pendahuluan - repository homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1117/bab i-vi...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menjelang era perdagangan bebas dapat menyebabkan iklim kompetisi
yang tinggi di segala bidang, Tingkat kompetisi yang tinggi ini memacu tiap-
tiap perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasinya.
Perkembangan dunia usaha yang semakin bertambah pesatpun memaksa
setiap perusahaan harus dapat bekerja dengan lebih efisien, efektif, dan
produktif. Dengan demikian maka perusahaan dapat terus berjalan dan
memenuhi kebutuhan para anggota organisasi dan kebutuhan konsumen.
Perusahaan dapat bersaing dengan keunggulan yang dimilikinya. Keunggulan
yang dimiliki perusahaan berasal dari faktor produksi perusahaan yaitu
material, mesin, sumber daya manusia, modal dan Iain-Iain. Diantara
beberapa faktor tersebut , Sumber Daya Manusia perlu mendapat perhatian
khusus. Perusahaan di dalam menggelolah usaha diharapkan mampu
menggunakan sumber daya manusia dengan baik dan benar.
Menurut Gibson Sumber daya manusia merupakan salah satu motor
penggerak utama bagi setiap operasi perusahaan, sehingga upaya dalam
pengembangan SDM tersebut merupakan strategi yang utama untuk
menegakkan kompetisi global (dikutip dari Jurnal Lilik Khoiriyah 2009 : 1).
Tujuan memahami dan mempelajari manajemen sumber daya manusia
sebagai pengetahuan yang diperlukan untuk untuk memiliki kemampuan
analisa dalam menghadapi masalah-masalah manajemen khususnya dibidang
2
organisasi. Kedudukan SDM khususnya tentang mutu, sumber daya manusia
dalam suatu sistem yang lebih besar yaitu strategi organisasi. Dalam
penempatan sasaran-sasaran organisasi dengan cara efektif dan efisien
melalui perencanaan, pengorganisasian, kemimpinan dan pengendalian
sumber daya organisasi (Daft, dikutip dari Jurnal Lilik Khoiriyah 2009 : 1).
Mengingat semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dewasa ini
menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi dengan
perusahaan lain, salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu
bertahan dalam persaingan yang ketat. Peranan sumber manusia daya dalam
perusahaan sangatlah penting kerena sebagai penggerak utama seluruh
kegiatan atau aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya, baik untuk
memperoleh keuntungan maupun untuk mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam
mempertahankan eksitensi perusahaan dimulai dari manusia itu sendiri dalam
mempertahankan perusahaan dalam meningkatkan afektivitas dan efisiensi
secara maksimal. Dengan kata lain kinerja organisasi atau perusahaan sangat
dipengaruhi dan bahkan tergantung pada kualitas dan kemampuan kompetitif
sumber daya manusia yang dimilikinya.
Pada umumnya manusia bekerja pada suatu perusahaan mempunyai
tujuan untuk mendapatkan gaji guna memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
terpenuhinya kebutuhan karyawan maka akan tercipta suasana kerja yang
menyenangkan dilingkungan perusahaan. Mengingat faktor tenaga kerja
merupakan faktor yang terpenting dalam pelaksanaan proses produksi maka
diperlukan tenga kerja yang mempunyai ketrampilan dan keahlian demi
3
kelangsungan hidup perusahaan. Agar tenaga kerja yang digunakan
perusahaan dapat bekerja dengan baik, maka hendaknya pimpinan perusahaan
harus memperhatikan segala kebutuhan yang berhubungan dengan karyawan,
perusahaan perlu memberikan perhatian lebih terhadap keberadaan karyawan
agar loyalitas karyawan terhadap perusahaan juga tinggi.
Gaji atau upah merupakan suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dan
pemberian jasa kepada penerima jasa. Untuk suatu pekerjaan atau jasa yang
telah dan akan dilakukan yang berfungsi sebagai jaminan kelangsungan
kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi yang dinyatakan atau
dinilai dalam uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan undang-
undang dan peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara
pemberi kerja dan penerima kerja (Heidjarahman dan Husnan 1993 : 61).
Dalam penetapan gaji, perusahaan seharusnya dapat menciptakan
keseimbangan antara gaji yang diterima dengan kinerja yang diberikan
karyawan kepada perusahaan. Hal tersebut berguna bagi keberlangsungan
perusahaan dalam memelihara SDM-nya, melalui penetapan gaji yang adil
dan sesuai dengan beban kerja yang diberikan karyawan dalam perusahaan.
Penetapan gaji dipengaruhi oleh karyawan itu sendiri. Jika karyawan
melakukan prestasi, maka gaji akan dinaikkan, jika karyawan bolos maupun
terlambat masuk kerja gaji pun dapat dikurangi. Penetapan gaji dipengaruhi
pula oleh perusahaan, misalnya kemampuan perusahaan dalam memberikan
gaji dan jabatan yang dipegang karyawan dalam perusahaan tersebut.
Namun, perusahaan harusnya menetapkan gaji yang bersistem, maksudnya
faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian gaji kepada karyawan benar-
4
benar harus diperhitungkan secara adil agar tercipta suatu sistem penggajian
yang komprehensif dan seimbang bagi setiap karyawan. Dengan begitu, akan
tercipta keharmonisan antara perusahaan dan karyawannya sehingga
karyawan akan betah untuk terus bekerja dalam perusahaan tersebut.
Selain sistem penggajian, faktor lain yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan adalah lingkungan kerja karena sangat berkaitan erat dengan
tinggi rendahnya kepuasaan karyawan dan tentunya akan mempengaruhi
keinginan karyawan untuk berpindah tempat kerja.
Menurut Sedarmayanti (dikutip dari skripsi Lilik Khoiriyah 2009 : 6)
“lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi,
lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”.
Perusahaan dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu
yang berada dalam perusahaan tersebut, sehingga diharapkan dengan
perkembangan tersebut perusahaan mampu bersaing dalam mengikuti
perkembangan zaman. Karena itu, tujuan yang diharapkan oleh perusahaan
dapat tercapai dengan baik. Kemajuan perusahaan di pengaruhi oleh faktor-
faktor lingkungan yang bersifat intenal dan eksternal. Sejauhmana tujuan
perusahaan telah tercapai dapat dilihat dari seberapa besar perusahaan
memenuhi tuntutan lingkungannya (Veithzal 2009 : 307).
Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila
manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan
nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka
waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang
5
baik dapat menutut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak
mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Jenis
lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu : (a) Lingkungan kerja fisik
merupakan suatu keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat
kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak
langsung (b) Lingkungan kerja Non fisik merupakan semua keadaan terjadi
yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
dengan hubungan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan
(Sedarmayanti, dikutip dari Jurnal Lilik Khoiriyah 2009 : 7).
“Lingkungan kerja merupakan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
pekerja dan dapat mempengaruhi dalam bekerja meliputi pengaturan
penerangan, pengontrolan suara gaduh, pengaturan kebersihan tempat kerja
dan pengaturan keamanan tempat kerja” (Sukanto dan Gitosudarmono 1998 :
151), sedangkan menurut Alex S. Nitisemito (2002 : 25) “lingkungan kerja
adalah sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankannya. Perusahaan harus
dapat memperhatikan kondisi yang ada dalam peusahaan baik di dalam
maupun di luar ruangan tempat kerja, sehingga karyawan dapat bekerja
dengan lancar dan merasa aman.
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk
diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan
proses produksi dalam suatu perusahaan, Namun lingkungan kerja
mempunyai perngaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan
proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi
6
karyawannya dapat meningkatkan kinerja sebaliknya lingkungan kerja yang
tidak memadai dapat menurunkan kinerja karyawan dan akhirnya motivasi
kerja karyawan.
Penelitian Ali dan Kristiani mengemukakan bahwa perpindahan tenaga
dari suatu tempat ke tempat lain dipengaruhi oleh sosiodemografi seperti
umur, pendidikan, status kepegawaian, jabatan dan masa kerja, dan faktor
karakteristik pekerjaan seperti beban kerja, dukungan sosial, kualitas
kehidupan kerja, kompensasi dan pengembangan karir (dikutip dari Tesis
Muhammad Surya Desa 2008 : 11). Hal tersebut menyimpulkan bahwa
kualitas kehidupan kerja seperti lingkungan kerja dan kompensasi seperti gaji
atau upah dapat menyebabkan karyawan berpindah kerja, artinya ketika
tercipta lingkungan kerja yang nyaman dan ketika sistem penggajian yang
diberikan kepada karyawan akan semakin baik, maka akan memperkecil
tingkat perpindahan karyawan dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut
Jewell dan Seigell (dikutip dari Tesis Muh. Surya Desa 2008 : 11), bahwa
semakin rutin pekerjaan yang dilakukan, maka semakin besar keinginan
pindah kerja dengan pemicunya rasa bosan akan rutinitas tersebut.
Sistem penggajian dan lingkungan kerja adalah faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan yang akan mempengaruhi
niat sseorang karyawan untuk berpindah dari tempat kerjanya. Seorang
karyawan yang mempunyai upah tinggi atau sesuai dengan yang diharapkan,
begitu pula lingkungan kerja yang menyenangkan maka akan tercapainya
maksud dan tujuan perusahaan.
7
PT. Sermani Steel Makassar yang bergerak dibidang produksi baja
lapisan seng adalah perusahaan yang telah berdiri sekitar 30 tahun. Selama
bertahun-tahun berdiri perusahaan tersebut telah mengalami banyak asam
garam dalam mempertahankan eksistensi perusahaannya, terutama dalam
mempertahankan SDM-nya.
Bertahun-tahun PT. Sermani Steel Makassar berdiri tentu sudah
memenuhi standar lingkungan kerja yang layak bagi karyawan. Lingkungan
kerja yang nyaman bagi karyawan dapat menjadi daya tarik sebuah
perusahaan untuk mengikat karyawan agar dapat bekerja dalam perusahaan
tersebut. Begitupun dengan faktor utama yang membuat karyawan ingin
bekerja dalam sebuah perusahaan, yaitu gaji. Gaji yang layak tidak dapat
dipungkiri adalah faktor terkuat yang dapat mengikat karyawan untuk tetap
tinggal dan bekerja dalam perusahaan. Namun, dalam penetapannya
perusahaan haruslah tetap seimbang dan tersistem dengan baik agar sesuai
dengan standar yang ditetapkan pemerintah sehingga karyawan dalam PT.
Sermani Steel Makassar pun merasa puas dana karyawan dapat tetap betah
dalam bekerja diperusahaan tersebut.
Data yang diperoleh dari perusahaan tersebut, untuk lima tahun
belakangan ini PT. Sermani Steel Makassar mengalami penurunan akan
jumlah karyawannya. Tahun 2007 sebanyak 99 orang dan terus mengalami
penurunan hingga pada pertengahan tahun ini tercatat tinggal 67 orang yang
terdaftar sebagai karyawan PT. Sermani Steel Makassar. Ada beberapa
penyebab jumlah karyawan merosot setiap tahunnya, salah satunya adalah
8
adanya karyawan yang mengundurkan diri atau dengan kata lain menarik diri
dari perusahaan tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti terdorong untuk
mengangkat melakukan penelitian dengan judul :
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Penggajian Terhadap Niat
Pindah Kerja Karyawan pada PT. Sermani Steel Makassar
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Adakah pengaruh lingkungan kerja terhadap niat pindah kerja karyawan
2. Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap niat pindah kerja karyawan
3. Adakah pengaruh lingkungan kerja dan sistem penggajian terhadap niat
pindah kerja karyawan
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan kerja terhadap niat
pindah kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh sistem penggajian terhadap niat
pindah kerja karyawan.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan kerja dan sistem
penggajian terhadap niat pindah kerja karyawan.
9
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Perusahaan menggunakan penelitian ini dapat diketahui kelemahan
dan kelebihan dari langkah – langkah yang diambil perusahaan selama ini,
sehingga dimasa datang perusahaan dapat menentukan kebijakan yang
lebih baik bagi perusahaan. khususnya mengenai upah dan lingkungan
kerja.
2. Bagi Penulis
Dapat digunakan sebagai pengalaman dalam menerapkan teori
yang telah diperoleh penulis dibangku kuliah dan untuk menambah dan
memperluas pengetahuan.
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan, dan referensi bagi yang
ingin mengembangkan penelitian ini, dan sebagai sumbangan pemikiran
dalam menyebarluaskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan kepada
masyarakat.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran dari proposal skipsi ini, maka disusun
sistematika proposal skipsi sebagai berikut :
10
Bab Pertama adalah pendahuluan. Pada bab ini memuat tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.
Bab kedua adalah landasan teori. Bab ini memuat tentang definisi
lingkungan kerja, arti penting lingkungan kerja, bagian dari lingkungan kerja,
faktor-faktor lingkungan kerja, indikator-indikator lingkungan kerja,
pengertian gaji, tujuan gaji, faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan gaji,
sistem penggajian, manfaat sistem penggajian, ruang lingkup pelaksanaan,
pengertian intensi pindah kerja, faktor-faktor penyebab intensi pindah kerja,
hubungan antara lingkungan kerja dan sistem penggajian terhadap niat pindah
kerja karyawan, kerangka pikir dan hipotesis.
Bab ketiga adalah metode penelitian, pada bab ini memuat tentang
daerah dan obyek penelitian, jenis dan sumber data yang dipakai, populasi
dan sampel dari penelitian, teknik pengumpulan data, penyusunan instrumen
penelitian dan metode analisis serta definisi variabel operasional.
Bab keempat adalah gambaran umum perusahaan, bab ini memuat
tentang gambaran umum perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan,
struktur organisasi dan uraian tugas, kegiatan perusahaan (pabrik), kondisi
lingkungan sekitar perusahaan, pelayanan kesehatan, sumber daya manusia,
sistem pemberian gaji.
Bab kelima adalah analisa dan pembahasan, dalam bab ini akan
dibahas tentang analisis dan pembahasan deskripsi responden, analisa dan
pembahasan lingkungan kerja, analisa dan pembahasan sistem penggajian,
analisa dan pembahasan niat pindah kerja karyawan, uji validitas dan
11
reliabilitas, analisa dan pembahasan pengaruh lingkungan kerja dan sistem
penggajian terhadap niat pindah kerja karyawan, pada PT. Sermani Steel
Makassar, analisis dan pembahasan pengujian hipotesis.
Bab Enam adalah penutup. Dalam bab ini disajikan kesimpulan dari
hasil analisis data yang dilakukan penulis dan saran-saran yang perlu
disampaikan.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Lingkungan Kerja
1. Definisi lingkungan kerja
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja
yang menyenangkan, karena akan berpengaruh terhadap keinginan seorang
karyawan untuk tetap bekerja dalam perusahaan tersebut. Sebuah perusahaan
haruslah selalu memperhatikan faktor- faktor yang ada dalam perusahaan, juga
harus memperhatikan faktor - faktor yang ada diluar perusahaan atau
lingkungan sekitarnya. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai
pengertian lingkungan kerja berikut ini dikemukakan beberapa pendapat.
Menurut Sukanto dan Gitosudarmo (1998 : 151) “lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi karyawan
dalam berkerja meliputi pengaturan penerangan, pengontrolan suara gaduh,
pengaturan kebersihan tempat kerja dan pengaturan keamanan tempat kerja.”
Menurut Alex S. Nitisemito (2002 : 25) lingkungan kerja adalah
“segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas yang di bebankan”. Dari pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar para pekerja yang mempengaruhi tugas-tugas yang dibebankan, namun
secara umum pengertian lingkungan kerja adalah merupakan lingkungan
dimana para karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
13
2. Arti Penting Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja sangat penting untuk di perhatikan oleh manajemen
perusahaan yang akan mendirikan perusahaan karena hal tersebut menyangkut
dengan sumber daya manusia, dimana sumber daya manusia merupakan faktor
penggerak utama dalam perusahaan. Segala mesin dan peralatan yang di
pasang dan gunakan di dalam pabrik tersebut tidak akan banyak berarti,
apabila para karywan tdak dapat bekerja dengan baik. Hal tersebut
dikarenakan faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi persyaratan yang di
tentukan. Walaupun lingkungan kerja bukanlah mesin atau peralatan produksi
yang langsung terlibat dalam proses produksi mengolah bahan baku menjadi
barang jadi, namun pengaruh lingkungan kerja ini akan sangat terasa di dalam
proses produksi yang di laksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan.
3. Jenis-jenis lingkungan kerja
Menurut Sedarmayanti, dikutip dari Jurnal Lilik Khoiriyah (2009 : 25)
menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi
dua yaitu :
1) Lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang berbentuk
fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidal
langsung.
14
2) Lingkungan kerja Non fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi
yang berkaitan dengan hubungan kerja baik hubungan dengan
atasan maupun hubungan sesame rekankerja, ataupun hubungan
dengan bawahan.
4. Bagian dari Lingkungan Kerja
Dalam Jurnal Lilik Khoiriyah (2009 : 26), menyatakan bahwa bagian-
bagian dari lingkungan kerja terbagi atas dua, yaitu :
1) Pelayanan para tenaga kerja
Pelayanan para tenaga kerja ini merupakan salah satu faktor yang
penting untuk membentuk lingkungan kerja didalam perusahaan
dengan pelayanan yang baik oleh perusdahaan maka para tenaga
kerja akan memperoleh kepuasan kerja. Bentuk pelayanan para
tenaga meliputi :
a. pelayanan makanan
b. pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja dan keluarga
c. penyediaan kamar mandi dan kamar kecil
d. kondisi kerja
2) Kondisi Kerja
Kondisi kerja merupakan kondisi dalam perusahaan dimana para
tenaga kerja yang dapat dipersiapkan oleh manajemen perusahaan.
Kondisi kerja yang memedai akan menimbulkan penurunan
15
produktivitas. Beberapa kondisi kerja yang dapat dipersiapkan oleh
manajemen peeusahaan antara lain :
a. penerangan
b. temperatur udara atau suhu udara
c. kebersihan
d. ruang gerak
e. pewarnaan
f. kebisingaan
g. keamanan kerja
5. Faktor-faktor Lingkungan Kerja
Menurut Ahyari, dikutip dari Jurnal Lilik Khoiriyah (2009 : 27)
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja antara lain:
1) Penerangan
Penerangan adalah cukupnya sinar yang masuk kedalam ruang kerja,
masing masing karyawan perusahaan. Penerangan yang ada harus
sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu terang tetapi juga tidak
terlalugelap, dengan sistem penerangan yang baik diharapkan
karyawan akan menjalankan tugasnya dengan lebih teliti, sehingga
kesalahan karyawan dalam bekerja dapat diperkecil.
2) Suhu udara
Temperatur udara atau suhu udara terlalu panas bagi karyawan akan
dapat menjadi penyebab penurunnya kepuasan kerja para karyawan
16
sehingga akan menimbulkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan proses
produksi.
3) Suara bising
Karyawan memerlukan suasana yang dapat mendukung konsentrasi
dalam bekerja suasana bising yang bersumber dari mesin-mesin pabrik
maupun dari kendaraan umum akan dapat menganggu konsentrasi
karyawan dalam bekerja.
4) Ruang gerak
Manajemen perusahaan perlu untuk memperhatikan rung gerak yang
memadai dalam perusahaan, agar karyawan dapat leluasa bergerak
dengan baik, terlalu sempitnya ruang gerak yang tersedia akan
mengakibatkan karyawan tidak dapat bekerja dengan baik. Oleh karena
itu manajemen perusahaan tentunya harus dapat menyusun
perencanaan yang tepat untuk runag gerak yang dari masing-masing
karyawan.
5) Keamanan kerja
Keamanan kerja merupakan faktor yang sangat penting yang
diperhatikan oleh perusahaan. Kondisi kerja yang aman akan membuat
karyawan tenang dalam bekerja sehingga meningkatkan produktivitas
karyawan.
6. Indikator-indikator lingkungan kerja
Indikator lingkungan kerja yang baik antara lain menurut Sarwanto,
dikutip dari Jurnal Lilik Khoiriyah (2009 : 28)
17
1. Tata ruang yang tepat dan mampu memberikan keleluasaan bekerja
para karyawan.
2. Pencahayaan memedai, sehingga mampu mendukung kinerja
karyawan.
3. Drainase dan ventilasi yang baik sehingga tercipta suhu dan
kelembapan ruangan.
4. Pengaturan ruang yang memungkinkan penciptaan ruangan yang
tenang dari suara bising.
2.1.2 Gaji
1. Pengertian Gaji
Menurut Veithzal dan sagala (2009 : 762), “gaji adalah balas
jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi
dari statusnya sebagai seorang karyawan yang memberikan kontribusi
dalam mencapai tujuan perusahaan atau dapat juga dikatakan sebagai
bayaran tetap yang diterima seseorang karena kedudukannya dalam
perusahaan.”
Menurut Moekiyat dalam Jurnal Aba Yazid (2009 : 30),
perusahaan yang baik seharusnya memberikan gaji yang sesuai dengan
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh tenaga kerja yang dimiliki oleh
perusahaan (equal pay for equal awork). Agar hal tersebut dapat
terselenggara, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu :
Pembayaran yang sama untuk pekerjaan dengan tingkat kesukaran
dan tanggungjawab jabatan yang sama.
18
Persamaan dengan gaji yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan
lain untuk jabatan yang sama.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulan bahwa Gaji
merupakan suatu imbalan bagi karyawan secara teratur atas jerih
payahnya dalam perusahaan yang diberikan untuk mencapai tujuan dan
merupakan dorongan bagi karyawan untuk meningkatkan aktivitas yang
akan datang. Imbalan berupa upah atau gaji merupakan salah satu
diantara imbalan eksintrik yang dapat dicapai seseorang melalui
kegiatan bekerja (dikutip dari Jurnal Aba Yazid 2009 : 30).
Ia dapat membantu organisasi-organisasi mencapai pekerja-
pekerja tersebut untuk bekerja keras dalam upaya meraih kinerja tinggi.
Tetapi, andaikata timbul ketidakpuasan dengannya, maka imbalan yang
diberikan dapat menyebabkan timbulnya pemogokan-pemogokan,
keluhan-keluhan, tidak masuknya para pekerja, berhentinya pekerja
bekerja, dan ada kalanya timbul gejala berupa memburuknya kesehatan
mental dan fisik. Memang harus diakui bahwa imbalan merupakan
sebuah hal yang sangat kompleks yang benar-benar perlu diperhatikan.
2. Tujuan Gaji
Menurut Veithzal dan Sagala (2009 : 762), tujuan pemberian upah dan
gaji ada sembilan, yaitu :
a. Ikatan Kerjasama
Dengan pemberian upah dan gaji terjalinlah ikatan kerja sama formal
antara pemilik/pengusaha dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan
19
tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pemilik/pengusaha wajib
membayar upah dan gaji sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
b. Kepuasan Kerja
Dengan gaji, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik,
status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya.
c. Pengadaan Efektif
Jika program gaji ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang
qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
d. Motivasi
Jika upah dan gaji yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi para karyawannya.
e. Stabilitas Karyawan
Dengan program upah dan gaji atas prinsil adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karena turnover relatif kecil
f. Disiplin
Dengan pemberian gaji yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin
baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang
berlaku.
g. Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program gaji yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan
dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
20
h. Pengaruh Asosiasi Usaha Sejenis/Kadin
Dengan program gaji atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi
yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover
relatif kecil dan perpindahan ke perusahaan sejenis dapat dihindarkan
i. Pengaruh Pemerintah
Jika program upah dan gaji sesuai dengan undang-undang perburuhan
yang berlaku (seperti batas upah minimum), maka intervensi pemerintah
dapat dihindarkan.
Menurut Poerwono (dikutip dalam http://jurnal-
sdm.blogspot.com/2009/05/gaji-definisi-peranan-fungsi-dan-tujuan.html)
peranan gaji dapat ditinjau dari dua pihak, yaitu:
a. Aspek pemberi kerja majikan adalah manager
Gaji merupakan unsur pokok dalam menghitung biaya produksi dan
sekaligus merupakan komponen harga pokok yang sangat menentukan
kelangsungan hidup perusahaan. Apabila pemberi kerja terlalu tinggi dapat
mengakibatkan harga pokok juga terlalu tinggi dan bila upah terlalu
rendah mengakibatkan perusahaan kesulitan mencari tenaga kerja.
b. Aspek penerima kerja
Gaji merupakan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan terhadap
keluarga, walaupun gaji bukan merupakan satu-satunya motivasi karyawan
dalam berprestasi tetapi dapat dikatakan bahwa gaji merupakan salah satu
motivasi penting yang ikut mendorong karyawan untuk berprestasi
21
sehingga tinggi rendahnya gaji yang diberikan akan mempengaruhi
produktivitas maupun kesetiaan karyawan tersebut terhadap perusahaan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Gaji
Menurut Siagian dikutip dalam Jurnal Aba Yazid (2009 : 32) ada
lima faktor penting dalam penetapan gaji, yaitu :
a. Tingkat upah dan gaji yang berlaku
Tingkat upah dan gaji yang berlaku umum itu tidak bisa diterapkan begitu
saja oleh suatu organisasi tertentu. Kebiasaan tersebut masih harus
dikaitkan dengan berbagai faktor lain, salah satu faktor yang harus
dipertimbangkan ialah langka tidaknya tenaga kerja yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan khusus tertentu dan sangat dibutuhkan oleh
organisasi yang bersangkutan.
b. Tuntutan serikat pekerja
Dalam masyarakat dimana eksistensi serikat pekerja diakui, sangat
mungkin terdapat keadaan bahwa serikat pekerja berperan dalam
mengajukan tuntutan tingkat upah dan gaji yang lebih tinggi dari tingkat
yang berlaku.
c. Produktivitas
Agar mampu mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, suatu organisasi
memerlukan tenaga kerja yang produktif. Apabila para pekerja merasa
bahwa mereka tidak memperoleh imbalanyang wajar, sangat mungkin
mereka tidak akan bekerja keras.
d. Kebijakan organisasi mengenai upah dan gaji
22
Kebijakan suatu organisasi mengenai upah dan gaji bagi para karyawannya
tercermin pada jumlah uang yang dibawa pulang oleh para karyawan
tersebut.
e. Peraturan perundang-undangan
Pemerintah berkepentingan dalam bidang ketenagakerjaan dan oleh
karenanya berbagai segi kehidupan kekayaan pun diatur dalam berbagai
peraturan perundang-undangan.
Menurut Manullang (1990 : 93) ada beberapa faktor penting dalam
menetapkan gaji yang adil, yaitu:
a) Pendidikan
Gaji yang diberikan harus sesuai dengan tingkat pendidikan karyawan,
misalnya gaji seorang sarjana harus dibedakan dengan yang bukan sarjana.
b) Pengalaman
Gaji yang diberikan kepada orang yang sudah mempunyai pengalaman
kerja tinggi harus dibedakan dengan orang yang belum berpengalaman.
c) Tanggungan
Gaji sudah dianggap adil bila besarnya gaji bagi yang mempunyai
tanggungan keluarga yang besar dibedakan dengan yang mempunyai
tanggungan keluarga yang kecil.
d) Kemampuan perusahaan
Kemampuan perusahaan untuk membayar karyawannya juga harus
diperhitungkan. Bila perusahaan mendapat keuntungan sebaiknya
23
karyawan juga dapat ikut menikmati melalui peningkatan gaji,
kesejahteraan, dan lain-lain.
e) Kondisi-kondisi pekerja
Bidang pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan keahlian yang khusus
haruslah dibedakan tingkat gajinya dengan pekerja yang mengerjakan
pekerjaan biasa dan sederhana.
4. Sistem Penggajian
Menurut Anatol Raporot dalam febriani.staff.gunadarma.ac.id
(Oktober 2011 ) sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat
hubungan satu sama lain, sedangkan menurut L. Ackof dalam
febriani.staff.gunadarma.ac.id (Oktober 2011) sistem adalah setiap kesatuan
secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan
saling tergantung satu sama lain. Mengacu pada beberapa definisi sistem
tersebut, dapat diartikan juga bahwa sistem adalah sekumpulan elemen yang
saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan
bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Masalah gaji bagi karyawan merupakan hal yang sensitif dan
berpengaruh langsung pada produktivitas kerja individu. Bagi perusahaan,
sistem gaji yang telah ada bukan semata-mata hanya untuk memenuhi
Peraturan Pemerintah dalam kaitannya dengan Upah Minimum Regional
(UMR), tetapi yang lebih penting lagi yaitu untuk menciptakan keseimbangan
antara apa yang diberikan karyawan pada perusahaan diimbangi oleh apa
yang diberikan Perusahaan untuk karyawannya.
24
Hal ini tampaknya sederhana, tetapi dalam prakteknya sangatlah sulit,
terlebih lagi bila Perusahaan belum memiliki Sistem Gaji yang mengacu pada
obyektivitas beban kerja (work load) bagi para karyawannya. Apabila
perusahaan telah memiliki sistem gaji melalui pendekatan metode tertentu
yang bersifat kuantitatif, akan sangat membantu bagi peyelenggaraan
pemeliharaan SDM. Namun pada kenyataannya banyak metode kuantitatif
yang ditawarkan dan setelah diterapkan tetap menimbulkan masalah bagi
perusahaan. Hal ini biasanya timbul karena metode tersebut kurang sesuai
dengan karakteristik lingkungan perusahaan yang ada di Indonesia dimana
faktor-faktor yang berkaitan dengan masa kerja dan pengakuan terhadap
pengalaman kurang dipertimbangkan. Selain itu aspek perlindungan dan
kesejahteraan seperti pemberian asuransi, program pensiun yang umumnya
diberikan perusahaan dan dikelola oleh instansi lain, memiliki kaidah-kaidah
yang telah diatur oleh perundangan ketenagakerjaan tetapi tidak selaras
dengan sistem gaji yang dianut oleh perusahaan.
Untuk itu adalah sangat bermanfaat bila perusahaan menerapkan
sistem gaji yang komprehensif, baik dari sisi aturan pemerintah maupun
untuk menciptakan kepastian dan keseimbangan bagi karyawannya serta
setara untuk jenis dan skala Perusahaan yang serupa. sistem gaji dengan
pendekatan kuantitatif pada umumnya akan lebih mudah diterima dan
dipahami bagi setiap pekerjaan memiliki nilai sebagai hasil pembobotan.
Nilai tersebut akan mencerminkan beban kerja bagi individu yang memangku
pekerjaan tersebut.
25
5. Bentuk-Bentuk Sistem Penggajian
Sistem penggajian pada perusahaan-perusahaan bervariasi, namum
demikian pada umumnya dapat digolongkan ke dalam :
a. Sistem Gaji Tetap. Dalam sistem ini pegawai akan mendapat gaji
yang besarnya relatif tetap. Misalnya jika pegawai lembur, pegawai
tidak mendapat uang lembur, sebaliknya bila pegawai absen, maka
gajinya juga tidak dikurangi.
b. Sistem Gaji Tetap dengan Variasi. Dalam sistem ini pegawai
mendapat gaji tertentu, tetapi bila pegawai lembur atau melakukan
prestasi tertentu, akan dapat uang tambahan, sebaliknya bila tidak
masuk kerja atau terlambat masuk kerja, gajinya akan dikurangi.
c. Sistem Gaji Variabel. Dalam sistem ini pegawai akan mendapat gaji
proporsional dengan prestasi. Satuan prestasi biasa dalam bentuk
unit produksi, jam kerja atau hari kerja.
d. Kombinasi (a), (b) dan (c).
6. Manfaat Sistem Penggajian
Manfaat sistem gaji pada umumnya merupakan gabungan antara tujuan
manajemen perusahaan dan harapan para karyawan, antara lain :
Sebagai daya tarik bagi tenaga kerja yang diperlukan oleh perusahaan.
Memelihara keberadaan karyawan untuk tetap bergabung dengan
perusahaan.
Merupakan imbalan yang setimpal atas prestasi yang telah diberikan
karyawan.
26
Mencerminkan adanya keadilan yang mendasari perhitungan
pembayaran imbalan untuk setiap pekerjaan sesuai dengan perbedaan
masing-masing kontribusinya pada perusahaan.
Tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah.
Tidak melebihi kemampuan keuangan perusahaan, tetapi juga cukup
atraktif bagi perusahaan sejenis
7. Ruang Lingkup Pelaksanaan
Ruang lingup penyusunan sistem gaji seperti yang tergambar pada
gambar 2.1 Diagram Sistem Penggajian adalah :
1. Pembuatan Desain Sistem Penggjian :
Penentuan faktor-faktor dan sub-faktor tugas/jabatan/
pekerjaan.
Penyusunan skala faktor jabatan.
Penyusunan skala gaji pokok
2. Pembobotan faktor dan sub-faktor bersama-sama dengan key
person
3. Pembuatan skala gaji pokok dengan dasar pengalaman/masa kerja
dan latar belakang keahlian
4. Penghitungan final sistem gaji
5. Pembuatan laporan akhir
6. Sosialisasi sistem gaji kepada karyawan bersama-sama Key Person
masing-masing unit kerja.
27
Gambar 2.1 Diagram Sistem Penggajian
Sumber : http://google.co.id/sistem penggajian
2.1.3 Niat untuk Berpindah Kerja
1. Pengertian Intensi Pindah Kerja (Intention Turnover)
Arti intensi adalah niat atau keinginan yang timbul dari individu
untuk melakukan sesuatu. Turnover diartikan sebagai penarikan diri
secara sukarela (voluntary) ataupun tidak (involuntary) dari organisasi
(Robbins : 1998). Voluntary turnover, menggambarkan keputusan
karyawan meninggalkan organisasi pada periode tertentu disebabkan
oleh seberapa menarik pekerjaan yang ada saat ini serta tersedianya
alternatif pekerjaan lain. Sebaliknya involuntary turnover,
menggambarkan keputusan pemberi kerja menghentikan hubungan
28
kerja dan bersifat uncontrollable bagi karyawan yang mengalaminya.
Menurut Mobley (dikutip dalam Tesis Muh. Surya Desa 2008 : 16)
intense turnover adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk
berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela atau pindah dari
suatu tempat ke tempat yang lain menurut pilihannya sendiri. Menurut
Mueller (2003 : 2) yang mengutip pendapat Steel (2002), penelitian
mengenai proses turnover sebaiknya dimulai ketika karyawan baru
mulai bekerja atau menjadi anggota organisasi. Intensi turnover ada
dibawah control individu, sehingga dapat memberikan hasil penelitian
yang lebih cepat dan relative mudah diprediksi disbanding perilaku
turnovernya.
Menurut Tai, et al. dikutip dalam tesis Muh. Surya Desa (2008 :
17) terdapat hubungan antara kepuasan kerja dengan berhenti bekerja.
Hubungan itu dimulai dari adanya pikiran untuk berhenti bekerja
(thinking of quitting), usaha-usaha untuk mencari pekerjaan baru,
berintensi untuk berhenti bekerja atau tetap bertahan dan yang terakhir
adalah memutuskan untuk berhenti bekerja. Perasaan tidak puas akan
memicu rencana untuk berhenti bekerja, yang kemudian akan
mengarahkan pada usaha mencari pekerjaan baru. Jika ongkos atau
pengorbanan yang harus dibayar terlalu tinggi sementara alternatif
pekerjaan yang ada memiliki prospek yang lebih baik, maka akan
timbul intensi untuk berhenti bekerja dan hal ini diaktualisasikan dalam
bentuk perilaku atau tindakan berhenti atau berpindah dipekerjaan lain.
Jika alternative pekerjaan yang tersedia tidak terlalu baik atau
29
menjanjikan, situasi tersebut akan menstimulasi individu untuk tetap
bertahan. Tingkat turnover adalah kriteria yang cukup baik untuk
mengukur stabilitas yang terjadi di organisasi tersebut, dan juga bisa
mencerminkan kinerja dari organisasi (Pare dan Tremblay dikutip dari
Tesis Muh.. Surya Desa 2008 : 18).
Turnover megarah pada kenyataan akhir yang dihadapi
organisasi berupa jumlah karyawan yang meninggalkan organisasi pada
periode tertentu, sedangkan keinginan berpindah mengacu pada hasil
evaluasi individu mengenai kelanjutan hubungannya dengan organisasi
dan belum diwujudkan dalam tindakan pasti meninggalkan organisasi.
Pengertian turnover tradisional mengasumsikan bahwa orang
meninggalkan organisasi karena alasan yang sukarela dan yang tidak
sukarela. Menurut Suwandi dan Indriantoro (1999 : 3) yang mengutip
pendapat Abelson bahwa antara karyawan yang meninggalkan
organisasi secara sukarela tetapi tidak dapat dihindari dan karyawan
yang tetap tinggal pada organisasi (stayers) tidak dibedakan
karakteristik tingkat kepuasan dan komitmennya. Akibatnya hasil studi
yang menggunakan angka voluntary turnover yang tidak membedakan
kedua kelompok ini cenderung lemah hubungan antar variabelnya.
Keinginan untuk pindah kerja adalah mengacu pada hasil
evaluasi individu mengenai kelanjutan hubungan dengan organisasi dan
belum diwujudkan dalam tindakan pasti meninggalkan organisasi. Lum
et.al., (1998) dalam Harif (2001) mengemukakan, bahwa keinginan
seseorang untuk keluar dari organisasi yaitu evaluasi, posisi seseorang
30
saat ini berkenaan dengan ketidakpuasan yang memicu keinginan
seseorang keluar dan mencari pekerjaan lain. Abelson (1987) dalam
Harif (2001), menyatakan sebagian besar karyawan yang meninggalkan
organisasi karena alasan voluntary dapat dikategorikan atas
perpindahan kerja sukarela yang dapat dihindarkan (avoidable
voluntary turnover) dan perpindahan kerja yang tidak dapat dihindarkan
(unavoidable voluntary turnover).
2. Faktor-Faktor Penyebab Intensi Pindah Kerja
Perpindahan kerja sukarela yang dapat dihindari disebabkan
karena alasan-alasan gaji yang lebih baik ditempat lain, kondisi kerja
yang lebih baik diorganisasi lain, masalah dengan
kepemimpinan/administrasi yang ada, serta adanya organisasi lain yang
lebih baik. Sedangkan kerja sukarela yang tidak dapat dihindari
disebabkan oleh alas an-alasan : pindah kedaerah lain karena mengikuti
pasangan, perubahan arah karir individu, harus tinggal dirumah untuk
menjaga pasangan/anak dan kehamilan (Suwandi dan Indriantoro 1993 :
3-6).
Menurut Mobley (1982) dikutip dalam Tesis Muh. Surya Desa
(2008), beberapa indikator yang mengindikasikan seorang
pekerja/tenaga/karyawan suatu organisasi yang mempunyai keinginan
pindah adalah : (1) sudah merasa jenuh terhadap rutinitas pekerjaan di
lingkungan kerja dalam suatu organisasi/perusahaan ; (2) sudah terpikir
untuk pindah dari lokasi pekerjaan dalam suatu organisasi ; dan (3)
31
sudah mencari pekerjaan lain sebagai alternatif lokasi kerja setelah
pindah nantinya.
Selain itu ada faktor lain yang meyebabkan seseorang berniat
untuk berpindah kerja seperti yang dikemukakan oleh MacCarthy, dkk
(2002) dikutip dalam Tesis Muh. Surya Desa (2008) yaitu karakteristik
pekerjaan. Karakteristik pekerjaan adalah ciri-ciri dari lingkungan
pekerjaan yang meliputi lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan fisik
meliputi suasana kerja dilihat dari faktor fisik seperti keadaan suhu,
cuaca, konstruksi bangunan dan temperature lokasi pekerjaan.
Sedangkan lingkungan sosial meliputi sosial budaya di lingkungan
kerjanya, besar atau kecilnya beban kerja, kompensasi yang diterima,
hubungan kerja seprofesi dan kualitas kehidupan kerjanya.
Menurut Thai, et al. (1998) dalam Harif (2001), beberapa
indikator dari karakteristik pekerjaan yaitu beban kerja, rutinitas kerja,
imbalan yang diterima dan hubungan kerja seprofesinya. Secara
keseluruhan berdampak terhadap kualitas kehidupan kerjanya yang
dilihat dari keamanan kerja, kenyamanan dan kesempatan
pengembangan diri pekerja.
2.1.4 Hubungan antara Lingkungan Kerja dan Sistem Penggajian
terhadap Niat Pindah Kerja Karyawan
Lingkungan kerja merupakan alat perkakas yang akan
berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam suatu perusahaan yang
32
tentunya akan berakibat pada keinginan karyawan tersebut untuk tetap
tinggal bekerja diperusahaan itu atau keluar dari perusahaan tersebut.
Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan melalui
pengikatan hubungan yang harmonis dengan atasan maupun bawahan,
serta didukung oleh sarana dan prasaranayang memadai yang ada
ditempat bekerja akan membawadampak positif bagi karyawan,
sehingga akan memberikan rasa nyaman kepada karyawan untuk tetap
bekerja di perusahaan tersebut.
Sementara gaji adalah salah satu faktor penentu berhasil
tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Seorang karyawan
mempunyai tujuan untuk mendapatkan gaji guna memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan terpenuhinya kebutuhan karyawan maka akan tercipta
suasana kerja yang menyenangkan dilingkungan perusahaan .Namun,
apabila gaji yang diterapkan dalam organisasi perusahaan tersebut tidak
sesuai dengan situasi dan kondisi internal organisasi, seperti tingkat
keahlian dan kematangan karyawannya maka akan berpengaruh
terhadap perilaku karyawan dalam menjalankan tugas yang buruk.
Tentunya hal tersebut akan berpengaruh terhadap intense seorang
karyawan untuk mendapatkan gaji yang lebih baik ditempat lain,
sehingga seorang karyawan bisa saja memutuskan untuk berpindah
kerja.
Mengingat faktor tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting
dalam pelaksanaan proses produksi maka diperlukan tenga kerja yang
mempunyai ketrampilan dan keahlian demi kelangsungan hidup
33
perusahaan. Untuk itu, perusahaan perlu menetapkan gaji yang sesuai
dengan karyawannya dan setiap karyawan pun berhak untuk
mengetahui bagaimana perusahaan menetapkan sistem gaji kepada
masing-masing perusahaan agar antara perusahaan dan karyawan dapat
saling memahami.
Sistem gaji yang jelas untuk karyawan dalam perusahaan
merupakan tanggung jawab dari manajer sumber daya manusia.
Manajer sumber daya manusia perlu memaparkan dengan jelas
bagaimana karyawan dapat memperoleh gajinya sehingga jika terjadi
pemotongan karyawan sudah harus mengetahui penyebab gajinya
dipotong. Jika tiap perusahaan mampu transparan dalam menyelesaikan
sistem penggajian dengan karyawannya, tiap karyawan pasti akan
merasa puas dan betah untuk tetap bekerja pada perusahaan tersebut
apalagi jika didukung lingkungan kerja yang baik.
2.2 Kerangka Pikir
Untuk memperjelas pelaksanaan penelitian dan sekaligus untuk
mempermudah dalam pemahaman, maka perlu dijelaskan suatu kerangka
pemikiran sebagai landasan dalam pemahaman.
Adapun kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
34
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
Keterangan :
Dari kerangka pemikiran diatas dijelaskan bahwa variabel lingkungan
kerja yang baik dan menyenangkan, maka dapat memberikan kepuasaan
karyawan dalam bekerja sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan
niat pindah kerja karyawan. Sedangkan variabel sistem penggajian
mempunyai pengaruh terhadap niat pindah kerja karyawan Artinya apabila
perusahaan memberikan gaji yang sesuai dengan jasa yang telah diberikan
karyawan tersebut kepada perusahaan, maka karyawan tidak akan mencari
pekerjaan ditempat lain atau dengan kata lain berpindah tempat kerja demi
mencari gaji yang lebih layak. Oleh karena itu, diperlukan transparansi
mengenai sistem gaji yang diberikan perusahaan kepada karyawannya.
Dengan demikian, jika karyawan mendapat lingkungan kerja yang baik
ditambah sistem penggajian yang transparan dari perusahaan maka dapat
mengurangi niat pindah kerja karyawan.
LingkunganKerja(X1)
SistemPenggajian
(X2)
Niat PindahKerja Karyawan
(Y)
PT. SERMANI STEEL MAKASSAR
35
2.3 Hipotesis
1. Diduga ada pengaruh lingkungan kerja terhadap niat pindah kerja
karyawan
2. Diduga ada pengaruh sistem penggajian terhadap niat pindah kerja
karyawan
3. Diduga ada pengaruh lingkungan kerja dan sistem penggajian
terhadap niat pindah kerja karyawan
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Daerah dan Obyek Penelitian
3.1.1 Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Sermani Steel yang berlokasi di
Jl. Jend. Urip Sumohardjo Km.7 Tello Makassar, Sulawesi Selatan.
3.1.2 Obyek Penelitian
Obyek yang diteliti dari penelitian ini adalah Perusahaan dan
karyawan dari PT. Sermani Steel Makassar. Dengan pertimbangan
sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah di
rumuskan dimuka maka obyek yang paling sesuai adalah Perusahaan
dan karyawan PT. Sermani Steel Makassar.
3.2 Jenis dan Sumber Data
3.2.1 Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data
yang berupa angka-angka seperti umur responden dan total scoring dari
jawaban kuesioner yang akan dibagikan kepada karyawan-karyawan
PT. Sermani Steel Makassar, sedangkan data kualitatif yaitu data yang
diperoleh dalam bentuk informasi, baik lisan maupun tulisan seperti :
gambaran umum perusahaan, kondisi lingkungan kerja serta data
lainnya yang ada kaitannya dengan penulisan ini. Data ini diperoleh
37
dari hasil wawancara dengan pihak dari perusahaan serta berasal dari
kerjasama perusahaan dengan peneliti dalam memberikan semua
informasi-informasi mengenai masalah yang diteliti.
3.2.2 Sumber Data
Adapun sumber data yang penulis gunakan adalah :
1. Data primer yaitu data yang bersumber dari kuisioner, hasil
pengamatan serta wawancara penulis dengan para karyawan yang
berada di PT. Sermani Steel Makassar
2. Data sekunder yaitu data yang berupa bahan tertulis yang diperoleh
melalui bacaan-bacaan atau literatur-literatur atau instansi terkait
yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi ini.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Dwi Priyatno (2010 : 8) Populasi adalah suatu kelompok
atau kumpulan subjek atau objek yang akan dikenai generalisasi hasil
penelitian. Berdasarkan definisi tersebut, populasi dapat dipahami
sebagai kelompok individu atau objek pengamatan yang minimal
memiliki satu persamaan fisik. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua karyawan kantor maupun pabrik pada PT. Sermani Steel
Makassar yang berjumlah 67 orang. Alasan pengambilan populasi pada
karyawan PT. Sermani Steel Makassar adalah karena karyawan
merupakan aset yang penting dalam perusahaan agar perusahaan dapat
mencapai tujuannya.
38
3.3.2 Sampel
Untuk menentukan ukuran sampel dapat digunakan rumus slovin
sebagai berikut :
n = N/1+N.e2
Ket :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Nilai kritis (persen kelonggaran karena ketidaktelitian
akibat kesalahan pengambilan sampel populasi
Dalam penelitian ini, jumlah populasi karyawan PT. Sermani Steel
dengan batas kesalahan yang diinginkan adalah 10 %, maka dengan
perhitungan di atas dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
n = N/1+N.e2
= 67/1+67 (0,1x0,1)
= 67/1+0,67
= 40,11 (dibulatkan menjadi 40)
Setelah pembulatan, maka sampel yang diperoleh adalah 40 orang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi data yang dibutuhkan dalam penulisan
skripsi ini, maka menggunakan metode melalui :
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan secara langsung terhadap obyek penelitian.
Teknik yang digunakan meliputi
39
c. Wawancara
Wawancara (Interview) yaitu mengadakan tanya jawab
secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti dalam perusahaan.
d. Kuisioner
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan/pernyataan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.
Peneliti menggunakan teknik ini untuk mendapatkan data tentang
lingkungan kerja, sistem penggajian dan niat pindah kerja
karyawan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket
langsung dengan bentuk rating-scak, dimana daftar
pertanyaan/pernyataan ditanggapi langsung oleh responden sendiri
dengan memilih jawaban yang sesuai dengan apa yang didapatkan
responden pada perusahaan.
Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep
alat ukur yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Konsep
alat ukur ini dijabarkan kedalam indikator, selanjutnya dijadikan
landasan dan pedoman dalam menyusun item-item pertanyaan atau
pernyataan dalam kuesioner.
Pertanyaan/pernyataan yang diajukan harus sesuai dengan
aspek yang tertuang indikator yang telah disusun. Untuk
menentukan nilai jawaban angket dari masing-masing pertanyaan
yang diajukan dengan modifikasi skala likert.
40
Hasil kuesioner diukur dengan menggunakan metode Skala
likert. Sutrisno Hadi (1993 : 20) mengemukakan skala likert atas
tingkatan kesetujuan terhadap statement dalam angket
diklasifikasikan sebagai berikut :
SA = Strongly Agree = SS : Sangat setuju
A = Agree = S : Setuju
UD = Undecided = BM : Belum memutuskan/Netral
DA = Disagree = TS : Tidak setuju
SDA = Strongly Agree = STS : Sangat tidak setuju
Untuk scoring di atas jawaban setiap item instrumen dalam
bentuk skala likert menggunakan skala 5 yaitu :
1. Pernyataan yang positif skornya sebagai berikut :
a. Sangat setuju : nilai 5
b. Setuju : nilai 4
c. Netral : nilai 3
d. Tidak setuju : nilai 2
e. Sangat tidak setuju : nilai 1
2. Pernyataan yang negatif skornya sebagai berikut :
a. Sangat setuju : nilai 1
b. Setuju : nilai 2
c. Netral : nilai 3
d. Tidak setuju : nilai 4
e. Sangat tidak setuju : nilai 5
41
2. Penelitian Pustaka (Library Research).
Penelitian ini dilakukan dengan maksud memperoleh pengetahuan dan
landasan teori dari berbagai literature yang erat kaitannya dengan
penulisan skripsi ini. Metode ini digunakan untuk memperoleh data-
data tentang gambaran umum lokasi penelitian.
3.5 Pengukuran Instrumen Penelitian
Suatu tes atau alat instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan pengukuran tersebut.
Validitas secara singkat merujuk pada kemampuan suatu instrument pengukur
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pada penelitian ini, pengujian validitas akan menggunakan korelasi
Pearson. Instrumen penelitian dikatakan valid jika nilai person correlation
berada pada angka > 0,312. Hal tersebut sesuai dengan r tabel untuk tingkat
signifikan 0,05 dengan uji dua sisi dan jumlah data (n) 40.
Setelah analisis validitas ditentukan maka selanjutnya akan dianalisis
reliabilitasnya. Pada dasarnya reliabilitas merujuk pada kemampuan suatu
instrumen untuk diuji kembali dengan memberikan hasil yang relatif
konstant. Artinya suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen itu
memberikan hasil yang relatif sama jika diuji secara berulang-ulang. Pada
studi ini, pengujian reliabilitas akan menggunakan koefisien alpha crombath.
Jika nilainya di atas 0.7 maka dikatakan reliabel.
42
3.6 Metode Analisis
Untuk menguji sampai sejauh mana kebenaran hipotesis maka model
dan teknik analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Metode analisis deskriptif dengan pendekatan survei yang bersifat
kualitatif. Secara kualitatif maksudnya peneliti menganalisa data
berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumen-
dokumen, literatur-literatur terkait, maupun buku-buku.
2. Metode yang bersifat kuantitatif yaitu dengan menggunakan model regresi
berganda sebagai berikut :
Y = f(X1,X2)
Y = b0X1b1X2
b2eµ
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + µ
Di mana :
Y adalah Niat Pindah Kerja Karyawan
b0 adalah Konstanta
X1 adalah Lingkungan Kerja
X2 adalah Sistem Penggajian
e adalah error term
Sedangkan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari masing-masing
koefisien regresi variabel independen terhadap variabel dependen maka
penulis menggunakan uji statistik diantaranya :
1. Uji Statistik F
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independent secara signifikan terhadap variabel dependen. Dimana
43
jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima atau variabel independen
secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen (tidak signifikan) dengan kata lain perubahan yang
terjadi pada variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan
variabel independen,dimana tingkat signifikansi yang digunakan
yaitu 5 %.
2. Uji Statistik t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain,
untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen
dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependent
secara nyata. Dimana jika thitung > ttabel Hi diterima (signifikan) dan
jika thitung < ttabel Ho diterima (tidak signifikan).uji t digunakan
untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak,
dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%.
3.7 Definisi Variabel Operasional
Untuk lebih mengarahkan dalam pembahasan, maka penulis
memberikan batasan variabel yang meliputi :
1. Variabel dependen (variabel terikat) yang dilambangkan dengan
(Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah Niat Pindah Kerja Karyawan
44
yaitu keinginan karyawan untuk menarik diri dari perusahaan.
Variabel ini dapat diukur melalui beberapa faktor, yaitu :
Rutinitas pekerjaan yang menjenuhkan
Karyawan yang sudah terpikir untuk pindah kerja
Karyawan sudah mencari pekerjaan setelah pindah
kerja
Hubungan kerja dengan karyawan lain
Adanya kesempatan pengembangan diri karyawan
2. Variabel independen (variabel bebas) yang dilambangkan (X) yaitu
variabel yang mempengaruhi variabel yang lain. Variabel
independen dalam penelitian ini ada dua, yaitu :
X1 Lingkungan kerja yaitu faktor - faktor yang ada didalam
maupun diluar perusahaan yang indikatornya adalah :
Penerangan adalah cukupnya sinar yang masuk kedalam
ruang kerja dalam perusahaan.
Suhu udara yang terlalu panas bagi karyawan dapat
menyebabkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan proses
produksi
Suasana kerja yang tenang yang dapat mendukung
konsentrasi karyawan dalam bekerja
Pengaturan ruang yang memungkinkan kenyamanan
karyawan dalam bekerja
Keamanan karyawan dalam bekerja sehingga ketika
terjadi kecelakaan kerja, karyawan tidak perlu merasa
45
khawatir karena perusahaan telah menjamin
keselamatan karyawan.
X2 Sistem penggajian proses pemberian dan penetapan gaji
kepada karyawan yang indikatornya adalah :
Tingkat upah dan gaji yang berlaku dalam perusahaan
Produktivitas karyawan selama bekerja pada perusahaan
Undang-undang yang berlaku
Besarnya beban kerja/tanggung jawab yang diberikan
kepada karyawan
Sistem Penggajian yang dianut perusahaan
46
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah
PT. Sermani Steel adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pembuatan (produksi) baja lapisan seng. Perusahaan ini terletak di pinggiran kota
kurang lebih tujuh kilometer dari pusat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Perusahaan ini didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan baja
lembaran seng, menunjang perekonomian di Sulawesi Selatan pada khususnya
dan Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, PT. Sermani Steel dapat
menyelenggarakan kerjasama dengan badan hukum maupun perusahaan lainnya.
PT. Sermani Steel didirikan di Makassar dengan persetujuan Bapak
Presiden RI No.84/Pres/5/1969 tanggal 22 Mei 1969. Kemudian disusul dengan
surat izin dari Menteri Perindustrian No. 217/M/SK/1969, pada tanggal 10 Juni
1969 yang merupakan realisasi daripada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967
Juncto Nomor 11 Tahun 1970 Tentang Penanaman Modal Asing Indonesia dan
Jepang.
Orang-orang yang paling berperan dalm berdirinya PT. Sermani Steel
antara lain :
1. H. Syamsuddin Dg. Mangawing (Indonesia)
2. Nippon Kokan Kabushiri Kaisha (Jepang)
3. Marubeni Corporation (Jepang)
47
4.1.1 Data PT. Sermani Steel Makassar
Adapun data-data yang berkaitan dengan PT. Sermani Steel antara lain :
1. Nama Perusahaan : PT. Sermani Steel
2. Alamat Perusahaan : Jl. Jend. Urip Sumohardjo Km. 7 PO BOX
1039 Tello Baru
3. Mulai dibangun : Peletakan batu pertama dilakukan pada
tanggal 1 November 1969
4. Akhir Pembangunan : 12 Agustus 1970
5. Luas Tanah : 20.000 m2
6. Luas Bangunan : 3.582 m2
7. Luas Kantor : 415 m2
8. Unit Mesin : 2 (dua) unit Galvanizing Line
9. Jumlah Karyawan : 67 orang yang terdiri atas 6 orang manajer,
4 orang staff (1 pria dan 3 wanita) dan 57
orang pekerja pabrik/lapangan.
10. Ikon/cap : Berupa hewan “Rusa/Menjangan”, dimana
hewan ini dianggap melambangkan
perdamaian dan ketangkasan
4.1.2 Visi, Filosofi dan Nilai Perusahaan
1. Visi PT. Sermani Steel Makassar yaitu :
a. Memberikan kualitas terbaik dalam pelapisan lembaran baja
b. Menjadi pemimpin pasar dalam pelapisan lembaran baja di
Indonesia Timur
48
2. Filosofi PT. Sermani Steel Makassar yaitu :
a. Kepuasan pelanggan
b. Kepuasan pemegang saham
3. Nilai perusahaan PT. Sermani Steel Makassar yaitu :
a. Inovatif dan efisien
b. Berpikir cerdas dan bertindak cepat
c. Ketulusan
d. Kesadaran lingkungan
e. Pengembangan komunitas
4.1.3 Jumlah Tenaga Kerja dari Tahun 2007-2011
Adapun jumlah tenaga kerja untuk PT. Sermani Steel dari Tahun
2007-2011 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja dari Tahun 2007-2011
No. Tahun Jumlah Tenaga Kerja
1. 2007 99
2. 2008 91
3. 2009 85
4. 2010 74
5. 2011 67
Sumber : PT. Sermani Steel, 2011
Penurunan jumlah tenaga kerja dari tahun ke tahun disebakan karena
beberapa faktor, diantaranya adalah adanya karyawan yang pensiun, ada pula
yang mengundurkan diri bahkan ada yang meninggal.
49
4.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Sermani Steel Makassar
Sumber : PT. Sermani Steel, 2011
Board of Directors
ManajerPabrik
ManajerPemasaran
Manajer Keuangan&Accounting
G.Affair, SDM&Purchase Manager
Asisten ManajerPengadaan Barang
StaffPurchasing
Raw MaterialWarehouse
Staff SDMStaff FaxOperator
Car Drivers Security
StaffKeuangan
StaffAccounting
AdminSalesSupervisor
G.I.S.Production)
Supervisor QualityControl&Warehouse Finish Product
SupervisorMaintenance
&Support
SupervisorShearing Loine&
Corrugation
PEKERJA PABRIK
Managing Director
50
Penetapan struktur organisasi harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan
secara jelas dan tegas, sehingga wewenang dan tanggung jawab menjadi jelas.
Sebaliknya, apabila struktur organisasi tidak ditetapkan dengan jelas dan tegas, maka
akan terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab.
Struktur organisasi pada dasarnya merupakan alat kontrol bagi semua aktivitas untuk
mencapai tujuan. Untuk memperjelas setiap tugas dan tanggung jawab setiap
karyawan, maka ditetapkan tata kerja sebagai berikut :
1. Board of Directors
Board of directors mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
utamanya menyangkut masalah kebijakan jangka panjang, tujuan umum
perusahaan, dan strategi perusahaan. Kegiatan khusus dewan direksi
antara lain menyusun kerjasama dengan pihak The Associated of Overseas
Technical Scholarship (AOTS) yaitu lembaga yang mendidik dan melatih
para tenaga kerja perusahaan yang berkedudukan di Jepang dan menjalin
hubungan baik dengan para pemegang saham serta pemerintah.
2. Managing Director
Managing director mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
berkaitan dengan persuratan, pajak, hukum, serta melakukan hubungan
dengan board of directors.
3. Purchase Manager
Purchase manager mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berkaitan
dengan pembelian bahan baku serta bahan pembantu dan pengadaan
kebutuhan perusahaan
51
4. Finance and Accounting Manager
Finance and accounting manajer memiliki tugas dan tanggung jawab
yang berkaitan dengan aktivitas keuangan seperti kas dan investasi,
laporan keuangan, laporan pajak dan rekonsiliasi bank, biaya dan harga
perolehan, pembayaran hutang, penagihan piutang, dan penjualan kredit
serta nota-nota, kuitansi dan cek.
5. Manajer SDM
Manajer SDM memiliki tugas dan tanggung jawab yang berkaitan
dengan aktivitas penerimaan dan PHK karyawan, pelatihan-pelatiha
karyawan dan juga yang mengatur segala shift untuk jam kerja karyawan.
Posisi ini berkaitan dengan semua hal mengenai administrasi karyawan.
6. Sales Manager
Sales manager mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berrkaitan
dengan administrasi dan kegiatan administrasi penjualan serta melakukan
analisa pasar.
7. General Affair
General affair memiliki tugas dan tanggung jawab yang berkaitan
dengan kegiatan umum kantor dan pabrik, keamanan dan transportasi dan
biaya perbaikan perusahaan.
8. Factory Manager
Factory manager memiliki tugas dan tanggung jawab yang berkaitan
dengan pengendalian produksi mulai dari pengolahan hingga menjadi
52
produk siap pakai, pemeliharaan pabrik, serta quality control atas hasil
produksi.
9. Car Drivers
Tugas-tugas dari Drivers adalah mengawasi para supir dan menyusun
atau mengatur penggunaan kendaraan, menyusun cuti tahunan para supir-
supir dan mengatur mengenai penggantian jika salah satu diantara supir
tidak masuk kerja atau sakit, kepala supir harus melapor setiap minggu
tentang kondisi para supir
4.3 Kegiatan Perusahaan (Pabrik)
Pada pembahasan ini akan dipaparkan bagaimana berlangsungnya siklus
produksi di PT. Sermani Steel mulai dari bahan baku, peralatan yang digunakan
sampai dengan proses penyimpanan dan pengangkutan.
1. Penyimpanan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah plat-plat baja dalam bentuk
gulungan (cold rolled steel in coil) atau CRC. Bahan baku ini disimpan
dalam suatu ruangan yang cukup besar di bagian belakang pabrik. Bahan
baku yang berupa gulungan ini kemudian akan diangkut menuju proses
shearing line yaitu proses pemotongan baja dengan menggunakan bantuan
cran berjalan. Pada tempat ini risikonya terbilang sedikit karena hanya
menyangkut penyimpanan bahan baku, kecuali ketika terjadi proses
pengangkutan melaui cran berjalan, kemungkinan yang bisa terjadi adalah
gulungan baja yang diangkut pada cran berjalan tersebut bisa saja jatuh
53
dan bisa menimpa pekerja yang berada di bawahnya, olehnya itu harus
senantiasa diperhatikan kemampuan cran berjalan dalam pengangkutan
ini.
2. Shearing Line (Bagian Pemotongan)
Pada shearing line ini dapat dikatakan sebagai proses perubahan
bentuk, dimana proses ini merupakan proses pemotongan gulungan baja
(bahan baku) ke dalam ukuran dengan panjang tertentu sesuai dengan
keperluan. Pengoperasian pada unit ini berlangsung secara otomatis,
sehingga ukuran-ukuran seng tersebut sama. Pada bagian shearing ini
merupakan salah satu unit dengan risiko kebisingan yang cukup tinggi,
sebab kebisingan pada unit ini mencapai 89 dB. Olehnya itu, sebaiknya
untuk mengurangi akibat yang mungkin timbul akibat keterpaparan
terhadap sumber bunyi maka diwajibkan kepada setiap pekerja pada unit
tersebut untuk menggunakan sumbat telinga atau tutup telinga pada saat
berinteraksi dengan mesin tersebut.
3. Galvanizing Line
Proses ini merupakan proses pelapisan lembaran-lembaran baja yang
dihasilkan pada proses shearing line. Secara singkat dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
a. Lembaran baja yang dihasilkan pada shearing line diangkat dengan
bantuan cran berjalan menuju feeding table pada unit galvanizing line.
b. Dari feeding table ini lembaran baja tersebut akan ditarik ke dalam dua
buah bak cleaner yang berisi air dengan temperatur 85 °C untuk
54
menghilangkan lapisan minyak yang tertinggal pada lembaran baja
tersebut.
c. Setelah proses tersebut lembaran baja kemudian ditarik lagi untuk
dimasukkan ke dalam dua buah bak yang berisi cairan HCI, kemudian
ditarik lagi ke dalam bak berisi air panas untuk menghilangkan
kemungkinan adanya lapisan HCI yang tertinggal.
d. Tahapan berikutnya adalah menarik lembaran yang sudah dilapisi
tersebut menuju cooling comveyer untuk mendinginkan lembaran
tersebut
e. Tahapan terakhir dari proses galvanizing ini adalah stamping
(automatic stamp), yaitu memberikan cap pada lembaran yang sudah
dilapisi tadi, untuk selanjutnya dikirim pada proses corrugation line.
Dari uraian proses di atas dapat kita lihat adanya faktor risiko pada
unit ini, yaitu bahan kimia yang digunakan seperti ammonium acid,
HCI, zinc cloride dan lain-lain serta temperatur yang sangat tinggi.
Setiap pekerja pada unit ini dianjurkan untuk memakai alat pelindung
diri yang sesuai sehingga mampu mengurangi risiko yang mungkin
timbul akibat keterpaparan dengan sumber panas dan sumber risiko
lainnya.
4. Corrugation Line
Pada proses ini lembaran-lembaran baja yang sudah melalui proses
pelapisan dan stamping kemudian diangkut menuju proses terakhir yaitu
penggelombangan (corrugation line). Gelombang yang terbentuk pada
55
tahapan ini ada yang berupa gelombang besar, gelombang kecil, dan ada
pula yang hanya berupa lembaran plat seng baja saja disesuaikan dengan
permintaan pasar.
5. Packing
Tahapan akhir dari produksi ini adalah proses packing atau penyimpanan
hasil produk. Ini dimaksudkan agar produk tersebut lebih mudah diangkut
dan dipasarkan.
Secara sederhana setiap proses yang telah disebutkan di atas dapat dilihat
pada bagan berikut ini :
Gambar 4.2 Bagan Alur Produksi
Sumber : PT. Sermani Steel, 2011
4.4 Kondisi Lingkungan Perusahaan
Suatu perusahaan yang besar idealnya juga memiliki perhatian yang lebih pula
terhadap kondisi lingkungan yang ada di sekitar perusahaan tersebut. Mulai dari
penataan lingkungan / area perusahaan sampai pada permasalahan limbah yang
dihasilkan dalam proses produksi. Upaya meminimalisir terbentuknya limbah dan
pelepasan kontaminan ke media lingkungan dalam rangka menghasilkan produk dan
jasa yang ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap
masyarakat dan lingkungan sekitarnya merupakan salah satu kebijakan yang
Bahan Baku Shearing Line Galvanizing Line
Packing StamplingCorrugation Line
56
berdampak positif. Salah satu strategi untuk merealisasikan hal tersebut adalah
dengan menerapkan produksi bersih.
Produksi bersih didefinisikan sebagai strategi pengelolaan lingkungan yang
bersifat preventif, proaktif, terpadu, dan diterapkan secara kontinyu pada setiap
kegiatan mulai dari hulu sampai ke hilir yang terkait dengan proses produksi, produk
dan jasa, untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam, mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada
sumbernya.
Mengenai kebersihan perusahaan / pabrik PT. Sermani Steel boleh
dikategorikan perusahaan dengan lingkungan pabrik yang bersih, pekarangannya
bersih serta halaman depan pabrik terdapat banyak tanaman dan pepohonan yang
turut menunjang estetika dan juga berperan penting untuk mengurangi polusi udara
yang ditimbulkan oleh asap-asap kendaraan.
4.4.1 Peraturan Kerja
Dalam suatu perusahaan, terutama perusahaan dengan sistem manajerial
yang baik selalu memperhitungkan dengan cermat sistem kerja yang akan
diterapkan untuk para pekerjanya. Peraturan kerja di PT. Sermani Steel yang
diterapkan berkaitan dengan sistem kerja.
Sistem kerja yang dimaksudkan adalah aturan kerja yang dibuat oleh
pihak perusahaan untuk mengatur jalannya proses produksi. Sistem kerja tersebut
berupa peraturan jam kerja oleh perusahaan di PT. Sermani Steel, sistem kerja
yang deberlakukan adalah lima hari kerja (Senin sampai Jumat) dengan waktu
kerja sebagai berikut :
57
Senin – Kamis :
08.00 – 12.00 Waktu Kerja
12.00 – 13.00 Istirahat
13.00 – 17.00 Waktu Kerja
Jumat :
08.00 – 11.30 Waktu Kerja
11.30 – 13.30 Istirahat
13.30 – 17.00 Waktu Kerja
Pembagian waktu kerja di atas merupakan aturan umum bagi seluruh
staff/karyawan kantor. Namun, selain pengaturan seperti di atas, bagi para
pekerja shift ada pengaturan jam kerja yang berbeda yaitu dibagi menjadi tiga
shift kerja, yaitu :
1. Shift 1 dengan jam kerja antara 08.00 – 16.00
2. Shift 2 dengan jam kerja antara 16.00 – 24.00
3. Shift 3 dengan jam kerja antara 24.00 – 08.00
Sistem kerja dengan shift ini hanya berlaku untuk beberapa bagian saja
seperti pada bagian security (keamanan), pekerja pabrik yang lembur dan
sebagainya.
4.4.2 Sistem Penanganan Limbah
1. Limbah Cair (Waste Water)
Untuk pengelolaan limbah cair yang dihasilkan oleh PT. Sermani
Steel dilakukan penanganan dengan waste water treatment. Waste water
58
treatment ini adalah alat yang digunakan dalam proses pemurnian /
pembersihan air limbah yang dihasilkan dari proses produksi sehingga air
limbah tersebut setelah dialirkan ke lingkungan tidak akan mengganggu
habitat sekitarnya.
Proses ini melalui beberapa tahapan, setelah melalui tahapan
tersebut air kemudian dialirkan menuju kolam indikator dimana pada
kolam tersebut terdapat ikan dan binatang lain. Hewan-hewan ini dijadikan
sebagai indikator apakah air tersebut mengandung bahan yang mungkin
berbahaya atau tidak, dan kenyataannya ikan tersebut berkembang dengan
baik.
2. Limbah Padat
Untuk limbah padat yang dihasilkan oleh PT. Sermani Steel
dilakukan dengan cara penyimpanan pada satu gedung di bagian
belakang pabrik. Bahan-bahan padat yang disimpan ini terutama adalah
yang mengandung bahan-bahan beracun dan berbahaya (B3). Setelah
sampai pada jangka waktu yang ditetapkan maka limbah tersebut
kemudian diangkut ke suatu tempat yang telah ditentukan oleh
perusahaan yang lokasinya jauh dari perkotaan.
3. Limbah Gas
Untuk mengurangi asap yang mungkin timbul akibat proses
produksi, serta untuk mendukung program pemerintah yaitu Program
Langit Biru, maka PT. Sermani Steel mengupayakan pengadaan dust
collector untuk meminimalisir gas buangan (emisi) dari cerobong pabrik.
59
Semua gas yang terakumulasi diproses dalam dust collector kemudian
diproses sedemikian rupa sehingga asap yang keluar melalui cerobong
relatif sangat sedikit. Hal ini juga membantu dalam mengurangi
pencemaran udara oleh kendaraan bermotor, serta menjaga kualitas di
lingkungan sekitar pabrik.
4. 5 Pelayanan Kesehatan
Setiap karyawan di PT. Sermani Steel yang menderita penyakit ataupun
kecelakaan akibat kerja senantiasa diperiksa kie dokter perusahaan. Untuk kasus
kecelakaan biasanya dibawa ke RS Ibnu Sina Makassar. Dokter perusahaan yang
dipercayakan oleh PT. Sermani Steel adalah dr. Haris. Sedangkan Pertolongan
Pertama Kecelakaan Kerja Karyawan (P2K3) di perusahaan tersebut juga telah
terbentuk.
4.6 Sumber Daya Manusia
Sebagian besar karyawan berasal dari masyarakat sekitar. Dengan semangat
tinggi dan kerja keras mereka memiliki komitmen yang kuat untuk menghasilkan
produk unggulan.
Di lain pihak, perusahaan percaya bahwa karyawan merupakan aset berharga
bagi kelangsungan perusahaan. Dalam rangka memotivasi dan mewujudkan
peningkatan kesejahteraan, semua karyawan PT. Sermani Steel dibekali dengan :
1. Tunjangan keluarga dan kesehatan
2. Asuransi kecelakaan kerja
60
3. Program pensiun
4. Kesejahteraan sosial
5. Lingkungan tempat kerja yang bersih, aman dan nyaman
4.7 Sistem Penggajian PT. Sermani Steel Makassar
PT. Sermani Steel dalam menggaji karyawannya menggunakan sistem gaji
tetap dengan variasi, dimana pegawai akan tetap mendapatkan gaji pokoknya dan bila
pegawai pegawai lembur atau melakukan prestasi tertentu akan mendapat uang
tambahan, begitupun sebaliknya, bila tidak masuk kerja atau terlambat masuk kerja
gajinya akan dikurangi serta akan diberi peringatan atau teguran. Sifatnya pun
tertutup/rahasia, maksudnya setiap karyawan tidak mengetahui gaji yang diterima
oleh karyawan lain.
Gaji yang diberikan oleh perusahaan ini sudah sesuai UMP/UMR bahkan
setiap tahun gaji pegawai dinaikkan 10%-13,5% sesuai kondisi ekonomi perusahaan,
kedisiplinan pegawai dan lain sebagainya, sehingga boleh dikatakan perusahaan ini
telah memenuhi standar dalam pemberian gaji kepada karyawan, tunjangan kepada
karyawan pun diatas 15%. Selain itu, perusahaan memberikan bonus pembagian
keuntungan sebesar dua kali gaji pokok setiap bulan April di setiap tahunnya dan
THR (Tunjangan Hari Raya) juga dua kali gaji pada hari raya lebaran. Karena PT.
Sermani Steel adalah perusahaan yang memproduksi barang (seng), maka perusahaan
juga tidak melupakan kesejahteraan karyawan seperti kesehatan dan keselamatan
kerja yang perusahaan tanggung dengan jumlah maksimal Rp. 7.000.000,-
Pemberian gaji dalam perusahaan ini juga berdasarkan pengalaman atau
lamanya bekerja dan daftar kehadiran dan lembur selama satu bulan berjalan serta
61
berdasarkan kinerja yang diberikan oleh karyawan itu sendiri (dapat dilihat form
pemberian gaji pada lampiran)
Biasanya setiap bulannya pegawai menerima gaji pada tanggal 30 atau 31 dari
perusahaan yang pembayarannya via tunai. Setelah bagian personalia menghitung
kehadiran, lembur dan item-item yang berada pada form Attendance Card Of Workers
Contract, maka bagian personalia menetapkan jumlah gaji yang akan diterima
karyawan kemudian diteruskan ke bagian keuangan, gaji yang akan diterima
karyawan tersebut sudah dipotong untuk kesejahteraan karyawan seperti askes untuk
pribadi dan keluarga yang perusahaan tanggung sampai dengan lima orang anak.
Kemudian bagian keuangan yang akan membagikan gaji untuk setiap karyawan (form
slip gaji ada pada lampiran)
62
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian sekaligus pembahasan hasil
penelitian pengaruh lingkungan kerja dan sistem penggajian terhadap niat pindak
kerja karyawan pada PT. Sermani Steel Makassar yang diperoleh dari hasil observasi,
secara berturut-turut sebagai berikut :
5.1 Analisa dan Pembahasan Deskripsi Responden
Penelitian ini berjumlah 40 orang sesuai dengan jumlah sampel dari
populasi karyawan pada PT. Sermani Steel. Para responden yang dipilih secara
acak (dalam hal ini staff maupun karyawan pabrik) diberikan kuesioner
penelitian dan diberikan waktu satu minggu untuk pengisiannya. Kuesioner yang
disebarkan tersebut kembali tepat waktu dan sesuai dengan total jumlah sampel
yang ada (100%).
5.1.1 Usia
Responden yang digunakan dalam penelitian ini yang berada pada
komposisi umur antara 17-22 tahun merupakan usia dari 6 orang
responden, untuk komposisi umur 23-28 tahun merupakan usia 22 orang
responden, untuk komposisi umur 29-34 merupakan usia dari 7 orang
responden dan untuk komposisi usia 35-40 merupakan usia dari 3 orang
responden sedangkan untuk yang berusia diatas 40 tahun merupakan usia 2
orang responden.
63
Tabel 5.1
Distribusi Responden Menurut Umur pada PT. Sermani Steel Makassar
No. Usia Responden
1. 17-22 6
2. 23-28 22
3. 29-34 7
4. 35-40 3
5. >40 2
Total 40
Sumber : Data Primer, diolah, 2011
5.1.2 Pendidikan
Latar belakang pendidikan karyawan PT. Sermani Steel Makassar
adalah 4 orang berpendidikan SD, 8 orang berpendidikan SLTP, 23 orang
berpendidikan SLTA, 3 orang berpendidikan D3, dan 2 orang
berpendidikan S1.
Tabel 5.2
Jumlah Responden pada PT. Sermani Steel Makassar
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
1. SD 4
2. SLTP 8
3. SLTA 23
4. D3 3
5. S1 2
Total 40
Sumber : Data Primer, diolah, 2011
64
5.2 Analisa dan Pembahasan Variabel Lingkungan Kerja (X1)
Untuk mengukur lingkungan kerja pada PT. Sermani Steel Makassar, maka
metode yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada 40
responden Hasil jawaban responden ditabulasikan dengan menggunakan skala
likert, dimana untuk pernyataan positif skornya 5 untuk jawaban sangat setuju,
skor 4 untuk jawaban setuju, skor 3 untuk jawaban netral, skor 2 untuk jawaban
tidak setuju dan skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Sedangkan, untuk
pernyataan negatif skornya dibalik, skor 1 untuk jawaban sangat setuju, skor 2
untuk setuju, 3 jawaban netral, 4 untuk jawaban tidak setuju dan 5 untuk jawaban
sangat tidak setuju. Untuk variabel lingkungan kerja semua pernyataan adalah
pernyataan positif. Indikator-indikator lingkungan kerja meliputi 5 hal, yaitu :
1. Indikator Penerangan
Tanggapan responden terhadap penerangan dalam perusahaan adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.3
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Penerangan
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 5 10S 4 20N 3 7TS 2 2
STS 1 1Jumlah 40
Rata-Rata 3,9Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Berdasarkan tabel 5.3, untuk indikator penerangan setengah dari
responden menjawab setuju yaitu sebesar 20 responden, 10 responden menjawab
65
sangat setuju, 7 responden menjawab netral, 2 responden menjawab tidak setuju
dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju. Skor rata-rata untuk indikator
penerangan adalah 3,9.
Dari hasil kuesioner di atas, dapat terlihat bahwa sebagian besar dari
karyawan merasa puas dengan penerangan dalam PT. Sermani Steel Makassar,
angka rata-rata sebesar 3,9 menunjukkan bahwa karyawan diberikan penerangan
yang baik dalam bekerja. Hal tersebut sangat baik dalam menunjang
produktivitas karyawan dalam bekerja sehingga karyawan tidak akan mengeluh
mengenai penerangan yang diberikan perusahaan. Baik atau buruknya
penerangan yang diberikan perusahaan akan mempengaruhi keberlangsungan
karyawan dalam bekerja sehingga karyawan akan nyaman untuk tetap bekerja
dalam perusahaan tersebut.
2. Indikator Suhu Udara
Tanggapan responden terhadap indikator suhu udara dalam perusahaan
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.4
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Suhu Udara
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 5 3S 4 32N 3 2TS 2 2
STS 1 1Jumlah 40
Rata-Rata 3,85Sumber : Data Primer, diolah, 2011
66
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hanya 3 responden yang
menjawab sangat setuju, 32 responden menjawab setuju, 2 responden menjawab
netral, 2 responden menjawab tidak setuju dan hanya 1 yang menjawab sangat
tidak setuju. Skor rata-rata dari indikator ini adalah 3,85.
Indikator suhu udara merupakan indikator lingkungan kerja yang penting
pula diperhatikan oleh perusahaan karena akan mempengaruhi karyawan untuk
bekerja dengan baik dalam perusahaan tersebut. Dapat dilihat tanggapan
responden pada tabel diatas bahwa sebagian besar responden sangat setuju
dengan pernyataan bahwa suhu udara yang berada pada lingkungan perusahaan
baik sehingga dapat memaksimalkan proses produksi untuk karyawan-karyawan
PT. Sermani Steel Makassar. Berdasarkan angka rata-rata untuk indikator suhu
udara sebesar 3,85 menunjukkan bahwa suhu udara dalam perusahaan tersebut
sudah baik dan suhu udara yang baik dapat menciptakan suasana yang baik pula
dalam perusahaan sehingga karyawan dapat betah untuk bekerja.
3. Indikator Suasana Kerja
Tanggapan responden terhadap suasana kerja dalam perusahaan adalah
sebagai berikut :
67
Tabel 5.5
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Suasana Kerja
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 5 1S 4 33N 3 4TS 2 1
STS 1 1Jumlah 40
Rata-Rata 3,8Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Dapat dilihat pada Tabel 5.5 di atas bahwa hanya 1 orang menjawab sangat
setuju untuk indikator suasana kerja, 33 orang menjawab setuju, 4 orang
menjawab netral, 1 orang menjawab tidak setuju dan 1 orang lagi menjawab
sangat tidak setuju sedangkan skor rata-rata untuk pernyataan ini adalah 3,8.
Berdasarkan analisis di atas, pernyataan ‘saya mendapat suasana kerja yang
nyaman dalam menunjang pekerjaan saya’ ditanggapi setuju oleh sebagian besar
responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan telah memberikan
suasana kerja yang baik untuk menunjang kinerja karyawan agar maksimal
dalam bekerja. Suasana kerja perlu mendapat perhatian dari perusahaan karena
suasana kerja merupakan salah satu indikator lingkungan kerja yang dapat
membuat karyawan menjadi betah dalam bekerja. Dalam hal ini, PT. Sermani
Steel Makassar telah memenuhi syarat untuk memberikan suasana kerja yang
nyaman bagi karyawan-karyawannya seperti yang terlihat pada skor rata-rata
jawaban responden yaitu sebesar 3,8. Angka tersebut menunjukkan bahwa
suasana kerja yang karyawan rasakan dalam perusahaan baik.
68
4. Indikator Tata Ruang
Tanggapan responden terhadap tata ruang dalam perusahaan adalah sebagai
berikut :
Tabel 5.6
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Tata Ruang
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 5 18S 4 13N 3 6TS 2 0
STS 1 3Jumlah 40
Rata-Rata 4,07Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Dari tabel di atas, jawaban responden sangat bervariasi. Untuk jawaban
sangat setuju 18 responden yang memberi tanggapan, jawaban setuju 13
responden, netral 6 responden, tidak ada yang memilih tidak setuju, sedangkan
yang memilih sangat tidak setuju ada 3 responden dan skor rata-rata untuk
indikator tata ruang perusahaan adalah 4,07.
Setelah melihat tabel di atas dapat disimpulkan secara umum bahwa
perusahaan telah merencanakan tata ruang yang baik untuk menunjang karyawan
dalam bekerja. Terbukti dengan banyaknya responden yang menjawab sangat
setuju dan setuju untuk pernyataan ‘perencanaan tata ruang perusahaan
memberikan keleluasan kepada saya dalam bekerja’, sementara itu skor rata-rata
untuk indikator ini cukup tinggi yaitu sebesar 4,07. Angka tersebut menunjukkan
bahwa tata ruang PT. Sermani Steel Makassar adalah sangat baik. Tata ruang
69
yang baik akan tercipta suasana nyaman dalam bekerja, jika karyawan nyaman
berarti karyawan akan betah bekerja dalam perusahaan tersebut.
5. Indikator Kemanan Kerja
Tanggapan responden terhadap keamanan kerja dalam perusahaan adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.7
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Keamanan Kerja
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 5 24S 4 16N 3 0TS 2 0
STS 1 0Jumlah 40
Rata-Rata 4,6Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Berdasarkan tabel 5.7, tanggapan responden terhadap indikator keamanan
kerja hanya dua jawaban yaitu : sangat setuju yang ditanggapi sebanyak 24
responden dan setuju yang ditanggapi sebanyak 16 responden. Sementara itu,
tidak ada responden yang memilih jawaban netral,tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Untuk skor rata-rata dari indikator ini adalah 4,6, skor tersebut skor yang
cukup besar diantara pernyataan-pernyataan dari variabel lingkungan kerja. Skor
tersebut menunjukkan bahwa keamanan kerja PT. Sermani Steel Makassar sudah
sangat baik. Hal tersebut sangat wajar karena banyak perusahaan tentu sudah
mempunyai sistem keamanan kerja tersendiri terutama PT. Sermani Steel
Makassar karena perusahaan ini selain sudah berdiri bertahun-tahun, PT.
Sermani Steel Makassar juga bergerak dibidang produksi baja lapis seng yang
70
tentunya karyawan-karyawan dalam pabrik selalu diperhadapkan dengan bahan-
bahan berbahaya dan alat-alat yang juga berbahaya. Jadi, perusahaan harus
memperhatikan keselamatan kerja karyawan-karyawannya karena karyawan
dalam perusahaan adalah salah satu aset terpenting.
5.3 Analisa dan Pembahasan Sistem Penggajian (X2)
Untuk sistem penggajian, peneliti membagikan kuesioner yang berisi 5
pernyataan yang ditabulasikan dengan skala likert dimana untuk pernyataan
positif skor maksimal 5 untuk jawaban sangat setuju dan skor minimal 1 untuk
jawaban sangat tidak setuju, sementara untuk pernyataan negatif kebalikan dari
pernyataan positif yaitu untuk jawaban sangat setuju bernilai 1 dan skor
maksimal 5 untuk jawaban sangat tidak setuju. Untuk variabel sistem penggajian
berisi pernyataan positif dan negatif serta ada 5 indikator yang menjadi tolak
ukur penyusunan kuesioner, yaitu :
1. Indikator Tingkat Gaji
Tanggapan responden terhadap tingkat gaji dalam perusahaan adalah sebagai
berikut :
71
Tabel 5.8
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Tingkat Gaji
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 5 9S 4 24N 3 6TS 2 1
STS 1 0Jumlah 40
Rata-Rata 4,02Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Tabel di atas menunjukkan jawaban responden yang bervariasi, seperti
dilihat bahwa 9 responden menjawab sangat setuju, 24 responden menjawab
setuju, 6 responden menjawab netral, 1 responden menjawab tidak setuju dan
tidak ada responden yang memilih sangat tidak setuju. Untuk skor rata-rata dari
indikator ini adalah sebesar 4,02.
Tanggapan responden berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa
sebagian besar karyawan yang menjadi responden telah puas dengan tingkat gaji
yang berlaku dalam PT. Sermani Steel Makassar, terbukti dari skor rata-rata
untuk indikator tersebut sebesar 4,02. Skor tersebut menunjukkan tingkat gaji
pada PT. Sermani Steel Makassar berada pada kategori yang sangat baik. Hal
tersebut menunjukkan bahwa PT. Sermani Steel Makassar telah memuaskan
dalam hal pemberian gaji yang layak kepada karyawan.
2. Indikator Produktivitas Karyawan
Tanggapan responden terhadap produktivitas karyawan dalam perusahaan
adalah sebagai berikut :
72
Tabel 5.9
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Produktivitas Karyawan
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 5 13S 4 16N 3 9TS 2 2
STS 1 0Jumlah 40
Rata-Rata 4,0Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa untuk pernyataan ‘jika produktivitas
saya baik dalam perusahaan, maka saya akan diberikan tambahan gaji’. 13
responden menjawab sangat setuju, 16 responden menjawab setuju, 9 responden
menjawab netral, 2 responden menjawab tidak setuju dan tidak ada responden
yang menjawab sangat tidak setuju. Skor rata-rata untuk indikator produktivitas
karyawan sebesar 4,0. Hal tersebut berarti bahwa indikator di atas berada pada
kategori sangat baik.
Sistem balas jasa mempunyai arti penting dalam mempengaruhi karyawan
karena balas jasa dapat mendorong semangat karyawan dalam berprestasi dan
lebih produktif dalam perusahaan. Berdasarkan data pada tabel 5.9, PT. Sermani
Steel Makassar dalam usaha meningkatkan produktivitas karyawannya,
memberikan balas jasa berupa peningkatan gaji jika seorang karyawan lebih
produktif dalam bekerja. Sistem balas jasa yang diberikan PT. Sermani Steel
Makassar berupa peningkatan gaji merupakan strategi yang baik untuk
mempertahankan karyawan sebagai roda yang menjalankan aktivitas perusahaan.
73
3. Indikator Peraturan/Undang-Undang yang Berlaku
Tanggapan responden terhadap peraturan/undang-undang yang berlaku
dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.10
Tanggapan Responden Terhadap
Indikator Peraturan/Undang-Undang yang Berlaku
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 5 15S 4 12N 3 11TS 2 2
STS 1 0Jumlah 40
Rata-Rata 4,0Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Data pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyetujui pernyataan ‘Perusahaan memberikan gaji sesuai dengan Upah
Minimum Regional (UMR)’ dengan rincian yaitu : 15 responden menyatakan
sangat setuju, 12 responden setuju, 11 responden menyatakan netral, 2 responden
menjawab tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
setuju. Skor rata-rata dari indikator ini sebesar 4,0. Skor tersebut menunjukkan
indikator ini berada pada kategori yang sangat baik.
Setiap kebijakan yang diberikan perusahaan akan selalu berhubungan
dengan semua unsur-unsur dalam perusahaan terutama karyawan. Begitu pun
kebijakan perusahaan dalam menentukan gaji. Perusahaan yang juga terikat
dengan pemerintah haruslah mengikuti peraturan atau undang-undang yang
berlaku dalam penetapan gaji untuk karyawan. Berdasarkan data yang diperoleh,
74
PT. Sermani Steel Makassar dalam penetapan gaji untuk karyawan telah sesuai
dengan UMR yang berlaku. Hal tersebut baik bagi perusahaan karena gaji yang
baik dapat mendorong semangat karyawan untuk menetap pada pekerjaan yang
diberikan pada PT. Sermani Steel Makassar.
4. Indikator Beban Kerja
Tanggapan responden terhadap besarnya beban kerja karyawan adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.11
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Beban Kerja
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 5 3S 4 27N 3 7TS 2 3
STS 1 0Jumlah 40
Rata-Rata 3,75Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Dari 40 responden, 3 responden yang menjawab sangat setuju untuk
pernyataan ‘gaji yang diberikan kepada saya sudah sesuai dengan beban kerja
yang saya tanggung’, 27 responden menjawab setuju, 7 responden menjawab
netral, 3 responden menjawab 3 dan tidak ada responden yang menjawab sangat
tidak setuju. Sementara itu, skor rata-rata dari indikator beban kerja adalah 3,75.
Hal tersebut menunjukkan bahwa indikator ini berada pada kategori yang baik.
Sistem gaji yang mengacu pada beban kerja karyawan sangat penting untuk
dimiliki oleh semua perusahaan, terutama PT. Sermani Steel Makassar.
Berdasarkan data di atas, karyawan telah diberikan gaji yang sesuai dengan
75
beban kerja yang perusahaan berikan. Beban kerja tersebut termasuk pula dengan
besarnya resiko yang karyawan akan terima ketika mengerjakan pekerjaan yang
diberikan. Untuk itu, pemberian gaji berdasarkan beban kerja sangat perlu
mendapat perhatian dari setiap perusahaan agar tercipta pemeliharaan SDM yang
baik.
5. Indikator Sistem Penggajian dalam Perusahaan
Tanggapan responden terhadap sistem penggajian yang berlaku dalam
perusahaan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.12
Tanggapan Responden Terhadap Indikator
Sistem Penggajian dalam Perusahaan
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 1 14S 2 19N 3 7TS 4 0
STS 5 0Jumlah 40
Rata-Rata 1,82Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Indikator sistem penggajian dalam perusahaan merupakan pernyataan
negatif sehingga skor untuk jawaban kuesioner kebalikan dari skor pernyataan
positif. Dari data di atas dapat dilihat bahwa 14 responden menjawab sangat
setuju, 19 responden menjawab setuju, 7 responden menjawab netral dan tidak
ada yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skor rata-rata untuk
indikator ini adalah 1,82 sehingga dapat dikategorikan kurang baik.
76
Dari data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat
sistem penggajian dalam PT. Sermani Steel Makassar adalah tertutup. Pernyataan
tersebut dikategorikan pernyataan yang negatif karena jika perusahaan ingin
menciptakan keadilan dalam pemberian gaji, sebaiknya perusahaan tidak
menetapkan sistem penggajian yang tertutup bagi karyawan-karyawannya.
Perusahaan sebaiknya bersikap transparan dalam menetapkan gaji setiap
karyawan sehingga karyawan merasa nyaman dalam bekerja di perusahaan
tersebut.
5.4 Analisa dan Pembahasan Niat Pindah Kerja Karyawan (Y)
Dalam variabel ini, peneliti menyebarkan 40 kuesioner yang memuat 5
pernyataan mengenai niat pindah kerja karyawan dengan menggunakan skala
likert. Variabel ini mempunyai pernyatan yang positif dan negatif. Untuk
menyusun pernyataan-pernyataan dalam kuesioner, peneliti menggunakan 5
indikator sebagai berikut :
1. Indikator Rutinitas Pekerjaan yang Menjenuhkan
Tanggapan responden terhadap rutinitas pekerjaan yang menjenuhkan adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.13
Tanggapan Responden Terhadap Indikator
Rutinitas Pekerjaan yang Menjenuhkan
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 1 2S 2 25N 3 10
77
TS 4 2STS 5 1
Jumlah 40Rata-Rata 2,37
Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas, tanggapan responden atas indikator rutinitas
pekerjaan yang menjemukan yaitu : 2 responden menyatakan sangat setuju, 25
responden menyatakan setuju, 10 responden menyatakan netral, 2 responden
menjawab tidak setuju dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju sedangkan
rata-rata skor untuk indikator di atas adalah 2,37. Angka tersebut menunjukkan
bahwa indikator tersebut berada pada kategori cukup baik.
Pernyataan dalam indikator ini merupakan pernyataan negatif karena ketika
karyawan merasa bosan dalam bekerja karyawan akan ada pemikiran untuk
keluar dari pekerjaan yang ada. Indikator rasa bosan atau jenuh pada rutinitas
pekerjaan sering dialami oleh karyawan. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti jam kerja yang monoton, pekerjaan yang itu-itu saja setiap hari
dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut dapat membuat karyawan jenuh atau bosan
pada pekerjaan yang ada sehingga mendorong karyawan untuk meninggalkan
pekerjaan yang membuatnya tidak mengeluarkan kreatifitas yang dimiliki.
2. Indikator Terpikir Untuk Pindah Kerja
Tanggapan responden terhadap indikator terpikir untuk berpindah tempat
kerja adalah sebagai berikut :
78
Tabel 5.14
Tanggapan Responden Terhadap Indikator
Terpikir Untuk Pindah Kerja
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 1 8S 2 26N 3 4TS 4 2
STS 5 0Jumlah 40
Rata-Rata 2,0Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Berdasarkan tabel 5.13, responden yang menjawab sangat setuju ada 8
responden, 26 responden menjawab setuju, 4 responden menjawab netral, 2
responden menjawab tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab sangat
tidak setuju. Skor rata-rata untuk indikator di atas adalah 2,0 yang berarti
indikator terpikir untuk pindah kerja adalah cukup baik.
Dari jawaban kuesioner untuk indikator ini dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar karyawan yang menjadi responden pernah terpikir untuk
berpindah kerja dari perusahaan tersebut. Ada banyak hal yang mempengaruhi
keinginan karyawan tersebut, mulai dari suasana kerja, gaji, beban kerja, dan
sebagainya. Pernyataan untuk indikator ini merupakan pernyataan negatif karena
ketika semakin banyak yang menjawab setuju hal tersebut akan berdampak
negatif kepada perusahaan karena akan mempengaruhi keberlangsungan
perusahaan dalam berproduksi.
79
3. Indikator Mencari Alternatif Pekerjaan Lain
Tanggapan responden terhadap indikator mencari alternatif pekerjaan lain
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.15
Tanggapan Responden Terhadap Indikator
Mencari Alternatif Pekerjaan Lain
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 5 5S 4 25N 3 9TS 2 0
STS 1 1Jumlah 40
Rata-Rata 3,82Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Berdasarkan pernyataan ‘saya cukup puas dengan pekerjaan dan jabatan
yang diberikan sehingga tidak berinisiatif untuk mencari alternatif pekerjaan
lain’, 5 responden menjawab sangat setuju, 25 responden menjawab setuju, 9
responden menjawab netral, tidak ada responden yang menjawan tidak setuju dan
1 responden menjawab sangat tidak setuju. Sedangkan, skor rata-rata untuk
indikator ini adalah 3,82 yang berarti bahwa indikator mencari alternatif
pekerjaan lain berada pada kategori baik.
Tanggapan responden untuk pernyataan dari indikator ini menjelaskan
bahwa sebagian besar karyawan merasa cukup puas dengan pekerjaan dan
jabatan yang diberikan dari PT. Sermani Steel Makassar sehingga karyawan
tidak akan berinisiatif dalam mencari pekerjaan lain. Hal tersebut sangat baik
80
bagi perusahaan karena akan dapat mempertahankan salah satu aset yang
berharga dalam perusahaan yaitu sumber daya manusia.
4. Indikator Hubungan Kerja dengan Karyawan Lain
Tanggapan responden terhadap indikator hubungan kerja dengan karyawan
lain adalah sebagai berikut :
Tabel 5.16
Tanggapan Responden Terhadap Indikator
Hubungan Kerja dengan Karyawan Lain
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 5 7S 4 21N 3 9TS 2 2
STS 1 1Jumlah 40
Rata-Rata 3,7Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Melalui tabel 5.16 tentang hubungan kerja dengan karyawan lain, dapat
silihat bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 responden,
responden yang menjawab setuju sebanyak 21, responden yang menjawab netral
sebanyak 9 responden, responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 dan
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden. Untuk skor
rata-rata dari variabel ini sebesar 3,7 dimana skor tersebut menunjukkan
indikator ini berada dalam kategori yang baik.
Lebih dari setengah responden pada PT. Sermani Steel Makassar
menyetujui bahwa sesama karyawan terjalin hubungan yang baik sehingga
karyawan merasa betah untuk tetap bekerja dalam perusahaan tersebut. Hal ini
81
menunjukkan bahwa hubungan kerja antar karyawan bukanlah menjadi faktor
dalam niat pindah kerja karyawan pada PT. Sermani Steel Makassar karena
hubungan kerja telah terjalin dengan baik antar karyawan pada perusahaan
tersebut.
5. Indikator Pengembangan Karir
Tanggapan responden terhadap indikator pengembangan karir dalam
perusahaan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.17
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pengembangan Karir
Jawaban Skor Tanggapan RespondenSS 5 18S 4 20N 3 0TS 2 0
STS 1 0Jumlah 40
Rata-Rata 4,9Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa semua responden menyetujui bahwa
ada pengembangan karir dalam perusahaan dengan rincian yaitu : 18 responden
menjawab sangat setuju, 20 responden menjawab setuju dan untuk jawaban
netral, tidak setuju serta sangat tidak setuju tidak dipilih oleh responden.
Sementara itu, skor rata-rata untuk indikator pengembangan karir sangat besar
yaitu 4,9. Skor tersebut menunjukkan bahwa indikator di atas berada pada
kategori yang sangat baik.
82
Pengembangan karir dalam perusahaan sangat penting untuk dilaksanakan
karena dengan pengembangan karir akan mendorong karyawan untuk
memberikan kinerja yang baik dalam perusahaan. Akan tetapi, pengembangan
karir perlu melihat beberapa aspek dalam karyawan seperi kedisplinan karyawan,
jabatan yang dipegang,p engalaman kerja, dan sebagainya. Namun, pelaksanaan
pengembangan karir haruslah seadil-adilnya agar karyawan merasa kerja
kerasnya akan dihargai dengan karir yang semakin menanjak. Jika PT. Sermani
Steel Makassar telah dapat melakukan hal tersebut tentunya merupakan apresiasi
yang luar biasa karena menunjukkan bahwa perusahaan tersebut benar-benar
menghargai usaha karyawan dalam bekerja. Hal tersebut akan membuat
karyawan tidak akan pernah meninggalkan pekerjaan yang diberikan malah akan
terus berusaha memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
5.5 Uji Validitas dan Reliabilitas
Confirmatory Factor Analysis (analisis faktor konfirmatori)
digunakan untuk pengujian validitas dan realibilitas. Instrumen penelitian
dikatakan valid jika nilai person correlation berada pada angka > 0,312. Hal
tersebut sesuai dengan r tabel untuk tingkat signifikan 0,05 dengan uji dua
sisi dan jumlah data (n) 40 dan dikatakan reliabel jika nilai cronstruct
reliability (ρη) > 0.70. Hasil analisis dapat dilihat berikut ini :
83
Tabel 5.18 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Variabel PC
Cronstruct
Reliability (ρη) Keterangan
X1.1 0,593 0,739 Valid dan Reliabel
X1.2 0,566 0,739 Valid dan Reliabel
X1.3 0,595 0,739 Valid dan Reliabel
X1.4 0,629 0,739 Valid dan Reliabel
X1.5 0,438 0,739 Valid dan Reliabel
X2.1 0,824 0,809 Valid dan Reliabel
X2.2 0,684 0,809 Valid dan Reliabel
X2.3 0,670 0,809 Valid dan Reliabel
X2.4 0,857 0,809 Valid dan Reliabel
X2.5 0,637 0,809 Valid dan Reliabel
Y1 0,759 0,731 Valid dan Reliabel
Y2 0,795 0,731 Valid dan Reliabel
Y3 0,339 0,731 Valid dan Reliabel
Y4 0,496 0,731 Valid dan Reliabel
Y5 0,472 0,731 Valid dan Reliabel
Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Tabel di atas menunjukkan bahwa instrumen untuk semua variabel
dalam penelitian adalah valid dan reliabel, sehingga dapat digunakan
sebagai alat untuk pengumpulan data.
84
5.6 Analisis dan Pembahasan Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem
Penggajian Terhadap Niat Pindah Kerja Karyawan pada PT. Sermani Steel
Makassar
5.6.1 Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Penggajian
Terhadap Niat Pindah Kerja Karyawan pada PT. Sermani Steel
Makassar
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkungan kerja
dan sistem penggajian terhadap niat pindah kerja karyawan pada PT.
Sermani Steel Makassar dan menguji hipotesis yang berbunyi ‘diduga’
terdapat pengaruh antara lingkungan kerja dan sistem penggajian terhadap
niat pindah kerja karyawan, maka digunakan perhitungan persamaan
regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS (Statistical
Problem Service Solution) 15.0 dengan terlebih dahulu membuat tabel
regresi variabel independen yaitu lingkungan kerja (X1) dan sistem
penggajian (X2) dan variabel dependen yaitu niat pindah kerja karyawan
(Y). Hasil pengolahan data adalah sebagai berikut :
Tabel 5.19 Hasil Regresi Linear Berganda
Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the
Estimate1 ,711(a) ,505 ,335 ,17127
ModelUnstandardized
CoefficientsStandardizedCoefficients T Sig.
BStd.
Error Beta BStd.
Error1 (Constant) -1,971 ,436 -4,518 ,000
Lingkungan ,405 ,081 ,627 5,011 ,000sistem gaji 386, ,086 ,526 3,006 ,001
85
Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Pada tabel diatas terdapat nilai koefisien b0 = (-1,971), b1X1 = 0,405
dan b2X2 = 0,386 sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = (-1,971) + 0,405X1 + 0,386X2
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
koefisien regresi berpengaruh negatif sementara variabel lingkungan kerja
(X1) dan sistem penggajian (X2) berpengaruh positif. Hal ini berarti bahwa
ketika terjadi kenaikan pada lingkungan kerja dan sistem penggajian, maka
niat pindah kerja karyawan akan menurun. Dan begitupun sebaliknya,
ketika terjadi penurunan pada lingkungan kerja dan sistem penggajian,
naka niat pindah kerja karyawan akan meningkat.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, menunjukkan bahwa :
1. Nilai b0 atau konstanta sebesar (-1,971) berarti bahwa apabila semua
koefisien regresi variabel indipenden adalah 0 atau konstan, maka niat
pindah kerja karyawan yang diperoleh sebesar (-1,971)
2. Koefisien regresi b1X1, variabel lingkungan kerja (X1) adalah sebesar
0,405 yang berarti bahwa niat pindah kerja karyawan akan menurun
ketika terjadi peningkatan pada lingkungan kerja sebesar 40,5%.
3. Koefisien regresi b2X2, variabel sistem penggajian (X2) adalah sebesar
0,386 yang berarti jika terjadi peningkatan kualitas sistem penggajian
sebesar 1%, maka niat pindah kerja karyawan akan menurun sebesar
38,6%.
86
4. Nilai R-hitung sebesar 0,711 sedangkan R-tabel pada taraf signifikan
5% dan N = 40, sehingga diperoleh nilai sebesar 0,711. Karena R-
hitung > R-tabel, maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan
yang negatif antara lingkungan kerja dan sistem penggajian terhadap
niat pindah kerja karyawan pada PT. Sermani Steel Makassar dengan
tingkat hubungan keduanya adalah kuat, karena R-hitung yang
diperoleh berada pada interval 0,60-0,799 (tabel interpretasi nilai R).
5. Dari analisis diatas diperoleh R2 sebesar 0,505 merupakan indeks
determinasi, yakni presentase yang menyumbangkan pengaruh
lingkungan kerja dan sistem penggajian terhadap niat pindah kerja
karyawan. R Square sebesar 0,505 menunjukkan bahwa 50,5% niat
pindah kerja karyawan dipengaruhi oleh variabel lingkungan kerja dan
sistem penggajian sedangkan sisanya 49,5% dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal tersebut dipertegas pula
dengan koefisien penentu sebagai berikut :
KP = r2 x 100%
= 0,711 x 100%
= 0,505521 x 100
= 50,5%
87
5.6.2 Pembahasan Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Penggajian
Terhadap Niat Pindah Kerja Karyawan pada PT. Sermani Steel
Makassar
Masalah yang urgent dalam setiap perusahaan adalah bagaimana
mendapatkan SDM yang berkualitas dan setelah mendapatkan bagaimana
perusahaan mempertahankan sumber daya manusianya untuk menjalankan
proses produksi.
Dalam menjalankan produksi, karyawan sebagai salah satu faktor
produksi mendapat perhatian cukup besar karena sumber daya manusia
merupakan penggerak utama untuk seluruh kegiatan perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Pada akhirnya, demi memikat sumber daya yang
berkualitas dan mampu bertahan di tengah-tengah persaingan yang
semakin ketat dewasa ini, perusahaan melakukan inovasi-inovasi dalam
memberikan yang terbaik bagi karyawan-karyawannya.
Pemikat yang perusahaan berikan dalam mempertahankan karyawan
untuk tetap bekerja dalam perusahaan adalah lingkungan yang baik dan
nyamanyang dapat menunjang proses produksi serta sistem pemberian gaji
yang adil dan memuaskan karyawan.
Memberikan lingkungan kerja yang nyaman dalam perusahaan
adalah suatu hal yang wajib dilakukan, selain hal tersebut untuk membuat
karyawan merasa betah. Lingkungan yang baik juga akan meningkatkan
gairah karyawan untuk bekerja dalam suatu perusahaan. Kepuasan
karyawan atas penghargaan yang diberikan perusahaan dalam bentuk gaji
88
yang baik diwujudkan melalui rasa bangga karyawan untuk tetap bekerja
dalam perusahaan tersebut. Untuk itu, manajemen perusahaan haruslah
mampu lebih inovatif dalam menciptakan suasana yang nyaman dan aman
dalam perusahaan serta harus lebih inovatif dalam hal pemberian gaji
kepada karyawan agar karyawan merasa dihargai sehingga akan tercipta
perasaan tidak rela untuk meninggalkan pekerjaan yang ada.
Hasil penelitian pada PT. Sermani Steel Makassar, dapat dinyatakan
bahwa hubungan antara kedua variabel yaitu variabel lingkungan kerja dan
sistem penggajian adalah sama-sama positif sedangkan pengaruhnya
terhadap variabel niat pindah kerja karyawan adalah negatif. Jadi, ketika
variabel lingkungan kerja naik sebesar 40,5% dan sistem penggajian naik
sebesar 38,6%, maka variabel niat pindah kerja karyawan akan menurun
sebesar (-1,971) begitupun sebaliknya, ketika terjadi penurunan pada
variabel lingkungan kerja dan sistem penggajian maka niat pindah kerja
akan meningkat.
Selain itu, pengaruh lingkungan kerja dan sistem penggajian
terhadap niat pindah kerja karyawan pada PT. Sermani Steel Makassar
berada pada kategori kuat yaitu sebesar 0,711. Sementara itu, 50,5% niat
pindah kerja karyawan dipengaruhi oleh lingkungan kerja dan sistem
penggajian. Angka tersebut cukup besar mengingat banyak faktor yang
mempengaruhi keinginan seseorang untuk berpindah kerja.
Dari penjelasan di atas terbukti bahwa lingkungan kerja dan sistem
penggajian mempunyai pengaruh signifikan terhadap niat pindah kerja
89
karyawan. Untuk meningkatkan lingkungan kerja dan sistem
penggajiannya perusahaan membutuhkan suatu pengorbanan dari
perusahaan atau berupa peningkatan lingkungan kerja dan sistem
penggajian yang baik melalui peningkatan indikator-indikator dari variabel
tersebut, sehingga akan membangun keinginan para karyawan untuk dapat
tetap bekerja pada perusahaan
5.7 Analisis dan Pembahasan Pengujian Hipotesis
5.7.1 Uji F
1. Analisis Uji F
Untuk menguji signifikansi pengaruh lingkungan kerja dan
sistem penggajian secara bersama-sama terhadap niat pindah kerja
karyawan pada PT. Sermani Steel Makassar, digunakan Uji-F (Uji
Fisher) dengan rumusan hipotesis dan kriteria pengujian sebagai
berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel x1 dan x2 secara bersama-
sama terhadap variabel y
Ha : Ada pengaruh antara variabel x1 dan x2 secara bersama-sama
terhadap variabel y
Ho diterima dan Ha ditolak jika F hitung ≤ F tabel
Ho ditolak dan Ha diterima jika F hitung > F tabel
Berdasarkan hasil analisis uji F dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
90
Tabel 5.20 Hasil Uji F
ANOVA(b)
ModelSum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
1 Regression ,746 2 ,373 14,174 ,000(a)Residual ,973 37 ,026Total 1,719 39
Sumber : Data Primer, diolah, 2011
Dapat dilihat pada tabel di atas, perhitungan uji F diperoleh F-
hitung sebesar 14,174 dengan tingkat signifikansi dibawah 5% atau
0,05. Setelah dibandingkan dengan nilai distribusi F pada taraf
kesalahan 5% dengan df1 =2 dan df2 = 37, ternyata nilai F-hitung =
14,174 > F-tabel = 3.252, hal tersebut berarti Ho ditolak dan Ha
diterima.
2. Pembahasan Uji F
Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima karena F hitung > F tabel, seperti penjelasan di atas
bahwa ketik Ha yang diterima berarti variabel lingkungan kerja (X1)
dan sistem penggajian (X2) secara bersama-sama mempunyai
pengaruh signifikan terhadap niat pindah kerja karyawan (Y). Dengan
demikian, hipotesis ketiga dapat diterima (fail to reject).
Hal tersebut menjelaskan bahwa ketika terjadi kenaikan maupun
penurunan terdapat variabel lingkungan kerja dan sistem penggajian
akan secara bersama-sama mempengaruhi variabel niat pindah kerja
karyawan.
91
5.7.2 Uji t
1. Analisis Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing atau
secara parsial variabel independen yaitu lingkungan kerja dan sistem
penggajian terhadap variabel dependen yaitu niat pindah kerja
karyawan. Untuk menentukan hipotesis digunakan kriteria sebagai
berikut :
Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel x1 dan x2
terhadap variabel y
Ha : Secara parsial ada pengaruh antara variabel x1 terhadap variabel
y atau antara variabel x2 terhadap variabel y
Ho diterima dan Ha ditolak jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ho ditolak dan Ha ditolak jika –t hitung < -t tabel
atau t hitung > t tabel
Hasil analisis uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.21 Hasil Uji t
Coefficients (a)
ModelUnstandardized
CoefficientsStandardizedCoefficients T Sig.
BStd.
Error Beta BStd.
Error1 (Constant) -1,971 ,436 -4,518 ,000
Lingkungan ,405 ,081 ,627 5,011 ,000sistem gaji 386, ,086 ,526 3,006 ,001
Sumber : Data Primer, diolah, 2011
92
a. Hasil uji t yang terlihat pada tabel diatas pada variabel X1
lingkungan kerja yaitu dengan nilai t-hitung = 5,011 untuk tingkat
signifikan sebesar 0,000. Setelah dibandingkan dengan t-tabel =
2.026, maka dapat disimulkan bahwa t-hitung = 5,011 > t-tabel =
2.026 yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Untuk variabel X2 yaitu sistem penggajian diperoleh nilai t-hitung =
3,006 dengan tingkat signifikan 0,001 dan setelah dibandingkan
dengan t-tabel diperoleh nilai t-hitung = 3,006 > t-tabel = 2.026,
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Pembahasan Uji t
Berdasarkan hasil uji t yang dapat dilihat pada tabel di atas,
dimana untuk menguji hipotesis secara parsial atau masing-masing
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
c. Untuk variabel X1 yaitu lingkungan kerja, angka 5,011
menjelaskan bahwa secara parsial, lingkungan kerja berpengaruh
terhadap niat pindah kerja karyawan. Sehingga kenaikan maupun
penurunan yang terjadi pada lingkungan kerja juga secara parsial
akan mempengaruhi keinginan karyawan untuk berpindah tempat
kerja. Dengan demikian, hipotesis pertama dapat diterima.
d. Hasil uji t pada tabel di atas dengan angka uji t sebesar 3,006
menjelaskan bahwa secara parsial, sistem penggajian berpengaruh
signifikan terhadap niat pindah kerja karyawan. Sama halnya
dengan lingkungan kerja, kenaikan maupun penurunan yang terjadi
93
pada sistem penggajian akan berpengaruh terhadap niat pindah
kerja karyawan. Dengan demikian, hipotesis kedua untuk
penelitian ini diterima.
e. Setelah di uji secara parsial melalui uji t dari kedua
variabel yang diteliti, variabel lingkungan kerja adalah variabel
yang lebih berpengauh terhadap keinginan karyawan untuk
berpindah kerja dibandingkan dengan variabel sistem gaji. Hal
tersebut tentu berbeda-beda untuk setiap perusahaan karena PT.
Sermani Steel Makassar merupakan pabrik penghasil seng dimana
sebagian besar karyawannya bekerja dalam pabrik sehingga faktor
lingkungan sangat penting diperhatikan perusahaan karena proses
produksi tidak akan berjalan dengan baik jika penerangan,suhu
udara,tata ruang dan suasana kerja kurang baik. Oleh karena itu,
pihak perusahaan harus melakukan perawatan terhadap lingkungan
perusahaan agar karyawan nyaman dalam bekerja. Keamanan kerja
pun perlu diperhatikan karena bekerja sebagai buruh pabrik sangat
besar resikonya bagi karyawan karena bersentuhan dengan bahan
dan alat yang berbahaya. Walaupun sistem gaji tidak mendapat
pengaruh yang lebih besar dari lingkungan kerja, perusahaan tetap
perlu memperhatikan sistem gaji karena hal tersebut menjadi daya
tarik seseorang mau bekerja dalam suatu perusahaan yaitu karena
gaji yang besar, jabatan yang dipegang, beban kerja yang
ditanggung dan sebagainya.
94
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Lingkungan Kerja dan
Sistem Penggajian terhadap Niat Pindah Kerja Karyawan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Lingkungan kerja pada PT. Sermani Steel Makassar termasuk dalam kategori
yang baik dengan nilai rata-rata dari setiap indikator adalah 3,9, 3,85, 3,8,
4,07 dan 4,6. Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan lingkungan kerja
pada PT. Sermani Steel Makassar dapat menunjang proses produksi
perusahaan. Selain itu, lingkungan kerja pada PT. Sermani Steel Makassar
sudah dapat memberikan kenyamanan kepada karyawan dalam bekerja.
2. Sistem Penggajian pada PT. Sermani Steel Makassar termasuk dalam kategori
cukup baik dengan nilai rata-rata dari setiap indikator adalah 4,02, 4,0, 4,0,
3,75 dan 1,82 sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan merasa cukup
puas dengan sistem penggajian pada PT. Sermani Steel Makassar. Sistem
penggajian yang baik pada perusahaan dapat mendorong keinginan karyawan
untuk tetap bekerja di perusahaan tersebut.
3. Sesuai dengan hasil perhitungan regresi berganda, bahwa secara umum
pengaruh lingkungan kerja dan sistem penggajian terhadap niat pindah kerja
karyawan adalah negatif dan signifikan (benar-benar mempunyai pengaruh)
dengan nilai konstanta sebesar (-1,971), nilai variabel lingkungan kerja
95
sebesar 0,405, nilai variabel sistem penggajian sebesar 0,386. Pengaruh
negatif antara variabel di atas menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan
terhadap lingkungan kerja sebesar 0,405 atau 40,5% dan sistem penggajian
sebesar 0,386 atau 38,6% maka niat pindah karyawan akan menurun,
begitupun sebaliknya.
4. Nilai R sebesar 0,711 atau 71,1% berarti bahwa terjadi hubungan yang kuat
antara independen terhadap variabel dependen dan dengan R2 sebesar 0,505
atau 50,5% berarti bahwa variabel lingkungan kerja dan sistem penggajian
memberikan memberikan pengaruh sebesar 50,5% terhadap niat pindah kerja
karyawan.
5. Berdasarkan hasil uji F, dimana F-hitung = 14,174 > F-tabel = 3.252
membuktikan bahwa Ho ditolak sehingga hipotesis ketiga yaitu ‘diduga ada
pengaruh lingkungan kerja dan sistem penggajian terhadap niat pindah kerja
karyawan’ dapat diterima.
6. Berdasarkan hasil uji t, dimana untuk variabel lingkungan kerja t-hitung =
5,011 > t-tabel = 2.026 membuktikan bahwa Ho ditolak sehingga hipotesis
pertama yaitu ‘diduga ada pengaruh lingkungan kerja terhadap niat pindah
kerja karyawan’ dapat diterima. Sedangkan untuk variabel sistem penggajian,
dimana t-hitung = 3,006 > t-tabel = 2.026 membuktikan bahwa Ho ditolak
sehingga hipotesis kedua yang berbunyi ‘diduga ada pengaruh sistem
penggajian terhadap niat pindah kerja karyawan’ dapat diterima.
96
6.2 Saran
Berkaitan dengan kesimpulan peneliti diatas, maka dapat disarankan kepada :
1. Perusahaan sudah memberikan lingkungan kerja yang baik dan layak kepada
karyawan-karyawannya. Namun, perusahaan harus tetap menghadirkan
suasana yang tidak monoton agar karyawan tetap merasa nyaman bekerja
dalam perusahaan.
2. Dilihat dari segi sistem penggajian dan gaji yang diberikan perusahaan,
karyawan sudah merasa cukup puas. Namun, sebaiknya perusahaan lebih
transparan dalam memberikan memberikan gaji kepada karyawan agar
karyawan merasakan keadilan dan keseimbangan perusahaan dalam
menghargai kinerja yang diberikan karyawan kepada perusahaan.
3. Berdasarkan penelitian ini, 50,5% kontribusi yang disumbangkan lingkungan
kerja dan sistem penggajian terhadap niat pindah kerja karyawan pada PT.
Sermani Steel Makassar. Sehingga, masih ada 49,5% variabel yang tidak
diteliti pada penelitian ini yang dapat mempengaruhi niat pindah kerja
karyawan. Variabel tersebut bisa berupa gaya kepemimpinan atasan kepada
para bawahannya, disiplin kerja yang diterapkan oleh perusahaan tersebut
kepada para karyawan, dalam hal ini termasuk proses administrasi yang
diterapkan perusahaan, prospek kemajuan perusahaan itu sendiri, jauhnya
tempat kerja dari tempat tinggal dan perusahaan tidak memberikan kualitas
kehidupan yang layak kepada karyawannya.
97
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi. Rineka Cipta. Jakarta
Desa, Muhammad Surya. 2008. Tesis “Pengaruh Sosiodemografi dan Karakteristik
Pekerjaan Terhadap Keinginan Pindah Kerja Bidan di Kabupaten Serdang
Bedagai”. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara. Medan
Dessler, Garry, 2000. Manajjemen Sumber Daya Manusiia,, jilid 2, Phenhallindo,
Jakarta.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi. R ineka Cipta. Jakarta:
Gitosudarmo, indriyo, Sukanto. 1998. Manajemem Sumber Daya Manusia
Ghaila Indonesia. Jakarta
Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi Reserch. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta
Harif Amali Rivai, 2001, Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja, dan Komitmen
Organisasional Terhadap Intensi Keluar : Pengujian Empiris
Model Turnover Lum et al., Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 3/1
Hersusdadikawati, Endang. 2005. Pengaruh Kepuasan Atas Gaji Terhadap
Keinginan untuk Berpindah Kerja, Dengan Komitmen Organisasional
Sebagai Variabel Intervening : Pengujian Empiris pada Dosen Akuntansi
Perguruan Tinggi Swasta Jawa Tengah, Jurnal Studi Manajemen dan
Organisasi Vol. 2/1
Husnan, Suad, Heidjracman 1993, Manajjemen Personalliia, Edisi Ke Tiga,
BPFE, Yogyakarta.
Khoiriyah, Lilik. 2009. Jurnal Pengaruh Upah dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan pada CV. Aji Bali Jayawijaya Surakarta. Fakultas
98
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah. Surakarta
M. Manullang. 1990. Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia. Jakarta
Moekiyat, 1993, Manajjemen Kepegawaiian, Mandar Maju Bandung.
Nitisemito, Alex S. 1996. Manajemen Personalia .Ghaila Indonesia. Jakarta
Nitisemito, Alex S. 2002. Wawasan Sumber Daya Manusia. Pustaka Utama Grafiti.
Jakarta
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Penerbit
MediaKom. Yogyakarta.
Robbins, 1998, Organiizattiion Theory,, Prentive Hall International, Inc.
Englewood Clieffs.
Statistic Program for Social Science (SPSS) version 15.0
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung
Suwandi dan Nur Indriantoro, 1999, Pengujian Model Turnover Pasework dan
Strawser:Studi Empiris pada Lingkungan Akuntansi Publik, Journal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol. 2/2
Veithzal, Rivai. 2005. Manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan dari
teori ke praktek . PT. Grafindo Persada. Jakarta
Veithzal, Rivai, Sagala. 2009. Manajemen sumber daya manusia untuk
perusahaan dari teori ke praktek . PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta
Yazid, Aba. 2009. Pengaruh Gaji dan Instentif Terhadap Pro duktivitas Kerja
Karyawan pada CV. Indo Perkasa Computindo Situbondo. UIN Maulana
Malik Ibrahim. Malang
http://google.co.id/sistem penggajian
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/gaji-definisi-peranan-fungsi-dantujuan.
www.febriani.staff.gunadarma.ac.id/Oktober 2011
100
Lampiran 1 : Contoh Kuesioner
Kepada :
Yth. Bapak/Ibu/Sdr.(i) Karyawan di PT. SERMANI STEEL
Di -
Makassar
Dengan hormat,
Di tengah-tengah kesibukan yang sedang Bpk/Ibu/Sdr.(i) hadapi saat ini,
perkenankanlah saya memohon bantuannya untuk mengisi kuesioner terlampir.
Kuesioner ini dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang gaji, lingkungan kerja
dan niat pindah kerja karyawan.
Setiap jawaban tidak ada yang salah atau pun benar, tetapi jawaban yang
baik adalah jawaban yang sesuai dengan keadaan Bpk/Ibu/Sdr.(i) yang sebenarya.
Perlu Bpk/Ibu/Sdr.(i) ketahui bahwa jawaban yang diberikan sama sekali tidak akan
mempengaruhi kedudukan/ jabatan yang Bapak/Ibu/Sdr.(i) pegang.
Saya percaya Bapak/Ibu/Sdr.(i) akan bersedia membantu mengisi kuesioner
tersebut dengan ketulusan hati, selanjutnya saya akan merahasiakan jawaban
tersebut.
Atas segala bantuan dan budi Bpk/Ibu/Sdr.(i) saya ucapkan terima kasih.
Makassar, Juni 2011
Hormat saya
Aldona P.R.
101
KUESIONER
A. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Tulislah nama saudara jika perlu.
2. Sebelum menjawab baca lah pertanyaan dibawah ini dengan cermat dan
teliti.
3. Berilah tanda check list (√ ) yang sesuai dengan anggapan saudara.
B. Identitas responden
1. Nama =…………….
2. Jenis kelamin =…………….
3. Umur =…………….
4. Masa kerja =……………..
5. Bagian =……………..
C. Keterangan pada jawaban kuesioner gaji, lingkungan kerja, dan niat pindah
kerja karyawan
1. SS = Sangat Setuju
2. S = Setuju
3. N = Netral
4. TS = Tidak Setuju
5. STS = Sangat Tidak Setuju
102
A. Kuesioner Lingkungan Kerja (X1)
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Penerangan dalam tempat kerjasudah cukup baik sehingga sayadapat bekerja dengan baik
2 Suhu udara disekitar lingkunganperusahaan dapat menunjangproses produksi sehinggakinerja saya maksimal
3 Saya mendapat suasana kerjayang nyaman dalam menunjangpekerjaan saya
4 Perencanaan tata ruangperusahaan memberikankeleluasan pada saya dalambekerja
5 Perusahaan menanggung keamanankerja saya
B. Kuesioner Gaji/Sistem Penggajian (X2)
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya merasa puas dengan tingkatgaji yang berlaku dalamperusahaan
2 Jika produktivitas saya baikdalam perusahaan, maka sayaakan diberikan tambahan gaji
3 Perusahaan memberikan gajisesuai dengan UMR
4 Gaji yang diberikan kepada sayasudah sesuai dengan beban kerjayang saya tanggung
5 Sistem penggajian dalam
103
perusahaan ini bersifattertutup
C. Kuesioner Niat pindah Kerja Karyawan (Y)
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Pernah merasa bosan denganpekerjaan sekarang
2 Pernah terpikir untuk berpindahkerja atau berhenti bekerja
3 Saya cukup puas denganpekerjaan dan jabatan yangdiberikan sehingga tidakberinisiatif untuk mencarialternatif pekerjaan lain
4 Sesama karyawan terjalinhubungan yang baik, sehinggasaya betah bekerja disini
5 Ada pengembangan karir dalamperusahaan, sehingga saya tidakakan pernah meninggalkanpekerjaan ini
104
Lampiran 2 : Hasil kuesioner
No.Niat Pindah Kerja Karyawan (Y) lingkungan kerja (X1) Sistem Penggajian (X2)
1 2 3 4 5 TotalRata-Rata 1 2 3 4 5 Total
Rata-Rata 1 2 3 4 5 Total
Rata-Rata
1 2,0 2,0 3,0 4,0 5,0 16,0 3,20 4,0 3,0 4,0 5,0 5,0 21,0 4,20 4,0 4,0 3,0 4,0 1,0 16,0 3,202 2,0 2,0 3,0 4,0 5,0 16,0 3,20 4,0 3,0 4,0 5,0 5,0 21,0 4,20 4,0 4,0 3,0 4,0 1,0 16,0 3,203 2,0 1,0 3,0 4,0 5,0 15,0 3,00 4,0 4,0 4,0 5,0 5,0 22,0 4,40 4,0 5,0 3,0 4,0 1,0 17,0 3,404 2,0 1,0 4,0 4,0 4,0 15,0 3,00 4,0 4,0 4,0 5,0 5,0 22,0 4,40 4,0 5,0 4,0 4,0 2,0 19,0 3,805 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 16,0 3,20 3,0 4,0 4,0 5,0 5,0 21,0 4,20 4,0 4,0 4,0 4,0 2,0 18,0 3,606 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 16,0 3,20 3,0 4,0 4,0 5,0 5,0 21,0 4,20 4,0 4,0 4,0 4,0 2,0 18,0 3,607 2,0 3,0 4,0 4,0 5,0 18,0 3,60 5,0 4,0 4,0 5,0 5,0 23,0 4,60 4,0 3,0 4,0 4,0 1,0 16,0 3,208 2,0 3,0 4,0 4,0 5,0 18,0 3,60 5,0 4,0 4,0 5,0 5,0 23,0 4,60 4,0 3,0 4,0 4,0 1,0 16,0 3,209 2,0 1,0 3,0 4,0 5,0 15,0 3,00 5,0 2,0 4,0 5,0 5,0 21,0 4,20 4,0 5,0 3,0 4,0 1,0 17,0 3,4010 2,0 1,0 3,0 4,0 5,0 15,0 3,00 5,0 4,0 4,0 5,0 5,0 23,0 4,60 4,0 5,0 3,0 4,0 1,0 17,0 3,4011 3,0 1,0 3,0 3,0 5,0 15,0 3,00 5,0 4,0 4,0 5,0 5,0 23,0 4,60 3,0 5,0 3,0 3,0 1,0 15,0 3,0012 2,0 1,0 3,0 3,0 4,0 13,0 2,60 5,0 4,0 4,0 5,0 5,0 23,0 4,60 4,0 5,0 3,0 3,0 2,0 17,0 3,4013 2,0 1,0 5,0 2,0 4,0 14,0 2,80 5,0 5,0 4,0 1,0 5,0 20,0 4,00 4,0 5,0 5,0 2,0 2,0 18,0 3,6014 3,0 2,0 5,0 2,0 4,0 16,0 3,20 5,0 5,0 2,0 4,0 4,0 20,0 4,00 3,0 5,0 5,0 2,0 2,0 17,0 3,4015 3,0 3,0 5,0 5,0 4,0 20,0 4,00 4,0 4,0 3,0 4,0 4,0 19,0 3,80 3,0 3,0 5,0 5,0 2,0 18,0 3,6016 3,0 3,0 5,0 4,0 3,0 18,0 3,60 4,0 4,0 3,0 4,0 4,0 19,0 3,80 5,0 3,0 5,0 4,0 3,0 20,0 4,0017 3,0 2,0 3,0 4,0 3,0 15,0 3,00 4,0 4,0 3,0 4,0 5,0 20,0 4,00 5,0 5,0 3,0 4,0 3,0 20,0 4,0018 2,0 2,0 5,0 4,0 4,0 17,0 3,40 4,0 4,0 5,0 4,0 4,0 21,0 4,20 5,0 5,0 4,0 4,0 1,0 19,0 3,8019 2,0 2,0 4,0 3,0 4,0 15,0 3,00 4,0 4,0 4,0 3,0 4,0 19,0 3,80 5,0 5,0 5,0 4,0 1,0 20,0 4,0020 3,0 2,0 4,0 3,0 4,0 16,0 3,20 3,0 4,0 4,0 3,0 4,0 18,0 3,60 5,0 4,0 5,0 4,0 3,0 21,0 4,2021 3,0 2,0 4,0 3,0 4,0 16,0 3,20 3,0 4,0 4,0 3,0 4,0 18,0 3,60 3,0 4,0 5,0 4,0 3,0 19,0 3,8022 4,0 2,0 4,0 5,0 5,0 20,0 4,00 2,0 4,0 4,0 5,0 5,0 20,0 4,00 5,0 4,0 5,0 4,0 2,0 20,0 4,0023 3,0 2,0 4,0 5,0 5,0 19,0 3,80 3,0 4,0 4,0 5,0 5,0 21,0 4,20 5,0 4,0 5,0 4,0 2,0 20,0 4,00
105
24 3,0 4,0 4,0 5,0 5,0 21,0 4,20 3,0 1,0 4,0 5,0 5,0 18,0 3,60 5,0 4,0 5,0 2,0 2,0 18,0 3,6025 2,0 2,0 4,0 3,0 5,0 16,0 3,20 4,0 4,0 4,0 1,0 5,0 18,0 3,60 4,0 3,0 3,0 3,0 2,0 15,0 3,0026 2,0 2,0 4,0 3,0 5,0 16,0 3,20 4,0 4,0 4,0 3,0 5,0 20,0 4,00 4,0 3,0 3,0 3,0 2,0 15,0 3,0027 2,0 4,0 4,0 4,0 5,0 19,0 3,80 4,0 2,0 4,0 4,0 5,0 19,0 3,80 4,0 2,0 3,0 5,0 1,0 15,0 3,0028 2,0 2,0 4,0 4,0 5,0 17,0 3,40 4,0 4,0 4,0 4,0 5,0 21,0 4,20 4,0 2,0 4,0 3,0 1,0 14,0 2,8029 2,0 2,0 4,0 4,0 5,0 17,0 3,40 4,0 4,0 4,0 4,0 5,0 21,0 4,20 4,0 4,0 5,0 4,0 1,0 18,0 3,6030 2,0 2,0 4,0 1,0 4,0 13,0 2,60 4,0 4,0 4,0 1,0 4,0 17,0 3,40 2,0 4,0 4,0 4,0 3,0 17,0 3,4031 5,0 1,0 4,0 5,0 4,0 19,0 3,80 1,0 5,0 4,0 5,0 4,0 19,0 3,80 4,0 4,0 5,0 4,0 3,0 20,0 4,0032 4,0 2,0 3,0 5,0 4,0 18,0 3,60 2,0 4,0 3,0 5,0 4,0 18,0 3,60 4,0 4,0 5,0 4,0 2,0 19,0 3,8033 2,0 2,0 4,0 5,0 4,0 17,0 3,40 4,0 4,0 4,0 5,0 4,0 21,0 4,20 3,0 4,0 5,0 4,0 2,0 18,0 3,6034 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 16,0 3,20 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 20,0 4,00 3,0 4,0 4,0 5,0 1,0 17,0 3,4035 2,0 2,0 4,0 3,0 4,0 15,0 3,00 4,0 4,0 4,0 3,0 4,0 19,0 3,80 4,0 3,0 5,0 4,0 2,0 18,0 3,6036 2,0 2,0 4,0 3,0 4,0 15,0 3,00 4,0 4,0 4,0 3,0 4,0 19,0 3,80 4,0 3,0 4,0 4,0 2,0 17,0 3,4037 1,0 2,0 4,0 4,0 4,0 15,0 3,00 5,0 4,0 4,0 4,0 4,0 21,0 4,20 4,0 3,0 4,0 4,0 2,0 17,0 3,4038 1,0 2,0 4,0 4,0 4,0 15,0 3,00 5,0 4,0 4,0 4,0 4,0 21,0 4,20 4,0 5,0 2,0 4,0 2,0 17,0 3,4039 3,0 2,0 4,0 4,0 5,0 18,0 3,60 3,0 4,0 4,0 4,0 5,0 20,0 4,00 4,0 5,0 2,0 3,0 2,0 16,0 3,2040 2,0 2,0 1,0 4,0 5,0 14,0 2,80 4,0 4,0 1,0 4,0 5,0 18,0 3,60 5,0 4,0 4,0 3,0 3,0 19,0 3,80
1
Lampiran 3 : Hasil Regresi, Uji t, dan Uji F
REGRESSION/MISSING LISTWISE/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)/NOORIGIN/DEPENDENT y/METHOD=ENTER x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 x1.8 x2.1 x2.2
x2.3 x2.4x2.5 x2.6 x2.7 x2.8 .
Regression
[DataSet2] I:\contoh spss kuesioner\kuesioner sheet 4\spss.sav
Variables Entered/Removed(b)
ModelVariablesEntered
VariablesRemoved Method
1sistem gaji,lingkungan(a)
. Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: niat pindah
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
1 ,711(a) ,505 ,335 ,17127a Predictors: (Constant), sistem penggajian, produktivitas, tingkat gaji, beban kerja, UMR, suasanakerja, suhu udara, tata ruang, penerangan, keamanan kerja
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.1 Regression ,746 2 ,373 14,174 ,000(a)
Residual ,973 37 ,026Total 1,719 39
a Predictors: (Constant), sistem gaji, lingkunganb Dependent Variable: niat pindah
Coefficients(a)
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error
107
1 (Constant) -1,971 ,436 -4,518 ,000Lingkungan ,405 ,081 ,627 5,011 ,000sistem gaji 386, ,086 ,526 3,006 ,001
a Dependent Variable: niat pindah
108
Lampiran 4 : Hasil Validitas dan Reliabilitas
Lingkungan Kerja (X1)Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 skortotalX1.1 Pearson Correlation 1 ,950(**) ,192 ,189 ,092 ,593(**)
Sig. (2-tailed) ,000 ,236 ,242 ,573 ,000N 40 40 40 40 40 40
X1.2 Pearson Correlation ,950(**) 1 ,162 ,222 ,083 ,566(**)Sig. (2-tailed) ,000 ,317 ,169 ,611 ,000N 40 40 40 40 40 40
X1.3 Pearson Correlation ,192 ,162 1 ,067 -,061 ,595(**)Sig. (2-tailed) ,236 ,317 ,683 ,707 ,000N 40 40 40 40 40 40
X1.4 Pearson Correlation ,189 ,222 ,067 1 ,300 ,629(**)Sig. (2-tailed) ,242 ,169 ,683 ,060 ,000N 40 40 40 40 40 40
X1.5 Pearson Correlation ,092 ,083 -,061 ,300 1 ,438(**)Sig. (2-tailed) ,573 ,611 ,707 ,060 ,005N 40 40 40 40 40 40
skortotal Pearson Correlation ,593(**) ,566(**) ,595(**) ,629(**) ,438(**) 1Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,005N 40 40 40 40 40 40
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
109
Cronbach's
Alpha N of Items
.739 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1.1 26.17 19.635 .462 .709
X1,2 26.25 19.885 .431 .715
X1.3 27.00 18.821 .427 .714
X1.4 26.92 18.071 .450 .710
X1.5 26.75 20.654 .260 .743
Sistem Penggajian (X2)
CorrelationsCorrelations
x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 skortotalx2.1 Pearson Correlation 1 ,473(**) ,462(**) ,699(**) ,452(**) ,824(**)
Sig. (2-tailed) ,002 ,003 ,000 ,003 ,000N 40 40 40 40 40 40
x2.2 Pearson Correlation ,473(**) 1 ,197 ,458(**) ,420(**) ,684(**)Sig. (2-tailed) ,002 ,224 ,003 ,007 ,000N 40 40 40 40 40 40
x2.3 Pearson Correlation ,462(**) ,197 1 ,683(**) ,238 ,670(**)Sig. (2-tailed) ,003 ,224 ,000 ,139 ,000N 40 40 40 40 40 40
x2.4 Pearson Correlation ,699(**) ,458(**) ,683(**) 1 ,495(**) ,857(**)Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000 ,001 ,000N 40 40 40 40 40 40
x2.5 Pearson Correlation ,452(**) ,420(**) ,238 ,495(**) 1 ,637(**)Sig. (2-tailed) ,003 ,007 ,139 ,001 ,000N 40 40 40 40 40 40
skortotal Pearson Correlation ,824(**) ,684(**) ,670(**) ,857(**) ,637(**) 1Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000N 40 40 40 40 40 40
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
110
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %Cases Valid 40 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 40 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha N of Items
,809 5
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deletedx2.1 14,05 12,562 ,697 ,741x2.2 14,60 14,297 ,482 ,805x2.3 14,50 13,385 ,509 ,801x2.4 14,63 11,420 ,809 ,701x2.5 14,13 14,266 ,505 ,798
Niat Pindah Kerja (Y)
Correlations
Correlations
y1 y2 y3 y4 y5 skortotaly1 Pearson Correlation 1 ,765(**) ,290 ,253 ,160 ,759(**)
Sig. (2-tailed) ,000 ,069 ,115 ,325 ,000N 40 40 40 40 40 40
y2 Pearson Correlation ,765(**) 1 ,321(*) ,318(*) ,288 ,795(**)Sig. (2-tailed) ,000 ,043 ,046 ,071 ,000N 40 40 40 40 40 40
y3 Pearson Correlation ,290 ,321(*) 1 ,283 -,237 ,339(*)Sig. (2-tailed) ,069 ,043 ,077 ,141 ,032N 40 40 40 40 40 40
y4 Pearson Correlation ,253 ,318(*) ,283 1 ,068 ,496(**)
111
Sig. (2-tailed) ,115 ,046 ,077 ,676 ,001N 40 40 40 40 40 40
y5 Pearson Correlation ,160 ,288 -,237 ,068 1 ,472(**)Sig. (2-tailed) ,325 ,071 ,141 ,676 ,002N 40 40 40 40 40 40
skortotal Pearson Correlation ,759(**) ,795(**) ,339(*) ,496(**) ,472(**) 1Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,032 ,001 ,002N 40 40 40 40 40 40
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
ReliabilityScale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.731 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y1 23.55 24.049 .360 .716
Y2 23.85 24.079 .256 .742
Y3 23.97 19.307 .620 .656
Y4 23.30 23.497 .361 .717
Y5 24.05 22.869 .357 .720