bab i pendahuluan 1.1. latar belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1819/bab...

Download BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1819/BAB I.pdf · kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ataupun pengaruh dari arus ... dari

If you can't read please download the document

Upload: buiduong

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat, maka sudah

    selayaknya jika sejak dini pemerintah mempersiapkan langkah-langkah

    antisipatif dalam rangka menghadapi banyaknya perubahan yang terjadi

    sebagai akibat dari perkembangan dan kemajuan tersebut, baik dari

    kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ataupun pengaruh dari arus

    globalisasi yang sudah melanda bangsa kita.

    Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (information and

    comunikation/ICT) di dunia semakin meluas. Hal ini dapat dilihat dari

    penggunaan ICT diberbagai bidang, hal ini karena ICT memiliki berbagai

    kelebihan yang menguntungkan dibanding dengan menggunakan cara

    tradisional dalam melakukan berbagai kegiatan ataupun interaksi.

    Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi

    nasional pengembangan e-government tidak bisa dipungkiri adalah kebijakan

    strategis bagi penerapan teknologi komunikasi dan informasi di

    pemerintahan. Dalam lampiran Inpres e-government, dipaparkan enam

    strategi yang disusun pemerintah dalam mencapai tujuan strategis e-

    government. Antara lain:

    Strategi pertama adalah mengembangkan sistem pelayanan yang

    handal, terpercaya serta terjangkau masyarakat luas. Sasarannya antara lain,

  • 2

    perluasan dan peningkatan kualitas jaringan komunikasi ke seluruh wilayah

    negara dengan tarif terjangkau. Sasaran lain adalah pembentukan portal

    informasi dan layanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem

    manajemen dan proses kerja instansi pemerintah.

    Strategi kedua adalah menata sistem dan proses kerja pemerintah dan

    pemerintah daerah otonom secara holistik. Dengan strategi ini, pemerintah

    ingin menata sistem manajemen dan prosedur kerja pemerintah agar dapat

    mengadopsi kemajuan teknologi informasi secara cepat.

    Strategi ketiga adalah memanfaatkan teknologi informasi secara

    optimal. Sasaran yang ingin dicapai adalah standarisasi yang berkaitan

    dengan interoperabilitas pertukaran dan transaksi informasi antarportal

    pemerintah. Standardisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen

    dokumen dan informasi elektronik. Pengembangan aplikasi dasar seperti e-

    billing, e-procurement, e-reporting yang dapat dimanfaatkan setiap situs

    pemerintah untuk menjamin keamanan transaksi informasi dan pelayanan

    publik. Sasaran lain adalah pengembangan jaringan intra pemerintah.

    Strategi keempat adalah meningkatkan peran serta dunia usaha dan

    mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Sasaran

    yang ingin dicapai adalah adanya partisipasi dunia usaha dalam

    mempercepat pencapaian tujuan strategis e-government. Itu berarti,

    pengembangan pelayanan publik tidak perlu sepenuhnya dilayani oleh

    pemerintah.

  • 3

    Strategi kelima adalah mengembangkan kapasitas sumber daya

    manusia, baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom disertai

    dengan meningkatkan e-literacy masyarakat. Strategi keenam adalah

    melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang

    realistik dan terukur. Dalam pengembangan e-government, dapat

    dilaksanakan dengan empat tingkatan yaitu, persiapan, pematangan,

    pemantapan dan pemanfaatan.

    Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang

    aktual memasuki era globalisasi diperlukan adanya keterpaduan dan sinergi

    dari seluruh penyelenggara negara dalam pembangunan, kemajuan teknologi

    informasi berdampak pada perubahan pola kegiatan masyarakat yang

    berorientasi pada kemudahan-kemudahan dalam berbagai aktifitas dengan

    menggunakan sarana informasi yang lebih modern sebagai dampak dari

    keinginan dan perubahan tersebut

    Perkembangan teknologi informasi seperti akses internet (cyber)

    sebagai sebuah sarana informasi global dimana dunia cyber ini dapat

    dikatakan sebagai ensiklopedia dunia yang merupakan pusat dari segala

    informasi seluruh dunia yang efisien dan efektif. Pengaksesan internet yang

    saat ini mudah dilakukan dan mampu menjangkau seluruh dunia membuat

    pemanfaatan situs-situs bagi pemerintahan daerah akan lebih mendunia

    dimana pemerintah daerah dapat memaparkan potensi-potensi yang dimiliki

    oleh daerahnya serta memberikan pelayanan yang lebih mudah dan efisien

  • 4

    kepada masyarakat.

    Pelayanan yang lebih efektif dan efisien pada hakekatnya bertujuan

    untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi akurat yang disajikan

    dalam berbagai bentuk. Manusia dalam menerima informasi senantiasa

    menggunakan panca inderanya, maka pelayanan inipun berupaya untuk

    menyajikan informasi dalam kombinasi bentuk gambar, grafik, teks, dan

    suara (multimedia). Oleh karena itu penggunaan berbagai media sebagai

    data masukan atau informasi luaran dari kombinasi alat telekomunikasi dan

    komputerisasi ini menjadi suatu keniscayaan.

    Dalam hal ini, electronic government telah menjadi bagian yang tak

    terpisahkan dari pemerintahan di banyak negara, termasuk di Indonesia.

    Kemajuan-kemajuan baru yang terus dicapai oleh IT telah menjadi pemicu

    utama pengembangan electronic government. Muara pengembangan

    electronic government dimanapun adalah ditujukan untuk meningkatkan good

    governance. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan di lembaga

    pemerintahan. namun yang lebih penting, melalui electronic government,

    pemerintah dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

    transparan. Layanan melalui website ini, dapat berupa layanan antar

    lembaga pemerintah itu sendiri, dari pemerintah ke dunia usaha, dan dari

    pemerintah ke masyarakat. Content-nya pun bermacam-macam. Misalnya, di

    Sulawesi Tengah khususnya di Kota Palu, dimana telah terbentuk Sistem

    Pelayanan Satu Atap (SINTAP), sejak beberapa tahun lalu memberikan

  • 5

    pelayanan terbaik kepada masyarakat dengan sistem informasi manajemen

    pelayanan satu atap, secara cepat, murah dan transparan, program

    electronic government disana melayani masyarakat di segala aspek, mulai

    dari kelahiran, KTP, Sertifikat tanah, retribusi pajak, serta memberikan

    informasi mengenai potensi yang dimiliki oleh Kota Palu, dan sebagainya.

    Munculnya sistem informasi manajemen seiring dengan kemajuan

    teknologi khususnya teknologi informasi, seperti sistem komputerisasi di

    semua bidang dan jenis pekerjaan yang merupakan suatu tuntutan yang mau

    tidak mau sudah harus dilakukan secepatnya untuk dapat memperoleh data

    yang cepat dan akurat sehingga pengambilan keputusan data dilaksanakan

    dengan benar dan tertib. Sebagai contoh pentingnya pengolahan informasi

    dan penyajian data yang akurat dan cepat pada pemerintah dalam

    menentukan suatu peruntukan kawasan, penataan kota (daerah) untuk

    fasilitas pembangunan perkantoran, perumahan, hotel, pusat perniagaan,

    kawasan industri/pabrik, pertanian, batas wilayah dan fasilitas umum lainnya

    yang merupakan asset pemerintah. Bagaimana pentingnya arti suatu data

    yang akurat bagi pemerintah kabupaten adalah masalah informasi dan nilai

    dari aset tersebut, terutama bagi pemohon pengguna lahan sesuai dengan

    rincian peruntukan dengan tata kota yang telah ditentukan yang bersumber

    dari data ukur bidang tanah serta peta yang akurat, dimana akan berdampak

    pada kepastian perhitungan nilai dan biaya pelaksanaan dilapangan seperti

  • 6

    pembangunan fasilitas tersebut diatas, sehingga dapat dihindari pemborosan

    serta permasalahan dikemudian hari.

    Dengan menggunakan sistem teknologi informasi, pemerintah dapat

    mengoptimalisasikan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk

    mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi, serta membentuk jaringan

    sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi

    pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses ke semua

    informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah.

    Dengan demikian seluruh lembaga-lembaga negara, masyarakat, dunia

    usaha, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap saat

    memanfaatkan informasi dan layanan pemerintah secara optimal.

    Sebuah sistem informasi pada dasarnya dapat membuat sebuah

    sistem menjadi lebih efisien, misalnya, KTP online, pajak online, perizinan

    online dan lain sebagainya. Konsekuensi logis sebuah efisiensi adalah

    membuat sistem lebih transparan, lebih mudah teraudit, lebih sukar dibocori,

    lebih sukar di korupsi walaupun juga membawa beberapa dampak lain yang

    kadang menyakitkan yaitu dengan terpangkasnya meja-meja birokrasi,

    terpangkasnya kebutuhan pegawai negeri dan mendorong strata pegawai

    negeri yang lebih profesional.

    Konsep e-government diterapkan dengan tujuan bahwa hubungan

    pemerintah baik dengan masyarakatnya maupun dengan pelaku bisnis dapat

    berlangsung secara efisien, efektif dan ekonomis. Hal ini diperlukan

  • 7

    mengingat dinamisnya gerak masyarakat pada saat ini, sehingga pemerintah

    harus dapat menyesuaikan fungsinya dalam negara, agar masyarakat dapat

    menikmati haknya dan menjalankan kewajibannya dengan nyaman dan

    aman, yang kesemuanya itu dapat dicapai dengan pembenahan sistem dari

    pemerintahan itu sendiri, dan e-government adalah salah satu caranya.

    Selain itu tujuan penerapan e-government adalah untuk mencapai

    suatu tata pemerintahan yang baik (good governance). Pengertian dari tata

    pemerintahan yang baik (good governance) menurut UNDP seperti yang

    dinyatakan dalam Dokumen Kebijakan UNDP yang diterbitkan pada bulan

    Januari 1997 dengan judul "Tata Pemerintahan Menunjang Pembangunan

    Manusia Berkelanjutan", adalah : "penggunaan wewenang ekonomi, politik

    dan administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat.

    Tata pemerintahan menyangkut seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-

    lembaga di mana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan

    kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan

    menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka."

    Tetapi berbicara mengenai e-government bukan berarti hanya

    menerapkan sistem pemerintahan secara elektronik saja atau dengan kata

    lain omatisasi sistem, melainkan mempunyai pengertian yang lebih

    mendalam daripada itu.

    Pertama-tama yang harus dilihat adalah bagaimana sistem

    pemerintahan berjalan sebelum penerapan e-government, karena untuk

  • 8

    menjalankan e-government diperlukan suatu sistem informasi yang baik,

    teratur dan sinergi dari masing-masing lembaga pemerintahan, sehingga dari

    kesemuanya itu bisa didapatkan suatu sistem informasi yang terjalin dengan

    baik. Karena dengan sistem informasi yang demikian akan memudahkan

    pemerintah dalam menjalankan fungisnya ke masyarakat. Sedangkan untuk

    mewujudkan sistem informasi yang baik, teratur dan sinergi antara lembaga

    pemerintahan, maka sistem informasi dari masing-masing lembaga

    pemerintahan harus memenuhi suatu standar sistem informasi, dimana

    standar ini meliputi persyaratan minimal untuk faktor-faktor dari sistem

    informasi tersebut.

    Dalam pengertian sistem informasi secara umum, maka unsur-unsur

    yang terkandung didalamnya adalah manusia, teknologi, prosedur dan

    organisasi. Untuk memenuhi konsep sistem informasi yang baik maka dari

    masing-masing unsur tersebut harus memiliki standar yang harus dipatuhi

    dan dijalankan, sehingga sistem informasi dari satu lembaga pemerintah ke

    lembaga pemerintah lainnya dapat terhubung, dan informasi yang dihasilkan

    dari sistem informasi tersebut bisa dipergunakan untuk keperluan pemerintah

    dalam menjalankan fungsinya baik kedalam maupun keluar.

    Dari penggambaran di atas maka penulis merasa bahwa penerapan e-

    government di Indonesia khususnya di Kota Palu sebagai salah satu ibukota

    provinsi adalah sebuah tinjauan pengembangan keilmuan yang memiliki

    sumbangsih tersendiri bagi Ilmu Pemerintahan. Oleh karena itu maka penulis

  • 9

    coba mengangkat penelitan yang berjudul Kualitas Pelayanan Aparatur

    Pemerintahan Melalui Penerapan Electronic Government Di Dinas

    Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

    Diharapkan dengan penelitian dapat memberikan gambaran tentang

    penerapan electronic government dan pengaruhnya dalam peningkatan

    kualitas pelayanan pemerintahan kepada masyarakat.

    1. 2. Rumusan Masalah

    Dari apa yang diuraikan di atas maka rumusan masalah yang

    dikemukakan adalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana kualitas pelayanan aparatur pemerintahan melalui

    penerapan Electronic Government di Dinas Kependudukan dan

    Catatan Sipil di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah ?

    2. Faktor apakah yang menjadi pendukung pelaksanaan electronic

    government di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Palu

    Provinsi Sulawesi Tengah ?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan, sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan aparatur

    pemerintahan melalui penerapan Electronic Government di Dinas

    Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Palu Provinsi Sulawesi

    Tengah ?

  • 10

    2. Untuk mengetahui faktor pendukung pelaksanaan Electronic

    Government di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Palu

    Provinsi Sulawesi Tengah ?

    1.4. Manfaat Penelitian

    Adapun Kegunaan atau manfaat dari dilakukannya penelitian ini

    adalah sebagai berikut :

    1. Diharapkan Agar kegiatan penelitian ini dapat dijadikan referensi

    bagi kalangan akademisi dalam melakukan kajian lebih lanjut yang

    berhubungan dengan penerapan electronic government dan

    kontribusinya terhadap pemerintahan.

    2. Diharapkan agar tulisan ini dapat menjadi sumber informasi bagi

    pembaca dan peneliti, khususnya bagi mahasiswa yang sementara

    menyusun skripsi yang berkaitan dengan masalah-masalah

    pelayanan publik.

    1.5. Kerangka Konsep

    1.5.1. Konsep Electronik Government

    Electronic government yang "juga disebut e-gov, digital government,

    online government atau dalam konteks tertentu transformational government

    adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan

    informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain

  • 11

    yang berkenaan dengan pemerintahan. Electronic government dapat

    diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk

    meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau

    proses kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang utama

    adalah Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C),

    Government-to-Business (G2B) serta Government-to-Government (G2G).

    Keuntungan yang paling diharapkan dari electronic government adalah

    peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari

    pelayanan publik."

    Menurut Zweers dan Plangue mendefenisikan electronic government

    berhubungan dengan penyediaan informasi, layanan atau produk yang

    disiapkan secara elektronis oleh pemerintah, tidak berbasis tempat dan

    waktu, menawarkan nilai lebih untuk partisipasi pada semua kalangan.

    The World Bank Group mendefinisikan electronic government refers

    to the use by government agencies of information technologies (such as Wide

    Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the ability to

    transform relations with citizens, businesses, and other arms of government.

    Electronic government berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi

    (seperti wide area network, internet dan mobile computing) oleh organisasi

    pemerintah yang mempunyai kemampuan membentuk hubungan dengan

    warga Negara, bisnis, dan organisasi lain dalam pemerintahan.

  • 12

    Kementrian Komunikasi dan Informasi, berpendapat bahwa electronic

    government adalah aplikasi teknologi informasi yang berbasis internet dan

    perangkat lainnya yang dikelola oleh pemerintah untuk keperluan

    penyampaian informasi dari pemerintah kepada masyarakat, mitra bisnisnya,

    dan lembaga-lembaga lain secara online.

    Dari berbagai pengertian diatas, electronic government intinya adalah

    proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu

    menjalankan sistem pemerintahan secara efektif dan efisien. Karena itu,

    dalam melihat electronic government, kita jangan hanya melihat unsur sufiks

    e semata, tetapi yang lebih penting lagi adalah proses pemerintahannya itu

    sendiri. Ada 2 hal utama yang dapat kita tarik dari pengertian electronic

    government diatas: Pertama, penggunaan teknologi informasi (internet)

    sebagai alat bantu. Kedua, tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintahan

    dapat berjalan secara efektif, efisien dan produktif. Dengan penggunaan

    teknologi internet, seluruh proses atau prosedur yang berbelit-belit dapat

    dipangkas. Kendati demikian, electronic government bukan berarti

    menggantikan peran aparat pemerintah dalam berhubungan dengan

    masyarkat.

    Dalam konsep electronic government masyarakat masih bisa

    berhubungan dengan pos-pos pelayanan, berbicara melalui telepon untuk

    mendapatkan pelayanan dari instansi terkait, atau melalui email. Jadi

    electronic government sesuai dengan fungsinya adalah penggunaan

  • 13

    teknologi informasi untuk dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah

    dengan pihak swasta, pemerintah dengan masyarakat umum serta antara

    instansi yang terkait lainnya.

    Secara umum pengertian electronic government adalah sistem

    manajemen informasi dan layanan yang berbasis internet. Layanan ini

    diberikan oleh pemerintah kepada masyarakatnya. Dengan memanfaatkan

    internet, maka akan muncul sangat banyak pengembangan modus layanan

    dari pemerintah kepada masyarakat yang memungknkan peran aktif

    masyarakat dimana diharapkan masyarakat dapat secara mandiri melakukan

    registrasi perijinan, memantau proses penyelesaian, melakukan pembayaran

    secara langsung untuk setiap perijinan dan layanan publik lainnya.

    Electronic government ini dapat diimplementasikan dalam berbagai

    cara. Contoh-contohnya antara lain:

    a. Penyediaan sumber informasi, khususnya informasi yang sering dicari

    oleh masyarakat. Informasi ini dapat diperoleh langsung dari tempat

    kantor pemerintahan, ataupun dari Internet yang dapat diakses oleh

    masyarakat dimana pun dia berada. Informasi ini dapat berupa

    informasi potensi daerah sehingga calon investor dapat mengetahui

    potensi tersebut. Di era otonomi daerah, fungsi penyedia sumber

    informasi ini dapat menjadi penentu keberhasilan.

    b. Penyediaan mekanisme akses melalui kios informasi yang tersedia di

    kantor pemerintahan dan juga di tempat umum. Usaha penyediaan

  • 14

    akses ini dilakukan untuk menjamin kesetaraan kesempatan untuk

    mendapatkan informasi.

    c. Electronic procurement dimana pemerintah dapat melakukan tender

    secara on-line dan transparan.

    Electronic government adalah upaya mengembangkan

    penyelenggaraan pemerintah berbasis penggunaan teknologi informasi dan

    telekomunikasi dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara

    efektif dan efisien (Andy Zoeltom,2004:1). Melalui pengembangan electronic

    government, dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja

    dilingkungan pemerintah pusat dan daerah otonom dengan mengoptimalkan

    pemanfaatan teknologi informasi.

    Sebagai alat bantu pemerintah untuk melayani masyarakat secara

    umum, electronic government memiliki 4 karakter dasar (Andy Zoeltom,

    2004:3). Pertama, sistem informasi berbasis web untuk layanan umum

    sebagai gerbang interaksi antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk

    menciptakan kemudahan interaksi siantara kedua pihak maupun pihak lain

    yang membutuhkan. Kedua, basis data terintegrasi untuk menyederhanakan

    rantai birokrasi dalam mengakses dan memutakirkan data. Ketiga,

    mempermudah proses pelayanan pemerintah daerah. Keempat, alat kendali

    manajemen pemerintahan yang baik dan akurat; baik untuk proses

    perencanaan, tatalaksana, pengontrolan dan tindakan-tindakan perbaikan

    terhadap kondisi diluar rencana.

  • 15

    Adapun tahapan/tingkatan pada e-government yaitu :

    1. Publish

    Jenis ini merupakan implementasi e-government yang termudah,kebanyakan

    aplikasinya tidak perlu melibatkan sejumlah sumber daya yang besar dan

    beragam. Di dalam keas publish ini yang terjadi adalah sebuah komunikasi

    satu arah, dimana pemerintah mempublikasikan berbagai data dan informasi

    yang dimilikinya untuk dapat secara langsung dan bebas diakses oleh

    masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan melalui internet.

    Biasanya kanal akses yang dipergunakan adalah computer atau handphone

    melalui medium internet, dimana alat-alat tersebut dapat dipergunakan untuk

    mengakses situs (website) departemen atau divisi terkait dimana kemudian

    user dapat melakukan browsing (melalui link yang ada) terhadap data atau

    informasi yang dibutuhkan. Contoh aplikasi e-government di dalam kelas ini

    adalah sebagai berikut :

    a. Masyarakat dapat melihat dan mendownload berbagai produk undang-

    undang maupun peraturan pemerintah yang ditetapkan oleh lembaga-

    lembaga legislative (DPR), eksekutif (Presiden dan Kabinet), yudikatif

    (Mahkamah Agung);

    b. Para pengusaha dapat mengetahui syarat-syarat mendirikan sebuah

    perusahaan terbatas seperti diatur dalam undang-undang dan

    bagaimana prosedur pendirian harus dilaksanakan.

  • 16

    2. Interact

    Berbeda dengan kelas publish yang sifatnya pasif, pada kelas interact

    telah terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah dengan mereka yang

    berkepentingan. Ada dua jenis aplikasi yang biasa dipergunakan. Pertama

    adalah bentuk portal dimana situs terkait memberikan fasilitas searching bagi

    mereka yang ingin mencari data atau informasi secara spesifik (pada kelas

    publish, user hanya dapat mengikuti link saja). Kedua adalah pemerintah

    menyediakan kanal dimana masyarakat dapat melakukan diskusi dengan

    unit-unit tertentu yang berkepentingan, baik secara langsung (seperti

    chatting, tele-conference, web-TV, dan lain sebagainya) maupun tidak

    langsung (melalui e-mail, frequent ask question, newsletter, maling list, dan

    lain sebagainya). Contoh implementasinya adalah sebagai berikut :

    a. Pasien dapat berkomunikasi gratis dengan dokter melalui keluhan

    penyakit yang dideritanya melalui web-TV ( konsep tele-medicine);

    b. Rakyat dapat berdiskusi secara langsung dengan wakil-wakilnya di DPR

    atau MPR melalui e-mail atau mailing list tertentu;

    c. perusahaan-perusahaan swasta dapat melakukan Tanya jawab

    mengenai persyaratan tender untuk berbagai proyek yang

    direncanakan oleh pemerintah.

    3. Transact

    Yang terjadi pada kelas ini adalah interaksi dua arah seperti yang

    terjadi pada kelas Interact, hanya saja terjadi sebuah transaksi yang

  • 17

    berhubungan dengan perpindahan uang dari satu pihak ke pihak lainnya

    (tidak gratis, masyarakat harus membayar jasa pelayanan yang diberikan

    oleh pemerintah atau mitra kerjanya). Aplikasi ini jauh lebih rumit

    dibandingkan dengan dua kelas lainnya, karena harus adanya system

    keamanan yang baik agar perpindahan uang dapat dilakukan secara aman

    dan hak-hak privacy berbagai pihak yang bertransaksi terlindungi dengan

    baik. Contoh aplikasinya adalah sebagai berikut :

    a. Masyarakat dapat mengurus permohonan KTP baru atau

    memperpanjangnya melalui internet.

    b. Para wajib pajak dapat melakukan pembayaran pajak individu atau

    perusahaan secara online melalui internet, dsb.

    Tiga tingkatan implementasi di atas apabila dilaksanakan dengan

    niatan untuk memberdayakan masyarakat, maka akan bermuara pada

    terwujudnya pelayanan publik yang prima dan akan terwujud good

    governance atau tata kelola pemerintahan yang baik, yang nantinya juga

    akan mendukung terbentuknya suatu kehidupan yang demokratis dan

    harmonis.

    1.5.2. Konsep Aparatur Pemerintah

    Aparatur birokrasi atau pemerintah adalah abdi negara dan abdi

    masyarakat. Sebagai aparatur dikaitkan dengan pembangunan nasional

    maka ia sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan. Peranan aparat

    birokrasi sangat pentng dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

  • 18

    bernegara.

    Lebih lanjut dalam penjelasan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999

    tentang pokok-pokok kepegawaian dijelaskan bahwa:

    Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan

    sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara, karena itu

    dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional yakni

    mewujudkan masyarkat madani yang taat hukum, berperadapan,

    demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi diperlukan pegawai negen

    yang merupakan aparatur Negara yang bertugas sebagai abdi

    masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata

    kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada

    pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

    Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa begitu besarnya peran

    aparat birokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu

    tugas pokok aparatur birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah

    pelayanan publik.

    Untuk itulah perlu diketahui terlebih dahulu indikator yang dapat

    dipergunakan untuk mengukur kinerja aparat pemerintahan itu sendiri. Untuk

    mengukur kinerja seorang pegawai negeri ada beberapa tolak ukur yang

    dapat dijadikan patokan antara lain:

    1. Produktivitas kerjanya,

    2. Ketaatan menjalankan peraturan,dan

    3. Kedisiplinan

  • 19

    1.5.3. Konsep Pelayanan

    Organisasi pemerintahan sebagai institusi pemberi pelayanan kepada

    publik selama ini kurang memberi perhatian kepada pelayanan yang

    diberikan kepada masyarakat. Disisi lain, masyarakat yang menerima

    pelayanan juga tidak kritis terhadap kualitas dan kuantitas pelayanan yang

    diberikan oleh organisasi pemerintah. Praktek semacam itu sudah saatnya

    diubah terlebih lagi Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 telah

    menawarkan paradigma baru fungsi yang dijalankan oleh pemerintah daerah.

    Pemerintah daerah lebih banyak diposisikan sebagai pelayan

    masyarakat, dengan fungsi utama menjadi fasilitator, pengendali serta

    penjaga kepentingan masyrakat luas. Perubahan paradigma terhadap

    pembaharuan manajemen pelayanan umum melalui berbagai strategi.

    Menurut H.A.S Moenir mengemukan bahwa sasaran pelayanan umum

    sederhana saja yaitu kepuasan. Meskipun sasaran itu sederhana tetapi untuk

    mencapainya diperlukan kesungguhan dan syarat-syarat yang sering kali

    tidak mudah dilakukan. Dalam kepuasan seseorang pihak yang memperoleh

    layanan untuk mendapatkan haknya. ada semacam ukuran yang umum

    tetapi sangat relatif, yaitu apabila ia dapat menerima perlakuan dan hasil

    berupa hak dengan kegembiraan dan keikhlasan.

    Dalam usaha mempertahankan hidupnya manusia sangat

    memerlukan pelayanan, baik dari diri sendiri maupun melalui karya orang

    lain. Pelayanan adalah proses pemenuhan kebtuhan meialui aktivitas orang

  • 20

    lain secara langsung.

    Menurut Moenir (1992: l7) :

    Pelayanan yang diperlukan manusia pada dasarnya ada dua jenis,

    yaitu iayanan fisik yang sifatnya pribadi sebagai manusia dan

    layanan administratif yang diberikan oleh orang lain selaku anggota

    organisasi, baik itu organisas massa atau negara.

    Untuk Iebih rincinya definisi pelayanan diberikan oleh Gronroos

    (1993: 75) sebagaimana dikutip dibawah ini :

    Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang

    bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai

    akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-

    hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang

    dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/

    pelanggan.

    Ada berbagai macam defenisi tentang pelayanan seperti dikatakan

    oleh Sarlito Wirawan (1982: 27) bahwa :

    Pelayanan pada hakekatnya merupakan serangkaian kegiatan, oleh

    karena itu ia merupakan suatu proses sebagai suatu kegiatan yang

    berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh

    kehidupan orang dalam masyarakat.

    Berbicara tentang pelayanan birokrasi kepada masyarakat akan selalu

    menuju pada usaha pemuasan pelayanan atau pemberian pelayanan prima.

    Untuk itulah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara melalui keputusannya

    Nomor 63 Tahun 2003 menjelaskan sendi-sendi pelayanan prima sebagai

    berikut :

  • 21

    1. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur/ tata cara pelayanan

    diselenggarakan secara mudah dan cepat. Tidak berbelit-belit

    mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan.

    2. Kejelasan dan kepastian, dalam arti adanya kejelasan dan

    kepastian mengenai :

    a. Prosedur atau tata cara pelayanan umum.

    b. Persyaratan pelayanan umum.

    c. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung

    jawab dalam memberikan pelayanan umum.

    d. Rincian biaya atau tarif pelayanan umum dan tata cara

    pelayanannya.

    e. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan umum.

    f. Hak dan kewajiban dari pemberi maupun penerima pelayanan

    umum berdasarkan bukti-bukti penerimaan permohonan atau

    kelengkapannya, sebagai alat untuk memastikan pemprosesan

    pelayanan umum.

    g. Pejabat yang menerima keluhan masyarakat.

    3. Keamanan, dalam hal keamanan pelayanan berarti mulai proses

    sampai hasil pelayanan harus mengandung unsur kenyamanan

    dan kepastian hukum. Hasil produk layanan memenuhi kualitas

    teknis (aman) dan dilengkapi dengan jaminan pelayanan secara

    administratif (pencatatan, dokumentasi, dan tagihan). Selain itu

  • 22

    dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti peralatan yang di

    manfaatkan secara optimal. Penataan ruang dan lingkungan kantor

    diupayakan rapi, bersih dan memberi rasa aman.

    4. Keterbukaan dalam arti prosedur/tatacara, persyaratan satuan

    kerja/pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum, waktu

    penyelesaian dan rincian biaya dan hal-hal lain yang berkaitan

    dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara

    terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik

    diminta atau tidak diminta. Dalam hal keterbukaan mencakup

    upaya publikasi yaitu artinya penyebaran informasi yang dilakukan

    melalui media dan bentuk penyuluhan tentang adanya pelayanan

    yang dimaksud.

    5. Efisiensi, dalam arti: (1) persyaratan pelayanan umum hanya

    dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian

    sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan

    antara persyaratan dengan produk pelayanan umum yang

    diberikan, (2) dicegah adanya pengulahan pemenuhan

    kelengkapan persyaratan dalam hal proses pelayanannya

    mempersyaratkan kelengkapan persyaratan dan satuan

    kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.

    6. Ekonomis, dalam pengenaan biaya pelayanan umum harus

    ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan:

  • 23

    a. Nilai barang dan atau jasa pelayanan umum dan tidak menuntut

    biaya yang tinggi diluar kewajaran.

    b. Kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar secara

    umum.

    c. Ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

    7. Keadilan yang merata, berarti bahwa pelayanan harus diupayakan

    dapat menjangkau seluruh lapisan masyarkat melalui distribusi

    yang adil dan merata, pelayanan tidak membedakan kaya/miskin,

    laki-laki atau perempuan, merata dalam memberi subjek pelayanan

    sera tidak diskriminatif.

    8. Ketepatan waktu, berarti organisasi harus melayani dengan cepat

    dan tepat sesuai dengan aturan yang berlaku. Disamping itu

    hendaknya petugas tanggap dan peduli memberikan pelayanan,

    termasuk disiplin dan kemampuan melaksanakan tugas. Dari segi

    etika, keramahan dan sopan santun perlu diperhatikan. Untuk lebih

    memahami alur pemikiran dalam penelitian ini maka dapat dilihat

    dalam skema kerangka konseptual berikut ini:

  • 24

    Bagan kerangka konseptual

    1. 6. Metode Penelitian

    1.6.1. Lokasi Penelitian

    Berdasakan judul penelitian ini maka penelitian ini berlokasi di Dinas

    Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

    1.6.2. Tipe Penelitian

    Penelitian ini mengunakan analisis kualitatif dengan metode deskriptif

    analitis yang memberikan gambaran tentang Penerapan Electronic

    Government Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Aparatur Pemerintahan

    Kualitas Pelayanan Publik

    PENERAPAN ELECTRONIC GOVERNMENT

    Faktor pendukung Electronic Government di

    Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota

    Palu

    Indikator Kualitas Pelayanan Publik 1. Kesederhanaan dan Kejelasan

    Prosedur 2. Efisiensi dan Ketepatan waktu 3. Biaya yang wajar dan sesuai 4. Keadilan yang merata

    1. Kebijakan Pemerintah/Aturan Tentang Pelaksanan Electronic Government

    2. Sumber Daya Manusia 3. Ketersediaan Sarana dan

    Prasarana 4. Tingkat

    Pendidikan/pemahaman terhadap internet/komputer

  • 25

    di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Palu Provinsi Sulawesi

    Tengah.

    1.6.3. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

    teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

    a. Pengumpulan data melalui studi pustaka, dokumen dan hasil-hasil

    penelitian yang relevan serta melalui lembaga terkait dengan

    masalah yang diteliti.

    b. Penelitian lapangan yaitu pengumpulan data yang langsung pada

    obyek penelitian. Dalam pelaksanaannya, tetap memperhatikan

    perkembangan kondisi serta faktor-faktor lain yang berpengaruh

    baik langsung maupun tidak langsung terhadap penelitian ini,

    misalnya tingkat validitas, dan tingkat kejenuhan data.

    Pengumpulan data dilapangan dapat dilakukan melalui:

    1) Wawancara yaitu dengan mengadakan dialog atau komunikasi

    baik secara bebas maupun secara mendalam pada informan

    2) Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung

    terhadap obyek penelitian.

    3) Kajian Pustaka, yakni dengan mengumpulkan data-data tulisan

    baik itu dari dokumen maupun arsip-arsip lainnya.

    Dengan demikian Narasumber yang dipilih dalam penelitian ini adalah

    informan-informan yang diharapkan mampu memberikan informasi utama

  • 26

    tentang fokus kajian dari penelitian ini.

    1.6.4. Teknik Analisis Data

    Untuk menganalisis data yang telah diperoleh maka digunakan teknik

    analisis data kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel

    yang diteliti dengan berdasarkan pada laporan dan catatan yang ada

    dilapangan.

    1.6.5. Defenisi operasional

    Untuk lebih mengarahkan penelitian maka perlu mengembangkan

    definisi operasional sebagai berikut :

    1. Kualitas pelayanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

    serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah di

    Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu dalam memenuhi

    segala kebutuhan masyarakat khususnya dalam lingkup kelengkapan

    administratif. Adapun indikator untuk mengukur kualitas pelayanan

    publik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Kesederhanaan dan Kejelasan Prosedur

    b. Efisiensi dan Ketepatan waktu

    c. Biaya yang wajar dan sesuai (Ekonomis)

    d. Keadilan yang merata

  • 27

    2. Electronic government yang dimaksud dalam hal ini pada dasarnya

    berkaitan dengan pelayanan instansi pemerintah yang bekerjasama

    dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (internet atau

    short massage service) sebagai alat bantu, yang didukung oleh

    beberapa faktor yaitu sebagai berikut :

    a. Kebijakan Pemerintah/Aturan tentang pelaksanaan Electronic

    Government dalam hal ini Peraturan Walikota Palu No. 36

    Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 21 (Sistem Informasi Administrasi

    Kependudukan/SIAK)

    b. SDM (Aparatur Pemerintah)

    c. Sarana dan prasarana penunjang Electronik Government

    d. Tingkat partisipasi dan pemahaman masyarakat terhadap

    teknologi dan informasi.