempuh Andi dalam

perjalanan, x, dan jarak yang

ditempuhnya, y. Asumsikan Andi

berkendara dengan kecepatan

konstan. Tentukan kecepatan sepeda

motor yang dia kendarai dalam

kilometer per jam (km/jam).

Waktu (jam), x 1 2 3

Jarak (km),

y

4

0 80

1

2

0

Kecepatan = jarak : jarak

Kecepatan = 𝑦1

𝑥1=

40

1= 40

Kecepatan = 𝑦2

𝑥2=

80

2= 40

Kecepatan = 𝑦3

𝑥3=

120

3= 40

20

4.

Ulul adalah seorang koki di Hotel. Dia

sedang mengubah resep masakan

untuk menjamu tamu hotel yang

semakin bertambah banyak karena

musim liburan. Resep yang telah

dibuat sebelumnya adalah 2 gelas

takar tepung terigu yang dapat 3

Banyaknya

tepung terigu 2 12

Jumlah kukis 3 …

𝑥

𝑦=

𝑎

𝑏

20

Page 227: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

58 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

lusin kukis. Jika dia mengubah

resepnya menjadi 12 gelas takar

tepung terigu, berapakah lusin kukis

yang dapat dibuatnya?

2

3=

12

𝑏

2𝑏 = 36

𝑏 = 18

Jadi, jumlah kukis yang dapat

dibuat dengan resep 12 gelas takar

tepung terigu yaitu 18 lusin kukis.

5.

Pak Fatkhur adalah seorang penyedia

jasa tukang bangunan (kuli

bangunan). Beliau berpengalaman

dalam proyek-proyek pembangunan

rumah tinggal, karena beliau sendiri

juga seorang tukang bangunan. Beliau

menjelaskan bahwa dalam

menyelesaikan sebuah rumah dapat

diselesaikan oleh 5 tukang, termasuk

pak Fatkhur sendiri, selama 2 bulan

sampai selesai finishing. Untuk

mempercepat penyelesaian

bangunan, Pak Fatkhur sanggup

menyediakan tukang tambahan sesuai

dengan permintaan pelanggan. Pak

Fatkhur dan 9 temannya pernah

membangun rumah selama 1 bulan.

Nah, sekarang coba kalian duga,

berapa lama yang dibutuhkan oleh

Pak Fatkhur dan 5 orang temannya

untuk menyelesaikan sebuah rumah

yang ukurannya sama seperti yang

Banyaknya

pekerja 5 10 6 …

Waktu yang

dibutuhkan

2

bul

an

1

bul

an

25

har

i

1 bulan = 30 hari

𝑥

𝑏=

𝑎

𝑦

10

𝑏=

6

30

6𝑏 = 300

𝑏 = 50

Jadi, waktu yang dibutuhkan Pak

Fatkhur dan 5 orang temannya

20

Page 228: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

59 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

dijelaskan di atas? Jika pelanggan

Pak Fatkhur ingin memiliki rumah

yang bisa diselesaikan selama 25

hari, berapa pekerja yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan

pembangunan rumah?

untuk menyelesaikan sebuah rumah

yaitu 50 hari

𝑥

𝑏=

𝑎

𝑦

6

25=

𝑎

50

25𝑎 = 300

𝑎 = 12

Jadi, pekerja yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan pembangunan

rumah sebanyak 12 pekerja.

Total skor 100

Page 229: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

60 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

AKTIVITAS 2

No Soal Jawaban Sk

or Bobot

1.

Tentukan kondisi berikut yang

menunjukkan kondisi untung, rugi,

atau impas serta tentukan besarnya

untung atau rugi dari pengeluaran dan

pemasukan sebagai berikut.

No. Pemasukan

(rupiah)

Pengeluaran

(rupiah)

Untung/R

ugi/Impa

s

1. 1.000.000 900.000

2. 1.000.000 1.200.000

3. 2.000.000 2.000.000

4. 1.500.000 1.550.000

5. 1.000.000 800.000

No. Pemasukan

(rupiah)

Pengeluaran

(rupiah)

Untung/Ru

gi/Impas

1. 1.000.000 900.000 100.000

(untung)

2. 1.000.000 1.200.000 200.000

(rugi)

3. 2.000.000 2.000.000 Impas

4. 1.500.000 1.550.000 50.000

(rugi)

5. 1.000.000 800.000 200.000

(untung)

Rumus :

U = HJ – HB

R = HB – HJ

Impas : HB = HJ

20

100

2.

Seorang pengusaha mengeluarkan Rp.

1.000.000,00 untuk menjalankan

usahanya. Jika pada hari itu dia

menanggung kerugian sebesar Rp.

250.000,00, maka berapakah

besarnya pendapatan yang

didapatkan pada hari itu?

Pemasukan = pengeluaran – rugi

= 1.000.000 – 250.000

= 750.000

Jadi, besar pendapatan yang

didapatkan yaitu Rp. 750.000,00

20

Page 230: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

61 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

3.

Seorang penjual krupuk mengeluarkan

modal sebesar Rp. 1.000.000,00

untuk menjalankan usahanya. Dia

mematok harga krupuknya adalah Rp.

6.000,00 perbungkus. Jika ia

merencanakan ingin mendapatkan

keuntungan Rp. 200.000,00 dari

usaha krupuknya tersebut, maka

berapa kemasan krupuk minimal yang

harusnya dibuat?

Dik :

Pengeluaran = Rp. 1.000.000,00

Harga kerupuk per bungkus = Rp.

6.000,00

Besar untung = Rp. 200.000,00

Dit :

berapa minimal kemasan kerupuk yang

dibuat jika mengalami keuntungan

sebesar Rp. 200.000,00?

Jawaban :

Total pemasukan = modal + untung

= 1.000.000 +

200.000

= 1.200.000

Minimal kerupuk yang dibuat =

1.200.000 : 6000

= 200

Jadi minimal kerupuk yang dapat

dibuat yaitu 200 bungkus.

20

4.

Seorang penjual sate mengeluarkan

modal sebesar Rp. 900.000,00 untuk

menjalankan usahanya. Dia mematok

harga satenya adalah Rp9.000,00

perporsi. Jika ia merencakan ingin

mendapatkan keuntungan dari

jualannya tersebut, maka berapa

porsi minimal yang harusnya dibuat?

Dik :

Pengeluaran = Rp. 900.000,00

Harga sate per porsi = Rp. 9.000,00

Dit :

Berapa porsi minimal yang harus

dibuat jika ingin mengalami

keuntungan?

Jawaban :

20

Page 231: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

62 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Jumlah sate yang harus dibuat dengan

pengeluaran Rp. 900.000,00

= 900.000 : 9.000

= 100 porsi

Jadi jika penjual sate ingin mengalami

keuntungan, maka ia harus membuat

minimal 101 porsi.

5.

Seorang penjual soto mengeluarkan

modal sebesar Rp. 900.000,00 untuk

menjalankan usahanya. Dia mematok

harga sotonya adalah Rp. 10.000,00

perporsi. Jika pada hari itu dia

mendaptakan keuntungan sebesar Rp.

250.000,00, maka berapa porsi soto

yang berhasil terjual?

Dik:

Pengeluaran = Rp. 900.000,00

Harga soto per porsi = Rp. 10.000,00

Keuntungan = Rp. 250.000,00

Dit:

Berapa porsi soto yang berhasil

dijual?

Jawaban:

Pemasukan = pengeluaran + untung

= 900.000 + 250.000

= 1.150.000

Porsi soto yang berhasil dijual

= 1.150.000 : 10.000

= 115 porsi

Jadi, banyaknya soto yang dapat dijual

yaitu 115 porsi

20

Page 232: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

63 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Total skor 100

Page 233: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

64 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

AKTIVITAS 3

No Soal Jawaban Sk

or Bobot

1.

Adi membeli sepeda motor dengan

harga Rp. 4.000.000,00. Sepeda itu

ia jual dengan harga Rp.

4.200.000,00 rupiah. Tentukan

persentase untungnya!

Untung = Harga Jual – Harga Beli

= 4.200.000 – 4.000.000

= 200.000

% untung = 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

𝐻𝐵× 100%

= 200.000

4.000.000× 100%

= 5%

Jadi, persentase untungnya yaitu 5%

20

100

2.

Seorang pedagang membeli sebuah

TV dengan harga Rp 2.000.000,00.

Jika TV tersebut ia jual kembali

dengan harga Rp 2.400.000,00.

Berapakah persentase

keuntungannya?

Untung = Harga Jual – Harga Beli

= 2.400.000 – 2.000.000

= 400.000

% untung = 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

𝐻𝐵× 100%

= 400.000

2.000.000× 100%

= 20%

Jadi, persentase keuntungannya

yaitu 20%

20

Page 234: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

65 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

3.

Seorang pedagang membeli barang

dengan harga Rp. 20.000,00 dan

dijual mendapatkan untung 20%.

Berapakah harga penjualan barang

tersebut?

% untung = 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

𝐻𝐵× 100%

20% = 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

20.000× 100%

20

100=

𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

20.000×

100

100

20

100=

𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

20.000

100 untung = 400.000

Untung = 4.000

Harga jual = untung + harga beli

= 4.000 + 20.000

= 24.000

Jadi harga penjualan barang yaitu

Rp. 24.000,00

20

4.

Sebuah televisi terjual dengan

harga Rp1.800.000,00. Jika penjual

mengalami kerugian sebesar 10%,

maka berapa harga pembelian

televisi tersebut?

R = HB – HJ

10% HB = HB – HJ

HJ = HB – 10%HB

1.800.000= 90%HB

HB = 1.800.000

90%

HB = 2.000.000

Maka harga pembelian televise yaitu

Rp. 2.000.000,00

20

5.

Pak Budi membeli mobil dengan

harga 125.000.000,00. Mobil

tersebut kemudian dijual kembali

dengan harga Rp120.000.000,00.

R = HB – HJ

R = 125.000.000 – 120.000.000

R = 5.000.000

% rugi = 𝑟𝑢𝑔𝑖

𝐻𝐵× 100%

20

Page 235: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

66 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Tentukan kerugian dan persentase

kerugiannya!

= 5.000.000

125.000.000× 100%

= 4%

Maka kerugiannya yaitu Rp.

5.000.000 dan persentase

kerugiannya yaitu 4%

Total skor 100

Page 236: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

67 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

AKTIVITAS 4

No Soal Jawaban Sk

or Bobot

1.

Lengkapilah tabel berikut.

Harga

Awal

(rupiah)

Diskon

Harga

setelah

diskon

(rupiah)

100.000 20% 80.000

150.000 30% …

200.000 … 150.000

… 15% 102.000

160.000 … 144.000

Harga

Awal

(rupiah)

Diskon

Harga

setelah

diskon

(rupiah)

100.000 20% 80.000

150.000 30% 105.000

200.000 25% 150.000

120.000 15% 102.000

160.000 10% 144.000

Rumus :

Harga setelah diskon = harga awal –

diskon

Diskon = harga awal – harga setelah

diskon

Harga awal = harga setelah diskon +

diskon

20

100

2.

Seorang penjual membeli baju dari

grosir dengan harga Rp. 30.000,00.

Baju tersebut dijual dengan label

harga Rp. 60.000,00 dengan

bertuliskan diskon 20%. Tentukan

Harga baju yang dijual = 60.000 –

20%

= 60.000 –

(20

100× 60.000)

20

Page 237: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

68 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

keuntungan penjual tersebut,

andaikan baju itu laku terjual!

= 60.000 –

12.000

= 48.000

Untung = HJ – HB

= 48.000 – 30.000

= 18.000

Maka keuntungan yang didapat

penjual yaitu Rp. 18.000,00

3.

Seorang penjual membeli celana dari

grosir dengan harga Rp. 40.000,00.

Celana tersebut rencananya akan

dijual dengan diskon 50%. Tentukan

harga jual agar penjual tersebut:

a. Impas

b. Untung 20%

a. Penjual akan mengalami impas

jika HB = HJ

HB = HJ = 40.000

HJ = 50% HJ (dengan diskon 50%)

40.000 = 50% HJ (dengan diskon

50%)

40.000

50%= 𝐻𝐽 (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑘𝑜𝑛 50%)

HJ (dengan diskon 50%) = 80.000

b. % untung= 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

𝐻𝐵× 100%

20% = 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

40.000× 100%

Untung = 20% ×40.000

Untung = 8.000

Untung = HJ – HB

8.000 + 40.000 = HJ

48.000 = HJ

HJ = 50% HJ (dengan diskon 50%)

20

Page 238: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

69 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

48.000 = 50% HJ (dengan diskon

50%)

48.000

50%= 𝐻𝐽 (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑘𝑜𝑛 50%)

HJ (dengan diskon 50%) = 96.000

4.

Sebuah toko baju kadang menuliskan

diskon 50%+10%, dengan tulisan

angka 10% lebih kecil daripada

angka 50%. Jelaskan makna

penulisan diskon tersebut!

Makna penulisan diskon tersebut

adalah baju tersebut didiskon 50%

terlebih dahulu lalu hasilnya didiskon

lagi 10%.

20

5.

Suatu ketika pergi ke toko swalayan

Rembulan untuk membeli baju dan

jaket. Erik membeli baju di toko

swalayan Rembulan dengan harga

Rp150.000,00, kemudian

mendapatkan voucher senilai

Rp50.000,00. Voucher itu hanya

dapat digunakan sekali untuk

pembelian barang minimal seharga

Rp150.000,00. Erik menemukan

suatu jaket dengan harga

Rp300.000,00 dengan bertuliskan

diskon 20%. Sesuai aturan toko,

Erik hanya bisa memilih salah satu,

menggunakan voucher saja atau

potongan saja, tidak bisa keduanya.

Jika kalian sebagai Erik, pilihan

manakah yang akan kalian ambil?

a. Menggunakan voucher

a. menggunakan voucher

harga beli = harga jaket - voucher

= 300.000 – 50.000

= 250.000

b. menggunakan diskon

harga beli = harga jaket – diskon

= 300.000 – 20%

= 300.000 – (20% ×

300.000)

= 300.000 – 60.000

= 240.000

Jika saya menjadi erik, saya akan

memilih menggunakan diskon karena

harga nya lebih murah.

20

Page 239: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

70 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

b. Menggunakan diskon

Total skor 100

Page 240: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

71 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

AKTIVITAS 5

No Soal Jawaban Sk

or Bobot

1.

Lengkapilah tabel berikut.

Bruto

(kg)

Neto

(kg)

Tara

(kg)

%

Neto

%

Tara

50 49 … … …

25 … 1 … …

… 9 3 … …

Bruto

(kg)

Neto

(kg)

Tara

(kg)

%

Neto

%

Tara

50 49 1 98% 2%

25 24 1 96% 4%

12 9 3 75% 25%

Keterangan:

Bruto = Neto + Tara

% 𝑁𝑒𝑡𝑜 =𝑁𝑒𝑡𝑜

𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜× 100%

% 𝑇𝑎𝑟𝑎 =𝑇𝑎𝑟𝑎

𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜× 100%

20 100

Page 241: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

72 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

2.

Suatu ketika Fandi berbelanja sabun

mandi ke suatu minimarket. Ketika

masuk di minimarket, fandi melihat

ada tiga jenis kemasan sabun mandi

untuk merek yang akan dia beli.

Ringkasan kemasan dan harga

masingmasing sabun mandi tersebut

disajikan sebagai berikut

Neto

(ml)

Harga (Rupiah)

Sabun

A 200 8.000

Sabun

B 300 11.500

Sabun

C 400 14.000

Andaikan Fandi ingin membeli 1

sabun dan uang Fandi cukup untuk

membeli salah satu dari ketiga

sabun tersebut, berikan saran

kepada Fandi sebaiknya membeli

sabun yang mana. Jelaskan.

Sabun A

200 ml = 8000

1 ml = 40

Sabun B

300 ml = 11.500

1 ml = 38,3

Sabun C

400 ml = 14.000

1 ml = 35

Membeli sabun C karena harganya

lebih murah dari ketiganya.

20

3.

Suatu ketika Pak Hadi memberi dua

karung beras dengan jenis yang

berbeda. Karung pertama tertulis

neto 25 kg dibeli dengan harga Rp.

260.000,00. Karung kedua

tertuliskan neto 25 dibeli dengan

harga Rp. 280.000,00. Pak Hadi

mencampur kedua jenis beras

tersebut, kemudian mengemasinya

dalam ukuran neto 5 kg. Tentukan

Karung 1 = neto 25 kg dengan harga

Rp. 260.000,00

Karung 2 = neto 25 kg dengan harga

Rp. 280.000,00

Harga Beli = 260.000 + 280.000

= 520.000

%𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

𝐻𝐵× 100%

20% =𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

520.000× 100%

20

Page 242: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

73 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

harga jual beras tersebut agar Pak

Hadi untung 20%!

Untung = 20% ×520.000

Untung = 104.000

U = HJ – HB

104.000 = HJ – 520.000

HJ = 624.000

Banyak kemasan = 50 kg : 5 kg = 10

kemasan

hJ 1 kemasan = 624.000 : 10

= 62.400

Maka harga jual 1 kemasan agar

memperoleh untung 20% yaitu Rp.

62.400,00

4.

Suatu ketika Pak Hadi memberi dua

karung beras dengan jenis yang

berbeda. Karung pertama tertulis

neto 30 kg dibeli dengan harga Rp.

260.000,00. Karung kedua

tertuliskan neto 30 kg. Pak Hadi

mencampur kedua jenis beras

tersebut, kemudian mengemasinya

dalam ukuran neto 3 kg. Beras

campuran tersebut dijual dengan

harga Rp. 33.000,00 per kemasan.

Jika keuntungan tiap kemasan

adalah 20%, tentukan harga beli

beras kedua!

Karung 1

Neto 30 kg dengan harga Rp.

260.000,00

Karung 2

Neto 30 kg

%𝑈 (1 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑛) =𝑈(1 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑛)

𝐻𝐵× 100%

20% =𝑈(1 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑛)

𝐻𝐵× 100%

U (1 kem) = 20% HB

U = HJ – HB

20% HB = 33.000 – HB

120%HB = 33.000

20

Page 243: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

74 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

HB = 27.500 (1 kemasan)

Jumlah seluruh kemasan = 60 : 3 = 20

HB 20 kemasan = 20 × 27.500

= 550.000

Karung 2 = 550.000 – 260.000

Karung 2 = 290.000

Maka harga beli karung ke 2 yaitu Rp.

290.000,00

5.

Seorang membeli sekarung beras

yang dari toko sembako. Ketika

ditimbang didapatkan berat 25 kg,

Berapakah taksiran neto beras

dalam karung tersebut yang paling

mendekati sebenarnya?

Misal tara = 200 gr atau 0,2 kg, maka

neto = bruto – tara

= 25 kg – 0,2 kg

= 24,8 kg

20

Total skor 100

Page 244: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

75 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

AKTIVITAS 6

No Soal Jawaban Sk

or Bobot

1.

Pak Iqbal menjual laptop (baru)

dengan harga Rp. 4.000.000 ,00

(tanpa pajak). Laptop tersebut

dibeli oleh Pak Ro’uf dengan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) 10%.

Tentukan uang yang harus

dibayarkan oleh Ro’uf (termasuk

pajak)!

Uang yang harus dibayar = harga

awal + Pajak

= 4.000.000 + (10% x 4.000.000)

= 4.000.000 + 400.0000

= 4.400.0000

Maka uang yang harys dibayar yaitu

Rp. 4.400.000,00

20

100

2.

Pak Yusril berhasil menjual tas

setiap hari sebanyak 50 tas dengan

harga per tas Rp. 250.000,00.

Berapakah pajak UMKM yang harus

dibayar oleh Pak Rudi dalam satu

bulan?

Penghasilan selama 1 bulan = 30 x 50

x 250.000

= 375.000.000

Pajak umkm = 1% dari omzet

= 1% x 375.000.000

= 3.750.000

20

3.

Pak Rudi berhasil menjual sepatu

setiap hari sebanyak 40 pasang

sepatu dengan harga per pasang Rp.

300.000,00. Untuk menarik

pelanggan, Pak Rudi memberikan

diskon 10% setiap pasangnya.

Berapakah pajak UMKM yang harus

dibayar oleh Pak Rudi dalam satu

bulan?

HJ 1 sepatu = 300.000 – (10% x

300.000)

=300.000 – 30.000

= 270.000

Penghasilan 1 bulan =30 x 40 x

270.000

= 324.000.000

Pajak umkm = 1% x 324.000.000

20

Page 245: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

76 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

= 3.240.000

4.

Suatu ketika Pak Idrus membeli dua

karung beras dengan jenis yang

berbeda. Karung pertama tertulis

neto 50 kg dibeli dengan harga Rp.

500.000,00. Karung kedua

tertuliskan neto 25 kg dibeli dengan

harga Rp280.000,00. Pak Idrus

mencampur kedua jenis beras

tersebut, kemudian mengemasinya

dalam ukuran neto 5 kg. Tentukan

harga jual beras tersebut agar Pak

Idrus untung 30%. Berapa omzet pa

Idrus sehari, jika beras tersebut

terjual dalam 1 hari? Berapa pajak

UMKM sehari (1% dari omzet)?

Karung 1

Neto 50 g dengan harga Rp.

500.000,00

Karung 2

Neto 25 kg dengan harga Rp.

280.000,00

Banyak kemasan = 75 kg : 5 kg = 25

kemasan

% 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

𝐻𝐵× 100%

U = %U x HB

U = 30%HB

U = HJ – HB

30%HB = HJ-HB

HJ = 130%HB

HJ = 130% x 780.000

HJ = 1.014.000

Pajak umkm = 1% x 1.014.000

= 101.400

20

5.

Pak Gilang ingin membeli kulkas

dengan harga Rp 2.400.000,00

serta dikenai (PPn) Pajak

Pertambahan Nilai sebesar 10%.

Berapa yang yang harus dibayarkan

Uang yang harus dibayar = harga

awal + pajak

= 2.400.000 + (10% x 2.400.000)

= 2.400.000 + 240.000

20

Page 246: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

77 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

oleh Bapak Gilang untuk membeli

kulkas tersebut?

= 2.640.000

Maka uang yang harus dibayar yaitu

Rp. 2.640.000,00

Total skor 100

Page 247: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

78 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

AKTIVITAS 7

No Soal Jawaban Sk

or Bobot

1.

Pak Adi meminjam uang di Bank

sebesar Rp30.000.000,00 dengan

bunga 24% pertahun. Tentukan

bunga yang ditanggung oleh Pak Adi

jika akan meminjam selama:

a. 6 bulan

b. 8 bulan

c. 12 bulan

d. 16 bulan

e. 18 bulan

f. 24 bulan

Bunga 1 tahun = 24% x 30.000.000

= 7.200.000

a. 6 bulan

= 7.200.000 : 6

= 1.200.000

b. 8 bulan

= 7.200.000 : 8

= 900.000

c. 12 bulan

= 7.200.000 : 12

= 600.000

d. 16 bulan

= 7.200.000 : 16

= 450.000

e. 18 bulan

= 7.200.000 : 18

= 400.000

f. 24 bulan

= 7.200.000 : 24

= 300.000

20

100

2.

Pak Yudi akan meminjam uang di

Bank dengan persentase bunga

sebesar 10% pertahun. Besar uang

yang dipinjam oleh Pak Yudi adalah

12 juta rupiah. Jika Pak Yudi

a. B = b x M x t

B = 10% x 12.000.000 x 1

B = 1.200.000

b. besar angsuran = (M + B) : 12

20

Page 248: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

79 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

bermaksud untuk meminjam uang

selama 1 tahun, tentukan.

a. Besar keseluruhan bunga yang

harus ditanggung oleh Pak Yudi.

b. Besar angsuran yang harus

dibayarkan, jika Pak Yudi harus

mengangsur tiap bulan dengan

nominal sama.

= 13.200.000 : 12

= 1.100.000

3.

Pak Bagus meminjam uang di Bank

sebesar Rp2.000.000,00 rupiah.

Dia mengangsur pinjaman tersebut

dengan\ nominal Rp200.000,00

perbulan, selama 1 tahun. Tentukan

persentase bunga pertahun yang

disyaratkan oleh Bank tersebut!

Bunga = (12 x 200.000) – 2.000.000

Bunga = 400.000

b = 𝐵

𝑀×𝑡× 100%

b = 400.000

2.000.000 ×1× 100%

b = 20%

maka persentase bunga pertahun

yaitu 20%

20

4.

Andaikan kalian sebagai pemilik

Bank pemberi pinjaman modal

kepada pengusaha kecil menengah.

Manakah yang akan kalian pilih

a. Kalian memberikan bunga 12%

pertahun

b. Kalian memberikan bunga 1%

pertahun, atau

c. Kalian memberikan bunga

12.000.000,00 pertahun untuk

setiap peminjam sebesar

Rp100.000.000,00.

Saya akan memberikan bunga 1% per

tahun, karena menurut saya usaha

kecil menengah sangat

membutuhkan modal dan agar

meringankan beban angsuran

mereka, selain itu untuk

meningkatkan perekonomian

masyarakat kecil menengah.

20

Page 249: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

80 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Jelaskan jawaban kalian dengan

argumen semenarik mungkin.

5.

Pak Eko meminjam uang di Bank

sejumlah Rp. 1.200.000,00 dengan

bunga 18% pertahun. Setelah sekian

bulan, uang tersebut berbunga

sehingga Pak Eko bisa melunasi

hutang tersebut dengan

mengangsur sebesar Rp.

138.000,00 perbulan selama masa

peminjaman tersebut. Lama Pak Eko

meminjam uang tersebut adalah ...

bulan

𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛 =𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 + 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎

𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

138.000 =1.200.000 + (

18100

×𝑡

12× 1.200.000)

𝑡

138.000𝑡 = 1.200.000 + (18

100×

𝑡

12× 1.200.000)

138.000𝑡 = 1.200.000 + 18𝑡

120.000𝑡 = 1.200.000

𝑡 = 10 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

20

Total skor 100

Page 250: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

81 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Penunjang Belajar Matematika

Untuk SMP/MTs Kelas 7. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Kemendikbud. (2018). Buku Siswa Matematika SMP/MTs Kelas VII

Kurikulum 2013. Jakarta. Kemendikbud

Page 251: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

82 | B a h a n A j a r L K S M e n g g u n a k a n R M T

Jurusan Pendidikan Matematika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2020

Aritmatika Sosial adalah konsep pembelajaran

matematika yang umumnya digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Misalnya dalam kegiatan jual beli adalah

contoh aritmatika sosial dalam kegiatan ekonomi.

A R I T M A T I K A S O S I A L