pendekatan_ilmiah_positivistik_dalam_stu (2).docx
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
1/25
PENDEKATAN ILMIAH POSITIVISTIK
DALAM STUDI ISLAM
Revisi Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Matakuliah:
Pendekatan Studi Islam
Dosen Pengampu:
Dr. H. M. Sa'ad Ibrahim, M. .
Disusun oleh:
Muhammad !lah al"Humaidi
#$%(
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
BATU, MEI 2014
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
2/25
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apabila seseorang mengatakan bahwa dia sedang
melakukan pendekatan dengan orang lain yang sedang tertekan
jiwanya, ini berarti ia sedang berusaha memahami keadaan orang
yang strees tersebut. Namun, persoalannya ialah hasil
pemahaman yang diperolehnya akurat atau tidak. Ini sangat
tergantung pada dasar berfkir yang ia pegangi yang secara
langsung mewarnai bentuk serta langkah-langkah pendekatan
yang ia tempuh.Terkait dengan itu ternyata orang dapat membedakan
bahwa bentuk dan langkah seseorang memahami sesuatu
(melakukan pendekatan ada yang tidak ilmiah (model awam dan
ada yang ilmiah (ilmuan atau akademisi.!rang awam memahami sesuatu adalah dengan cara yang
sangat sedehana dan penuh dengan kira-kira, sehingga
kesimpulan yang ditetapkannya sering tidak "alid. #isal, ketika
ada orang sakit dan yang bersangkutan dalam keadaan antara
sadar dan tidak sadar, tetapi berbicara sendiri. #enurut
pemahaman orang awan, penyakit tersebut disebabkan oleh
gangguan makhluk halus. Tampaknya kesimpulan itu hanya
berdasar kira-kira atau mengarang. $arena kapasitas pengetahuan
yang mereka miliki tentang alam makhluk halus benar-benar tidak
ada. %isamping itu, mustahil mereka bisa melakukan kontak
langsung dengan makhluk halus, mengingat kodratnya berbeda
alam. &elanjutnya hal itu juga hanya bertujuan untuk
mengokohkan (terutama para dukun dan paranormal bahwa
dirinya termasuk orang suci, hebat, pilihan dan lain-lain yang
dampak social serta ekonominya dapat mereka raih.
#
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
3/25
&ebaliknya ilmuan atau akademisi dalam melakukan
pendekatan terhadap sesuatu tentu secara ilmiah'. aitu selalu )'. #enetapkan objek dan *okus permasalahannya+. #enetapkan metode analisa sesuai dengan objek yang
dikajinya. #enetapkan analisa
#eskipun ketiga hal itu dilakukan, tetapi ternyata model
keilmiahannya berbeda-beda. ada yang ilmiah spekulati* (karena
penalarannya yang dedukti*, kemudian ada yang ilmiah
positi"istik (karena penalarannya yang indukti*, dan ada yang
ilmiah pragmatig (karena penalarannya yang abdukti*.egitu pula dalam mengkaji agama, ada keragaman
keyakinan akan pendekatan manakah yang lebih sesuai untuk
mengkaji agama+. Termasuk dalam mengkaji agama Islam, tidak
hanya dikaji dengan satu pendekatan semata. %i antara sebagian
pengkaji, melakukan kajiannya dengan pendekatan ilmiah, ada
pula yang mengkaji dengan pendekatan non-ilmiah. Adapun bagi
yang mengkaji secara ilmiah ini pun juga bermacam-macam, ada
yang mengkaji secara rasional semata, ada yang mengkaji secara
intuiti*, dan sebagainya.erangkat dari hal tersebut di atas, sebagai usaha untuk
memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dan
pengetahuan seputar keagamaan yang dianggap sebagai
kebenaran atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran, muncul
salah satu tawaran kajian Islam yang berpangkal pada teori
positi"isme atau kajian Islam Ilmiah ositi"istik. $ajian Islam ini
dalam tradisi klasik-awal abad /ijriyah-memang belum ditemukan
sebagai salah satu pendekatan atau metodologi dalam mengkaji
Islam, namun seiring dengan perkembangan dan persentuhan
# Noeng #uhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif PendekatanPositivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme MetaphisikTelaah Studi Teks dan Penelitian Agama.('001. ogyakarta T. ayuIndra 2rafka, h. -3& Ibid, h. (
&
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
4/25
budaya Islam dan arat, muncul tawaran untuk menggunakan
pendekatan Ilmiah ositi"istik.%an sebagaimana la4imnya sebuah teori, tidak bisa tidak
akan diuji keabsahannya dengan gesekan pemikiran dan realitas.
embahasan mengenai pendekatan Ilmiah ositi"istik dalam
$ajian atau &tudi Islam menjadi menarik karena latar belakang
pendekatan ini yang bukan berasal dari kha4anah Islam-paling
tidak bukan dari tradisi Islam $lasik-dan juga karena pendekatan
ini diproyeksikan oleh penggagasnya bukan dalam ranah agama
secara doktrinal (ajaran agama yang absolut. 5alu, muncul
pertanyaan bagaimanakah pendekatan Ilmiah ositi"istik ini
6mengupas6 Islam, dan apa saja kelebihan serta kekurangannya
bila diterapkan dalam &tudi Islam. #aka dalam hal ini, penulis
akan memaparkan penggunaan pendekatan Ilmiah ositi"istik ini
dalam &tudi Islam, dan bagaimanakah rele"ansinya. Tentu penulis
sadari akan keterbatasan dalam pemaparan ini, sehingga untuk
mencapai pembahasan mengenai rele"ansi pendekatan Ilmiah
ositi"istik ini secara tuntas dan mendetail, dan untuk menguji
pendekatan ini sebagai sebuah teori #etodologi &tudi Islam masih
jauh dari kata sempurna. Namun dalam hal ini penulis setidak-
tidaknya berharap bisa memberikan selayang pandang mengenai
pendekatan Ilmiah ositi"istik dalam &tudi Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari pemaparan latar belakang di atas, kita ketahui ada beberapa !okus )ang perlu
kita *ermati, )akni
#. pakah )ang dimaksud dengan Pendekatan Ilmiah Positivistik itu +&. agaimanakah -ajian Studi Islam dengan menggunakan Pendekatan Ilmiah
Positivistik +
$. pa saja kelebihan dan kekurangan Pendekatan Ilmiah Positivistik dalam
-ajian Studi Islam +
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Dari rumusan masalah, maka pen)usunan makalah ini bertujuan sebagai berikut
#. ntuk mengetahui pengertian Pendekatan Ilmiah Positivistik
$
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
5/25
&. ntuk mengetahui bagaimanakah -ajian Studi Islam dengan menggunakan
Pendekatan Ilmiah Positivistik
$. ntuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Pendekatan Ilmiah Positivistik
dalam -ajian Studi Islam
(
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
6/25
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDEKATAN ILMIAH POSITIVISTIK
endekatan ilmiah adalah pendekatan yang bersi*at ilmiah,
atau memiliki si*at ilmu. Adapun ilmu sendiri de"inisinya adalah
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati
dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode
yang diakui dalam bidang tertentu. %ipandang dari sudut flsa*at,
ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfkir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari epistemologi. &edangkan si*at-si*at ilmu itu
antara lain3)
'. !bjekti*. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu
golongan masalah yang sama si*at hakikatnya, tampak dari
luar maupun bentuknya dari dalam. !bjeknya dapat bersi*at
ada, atau mungkin ada karena masih harus diujikeberadaannya. %alam mengkaji objek, yang dicari adalah
kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek,
sehingga disebut kebenaran objekti*7 bukan subjekti*
berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
+. #etodis.Adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
mencari kebenaran. $onse-kuensinya, harus ada cara tertentu
untuk menjamin kepastian kebenaran. #etodis berasal dari
bahasa unani 8#etodos9 yang berarti) cara, jalan. &ecara
umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan
umumnya merujuk pada metode ilmiah.
$ Ibid, h. #&
( Ibid, h. #&"#(
/
http://id.wikipedia.org/wiki/Teorihttp://id.wikipedia.org/wiki/Metodehttp://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Objektivitas_(ilmu)http://id.wikipedia.org/wiki/Metodishttp://id.wikipedia.org/wiki/Metodehttp://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Objektivitas_(ilmu)http://id.wikipedia.org/wiki/Metodishttp://id.wikipedia.org/wiki/Teori -
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
7/25
. &istematis. %alam perjalanannya mencoba mengetahui dan
menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan
dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu,dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut
objeknya.
3. :ni"ersal. $ebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran
uni"ersal yang bersi*at umum (tidak bersi*at tertentu. ;ontoh)
semua segitiga bersudut '1
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
8/25
ositi"isme Auguste ;omte yang tertuang dalam karya
utamanya Cours de Philosophic Positive yang diterbitkan dalam
enam jilid. &elain itu, karya lainnya yakni Discours !esprit
Positive
"
. %alam karya inilah ;omte menguraikan pendapat-pendapat positi"is, hukum tiga tahap, klasifkasi ilmu-ilmu
pengetahuan dan bagan mengenai mengenai tatanan kemajuan.
Ada tiga tahapan cara berpikir positi"istik yaitu )
'. Tingkatan teologi (#tat Theologi$ue.
ada tingkatan ini manusia belum bisa memahami hal-hal yang
berkaitan dengan sebab akibat. &egala kejadian di alam
semesta merupakan akibat dari suatu perbuatan Tuhan dan
manusia hanya bersi*at pasrah.
+. Tingkatan metafsik (#tat Metaphisi$ue
ada dasarnya tingkatan ini merupakan suatu "ariasi dari cara
berpikir teologis, dimana Tuhan atau dewa-dewa diganti dengan
kekuatan-kekuatan abstrak misalnya dengan istilah kekuatan
alam.
. Tingkatan positi* (#tat Positive
ada tahapan ini manusia sudah menemukan pengetahuan
yang cukup untuk menguasai alam.
ada dasarnya positi"isme adalah sebuah flsa*at yang
meyakini bahwa satu-satunya pengetahuan yang benar adalah
yang didasarkan pada pengalaman aktual-fsikal. engetahuan
demikian hanya bisa dihasilkan melalui penetapan teori-teorimelalui metode saintifk yang ketat, yang karenanya spekulasi
metafsis dihindari. ositi"isme, dalam pengertian diatas dan
sebagai pendekatan telah dikenal sejak unani $uno dan juga
digunakan oleh Ibn al-/aytham dalam karyanya $itab al-#ana4hir.
&ekalipun demikian, konseptualisasi positi"isme sebagai sebuah
6 http:00111.biograph).*om0people0auguste"*omte"5&/(67
%
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
9/25
flsa*at pertama kali dilakukan ;omte di abad kesembilan belas.
Adapun yang menjadi tititk tolak dari pemikiran positi"is ini
adalah, apa yang telah diketahui adalah yang *aktual dan positi*,
sehingga metafsika ditolaknya. %i sini, yang dimaksud dengan8positi*9 adalah segala gejala yang tampak seperti apa adanya,
sebatas pengalaman-pengalaman obyekti*. @adi, setelah *akta
diperoleh, *akta-*akta tersebut diatur sedemikian rupa agar dapat
memberikan semacam asumsi (proyeksi ke masa depan>.
%alam kaitannya (positi"isme tentang masyarakat, ;omte
meyakini bahwa masyarakat merupakan bagian dari alam, maka
untuk memperoleh pengetahuan tentang masyarakat menuntut
pengetahuan metode-metode penelitian empiris dari ilmu-ilmu
alam lainnya. ;omte melihat perkembangan ilmu tentang
masyarakat yang bersi*at alamiah sebagai puncak suatu proses
kemajuan intlektual yang logis yang telah dilewati oleh ilmu-ilmu
lainnya. $emajuan ini mencakup perkembangan dari bentuk-
bentuk pemikiran teologi purba, penjelasan metafsik, dan
akhirnya sampai terbentuknya hukum-hukum ilmiah yang positi*1.
#elihat kepada perkembangan ilmu alam (natural science
yang dengan penyelidikannya atas prilaku alam, lalu dapat
menemukan hukum-hukum tetap yang dapat berlaku pada alam
(hukum alam, ;omte kemudian melakukan copy-paste metodologi
ilmu alam tersebut untuk digunakan menyelidiki prilaku sosial,
dengan begitu, menurut keyakinannya akan ditemukan hukum-hukum tetap yang berlaku general pada masyarakat (hukum
sosial0.
% Noeng #uhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif......, h. +>-'. 5ihatjuga 4uha)a S. Praja,Aliran-Aliran Filsafat & Etika.8&$. ogor: -en*ana9, h. #$67 Ibid, h. $#
5 Ibid, h. &(
7
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
10/25
;omte memulai pekerjaannya tersebut dengan melakukan
reeksi mendalam terkait sejarah perkembangan alam pikir
manusia. Ia kemudian mendapati bahwa sejarah perkembangan
alam pikir manusia terdiri dari tiga tahap sebagaimana dipaparkandi atas (#tat Theologi$ue, #tat Theologi$ue, dan #tat Positive.
%ari ketiga tahapan tersebut, tahap positi* merupakan babak
terakhir dimana pada tahapan itu manusia telah memasuki
peradaban yang positi*. &elanjutnya, ;omte membuat norma-
norma ilmiah yang disebut metodologi ilmiah'
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
11/25
?. engetahuan kita pada prinsipnya tak pernah selesai dan
relati"e, sesuai dengan si*at relati"e dan semangat positi*.
Atas dasar pandangan diatas, menurut ;omte metode
penelitian yang harus digunakan dalam proses keilmuan adalah
obser"asi, eksperimentasi, dan komparasi. ang terakhir ini
digunakan untuk melihat hal-hal yang lebih komplek, seperti
biologi dan sosiologi. erkaitan dengan sosial, asumsi comte
berkonsentrasi pada tiga hal, yakni7 pertama, prosedur-prosedur
metodologis ilmu-ilmu alam dapat langsung diterapkan pada ilmu-
ilmu sosial. $edua, hasil-hasil riset dapat dirumuskan dalam
bentuk hukum-hukum seperti dalam ilmu alam. $etiga, ilmu-ilmu
sosial itu harus bersi*at tekhnis, yaitu menyediakan pengetahuan
yang bersi*at instrumental murni.
%engan uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam
perspekti* positi"isme, ilmu-ilmu menganut tiga prinsip7 bersi*at
empiris-objekti*, dedukti*-nomologis, instrumental-bebas nilai.
$etiganya tidak hanya berlaku pada ilmu alam, namun jugaberlaku bagi ilmu sosial, dan inilah kontribusi terbesar daru
Auguste ;omte, yang menghantarkannya sebagai bapak sosiologi
modern.
Landasan Pemikiran Auguste Comte
/otman #. &iahaan dalam Rabbani#&dijelaskan ada beberapa
sumber penting yang menjadi latar belakang yang menentukan
jalan pikiran ;omte, yaitu)
'. Be"olusi erancis dengan segala aliran pikiran yang
berkembang pada masa itu. ;omte tidaklah dapat dipahami tanpa
#& http:00robbani.1ordpress.*om0&50&0%0auguste"*omte"dan"positivisme0 lihat juga udi Hardiman,Filsafat Modern.8&%. 4akarta: ramedia Pustaka tama9, h. &6.
#
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
12/25
latar belakang re"olusi erancis dan juga restorasi dinasti urbon
di erancis pada masa itu. ada masa mana menimbulkan krisis
sosial yang maha hebat di negeri itu. &ebagai seorang ahli pikir,
;omte berusaha untuk memahami krisis yang terjadi tersebut.%an dia berpendapat bahwa manusia tidaklah dapat keluar dari
krisis sosial yang terjadi itu tanpa melalui pedoman-pedoman
berpikir yang bersi*at scientifc. Be"olusi itu oleh karenanya
merupakan stimulus bagi pikiran ;omte sendiri.
+. &umber lain yang menjadi latar belakang pemikiran
;omte adalah flsa*at sosial yang berkambang di erancis pada
abad ke-'1, khususnya flsa*at yang dikembangkan oleh para
penganut paham Cncyclopedist erancis. ;omte banyak menyerap
ajaran flsa*at kaum encyclopedist ini, terutama dasar-dasar
pikirannya, sekalipun kelak dia mengambil posisi tersendiri setelah
keluar dari aliran ini.
. &umber ketiga adalah aliran reaksioner dari pada ahli pikir
Theocratic, terutama yang bernama %e #aistre dan %e onald.Aliran reaksioner dalam pemikiran $atholik Boma adalah aliran
yang menganggap bahwa abad pertengahan di mana kekuasaan
gereja sangat besar, adalah periode organis, yaitu suatu peiode
yang dapat secara paling baik memecahkan berbagai masalah
sosial. Aliran ini menentang pendapat para ahli yang mengatakan
bahwa abad pertengahan adalah abad di mana terjadinya stagnasi
di dalam ilmu pengetahuan, karena kekuasaan gereja yangdemikian besar di segala lapangan kehidupan. ;omte telah
membaca karya-karya pemikir theocratic di bawah pengaruh &aint
&imont. &ebagaimana diketahui, &aint &imont juga menganggap
bahwa abad pertengahan adalah periode organic yang bersi*at
konstrukti*.
##
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
13/25
3. &umber terahir yang melatarbelakangi pikiran ;omte
adalah lahirnya aliran yang dikembangkan oleh para pemikir
sosialistik, terutama yang diprakarsai oleh &aint &imont. ;omte
telah membangun hubungan yang sangat erat dengan &aint&imont juga dengan para ahli pikir sosialis erancis lainnya. %an
seperti itu juga mereka, ;omte di satu pihak akan membangun
ilmu pengetahuan sosial yang bersi*at scientifc. &ebenarnya
;omte memiliki sikap tersendiri terhadap aliran ini, tetapi
sekalipun demikian, dasar-dasar aliran ini masih tetap dianutnya,
terutama pemikiran mengenai pentingnya suatu pengawasan
kolekti* terhadap masyarakat, dan mendasarkan pengawasan
tersebut di dalam suatu dasar bersi*at scientifc.
B. PENGGUNAAN PENDEKATAN ILMIAH POSITIVISTIK PADA KAJIAN
STUDI ISLAM
1. Penger!"n S#$! I%&"'
&tudi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari
ahasa Arab Dirasah %slami&ah. &edangkan &tudi Islam di barat
dikenal dengan istilah Islamic &tudies. #aka studi Islam secara
harfah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
Islam. #akna ini sangat umum sehingga perlu ada spesifkasi
pengertian terminologis tentang studi Islam dalam kajian yang
sistematis dan terpadu. %engan perkataan lain, &tudi Islam adalah
usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memhami serta
membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal
yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan
dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang
sejarahnya'.
#$ #uDowim dkk.. Pengantar Studi %slam.(+
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
14/25
2. R#"ng L!ng(#) S#$! I%&"'
Agama sebagai obyek studi minimal dapat dilihat dari tiga sisi'3 )
'. &ebagai doktrin dari tuhan yang sebenarnya bagi para
pemeluknya sudah fnal dalam arti absolut, dan diterima apa
adanya.+. &ebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi
kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk
pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.. &ebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat Islam.Buang lingkup Agama Islam dapat dibatasi pada tiga sisi tersebut.
!leh karena sisi doktrin merupakan suatu kenyakinan atas
kebenaran teks wahyu, maka bersi*at absolut dan hal ini tidak
memerlukan dan tidak bisa dilakukan penelitian didalamnya.
&edangkan sisi lainnya, karena tidak absolut maka dapat diteliti.
*. S#$! I%&"' K+ne')+rer
:saha mempelajari agama Islam tersebut dalam
kenyataannya bukan hanya dilaksanakan oleh kalangan umat
Islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang di luar
kalangan umat Islam. &tudi keislaman di kalangan umat Islam
sendiri tentunya sangat berbeda tujuan dam moti"asinya dengan
yang dilakukan oleh orang-orang di luar kalangan umat Islam. %i
kalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk memahami
dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka
dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar.
&edangkan di luar kalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan
untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-praktik
keagamaan yang berlaku di kalangan mat Islam, yang semata-
mata sebagai ilmu pengetahuan (Islamologi. Namun
sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan pada
umumnya, maka ilmu pengetahuan tentang seluk-beluk agama
#( Ibid, h. ##
#$
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8285095833249459156http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8285095833249459156http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8285095833249459156 -
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
15/25
dan praktik-praktik keagamaan Islam tersebut bisa diman*aatkan
atau digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersi*at
positi* maupun negati*'?.
ara ahli &tudi $eislaman di luar kalangan umat Islam
tersebut dikenal dengan kaum orientalis (istis&ro$&, yaitu orang-
orang arat yang mengadakan studi tentang dunia Timur,
termasuk di kalangan dunia orang Islam. %alam praktiknya, studi
Islam yang dilaukan oleh mereka, terutama pada masa-masa awal
mereka melakukan studi tentang dunia Timur, lebih mengarahkan
dan menekankan pada pengetahuan tentang kekurangan-
kekurangandan kelemahan-kelemahan ajaran agama Islam dan
praktik-praktik pemgalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan
sehari-hari uamat Islam'E. Namun, pada masa akhir-akhir ini
banyak juga di antara para orientalis yang memberikan
pandangan-pandangan yang objekti* dan bersi*at ilmiah terhadap
Islam dan umatnya. Tentu saja pandangan-pandangan yang
demikian itu kan bisa berman*aat bagi pengembangan studi-studi
keislaman di kalangan umat Islam sendiri.
$enyataan sejarah menunjukkan (terutama setelah masa
keemasan Islam dan umat Islam sudah memasuki masa
kemundurannya bahwa pendekatan studi Islam yang
mendominasi kalangan umat Islam lebih cenderung bersi*at
subjekti*, apologi, dan doktriner, serta menutup diri terhadap
pendekatan yang dilakukan orang luar yang bersi*at objekti* danrasional. %engan pendekatan yang bersi*at subjekti* apologi dan
doktriner tersebut, ajaran agama Islam yang bersumber dari al-
FurGan dan hadits Hyang pada dasarnya bersi*at rasional dan
adapti* terhadap tuntutan perkembangan 4aman- telah
#/ Abuddin Nata, Metodologi Studi %slam. (+
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
16/25
berkembang menjadi ajaran-ajaran yang baku dan kaku serta tabu
terhadap sentuhan-sebtuhan rasional, tuntutan perubahan, dan
perkembangan 4aman. ahkan kehidupan serta keagamaan serta
budaya umat Islam terkesan mandek, membeku dan ketinggalan4aman. Ironisnya, keadaan yang demikian inilah yang menjadi
sasaran objek studi dari kaum orientalis dalam studi
keislamannya'>.
#% Ibid, h. #/(
#/
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
17/25
4. Peng"r# Pen$e(""n I&'!" P+%!!-!%!( $"&"n S#$! I%&"'
endekatan Ilmiah ositi"istik sebenarnya tidak bisa
digunakan untuk mengkaji Islam, karena si*atnya yang menolak
hal-hal metafsik, sementara agama termasuk Islam sangat kental
dengan hal-hal metafsik. Cmpirisme yang menjadi hal mutlak
dalam ositi"isme juga tentu akan bertabrakan dengan agama
yang tidak selalu memiliki aspek empirik. Namun, pendekatan ini
bisa dijadikan sebagai metodologi &tudi Islam bisa digabungkan
dengan pemikiran theologis, yang kemudian menghasilkan karya-
karya yang tetap memiliki seluruh aspek agama namun memiliki
tingkat keilmiahan (memiliki si*at dapat diterima akal oleh semua
kalangan yang tinggi pula.
urrel dan morgan 8#5%59 men)atakan bah1a *ara pandang fungsionalist
Paradigm ban)ak dipengaruhi oleh physical realism )ang melihat realitas sosial
sebagai sesuatu )ang ob)ekti!, berdiri se*ara independen di luar diri manusia#7.
Dengan kata lain Paradigma positivisme adalah dualis 8obje*tivis9 )aitu ada realitas
objekti! sebagai suatu realitas )ang eksternal diluar penelitian. Peneliti harus sejauhmungkin membuat jarak dengan objek penelitiann)a.
nggapan ini berarti manusia dianggap pasi!, artin)a Positivism Paradigm
meniadakan manusia akti! )ang sebenarn)a dapat mengkontruksi kehidupan. Selain
itu positive menggunakan pendekatan deduktive dalam membuat kesimpulan.
Pendekatan dedukti! merupakan proses berpikir dengan metode rasional untuk
mendapat kebenaran guna menarik kesimpulan )ang bersi!at individu dari )ang
bersi!at umum, ini terlihat jelas pada proses pembentukan hipotesis, dimana
hipotesis diturunkan dari teori"teori atau hasil hasil penelitian terdahulu.
;ebih jauh dikatakan bah1a tujuan penelitian )ang berlandaskan
positivisme adalah men)usun bangunan ilmu nomothetik, )aitu ilmu )ang berupa)a
membuat hukum dari generalisasin)a. Pandangan ini men)atakan bah1a
#7 Diambil dari 4urnal
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
18/25
Struktur =eori
Hipothesis
Pengujian >mpiris
-esimpulan
ila sesuai dengan doktrin agama dapat diterimaila tidak sesuai dengan doktrin agama perlu dipertan)akan kembali
Sumber"Sumber Islam 8l"?ur'an, Hadits, tsar, dsb9@alar Rasional
Amenggunakan kerangka ber!ikir se*ara rasional dalam mengkaji Islam
Adibuktikan se*ara empiris
hypotheticodeductive account dari eksplanasi ilmiah, dan metode kuantitati!
pengumpulan data dan analisis untuk mengeneralisasi teori diakui sebagai *ara )ang
baku. Ini berarti bah1a paradigma positivisme mengarahkan individu atau
organisasi tidak se*ara holistic, karena mengisolasi individu dan organisasi ke
dalam variable atau hipotesis dan tidak memandangn)a sebagai kesatuan )ang
utuh#5.
#5 Ibid
#%
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
19/25
%iantara Ilmuan yang menggunakan pendekatan ini adalah
ro*. %r. /. Aloei &aboe. %ia mencoba mengkaji Islam dari pintu
ositi"isme dengan memadukan pendekatan positi"istik ilmukedokteran dengan teologi dan pandangan #ad4hab iDih.
#isalnya dalam segi praktik &holat. Tatacara mulai dari sikap
awal hingga akhir menurut masing-masing #ad4hab ada
perbedaan. $ita ambil posisi setelah tak'iratul ihrom, posisi
berdiri. #enurut mad4hab S&a()i&, sikap tubuh tegak, tangan
dilipat di antara dada dan perut. #enurut mad4hab *ana(&, sikap
tubuh tegak dan tangan dilipat di depan perut agak di bawah
pusar. #unurut mad4hab Malik&, sikap tubuh tegak dan tangan
lurus sejajar dengan sikap tubuh, tidak dilipat. ila diteliti, sikap
tubuh menurut mad4hab S&a()i&dan *anaf&ternyata lebih sesuai
dengan paradigma positi"istik kedokteran. %engan penjabaran
yakni %engan posisi ini dapat diperpanjang konsentrasi
pengendoran kaki dan punggung. #embaca ayat-ayat Al FurGan
atau doa dapat merangsang penyebaran 00 Nama Tuhan (Asmaul
/usna ke seluruh tubuh, pikiran dan jiwa. &uara "okalnya akan
merangsang jantung, kelenjer gondok (t&roid, kelenjer pineal,
kelenjer bawah otak, kelenjer adrenal dan paru-paru serta akan
membersihkan dan mengeringkan semua organ tersebut. @uga
dapat menciptakan sirkulasi darah, terutama aliran darah kembali
ke jantung, serta produksi getah bening dan jaringan yang
#7
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
20/25
terkumpul dalam kantong-kantong kedua persendian itu menjadi
lebih baik, gerakannya menjadi lancar dan dapat menghindarkan
diri dari penyakit di persendian, misalnya reumatik+
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
21/25
tersebut adalah tipe pern)ataan )ang tidak dapat diuji oleh metode"metode )ang
diterima oleh tradisi ilmiah barat modern. Dengan demikian ilmu sebagai suatu
lapangan kerja, dalam me1ujudkan keberadaann)a membutuhkan prinsip"prinsip
transedental. Adapun kelebihannya antara lain+')
'. %engan pandangan positi"isme maka manusia akan
terdorong dengan semangat optimisme untuk bertindak akti*
dan kreati*.
+. ositi"isme telah mendorong laju kemajuan di bidang fsik
dan teknologi. $arena positi"isme menganggap bahwa ilmu
adalah satu-satunya pengetahuan yang "alid, dan *akta-*akta
sajalah yang mungkin dapat menjadi obyek pengetahuan.
%engan demikian positi"isme dapat dijadikan *ormula untuk
mengawali kebangkitan Islam yang selama ini dianggap
terpuruk dibanding dengan arat, terutama di bidang ilmu alam
(sains.
. %engan munculnya pandangan tersebut, maka lahirlah
model-model ilmu pengetahuan yang positi* yang lepas dari
muatan spekulati*, beserta hukum-hukumnya yang umum dan
dinyatakan berlaku untuk segala-galanya.
3. ilsa*at positi"isme sangat berharga dalam usaha untuk lebih
memahami implikasi penggunaan ilmu pengetahuan modern
beserta teknologinya yang sangat menentukan hidup dalam
kehidupan manusia dewasa ini.
2. Kekurangan
positi"isme dikritik karena generalisasi yang dilakukannya
terhadap segala sesuatu dengan menyatakan bahwa semua
9proses dapat direduksi menjadi peristiwa-peristiwa fsiologis,
fsika, atau kimia9 dan bahwa 9proses-proses sosial dapat
direduksi ke dalam hubungan antar tindakan-tindakan indi"idu9
Noeng #uhadjir, Metodologi Penelitian......., h. 3' dan juga lihat udiHardiman,Filsafat Modern......., h. (
&
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
22/25
dan bahwa 9organisme biologis dapat direduksi kedalam sistem
fsika9++.
$ritik juga dilancarkan oleh #aJ /orkheimer dan teoritisi
kritis lain. $ritik ini didasarkan atas dua hal, ketidaktepatanpositi"isme memahami aksi sosial dan realitas sosial yang
digambarkan positi"isme terlalu konser"ati* dan mendukung
status Duo.
'. $ritik pertama bahwa positi"isme secara sistematis gagal
memahami bahwa apa yang mereka sebut sebagai 9*akta-
*akta sosial9 tidak benar-benar ada dalam realitas objekti*,
tapi lebih merupakan produk dari kesadaran manusia yang
dimediasi secara sosial. ositi"isme mengabaikan pengaruh
peneliti dalam memahami realitas sosial dan secara salah
menggambarkan objek studinya dengan menjadikan realitas
sosial sebagai objek yang eksis secara objekti* dan tidak
dipengaruhi oleh orang-orang yang tindakannya
berpengaruh pada kondisi yang diteliti.+. $ritik kedua menunjuk positi"isme tidak memiliki elemen
reeksi* yang mendorongnya berkarakter konser"ati*.
$arakter konser"ati* ini membuatnya populer di lingkaran
politik tertentu.. aham positi"isme dalam usaha memecahkan suatu
masalah di masyarakat bertitik tolak dari konsep, teori, dan
hukum yang sudah mapan yang mungkin tidak rele"an
untuk situasi sosial yang khas dari masyarakat yang diteliti
dan kurang mementingkan kepentingan praktis.3. $aum positi"is mencari *akta-*akta atau sebab-sebab dari
gejala sosial di masyarakat tanpa memperhatikan keadaan
indi"idu secara utuh.
&& 4uha)a S. Praja,Aliran-Aliran Filsafat & Etika.8&$. ogor: -en*ana9, h. #$6.
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
23/25
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendekatan Ilmiah Positivistik berangkat dari kerangka pikir rasional )ang
dibuktikan dengan *ara empiris. Pada dasarn)a positivisme adalah )ang digagas oleh
ugute 3omte, )akni sebuah !ilsa!at )ang me)akini bah1a satu"satun)a pengetahuan
)ang benar adalah )ang didasarkan pada pengalaman aktual"!isikal. Pengetahuan
demikian han)a bisa dihasilkan melalui penetapan teori"teori melalui metode sainti!ik
)ang ketat, )ang karenan)a spekulasi meta!isis dihindari.
&elanjutnya, ;omte membuat norma-norma ilmiah yang
disebut metodologi ilmiah. dalam perspekti* positi"isme, ilmu-ilmu
menganut tiga prinsip7 bersi*at empiris-objekti*, dedukti*-nomologis,
instrumental-bebas nilai. $etiganya tidak hanya berlaku pada ilmu
alam, namun juga berlaku bagi ilmu sosial.
Agama sebagai obyek studi minimal dapat dilihat dari tiga sisi,
)aitu (' doktrin dari tuhan, (+ &ebagai gejala budaya, dan (
&ebagai interaksi sosial. !leh karena sisi doktrin merupakan suatu
kenyakinan atas kebenaran teks wahyu, maka bersi*at absolut dan
hal ini tidak memerlukan dan tidak bisa dilakukan penelitian
didalamnya. &edangkan sisi lainnya, karena tidak absolut maka dapat
diteliti.
Pengaruh endekatan Ilmiah ositi"istik dalam &tudi Islam antara
lain dengan adanya penggunaan #etodologi $uantitati* yang
digunakan akademisi dalam karya tulisnya, yang notabene
berlandaskan pada flsa*at positi"isme.
-elebihan endekatan Ilmiah ositi"istik antara lain) ('
mendorong kreatiftas, (+ mendorong laju kemajuan di bidang fsik
dan teknologi, ( melahirkan model-model ilmu pengetahuan yang
lepas dari muatan spekulati*, (3 lebih dapat memahami implikasi
penggunaan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia dewasa ini.
&&
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
24/25
&ementara kekurangannya antara lain) (' secara sistematis
gagal memahami *akta sosial, (+ tidak memiliki elemen reeksi*
yang mendorongnya berkarakter konser"ati*, ( bertitik tolak dari
konsep, teori, dan hukum yang sudah mapan yang mungkin tidakrele"an lagi, (3 mencari *akta-*akta atau sebab-sebab dari gejala
sosial di masyarakat tanpa memperhatikan keadaan indi"idu secara
utuh.
&$
-
7/25/2019 PENDEKATAN_ILMIAH_POSITIVISTIK_DALAM_STU (2).docx
25/25
DATAR PUSTAKA
Hardiman, udi. &%.Filsafat Modern.4akarta: ramedia Pustaka tama
#uhadjir, Noeng. '001-;et. KIII. Metodologi Penelitian Kualitatif
Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan
Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian
Agama. ogyakarta) T. ayu Indra 2rafka.
#uDowim dkk. +