repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · bab ii tinjauan pustaka 2.1...

29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan usia suami isteri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto ,2007) KB menurut Undang-undang (UU) No.10 tahun 1992 dalam Arum dan Sujiatini (2011) tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Masih banyak alasan lain, misalnya membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, terhadap gangguan fisik atau psikologis akibat tindakan abortus yabg tidak aman, serta tuntutan perkembangan sosial terhadap peningkatan status perempuan di masyarakat (Saifuddin, 2006) Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga Berencana

2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan

suami isteri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran

yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur

interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan

dengan usia suami isteri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto

,2007)

KB menurut Undang-undang (UU) No.10 tahun 1992 dalam Arum dan

Sujiatini (2011) tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga

sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan

keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama

diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Masih banyak alasan lain, misalnya

membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak

diinginkan, terhadap gangguan fisik atau psikologis akibat tindakan abortus yabg

tidak aman, serta tuntutan perkembangan sosial terhadap peningkatan status

perempuan di masyarakat (Saifuddin, 2006)

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

Program keluarga berencana memiliki visi untuk mewujudkan keluarga

berkualitas tahun 2015. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung

jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Guna mewujudkan visi tersebut ada enam prioritas misi utama yang akan

dilaksanakan yaitu :

1. Pemberdayaan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas.

2. Menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan

ketahanan keluarga.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

4. Meningkatkan promosi, perlindungan dan upaya mewujudkan hak-hak

reproduksi

5. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan

dan keadilan gender melalui program keluarga berencana.

6. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas sejak pembuahan dalam

kandungan sampai dengan lanjut usia(Sarwono, 2005).

2.1.2 Perkembangan Keluarga Berencana

Gerakan Keluarga Berencana (KB) bemula dari kepeloporan beberapa tokoh

dalam dan luar negeri. Pada awal abad 19 di Inggris upaya KB timbul atas dasar

prakarsa sekelompok orang antara lain Maria Stopes pada tahun 1880-1950 yang

mengatur kelahiran kaum buruh di Inggris. Margareth Sanger tahun 1883-1966

merupakan pelopor KB modern di AS yang mengembangkan tentang program birth

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

control, bermula pada tahun 1917 mendirikan National Birth Control (NBC) dan

pada tahun 1921 diadakan American NBC Conference I. Hasil konferensi ini

mendirikan American Birth Control League dan Margareth Sanger sebagai ketuanya.

Pada tahun 1952 diresmikan berdirinya International Planned Parenthood

Federation (IPPF), dan sejak saat itu berdirilah perkumpulan-perkumpulan KB di

seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pelopor KB di Indonesia yaitu Dr. Sulianti

Saroso pada tahun 1952 menganjurkan para ibu untuk membatasi kelahiran, karena

Angka Kelahiran Bayi sangat tinggi. Sedangkan di DKI Jakarta mulai dirintis oleh

Prof. Sarwono Prawirohardjo (Suratun,dkk 2008).

Pada tanggal 23 Desember 1957 berdirilah Perkumpulan Keluarga Berencana

Indonesia (PKBI) yang mana menjadi pelopor pergerakan dan perkembangan

Keluarga Berencana nasional. PKBI dalam misinya menyangkut hal yang mendasar

dalam kehidupan manusia yakni persoalan reproduksi, yang mana padanya melekat

berbagai norma, tabu, dan peraturan-peraturan.

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 26 Tahun 1968 dibentuklah sebuah

lembaga keluarga berencana. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang pencapaian

tujuan Deklarasi Kependudukan PBB 1967 yang kemudian dimasukkan dalam

program pemerintah sejak Pelita I (1969) dan dinamai Lembaga Keluarga Berencana

Nasional (LKBN). Lembaga ini masih bersifat semi pemerintah.

Pada tahun 1970 LKBN ditingkatkan menjadi Badan Pemerintah melalui

Keppres No. 8 tahun 1970 dan diberi nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) yang bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pengawasan dan

penilaian pelaksanaan program Keluarga Berencana. Dalam perkembangannya

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

BKKBN terus mengalami penyempurnaan baik struktur organisasi, tugas pokok, dan

tata kerja serta fungsinya (Arum dan Sujiyatini 2011).

Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 yang diikuti

dengan Keputusan Presiden RI Nomor 110 Tahun 2001dikukuhkan bahwa BKKBN

tetap bertugas melaksanakan tugas pemerintah di bidang keluarga berencana dan

keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Berdasarkan Keppres ini, maka sebagian kewenangan BKKBN telah

diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota.Demikian pula kelembagaan BKKBN

kabupaten/kota telah diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota per-Januari 2004

(BKKBN, 2008).

2.1.3 Tujuan Program Keluarga Berencana

Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah

masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,

menurunkan tingkat/angka kematian bayi, dan anak serta penanggulangan masalah

kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas.

Perlu diketahui bahwa tujuan-tujuan tersebut merupakan kelanjutan dari

tujuan program KB tahun 1970 yaitu tujuan demografis berupa penurunan TFR dan

tujuan filosofis berupa kelembagaan dan pembudidayaan Norma Keluarga Kecil

Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Arum dan Sujiyatini, 2011).

2.1.4 Sasaran Program Keluarga Berencana

1. Sasaran langsung yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15–44

tahun.

2. Sasaran tidak langsung yaitu :

a) Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui

pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga

yang berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani, 2010).

b) Organisasi–organisasi, lembaga kemasyarakatan serta instansi pemerintah maupun

swasta serta tokoh masyarakat dan pemuka agama yang diharapkan dapat

memberikan dukungan dalam melembagakan NKKBS (Suratun, 2008).

2.1.5 Ukuran-ukuran Keluarga Berencana

Beberapa ukuran dalam Keluarga Berencana yang dikenal dalam pelaksanaan

kegiatan KB seperti :

1. Angka Kelangsungan (Continuation Rate-CR)

Pengertian angka kelangsungan adalah angka yang menunjukkan proporsi

akseptor yang masih menggunakan alat kontrasepsi setelah suatu periode pemakaian

tertentu.

2. Peserta KB aktif ( Current User-CU)

3. Bulan Pasangan Perlindungan (Couple Months of Protection-CMP)

4. Perkiraan penurunan fertilitas akibat pelaksanaan KB (Kartoyo,2007).

2.2 Pasangan Usia Subur

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang terikat dalam

perkawinan yang sah, yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

secara operasional termasuk pula pasangan suami istri yang istrinya berumur kurang

dari 15 tahun dan telah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid.

Berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi

adalah pasangan usia subur (PUS) yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-

duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan.

PUS yang menggunakan alat kontrasepsi disebut peserta/akseptor KB. Peserta

KB adalah PUS yang sedang menggunakan salah satu metode kontrasepsi. Sedangkan

peserta KB aktif adalah peserta KB yang sedang menggunakan salah satu metode

kontrasepsi secara terus-menerus tanpa diselingi kehamilan. Adapula yang disebut

peserta KB baru yaitu PUS yang baru pertama kali menggunakan alat/cara

kontrasepsi dan atau PUS yang kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah

melahirkan/keguguran (BKKBN, 2009).

2.3 Kontrasepsi

2.3.1 Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata” kontra” dan “konsepsi”. Kontra berarti

“melawan”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan sel telur yang matang dengan sel

sperma yang menyebabkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel

telur yang matang dengan sperma tersebut (Hartanto, 2007).

Secara umum menurut cara pelaksanaannya kontrasepsi dibagi menjadi dua

yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

1. Cara temporer, yaitu menjarangkan kelahiran selama beberapa tahun sebelum

menjadi hamil lagi.

2. Cara permanen, yaitu mengakhiri kesuburan dengan cara mencegah kehamilan

secara permanen.

Menurut Saifuddin (2006), Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman

dan efektif bagi semua klien, karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan

kecocokan individual bagi setiap klien. Namun secara umum persyaratan metode

kontrasepsi ideal adalah :

1. Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila digunakan.

2. Berdaya guna, artinya bila digunakan sesuai aturan akan dapat mencegah

terjadinya kehamilan.

3. Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya di

masyarakat.

4. Terjangkau harganya oleh masyarakat.

5. Bila pemakaian dihentikan, klien akan segera kembali kesuburannya.

2.3.2 Jenis Metode Kontrasepsi

A. Metode Kontrasepsi Sederhana

1) Tanpa alat atau obat , antara lain :

1. Metode kalender (pantangan berkala)

2. Metode lendir serviks .

3. Metode suhu basal .

4. senggama terputus (Coitus interuptus)

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

5. Metode simpto-therma .

2) Dengan alat atau obat ,antara lain :

1. Kondom

2. Intro vagina wanita antara lain :diafragma ,spons dan kap servix .

3. Kimiawi dengan spermisid antara lain : vaginal cream, vaginal foam,

vagina jelly, vagina suppositoria, vaginal tablet.

B. Metode Kontrasepsi efektif (MKE)

1. Kontrasepsi hormonal:

a) KB pil ,antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil .

b) KB Suntik : Depo Provera , cylofem ,Norigest.

2. Implant /AKBK.

3. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

C. Metode Kontrasepsi Mantap

1. Metode Operatif pria (MOP / Vasektomi )

2. Metode Operatif wanita (MOW/ Tubektomi) (Hartanto, 2007).

1. Kondom Pria

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks, plastik (vinyl), atau bahan alamiah yang dipasang

pada penis saat berhubungan seksual. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan

sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet sehingga

sperma tidak tercurah ke dalam alat reproduksi wanita saat berhubungan seksual.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12

kehamilan per 100 perempuan per tahun (Arum dan Sujiyatini, 2011).

Keuntungan menggunakan kondom :

1. Murah dan dapat diperoleh secara umum.

2. Tidak perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

3. Cara pemakaian mudah.

4. Tidak mengurangi kenikmatan dalam berhubungan seksual.

5. Tingkat proteksi tinggi terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS)

(Suratun,dkk 2008).

Keterbatasan kondom :

1. Efektifitas tidak terlalu tinggi.

2. Sangat dipengaruhi cara penggunaan.

3. Pada beberapa orang menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan ereksi.

4. Harus tersedia setiap kali berhubungan seksual.

5. Beberapa orang malu untuk membeli kondom di tempat umum

(Arum dan Sujiyatini, 2011).

2. Pil KB

Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau

tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesterone. Pil ini

bekerja menekan ovulasi, yakni mencegah lepasnya sel telur dari indung telur dan

mengendalikan lendir mulut rahim sehingga lebih kental dan sperma sukar masuk ke

dalam rahim.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

Keuntungan menggunakan Pil :

1. Reversibilitasnya tinggi.

2. Mudah dalam penggunaan.

3. Mengurangi rasa sakit ketika menstruasi.

4. Mencegah anemia.

5. Mengurangi resiko kanker ovarium.

6. Mengurangi kemungkinan infeksi panggul dan kehamilan ektopik.

7. Tidak mengganggu hubungan seksual (Suratun dkk, 2008).

Kerugian menggunakan pil :

1. Memerlukan disiplin dalam pemakaian.

2. Tidak mencegah penyakit menular seksual.

3. Tidak boleh diberika kepada wanita menyusui.

4. Mahal .

5. Repot (Atikah dkk, 2010).

3. Suntik

Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB. Jenis yang beredar di

Indonesia :

1. Yang hanya mengandung hormon progestin.

a. Depo medroksiprogesteron asetat

Mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik

intramuskular. Setelah suntikan pertama, kadar DMPA dalam darah mencapai puncak

setelah 10 hari. DMPA dapat memberi perlindungan dengan aman selama tiga bulan.

b. Depo noretisteron enantat

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

Mengandung 200 mg Noretdon Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara

disuntik intramuskular.

2. Kontrasepsi kombinasi.

Depo estrogen-progesteron

Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan

5 mg Estrogen Sipionat.

Efektifitas cara kontrasepsi suntik sangat tinggi, dimana kegagalan kurang

dari 1% (Suratun dkk, 2008).

a. Cara kerja Suntik KB :

1. Mencegah ovulasi

Kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH)

secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH)

dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat

perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestin menurunkan frekuensi

pelepasan (FSH) dan (LH).

2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks

yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada

lendir serviks. Sekret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh

progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.

3. Membuat endometrium menjadi kurang layak/baik untuk implantasi dari ovum

yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium

sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi

dari ovum yang telah di buahi.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

4. Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau

memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba

b.Keuntungan menggunakan suntik :

1. Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari dalam

penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian atau faktor

lupa dan sangat praktis.

2. Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui, Hormon progesteron

dapat meningkatkan kuantitas air susu ibu sehingga kontrasepsi suntik sangat cocok

pada ibu menyusui. Konsentrasi hormon di dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak

di temukan adanya efek hormon pada pertumbuhan serta perkembangan bayi.

3. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap

kesehatan.

4. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

5. Penggunaan jangka panjang

Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan tetapi masih

enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi.

6. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun (Suratun dkk, 2008).

c. Keterbatasan kontrasepsi suntik :

1. Gangguan haid, ini yang paling sering terjadi dan yang paling menggangu. Pola

haid yang normal dapat berubah menjadi amenore, perdarahan bercak, perubahan

dalam frekuensi lama dan jumlah darah yang hilang. Efek pada pola haid tergantung

pada lama pemakaian. Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan bercak berkurang

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

dengan jalannya waktu, sedangkan kejadian amenore bertambah tetapi sebenarnya

efek ini memberikan keuntungan yakni mengurangi terjadinya anemia. Tidak menjadi

masalah karena darah tidak akan menggumpal didalam rahim. Amenore disebabkan

perubahan hormon didalam tubuh dan kejadian amenore biasa pada peserta

kontrasepsi suntikan. Insidens yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan

atrofi endometrium.

2. Berat badan yang bertambah, umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu

besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama.

Pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak

tubuh. Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon merangsang pusat pengendali nafsu

makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada

biasanya.

3. Keluhan- keluhan lainnya berupa mual, muntah, sakit kepala, panas dingin,

pegal-pegal, nyeri perut dan lain-lain.

4. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut . Tidak

menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus,

atau infeksi virus HIV.

5. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian bukan karena

terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia melainkan karena belum

habisnya pelepasan obat suntikan dari depo nya (tempat suntikan). Pada penggunaan

jangka panjang yaitu diatas 3 tahun penggunaan dapat menurunkan kepadatan tulang,

menimbulkan kekeringan pada vagina, dan menurunkan libido (Arum dan Sujiyatini,

2011)

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

d. Yang boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin :

a. Usia reproduksi

b. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi

c. Menyusui

d. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

e. Setelah abortus atau keguguran.

f. Tidak banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.

g. Perokok.

h. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah

atau anemia.

i. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen (Saifuddin,2006).

e. Yang tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin :

a. Hamil atau dicurigai hamil.

b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.

d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

e. Diabetes melitus disertai komplikasi (Saifuddin, 2006).

f. Yang boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Kombinasi

a. Usia reproduksi.

b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.

c. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.

d. Menyusui diatas 6 minggu pasca persalinan dan tidak menyusui.

e. Anemia.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

f. Haid teratur.

g. Riwayat kehamilan ektopik.

g .Yang tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Kombinasi

a. Hamil atau diduga hamil.

b. Menyusui dibawah umur 6 minggu pasca persalinan.

c. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

d. Penyakit hati akut (virus hepatitis).

e. Usia > 35 tahun.

f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (180/110

mmHg).

g. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun.

h. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain.

i. Keganasan pada payudara (Saifuddin,2006).

h. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntikan progestin jenis DMPA di berikan setiap 3 bulan dengan

cara di suntik intramuskular dalam di daerah glutea. Apabila suntikan di berikan

terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja

segera dan tidak efektif. Suntikan di berikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi

suntikan Noristerat diberikan setiap 8 minggu.

Sedangkan untuk suntikan kombinasi di berikan setiap bulan dengan

intramuskular dalam dan datang kembali setiap 4 minggu. Suntikan ulang di berikan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga di

berikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah di tentukan, asal saja di yakini ibu

tersebut tidak hamil (Saifuddin,2006).

4. Susuk/Implan/AKBK

Susuk/Implan adalah alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit.Jenis

yang paling sering digunakan di Indonesia adalah Norplant. Susuk adalah kontrasepsi

sub dermal yang mengandung Levonorgestrel (LNG) sebagai bahan aktifnya. Hormon

levonorgestrel secara konstan akan dilepaskan ke dalam darah. Cara kerja

susuk/implan dalam mencegah kehamilan pada dasarnya hampir sama dengan pil dan

suntik.

Keuntungan menggunakan implan :

1. Tidak menekan produksi ASI

2. Praktis dan efektif

3. Tidak ada faktor lupa

4. Masa pakai jangka panjang

5. Membantu mencegah anemia

Keterbatasan menggunakan implan :

1. Implan harus dipasang oleh tenaga kesehatan yang terlatih

2. Implan lebih mahal daripada suntik atau pil dan cara KB jangka pendek lainnya.

3. Pola haid terganggu

4. Wanita tidak dapat menghentikan penggunaannya sendiri

5. Cara ini belum begitu dikenal sehingga beberapa masih enggan memakainya

6. Implan terlihat di bawah kulit (Suratun,dkk 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

5. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/ IUD (Intra Uterine Device)

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang

bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline), tembaga (Cu), ada

pula yang tidak, adapula yang dililit tembaga bercampur perak (Ag), selain itu ada

pula yang batangnya berisi hormon progesterone (Suratun,dkk 2008).

Alat ini bekerja dengan menghambat kemampuan sperma masuk ke dalam

tuba falopi, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri,

mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi, dan mencegah implantasi telur

dalam uterus.

Keuntungan menggunakan AKDR/IUD :

1. Efektifitasnya tinggi

2. IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan

3. Tidak mempengaruhi hubungan seksual

4. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil

5. Tidak ada efek samping hormonal

6. Tidak mempengaruhi ASI

7. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

8. Tidak ada berinteraksi dengan obat-obatan

9. Membantu mencegah kehamilan etropik

Keterbatasan/kerugian penggunaan AKDR/IUD :

1. Terjadi perubahan siklus haid

2. Tidak dapat mencegah infeksi menular seksual

3. Pengguna tidak dapat melepas AKDR sendiri (Atikah,dkk 2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

6. Tubektomi

Tubektomi adalah sebuah metode kontrasepsi permanen untuk mencegah

keluarnya sel telur wanita dengan cara mengikat atau memotong kedua saluran tuba

Keuntungan menggunakan tubektomi :

1. Tekhniknya mudah, sehingga dapat dilakukan oleh dokter umum

2. Perlengkapan dan peralatan bedah sederhana

3. Dapat dilakukan pada pasca persalinan, pasca keguguran dan masa interval

4. Kegagalan sangat rendah dan keberhasilan hampir 100%

5. Waktu pembedahan singkat dan biaya relatif murah

(Suratun,dkk 2008)

Keterbatasan metode Tubektomi :

1. Harus dipertimbangkan sifat mantap metode ini karena tidak dapat dipulihkan

kembali.

2. Pengguna dapat menyesal di kemudian hari

3. Tidak melindungi dari infeksi menular seksual (Atikah,dkk 2010).

7. Vasektomi

Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi

keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran sperma sehingga sel

sperma tidak keluar pada saat senggama.

Keuntungan metode Vasektomi :

1. Tidak ada mortalitas

2. Morbiditas kecil sekali

3. Efektif

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

(Suratun,dkk 2008)

2.4 Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi

Ada beberapa hal yang membuat pasangan usia subur mau menggunakan alat

kontrasepsi secara berkesinambungan dan terus menerus, selain karena mereka

memang sudah tidak ingin punya anak lagi atau tidak boleh punya anak lagi, maka

hal lain yang signifikan sangat mempengaruhinya adalah keinginan dan

kemauannya untuk menggunakan alat kontrasepsi itu muncul dari hati nuraninya

bukan dari pengaruh orang lain.

Menurut Atikah,dkk (2010) beberapa faktor yang mempengaruhi akseptor KB

dalam memilih metode kontrasepsi antara lain :

1. Faktor pasangan dan motivasi, antara lain :

a. Umur

b. Gaya hidup

c. Frekuensi senggama

d. Jumlah keluarga yang diinginkan

e. Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu

2. Faktor kesehatan, meliputi :

a. Status kesehatan

b. Riwayat haid

c. Riwayat keluarga

d. Pemeriksaan fisik dan panggul

3. Faktor metode kontrasepsi, meliputi :

a. Efektivitas

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

b. Efek samping

c. Biaya

Dalam memutuskan metode kontrasepsi yang akan digunakan, klien

dipengaruhi oleh :

1. Kepentingan pribadi

2. Faktor kesehatan

3. Faktor ekonomi dan aksesibilitas

4. Faktor budaya

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi dapat berubah

seiring dengan bertambahnya usia reproduksi klien sehingga diperlukan re-evaluasi

terhadap metode apa yang paling baik untuk memenuhi individual kebutuhan klien

(Brahm, 2007)

2.4.1 Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior), sebab dari pengalaman dan hasil

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

(long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Contohnya

adalah mendapatkan informasi tentang KB, pengertian KB, manfaat KB dan dimana

memperoleh pelayanan KB.

Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya

(mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi

dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu.

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan

secara benar tentang objek yang diketahuinya tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud

dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada

situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan,

kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu

masalah atau objek yang diketahui.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan

yang dimiliki.

f. Evaluasi (evaluation)

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Salah satu pelayanan yang tersedia dalam program KB adalah pelayanan

kontrasepsi. Pelayanan kontrasepsi akan berhasil dengan baik bila masyarakat

mengenal berbagai jenis kontrasepsi yang tersedia. Akan tetapi, pengenalan berbagai

jenis kontrasepsi ini cukup sulit karena hal ini menyangkut pola pengambilan

keputusan dalam masyarakat itu sendiri. Proses pengambilan keputusan untuk

menerima suatu inovasi meliputi empat tahap yaitu tahap pengetahuan (knowledge),

tahap persuasi (persuasion), tahap pengambilan keputusan (decision), dan tahap

konfirmasi (confirmation). Suatu inovasi dapat diterima maupun ditolak setelah

melalui tahap-tahap tersebut. Inovasi ditolak bila inovasi tersebut dipaksakan oleh

pihak lain, inovasi tersebut tidak dipahami, inovasi tersebut dinilai sebagai ancaman

terhadap nilai-nilai penduduk. Sementara itu, inovasi yang diterima tidak akan

diterima secara menyeluruh tetapi bersifat selektif dengan berbagai macam

pertimbangan.

Tingkat pengetahuan masyarakat akan mempengaruhi penerimaan program

KB di masyarakat. Studi yang dilakukan oleh Laksmi Indira (2009) menemukan

bahwa ”Sekali wanita mengetahui tempat pelayanan kontrasepsi, perbedaan jarak dan

waktu bukanlah hal yang penting dalam menggunakan kontrasepsi, dan mempunyai

hubungan yang signifikan anatara pengetahuan tentang tempat pelayanan dan metode

kontrasepsi yang digunakan. Wanita yang mengetahui tempat pelayanan kontrasepsi

lebih sedikit menggunakan metode kontrasepsi tradisional.” Pengetahuan yang benar

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

tentang program KB termasuk tentang berbagai jenis kontrasepsi akan mempertinggi

keikutsertaan masyarakat dalam program KB (Notoatmodjo, 2005).

2.4.2 Sikap

Notoatmodjo (2005) mengutip Newcomb, menyatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas,

akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang

terbuka.

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Contohnya adalah sikap setuju

atau tidaknya terhadap informasi KB, pengertian dan manfaat KB, serta kesediaannya

mendatangi tempat pelayanan KB, fasilitas dan sarananya, juga kesediaan mereka

memenuhi kebutuhan sendiri.

2.4.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan, dan

tersedianya alat kontrasepsi. Faktor akses terhadap pelayanan kesehatan sangat

mempengaruhi pelayanan kesehatan. Mengenai akses pelayanan, ada 2 aspek utama,

yaitu ketersediaan dan keterjangkauan. Ketersediaan adalah tersedianya fasilitas

pelayanan kesehatan dengan jumlah dan kualitas yang memadai. Keterjangkauan

pelayanan kesehatan mencakup jarak, waktu, dan biaya. Tempat pelayanan yang

lokasinya tidak strategis/sulit dicapai menyebabkan berkurangnya akses terhadap

Universitas Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

pelayanan kesehatan. Perlu adanya jaminan bahwa pelayanan kesehatan profesional

dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Dalam Azwar (2006) syarat pelayanan kesehatan yang baik itu haruslah

tersedia dan berkesinambungan yang artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat

adalah pada setiap saat dibutuhkan dan mudah dicapai, pengertian ketercapaian yang

dimaksud disini terutama dilihat dari sudut lokasi. Bila fasilitas ini mudah dijangkau

dengan menggunakan alat transportasi yang tersedia maka fasilitas ini akan banyak

dipergunakan.

2.4.4 Peran Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan sangat berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi,

petugas kesehatan berperan dalam memberikan informasi pelayanan, informasi,

penyuluhan, dan menjelaskan tentang alat kontrasepsi. Petugas kesehatan sangat

banyak berperan dalam tahap akhir pemilihan dan pemakaian alat kontrasepsi. Calon

akseptor yang masih ragu-ragu dalam pemakaian alat kontrasepsi akhirnya

memutuskan untuk memakai alat kontrasepsi setelah mendapat dorongan dari petugas

kesehatan. Petugas kesehatan merupakan pihak yang mengambil peran dalam tahap

akhir proses pemilihan dan pemakaian kontrasepsi (Budiadi,dkk, 2013).

2.4.5 Dukungan Pasangan

Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan wanita

danpria dalam berbagai bidang kehidupan. Pada umumnya kesenjangan ini dapat

dilihat dari faktor akses, partisipasi, manfaat dan pengambilan keputusan (kontrol).

Universitas Sumatera Utara

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

Dalam pelaksanaan program keluarga berencana selama ini, isu gender yang sangat

menyolok adalah :

1. Akses pria terhadap informasi dan pelayanan KB masih sangat terbatas

(hanya 39% pria tahu tentang vasektomi dan lebih dari 88% tahu tentang

berbagai metode KB bagi wanita, serta menganggap KB sebagai urusan wanita).

2. Peserta KB pria baru mencapai 1,3% dari total 58,3% peserta KB.

3. Sampai saat ini pria yang mengetahui manfaat KB bagi diri sendiri

dankeluarganya masih sangat sedikit.

4. Masih dominannya suami dalam pengambilan keputusan KB dan kesehatan

reproduksi ( Suratun,dkk, 2008)

Ketidaksetaraan gender dalam bidang KB dan kesehatan reproduksi akan

berpengaruh pada keberhasilan program. Salah satu upaya untuk mengurangi

ketidaksetaraan gender adalah suami atau istri diharapkan dapat menjadi motivator

bagi suami atau istrinya untuk menjadi akseptor KB dan jika memungkinkan menjadi

motivator bagi masyarakat luas (BKKBN,2004).

Hartanto (2007) mengatakan bahwa metode kontrasepsi tidak dapat dipakai

istri tanpa kerjasama suami dan saling percaya. Keadaan ideal bahwa pasangan suami

istri harus bersama memilih metoda kontrasepsi yang terbaik, saling kerjasama dalam

pemakaian, membiayai pengeluaran kontrasepsi, dan memperhatikan tanda bahaya

pemakaian.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

2.5 Kerangka Teori

Menurut teori Green et al. (1999) dalam Notoatmodjo (2007) , kesehatan

individu dan masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan faktor-

faktor diluar perilaku (non-perilaku). Selanjutnya faktor perilaku ini termasuk dalam

hal tindakan pemilihan alat kontrasepsi ditentukan oleh tiga kelompok faktor

meliputi:faktor predisposisi, faktor pemungkin (enabling) dan faktor penguat

(reinforcing) :

1. Faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor predisposisi mencakup

pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan persepsi, berkenaan dengan motivasi

seorang atau kelompok untuk bertindak.

2. Faktor pemungkin (enabling factor). Faktor pemungkin mencakup berbagai

keterampilan dan sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan.

Faktor pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya,

jarak ketersediaan transportasi, waktu dan sebagainya.

3. Faktor penguat (reinforcing factor). Faktor penguat adalah faktor yang

menentukan tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat

tergantung pada tujuan dan jenis program. Faktor penguat bisa berasal dari perawat,

bidan dan dokter, pasien dan keluarga.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu produk

kontrasepsi tertentu seperti alat kontrasepsi suntik dapat dijelaskan dengan model

kepercayaan Irwin M. Rosentok dalam Philip Kotler (1989) yaitu :

a. Faktor demografi, meliputi umur, jenis kelamin, ras, dan etnik.

b. Faktor sosio psikologis meliputi personality, kelas sosial, dan kelompok rujukan.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

c. Faktor struktural, meliputi pengetahuan dan sikap.

d. Faktor keberadaan dan keseriusan masalah kesehatan yang diderita.

e. Faktor kepercayaan penerimaan dan penolakan terhadap untung ruginya tindakan

medis tertentu, pengaruh berita dan informasi yang diperoleh dari media massa,

kelompok masyarakat atau keluarga yang dipercaya, serta pengalaman orang lain.

f. Berita-berita yang diterima dari majalah, koran, pelayanan keluarga,teman dan lain-

lain.

Berdasarkan perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, individu akan

memutuskan menggunakan alat kontrasepsi suntik. Selanjutnya proses penggunaan

alat kontrasepsi suntik oleh individu dapat dijelaskan oleh Anderson (1974) yang

menyatakan bahwa keputusan seseorang dalam menggunakan alat kontrasepsi

tertentu tergantung pada :

a) Karakteristik Predisposisi (Predisposing characteristic)

Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa tiap individu

mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan maupun

memakai alat kontrasepsi yang berbeda-beda.

Karakteristik predisposisi dapat dibagi ke dalam 3 kelompok yakni :

1) Ciri-ciri demografi : umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anggota

keluarga.

2) Struktur sosial : jenis pekerjaan, status sosial, pendidikan, ras,agama,

kesukuan.

3) Kepercayaan kesehatan : keyakinan, sikap, pengetahuan terhadap pelayanan

kesehatan, dokter dan penyakitnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

b) Karakteristik Pendukung ( Enabling characteristic )

1) Sumber daya keluarga : penghasilan keluarga, kemampuanmembeli jasa

pelayanan dan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan.

2) Sumber daya masyarakat : jumlah sarana pelayanan kesehatan, jumlah tenaga

kesehatan, rasio penduduk dengan tenaga kesehatan dan lokasi sarana.

c) Karakteristik Kebutuhan ( Need characteristic )

Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan

kesehatan (Notoatmodjo,2007).

2.6 Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut

ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Faktor Predisposisi : 1. Pengetahuan 2. Sikap

Faktor Enabling : Sarana dan prasarana

Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik

Faktor Reinforcing : 1. Peran petugas kesehatan 2. Dukungan Pasangan

Universitas Sumatera Utara

Page 29: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 ...3. Suntik Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB

2.7 Hipotesis

1. Pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada PUS dipengaruhi oleh

pengetahuan.

2. Pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada PUS dipengaruhi oleh sikap.

3. Pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada PUS dipengaruhi oleh sarana

dan prasarana.

4. Pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada PUS dipengaruhi oleh peran

petugas kesehatan

5. Pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada PUS dipengaruhi oleh dukungan

pasangan.

Universitas Sumatera Utara