pendekatan kontruktifisme

Upload: syaeful-fajar

Post on 11-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Nama : Vita Citra Rahayu

    NIM : 5302411252

    Rombel : Pendidikan Biologi Rombel 2

    Pendekatan Kontruktifisme

    Konstruktivisme adalah satu fahaman bahawa murid membina sendiri pengetahuan

    atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada. Dalam

    proses ini, murid akan menyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang

    sudah ada untuk membina pengetahuan baru.

    Menurut Suparno (1997) prinsip-prinsip konstruktivisme, yaitu :

    Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif

    Tekanan dalam proses pembelajaran terletak pada siswa

    Mengajar adalah proses membantu siswa

    Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir

    Apabila saya sebagai seorang guru akan menerapkan pendekatan kontruktifisme dalam

    proses belajar mengajar, maka yang saya lakukan adalah :

    Memberikan peluang pada siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru melalui

    proses belajar terlibat secara langsung

    Menerima dan menggunakan ide yang dimiliki semua siswa agar siswa dapat

    berkembang

    Pembelajaran dilakukan sesuai minat siswa

    Ide siswa merupakan proses belajar siswa untuk mencapai tujuan

    Mengembangkan kreatifitas dan dan potensi siswa

    Siswa berinteraksi aktif dengan guru dalam proses pembelajaran

    Pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat dilakukan sebagai berikut:

    Pertama, menerapkan topik yang akan dibahas. Menemukan ide, opini dan perhatian

    siswa melalui wawancara, survei, atau interaktif pertanyaan siswa.

  • Kedua, respons terhadap interaksi, dengan pikiran siswa melalui pembentukan

    jembatan yang dilengkapi tahapan bagi siswa untuk mengkonstruksi ide baru.

    Ketiga, menarik pikiran siswa dengan mendorong kreativitas melalui aktivitas yang

    mampu mendorong siswa untuk belajar mengambil risiko.

    Keempat, melakukan refleksi atau evaluasi diri. Setelah itu, menilai kemajuan belajar

    siswa melalui perubahan ide atau peningkatan hasil tes.

    Kemudian, mengatur diskusi kelompok dan memberikan kebebasan kepada setiap

    siswa untuk membahas permasalahan utama.

    Memberikan kesempatan untuk memaparkan hasil belajar kepada siswa lain melalui

    presentasi.

    Tugas kita (guru), mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa. Di sinilah peran guru

    sebagai fasilitator dan mediator dapat berfungsi.

    Pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran menekankan pengajaran top down

    daripada bottom-up. Top down berarti bahwa siswa mulai dengan masalah kompleks untuk

    dipecahkan dan kemudian memecahkan atau menemukan (dengan bimbingan guru)

    keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan. Sedangkan pendekatan bottom-up

    tradisional yang mana keterampilan-keterampilan dasar secara tahap demi tahap dibangun

    menjadi keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks. Sehingga dapat dikatakan bahwa

    di dalam kelas yang terpusat pada siswa, peran guru adalah membantu siswa menemukan

    fakta, konsep atau prinsip bagi diri mereka sendiri, bukan memberikan ceramah atau

    mengendalikan seluruh kegiatan kelas.

    Lebih lanjut dikatakan bahwa salah satu konsep kunci dari teori belajar konstruktivis

    adalah pembelajaran dengan pengaturan diri (self regulated learning) yaitu seseorang yang

    memiliki pengetahuan tentang strategi belajar efektif dan bagaimana serta kapan

    menggunakan pengetahuan itu. Jadi apabila siswa memiliki strategi belajar yang efektif

    dan motivasi serta tekun menerapkan strategi itu sampai pekerjaan terselesaikan maka

    kemungkinan mereka adalah pelajar yang efektif.