pengaruh penerapan model pembelajaran langsung …
TRANSCRIPT
1
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
(DIRECT INSTRUCTION) TERHADAP HASIL BELAJAR MURID
KELAS III UPT SDN 3 KEPULAUAN SELAYAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
SELFIANA
NIM 105401103316
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
”Kita semua pernah melakukan kesalahan atau salah dalam
melangkah. Jadikan kesalahan itu sebagai pengalaman untuk menjadi yang
lebih baik. Jangan pernah putus asa atau bahkan menyerah dalam hidup ini.
Tetap berusaha untuk memperbaiki diri kita. Jangan jadikan kegagalanmu hari
ini sebagai awal kamu untuk menyerah dan berhenti mencoba tapi jadikan
kegagalanmu hari ini sebagai penguat dalam memotivasi diri kamu untuk
meraih kesuksesan. Teruslah berdoa dan berusaha agar apa yang kita
rencanakan dan dicita citakan bisa tercapai atas keridhoan Allah SWT”
(SELFIANA)
Kupersembahkan Karya Ini Buat :
Kedua Orang Tuaku Dan Adik-adikkuku Karena Dengan
Doa Dan Dukungan Merekalah Saya Mampu Mewujudkan
Harapan Saya Menjadi Kenyataan.
viii
ABSTRAK
Selfiana, 2020. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction) Terhadap Hasil Belajar Murid Kelas III UPT SDN 3 Kepulauan
Selayar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing
oleh Ibu Dr. Hj. Roseny Babo, M.Si. dan Bapak Drs. H. Abd. Hamid Mattone,
M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran langsung (direct instruction) terhadap hasil belajar murid klas III
SDN 3 Kepulauan Selayar.
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain
penelitian Pre-Eksperimental dalam bentuk penelitian One Group Pretest-
Posttest. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas III UPT SDN 3 kepulauan
Selayar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan
purposive sampling dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan strata,
random atau daerah melainkan berdasarkan atas adanya tujuan tertentu , dengan
menjadikan kelas III sebagai sampel yaitu 22 siswa. instrument penelitian yang
digunakan yaitu tes, lembar observasi, dan dokumentasi, sedangkan teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi,
dokumentasi dan tes menulis narasi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis
data deskritif dan analisis data inferensial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji Paired Sample T-Test
pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai signifikan (2-tailed) < α (0,00 < 0,05)
atau t hitung > t tabel (21,000 > 2,079).
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulakan bahwa model pembelajaran
langsung berpengaruh terhadap hasil belajar murid kelas III SDN 3 kepulauan
Selayar Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Kata Kunci : Model Pembelajaran langsung, Hasil Belajar
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah swt, berkat rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction)
terhadap hasil beajar murid kelas III SDN 3 Kepulauan Selayar Kecamatan
Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar”. Sholawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw yang dinantikan syafaatnya di
hari kiamat.
Dengan kerendahan hati, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari redaksi kalimat maupun sistematika penulisannya,
karena segala keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti. Penyusunan skripsi
ini, peneliti menghadapi hambatan, namun berkat bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, peneliti
mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Ibunda Jubaeda.
Ayahanda Andi Dirhan yang senantiasa memberikan motivasi dan doa kepada
peneliti. Serta kepada Ibu Dr. Hj. Roseny Babo, M.Si. sebagai Pembimbing I dan
Bapak Drs. H. Abd. Hamid Mattone, M.Si. sebagai Pembimbing II yang dengan
sabar, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan
motivasi, arahan dan saran yang berharga dan bermanfaat bagi peneliti sejak awal
penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
x
Selanjutnya ucapan terima kasih ditujukan kepada, Prof. Dr. H. Ambo
Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah member
peluang untuk mengikuti proses perkuliahan pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana,
Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd. Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan
seluruh staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang penuh perhatian dalam membimbing dan memfasilitasi selama proses
perkuliahan hingga penyusunan skripsi.
Ibu Hj. Andi Ramlia, S.Pd. Kepala Sekolah SDN 3 Kepulauan Selayar dan
Ibu St. Saleha wali kelas III, yang telah memberikan izin dan bantuan kepada
peneliti untuk melaksanakan penelitian, Teristimewa ucapan terima kasih kepada
sahabat-sahabat saya, Endang sriwidiastuti Ruslan, Annas Mardiat Karim, Takbir,
dan kk ipul serta Saudara teman-teman kelas A PGSD 2016 yang senantiasa
menemani dan menyemangati dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyampaikan kepada semua pihak yang tak sempat disebutkan
namanya atas bantuan dan bimbingannya, semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberikan ganjaran pahala yang setimpal. Harapan peneliti semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, khususnya bagi pendidikan.
Makassar 27 Agustus 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ ii
SURAT PERJANJIAN ................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 7
A. Kajian Teori ......................................................................................... 7
1. Pengertian Model Pembelajaran Langsung...................................... 7
2. Perbedaan Model Pembelajaran Langsung Dengan Model
Pengajaran Langsung .................................................................... 16
3. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung ................................ 19
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Langsung ................................... 21
5. Hasil Belajar ................................................................................. 22
xii
B. Penelitian Relevan .............................................................................. 23
C. Kerangka Pikir ................................................................................... 24
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 27
A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 27
1. Jenis Penelitian ............................................................................. 27
2. Desain Penelitian .......................................................................... 28
B. Populasi Dan Sampel .......................................................................... 29
1. Populasi ........................................................................................ 29
2. Sampel ......................................................................................... 30
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................. 31
D. Instrumen Penelitian ........................................................................... 31
1. Tes ............................................................................................... 31
2. Lembar Observasi ......................................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 33
1. Tes ............................................................................................... 33
2. Dokumen ...................................................................................... 34
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 34
1. Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 35
2. Analisis Statistika Inferensial ........................................................ 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 39
1. Hasil Analisis Deskriptif ........................................................... 39
xiii
2. Hasil Analisis Statistik Inferensia .............................................. 46
B. Pembahasan ................................................................................... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................50
A. Kesimpulan ............................................................................................51
B. Saran ......................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
xiii
Tabel Halaman
3.1 Data Keadaan Populasi .............................................................................. 29
3.2 Data Keadaan Sampel ............................................................................... 30
3.3 Pedoman Observasi Model Pembelajaran Langsung .................................. 33
3.4 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Proses Penerapan Model Pembelajaran
Langsung ................................................................................................. 40
3.5 Data Statistik Deskriptif Nilai Pretest, Posttest.......................................... 41
4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Pretest ....................... 43
4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Posttest ...................... 43
4.3 Data Ketuntasan Klasikal .......................................................................... 45
4.6 Data Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest.................................. 46
4.7 Hasil Paired Samples T-Test ..................................................................... 47
DAFTAR GAMBAR
xiv
Tabel Halaman
2.1 Gambar Kerangka Pikir ............................................................................. 25
3.1 Desain One Group Pretest-Posttest ........................................................... 28
4.1 Grafik Perbandinga Rata Rata Pretest-Posttest .......................................... 44
DAFTAR LAMPIRAN
xv
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pretest
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Posttest
3. Lembar Observasi Respon Siswa Dalam Pembelajaran Pretest
4. Lembar Observasi Respon Siswa Dalam Pembelajaran Posttest
5. Daftar Hadir Siswa Pretest
6. Daftar Hadir Siswa Posttest
7. Lembar Penilaian Pretest
8. Lembar Penilaian Posttest
9. Hasil Analisis Data Deskriptif
10. Frekuensi Tabel Pretest
11. Frekuensi Tabel Posttest
12. Uji Normalitas
13. Uji Hipotesis
14. Tabel T
15. Dokumentasi Penelitian
16. Surat Pengantar Penelitian
17. Surat Perohonan Izin Penelitian
18. Surat Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal
19. Kertas Kontrol Penelitian
20. Surat Keterangan Pernah Melaksanaan Penelitian
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Seiring dengan Perkembangan dan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat dalam era globalisasi, perlu diiringi
dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Pendidikan saat ini senantiasa harus dinamis dan tanggap dalam menghadapi dan
mengantisipasi adanya setiap perubahan yang terjadi.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menciptakan proses
pendidikan yang berkualitas adalah melalui proses pembelajaran di sekolah.
Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu. Di sekolah para siswa belajar
untuk selalu berbuat baik dan belajar banyak tentang hal-hal yang belum
diketahuinya. Hal tersebut menjelaskan bahwa di sekolah para siswa akan
diajarkan mengenai berbagai macam ilmu yang akan sangat bermanfaat bagi
kehidupannya.
Sesuai dengan tingkat satuan pendidikan yang ada di Indonesia, SD
merupakan jenjang awal bagi seorang siswa dalam menempuh pendidikan.
Layaknya fondasi dari sebuah bangunan pendidikan di SD memegang peranan
yang sangat penting dalam keberhasilan pendidikan secara keseluruhan sehingga
semua pihak yang menjadi aktor dalam proses pembelajaran di SD harus
benar-benar serius dalam menjalankan setiap perannya.
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi
dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap
2
bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang,
dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik
terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Perbedaan daya serap anak
didik sebagaimana tersebut, memerlukan strategi pengajaran yang tepat.
Metodelah salah satu jawabannya. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi
mereka mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode tanya
jawab, tetapi untuk sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah
menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode demonstrasi atau
eksperimen. Karena itu dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Mansyur
(Fathurrohman & Sutikno, 2007:3-4) batasan belajar mengajar yang bersifat
umum mempunyai empat dasar strategi, yakni :
1. Mengidentifikasi serta menetapkan tingkah laku dan kepribadian anak
didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan
zaman,
2. Mempertimbangkan dan memilah sistem belajar mengajar yang tepat
untuk mencapai sasaran yang akurat,
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pengangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar,
4. Menetapkan norma-normadanbatasminimalkeberhasilanataukriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapatdijadikanpedomanolehguru
dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali
pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan
secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa
yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target
3
penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek,
tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan
jangka panjang.
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar,
melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang
lain.Bukan hanya hal demikian, siswa perlu mengerjakannya,yakni
menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya,
mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut
pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
Menurut Poerwadarminta (1983) Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Tema yang dimaksud merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial,
seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-
ilmu sosial. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang
diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat, oleh
karena itu mata pelajaran tematik dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial
masyarakat yang dinamis. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran tematik
4
selalu berubah-ubah, sehingga diperlukan metode pembelajaran yang variatif
dalam menyampaikan materi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru/wali kelas III di UPT SDN 3
Kepulauan Selayar pada tanggal 20 Februari 2020, bahwa hasil belajar murid rata-
rata di bawah nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Ini dikarenakan
pembelajaran yang dilakukan masih dominan menggunakan model pembelajaran
konvensional, yang lebih banyak menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan
penugasan. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran
lebih didominasi olehguru (teachercentered).
Penggunaan model pembelajaran langsung (direct instruction) diharapkan
dapat mewujudkan sistem pembelajaran yang aktif dan tidak membosankan bagi
siswa. Model pembelajaran langsung (direct instruction) juga cocok digunakan
pada pembelajaran tematik yang tidak hanya memerlukan kemampuan mengingat
tetapi juga mengkaji masalah-masalah yang ada di masyarakat. Keaktifan dan
kekreatifan siswa sangat dibutuhkan pada proses pembelajaran dengan model
pembelajaran langsung (direct instruction), karena dalam pembelajaran ini siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka tentang konsep-konsep materi yang
diajarkan. Materi pembelajaran tematik yang diajarkan kepada siswa diharapkan
menjadi lebih cepat diterima oleh siswa dan siswa juga lebih mudah untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat karena melakukan sendiri pembangunan terhadap
materi yang dipelajari.
5
Berdasarkan uraian di atas. maka perlu dilakukan penelitian berjudul
"Pengaruh Penerapan Model PembelajaranLangsung (directinstruction) terhadap
Hasil Belajar Murid Kelas III UPT SDN 3 Kepulauan Selayar".
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh penerapan model
pembelajaran langsung (direct instruction) terhadap hasil belajar murid kelas III
UPT SDN 3 Kepulauan Selayar?
B. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran langsung
(direct instruction) terhadap hasil belajar murid kelas III UPT SDN 3 Kepulauan
Selayar.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata
terhadap pengembangan ilmu baik secara teoritis maupun praktis. Berikut
dipaparkan kegunaan dari hasil penelitian ini ditinjau dari aspek teoritis
danpraktis:
1. Kegunaan Teoritis
Beberapa kegunaan teoritis yang diharapkan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
6
a. Memberikan sumbangan informasi tentang penerapan model
pembelajaran langsung (direct instruction) pada pembelajaran tematik
terhadap hasil belajar siswa di SD.
b. Memberikan gambaran yang lebih jelas tentang model pembelajaran
yang lebih berpotensi untuk meningkatkan hasil belajar dan
berpengaruh positif pada proses pembelajaran tematik.
2. Kegunaan Praktis
Beberapa kegunaan praktis yang diharapkan dari hasil penelitian
ini diuraikan sebagai berikut:
a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran tematik.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran dan
pendekatan yang memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa,
khususnya dalam pembelajaran tematik.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi bagi pihak sekolah agar dapat menerapkan model
pembelajaran langsung(direct instruction) pada pembelajaran tematik
di kelas-kelas yang lain.
d. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih
lanjut berkenaan dengan model pembelajaran langsung (direct
instruction)
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Model Pembelajaran Langsung (direct instruction)
a. Model Pembelajaran
“Model of teaching can be defined as an instructional design which
describesthe process of specifying andproducingparticularenvironmental
situationswhich cause the students to interact in such awaythataspecific
change occursin their behavior.” SS Chauhan ( Wahab, 2009:52).
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang
digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik dan
memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atausetting
lainnya ( Kementrian Pendidikan, 2011: 80 )
Menurut Wahab (2009:52) bahwa sebuah model seperti juga model
mengajar dikembangkan atas beberapa asumsi diantaranya adalah:
1) Mengajar adalah upaya menciptakan lingkungan yang sesuai, dimana
terdapat berbagai bagian lingkungan mengajar yang memiliki saling
ketergantungan.
2) Terdapat berbagai komponen yang meliputi isi, keterampilan, peranan-
peranan mengajar, hubungan sosial, bentuk-bentuk kegiatan,
saran/fasilitas pisik dan penggunannya, yang keseluruhannya membentuk
sebuah sistem lingkungan yang bagian-bagiannya saling berinteraksiyang
mendesak perilaku seluruh partisipan baik guru maupun siswa.
8
8
3) Asumsi ketiga adalah kombinasi yang berbeda antara bagian-bagian
tersebut akan menghasilkan bentuk lingkungan yangberbedadenganhasil
yang berbeda pula.
4) Asumsi keempat adalah oleh karena model mengajar menciptakan
lingkungan, maka model menyediakan spesifikasi yang masih bersifat
kasar untuk lingkungan dalam proses belajar mengajar di kelas.
Joyce & Weil (Rusman, 2014:113) berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-
bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Sedangkan menurut Rusman (2014: 133) bahwa model pembelajaran dapat
dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Berdasarkan uraian di atas maka model pembelajaran adalah merupakan
sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada
proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku siswa
seperti yang diharapkan.
b. Belajar dan Pembelajaran
Menurut R. Gagne (Susanto, 2013:1) Belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan
9
yang terjadi interaksi antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung.
Adapun menurut Burton (Susanto, 2013:3),belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksiantara individu
dengan individu yang lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka
lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara menurut E. R.
Hilgard (Susanto, 2013: 3), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi
terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud adalah mencakup
pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan
(pengalaman).
Di lain pihak, Ernest R. Hilgard dalam bukunya Theories of
learning memberikan definisi belajar sebagai “Learning is the process by
which an activity originates or is changed through training procedures
(whether in th laboratory or in the natural environment) as
distingnguisshed from changes byfactors not attribut able to training”
(Aqib, 2010: 42-43)
Melengkapi pandangan tentang belajar seperti telah dikemukakan
sebelumnya, Fathurrohman & Sutikno (2007: 5), mengartikan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan yang baru sebagai hasilpengalamannyasendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Kaki seseorang patah karena benda yang berat yang terjatuh dari
atas loteng, ini tidak bisa disebut perubahan hasil belajar. Jadi, Perubahan yang
bagaimana disebut belajar? Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan
yang terjadi secara sadar (disengaja) dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang
lebih baik dari sebelumnya.
10
Lebih lanjut, belajar bukanlah kegiatan satu tahap saja, akan tetapi proses
belajar berlangsung secara bergelombang. Belajar memerlukan kedekatandengan
materi yang hendak dipelajari, jauh sebelum bisa memahaminya. Tahap-tahap
belajar yang perlu diketahui menurut Kolb (Hatimah, dkk 2008:1.5), yaitu: (1)
tahap pengalaman konkret, (2) tahap pengamatan aktif dan reflektif, (3) tahap
konseptualisasi, (4) tahap eksperimentasi aktif.
Menurut Skinner (Dimyati & Mudjiono 2006:9) berpandangan bahwa
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam
belajar ditemukan adanya hal yaitu: (1) kesempatan terjadinya peristiwa yang
menimbulkan respons pembelajar, (2) respons si pembelajar, dan (3)konsekuensi
yang bersifat menguatkan respons si pelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya,
perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar pada
seorang peserta didik dapat dimaknai sebagai perubahan perilaku yang bertujuan
dan bersifat positif sebagai hasil dari pengalaman sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan sekolah dan masyarakat.
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata
dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepadaorangsupayadiketahui.
Kata pembelajaran yang semula diambil dari kata “ajar” ditambah awalan “pedan
akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran” diartikan sebagai prosesperbuatan, cara
mengajar, atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar (Susanto
2013:19).
11
Menurut Smith & ragan (Sagala, 2003:12) Pembelajaran dapat diartikan
sebagai penyampaian berbagai informasi dan aktivitas yang diarahkan oleh guru
untuk memudahkan pencapaian tujuan belajar secara spesifik dan diharapkan.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah tindak kegiatan (The Conduct ofActivies)
yang difokuskan pada hal-hal khusus yang dipelajari oleh peserta didik.
Menurut Piaget (Dimyati & Mudjiono 2006:14-16), pembelajaran terdiri
dari empat langkah berikut:
1) Langkah satu: Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak
sendiri.
2) Langkah dua: Memilih dan mengembangkan aktivitas kelas dengan
topik tersebut.
3) Langkah ketiga: Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk
mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan
masalah.
4) Langkah empat: Menilai pelaksanaan tiap kegiata, memperhatikan
keberhasilan, dan melakukan revisi.
Lebih perinci lagi Nasution (Susanto, 2013:24), mengemukakan bahwa
konsep mengajar terdiri atas sejumlah kegiatan tertentu, yang meliputi:
1) Membangkitkan dan memelihara perhatian siswa
2) Menjelaskan kepada siswa hasil apa yang diharapkan.
3) Merangsang siswa untuk mengingat kembali konsep, aturan, dan
keterampilan yang merupakan prasyarat agar memahami pelajaran
yang akan diberikan.
12
4) Menyajikan stimuli yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
5) Memberikan bimbingan kepada siswa dalam proses belajar mengajar
6) Memberikan umpan balik dengan memberitahukan kepada siswa untuk
mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu
dengan memberikan beberapa soal.
7) Menilai hasil belajar siswa dengan memberikan cintoh-contoh
tambahan untuk menggeneralisasikan apa yang telah dipelajari itu
sehingga ia dapat menggunakannya dalam situasi-situasi lain.
8) Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan
untuk menerapkan apa yang telah dipelajari itu.
Sementara Hamalik (Susanto, 2013:25), mengemukakan pengertian
mengajar ke dalam enam rumusan, sebagai berikut:
1) Menyampaikan pengetahuan kepada siswa.
2) Mewariskan kebudayaan kepada generasi muda.
3) Usaha mengorganisasikan lingkungan sehingga menciptakan kondisi
belajar bagi siswa.
4) Memberikan bimbingan belajar kepada siswa.
5) Kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang
baik.
6) Suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat
sehari-hari.
Berdasarkan uraian tersebut maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai
suatu usaha yang telah direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
13
tertentu, kemudian dievaluasi untuk mengetahui apakah tujuan tersebut dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa agar
proses pembelajaran berlangsung secara efektif, maka seorang guru harus
menetapkan tujuan yang hendak dicapai dan membuat perencanaan yang tepat
agar siswa dapat mencapai tujuan tersebut dengan mudah.
c. Pembelajaran Langsung
Menurut Sudrajat (2011) bahwa model pembelajaran langsung adalah
model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau
perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif.
Menurut Arends (Tamsyani, 2015) berpendapat tentang model
pembelajaran langsung : “A teaching model that is aimed at helping
student learnbasic skills and knowledge that can be taught in a step-by-
step fashion. Forour purposes here, the model is labeled the direct
instructio model’’’
Artinya: “Sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan
langkah-demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang digunakan
dinamakan model pengajaran langsung”.
Menurut Arends (Hardinal, 2011:26) mengemukakan bahwa model
pembelajaran langsung (direct instruction)adalahsalahsatupendekatanmengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang terstruktur
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yangbertahap,selangkah
demi selangkah.
Menurut Nur (2000: 57-59) tentang model pembelajaran langsung
(directinstruction) dapat dirangkum sebagai berikut:
14
1) Salah satu tujuan pembelajaran yang penting dari setiap mata pelajaran
di sekolah ialah memperoleh informasi dan ketermpilan-keterampilan
dasar. Sebelum siswa mempelajari informasi dan keterampilan lanjut,
mereka harus terlebih dahulu menguasai informasi dan keterampilan
dasar.
2) Untuk tercapainya tujuan seperti yang tertulis pada butir (1), guru
menggunakan model direct instruction. Model pengajaran ini
mempunyai landasan empirik dan teoritikdari analisis sistem, teori
pemodalan tingkah laku, dan penelitian tentang keberhasilan guru
dalam mengajar.
3) Dampak instruksional dari model pembelajaran langsung ialah
mengembangkan penguasaan keterampilan sederhana dan komplek
serta pengetahuan deklaratif yang dapat dirumuskan dengan jelas dan
diajarkan tahap demi tahap.
4) Direct instruction pada umumnya mempunyai lima fase, menjelaskan
tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa; mendemonstrasikan atau
menjelaskan materi yang akan dipelajari oleh siswa; memberikan
bimbingan praktek; mengecek pemahaman siswa dan memberi
balikan; dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih
sendiri dan menerapkan hasil belajar.
5) Model direct instructionmemerlukan lingkungan pembelajaran
terstruktur dengan baik dan uraian guru yang jelas.
15
6) Pada tahap perencanaan perumusan tujuan dan analisis tugas, perlu
mendapat perhatian yang seksama.
7) Dalam melaksanakan direct instructionguru perlu memberikan uraian
yang jelas, mendemonstrasikan dan memperagakan tingkah laku
dengan benar, memberikan kepada siswa untuk berlatih.
8) Pelatihan perlu dilandasi oleh prinsip-prinsip sebagai berikut: berikan
pelatihan singkat dan frekuensi yang tidak berlebihan; siswa benar-
benar menguasai keterampilan yang dilatihkan; menggunakan
pelatihan berkelanjutan atau pelatihan berselang.
9) Direct instruction menuntut pengelolaan kelas yang unik, menarik dan
mempetahankan perhatian siswa dari awal sampai selesainya proses
pembelajaran.
10) Pengelolaan kelas juga perlu memperoleh perhatian ialah mengatur
tempo pembelajaran, kelancara alur pembelajaran, mempertahankan
ketertiban dan peserta siswa, dan menangani dengan cepat
penyimpangan-penyimpangan tingkah laku siswa.
11) Penilaian hasil belajar siswa ditekankan pada praktek pengembangan
dan penerapan dasar yang sesuai, mengukur dengan teliti keterampilan
sederhana dan yang kompleks, serta memberikan umpan balik kepada
siswa.
Sedangkan dalam buku yang lain Nur (2008:108) berpendapat bahwa:
16
1) Sementara pengajaran langsung dengan sendirinya mengantarkan pada
teknik ceramah, ceramaj bukan merupakan satu-satunya teknik yang
digunakan.
2) Ingat bahwa pengajaran langsung ialah merupakan suatu pendekatan
mengajar bukan suatu teknik mengajar.
3) Telah ada sejumlah kecil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa
yang belajar keterampilan tingkat rendah dapat menerjemahkan
keterampilan tersebut untuk penerapan, analisis, sintesis, atau evaluasi.
Mungkin terbaik digunakan dalam situasi yang menghendaki pengajaran
keterampilan-keterampilan kognitif tingkat rendah.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa metode
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu.
2. Perbedaan Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pengajaran
Langsung
Berdasarkan pengertian model pembelajaran langsung dengan model
pengajaran langsung, Majid (2014:72) mengemukakan bahwa model
pembelajaran langsung, pada umumnya dirancang secara khusus untuk
mengembangkanaktivitasbelajarsiswayangberkaitandenganaspekpengetahuan
prosedural (pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) dan
pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu yang dapat berupa fakta,
konsep, prinsip, atau generalisasi) yang terstruktur dengan baik dan dapat
17
dipelajari selangkah demi selangkah. Fokus utama dari pembelajaran ini adalah
pelatihan-pelatihan yang dapat diterapkn dari keadaan nyata yang sederhana
sampai yang lebih kompleks.
Sedangkan menurut, Kuhn (Eggen & Kauchak 2012:363) mengemukakan
bahwa pengajaran langsung adalah satu model yang menggunakan peragaan dan
penjelasan guru digabungkan dengan latihan dan umpan balik siswa untuk
membantu mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan nyata yang
dibutuhkan untuk pembelajaran lebih jauh.
Berdasarkan fase-fase penerapannya, menurut Nur (2008:36) bahwa lima
fase model pembelajaran langsung (direct instruction) yaitu:
Tabel 2.1 Fase-fase Model Pembelajaran Langsung (direct instruction)
Fase Perilaku Guru
Fase 1 : Klarifikasi tujuan dan Guru mengkomunikasikan garis besar tujuan
Memotivasi siswa pelajaran tersebut, memberi informasi latar
belakang, dan menjelaskan mengapa
pelajaran itu penting. Mempersiapkan siswa
untuk belajar
Fase 2 : Mendemonstrasikan Guru mendemonstrasikan pengetahuan
Pengetahuan atau tersebut dengan benar atau
keterampilan mempresentasikan informasi langkah demi
langkah atau keterampilan
Fase 3 : Memberi latihan Guru memberi latihan awal
terbimbing
Fase 4 : Mengecek pemahaman Guru mengecek untuk mencari tahu apakah
dan memberi umpan balik siswa melakukan tugas dengan benar dan
memberi umpan balik
Fase 5 : Memberi latihan lanjutan Guru mempersiapkan kondisi untuk latihan l
18
dan transfer lanjutan dengan memusatkan perhatian pada
transfer keterampilan tersebut ke situasi-
situasi lebih kompleks
Sedangkan fase-fase penerapan model pengajaran pengajaran langsung,
menurut Eggen & Kauchak (2010) :
Fase Perilaku Guru
Fase 1 : Perkenalan dan Review Guru memperkenalkan pelajaran dan
mereview pemahan siswa
Fase 2 : Presentasi Keterampilan baru disajikan,
dijelaskan, dan digambarkan dengan
contoh berkualitas tinggi
Fase 3 : Latihan terbimbingan Guru melatih keterampilan siswa
Fase 4 : Latihan mandiri Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk melatih sendiri keterampilannya
Berdasarkan, pengertian dari fase-fase penerapan kedua model tersebut
diatas, dapat dipahami bahwa kedua model tersebut mempunyai perbedaan yaitu
model pembelajaran langsung menekankan bahwa pelatihan-pelatihan yangdapat
diterapkan dari keadaan nyata yang sederhana menjadi sampai yang lebih
kompleks, sedangkan model pengajaran langsung tetap menekankan pelatihan dan
penerapan dari keadaan nyata, namun sampai yang lebih luas. Sedangkan
berdasarkan fase-fase penerapannya model pembelajaran langsung menerapkan
fase mengecek pemahaman dan memberi umpan balik ke dalam tahapan langkah-
langkah pembelajaran, sedangkan model pengajaran langsung menggunakan fase
umpan balik digabungkan ke dalam peragaan dan penjelasan guru. Dari kedua
model tersebut mempunyai perbedaan tidak terlalu signifikan.
19
3. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung
Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya
sintak/tahapan pembelajaran. kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian
tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang
harus dilaksanakan oleh siswa.
Menurut Ma’rifa (2014) bahwa model pembelajaran langsung (direct
instruction) terdapat beberapa ciri-ciri khusus yang memberikan keunggulan pada
model ini. Adapun ciri-ciri tersebut, diantaranya:
a. Fokus akademik berarti prioritas tertinggi diletakkan dalampenugasan
dan penyelesaian tugas akademik.
b. Arahan dan kontrol guru artinya kontrol dan arahan guru diberikan saat
guru memilih dan mengarahkan tugas pembelajaran, menegaskan
peran inti selama memberi instruksi, dan meminimalisir jumlah
percakapan siswa yang tidak berorientasi akademik.
c. Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa artinya guru
memilki harapan besar kepada peserta didik serta concern dalam
bidang tersebut akan berupaya menghasilkan kemajuan akademik serta
perilaku kondusif demi terciptanya kemajuan dalam pendidikan.
d. Sistem manajemen waktu artinya salah satu tujuan dari model
pembelajaran langsung, yaitu memaksimalkan waktu belajar siswa.
e. Atmosfer akademik yang cukup netral artinya lingkungan instruksi
langsungadalahtempatdimanapembelajaran menjadi fokus utama dan
20
tempat dimana siswa terlibat dalam tugas-tugas akademik dalam waktu
tertentu dan mencapai raiting kesuksesan yang tinggi.
Menurut Santoso (2014) terdapat beberapa ciri atau karakteristik model
pembelajaran langsung(direct instruction), yaitu:
a. Model pembelajaran langsung (direct instruction) dilakukan dengan cara
menyampaikan materi pelajaran secara verbal artinya bertutur secara lisan
merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering
diidentikkan dengan ceramah.
b. Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan
agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan baik.
c. Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah
jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang. Ada yang menyebut
dengan istilah pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif.
d. Adanya tujuan utama pembelajaran yaitu penguasaan materi pelajaran itu
sendiri. Artinya, setelahprosespembelajaran berakhir siswa diharapkan
dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan.
Keberhasilan model pembelajaran langsung memerlukan lingkungan yang
baik untuk prsentasi dan demonstrasi, yakni ruangan yang tenang dengan
penerangan yang cukup, termasuk alat dan media yang sesuai. Disamping itu,
model pembelajaran langsung juga bergantung pada motivasi siswa yang
memadai untuk mengamati kegiatan yang dilakukan gury, dan mendengarkan
21
segala sesuatu yang dikatakannya. Pada hakikatnya, pembelajaran langsung
memerlukan kaidah yang mengatur bagaimana siswa yang suka berbicara,
prosedur untuk menjamin tempo pembelajaran yang baik, strategi khusus untuk
mengatur giliran keterlibatan murid, dan untuk menanggulangi tingkah laku murid
yang menyimpang.
4. Langkah Langkah Pembelajaran Langsung
Menurut Bruce Joyce dan MarshaWeil (Setiawan, Fitrajaya & Mardiyanti,
2010:8) model pembelajaran direct instruction memiliki lima fase yang sangat
penting. Kelima fase tersebut adalah fase orientasi. Fase presentasi atau
demonstrasi, fase latihan terstruktur, fase latihan terbimbing dan fase latihan
mandiri, yang membutuhkan peran berbeda dari pengajar.
Tabel 2.3 Lima Fase Model Pembelajaran Langsung (direct instruction)
Fase Peran Guru
Fase 1 : Menjelaskan tujuan pembelajaran informasi
Menyampaikan tujuan dan latar belakang pelajaran, pentingnya
Mempersiapkan siswa pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk belajar
Fase 2 :
Presentasi dan demonstrasi Demonstrasi dan penyajian informasi
dengan benar, tahap demi tahap
Fase 3 : Merencanakan dan memberi bimbingan
Membimbing Pelatihan pelatihan awal
Fase 4 : Mengecek apakah siswa telah berhasil
Mengecek pemahaman dan melakukan tugas dengan baik, memberi
Memberi umpan balik umpan balik
Fase 5 : mempersiapkan kesempatan pelatihan
Memberi kesempatan untuk lanjutan, dengan perhatian khusus pada
Pelatihan lanjutan dan penerapan kepada situasi lebih kompleks
Penerapan
22
5. Hasil Belajar
Hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana
penguasaan konsep siswa selama proses pembelajaran. Susanto (2013:5)
menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Sudjana (1990:21) menyatakan bahwa hasil
belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa berkat pengalaman atau latihan
yang diikuti melalui proses belajar mengajar di sekolah. Slameto (1988:32)
menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada
individu dan berlangsung secara berkesinambungan. Berdasarkan uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah melakukan pembelajaran, yang ditandai dengan perubahan tingkah laku
dan dapat diketahui dengan melakukan suatu penilaian (tes).
Hasil belajar murid mencerminkan kemampuan yang dimiliki murid
setelah belajar. Hal ini berarti hasil belajar tidak terlepas dari pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, namun untuk mengetahui hasil belajar tersebut diperlukan
evaluasi, sesuai dengan yang dinyatan Nasution (2000:25) bahwa dengan
melakukan evaluasi kita bisa mengetahui kebaikan dan kekurangan usaha kita
sebagai pengajar.
Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar
memiliki sasaranberuparanah-ranahyangterkandungdalam tujuan. Ranah tujuan
23
pendidikan berdasarkan hasil belajar murid secara umum dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik.
B. Pelitian Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penerapan model
pembelajaran langsung (direct instruction) adalah sebagai berikut:
a. Jurnal berjudul “Pengaruh Model Pengajaran Langsung (direct instruction)
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa di SMP Islamiyah Ciputat, Tangerang
Selatan” karya Sofiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, tahun 2010. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya
waktu dalam tahap-tahap pembelajaran dan menunjang bahwa pentingnya
waktu dalam tahap-tahap pembelajaran dan menunjang secara empirik
penggunaan pembelajaran langsung. Penelitian ini dilakukan di kelas I dan
III pada proyek ini para peneliti melakukan pengamatan dengan beberapa
pendekatan pragmatik. Beberapa guru menggunakan metode-metode yang
sangat terstruktur dan formal, sedangkan guru-guru yang lain
menggunakan metode-metode yang lebih informal yang berkaitan dengan
gerakan sekolah yang terbuka pada saat itu.
b. Penelitian yang dilakukan Stalling dan koleganya tahun 1970-an,
menunjukkan bahwa guru yang memiliki kelas yang terorganisasikan
dengan baik di mana pengalaman pembelajaran terstruktur paling sering
teramati, menghasilkan rasio keterlibatan siswa yang tinggi dan hasil
belajar yang lebih tinggi daripada guru yang menggunakan pendekatan
kurang formal dan kurang terstruktur. Observasi terhadap guru-guru yang
24
berhasil menunjukkan bahwa kebanyakan mereka menggunakan prosedur
pembelajaran langsung.
C. Kerangka Pikir
Hasil belajar siswa adalah suatu barometer yang dapat menginformasikan
hasil dari perbuatan belajar yang telah dilakukan oleh siswa setelah ujian dan tes.
Hasil belajar siswa secara garis besarnyadipengaruhiolehdua faktor yaitu faktor
yang bersumber dari dalam diri murid dan faktor luar dari dirinya. Kedua faktor
ini masing-masing memiliki pengaruh yang besar dalam meningkatkan
kemampuan belajar murid yang pada akhirnya akan di pengaruhi hasil belajarnya..
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki
proses belajar terutama hasil belajar adalah model pembelajaran langsung (direct
instruction) yang mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang dapat
melibatkan seluruh siswa untuk bekerja sama secara aktif dalam proses
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran langsung(direct instruction) dapat
mewujudkan sistem pembelajaran yang tidak membosankan bagi murid.
Keaktifan dan kekreativan murid sangat dibutuhkan pada proses
pembelajaran, karena dalam pembelajaran ini murid membangun sendiri
pengetahuan mereka tentang konsep-konsep materi yang diajarkan. Materi tematik
yang diajarkan kepada murid diharapkan menjadi lebih cepat diterima dan murid
juga lebih mudah untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis terhadap kehidupan sehari-hari dimasyarakat karena
melakukan sendiri pembangunan terhadap materi yang dipelajari sehingga hasil
belajar tematik murid meningkat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
25
Kerangka Konseptual penelitian secara skematis dapat disajikan pada
gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Pre-
test
Post-
test
Hasil Belajar Tematik murid
meningkat sesuai dengan tujuan
pembelajaran
Hasil belajar tematik murid tidak
tercapai sesuai dengan tujuan
pembelajaran
PEMBELAJARAN TEMATIK
Kelas Eksperimen
Menerapkan model pembelajaran
langsung dalam pembelajaran
Tematik :
Dengan Langkah-langkah:
1. Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan
2. Mendemonstrasikan
3. Membimbing
4. Mengecek dan Umpan Balik
Model Pembelajaran Langsung
(direct intruction)
Kelas Kontrol
Tidak dapat menerapkan model
pembelajaran langsung dalam
pembelajaran tematik
Pembelajaran Konvensional
26
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian kerangka teori dan kerangka pikir di atas, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh penerapan model
pembelajaran langsung (direct instruction) terhadap hasil belajar murid UPT SDN
3 Kepulauan Selayar
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif karena penelitian ini
berusaha melihat sebuah kebenaran teori dengan fenomena lapangan yang
didahului dengan pengujian hipotesis dan operasional variabel. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini berupa angka-angka dan akan dianalisis
menggunakan statistik. Jenis penelitian ini juga digunakan karena ingin
mengetahui pengaruh perlakuan/treatmen tertentu terhadap yang lain.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Menurut (Sugiyono, 2018:109), metode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Dengan
demikian, tujuan penelitian eksperimen sejalan dengan tujuan penelitian yang
akan dilaksanakan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan
model pembelajaran langsung(direct instruction)terhadap hasil belaja rmurid UPT
SDN 3 Kepulauan Selayar.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimen design jenis
One-Group Pre-test - Post-test Design. Dalam penelitian ini hasil perlakuan dap
27
28
28
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan (treatment) (Sugiyono, 2018). Adapun desain penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
O1 = Pre-test
𝑂2 = Post-test
X = Perlakuan dengan pembelajaran langsung (direct intruction)
Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:
a) Memberikan Pre-testuntuk mengukur variabel terikat (Hasil belajar)
sebelum perlakuan dilakukan.
b) Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan pelaksanaan
pembelajaran langsung
c) Memberikan Post-testuntuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan
dilakukan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2018: 119) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan
element yang akan dijadikan wilayah generalisasi. Elemen populasi adalah
𝑂𝑂 X 𝑂𝑂
29
29
keseluruhan subyek yang akan diukur, yang merupakan unit yang diteliti”.
Dalam hal ini populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh murid UPT SDN 3 Kepulauan Selayar sebanyak
164 orang. Seperti tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Keadaan Populasi
No.
Kelas
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 Kelas I 12 16 28
2 Kelas II 16 13 29
3 Kelas III 15 7 22
4 Kelas IV 11 18 29
5 Kelas V 13 14 27
6 Kelas VI 12 17 29
JUMLAH 79 85 164
Sumber: Jumlah murid UPT SDN 3 Kepulauan Selayar
2. Sampel
Sugiyono (2018: 120) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena terbatas
30
dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
representatif (mewakili). Pengukuran sampel merupakan suatu langkah yang
diambil dalam melaksanakan suatu penelitian.
Dalam penelitian ini sampelnya menggunakan purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan
strata, random atau daerah melainkan berdasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana. Berdasarkan penjelasan tersebut maka
penentuan sampel dalam penelitian ini diawali dengan pertimbangan bahwa kelas
III yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu :
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
Kelas IIIA 15 7 22
Sumber: Jumlah murid kelas III UPT SDN 3 Kepulauan Selayar
C. Definisi Operasional Variabel
1. Penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction) adalah cara-
cara mengajar yang dapat membantu murid dalam mempelajari
keterampilan dasar dan memperoleh informasi dengan langkah-langkah
31
yaitu mempersiapkan dan memotivasi murid, menjelaskan dan
mendemonstrasikan, latihan terbimbing, umpan balik, dan latihan lanjutan.
Sebuah pembelajaran model pembelajaran langsung (direct instruction)
memerlukan persiapan yang seksama dari guru dan sebuah lingkungan
belajar yang berorientasi pada tugas.
2. Hasil belajar murid merupakan skor yang dicapai sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran tematik dengan menggunakan model
pembelajaran langsung (directinstruction) melalui tes hasil belajar tematik
meliputi aspek kognitif dengan melibatkan indikator ingatan, pemahaman,
penerapan, dan analisis.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
variabel-variabel penelitian (Sugiyono, 2011:102), berdasarkan pengertian
tersebut maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Tes
Manurut Arikunto (2013:193) “Tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakanuntukmengukurketerampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Berdasarkan pengertian diatas mengenai tes,
penulis menggunakan soal tersebut untuk mengukur hasil belajar murid
dalam pembelajaran tematik. Tes yang digunakan yaitu berupa tes pilihan
ganda sebanyak 13 nomor. Pada penelitian ini diberikan tes awal dan tes
akhir untuk mengetahui perubahan hasil belajar murid UPT SDN 3
32
Kepulauan Selayar Perhitungan validasi setiap item tes hasil belajar
dilakukan dengan menggunakan rumus SPPS versi 20.0.
2. Lembar Observasi
Selain memberikan tes kepada siswa, peneliti membuat lembar
observasi. Pada lembar observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung.
Pada penelitian ini, peneliti meminta bantuan seorang observer untuk
mengamati dan menilai aktivitas, sikap, respon dan ketertarikan siswa pada
model pembelajaran dalam proses hasil belajar murid. Adapun isi dari
lembar observasi aktivitas dijelaskan secara rinci dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Model Pembelajaran Langsung
No Aspek yang diamati Skala Skor Jumlah
Skor
1 Keaktifan murid dalam proses
pembelajaran
5 4 3 2 1
2 Perhatian dan konsentrasi murid pada
pelajaran
5 4 3 2 1
3 Ketertarikan murid terhadap model
pembelajaran
5 4 3 2 1
4 Siswa tertib pada saat proses
pembelajaran
5 4 3 2 1
5 Keberanian murid bertaya mengenai
materi menulis narasi
5 4 3 2 1
Keterangan :
Skor 5 : Sangat Baik
33
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Sangat Kurang
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik-teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui tes yang diberikan
kepada satu kelas, yaitu kelas III sebagai pretest dan postest. Bentuk tes yang akan
diberikan adalah tes pilihan ganda yang berjumlah 13 nomor yang sudah diuji
cobakan dan divalidasi, soal pilihan ganda ini memuat indikator pembelajaran
yang akan dicapai dengan menerapkan model pembelajaran langsung (direct
instruction) dan opsi pilihan jawabannya ada 4 jawaban. Tes tersebut sebagai
instrumen penelitian yang digunakan untuk mendapatkan perbandingan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan hasil belajar murid sebelum dan sesudah penerapan model
pembelajaran langsung (direct instruction).
Tes dilaksanakan sebanyak empat kali, yaitu dua kali di kelas eksperimen
dan dua kali di kelas kontrol dengan melakukan pre-test dan post-test.Pre-test
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir awal murid
34
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes ini dlaksanakan sebelum adanya
perlakuan dalam penelitian ini. Post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
bertujuan untuk mengetahui peningkatan atau penurunan hasil belajar dengan cara
membandingkan dengan hasil pre-test.
2. Dokumen
Dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian ini. Hasil observasi akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya apabila didukung oleh sejarah pribadi masa kecil di sekolah. Informasi
juga bisa diperoleh melalui fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan
harian, arsif foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data
berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi di
masa silam (Faisal,1990:77).
F. Teknik Analisis Data
Teknis analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis
inferensial. Teknik ini digunakan untuk pengelolaan data yang dilakukan bertolak
dari berbagai data yang dihimpun, dengan selalu memperhatikan berbagai fakta
yang teridentifikasi. Untuk menganalisis data yang telah ada, diperlukan adanya
analisis statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini merupakan metode-metode yang berkaitan dengan
pengumpulan, peringkasan, dan penyajian suatu data sehingga memberikan
informasi yang berguna dan juga menatanya ke dalam bentuk yang siap untuk
35
dianalisis. Dengan kata lain, statistik deskriptif ini merupakan fase yang
membicarakan mengenai penjabaran dan penggambaran termasuk penyajian data.
Adapun statistik deskriptif ini memiliki tujuan untuk memberikan
gambaran (deskripsi) mengenai suatu data agar data yang tersaji menjadi mudah
dipahami dan informatif bagi orang yang membacanya. Statistik deskriptif
menjelaskan berbagai karakteristik data seperti rata-rata (mean), jumlah (sum)
simpangan baku (standard deviation), varians (variance), rentang (range), nilai
minimum dan maximum dan sebagainya. Sedangkan pengkategorian yang
digunakan untuk mengkategorikan hasil belajar siswa dalam penelitian ini ada 5
kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun
penentuan batas-batas skor hasil belajar siswa diproleh melalui langkah-langkah
berikut:
a. Membuat rentang skor kurang dari 0 sampai 100, dimana skor terendah
kurang dari 59dan skor tertinggi 100.
b. Pengkategorian dibagi 5 bagian, setiap bagian ditentukan skornya
berdasarkan skala penelitian tersebut.
Adapun pengkategorian seperti tabel berikut ini:
Kelas Interval Kategori Hasil Belajar
90 – 100 Sangat Tinggi
80 – 89 Tinggi
70 – 79 Sedang
60 – 69 Rendah
0 - 59 Sangat Rendah
36
(Sumber: UPT SDN III Kepulauan Selayar)
Hasil kategorisasi skor perolehan, kemudian dipresentasi sesuai dengan
kecendrungan data. Hal tersebut yang menggambarkan nilai masing-masing
kategori variabel.
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial merupakan teknik statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi. Analisis inferensial digunakan pada statistik parametrik dan
nonparametrik. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji t.
Sebelum pengujian, hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian analisis
prasayarat, yakni uji normalitas dimana semua data diolah pada sistem
SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20.0.
a. Uji Normalitas
Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah sampel yang diteliti terdistribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas data hasil menulis narasi siswa menggunakan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test pada sistem SPSS Versi 23.0. Data hasil
belajar siswa akan terdistribusi normal jika signifikansi > 0,05.
Sebaliknya, dikatakan tidak terdistribusi normal jika dignifikansi yang
diperoleh < 0,05. Dengan taraf kesalahan (α) yang digunakan yaitu 0,05.
Hipotesis yang diajukan adalah :
Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H0: Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal
37
b. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pretest dengan posttest.
Pengujian ini dilakukan menggunakan program SPSS versi 23.0 dengan
independent sample t-test, taraf kesalahan (α) yang digunakan yaitu 0,05.
Adapun kemungkinan hasil penelitian yaitu :
a) Jika nilai thitung > nilai ttabel maka hipotesis nol (H0) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima berarti terdapat perbedaan yang
signifikan penerapan model pembelajaran langsung terhadap hasil
belajar murid
b) Jika nilai thitung < nilai ttabel maka hipotesis nol (H0) diterima dan
hipotesis alternatif (Ha) ditolak berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan penerapan model pembelajaran langsung terhadap hasil
belajar murid
Kemungkinan hasil penelitian signifikansi SPSS Versi 23.0 yaitu :
a) Jika sig < 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima Jika sig > 0,05 maka
Ha diterima dan H0 ditolak.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dari perbandingan pembelajaran konvensional
sebagai nilai pretest dengan model pembelajaran langsung (direct instruction)
sebagai nilai posttest. Penelitian dapat dikatakan berhasil jika nilai posttest lebih
besar dibandingkan nilai pretest.
1. Hasil Analisis Deskriptif
a. Penggunaan Model Pembelajaran Langsung (direct instruction)
Aktivitas peneliti dilihat dari cara menerapkan model pembelajaran
langsung (direct instruction) dalam proses pembelajaran. Pertama-tama
peneliti menyiapkan rancangan pembelajaran. Setelah itu, langkah selanjutnya
yang dilakukan peneliti yaitu menerapkan model pembelajaran langsung
dalam proses belajar mengajar agar semua murid dapat memahami materi
dengan jelas. Peneliti memberikan beberapa peristiwa contoh dalam
menjelaskan materi agar semua murid bisa mengetahui materinya. selain itu
juga peneliti melakukan tanya jawab kepada murid untuk mengukur
pemahaman murid. Setelah murid memahami materi yang di jelaskan, guru
memberikan beberapa pertanyaan mengenai materi yang sudah di ajarkan,
Peneliti juga memberikan latihan terbimbing agar bisa menguasai materi
pelajaran. Semua murid merasa bahagia saat model pembelajaran langsung
(direct instruction) diterapkan, ini dibuktikan dari respon murid yang baik dan
menikmati proses pembelajaran
38
39
1) Hasil Observasi Respon Murid
Proses belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran
langsung (direct instruction) dapat dikatakan aktif. Hal ini terlihat dari
antusias dan keaktifan murid dalam mengikuti pembelajaran. Terlihat murid
memperhatikan guru saat menjelaskan, bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran, keberanian murid saat proses pembelajaran, respon baik murid
saat terjadi proses umpan balik pertanyaan guru dengan murid, dan kesiapan
murid dalam mengikuti pembelajaran.
Tabel 4.1 Nilai Hasil Observasi Respon Murid Keterlaksanaan Proses
Pembelajaran Model Pembelajaran Langsung kelas III
Pretest Posttest
Skor Perolehan 17 22
Skor Maksimal 25 25
Persentase 68 % 88 %
Kualifikasi Aktif Sangat Aktif
Sumber: Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Proses Penerapan Model
Pembelajaran Langsung
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
pada saat menggunakan model pembelajaran konvensional (pretest) yang
dilaksanakan dapat dikategorikan aktif dengan persentase 68%. Sedangkan
pada saat menerapkan model pembelajaran langsung (direct instruction)
(posttest) yang dilaksanakan dapat dikategorikan sangat aktif dengan
persentase 88 %. persentase pencapaian tersebut diperoleh dengan membagi
40
skor yang diperoleh dengan skor maksimal dikali 100%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung (direct
instruction) sangat aktif dibandingkan konvensional.
b. Hasil Penerapan Model Pembelajaran Langsung Terhadap Hasil
Belajar
Hasil statistik yang berkaitan dengan nilai pretest dan posttest siswa yang
diajar selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Rangkuman dari lampiran
tersebut disajikan pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Data Statistik Deskriptif Nilai Pretest, Posttest
Pretest Posttest
Ukuran Sampel 22 22
Rata-Rata 44,77 78,18
Median 42,50 80,00
Modus 40 80
Deviasi Standar 12,862 12,868
Variansi 165,422 165,584
Rentang Skor 50 45
Skor Terendah 20 55
Skor Tertinggi 70 100
Berdasarkan tabel 4.2, hasil pretest dan posttest siswa memperlihatkan
bahwa nilai rata-rata yang berbeda pada nilai pretest 44,77 sedangkan posttest
sebesar 78,18.
41
Nilai tertinggi pada pretest yaitu 70, sedangkan nilai tertinggi posttest
yaitu 100. Selisih nilai tertinggi pretest dan posttest adalah 30. Berdasarkan
selisih tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil belajar
murid setelah pemberian perlakuan berupa model pembelajaran langsung
(direct instruction) yang dilihat dari hasil posttest siswa. Nilai terendah
pretest yaitu 20, sedangkan nilai terendah posttest yaitu 55. Selisih nilai
terendah pretest dan posttest yaitu 25. Berdasarkan selisih nilai terendah
pretest dan postest tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
peningkatan hasil belajar siswa.
Nilai median pada pretest yaitu 42,50 sedangkan nilai median pada
posttest yaitu 80,00. sehingga nilai median posttest lebih besar dari pada nilai
pretest.
Nilai modus pada pretest yaitu 40 sedangkan nilai modus pada posttest
yaitu 80. Sehingga nilai yang sering muncul pada data pretest dan posttest
yaitu 40 dan 80.
Nilai standar deviasi pretest yaitu 12,862 sedangkan pada nilai posttest
yaitu 12,868. Nilai standar deviasi (simpangan baku) pretest menunjukkan
lebih tinggi dari pada nilai posttest. Sehingga dapat dilihat keberagaman
sampel pretest dan posttest yaitu 12,863 dan 12,868.
Jika nilai hasil belajar murid dikelompokkan dalam 5 kategori, maka
diperoleh daftar distribusi frekuensi dan persentase kategori hasil pretest dan
posttest pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Pretest
42
Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
90- 100 0 0 % Sangat Tinggi
80 – 89 0 0 % Tinggi
70 – 79 2 9% Sedang
60 – 69 3 14% Rendah
0 – 59 17 77% Sangat Rendah
Sumber : Output SPSS versi 20.0
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui jumlah murid yang memperoleh
kategori sedang sebanyak 2 orang dengan persentase 9%, jumlah murid yang
memperoleh nilai ketegori rendah sebanyak 3 orang dengan persentase 14%,
murid yang memperoleh kategori sangat rendah sebanyak 17 orang dengan
persentase 77%, Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa pretest berada pada kategori kurang. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan nilai rata-rata (mean) pretest yaitu 44,77
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Posttest
Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
90 – 100 5 23% Sangat Tinggi
80 – 85 7 31% Tinggi
70 – 79 5 23% Sedang
60 – 69 4 18% Rendah
0 – 59 1 5 % Sangat Rendah
Sumber : Output SPSS Versi 20.0
43
Berdasarkan tabel 4.4, diketahui jumlah murid yang memperoleh
kategori sangat tinggi sebanyak 5 orang dengan persentase 23%, jumlah
murid yang memperoleh nilai ketegori tinggi sebanyak 7 orang dengan
persentase 31%. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa posttest berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan nilai rata-rata (mean) posttest yaitu 80,00.
Gambar 4.1 Grafik perbandingan rata-rata nilai pretest dan posttest
Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik rata-rata nilai
posttest lebih tinggi di bandingkan grafik nilai pretest.
Berdasarkan KKM yang berlaku di SDN 3 kepulauan Selayar pada mata
pelajaran tematik yaitu 70, maka tingkat pencapaian ketuntasan hasil belajar
murid kelas III dengan menerapkan model pembelajaran langsung (direct
instruction) dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Chart Title 9
0
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Series1
Pretest Postest
44
Tabel 4.5 Data ketuntasan klasikal
Tes
KKM
Frekuensi Persentase
Tuntas
Tidak
Tuntas
Tuntas
Tidak
Tuntas
Pretest
70
1 21 5% 95%
Posttest 21 1 95% 5%
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada saat murid menerima pelajaran
melalui pembelajaran konvensional (pretest) terdapat 1 murid memperoleh nilai di
atas KKM dengan persentase 5% dan 20 murid memperoleh nilai di bawah KKM
dengan persentase 95%. Sedangkan pada saat peerapan model pembelajaran
langsung (posttest) terdapat 21 murid memperoleh nilai di atas KKM dengan
persentase 95%.
Berdasarkan uraian di atas, nilai hasil belajar murid kelas III SDN 3
Kepulauan Selayar, setelah diajar dengan menerapkan model pmbelajaran
langsung (direct instruction) mencapai kriteria ketuntasan, dibandingkan dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.
2. Hasil Analisis Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang telah
diolah berdistribusi normal atau tidak. Data uji normalitas diambil dari
hasil pretest dan posttest hasil belajar murid kelas III. Uji normalitas yang
dilakukan menggunakan sistem SPSS versi 23.0, dengan kriteria pengujian
45
bahwa data hasil belajar murid akan terdistribusi normal jika signifikan >
0,05. Sebaliknya, dikatakan tidak terdistribusi normal jika Signifikansi
yang diperoleh < 0,05 dengan taraf kesalahan (α) yang digunakan yaitu
0,05 berikut hasil uji nurmalitas data Pretest dan Posttes.
Tabel 4.6 hasil uji normalitas data Pretest dan Posttest
Kelompok Data Kolmogrov-
smirnov Z
Asymp. Sig (2-Talled)
Keterangan
n = 22
Pretest 0,145 0,200 Sig > 0.05 (Normal)
Posttest 0,130 0,200 Sig > 0.05 (Normal)
b. Uji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan dengan metode Paired samples T-Test atau uji t
pada program SPPSS versi 23.0 Paired Samples T-Test adalah pengujian yang
dilakukan pada kelompok populasi yang sama, tetapi memiliki kondisi data
sampel sebagai akibat adanya perlakuan. H0 ditolak dan H1 diterima apabila
sig. < 0,05 dan thitung > nilai ttabel. Berikut disajikan hasil analisis uji-t nilai
pretest dan posttest:
Tabel 4.7 Hasil Paired Samples T-Test
Variabel T Df Sig. (2-talled) Ket
Pretest & posttest
21.000
22
0,00
0,00 < 0,05 = ada
perubahan
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai thitung = 21.000 dan nilai sig.
(2-talled) = 0,00 dengan taraf signifikan α = 0,05 ttabel dilihat pada tabel
46
statistic dengan signifikansi 0,05 : 1 = 0,05 dengan derajat kebebasan. (df) 12–
1= 11 hasil yang di peroleh dengan Ttabel = 2,0796. Maka diketahui bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penerapan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar murid kelas III
SDN 3 Kepulauan Selayar.
Berdasarkan uji Paires Sample T-Test perbandingan nilai signifikan
diketahui sebesar 0,00 karena nilai signifikansi < α (0,00 < 0,05) sesuai dengan
ketentuan dalam Paired Sample T-Test, Ho ditolak dan H1 diterima sehigga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran langsung terhadap
hasil belajar murid kelas III SDN Kepulauan Selayar.
B. Pembahasan
Peneitian eksperimen ini dilakukan pada kelas III SDN 3 Kepulauan Selayar
Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar dengan jumlah populasi
164 murid dan menggunakan kelas III di jadikan sampel. Desain penelitian yang
digunakan adalah Bentuk pre-eksperimental design ada beberapa macam, namun
peneliti menggunakan One Group Pretest-Posttest Design “Dalam rancangan ini
digunakan satu kelompok subjek” (Suryabrata, 2019:101). Penelitian ini hanya
menggunakan satu kelas yang diberi Pretest untuk mengetahui hasil belajar murid
saat penerapan konvensional dan setelah diberikan Posttest dengan menerapkan
model pembelajaran langsung.
Deskripsi data yang diuraikan pada hasil penelitian ini telah mendeskripsikan
pengaruh penerapan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar murid
kelas III UPT SDN 3 Kepulauan Selayar Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten
47
Kepulauan Selayar. Berdasarkan analisis statistik deskriptif dengan menggunakan
program SPSS versi 23.0. Hasil pretest dan posttest siswa terlihat bahwa nilai
tertinggi pada Pretest yaitu 70 sedangkan nilai tertinggi pada Posttest yaitu 100.
Nilai terendah Pretest 20 dan nilai terendah Posttest 55. Nilai median pada Pretest
yaitu 42,50 sedangkan nilai median pada Posttest 80,00. Nilai modus pada Pretest
yaitu 40 sedangkan nilai modus pada Posttest 75. Nilai standar deviasi Pretest
yaitu 12,862 dan nilai standar deviasi Posttest yaitu 12,868. nilai rata rata siswa
berbeda pada nilai Pretest 44,77 sedangkan nilai Posttest 78,18. Data ini
mendeskripsikan bahwa setelah diterapkan model pembelajaran langsung, hasil
belajar murid lebih baik. Selama proses pembelajaran, siswa sangat tenang dan
memperhatikan penjelasan materi tanpa mengganggu teman temannya.
Semua murid memperhatikan ketika guru memberikan penjelasan materi dan
memdemonstrasikan pengetahuan, dilihat dari keaktifan dan respon siswa selama
proses pembelajaran. hasil observasi keterlaksanaan proses pembelajaran pada
saat menerapkan pembelajaran konvensional (Pretest) yang dilaksanakan dapat
dikategorikan aktif dengan persentase 68% sedangkan dengan meneraapkan
model pembelajaran langsung (Posttest) yang dilaksanakan dapat dikategorikan
sangat aktif dengan persentase 88%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran langsung sangat aktif digunakan terhadap
hasil belajar.
Hasil analisis statistik inferensial untuk uji hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat analisis. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji
normalitas. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data Pretest dan Posttest
48
dinyatakan berdistribusi normal. Hasil uji pra syarat tersebut menyatakan bahwa
data telah layak untuk diuji hipotesis. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji
Paired Sample T-Test menunjukkan nilai signifikan < α (0,00 < 0,05) atau dengan
menggunakan t tabel thitung > Ttabel (21,000 > 2,079). Maka diketahui bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima. sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penerapan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar murid kelas III
SDN 3 Kepulauan Selayar
.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat di simpulkan
bahwa model pembelajaran langsung (direct instruction) terlaksana dengan
baik. Peneliti telah mempersiapkan rencana pembelajaran dengan sebaik
baiknya, murid antusias memperhatikan proses pembelajaran tanpa
mengganggu teman temannya. Semua murid memperhatikan proses
pembelajaran dilihat dari keaktifan dan respon murid selama proses
pembelajaran. Kegiatan murid tersebut dibuktikan dengan nilai rata rata
murid pretest 44,77 berada pada kategori rendah dan nilai rata rata posttest
78,18 berada pada kategori tinggi.
Hal di atas juga didukung oleh hasil observasi keterlaksanaan proses
pembelajaran pada saat pretest menerapkan konvensional dapat dikategorikan
aktif dengan persentase 68% sedangkan dengan menerapkan model
pembelajaran langsung pada posttest yang dilaksanakan dapat dikategorikan
sangat aktif dengan persentase 88%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung
(direct instruction) berpengaruh terhadap hasil belajar murid kelas III UPT
SDN 3 Kepulauan Selayar Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan
Selayar hal ini dibuktikan menggunakan uji Paired Sample T-Test
menunjukkan nilai signifikan < α (0,00 < 0,05) atau dengan menggunakan
49
50
t tabel thitung > Ttabe l (-21.000 > 2,079), diketahui bahwa Ho ditolak dan H1
diterima.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai hasil belajar
murid kelas III UPT SDN 3 Kepulauan Selayar, penulis memberikan
beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi Guru
Guru diharapkan bisa mengaplikasikan model pembelajaran
langsung untuk meningkatkan hasil belajar murid. Untuk itu diperlukan
kreativitas guru dalam meningkatkan minat belajar muridnya, agar hasil
belajar murid dapat meningkat.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat membantu murid mengatasi kesulitan atau
kendala yang selama ini dihadapi ketika pembelajaran berlangsung, yaitu
sulitnya memahami materi pelajaran. Selain itu, murid dalam melakukan
proses pembelajaran harus mempunyai keberanian untuk bertanya materi
yang belum di pahami.
3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah disarankan untuk memantau tenaga pengajar untuk
mengikuti perkembangan teknologi agar pendidik bisa mengakses ilmu-ilmu
dari internet dan menyarankan untuk selalu mengikuti pertemuan bagi para
pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (Eds.). 2001. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran. Pengajaran. dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom). Teijemahan Agung Prihantoro. 2010. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Arikunto. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Aqib, Z. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya:
InsanCendekia.
Dimyanti & Mujiono. 2006. belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya.
Eggen, P. & Kauchan, D. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta:
Pearson Education, Inc & Indeks.
Faisal. 1990. (https://afidburhanuddin.wordpress.com, diakses 20 Februari 2020).
Hardinal. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan
PemecahanMasalah terhadap Keterampilan Lempar Cakram pada Siswa
SMP NegeriSalutambun Kabupaten Mamasa. Tesis. Tidak diterbitkan.
Makassar: Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.
Fathurrohman & Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika
Aditama.
Hatimah., Sadri., Marsinah., Sunarty., Sukamto., Sosiawan., & Atmana.
2008.Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Kementerian Pendidikan. 2011. Pembelajaran Kontensktual dalam Membangun
Karakter Siswa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan DasarKementerian
Pendidikan Nasional.
Majid, A. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Nasution, S. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nur, M dan Kardi, S. 2000. Pengajaran Langsung. Pusdat Sains dan Matematika
Sekolah Program Pasca Sarjana. UNESA.
Nur, M. 2008. Model Pengajaran Langsung. Depertemen Pendidikan
NasionalUniversitas Negeri Surabaya Pusat Sains dan Matematika
Sekolah.
50
51
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesinalisme
Guru. Bandung: PT Raja Grafindo Persada.
Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Santoso, dkk. 2014.(http://santoson111.blogspot.co.id/2014/11/model-
pembelajaran-langsung-direct.html, diakses 1 Februari 2020).
Setiawan, W., Fitrajaya, E & Mardiyanti, T. 2010. Penerapan Model Pengajaran
Langsung (direct instruction) untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar
Siswa dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Pendidikan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), (Online), Vol. 3, No.1
(http://file.upi.edu/Direktori/, Diakses 1 Februari 2020).
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan Salatiga : BinaAksara.
Sudjana. N. 1990. Metode Statistika. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sudrajat, A. 2011.(https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-
pembelajaran-langsung/, diakses 23 Nopember 2015).
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, H. M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip
&opersionalnya Yogyakarta: Bumi Aksara.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Tamsyani, W. 2015. Makalah Model Pembelajaran Langsung, (Online),
http://www.academia.edu/5934148/Makalah_Model_Pembelajaran_Langsu
ng, Diakses 23 Nopember 2015).
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wahab, Abdul Azis. 2009. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung:
Alfabeta, CV.
Thursam. 2008. Belajar Secara Evektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadana
Nusantara.
L
A
M
P
I
R
A
N
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : UPT SDN III KEPULAUAN SELAYAR
Kelas / Semester : III (Tiga) / 1
Tema 2 : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan
Sub Tema 1 : Manfaat Tumbuhan bagi Kehidupan
Manusia
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari
Hari / Tgl Pelaksanaan :..................... / ........................
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.8 Menguraikan pesan dalam dongeng
yang disajikan secara lisan, tulis,
dan visual dengan tujuan
untukkesenangan
3.8.1 Membaca dongeng
dengan lafal,
intonasi, dan
ekspresi.
2 4.8 Memeragakan pesan dalam dongeng
sebagai bentuk ungkapan diri
menggunakan kosa kata baku dan
kalimat efektif
4.8.1 Mengidentifikasi
informasi isi
dongeng yang
didengar.
SBdP
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.2 Mengetahui bentuk dan variasi pola
irama dalam lagu
3.2.1 mengidentifikasi
bentuk pola irama
sederhana dengan
bernyanyi.
2 4.2 Menampilkan bentuk dan variasi
irama melalui lagu
4.2.1 memeragakan pola
irama sederhana pada
lagu ”Cemara”.
MATEMATIKA
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.1 Menjelaskan sifat- sifat operasi
hitung pada bilangan cacah
3.1.1 Menemukan sifat
pertukaran pada
penjumlahan.
2 4.1 Menyelesaikan masalah yang
melibatkan penggunaan sifat-sifat
4.1.1 menggunakan sifat
pertukaran pada
operasi hitung pada bilangan cacah penjumlahan untuk
menyelesaikan
masalah.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan memperhatikan tanda baca, siswa dapat membaca dongeng
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
2. Dengan menjawab pertanyaan, siswa dapat mengidentifikasi informasi
isi dongeng yang didengar dengan tepat.
3. Dengan mengamati penjelasan guru, siswa dapat menemukan sifat
pertukaran pada penjumlahan dengan tepat.
4. dengan mengamati penjelasan guru, siswa dapat menggunakan sifat
pertukaran pada penjumlahan untuk menyelesaikan masalah dengan
tepat.
5. Dengan mengamati penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi
bentuk pola irama sederhana dengan bernyanyi dengan tepat.
6. Dengan kegiatan bersama-sama, siswa dapat memeragakan pola irama
sederhana pada lagu ”Cemara” dengan tepat.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong Royong
Integritas
D. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode/Model : diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
E. MATERI PEMBELAJARAN
Membaca dongeng dengan nyaring.
Menjawab pertanyaan dari teks dongeng.
Menyelesaikan soal-soal pertukaran pada penjumlahan.
Bernyanyi lagu dengan pola irama sederhana.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam dan
mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
Menyanyikan lagu “Indonesia Raya”
bersama-sama. dilanjutkan lagu
Nasional “Tanah Airku”.
Guru menginformasikan kegiatan
yang akan dilakukan pada hari itu.
Pembiasaan Membaca 15 menit
Guru melakukan apersepsi, siswa
diingatkan kembali tentang hal-hal
yang perlu diperhatikan ketika
membaca teks dengan suara lantang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membaca teks:
a. Lafal
b. Intonasi suara
c. Ekspresi
d. Tanda baca
10 menit
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Suara lantang dan dapat didengar
oleh orang lain dengan jelas.
Inti Siswa membaca teks dongeng secara
bergantian dengan suara lantang.
Setiap siswa membaca satu paragraf.
Pada kegiatan ini guru melakukan
penilaian.
Siswa dan guru mendiskusikan kata-
kata yang belum dipahami siswa.
Siswa menyimak penjelasan guru
tentang sifat pertukaran pada
penjumlahan.
Guru memperlihatkan 2 buah kotak
ke dalam kelas. Kotak pertama berisi
5 buah pulpen. Kotak kedua berisi 11
buah pulpen. Guru dan siswa
menghitung bersama banyaknya
pulpen di kotak pertama dan kedua.
Salah satu siswa ke depan untuk
menuliskan penjumlahan
berdasarkan banyaknya pulpen di
kedua kotak.
5 + 11 =
Guru mengubah letak kotak pertama
dengan kotak kedua. Salah satu
siswa menjadi sukarelawan
menuliskan penjumlahan
berdasarkan pertukaran tempat kedua
35 Menit X
30 JP
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
kotak. Guru mengoreksi
penjumlahan yang telah ditulis
siswa.
5 + 11 = 16
Jadi, 5 + 11 = 11 + 5
Guru memberikan contoh lagi
dengan penjumlahan lain:
70 + 250 = 320
250 + 70 = 320
Jadi, 70 + 250 = 250 + 70
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa jika ada hal yang ingin
ditanyakan.
Guru menjawab pertanyaan-
pertanyaan siswa.
Siswa mengerjakan latihan soal-soal
dengan memperhatikan sifat
pertukaran pada penjumlahan. Guru
menilai hasil pekerjaan siswa.
Siswa dan guru mendiskusikan
pohon cemara sebagai tumbuhan
yang banyak memiliki manfaat.
Kayu cemara dapat digunakan untuk
membuat perabot rumah tangga.
Daun cemara dapat dijadikan teh
yang banyak mengandung vitamin C.
Pohon cemara dapat diolah menjadi
minyak yang dapat digunakan untuk
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
mengobati penyakit sinus dan juga
batuk.
Guru mencontohkan cara menyanyi
lagu Cemara ciptaan AT. Mahmud
yang diikuti oleh siswa. Pada saat
guru menyanyikan lagu Cemara pada
bait pertama dan kedua, sambil
menunjukkan kertas origami (bisa
kertas lain) berwarna biru.
Saat guru menyanyikan bait ketiga,
guru menunjukkan kertas origami
(bisa kertas lain) berwarna kuning.
Guru menunjukkan kertas origami
(bisa kertas lain) berwarna hijau saat
menyanyikan bait keempat. Hal ini
dilakukan dengan tujuan
mengenalkan pola irama yang ada
pada lagu cemara.
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Siswa menyanyikan lagu Cemara
bersama-sama yang dipandu oleh
guru.
Siswa dibagi dalam beberapa
kelompok. Tiap kelompok
menyanyikan lagu Cemara secara
bergantian.
Siswa menyanyi lagu Cemara secara
individual bila waktu masih tersedia.
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Penutup Bersama-sama siswa membuat
kesimpulan / rangkuman hasil
belajar selama sehari.
Bertanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari (untuk mengetahui
hasil ketercapaian materi.
Melakukan penilaian hasil belajar
Mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran)
15 menit
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Tema : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Kelas
3 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
Buku Siswa Tema : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Kelas 3 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018).
Teks dongeng
Teks lagu ”Cemara”
Keyboard (jika ada)/midi (musik tanpa lagu) ”Cemara”
H. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
Penilaian Sikap
No
Nama
Perubanan tingkah laku
Santun Peduli Tanggung
Jawab
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ...................
2 ...................
3 ……………..
4 ……………..
5 ……………..
Dst ……………..
Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4
Penilaian Pengetahuan
Tes tertulis: Skor
a. Menjawab pertanyaan berdasarkan teks dongeng
Banyak soal: 5 buah
Skor maksimal: 100
Skor setiap jawaban: 20
Kunci Jawaban
1) Seorang anak laki-laki.
2) Pohon apel merasa senang.
3) Pohon apel memberikan cabang-cabang pohonnya untuk dijadikan
bahan pembuat rumah atau pohon apel menyediakan akar
pohonnya yang tersisa sebagai tempat beristirahat. (Jawabannya
bisa salah satu).
4) Pohon apel merasa kesepian dan sedih karena tidak bertemu dan
bermain bersama temannya.
5) Pohon apel menangis karena merasa bahagia bisa bersama-sama
dengan temannya lagi.
b. Melengkapi latihan penjumlahan dengan pertukaran
Banyak soal: 5 buah
Skor maksimal: 100
Skor setiap jawaban: 20
Kunci Jawaban
1. a. 550 b. 550 c. 350 ; 200
2. a. 720 b. 720 c. 220 ; 500
3. a. 980 b. 980 c. 470 ; 510
4. a. 830 b. 830 c. 400 ; 430
5. a. 1085 b. 1085 c. 480 ; 60
c. Menuliskan baris yang memiliki pola irama yang sama
Banyak soal: 2 buah
Skor maksimal: 100
Skor setiap jawaban: 50
Kunci Jawaban
1. Baris pada lagu Cemara yang pola iramanya sama: Baris di bait 1
dan 2
2. Baris pada lagu Cemara yang pola iramanya berbeda: Baris di bait
1 dan 3 atau baris di bait 1 dan 4 atau baris di bait 3 dan 4
Penilaian Keterampilan
a. Penilaian: Unjuk Kerja
Rubrik Penilaian Membaca Teks Dongeng
Instrumen Penilaian Membaca Teks Dongeng
b. Penilaian: Unjuk Kerja
Rubrik Penilaian Bernyanyi
«a.
siswo
Mr’ I'(I} Mtezio 2{g M’oio 3 (g
5.
Mengetahui
Guru Kelas III
fiT. Salem, S.Pd
NIP. l9é90320 200502 2 00£
.. 0g
”“h
Kepala Sekolah UPS h III kepulauan Selayar
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : UPT SDN III KEPULAUAN SELAYAR
Kelas / Semester : III (Tiga) / 1
Tema 2 : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan
Sub Tema 1 : Manfaat Tumbuhan bagi Kehidupan
Manusia
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari
Hari / Tgl Pelaksanaan :..................... / ........................
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.8 Menguraikan pesan dalamdongeng
yang disajikansecara lisan, tulis,
danvisual dengan tujuan
untukkesenangan
3.8.1 Membaca dongeng
dengan lafal,
intonasi, dan
ekspresi.
2 4.8 Memeragakan pesan dalamdongeng
sebagai bentukungkapan diri
menggunakankosa kata baku dan
kalimatefektif
4.8.1 Mengidentifikasi
informasi isi
dongeng yang
didengar.
SBdP
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.2 Mengetahui bentuk danvariasi pola
irama dalam lagu
3.2.1 mengidentifikasi
bentuk pola irama
sederhana dengan
bernyanyi.
2 4.2 Menampilkan bentuk danvariasi
irama melalui lagu
4.2.1 memeragakan pola
irama sederhana
pada lagu
”Cemara”.
MATEMATIKA
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.1 Menjelaskan sifat- sifatoperasi
hitung pada bilangancacah
3.1.1 Menemukan sifat
pertukaran pada
penjumlahan.
2 4.1 Menyelesaikan masalah
yangmelibatkan penggunaansifat-
4.1.1 menggunakan sifat
pertukaran pada
sifat operasi hitungpada bilangan
cacah
penjumlahan untuk
menyelesaikan
masalah.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
7. Dengan memperhatikan tanda baca, siswa dapat membaca
dongengdengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
8. Dengan menjawab pertanyaan, siswa dapat mengidentifikasi informasi
isidongeng yang didengar dengan tepat.
9. Dengan mengamati penjelasan guru, siswa dapat menemukan
sifatpertukaran pada penjumlahan dengan tepat.
10. dengan mengamati penjelasan guru, siswa dapat menggunakan
sifatpertukaran pada penjumlahan untuk menyelesaikan masalah
dengantepat.
11. Dengan mengamati penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi
bentukpola irama sederhana dengan bernyanyi dengan tepat.
12. Dengan kegiatan bersama-sama, siswa dapat memeragakan pola
iramasederhana pada lagu ”Cemara” dengan tepat.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong Royong
Integritas
D. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode/Model : Model pembelajaran langsung, tanya jawab,
penugasan dan ceramah
E. MATERI PEMBELAJARAN
Membaca dongeng dengannyaring.
Menjawab pertanyaan dari teksdongeng.
Menyelesaikan soal-soalpertukaran pada penjumlahan.
Bernyanyi lagu dengan polairama sederhana
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam dan
mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
Menyanyikan lagu “Indonesia
Raya” bersama-sama.
dilanjutkan lagu Nasional
“Tanah Airku”.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan di
capai hari ini.
Pembiasaan Membaca 15 menit
Guru melakukan apersepsi,
siswa diingatkan kembali
tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan ketika membaca
teks dengan suara lantang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membaca teks:
10 menit
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
d. Lafal
e. Intonasi suara
f. Ekspresi
d. Tanda baca
Suara lantang dan dapat
didengar oleh orang lain dengan
jelas.
Inti Siswa membaca teks dongeng
secara bergantian.
Guru mempresentasikan atau
memberikan contoh membaca
yang jelas dengan suara lantang
kepada siswa agar mudah di
pahami.
Siswa dan guru mendiskusikan
kata-kata yang belum dipahami
siswa.
Setiap siswa membaca satu
paragraf. Pada kegiatan ini guru
melakukan penilaian.
Siswa menyimak penjelasan
guru tentang sifat pertukaran
pada penjumlahan.
Guru membawa 2 kotak ke
dalam kelas. Kotak pertama
berisi 4 buah daun . Kotak kedua
berisi 10 buah daun. Guru dan
35 Menit X 30
JP
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
siswa menghitung bersama
banyaknya pulpen di kotak
pertama dan kedua.
Salah satu siswa ke depan untuk
menuliskan penjumlahan
berdasarkan banyaknya daun di
kedua kotak.
4 + 10 =
Guru mengubah letak kotak
pertama dengan kotak kedua.
Salah satu siswa menjadi
sukarelawan menuliskan
penjumlahan berdasarkan
pertukaran tempat kedua kotak.
Guru mengoreksi penjumlahan
yang telah ditulis siswa.
4 + 10 = 14
Jadi, 4 + 10 = 10 + 4
Guru menanyakan kepada murid
muridnya apakah sudah di
pahami materi yang sudah di
jelaskan. Kemudian guru
memberikan suatu contoh lagi
agar semua muridnya bisa
paham.
Guru menunjuk beberapa murid
untuk ke depan, 3 laki-laki dan 2
perempuan. Guru menujukkan
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
bahwa 3 murid laki laki di
sebelah kiri dan 2 murid
perempuan di sebelah kanan,
bisa di tulis di papan tulis 3+2,
kemudian guru menyuruh
muridnya untuk tukaran tempat,
2+3 ini salah satu contoh sifat
pertukaran.
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa jika ada hal yang
ingin ditanyakan.
Guru menjawab pertanyaan-
pertanyaan siswa.
Siswa mengerjakan latihan soal-
soal dengan memperhatikan sifat
pertukaran pada penjumlahan.
Guru menilai hasil pekerjaan
siswa.
Siswa dan guru mendiskusikan
pohon cemara sebagai tumbuhan
yang banyak memiliki manfaat.
Kayu cemara dapat digunakan
untuk membuat perabot rumah
tangga. Daun cemara dapat
dijadikan teh yang banyak
mengandung vitamin C. Pohon
cemara dapat diolah menjadi
minyak yang dapat digunakan
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
untuk mengobati penyakit sinus
dan juga batuk.
Guru mencontohkan cara
menyanyi lagu Cemara ciptaan
AT. Mahmud yang diikuti oleh
siswa. Pada saat guru
menyanyikan lagu Cemara pada
bait pertama dan kedua, sambil
menunjukkan kertas origami
(bisa kertas lain) berwarna biru.
Saat guru menyanyikan bait
ketiga, guru menunjukkan kertas
origami (bisa kertas lain)
berwarna kuning.
Guru menunjukkan kertas
origami (bisa kertas lain)
berwarna hijau saat
menyanyikan bait keempat. Hal
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
ini dilakukan dengan tujuan
mengenalkan pola irama yang
ada pada lagu cemara.
Siswa menyanyikan lagu
Cemara bersama-sama yang
dipandu oleh guru.
Siswa dibagi dalam beberapa
kelompok. Tiap kelompok
menyanyikan lagu Cemara
secara bergantian.
Siswa menyanyi lagu Cemara
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
secara individual bila waktu
masih tersedia.
Penutup Bersama-sama siswa membuat
kesimpulan / rangkuman hasil
belajar selama sehari.
Bertanya jawab tentang materi
yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian
materi.
Melakukan penilaian hasil
belajar
Mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
15 menit
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Tema : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Kelas
3 (Buku TematikTerpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
Buku Siswa Tema : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Kelas 3 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018).
Teks dongeng
Teks lagu ”Cemara”
Keyboard (jika ada)/midi (musik tanpa lagu) ”Cemara”
H. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
Penilaian Sikap
No
Nama
Perubanan tingkah laku
Santun Peduli Tanggung
Jawab
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ...................
2 ...................
3 ……………..
4 ……………..
5 ……………..
Dst ……………..
Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4
Penilaian Pengetahuan
Tes Pilihan Ganda
1. C 6. A 11. A
2. D 7. C 12. D
3. B 8. A 13. A
4. A 9. B 14. A
5. D 10.C 15. DPenilaian Keterampilan
c. Penilaian: Unjuk Kerja
Rubrik Penilaian Membaca Teks Dongeng
Instrumen Penilaian Membaca Teks Dongeng
d. Penilaian: Unjuk Kerja
Rubrik Penilaian Bernyanyi
Instrumen Penilaian Bernyanyi
Mcngetahui
Gum KelaS II I
NIP. 19690320 200502 2 005
, .......... 2020
Nim' 105401103316
ST. Snlebs. .Pd
Lampiran 4
BE MBAR OBSERVASI POSTTEST PROSES BELASA R MEN GA3AR
MELALtH MODEL PEMBELAJARA N LANGSU NG
Hari / Tanggal
*°
Criteria Penilaian
i K eaktifan siswa dalam proses pembelajaran
z Perhatian dan konsenlrasi siswa pada pelajaran
u Ke1ertarlLan s swa terhadap materi peinbelajaran
8 SiSwa tertib pada saat proses pembelajaran
" Keberanian siswa bertanya terhadap materi yang
diberikan
S1‹or perolehan
JUmI8h Skor ma ksimal
Persentase
Persentase Pelaksanaan = skor vang dicapaJ x 100 % skor maksimal
Keterangan
Skor 5 : Sangat Baik Skor 4 : Bak
Skor 3 . Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor I : Sangat Kurang
Padang,
Observer
2020
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVA SI PRETEST PROSES BE LAJAR MfNGAJAR
MELALUI PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
Hari / Tanggal
8
Criteria Penilaian
skor
S 4 3 2 1
i Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
z Perhatian dan konsentrasi sis a pada pelajaran
o Ketertankan siswa terhadap materi yang diajarkan
Siswa tertib pada saat proses pembelajaran
7 Keberanian Sjswa bertanya terhadap materi yang di
berikan
Skor peroleban
In mlah Skor maksimal
Persentase
Persentase Pelaksanaan = skor Yang dicapai x 100 % skor maksimal
Keterangan
Slior 5 : Sangat Baik
Skor4.Bak
Skor 3 : Cukup Skor 2 : Kurang
Skor I : Sangat Kurang
Padang,
Observer
2020
Lampiran 5
DAFTAR HAD IR SISWA KELAS III
NAMA S I SW A KETERANGAN
Anugrah Saputra
Antoni
Apriadi Pratama
4 Aprianto
5 Al it‘ Al Furqan
Fajri
7 Putra
8 Reza A diansyah
9 Muhammad Asrul
10 Reski Aditia
1 i Syamsuddin
12 ‘ Saliril
13 Harm
14 Muh. Zulfikar
13 Dodi Chandra
16 Althi Naurah Azzahra
17 Bau Ririn Silvana
i 8 Aul ia Astuti
19 Lifa Azzanni
20 Nur Azmfah Adil
21 Nelli Nofrianti
22 Nur kalsum
Padang
2020
Selfiana
Lampiran 5
NO NAMA SISWA K€TERANGAN
Anugrah Saputrn
2 Antoni
3 Apriadi Pratama
4 Aprianio
5 Alif Al Furqan Qp lr
6 Fajn
7 Putra Reza Aldiansyah
9 Muhammad A srul
I 0 Reski Aditia
1 1 Syamsuddin
12 Sahril
13 Hairil
14 Mud. Zulfikar
IS Dodi Chandra
16 Althi Naurah A zzahra
17 Ban R inn Silvana
1 8
19
Aulia Astuti
Lifa Azzanni
20 Nur Azmfah Adil
2 I Nelli Nofrianti
Padang
Penei iti
2020
NamaSiswa
ButirSoal Skor
Total Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Anugrah
Saputra
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13 100
Antoni 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12
92
Apriadi
Pratama
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
11 84
Aprianto 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
76
Alif Al
Furqan
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
9 70
Fajri 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12
92
Putra 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11
84
Reza
Aldiansyah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11 84
Muhamad
asrul
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
11 84
Reski
Aditia
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13 100
Syamsudin 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
70
Sahril 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
76
Hairil 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 10
76
Muh.
Zulfikar
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
11 84
Dodi
Chandra
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8 61
Althi
Nauranh
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
11 84
Azzahra
Aulia
Astuti
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
8 61
Lifa
Azzanni
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
9 70
Nur
Azmfah
Adil
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
7
53
Neliti
Nofrianti
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
9 70
Nur kalsum 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 11
84
Lembar Penilaian = Skor Total × 100
13
N
Lampiran 9
Hasil Analisis Data Deskriptif
Data
nilai pretest nilai posttest
Valid 22 22
Missing 0 0
Mean 44.77 78.18
Median 42.50 80.00
Mode 40 75a
Std.
Deviation
12.862 12.868
Variance 165.422 165.584
Range 45 45
Minimum 20 55
Maximu
m
65 100
Sum 985 1720
lampiran 10
Frekuensi Tabel Pretest
nilai pretest
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20 1 4.5 4.5 4.5
25 1 4.5 4.5 9.1
30 2 9.1 9.1 18.2
35 2 9.1 9.1 27.3
40 5 22.7 22.7 50.0
45 1 4.5 4.5 54.5
50 4 18.2 18.2 72.7
55 1 4.5 4.5 77.3
60 3 13.6 13.6 90.9
65 2 9.1 9.1 100.0
Total 22 100.0 100.0
Lampiran 11
Frekuensi Tabel Posttest
nilai posttest
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 55 1 4.5 4.5 4.5
60 3 13.6 13.6 18.2
65 1 4.5 4.5 22.7
70 1 4.5 4.5 27.3
75 4 18.2 18.2 45.5
80 4 18.2 18.2 63.6
85 3 13.6 13.6 77.3
90 2 9.1 9.1 86.4
95 1 4.5 4.5 90.9
100 2 9.1 9.1 100.0
Total 22 100.0 100.0
Lampiran 12
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilai pretest nilai posttest
N 22 22
Normal Parametersa,b Mean 44.77 78.18
Std. Deviation 12.862 12.868
Most Extreme Differences Absolute .145 .130
Positive .145 .103
Negative -.112 -.130
Test Statistic .145 .130
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 13
Uji Hipotesis
Paired Samples Test
Paired Differences
t
df
Sig. (2- tailed)
Mean
Std. Deviation
Std.
Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair
1
nilai pretest -
nilai posttest
-33.409 7.462 1c.591 -36.718 -30.101 -21.000 21 .000
TABEL T
Lampiran 15
Dokumentasi Penelitian
Nomor 2031/KKlP/A.*-IINii/1<41/2O20
1 tsatu) Lem6ar
Penpantar Penelitian
KepadaYangTerhormat
gstxropaUnBmuhMo
Di -
Makassar
Dekan Fakultas Xegur uan dan llmu P'endidikan Universltas Muhammadiyah
Makassar menerangkan bahwa mahasiswa tersebut di bawah i0i.
Nama
Stannbuk
PogfannStuai
7empat/Tanggal Lahir '
Alamat
SELFIANA
1O54Ol1OJ516
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
uw unuivA / io-oc-+s'r/ RERUMAHAN GUBERNU9 H EQTASfgING BLOK E
Adalah yang bersangkutan akan mengadakan penelitian dan menye#saikan skripsi
dengan judul: PENGARUH PENERADAN MODEL PEMBELA3ARAN ANCSUNG {di ect
instruction) TERHADAP I•4ASIL BELA3AR MURID KELAS II T U9T SDN 3 KEPULAUAN
SELAYAR
Demikian pengantat ini kami buat, atas kerjasamanya dihaturkan JazaaAumu//ahu
Wabarafia tuh.
Makassar, 30 Dzul oa'ada 14*1 H
20 3uTi 2020 M
Dekan
PEMERINTAH UPATEN KEPULAUAN
HELAYAR
DINAS PENDIDWAN DAN KEBUDAYAA1$
IJPT SDN IN WPULAUAN SELAYAR
SURAT KETERANGAN Nomor: 800/QJ VIIH2020/LJPT-SDN3KS
Yang bertanda tangan di bawali ini:
1. Nama
NtP
Tugas
Selanjutnya disebut sebagai pihak I: 2. Nama
Nim
Pekejaan Tugas Alamat
Selanjutnya disebut sebagai pihaL II:
: ST. Saleha, S.Pd
: 19690520 200S02 2 OOS
: Guru SD
: Gum Kelas IIIA UPT SDN Ill Kepulauan
Selayar.
: Selfiana
: I.0540J 103316
: Mahasiswa
: Meneliti : Benteng
dengan ini pifiak I memberikan persetujuan kepada pihak II untuk melakukan
penelitian di kelas Ill A UPT SDN Hi KEPULAUAN SELA YAR, Kecamatan
Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar, sesuai dengan sasaran karya tufts
dengan judul "PENGARUH PENETAPAN MODEL PEMBELAIARAJ't
cncsmc tniwcr ffsrxvcrioy rename iiasir aEraaw mum xrrzs iii en see i xsrrtxun sErzvn•. Demikian sumt persetujuan ini dfbuat untuk dipefgunakan sebagaifriana o1estinyg•
St. Saleh . S.l•d Nip: 19640320 200502 2 003
olah
elfian
Nim: 105401103316
III Kepulauan Selayar
,' Ht. Audi trip . Pd ' Nip: 19671003 19 803 2 006
DINE PENDfDFKAN DAN EBTJBAVAAN
KECAMATAN BOT'4TOM ARU
SURAT KETERANG AN
Nomor: 800/ Vlll/2020/UPT-SDN3KS
Vang bertanda tangan dibawah ini, kepala UPT SDN III Keputauan Selayar,
Kecamatan Dontobaru, Kabupaten Kepulauan Selayar, Prop. Sulawesi selatan,
n enerangkan bahw'a:
Nama
Nim
Jurusan
Selfiana
105401 t03316
PGSD Fakulias Keguruan dan llmu Pendidikan
Universiuu |MuhanunadiahMaknx.
Padang
Benar nama di atas telah mengadakan penelitian di sekolah kami, dalam rangka
menyelesaikan studi penyusunan skripsi dens judul “PENCARUH
PENERAPAN MODEL PEMBEDAiAioux LANGSUNG ( i«rCr
INSTRUCTIOlf TERHADAP HAZlP BELT AR MUWD KELAS III NPT
SDN 3 KEPU DAUAN SELAYAR".
Demik Ian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benamym dan
diberikan kepada yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Padang, Agustus 2020
Kepala UPT SDN III Kepulauan Selayar
Ri. Aadi Raniliz, S. Pd N IP. t967 1003 19fl803 2 006
Tanggal Ujian Proposal
Pelaksanaan kegiatan penelitian
P.at.0 @..,.ir..dju•;dm.io2o
Merigetahui.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
6
Paraf Guru Kelas_ No an at
Pd M.Pdf
RIWAYAT HIDUP
Selfiana lahir di Dusun Unjuruiya Desa Tanente,
Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan
Selayar pada tanggal 10 Juni 1997, anak pertama
dari pasangan Ibu Jubaeda dan Bapak Andi Dirhan.
Penulis pernah menempuh pendidikan di SDN
Unjuruiya pada tahun 2003- 2009, SMPN 03
Kepulauan Selayar pada tahun 2009-2012, SMAN 1 Kepulauan Selayar pada
tahun 2012-2015. Pada tahun 2016 peneliti melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Program Strata 1 (S1).
Berkat petunjuk dan pertolongan Allah SWT, usaha serta doa kedua
orangtua dalam menjalani atifitas akademik di perguruan tinggi Universitas
Muhammadiyah Makassar. Alhamdulillah penulis dapat menyelesikan tugas akhir
dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Langsung
(direct instruction) Terhadap Hasil Belajar Murid Kelas III UPT SDN 3
Kepulauan Selayar Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar.