pengaruh penggunaan model lawatan sejarah
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH
TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 3 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh
Yuni Erwianisya
NIM 3101411067
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jadikanlah kejujuran sebagai kendaraanmu, kebenaran sebagai
senjatamu dan Allah sebagai tujuan hidupmu.
If you can dream it, you can achive it.
Terkadang kita harus berhenti khawatir, iman yang kita miliki adalah
jalan keluar, mungkin tidak seperti yang direncanakan, tetapi bagaimana
yang seharusnya.
Persembahan:
Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis kepada Allah SWT,
karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak Wiyono tercinta atas doa dan pengorbanan yang tiada henti demi
masa depan yang lebih baik dan juga pengalaman hidup yang selalu jadi
inspirasi.
2. Ibu Isyamidah tercinta atas doa yang tiada henti, semangat, kasih sayang
dan nasehat perjalanan hidup yang selalu memotivasi untuk selalu tegar
dan sabar.
3. Kakakku (Prima Erwianisya) dan Adikku (Fajar Nuari Erwianisya) yang
yang ikut mendukungku menggapai cita.
4. Demek‟s People (Arry,Jeki, Eva, Novita, Hanif ), dan Sambel Bara, terima
kasih sudah menemaniku dan menjadi sahabat terbaikku.
5. Amna Aulia yang telah memberi semangat dan menemani penelitian.
6. Kos Eirenne terimakasih untuk kekeluargaan yang begitu hangat.
7. Dosen-dosen Sejarah yang telah mendidik dan membimbingku, serta
almamaterku UNNES.
8. Heri Prasetya yang selalu memotivasi, terimakasih atas doanya.
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Model Lawatan Sejarah Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas VII
SMP Negeri 3 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015”.
Skripsi merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu sosial Universitas Negeri Semarang. Dalam penyusunan
skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena
itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, maka penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
selaku pimpinan Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan pada penulis menimba ilmu di fakultas
ilmu sosial UNNES.
3. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd, Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pengarahan penulis
selama menimba ilmu di Jurusan Sejarah.
4. Drs. Abdul Muntholib, M.Hum, Dosen Pembimbing atas segala bimbingan
dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Keluarga besar Jurusan Sejarah Fakutas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang yang telah mendidik penulis selama belajar di Jurusan Sejarah.
vii
6. Harjanta, S.Pd, Kepala sekolah SMP Negeri 3 Magelang yang telah
memberikan izin dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.
7. Siti Munjayanah, S.Pd guru mata pelajaran Sejarah di SMP N 3 Magelang
yang telah membantu dalam penelitian.
8. Siswa-siswi SMP Negeri 3 Magelang yang telah membantu dalam
menyelesaikan penelitian.
9. Segenap karyawan dan staff Tata Usaha SMP Negeri 3 Magelang atas
bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya. Selain itu dapat menambah referensi dalam pendidikan.
Semarang, April 2015
Penulis
viii
SARI
Erwianisya, Yuni. 2015. Pengaruh Penggunaan Model Lawatan Sejarah Terhadap
Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Magelang Tahun Pelajaran
2014/2015. Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Semarang.
Kata kunci : pengaruh, hasil belajar, lawatan sejarah.
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP N 3 Magelang
menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan model
pembelajaran konvensional, sehingga guru belum dapat mendekatkan siswa dengan
pengalaman belajarnya. Hal ini juga mengakibatkan siswa cenderung bersikap pasif
di kelas dan kurang dalam hal kemampuan kerjasama, berpikir kritis, sikap sosial,
serta mengkonstruksi pengetahuannya, dimana sebenarnya kemampuan tersebut dapat
berdampak positif dalam meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian ini digunakan
model pembelajaran Lawatan Sejarah. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk
mendapatkan gambaran tahapan-tahapan dari penerapan pembelajaran model lawatan
sejarah pada pembelajaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang, (2)
mengetahui pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah pada pembelajaran
sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang..
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 3
Magelang Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 244 siswa. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan diperoleh kelas VII D
sebagai kelas kontrol dan kelas VII E sebagai kelas eksperimen. Metode
pengumpulan data menggunakan metode tes dan dokumen. Rancangan eksperimen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh rata-rata nilai
post test kelas eksperimen yaitu 83,11 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 77,22. Hasil
uji hipotesis (uji t dan uji regresi sederhana) nilai post test diperoleh nilai signifikansi
(0,00) < taraf signifikansi(0,05), yang berarti ada perbedaan hasil belajar sejarah kelas
eksperimen dengan kelas kontrol, sedangkan uji regresi linear sederhana diperoleh
nilai signifikansi= 0,019 dengan taraf signifikansi= 0,05. Karena nilai signifikansi=
0,019 < 0,05 =taraf signifikansi maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang
berarti ada pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar
sejarah siswa. Koefisien determinasinya adalah 0,700.
Hal ini berarti 70,0% hasil
belajar sejarah siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran Lawatan Sejarah, sisanya
30,0% dipengaruhi oleh fakor lain. Presentase ketuntasan hasil belajar klasikal kelas
eksperimen yaitu 93,33% ≥ 75 %, sedangakan persentase ketuntasan hasil belajar
klasikal kelas kontrol mencapai 61,29% < 75%. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah telah mencapai
ketuntasan hasil belajar klasikal.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................................ vi
SARI ...................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
E. Batasan Istilah……………………... .............................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Sejarah .................................................................................... 10
B. Hasil Belajar .................................................................................................. 18
x
C. Model Lawatan Sejarah............................................................................. .... 20
D. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 31
E. Hipotesis ........................................................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .................................................................................... 34
B. Populasi Penelitian ......................................................................................... 36
C. Sampel Penelitian .......................................................................................... 37
D. Variabel Penelitian ........................................................................................ 38
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 38
F. Uji Coba Instrumen ........................................................................................ 40
G. Analisis Data ................................................................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 52
B. Pembahasan ................................................................................................... 75
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ....................................................................................................... 80
B. Saran ............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82
LAMPIRAN .......................................................................................................... 85
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Desain Penelitian Eksperimen ........................................................................... 35
2. Hasil Perhitungan Validitas Soal ....................................................................... 42
3. Hasil Perhitungan Daya Beda Soal ................................................................... 44
4. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran ............................................................... 45
5. Hasil Uji Normalitas Populasi ............................................................................ 59
6. Hasil Uji Homogenitas Populasi ........................................................................ 60
7. Hasil Nilai Kognitif Pre Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................ 61
8. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Kontrol........................ 62
9. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test Kelas Kontrol.... 63
10.Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Eksperimen ............... 64
11.Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test Kelas
Eksperimen ....................................................................................................... 64
12.Gambaran Umum Hasil Aspek Kognitif Post Test Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................................................... 65
13. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test Kelas Kontrol .................... 65
14. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test Kelas Kontrol 67
15. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test Kelas Eksperimen.............. 68
16. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test Kelas
Eksperimen .................................................................................................... 68
17. Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata data Post Test ..................... 69
xii
18. Hasil Perhitungan Uji Persamaan Regresi ....................................................... 71
19. Daftar Uji F (ANOVA), Uji Keberartian ........................................................ 71
20. Daftar Uji F (ANOVA), Uji Linearitas ............................................................ 72
21. Daftar Uji Koefisien Determinasi ................................................................... 72
22. Hasil Perhitungan Uji Analisis Regresi Linear Sederhana ............................. 73
23. Peningkatan Hasil Belajar Siswa .................................................................... 74
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema Kerangka Berpikir .................................................................................. 32
2. Hasil Pre Test Kontrol................................................................. ...................... 163
4. Hasil Post Test Kontrol ..................................................................................... 164
5. Hasil Pre Test Eksperimen ................................................................................ 165
6. Hasil Post Test Eksperimen................................................................ .............. 166
7. Foto-foto Penelitian .......................................................................................... 167
8. Surat Ijin Penelitian .......................................................................................... 177
9. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................................ 178
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Soal Uji Coba Penelitian ..................................................................... 85
2. Soal Uji Coba ..................................................................................................... 90
3. Kunci Jawaban Uji Coba .................................................................................... 97
4. Kisi-kisi Soal Pre Test ....................................................................................... 98
5. Soal Pre Test ..................................................................................................... 102
6. Kunci Jawaban Soal Pre Test ........................................................................... 108
7. Kisi-kisi Soal Post Test ..................................................................................... 109
8. Soal Post Test ................................................................................................... 113
9. Kunci Jawaban Soal Post Test .......................................................................... 119
10. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ................................................................. 120
11. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ................................................................... 121
12. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ............................................................ 122
13. Nilai Ulangan Harian Sejarah Siswa Kelas XI IPS .......................................... 123
14. Tabulasi Data Penelitian ................................................................................. 124
15. Tabulasi Data Penelitian .................................................................................. 125
16. Angket Respon Siswa ...................................................................................... 126
17. Lembar Jawab Angket Respon Siswa .............................................................. 131
18. Tabulasi Penilaian Respon Siswa..................................................................... 132
19. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Kelas Kontrol......................................... 133
20. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Kelas Eksperimen .................................. 135
xv
21. Silabus ............................................................................................................. 138
22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ...................... 141
23. Silabus .............................................................................................................. 145
24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ............................. 149
25. Jadwal Kegiatan Lawatan Sejarah ................................................................... 154
26. Sejarah Candi ................................................................................................... 157
27. Hasil Pre Test Kontrol ..................................................................................... 163
28. Hasil Post Test Kontrol .................................................................................... 164
29. Hasil Pre Test Eksperimen............................................................... ................ 165
30. Hasil Post Test Eksperimen ............................................................................ 166
31. Foto-foto Penelitian ......................................................................................... 167
29. Surat Ijin Penelitian ......................................................................................... 177
30. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................... 178
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses yang kompleks, bukan hanya
memindahkan pengetahuan dari buku yang dimiliki kepada murid tetapi
merupakan proses panjang yang melibatkan proses psikologi, sosiologi dan
ketrampilan guru yang memadai. Pendidikan secara sempit dapat diartikan
mengajar atau menumbuhkan pengetahuan anak dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan anak yang lugu menjadi anak yang
berpikir kompleks dan anak yang berpribadi berkembang, dari anak yang
tergantung menjadi orang yang dapat berdiri sendiri (Dewanto, 1998:8).
Salah satu mata pelajaran yang berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa adalah mata
pelajaran sejarah. Hal ini dikarenakan mata pelajaran sejarah memiliki arti
penting dalam pembentukan kesadaran dan wawasan kebangsaan. Arti
penting ini dapat ditangkap dari makna edukatif dari pendidikan sejarah itu
sendiri. Makna yang bisa ditangkap dari pendidikan sejarah adalah bahwa
pendidikan sejarah bisa memberikan kearifan dan kebijaksanaan bagi yang
mempelajarinya (Widja, 1989:49).
Sikap positif siswa dalam pembelajaran sejarah, memiliki sumbangan
positif terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran sejarah.
Siswa yang mempunyai sikap positif selama kegiatan belajar mengajar pada
2
dasarnya memiliki semangat dan motivasi belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang sikapnya negatif. Pada dasarnya, motivasi
belajar yang tinggi dari peserta didik, akan diikuti oleh intensitas belajar yang
lebih baik sehingga pada gilirannya dapat memperoleh prestasi belajar ang
lebih tinggi. Oleh karena itu, kualitas proses dan hasil pembelajaran sejarah
juga dipengaruhi sikap siswa terhadap pelajaran sejarah selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung (Aman, 2011: 123).
Pembelajaran sejarah dapat dilakukan dengan pembelajaran bervariasi.
Hal ini karena siswa dituntut dapat aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
Bukan hanya siswa tetapi guru juga dituntut untuk aktif dan kreatif dalam
pembelajaran. Guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang
menarik sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Menurut Kasmadi,
(1996:2) dalam pengajaran sejarah, metode, dan pendekatan serta model yang
dipilih merupakan alat komunikasi yang baik antara pengajar dan peserta
didik, sehingga setiap pengajaran dan uraian sejarah yang disajikan dapat
memberikan motivasi belajar Oleh karena itu, pembelajaran sejarah dilakukan
pembelajaran yang inovatif dengan melibatkan keaktifan peserta didik selama
proses pembelajaran sehingga pembelajaran sejarah menarik.
Pelajaran sejarah memiliki materi banyak, seringkali dianggap sebagai
pelajaran yang seolah-olah cenderung hafalan. Ditambah lagi dengan
kebijakan pemerintah yang semakin menyempitkan gerak langkah
pembelajaran sejarah, yakni dengan semakin kecilnya porsi jam pelajaran
3
sejarah di sekolah. Tidak mengherankan jika prestasi belajar sejarah siswa
juga cenderung kurang memuaskan (Aman, 2011:7).
Pada pelajaran IPS Sejarah banyak guru mengalami situasi yang tidak
jauh berbeda, anak-anak tidak aktif dalam pembelajaran, enggan
mengemukakan pendapatnya, mengantuk, bosan, malas, dan tidak
termotivasi. Sementara guru tak jarang pula mengabaikan dirinya sendiri.
Mereka mengajar dengan gaya tidak berubah, standar, formal, dan kaku
(Depdiknas, 2005: 5). Kondisi pembelajaran yang kurang kondusif, dimana
peserta didik tidak aktif dalam pembelajaran dan guru mengajar dengan
metode yang kurang menarik bagi peserta didik berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik.
Menurut Wijiasih (2012) “kenyataan di lapangan dalam proses
pembelajaran IPS Sejarah siswa cenderung pasif, kurang bersemangat, bahkan
kadang ada yang kurang bersemangat dan tertidur. Kondisi seperti ini
dikarenakan kurangnya motivasi belajar siswa. Keadaan seperti ini jelas akan
berpengaruh pada hasil belajar siswa”. Jika kondisi seperti ini terus
berlangsung, lama kelamaan motivasi belajar sejarah siswa akan cenderung
menurun sehingga mengakibatkan hasil belajar rendah dan tujuan pembelajaran
sejarah tidak akan tercapai.
Hasil belajar atau yang disebut prestasi belajar dalam penelitian ini
adalah berupa angka-angka tertentu yang tercantum dalam nilai raport, prestasi
adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Winkel (2004: 162),
menyatakan: “Prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai. Belajar
4
adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan,
kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan
dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan afektif.
Secara singkat belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang
merupakan hasil dari pengalaman.
Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 3 Magelang, didapatkan
hasil bahwa sarana dan prasarana yang tersedia sudah cukup memadai, seperti
LCD. Namun, pelaksanaan pembelajaran Sejarah belum maksimal. Dari hasil
evaluasi tindak lanjut yang dibuat oleh Guru, belum maksimalnya hasil belajar
sejarah siswa disebabkan oleh kurangnya semangat belajar siswa. Akibatnya,
siswa kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada
waktu diberikan kesempatan bertanya, siswa enggan mengemukakan
pemikirannya. Dalam proses pembelajaran, guru konsisten dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat sebelumnya. Namun, RPP
yang dibuat oleh Guru belum menunjukkan adanya model pembelajaran yang
bervariasi. Kegiatan pembelajaran yang tercermin dalam RPP didominasi oleh
ceramah guru, belum ada kegiatan pembelajaran inovatif misalnya bermain
peran (role playing), turnamen, dan sebagainya. Jika kondisi seperti ini terus
berlangsung, lama kelamaan hasil belajar sejarah siswa akan cenderung
menurun sehingga mengakibatkan hasil belajar rendah dan tujuan pembelajaran
sejarah tidak akan tercapai.
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan dari beberapa faktor,
pertama belum digunakannya model pembelalajaran yang bervariasi sehingga
5
menyebabkan siswa merasa jenuh. Kedua guru kurang melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran sehingga siswa kurang memperhatikan dan siswa enggan
mengemukakan pemikirannya. Hal ini dapat diketahui guru sebelumnya tidak
memberitahukan siswa tentang manfaat yang akan didapat dari mata pelajaran
yang dipelajari sehingga mereka tidak semangat mengikuti pembelajaran.
Sejarah dikatakan pelajaran yang membosankan karena cara
penyampaian oleh guru yang mengajar. Terkadang guru sejarah hanya
mengajar berpandukan buku teks, menulis nota di papan hitam/putih, fotokopi
nota-nota ringkasan tulisan tangan dan menyuruh kepada pelajarnya
menempel di buku nota dan baca. Semasa sesi pembelajaran, guru akan
membaca fakta-fakta ringkas yang ada dalam buku teks, dan pelajar disuruh
membaca uraiannya di rumah. Interaksi antara pelajar memang ada, tetapi sesi
tanya jawab juga berdasarkan fakta dan hafalan, seperti perlunya mengingat
tarikh - tarikh penting, dan nama - nama tokoh
(http://audifaliq.wordpress.com/2011/01/09/mengapa-kita-perlu-belajar-dari-
sejarah/)
Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur dari keberhasilan
siswa mengikuti pembelajaran. Sedangkan hasil belajar yang baik harus
didukung oleh pembelajaran yang berkualitas yang mampu melibatkan
keaktifan dan kreatifitas peserta didik. Oleh karena itu perlu diterapkan
pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik.
Pada saat ini sudah banyak tersedia pembelajaran inovatif yang dapat
melibatkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik salah satunya adalah model
6
pembelajaran Lawatan Sejarah.
Menurut Cahyo Budi Utomo (Makalah Seminar Sejarah, 2007), Lawatan
Sejarah adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs bersejarah (a trip
to historical sites). Menurut Susanto Zuhdi lawatan sejarah adalah suatu
program penjelajahan masa lalu melalui kunjungan ke tempat-tempat
bersejarah. Tempat bersejarah tersebut dapat berupa makam tokoh, tempat
pengasingan, komunitas masyarakat, dan juga pusat-pusat kegiatan ekonomi
(Lestariningsih, 2007:3).
Lawatan Sejarah merupakan model pembelajaran yang dilakukan
dimana siswa melakukan perjalanan mengunjungi situs bersejarah. Pada
kegiatan lawatan sejarah ini, siswa di perkenalkan mengenai sumber, bukti
dan fakta sejarah langsung. Misalkan sumber lisan, dimana siswa dapat
bertanya langsung kepada saksi atau pelaku sejarah dan siswa tidak hanya
berpanduan pada buku saja, melainkan melakukan kegiatan lawatan ini
sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran sejarah. Selain itu
dengan adanya model lawatan sejarah ini dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa.
Lawatan sejarah di lakukan di situs sejarah yang berada di Kabupaten
Magelang. Situs sejarah adalah daerah dimana ditemukan benda-benda
purbakala. Benda-benda purbakala tersebut di antaranya: istana-istana,
makam, masjid dan candi. Situs di Kabupaten Magelang banyak sekali
peninggalan-peninggalan terutama candi-candi yang bercorak Hindu dan
Buddha. Candi adalah bangunan keagamaan yang dipengaruhi oleh
7
kebudayaan India yang berintikan alam pikiran Hindu dan Buddha. Sifat
keagamaan dan kesakralan candi bagi masyarakat masa lampau dapat dilihat
dari arsitektur dan maknanya. Candi juga berfungsi sebagai tempat beribadah
agama Hindu dan Buddha dan sebagai tempat memuliakan raja yang sudah
meninggal.
Candi-candi peninggalan agama Hindu Budha yang digunakan sebagai
lawatan sejarah yaitu Candi Mendut, Candi Ngawen, dan Candi Pawon.
Ketiga candi tersebut terletak di Kabupaten Magelang. Setiap candi memiliki
karateristik yang berbeda-beda. Dengan adanya model pembelajaran lawatan
sejarah maka siswa akan dapat mengetahui bukti sejarah dan fakta secara
langsung.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, peneliti bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model
Lawatan Sejarah Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas VII SMP
Negeri 3 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015“. Dengan menggunakan
model lawatan sejarah maka diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemasalahan di atas, dalam penelitian ini akan
diangkat beberapa permasalahan, yaitu:
1. Bagaimanakah penerapan model lawatan sejarah pada pembelajaran
sejarah?
8
2. Adakah pengaruh penggunaan model lawatan sejarah terhadap hasil belajar
siswa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mendapatkan gambaran tahapan-tahapan dari penerapan
pembelajaran model lawatan sejarah pada pembelajaran sejarah kelas VII
SMP Negeri 3 Magelang.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model lawatan sejarah terhadap
hasil belajar siswa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoretis
Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi oleh
pihak yang berkepentingan untuk penelitian lebih lanjut mengenai hasil
belajar sejarah siswa.
2. Secara Praktis
a. Pihak Guru
1) Memberikan alternatif model pembelajaran yang tepat sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2) Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan ketrampilan memilih
model pembelajaran yang bermanfaat dalam pembelajaran.
9
b. Pihak Siswa
1) Penggunaan model pembelajaran lawatan sejarah pada
pembelajaran sejarah diharapkan dapat membantu siswa dalam
memahami materi sejarah sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar sejarah siswa.
2) Dapat memberikan hal yang positif dalam peningkatan hasil belajar
sejarah siswa.
c. Pihak Sekolah
Dapat memberikan sumbangan yang baik dalam upaya perbaikan
proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya
mata pelajaran sejarah.
E. Batasan Istilah
1. Model Lawatan Sejarah
Lawatan Sejarah adalah upaya untuk menjadikan sejarah sebagai
kata kerja. Sejarah sebagai praktik akan lebih menyenangkan bagi siswa
untuk belajar, apalagi dengan berwisata mengajak siswa mengunjungi
situs dan monumen bersejarah. Lawatan sejarah adalah suatu program
penjelajahan masa lalu melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah.
Tempat bersejarah tersebut dapat berupa makam tokoh, tempat
pengasingan, komunitas masyarakat, dan juga pusat-pusat kegiatan
ekonomi (Lestariningsih, 2007:3).
Menurut Cahyo Budi Utomo (Makalah Seminar Sejarah, 2007),
Lawatan Sejarah adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs
10
bersejarah (a trip to historical sites). Jika mencermati uraian di muka,
khususnya tentang pengembangan model pembelajaran berbasis teori
belajar yang berkembang, maka Lawatan Sejarah dapat dikembangkan
sebagai model pembelajaran sejarah.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah Menurut Tri Anni (2004), hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
mengalami aktivitas belajar.
Menurut Sudjana (2005: 22), hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman-
pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan
pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional.
Hasil belajar secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah
kognitif merupakan ranah yang berhubungan dengan intelektual dan
penalaran seseorang. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif menjadi
tolok ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran siswa.
Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari
dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Menurut Syaodih
Sukmadinata (2009: 162-165) yang termasuk faktor internal adalah faktor
fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan
kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah
faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model
11
pembelajaran). Suprijono (2011: 6) mengemukakan tiga faktor utama yang
mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi
berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah
kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model
pembelajaran yang digunakan.
Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar
sejarah aspek kognitif pada materi perkembangan masyarakat kebudayaan
dan pemerintahan Hindu-Budha serta peninggalan-peninggalannya. Kelas
VII SMP Negeri 3 Magelang tahun ajaran 2014/2015.
10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Pembelajaran Sejarah
Menurut Slameto (2003: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.Pengertian belajar menitikberatkan pada 3
unsur pokok, yaitu perubahan tingkah laku, pengalaman, lamanya waktu
perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar atau dengan kata lain
perubahan tersebut relatif menetap (Winataputra, 2007:8). Perubahan
tingkah laku yang dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Unsur-unsur yang terdapat dalam belajar meliputi: pembelajar,
stimulus, memori, dan respon. Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal belajar.Faktor internal meliputi aspek fisik, psikis,
dan sosial. Oleh karena itu, agar belajar dapat berlangsung efektif pada
siswa, guru harus menguasai bahan belajar, keterampilan pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran secara terpadu.
Teori yang berkaitan dengan belajar dinamakan dengan dengan
teori belajar.Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai
bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa.Berdasarkan suatu teori
belajar, suatu pembelajaran diharapkan dapat lebih meningkatkan
11
perolehan siswa sebagai hasil belajar.Teori-teori baru dalam psikologi
pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivisk.
Teori kontruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang
bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta suatu makna dari apa yang
dipelajari. Beda dengan teori behavioristik yang memahami hakikat
belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan
respon, sedangkan teori kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai
kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan
memberi makna pada pengetahuannya.
Menurut teori konstruktivisme, pengetahuan bukanlah kumpulan
fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagi
konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun
lingkungannya (Rifa‟i & Catharina, 2009: 225).Paradigma konstruktivistik
memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal
sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi
dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Guru memiliki peran
membantu agar proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan
lancar.
Teori belajar konstruktivisme ini sesuai untuk pembelajaran
sekarang, karena dalam perkembangannya pembelajaran tidak hanya
didominasi oleh guru saja tetapi lebih dari itu. Siswa mempunyai peran
dalam belajar sehingga terjadilah interaksi dalam proses belajar. Selain itu
menurut teori ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi
12
pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan
kepada siswa.Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam
benaknya.
Belajar menurut teori kontruktivisme bukanlah sekedar menghafal,
akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.
Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti guru, akan
tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu.
Pengetahuan hasil dari “pemberian” tidak akan bermakna. Adapun
pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan
itu oleh setiap individu akan memberi makna mendalam atau lebih
dikuasai dan lebih lama tersimpan/diingat dalam setiap individu.
Adapun tujuan dari teori kontruktivisme adalah sebagai berikut:
1) Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung
jawab siswa itu sendiri.
2) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan
dan mencari sendiri pertanyaan.
3) Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan
pemahaman konsep secara lengkap.
4) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang
mandiri.
5) Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
Pembelajaran menurut aliran behavioristik merupakan perubahan
perilaku, karena terjadi interaksi atau hubungan antara linkungan dengan
13
pembelajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 205). Perubahan perilaku manusia
sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan beragam
pengalaman kepada seseorang. Lingkungan merupakan stimulus yang
dapat mempengaruhi dan atau mengubah kapasitas untuk merespon
(Winataputra, 2007: 24).
Pembelajaran berdasarkan teori kontemporer adalah pembelajaran
yang didasarkan pada teori konstruktivisme. Pembelajaran
konstruktivisme mengkritisi konsep pembelajaran yang selama ini belajar-
mengajar dalam arti cenderung berpusat pada guru di pihak lain cenderung
berpusat pada subyek belajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 220).
Konstruktivisme berpegang kepada pandangan keaktifan siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan interaksinya dalam pengalaman
belajar yang diperoleh. Dalam hal ini, pengajar dan siswa sama-sama aktif,
siswa aktif mengkonstruksi pengetahuan pengajar dan pengajar sebagai
fasilitator.
Pembelajaran secara umum dapat diartikan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah
ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000:24). Pembelajaran juga
didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk mengorganisasikan atau
mengatur lingkungan baik fisik, maupun non fisik sehingga dapat
digunakan untuk kegiatan proses belajar. Pembelajaran adalah setiap
perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari
pengalaman. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia
14
dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri.
Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara
langsung dapat diamati.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu danpengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat
seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru
saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara
guru dengan peserta didik. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran
(Hamalik, 2009:57).
15
Berdasarkan teori-teori pembelajaran tadi, dapat ditarik sejumlah
prinsip belajar mengajar sebagi berikut (Hamalik, 2009: 54-55).
a. Belajar senantiasa bertujuan yang berkenaan dengan perkembangan
perilaku siswa.
b. Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu.
c. Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-daya, membentuk hubungan
asosiasi, dan melalui penguatan.
d. Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman,
berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman.
e. Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh guru
maupun secara tak langsung melalui bantuan pengalaman sebagai
pengganti.
f. Belajar dipengaruhi oleh faktor internal individu dan faktor eksternal
individu.
g. Belajar sering dihadapkan kepada masalah dana kesulitan yang perlu
dipecahkan.
h. Hasil belajar dapat ditransferkan ke dalam situasi lain.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran sejarah adalah proses interaksi antar siswa dengan guru
dalam kegiatan belajar mengajar yang mengkaji tentang peristiwa masa
lampau yang membawa pengaruh besar untuk masa kini dan masa yang
akan datang.
a) Tujuan Pelajaran Sejarah
16
Pengajaran sejarah di sekolah bertujuan agar siswa
memperoleh kemampuan berpikir historis melalui melalui pemahaman
sejarah. Melalui pengajaran sejarah dapat mengembangkan kompetensi
untuk berpikir secara kronologis. Pengetahuan tentang masa lalu dapat
digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan,
perubahan serta keragaman sosial budaya masyarakat.
Mata pelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam
kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan
berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk baik di tingkat
lokal, nasional dan global.
a) Fungsi Mata Pelajaran Sejarah
Sejarah merupakan salah satu bagian dari kelompok ilmu
yang berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sejarah untuk diajarkan
pada semua. Jenjang sekolah adalah menanamkan semangat
kebangsaan, cinta tanah air, bangsa dan negara.
17
Pengajaran sejarah dapat berfungsi dalam mengembangkan
kepribadian peserta didik terutama dalam hal:
1) Membangkitkan perhatian serta minat sejarah kepada
masyarakat sebagai satu kesatuan komunitas.
2) Mendapatkan insiprasi dari cerita sejarah, baik dari kisah-kisah
kepahlawanan maupun peristiwa-peristiwa yang merupakan
tragedi nasional untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.
3) Tidak mudah terjebak pada opini, karena dalam berpikir
mengutamakan sikap kritis dan rasional dengan dukungan fakta
yang benar.
2. Hasil Belajar
Hasil (prestasi) adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah
(Tu‟u 2004: 75). Hasil belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai, atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa
dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya (Tu‟u, 2004:75).
Hasil belajar atau yang disebut prestasi belajar dalam penelitian ini
adalah berupa angka-angka tertentu yang tercantum dalam nilai raport,
prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Winkel (2004: 162),
menyatakan: “Prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai. Belajar
adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan,
kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan
dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan afektif.
18
Secara singkat belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang
merupakan hasil dari pengalaman.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan
mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap
dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu
itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam
perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu
tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu
terbentuk dan berkembang melalui proses belajar. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolahnya sifatnya relatve,
artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi belajar siswa
sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi, faktor-faktor tersebut
saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu
faktor, akan dapat mempengarui keberhasilan seseorang dalam belajar.
Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di
sekolah didukung oleh faktor internal dan eksternal sperti tersebut di atas.
Hasil belajar dapat dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang
optimal menunjukkan sebagai berikut: kepuasan dan kebanggaan yang dapat
menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa menambah
keyakinan dan kemampuan dirinya, hasl yang dicapai bermakna bagi siswa,
dan hasil belajar yang diperoleh siswa komprehensif atau menyeluruh yang
19
mencakup ranah kognitif, pengetahuan, afektif, psikomotorik, serta
keterampilan atau perilaku. Kemampuan siswa mengontrol atau menilai hasil
yang dicapai maupun proses dan usaha belajar.
Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
a. Faktor Intern, di antaranya:
1. Faktor Jasmaniah, di antaranya adalah : faktor kesehatan dan cacat
tubuh.
2. Faktor Psikologi, di antaranya adalah : intelegensi; perhatian; minat;
bakat; motif;kematangan;kesiapan
3. Faktor kelelahan
b. Faktor ekstern, di antaranya:
1. Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan
sebagainya.
2. Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, disiplin, alat
pengajaran, dan sebagainya.
3. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media,
dan sebagainya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa
di sekolah sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini
terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor
yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara
20
yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat
mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian,
tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung
oleh faktor internal dan eksternal seperti yang tersebut di atas.
3. Model Lawatan Sejarah
Lawatan sejarah adalah upaya untuk menjadikan sejarah sebagai
kata kerja. Sejarah sebagai praktik akan menyenangkan bagi siswa untuk
belajar, apalagi dengan berwisata mengajak siswa mengunjungi situs dan
monumen bersejarah. Lawatan sejarah adalah suatu program penjelajahan
masa lalu melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah. Tempat
bersejarah tersebut dapat berupa makam tokoh, tempat pengasingan,
komunitas masyarakat, dan juga pusat-pusat kegiatan ekonomi
(Lestariningsih, 2007:3).
Menurut Cahyo Budi Utomo (Makalah Seminar Sejarah, 2007),
Lawatan Sejarah adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs
bersejarah ( a trip to historical sites). Jika mencermati uraian di muka,
khususnya tentang pengembangan model pembelajaran berbasis teori
belajar yang berkembang, maka Lawatan Sejarah dapat dikembangkan
sebagai model pembelajaran sejarah baik dengan basis teori behavioristik,
kognitif, maupun konstruktivistik. Tinggal bagaimana guru dan murid
mengemasnya. Tentu saja, kalau kita mengikuti perkembangan baru.
Terutama paradigma baru yang dijadikan rujukan yang mendasari
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, yang dituangkan baik pada UU
21
tentang Sisdiknas maupun Peraturan Menteri tentang Standart Kompetensi
dan Implementasinya, maka sangat jelaslah bahwa paradigma
pembelajaran kontruktivisme menjadi pilihan utamanya.
Mengamati perkembangan penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia, gejala diterimanya paradigma kontruktivisme dan tren
pembelajaran quantum sungguh menggembirakan. Hal ini terbukti dari
mulai maraknya kegiatan-kegiatan pendidikan baik formal (sekolah)
maupun non formal (pelatihan, workshop, atau bahkan seminar lokakarya)
yang dikemas dalam bentuk Edutainment.
Kita sudah lama mengenal istilah learning by doing, maka learning
by experience adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan
“Edutainment”. Edutainment yaitu sebuah konsep yang saat ini sedang
dikembangkan oleh berbagai lembaga pendidikan formal (sekolah)
maupun non formal (lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pelatihan,
workshop, atau seminar). Bahkan dinegara maju, edutainment telah
ditopang oleh teknologi yang maju, sehingga sebutannya menjadi
edutainment and technotainment (Edutechnotainment). Progam ini diakui
telah membuka sumber daya baru, perkakas dan strategi untuk
mengangkat capaian siswa ke tingkat yang lebih tinggi (McKenzie, 2000).
Edutainment adalah akronim dari “education and entertainment”.
Dapat diartikan sebagai progam pendidikan atau pembelajaran yang
dikemas dalam konsep hiburan sedemikian rupa, sehingga tiap-tiap peserta
hampir tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang diajak untuk
22
belajar atau untuk memahami nilai-nilai (value), sehingga kegiatan
tersebut memiliki nuansa yang berbeda dibandingkan dengan
pembelajaran biasa.
Edutainment dapat digunakan untuk mengemas model
pembelajaran melalui lawatan sejarah. Aplikasinya tergantung dari
kebutuhan dan impact yang diharapkan oleh peserta. Lawatan sejarah yang
dikemas dalam Edutainment akan menjadi lebih menarik bagi peserta.
Sebenarnya lawatan sejarah ini hanyalah kendaraan saja. Yang terpenting
adalah muatannya, baik itu internal maupun external issues, misalnya
educational vision and mission, self esteem, sense of belonging, awarding,
appreciation, product knowledge, atau competency.
Beberapa testimony mengungkapkan bahwa setelah mengikuti
lawatan sejarah tingkat daerah (Laseda) maupun tingkat nasional
(Lasenas- sudah 5 kali sejak 2003), peserta merasa memperoleh “sesuatu
yang baru” yang berbeda dengan sebelumnya (Kompas, 06 September
2003). Hal tersebut secara teoritik bukan hal yang mengherankan. Ada
faktor-faktor kunci sukses yang terkumpul dalam diri peserta, serta
positive mental attitude, knowledge, skill, dan habit. Dengan melihat
faktor-faktor tersebut, maka pendekatan penting dikembangkan adalah
memberikan motivasi pada faktor positive mental attitude. Tekniknya
dilakukan dengan menggali keinginan seseorang yang paling dalam dan
menjadikannya sebagai main need atau main good. Sedang outputnya
nanti adalah momentum seseorang untuk berubah.
23
Pada tahap persiapan setiap rancangan kegiatan, maka guru
bertanggungjawab penuh menentukan scedule, dimana mereka secara
cermat memperhitungkan alokasi waktu menit per menit. Harus dirancang
agar tidak ada jeda yang menyebabkan acara jenuh. Hal ini dapat
dikembangkan teknik-teknik entertainment seperti sounds, diantaranya
music, ilustration, video presentation, inspirational message, games. Suatu
variasi yang direkomendasikan oleh pembelajaran kontruktivisme dengan
quantum learningnya.
Tiap-tiap pembicara yang terlibat dalam kegiatan ini saling
berkoordinasi antara satu dengan yang lainnya. Mereka dapat saling
mengisi dan saling menguatkan pesan (message), muatan (qoute) serta
materi (material) yang akan disampaikan sebagai suatu cotinual synergy
yang memiliki benang merah, yang akan memudahkan peserta untuk
memahami pembelajaran yang disampaikan secara sederhana.
Lawatan sejarah ini dapat dilaksanakan dalam waktu mulai dari
setengah hari hingga tiga hari, baik indoor maupun outdoor, misalnya di
ballroom hotel, aula, lapangan terbuka, pool side, atau camp didaerah
pegunungan atau pantai diluar kota, tergantung situs sejarahnya tentu saja.
Lamanya kegiatan, penggunaan equipments serta penentuan aplikasi
materi-materi outbound mempengaruhi hasil akhir, yang dapat berupa soft,
middle, atau high impact. Artinya semakin tinggi impact yang dihasilkan,
semakin tinggi pula motivasi orang tersebut setelah selesai mengikuti
24
lawatan sejarah. Bahkan ia akan dapat secara positif mempengaruhi dan
memotivasi teman yang lainnya.
Menurut Mills (1989) dalam Cahyo Budi Utomo (2010:40), model
adalah bentuk representasi akurat, sebagai proses actual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak
berdasarkan model itu. Hal itu merupakan interpretasi atas hasil observasi
dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.
Perumusan model mempunyai tujuan :
1. Memberikan gambaran kerja sistem untuk periode tertentu, dan
didalamnya secara implisit terdapat seperangkat aturan untuk
melaksanakan perubahan.
2. Memberikan gambaran tentang fenomena tertentu menurut
diferensiasi waktu atau memproduksi seperangkat aturan yang
bernilai bagi keteraturan sebuah sistem.
3. Memproduksi model yang mempresentasikan data dan format
ringkas dengan komplesitas rendah.
Dengan demikian, suatu model dapat ditinjau dari aspek mana kita
memfokuskan suatu pemecahan permasalahannya. Pengertian model
pembelajaran dalam konteks ini, merupakan landasan praktik pembelajaran
hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar, yang
direncanakan berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi
KTSP dan implikasinya pada tingkat operasional dalam pembelajaran.
25
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang
digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan
memberi petunjuk kepada pengajar didalam kelas dalam setting pengajaran.
Untuk menetapkan model mengajar yang tepat, merupakan suatu pekerjaan
yang tidak mudah, karena memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai
materi yang akan diberikan dan model mengajar yang dikuasai (Utomo,
2010:40).
Memilih suatu model mengajar, harus juga disesuaikan dengan realitas
yang ada dan situasi kelas yang akan dihasilkan dari proses kerjasamanya
yang dilakukan antara guru dan peserta didik. Meskipun dalam menentukan
model mengajar yang cocok itu tidak mudah, tetapi guru harus memilih
asumsi, bahwa hanya ada model mengajar yang sesuai dengan model belajar.
Apabila guru mengharapkan peserta didiknya menjadi produktif, maka guru
harus membiarkannya dia berkembang sesuai dengan gayanya masing-masing.
Guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar peserta
didik(Utomo, 2010:41).
Model-model pengajaran merupakan hasil dari perjuangan para guru
yang telah berhasil membuat jalan baru bagi kita untuk melakukan penelitian.
Semua guru membuat sebuah reportoar tentang berbagai praktik pengajaran
agar mereka berinteraksi dengan para siswa dan mempertajam
lingkungan/suasana saat mengajar siswi-siswinya. Beberapa praktik ini
menjadi sasaran kajian formal, diteliti dan dipoles sehingga menjadi model-
model yang dapat kita gunakan dalam mengembangkan skill-skill propesional
26
untuk tugas-tugas pengajaran. Model-model pengajaran sebenernya juga bisa
dianggap sebagai model-model pembelajaran. Saat kita membantu siswa
memperoleh informasi, gagasan, skill, nilai cara berfikir, dan tujuan
mengekspresikan diri mereka sendiri, kita sebenarnya tengah mengajari
mereka untuk belajar. Pada hakikatnya, hasil intruksi jangka panjang yang
paling penting adalah bagaimana siswa mampu meningkatkan kapabilitas
mereka untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif pada masa yang
akan datang, baik karena pengetahuan dan skill yang mereka peroleh maupun
karena penguasaan mereka tentang proses belajar yang baik (Joyce, 2009:6-7).
Bruce Joyce, dkk (2009) dalam bukunya Models of Teaching, model-
model pengajaran di kelompokkan ke dalam empat kelompok pengajaran yang
para anggotanya memiliki orientasi pada (sikap) manusia dan bagaimana
mereka belajar. Kelompok-kelompok tersebut adalah:
Kelompok Model Pengajaran Memproses Informasi (the information-
processing family)
Kelompok Model Pengajaran Sosial (the social family)
Kelompok Model Pengajaran Personal (the personal family)
Kelompok Model Pengajaran Sistem Perilaku (the behavioral system
family)
Pada kegiatan lawatan sejarah ini, siswa di perkenalkan mengenai
sumber, bukti dan fakta sejarah langsung. Misalkan saja sumber lisan, dimana
siswa dapat bertanya langsung kepada saksi atau pelaku sejarah. Kemudian
27
siswa menyaksikan secara langsung jejak-jejak sejarah berupa bangunan-
bangunan bersejarah serta monumen peringatan.
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan model lawatan sejarah
ini, pertama adalah kegiatan pembelajaran teori yang dilakukan oleh guru di
dalam kelas pada pertemuan pertama. Kemudian pada jam mata pelajaran
siswa diajak ketempat bersejarah, tetapi jam mata pelajaran nantinya akan di
ambil jam pelajara terakhir. Pada pertemuan kedua di dalam kelas dilakukan
evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
Lawatan sejarah di lakukan di situs sejarah yang berada di Kabupaten
Magelang. Situs sejarah adalah daerah dimana ditemukan benda-benda
purbakala. Benda-benda purbakala tersebut di antaranya: istana-istana,
makam, masjid dan candi. Situs di Kabupaten Magelang banyak sekali
peninggalan-peninggalan terutama candi-candi yang bercorak Hindu dan
Buddha. Candi adalah bangunan keagamaan yang dipengaruhi oleh
kebudayaan India yang berintikan alam pikiran Hindu dan Buddha. Sifat
keagamaan dan kesakralan candi bagi masyarakat masa lampau dapat dilihat
dari arsitektur dan maknanya. Candi juga berfungsi sebagai tempat beribadah
agama Hindu dan Buddha dan sebagai tempat memuliakan raja yang sudah
meninggal.
Candi-candi peninggalan agama Hindu Budha yang di gunakan
sebagai lawatan sejarah yaitu Candi Mendut, Candi Ngawen, dan Candi
Pawon. Ketiga candi tersebut terletak di Kabupaten Magelang. Setiap candi
memiliki karateristik yang berbeda-beda. Dengan adanya model pembelajaran
28
lawatan sejarah maka siswa akan dapat mengetahui bukti sejarah dan fakta
secara langsung.
Melawat ke masa lampau perjalanan bangsa ini, berarti pula kita dapat
memupuk terus sumber motivasi membangun kebersamaan untuk
kesejahteraan bersama. Dalam konteks belajar sejarah, kebersamaan menjadi
prioritas yang dibangun melalui komitmen dan tindakan nyata. Dalam konteks
inilah jaringan ke Indonesiaan dapat pula kita lacak melalui situs-situs
bangunan bersejarah dan lingkungan masyarakat tempatan. Bahkan melalui
tradisi lisan atau sejarah lisan yang menyimpan kenangan tentang pejuang atau
tokoh dapat pula kita telusuri kembali asal usulnya.
Sebagai sebuah contoh dalam kegiatan ini misalnya pada tahun 2006,
dilaksanakan program lawatan sejarah ke Propinsi Bangka Belitung. Peserta
yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia setelah diseleksi diajak untuk
mengikuti program lawatan sejarah selama 5 hari. Bangka Belitung
mempunyai peran yang sangat besar dalam menentukan nasib negara
Indonesia. Setelah Yogyakarta diserang oleh Belanda, Sukarno Hatta
ditangkap dan diasingkan. Soekarno dan Agus Salim tiba di Pelabuhan
Pangkalbalam (Bangka) pada 5 Februari 1949, dari pengasingannya di Parapat
dengan pesawat Catalina untuk bergabung dengan tokoh-tokoh lain yang
diasingkan ke Bukit Menumbing Bangka. Selama di pengasingan ini Soekarno
dan tokoh-tokoh lainnya seperti Agus Salim, Soepomo, dr. J. Leimena
mengadakan perundingan dengan Belanda dari perundingan di Pangkalpinang
inilah kemudian lahir perundingan Roem Royen pada 7 Mei 1949. Atas dasar
29
perundingan inilah kemudian Soekarno dan Hatta pada tanggal 6 Juli 1949
kembali ke Yogyakarta. Dan Bung Karno mengatakan bahwa pada saat ini
“dari Pangkalpinang pangkal kemenangan bagi perjuangan”.
Selain itu Bangka Belitung mempunyai tempat-tempat bersejarah yang
sangat beragam. Pada tahun 1770 Sultan Palembang Darussalam Mahmud
Badaruddin II mendatangkan pekerja-pekerja Cina untuk menambang timah
guna meningkatkan produksi Timah di Pulau Bangka. Sejak itulah mulai
berdatangan orang-orang Cina dari Siam, Cina Selatan, Malaka. Para pekerja
Cina ini kemudian membentuk komunitas tersendiri dan mengadakan
perkawinan dengan penduduk asli Bangka. Sehingga di Pangkal Pinang
banyak terdapat kelenteng dan bangunan berasitektur Cina. Selama mengikuti
kegiatan lawatan sejarah di Pulau Bangka, peserta diajak untuk mengunjungi
tempat-tempat bersejarah tidak hanya yang bersifat death monument tetapi
juga komunitas-komunitas penduduk baik kampung Cina maupun Islam.
Karena kegiatan ini dibiayai oleh pemerintah tentu peserta seolah-olah
dimanjakan baik tempat penginapan maupun transportasi dan fasilitas lainnya
(Lestariningsih dalam makalah seminar nasional 2007).
Dalam kegiatan lawatan sejarah untuk kegiatan pembelajaran ini letak
perbedaanya adalah tempat, ruang lingkup, peserta, serta biaya pelaksanaan,
kalau kegiatan lawatan yang telah dipaparkan sebelumnya adalah merupakan
program pemerintah dimana ruang lingkupnya adalah nasional, pesertanya
adalah siswa yang terpilih dari berbagai sekolah, serta biaya sepenuhnya di
tanggung oleh pemerintah. Sedangkan lawatan sejarah dalam pembelajaran ini
30
ruang lingkupnya adalah lokalitas, dengan maksud memperkenalkan
peninggalan bersejarah yang ada di sekitar lingkungan siswa. Pelaksanaannya
secara konseptual tidak jauh berbeda, yaitu mengunjungi tempat-tempat
bersejarah. Selain itu kreatifitas guru dalam pelaksanaan model lawatan
sejarah sangat diperlukan agar kegiatan ini bisa menarik minat siswa dalam
mempelajari bidang studi sejarah/pelajaran sejarah yang selama ini di ajarkan.
F. Kerangka Berpikir
Pembelajaran sejarah di SMP Negeri 3 Magelang masih menggunakan
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru seperti metode ceramah
konvensional, sehingga pembelajaran masih bersifat satu arah.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah
mengalami aktivitas belajar sehingga aktivitas belajar siswa mempengaruhi
tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar sejarah siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun
faktor dari luar (eksternal). Menurut Syaodih Sukmadinata (2009: 162-165)
yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis
(misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif),
sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan
instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran).
Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah model pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar sejarah adalah model pembelajaran yang
dipadukan dengan metode pembelajaran inovatif yang memiliki komponen
31
yang disusun berdasarkan teori belajar serta dirancang untuk mempengaruhi
hasil belajar siswa yaitu model lawatan sejarah.
Model lawatan sejarah ini, siswa di perkenalkan mengenai sumber,
bukti dan fakta sejarah secara langsung. Misalkan sumber lisan, dimana siswa
dapat bertanya langsung kepada saksi atau pelaku sejarah dan siswa tidak
hanya berpanduan pada buku saja melainkan melakukan kegiatan lawatan ini
sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran sejarah. Selain itu
dengan adanya model lawatan sejarah ini dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa.
32
Kerangka berpikir penelitian pegaruh penggunaan model lawatan
sejarah terhadap hasil belajar siswa ditunjukkan pada Gambar 1:
Gambar 1. Kerangka Berpikir penelitian pengaruh penggunaan
model lawatan sejarah terhadap hasil belajar siswa.
G. Hipotesis
PROSES PEMBELAJARAN SEJARAH
1. Guru belum menggunakan model
pembelajaran yang inovatif.
2. Siswa hanya berpedoman pada buku saja.
1. Siswa cepat merasa jenuh saat
mengikuti pembelajaran sejarah.
2. Hasil belajar siswa belum optimal.
MODEL
LAWATAN
SEJARAH
1. Siswa di
perkenalka
n mengenai
sumber dan
fakta
secara
langsung.
HASIL BELAJAR SISWA MENJADI
OPTIMAL
33
Hipotesis mengandung pengertian suatu pendapat yang kebenarannya
masih harus dibuktikan terlebih dahulu. Hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah:
1.Ho
Tidak ada pengaruh hasil belajar sejarah siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah.
2. Ha
Ada pengaruh signifikan hasil belajar sejarah siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh dalam
melaksanakan penelitian. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka penelitian
harus berdasarkan pada metode yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya meliputi:
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis penelitian Quasi
Eksperimen. Quasi Eksperimen merupakan metode eksperimen yang
mengikuti prosedur dan memenuhi syarat eksperimen seperti kelompok
kontrol, pemberian perlakuan, serta pengujian hasil. Namun dalam
pengontrolan variable hanya dilakukan terhadap satu variable yang dipandang
paling dominan (Sukmadinata,2009: 58-59).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif jenis eksperimen. Sugiyono (2012: 72) menyatakan bahwa
penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Menurut Margono (2009: 110) penelitian eksperimen
merupakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna
membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Penelitian ini membagi kelompok menjadi dua, yakni kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Satu kelompok diberi perlakuan khusus
35
tertentu dan satu kelompok lagi dikendalikan pada suatu keadaan yang
pengaruhnya dijadikan sebagai pembanding (Margono,2009:110). Kelompok
eksperimen merupakan kelompok yang mendapat perlakuan, yakni dengan
menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah dalam pembelajaran
sejarah. Kelompok kontrol adalah sebagai kelompok pembanding untuk
kelompok eksperimen. Kelompok kontrol menggunakan metode ceramah.
Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar peserta didik.
Penelitian eksperimen ini menggunakan desain Nonequivalent Control
Group Design, desain ini hampir sama dengan Pretest-Posttes Control Grup
Design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2012: 116).
Tabel 1. Desain Penelitian Eksperimen
Kelompok Pre-Test Treatment Post-Test
Eksperimental X
Kontrol -
Keterangan :
: Pre-Test Kedua Kelompok
: Post-Test Kedua Kelompok
X : Treatment atau perlakuan (Model Pembelajaran Lawatan Sejarah)
Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang akan diteliti, yaitu kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Prosedur penelitian ini meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Mengambil 2 kelas penelitian, yaitu 1 kelas sebagai kelas kontrol dan 1
kelas eksperimen.
36
2. Menyusun intrumen penelitian yang meliputi Perangkat Pembelajaran,
lembar kerja siswa, lembar observasi, soal Pre-Test dan Post-Test.
3. Melakukan uji coba perangkat test, serta menghitung validitas dan
realiabilitas.
4. Memberikan Pre-Test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
5. Memberikan perlakuan sebanding, pada kelompok eksperimen
pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran Lawatan Sejarah.
6. Memberikan Post-Test pada kedua kelompok.
7. Hitung perbedaan antara hasil Pre-Test dan Post-Test
-masing kelompok.
8. Perbandingan perbedaan-perbedaan tersebut, untuk menentukan apakah
penerapan perlakuan X itu berkaiatan dengan perubahan yang lebih besar
pada kelompok eksperimental.
9. Uji hipotesis (Uji-t, Uji Regresi) untuk menentukan apakah ada pengaruh
dalam hasil tes itu yang signifikan.
B. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 3
Magelang tahun ajaran 2014/2015 sebagai populasi penelitian. Peserta didik
kelas VII terdiri atas delapan kelas yaitu kelas VII A sampai dengan VII H.
Jumlah peserta didik masing-masing kelas adalah sebagai berikut: kelas VII
A berjumlah 32 peserta didik, kelas VII B berjumlah 32 peserta didik, kelas
VII C berjumlah 31 peserta didik, kelas VII D berjumlah 31 peserta didik,
37
kelas VII E berjumlah 30 peserta didik, kelas VII F berjumlah 30 peserta
didik, kelas VII G berjumlah 30 peserta didik, dan kelas VII H berjumlah 29
peserta didik.
Meskipun terdiri atas beberapa kelas yang berbeda, seluruh kelas
sebagai kelas populasi tersebut merupakan satu kesatuan, karena
keseluruhannya mempunyai kesamaan-kesamaan, yaitu peserta didik tersebut
berada dalam tingkat yang sama, yaitu kelas VII, peserta didik tersebut berada
dalam semester yang sama yaitu semester 2, peserta didik tersebut
mendapatkan pengajaran yang sama dengan kurikulum SMP Negeri 3
Magelang dengan guru pengajar yang sama.
C. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari yang diambil dari populasi
dan yang nantinya akan diteliti (Arikunto, 2010: 130). Dinamakan penelitian
sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian
sampel. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Sampling Purposive. Teknik ini dipakai karena pengambilan sampel
tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik penentuan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu. Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelas yang
diambil dengan tekhnik Sampling Purposive (purposif sampel).
38
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian dalam
satuan penelitian.
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variable terikat
(Arikunto,2009:119). Variable bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran
Lawatan Sejarah.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel akibat adanya variabel bebas
(Arikunto,2009:119). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar peserta didik yang berupa nilai tes mata pelajaran sejarah kelas VII
SMP Negeri 3 Magelang tahun ajaran 2014/2015 yang diperoleh setelah
proses pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan (Sanjaya, 2006:205).
1. Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk mengambil data aktifitas
siswa dalam pembelajaran yang dijadikan sampel peneliti yaitu kelas VII
D dan VII E. Selain itu observasi juga dilakukan untuk mendapatkan data
kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran.
39
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar nama
dan jumlah siswa yang akan menjadi kelas sampel. Disamping itu untuk
mendapatkan nilai ulangan blok semester ganjil pada kelas VII. Skor
inilah yang akan dimanfaatkan untuk menguji sampel pada tahap
pendahuluan (sebelum perlakuan).
3. Tes
Metode tes adalah pengumpulan data yang bertujuan untuk
mengetahui hasil dari perlakuan. Menurut Nana Sudjana, tes sebagai
penelitian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa
untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),
dalam bentuk tulisan (tes tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes
tindakan) (Sudjana, 2005:35). Metode ini dipilih, karena dianggap sebagai
metode yang paling tepat dalam rangka mencari pemecahan yang terdapat
dalam penelitian yang menjadi dasar penulisan skripsi ini. Tes yang
digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Pre Test
Pre test merupakan uji untuk menyamakan kedudukan masing-
masing kelompok sebelum dilakukan eksperimen pada sampel
penelitian. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai nilai pre test
yaitu hasil pre test siswa kelas VII D dan VII E sebelum diberikan
perlakuan.
40
b. Post Test
Post test merupkan uji akhir eksperimen atau tes akhir, yaitu tes
yang dilaksanakan setelah eksperimen. Tujuan post test ini adalah untuk
mendapatkan bukti pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah
terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang.
Langkah-lagkah penyusunan perangkat tes antara lain sebagai
berikut:
1) Menentukan materi pelajaran
2) Menentukan alokasi waktu
3) Membuat kisi-kisi soal
4) Membuat perangkat tes, yakni dengan menulis petunjuk/pedoman
mengerjakan serta membuat kunci jawaban
5) Menganalisis hasil tes
F. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrument penelitian dilakukkan setelah perangkat tes
tersusun. Hal ini bertujun untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran soal,
daya beda soal, dan reliabilitas. Setelah perangkat tes diuji cobakan, langkah
selanjutnya dilakukan analisis. Analisis dilakukan dengan tujuan supaya
instrumen yang dipakai untuk memperoleh data benar-benar dapat dapat
dipercaya. Analisis perangkat uji coba meliputi:
41
1) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2009:64). Suatu instrumen
yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrmen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,
2009:69). Pengujian validitas internal dapat menggunakan dua cara, yaitu
analisis faktor dan analisis butir. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan analisis butir dengan menyekor soal yang kemudian
ditabulasi dan dimasukkan dalam rumus korelasi product moment, dengan
rumus :
rxy = koefisien korelasi x dan y
N = Jumlah responden
X = Jumlah skor butir soal
Y = Jumlah skor total yang benar
(Arikunto, 2009:70).
2222
Y X - XY
YYNXXN
Nrxy
42
2
2
11S
pqS
1-k
k r
Hasil perhitungan validitas soal adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Perhitungan Validitas Soal
Kriteria No butir soal Jumlah
Valid 2, 3, 4, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
19, 20, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33,
34, 35, 36, 37, 38, 39, 40
30
Tidak
valid
1, 5, 6, 9, 10, 18, 21, 22, 24, 31 10
Perhitungan validitas soal dapat dilihat pada lampiran 14.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2009:86).
keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = p - 1)
k : banyaknya butir soal
S : standar deviasi dari tes (akar dari varians)
43
Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh harga r11
sebesar
0.828 harga r11
tersebut terletak pada interval 0,80 ≤ r11
< 1,00 termasuk
kategori reliabilitas sangat tinggi. Perhitungan realibilitas selengkapnya
dapat dilihat di lampiran 10
3. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan
besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks
diskriminasi ini berkisar antara 0,00 – 1,00 (Arikunto, 2009:211).
Daya pembeda soal dari masing-masing soal digunakan dengan
tujuan untuk mengetahui kualitas soal tersebut dalam membedakan siswa
yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Langkah-langkah untuk
menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
a. Merangking skor hasil tes uji coba, yaitu megurutkan hasil tes siswa
mulai dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.
b. Mengelompokkan seluruh peserta tes menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok atas dan kelompok bawah.
Untuk menghitung daya pembeda soal pilihan ganda dapat
digunakan rumus sebagai berikut
A
BA
JS
JBJBDP
atau
B
BA
JS
JBJBDP
(Arikunto, 2009:214).
Keterangan:
44
= jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.
= jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.
= jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan salah.
= jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan salah.
Klasifikasi daya pembeda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
DP = 0,00 adalah sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 adalah jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 adalah cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 adalah baik
0,70 < DP ≤ 1,00 adalah sangat baik (Arikunto, 2009: 218)
Hasil perhitungan daya pembeda dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. Hasil Perhitungan Daya Beda Soal
Kriteria DP No Butir Soal Jumlah
Sangat Jelek - -
Jelek 2, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 29, 31, 33, 34, 35, 37, 38,
39, 40
31
Cukup 3, 4, 8, 19, 28, 30, 32, 36 8
Baik 1 1
Sangat baik - -
Perhitungan tentang daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 14.
4. Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar, dengan perhitungan tingkat kesulitan soal dapat diketahui
soal yang mudah atau sukar yang ditujukan dengan indeks kesukaran soal.
AJB
BJB
AJS
BJS
45
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index) (Arikunto, 2009:207-208). Untuk
menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:
IK =BA
BA
JSJS
JBJB
Keterangan:
IK : Tingkat kesukaran
JBA : Jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas
JBB : Jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah
JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
JSB : Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
IK = 0,00 adalah soal terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 adalah soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 adalah soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 adalah soal mudah (Arikunto, 2009:210).
Tabel 4. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran
Kriteria No. Butir Soal Jumlah
Sukar 4, 5, 13, 18, 28, 31 6
Sedang 2, 3, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 17, 21, 22,
25, 32, 36, 37,
16
Mudah 1, 7, 14, 16, 19, 20, 23, 24, 26, 27, 29,
30, 33, 34, 35, 38, 39, 40
18
Perhitungan tentang tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 14.
Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran,
dan daya pembeda soal maka jumlah soal yang memenuhi kriteria sebagai
46
alat ukur sebanyak 30 butir yaitu soal nomor 2, 3, 4, 7, 8, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 19, 20, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,
40.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian yang dilaksanakan, analisis data terbagi menjadi tiga
tahap yaitu, analisis data populasi, analisis tahap awal, dan analisis tahap
akhir.
1. Analisis Data Populasi
Analisis data populasi ini dilakukan sebelum peneliti mengambil
sampel dari populasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
populasi yang digunakan sebagai objek penelitian yang memiliki keadaan
awal yang sama yaitu bersifat homogen. Data yang digunakan bisa
menggunakan nilai harian sebelumnya.
2. Analisis Tahap Awal
Analisis tahap awal dilakukan sebelum penelitian dimulai atau
sebelum peneliti memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dan
kelas kontrol. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kelas
sampel, apakah berada dalam kondisi awal yang sama atau tidak. Data
yang digunakan dalam analisis ini adalah data hasil nilai pre test sejarah.
3. Analisis Tahap Akhir
Analisis tahap akhir ini dilakukan guna untuk menguji hipotesis
47
penelitian. Data yang digunakan bersumber pada hasil post test terhadap
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui data nilai tes
hasil belajar siswa berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat
ditentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data. Jika
data berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistic
parametik. Jika data tidak berdistribusi normal, maka statistic yang
digunakan adalah statistic non parametik. Uji normalitas dalam
penelitian ini menggunakan program SPSS versi 21 dengan uji One
Sample Kolmogorof-Smirnov Test. Hipotesis dalam pengujian ini
adalah
: data berdistribusi normal
: data tidak berdistribusi normal.
Kaidah pengambilan keputusan:
Jika Sig > 0,05, maka Ha diterima yang berarti data berdistribusi
normal,
Jika Sig < 0,05, maka Ha ditolak yang berarti data berdistribusi tidak
normal.
b. Uji Kesamaan Dua Varian (Uji Homogenitas)
48
Langkah ini bertujuan untuk mengetahui homogenitas data
hasil belajar sejarah pokok bahasan pergerakan nasional pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan. Perhitungan uji
homogenitas dilakukan dengan uji Levene Test dengan menggunakan
program SPSS. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
: = (varians homogen)
: (varians tidak homogen)
Dengan kritria:
Jika Sig > 0,05, maka Ha diterima yang berarti data homogen,
Jka Sig < 0,05, maka Ha ditolak yang berarti data tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
1) Uji T
Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar sejarah di kelas eksperimen. Apakah hasil belajar
kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Dalam uji
hipotesis ini menggunakan One Sample Test. Hipotesis yang
digunakan alam uji anova adalah sebagai berikut:
: Tidak ada perbedaan rata-rata nilai antara siswa yang diberikan
model pembelajaran Lawatan Sejarah.
: Ada perbedaan rata-rata nilai antara siswa yang diberikan
model pembelajaran Lawatan Sejarah.
49
Uji One Sample Test analisis menggunakan program SPSS
21 dengan hipotesis seperti diatas, dengan kriteria diterima Ha jika
Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05.
2) Uji Regresi
Untuk menguji adanya pengaruh model pembelajaran Lawatan
Sejarah terhadap hasil belajar sejarah digunakan rumus sebagai
berikut:
Persamaan regresi: = a+bx
Keterangan:
= subyek dalam variable dependen yang diprediksikan
a = harga Y ketika harga x = 0 (harga konstan)
b = angka arah koefisien regresi
x = subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu
Persamaan ini menggunkan program SPSS 21 dengan analisis
linear. Persamaan regresi bisa dilihat dari tabel Unstandardized
Coefficients B.
a) Uji Keberartian
Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui berarti atau
tidak berartinya koefisien arah regresi. Hipotesis yang digunakan
dalam uji keberartian adalah sebagai berikut:
H0 : koefisien arah regresi tidak berarti
Ha : koefisien arah regresi berarti
50
Uji keberartian ini menggunkan program SPSS 21 dengan
hipotesis seperti diatas, dengan kriteria diterima Ha, Jika Fhitung > Ftabel
dengan df pembilang = 1 dan df penyebut = (n-2) dengan taraf
signifikansi = 5%, maka Ha diterima. Jadi koefisien arah regresi
berarti.
Sedangkan jika Fhitung < Ftabel dengan df pembilang = 1 dan df
penyebut = (n-2) dengan taraf signifikansi = 5%, maka Ha ditolak.
Jadi koefisien arah regresi tidak berarti
b) Uji Linearitas Regresi
Uji linearitas regresi ini bertujuan untuk mengetahui
persamaan garis regresi linear atau tidak linear. Dalam uji linearitas
regresi ini menggunakan uji analisis regresi linear sederhana.
Hipotesis yang digunakan dalam uji analisis regresi linear sederhana
adalah sebagai berikut:
: Persamaan garis regresi tidak membentuk linear
: Persamaan garis regresi membentuk linear
Uji regresi linear analisis menggunakan program SPSS 21
dengan hipotesis seperti diatas, dengan kriteria diterima Ha jika Sig.
kurang dari 0,05.
c) Koefisien Korelasi Pada Regresi Linear Sederhana
Uji koefisien korelasi ini bertujuan untuk mengetahui
besarnya kontribusi variable bebas terhadap variable terikat. Uji
koefisien korelasi ini menggunakan program SPSS 21 dengan analisi
51
regresi linear. Dilihat tabel ANOVA terdapat nilai R Square atau
koefisien determinasi (KD) yang menunjukkan seberapa bagus
model regresi yang dibentuk oleh interaksi variable bebas dan
variable terikat.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambar Umum Lokasi Penelitian
Gedung SMP Negeri 3 Magelang didirikan di atas areal tanah
seluas ± 6088 di Jl Elo Jetis Nomor 33 Kodya Magelang. Ruang kelas
terdiri dari 24 ruangan. Ruangan tersebut digunakan untuk menampung
kelas VII A s/d VII H, VIII A s/d VIII H dan IX A s/d IX H. Ukuran ruang
kelas rata-rata 9 x 7 m2.
Sekolah ini memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan
pembelajaran maupun kegiatan sekolah lainnya antara lain gedung kelas,
labolatorium, masjid, rumah dinas, kantor, WC, lapangan basket/upacara,
lapangan olah raga, area parkir, dan beberapa fasilitas lainnya. Keadaan
gedung yang ada di SMP Negeri 3 Magelang baik kondisi kelas, kantor,
masjid maupun perpustakaan cukup baik.
SMP Negeri 3 Magelang telah menerapkan pembelajaran berbasis
multimedia. Oleh karena itu, setiap kelas di SMP Negeri 3 Magelang telah
dilengkapi LCD Projector. Disamping itu, untuk mendukung pembelajaran
berbasis multimedia tersebut, SMP Negeri 3 Magelang memiliki dua
laboratorium computer, satu laboratorium computer untuk siswa dan satu
laboratorium untuk guru. SMP Negeri 3 Magelang juga dilengkapi
dengan hotspot area untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
53
Sarana dan prasarana SMP Negeri 3 Magelang dapat dikatakan
cukup lengkap. SMP Negeri 3 Magelang memiliki 24 ruang kelas terdiri
dari 8 kelas VII, 8 kelas VIII dan 8 kelas IX. 1 ruang guru, 1 ruang kepala
sekolah, 1 ruang Tata Usaha (TU), 1 ruang BK, 1 ruang OSIS, 1 ruang
pramuka, 1 ruang serbaguna, 5 laboratorium, 1 ruang perpustakaan, 1
ruang UKS, 1 ruang koperasi sekolah, 1 mushola, aula dan beberapa
kamar mandi guru dan siswa.
Prestasi SMP Negeri 3 Magelang tidak kalah dengan sekolah lain.
Sekolah ini mampu meraih prestasi yang baik melalui prestasi akademik,
olahraga, dan seni berhasil diraih siswa siswi SMP Negeri 3 Magelang.
Serta diadakan kegiatan ekstrakulikuler mulai dari kegiatan olah raga,
akademik, MTQ, PMR, Pramuka dan kesenian. Kemampuan guru dalam
mengelola dan menyampaikan materi didalam kelas juga sangat membantu
dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh sekolah.SMP Negeri 3
Magelang terletak di Jl. Jl Elo Jetis Nomor 33 Kodya Magelang. Batas-
batas lahan SMP Negeri 3 Magelang diantaranya sebelah utara Jalan Elo
Jetis dan rumah warga, sebelah barat rumah warga Menowo, sebelah timur
perumahan dan rumah warga, sebelah selatan Jalan Cemara 7 dan rumah
warga Menowo. Kebersihan di lingkungan SMP Negeri 3 Magelang
memiliki tingkat kebersihan yang sangat baik. Setiap pagi dan pada jam-
jam tertentu (misalnya saat istirahat dll) petugas kebersihan selalu
membersihkan lingkungan sekolah. Di setiap kelas juga dibentuk regu
piket harian untuk membersihkan kelas sehingga kebersihannya memang
54
sangat terjaga. Di setiap depan ruangan terdapat tempat sampah dan
beberapa kelas terdapat tempat cuci tangan (wastafel) di bagian depan.
Kondisi taman dan kebun juga rapi dan menambah kesan asri di SMP
Negeri 3 Magelang. Di setiap depan ruangan disediakan tempat sampah
yang menyebabkan tidak ada sampah yang tercecer sembarangan. Yang
juga menarik dari SMP Negeri 3 Magelang, di bagian belakang
perpustakaan ada sebuah kolam ikan yang dibuat dengan memanfaatkan
air dari selokan yang cukup bersih dan banyak debitnya.
Kondisi kebersihan kelas juga sudah cukup baik karena sebelum
pulang sekolah para siswa biasanya membersihkan kelas. Namun
berdasarkan hasil interview kepada siswa bahwa ternyata masih banyak
siswa yang membuang sampah sembarangan. Walaupun SMP Negeri 3
Magelang dikelilingi jalan umum, namun tingkat pengguna jalan di sekitar
sekolah terbilang cukup sepi sehingga tingkat kebisingan rendah. Hal ini
membuat suasana KBM tetap berjalan dengan baik dan nyaman, tidak
terganggu suara bising kendaraan yang lalu-lalang.
SMP Negeri 3 Magelang memiliki visi dan misi. Visi SMP Negeri
3 Magelang adalah Disiplin, Bermutu dan Berbudi Pekerti Luhur.
Sedangkan misi dari SMP Negeri 3 Magelang meliputi: mengadakan
kegiatan yang berkaitan dengan profesi masing-masing bidang,
mensukseskan manajemen berbasis sekolah, meningkatkan peran dan
fungsi komite sekolah, melaksanakan pengembangan kurikulum satuan
pendidikan, melaksanakan peningkatan sarana pendidikan, melaksanakan
55
pengembangan system penilaian, melaksanakan peningkatan kualitas
SDM, meningkatkan mutu bidang akademik dan non akademik,
meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
meningkatkan lingkungan yang bersih dan sehat.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi
menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 12 Januari-21 Februari 2015 bertempat di SMP
N 3 Magelang, pada siswa kelas VII mata pelajaran Sejarah. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampling Purposive. di
mana pengambilan sampel dengan memilih dua kelas berdasarkan
pertimbangan tertentu.
a. Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
Pada penelitian ini yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas
VII E. Sebagai tolak ukur nilai awal sebelum dikenakan perlakuan,
maka guru mengadakan pre test terlebih dahulu. Pre test ini dilakukan
pada saat pertemuan pertama. Setelah diadakan pre test kemudian hasil
dari pre test tersebut, diperoleh untuk kelas eksperimen mendapat nilai
tertinggi 80 dan nilai terendah 40 dengan rata-rata 61,6667.
Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran Lawatan Sejarah. Setelah dilakukan pre test kemudian
dilanjutkan dengan menjelaskan tentang metode pembelajaran yang
akan dipakai dalam pembelajaran sejarah dan sedikit masuk ke materi
56
pelajaran yang membahas tentang perkembangan masyarakat,
kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu Buddha serta
peninggalan-peninggalannya dengan menggunakan model
pembelajaran Lawatan Sejarah.. Lawatan Sejarah tersebut
mengunjungi tiga Candi di Jawa Tengah yaitu Candi Ngawen, Candi
Mendut dan Candi Pawon. Sebelum melaksanakan kegiatan lawatan
siswa sudah di beritahu terlebih dahulu bahwa materi pelajaran sejarah
akan di lakukan di luar kelas. Pada saat Lawatan Sejarah guru
menyampaikan materi perkembangan Hindu Buddha di Indonesia
meliputi perkembangan agama Hindu Buddha, persebaran Budaya
Hindu Buddha di Indonesia, peta jalur masuk dan persebaran budaya
Hindu Buddha di Indonesia, perkembangan kerajaan Hindu Buddha di
Indonesia dan peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Hindu Buddha
di Indonesia.
Lawatan sejarah di laksanakan ditiga candi yaitu Candi Ngawen,
Candi Mendut, dan Candi Pawon. Sebelum pemberangkatan menuju
situs yang akan dituju siswa dikondisikan terlebih dahulu. Candi
pertama yang dikunjungi Candi Ngawen. Pada saat di Candi Ngawen
guru menyampaikan materi selain itu juga guru menjelaskan sejarah
tentang Candi Ngawen . Setelah Candi Ngawen Lawatan Sejarah di
laksanakn di Candi Mendut dan yang terakhir di Candi Pawon. Jadi
setiap mengunjungi situs guru menyampaikan materi serta menjelaskan
57
situs-situs yang dikunjungi. Materi mengenai Candi Ngawen, Candi
Mendut, dan Candi Pawon terdapat pada lampiran 26.
Pada pertemuan kedua, guru mengulas materi yang di sampaikan
saat lawatan sejarah, setelah itu guru memberikan post test kepada
siswa untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan
yaitu model pembelajaran Lawatan Sejarah. Guru bersama siswa
mencocokkan post-test dan mengambil nilai kognitif siswa. Guru
mengumumkan nama siswa yang mendapatkan nilai terbaik. Guru
memberikan penghargaan dan pujian kepada siswa yang mendapat nilai
terbaik dan memberikan masukan agar lebih meningkatkan prestasinya.
Dari hasil post test diperoleh nilai tertinggi 96,66 dan nilai terendah
73,33 dengan rata-rata 83,33. Jadwal kegiatan lawatan terdapat pada
Lampiran 25.
b. Pembelajaran pada kelas Kontrol
Pada penelitian ini yang menjadi kelas kontrol adalah kelas VII D.
Sebagai tolak ukur nilai awal sebelum dikenakan perlakuan, maka guru
mengadakan pre test terlebih dahulu. Pre test ini dilakukan pada saat
pertemuan pertama. Setelah diadakan pre test kemudian hasil dari pre
test tersebut, diperoleh untuk kelas kontrol mendapat nilai tertinggi 80
dan nilai terendah 40 dengan rata-rata 63,87. Proses pembelajaran pada
kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Setelah dilakukan pre
test kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan tentang sub-materi
tentang perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada
58
masa Hindu Buddha serta peninggalan-peninggalannya menggunakan
metode ceramah.
Pada pertemuan kedua, Guru mengajar sub-materi tentang
persebaran Budaya Hindu Buddha di Indonesia menggunakan metode
ceramah dengan bantuan media power point. Selama proses
pembelajaran juga dengan tanya jawab dengan siswa tentang materi
tersebut.
Pada pertemuan ketiga, masih sama dengan pertemuan kedua yaitu
guru mengajar dengan metode ceramah tentang sub-materi peta jalur
masuk dan persebaran budaya Hindu Buddha di Indonesia dan
perkembangan kerajaan Hindu Buddha di Indonesia dan peninggalan-
peninggalan sejarah bercorak Hindu Buddha di Indonesia. Guru
menjelaskan materi dengan bantuan media power point dan melakukan
tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang sedang dipelajari.
Pada pertemuan keempat, guru memberikan post test kepada siswa
untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan yaitu
dengan metode ceramah. Guru bersama siswa mencocokkan post-test
dan mengambil nilai kognitif siswa. Guru mengumumkan nama siswa
yang mendapatkan nilai terbaik. Guru memberikan penghargaan dan
pujian kepada siswa yang mendapat nilai terbaik dan memberikan
masukan agar lebih meningkatkan prestasinya. Dari hasil post test
diperoleh nilai tertinggi 93,33 dan nilai terendah 60 dengan rata-rata
77,22.
59
3. Analisis Data
a) Analisis Data Populasi
Analisis data populasi dilakukan sebelum penelitian. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui adanya kesamaan kondisi awal populasi.
Data yang digunakan adalah nilai ulangan harian sejarah siswa kelas
VII SMP Negeri 3 Magelang.
1) Uji Normalitas Populasi
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji
normalitas data nilai ujian akhir semester sejarah dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Populasi
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
VII A .209 30 .002 .891 30 .005
VII B .208 30 .002 .891 30 .005
VII C .203 30 .003 .882 30 .003
VII D
VII E
VII F
VII G
VII H
.194
.182
.166
.201
.178
30
30
30
30
30
.006
.013
.035
.003
.017
.896
.902
.904
.886
.895
30
30
30
30
30
.007
.009
.010
.004
.006
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
60
Berdasarkan perhitungan untuk data populasi diperolah
nilai sig untuk tiap-tiap kelas > 5% dengan demikian dapat
dikatakan data berdistribusi normal. Hasil analisis menyimpulkan
data ulangan harian sejarah berdistribusi normal sehingga uji
selanjutnya memakai statistik parametrik.
2) Uji Homogenitas Populasi
Uji homogenitas populasi dilakukan untuk mengetahui bahwa
populasi bersifat homogen. Oleh karena itu sebelum pengambilan
sampel dilakukan uji homogenitas dengan uji levene test
menggunakan program SPSS 21. Hasil uji homogenitas dapat dilihat
pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Populasi
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
0.43 7 238 .1000
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada lampiran 15.
Berdasarkan perhitungan untuk data populasi diperoleh
nilai sig untuk tiap-tiap kelas > 5 % dengan demikian dapat
dikatakan data bersifat homogen.
b) Analisis Data Tahap Awal
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 3
Magelang tentang pengaruh penggunaan model Lawatan Sejarah
61
terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang
tahun pelajaran 2014/2015, di bawah ini dijelaskan hasil penelitian
analisis tahap awal.
Data yang digunakan untuk melakukan analisis tahap awal
adalah data pre test dalam pembelajaran sejarah materi perkembangan
masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu Buddha
serta peninggalan-peninggalannya. Gambaran umum hasil nilai
kognitif pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada
Tabel 7.
Tabel 7. Gambaran Umum Hasil Nilai Kognitif Pre Test
Sumber Variasi Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Jumlah siswa 30,00 31,00
Nilai rata-rata 61,66 63,87
Simpangan baku 10,19 7,40
Nilai tertinggi 80,00 80,00
Nilai terendah 40,00 40,00
Rentang 40,00 40,00
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada lampiran 15.
Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas
eksperimen = 61,66 , simpangan baku = 10,19, nilai tertinggi = 80,00,
dan nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 40,00. Sedangkan
untuk kelas kontrol keterangan nilai rata-rata kelas kontrol diperoleh
keterangan nilai rata–rata = 63,87, simpangan baku = 7,40, nilai
tertinggi = 80,00, sedangkan nilai terendahnya adalah 40,00.
62
1) Kelas Kontrol
a. Uji Normalitas Data Pre Tes
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis
normalitas ini dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
menggunkan SPSS 21. Hasil perhitungan uji normalitas data pre
test disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test
Pre Test
Kontrol
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
31
19.16
2.223
.192
.192
-.181
1.067
.205
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15 .
Berdasarkan perhitungan untuk data pretest diperoleh nilai
Signifikansi > 0.05 dengan demikian dapat dikatakan data
pretest berdistribusi normal. Hasil analisis ini digunakan sebagai
pertimbangan dalam analisis selanjutnya dengan menggunakan
statistik parametrik.
63
b. Uji Homogenitas
Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test dapat
disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data
Pre Test
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.328 6 17 .298
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi >
0,05. Karena nilai signifikansi > taraf signifikansi jadi dapat
disimpulkan data awal antara kelas kontrol mempunyai varian yang
sama dengan kata lain data pre test homogen.
2) Kelas Eksperimen
a) Uji Normalitas Data Pre Tes
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis
normalitas ini dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
menggunkan SPSS 21. Hasil perhitungan uji normalitas data pre
test disajikan pada Tabel 10.
64
Tabel 10. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test
Pre Test
Eksperimen
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
30
18.50
3.060
.165
.112
-.165
.903
.388
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
Berdasarkan perhitungan untuk data pretest diperoleh nilai
Signifikansi > 0.05 dengan demikian dapat dikatakan data pretest
berdistribusi normal. Hasil analisis ini digunakan sebagai
pertimbangan dalam analisis selanjutnya dengan menggunakan
statistik parametrik.
b) Uji Homogenitas
Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test dapat
disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians
Data Pre Test
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.328 6 17 .298
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
65
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi > 0,05.
Karena nilai signifikansi > taraf signifikansi jadi dapat
disimpulkan data awal antara kelas eksperimen mempunyai varian
yang sama dengan kata lain data pre test homogen.
c) Analisis Data Tahap Akhir
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar
post test aspek kognitif. Gambaran umum hasil kognitif post test kelas
eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Gambaran Umum Hasil Aspek Kognitif Post Test
Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah siswa 30,00 31,00
Nilai rata-rata 83,11 77,22
Simpangan baku 6,60 8,12
Nilai tertinggi 96,66 93,33
Nilai terendah 73,33 60
Rentang 23,33 33,33
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
Dari tabel di atas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas
eksperimen= 83,11, simpangan baku = 6,60, nilai tertinggi = 96,66
dan nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 73,33. Sedangkan
untuk kelas kontrol diperoleh keterangan nilai rata–rata = 77,22,
simpangan baku = 8,12, nilai tertinggi = 93,33 sedangkan nilai
terendahnya adalah 60.
66
1) Kelas Kontrol
a) Uji Normalitas Data Post Tes
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis
normalitas ini dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test menggunakan SPSS 21. Hasil perhitungan uji normalitas
data post test disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test
Post Test Kontrol
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
31
24.94
1.982
.158
.158
-.100
.881
.420
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
Berdasarkan perhitungan untuk data pretest diperoleh
nilai Signifikansi > 0.05 dengan demikian dapat dikatakan data
post test berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas
Hasil perhitungan uji homogenitas data post test dapat
disajikan pada Tabel 14.
67
Tabel 14. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians
Data Post Test
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.381 4 22 .273
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi >
0,05. Karena nilai signifikansi > taraf signifikansi jadi dapat
disimpulkan data akhir antara kelas kontrol mempunyai varian
yang sama dengan kata lain data post test homogen.
2) Kelas Eksperimen
a) Uji Normalitas Data Post Tes
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis
normalitas ini dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test menggunkan SPSS 21. Hasil perhitungan uji normalitas
data post test disajikan pada Tabel 15.
68
Tabel 15. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test
Post Test
Eksperimen
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
30
23.17
2.437
.141
.094
-.141
.771
.592
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
Berdasarkan perhitungan untuk data post test
diperoleh nilai Signifikansi > 0.05 dengan demikian dapat
dikatakan data pretest berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas
Hasil perhitungan uji homogenitas data post test dapat
disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians
Data Post Test
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.328 6 17 .298
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi
> 0,05. Karena nilai signifikansi > taraf signifikansi jadi dapat
69
disimpulkan data akhir antara kelas eksperimen mempunyai
varian yang sama dengan kata lain data post test homogen.
3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data pre test
dapat disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata data Pre
Test
Test Value = 0
T Df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Post
Eks
70.042 30 .000 24.935 24.21 25.66
Post
Kon
52.077 29 .000 23.167 22.26 24.08
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
Hipotesis yang digunakan :
Ho: Tidak Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Ha: Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Kriteria pengambilan keputusan:
Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau () = 0,05.
Banyaknya siswa untuk kelas eksperimen = 30 dan banyaknya
siswa untuk kelas kontrol = 31 diperoleh nilai signifikan = 0,00
70
H0 diterima apabila nilai sig > 0,05
H0 ditolak apabila niali sig < 0,05
Maka dapat disimpulkan Ho ditolak sehingga terdapat perbedaan
nilai rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
4) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
regresi linear sederhana. Analisis regresi untuk mengukur ada
tidaknya pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah
terhadap hasil belajar sejarah kelas VII SMP Negeri 3 Magelang.
Dalam analisis ini dapat diketahui beberapa hal antara lain: uji t,
persamaan regresi, dan koefisien determinasi.
a) Uji Regresi
Uji regresi dalam penelitian digunakan untuk mengetahui
adanya pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah
terhadap hasil belajar sejarah siswa, yang diimplementasikan
pada kelas eksperimen.
1) Persamaan Regresi
Hasil perhitungan untuk persamaan regresi dengan
uji analize regresi linear menggunakan program SPSS 21.
Hasil perhitungan persamaan regresi dapat disajikan pada
tabel 18.
71
Tabel 18. Hasil Perhitungan Uji Persamaan Regresi.
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
(Constant) 17.782 2.901 6.130 .000
Post Test
Eksperimen
.373 .150 .419 2.482 .019
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada lampiran 15.
Diperoleh nilai a= 17,782 dan b= 0,373. Persamaan
pengaruh model pembelajaran dengan Lawatan Sejarah terhadap
hasil belajar sejarah siswa
2) Uji Keberartian
Uji keberartian dengan uji F menggunakan program SPSS
21. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 19. Daftar Uji F (ANOVA)
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 20.653 1 20.653 6.161 .019b
Residual 97.218 29 3.352
Total 117.871 30
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
Berdasarkan data tersebut, didapat nilai Fhitung = 6.161;
dengan df1 pembilang = 1 dan df2 =29 diperoleh nilai Ftabel = 4.18
72
Karena F hitung > F tabel maka H0 ditolak, jadi koefisien arah
regresi berarti.
3) Uji Linearitas
Uji keberartian dengan uji F menggunakan program SPSS
21. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 20. Daftar Uji F (ANOVA)
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 20.653 1 20.653 6.161 .019b
Residual 97.218 29 3.352
Total 117.871 30
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
Berdasarkan data tersebut, didapat nilai signifikansi =
0,019. Karena nilai signifikansi < taraf signifikansi maka Ho
ditolak model regresi linear.
4) Koefisien Korelasi Pada Regresi Linear Sederhana
Uji koefisien korelasi ini bertujuan untuk mengetahui
besarnya kontribusi variable bebas terhadap variable terikat. Uji
koefisien korelasi ini menggunakan program SPSS 21 dengan
analisi regresi linear. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 21. Daftar Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .086a .700 .028 3.10249
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
73
Berdasarkan data tersebut, didapat nilai koefisien determinasi =
0,700.
5) Uji hipotesis
Uji hipotesis ini dengan uji analisis regresi linear sederhana
menggunakan SPSS 21. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
data sebgai berikut:
Tabel 22. Hasil Perhitungan Uji Analisis Regresi Linear
Sederhana
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
T Sig.
B Std.
Error
Beta
(Constant) 17.782 2.901 6.130 .000
Post Test
Eksperimen
.373 .150 .419 2.482 .019
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
tidak ada pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah
terhadap hasil belajar sejarah siswa
ada pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap
hasil belajar sejarah siswa
Nilai signifikansi < taraf signifikansi maka diterima,
dengan kata lain ada pengaruh model pembelajaran Lawatan
Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa, dari perhitungan
74
diperoleh nilai nilai signifikansi = 0,019 dengan taraf signifikansi =
0,05. Karena nilai signifikansi = 0,019< 0,05= taraf signifikansi
maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti ada
pengaruh yang signifikan model pembelajaran Lawatan Sejarah
terhadap hasil belajar sejarah siswa.
Dari perhitungan uji koefisien determinasi diperoleh =
0,700,. Hal ini berarti 70,0% hasil belajar sejarah siswa ditentukan
oleh model pembelajaran Lawatan Sejarah dengan dan sisanya
30,0% dipengaruhi oleh faktor lain.
4. Peningkatan hasil belajar siswa
Analisis Peningkatan hasil belajar siswa dilakukan untuk
mengetahui hasil studi eksperimen tentang pengaruh model pembelajaran
Lawatan Sejarah mampu meningkatkan hasil belajar siswa, untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 23. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013
No Kelas
nilai rata rata Peningkat
an
%
Peningkatan
Normal
Gain
Kriteria
faktor g
Pre
test
Posttes
t
pretest –
posttest
Pretest-
posttest
pretest –
posttest
pretest -
posttest
1 Eksperi
men 61,66 83,33 21,67 35,14% 56%
Sedang
2 Kontrol 63,87 77,22 13,35 20,90% 36% Rendah
75
Dari tabel di atas diperoleh keterangan % peningkatan untuk kelas
eksperimen sebesar 35,14% dan termasuk dalam kategori sedang,
peningkatan untuk kelas kontrol sebesar 20,90% dan termasuk dalam
kategori rendah.
5. Uji Ketuntasan Hasil Belajar
Perhitungan ketuntasan belajar ini mengacu pada KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang digunakan sekolah, yaitu sebesar 75. Rata-rata
hasil belajar kelas eksperimen sebesar 77,80 dengan persentase ketuntasan
hasil belajar klasikal mencapai 93,33% ≥ 75 %. Rata-rata hasil belajar
kelompok kontrol sebesar 71,08 dengan persentase ketuntasan hasil belajar
klasikal mencapai 61,29% < 75%. Jadi hasil belajar kelompok eksperimen
telah mencapai target ketuntasan kelas, sedangkan kelompok kontrol
belum mencapai target ketuntasan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa siswa yang diajar dengan pembelajaran Lawatan Sejarah telah
mencapai ketuntasan hasil belajar klasikal. Keterangan data selengkapnya
disajikan pada lampiran 15.
B. Pembahasan
Mata pelajaran sejarah merupakan kajian ilmu yang menjelaskan
tentang peristiwa pada masa lampau yang disertai dengan fakta-fakta yang
jelas. Pembelajaran sejarah di SMP Negeri 3 Magelang masih cenderung
kurang bervariatif karena masih banyak menggunakan metode konvensional
yaitu metode ceramah, sehingga guru belum dapat menciptakan pembelajaran
yang melibatkan partisipasi kelas yang besar, dengan memaksimalkan
76
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Setiap peserta didik digali
potensinya untuk mampu membuat pertanyaan dan mengeluarkan pendapat
mengenai suatu permasalahan yang ada dan siswa masih kurang dalam hal
kemampuan berpikir kritis, kreatif, serta mengkonstruksi pengetahuannya.
Peran guru didalam kelas masih sangat dominan dan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran sangat terbatas, sehingga pembelajaran masih bersifat
satu arah. Hal ini berdampak pada hasil belajar sejarah siswa yang kurang
memuaskan.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur dari
keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran tersebut. Sedangkan hasil belajar
yang baik harus didukung oleh pembelajaran yang berkualitas yakni
pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan dan daya kreatifitas siswa.
Oleh sebab itu perlu dipilih suatu pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan dan daya kreativitas siswa.
Menurut Cahyo Budi Utomo (Makalah Seminar Sejarah, 2007),
Lawatan Sejarah adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs
bersejarah (a trip to historical sites). Menurut Susanto Zuhdi lawatan sejarah
adalah suatu program penjelajahan masa lalu melalui kunjungan ke tempat-
tempat bersejarah. Tempat bersejarah tersebut dapat berupa makam tokoh,
tempat pengasingan, komunitas masyarakat, dan juga pusat-pusat kegiatan
ekonomi (Lestariningsih, 2007:3).
Lawatan Sejarah merupakan model pembelajaran yang dilakukan
dimana siswa melakukan perjalanan mengunjungi situs bersejarah. Pada
77
kegiatan lawatan sejarah ini, siswa perkenalkan mengenai sumber, bukti dan
fakta sejarah langsung. Misalkan sumber lisan, dimana siswa dapat bertanya
langsung kepada saksi atau pelaku sejarah dan siswa tidak hanya berpanduan
pada buku saja, melainkan melakukan kegiatan lawatan ini sehingga siswa
tidak bosan dalam mengikuti pelajaran sejarah. Selain itu dengan adanya
model lawatan sejarah ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Analisis data awal diperoleh dari nilai pre test dengan menggunakan
populasi siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang yang terbagi dalam
delapan kelas. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa populasi mempunyai
homogenitas yang sama. Peneliti mengambil sampel berdasarkan
pertimbagan tertentu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling, kemudian diperoleh kelas VII E sebagai kelas
eksperimen menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah dan kelas
VII D sebagai kelas kontrol dengan metode ceramah.
Analisis data akhir hasil belajar siswa pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol diperoleh dari nilai tes tertulis yang dilaksanakan setelah akhir
kegiatan pembelajaran. Berdasarkan diskripsi dan analisis data hasil belajar
siswa diatas, diperoleh keterangan untuk kelompok eksperimen nilai rata-rata
post test adalah 83,33 Untuk kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran
ceramah dengan nilai rata-rata post test adalah 77,22.
Berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata kelompok eksperimen
dan kontrol untuk data pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh
nilai signifikansi > taraf signifikansi yang berarti pada dasarnya secara
78
keseluruhan tingkat kecerdasan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol adalah sama. Tanpa kondisi awal yang sama dalam hal ini kecerdasan
siswa yang menjadi sampel penelitian, pengukuran pengaruh suatu metode
pembelajaran tidak dapat dilakukan, karena hasil penelitian membuktikan
bahwa rata-rata hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian adalah sama,
maka penelitian dapat dilakukan. Dari hasil pengujian kesamaan dua rata-rata
data post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakakn uji
t dan uji regresi sederhana. Uji t diperoleh nilai signifikan = 0,00 < 0,05 =
taraf signifikan, maka terdapat perbedaaan hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen dan siswa pada kelas kontrol.
Berdasarkan perhitungan uji regresi linear sederhana nilai signifikansi
< taraf signifikansi maka diterima, dengan kata lain ada pengaruh model
pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa, dari
perhitungan diperoleh nilai signifikansi = 0,019 dengan taraf signifikansi =
0,05. Karena nilai signifikansi = 0,019 < 0,05= taraf signifikansi maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan
model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa.
Koefisien determinasi diperoleh = 0,700. Hal ini berarti 70,0% hasil belajar
sejarah siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran dengan Lawatan Sejarah
dan sisanya 30,0% dipengaruhi oleh faktor lain.
Penggunaan model pembelajaran Lawatan Sejarah membuat hasil
belajar yang lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah yang selama
ini digunakan oleh guru sejarah SMP Negeri 3 Magelang. Hal ini dikarenakan
79
model pembelajaran Lawatan Sejarah memadukan kinerja otak kanan dan
otak kiri, sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, efisien, menyenanngkan, dan dapat berpengaruh terhadap
meningkatnnya hasil belajar sejarah. Oleh karena itu model pembelajaran
Lawatan Sejarah unggul dalam meningkatkan hasil belajar.
80
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Lawatan Sejarah pada pembelajaran
sejarah di SMP NEGERI 3 MAGELANG berjalan dengan baik dan sesuai
dengan silabus dan RPP yang dirancang oleh peneliti. Hasil belajar siswa
kelas VII SMP Negeri 3 Magelang dalam pembelajaran sejarah yang
menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah diperoleh hasil post
test dengan rata-rata sebesar 83,33. Hasil belajar siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Magelang dalam pembelajaran sejarah yang menggunakan
metode ceramah diperoleh hasil post test dengan rata-rata sebesar 77,22.
2. Pembelajaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelag dengan
menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran sejarah yang tidak diberikan model
pembelajaran Lawatan Sejarah atau menggunakan metode ceramah. Hal
ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis. Berdasarkan hasil uji hipotesis
(uji t dan uji regresi sederhana). Uji t diperoleh nilai signifikan = 0,00 <
0,05 = taraf signifikan, maka terdapat perbedaaan hasil belajar siswa pada
kelas eksperimen dan siswa pada kelas kontrol. Sedangkan uji regresi
sederhana diperoleh nilai signifikansi = 0,019 dengan taraf signifikansi =
81
0,05. Karena nilai signifikansi = 0,019 < 0,05= taraf signifikansi maka
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang
signifikan model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar
sejarah siswa. Koefisien determinasi diperoleh = 0,700. Hal ini berarti
70,0% hasil belajar sejarah siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran
dengan Lawatan Sejarah dan sisanya 30,0% dipengaruhi oleh faktor lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis akan
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya para guru menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah
karena pembelajaran ini terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar
siswa, dalam menerapkan model ini hendaknya guru mampu berinteraksi
dengan siswa dan mampu menjadi moderator antar siswa agar siswa dapat
belajar lebih aktif.
2. Guru harus mampu mengkondisikan siswa dalam model pembelajaran
Lawatan Sejarah, hal ini dilakukan mengingat pembelajaran dengan
model ini mengharuskan siswa untuk melakukan kegiatan di luar kelas
sehingga siswa berpikir aktif dan kreatif dalam memahami materi
sehingga perlu bimbingan dan arahan dari guru agar selalu terkoordinasi .
82
Daftar Pustaka
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Anni, Tri Chatarina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES.
Arikunto, Suharsimi. 2010. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Depdiknas. 2005. Materi Latihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Dan Menengah, Direktorat Pendidikan lanjutan pertama.
Dewanto. 1998. Pengukuran Dan Evaluasi Pendidikan. Semarang: IKIP
Semarang.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Joyce, Bruce. Dkk. 2009. Models of Teaching Model-model Pengajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kasmadi, Hartono. 1996. Model-Model Dalam Pengajaran Sejarah. Semarang:
IKIP Semarang Press.
Lestariningsih, Amurwani Dwi.2007. Lawatan Sejarah Sebagai Program
Strategis dalam Meningkatkan Kesadaran Sejarah. Makalah Seminar
Nasional (Tidak Diterbitkan). Unnes: Semarang.
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
__________. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Pustaka Umum.
McKenzie, Jamie. (2000). Beyond Edutainment and Technotainment.
http://fno.org/sep00/eliterate.html
Rifa‟i, Achmad & Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Belajar. Semarang.
UNNES PRESS
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
83
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:PT.
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
____________. 2010. Metode Statistka. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tri Anni, Catharina. 2008. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.
TU‟U, Tulus.2004.Peran Disiplin pada Perilaku dan Presentasi Siswa.Jakarta:
PT.Grasindo.
Utomo, Cahyo Budi.2007. Lawatan Sejarah sebagai Metode Pembelajaran
Sejarah. Makalah Seminar Nasional. Semarang: Unnes.
Utomo, Cahyo Budi.2010. Model-Model Pembelajaran Sejarah Yang
Mengaktifkan. Semarang: UNNES PRESS.
Winataputra, Udin S. dkk.2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta
Universitas Terbuka.
Widja, I Gde. 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi P2LPTK..
Wijiasih, Runtut. 2012. Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Sejarah
dengan Model Pembelajaran Problem Posing Pada Siswa Kelas IXD
SMP Negeri 8 Pekalongan. Historia Pedagogia. Sejarah FIS Unnes dan
MGMP Sejarah Provinsi Jawa Tengah, 1 (1): 58-63.
84
Winkel. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Zuhdi, Susanto. 2007. Lawatan Sejarah sebuah Tawaran Metode Efektif untuk
Pembelajaran Sejarah. Makalah Seminar Nasional. Semarang: Unnes.
(http://audifaliq.wordpress.com/2011/01/09/mengapa-kita-perlu-belajar-dari-
sejarah/).
Kompas, 06 September 2003
85
Lampiran 1
KISI-KISI SOAL UJI COBA PENELITIAN
Sekolah : SMP N 3 Magelang
Kelas/Semester : VII/ Genap
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Mata Pelajaran : Sejarah
Jumlah soal : 40
Waktu : 40 menit
Bentuk soal : Pilihan ganda
Standart Kompetensi Kompetensi Dasar
Memahami perkembangan masyarakat
sejak masa Hindu Buddha sampai masa
kolonial Eropa
Mendiskripsikan perkembangan
masyarakat, kebudayaan dan
pemerintahan pada masa Hindu, Budha
serta peninggalan-peninggalannya
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat mendiskripsikan perkembangan agama dan
kebudayaan Hindu Buddha
2. Peserta didik dapat membaca dan membuat peta jalur masuk
perkembangannya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia
3. Peserta didik dapat menunjukkan pada peta daerah-daerah yang
dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia
sampai abad 14
4. Peserta didik dapat menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan
Hindu Buddha di Indonesia
86
NO Materi Pembelajaran Indikator Kelas/II Bentuk
Soal
No
Soal
Tingkat
Kesukaran
1. Perkembangan Agama
Hindu Buddha
Dewa surya
Kitab suci agama
Hindu
Sidharta Gautama
Kasta yang terdiri
golongan petani
dan pedagang
Alasan Golongan
Brahmana
Agama Budha
Kitab ajaran
Budha
Tempat wafatnya
Sidharta
Candi bercorak
Budha
Pengaruh Hindu
Budha dibidang
politik
Persebaran Budaya
Hindu Budha di
Indonesia
Teori Waisya
Teori Brahmana
Peta jalur masuk dan
persebaran budaya Hindu
Budha di Indonesia
Penyebaran
Mengetahui
Dewa Surya
Mengetahui kitab
suci agama Hindu Mengidentifikasi
Sidharta Gautama
Mendiskripsikan
Kasta yang terdiri
golongan petani
dan pedagang Mendiskripsikan
alasan Golongan
Brahmana
Mengetahui
agama Budha Menyebutkan
kitab ajaran
Budha
Menyebutkan
tempat wafatnya
Sidharta Menyebutkan
candi bercorak
Budha Mengidentifikasi
pengaruh di
bidang politik
Menyebutkan
teori waisya
Mengidentifikasi
teori brahmana
Mengidentifikasi
VII/GEN
AP
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
C1
C1
C2
C3
C3
C1
C1
C1
C1
C2
C1
C2
C2
87
agama Hindu
Buddha ke
Nusantara melalui
jalur darat
Perkembangan kerajaan
Hindu Buddha di
Indonesia
Raja Kutai
Sumber sejarah
kerajaan
Tarumanegara
Raja
Tarumanegara
Waprakeswara
Prasasti Tugu
Kerajaan Holing
Sriwijaya sebagai
kerajaan Maritim
Pendeta Sriwijaya
Prasasti dari
Kerajaan
Sriwijaya
Sriwijaya menjadi
pusat
perdagangan laut
di Asia Tenggara
Candi Borobudur
Kerajaan Hindu
Budha tertua di
Jawa
Mataram Kuno
penyebaran
agama Hindu
Buddha ke
Nusantara melalui
jalur darat
Mengetahui raja
Kutai
Menyebutkan
sumber sejarah
kerajaan
Tarumanegara
Mengetahui Raja
Tarumanegara
Mendiskripsikan
waprakeswara
Mengidentifikasi
Prasasti Tugu
Mengetahui
Kerajaan Holing
Mendiskripsikan
alasan Sriwijaya
sebagai kerajaan
Maritim
Mengetahui
pendeta Sriwijaya
Menjelaskan
prasasti dari
Kerajaan
Sriwijaya
Mendiskripsikan
Sriwijaya menjadi
pusat
perdagangan laut
di Asia Tenggara
Mengetahui candi
Borobudur
Mengetahui
kerajaan Hindu
Budha tertua di
Jawa
Mengidentifikasi
Mataram Kuno
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
C1
C1
C1
C3
C2
C1
C3
C1
C2
C3
C1
C1
C2
88
Memindahkan
pusat Kerajaan
Mataram Kuno ke
Jawa Timur
Alasan Mataram
Kuno di
pindahkan
Tokoh yang
mengenalkan
ramalan dengan
istilah Jangka
Jayabaya
Pendiri Kerajaan
Singasari
Dinasti yang
didirikan Ken
Arok
Candi yang
menjadi makam
raja Singasari
Runtuhnya
Kerajaan
Singasari
Kerajaan
Majapahit
Kejayaan
Kerajaan
Majapahit
Ra Kuti
melakukan
pemberontakan
berbahaya pada
Kerajaan
Majapahit
Perang saudara di
Mengetahui
memindahkan
pusat Kerajaan
Mataram Kuno ke
Jawa Timur
Mendiskripsikan
alasan Mataram
Kuno di
pindahkan
Mengidentifikasi
tokoh yang
mengenalkan
ramalan dengan
istilah Jangka
Jayabaya
Menyebutkan
pendiri Kerajaan
Singasari
Mengetahui
dinasti yang
didirikan Ken
Arok
Menyebutkan
candi yang
menjadi makam
raja Singasari
Mendiskripsikan
runtuhnya
kerajaan
Singasari
Mengetahui
kerajaan
Majapahit
Mengidentifikasi
kejayaan kerajaan
Majapahit
Menjelaskan Ra
Kuti melakukan
pemberontakan
berbahaya pada
Kerajaan
Majapahit
Menyebutkan
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
C1
C3
C2
C1
C1
C1
C3
C1
C2
C2
C1
89
Majapahit
Sumpah amukti
Palapa
Patih kerajaan
Majapahit
Hancurnya
kerajaan
Majapahit
perang saudara di
Majapahit
Menjelaskan
sumpah amukti
Palapa
Mengetahui patih
kerajaan
Majapahit
Mendiskripsikan
hancurnya
kerajaan
Majapahit
PG
PG
PG
38
39
40
C2
C1
C3
90
Lampiran 2
SOAL UJI COBA
Satuan sekolah : SMP
Mapel : IPS Sejarah
Kelas : VII
Semester/tahun : 2/ 2015
Alokasi waktu : 40 menit
Petunjuk :
1. Tulis nama dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X)
pada lembar yang tersedia.
3. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap lebih mudah.
4. Soal jangan dicorat-coret.
1. Agama Hindu dikenal memiliki banyak dewa. Salah satu diantaranya
adalah dewa Surya yang merupakan dewa ....
a. Ilmu pengetahuan
b. Angin
c. Matahari
d. Laut
2. Kitab suci agama Hindu yang berisi syair dan nyanyian suci dalam
upacara bernama ....
a. Rigweda
b. Samaweda
c. Yajurweda
d. Atharwaweda
3. Sidharta Gautama adalah putra Raja ....
a. Alengka
b. Ashoka
c. Suddodhana
d. Rajendra
91
4. Masyarakat Hindu menetapkan sistem kasta yaitu tingkatan masyarakat
berdasarkan keturunan. Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang
dinamakan kasta ....
a. Brahmana
b. Ksatria
c. Sudra
d. Waisya
5. Golongan Brahmana mempunyai peranan penting dalam perkembangan
pendidikan agama Hindu, sebab ....
a. Dihormati oleh semua lapisan masyarakat
b. Kedudukan lebih tinggi dari kaum bangsawan
c. Golongan Brahmana yang menulis kitab-kitab agama Hindu
d. Merupakan satu-satunya golongan yang memahami bahasa Sansekerta
6. Agama Budha pertama kali diajarkan oleh ....
a. Pendeta
b. Brahmana
c. Sidharta
d. Biksu
7. Kitab ajaran Budha yang berarti tiga keranjang atau tiga himpunan nikmat
bernama kitab ....
a. Tripitaka
b. Sutasoma
c. Weda
d. Upanishad
8. Ada empat tempat yang dianggap suci dalam agama Budha. Tempat
wafatnya Sidharta pada tahun 482 SM bernama ....
a. Kusinagara
b. Taman lumbini
c. Bodhgaya
d. Benares
9. Candi Indonesia yang bercorak Budha seperti di bawah ini, kecuali ....
92
a. Borobudur c. Mendut
b. Kalasan d. Dieng
10. Pengaruh Hindu-Budha di bidang politik adalah ....
a. Adanya sistem kasta
b. Adanya sistem kerajaan
c. Adanya sistem kemasyarakatan
d. Munculnya berbagai karya sastra
11. Menurut Teori Waisya, pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh ....
a. Kaum Brahmana
b. Kaum Pedagang
c. Para bangsawan
d. Para Ksatria
12. Teori brahmana bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh
pendeta yang dikemukakan oleh ....
a. J.L Moens
b. N.J.Krom
c. Van Leur
d. F.D.K Bosch
13. Penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat
dilakukan dengan ....
a. Menumpang para kafilah melalui jalur jalan sutera
b. Mengikuti rombongan kapal yang berdagang ke nusantara
c. Menyampaikan pesan kepada para pedagang yang akan berlayar ke
nusantara
d. Menyampaikan agama di koloni yang telah dilakukan
14. Menurut salah satu Yupa, Raja Kutai yang pertama ialah ....
a. Aswawarman
b. Mulawarman
c. Purnawarma
d. Kudungga
15. Perhatikan nama-nama prasasti berikut !
93
1. Prasati Tugu 4. Prasasti Kedukan Bukit
2. Prasasti Lebak 5. Prasasti Canggal
3. Prasasti Kebon Kopi 6. Prasasti Talang Tuo
Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara ditunjukkan oleh nomor ....
a. 2,4,6 c. 1,2,3
b. 1,3,5 d. 4,5,6
16. Raja terbesar Kerajaan Tarumanegara adalah ....
a. Purnawarman c. Hayam Wuruk
b. Ken Arok d. Mulawarman
17. Pada Kerajaan Kutai terdapat Waprakeswara, artinya ....
a. Lapangan untuk pemujaan Dewa Wisnu
b. Lapangan untuk pemujaan Dewa Brahma
c. Lapangan untuk pemujaan Dewa Siwa
d. Lapangan untuk pemujaan Dewa Hera
18. Berita yang menarik tentang Kerajaan Tarumanegara dari Prasasti Tugu
ialah ....
a. Purnawarman dilambangkan sebagai Dewa Wisnu
b. Adanya lukisan dua tapak kaki Raja Purnawarman
c. Purnawarman adalah raja yang arif dan bijaksana dari kerajaan Taruma
d. Upaya penggalian Sungai Gomati sepanjang 11 km dan selesai
dikerjakan selama 21 hari
19. Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja wanita yang bernama ....
a. Ratu Sanjaya c. Ratu Sanjaya
b. Ratu Isyana d. Ratu Sima
20. Berkembangnya Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim disebabkan oleh ....
a. Letaknya yang strategis di tepi Selat Malaka
b. Besarnya hasil bumi Sriwijaya
c. Rakyat hidup dari perdagangan
d. Keberhasilan Sriwijaya mengalahkan kerajaan-kerajaan sekitarnya
21. Pendeta agama Buddha yang sangat terkenal di Sriwijaya bernama ....
a. Janabadra c. Sakyakirti
94
b. Gunawarman d. Gautama
22. Prasasti dari Kerajaan Sriwijaya yang menceritakan pembuatan taman Sri
Ksetra atas perintah Raja Dapunta Hyang adalah ....
a. Prasasti kota kapur c. Prasasti Talang Tuo
b. Prasasti Nalanda d. Prasasti Ligor
23. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara karena ....
a. Menghasilkan rempah-rempah sebagai barang dagangan utama
b. Kekuatan armada laut Majapahit sudah lemah
c. Letak strategis pada persimpangan jalur lalu lintas perdagangan laut
d. Sriwijaya menarik cukai sangat ringan dan memiliki pala sebagai
barang dagangan
24. Candi Borobudur dibangun pada masa dinasti ....
a. Dinasti Syailendra c. Dinasti Siwa
b. Dinasti Sanjaya d. Dinasti Brahmana
25. Kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa adalah ....
a. Tarumanegara c. Mataram Kuno
b. Holing d. Majapahit
26. Raja yang pertama kali memerintah di Mataram Kuno adalah ....
a. Raja Sanna c. Raja India
b. Rakai Panangkaran d. Bhanu
27. Yang memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur adalah
....
a. Ken Arok c. Gajah Mada
b. Mpu Sendok d. Sanjaya
28. Di bawah ini yang bukan merupakan alasan Mataram Kuno di pindahkan
adalah .....
a. Mataram kuno diancam serangan dari Sriwijaya
b. Terjadinya peperangan antara Mataram Kuno dengan Singasari
c. Terjadinya bencana alam yaitu Gunung Merapi meletus
d. Mencari daerah yang letaknya strategis untuk perdagangan yaitu di
lembah sungai Brantas
95
29. Tokoh yang terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa
depan, terutama yang menimpa tanah Jawa. Ramalan tersebut dikenal
dengan istilah Jangka Jayabaya adalah ....
a. Sanjaya c. Syailendra
b. Empu sedah d. Jayabaya
30. Pendiri kerajaan Singasari adalah ....
a. Hayam Wuruk c. Gajah Mada
b. Purnawarman d. Ken Arok
31. Dinasti yang didirikan oleh Ken Arok bernama dinasti ....
a. Rajasa c. Syailendra
b. Isyana d. Sanjaya
32. 1. Candi Kidal 4. Candi Jawi
2. Candi Jago 5. Candi Borobudur
3. Candi Mendut 6. Candi Muara Takus
Berikut ini bangunan candi yang menjadi makam-makam raja Singasari
adalah ....
a. 1,2,3 c. 1,3,4
b. 1,2,4 d. 1,5,6
33. Berikut ini yang bukan merupakan sebab-sebab runtuhnya Kerajaan
Singasari adalah ....
a. Kertanegara terlalu percaya kepada lawan-lawan politiknya
b. Penyerangan Jayakatwang yang ingin menguasai Singasari untuk
membalas kehancuran Kediri
c. Penghkhianatan Ardaraja yang mempunyai dendam terhadap Ken
Arok
d. Kertanegara menitikberatkan usaha di Pulau Jawa dan memperhatikan
politik luar negeri
34. Kerajaan Majapahit didirikan oleh ....
a. Anusapati c. Ken Arok
b. Tribhuwanatunggadewi d. Raden Wijaya
35. Kerajaan Majapahit mencapai kejayaan pada masa pemerintahan ....
96
a. Raden Wijaya c. Hayam Wuruk
b. Kala Gemet d. Wikramawardhana
36. Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit
pada masa pemerintahan ....
a. Hayam Wuruk c. Jayanegara
b. Majapahit d. Raden Wijaya
37. Perang saudara di Majapahit yang terjadi akibat perebutan kekuasaan
dinamakan ....
a. Perang Paregreg c. Perang Pralaya
b. Perang Ganter d. Perang Bubat
38. Makna dari sumpah amukti Palapa yang diikrarkan Gajahmada adalah ....
a. Munculnya persatuan dan kesatuan seluruh Nusantara
b. Majapahit berhasil menyusun struktur pemerintahan yang baik
c. Awal tumbuh berkembangnya agama Hindu Budha di Majapahit
d. Menjadi ilham bagi proyek peluncuran Satelit Palapa
39. Patih yang terkenal dari Kerajaan Majapahit ....
a. Kusumawardhani c. Gajah Mada
b. Arya Wiraraja d. Airlangga
40. Salah satu sebab hancurnya Kerajaan Majapahit adalah ....
a. Berkembangnya Sriwijaya yang menyaingi Majapahit
b. Munculnya kerajaan-kerajaan Islam
c. Adanya pertentangan antara raja dan kaum brahmana
d. Mundurnya perdagangan dan pelayaran
97
Lampiran 3
Kunci Jawaban Soal Uji Coba
1. C 21. C
2. B 22. C
3. C 23. C
4. D 24. A
5. D 25. A
6. C 26. A
7. A 27. B
8. A 28. B
9. D 29. D
10. B 30. D
11. B 31. A
12. C 32. B
13. A 33. D
14. D 34. D
15. C 35. C
16. A 36. C
17. B 37. A
18. D 38. A
19. D 39. C
20. A 40. A
Semarang, Januari 2015
Peneliti
Yuni Erwianisya
NIM. 3101411067
98
Lampiran 4
KISI-KISI SOAL PRE TEST
Sekolah : SMP N 3 Magelang
Kelas/Semester : VII/ Genap
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Mata Pelajaran : Sejarah
Jumlah soal : 30
Waktu : 40 menit
Bentuk soal : Pilihan ganda
Standart Kompetensi Kompetensi Dasar
Memahami perkembangan masyarakat
sejak masa Hindu Buddha sampai masa
kolonial Eropa
Mendiskripsikan perkembangan
masyarakat, kebudayaan dan
pemerintahan pada masa Hindu, Budha
serta peninggalan-peninggalannya
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat mendiskripsikan perkembangan agama dan
kebudayaan Hindu Buddha
2. Peserta didik dapat membaca dan membuat peta jalur masuk
perkembangannya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia
3. Peserta didik dapat menunjukkan pada peta daerah-daerah yang
dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia
sampai abad 14
4. Peserta didik dapat menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan
Hindu Buddha di Indonesia
99
NO Materi Pembelajaran Indikator Kelas/II Bentuk
Soal
No
Soal
Tingkat
Kesukaran
1. Perkembangan Agama
Hindu Buddha
Kitab suci
agama Hindu
Sidharta
Gautama
Kasta yang
terdiri
golongan
petani dan
pedagang
Kitab ajaran
Budha
Tempat
wafatnya
Sidharta
Persebaran Budaya
Hindu Budha di
Indonesia
Teori Waisya
Teori
Brahmana
Peta jalur masuk dan
persebaran budaya
Hindu Budha di
Indonesia
Penyebaran
agama Hindu
Buddha ke
Nusantara
melalui jalur
darat
Perkembangan
kerajaan Hindu
Buddha di Indonesia
Raja Kutai
Mengetahui kitab
suci agama Hindu Mengidentifikasi
Sidharta Gautama Mendiskripsikan
Kasta yang terdiri
golongan petani
dan pedagang
Menyebutkan
kitab ajaran
Budha Menyebutkan
tempat wafatnya
Sidharta
Menyebutkan
teori waisya Mengidentifikasi
teori brahmana
Mengidentifikasi
penyebaran
agama Hindu
Buddha ke
Nusantara melalui
jalur darat
Mengetahui raja
Kutai
VII/GE
NAP
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
C1
C2
C3
C1
C1
C1
C2
C2
C1
100
Sumber
sejarah
kerajaan
Tarumanegara
Raja
Tarumanegara
Waprakeswara
Kerajaan
Holing
Sriwijaya
sebagai
kerajaan
Maritim
Sriwijaya
menjadi pusat
perdagangan
laut di Asia
Tenggara
Kerajaan
Hindu Budha
tertua di Jawa
Mataram Kuno
Memindahkan
pusat Kerajaan
Mataram Kuno
ke Jawa Timur
Alasan
Mataram Kuno
di pindahkan
Tokoh yang
mengenalkan
ramalan
dengan istilah
Jangka
Jayabaya
Pendiri
Kerajaan
Singasari
Candi yang
menjadi
Menyebutkan
sumber sejarah
kerajaan
Tarumanegara
Mengetahui Raja
Tarumanegara
Mendiskripsikan
waprakeswara
Mengetahui
Kerajaan Holing
Mendiskripsikan
alasan Sriwijaya
sebagai kerajaan
Maritim
Mendiskripsikan
Sriwijaya menjadi
pusat
perdagangan laut
di Asia Tenggara
Mengetahui
kerajaan Hindu
Budha tertua di
Jawa
Mengidentifikasi
Mataram Kuno
Mengetahui
memindahkan
pusat Kerajaan
Mataram Kuno ke
Jawa Timur
Mendiskripsikan
alasan Mataram
Kuno di
pindahkan
Mengidentifikasi
tokoh yang
mengenalkan
ramalan dengan
istilah Jangka
Jayabaya
Menyebutkan
pendiri Kerajaan
Singasari
Menyebutkan
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
C1
C1
C3
C1
C3
C3
C1
C2
C1
C3
C2
C1
C1
101
makam raja
Singasari
Runtuhnya
Kerajaan
Singasari
Kerajaan
Majapahit
Kejayaan
Kerajaan
Majapahit
Ra Kuti
melakukan
pemberontaka
n berbahaya
pada Kerajaan
Majapahit
Perang saudara
di Majapahit
Sumpah
amukti Palapa
Patih kerajaan
Majapahit
Hancurnya
kerajaan
Majapahit
candi yang
menjadi makam
raja Singasari
Mendiskripsikan
runtuhnya
kerajaan
Singasari
Mengetahui
kerajaan
Majapahit
Mengidentifikasi
kejayaan kerajaan
Majapahit
Menjelaskan Ra
Kuti melakukan
pemberontakan
berbahaya pada
Kerajaan
Majapahit
Menyebutkan
perang saudara di
Majapahit
Menjelaskan
sumpah amukti
Palapa
Mengetahui patih
kerajaan
Majapahit
Mendiskripsikan
hancurnya
kerajaan
Majapahit
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
23
24
25
26
27
28
29
30
C3
C1
C2
C2
C1
C2
C1
C3
102
Lampiran 5
SOAL PRE TEST
Satuan sekolah : SMP
Mapel : IPS Sejarah
Kelas : VII
Semester/tahun : 2/ 2015
Alokasi waktu : 40 menit
Petunjuk :
1. Tulis nama dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang
(X) pada lembar yang tersedia.
3. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap lebih mudah.
4. Soal jangan dicorat-coret.
1. Kitab suci agama Hindu yang berisi syair dan nyanyian suci dalam
upacara bernama ....
a. Rigweda
b. Samaweda
c. Yajurweda
d. Atharwaweda
2. Sidharta Gautama adalah putra Raja ....
a. Alengka
b. Ashoka
c. Suddodhana
d. Rajendra
3. Masyarakat Hindu menetapkan sistem kasta yaitu tingkatan masyarakat
berdasarkan keturunan. Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang
dinamakan kasta ....
a. Brahmana
b. Ksatria
c. Sudra
d. Waisya
103
4. Kitab ajaran Budha yang berarti tiga keranjang atau tiga himpunan nikmat
bernama kitab ....
a. Tripitaka
b. Sutasoma
c. Weda
d. Upanishad
5. Ada empat tempat yang dianggap suci dalam agama Budha. Tempat
wafatnya Sidharta pada tahun 482 SM bernama ....
a. Kusinagara
b. Taman lumbini
c. Bodhgaya
d. Benares
6. Menurut Teori Waisya, pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh ....
a. Kaum Brahmana
b. Kaum Pedagang
c. Para bangsawan
d. Para Ksatria
7. Teori brahmana bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh
pendeta yang dikemukakan oleh ....
a. J.L Moens
b. N.J.Krom
c. Van Leur
d. F.D.K Bosch
8. Penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat
dilakukan dengan ....
a. Menumpang para kafilah melalui jalur jalan sutera
b. Mengikuti rombongan kapal yang berdagang ke nusantara
c. Menyampaikan pesan kepada para pedagang yang akan berlayar ke
nusantara
d. Menyampaikan agama di koloni yang telah dilakukan
9. Menurut salah satu Yupa, Raja Kutai yang pertama ialah ....
104
a. Aswawarman
b. Mulawarman
c. Purnawarma
d. Kudungga
10. Perhatikan nama-nama prasasti berikut !
4. Prasati Tugu 4. Prasasti Kedukan Bukit
5. Prasasti Lebak 5. Prasasti Canggal
6. Prasasti Kebon Kopi 6. Prasasti Talang Tuo
Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara ditunjukkan oleh nomor ....
a. 2,4,6 c. 1,2,3
b. 1,3,5 d. 4,5,6
11. Raja terbesar Kerajaan Tarumanegara adalah ....
a. Purnawarman c. Hayam Wuruk
b. Ken Arok d. Mulawarman
12. Pada Kerajaan Kutai terdapat Waprakeswara, artinya ....
a. Lapangan untuk pemujaan Dewa Wisnu
b. Lapangan untuk pemujaan Dewa Brahma
c. Lapangan untuk pemujaan Dewa Siwa
d. Lapangan untuk pemujaan Dewa Hera
13. Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja wanita yang bernama ....
a. Ratu Sanjaya c. Ratu Sanjaya
b. Ratu Isyana d. Ratu Sima
14. Berkembangnya Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim disebabkan oleh ....
a. Letaknya yang strategis di tepi Selat Malaka
b. Besarnya hasil bumi Sriwijaya
c. Rakyat hidup dari perdagangan
d. Keberhasilan Sriwijaya mengalahkan kerajaan-kerajaan sekitarnya
15. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara karena ....
a. Menghasilkan rempah-rempah sebagai barang dagangan utama
b. Kekuatan armada laut Majapahit sudah lemah
c. Letak strategis pada persimpangan jalur lalu lintas perdagangan laut
105
d. Sriwijaya menarik cukai sangat ringan dan memiliki pala sebagai
barang dagangan
16. Kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa adalah ....
a. Tarumanegara c. Mataram Kuno
b. Holing d. Majapahit
17. Raja yang pertama kali memerintah di Mataram Kuno adalah ....
a. Raja Sanna c. Raja India
b. Rakai Panangkaran d. Bhanu
18. Yang memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur adalah
....
a. Ken Arok c. Gajah Mada
b. Mpu Sendok d. Sanjaya
19. Di bawah ini yang bukan merupakan alasan Mataram Kuno di pindahkan
adalah .....
a. Mataram kuno diancam serangan dari Sriwijaya
b. Terjadinya peperangan antara Mataram Kuno dengan Singasari
c. Terjadinya bencana alam yaitu Gunung Merapi meletus
d. Mencari daerah yang letaknya strategis untuk perdagangan yaitu di
lembah sungai Brantas
20. Tokoh yang terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa
depan, terutama yang menimpa tanah Jawa. Ramalan tersebut dikenal
dengan istilah Jangka Jayabaya adalah ....
a. Sanjaya c. Syailendra
b. Empu sedah d. Jayabaya
21. Pendiri kerajaan Singasari adalah ....
a. Hayam Wuruk c. Gajah Mada
b. Purnawarman d. Ken Arok
22. 1. Candi Kidal 4. Candi Jawi
2. Candi Jago 5. Candi Borobudur
3. Candi Mendut 6. Candi Muara Takus
106
Berikut ini bangunan candi yang menjadi makam-makam raja Singasari
adalah ....
a. 1,2,3 c. 1,3,4
b. 1,2,4 d. 1,5,6
23. Berikut ini yang bukan merupakan sebab-sebab runtuhnya Kerajaan
Singasari adalah ....
a. Kertanegara terlalu percaya kepada lawan-lawan politiknya
b. Penyerangan Jayakatwang yang ingin menguasai Singasari untuk
membalas kehancuran Kediri
c. Penghkhianatan Ardaraja yang mempunyai dendam terhadap Ken
Arok
d. Kertanegara menitikberatkan usaha di Pulau Jawa dan memperhatikan
politik luar negeri
24. Kerajaan Majapahit didirikan oleh ....
a. Anusapati c. Ken Arok
b. Tribhuwanatunggadewi d. Raden Wijaya
25. Kerajaan Majapahit mencapai kejayaan pada masa pemerintahan ....
a. Raden Wijaya c. Hayam Wuruk
b. Kala Gemet d. Wikramawardhana
26. Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit
pada masa pemerintahan ....
a. Hayam Wuruk c. Jayanegara
b. Majapahit d. Raden Wijaya
27. Perang saudara di Majapahit yang terjadi akibat perebutan kekuasaan
dinamakan ....
c. Perang Paregreg c. Perang Pralaya
d. Perang Ganter d. Perang Bubat
28. Makna dari sumpah amukti Palapa yang diikrarkan Gajahmada adalah ....
a. Munculnya persatuan dan kesatuan seluruh Nusantara
b. Majapahit berhasil menyusun struktur pemerintahan yang baik
c. Awal tumbuh berkembangnya agama Hindu Budha di Majapahit
107
d. Menjadi ilham bagi proyek peluncuran Satelit Palapa
29. Patih yang terkenal dari Kerajaan Majapahit ....
a. Kusumawardhani c. Gajah Mada
b. Arya Wiraraja d. Airlangga
30. Salah satu sebab hancurnya Kerajaan Majapahit adalah ....
a. Berkembangnya Sriwijaya yang menyaingi Majapahit
b. Munculnya kerajaan-kerajaan Islam
c. Adanya pertentangan antara raja dan kaum brahmana
d. Mundurnya perdagangan dan pelayaran
108
Lampiran 6
Kunci Jawaban Soal Pre Test
1. B 11. A 21. D
2. C 12. B 22. B
3. D 13. D 23. D
4. A 14. A 24. D
5. A 15. C 25. C
6. B 16. A 26. C
7. C 17. A 27. A
8. A 18. B 28. A
9. D 19. B 29. C
10. C 20. D 30. A
Semarang, Februari 2015
Peneliti
Yuni Erwianisya
NIM. 3101411067
109
Lampiran 7
KISI-KISI SOAL POST TEST
Sekolah : SMP N 3 Magelang
Kelas/Semester : VII/ Genap
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Mata Pelajaran : Sejarah
Jumlah soal : 30
Waktu : 40 menit
Bentuk soal : Pilihan ganda
Standart Kompetensi Kompetensi Dasar
Memahami perkembangan masyarakat
sejak masa Hindu Buddha sampai masa
kolonial Eropa
Mendiskripsikan perkembangan
masyarakat, kebudayaan dan
pemerintahan pada masa Hindu, Budha
serta peninggalan-peninggalannya
Tujuan Pembelajaran :
5. Peserta didik dapat mendiskripsikan perkembangan agama dan
kebudayaan Hindu Buddha
6. Peserta didik dapat membaca dan membuat peta jalur masuk
perkembangannya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia
7. Peserta didik dapat menunjukkan pada peta daerah-daerah yang
dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia
sampai abad 14
8. Peserta didik dapat menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan
Hindu Buddha di Indonesia
110
NO Materi Pembelajaran Indikator Kelas/II Bentuk
Soal
No
Soal
Tingkat
Kesukaran
1. Perkembangan Agama
Hindu Buddha
Kitab suci
agama Hindu
Sidharta
Gautama
Kasta yang
terdiri
golongan
petani dan
pedagang
Kitab ajaran
Budha
Tempat
wafatnya
Sidharta
Persebaran Budaya
Hindu Budha di
Indonesia
Teori Waisya
Teori
Brahmana
Peta jalur masuk dan
persebaran budaya
Hindu Budha di
Indonesia
Penyebaran
agama Hindu
Buddha ke
Nusantara
melalui jalur
darat
Perkembangan
kerajaan Hindu
Buddha di Indonesia
Raja Kutai
Mengetahui kitab
suci agama Hindu Mengidentifikasi
Sidharta Gautama Mendiskripsikan
Kasta yang terdiri
golongan petani
dan pedagang
Menyebutkan
kitab ajaran
Budha Menyebutkan
tempat wafatnya
Sidharta
Menyebutkan
teori waisya Mengidentifikasi
teori brahmana
Mengidentifikasi
penyebaran
agama Hindu
Buddha ke
Nusantara melalui
jalur darat
Mengetahui raja
VII/GE
NAP
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
C1
C2
C3
C1
C1
C1
C2
C2
C1
111
Sumber
sejarah
kerajaan
Tarumanegara
Raja
Tarumanegara
Waprakeswara
Kerajaan
Holing
Sriwijaya
sebagai
kerajaan
Maritim
Sriwijaya
menjadi pusat
perdagangan
laut di Asia
Tenggara
Kerajaan
Hindu Budha
tertua di Jawa
Mataram Kuno
Memindahkan
pusat Kerajaan
Mataram Kuno
ke Jawa Timur
Alasan
Mataram Kuno
di pindahkan
Tokoh yang
mengenalkan
ramalan
dengan istilah
Jangka
Jayabaya
Pendiri
Kerajaan
Singasari
Kutai
Menyebutkan
sumber sejarah
kerajaan
Tarumanegara
Mengetahui Raja
Tarumanegara
Mendiskripsikan
waprakeswara
Mengetahui
Kerajaan Holing
Mendiskripsikan
alasan Sriwijaya
sebagai kerajaan
Maritim
Mendiskripsikan
Sriwijaya menjadi
pusat
perdagangan laut
di Asia Tenggara
Mengetahui
kerajaan Hindu
Budha tertua di
Jawa
Mengidentifikasi
Mataram Kuno
Mengetahui
memindahkan
pusat Kerajaan
Mataram Kuno ke
Jawa Timur
Mendiskripsikan
alasan Mataram
Kuno di
pindahkan
Mengidentifikasi
tokoh yang
mengenalkan
ramalan dengan
istilah Jangka
Jayabaya
Menyebutkan
pendiri Kerajaan
Singasari
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
C1
C1
C3
C1
C3
C3
C1
C2
C1
C3
C2
C1
112
Candi yang
menjadi
makam raja
Singasari
Runtuhnya
Kerajaan
Singasari
Kerajaan
Majapahit
Kejayaan
Kerajaan
Majapahit
Ra Kuti
melakukan
pemberontaka
n berbahaya
pada Kerajaan
Majapahit
Perang saudara
di Majapahit
Sumpah
amukti Palapa
Patih kerajaan
Majapahit
Hancurnya
kerajaan
Majapahit
Menyebutkan
candi yang
menjadi makam
raja Singasari
Mendiskripsikan
runtuhnya
kerajaan
Singasari
Mengetahui
kerajaan
Majapahit
Mengidentifikasi
kejayaan kerajaan
Majapahit
Menjelaskan Ra
Kuti melakukan
pemberontakan
berbahaya pada
Kerajaan
Majapahit
Menyebutkan
perang saudara di
Majapahit
Menjelaskan
sumpah amukti
Palapa
Mengetahui patih
kerajaan
Majapahit
Mendiskripsikan
hancurnya
kerajaan
Majapahit
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
22
23
24
25
26
27
28
29
30
C1
C3
C1
C2
C2
C1
C2
C1
C3
113
Lampiran 8
SOAL POST TEST
Satuan sekolah : SMP
Mapel : IPS Sejarah
Kelas : VII
Semester/tahun : 2/ 2015
Alokasi waktu : 40 menit
Petunjuk :
1. Tulis nama dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang
(X) pada lembar yang tersedia.
3. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap lebih mudah.
4. Soal jangan dicorat-coret.
1. Kitab suci agama Hindu yang berisi syair dan nyanyian suci dalam
upacara bernama ....
a. Rigweda
b. Samaweda
c. Yajurweda
d. Atharwaweda
2. Sidharta Gautama adalah putra Raja ....
a. Alengka
b. Ashoka
c. Suddodhana
d. Rajendra
3. Masyarakat Hindu menetapkan sistem kasta yaitu tingkatan masyarakat
berdasarkan keturunan. Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang
dinamakan kasta ....
a. Brahmana
b. Ksatria
c. Sudra
114
d. Waisya
4. Kitab ajaran Budha yang berarti tiga keranjang atau tiga himpunan nikmat
bernama kitab ....
a. Tripitaka
b. Sutasoma
c. Weda
d. Upanishad
5. Ada empat tempat yang dianggap suci dalam agama Budha. Tempat
wafatnya Sidharta pada tahun 482 SM bernama ....
a. Kusinagara
b. Taman lumbini
c. Bodhgaya
d. Benares
6. Menurut Teori Waisya, pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh ....
a. Kaum Brahmana
b. Kaum Pedagang
c. Para bangsawan
d. Para Ksatria
7. Teori brahmana bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh
pendeta yang dikemukakan oleh ....
a. J.L Moens
b. N.J.Krom
c. Van Leur
d. F.D.K Bosch
8. Penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat
dilakukan dengan ....
a. Menumpang para kafilah melalui jalur jalan sutera
b. Mengikuti rombongan kapal yang berdagang ke nusantara
c. Menyampaikan pesan kepada para pedagang yang akan berlayar ke
nusantara
d. Menyampaikan agama di koloni yang telah dilakukan
115
9. Menurut salah satu Yupa, Raja Kutai yang pertama ialah ....
a. Aswawarman
b. Mulawarman
c. Purnawarma
d. Kudungga
10. Perhatikan nama-nama prasasti berikut !
7. Prasati Tugu 4. Prasasti Kedukan Bukit
8. Prasasti Lebak 5. Prasasti Canggal
9. Prasasti Kebon Kopi 6. Prasasti Talang Tuo
Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara ditunjukkan oleh nomor ....
a. 2,4,6 c. 1,2,3
b. 1,3,5 d. 4,5,6
11. Raja terbesar Kerajaan Tarumanegara adalah ....
a. Purnawarman c. Hayam Wuruk
b. Ken Arok d. Mulawarman
12. Pada Kerajaan Kutai terdapat Waprakeswara, artinya ....
a. Lapangan untuk pemujaan Dewa Wisnu
b. Lapangan untuk pemujaan Dewa Brahma
c. Lapangan untuk pemujaan Dewa Siwa
d. Lapangan untuk pemujaan Dewa Hera
13. Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja wanita yang bernama ....
a. Ratu Sanjaya c. Ratu Sanjaya
b. Ratu Isyana d. Ratu Sima
14. Berkembangnya Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim disebabkan oleh ....
a. Letaknya yang strategis di tepi Selat Malaka
b. Besarnya hasil bumi Sriwijaya
c. Rakyat hidup dari perdagangan
d. Keberhasilan Sriwijaya mengalahkan kerajaan-kerajaan sekitarnya
15. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara karena ....
a. Menghasilkan rempah-rempah sebagai barang dagangan utama
b. Kekuatan armada laut Majapahit sudah lemah
116
c. Letak strategis pada persimpangan jalur lalu lintas perdagangan laut
d. Sriwijaya menarik cukai sangat ringan dan memiliki pala sebagai
barang dagangan
16. Kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa adalah ....
a. Tarumanegara c. Mataram Kuno
b. Holing d. Majapahit
17. Raja yang pertama kali memerintah di Mataram Kuno adalah ....
a. Raja Sanna c. Raja India
b. Rakai Panangkaran d. Bhanu
18. Yang memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur adalah
....
a. Ken Arok c. Gajah Mada
b. Mpu Sendok d. Sanjaya
19. Di bawah ini yang bukan merupakan alasan Mataram Kuno di pindahkan
adalah .....
a. Mataram kuno diancam serangan dari Sriwijaya
b. Terjadinya peperangan antara Mataram Kuno dengan Singasari
c. Terjadinya bencana alam yaitu Gunung Merapi meletus
d. Mencari daerah yang letaknya strategis untuk perdagangan yaitu di
lembah sungai Brantas
20. Tokoh yang terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa
depan, terutama yang menimpa tanah Jawa. Ramalan tersebut dikenal
dengan istilah Jangka Jayabaya adalah ....
a. Sanjaya c. Syailendra
b. Empu sedah d. Jayabaya
21. Pendiri kerajaan Singasari adalah ....
a. Hayam Wuruk c. Gajah Mada
b. Purnawarman d. Ken Arok
22. 1. Candi Kidal 4. Candi Jawi
2. Candi Jago 5. Candi Borobudur
3. Candi Mendut 6. Candi Muara Takus
117
Berikut ini bangunan candi yang menjadi makam-makam raja Singasari
adalah ....
a. 1,2,3 c. 1,3,4
b. 1,2,4 d. 1,5,6
23. Berikut ini yang bukan merupakan sebab-sebab runtuhnya Kerajaan
Singasari adalah ....
a. Kertanegara terlalu percaya kepada lawan-lawan politiknya
b. Penyerangan Jayakatwang yang ingin menguasai Singasari untuk
membalas kehancuran Kediri
c. Penghkhianatan Ardaraja yang mempunyai dendam terhadap Ken
Arok
d. Kertanegara menitikberatkan usaha di Pulau Jawa dan memperhatikan
politik luar negeri
24. Kerajaan Majapahit didirikan oleh ....
a. Anusapati c. Ken Arok
b. Tribhuwanatunggadewi d. Raden Wijaya
25. Kerajaan Majapahit mencapai kejayaan pada masa pemerintahan ....
a. Raden Wijaya c. Hayam Wuruk
b. Kala Gemet d. Wikramawardhana
26. Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit
pada masa pemerintahan ....
a. Hayam Wuruk c. Jayanegara
b. Majapahit d. Raden Wijaya
27. Perang saudara di Majapahit yang terjadi akibat perebutan kekuasaan
dinamakan ....
a. Perang Paregreg c. Perang Pralaya
b. Perang Ganter d. Perang Bubat
28. Makna dari sumpah amukti Palapa yang diikrarkan Gajahmada adalah ....
a. Munculnya persatuan dan kesatuan seluruh Nusantara
b. Majapahit berhasil menyusun struktur pemerintahan yang baik
c. Awal tumbuh berkembangnya agama Hindu Budha di Majapahit
118
d. Menjadi ilham bagi proyek peluncuran Satelit Palapa
29. Patih yang terkenal dari Kerajaan Majapahit ....
a. Kusumawardhani c. Gajah Mada
b. Arya Wiraraja d. Airlangga
30. Salah satu sebab hancurnya Kerajaan Majapahit adalah ....
a. Berkembangnya Sriwijaya yang menyaingi Majapahit
b. Munculnya kerajaan-kerajaan Islam
c. Adanya pertentangan antara raja dan kaum brahmana
d. Mundurnya perdagangan dan pelayaran
119
Lampiran 9
Kunci Jawaban Soal Post Test
1. B 11. A 21. D
2. C 12. B 22. B
3. D 13. D 23. D
4. A 14. A 24. D
5. A 15. C 25. C
6. B 16. A 26. C
7. C 17. A 27. A
8. A 18. B 28. A
9. D 19. B 29. C
10. C 20. D 30. A
Semarang, Februari 2015
Peneliti
Yuni Erwianisya
NIM. 3101411067
120
Lampiran 10
DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA
NO NIS DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA
(VIII G)
1 11967 AIDA NUGRAHAENI
2 12092 ALMA INA OCTA SWASTI
3 11802 ALVI FACHRI
4 12180 ANDIKA AGUNG SHALAFUDIN
5 12031 ARNANDO SETYAWAN
6 12127 DAFFY OKTAFINNO NUGRAHA
7 12097 DANI SEPVA ANJANI
8 12128 DEVI PUTRI SARININGRAT
9 12069 FEBBY SURYA ARDIANTO
10 12185 FIKA TRI YULITA
11 12105 FIYAN TRIADI KURNIAWAN
12 12158 GALIH DWI UTOMO
13 12187 ILHAM BADAI SETIAWAN
14 11978 KHEORIYAH
15 12189 LINTANG AYU MAWANI
16 12073 LISA KURNIAWATI
17 11979 LUKLUATUL JANNAH
18 12107 MEIRNA INDAH LESTARI
19 12077 MUHAMMAD AULIYA RIEFAZZA
20 12018 MUHAMMAD FARHAN
21 12137 MUHAMMAD IQBAL PRASETYA
22 12049 MUHAMMAD RAFLI FAUZAN
23 12052 MUSTRIAN ANDRIKA
24 12165 NABILLA ZAHWA SAPUTRI
25 12112 NURAINI YULIANTI
26 12169 RIRIS ATIFAH
27 12142 RISNAIDA RATRI ANDINI
28 12084 RIZKY NURHANIFAH
29 12173 SITI MUSLIMAH SIDIQIYAH
30 12176 ZAHRA NIKEN PUSPITA
31 12027 ZAKIATUL ULYA
32 12028 ZIDNA ILMAN NAFTA
121
Lampiran 11
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL
NO NISN DAFTAR NAMA SISWA KELAS
KONTROL (VII D)
1 0017575654 AAN PRABOWO
2 0017574491 ADI SUMARWAN
3 0011432702 AHMAD SETIYANTO
4 0023990605 ALFIAN NUR AZIZAH
5 0023993521 AMALIA LAILA ZUSRO
6 9993271729 ANDREAN FATCHUL MAJID
7 0017574533 ANIK PUJI UTAMI
8 0020407676 ARNETTA VANNYA PUTRI
9 0016777813 BINTANG EGA PRATAMA
10 0018102204 DELLA ANISA NOVALINDA
11 0055354643 DEVI SETYANINGRUM
12 0013703339 DWI APRIYANSYAH
13 0023990981 DWI NUR AINI
14 0005354688 EXTRIANA PUTRI
15 0023137701 FATMA DIANASARI
16 0021287003 IRMA NURAENI
17 0015556273 IVAN ZULVA RAMADHANY
18 0017574509 M.FAISAL ANWAR
19 0023993050 MARIO YANUAR WAHREZI S
20 0016776053 MEILI AMANDHA PERTIWI
21 MIFTACHUR ROHMAN
22 0024075897 MUHAMMAD BIMA NUGRAHA
23 0017574597 NELA SEPTI WULAN NDARI
24 PRIMA YASWADI
25 RADIVA NURYA AMHAR
26 0023288059 RESTU ARISMA REVIA PUTRI
27 0023990370 RIA ANGGRAENI SAPUTRI
28 0005115174 RIZKI PRATAMA
29 0016778385 ROSALINDA DEWI SAFITRI
30 0026375830 SYLVIA PUTRI YULIANTI
31 0017574468 WULAN PUJI LESTARI
122
Lampiran 12
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN
NO NISN DAFTAR NAMA SISWA KELAS
EKSPERIMEN (VII E)
1 0028162213 ADIT KURNIAWAN W
2 0023993502 AHMAD KHOIRUL UMAM
3 0019535029 ALVIN FADHOLI
4 0004952505 ANISA NUR RAHMAWATI
5 0017577134 DESTI NOVIANA DWI LIA N
6 DHIAN YOGO SUSILO
7 FATHIYA RAHADATUL „AISY
8 0017574825 HAYUTI DWI ANJANI
9 0023990572 HIDAYATUL MUNIROH
10 0023135933 HILMY NUR FEBRIYANTO
11 0016778284 JENNY PANCA PUTRA
12 0030317177 KEVIN AZY ARIZA
13 0023990534 MIRANTI AVIVA DARNATIKA
14 0005355485 MUH FAHRUDIN
15 0023990647 MUHAMAD ARIS GUNAWAN
16 9990987344 MUHAMMAD BANGKIT A.P
17 0017574745 MUHAMMAD FAIZ SHIDDIQ
18 0017574482 MUHAMMAD FAJAR F.
19 0028946105 MUHAMMAD REVANZA HAIQAL
20 0023990436 MUHAMMAD ROZAKI TRIYOGA
21 0017699127 NAUFAL GALIH SANIKO
22 0016777681 ODILIA PUTRI PRAMUDITA
23 0016777681 RANI SEPTIA HANDAYANI
24 0017574456 RENANDA DINAR ARDIANI
25 0002464076 SANGIDATUS SOBIROH
26 0021146750 SITI ALFIYATUR ROCHMANIYAH
27 0023993518 WAHYU ERI SUCIANTO
28 0011660527 WENIAR DAMAR SUKMA
29 YUDHA RAHMADHAN JATMIKO
30 ZULFATA MA‟RUFANI
123
Lampiran 13
NILAI ULANGAN HARIAN SEJARAH SISWA KELAS VII
NO.
KELAS
VII A
KELAS
VII B
KELAS
VII C
KELAS
VII D
KELAS
VII E
KELAS
VII F
KELAS
VII G
KELAS
VII H
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
1. 77,8 78,4 64,2 83,1 79,8 60,9 65,7 79,9
2. 84,9 76 79,5 79,6 74,5 62 64,2 75,5
3. 79,4 76,2 66,6 75,4 60,9 75,6 78,1 63,2
4. 81,6 79,8 63,2 73,6 62 65,7 74,8 66,6
5. 77,4 74,5 75,5 77,8 75,6 62,7 83,1 79,5
6. 78,4 60,9 79,9 84,9 65,7 79,9 79,6 64,2
7. 77 62 62,7 79,4 62,7 64,2 75,4 77
8. 76,2 75,6 65,7 81,6 79,9 79,5 73,6 73,1
9. 79,8 65,7 75,6 77,4 75,5 66,6 77,8 65,7
10 74,5 62,7 62 78,4 63,2 63,2 84,9 64,2
11. 60,9 79,9 60,9 76 66,6 75,5 79,4 78,1
12. 62 75,5 74,5 76,2 79,5 77 81,6 74,8
13. 75,6 63,2 79,8 79,8 64,2 73,1 77,4 83,1
14. 65,7 66,6 76,2 74,5 77 64,2 78,4 79,8
15. 62,7 79,5 75 60,9 73,1 65,7 76 74,5
16. 79,9 64,2 78,4 62 65,7 78,1 76,2 60,9
17. 75,5 77,8 77,4 75,6 64,2 83,1 79,8 61
18. 63,2 84,9 81,6 65,7 78,1 74,8 74,5 75,6
19. 66,6 79,4 79,4 62,7 74,8 79,6 60,9 65,7
20. 79,5 81,6 76 79,9 83,1 75,4 62 62,7
21. 64,2 77,4 73,1 75,5 79,6 73,6 75,6 79,6
22. 76 77 65,1 63,2 75,4 77,8 65,7 75,4
23. 73,1 73,1 64,2 66,6 73,6 84,9 62,7 73,6
24. 65,7 65,7 78,1 79,5 77,8 79,4 79,9 77,8
25. 64,2 64,2 74,8 64,2 84,9 81,6 75,5 84,9
26. 78,1 78,1 83,1 77 79,4 77,4 63,2 79,4
27. 74,8 74,8 79,6 73,1 81,6 78,4 66,6 81,6
28. 83,1 83,1 75,4 65,7 77,4 73 79,5 77,4
29. 79,4 79,6 73,6 64,3 78,4 76,2 64,2 78,4
30. 75,4 75,4 77,8 78,1 75 79,8 80 78
31. 73,6 73,6 84,9 74,8
32. 70 75
71,25 72,5 71 71,66 71,33 70,66 72,66 72
124
Lampiran 14
Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pemmbeda, Tingkat Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba Instrumen.
NO SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 AIDA NUGRAHAENI 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
2 ALMA INA OCTA SWASTI 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
3 ALVI FACHRI 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 ANDIKA AGUNG SHALAFUDIN 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 ARNANDO SETYAWAN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
6 DAFFY OKTAFINNO NUGRAHA 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0
7 DANI SEPVA ANJANI 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
8 DEVI PUTRI SARININGRAT 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
9 FEBRY SURYA ARDIANTO 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
10 FIKA TRI YULITA 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
11 FIYAN TRIADI KURNIAWAN 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1
12 GALIH DWI UTOMO 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 ILHAM BADAI SETIAWAN 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
14 KHOERIYAH 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 LINTANG AYU MAWANI 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
16 LISA KURNIAWATI 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
17 LUKLUATUL JANNAH 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
18 MEIRNA INDAH LESTARI 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1
19 MUHAMMAD AULIYA RIEF'AZZA 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 MUHAMMAD FARHAN 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 MUHAMMAD IQBAL PRASETYA 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0
22 MUHAMMAD RAFLI FAUZAN 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1
23 MUSTRIAN ANDRIKA 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 NABILLA ZAHWA SAPUTRI 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0
25 NURAINI YULIANTI 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1
26 RIRIS ATIFAH 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 RISNAIDA RATRI ANDINI 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1
28 RIZKY NURHANIFAH 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
29 SITI MUSLIMAH SIDIQIYAH 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
30 ZAHRA NIKEN PUSPITA 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
31 ZAKIATUL ULYA 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
32 ZIDNA ILMAN NAFI'A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
merah valid rthitung 0,196 0,360 0,350 0,364 0,233 0,107 0,503 0,364 0,055 -0,021 0,528 0,544 0,400 0,555 0,426 0,503 0,360 0,068 0,395 0,726 0,081 #N/A 0,376 0,059 0,478 0,494 0,733 0,361 0,644 0,709 0,181 0,501 0,422 0,421 0,726 0,389 0,427 0,509 0,391 0,357
rtabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349
ketrerangan tidak valid valid valid tidak tidak valid valid tidak tidak valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valif tidak tidak valid tidak valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid
p 24 12 11 8 3 20 28 10 11 19 15 16 7 30 22 28 12 2 29 31 14 20 27 24 21 27 30 6 30 29 4 21 23 30 31 17 13 27 27 24
JS 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
IK 0,75 0,38 0,34 0,25 0,09 0,63 0,88 0,31 0,34 0,59 0,47 0,50 0,22 0,94 0,69 0,88 0,38 0,06 0,91 0,97 0,44 0,63 0,84 0,75 0,66 0,84 0,94 0,19 0,94 0,91 0,13 0,66 0,72 0,94 0,97 0,53 0,41 0,84 0,84 0,75
JBA 9 4 5 3 0 7 9 4 3 6 4 3 2 10 6 8 1 2 10 10 5 5 9 8 6 8 10 0 10 10 0 8 8 10 10 6 3 10 9 8
BA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
JBB 4 3 2 0 1 6 7 0 1 6 5 5 1 8 8 8 3 0 7 9 5 5 7 7 7 7 8 3 8 7 1 5 6 8 9 3 4 8 7 7
BB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
DB 0,50 0,10 0,30 0,30 -0,10 0,10 0,20 0,40 0,20 0,00 -0,10 -0,20 0,10 0,20 -0,20 0,00 -0,20 0,20 0,30 0,10 0,00 0,00 0,20 0,10 -0,10 0,10 0,20 -0,30 0,20 0,30 -0,10 0,30 0,20 0,20 0,10 0,30 -0,10 0,20 0,20 0,10
125
Lampiran 15
Tabulasi Data Penelitian
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Kode Pre
Test
Post
Test
Selisih No Kode Pre Test Post
Test
Selisih
Nilai Nilai Nilai Nilai
1 E-01 43,33 83,33 40 1 R-01 60,00 73,33 13,33
2 E-02 40,00 93,33 53,33 2 R-02 63,33 76,66 13,33
3 E-03 63,33 76,66 13,33 3 R-03 63,33 86,66 23,33
4 E-04 50,00 90,00 40,00 4 R-04 70,00 83,33 13,33
5 E-05 56,66 90,00 33,34 5 R-05 66,66 90,00 23,34
6 E-06 66,66 86,66 20,00 6 R-06 60,00 70,00 10,00
7 E-07 63,33 93,33 30,00 7 R-07 66,66 83,33 16,67
8 E-08 63,33 76,66 13,33 8 R-08 60,00 73,33 13,33
9 E-09 76,66 76,66 0 9 R-09 53,33 86,66 33,33
10 E-10 66,66 96,66 30,00 10 R-10 80,00 73,33 6,67
11 E-11 66,66 93,33 26,67 11 R-11 66,66 73,33 6,67
12 E-12 63,33 80,00 16,67 12 R-12 53,33 66,66 13,33
13 E-13 40,00 76,66 36,66 13 R-13 70,00 66,66 3,34
14 E-14 60,00 86,66 26,66 14 R-14 66,66 80,00 13,34
15 E-15 66,66 80,00 13,34 15 R-15 66,66 60,00 6,66
16 E-16 63,33 83,33 20,00 16 R-16 66,66 80,00 13,34
17 E-17 60,00 73,33 13,33 17 R-17 60,00 70,00 10,00
18 E-18 73,33 80,00 6,67 18 R-18 63,33 76,66 13,33
19 E-19 46,66 80,00 33,34 19 R-19 66,66 86,66 20,00
20 E-20 66,66 83,33 16,67 20 R-20 63,33 63,33 0
21 E-21 76,66 76,66 0 21 R-21 76,66 83,33 6,67
22 E-22 53,33 76,66 23,33 22 R-22 40,00 83,33 43,33
23 E-23 70,00 86,66 16,66 23 R-23 63,33 76,66 13,33
24 E-24 66,66 76,66 10,00 24 R-24 66,66 76,66 10,00
25 E-25 63,33 93,33 30,00 25 R-25 73,33 70,00 3,33
26 E-26 60,00 83,33 23,33 26 R-26 63,33 70,00 6,67
27 E-27 80,00 83,33 3,33 27 R-27 66,66 83,33 16,67
28 E-28 70,00 86,66 16,66 28 R-28 60,00 93,33 33,33
29 E-29 56,66 83,33 26,67 29 R-29 63,33 76,66 13,33
30 E-30 56,66 73,33 16,67 30 R-30 66,66 83,33 16,67
31 R-31 53,33 76,66 23,33
Jumlah 1850 2500 649,99 Jumlah 1980 2393,33 453,33
N 30 30 30 N 31 31 31
Mean 61,66 83,33 21,66 Mean 63,87 77,22 14,62
SD 10,19 6,60 12,46 SD 7,40 8,12 9,41
Max 80,00 96,66 53,33 max 80,00 93,33 43,33
Min 40,00 73,33 0 min 40,00 60,00 0
Rentang 40,00 23,33 53,33 Rentang 40,00 33,33 43,33
126
Lampiran 16
Angket Respon Siswa
Pengaruh Penggunaan Model Lawatan Sejarah Terhadap Hasil Belajar
Sejarah
I. Kata Pengantar
Dalam rangka penulisan skripsi di Universitas Negeri Semarang (UNNES)
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Pendidikan (S.Pd),
maka saya selaku peneliti memberikan angket kepada siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Magelang. Dalam hal ini anda terpilih untuk mewakili responden dalam
penelitian ini guna memberikan segala keterangan yang diperlukan dalam
penelitian. Oleh karena itu angket ini sebagai alat pengumpulan data atau
informasi yang diperlukan dalam penelitian.
II. Petunjuk Pengisian Angket
a. Tulis identitas anda di tempat yang tersedia
b. Bacalah dengan cermat terlebih dahulu setiap pertanyaan yang ada
sebelum menjawab
c. Pilih pendapat anda terhadap setiap pernyataan/pertanyaan dengan cara
memberikan tanda silang (X) pada lembar yang telah disediakan
d. Kesungguhan anda dalam memberikan jawaban sangat membantu
penelitian untuk memperoleh data karenanya peneliti mengucapkan
terimakasih
e. Selamat mengerjakan
A. Frekuensi Penggunaan Model Lawatan Sejarah
1. Pada pokok bahasan perkembangan masyarakat kebudayaan dan
pemerintahan Hindu Budha serta peninggalan-peninggalannya, seberapa
sering guru sejarah anda menggunakan model lawatan?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Cukup Sering
d. Kadang
e. Tidak pernah
2. Pernahkah anda saat pembelajaran guru mengajak melakukan kegiatan
pembelajaran di luar kelas atau yang di sebut dengan lawatan sejarah?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Cukup Sering
d. Kadang
e. Tidak pernah
127
3. Seberapa sering anda melakukan pembelajaran tentang pokok bahasan
yang diterangkan dengan model lawatan?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Cukup Sering
d. Kadang
e. Tidak pernah
B. Kesesuain pembelajaran Model Lawatan Sejarah dengan Pokok
Bahasan
4. Jika guru anda mengajar dengan menggunakan pembelajaran Model
Lawatan Sejarah, apakah akan membantu anda dalam memahami materi
yang akan diajarkan?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Cukup membantu
d. Kurang membantu
e. Tidak membantu
5. Menurut anda apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah yang
digunakan telah sesuai dengan materi yang diajarkan?
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Cukup sesuai
d. Kurang sesuai
e. Tidak sesuai
6. Apakah menurut anda, dengan diterapkannya pembelajaran Model
Lawatan Sejarah, pembelajaran sejarah lebih bervariasi?
a. Sangat bervariasi
b. Bervariasi
c. Cukup bervariasi
d. Kurang bervariasi
e. Tidak bervariasi
7. Apakah dengan belajar menggunakan pembelajaran Model Lawatan
Sejarah membantu menambah pengetahuan?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Cukup membantu
d. Kurang membantu
e. Tidak membantu
8. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah dapat membantu anda
mengatasi kesulitan-kesulitan selama kegiatan pembelajaran berlangsung?
128
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Cukup membantu
d. Kurang membantu
e. Tidak membantu
9. Apakah dengan menggunakan pembelajaran Model Lawatan Sejarah
dapat membantu mengingat bahasan-bahasan yang penting dalam materi
perkembangan masyarakat kebudayaan dan pemerintahan Hindu Budha
serta peninggalan-peninggalannya ?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Cukup membantu
d. Kurang membantu
e. Tidak membantu
C. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Model Lawatan Sejarah
10. Apakah anda menyukai pembelajaran Model Lawatan Sejarah?
a. Ya, pasti
b. Ya, ragu-ragu
c. Ragu-ragu
d. Tidak, ragu-ragu
e. Tidak, pasti
11. Apakah dengan menggunakan pembelajaran Model Lawatan Sejarah guru
sejarah anda menunjukan tempat yang berhubungan dengan materi
pembelajaran?
a. Ya, pasti
b. Ya, ragu-ragu
c. Ragu-ragu
d. Tidak, ragu-ragu
e. Tidak, pasti
12. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah, proses belajar anda
berjalan dengan baik?
a. Ya, pasti
b. Ya, ragu-ragu
c. Ragu-ragu
d. Tidak, ragu-ragu
e. Tidak, pasti
13. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah merupakan metode yang
menarik dan inovatif bagi pembelajaran sejarah anda?
a. Ya, pasti
129
b. Ya, ragu-ragu
c. Ragu-ragu
d. Tidak, ragu-ragu
e. Tidak, pasti
14. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah lebih menarik perhatian
anda dalam pembelajaran?
a. Ya, pasti
b. Ya, ragu-ragu
c. Ragu-ragu
d. Tidak, ragu-ragu
e. Tidak, pasti
15. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah membuat anda lebih aktif
dalam kegiatan belajar?
a. Ya, pasti
b. Ya, ragu-ragu
c. Ragu-ragu
d. Tidak, ragu-ragu
e. Tidak, pasti
16. Apakah semangat belajar anda bertambah setelah belajar menggunakan
pembelajaran Model Lawatan Sejarah?
a. Ya, pasti
b. Ya, ragu-ragu
c. Ragu-ragu
d. Tidak, ragu-ragu
e. Tidak, pasti
17. Apakah anda memperhatikan mata pelajaran sejarah saat proses belajar
mengajar di kelas dengan pembelajaran Model Lawatan Sejarah?
a. Ya, pasti
b. Ya, ragu-ragu
c. Ragu-ragu
d. Tidak, ragu-ragu
e. Tidak, pasti
18. Apakah anda merasa mudah memahami konsep-konsep materi tentang
perkembangan masyarakat kebudayaan dan pemerintahan Hindu Budha
serta peninggalan-peninggalannya, dengan menggunakan pembelajaran
Model Lawatan Sejarah?
a. Ya, pasti
b. Ya, ragu-ragu
c. Ragu-ragu
130
d. Tidak, ragu-ragu
e. Tidak, pasti
19. Apakah dengan pembelajaran Model Lawatan Sejarah, anda dapat
menyelesaikan soal-soal latihan?
a. Ya, pasti
b. Ya, ragu-ragu
c. Ragu-ragu
d. Tidak, ragu-ragu
e. Tidak, pasti
20. Apakah anda lebih cepat paham dalam belajar menggunakan pembelajaran
Model Lawatan Sejarah?
a. Ya, pasti
b. Ya, ragu-ragu
c. Ragu-ragu
d. Tidak, ragu-ragu
e. Tidak, pasti
131
Lampiran 17
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Lembar Jawab Angket Respon Siswa
Pengaruh Penggunaan Model Lawatan Sejarah terhadap Hasil Belajar
Sejarah Siswa
1 A B C D E
2 A B C D E
3 A B C D E
4 A B C D E
5 A B C D E
6 A B C D E
7 A B C D E
8 A B C D E
9 A B C D E
10 A B C D E
11 A B C D E
12 A B C D E
13 A B C D E
14 A B C D E
15 A B C D E
16 A B C D E
17 A B C D E
18 A B C D E
19 A B C D E
20 A B C D E
132
Lampiran 18
TABULASI PENILAIAN RESPON SISWA
Res
p
Respon siswa terhadap model pembelajaran Lawatan Sejarah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah
1 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 95
2 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 94
3 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 90
4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 94
5 5 3 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 91
6 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 85
7 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 91
8 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 93
9 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 96
10 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 93
11 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 3 4 4 5 4 5 5 3 4 3 85
12 4 4 4 4 3 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 88
13 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 92
14 4 4 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 94
15 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 85
16 4 4 3 3 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 84
17 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 94
18 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 78
19 5 5 5 4 5 5 3 4 4 5 3 4 3 5 4 3 5 4 4 4 84
20 4 5 5 5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 88
21 3 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 87
22 4 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 90
23 4 3 5 4 3 4 4 3 3 4 4 5 5 4 5 4 4 3 5 3 79
24 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 93
25 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 97
26 4 4 3 4 3 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 87
27 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 78
28 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 92
29 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 83
30 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 84
133
Lampiran 19
LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN GURU
KELAS KONTROL
Mata pelajaran : Sejarah
Satuan pendidikan : SMP N 3 Magelang
Kelas / semester : VII/ Genap
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Standar Kompetensi
5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa
Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar
5.1 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan
Hindu-Buddha serta peninggalan-peninggalannya
NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN
1 2 3 4 5
I PRA PEMBELAJARAN
1. Menata lingkungan dan suasana yang mendukung untuk
belajar
√
2. Mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan materi pelajaran
3. Menunjukkan penguasaan materi pelajaran √
4. Menyampaikan materi dengan jelas
√
B Pendekatan / Strategi pembelajaran
5. Menjelaskan materi dengan metodeceramah √
6. Melaksanakan pembelajaran yang mampu memaksimalkan
interaksi siswa
√
7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif
√
C Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran
8. Menggunakan media secara efektif dan efisien √
9. Menghasilkan pesan yang menarik √
10. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √
134
NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN
1 2 3 4 5
D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
11. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √
12. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa √
13. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar √
14. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertannya tentang
materi yang masih belum jelas
√
E. Penilaian proses dan hasil belajar
15. Memantau kemajuan belajar selama proses √
16. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √
F Penggunaan bahasa
17. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan
benar
√
18. Menyampaikan pesan dengan gaya menyenangkan √
III PENUTUP
19. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
√
20. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau
kegiatan, atau evaluasi, atau tugas sebagai bagian
remidi/pengayaan
√
Pedoman penilaian
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik
Magelang, Januari 2015
Mengetahui,
Guru Mapel Sejarah
Siti Munjayanah, S.Pd
NIP. 197003282006042004
135
Lampiran 20
LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN GURU
KELAS EKSPERIMEN
Mata pelajaran : Sejarah
Satuan pendidikan : SMP N 3 Magelang
Kelas / semester : VII/ Genap
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Standar Kompetensi
5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa
Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar
5.1 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan
Hindu-Buddha serta peninggalan-peninggalannya
NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN
1 2 3 4 5
I PRA PEMBELAJARAN
1. Menata lingkungan dan suasana yang mendukung
untuk belajar
√
2. Mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran √
3. Guru mengkondisikan siswa √
4 Menumbuhkan motivasi siswa dengan menyampaikan
“Tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari materi
pembelajaran”(Relevance)
√
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan materi pelajaran
5. Menunjukkan penguasaan materi pelajaran √
6. Mengaitkan materi dengan pengalaman umum yang
mudah dimengerti semua siswa (Relevance)
√
7. Menyampaikan materi dengan jelas
√
B Pendekatan / Strategi pembelajaran
8. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan
(Confidence)
√
9. Membantu memudahkan siswa untuk mengemukakan √
136
NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN
1 2 3 4 5
pendapatnya dengan model Lawatan Sejarah
10. Melaksanakan pembelajaran yang mampu
memaksimalkan interaksi siswa
√
11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
√
C Pemanfaatan sumber belajar / media
pembelajaran
12. Menggunakan media kegiatan di luar kelas √
13. Menghasilkan siswa yang aktif √
14. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
√
D Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
15. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
√
16. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa √
17. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
belajar
√
18. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengemukakan pendapatnya (model Lawatan
Sejarah)
√
19. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertannya
tentang materi yang masih belum jelas
√
E. Penilaian proses dan hasil belajar
20. Memantau kemajuan belajar selama proses
pembelajaran
√
21. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
√
F Pengguanaan bahasa
22. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik,
dan benar
√
23. Menyampaikan pesan dengan gaya menyenangkan
√
III PENUTUP
24. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
√
25. Memberikan pengakuan terhadap setiap usaha siswa
dan merayakan setiap keberhasilan yang diperoleh
siswa (Satisfaction)
√
26. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan √
Lampiran 27
137
NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN
1 2 3 4 5
arahan, atau kegiatan, atau evaluasi, atau tugas sebagai
bagian pengayaan
Pedoman penilaian
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik
Magelang, Januari 2015
Mengetahui,
Guru Mapel Sejarah
Siti Munjayanah, S.Pd
NIP. 197003282006042004
138
Lampiran 21
SILABUS KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP N 3 Magelang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : VII/ 2
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Hasil Belajar Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Jenis Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
5.1
Mendeskripsika
n perkembangan
masyarakat,
kebudayaan dan
pemerintahan
pada masa
Hindu-Buddha
serta
peninggalannya
Perkembangan
agama dan
kebudayaan Hindu-
Buddha di Asia
Membaca
referensi dan
mendeskripsikan
perkembangan
agama dan
kebudayaan
Hindu-Buddha di
Asia
Mendeskripsik
an
perkembangan
agama dan
kebudayaan
Hindu-Buddha
di Asia
Tes
Tertulis
Tes
Uraian
Menjelaskan
perkembangan
agama dan
kebudayaan
Hindu-Buddha
di India
4x 50
Buku Ilmu
Pengetahuan
sosial Sejarah
Kelas VII
Candi Ngawen,
Candi Mendut,
dan Candi
Pawon.
139
Proses masuk dan
berkembangnya
agama serta
kebudayaan Hindu-
Buddha di Indonesia
Membaca dan
mengamati buku
referensi tentang
masuk dan
berkembangnya
agama serta
kebudayaan
Hindu-Buddha di
Indonesia
Mendeskripsik
an proses
masuk dan
berkembangny
a agama serta
kebudayaan
Hindu-Buddha
di Indonesia
Tes
tertulis
Tes uraian
Menjelaskan
proses
masuknya
agama Hindu-
Buddha ke
Indonesia
Perkembangan
kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha di
Indonesia dan
peninggalan
sejarahnya
Membaca buku
referensi dan
menyusun
kronologi
perkembangan
kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha di
Indonesia dan
peninggalan
sejarahnya
Menyusun
kronologi
perkembangan
kerajaan-
kerajaan
Hindu-Buddha
di Indonesia
dan
peninggalan
sejarahnya
Tes
tertulis
Tes
pilihan
ganda
Menjelaskan
tentang faktor-
faktor yang
memengaruhi
kerajaan
Sriwijaya
sehingga dapat
berkembang
menjadi
kerajaan yang
besar
140
Ciri-ciri peninggalan
sejarah bercorak
Hindu-Buddha di
berbagai daerah
berdasarkan bukti
arkeologis
Mengamati
gambar untuk
mengenal
peninggalan
sejarah kerajaan-
kerajaan Hindu-
Buddha di
Indonesia.
Mengiddentifi
kasi dan
memberi
contoh
peninggalan
sejarah
bercorak
Hindu-Buddha
di berbagai
daerah
berdasarkan
bukti
arkeologis
Penuga
san
Tugas
rumah
Mengumpulkan
gambar-gambar
peninggalan
sejarah
kerajaan-
kerajaan Hindu-
Buddha dan
mengelompokka
n masing-
masing sesuai
dengan corak
agamanya
Semarang, Februari 2015
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Siti Munjayanah, S.Pd Yuni Erwianisya
NIP. 197003282006042004 3101411067
141
Lampiran 22
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Mata pelajaran : Sejarah
Satuan pendidikan : SMP N 3 Magelang
Kelas / semester : VII/ Genap
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa
Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa.
Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat,
kebudayaan dan pemerintahan Hindu-Buddha serta peninggalan-peninggalannya.
Indikator :
1. Mendeskripsikan perkembangan agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha
2. Membaca dan membuat peta jalur masuk
berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu
Buddha di Indonesia
3. Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang
dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu
Buddha di Indonesia sampai abad 14
4. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan-
kerajaan Hindu Buddha di Indonesia
5. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan
sejarah bercorak Hindu-Buddha
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan
mampu:
1. Mendeskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha
2. Membaca dan membuat peta jalur masuk berkembangnya agama dan
kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia
3. Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak
dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14
4. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha
di Indonesia
5. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan sejarah bercorak
Hindu-Buddha
I. Materi Ajar
1. Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Asia.
2. Peta jalur masuk berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu
Buddha di Indonesia
142
3. Daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur
Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14
4. Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia
5. Contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha
II. Metode Pembelajaran
1. Lawatan Sejarah
2. Tanya jawab
3. Penugasan
III. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1
a. Pendahuluan
1) Apersepsi : guru memberikan pertanyaan yang berkaitan
dengan masa Praaksara sampai masuknya
Hindu-Buddha.
2) Motivasi : guru menceritakan peninggalan sejarah yang
bercorak Hindu Buddha di Magelang,
bagaimana cara membangun Candi.
b. Kegiatan Inti
1) Guru memberikan soal pretest kepada peserta didik.
2) Setelah siswa mengerjakan soal pretest siswa di kondisikan
karena akan mengikuti kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah
(Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon).
3) Siswa melaksanakan kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah (Candi
Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon).
4) Guru memberikan penjelasan saat melakukan kegiatan
Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan
Candi Pawon) .
5) Guru dengan siswa melakukan tanya jawab saat melakukan
kegiatan Lawatan Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan
Candi Pawon).
c. Penutup
1) Guru melakukan refleksi kekurangan-kekurangan selama
melakukan kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen,
Candi Mendut, dan Candi Pawon).
2) Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan hasil dari
kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen, Candi
Mendut, dan Candi Pawon).
3) Guru memberikan tugas rumah kepada peserta didik.
2. Pertemuan Ke-2
a. Pendahuluan
1) Apersepsi : guru menanyakan pelajaran yang telah lalu
mengenai perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha di Asia.
2) Motivasi : guru menjelaskan arti pentingnya mempelajari
topik ini dengan menjelaskan kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik.
143
b. Kegiatan Inti
1) Guru mengulas materi sebelumnya saat melakukan kegiatan
Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan
Candi Pawon)
2) Guru membagikan soal post test kepada peserta didik.
3) Peserta didik mengerjakan soal post test.
4) Setelah selesai, peserta didik dan guru mencocokkan post test
yang sudah di kerjakan peserta didik.
c. Penutup
1) Guru bersama-sama dengan peserta didik melakukan refleksi
hasil diskusi dan menyimpulkan kegiatan Lawatan Sejarah.
2) Guru memberikan angket respon siswa terhadap model
pembelajaran Lawatan Sejarah.
IV. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah Kelas VII SMP dan MTs.
2. Buku sejarah lain yang relevan.
3. Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon.
V. Penilaian
1. Penilaian proses
Melakukan penilaian aktivitas secara individual dan kelompok.
2. Penilaian hasil
a. Deskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha di Asia!
b. Bagaimanakah proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha ke Indonesia?
c. Sebutkan daerah-daerah di Indonesia yang dipengaruhi oleh
Hindu-Buddha!
d. Deskripsikan secara kronologis perkembangan kerajaan-
kerajaan Hindu-Buddha yang ada di Indonesia!
e. Sebutkan peninggalan-peninggalan yang bercorak Hindu-
Buddha di Indonesia!
1. Lembar Penilaian
a. Penugasan
No
Nama
Peserta
Didik
Aspek Penilaian
Nilai
Kualitatif
Nilai
Kuantitatif Kelengkapan Kerapian Ketepatan
Waktu
1
2
3
4
Jumlah
144
- Kriteria Penilaian
- Indikator Nlai Kulitatif Nilai Kuantitatif
81-100 Sangat Memuaskan
(A)
5
71-80 Memuaskan (B) 4
61-70 Cukup (C) 3
51-60 Kurang (D) 2
<51 Sangat Kurang (E) 1
Semarang, Februari 2015
Mengetahui
Guru Sejarah Peneliti
Siti Munjayanah, S.Pd. Yuni Erwianisya
NIP. 197003282006042004 NIM 3101411067
145
Lampiran 23
SILABUS KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP N 3 Magelang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : VII/ 2
Tahun Ajaran : 2014
Alokasi Waktu :
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Hasil Belajar
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Jenis
Bentuk
Instrume
n
Contoh
Instrumen
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
5.1
Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat,
kebudayaan dan
pemerintahan pada
masa Hindu-
Buddha serta
peninggalannya
Perkembangan
agama dan
kebudayaan
Hindu-Buddha di
Asia
Membaca
referensi dan
mendeskripsikan
perkembangan
agama dan
kebudayaan
Hindu-Buddha di
Asia
Mendeskripsika
n
perkembangan
agama dan
kebudayaan
Hindu-Buddha
di Asia
Tes
Tertulis
Tes
Uraian
Menjelaska
n
perkembang
an agama
dan
kebudayaan
Hindu-
Buddha di
India
4x 50
Buku Ilmu
Pengetahuan
sosial Sejarah
Kelas VII
Atlas sejarah
Foto atau
146
gambar sejarah
Proses masuk dan
berkembangnya
agama serta
kebudayaan
Hindu-Buddha di
Indonesia
Membaca dan
mengamati buku
referensi tentang
masuk dan
berkembangnya
agama serta
kebudayaan
Hindu-Buddha di
Indonesia
Mendeskripsika
n proses masuk
dan
berkembangnya
agama serta
kebudayaan
Hindu-Buddha
di Indonesia
Tes
tertulis
Tes
uraian
Menjelaska
n proses
masuknya
agama
Hindu-
Buddha ke
Indonesia
Perkembangan
kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha di
Indonesia dan
peninggalan
sejarahnya
Membaca buku
referensi dan
menyusun
kronologi
perkembangan
kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha di
Indonesia dan
peninggalan
sejarahnya
Menyusun
kronologi
perkembangan
kerajaan-
kerajaan Hindu-
Buddha di
Indonesia dan
peninggalan
sejarahnya
Tes
tertulis
Tes
pilihan
ganda
Menjelaska
n tentang
faktor-
faktor yang
memengaru
hi kerajaan
Sriwijaya
sehingga
dapat
147
berkembang
menjadi
kerajaan
yang besar
Ciri-ciri
peninggalan
sejarah bercorak
Hindu-Buddha di
berbagai daerah
berdasarkan bukti
arkeologis
Mengamati
gambar untuk
mengenal
peninggalan
sejarah kerajaan-
kerajaan Hindu-
Buddha di
Indonesia.
Mengiddentifik
asi dan
memberi contoh
peninggalan
sejarah bercorak
Hindu-Buddha
di berbagai
daerah
berdasarkan
bukti arkeologis
Penugasa
n
Tugas
rumah
Mengumpul
kan gambar-
gambar
peninggalan
sejarah
kerajaan-
kerajaan
Hindu-
Buddha dan
mengelomp
okkan
masing-
masing
sesuai
dengan
148
corak
agamanya
Semarang, Februari 2015
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Siti Munjayanah, S.Pd Yuni Erwianisya
NIP. 197003282006042004 3101411067
149
Lampiran 24
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Mata pelajaran : Sejarah
Satuan pendidikan : SMP N 3 Magelang
Kelas / semester : VII/ Genap
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa
Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat,
kebudayaan dan pemerintahan Hindu-Buddha serta peninggalan-peninggalannya
Indikator :
1. Mendeskripsikan perkembangan agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha
2. Membaca dan membuat peta jalur masuk
berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu
Buddha di Indonesia
3. Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang
dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu
Buddha di Indonesia sampai abad 14
4. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan-
kerajaan Hindu Buddha di Indonesia
5. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan
sejarah bercorak Hindu-Buddha
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan
mampu:
1. Mendeskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha
2. Membaca dan membuat peta jalur masuk berkembangnya agama dan
kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia
3. Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak
dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14
4. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha
di Indonesia
5. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan sejarah bercorak
Hindu-Buddha
I. Materi Ajar
1. Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Asia.
2. Peta jalur masuk berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu
Buddha di Indonesia
150
3. Daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur
Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14
4. Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia
5. Contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha
II. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
III. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1
a. Pendahuluan
1) Apersepsi : guru memberikan pertanyaan yang berkaitan
dengan masa Praaksara sampai masuknya Hindu-Buddha.
2) Motivasi : guru menampilkan gambar dewa-dewa agama
Hindu dan gambar sang Buddha serta gambar lain yang
mendukung.
b. Kegiatan Inti
1) Guru memberikan soal pre test kepada peserta didik untuk
mengukur kemampuan siswa sebelum melakukan
pembelajaran.
2) Setelah peserta didik mengerjakan soal pre test guru
menyampaikan materi dengan metode ceramah.
3) Guru dengan siswa bersama-sama mendiskusikan uraian
mengenai perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha di Asia dan proses masuk dan berkembangnya agama
serta kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.
4) Guru memantau jalannya diskusi sambil memberi arahan pada
peserta didik.
5) Setelah selesai diskusi, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain
menanggapi.
c. Penutup
1) Guru melakukan refleksi kekurangan-kekurangan selama
diskusi.
2) Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan diskusi.
2. Pertemuan Ke-2
a. Pendahuluan
1) Apersepsi : guru menanyakan pelajaran yang telah lalu
mengenai perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha di Asia.
2) Motivasi : guru menjelaskan arti pentingnya mempelajari
topik ini dengan menjelaskan kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik.
151
b. Kegiatan Inti
1) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri atas lima orang.
2) Setiap kelompok membaca buku sumber dan mengamati atlas
sejarah.
3) Mendiskusikan Daerah di Indonesia yang dipengaruhi unsur
Hindu-Buddha Kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan
yang bercorak Hindu-Buddha.
4) Guru memantau jalannya diskusi sambil memberi arahan.
5) Setelah selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasil
kerjaannya dengan ditanggapi kelompok lain.
c. Penutup
1) Guru bersama-sama dengan peserta didik melakukan refleksi
hasil diskusi dan menyimpulkan diskusi kelompok.
2) Guru memberikan tugas rumah kepada peserta didik untuk
mengumpulkan gambar candi yang bercorak Hindu-Buddha.
3. Pertemuan Ke-3
a. Pendahuluan
1) Apersepsi : guru menanyakan tugas yang telah lalu dan
meminta seseorang siswa maju untuk menunjukkan pekerjaan
rumahnya.
2) Motivasi : guru menampilkan gambar-gambar candi atau
miniature candi, baik Hindu maupun Buddha.
b. Kegiatan Inti
1) Guru meminta para peserta didik membentuk kelompok,
masing masing kelompok terdiri atas lima orang.
2) Kelompok ganjil mengidentifikasi peninggalan sejarah dari
kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
3) Kelompok genap mengidentifikasi mana yang bercorak Hindu
dan mana yang bercorak Buddha, serta membuat uraian
tentang buktibukti akulturasi antara kebudayaan Indonesia asli
dengan kebudayaan Hindu-Buddha.
4) Setelah selesai, wakil dari kelompok mempresentasikan hasil
kerjaannya dengan ditanggapi oleh kelompok lain.
c. Penutup
1) Guru memberikan komentar, meluruskan, dan menambahkan
hal-hal yang penting serta memberikan kesimpulan.
2) Guru memberikan post-test.
IV. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah Kelas VII SMP dan MTs.
2. Buku sejarah lain yang relevan.
3. Peta atau atlas sejarah
4. Gambar candi, arca, stupa, prasasti, lingga yoni.
V. Penilaian
1. Penilaian proses
Melakukan penilaian aktivitas secara individual dan kelompok.
152
2. Penilaian hasil
a. Deskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha di Asia!
b. Bagaimanakah proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha ke Indonesia?
c. Sebutkan daerah-daerah di Indonesia yang dipengaruhi oleh
Hindu-Buddha!
d. Deskripsikan secara kronologis perkembangan kerajaan-
kerajaan Hindu-Buddha yang ada di Indonesia!
e. Sebutkan peninggalan-peninggalan yang bercorak Hindu-
Buddha di Indonesia!
2. Lembar Penilaian
a. Diskusi
NO
Sikap/ aspek yang dinilai. Nama siswa Nilai kulitatif Nilai kuantitatif.
1. Kemampuan siswa dalam
menyampaikan materi
2. Kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan
3 Kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat
4 Keaktifan siswa dalam
diskusi
Jumlah
- Kriteria Penilaian
Indikator Nlai Kulitatif Nilai Kuantitatif
81-100 Sangat Memuaskan (A) 5
71-80 Memuaskan (B) 4
61-70 Cukup (C) 3
51-60 Kurang (D) 2
<51 Sangat Kurang (E) 1
b. Penugasan
No Nama Aspek Penilaian
153
Peserta
Didik Kelengkapan Kerapian Ketepatan
Waktu
Nilai
Kualitatif
Nilai
Kuantitatif
1
2
3
4
5
Jumlah
- Kriteria Penilaian
- Indikator Nlai Kulitatif Nilai Kuantitatif
81-100 Sangat Memuaskan
(A)
5
71-80 Memuaskan (B) 4
61-70 Cukup (C) 3
51-60 Kurang (D) 2
<51 Sangat Kurang (E) 1
Mengetahui Semarang , Febuari 2015
Guru Sejarah Peneliti
Siti Munjayanah, S.Pd Yuni Erwianisya
NIP. 197003282006042004 NIP 3101411067
154
Lampiran 25
JADWAL KEGIATAN LAWATAN SEJARAH
NO TANGGAL TEMPAT
/WAKTU
KEGIATAN
1. Jumat, 6
Februari
2015
Sekolahan
/08.30
09.30
Candi
Ngawen/
10.30
Masuk kelas VII E. Siswa
mengerjakan pretest sebelum
melakukan kegiatan lawatan sejarah.
Setelah itu peneliti mengkondisikan
siswa yang akan melakukan kegiatan
lawatan sejarah.
Siswa dengan peneliti menuju Candi
Ngawen yang membutuhkan waktu
sekitar 1 jam sampai ke tempat
lawatan sejarah.
Siswa dengan peneliti sampai ke
Candi Ngawen. Di situ guru
menjelaskan materi yang berkaitan
dengan perkembangan Hindu Buddha
di Indonesia meliputi perkembangan
agama Hindu Buddha, persebaran
Budaya Hindu Buddha di Indonesia
selain menjelaskan materi
155
Candi
Mendut/
11.15
pembelajaran peneliti dan siswa
mengamati Candi Ngawen, selain
mengamati peneliti juga menjelaskan
sejarah dari Candi Ngawen.
Waktu yang di gunakan untuk
melawat Candi Ngawen sekitar 30
menit. Setelah melawat ke Candi
Ngawen lawatan selanjutnya adalah
Candi Mendut. Waktu yang
digunakan menuju Candi Mendut dari
Candi Ngawen sekitar 15 menit.
Pukul 11.15 siswa dengan peneliti
sampai di Candi Mendut. Di situ guru
menjelaskan materi peta jalur masuk
dan persebaran budaya Hindu Buddha
di Indonesia. Setelah menjelaskan
materi peneliti mengajak siswa
melihat candi dan peneliti
menjelaskan sejarah Candi Mendut.
Setelah selesai melawat di Candi
Mendut lawatan selanjutnya menuju
Candi Pawon yang berjarak tidak
begitu jauh sekitar 5 menit untuk
156
Candi
Pawon/
12.00
13.15
sampai ke tujuan.
Pukul 12.00 sampai di Candi Pawon
peneliti menjelaskan materi tentang
Perkembangan Kerajaan Hindu
Buddha di Indonesia dan peninggalan-
peninggalan sejarah bercorak Hindu
Buddha di Indonesia. Setelah selesai
menjelaskan materi peneliti dan siswa
mengamati Candi Pawon dan peneliti
menjelaskan sejarah Candi Pawon.
Sebagaian siswa laki-laki
melaksanakn sholat jumat dan siswa
perempuan melihat candi sambil
melakukan tanya jawab.
Pukul 13.15 siswa dan peneliti
kembali ke sekolahan.
157
Lampiran 26
SEJARAH CANDI NGAWEN, CANDI MENDUT, DAN CANDI PAWON
1. CANDI NGAWEN
Bagi umat Budha dan Hindu, candi merupakan bangunan suci.
Candi dipelihara dengan baik karena umat Budha dan Hindu percaya
bahwa para dewa bersemayam pada bayangan itu. Namun kini bangunan
candi banyak yang tak utuh lagi. Ada candi yang memang tak selesai
dibangun, adapula candi yang rusak akibat bencana alam ataupun ulah
manusia.” Itulah pendapat seorang arkeolog Milliard, yang menjelaskan
tentang candi.
Candi Ngawen yang terletak di Desa Gunungpring, Kecamatan
Muntilan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah ini merupakan satu dari
sekian banyak candi di Kabupaten Magelang yang bercorak Budha. Candi
Ngawen memang masih kurang dikenal oleh masyarakat. Bahkan
masyarakat Magelangpun hanya sedikit yang mengetahui keberadaannya.
Jika ditinjau dari segi lokasi, Candi Ngawen terletak tidak jauh dari pasar
Muntilan. Dari Jalan Pemuda Muntilan hanya sekitar satu kilometer ke
selatan. Pendek kata, Candi Ngawen ini berada pada lokasi yang mudah
dijangkau.
Pada awalnya Candi Ngawen ditemukan oleh Belanda . Kemudian
oleh Belanda dipugar pada tahun 1911. Menurut catatan yang ada pada pos
penjagaan, Candi Ngawen dibangun sekitar abad 8, tepatnya pada masa
158
dinasti Syailendra (Budha) dan dinasti Rakaipikatan (Hindu). Candi ini
termasuk dalam candi Budha meskipun dibangun oleh dua dinasti yang
berbeda. Karena dibangun pada dua dinasti inilah Candi Ngawen dijuluki
Candi Peralihan.
Candi Ngawen bila dipandang sekilas bentuk bangunannya nyaris
mirip dengan bangunan candi Hindu. Hal ini disebabkan bangunan candi
yang meruncing. Tetapi apabila diamati dengan seksama, candi ini
memiliki stupa dan teras (undak-undak) yang menjadi simbol dalam candi-
candi Budha. Selain bangunannya yang mirip dengan candi Hindu, bentuk
bangunan Candi Ngawen memiliki sedikit banyak kesamaan dengan Candi
Mendut. Candi Mendut yang merupakan rangkaian candi Budha sekitar 5
km dari situs ini.
Kompleks Candi Ngawen mencakup lima bangunan candi dengan
letak berderet. Terdiri dari dua candi induk dan tiga candi apit. Candi
induk merupakan candi utama, sedangkan candi apit adalah candi yang
letaknya mengapit candi induk. Candi apit juga diartikan sebagai
bangunan pendamping candi induk. Karena candi induk diapit oleh candi
apit, letak dari candi induk ada pada bangunan kedua dan keempat.
Candi induk yang pertama merupakan satu-satunya candi yang
masih lengkap diantara empat candi lainnya. Meski paling lengkap,
sayangnya, stupa pada candi ini sudah pecah menjadi beberapa bagian
sejak awal ditemukannya. Ini membuat stupa candi tidak dipasang
dan diamankan dengan kata lain disimpan. Sebagai candi yang paling
159
utuh, candi induk pertama itu memang paling banyak batu penyusunnya.
Dengan tujuan pengamanan, pemerintah memperkuat sambungan batu
tersebut dengan memberi lapisan semen. Adapun untuk batu asli yang
rusak, terpaksa diganti dengan batu polosan. Batu polosan yang dimaksud
adalah batu yang tidak ber-relief seperti aslinya.
Berbeda dengan candi induk pertama, kondisi candi induk kedua
lebih parah. Sebab pada candi induk kedua tersebut begitu banyak batu
penyusun yang pecah-pecah dan hilang. Stupanya bahkan juga hilang. Bila
diprosentasekan hanya lima puluh persen saja batu yang masih layak pada
bangunan keempat ini. Hal ini membuat bangunan keempat pada Candi
Ngawen berdiri, tetapi tidak sempurna. Hanya berlantai namun tak beratap
dan tak berdinding.
Di samping itu, batu-batu di pelataran candi tidak sebatas batu
penyusun candi induk dan candi apit. Masih banyak lagi batu-batu lain
yang ditemukan, namun tidak termasuk dalam batu penyusun candi induk
dan apit. Batu-batu itu adalah batu lain yang hingga sekarang belum jelas
arti dan fungsinya. Batu tadi ditata rapi di taman candi. Untuk
memperindah pelataran candi, pihak pengelola menanami bunga-bunga
indah, beserta kolam lengkap dengan bunga teratai di tengahnya.
Lalu apa fungsi Candi Ngawen? Fungsi Candi Ngawen tidak jauh
beda dengan candi-candi pada umumnya. Sesuai dengan coraknya, candi
ini juga berfungsi sebagai tempat beribadah umat Budha. Yang menjadi
pembeda dari Candi Ngawen ini ialah frekuensi digunakannya. Walau
160
sama-sama sebagai tempat peribadatan, namun candi ini cenderung jarang
dikunjungi. Menurut Sumedi, selaku juru pelihara di Candi Ngawen,
bangunan situs yang terletak di Muntilan ini biasanya digunakan atau
dikunjungi untuk beribadah hanya pada saat perayaan Waisak. Itu pun
pengunjungnya hanya sedikit. Kemudian taman di pelataran candi juga
memiliki fungsi, yakni untuk kenyamaan pengunjung saat mampir di candi
ini. Adapun kolam di taman memiliki fungsi untuk pengairan di wilayah
pelataran candi.
Candi Ngawen bila dilihat dari sisi lain memiliki aspek yang
menarik. Candi Budha mungil ini memiliki potensi yang bisa
dikembangkan dengan baik. Letaknya yang berbingkai kealamian,
membuatnya sangat menarik. Apalagi bila batu-batu penyusunnya lengkap
dan candi ini dipugar kembali, tentu keksotisan alamnya semakin
memancar. Daerah sekitar candi ini juga berpotensi untuk dijadikan desa
wisata.
Candi Ngawen merupakan bukti tidak dikenalnya peninggalan
nenek moyang. Bukan sekedar kurang dikenali, potensi yang belum digali
dari peninggalan purbakala inipun belum dicoba untuk dikembangkan.
Padahal bisa saja candi mungil ini menjadi sumber devisa, setidaknya
untuk daerah sekitarnya.
2. CANDI MENDUT
Dari sebuah prasasti yang ditemukan di daerah Karanganyar yaitu
prasasti Kayumwungan, Candi Mendut diketahui dibangun oleh Raja Indra
161
dari dinasti Syailendra. Namun hingga kini belum diketahui secara pasti
mengenai tahun pembuatan atau pembangunan Candi Mendut. Awalnya
Candi Mendut ditemukan oleh seorang dari Belanda yang bernama J.G. de
Casparis pada tahun 1836. Kemudian dari tahun 1897 hingga 1904
dilakukan perbaikan pada candi yang meliputi bagian kaki dan tubuh
candi. Theodoor van Erp Kembali memeperbaiki candi hingga bagian
puncaknya pada tahun 1908 sampai 1925.
Bangunan candi yang terbuat dari batu Andesit ini mempunyai luas
secara keseluruhan mencapai 13,7 meter persegi dan mempunyai tinggi
26,4 meter. Pada bagian atas candi terdapat 48 buah stupa. Akan tetapi
puncak candi sudah tak tersisa sehingga tak diketahui bentuk aslinya
seperti apa. Selain untuk obyek wisata Candi Mendut digunakan sebagai
tempat upacara waisak pada bulan mei saat bulan purnama. Candi Mendut
buka dari jam 07.00 hingga 18.00 untuk setiap harinya.
Relief Di Candi Mendut
Pada bagian kaki tubuh hingga atapnya Candi Mendut dihiasi
dengan beberapa relief yang mengandung cerita moral dan digambarkan
162
dengan tokoh binatang. Beberapa relief tersebut diantaranya Brahmana
dan Kepiting yang menceritakan tentang Brahmana yang menyelamatkan
seekor kepiting dan kemudian si kepiting membalas budi dengan cara
menyelamatkan Brahmana saat mendapat gangguan dari ular dan gagak.
Ada juga cerita tentang Dua ekor burung betet yang mempunyai karakter
berbeda karena dibesarkan oleh Brahmana dan satunya dibesarkanoleh
seorang penyamun. Relief terbesar terlihat di bagian belakang candi yang
menceritakan tentang Buddha Avalokitesvara.
3. CANDI PAWON
Pendirian Candi Pawon diperkirakan pada pertengahan abad VIII,
hampir bersama dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur. Nama
''pawon'' sendiri, menurut sebagian orang, berasal dari kata ''pa-awu-an''
yang berarti tempat menyimpan awu ( abu ) . Pada bilik candi di tubuh
candi semula diperkirakan terdapat arca bodhisattva sebagai bentuk
penghormatan kepada raja Indra.
Berdasarkan prasasti karang tengah ( 824 m ), arca tersebut
mengeluarkan ''vigra'' ( sinar ), sehingga arca Bodhisattva tersebut
kemungkinan dibuat dari logam perunggu. Menurut Poerbatjcaraka, candi
Pawon merupakan upa angga ( bagian dari ) Candi Borobudur, karena
adanya kemiripan motif pahatan pada Candi Pawon dengan Candi Mendut
dan Candi Borobudur.
163
Lampiran 27
HASIL PRE TEST
KELAS KONTROL
164
Lampiran 28
HASIL POST TEST
KELAS KONTROL
165
Lampiran 29
HASIL PRE TEST
KELAS EKSPERIMEN
166
Lampiran 30
HASIL POST TEST
KELAS EKSPERIMEN
167
Lampiran 31
FOTO-FOTO PENELITIAN
Pintu Gerbang SMP Negeri 3 Magelang
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Depan Ruang Kelas SMP Negeri 3 Magelang
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
168
UJi coba Kelas VIII G
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
UJi coba Kelas VIII G
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
169
Pre test Kelas Kontrol
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Pre test Kelas Kontrol
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
170
Pembelajaran Kelas Kontrol
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Pembelajaran Kelas Kontrol
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
171
Pre Test Kelas Eksperimen
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Pre Test Kelas Eksperimen
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
172
Lawatan Sejarah ke Candi Ngawen
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Pembelajaran saat Lawatan Sejarah ke Candi Ngawen
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
173
Lawatan Sejarah ke Candi Mendut
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Pembelajaran saat Lawatan Sejarah ke Candi Mendut
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
174
Lawatan Sejarah ke Candi Pawon
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Pembelajaran saat Lawatan Sejarah ke Candi Pawon
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
175
Post Test Kelas Eksperimen
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Post Test Kelas Eksperimen
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015
176
Post Test Kelas Kontrol
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Post Test Kelas Kontrol
(Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
177
Lampiran 32
SURAT IJIN PENELITIAN
178
Lampiran 33
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN