pengaruh penggunaan model lawatan sejarah

195
i PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh Yuni Erwianisya NIM 3101411067 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: trandien

Post on 20-Jan-2017

230 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

i

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 3 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh

Yuni Erwianisya

NIM 3101411067

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

ii

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

iii

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

iv

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jadikanlah kejujuran sebagai kendaraanmu, kebenaran sebagai

senjatamu dan Allah sebagai tujuan hidupmu.

If you can dream it, you can achive it.

Terkadang kita harus berhenti khawatir, iman yang kita miliki adalah

jalan keluar, mungkin tidak seperti yang direncanakan, tetapi bagaimana

yang seharusnya.

Persembahan:

Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis kepada Allah SWT,

karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak Wiyono tercinta atas doa dan pengorbanan yang tiada henti demi

masa depan yang lebih baik dan juga pengalaman hidup yang selalu jadi

inspirasi.

2. Ibu Isyamidah tercinta atas doa yang tiada henti, semangat, kasih sayang

dan nasehat perjalanan hidup yang selalu memotivasi untuk selalu tegar

dan sabar.

3. Kakakku (Prima Erwianisya) dan Adikku (Fajar Nuari Erwianisya) yang

yang ikut mendukungku menggapai cita.

4. Demek‟s People (Arry,Jeki, Eva, Novita, Hanif ), dan Sambel Bara, terima

kasih sudah menemaniku dan menjadi sahabat terbaikku.

5. Amna Aulia yang telah memberi semangat dan menemani penelitian.

6. Kos Eirenne terimakasih untuk kekeluargaan yang begitu hangat.

7. Dosen-dosen Sejarah yang telah mendidik dan membimbingku, serta

almamaterku UNNES.

8. Heri Prasetya yang selalu memotivasi, terimakasih atas doanya.

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh

Penggunaan Model Lawatan Sejarah Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas VII

SMP Negeri 3 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015”.

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di

Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu sosial Universitas Negeri Semarang. Dalam penyusunan

skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena

itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, maka penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

selaku pimpinan Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan pada penulis menimba ilmu di fakultas

ilmu sosial UNNES.

3. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd, Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pengarahan penulis

selama menimba ilmu di Jurusan Sejarah.

4. Drs. Abdul Muntholib, M.Hum, Dosen Pembimbing atas segala bimbingan

dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Keluarga besar Jurusan Sejarah Fakutas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang yang telah mendidik penulis selama belajar di Jurusan Sejarah.

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

vii

6. Harjanta, S.Pd, Kepala sekolah SMP Negeri 3 Magelang yang telah

memberikan izin dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

7. Siti Munjayanah, S.Pd guru mata pelajaran Sejarah di SMP N 3 Magelang

yang telah membantu dalam penelitian.

8. Siswa-siswi SMP Negeri 3 Magelang yang telah membantu dalam

menyelesaikan penelitian.

9. Segenap karyawan dan staff Tata Usaha SMP Negeri 3 Magelang atas

bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya. Selain itu dapat menambah referensi dalam pendidikan.

Semarang, April 2015

Penulis

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

viii

SARI

Erwianisya, Yuni. 2015. Pengaruh Penggunaan Model Lawatan Sejarah Terhadap

Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Magelang Tahun Pelajaran

2014/2015. Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Semarang.

Kata kunci : pengaruh, hasil belajar, lawatan sejarah.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP N 3 Magelang

menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan model

pembelajaran konvensional, sehingga guru belum dapat mendekatkan siswa dengan

pengalaman belajarnya. Hal ini juga mengakibatkan siswa cenderung bersikap pasif

di kelas dan kurang dalam hal kemampuan kerjasama, berpikir kritis, sikap sosial,

serta mengkonstruksi pengetahuannya, dimana sebenarnya kemampuan tersebut dapat

berdampak positif dalam meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian ini digunakan

model pembelajaran Lawatan Sejarah. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk

mendapatkan gambaran tahapan-tahapan dari penerapan pembelajaran model lawatan

sejarah pada pembelajaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang, (2)

mengetahui pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah pada pembelajaran

sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang..

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 3

Magelang Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 244 siswa. Pengambilan sampel

dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan diperoleh kelas VII D

sebagai kelas kontrol dan kelas VII E sebagai kelas eksperimen. Metode

pengumpulan data menggunakan metode tes dan dokumen. Rancangan eksperimen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh rata-rata nilai

post test kelas eksperimen yaitu 83,11 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 77,22. Hasil

uji hipotesis (uji t dan uji regresi sederhana) nilai post test diperoleh nilai signifikansi

(0,00) < taraf signifikansi(0,05), yang berarti ada perbedaan hasil belajar sejarah kelas

eksperimen dengan kelas kontrol, sedangkan uji regresi linear sederhana diperoleh

nilai signifikansi= 0,019 dengan taraf signifikansi= 0,05. Karena nilai signifikansi=

0,019 < 0,05 =taraf signifikansi maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang

berarti ada pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar

sejarah siswa. Koefisien determinasinya adalah 0,700.

Hal ini berarti 70,0% hasil

belajar sejarah siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran Lawatan Sejarah, sisanya

30,0% dipengaruhi oleh fakor lain. Presentase ketuntasan hasil belajar klasikal kelas

eksperimen yaitu 93,33% ≥ 75 %, sedangakan persentase ketuntasan hasil belajar

klasikal kelas kontrol mencapai 61,29% < 75%. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa

yang diajar menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah telah mencapai

ketuntasan hasil belajar klasikal.

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

PERNYATAAN .................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................ vi

SARI ...................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8

E. Batasan Istilah……………………... .............................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Sejarah .................................................................................... 10

B. Hasil Belajar .................................................................................................. 18

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

x

C. Model Lawatan Sejarah............................................................................. .... 20

D. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 31

E. Hipotesis ........................................................................................................ 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian .................................................................................... 34

B. Populasi Penelitian ......................................................................................... 36

C. Sampel Penelitian .......................................................................................... 37

D. Variabel Penelitian ........................................................................................ 38

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 38

F. Uji Coba Instrumen ........................................................................................ 40

G. Analisis Data ................................................................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 52

B. Pembahasan ................................................................................................... 75

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ....................................................................................................... 80

B. Saran ............................................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82

LAMPIRAN .......................................................................................................... 85

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Desain Penelitian Eksperimen ........................................................................... 35

2. Hasil Perhitungan Validitas Soal ....................................................................... 42

3. Hasil Perhitungan Daya Beda Soal ................................................................... 44

4. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran ............................................................... 45

5. Hasil Uji Normalitas Populasi ............................................................................ 59

6. Hasil Uji Homogenitas Populasi ........................................................................ 60

7. Hasil Nilai Kognitif Pre Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................ 61

8. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Kontrol........................ 62

9. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test Kelas Kontrol.... 63

10.Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Eksperimen ............... 64

11.Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test Kelas

Eksperimen ....................................................................................................... 64

12.Gambaran Umum Hasil Aspek Kognitif Post Test Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ................................................................................................... 65

13. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test Kelas Kontrol .................... 65

14. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test Kelas Kontrol 67

15. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test Kelas Eksperimen.............. 68

16. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test Kelas

Eksperimen .................................................................................................... 68

17. Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata data Post Test ..................... 69

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

xii

18. Hasil Perhitungan Uji Persamaan Regresi ....................................................... 71

19. Daftar Uji F (ANOVA), Uji Keberartian ........................................................ 71

20. Daftar Uji F (ANOVA), Uji Linearitas ............................................................ 72

21. Daftar Uji Koefisien Determinasi ................................................................... 72

22. Hasil Perhitungan Uji Analisis Regresi Linear Sederhana ............................. 73

23. Peningkatan Hasil Belajar Siswa .................................................................... 74

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Berpikir .................................................................................. 32

2. Hasil Pre Test Kontrol................................................................. ...................... 163

4. Hasil Post Test Kontrol ..................................................................................... 164

5. Hasil Pre Test Eksperimen ................................................................................ 165

6. Hasil Post Test Eksperimen................................................................ .............. 166

7. Foto-foto Penelitian .......................................................................................... 167

8. Surat Ijin Penelitian .......................................................................................... 177

9. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................................ 178

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Soal Uji Coba Penelitian ..................................................................... 85

2. Soal Uji Coba ..................................................................................................... 90

3. Kunci Jawaban Uji Coba .................................................................................... 97

4. Kisi-kisi Soal Pre Test ....................................................................................... 98

5. Soal Pre Test ..................................................................................................... 102

6. Kunci Jawaban Soal Pre Test ........................................................................... 108

7. Kisi-kisi Soal Post Test ..................................................................................... 109

8. Soal Post Test ................................................................................................... 113

9. Kunci Jawaban Soal Post Test .......................................................................... 119

10. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ................................................................. 120

11. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ................................................................... 121

12. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ............................................................ 122

13. Nilai Ulangan Harian Sejarah Siswa Kelas XI IPS .......................................... 123

14. Tabulasi Data Penelitian ................................................................................. 124

15. Tabulasi Data Penelitian .................................................................................. 125

16. Angket Respon Siswa ...................................................................................... 126

17. Lembar Jawab Angket Respon Siswa .............................................................. 131

18. Tabulasi Penilaian Respon Siswa..................................................................... 132

19. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Kelas Kontrol......................................... 133

20. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Kelas Eksperimen .................................. 135

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

xv

21. Silabus ............................................................................................................. 138

22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ...................... 141

23. Silabus .............................................................................................................. 145

24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ............................. 149

25. Jadwal Kegiatan Lawatan Sejarah ................................................................... 154

26. Sejarah Candi ................................................................................................... 157

27. Hasil Pre Test Kontrol ..................................................................................... 163

28. Hasil Post Test Kontrol .................................................................................... 164

29. Hasil Pre Test Eksperimen............................................................... ................ 165

30. Hasil Post Test Eksperimen ............................................................................ 166

31. Foto-foto Penelitian ......................................................................................... 167

29. Surat Ijin Penelitian ......................................................................................... 177

30. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................... 178

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses yang kompleks, bukan hanya

memindahkan pengetahuan dari buku yang dimiliki kepada murid tetapi

merupakan proses panjang yang melibatkan proses psikologi, sosiologi dan

ketrampilan guru yang memadai. Pendidikan secara sempit dapat diartikan

mengajar atau menumbuhkan pengetahuan anak dari tidak tahu menjadi tahu,

dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan anak yang lugu menjadi anak yang

berpikir kompleks dan anak yang berpribadi berkembang, dari anak yang

tergantung menjadi orang yang dapat berdiri sendiri (Dewanto, 1998:8).

Salah satu mata pelajaran yang berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa adalah mata

pelajaran sejarah. Hal ini dikarenakan mata pelajaran sejarah memiliki arti

penting dalam pembentukan kesadaran dan wawasan kebangsaan. Arti

penting ini dapat ditangkap dari makna edukatif dari pendidikan sejarah itu

sendiri. Makna yang bisa ditangkap dari pendidikan sejarah adalah bahwa

pendidikan sejarah bisa memberikan kearifan dan kebijaksanaan bagi yang

mempelajarinya (Widja, 1989:49).

Sikap positif siswa dalam pembelajaran sejarah, memiliki sumbangan

positif terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran sejarah.

Siswa yang mempunyai sikap positif selama kegiatan belajar mengajar pada

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

2

dasarnya memiliki semangat dan motivasi belajar yang lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang sikapnya negatif. Pada dasarnya, motivasi

belajar yang tinggi dari peserta didik, akan diikuti oleh intensitas belajar yang

lebih baik sehingga pada gilirannya dapat memperoleh prestasi belajar ang

lebih tinggi. Oleh karena itu, kualitas proses dan hasil pembelajaran sejarah

juga dipengaruhi sikap siswa terhadap pelajaran sejarah selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung (Aman, 2011: 123).

Pembelajaran sejarah dapat dilakukan dengan pembelajaran bervariasi.

Hal ini karena siswa dituntut dapat aktif dan kreatif dalam pembelajaran.

Bukan hanya siswa tetapi guru juga dituntut untuk aktif dan kreatif dalam

pembelajaran. Guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang

menarik sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Menurut Kasmadi,

(1996:2) dalam pengajaran sejarah, metode, dan pendekatan serta model yang

dipilih merupakan alat komunikasi yang baik antara pengajar dan peserta

didik, sehingga setiap pengajaran dan uraian sejarah yang disajikan dapat

memberikan motivasi belajar Oleh karena itu, pembelajaran sejarah dilakukan

pembelajaran yang inovatif dengan melibatkan keaktifan peserta didik selama

proses pembelajaran sehingga pembelajaran sejarah menarik.

Pelajaran sejarah memiliki materi banyak, seringkali dianggap sebagai

pelajaran yang seolah-olah cenderung hafalan. Ditambah lagi dengan

kebijakan pemerintah yang semakin menyempitkan gerak langkah

pembelajaran sejarah, yakni dengan semakin kecilnya porsi jam pelajaran

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

3

sejarah di sekolah. Tidak mengherankan jika prestasi belajar sejarah siswa

juga cenderung kurang memuaskan (Aman, 2011:7).

Pada pelajaran IPS Sejarah banyak guru mengalami situasi yang tidak

jauh berbeda, anak-anak tidak aktif dalam pembelajaran, enggan

mengemukakan pendapatnya, mengantuk, bosan, malas, dan tidak

termotivasi. Sementara guru tak jarang pula mengabaikan dirinya sendiri.

Mereka mengajar dengan gaya tidak berubah, standar, formal, dan kaku

(Depdiknas, 2005: 5). Kondisi pembelajaran yang kurang kondusif, dimana

peserta didik tidak aktif dalam pembelajaran dan guru mengajar dengan

metode yang kurang menarik bagi peserta didik berpengaruh terhadap hasil

belajar peserta didik.

Menurut Wijiasih (2012) “kenyataan di lapangan dalam proses

pembelajaran IPS Sejarah siswa cenderung pasif, kurang bersemangat, bahkan

kadang ada yang kurang bersemangat dan tertidur. Kondisi seperti ini

dikarenakan kurangnya motivasi belajar siswa. Keadaan seperti ini jelas akan

berpengaruh pada hasil belajar siswa”. Jika kondisi seperti ini terus

berlangsung, lama kelamaan motivasi belajar sejarah siswa akan cenderung

menurun sehingga mengakibatkan hasil belajar rendah dan tujuan pembelajaran

sejarah tidak akan tercapai.

Hasil belajar atau yang disebut prestasi belajar dalam penelitian ini

adalah berupa angka-angka tertentu yang tercantum dalam nilai raport, prestasi

adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Winkel (2004: 162),

menyatakan: “Prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai. Belajar

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

4

adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan,

kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan

dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan afektif.

Secara singkat belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang

merupakan hasil dari pengalaman.

Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 3 Magelang, didapatkan

hasil bahwa sarana dan prasarana yang tersedia sudah cukup memadai, seperti

LCD. Namun, pelaksanaan pembelajaran Sejarah belum maksimal. Dari hasil

evaluasi tindak lanjut yang dibuat oleh Guru, belum maksimalnya hasil belajar

sejarah siswa disebabkan oleh kurangnya semangat belajar siswa. Akibatnya,

siswa kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada

waktu diberikan kesempatan bertanya, siswa enggan mengemukakan

pemikirannya. Dalam proses pembelajaran, guru konsisten dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat sebelumnya. Namun, RPP

yang dibuat oleh Guru belum menunjukkan adanya model pembelajaran yang

bervariasi. Kegiatan pembelajaran yang tercermin dalam RPP didominasi oleh

ceramah guru, belum ada kegiatan pembelajaran inovatif misalnya bermain

peran (role playing), turnamen, dan sebagainya. Jika kondisi seperti ini terus

berlangsung, lama kelamaan hasil belajar sejarah siswa akan cenderung

menurun sehingga mengakibatkan hasil belajar rendah dan tujuan pembelajaran

sejarah tidak akan tercapai.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan dari beberapa faktor,

pertama belum digunakannya model pembelalajaran yang bervariasi sehingga

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

5

menyebabkan siswa merasa jenuh. Kedua guru kurang melibatkan siswa dalam

proses pembelajaran sehingga siswa kurang memperhatikan dan siswa enggan

mengemukakan pemikirannya. Hal ini dapat diketahui guru sebelumnya tidak

memberitahukan siswa tentang manfaat yang akan didapat dari mata pelajaran

yang dipelajari sehingga mereka tidak semangat mengikuti pembelajaran.

Sejarah dikatakan pelajaran yang membosankan karena cara

penyampaian oleh guru yang mengajar. Terkadang guru sejarah hanya

mengajar berpandukan buku teks, menulis nota di papan hitam/putih, fotokopi

nota-nota ringkasan tulisan tangan dan menyuruh kepada pelajarnya

menempel di buku nota dan baca. Semasa sesi pembelajaran, guru akan

membaca fakta-fakta ringkas yang ada dalam buku teks, dan pelajar disuruh

membaca uraiannya di rumah. Interaksi antara pelajar memang ada, tetapi sesi

tanya jawab juga berdasarkan fakta dan hafalan, seperti perlunya mengingat

tarikh - tarikh penting, dan nama - nama tokoh

(http://audifaliq.wordpress.com/2011/01/09/mengapa-kita-perlu-belajar-dari-

sejarah/)

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur dari keberhasilan

siswa mengikuti pembelajaran. Sedangkan hasil belajar yang baik harus

didukung oleh pembelajaran yang berkualitas yang mampu melibatkan

keaktifan dan kreatifitas peserta didik. Oleh karena itu perlu diterapkan

pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik.

Pada saat ini sudah banyak tersedia pembelajaran inovatif yang dapat

melibatkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik salah satunya adalah model

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

6

pembelajaran Lawatan Sejarah.

Menurut Cahyo Budi Utomo (Makalah Seminar Sejarah, 2007), Lawatan

Sejarah adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs bersejarah (a trip

to historical sites). Menurut Susanto Zuhdi lawatan sejarah adalah suatu

program penjelajahan masa lalu melalui kunjungan ke tempat-tempat

bersejarah. Tempat bersejarah tersebut dapat berupa makam tokoh, tempat

pengasingan, komunitas masyarakat, dan juga pusat-pusat kegiatan ekonomi

(Lestariningsih, 2007:3).

Lawatan Sejarah merupakan model pembelajaran yang dilakukan

dimana siswa melakukan perjalanan mengunjungi situs bersejarah. Pada

kegiatan lawatan sejarah ini, siswa di perkenalkan mengenai sumber, bukti

dan fakta sejarah langsung. Misalkan sumber lisan, dimana siswa dapat

bertanya langsung kepada saksi atau pelaku sejarah dan siswa tidak hanya

berpanduan pada buku saja, melainkan melakukan kegiatan lawatan ini

sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran sejarah. Selain itu

dengan adanya model lawatan sejarah ini dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa.

Lawatan sejarah di lakukan di situs sejarah yang berada di Kabupaten

Magelang. Situs sejarah adalah daerah dimana ditemukan benda-benda

purbakala. Benda-benda purbakala tersebut di antaranya: istana-istana,

makam, masjid dan candi. Situs di Kabupaten Magelang banyak sekali

peninggalan-peninggalan terutama candi-candi yang bercorak Hindu dan

Buddha. Candi adalah bangunan keagamaan yang dipengaruhi oleh

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

7

kebudayaan India yang berintikan alam pikiran Hindu dan Buddha. Sifat

keagamaan dan kesakralan candi bagi masyarakat masa lampau dapat dilihat

dari arsitektur dan maknanya. Candi juga berfungsi sebagai tempat beribadah

agama Hindu dan Buddha dan sebagai tempat memuliakan raja yang sudah

meninggal.

Candi-candi peninggalan agama Hindu Budha yang digunakan sebagai

lawatan sejarah yaitu Candi Mendut, Candi Ngawen, dan Candi Pawon.

Ketiga candi tersebut terletak di Kabupaten Magelang. Setiap candi memiliki

karateristik yang berbeda-beda. Dengan adanya model pembelajaran lawatan

sejarah maka siswa akan dapat mengetahui bukti sejarah dan fakta secara

langsung.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, peneliti bermaksud

mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model

Lawatan Sejarah Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas VII SMP

Negeri 3 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015“. Dengan menggunakan

model lawatan sejarah maka diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemasalahan di atas, dalam penelitian ini akan

diangkat beberapa permasalahan, yaitu:

1. Bagaimanakah penerapan model lawatan sejarah pada pembelajaran

sejarah?

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

8

2. Adakah pengaruh penggunaan model lawatan sejarah terhadap hasil belajar

siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mendapatkan gambaran tahapan-tahapan dari penerapan

pembelajaran model lawatan sejarah pada pembelajaran sejarah kelas VII

SMP Negeri 3 Magelang.

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model lawatan sejarah terhadap

hasil belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoretis

Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi oleh

pihak yang berkepentingan untuk penelitian lebih lanjut mengenai hasil

belajar sejarah siswa.

2. Secara Praktis

a. Pihak Guru

1) Memberikan alternatif model pembelajaran yang tepat sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2) Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan ketrampilan memilih

model pembelajaran yang bermanfaat dalam pembelajaran.

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

9

b. Pihak Siswa

1) Penggunaan model pembelajaran lawatan sejarah pada

pembelajaran sejarah diharapkan dapat membantu siswa dalam

memahami materi sejarah sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar sejarah siswa.

2) Dapat memberikan hal yang positif dalam peningkatan hasil belajar

sejarah siswa.

c. Pihak Sekolah

Dapat memberikan sumbangan yang baik dalam upaya perbaikan

proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya

mata pelajaran sejarah.

E. Batasan Istilah

1. Model Lawatan Sejarah

Lawatan Sejarah adalah upaya untuk menjadikan sejarah sebagai

kata kerja. Sejarah sebagai praktik akan lebih menyenangkan bagi siswa

untuk belajar, apalagi dengan berwisata mengajak siswa mengunjungi

situs dan monumen bersejarah. Lawatan sejarah adalah suatu program

penjelajahan masa lalu melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah.

Tempat bersejarah tersebut dapat berupa makam tokoh, tempat

pengasingan, komunitas masyarakat, dan juga pusat-pusat kegiatan

ekonomi (Lestariningsih, 2007:3).

Menurut Cahyo Budi Utomo (Makalah Seminar Sejarah, 2007),

Lawatan Sejarah adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

10

bersejarah (a trip to historical sites). Jika mencermati uraian di muka,

khususnya tentang pengembangan model pembelajaran berbasis teori

belajar yang berkembang, maka Lawatan Sejarah dapat dikembangkan

sebagai model pembelajaran sejarah.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah Menurut Tri Anni (2004), hasil belajar

merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah

mengalami aktivitas belajar.

Menurut Sudjana (2005: 22), hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman-

pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan

pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional.

Hasil belajar secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam tiga

ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah

kognitif merupakan ranah yang berhubungan dengan intelektual dan

penalaran seseorang. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif menjadi

tolok ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran siswa.

Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari

dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Menurut Syaodih

Sukmadinata (2009: 162-165) yang termasuk faktor internal adalah faktor

fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan

kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah

faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

11

pembelajaran). Suprijono (2011: 6) mengemukakan tiga faktor utama yang

mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi

berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah

kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model

pembelajaran yang digunakan.

Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar

sejarah aspek kognitif pada materi perkembangan masyarakat kebudayaan

dan pemerintahan Hindu-Budha serta peninggalan-peninggalannya. Kelas

VII SMP Negeri 3 Magelang tahun ajaran 2014/2015.

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

10

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Pembelajaran Sejarah

Menurut Slameto (2003: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.Pengertian belajar menitikberatkan pada 3

unsur pokok, yaitu perubahan tingkah laku, pengalaman, lamanya waktu

perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar atau dengan kata lain

perubahan tersebut relatif menetap (Winataputra, 2007:8). Perubahan

tingkah laku yang dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif,

dan psikomotorik.

Unsur-unsur yang terdapat dalam belajar meliputi: pembelajar,

stimulus, memori, dan respon. Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal belajar.Faktor internal meliputi aspek fisik, psikis,

dan sosial. Oleh karena itu, agar belajar dapat berlangsung efektif pada

siswa, guru harus menguasai bahan belajar, keterampilan pembelajaran,

dan evaluasi pembelajaran secara terpadu.

Teori yang berkaitan dengan belajar dinamakan dengan dengan

teori belajar.Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai

bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa.Berdasarkan suatu teori

belajar, suatu pembelajaran diharapkan dapat lebih meningkatkan

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

11

perolehan siswa sebagai hasil belajar.Teori-teori baru dalam psikologi

pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivisk.

Teori kontruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang

bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta suatu makna dari apa yang

dipelajari. Beda dengan teori behavioristik yang memahami hakikat

belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan

respon, sedangkan teori kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai

kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan

memberi makna pada pengetahuannya.

Menurut teori konstruktivisme, pengetahuan bukanlah kumpulan

fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagi

konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun

lingkungannya (Rifa‟i & Catharina, 2009: 225).Paradigma konstruktivistik

memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal

sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi

dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Guru memiliki peran

membantu agar proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan

lancar.

Teori belajar konstruktivisme ini sesuai untuk pembelajaran

sekarang, karena dalam perkembangannya pembelajaran tidak hanya

didominasi oleh guru saja tetapi lebih dari itu. Siswa mempunyai peran

dalam belajar sehingga terjadilah interaksi dalam proses belajar. Selain itu

menurut teori ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

12

pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan

kepada siswa.Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam

benaknya.

Belajar menurut teori kontruktivisme bukanlah sekedar menghafal,

akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.

Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti guru, akan

tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu.

Pengetahuan hasil dari “pemberian” tidak akan bermakna. Adapun

pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan

itu oleh setiap individu akan memberi makna mendalam atau lebih

dikuasai dan lebih lama tersimpan/diingat dalam setiap individu.

Adapun tujuan dari teori kontruktivisme adalah sebagai berikut:

1) Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung

jawab siswa itu sendiri.

2) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan

dan mencari sendiri pertanyaan.

3) Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan

pemahaman konsep secara lengkap.

4) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang

mandiri.

5) Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

Pembelajaran menurut aliran behavioristik merupakan perubahan

perilaku, karena terjadi interaksi atau hubungan antara linkungan dengan

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

13

pembelajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 205). Perubahan perilaku manusia

sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan beragam

pengalaman kepada seseorang. Lingkungan merupakan stimulus yang

dapat mempengaruhi dan atau mengubah kapasitas untuk merespon

(Winataputra, 2007: 24).

Pembelajaran berdasarkan teori kontemporer adalah pembelajaran

yang didasarkan pada teori konstruktivisme. Pembelajaran

konstruktivisme mengkritisi konsep pembelajaran yang selama ini belajar-

mengajar dalam arti cenderung berpusat pada guru di pihak lain cenderung

berpusat pada subyek belajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 220).

Konstruktivisme berpegang kepada pandangan keaktifan siswa dalam

mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan interaksinya dalam pengalaman

belajar yang diperoleh. Dalam hal ini, pengajar dan siswa sama-sama aktif,

siswa aktif mengkonstruksi pengetahuan pengajar dan pengajar sebagai

fasilitator.

Pembelajaran secara umum dapat diartikan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah

ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000:24). Pembelajaran juga

didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk mengorganisasikan atau

mengatur lingkungan baik fisik, maupun non fisik sehingga dapat

digunakan untuk kegiatan proses belajar. Pembelajaran adalah setiap

perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari

pengalaman. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

14

dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri.

Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara

langsung dapat diamati.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

pemerolehan ilmu danpengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata

lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat

seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,

walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,

guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi

pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek

kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta

keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran

memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru

saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara

guru dengan peserta didik. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,

dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran

(Hamalik, 2009:57).

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

15

Berdasarkan teori-teori pembelajaran tadi, dapat ditarik sejumlah

prinsip belajar mengajar sebagi berikut (Hamalik, 2009: 54-55).

a. Belajar senantiasa bertujuan yang berkenaan dengan perkembangan

perilaku siswa.

b. Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu.

c. Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-daya, membentuk hubungan

asosiasi, dan melalui penguatan.

d. Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman,

berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman.

e. Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh guru

maupun secara tak langsung melalui bantuan pengalaman sebagai

pengganti.

f. Belajar dipengaruhi oleh faktor internal individu dan faktor eksternal

individu.

g. Belajar sering dihadapkan kepada masalah dana kesulitan yang perlu

dipecahkan.

h. Hasil belajar dapat ditransferkan ke dalam situasi lain.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran sejarah adalah proses interaksi antar siswa dengan guru

dalam kegiatan belajar mengajar yang mengkaji tentang peristiwa masa

lampau yang membawa pengaruh besar untuk masa kini dan masa yang

akan datang.

a) Tujuan Pelajaran Sejarah

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

16

Pengajaran sejarah di sekolah bertujuan agar siswa

memperoleh kemampuan berpikir historis melalui melalui pemahaman

sejarah. Melalui pengajaran sejarah dapat mengembangkan kompetensi

untuk berpikir secara kronologis. Pengetahuan tentang masa lalu dapat

digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan,

perubahan serta keragaman sosial budaya masyarakat.

Mata pelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam

kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan

berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk baik di tingkat

lokal, nasional dan global.

a) Fungsi Mata Pelajaran Sejarah

Sejarah merupakan salah satu bagian dari kelompok ilmu

yang berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sejarah untuk diajarkan

pada semua. Jenjang sekolah adalah menanamkan semangat

kebangsaan, cinta tanah air, bangsa dan negara.

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

17

Pengajaran sejarah dapat berfungsi dalam mengembangkan

kepribadian peserta didik terutama dalam hal:

1) Membangkitkan perhatian serta minat sejarah kepada

masyarakat sebagai satu kesatuan komunitas.

2) Mendapatkan insiprasi dari cerita sejarah, baik dari kisah-kisah

kepahlawanan maupun peristiwa-peristiwa yang merupakan

tragedi nasional untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

3) Tidak mudah terjebak pada opini, karena dalam berpikir

mengutamakan sikap kritis dan rasional dengan dukungan fakta

yang benar.

2. Hasil Belajar

Hasil (prestasi) adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika

mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah

(Tu‟u 2004: 75). Hasil belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai, atau

angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa

dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya (Tu‟u, 2004:75).

Hasil belajar atau yang disebut prestasi belajar dalam penelitian ini

adalah berupa angka-angka tertentu yang tercantum dalam nilai raport,

prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Winkel (2004: 162),

menyatakan: “Prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai. Belajar

adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan,

kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan

dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan afektif.

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

18

Secara singkat belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang

merupakan hasil dari pengalaman.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan

kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan

mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap

dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu

itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam

perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu

tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu

terbentuk dan berkembang melalui proses belajar. Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolahnya sifatnya relatve,

artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi belajar siswa

sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi, faktor-faktor tersebut

saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu

faktor, akan dapat mempengarui keberhasilan seseorang dalam belajar.

Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di

sekolah didukung oleh faktor internal dan eksternal sperti tersebut di atas.

Hasil belajar dapat dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang

optimal menunjukkan sebagai berikut: kepuasan dan kebanggaan yang dapat

menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa menambah

keyakinan dan kemampuan dirinya, hasl yang dicapai bermakna bagi siswa,

dan hasil belajar yang diperoleh siswa komprehensif atau menyeluruh yang

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

19

mencakup ranah kognitif, pengetahuan, afektif, psikomotorik, serta

keterampilan atau perilaku. Kemampuan siswa mengontrol atau menilai hasil

yang dicapai maupun proses dan usaha belajar.

Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:

a. Faktor Intern, di antaranya:

1. Faktor Jasmaniah, di antaranya adalah : faktor kesehatan dan cacat

tubuh.

2. Faktor Psikologi, di antaranya adalah : intelegensi; perhatian; minat;

bakat; motif;kematangan;kesiapan

3. Faktor kelelahan

b. Faktor ekstern, di antaranya:

1. Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan

sebagainya.

2. Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, disiplin, alat

pengajaran, dan sebagainya.

3. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media,

dan sebagainya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa

di sekolah sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini

terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor

yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

20

yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat

mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian,

tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung

oleh faktor internal dan eksternal seperti yang tersebut di atas.

3. Model Lawatan Sejarah

Lawatan sejarah adalah upaya untuk menjadikan sejarah sebagai

kata kerja. Sejarah sebagai praktik akan menyenangkan bagi siswa untuk

belajar, apalagi dengan berwisata mengajak siswa mengunjungi situs dan

monumen bersejarah. Lawatan sejarah adalah suatu program penjelajahan

masa lalu melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah. Tempat

bersejarah tersebut dapat berupa makam tokoh, tempat pengasingan,

komunitas masyarakat, dan juga pusat-pusat kegiatan ekonomi

(Lestariningsih, 2007:3).

Menurut Cahyo Budi Utomo (Makalah Seminar Sejarah, 2007),

Lawatan Sejarah adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs

bersejarah ( a trip to historical sites). Jika mencermati uraian di muka,

khususnya tentang pengembangan model pembelajaran berbasis teori

belajar yang berkembang, maka Lawatan Sejarah dapat dikembangkan

sebagai model pembelajaran sejarah baik dengan basis teori behavioristik,

kognitif, maupun konstruktivistik. Tinggal bagaimana guru dan murid

mengemasnya. Tentu saja, kalau kita mengikuti perkembangan baru.

Terutama paradigma baru yang dijadikan rujukan yang mendasari

penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, yang dituangkan baik pada UU

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

21

tentang Sisdiknas maupun Peraturan Menteri tentang Standart Kompetensi

dan Implementasinya, maka sangat jelaslah bahwa paradigma

pembelajaran kontruktivisme menjadi pilihan utamanya.

Mengamati perkembangan penyelenggaraan pendidikan di

Indonesia, gejala diterimanya paradigma kontruktivisme dan tren

pembelajaran quantum sungguh menggembirakan. Hal ini terbukti dari

mulai maraknya kegiatan-kegiatan pendidikan baik formal (sekolah)

maupun non formal (pelatihan, workshop, atau bahkan seminar lokakarya)

yang dikemas dalam bentuk Edutainment.

Kita sudah lama mengenal istilah learning by doing, maka learning

by experience adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan

“Edutainment”. Edutainment yaitu sebuah konsep yang saat ini sedang

dikembangkan oleh berbagai lembaga pendidikan formal (sekolah)

maupun non formal (lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pelatihan,

workshop, atau seminar). Bahkan dinegara maju, edutainment telah

ditopang oleh teknologi yang maju, sehingga sebutannya menjadi

edutainment and technotainment (Edutechnotainment). Progam ini diakui

telah membuka sumber daya baru, perkakas dan strategi untuk

mengangkat capaian siswa ke tingkat yang lebih tinggi (McKenzie, 2000).

Edutainment adalah akronim dari “education and entertainment”.

Dapat diartikan sebagai progam pendidikan atau pembelajaran yang

dikemas dalam konsep hiburan sedemikian rupa, sehingga tiap-tiap peserta

hampir tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang diajak untuk

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

22

belajar atau untuk memahami nilai-nilai (value), sehingga kegiatan

tersebut memiliki nuansa yang berbeda dibandingkan dengan

pembelajaran biasa.

Edutainment dapat digunakan untuk mengemas model

pembelajaran melalui lawatan sejarah. Aplikasinya tergantung dari

kebutuhan dan impact yang diharapkan oleh peserta. Lawatan sejarah yang

dikemas dalam Edutainment akan menjadi lebih menarik bagi peserta.

Sebenarnya lawatan sejarah ini hanyalah kendaraan saja. Yang terpenting

adalah muatannya, baik itu internal maupun external issues, misalnya

educational vision and mission, self esteem, sense of belonging, awarding,

appreciation, product knowledge, atau competency.

Beberapa testimony mengungkapkan bahwa setelah mengikuti

lawatan sejarah tingkat daerah (Laseda) maupun tingkat nasional

(Lasenas- sudah 5 kali sejak 2003), peserta merasa memperoleh “sesuatu

yang baru” yang berbeda dengan sebelumnya (Kompas, 06 September

2003). Hal tersebut secara teoritik bukan hal yang mengherankan. Ada

faktor-faktor kunci sukses yang terkumpul dalam diri peserta, serta

positive mental attitude, knowledge, skill, dan habit. Dengan melihat

faktor-faktor tersebut, maka pendekatan penting dikembangkan adalah

memberikan motivasi pada faktor positive mental attitude. Tekniknya

dilakukan dengan menggali keinginan seseorang yang paling dalam dan

menjadikannya sebagai main need atau main good. Sedang outputnya

nanti adalah momentum seseorang untuk berubah.

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

23

Pada tahap persiapan setiap rancangan kegiatan, maka guru

bertanggungjawab penuh menentukan scedule, dimana mereka secara

cermat memperhitungkan alokasi waktu menit per menit. Harus dirancang

agar tidak ada jeda yang menyebabkan acara jenuh. Hal ini dapat

dikembangkan teknik-teknik entertainment seperti sounds, diantaranya

music, ilustration, video presentation, inspirational message, games. Suatu

variasi yang direkomendasikan oleh pembelajaran kontruktivisme dengan

quantum learningnya.

Tiap-tiap pembicara yang terlibat dalam kegiatan ini saling

berkoordinasi antara satu dengan yang lainnya. Mereka dapat saling

mengisi dan saling menguatkan pesan (message), muatan (qoute) serta

materi (material) yang akan disampaikan sebagai suatu cotinual synergy

yang memiliki benang merah, yang akan memudahkan peserta untuk

memahami pembelajaran yang disampaikan secara sederhana.

Lawatan sejarah ini dapat dilaksanakan dalam waktu mulai dari

setengah hari hingga tiga hari, baik indoor maupun outdoor, misalnya di

ballroom hotel, aula, lapangan terbuka, pool side, atau camp didaerah

pegunungan atau pantai diluar kota, tergantung situs sejarahnya tentu saja.

Lamanya kegiatan, penggunaan equipments serta penentuan aplikasi

materi-materi outbound mempengaruhi hasil akhir, yang dapat berupa soft,

middle, atau high impact. Artinya semakin tinggi impact yang dihasilkan,

semakin tinggi pula motivasi orang tersebut setelah selesai mengikuti

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

24

lawatan sejarah. Bahkan ia akan dapat secara positif mempengaruhi dan

memotivasi teman yang lainnya.

Menurut Mills (1989) dalam Cahyo Budi Utomo (2010:40), model

adalah bentuk representasi akurat, sebagai proses actual yang

memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak

berdasarkan model itu. Hal itu merupakan interpretasi atas hasil observasi

dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.

Perumusan model mempunyai tujuan :

1. Memberikan gambaran kerja sistem untuk periode tertentu, dan

didalamnya secara implisit terdapat seperangkat aturan untuk

melaksanakan perubahan.

2. Memberikan gambaran tentang fenomena tertentu menurut

diferensiasi waktu atau memproduksi seperangkat aturan yang

bernilai bagi keteraturan sebuah sistem.

3. Memproduksi model yang mempresentasikan data dan format

ringkas dengan komplesitas rendah.

Dengan demikian, suatu model dapat ditinjau dari aspek mana kita

memfokuskan suatu pemecahan permasalahannya. Pengertian model

pembelajaran dalam konteks ini, merupakan landasan praktik pembelajaran

hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar, yang

direncanakan berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi

KTSP dan implikasinya pada tingkat operasional dalam pembelajaran.

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

25

Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang

digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan

memberi petunjuk kepada pengajar didalam kelas dalam setting pengajaran.

Untuk menetapkan model mengajar yang tepat, merupakan suatu pekerjaan

yang tidak mudah, karena memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai

materi yang akan diberikan dan model mengajar yang dikuasai (Utomo,

2010:40).

Memilih suatu model mengajar, harus juga disesuaikan dengan realitas

yang ada dan situasi kelas yang akan dihasilkan dari proses kerjasamanya

yang dilakukan antara guru dan peserta didik. Meskipun dalam menentukan

model mengajar yang cocok itu tidak mudah, tetapi guru harus memilih

asumsi, bahwa hanya ada model mengajar yang sesuai dengan model belajar.

Apabila guru mengharapkan peserta didiknya menjadi produktif, maka guru

harus membiarkannya dia berkembang sesuai dengan gayanya masing-masing.

Guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar peserta

didik(Utomo, 2010:41).

Model-model pengajaran merupakan hasil dari perjuangan para guru

yang telah berhasil membuat jalan baru bagi kita untuk melakukan penelitian.

Semua guru membuat sebuah reportoar tentang berbagai praktik pengajaran

agar mereka berinteraksi dengan para siswa dan mempertajam

lingkungan/suasana saat mengajar siswi-siswinya. Beberapa praktik ini

menjadi sasaran kajian formal, diteliti dan dipoles sehingga menjadi model-

model yang dapat kita gunakan dalam mengembangkan skill-skill propesional

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

26

untuk tugas-tugas pengajaran. Model-model pengajaran sebenernya juga bisa

dianggap sebagai model-model pembelajaran. Saat kita membantu siswa

memperoleh informasi, gagasan, skill, nilai cara berfikir, dan tujuan

mengekspresikan diri mereka sendiri, kita sebenarnya tengah mengajari

mereka untuk belajar. Pada hakikatnya, hasil intruksi jangka panjang yang

paling penting adalah bagaimana siswa mampu meningkatkan kapabilitas

mereka untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif pada masa yang

akan datang, baik karena pengetahuan dan skill yang mereka peroleh maupun

karena penguasaan mereka tentang proses belajar yang baik (Joyce, 2009:6-7).

Bruce Joyce, dkk (2009) dalam bukunya Models of Teaching, model-

model pengajaran di kelompokkan ke dalam empat kelompok pengajaran yang

para anggotanya memiliki orientasi pada (sikap) manusia dan bagaimana

mereka belajar. Kelompok-kelompok tersebut adalah:

Kelompok Model Pengajaran Memproses Informasi (the information-

processing family)

Kelompok Model Pengajaran Sosial (the social family)

Kelompok Model Pengajaran Personal (the personal family)

Kelompok Model Pengajaran Sistem Perilaku (the behavioral system

family)

Pada kegiatan lawatan sejarah ini, siswa di perkenalkan mengenai

sumber, bukti dan fakta sejarah langsung. Misalkan saja sumber lisan, dimana

siswa dapat bertanya langsung kepada saksi atau pelaku sejarah. Kemudian

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

27

siswa menyaksikan secara langsung jejak-jejak sejarah berupa bangunan-

bangunan bersejarah serta monumen peringatan.

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan model lawatan sejarah

ini, pertama adalah kegiatan pembelajaran teori yang dilakukan oleh guru di

dalam kelas pada pertemuan pertama. Kemudian pada jam mata pelajaran

siswa diajak ketempat bersejarah, tetapi jam mata pelajaran nantinya akan di

ambil jam pelajara terakhir. Pada pertemuan kedua di dalam kelas dilakukan

evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

Lawatan sejarah di lakukan di situs sejarah yang berada di Kabupaten

Magelang. Situs sejarah adalah daerah dimana ditemukan benda-benda

purbakala. Benda-benda purbakala tersebut di antaranya: istana-istana,

makam, masjid dan candi. Situs di Kabupaten Magelang banyak sekali

peninggalan-peninggalan terutama candi-candi yang bercorak Hindu dan

Buddha. Candi adalah bangunan keagamaan yang dipengaruhi oleh

kebudayaan India yang berintikan alam pikiran Hindu dan Buddha. Sifat

keagamaan dan kesakralan candi bagi masyarakat masa lampau dapat dilihat

dari arsitektur dan maknanya. Candi juga berfungsi sebagai tempat beribadah

agama Hindu dan Buddha dan sebagai tempat memuliakan raja yang sudah

meninggal.

Candi-candi peninggalan agama Hindu Budha yang di gunakan

sebagai lawatan sejarah yaitu Candi Mendut, Candi Ngawen, dan Candi

Pawon. Ketiga candi tersebut terletak di Kabupaten Magelang. Setiap candi

memiliki karateristik yang berbeda-beda. Dengan adanya model pembelajaran

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

28

lawatan sejarah maka siswa akan dapat mengetahui bukti sejarah dan fakta

secara langsung.

Melawat ke masa lampau perjalanan bangsa ini, berarti pula kita dapat

memupuk terus sumber motivasi membangun kebersamaan untuk

kesejahteraan bersama. Dalam konteks belajar sejarah, kebersamaan menjadi

prioritas yang dibangun melalui komitmen dan tindakan nyata. Dalam konteks

inilah jaringan ke Indonesiaan dapat pula kita lacak melalui situs-situs

bangunan bersejarah dan lingkungan masyarakat tempatan. Bahkan melalui

tradisi lisan atau sejarah lisan yang menyimpan kenangan tentang pejuang atau

tokoh dapat pula kita telusuri kembali asal usulnya.

Sebagai sebuah contoh dalam kegiatan ini misalnya pada tahun 2006,

dilaksanakan program lawatan sejarah ke Propinsi Bangka Belitung. Peserta

yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia setelah diseleksi diajak untuk

mengikuti program lawatan sejarah selama 5 hari. Bangka Belitung

mempunyai peran yang sangat besar dalam menentukan nasib negara

Indonesia. Setelah Yogyakarta diserang oleh Belanda, Sukarno Hatta

ditangkap dan diasingkan. Soekarno dan Agus Salim tiba di Pelabuhan

Pangkalbalam (Bangka) pada 5 Februari 1949, dari pengasingannya di Parapat

dengan pesawat Catalina untuk bergabung dengan tokoh-tokoh lain yang

diasingkan ke Bukit Menumbing Bangka. Selama di pengasingan ini Soekarno

dan tokoh-tokoh lainnya seperti Agus Salim, Soepomo, dr. J. Leimena

mengadakan perundingan dengan Belanda dari perundingan di Pangkalpinang

inilah kemudian lahir perundingan Roem Royen pada 7 Mei 1949. Atas dasar

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

29

perundingan inilah kemudian Soekarno dan Hatta pada tanggal 6 Juli 1949

kembali ke Yogyakarta. Dan Bung Karno mengatakan bahwa pada saat ini

“dari Pangkalpinang pangkal kemenangan bagi perjuangan”.

Selain itu Bangka Belitung mempunyai tempat-tempat bersejarah yang

sangat beragam. Pada tahun 1770 Sultan Palembang Darussalam Mahmud

Badaruddin II mendatangkan pekerja-pekerja Cina untuk menambang timah

guna meningkatkan produksi Timah di Pulau Bangka. Sejak itulah mulai

berdatangan orang-orang Cina dari Siam, Cina Selatan, Malaka. Para pekerja

Cina ini kemudian membentuk komunitas tersendiri dan mengadakan

perkawinan dengan penduduk asli Bangka. Sehingga di Pangkal Pinang

banyak terdapat kelenteng dan bangunan berasitektur Cina. Selama mengikuti

kegiatan lawatan sejarah di Pulau Bangka, peserta diajak untuk mengunjungi

tempat-tempat bersejarah tidak hanya yang bersifat death monument tetapi

juga komunitas-komunitas penduduk baik kampung Cina maupun Islam.

Karena kegiatan ini dibiayai oleh pemerintah tentu peserta seolah-olah

dimanjakan baik tempat penginapan maupun transportasi dan fasilitas lainnya

(Lestariningsih dalam makalah seminar nasional 2007).

Dalam kegiatan lawatan sejarah untuk kegiatan pembelajaran ini letak

perbedaanya adalah tempat, ruang lingkup, peserta, serta biaya pelaksanaan,

kalau kegiatan lawatan yang telah dipaparkan sebelumnya adalah merupakan

program pemerintah dimana ruang lingkupnya adalah nasional, pesertanya

adalah siswa yang terpilih dari berbagai sekolah, serta biaya sepenuhnya di

tanggung oleh pemerintah. Sedangkan lawatan sejarah dalam pembelajaran ini

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

30

ruang lingkupnya adalah lokalitas, dengan maksud memperkenalkan

peninggalan bersejarah yang ada di sekitar lingkungan siswa. Pelaksanaannya

secara konseptual tidak jauh berbeda, yaitu mengunjungi tempat-tempat

bersejarah. Selain itu kreatifitas guru dalam pelaksanaan model lawatan

sejarah sangat diperlukan agar kegiatan ini bisa menarik minat siswa dalam

mempelajari bidang studi sejarah/pelajaran sejarah yang selama ini di ajarkan.

F. Kerangka Berpikir

Pembelajaran sejarah di SMP Negeri 3 Magelang masih menggunakan

pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru seperti metode ceramah

konvensional, sehingga pembelajaran masih bersifat satu arah.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah

mengalami aktivitas belajar sehingga aktivitas belajar siswa mempengaruhi

tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar sejarah siswa

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun

faktor dari luar (eksternal). Menurut Syaodih Sukmadinata (2009: 162-165)

yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis

(misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif),

sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan

instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran).

Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah model pembelajaran

yang digunakan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan hasil belajar sejarah adalah model pembelajaran yang

dipadukan dengan metode pembelajaran inovatif yang memiliki komponen

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

31

yang disusun berdasarkan teori belajar serta dirancang untuk mempengaruhi

hasil belajar siswa yaitu model lawatan sejarah.

Model lawatan sejarah ini, siswa di perkenalkan mengenai sumber,

bukti dan fakta sejarah secara langsung. Misalkan sumber lisan, dimana siswa

dapat bertanya langsung kepada saksi atau pelaku sejarah dan siswa tidak

hanya berpanduan pada buku saja melainkan melakukan kegiatan lawatan ini

sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran sejarah. Selain itu

dengan adanya model lawatan sejarah ini dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa.

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

32

Kerangka berpikir penelitian pegaruh penggunaan model lawatan

sejarah terhadap hasil belajar siswa ditunjukkan pada Gambar 1:

Gambar 1. Kerangka Berpikir penelitian pengaruh penggunaan

model lawatan sejarah terhadap hasil belajar siswa.

G. Hipotesis

PROSES PEMBELAJARAN SEJARAH

1. Guru belum menggunakan model

pembelajaran yang inovatif.

2. Siswa hanya berpedoman pada buku saja.

1. Siswa cepat merasa jenuh saat

mengikuti pembelajaran sejarah.

2. Hasil belajar siswa belum optimal.

MODEL

LAWATAN

SEJARAH

1. Siswa di

perkenalka

n mengenai

sumber dan

fakta

secara

langsung.

HASIL BELAJAR SISWA MENJADI

OPTIMAL

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

33

Hipotesis mengandung pengertian suatu pendapat yang kebenarannya

masih harus dibuktikan terlebih dahulu. Hipotesis yang akan diuji dalam

penelitian ini adalah:

1.Ho

Tidak ada pengaruh hasil belajar sejarah siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah.

2. Ha

Ada pengaruh signifikan hasil belajar sejarah siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah.

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh dalam

melaksanakan penelitian. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka penelitian

harus berdasarkan pada metode yang dapat dipertanggung jawabkan

kebenarannya meliputi:

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis penelitian Quasi

Eksperimen. Quasi Eksperimen merupakan metode eksperimen yang

mengikuti prosedur dan memenuhi syarat eksperimen seperti kelompok

kontrol, pemberian perlakuan, serta pengujian hasil. Namun dalam

pengontrolan variable hanya dilakukan terhadap satu variable yang dipandang

paling dominan (Sukmadinata,2009: 58-59).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif jenis eksperimen. Sugiyono (2012: 72) menyatakan bahwa

penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan. Menurut Margono (2009: 110) penelitian eksperimen

merupakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna

membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Penelitian ini membagi kelompok menjadi dua, yakni kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Satu kelompok diberi perlakuan khusus

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

35

tertentu dan satu kelompok lagi dikendalikan pada suatu keadaan yang

pengaruhnya dijadikan sebagai pembanding (Margono,2009:110). Kelompok

eksperimen merupakan kelompok yang mendapat perlakuan, yakni dengan

menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah dalam pembelajaran

sejarah. Kelompok kontrol adalah sebagai kelompok pembanding untuk

kelompok eksperimen. Kelompok kontrol menggunakan metode ceramah.

Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar peserta didik.

Penelitian eksperimen ini menggunakan desain Nonequivalent Control

Group Design, desain ini hampir sama dengan Pretest-Posttes Control Grup

Design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2012: 116).

Tabel 1. Desain Penelitian Eksperimen

Kelompok Pre-Test Treatment Post-Test

Eksperimental X

Kontrol -

Keterangan :

: Pre-Test Kedua Kelompok

: Post-Test Kedua Kelompok

X : Treatment atau perlakuan (Model Pembelajaran Lawatan Sejarah)

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang akan diteliti, yaitu kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Prosedur penelitian ini meliputi langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Mengambil 2 kelas penelitian, yaitu 1 kelas sebagai kelas kontrol dan 1

kelas eksperimen.

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

36

2. Menyusun intrumen penelitian yang meliputi Perangkat Pembelajaran,

lembar kerja siswa, lembar observasi, soal Pre-Test dan Post-Test.

3. Melakukan uji coba perangkat test, serta menghitung validitas dan

realiabilitas.

4. Memberikan Pre-Test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

5. Memberikan perlakuan sebanding, pada kelompok eksperimen

pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran Lawatan Sejarah.

6. Memberikan Post-Test pada kedua kelompok.

7. Hitung perbedaan antara hasil Pre-Test dan Post-Test

-masing kelompok.

8. Perbandingan perbedaan-perbedaan tersebut, untuk menentukan apakah

penerapan perlakuan X itu berkaiatan dengan perubahan yang lebih besar

pada kelompok eksperimental.

9. Uji hipotesis (Uji-t, Uji Regresi) untuk menentukan apakah ada pengaruh

dalam hasil tes itu yang signifikan.

B. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 3

Magelang tahun ajaran 2014/2015 sebagai populasi penelitian. Peserta didik

kelas VII terdiri atas delapan kelas yaitu kelas VII A sampai dengan VII H.

Jumlah peserta didik masing-masing kelas adalah sebagai berikut: kelas VII

A berjumlah 32 peserta didik, kelas VII B berjumlah 32 peserta didik, kelas

VII C berjumlah 31 peserta didik, kelas VII D berjumlah 31 peserta didik,

Page 54: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

37

kelas VII E berjumlah 30 peserta didik, kelas VII F berjumlah 30 peserta

didik, kelas VII G berjumlah 30 peserta didik, dan kelas VII H berjumlah 29

peserta didik.

Meskipun terdiri atas beberapa kelas yang berbeda, seluruh kelas

sebagai kelas populasi tersebut merupakan satu kesatuan, karena

keseluruhannya mempunyai kesamaan-kesamaan, yaitu peserta didik tersebut

berada dalam tingkat yang sama, yaitu kelas VII, peserta didik tersebut berada

dalam semester yang sama yaitu semester 2, peserta didik tersebut

mendapatkan pengajaran yang sama dengan kurikulum SMP Negeri 3

Magelang dengan guru pengajar yang sama.

C. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari yang diambil dari populasi

dan yang nantinya akan diteliti (Arikunto, 2010: 130). Dinamakan penelitian

sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian

sampel. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga

diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Sampling Purposive. Teknik ini dipakai karena pengambilan sampel

tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik penentuan sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu. Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelas yang

diambil dengan tekhnik Sampling Purposive (purposif sampel).

Page 55: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

38

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian dalam

satuan penelitian.

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variable terikat

(Arikunto,2009:119). Variable bebas dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran

Lawatan Sejarah.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel akibat adanya variabel bebas

(Arikunto,2009:119). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil

belajar peserta didik yang berupa nilai tes mata pelajaran sejarah kelas VII

SMP Negeri 3 Magelang tahun ajaran 2014/2015 yang diperoleh setelah

proses pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan

untuk menguji hipotesis yang diajukan (Sanjaya, 2006:205).

1. Observasi

Metode observasi ini digunakan untuk mengambil data aktifitas

siswa dalam pembelajaran yang dijadikan sampel peneliti yaitu kelas VII

D dan VII E. Selain itu observasi juga dilakukan untuk mendapatkan data

kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Page 56: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

39

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar nama

dan jumlah siswa yang akan menjadi kelas sampel. Disamping itu untuk

mendapatkan nilai ulangan blok semester ganjil pada kelas VII. Skor

inilah yang akan dimanfaatkan untuk menguji sampel pada tahap

pendahuluan (sebelum perlakuan).

3. Tes

Metode tes adalah pengumpulan data yang bertujuan untuk

mengetahui hasil dari perlakuan. Menurut Nana Sudjana, tes sebagai

penelitian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa

untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),

dalam bentuk tulisan (tes tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes

tindakan) (Sudjana, 2005:35). Metode ini dipilih, karena dianggap sebagai

metode yang paling tepat dalam rangka mencari pemecahan yang terdapat

dalam penelitian yang menjadi dasar penulisan skripsi ini. Tes yang

digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Pre Test

Pre test merupakan uji untuk menyamakan kedudukan masing-

masing kelompok sebelum dilakukan eksperimen pada sampel

penelitian. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai nilai pre test

yaitu hasil pre test siswa kelas VII D dan VII E sebelum diberikan

perlakuan.

Page 57: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

40

b. Post Test

Post test merupkan uji akhir eksperimen atau tes akhir, yaitu tes

yang dilaksanakan setelah eksperimen. Tujuan post test ini adalah untuk

mendapatkan bukti pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah

terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang.

Langkah-lagkah penyusunan perangkat tes antara lain sebagai

berikut:

1) Menentukan materi pelajaran

2) Menentukan alokasi waktu

3) Membuat kisi-kisi soal

4) Membuat perangkat tes, yakni dengan menulis petunjuk/pedoman

mengerjakan serta membuat kunci jawaban

5) Menganalisis hasil tes

F. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrument penelitian dilakukkan setelah perangkat tes

tersusun. Hal ini bertujun untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran soal,

daya beda soal, dan reliabilitas. Setelah perangkat tes diuji cobakan, langkah

selanjutnya dilakukan analisis. Analisis dilakukan dengan tujuan supaya

instrumen yang dipakai untuk memperoleh data benar-benar dapat dapat

dipercaya. Analisis perangkat uji coba meliputi:

Page 58: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

41

1) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2009:64). Suatu instrumen

yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrmen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,

2009:69). Pengujian validitas internal dapat menggunakan dua cara, yaitu

analisis faktor dan analisis butir. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan analisis butir dengan menyekor soal yang kemudian

ditabulasi dan dimasukkan dalam rumus korelasi product moment, dengan

rumus :

rxy = koefisien korelasi x dan y

N = Jumlah responden

X = Jumlah skor butir soal

Y = Jumlah skor total yang benar

(Arikunto, 2009:70).

2222

Y X - XY

YYNXXN

Nrxy

Page 59: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

42

2

2

11S

pqS

1-k

k r

Hasil perhitungan validitas soal adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Perhitungan Validitas Soal

Kriteria No butir soal Jumlah

Valid 2, 3, 4, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

19, 20, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33,

34, 35, 36, 37, 38, 39, 40

30

Tidak

valid

1, 5, 6, 9, 10, 18, 21, 22, 24, 31 10

Perhitungan validitas soal dapat dilihat pada lampiran 14.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut

dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2009:86).

keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = p - 1)

k : banyaknya butir soal

S : standar deviasi dari tes (akar dari varians)

Page 60: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

43

Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh harga r11

sebesar

0.828 harga r11

tersebut terletak pada interval 0,80 ≤ r11

< 1,00 termasuk

kategori reliabilitas sangat tinggi. Perhitungan realibilitas selengkapnya

dapat dilihat di lampiran 10

3. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan

besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks

diskriminasi ini berkisar antara 0,00 – 1,00 (Arikunto, 2009:211).

Daya pembeda soal dari masing-masing soal digunakan dengan

tujuan untuk mengetahui kualitas soal tersebut dalam membedakan siswa

yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Langkah-langkah untuk

menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut:

a. Merangking skor hasil tes uji coba, yaitu megurutkan hasil tes siswa

mulai dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.

b. Mengelompokkan seluruh peserta tes menjadi 2 kelompok, yaitu

kelompok atas dan kelompok bawah.

Untuk menghitung daya pembeda soal pilihan ganda dapat

digunakan rumus sebagai berikut

A

BA

JS

JBJBDP

atau

B

BA

JS

JBJBDP

(Arikunto, 2009:214).

Keterangan:

Page 61: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

44

= jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.

= jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.

= jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan salah.

= jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan salah.

Klasifikasi daya pembeda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

DP = 0,00 adalah sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 adalah jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 adalah cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 adalah baik

0,70 < DP ≤ 1,00 adalah sangat baik (Arikunto, 2009: 218)

Hasil perhitungan daya pembeda dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3. Hasil Perhitungan Daya Beda Soal

Kriteria DP No Butir Soal Jumlah

Sangat Jelek - -

Jelek 2, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25,

26, 27, 29, 31, 33, 34, 35, 37, 38,

39, 40

31

Cukup 3, 4, 8, 19, 28, 30, 32, 36 8

Baik 1 1

Sangat baik - -

Perhitungan tentang daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 14.

4. Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak

terlalu sukar, dengan perhitungan tingkat kesulitan soal dapat diketahui

soal yang mudah atau sukar yang ditujukan dengan indeks kesukaran soal.

AJB

BJB

AJS

BJS

Page 62: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

45

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut

indeks kesukaran (difficulty index) (Arikunto, 2009:207-208). Untuk

menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:

IK =BA

BA

JSJS

JBJB

Keterangan:

IK : Tingkat kesukaran

JBA : Jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas

JBB : Jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah

JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas

JSB : Banyaknya siswa pada kelompok bawah

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

IK = 0,00 adalah soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 adalah soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 adalah soal sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 adalah soal mudah (Arikunto, 2009:210).

Tabel 4. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran

Kriteria No. Butir Soal Jumlah

Sukar 4, 5, 13, 18, 28, 31 6

Sedang 2, 3, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 17, 21, 22,

25, 32, 36, 37,

16

Mudah 1, 7, 14, 16, 19, 20, 23, 24, 26, 27, 29,

30, 33, 34, 35, 38, 39, 40

18

Perhitungan tentang tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 14.

Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran,

dan daya pembeda soal maka jumlah soal yang memenuhi kriteria sebagai

Page 63: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

46

alat ukur sebanyak 30 butir yaitu soal nomor 2, 3, 4, 7, 8, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 19, 20, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,

40.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian yang dilaksanakan, analisis data terbagi menjadi tiga

tahap yaitu, analisis data populasi, analisis tahap awal, dan analisis tahap

akhir.

1. Analisis Data Populasi

Analisis data populasi ini dilakukan sebelum peneliti mengambil

sampel dari populasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah

populasi yang digunakan sebagai objek penelitian yang memiliki keadaan

awal yang sama yaitu bersifat homogen. Data yang digunakan bisa

menggunakan nilai harian sebelumnya.

2. Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal dilakukan sebelum penelitian dimulai atau

sebelum peneliti memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dan

kelas kontrol. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kelas

sampel, apakah berada dalam kondisi awal yang sama atau tidak. Data

yang digunakan dalam analisis ini adalah data hasil nilai pre test sejarah.

3. Analisis Tahap Akhir

Analisis tahap akhir ini dilakukan guna untuk menguji hipotesis

Page 64: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

47

penelitian. Data yang digunakan bersumber pada hasil post test terhadap

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui data nilai tes

hasil belajar siswa berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat

ditentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data. Jika

data berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistic

parametik. Jika data tidak berdistribusi normal, maka statistic yang

digunakan adalah statistic non parametik. Uji normalitas dalam

penelitian ini menggunakan program SPSS versi 21 dengan uji One

Sample Kolmogorof-Smirnov Test. Hipotesis dalam pengujian ini

adalah

: data berdistribusi normal

: data tidak berdistribusi normal.

Kaidah pengambilan keputusan:

Jika Sig > 0,05, maka Ha diterima yang berarti data berdistribusi

normal,

Jika Sig < 0,05, maka Ha ditolak yang berarti data berdistribusi tidak

normal.

b. Uji Kesamaan Dua Varian (Uji Homogenitas)

Page 65: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

48

Langkah ini bertujuan untuk mengetahui homogenitas data

hasil belajar sejarah pokok bahasan pergerakan nasional pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan. Perhitungan uji

homogenitas dilakukan dengan uji Levene Test dengan menggunakan

program SPSS. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

: = (varians homogen)

: (varians tidak homogen)

Dengan kritria:

Jika Sig > 0,05, maka Ha diterima yang berarti data homogen,

Jka Sig < 0,05, maka Ha ditolak yang berarti data tidak homogen.

c. Uji Hipotesis

1) Uji T

Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

hasil belajar sejarah di kelas eksperimen. Apakah hasil belajar

kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Dalam uji

hipotesis ini menggunakan One Sample Test. Hipotesis yang

digunakan alam uji anova adalah sebagai berikut:

: Tidak ada perbedaan rata-rata nilai antara siswa yang diberikan

model pembelajaran Lawatan Sejarah.

: Ada perbedaan rata-rata nilai antara siswa yang diberikan

model pembelajaran Lawatan Sejarah.

Page 66: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

49

Uji One Sample Test analisis menggunakan program SPSS

21 dengan hipotesis seperti diatas, dengan kriteria diterima Ha jika

Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05.

2) Uji Regresi

Untuk menguji adanya pengaruh model pembelajaran Lawatan

Sejarah terhadap hasil belajar sejarah digunakan rumus sebagai

berikut:

Persamaan regresi: = a+bx

Keterangan:

= subyek dalam variable dependen yang diprediksikan

a = harga Y ketika harga x = 0 (harga konstan)

b = angka arah koefisien regresi

x = subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu

Persamaan ini menggunkan program SPSS 21 dengan analisis

linear. Persamaan regresi bisa dilihat dari tabel Unstandardized

Coefficients B.

a) Uji Keberartian

Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui berarti atau

tidak berartinya koefisien arah regresi. Hipotesis yang digunakan

dalam uji keberartian adalah sebagai berikut:

H0 : koefisien arah regresi tidak berarti

Ha : koefisien arah regresi berarti

Page 67: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

50

Uji keberartian ini menggunkan program SPSS 21 dengan

hipotesis seperti diatas, dengan kriteria diterima Ha, Jika Fhitung > Ftabel

dengan df pembilang = 1 dan df penyebut = (n-2) dengan taraf

signifikansi = 5%, maka Ha diterima. Jadi koefisien arah regresi

berarti.

Sedangkan jika Fhitung < Ftabel dengan df pembilang = 1 dan df

penyebut = (n-2) dengan taraf signifikansi = 5%, maka Ha ditolak.

Jadi koefisien arah regresi tidak berarti

b) Uji Linearitas Regresi

Uji linearitas regresi ini bertujuan untuk mengetahui

persamaan garis regresi linear atau tidak linear. Dalam uji linearitas

regresi ini menggunakan uji analisis regresi linear sederhana.

Hipotesis yang digunakan dalam uji analisis regresi linear sederhana

adalah sebagai berikut:

: Persamaan garis regresi tidak membentuk linear

: Persamaan garis regresi membentuk linear

Uji regresi linear analisis menggunakan program SPSS 21

dengan hipotesis seperti diatas, dengan kriteria diterima Ha jika Sig.

kurang dari 0,05.

c) Koefisien Korelasi Pada Regresi Linear Sederhana

Uji koefisien korelasi ini bertujuan untuk mengetahui

besarnya kontribusi variable bebas terhadap variable terikat. Uji

koefisien korelasi ini menggunakan program SPSS 21 dengan analisi

Page 68: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

51

regresi linear. Dilihat tabel ANOVA terdapat nilai R Square atau

koefisien determinasi (KD) yang menunjukkan seberapa bagus

model regresi yang dibentuk oleh interaksi variable bebas dan

variable terikat.

Page 69: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambar Umum Lokasi Penelitian

Gedung SMP Negeri 3 Magelang didirikan di atas areal tanah

seluas ± 6088 di Jl Elo Jetis Nomor 33 Kodya Magelang. Ruang kelas

terdiri dari 24 ruangan. Ruangan tersebut digunakan untuk menampung

kelas VII A s/d VII H, VIII A s/d VIII H dan IX A s/d IX H. Ukuran ruang

kelas rata-rata 9 x 7 m2.

Sekolah ini memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan

pembelajaran maupun kegiatan sekolah lainnya antara lain gedung kelas,

labolatorium, masjid, rumah dinas, kantor, WC, lapangan basket/upacara,

lapangan olah raga, area parkir, dan beberapa fasilitas lainnya. Keadaan

gedung yang ada di SMP Negeri 3 Magelang baik kondisi kelas, kantor,

masjid maupun perpustakaan cukup baik.

SMP Negeri 3 Magelang telah menerapkan pembelajaran berbasis

multimedia. Oleh karena itu, setiap kelas di SMP Negeri 3 Magelang telah

dilengkapi LCD Projector. Disamping itu, untuk mendukung pembelajaran

berbasis multimedia tersebut, SMP Negeri 3 Magelang memiliki dua

laboratorium computer, satu laboratorium computer untuk siswa dan satu

laboratorium untuk guru. SMP Negeri 3 Magelang juga dilengkapi

dengan hotspot area untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

Page 70: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

53

Sarana dan prasarana SMP Negeri 3 Magelang dapat dikatakan

cukup lengkap. SMP Negeri 3 Magelang memiliki 24 ruang kelas terdiri

dari 8 kelas VII, 8 kelas VIII dan 8 kelas IX. 1 ruang guru, 1 ruang kepala

sekolah, 1 ruang Tata Usaha (TU), 1 ruang BK, 1 ruang OSIS, 1 ruang

pramuka, 1 ruang serbaguna, 5 laboratorium, 1 ruang perpustakaan, 1

ruang UKS, 1 ruang koperasi sekolah, 1 mushola, aula dan beberapa

kamar mandi guru dan siswa.

Prestasi SMP Negeri 3 Magelang tidak kalah dengan sekolah lain.

Sekolah ini mampu meraih prestasi yang baik melalui prestasi akademik,

olahraga, dan seni berhasil diraih siswa siswi SMP Negeri 3 Magelang.

Serta diadakan kegiatan ekstrakulikuler mulai dari kegiatan olah raga,

akademik, MTQ, PMR, Pramuka dan kesenian. Kemampuan guru dalam

mengelola dan menyampaikan materi didalam kelas juga sangat membantu

dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh sekolah.SMP Negeri 3

Magelang terletak di Jl. Jl Elo Jetis Nomor 33 Kodya Magelang. Batas-

batas lahan SMP Negeri 3 Magelang diantaranya sebelah utara Jalan Elo

Jetis dan rumah warga, sebelah barat rumah warga Menowo, sebelah timur

perumahan dan rumah warga, sebelah selatan Jalan Cemara 7 dan rumah

warga Menowo. Kebersihan di lingkungan SMP Negeri 3 Magelang

memiliki tingkat kebersihan yang sangat baik. Setiap pagi dan pada jam-

jam tertentu (misalnya saat istirahat dll) petugas kebersihan selalu

membersihkan lingkungan sekolah. Di setiap kelas juga dibentuk regu

piket harian untuk membersihkan kelas sehingga kebersihannya memang

Page 71: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

54

sangat terjaga. Di setiap depan ruangan terdapat tempat sampah dan

beberapa kelas terdapat tempat cuci tangan (wastafel) di bagian depan.

Kondisi taman dan kebun juga rapi dan menambah kesan asri di SMP

Negeri 3 Magelang. Di setiap depan ruangan disediakan tempat sampah

yang menyebabkan tidak ada sampah yang tercecer sembarangan. Yang

juga menarik dari SMP Negeri 3 Magelang, di bagian belakang

perpustakaan ada sebuah kolam ikan yang dibuat dengan memanfaatkan

air dari selokan yang cukup bersih dan banyak debitnya.

Kondisi kebersihan kelas juga sudah cukup baik karena sebelum

pulang sekolah para siswa biasanya membersihkan kelas. Namun

berdasarkan hasil interview kepada siswa bahwa ternyata masih banyak

siswa yang membuang sampah sembarangan. Walaupun SMP Negeri 3

Magelang dikelilingi jalan umum, namun tingkat pengguna jalan di sekitar

sekolah terbilang cukup sepi sehingga tingkat kebisingan rendah. Hal ini

membuat suasana KBM tetap berjalan dengan baik dan nyaman, tidak

terganggu suara bising kendaraan yang lalu-lalang.

SMP Negeri 3 Magelang memiliki visi dan misi. Visi SMP Negeri

3 Magelang adalah Disiplin, Bermutu dan Berbudi Pekerti Luhur.

Sedangkan misi dari SMP Negeri 3 Magelang meliputi: mengadakan

kegiatan yang berkaitan dengan profesi masing-masing bidang,

mensukseskan manajemen berbasis sekolah, meningkatkan peran dan

fungsi komite sekolah, melaksanakan pengembangan kurikulum satuan

pendidikan, melaksanakan peningkatan sarana pendidikan, melaksanakan

Page 72: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

55

pengembangan system penilaian, melaksanakan peningkatan kualitas

SDM, meningkatkan mutu bidang akademik dan non akademik,

meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

meningkatkan lingkungan yang bersih dan sehat.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi

menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 12 Januari-21 Februari 2015 bertempat di SMP

N 3 Magelang, pada siswa kelas VII mata pelajaran Sejarah. Pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampling Purposive. di

mana pengambilan sampel dengan memilih dua kelas berdasarkan

pertimbangan tertentu.

a. Pembelajaran pada Kelas Eksperimen

Pada penelitian ini yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas

VII E. Sebagai tolak ukur nilai awal sebelum dikenakan perlakuan,

maka guru mengadakan pre test terlebih dahulu. Pre test ini dilakukan

pada saat pertemuan pertama. Setelah diadakan pre test kemudian hasil

dari pre test tersebut, diperoleh untuk kelas eksperimen mendapat nilai

tertinggi 80 dan nilai terendah 40 dengan rata-rata 61,6667.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model

pembelajaran Lawatan Sejarah. Setelah dilakukan pre test kemudian

dilanjutkan dengan menjelaskan tentang metode pembelajaran yang

akan dipakai dalam pembelajaran sejarah dan sedikit masuk ke materi

Page 73: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

56

pelajaran yang membahas tentang perkembangan masyarakat,

kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu Buddha serta

peninggalan-peninggalannya dengan menggunakan model

pembelajaran Lawatan Sejarah.. Lawatan Sejarah tersebut

mengunjungi tiga Candi di Jawa Tengah yaitu Candi Ngawen, Candi

Mendut dan Candi Pawon. Sebelum melaksanakan kegiatan lawatan

siswa sudah di beritahu terlebih dahulu bahwa materi pelajaran sejarah

akan di lakukan di luar kelas. Pada saat Lawatan Sejarah guru

menyampaikan materi perkembangan Hindu Buddha di Indonesia

meliputi perkembangan agama Hindu Buddha, persebaran Budaya

Hindu Buddha di Indonesia, peta jalur masuk dan persebaran budaya

Hindu Buddha di Indonesia, perkembangan kerajaan Hindu Buddha di

Indonesia dan peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Hindu Buddha

di Indonesia.

Lawatan sejarah di laksanakan ditiga candi yaitu Candi Ngawen,

Candi Mendut, dan Candi Pawon. Sebelum pemberangkatan menuju

situs yang akan dituju siswa dikondisikan terlebih dahulu. Candi

pertama yang dikunjungi Candi Ngawen. Pada saat di Candi Ngawen

guru menyampaikan materi selain itu juga guru menjelaskan sejarah

tentang Candi Ngawen . Setelah Candi Ngawen Lawatan Sejarah di

laksanakn di Candi Mendut dan yang terakhir di Candi Pawon. Jadi

setiap mengunjungi situs guru menyampaikan materi serta menjelaskan

Page 74: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

57

situs-situs yang dikunjungi. Materi mengenai Candi Ngawen, Candi

Mendut, dan Candi Pawon terdapat pada lampiran 26.

Pada pertemuan kedua, guru mengulas materi yang di sampaikan

saat lawatan sejarah, setelah itu guru memberikan post test kepada

siswa untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan

yaitu model pembelajaran Lawatan Sejarah. Guru bersama siswa

mencocokkan post-test dan mengambil nilai kognitif siswa. Guru

mengumumkan nama siswa yang mendapatkan nilai terbaik. Guru

memberikan penghargaan dan pujian kepada siswa yang mendapat nilai

terbaik dan memberikan masukan agar lebih meningkatkan prestasinya.

Dari hasil post test diperoleh nilai tertinggi 96,66 dan nilai terendah

73,33 dengan rata-rata 83,33. Jadwal kegiatan lawatan terdapat pada

Lampiran 25.

b. Pembelajaran pada kelas Kontrol

Pada penelitian ini yang menjadi kelas kontrol adalah kelas VII D.

Sebagai tolak ukur nilai awal sebelum dikenakan perlakuan, maka guru

mengadakan pre test terlebih dahulu. Pre test ini dilakukan pada saat

pertemuan pertama. Setelah diadakan pre test kemudian hasil dari pre

test tersebut, diperoleh untuk kelas kontrol mendapat nilai tertinggi 80

dan nilai terendah 40 dengan rata-rata 63,87. Proses pembelajaran pada

kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Setelah dilakukan pre

test kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan tentang sub-materi

tentang perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada

Page 75: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

58

masa Hindu Buddha serta peninggalan-peninggalannya menggunakan

metode ceramah.

Pada pertemuan kedua, Guru mengajar sub-materi tentang

persebaran Budaya Hindu Buddha di Indonesia menggunakan metode

ceramah dengan bantuan media power point. Selama proses

pembelajaran juga dengan tanya jawab dengan siswa tentang materi

tersebut.

Pada pertemuan ketiga, masih sama dengan pertemuan kedua yaitu

guru mengajar dengan metode ceramah tentang sub-materi peta jalur

masuk dan persebaran budaya Hindu Buddha di Indonesia dan

perkembangan kerajaan Hindu Buddha di Indonesia dan peninggalan-

peninggalan sejarah bercorak Hindu Buddha di Indonesia. Guru

menjelaskan materi dengan bantuan media power point dan melakukan

tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang sedang dipelajari.

Pada pertemuan keempat, guru memberikan post test kepada siswa

untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan yaitu

dengan metode ceramah. Guru bersama siswa mencocokkan post-test

dan mengambil nilai kognitif siswa. Guru mengumumkan nama siswa

yang mendapatkan nilai terbaik. Guru memberikan penghargaan dan

pujian kepada siswa yang mendapat nilai terbaik dan memberikan

masukan agar lebih meningkatkan prestasinya. Dari hasil post test

diperoleh nilai tertinggi 93,33 dan nilai terendah 60 dengan rata-rata

77,22.

Page 76: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

59

3. Analisis Data

a) Analisis Data Populasi

Analisis data populasi dilakukan sebelum penelitian. Analisis ini

bertujuan untuk mengetahui adanya kesamaan kondisi awal populasi.

Data yang digunakan adalah nilai ulangan harian sejarah siswa kelas

VII SMP Negeri 3 Magelang.

1) Uji Normalitas Populasi

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji

normalitas data nilai ujian akhir semester sejarah dapat dilihat pada

tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Populasi

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

VII A .209 30 .002 .891 30 .005

VII B .208 30 .002 .891 30 .005

VII C .203 30 .003 .882 30 .003

VII D

VII E

VII F

VII G

VII H

.194

.182

.166

.201

.178

30

30

30

30

30

.006

.013

.035

.003

.017

.896

.902

.904

.886

.895

30

30

30

30

30

.007

.009

.010

.004

.006

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.

Page 77: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

60

Berdasarkan perhitungan untuk data populasi diperolah

nilai sig untuk tiap-tiap kelas > 5% dengan demikian dapat

dikatakan data berdistribusi normal. Hasil analisis menyimpulkan

data ulangan harian sejarah berdistribusi normal sehingga uji

selanjutnya memakai statistik parametrik.

2) Uji Homogenitas Populasi

Uji homogenitas populasi dilakukan untuk mengetahui bahwa

populasi bersifat homogen. Oleh karena itu sebelum pengambilan

sampel dilakukan uji homogenitas dengan uji levene test

menggunakan program SPSS 21. Hasil uji homogenitas dapat dilihat

pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Populasi

Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

0.43 7 238 .1000

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada lampiran 15.

Berdasarkan perhitungan untuk data populasi diperoleh

nilai sig untuk tiap-tiap kelas > 5 % dengan demikian dapat

dikatakan data bersifat homogen.

b) Analisis Data Tahap Awal

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 3

Magelang tentang pengaruh penggunaan model Lawatan Sejarah

Page 78: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

61

terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang

tahun pelajaran 2014/2015, di bawah ini dijelaskan hasil penelitian

analisis tahap awal.

Data yang digunakan untuk melakukan analisis tahap awal

adalah data pre test dalam pembelajaran sejarah materi perkembangan

masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu Buddha

serta peninggalan-peninggalannya. Gambaran umum hasil nilai

kognitif pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada

Tabel 7.

Tabel 7. Gambaran Umum Hasil Nilai Kognitif Pre Test

Sumber Variasi Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Jumlah siswa 30,00 31,00

Nilai rata-rata 61,66 63,87

Simpangan baku 10,19 7,40

Nilai tertinggi 80,00 80,00

Nilai terendah 40,00 40,00

Rentang 40,00 40,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada lampiran 15.

Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas

eksperimen = 61,66 , simpangan baku = 10,19, nilai tertinggi = 80,00,

dan nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 40,00. Sedangkan

untuk kelas kontrol keterangan nilai rata-rata kelas kontrol diperoleh

keterangan nilai rata–rata = 63,87, simpangan baku = 7,40, nilai

tertinggi = 80,00, sedangkan nilai terendahnya adalah 40,00.

Page 79: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

62

1) Kelas Kontrol

a. Uji Normalitas Data Pre Tes

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis

normalitas ini dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

menggunkan SPSS 21. Hasil perhitungan uji normalitas data pre

test disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test

Pre Test

Kontrol

N

Normal Parametersa,b

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Absolute

Positive

Negative

31

19.16

2.223

.192

.192

-.181

1.067

.205

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15 .

Berdasarkan perhitungan untuk data pretest diperoleh nilai

Signifikansi > 0.05 dengan demikian dapat dikatakan data

pretest berdistribusi normal. Hasil analisis ini digunakan sebagai

pertimbangan dalam analisis selanjutnya dengan menggunakan

statistik parametrik.

Page 80: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

63

b. Uji Homogenitas

Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test dapat

disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data

Pre Test

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.328 6 17 .298

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi >

0,05. Karena nilai signifikansi > taraf signifikansi jadi dapat

disimpulkan data awal antara kelas kontrol mempunyai varian yang

sama dengan kata lain data pre test homogen.

2) Kelas Eksperimen

a) Uji Normalitas Data Pre Tes

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis

normalitas ini dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

menggunkan SPSS 21. Hasil perhitungan uji normalitas data pre

test disajikan pada Tabel 10.

Page 81: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

64

Tabel 10. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test

Pre Test

Eksperimen

N

Normal Parametersa,b

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Absolute

Positive

Negative

30

18.50

3.060

.165

.112

-.165

.903

.388

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.

Berdasarkan perhitungan untuk data pretest diperoleh nilai

Signifikansi > 0.05 dengan demikian dapat dikatakan data pretest

berdistribusi normal. Hasil analisis ini digunakan sebagai

pertimbangan dalam analisis selanjutnya dengan menggunakan

statistik parametrik.

b) Uji Homogenitas

Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test dapat

disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians

Data Pre Test

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.328 6 17 .298

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.

Page 82: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

65

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi > 0,05.

Karena nilai signifikansi > taraf signifikansi jadi dapat

disimpulkan data awal antara kelas eksperimen mempunyai varian

yang sama dengan kata lain data pre test homogen.

c) Analisis Data Tahap Akhir

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar

post test aspek kognitif. Gambaran umum hasil kognitif post test kelas

eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Gambaran Umum Hasil Aspek Kognitif Post Test

Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah siswa 30,00 31,00

Nilai rata-rata 83,11 77,22

Simpangan baku 6,60 8,12

Nilai tertinggi 96,66 93,33

Nilai terendah 73,33 60

Rentang 23,33 33,33

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.

Dari tabel di atas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas

eksperimen= 83,11, simpangan baku = 6,60, nilai tertinggi = 96,66

dan nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 73,33. Sedangkan

untuk kelas kontrol diperoleh keterangan nilai rata–rata = 77,22,

simpangan baku = 8,12, nilai tertinggi = 93,33 sedangkan nilai

terendahnya adalah 60.

Page 83: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

66

1) Kelas Kontrol

a) Uji Normalitas Data Post Tes

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis

normalitas ini dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Test menggunakan SPSS 21. Hasil perhitungan uji normalitas

data post test disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test

Post Test Kontrol

N

Normal Parametersa,b

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Absolute

Positive

Negative

31

24.94

1.982

.158

.158

-.100

.881

.420

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.

Berdasarkan perhitungan untuk data pretest diperoleh

nilai Signifikansi > 0.05 dengan demikian dapat dikatakan data

post test berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Hasil perhitungan uji homogenitas data post test dapat

disajikan pada Tabel 14.

Page 84: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

67

Tabel 14. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians

Data Post Test

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.381 4 22 .273

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi >

0,05. Karena nilai signifikansi > taraf signifikansi jadi dapat

disimpulkan data akhir antara kelas kontrol mempunyai varian

yang sama dengan kata lain data post test homogen.

2) Kelas Eksperimen

a) Uji Normalitas Data Post Tes

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis

normalitas ini dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Test menggunkan SPSS 21. Hasil perhitungan uji normalitas

data post test disajikan pada Tabel 15.

Page 85: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

68

Tabel 15. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test

Post Test

Eksperimen

N

Normal Parametersa,b

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Absolute

Positive

Negative

30

23.17

2.437

.141

.094

-.141

.771

.592

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.

Berdasarkan perhitungan untuk data post test

diperoleh nilai Signifikansi > 0.05 dengan demikian dapat

dikatakan data pretest berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Hasil perhitungan uji homogenitas data post test dapat

disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians

Data Post Test

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.328 6 17 .298

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi

> 0,05. Karena nilai signifikansi > taraf signifikansi jadi dapat

Page 86: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

69

disimpulkan data akhir antara kelas eksperimen mempunyai

varian yang sama dengan kata lain data post test homogen.

3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data pre test

dapat disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata data Pre

Test

Test Value = 0

T Df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Post

Eks

70.042 30 .000 24.935 24.21 25.66

Post

Kon

52.077 29 .000 23.167 22.26 24.08

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.

Hipotesis yang digunakan :

Ho: Tidak Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Ha: Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria pengambilan keputusan:

Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau () = 0,05.

Banyaknya siswa untuk kelas eksperimen = 30 dan banyaknya

siswa untuk kelas kontrol = 31 diperoleh nilai signifikan = 0,00

Page 87: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

70

H0 diterima apabila nilai sig > 0,05

H0 ditolak apabila niali sig < 0,05

Maka dapat disimpulkan Ho ditolak sehingga terdapat perbedaan

nilai rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

4) Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

regresi linear sederhana. Analisis regresi untuk mengukur ada

tidaknya pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah

terhadap hasil belajar sejarah kelas VII SMP Negeri 3 Magelang.

Dalam analisis ini dapat diketahui beberapa hal antara lain: uji t,

persamaan regresi, dan koefisien determinasi.

a) Uji Regresi

Uji regresi dalam penelitian digunakan untuk mengetahui

adanya pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah

terhadap hasil belajar sejarah siswa, yang diimplementasikan

pada kelas eksperimen.

1) Persamaan Regresi

Hasil perhitungan untuk persamaan regresi dengan

uji analize regresi linear menggunakan program SPSS 21.

Hasil perhitungan persamaan regresi dapat disajikan pada

tabel 18.

Page 88: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

71

Tabel 18. Hasil Perhitungan Uji Persamaan Regresi.

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

T Sig.

B Std.

Error

Beta

(Constant) 17.782 2.901 6.130 .000

Post Test

Eksperimen

.373 .150 .419 2.482 .019

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada lampiran 15.

Diperoleh nilai a= 17,782 dan b= 0,373. Persamaan

pengaruh model pembelajaran dengan Lawatan Sejarah terhadap

hasil belajar sejarah siswa

2) Uji Keberartian

Uji keberartian dengan uji F menggunakan program SPSS

21. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 19. Daftar Uji F (ANOVA)

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 20.653 1 20.653 6.161 .019b

Residual 97.218 29 3.352

Total 117.871 30

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.

Berdasarkan data tersebut, didapat nilai Fhitung = 6.161;

dengan df1 pembilang = 1 dan df2 =29 diperoleh nilai Ftabel = 4.18

Page 89: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

72

Karena F hitung > F tabel maka H0 ditolak, jadi koefisien arah

regresi berarti.

3) Uji Linearitas

Uji keberartian dengan uji F menggunakan program SPSS

21. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 20. Daftar Uji F (ANOVA)

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 20.653 1 20.653 6.161 .019b

Residual 97.218 29 3.352

Total 117.871 30

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.

Berdasarkan data tersebut, didapat nilai signifikansi =

0,019. Karena nilai signifikansi < taraf signifikansi maka Ho

ditolak model regresi linear.

4) Koefisien Korelasi Pada Regresi Linear Sederhana

Uji koefisien korelasi ini bertujuan untuk mengetahui

besarnya kontribusi variable bebas terhadap variable terikat. Uji

koefisien korelasi ini menggunakan program SPSS 21 dengan

analisi regresi linear. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 21. Daftar Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .086a .700 .028 3.10249

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Page 90: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

73

Berdasarkan data tersebut, didapat nilai koefisien determinasi =

0,700.

5) Uji hipotesis

Uji hipotesis ini dengan uji analisis regresi linear sederhana

menggunakan SPSS 21. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

data sebgai berikut:

Tabel 22. Hasil Perhitungan Uji Analisis Regresi Linear

Sederhana

Model Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficient

s

T Sig.

B Std.

Error

Beta

(Constant) 17.782 2.901 6.130 .000

Post Test

Eksperimen

.373 .150 .419 2.482 .019

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

tidak ada pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah

terhadap hasil belajar sejarah siswa

ada pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap

hasil belajar sejarah siswa

Nilai signifikansi < taraf signifikansi maka diterima,

dengan kata lain ada pengaruh model pembelajaran Lawatan

Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa, dari perhitungan

Page 91: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

74

diperoleh nilai nilai signifikansi = 0,019 dengan taraf signifikansi =

0,05. Karena nilai signifikansi = 0,019< 0,05= taraf signifikansi

maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti ada

pengaruh yang signifikan model pembelajaran Lawatan Sejarah

terhadap hasil belajar sejarah siswa.

Dari perhitungan uji koefisien determinasi diperoleh =

0,700,. Hal ini berarti 70,0% hasil belajar sejarah siswa ditentukan

oleh model pembelajaran Lawatan Sejarah dengan dan sisanya

30,0% dipengaruhi oleh faktor lain.

4. Peningkatan hasil belajar siswa

Analisis Peningkatan hasil belajar siswa dilakukan untuk

mengetahui hasil studi eksperimen tentang pengaruh model pembelajaran

Lawatan Sejarah mampu meningkatkan hasil belajar siswa, untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 23. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

No Kelas

nilai rata rata Peningkat

an

%

Peningkatan

Normal

Gain

Kriteria

faktor g

Pre

test

Posttes

t

pretest –

posttest

Pretest-

posttest

pretest –

posttest

pretest -

posttest

1 Eksperi

men 61,66 83,33 21,67 35,14% 56%

Sedang

2 Kontrol 63,87 77,22 13,35 20,90% 36% Rendah

Page 92: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

75

Dari tabel di atas diperoleh keterangan % peningkatan untuk kelas

eksperimen sebesar 35,14% dan termasuk dalam kategori sedang,

peningkatan untuk kelas kontrol sebesar 20,90% dan termasuk dalam

kategori rendah.

5. Uji Ketuntasan Hasil Belajar

Perhitungan ketuntasan belajar ini mengacu pada KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yang digunakan sekolah, yaitu sebesar 75. Rata-rata

hasil belajar kelas eksperimen sebesar 77,80 dengan persentase ketuntasan

hasil belajar klasikal mencapai 93,33% ≥ 75 %. Rata-rata hasil belajar

kelompok kontrol sebesar 71,08 dengan persentase ketuntasan hasil belajar

klasikal mencapai 61,29% < 75%. Jadi hasil belajar kelompok eksperimen

telah mencapai target ketuntasan kelas, sedangkan kelompok kontrol

belum mencapai target ketuntasan. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa siswa yang diajar dengan pembelajaran Lawatan Sejarah telah

mencapai ketuntasan hasil belajar klasikal. Keterangan data selengkapnya

disajikan pada lampiran 15.

B. Pembahasan

Mata pelajaran sejarah merupakan kajian ilmu yang menjelaskan

tentang peristiwa pada masa lampau yang disertai dengan fakta-fakta yang

jelas. Pembelajaran sejarah di SMP Negeri 3 Magelang masih cenderung

kurang bervariatif karena masih banyak menggunakan metode konvensional

yaitu metode ceramah, sehingga guru belum dapat menciptakan pembelajaran

yang melibatkan partisipasi kelas yang besar, dengan memaksimalkan

Page 93: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

76

keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Setiap peserta didik digali

potensinya untuk mampu membuat pertanyaan dan mengeluarkan pendapat

mengenai suatu permasalahan yang ada dan siswa masih kurang dalam hal

kemampuan berpikir kritis, kreatif, serta mengkonstruksi pengetahuannya.

Peran guru didalam kelas masih sangat dominan dan keterlibatan siswa dalam

proses pembelajaran sangat terbatas, sehingga pembelajaran masih bersifat

satu arah. Hal ini berdampak pada hasil belajar sejarah siswa yang kurang

memuaskan.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur dari

keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran tersebut. Sedangkan hasil belajar

yang baik harus didukung oleh pembelajaran yang berkualitas yakni

pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan dan daya kreatifitas siswa.

Oleh sebab itu perlu dipilih suatu pembelajaran yang mampu melibatkan

keaktifan dan daya kreativitas siswa.

Menurut Cahyo Budi Utomo (Makalah Seminar Sejarah, 2007),

Lawatan Sejarah adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs

bersejarah (a trip to historical sites). Menurut Susanto Zuhdi lawatan sejarah

adalah suatu program penjelajahan masa lalu melalui kunjungan ke tempat-

tempat bersejarah. Tempat bersejarah tersebut dapat berupa makam tokoh,

tempat pengasingan, komunitas masyarakat, dan juga pusat-pusat kegiatan

ekonomi (Lestariningsih, 2007:3).

Lawatan Sejarah merupakan model pembelajaran yang dilakukan

dimana siswa melakukan perjalanan mengunjungi situs bersejarah. Pada

Page 94: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

77

kegiatan lawatan sejarah ini, siswa perkenalkan mengenai sumber, bukti dan

fakta sejarah langsung. Misalkan sumber lisan, dimana siswa dapat bertanya

langsung kepada saksi atau pelaku sejarah dan siswa tidak hanya berpanduan

pada buku saja, melainkan melakukan kegiatan lawatan ini sehingga siswa

tidak bosan dalam mengikuti pelajaran sejarah. Selain itu dengan adanya

model lawatan sejarah ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Analisis data awal diperoleh dari nilai pre test dengan menggunakan

populasi siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang yang terbagi dalam

delapan kelas. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa populasi mempunyai

homogenitas yang sama. Peneliti mengambil sampel berdasarkan

pertimbagan tertentu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling, kemudian diperoleh kelas VII E sebagai kelas

eksperimen menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah dan kelas

VII D sebagai kelas kontrol dengan metode ceramah.

Analisis data akhir hasil belajar siswa pada kelas eksperimen maupun

kelas kontrol diperoleh dari nilai tes tertulis yang dilaksanakan setelah akhir

kegiatan pembelajaran. Berdasarkan diskripsi dan analisis data hasil belajar

siswa diatas, diperoleh keterangan untuk kelompok eksperimen nilai rata-rata

post test adalah 83,33 Untuk kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran

ceramah dengan nilai rata-rata post test adalah 77,22.

Berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata kelompok eksperimen

dan kontrol untuk data pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh

nilai signifikansi > taraf signifikansi yang berarti pada dasarnya secara

Page 95: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

78

keseluruhan tingkat kecerdasan antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol adalah sama. Tanpa kondisi awal yang sama dalam hal ini kecerdasan

siswa yang menjadi sampel penelitian, pengukuran pengaruh suatu metode

pembelajaran tidak dapat dilakukan, karena hasil penelitian membuktikan

bahwa rata-rata hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian adalah sama,

maka penelitian dapat dilakukan. Dari hasil pengujian kesamaan dua rata-rata

data post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakakn uji

t dan uji regresi sederhana. Uji t diperoleh nilai signifikan = 0,00 < 0,05 =

taraf signifikan, maka terdapat perbedaaan hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen dan siswa pada kelas kontrol.

Berdasarkan perhitungan uji regresi linear sederhana nilai signifikansi

< taraf signifikansi maka diterima, dengan kata lain ada pengaruh model

pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa, dari

perhitungan diperoleh nilai signifikansi = 0,019 dengan taraf signifikansi =

0,05. Karena nilai signifikansi = 0,019 < 0,05= taraf signifikansi maka dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan

model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa.

Koefisien determinasi diperoleh = 0,700. Hal ini berarti 70,0% hasil belajar

sejarah siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran dengan Lawatan Sejarah

dan sisanya 30,0% dipengaruhi oleh faktor lain.

Penggunaan model pembelajaran Lawatan Sejarah membuat hasil

belajar yang lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah yang selama

ini digunakan oleh guru sejarah SMP Negeri 3 Magelang. Hal ini dikarenakan

Page 96: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

79

model pembelajaran Lawatan Sejarah memadukan kinerja otak kanan dan

otak kiri, sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, efisien, menyenanngkan, dan dapat berpengaruh terhadap

meningkatnnya hasil belajar sejarah. Oleh karena itu model pembelajaran

Lawatan Sejarah unggul dalam meningkatkan hasil belajar.

Page 97: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

80

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan diperoleh

simpulan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Lawatan Sejarah pada pembelajaran

sejarah di SMP NEGERI 3 MAGELANG berjalan dengan baik dan sesuai

dengan silabus dan RPP yang dirancang oleh peneliti. Hasil belajar siswa

kelas VII SMP Negeri 3 Magelang dalam pembelajaran sejarah yang

menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah diperoleh hasil post

test dengan rata-rata sebesar 83,33. Hasil belajar siswa kelas VII SMP

Negeri 3 Magelang dalam pembelajaran sejarah yang menggunakan

metode ceramah diperoleh hasil post test dengan rata-rata sebesar 77,22.

2. Pembelajaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelag dengan

menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah lebih efektif

dibandingkan dengan pembelajaran sejarah yang tidak diberikan model

pembelajaran Lawatan Sejarah atau menggunakan metode ceramah. Hal

ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis. Berdasarkan hasil uji hipotesis

(uji t dan uji regresi sederhana). Uji t diperoleh nilai signifikan = 0,00 <

0,05 = taraf signifikan, maka terdapat perbedaaan hasil belajar siswa pada

kelas eksperimen dan siswa pada kelas kontrol. Sedangkan uji regresi

sederhana diperoleh nilai signifikansi = 0,019 dengan taraf signifikansi =

Page 98: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

81

0,05. Karena nilai signifikansi = 0,019 < 0,05= taraf signifikansi maka

dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang

signifikan model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar

sejarah siswa. Koefisien determinasi diperoleh = 0,700. Hal ini berarti

70,0% hasil belajar sejarah siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran

dengan Lawatan Sejarah dan sisanya 30,0% dipengaruhi oleh faktor lain.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis akan

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya para guru menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah

karena pembelajaran ini terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar

siswa, dalam menerapkan model ini hendaknya guru mampu berinteraksi

dengan siswa dan mampu menjadi moderator antar siswa agar siswa dapat

belajar lebih aktif.

2. Guru harus mampu mengkondisikan siswa dalam model pembelajaran

Lawatan Sejarah, hal ini dilakukan mengingat pembelajaran dengan

model ini mengharuskan siswa untuk melakukan kegiatan di luar kelas

sehingga siswa berpikir aktif dan kreatif dalam memahami materi

sehingga perlu bimbingan dan arahan dari guru agar selalu terkoordinasi .

Page 99: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

82

Daftar Pustaka

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Penerbit

Ombak.

Anni, Tri Chatarina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES.

Arikunto, Suharsimi. 2010. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang

Press.

Depdiknas. 2005. Materi Latihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

Dan Menengah, Direktorat Pendidikan lanjutan pertama.

Dewanto. 1998. Pengukuran Dan Evaluasi Pendidikan. Semarang: IKIP

Semarang.

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Joyce, Bruce. Dkk. 2009. Models of Teaching Model-model Pengajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kasmadi, Hartono. 1996. Model-Model Dalam Pengajaran Sejarah. Semarang:

IKIP Semarang Press.

Lestariningsih, Amurwani Dwi.2007. Lawatan Sejarah Sebagai Program

Strategis dalam Meningkatkan Kesadaran Sejarah. Makalah Seminar

Nasional (Tidak Diterbitkan). Unnes: Semarang.

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

__________. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Pustaka Umum.

McKenzie, Jamie. (2000). Beyond Edutainment and Technotainment.

http://fno.org/sep00/eliterate.html

Rifa‟i, Achmad & Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Belajar. Semarang.

UNNES PRESS

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Page 100: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

83

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:PT.

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

____________. 2010. Metode Statistka. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tri Anni, Catharina. 2008. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.

TU‟U, Tulus.2004.Peran Disiplin pada Perilaku dan Presentasi Siswa.Jakarta:

PT.Grasindo.

Utomo, Cahyo Budi.2007. Lawatan Sejarah sebagai Metode Pembelajaran

Sejarah. Makalah Seminar Nasional. Semarang: Unnes.

Utomo, Cahyo Budi.2010. Model-Model Pembelajaran Sejarah Yang

Mengaktifkan. Semarang: UNNES PRESS.

Winataputra, Udin S. dkk.2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta

Universitas Terbuka.

Widja, I Gde. 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi P2LPTK..

Wijiasih, Runtut. 2012. Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Sejarah

dengan Model Pembelajaran Problem Posing Pada Siswa Kelas IXD

SMP Negeri 8 Pekalongan. Historia Pedagogia. Sejarah FIS Unnes dan

MGMP Sejarah Provinsi Jawa Tengah, 1 (1): 58-63.

Page 101: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

84

Winkel. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Zuhdi, Susanto. 2007. Lawatan Sejarah sebuah Tawaran Metode Efektif untuk

Pembelajaran Sejarah. Makalah Seminar Nasional. Semarang: Unnes.

(http://audifaliq.wordpress.com/2011/01/09/mengapa-kita-perlu-belajar-dari-

sejarah/).

Kompas, 06 September 2003

Page 102: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

85

Lampiran 1

KISI-KISI SOAL UJI COBA PENELITIAN

Sekolah : SMP N 3 Magelang

Kelas/Semester : VII/ Genap

Tahun Pelajaran : 2014/2015

Mata Pelajaran : Sejarah

Jumlah soal : 40

Waktu : 40 menit

Bentuk soal : Pilihan ganda

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Memahami perkembangan masyarakat

sejak masa Hindu Buddha sampai masa

kolonial Eropa

Mendiskripsikan perkembangan

masyarakat, kebudayaan dan

pemerintahan pada masa Hindu, Budha

serta peninggalan-peninggalannya

Tujuan Pembelajaran :

1. Peserta didik dapat mendiskripsikan perkembangan agama dan

kebudayaan Hindu Buddha

2. Peserta didik dapat membaca dan membuat peta jalur masuk

perkembangannya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia

3. Peserta didik dapat menunjukkan pada peta daerah-daerah yang

dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia

sampai abad 14

4. Peserta didik dapat menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan

Hindu Buddha di Indonesia

Page 103: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

86

NO Materi Pembelajaran Indikator Kelas/II Bentuk

Soal

No

Soal

Tingkat

Kesukaran

1. Perkembangan Agama

Hindu Buddha

Dewa surya

Kitab suci agama

Hindu

Sidharta Gautama

Kasta yang terdiri

golongan petani

dan pedagang

Alasan Golongan

Brahmana

Agama Budha

Kitab ajaran

Budha

Tempat wafatnya

Sidharta

Candi bercorak

Budha

Pengaruh Hindu

Budha dibidang

politik

Persebaran Budaya

Hindu Budha di

Indonesia

Teori Waisya

Teori Brahmana

Peta jalur masuk dan

persebaran budaya Hindu

Budha di Indonesia

Penyebaran

Mengetahui

Dewa Surya

Mengetahui kitab

suci agama Hindu Mengidentifikasi

Sidharta Gautama

Mendiskripsikan

Kasta yang terdiri

golongan petani

dan pedagang Mendiskripsikan

alasan Golongan

Brahmana

Mengetahui

agama Budha Menyebutkan

kitab ajaran

Budha

Menyebutkan

tempat wafatnya

Sidharta Menyebutkan

candi bercorak

Budha Mengidentifikasi

pengaruh di

bidang politik

Menyebutkan

teori waisya

Mengidentifikasi

teori brahmana

Mengidentifikasi

VII/GEN

AP

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

C1

C1

C2

C3

C3

C1

C1

C1

C1

C2

C1

C2

C2

Page 104: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

87

agama Hindu

Buddha ke

Nusantara melalui

jalur darat

Perkembangan kerajaan

Hindu Buddha di

Indonesia

Raja Kutai

Sumber sejarah

kerajaan

Tarumanegara

Raja

Tarumanegara

Waprakeswara

Prasasti Tugu

Kerajaan Holing

Sriwijaya sebagai

kerajaan Maritim

Pendeta Sriwijaya

Prasasti dari

Kerajaan

Sriwijaya

Sriwijaya menjadi

pusat

perdagangan laut

di Asia Tenggara

Candi Borobudur

Kerajaan Hindu

Budha tertua di

Jawa

Mataram Kuno

penyebaran

agama Hindu

Buddha ke

Nusantara melalui

jalur darat

Mengetahui raja

Kutai

Menyebutkan

sumber sejarah

kerajaan

Tarumanegara

Mengetahui Raja

Tarumanegara

Mendiskripsikan

waprakeswara

Mengidentifikasi

Prasasti Tugu

Mengetahui

Kerajaan Holing

Mendiskripsikan

alasan Sriwijaya

sebagai kerajaan

Maritim

Mengetahui

pendeta Sriwijaya

Menjelaskan

prasasti dari

Kerajaan

Sriwijaya

Mendiskripsikan

Sriwijaya menjadi

pusat

perdagangan laut

di Asia Tenggara

Mengetahui candi

Borobudur

Mengetahui

kerajaan Hindu

Budha tertua di

Jawa

Mengidentifikasi

Mataram Kuno

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

C1

C1

C1

C3

C2

C1

C3

C1

C2

C3

C1

C1

C2

Page 105: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

88

Memindahkan

pusat Kerajaan

Mataram Kuno ke

Jawa Timur

Alasan Mataram

Kuno di

pindahkan

Tokoh yang

mengenalkan

ramalan dengan

istilah Jangka

Jayabaya

Pendiri Kerajaan

Singasari

Dinasti yang

didirikan Ken

Arok

Candi yang

menjadi makam

raja Singasari

Runtuhnya

Kerajaan

Singasari

Kerajaan

Majapahit

Kejayaan

Kerajaan

Majapahit

Ra Kuti

melakukan

pemberontakan

berbahaya pada

Kerajaan

Majapahit

Perang saudara di

Mengetahui

memindahkan

pusat Kerajaan

Mataram Kuno ke

Jawa Timur

Mendiskripsikan

alasan Mataram

Kuno di

pindahkan

Mengidentifikasi

tokoh yang

mengenalkan

ramalan dengan

istilah Jangka

Jayabaya

Menyebutkan

pendiri Kerajaan

Singasari

Mengetahui

dinasti yang

didirikan Ken

Arok

Menyebutkan

candi yang

menjadi makam

raja Singasari

Mendiskripsikan

runtuhnya

kerajaan

Singasari

Mengetahui

kerajaan

Majapahit

Mengidentifikasi

kejayaan kerajaan

Majapahit

Menjelaskan Ra

Kuti melakukan

pemberontakan

berbahaya pada

Kerajaan

Majapahit

Menyebutkan

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

C1

C3

C2

C1

C1

C1

C3

C1

C2

C2

C1

Page 106: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

89

Majapahit

Sumpah amukti

Palapa

Patih kerajaan

Majapahit

Hancurnya

kerajaan

Majapahit

perang saudara di

Majapahit

Menjelaskan

sumpah amukti

Palapa

Mengetahui patih

kerajaan

Majapahit

Mendiskripsikan

hancurnya

kerajaan

Majapahit

PG

PG

PG

38

39

40

C2

C1

C3

Page 107: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

90

Lampiran 2

SOAL UJI COBA

Satuan sekolah : SMP

Mapel : IPS Sejarah

Kelas : VII

Semester/tahun : 2/ 2015

Alokasi waktu : 40 menit

Petunjuk :

1. Tulis nama dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia.

2. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X)

pada lembar yang tersedia.

3. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap lebih mudah.

4. Soal jangan dicorat-coret.

1. Agama Hindu dikenal memiliki banyak dewa. Salah satu diantaranya

adalah dewa Surya yang merupakan dewa ....

a. Ilmu pengetahuan

b. Angin

c. Matahari

d. Laut

2. Kitab suci agama Hindu yang berisi syair dan nyanyian suci dalam

upacara bernama ....

a. Rigweda

b. Samaweda

c. Yajurweda

d. Atharwaweda

3. Sidharta Gautama adalah putra Raja ....

a. Alengka

b. Ashoka

c. Suddodhana

d. Rajendra

Page 108: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

91

4. Masyarakat Hindu menetapkan sistem kasta yaitu tingkatan masyarakat

berdasarkan keturunan. Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang

dinamakan kasta ....

a. Brahmana

b. Ksatria

c. Sudra

d. Waisya

5. Golongan Brahmana mempunyai peranan penting dalam perkembangan

pendidikan agama Hindu, sebab ....

a. Dihormati oleh semua lapisan masyarakat

b. Kedudukan lebih tinggi dari kaum bangsawan

c. Golongan Brahmana yang menulis kitab-kitab agama Hindu

d. Merupakan satu-satunya golongan yang memahami bahasa Sansekerta

6. Agama Budha pertama kali diajarkan oleh ....

a. Pendeta

b. Brahmana

c. Sidharta

d. Biksu

7. Kitab ajaran Budha yang berarti tiga keranjang atau tiga himpunan nikmat

bernama kitab ....

a. Tripitaka

b. Sutasoma

c. Weda

d. Upanishad

8. Ada empat tempat yang dianggap suci dalam agama Budha. Tempat

wafatnya Sidharta pada tahun 482 SM bernama ....

a. Kusinagara

b. Taman lumbini

c. Bodhgaya

d. Benares

9. Candi Indonesia yang bercorak Budha seperti di bawah ini, kecuali ....

Page 109: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

92

a. Borobudur c. Mendut

b. Kalasan d. Dieng

10. Pengaruh Hindu-Budha di bidang politik adalah ....

a. Adanya sistem kasta

b. Adanya sistem kerajaan

c. Adanya sistem kemasyarakatan

d. Munculnya berbagai karya sastra

11. Menurut Teori Waisya, pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh ....

a. Kaum Brahmana

b. Kaum Pedagang

c. Para bangsawan

d. Para Ksatria

12. Teori brahmana bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh

pendeta yang dikemukakan oleh ....

a. J.L Moens

b. N.J.Krom

c. Van Leur

d. F.D.K Bosch

13. Penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat

dilakukan dengan ....

a. Menumpang para kafilah melalui jalur jalan sutera

b. Mengikuti rombongan kapal yang berdagang ke nusantara

c. Menyampaikan pesan kepada para pedagang yang akan berlayar ke

nusantara

d. Menyampaikan agama di koloni yang telah dilakukan

14. Menurut salah satu Yupa, Raja Kutai yang pertama ialah ....

a. Aswawarman

b. Mulawarman

c. Purnawarma

d. Kudungga

15. Perhatikan nama-nama prasasti berikut !

Page 110: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

93

1. Prasati Tugu 4. Prasasti Kedukan Bukit

2. Prasasti Lebak 5. Prasasti Canggal

3. Prasasti Kebon Kopi 6. Prasasti Talang Tuo

Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara ditunjukkan oleh nomor ....

a. 2,4,6 c. 1,2,3

b. 1,3,5 d. 4,5,6

16. Raja terbesar Kerajaan Tarumanegara adalah ....

a. Purnawarman c. Hayam Wuruk

b. Ken Arok d. Mulawarman

17. Pada Kerajaan Kutai terdapat Waprakeswara, artinya ....

a. Lapangan untuk pemujaan Dewa Wisnu

b. Lapangan untuk pemujaan Dewa Brahma

c. Lapangan untuk pemujaan Dewa Siwa

d. Lapangan untuk pemujaan Dewa Hera

18. Berita yang menarik tentang Kerajaan Tarumanegara dari Prasasti Tugu

ialah ....

a. Purnawarman dilambangkan sebagai Dewa Wisnu

b. Adanya lukisan dua tapak kaki Raja Purnawarman

c. Purnawarman adalah raja yang arif dan bijaksana dari kerajaan Taruma

d. Upaya penggalian Sungai Gomati sepanjang 11 km dan selesai

dikerjakan selama 21 hari

19. Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja wanita yang bernama ....

a. Ratu Sanjaya c. Ratu Sanjaya

b. Ratu Isyana d. Ratu Sima

20. Berkembangnya Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim disebabkan oleh ....

a. Letaknya yang strategis di tepi Selat Malaka

b. Besarnya hasil bumi Sriwijaya

c. Rakyat hidup dari perdagangan

d. Keberhasilan Sriwijaya mengalahkan kerajaan-kerajaan sekitarnya

21. Pendeta agama Buddha yang sangat terkenal di Sriwijaya bernama ....

a. Janabadra c. Sakyakirti

Page 111: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

94

b. Gunawarman d. Gautama

22. Prasasti dari Kerajaan Sriwijaya yang menceritakan pembuatan taman Sri

Ksetra atas perintah Raja Dapunta Hyang adalah ....

a. Prasasti kota kapur c. Prasasti Talang Tuo

b. Prasasti Nalanda d. Prasasti Ligor

23. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara karena ....

a. Menghasilkan rempah-rempah sebagai barang dagangan utama

b. Kekuatan armada laut Majapahit sudah lemah

c. Letak strategis pada persimpangan jalur lalu lintas perdagangan laut

d. Sriwijaya menarik cukai sangat ringan dan memiliki pala sebagai

barang dagangan

24. Candi Borobudur dibangun pada masa dinasti ....

a. Dinasti Syailendra c. Dinasti Siwa

b. Dinasti Sanjaya d. Dinasti Brahmana

25. Kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa adalah ....

a. Tarumanegara c. Mataram Kuno

b. Holing d. Majapahit

26. Raja yang pertama kali memerintah di Mataram Kuno adalah ....

a. Raja Sanna c. Raja India

b. Rakai Panangkaran d. Bhanu

27. Yang memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur adalah

....

a. Ken Arok c. Gajah Mada

b. Mpu Sendok d. Sanjaya

28. Di bawah ini yang bukan merupakan alasan Mataram Kuno di pindahkan

adalah .....

a. Mataram kuno diancam serangan dari Sriwijaya

b. Terjadinya peperangan antara Mataram Kuno dengan Singasari

c. Terjadinya bencana alam yaitu Gunung Merapi meletus

d. Mencari daerah yang letaknya strategis untuk perdagangan yaitu di

lembah sungai Brantas

Page 112: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

95

29. Tokoh yang terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa

depan, terutama yang menimpa tanah Jawa. Ramalan tersebut dikenal

dengan istilah Jangka Jayabaya adalah ....

a. Sanjaya c. Syailendra

b. Empu sedah d. Jayabaya

30. Pendiri kerajaan Singasari adalah ....

a. Hayam Wuruk c. Gajah Mada

b. Purnawarman d. Ken Arok

31. Dinasti yang didirikan oleh Ken Arok bernama dinasti ....

a. Rajasa c. Syailendra

b. Isyana d. Sanjaya

32. 1. Candi Kidal 4. Candi Jawi

2. Candi Jago 5. Candi Borobudur

3. Candi Mendut 6. Candi Muara Takus

Berikut ini bangunan candi yang menjadi makam-makam raja Singasari

adalah ....

a. 1,2,3 c. 1,3,4

b. 1,2,4 d. 1,5,6

33. Berikut ini yang bukan merupakan sebab-sebab runtuhnya Kerajaan

Singasari adalah ....

a. Kertanegara terlalu percaya kepada lawan-lawan politiknya

b. Penyerangan Jayakatwang yang ingin menguasai Singasari untuk

membalas kehancuran Kediri

c. Penghkhianatan Ardaraja yang mempunyai dendam terhadap Ken

Arok

d. Kertanegara menitikberatkan usaha di Pulau Jawa dan memperhatikan

politik luar negeri

34. Kerajaan Majapahit didirikan oleh ....

a. Anusapati c. Ken Arok

b. Tribhuwanatunggadewi d. Raden Wijaya

35. Kerajaan Majapahit mencapai kejayaan pada masa pemerintahan ....

Page 113: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

96

a. Raden Wijaya c. Hayam Wuruk

b. Kala Gemet d. Wikramawardhana

36. Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit

pada masa pemerintahan ....

a. Hayam Wuruk c. Jayanegara

b. Majapahit d. Raden Wijaya

37. Perang saudara di Majapahit yang terjadi akibat perebutan kekuasaan

dinamakan ....

a. Perang Paregreg c. Perang Pralaya

b. Perang Ganter d. Perang Bubat

38. Makna dari sumpah amukti Palapa yang diikrarkan Gajahmada adalah ....

a. Munculnya persatuan dan kesatuan seluruh Nusantara

b. Majapahit berhasil menyusun struktur pemerintahan yang baik

c. Awal tumbuh berkembangnya agama Hindu Budha di Majapahit

d. Menjadi ilham bagi proyek peluncuran Satelit Palapa

39. Patih yang terkenal dari Kerajaan Majapahit ....

a. Kusumawardhani c. Gajah Mada

b. Arya Wiraraja d. Airlangga

40. Salah satu sebab hancurnya Kerajaan Majapahit adalah ....

a. Berkembangnya Sriwijaya yang menyaingi Majapahit

b. Munculnya kerajaan-kerajaan Islam

c. Adanya pertentangan antara raja dan kaum brahmana

d. Mundurnya perdagangan dan pelayaran

Page 114: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

97

Lampiran 3

Kunci Jawaban Soal Uji Coba

1. C 21. C

2. B 22. C

3. C 23. C

4. D 24. A

5. D 25. A

6. C 26. A

7. A 27. B

8. A 28. B

9. D 29. D

10. B 30. D

11. B 31. A

12. C 32. B

13. A 33. D

14. D 34. D

15. C 35. C

16. A 36. C

17. B 37. A

18. D 38. A

19. D 39. C

20. A 40. A

Semarang, Januari 2015

Peneliti

Yuni Erwianisya

NIM. 3101411067

Page 115: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

98

Lampiran 4

KISI-KISI SOAL PRE TEST

Sekolah : SMP N 3 Magelang

Kelas/Semester : VII/ Genap

Tahun Pelajaran : 2014/2015

Mata Pelajaran : Sejarah

Jumlah soal : 30

Waktu : 40 menit

Bentuk soal : Pilihan ganda

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Memahami perkembangan masyarakat

sejak masa Hindu Buddha sampai masa

kolonial Eropa

Mendiskripsikan perkembangan

masyarakat, kebudayaan dan

pemerintahan pada masa Hindu, Budha

serta peninggalan-peninggalannya

Tujuan Pembelajaran :

1. Peserta didik dapat mendiskripsikan perkembangan agama dan

kebudayaan Hindu Buddha

2. Peserta didik dapat membaca dan membuat peta jalur masuk

perkembangannya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia

3. Peserta didik dapat menunjukkan pada peta daerah-daerah yang

dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia

sampai abad 14

4. Peserta didik dapat menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan

Hindu Buddha di Indonesia

Page 116: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

99

NO Materi Pembelajaran Indikator Kelas/II Bentuk

Soal

No

Soal

Tingkat

Kesukaran

1. Perkembangan Agama

Hindu Buddha

Kitab suci

agama Hindu

Sidharta

Gautama

Kasta yang

terdiri

golongan

petani dan

pedagang

Kitab ajaran

Budha

Tempat

wafatnya

Sidharta

Persebaran Budaya

Hindu Budha di

Indonesia

Teori Waisya

Teori

Brahmana

Peta jalur masuk dan

persebaran budaya

Hindu Budha di

Indonesia

Penyebaran

agama Hindu

Buddha ke

Nusantara

melalui jalur

darat

Perkembangan

kerajaan Hindu

Buddha di Indonesia

Raja Kutai

Mengetahui kitab

suci agama Hindu Mengidentifikasi

Sidharta Gautama Mendiskripsikan

Kasta yang terdiri

golongan petani

dan pedagang

Menyebutkan

kitab ajaran

Budha Menyebutkan

tempat wafatnya

Sidharta

Menyebutkan

teori waisya Mengidentifikasi

teori brahmana

Mengidentifikasi

penyebaran

agama Hindu

Buddha ke

Nusantara melalui

jalur darat

Mengetahui raja

Kutai

VII/GE

NAP

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

1

2

3

4

5

6

7

8

9

C1

C2

C3

C1

C1

C1

C2

C2

C1

Page 117: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

100

Sumber

sejarah

kerajaan

Tarumanegara

Raja

Tarumanegara

Waprakeswara

Kerajaan

Holing

Sriwijaya

sebagai

kerajaan

Maritim

Sriwijaya

menjadi pusat

perdagangan

laut di Asia

Tenggara

Kerajaan

Hindu Budha

tertua di Jawa

Mataram Kuno

Memindahkan

pusat Kerajaan

Mataram Kuno

ke Jawa Timur

Alasan

Mataram Kuno

di pindahkan

Tokoh yang

mengenalkan

ramalan

dengan istilah

Jangka

Jayabaya

Pendiri

Kerajaan

Singasari

Candi yang

menjadi

Menyebutkan

sumber sejarah

kerajaan

Tarumanegara

Mengetahui Raja

Tarumanegara

Mendiskripsikan

waprakeswara

Mengetahui

Kerajaan Holing

Mendiskripsikan

alasan Sriwijaya

sebagai kerajaan

Maritim

Mendiskripsikan

Sriwijaya menjadi

pusat

perdagangan laut

di Asia Tenggara

Mengetahui

kerajaan Hindu

Budha tertua di

Jawa

Mengidentifikasi

Mataram Kuno

Mengetahui

memindahkan

pusat Kerajaan

Mataram Kuno ke

Jawa Timur

Mendiskripsikan

alasan Mataram

Kuno di

pindahkan

Mengidentifikasi

tokoh yang

mengenalkan

ramalan dengan

istilah Jangka

Jayabaya

Menyebutkan

pendiri Kerajaan

Singasari

Menyebutkan

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

C1

C1

C3

C1

C3

C3

C1

C2

C1

C3

C2

C1

C1

Page 118: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

101

makam raja

Singasari

Runtuhnya

Kerajaan

Singasari

Kerajaan

Majapahit

Kejayaan

Kerajaan

Majapahit

Ra Kuti

melakukan

pemberontaka

n berbahaya

pada Kerajaan

Majapahit

Perang saudara

di Majapahit

Sumpah

amukti Palapa

Patih kerajaan

Majapahit

Hancurnya

kerajaan

Majapahit

candi yang

menjadi makam

raja Singasari

Mendiskripsikan

runtuhnya

kerajaan

Singasari

Mengetahui

kerajaan

Majapahit

Mengidentifikasi

kejayaan kerajaan

Majapahit

Menjelaskan Ra

Kuti melakukan

pemberontakan

berbahaya pada

Kerajaan

Majapahit

Menyebutkan

perang saudara di

Majapahit

Menjelaskan

sumpah amukti

Palapa

Mengetahui patih

kerajaan

Majapahit

Mendiskripsikan

hancurnya

kerajaan

Majapahit

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

23

24

25

26

27

28

29

30

C3

C1

C2

C2

C1

C2

C1

C3

Page 119: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

102

Lampiran 5

SOAL PRE TEST

Satuan sekolah : SMP

Mapel : IPS Sejarah

Kelas : VII

Semester/tahun : 2/ 2015

Alokasi waktu : 40 menit

Petunjuk :

1. Tulis nama dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia.

2. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang

(X) pada lembar yang tersedia.

3. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap lebih mudah.

4. Soal jangan dicorat-coret.

1. Kitab suci agama Hindu yang berisi syair dan nyanyian suci dalam

upacara bernama ....

a. Rigweda

b. Samaweda

c. Yajurweda

d. Atharwaweda

2. Sidharta Gautama adalah putra Raja ....

a. Alengka

b. Ashoka

c. Suddodhana

d. Rajendra

3. Masyarakat Hindu menetapkan sistem kasta yaitu tingkatan masyarakat

berdasarkan keturunan. Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang

dinamakan kasta ....

a. Brahmana

b. Ksatria

c. Sudra

d. Waisya

Page 120: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

103

4. Kitab ajaran Budha yang berarti tiga keranjang atau tiga himpunan nikmat

bernama kitab ....

a. Tripitaka

b. Sutasoma

c. Weda

d. Upanishad

5. Ada empat tempat yang dianggap suci dalam agama Budha. Tempat

wafatnya Sidharta pada tahun 482 SM bernama ....

a. Kusinagara

b. Taman lumbini

c. Bodhgaya

d. Benares

6. Menurut Teori Waisya, pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh ....

a. Kaum Brahmana

b. Kaum Pedagang

c. Para bangsawan

d. Para Ksatria

7. Teori brahmana bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh

pendeta yang dikemukakan oleh ....

a. J.L Moens

b. N.J.Krom

c. Van Leur

d. F.D.K Bosch

8. Penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat

dilakukan dengan ....

a. Menumpang para kafilah melalui jalur jalan sutera

b. Mengikuti rombongan kapal yang berdagang ke nusantara

c. Menyampaikan pesan kepada para pedagang yang akan berlayar ke

nusantara

d. Menyampaikan agama di koloni yang telah dilakukan

9. Menurut salah satu Yupa, Raja Kutai yang pertama ialah ....

Page 121: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

104

a. Aswawarman

b. Mulawarman

c. Purnawarma

d. Kudungga

10. Perhatikan nama-nama prasasti berikut !

4. Prasati Tugu 4. Prasasti Kedukan Bukit

5. Prasasti Lebak 5. Prasasti Canggal

6. Prasasti Kebon Kopi 6. Prasasti Talang Tuo

Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara ditunjukkan oleh nomor ....

a. 2,4,6 c. 1,2,3

b. 1,3,5 d. 4,5,6

11. Raja terbesar Kerajaan Tarumanegara adalah ....

a. Purnawarman c. Hayam Wuruk

b. Ken Arok d. Mulawarman

12. Pada Kerajaan Kutai terdapat Waprakeswara, artinya ....

a. Lapangan untuk pemujaan Dewa Wisnu

b. Lapangan untuk pemujaan Dewa Brahma

c. Lapangan untuk pemujaan Dewa Siwa

d. Lapangan untuk pemujaan Dewa Hera

13. Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja wanita yang bernama ....

a. Ratu Sanjaya c. Ratu Sanjaya

b. Ratu Isyana d. Ratu Sima

14. Berkembangnya Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim disebabkan oleh ....

a. Letaknya yang strategis di tepi Selat Malaka

b. Besarnya hasil bumi Sriwijaya

c. Rakyat hidup dari perdagangan

d. Keberhasilan Sriwijaya mengalahkan kerajaan-kerajaan sekitarnya

15. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara karena ....

a. Menghasilkan rempah-rempah sebagai barang dagangan utama

b. Kekuatan armada laut Majapahit sudah lemah

c. Letak strategis pada persimpangan jalur lalu lintas perdagangan laut

Page 122: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

105

d. Sriwijaya menarik cukai sangat ringan dan memiliki pala sebagai

barang dagangan

16. Kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa adalah ....

a. Tarumanegara c. Mataram Kuno

b. Holing d. Majapahit

17. Raja yang pertama kali memerintah di Mataram Kuno adalah ....

a. Raja Sanna c. Raja India

b. Rakai Panangkaran d. Bhanu

18. Yang memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur adalah

....

a. Ken Arok c. Gajah Mada

b. Mpu Sendok d. Sanjaya

19. Di bawah ini yang bukan merupakan alasan Mataram Kuno di pindahkan

adalah .....

a. Mataram kuno diancam serangan dari Sriwijaya

b. Terjadinya peperangan antara Mataram Kuno dengan Singasari

c. Terjadinya bencana alam yaitu Gunung Merapi meletus

d. Mencari daerah yang letaknya strategis untuk perdagangan yaitu di

lembah sungai Brantas

20. Tokoh yang terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa

depan, terutama yang menimpa tanah Jawa. Ramalan tersebut dikenal

dengan istilah Jangka Jayabaya adalah ....

a. Sanjaya c. Syailendra

b. Empu sedah d. Jayabaya

21. Pendiri kerajaan Singasari adalah ....

a. Hayam Wuruk c. Gajah Mada

b. Purnawarman d. Ken Arok

22. 1. Candi Kidal 4. Candi Jawi

2. Candi Jago 5. Candi Borobudur

3. Candi Mendut 6. Candi Muara Takus

Page 123: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

106

Berikut ini bangunan candi yang menjadi makam-makam raja Singasari

adalah ....

a. 1,2,3 c. 1,3,4

b. 1,2,4 d. 1,5,6

23. Berikut ini yang bukan merupakan sebab-sebab runtuhnya Kerajaan

Singasari adalah ....

a. Kertanegara terlalu percaya kepada lawan-lawan politiknya

b. Penyerangan Jayakatwang yang ingin menguasai Singasari untuk

membalas kehancuran Kediri

c. Penghkhianatan Ardaraja yang mempunyai dendam terhadap Ken

Arok

d. Kertanegara menitikberatkan usaha di Pulau Jawa dan memperhatikan

politik luar negeri

24. Kerajaan Majapahit didirikan oleh ....

a. Anusapati c. Ken Arok

b. Tribhuwanatunggadewi d. Raden Wijaya

25. Kerajaan Majapahit mencapai kejayaan pada masa pemerintahan ....

a. Raden Wijaya c. Hayam Wuruk

b. Kala Gemet d. Wikramawardhana

26. Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit

pada masa pemerintahan ....

a. Hayam Wuruk c. Jayanegara

b. Majapahit d. Raden Wijaya

27. Perang saudara di Majapahit yang terjadi akibat perebutan kekuasaan

dinamakan ....

c. Perang Paregreg c. Perang Pralaya

d. Perang Ganter d. Perang Bubat

28. Makna dari sumpah amukti Palapa yang diikrarkan Gajahmada adalah ....

a. Munculnya persatuan dan kesatuan seluruh Nusantara

b. Majapahit berhasil menyusun struktur pemerintahan yang baik

c. Awal tumbuh berkembangnya agama Hindu Budha di Majapahit

Page 124: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

107

d. Menjadi ilham bagi proyek peluncuran Satelit Palapa

29. Patih yang terkenal dari Kerajaan Majapahit ....

a. Kusumawardhani c. Gajah Mada

b. Arya Wiraraja d. Airlangga

30. Salah satu sebab hancurnya Kerajaan Majapahit adalah ....

a. Berkembangnya Sriwijaya yang menyaingi Majapahit

b. Munculnya kerajaan-kerajaan Islam

c. Adanya pertentangan antara raja dan kaum brahmana

d. Mundurnya perdagangan dan pelayaran

Page 125: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

108

Lampiran 6

Kunci Jawaban Soal Pre Test

1. B 11. A 21. D

2. C 12. B 22. B

3. D 13. D 23. D

4. A 14. A 24. D

5. A 15. C 25. C

6. B 16. A 26. C

7. C 17. A 27. A

8. A 18. B 28. A

9. D 19. B 29. C

10. C 20. D 30. A

Semarang, Februari 2015

Peneliti

Yuni Erwianisya

NIM. 3101411067

Page 126: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

109

Lampiran 7

KISI-KISI SOAL POST TEST

Sekolah : SMP N 3 Magelang

Kelas/Semester : VII/ Genap

Tahun Pelajaran : 2014/2015

Mata Pelajaran : Sejarah

Jumlah soal : 30

Waktu : 40 menit

Bentuk soal : Pilihan ganda

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Memahami perkembangan masyarakat

sejak masa Hindu Buddha sampai masa

kolonial Eropa

Mendiskripsikan perkembangan

masyarakat, kebudayaan dan

pemerintahan pada masa Hindu, Budha

serta peninggalan-peninggalannya

Tujuan Pembelajaran :

5. Peserta didik dapat mendiskripsikan perkembangan agama dan

kebudayaan Hindu Buddha

6. Peserta didik dapat membaca dan membuat peta jalur masuk

perkembangannya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia

7. Peserta didik dapat menunjukkan pada peta daerah-daerah yang

dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia

sampai abad 14

8. Peserta didik dapat menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan

Hindu Buddha di Indonesia

Page 127: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

110

NO Materi Pembelajaran Indikator Kelas/II Bentuk

Soal

No

Soal

Tingkat

Kesukaran

1. Perkembangan Agama

Hindu Buddha

Kitab suci

agama Hindu

Sidharta

Gautama

Kasta yang

terdiri

golongan

petani dan

pedagang

Kitab ajaran

Budha

Tempat

wafatnya

Sidharta

Persebaran Budaya

Hindu Budha di

Indonesia

Teori Waisya

Teori

Brahmana

Peta jalur masuk dan

persebaran budaya

Hindu Budha di

Indonesia

Penyebaran

agama Hindu

Buddha ke

Nusantara

melalui jalur

darat

Perkembangan

kerajaan Hindu

Buddha di Indonesia

Raja Kutai

Mengetahui kitab

suci agama Hindu Mengidentifikasi

Sidharta Gautama Mendiskripsikan

Kasta yang terdiri

golongan petani

dan pedagang

Menyebutkan

kitab ajaran

Budha Menyebutkan

tempat wafatnya

Sidharta

Menyebutkan

teori waisya Mengidentifikasi

teori brahmana

Mengidentifikasi

penyebaran

agama Hindu

Buddha ke

Nusantara melalui

jalur darat

Mengetahui raja

VII/GE

NAP

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

1

2

3

4

5

6

7

8

9

C1

C2

C3

C1

C1

C1

C2

C2

C1

Page 128: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

111

Sumber

sejarah

kerajaan

Tarumanegara

Raja

Tarumanegara

Waprakeswara

Kerajaan

Holing

Sriwijaya

sebagai

kerajaan

Maritim

Sriwijaya

menjadi pusat

perdagangan

laut di Asia

Tenggara

Kerajaan

Hindu Budha

tertua di Jawa

Mataram Kuno

Memindahkan

pusat Kerajaan

Mataram Kuno

ke Jawa Timur

Alasan

Mataram Kuno

di pindahkan

Tokoh yang

mengenalkan

ramalan

dengan istilah

Jangka

Jayabaya

Pendiri

Kerajaan

Singasari

Kutai

Menyebutkan

sumber sejarah

kerajaan

Tarumanegara

Mengetahui Raja

Tarumanegara

Mendiskripsikan

waprakeswara

Mengetahui

Kerajaan Holing

Mendiskripsikan

alasan Sriwijaya

sebagai kerajaan

Maritim

Mendiskripsikan

Sriwijaya menjadi

pusat

perdagangan laut

di Asia Tenggara

Mengetahui

kerajaan Hindu

Budha tertua di

Jawa

Mengidentifikasi

Mataram Kuno

Mengetahui

memindahkan

pusat Kerajaan

Mataram Kuno ke

Jawa Timur

Mendiskripsikan

alasan Mataram

Kuno di

pindahkan

Mengidentifikasi

tokoh yang

mengenalkan

ramalan dengan

istilah Jangka

Jayabaya

Menyebutkan

pendiri Kerajaan

Singasari

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

C1

C1

C3

C1

C3

C3

C1

C2

C1

C3

C2

C1

Page 129: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

112

Candi yang

menjadi

makam raja

Singasari

Runtuhnya

Kerajaan

Singasari

Kerajaan

Majapahit

Kejayaan

Kerajaan

Majapahit

Ra Kuti

melakukan

pemberontaka

n berbahaya

pada Kerajaan

Majapahit

Perang saudara

di Majapahit

Sumpah

amukti Palapa

Patih kerajaan

Majapahit

Hancurnya

kerajaan

Majapahit

Menyebutkan

candi yang

menjadi makam

raja Singasari

Mendiskripsikan

runtuhnya

kerajaan

Singasari

Mengetahui

kerajaan

Majapahit

Mengidentifikasi

kejayaan kerajaan

Majapahit

Menjelaskan Ra

Kuti melakukan

pemberontakan

berbahaya pada

Kerajaan

Majapahit

Menyebutkan

perang saudara di

Majapahit

Menjelaskan

sumpah amukti

Palapa

Mengetahui patih

kerajaan

Majapahit

Mendiskripsikan

hancurnya

kerajaan

Majapahit

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

PG

22

23

24

25

26

27

28

29

30

C1

C3

C1

C2

C2

C1

C2

C1

C3

Page 130: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

113

Lampiran 8

SOAL POST TEST

Satuan sekolah : SMP

Mapel : IPS Sejarah

Kelas : VII

Semester/tahun : 2/ 2015

Alokasi waktu : 40 menit

Petunjuk :

1. Tulis nama dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia.

2. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang

(X) pada lembar yang tersedia.

3. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap lebih mudah.

4. Soal jangan dicorat-coret.

1. Kitab suci agama Hindu yang berisi syair dan nyanyian suci dalam

upacara bernama ....

a. Rigweda

b. Samaweda

c. Yajurweda

d. Atharwaweda

2. Sidharta Gautama adalah putra Raja ....

a. Alengka

b. Ashoka

c. Suddodhana

d. Rajendra

3. Masyarakat Hindu menetapkan sistem kasta yaitu tingkatan masyarakat

berdasarkan keturunan. Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang

dinamakan kasta ....

a. Brahmana

b. Ksatria

c. Sudra

Page 131: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

114

d. Waisya

4. Kitab ajaran Budha yang berarti tiga keranjang atau tiga himpunan nikmat

bernama kitab ....

a. Tripitaka

b. Sutasoma

c. Weda

d. Upanishad

5. Ada empat tempat yang dianggap suci dalam agama Budha. Tempat

wafatnya Sidharta pada tahun 482 SM bernama ....

a. Kusinagara

b. Taman lumbini

c. Bodhgaya

d. Benares

6. Menurut Teori Waisya, pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh ....

a. Kaum Brahmana

b. Kaum Pedagang

c. Para bangsawan

d. Para Ksatria

7. Teori brahmana bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh

pendeta yang dikemukakan oleh ....

a. J.L Moens

b. N.J.Krom

c. Van Leur

d. F.D.K Bosch

8. Penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat

dilakukan dengan ....

a. Menumpang para kafilah melalui jalur jalan sutera

b. Mengikuti rombongan kapal yang berdagang ke nusantara

c. Menyampaikan pesan kepada para pedagang yang akan berlayar ke

nusantara

d. Menyampaikan agama di koloni yang telah dilakukan

Page 132: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

115

9. Menurut salah satu Yupa, Raja Kutai yang pertama ialah ....

a. Aswawarman

b. Mulawarman

c. Purnawarma

d. Kudungga

10. Perhatikan nama-nama prasasti berikut !

7. Prasati Tugu 4. Prasasti Kedukan Bukit

8. Prasasti Lebak 5. Prasasti Canggal

9. Prasasti Kebon Kopi 6. Prasasti Talang Tuo

Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara ditunjukkan oleh nomor ....

a. 2,4,6 c. 1,2,3

b. 1,3,5 d. 4,5,6

11. Raja terbesar Kerajaan Tarumanegara adalah ....

a. Purnawarman c. Hayam Wuruk

b. Ken Arok d. Mulawarman

12. Pada Kerajaan Kutai terdapat Waprakeswara, artinya ....

a. Lapangan untuk pemujaan Dewa Wisnu

b. Lapangan untuk pemujaan Dewa Brahma

c. Lapangan untuk pemujaan Dewa Siwa

d. Lapangan untuk pemujaan Dewa Hera

13. Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja wanita yang bernama ....

a. Ratu Sanjaya c. Ratu Sanjaya

b. Ratu Isyana d. Ratu Sima

14. Berkembangnya Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim disebabkan oleh ....

a. Letaknya yang strategis di tepi Selat Malaka

b. Besarnya hasil bumi Sriwijaya

c. Rakyat hidup dari perdagangan

d. Keberhasilan Sriwijaya mengalahkan kerajaan-kerajaan sekitarnya

15. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara karena ....

a. Menghasilkan rempah-rempah sebagai barang dagangan utama

b. Kekuatan armada laut Majapahit sudah lemah

Page 133: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

116

c. Letak strategis pada persimpangan jalur lalu lintas perdagangan laut

d. Sriwijaya menarik cukai sangat ringan dan memiliki pala sebagai

barang dagangan

16. Kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa adalah ....

a. Tarumanegara c. Mataram Kuno

b. Holing d. Majapahit

17. Raja yang pertama kali memerintah di Mataram Kuno adalah ....

a. Raja Sanna c. Raja India

b. Rakai Panangkaran d. Bhanu

18. Yang memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur adalah

....

a. Ken Arok c. Gajah Mada

b. Mpu Sendok d. Sanjaya

19. Di bawah ini yang bukan merupakan alasan Mataram Kuno di pindahkan

adalah .....

a. Mataram kuno diancam serangan dari Sriwijaya

b. Terjadinya peperangan antara Mataram Kuno dengan Singasari

c. Terjadinya bencana alam yaitu Gunung Merapi meletus

d. Mencari daerah yang letaknya strategis untuk perdagangan yaitu di

lembah sungai Brantas

20. Tokoh yang terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa

depan, terutama yang menimpa tanah Jawa. Ramalan tersebut dikenal

dengan istilah Jangka Jayabaya adalah ....

a. Sanjaya c. Syailendra

b. Empu sedah d. Jayabaya

21. Pendiri kerajaan Singasari adalah ....

a. Hayam Wuruk c. Gajah Mada

b. Purnawarman d. Ken Arok

22. 1. Candi Kidal 4. Candi Jawi

2. Candi Jago 5. Candi Borobudur

3. Candi Mendut 6. Candi Muara Takus

Page 134: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

117

Berikut ini bangunan candi yang menjadi makam-makam raja Singasari

adalah ....

a. 1,2,3 c. 1,3,4

b. 1,2,4 d. 1,5,6

23. Berikut ini yang bukan merupakan sebab-sebab runtuhnya Kerajaan

Singasari adalah ....

a. Kertanegara terlalu percaya kepada lawan-lawan politiknya

b. Penyerangan Jayakatwang yang ingin menguasai Singasari untuk

membalas kehancuran Kediri

c. Penghkhianatan Ardaraja yang mempunyai dendam terhadap Ken

Arok

d. Kertanegara menitikberatkan usaha di Pulau Jawa dan memperhatikan

politik luar negeri

24. Kerajaan Majapahit didirikan oleh ....

a. Anusapati c. Ken Arok

b. Tribhuwanatunggadewi d. Raden Wijaya

25. Kerajaan Majapahit mencapai kejayaan pada masa pemerintahan ....

a. Raden Wijaya c. Hayam Wuruk

b. Kala Gemet d. Wikramawardhana

26. Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit

pada masa pemerintahan ....

a. Hayam Wuruk c. Jayanegara

b. Majapahit d. Raden Wijaya

27. Perang saudara di Majapahit yang terjadi akibat perebutan kekuasaan

dinamakan ....

a. Perang Paregreg c. Perang Pralaya

b. Perang Ganter d. Perang Bubat

28. Makna dari sumpah amukti Palapa yang diikrarkan Gajahmada adalah ....

a. Munculnya persatuan dan kesatuan seluruh Nusantara

b. Majapahit berhasil menyusun struktur pemerintahan yang baik

c. Awal tumbuh berkembangnya agama Hindu Budha di Majapahit

Page 135: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

118

d. Menjadi ilham bagi proyek peluncuran Satelit Palapa

29. Patih yang terkenal dari Kerajaan Majapahit ....

a. Kusumawardhani c. Gajah Mada

b. Arya Wiraraja d. Airlangga

30. Salah satu sebab hancurnya Kerajaan Majapahit adalah ....

a. Berkembangnya Sriwijaya yang menyaingi Majapahit

b. Munculnya kerajaan-kerajaan Islam

c. Adanya pertentangan antara raja dan kaum brahmana

d. Mundurnya perdagangan dan pelayaran

Page 136: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

119

Lampiran 9

Kunci Jawaban Soal Post Test

1. B 11. A 21. D

2. C 12. B 22. B

3. D 13. D 23. D

4. A 14. A 24. D

5. A 15. C 25. C

6. B 16. A 26. C

7. C 17. A 27. A

8. A 18. B 28. A

9. D 19. B 29. C

10. C 20. D 30. A

Semarang, Februari 2015

Peneliti

Yuni Erwianisya

NIM. 3101411067

Page 137: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

120

Lampiran 10

DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA

NO NIS DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA

(VIII G)

1 11967 AIDA NUGRAHAENI

2 12092 ALMA INA OCTA SWASTI

3 11802 ALVI FACHRI

4 12180 ANDIKA AGUNG SHALAFUDIN

5 12031 ARNANDO SETYAWAN

6 12127 DAFFY OKTAFINNO NUGRAHA

7 12097 DANI SEPVA ANJANI

8 12128 DEVI PUTRI SARININGRAT

9 12069 FEBBY SURYA ARDIANTO

10 12185 FIKA TRI YULITA

11 12105 FIYAN TRIADI KURNIAWAN

12 12158 GALIH DWI UTOMO

13 12187 ILHAM BADAI SETIAWAN

14 11978 KHEORIYAH

15 12189 LINTANG AYU MAWANI

16 12073 LISA KURNIAWATI

17 11979 LUKLUATUL JANNAH

18 12107 MEIRNA INDAH LESTARI

19 12077 MUHAMMAD AULIYA RIEFAZZA

20 12018 MUHAMMAD FARHAN

21 12137 MUHAMMAD IQBAL PRASETYA

22 12049 MUHAMMAD RAFLI FAUZAN

23 12052 MUSTRIAN ANDRIKA

24 12165 NABILLA ZAHWA SAPUTRI

25 12112 NURAINI YULIANTI

26 12169 RIRIS ATIFAH

27 12142 RISNAIDA RATRI ANDINI

28 12084 RIZKY NURHANIFAH

29 12173 SITI MUSLIMAH SIDIQIYAH

30 12176 ZAHRA NIKEN PUSPITA

31 12027 ZAKIATUL ULYA

32 12028 ZIDNA ILMAN NAFTA

Page 138: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

121

Lampiran 11

DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL

NO NISN DAFTAR NAMA SISWA KELAS

KONTROL (VII D)

1 0017575654 AAN PRABOWO

2 0017574491 ADI SUMARWAN

3 0011432702 AHMAD SETIYANTO

4 0023990605 ALFIAN NUR AZIZAH

5 0023993521 AMALIA LAILA ZUSRO

6 9993271729 ANDREAN FATCHUL MAJID

7 0017574533 ANIK PUJI UTAMI

8 0020407676 ARNETTA VANNYA PUTRI

9 0016777813 BINTANG EGA PRATAMA

10 0018102204 DELLA ANISA NOVALINDA

11 0055354643 DEVI SETYANINGRUM

12 0013703339 DWI APRIYANSYAH

13 0023990981 DWI NUR AINI

14 0005354688 EXTRIANA PUTRI

15 0023137701 FATMA DIANASARI

16 0021287003 IRMA NURAENI

17 0015556273 IVAN ZULVA RAMADHANY

18 0017574509 M.FAISAL ANWAR

19 0023993050 MARIO YANUAR WAHREZI S

20 0016776053 MEILI AMANDHA PERTIWI

21 MIFTACHUR ROHMAN

22 0024075897 MUHAMMAD BIMA NUGRAHA

23 0017574597 NELA SEPTI WULAN NDARI

24 PRIMA YASWADI

25 RADIVA NURYA AMHAR

26 0023288059 RESTU ARISMA REVIA PUTRI

27 0023990370 RIA ANGGRAENI SAPUTRI

28 0005115174 RIZKI PRATAMA

29 0016778385 ROSALINDA DEWI SAFITRI

30 0026375830 SYLVIA PUTRI YULIANTI

31 0017574468 WULAN PUJI LESTARI

Page 139: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

122

Lampiran 12

DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN

NO NISN DAFTAR NAMA SISWA KELAS

EKSPERIMEN (VII E)

1 0028162213 ADIT KURNIAWAN W

2 0023993502 AHMAD KHOIRUL UMAM

3 0019535029 ALVIN FADHOLI

4 0004952505 ANISA NUR RAHMAWATI

5 0017577134 DESTI NOVIANA DWI LIA N

6 DHIAN YOGO SUSILO

7 FATHIYA RAHADATUL „AISY

8 0017574825 HAYUTI DWI ANJANI

9 0023990572 HIDAYATUL MUNIROH

10 0023135933 HILMY NUR FEBRIYANTO

11 0016778284 JENNY PANCA PUTRA

12 0030317177 KEVIN AZY ARIZA

13 0023990534 MIRANTI AVIVA DARNATIKA

14 0005355485 MUH FAHRUDIN

15 0023990647 MUHAMAD ARIS GUNAWAN

16 9990987344 MUHAMMAD BANGKIT A.P

17 0017574745 MUHAMMAD FAIZ SHIDDIQ

18 0017574482 MUHAMMAD FAJAR F.

19 0028946105 MUHAMMAD REVANZA HAIQAL

20 0023990436 MUHAMMAD ROZAKI TRIYOGA

21 0017699127 NAUFAL GALIH SANIKO

22 0016777681 ODILIA PUTRI PRAMUDITA

23 0016777681 RANI SEPTIA HANDAYANI

24 0017574456 RENANDA DINAR ARDIANI

25 0002464076 SANGIDATUS SOBIROH

26 0021146750 SITI ALFIYATUR ROCHMANIYAH

27 0023993518 WAHYU ERI SUCIANTO

28 0011660527 WENIAR DAMAR SUKMA

29 YUDHA RAHMADHAN JATMIKO

30 ZULFATA MA‟RUFANI

Page 140: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

123

Lampiran 13

NILAI ULANGAN HARIAN SEJARAH SISWA KELAS VII

NO.

KELAS

VII A

KELAS

VII B

KELAS

VII C

KELAS

VII D

KELAS

VII E

KELAS

VII F

KELAS

VII G

KELAS

VII H

Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai

1. 77,8 78,4 64,2 83,1 79,8 60,9 65,7 79,9

2. 84,9 76 79,5 79,6 74,5 62 64,2 75,5

3. 79,4 76,2 66,6 75,4 60,9 75,6 78,1 63,2

4. 81,6 79,8 63,2 73,6 62 65,7 74,8 66,6

5. 77,4 74,5 75,5 77,8 75,6 62,7 83,1 79,5

6. 78,4 60,9 79,9 84,9 65,7 79,9 79,6 64,2

7. 77 62 62,7 79,4 62,7 64,2 75,4 77

8. 76,2 75,6 65,7 81,6 79,9 79,5 73,6 73,1

9. 79,8 65,7 75,6 77,4 75,5 66,6 77,8 65,7

10 74,5 62,7 62 78,4 63,2 63,2 84,9 64,2

11. 60,9 79,9 60,9 76 66,6 75,5 79,4 78,1

12. 62 75,5 74,5 76,2 79,5 77 81,6 74,8

13. 75,6 63,2 79,8 79,8 64,2 73,1 77,4 83,1

14. 65,7 66,6 76,2 74,5 77 64,2 78,4 79,8

15. 62,7 79,5 75 60,9 73,1 65,7 76 74,5

16. 79,9 64,2 78,4 62 65,7 78,1 76,2 60,9

17. 75,5 77,8 77,4 75,6 64,2 83,1 79,8 61

18. 63,2 84,9 81,6 65,7 78,1 74,8 74,5 75,6

19. 66,6 79,4 79,4 62,7 74,8 79,6 60,9 65,7

20. 79,5 81,6 76 79,9 83,1 75,4 62 62,7

21. 64,2 77,4 73,1 75,5 79,6 73,6 75,6 79,6

22. 76 77 65,1 63,2 75,4 77,8 65,7 75,4

23. 73,1 73,1 64,2 66,6 73,6 84,9 62,7 73,6

24. 65,7 65,7 78,1 79,5 77,8 79,4 79,9 77,8

25. 64,2 64,2 74,8 64,2 84,9 81,6 75,5 84,9

26. 78,1 78,1 83,1 77 79,4 77,4 63,2 79,4

27. 74,8 74,8 79,6 73,1 81,6 78,4 66,6 81,6

28. 83,1 83,1 75,4 65,7 77,4 73 79,5 77,4

29. 79,4 79,6 73,6 64,3 78,4 76,2 64,2 78,4

30. 75,4 75,4 77,8 78,1 75 79,8 80 78

31. 73,6 73,6 84,9 74,8

32. 70 75

71,25 72,5 71 71,66 71,33 70,66 72,66 72

Page 141: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

124

Lampiran 14

Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pemmbeda, Tingkat Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba Instrumen.

NO SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 AIDA NUGRAHAENI 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0

2 ALMA INA OCTA SWASTI 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

3 ALVI FACHRI 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 ANDIKA AGUNG SHALAFUDIN 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 ARNANDO SETYAWAN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1

6 DAFFY OKTAFINNO NUGRAHA 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0

7 DANI SEPVA ANJANI 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1

8 DEVI PUTRI SARININGRAT 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1

9 FEBRY SURYA ARDIANTO 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1

10 FIKA TRI YULITA 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

11 FIYAN TRIADI KURNIAWAN 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1

12 GALIH DWI UTOMO 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13 ILHAM BADAI SETIAWAN 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1

14 KHOERIYAH 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

15 LINTANG AYU MAWANI 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1

16 LISA KURNIAWATI 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

17 LUKLUATUL JANNAH 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0

18 MEIRNA INDAH LESTARI 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1

19 MUHAMMAD AULIYA RIEF'AZZA 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

20 MUHAMMAD FARHAN 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

21 MUHAMMAD IQBAL PRASETYA 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0

22 MUHAMMAD RAFLI FAUZAN 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1

23 MUSTRIAN ANDRIKA 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

24 NABILLA ZAHWA SAPUTRI 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0

25 NURAINI YULIANTI 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1

26 RIRIS ATIFAH 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

27 RISNAIDA RATRI ANDINI 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1

28 RIZKY NURHANIFAH 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1

29 SITI MUSLIMAH SIDIQIYAH 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1

30 ZAHRA NIKEN PUSPITA 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1

31 ZAKIATUL ULYA 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0

32 ZIDNA ILMAN NAFI'A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

merah valid rthitung 0,196 0,360 0,350 0,364 0,233 0,107 0,503 0,364 0,055 -0,021 0,528 0,544 0,400 0,555 0,426 0,503 0,360 0,068 0,395 0,726 0,081 #N/A 0,376 0,059 0,478 0,494 0,733 0,361 0,644 0,709 0,181 0,501 0,422 0,421 0,726 0,389 0,427 0,509 0,391 0,357

rtabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349

ketrerangan tidak valid valid valid tidak tidak valid valid tidak tidak valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valif tidak tidak valid tidak valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid

p 24 12 11 8 3 20 28 10 11 19 15 16 7 30 22 28 12 2 29 31 14 20 27 24 21 27 30 6 30 29 4 21 23 30 31 17 13 27 27 24

JS 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

IK 0,75 0,38 0,34 0,25 0,09 0,63 0,88 0,31 0,34 0,59 0,47 0,50 0,22 0,94 0,69 0,88 0,38 0,06 0,91 0,97 0,44 0,63 0,84 0,75 0,66 0,84 0,94 0,19 0,94 0,91 0,13 0,66 0,72 0,94 0,97 0,53 0,41 0,84 0,84 0,75

JBA 9 4 5 3 0 7 9 4 3 6 4 3 2 10 6 8 1 2 10 10 5 5 9 8 6 8 10 0 10 10 0 8 8 10 10 6 3 10 9 8

BA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

JBB 4 3 2 0 1 6 7 0 1 6 5 5 1 8 8 8 3 0 7 9 5 5 7 7 7 7 8 3 8 7 1 5 6 8 9 3 4 8 7 7

BB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

DB 0,50 0,10 0,30 0,30 -0,10 0,10 0,20 0,40 0,20 0,00 -0,10 -0,20 0,10 0,20 -0,20 0,00 -0,20 0,20 0,30 0,10 0,00 0,00 0,20 0,10 -0,10 0,10 0,20 -0,30 0,20 0,30 -0,10 0,30 0,20 0,20 0,10 0,30 -0,10 0,20 0,20 0,10

Page 142: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

125

Lampiran 15

Tabulasi Data Penelitian

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

No Kode Pre

Test

Post

Test

Selisih No Kode Pre Test Post

Test

Selisih

Nilai Nilai Nilai Nilai

1 E-01 43,33 83,33 40 1 R-01 60,00 73,33 13,33

2 E-02 40,00 93,33 53,33 2 R-02 63,33 76,66 13,33

3 E-03 63,33 76,66 13,33 3 R-03 63,33 86,66 23,33

4 E-04 50,00 90,00 40,00 4 R-04 70,00 83,33 13,33

5 E-05 56,66 90,00 33,34 5 R-05 66,66 90,00 23,34

6 E-06 66,66 86,66 20,00 6 R-06 60,00 70,00 10,00

7 E-07 63,33 93,33 30,00 7 R-07 66,66 83,33 16,67

8 E-08 63,33 76,66 13,33 8 R-08 60,00 73,33 13,33

9 E-09 76,66 76,66 0 9 R-09 53,33 86,66 33,33

10 E-10 66,66 96,66 30,00 10 R-10 80,00 73,33 6,67

11 E-11 66,66 93,33 26,67 11 R-11 66,66 73,33 6,67

12 E-12 63,33 80,00 16,67 12 R-12 53,33 66,66 13,33

13 E-13 40,00 76,66 36,66 13 R-13 70,00 66,66 3,34

14 E-14 60,00 86,66 26,66 14 R-14 66,66 80,00 13,34

15 E-15 66,66 80,00 13,34 15 R-15 66,66 60,00 6,66

16 E-16 63,33 83,33 20,00 16 R-16 66,66 80,00 13,34

17 E-17 60,00 73,33 13,33 17 R-17 60,00 70,00 10,00

18 E-18 73,33 80,00 6,67 18 R-18 63,33 76,66 13,33

19 E-19 46,66 80,00 33,34 19 R-19 66,66 86,66 20,00

20 E-20 66,66 83,33 16,67 20 R-20 63,33 63,33 0

21 E-21 76,66 76,66 0 21 R-21 76,66 83,33 6,67

22 E-22 53,33 76,66 23,33 22 R-22 40,00 83,33 43,33

23 E-23 70,00 86,66 16,66 23 R-23 63,33 76,66 13,33

24 E-24 66,66 76,66 10,00 24 R-24 66,66 76,66 10,00

25 E-25 63,33 93,33 30,00 25 R-25 73,33 70,00 3,33

26 E-26 60,00 83,33 23,33 26 R-26 63,33 70,00 6,67

27 E-27 80,00 83,33 3,33 27 R-27 66,66 83,33 16,67

28 E-28 70,00 86,66 16,66 28 R-28 60,00 93,33 33,33

29 E-29 56,66 83,33 26,67 29 R-29 63,33 76,66 13,33

30 E-30 56,66 73,33 16,67 30 R-30 66,66 83,33 16,67

31 R-31 53,33 76,66 23,33

Jumlah 1850 2500 649,99 Jumlah 1980 2393,33 453,33

N 30 30 30 N 31 31 31

Mean 61,66 83,33 21,66 Mean 63,87 77,22 14,62

SD 10,19 6,60 12,46 SD 7,40 8,12 9,41

Max 80,00 96,66 53,33 max 80,00 93,33 43,33

Min 40,00 73,33 0 min 40,00 60,00 0

Rentang 40,00 23,33 53,33 Rentang 40,00 33,33 43,33

Page 143: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

126

Lampiran 16

Angket Respon Siswa

Pengaruh Penggunaan Model Lawatan Sejarah Terhadap Hasil Belajar

Sejarah

I. Kata Pengantar

Dalam rangka penulisan skripsi di Universitas Negeri Semarang (UNNES)

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Pendidikan (S.Pd),

maka saya selaku peneliti memberikan angket kepada siswa kelas VII SMP

Negeri 3 Magelang. Dalam hal ini anda terpilih untuk mewakili responden dalam

penelitian ini guna memberikan segala keterangan yang diperlukan dalam

penelitian. Oleh karena itu angket ini sebagai alat pengumpulan data atau

informasi yang diperlukan dalam penelitian.

II. Petunjuk Pengisian Angket

a. Tulis identitas anda di tempat yang tersedia

b. Bacalah dengan cermat terlebih dahulu setiap pertanyaan yang ada

sebelum menjawab

c. Pilih pendapat anda terhadap setiap pernyataan/pertanyaan dengan cara

memberikan tanda silang (X) pada lembar yang telah disediakan

d. Kesungguhan anda dalam memberikan jawaban sangat membantu

penelitian untuk memperoleh data karenanya peneliti mengucapkan

terimakasih

e. Selamat mengerjakan

A. Frekuensi Penggunaan Model Lawatan Sejarah

1. Pada pokok bahasan perkembangan masyarakat kebudayaan dan

pemerintahan Hindu Budha serta peninggalan-peninggalannya, seberapa

sering guru sejarah anda menggunakan model lawatan?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Cukup Sering

d. Kadang

e. Tidak pernah

2. Pernahkah anda saat pembelajaran guru mengajak melakukan kegiatan

pembelajaran di luar kelas atau yang di sebut dengan lawatan sejarah?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Cukup Sering

d. Kadang

e. Tidak pernah

Page 144: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

127

3. Seberapa sering anda melakukan pembelajaran tentang pokok bahasan

yang diterangkan dengan model lawatan?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Cukup Sering

d. Kadang

e. Tidak pernah

B. Kesesuain pembelajaran Model Lawatan Sejarah dengan Pokok

Bahasan

4. Jika guru anda mengajar dengan menggunakan pembelajaran Model

Lawatan Sejarah, apakah akan membantu anda dalam memahami materi

yang akan diajarkan?

a. Sangat membantu

b. Membantu

c. Cukup membantu

d. Kurang membantu

e. Tidak membantu

5. Menurut anda apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah yang

digunakan telah sesuai dengan materi yang diajarkan?

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Cukup sesuai

d. Kurang sesuai

e. Tidak sesuai

6. Apakah menurut anda, dengan diterapkannya pembelajaran Model

Lawatan Sejarah, pembelajaran sejarah lebih bervariasi?

a. Sangat bervariasi

b. Bervariasi

c. Cukup bervariasi

d. Kurang bervariasi

e. Tidak bervariasi

7. Apakah dengan belajar menggunakan pembelajaran Model Lawatan

Sejarah membantu menambah pengetahuan?

a. Sangat membantu

b. Membantu

c. Cukup membantu

d. Kurang membantu

e. Tidak membantu

8. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah dapat membantu anda

mengatasi kesulitan-kesulitan selama kegiatan pembelajaran berlangsung?

Page 145: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

128

a. Sangat membantu

b. Membantu

c. Cukup membantu

d. Kurang membantu

e. Tidak membantu

9. Apakah dengan menggunakan pembelajaran Model Lawatan Sejarah

dapat membantu mengingat bahasan-bahasan yang penting dalam materi

perkembangan masyarakat kebudayaan dan pemerintahan Hindu Budha

serta peninggalan-peninggalannya ?

a. Sangat membantu

b. Membantu

c. Cukup membantu

d. Kurang membantu

e. Tidak membantu

C. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Model Lawatan Sejarah

10. Apakah anda menyukai pembelajaran Model Lawatan Sejarah?

a. Ya, pasti

b. Ya, ragu-ragu

c. Ragu-ragu

d. Tidak, ragu-ragu

e. Tidak, pasti

11. Apakah dengan menggunakan pembelajaran Model Lawatan Sejarah guru

sejarah anda menunjukan tempat yang berhubungan dengan materi

pembelajaran?

a. Ya, pasti

b. Ya, ragu-ragu

c. Ragu-ragu

d. Tidak, ragu-ragu

e. Tidak, pasti

12. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah, proses belajar anda

berjalan dengan baik?

a. Ya, pasti

b. Ya, ragu-ragu

c. Ragu-ragu

d. Tidak, ragu-ragu

e. Tidak, pasti

13. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah merupakan metode yang

menarik dan inovatif bagi pembelajaran sejarah anda?

a. Ya, pasti

Page 146: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

129

b. Ya, ragu-ragu

c. Ragu-ragu

d. Tidak, ragu-ragu

e. Tidak, pasti

14. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah lebih menarik perhatian

anda dalam pembelajaran?

a. Ya, pasti

b. Ya, ragu-ragu

c. Ragu-ragu

d. Tidak, ragu-ragu

e. Tidak, pasti

15. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah membuat anda lebih aktif

dalam kegiatan belajar?

a. Ya, pasti

b. Ya, ragu-ragu

c. Ragu-ragu

d. Tidak, ragu-ragu

e. Tidak, pasti

16. Apakah semangat belajar anda bertambah setelah belajar menggunakan

pembelajaran Model Lawatan Sejarah?

a. Ya, pasti

b. Ya, ragu-ragu

c. Ragu-ragu

d. Tidak, ragu-ragu

e. Tidak, pasti

17. Apakah anda memperhatikan mata pelajaran sejarah saat proses belajar

mengajar di kelas dengan pembelajaran Model Lawatan Sejarah?

a. Ya, pasti

b. Ya, ragu-ragu

c. Ragu-ragu

d. Tidak, ragu-ragu

e. Tidak, pasti

18. Apakah anda merasa mudah memahami konsep-konsep materi tentang

perkembangan masyarakat kebudayaan dan pemerintahan Hindu Budha

serta peninggalan-peninggalannya, dengan menggunakan pembelajaran

Model Lawatan Sejarah?

a. Ya, pasti

b. Ya, ragu-ragu

c. Ragu-ragu

Page 147: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

130

d. Tidak, ragu-ragu

e. Tidak, pasti

19. Apakah dengan pembelajaran Model Lawatan Sejarah, anda dapat

menyelesaikan soal-soal latihan?

a. Ya, pasti

b. Ya, ragu-ragu

c. Ragu-ragu

d. Tidak, ragu-ragu

e. Tidak, pasti

20. Apakah anda lebih cepat paham dalam belajar menggunakan pembelajaran

Model Lawatan Sejarah?

a. Ya, pasti

b. Ya, ragu-ragu

c. Ragu-ragu

d. Tidak, ragu-ragu

e. Tidak, pasti

Page 148: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

131

Lampiran 17

Nama :

Kelas :

No. Absen :

Lembar Jawab Angket Respon Siswa

Pengaruh Penggunaan Model Lawatan Sejarah terhadap Hasil Belajar

Sejarah Siswa

1 A B C D E

2 A B C D E

3 A B C D E

4 A B C D E

5 A B C D E

6 A B C D E

7 A B C D E

8 A B C D E

9 A B C D E

10 A B C D E

11 A B C D E

12 A B C D E

13 A B C D E

14 A B C D E

15 A B C D E

16 A B C D E

17 A B C D E

18 A B C D E

19 A B C D E

20 A B C D E

Page 149: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

132

Lampiran 18

TABULASI PENILAIAN RESPON SISWA

Res

p

Respon siswa terhadap model pembelajaran Lawatan Sejarah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah

1 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 95

2 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 94

3 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 90

4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 94

5 5 3 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 91

6 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 85

7 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 91

8 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 93

9 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 96

10 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 93

11 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 3 4 4 5 4 5 5 3 4 3 85

12 4 4 4 4 3 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 88

13 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 92

14 4 4 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 94

15 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 85

16 4 4 3 3 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 84

17 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 94

18 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 78

19 5 5 5 4 5 5 3 4 4 5 3 4 3 5 4 3 5 4 4 4 84

20 4 5 5 5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 88

21 3 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 87

22 4 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 90

23 4 3 5 4 3 4 4 3 3 4 4 5 5 4 5 4 4 3 5 3 79

24 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 93

25 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 97

26 4 4 3 4 3 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 87

27 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 78

28 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 92

29 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 83

30 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 84

Page 150: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

133

Lampiran 19

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN GURU

KELAS KONTROL

Mata pelajaran : Sejarah

Satuan pendidikan : SMP N 3 Magelang

Kelas / semester : VII/ Genap

Program : Ilmu Pengetahuan Sosial

Standar Kompetensi

5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa

Kolonial Eropa

Kompetensi Dasar

5.1 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan

Hindu-Buddha serta peninggalan-peninggalannya

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN

1 2 3 4 5

I PRA PEMBELAJARAN

1. Menata lingkungan dan suasana yang mendukung untuk

belajar

2. Mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran √

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan materi pelajaran

3. Menunjukkan penguasaan materi pelajaran √

4. Menyampaikan materi dengan jelas

B Pendekatan / Strategi pembelajaran

5. Menjelaskan materi dengan metodeceramah √

6. Melaksanakan pembelajaran yang mampu memaksimalkan

interaksi siswa

7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif

C Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran

8. Menggunakan media secara efektif dan efisien √

9. Menghasilkan pesan yang menarik √

10. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √

Page 151: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

134

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN

1 2 3 4 5

D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan

siswa

11. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √

12. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa √

13. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar √

14. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertannya tentang

materi yang masih belum jelas

E. Penilaian proses dan hasil belajar

15. Memantau kemajuan belajar selama proses √

16. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √

F Penggunaan bahasa

17. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan

benar

18. Menyampaikan pesan dengan gaya menyenangkan √

III PENUTUP

19. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

20. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau evaluasi, atau tugas sebagai bagian

remidi/pengayaan

Pedoman penilaian

1 = tidak baik

2 = kurang baik

3 = cukup

4 = baik

5 = sangat baik

Magelang, Januari 2015

Mengetahui,

Guru Mapel Sejarah

Siti Munjayanah, S.Pd

NIP. 197003282006042004

Page 152: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

135

Lampiran 20

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN GURU

KELAS EKSPERIMEN

Mata pelajaran : Sejarah

Satuan pendidikan : SMP N 3 Magelang

Kelas / semester : VII/ Genap

Program : Ilmu Pengetahuan Sosial

Standar Kompetensi

5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa

Kolonial Eropa

Kompetensi Dasar

5.1 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan

Hindu-Buddha serta peninggalan-peninggalannya

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN

1 2 3 4 5

I PRA PEMBELAJARAN

1. Menata lingkungan dan suasana yang mendukung

untuk belajar

2. Mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran √

3. Guru mengkondisikan siswa √

4 Menumbuhkan motivasi siswa dengan menyampaikan

“Tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari materi

pembelajaran”(Relevance)

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan materi pelajaran

5. Menunjukkan penguasaan materi pelajaran √

6. Mengaitkan materi dengan pengalaman umum yang

mudah dimengerti semua siswa (Relevance)

7. Menyampaikan materi dengan jelas

B Pendekatan / Strategi pembelajaran

8. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan

(Confidence)

9. Membantu memudahkan siswa untuk mengemukakan √

Page 153: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

136

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN

1 2 3 4 5

pendapatnya dengan model Lawatan Sejarah

10. Melaksanakan pembelajaran yang mampu

memaksimalkan interaksi siswa

11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif

C Pemanfaatan sumber belajar / media

pembelajaran

12. Menggunakan media kegiatan di luar kelas √

13. Menghasilkan siswa yang aktif √

14. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

D Pembelajaran yang memicu dan memelihara

keterlibatan siswa

15. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

16. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa √

17. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam

belajar

18. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk

mengemukakan pendapatnya (model Lawatan

Sejarah)

19. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertannya

tentang materi yang masih belum jelas

E. Penilaian proses dan hasil belajar

20. Memantau kemajuan belajar selama proses

pembelajaran

21. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

F Pengguanaan bahasa

22. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik,

dan benar

23. Menyampaikan pesan dengan gaya menyenangkan

III PENUTUP

24. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

25. Memberikan pengakuan terhadap setiap usaha siswa

dan merayakan setiap keberhasilan yang diperoleh

siswa (Satisfaction)

26. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan √

Lampiran 27

Page 154: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

137

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN

1 2 3 4 5

arahan, atau kegiatan, atau evaluasi, atau tugas sebagai

bagian pengayaan

Pedoman penilaian

1 = tidak baik

2 = kurang baik

3 = cukup

4 = baik

5 = sangat baik

Magelang, Januari 2015

Mengetahui,

Guru Mapel Sejarah

Siti Munjayanah, S.Pd

NIP. 197003282006042004

Page 155: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

138

Lampiran 21

SILABUS KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP N 3 Magelang

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/ Semester : VII/ 2

Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa

Kompetensi

Dasar Materi Pokok

Kegiatan

Pembelajaran Indikator

Penilaian Hasil Belajar Alokasi

Waktu Sumber Belajar

Jenis Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

5.1

Mendeskripsika

n perkembangan

masyarakat,

kebudayaan dan

pemerintahan

pada masa

Hindu-Buddha

serta

peninggalannya

Perkembangan

agama dan

kebudayaan Hindu-

Buddha di Asia

Membaca

referensi dan

mendeskripsikan

perkembangan

agama dan

kebudayaan

Hindu-Buddha di

Asia

Mendeskripsik

an

perkembangan

agama dan

kebudayaan

Hindu-Buddha

di Asia

Tes

Tertulis

Tes

Uraian

Menjelaskan

perkembangan

agama dan

kebudayaan

Hindu-Buddha

di India

4x 50

Buku Ilmu

Pengetahuan

sosial Sejarah

Kelas VII

Candi Ngawen,

Candi Mendut,

dan Candi

Pawon.

Page 156: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

139

Proses masuk dan

berkembangnya

agama serta

kebudayaan Hindu-

Buddha di Indonesia

Membaca dan

mengamati buku

referensi tentang

masuk dan

berkembangnya

agama serta

kebudayaan

Hindu-Buddha di

Indonesia

Mendeskripsik

an proses

masuk dan

berkembangny

a agama serta

kebudayaan

Hindu-Buddha

di Indonesia

Tes

tertulis

Tes uraian

Menjelaskan

proses

masuknya

agama Hindu-

Buddha ke

Indonesia

Perkembangan

kerajaan-kerajaan

Hindu-Buddha di

Indonesia dan

peninggalan

sejarahnya

Membaca buku

referensi dan

menyusun

kronologi

perkembangan

kerajaan-kerajaan

Hindu-Buddha di

Indonesia dan

peninggalan

sejarahnya

Menyusun

kronologi

perkembangan

kerajaan-

kerajaan

Hindu-Buddha

di Indonesia

dan

peninggalan

sejarahnya

Tes

tertulis

Tes

pilihan

ganda

Menjelaskan

tentang faktor-

faktor yang

memengaruhi

kerajaan

Sriwijaya

sehingga dapat

berkembang

menjadi

kerajaan yang

besar

Page 157: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

140

Ciri-ciri peninggalan

sejarah bercorak

Hindu-Buddha di

berbagai daerah

berdasarkan bukti

arkeologis

Mengamati

gambar untuk

mengenal

peninggalan

sejarah kerajaan-

kerajaan Hindu-

Buddha di

Indonesia.

Mengiddentifi

kasi dan

memberi

contoh

peninggalan

sejarah

bercorak

Hindu-Buddha

di berbagai

daerah

berdasarkan

bukti

arkeologis

Penuga

san

Tugas

rumah

Mengumpulkan

gambar-gambar

peninggalan

sejarah

kerajaan-

kerajaan Hindu-

Buddha dan

mengelompokka

n masing-

masing sesuai

dengan corak

agamanya

Semarang, Februari 2015

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Siti Munjayanah, S.Pd Yuni Erwianisya

NIP. 197003282006042004 3101411067

Page 158: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

141

Lampiran 22

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Mata pelajaran : Sejarah

Satuan pendidikan : SMP N 3 Magelang

Kelas / semester : VII/ Genap

Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah

Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa

Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa.

Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat,

kebudayaan dan pemerintahan Hindu-Buddha serta peninggalan-peninggalannya.

Indikator :

1. Mendeskripsikan perkembangan agama dan

kebudayaan Hindu-Buddha

2. Membaca dan membuat peta jalur masuk

berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu

Buddha di Indonesia

3. Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang

dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu

Buddha di Indonesia sampai abad 14

4. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan-

kerajaan Hindu Buddha di Indonesia

5. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan

sejarah bercorak Hindu-Buddha

Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan

mampu:

1. Mendeskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-

Buddha

2. Membaca dan membuat peta jalur masuk berkembangnya agama dan

kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia

3. Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak

dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14

4. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha

di Indonesia

5. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan sejarah bercorak

Hindu-Buddha

I. Materi Ajar

1. Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Asia.

2. Peta jalur masuk berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu

Buddha di Indonesia

Page 159: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

142

3. Daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur

Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14

4. Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia

5. Contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha

II. Metode Pembelajaran

1. Lawatan Sejarah

2. Tanya jawab

3. Penugasan

III. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Ke-1

a. Pendahuluan

1) Apersepsi : guru memberikan pertanyaan yang berkaitan

dengan masa Praaksara sampai masuknya

Hindu-Buddha.

2) Motivasi : guru menceritakan peninggalan sejarah yang

bercorak Hindu Buddha di Magelang,

bagaimana cara membangun Candi.

b. Kegiatan Inti

1) Guru memberikan soal pretest kepada peserta didik.

2) Setelah siswa mengerjakan soal pretest siswa di kondisikan

karena akan mengikuti kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah

(Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon).

3) Siswa melaksanakan kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah (Candi

Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon).

4) Guru memberikan penjelasan saat melakukan kegiatan

Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan

Candi Pawon) .

5) Guru dengan siswa melakukan tanya jawab saat melakukan

kegiatan Lawatan Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan

Candi Pawon).

c. Penutup

1) Guru melakukan refleksi kekurangan-kekurangan selama

melakukan kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen,

Candi Mendut, dan Candi Pawon).

2) Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan hasil dari

kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen, Candi

Mendut, dan Candi Pawon).

3) Guru memberikan tugas rumah kepada peserta didik.

2. Pertemuan Ke-2

a. Pendahuluan

1) Apersepsi : guru menanyakan pelajaran yang telah lalu

mengenai perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-

Buddha di Asia.

2) Motivasi : guru menjelaskan arti pentingnya mempelajari

topik ini dengan menjelaskan kompetensi dasar yang harus

dikuasai peserta didik.

Page 160: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

143

b. Kegiatan Inti

1) Guru mengulas materi sebelumnya saat melakukan kegiatan

Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan

Candi Pawon)

2) Guru membagikan soal post test kepada peserta didik.

3) Peserta didik mengerjakan soal post test.

4) Setelah selesai, peserta didik dan guru mencocokkan post test

yang sudah di kerjakan peserta didik.

c. Penutup

1) Guru bersama-sama dengan peserta didik melakukan refleksi

hasil diskusi dan menyimpulkan kegiatan Lawatan Sejarah.

2) Guru memberikan angket respon siswa terhadap model

pembelajaran Lawatan Sejarah.

IV. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah Kelas VII SMP dan MTs.

2. Buku sejarah lain yang relevan.

3. Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon.

V. Penilaian

1. Penilaian proses

Melakukan penilaian aktivitas secara individual dan kelompok.

2. Penilaian hasil

a. Deskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-

Buddha di Asia!

b. Bagaimanakah proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-

Buddha ke Indonesia?

c. Sebutkan daerah-daerah di Indonesia yang dipengaruhi oleh

Hindu-Buddha!

d. Deskripsikan secara kronologis perkembangan kerajaan-

kerajaan Hindu-Buddha yang ada di Indonesia!

e. Sebutkan peninggalan-peninggalan yang bercorak Hindu-

Buddha di Indonesia!

1. Lembar Penilaian

a. Penugasan

No

Nama

Peserta

Didik

Aspek Penilaian

Nilai

Kualitatif

Nilai

Kuantitatif Kelengkapan Kerapian Ketepatan

Waktu

1

2

3

4

Jumlah

Page 161: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

144

- Kriteria Penilaian

- Indikator Nlai Kulitatif Nilai Kuantitatif

81-100 Sangat Memuaskan

(A)

5

71-80 Memuaskan (B) 4

61-70 Cukup (C) 3

51-60 Kurang (D) 2

<51 Sangat Kurang (E) 1

Semarang, Februari 2015

Mengetahui

Guru Sejarah Peneliti

Siti Munjayanah, S.Pd. Yuni Erwianisya

NIP. 197003282006042004 NIM 3101411067

Page 162: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

145

Lampiran 23

SILABUS KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMP N 3 Magelang

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/ Semester : VII/ 2

Tahun Ajaran : 2014

Alokasi Waktu :

Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan

Pembelajaran Indikator

Penilaian Hasil Belajar

Alokasi

Waktu Sumber Belajar

Jenis

Bentuk

Instrume

n

Contoh

Instrumen

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

5.1

Mendeskripsikan

perkembangan

masyarakat,

kebudayaan dan

pemerintahan pada

masa Hindu-

Buddha serta

peninggalannya

Perkembangan

agama dan

kebudayaan

Hindu-Buddha di

Asia

Membaca

referensi dan

mendeskripsikan

perkembangan

agama dan

kebudayaan

Hindu-Buddha di

Asia

Mendeskripsika

n

perkembangan

agama dan

kebudayaan

Hindu-Buddha

di Asia

Tes

Tertulis

Tes

Uraian

Menjelaska

n

perkembang

an agama

dan

kebudayaan

Hindu-

Buddha di

India

4x 50

Buku Ilmu

Pengetahuan

sosial Sejarah

Kelas VII

Atlas sejarah

Foto atau

Page 163: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

146

gambar sejarah

Proses masuk dan

berkembangnya

agama serta

kebudayaan

Hindu-Buddha di

Indonesia

Membaca dan

mengamati buku

referensi tentang

masuk dan

berkembangnya

agama serta

kebudayaan

Hindu-Buddha di

Indonesia

Mendeskripsika

n proses masuk

dan

berkembangnya

agama serta

kebudayaan

Hindu-Buddha

di Indonesia

Tes

tertulis

Tes

uraian

Menjelaska

n proses

masuknya

agama

Hindu-

Buddha ke

Indonesia

Perkembangan

kerajaan-kerajaan

Hindu-Buddha di

Indonesia dan

peninggalan

sejarahnya

Membaca buku

referensi dan

menyusun

kronologi

perkembangan

kerajaan-kerajaan

Hindu-Buddha di

Indonesia dan

peninggalan

sejarahnya

Menyusun

kronologi

perkembangan

kerajaan-

kerajaan Hindu-

Buddha di

Indonesia dan

peninggalan

sejarahnya

Tes

tertulis

Tes

pilihan

ganda

Menjelaska

n tentang

faktor-

faktor yang

memengaru

hi kerajaan

Sriwijaya

sehingga

dapat

Page 164: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

147

berkembang

menjadi

kerajaan

yang besar

Ciri-ciri

peninggalan

sejarah bercorak

Hindu-Buddha di

berbagai daerah

berdasarkan bukti

arkeologis

Mengamati

gambar untuk

mengenal

peninggalan

sejarah kerajaan-

kerajaan Hindu-

Buddha di

Indonesia.

Mengiddentifik

asi dan

memberi contoh

peninggalan

sejarah bercorak

Hindu-Buddha

di berbagai

daerah

berdasarkan

bukti arkeologis

Penugasa

n

Tugas

rumah

Mengumpul

kan gambar-

gambar

peninggalan

sejarah

kerajaan-

kerajaan

Hindu-

Buddha dan

mengelomp

okkan

masing-

masing

sesuai

dengan

Page 165: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

148

corak

agamanya

Semarang, Februari 2015

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Siti Munjayanah, S.Pd Yuni Erwianisya

NIP. 197003282006042004 3101411067

Page 166: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

149

Lampiran 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Mata pelajaran : Sejarah

Satuan pendidikan : SMP N 3 Magelang

Kelas / semester : VII/ Genap

Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah

Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa

Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa

Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat,

kebudayaan dan pemerintahan Hindu-Buddha serta peninggalan-peninggalannya

Indikator :

1. Mendeskripsikan perkembangan agama dan

kebudayaan Hindu-Buddha

2. Membaca dan membuat peta jalur masuk

berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu

Buddha di Indonesia

3. Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang

dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu

Buddha di Indonesia sampai abad 14

4. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan-

kerajaan Hindu Buddha di Indonesia

5. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan

sejarah bercorak Hindu-Buddha

Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan

mampu:

1. Mendeskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-

Buddha

2. Membaca dan membuat peta jalur masuk berkembangnya agama dan

kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia

3. Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak

dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14

4. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha

di Indonesia

5. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan sejarah bercorak

Hindu-Buddha

I. Materi Ajar

1. Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Asia.

2. Peta jalur masuk berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu

Buddha di Indonesia

Page 167: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

150

3. Daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur

Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14

4. Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia

5. Contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha

II. Metode Pembelajaran

1. Ceramah bervariasi

2. Tanya jawab

3. Diskusi

4. Penugasan

III. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Ke-1

a. Pendahuluan

1) Apersepsi : guru memberikan pertanyaan yang berkaitan

dengan masa Praaksara sampai masuknya Hindu-Buddha.

2) Motivasi : guru menampilkan gambar dewa-dewa agama

Hindu dan gambar sang Buddha serta gambar lain yang

mendukung.

b. Kegiatan Inti

1) Guru memberikan soal pre test kepada peserta didik untuk

mengukur kemampuan siswa sebelum melakukan

pembelajaran.

2) Setelah peserta didik mengerjakan soal pre test guru

menyampaikan materi dengan metode ceramah.

3) Guru dengan siswa bersama-sama mendiskusikan uraian

mengenai perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-

Buddha di Asia dan proses masuk dan berkembangnya agama

serta kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.

4) Guru memantau jalannya diskusi sambil memberi arahan pada

peserta didik.

5) Setelah selesai diskusi, masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain

menanggapi.

c. Penutup

1) Guru melakukan refleksi kekurangan-kekurangan selama

diskusi.

2) Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan diskusi.

2. Pertemuan Ke-2

a. Pendahuluan

1) Apersepsi : guru menanyakan pelajaran yang telah lalu

mengenai perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-

Buddha di Asia.

2) Motivasi : guru menjelaskan arti pentingnya mempelajari

topik ini dengan menjelaskan kompetensi dasar yang harus

dikuasai peserta didik.

Page 168: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

151

b. Kegiatan Inti

1) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, setiap

kelompok terdiri atas lima orang.

2) Setiap kelompok membaca buku sumber dan mengamati atlas

sejarah.

3) Mendiskusikan Daerah di Indonesia yang dipengaruhi unsur

Hindu-Buddha Kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan

yang bercorak Hindu-Buddha.

4) Guru memantau jalannya diskusi sambil memberi arahan.

5) Setelah selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasil

kerjaannya dengan ditanggapi kelompok lain.

c. Penutup

1) Guru bersama-sama dengan peserta didik melakukan refleksi

hasil diskusi dan menyimpulkan diskusi kelompok.

2) Guru memberikan tugas rumah kepada peserta didik untuk

mengumpulkan gambar candi yang bercorak Hindu-Buddha.

3. Pertemuan Ke-3

a. Pendahuluan

1) Apersepsi : guru menanyakan tugas yang telah lalu dan

meminta seseorang siswa maju untuk menunjukkan pekerjaan

rumahnya.

2) Motivasi : guru menampilkan gambar-gambar candi atau

miniature candi, baik Hindu maupun Buddha.

b. Kegiatan Inti

1) Guru meminta para peserta didik membentuk kelompok,

masing masing kelompok terdiri atas lima orang.

2) Kelompok ganjil mengidentifikasi peninggalan sejarah dari

kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.

3) Kelompok genap mengidentifikasi mana yang bercorak Hindu

dan mana yang bercorak Buddha, serta membuat uraian

tentang buktibukti akulturasi antara kebudayaan Indonesia asli

dengan kebudayaan Hindu-Buddha.

4) Setelah selesai, wakil dari kelompok mempresentasikan hasil

kerjaannya dengan ditanggapi oleh kelompok lain.

c. Penutup

1) Guru memberikan komentar, meluruskan, dan menambahkan

hal-hal yang penting serta memberikan kesimpulan.

2) Guru memberikan post-test.

IV. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah Kelas VII SMP dan MTs.

2. Buku sejarah lain yang relevan.

3. Peta atau atlas sejarah

4. Gambar candi, arca, stupa, prasasti, lingga yoni.

V. Penilaian

1. Penilaian proses

Melakukan penilaian aktivitas secara individual dan kelompok.

Page 169: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

152

2. Penilaian hasil

a. Deskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-

Buddha di Asia!

b. Bagaimanakah proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-

Buddha ke Indonesia?

c. Sebutkan daerah-daerah di Indonesia yang dipengaruhi oleh

Hindu-Buddha!

d. Deskripsikan secara kronologis perkembangan kerajaan-

kerajaan Hindu-Buddha yang ada di Indonesia!

e. Sebutkan peninggalan-peninggalan yang bercorak Hindu-

Buddha di Indonesia!

2. Lembar Penilaian

a. Diskusi

NO

Sikap/ aspek yang dinilai. Nama siswa Nilai kulitatif Nilai kuantitatif.

1. Kemampuan siswa dalam

menyampaikan materi

2. Kemampuan siswa dalam

menjawab pertanyaan

3 Kemampuan siswa dalam

mengemukakan pendapat

4 Keaktifan siswa dalam

diskusi

Jumlah

- Kriteria Penilaian

Indikator Nlai Kulitatif Nilai Kuantitatif

81-100 Sangat Memuaskan (A) 5

71-80 Memuaskan (B) 4

61-70 Cukup (C) 3

51-60 Kurang (D) 2

<51 Sangat Kurang (E) 1

b. Penugasan

No Nama Aspek Penilaian

Page 170: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

153

Peserta

Didik Kelengkapan Kerapian Ketepatan

Waktu

Nilai

Kualitatif

Nilai

Kuantitatif

1

2

3

4

5

Jumlah

- Kriteria Penilaian

- Indikator Nlai Kulitatif Nilai Kuantitatif

81-100 Sangat Memuaskan

(A)

5

71-80 Memuaskan (B) 4

61-70 Cukup (C) 3

51-60 Kurang (D) 2

<51 Sangat Kurang (E) 1

Mengetahui Semarang , Febuari 2015

Guru Sejarah Peneliti

Siti Munjayanah, S.Pd Yuni Erwianisya

NIP. 197003282006042004 NIP 3101411067

Page 171: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

154

Lampiran 25

JADWAL KEGIATAN LAWATAN SEJARAH

NO TANGGAL TEMPAT

/WAKTU

KEGIATAN

1. Jumat, 6

Februari

2015

Sekolahan

/08.30

09.30

Candi

Ngawen/

10.30

Masuk kelas VII E. Siswa

mengerjakan pretest sebelum

melakukan kegiatan lawatan sejarah.

Setelah itu peneliti mengkondisikan

siswa yang akan melakukan kegiatan

lawatan sejarah.

Siswa dengan peneliti menuju Candi

Ngawen yang membutuhkan waktu

sekitar 1 jam sampai ke tempat

lawatan sejarah.

Siswa dengan peneliti sampai ke

Candi Ngawen. Di situ guru

menjelaskan materi yang berkaitan

dengan perkembangan Hindu Buddha

di Indonesia meliputi perkembangan

agama Hindu Buddha, persebaran

Budaya Hindu Buddha di Indonesia

selain menjelaskan materi

Page 172: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

155

Candi

Mendut/

11.15

pembelajaran peneliti dan siswa

mengamati Candi Ngawen, selain

mengamati peneliti juga menjelaskan

sejarah dari Candi Ngawen.

Waktu yang di gunakan untuk

melawat Candi Ngawen sekitar 30

menit. Setelah melawat ke Candi

Ngawen lawatan selanjutnya adalah

Candi Mendut. Waktu yang

digunakan menuju Candi Mendut dari

Candi Ngawen sekitar 15 menit.

Pukul 11.15 siswa dengan peneliti

sampai di Candi Mendut. Di situ guru

menjelaskan materi peta jalur masuk

dan persebaran budaya Hindu Buddha

di Indonesia. Setelah menjelaskan

materi peneliti mengajak siswa

melihat candi dan peneliti

menjelaskan sejarah Candi Mendut.

Setelah selesai melawat di Candi

Mendut lawatan selanjutnya menuju

Candi Pawon yang berjarak tidak

begitu jauh sekitar 5 menit untuk

Page 173: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

156

Candi

Pawon/

12.00

13.15

sampai ke tujuan.

Pukul 12.00 sampai di Candi Pawon

peneliti menjelaskan materi tentang

Perkembangan Kerajaan Hindu

Buddha di Indonesia dan peninggalan-

peninggalan sejarah bercorak Hindu

Buddha di Indonesia. Setelah selesai

menjelaskan materi peneliti dan siswa

mengamati Candi Pawon dan peneliti

menjelaskan sejarah Candi Pawon.

Sebagaian siswa laki-laki

melaksanakn sholat jumat dan siswa

perempuan melihat candi sambil

melakukan tanya jawab.

Pukul 13.15 siswa dan peneliti

kembali ke sekolahan.

Page 174: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

157

Lampiran 26

SEJARAH CANDI NGAWEN, CANDI MENDUT, DAN CANDI PAWON

1. CANDI NGAWEN

Bagi umat Budha dan Hindu, candi merupakan bangunan suci.

Candi dipelihara dengan baik karena umat Budha dan Hindu percaya

bahwa para dewa bersemayam pada bayangan itu. Namun kini bangunan

candi banyak yang tak utuh lagi. Ada candi yang memang tak selesai

dibangun, adapula candi yang rusak akibat bencana alam ataupun ulah

manusia.” Itulah pendapat seorang arkeolog Milliard, yang menjelaskan

tentang candi.

Candi Ngawen yang terletak di Desa Gunungpring, Kecamatan

Muntilan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah ini merupakan satu dari

sekian banyak candi di Kabupaten Magelang yang bercorak Budha. Candi

Ngawen memang masih kurang dikenal oleh masyarakat. Bahkan

masyarakat Magelangpun hanya sedikit yang mengetahui keberadaannya.

Jika ditinjau dari segi lokasi, Candi Ngawen terletak tidak jauh dari pasar

Muntilan. Dari Jalan Pemuda Muntilan hanya sekitar satu kilometer ke

selatan. Pendek kata, Candi Ngawen ini berada pada lokasi yang mudah

dijangkau.

Pada awalnya Candi Ngawen ditemukan oleh Belanda . Kemudian

oleh Belanda dipugar pada tahun 1911. Menurut catatan yang ada pada pos

penjagaan, Candi Ngawen dibangun sekitar abad 8, tepatnya pada masa

Page 175: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

158

dinasti Syailendra (Budha) dan dinasti Rakaipikatan (Hindu). Candi ini

termasuk dalam candi Budha meskipun dibangun oleh dua dinasti yang

berbeda. Karena dibangun pada dua dinasti inilah Candi Ngawen dijuluki

Candi Peralihan.

Candi Ngawen bila dipandang sekilas bentuk bangunannya nyaris

mirip dengan bangunan candi Hindu. Hal ini disebabkan bangunan candi

yang meruncing. Tetapi apabila diamati dengan seksama, candi ini

memiliki stupa dan teras (undak-undak) yang menjadi simbol dalam candi-

candi Budha. Selain bangunannya yang mirip dengan candi Hindu, bentuk

bangunan Candi Ngawen memiliki sedikit banyak kesamaan dengan Candi

Mendut. Candi Mendut yang merupakan rangkaian candi Budha sekitar 5

km dari situs ini.

Kompleks Candi Ngawen mencakup lima bangunan candi dengan

letak berderet. Terdiri dari dua candi induk dan tiga candi apit. Candi

induk merupakan candi utama, sedangkan candi apit adalah candi yang

letaknya mengapit candi induk. Candi apit juga diartikan sebagai

bangunan pendamping candi induk. Karena candi induk diapit oleh candi

apit, letak dari candi induk ada pada bangunan kedua dan keempat.

Candi induk yang pertama merupakan satu-satunya candi yang

masih lengkap diantara empat candi lainnya. Meski paling lengkap,

sayangnya, stupa pada candi ini sudah pecah menjadi beberapa bagian

sejak awal ditemukannya. Ini membuat stupa candi tidak dipasang

dan diamankan dengan kata lain disimpan. Sebagai candi yang paling

Page 176: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

159

utuh, candi induk pertama itu memang paling banyak batu penyusunnya.

Dengan tujuan pengamanan, pemerintah memperkuat sambungan batu

tersebut dengan memberi lapisan semen. Adapun untuk batu asli yang

rusak, terpaksa diganti dengan batu polosan. Batu polosan yang dimaksud

adalah batu yang tidak ber-relief seperti aslinya.

Berbeda dengan candi induk pertama, kondisi candi induk kedua

lebih parah. Sebab pada candi induk kedua tersebut begitu banyak batu

penyusun yang pecah-pecah dan hilang. Stupanya bahkan juga hilang. Bila

diprosentasekan hanya lima puluh persen saja batu yang masih layak pada

bangunan keempat ini. Hal ini membuat bangunan keempat pada Candi

Ngawen berdiri, tetapi tidak sempurna. Hanya berlantai namun tak beratap

dan tak berdinding.

Di samping itu, batu-batu di pelataran candi tidak sebatas batu

penyusun candi induk dan candi apit. Masih banyak lagi batu-batu lain

yang ditemukan, namun tidak termasuk dalam batu penyusun candi induk

dan apit. Batu-batu itu adalah batu lain yang hingga sekarang belum jelas

arti dan fungsinya. Batu tadi ditata rapi di taman candi. Untuk

memperindah pelataran candi, pihak pengelola menanami bunga-bunga

indah, beserta kolam lengkap dengan bunga teratai di tengahnya.

Lalu apa fungsi Candi Ngawen? Fungsi Candi Ngawen tidak jauh

beda dengan candi-candi pada umumnya. Sesuai dengan coraknya, candi

ini juga berfungsi sebagai tempat beribadah umat Budha. Yang menjadi

pembeda dari Candi Ngawen ini ialah frekuensi digunakannya. Walau

Page 177: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

160

sama-sama sebagai tempat peribadatan, namun candi ini cenderung jarang

dikunjungi. Menurut Sumedi, selaku juru pelihara di Candi Ngawen,

bangunan situs yang terletak di Muntilan ini biasanya digunakan atau

dikunjungi untuk beribadah hanya pada saat perayaan Waisak. Itu pun

pengunjungnya hanya sedikit. Kemudian taman di pelataran candi juga

memiliki fungsi, yakni untuk kenyamaan pengunjung saat mampir di candi

ini. Adapun kolam di taman memiliki fungsi untuk pengairan di wilayah

pelataran candi.

Candi Ngawen bila dilihat dari sisi lain memiliki aspek yang

menarik. Candi Budha mungil ini memiliki potensi yang bisa

dikembangkan dengan baik. Letaknya yang berbingkai kealamian,

membuatnya sangat menarik. Apalagi bila batu-batu penyusunnya lengkap

dan candi ini dipugar kembali, tentu keksotisan alamnya semakin

memancar. Daerah sekitar candi ini juga berpotensi untuk dijadikan desa

wisata.

Candi Ngawen merupakan bukti tidak dikenalnya peninggalan

nenek moyang. Bukan sekedar kurang dikenali, potensi yang belum digali

dari peninggalan purbakala inipun belum dicoba untuk dikembangkan.

Padahal bisa saja candi mungil ini menjadi sumber devisa, setidaknya

untuk daerah sekitarnya.

2. CANDI MENDUT

Dari sebuah prasasti yang ditemukan di daerah Karanganyar yaitu

prasasti Kayumwungan, Candi Mendut diketahui dibangun oleh Raja Indra

Page 178: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

161

dari dinasti Syailendra. Namun hingga kini belum diketahui secara pasti

mengenai tahun pembuatan atau pembangunan Candi Mendut. Awalnya

Candi Mendut ditemukan oleh seorang dari Belanda yang bernama J.G. de

Casparis pada tahun 1836. Kemudian dari tahun 1897 hingga 1904

dilakukan perbaikan pada candi yang meliputi bagian kaki dan tubuh

candi. Theodoor van Erp Kembali memeperbaiki candi hingga bagian

puncaknya pada tahun 1908 sampai 1925.

Bangunan candi yang terbuat dari batu Andesit ini mempunyai luas

secara keseluruhan mencapai 13,7 meter persegi dan mempunyai tinggi

26,4 meter. Pada bagian atas candi terdapat 48 buah stupa. Akan tetapi

puncak candi sudah tak tersisa sehingga tak diketahui bentuk aslinya

seperti apa. Selain untuk obyek wisata Candi Mendut digunakan sebagai

tempat upacara waisak pada bulan mei saat bulan purnama. Candi Mendut

buka dari jam 07.00 hingga 18.00 untuk setiap harinya.

Relief Di Candi Mendut

Pada bagian kaki tubuh hingga atapnya Candi Mendut dihiasi

dengan beberapa relief yang mengandung cerita moral dan digambarkan

Page 179: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

162

dengan tokoh binatang. Beberapa relief tersebut diantaranya Brahmana

dan Kepiting yang menceritakan tentang Brahmana yang menyelamatkan

seekor kepiting dan kemudian si kepiting membalas budi dengan cara

menyelamatkan Brahmana saat mendapat gangguan dari ular dan gagak.

Ada juga cerita tentang Dua ekor burung betet yang mempunyai karakter

berbeda karena dibesarkan oleh Brahmana dan satunya dibesarkanoleh

seorang penyamun. Relief terbesar terlihat di bagian belakang candi yang

menceritakan tentang Buddha Avalokitesvara.

3. CANDI PAWON

Pendirian Candi Pawon diperkirakan pada pertengahan abad VIII,

hampir bersama dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur. Nama

''pawon'' sendiri, menurut sebagian orang, berasal dari kata ''pa-awu-an''

yang berarti tempat menyimpan awu ( abu ) . Pada bilik candi di tubuh

candi semula diperkirakan terdapat arca bodhisattva sebagai bentuk

penghormatan kepada raja Indra.

Berdasarkan prasasti karang tengah ( 824 m ), arca tersebut

mengeluarkan ''vigra'' ( sinar ), sehingga arca Bodhisattva tersebut

kemungkinan dibuat dari logam perunggu. Menurut Poerbatjcaraka, candi

Pawon merupakan upa angga ( bagian dari ) Candi Borobudur, karena

adanya kemiripan motif pahatan pada Candi Pawon dengan Candi Mendut

dan Candi Borobudur.

Page 180: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

163

Lampiran 27

HASIL PRE TEST

KELAS KONTROL

Page 181: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

164

Lampiran 28

HASIL POST TEST

KELAS KONTROL

Page 182: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

165

Lampiran 29

HASIL PRE TEST

KELAS EKSPERIMEN

Page 183: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

166

Lampiran 30

HASIL POST TEST

KELAS EKSPERIMEN

Page 184: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

167

Lampiran 31

FOTO-FOTO PENELITIAN

Pintu Gerbang SMP Negeri 3 Magelang

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Depan Ruang Kelas SMP Negeri 3 Magelang

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Page 185: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

168

UJi coba Kelas VIII G

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

UJi coba Kelas VIII G

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Page 186: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

169

Pre test Kelas Kontrol

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Pre test Kelas Kontrol

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Page 187: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

170

Pembelajaran Kelas Kontrol

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Pembelajaran Kelas Kontrol

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Page 188: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

171

Pre Test Kelas Eksperimen

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Pre Test Kelas Eksperimen

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Page 189: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

172

Lawatan Sejarah ke Candi Ngawen

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Pembelajaran saat Lawatan Sejarah ke Candi Ngawen

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Page 190: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

173

Lawatan Sejarah ke Candi Mendut

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Pembelajaran saat Lawatan Sejarah ke Candi Mendut

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Page 191: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

174

Lawatan Sejarah ke Candi Pawon

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Pembelajaran saat Lawatan Sejarah ke Candi Pawon

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Page 192: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

175

Post Test Kelas Eksperimen

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Post Test Kelas Eksperimen

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015

Page 193: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

176

Post Test Kelas Kontrol

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Post Test Kelas Kontrol

(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)

Page 194: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

177

Lampiran 32

SURAT IJIN PENELITIAN

Page 195: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH

178

Lampiran 33

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN