ekstrak kayu jati (tectona grandis l.f) sebagai...

43
EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI BIO-LARVASIDA JENTIK NYAMUK DEMAM BERDARAH (Aedes aegypti) DWI RAMA NUGRAHA SKRIPSI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: vothuan

Post on 19-Aug-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI

BIO-LARVASIDA JENTIK NYAMUK DEMAM BERDARAH

(Aedes aegypti)

DWI RAMA NUGRAHA

SKRIPSI

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

RINGKASAN

DWI RAMA NUGRAHA. E24070041. Ekstrak Kayu Jati (Tectona grandis L.f)

sebagai Bio-Larvasida Jentik Nyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti).

Dibimbing oleh DEDED SARIP NAWAWI

Penyakit demam berdarah adalah salah satu penyakit yang penularannya

melalui perantara nyamuk. Indonesia yang terletak di daerah tropis merupakan

negara dengan kasus penyakit demam berdarah tertinggi di Asia Tenggara (WHO

2009). Hingga saat ini belum ada vaksin khusus untuk mengobati penyakit demam

berdarah. Pengendalian penyebaran penyakit ini dilakukan dengan mengontrol

vektornya yaitu nyamuk Aedes aegypti dengan menggunakan insektisida,

misalnya Abate berbahan aktif Temephos. Bahan insektisida tersebut walaupun

memiliki efektitas yang tinggi, akan tetapi bisa berdampak negatif terhadap

lingkungan dan menimbulkan resistensi dari organisme target. Salah satu cara

untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan penggunaan insektisida alami

yang lebih ramah lingkungan. Salah satu bahan alam yang berpotensi sebagai

insektisida nyamuk adalah ekstrak kayu Jati yang mengandung bahan utama

tektoquinon. Hal ini didasarkan pada sifat tektoquinon yang bersifat racun baik

terhadap mikroorganisme dan jamur. Penelitian ini bertujuan menguji efektifitas

ekstrak kayu jati sebagai larvasida nyamuk A. aegypti sebagai dasar

pengembangan bahan alam untuk insektisida alami pengendali penyebaran

penyakit demam berdarah.

Ekstrak kayu Jati (Tectona grandis L.f) disiapkan dari bagian kayu teras

Jati berumur 45 tahun. Ekstraksi dilakukan dengan metoda sokhletasi

menggunakan pelarut campuran ethanol dan toluen. Pengukuran kadar

tektoquinon dalam ekstrak dilakukan dengan alat Pyrolisis Gas-Chromatography

Spektofotometer Massa (Pyr. GC-MS). Kadar tektoquinone dinyatakan sebagai

konsentrasi relatif terhadap seluruh senyawa terukur dalam ekstrak. Pengujian

efektifitas larvasida ekstrak kayu Jati terhadap jentik nyamuk A. aegypti (instar-

IV) dilakukan dengan uji bioassay. Konsentrasi ekstrak kayu Jati yang dipakai

adalah 1,0; 2,5; 5,0; 7,5; 10,0; 12,5; dan 15 μg/m. Nilai mortalitas jentik nyamuk

dihitung sebagai dasar penentuan nilai lethal concentration (LC50 dan LC90). .

Ekstrak kayu Jati dengan senyawa utama 2-methyl-anthraquinon

(tektoquinone) efektif sebagai larvasida jentik nyamuk A. aegypti. Nilai LC50 dan

LC90 ekstrak jati terhadap jentik nyamuk demam berdarah masing-masing setara

senyawa aktif 2-methyl-anthraquinone 9,69 µg/ml dan 12,68 µg/ml. Nilai

tersebut setara dengan 27,66 µg/ml (LC50) dan 36,19 µg/ml (LC90) ekstrak kayu

jati atau 165,43 µg/ml (LC50) dan 216,45 µg/ml (LC90) serbuk kayu jati.

Berdasarkan nilai LC tersebut, ekstrak kayu Jati termasuk larvasida nabati dengan

efektifitas tinggi sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai larvasida

nyamuk A. aegypti untuk pengendalian penyebaran penyakit demam berdarah.

Kata kunci : Ekstrak kayu jati, tectoquinone, larvasida, larva nyamuk.

Page 3: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI BIO-

LARVASIDA JENTIK NYAMUK DEMAM BERDARAH

(Aedes aegypti)

DWI RAMA NUGRAHA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 4: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Ekstrak Kayu Jati (Tectona grandis L.f) sebagai Bio-Larvasida

Jentik Nyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti)

Nama : Dwi Rama Nugraha

NIM : E24070041

Program Studi : Hasil Hutan

Menyetujui:

Dosen Pembimbing,

Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc

NIP 19660113 199103 1 001

Mengetahui:

Ketua Departemen Hasil Hutan

Dr. Ir. I Wayan Darmawan, M. Sc.

NIP. 19660212 199103 1 002

Tanggal Ujian: 05 Oktober 2011

Page 5: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jambi tanggal 4 April 1990 yang

merupakan putra ke dua dari ayah Parman dan ibu

Derimanila. Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 5

Jambi dan pada tahun yang sama diterima sebagai mahasiswa

Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi

Mahasiswa IPB (USMI). Penulis memilih Mayor Teknologi

Hasil Hutan, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan.

Selama menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan, penulis telah

mengikuti beberapa kegiatan praktek lapang antara lain Praktek Pengenalan

Ekosistem Hutan (PPEH) di Hutan Mangrove Cikeong dan Cagar Alam Gunung

Burangrang pada tahun 2009, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) dengan lokasi

Hutan Pendidikan Gunung Walat, KPH Ciranjang, Taman Nasional Halimun

Salak, dan PGT Sindangwangi pada tahun 2010, dan Praktek Kerja Lapang (PKL)

pada tahun 2011 di pusat kerajinan tangan kayu cendana dan gaharu CV. HORAS,

Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Selain aktif mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif berorganisasi dan

pernah menjadi Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan pada tahun 2008

dan menjadi Kepala Bagian Khusus Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan pada

tahun 2009. Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh DIKTI pada tahun 2010 dan

2011. Selain dibidang akademik dan organisasi, penulis juga aktif dalam kegiatan

olahraga yaitu olahraga bola basket dan berhasil mendapatkan prestasi Juara 2

Olimpiade Mahasiswa IPB 2011 cabang olahraga bola basket.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutana dari

Institut Pertanian Bogor, penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan

skripsi yang berjudul “ Ekstrak kayu jati (Tectona grandis L.f) sebagai bio-

larvasida jentik nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti)” dibawah bimbingan Ir.

Deded Sarip Nawawi, M.Sc.

Page 6: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil’alamin, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini

dilakukan selama bulan 2 bulan, judul yang dipilih adalah Ekstrak Kayu Jati

(Tectona grandis) sebagai Bio-Larvasida Jentik Nyamuk Demam Berdarah (Aedes

aegypti). Kayu Jati memiliki zat ekstraktif dominan yaitu 2-methyl-anthraquinone

atau lebih dikenal dengan nama tectoquinone. Tectoquinone ini memeliki peran

yang sangat penting sebagai bahan bio-aktif pada ekstrak kayu jati sehingga

mampu membunuh dan mengendalikan larva nyamuk demam berdarah sehingga

ekstrak kayu jati potensial dijadikan sebagai bio-larvasida nyamuk demam

berdarah.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Deded Sarip Nawawi,

M.Sc selaku pembimbing atas segala saran, kritik, dorongan, dan bimbingannya

selama penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini. Terimakasih juga penulis

ucapkan kepada Bapak Supriatin dan Mas Gunawan selaku laboran yang telah

mendampingi penulis saat penelitian sehingga penelitian ini bisa selesai seperti

sekarang. Tidak lupa ucapan teimaksih kepada Dr. drh. Upik Kesumawati Hadi,

MS atas bantuannya dalam pengadaan telur nyamuk sehingga penelitian ini bisa

selesai seperti sekarang. Terimaksih sebesar-besarnya kepada Ayah, Mama (alm)

,Kakanda Febry Widodo, dan Adinda Maya Dwi Kurniati atas doa, dorongan

semangatnya, dan nasehatnya, serta kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga penelitian ini berjalan lancar dan selesai tepat waktu. Semoga hasil

penelitian ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2011

Penulis

Page 7: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2.Tujuan .............................................................................................. 2

1.3.Manfaat ............................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kayu Jati (Tectona grandis) ............................................................ 3

2.2. Senyawa Bioaktif ............................................................................ 3

2.3. Penyakit Demam Berdarah (Dengue Haemorrhagic Fever ............. 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan tempat penelitian............................................................ 7

3.2. Alat dan bahan ................................................................................ 7

3.3. Metoda penelitian ............................................................................ 7

3.3.1. Persiapan bahan ................................................................... 7

3.3.2. Ekstraksi dan isolasi ............................................................ 7

3.3.3. Kuantifikasi kadar tectoquinone .......................................... 7

3.3.4. Uji bioassay nyamuk ........................................................... 8

3.4. Pengolahan data .............................................................................. 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kadar ekstrak .................................................................................. 10

4.2. Kadar 2-methyl-anthraquinone dalam ekstrak ................................ 11

4.3. Mortalitas larva nyamuk ................................................................. 13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 17

5.2. Saran ............................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 18

LAMPIRAN ........................................................................................... 21

Page 8: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

viii

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Kadar senyawa dalam ekstrak Jati .................................................... 11

2. Nilai LC50 dan LC90 ekstrak Jati ........................................................ 16

Page 9: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

ix

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Kayu Jati (T. grandis) berbentuk disc ............................................... 3

2. Struktur molekul 2-methyl-anthraquinone ........................................ 4

3. Struktur molekul dari Temephos................................................. ..... 5

4. Nyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti) ...................................... 6

5. Kadar ekstrak jati yang diisolasi dengan menggunakan

berbagai perbandingan komposisi pelarut.......................................... 10

6. Kadar 2-methyl-anthraquinone yang diisolasi dengan

menggunakan berbagai perbandingan komposisi pelarut ................. 12

7. Chromatogram hasil uji GC-MS ekstrak jati yang diisolasi

dengan pelarut campuran etanol/toluena 3:1 .................................... 12

8. Mortalitas larva nyamuk demam berdarahberdasarkan konsentrasi

senyawa aktif .................................................................................... 14

9. Korelasi konsentrasi 2-methyl-anthraquinone dengan mortalitas

jentik nyamuk ..................................................................................... 14

Page 10: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Hasil uji GC-MS ............................................................................. 22

2. Analisis probit Minitab 14 for Windows ......................................... 32

3. Hasil uji mortalitas ........................................................................ . 33

Page 11: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Nyamuk dikenal sebagai hewan yang menjadi vektor berbagai jenis

penyakit. Salah satu penyakit yang penyebaran melalui nyamuk adalah penyakit

demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD). Nyamuk yang menjadi

vektor dari penyakit demam berdarah ini dikenal dengan nama nyamuk Aedes

aegypti.

Penyakit demam berdarah terjadi terutama di daerah tropis dan sub-tropis

meliputi Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Sekitar 2,5 milyar

penduduk dari 6,2 milyar penduduk dunia pada tahun 2007 berisiko terjangkiti

penyakit demam berdarah dan sekitar 52% nya terdapat di Asia Tenggara,

termasuk Indonesia (WHO 2009).

Indonesia yang terletak pada garis khatulistiwa merupakan negara tertinggi

yang memiliki kasus DBD di Asia Tenggara. Pada tahun 2008 tercatat 136.333

kasus demam berdarah. Kasus ini mengalami penurunan jika dibandingkan

dengan kasus DBD yang terjadi pada tahun 2007 yaitu 158.155 kasus (Depkes

2009). Namun Indonesia masih merupakan negara dengan kasus penyakit demam

berdarah tertinggi di Asia Tenggara (WHO 2009).

Hingga saat ini belum ada vaksin khusus untuk mengobati penyakit

demam berdarah. Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan cara pencegahan

penyakit DBD dengan cara pengendalian perkembangbiakan nyamuk A. aegypti

sebagai vektornya. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan insektisida

organophospor sintetis seperti Abate berbahan aktif Temephos. Bahan insektisida

memiliki kelemahan kurang selektif dan menyebabkan resistensi atau kekebalan

nyamuk terhadap insektisida serta tidak ramah lingkungan. Salah satu jalan lain

untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan penggunaan insektisida alami

yang lebih ramah lingkungan.

Hingga saat ini telah banyak penelitian mengenai senyawa bio-aktif yang

berasal dari tumbuhan sebagai insektisida alami nyamuk demam berdarah

misalnya dari komponen kimia tumbuhan seperti atsiri, alkaloid, saponin, dan

kuinon (Mulyana 2002, Cheng et al. 2003, Chapagain et al. 2007). Salah satu

Page 12: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

2

kuinon yang efektif sebagai insektisida larva nyamuk demam berdarah adalah 2-

methyl-anthraquinone yang ditemukan pada pohon sugi atau Cryptomeria

japonica (Cheng et al. 2008) dan anthraquinon yang terdapat pada kayu Cassia sp

(Yang et al. 2003). Sementara itu struktur 2-methyl-anthraquinone ini merupakan

komponen utama ekstraktif kayu Jati, yang lebih dikenal sebagai tectoquinone

(Ohi 2001, Haupt et al. 2003). Telah dilaporkan bahwa tectoquinone ini yang

bertanggungjawab terhadap keawetan alami kayu Jati (Lukmandaru dan Takashi

2008, 2009), akan tetapi belum ada studi tentang pemanfaatan ekstrak kayu Jati

sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti.

1.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan menguji efektifitas ekstrak kayu jati sebagai

larvasida nyamuk A. aegypti untuk dikembangkan menjadi insektisida alami

pengendali penyakit demam berdarah.

1.3. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu strategi baru

pengendalian penyebaran penyakit demam berdarah. Selain itu penelitian ini

diharapkan bisa mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara efektif dan

efesien juga menjadi keutamaan penelitian ini.

Page 13: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kayu jati ( Tectona grandis )

Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Jati berasal dari

ordo Lamiales, family Verbenaceae, genus Tectona, dan memilki nama ilmiah

Tectona grandis (Schubert dan Francis 1974).

Gambar 1 Kayu jati (T. grandis) berbentuk kepingan

Kayu jati merupakan kayu dengan nilai tinggi dan memiliki keawetan

alami yang tinggi pula. Kayu jati mampu bertahan dari serangan faktor perusak

seperti rayap ( Lukmandaru dan Takahashi 2009) atau jamur white-rot dan brown-

rot ( Haup et al. 2003). Kandungan kimia utama yang bertanggung jawab

terhadap keawetan kayu jati adalah Tectoquinone ( Kafuku dan Sebe 1932) yang

berdasarkan struktur kimia merupakan antraquinon tersubsitusi yaitu 2-

methylanthraquinon.

2.2. Senyawa bioaktif

Senyawa bioaktif merupakan senyawa yang bersidat racun dalam dosis

tertentu yang berasal dari ekstrak tumbuhan. Tingkat konsentrasi suatu senyawa

bioaktif yang dapat menyebabkan keracuanan ditentukan dengan lethal

concentration (LC). Lethal concentration ada beberapa tingkatan, seperti LC50

yaitu konsentrasi dari suatu senyawa bioaktif yang menyebabkan 50% dari suatu

populasi organisme mengalami mortalitas dan LC90 yaitu konsentrasi dari suatu

Page 14: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

4

senyawa bioaktif yang menyebabkan 90% dari suatu populasi organisme

mengalami mortalitas (Andriani 2008).

Ada beberapa senyawa bioaktif yang terdapat di alam yang memiliki sifat

racun terhadap larva nyamuk A. aegypti seperti saponin, alkaloid, dan kuinon

(Mulyana 2002, Cheng et al. 2003, Chapagain et al. 2008). Anthrakuinon

merupakan golongan kuinon terbesar yang ada di alam. Antrakuinon yang

terdapat di alam pada umumnya berbentuk glikosida, tidak dalam bentuk bebas.

Banyak antrakuinon dalam bentuk glikosida yang bagian gulanya terikat dengan

salah satu gugus hidroksil fenolik. Antrakuinon memiliki bentuk berupa kristal

dengan titik leleh yang tinggi dan memiliki sifat larut pada pelarut organik.

Antrakuinon pada umumnya berwarna merah, namun ada juga yang berwarna

kuning sampai coklat (Mulyana 2002).

Gambar 2 Struktur molekul 2-methyl-anthraquinone (www.ecw.com)

Salah satu kuinon yang efektif sebagai insektisida larva nyamuk demam

berdarah adalah 2-methyl-anthraquinone yang ditemukan pada pohon sugi atau

Criptomeria japonica (Cheng et al. 2008). Struktur 2-methyl-anthraquinone yang

dikenal dengan nama tectoquinone ini merupakan senyawa dominan yang

terdapat pada ekstraktif beberapa jenis kayu, salah satunya kayu jati. Kayu jati (T.

grandis) dilaporkan memiliki kandungan tectoquinone sekitar 0,3% dari bobot

kayu yang dihasilkan dengan pelarut toluen dan campura toluen/etanol 1:1 (Leyva

et al. 1998).

2.3. Penyakit demam berdarah (Dengue Haemorrhagic Fever)

Menurut Soedarmo (1988), demam berdarah merupakan manifestasi klinis

yang berat dari penyakit arbovirus. Penyakit arbovirus merupakan singkatan dari

Page 15: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

5

arthropod-borne viruses, yaitu penyakit yang ditularkan melalui gigitan artopoda.

Laporan pertama mengenai penyakit demam pertama terjadi pada waktu 1930,

ketika prajurit Jepang dan Uni Soviet mengalami penyakit berupa demam tinggi

yang disertai pendarahan. Penyakit ini diikuti dengan komplikasi ginjal,

degenerasi sel hati, dan pendarahan kapiler sehingga dahulu dikenal dengan nama

haemorrhagic fever with syndrome (Soedarmo 1988).

Kasus demam berdarah dengan istilah Demam Berdarah Dengue (Dengue

Haemorrhagic Fever) pertama kali digunakan pada tahun 1953 di Filipina karena

terjadi demam yang menyerang anak-anak disertai manifestasi pendarahan

(Soedarmo 1988). Di Indonesia pertama kali terjadi diperkirakan di Surabaya

pada tahun 1968, namun konfirmasi virologisnya baru diperoleh tahun 1970 (

Partana et al. 1970 dalam Soedarmo 1988).

Ada beberapa jenis nyamuk yang kini diketahui menjadi vektor penyakit

demam berdarah, seperti A. aegypti, A. albopictus, A. aobae, A. cooki, A.

hakanssoni, A. polynesiensis, A. pseudoscutellaris, dan A. rotumae. Namun, untuk

daerah Asia Tenggara dan Pasifik vektor utama penyebaran penyakit demam

berdarah adalah nyamuk A. aegypti (Gambar 4) (Soedarmo 1988).

Gambar 4 Nyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti)

Pengendalian nyamuk A. aegypti hingga saat ini dapat dilakukan dengan

beberapa metode kontrol yaitu kontrol insektisida, kontrol fisik dan lingkungan,

serta kontrol biologis (Service 1986). Di daerah tropis seperti Indonesia,

pengendalian yang paling populer untuk memberantas nyamuk A. aegypti adalah

dengan cara semprot atau spray. Penyemprotan dengan asap atau yang di kenal

dengan fogging dengan senyawa aktif DDT banyak dilakukan pada era tahun

Page 16: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

6

2000. Fogging efektif membunuh nyamuk nyamuk A.aegypti yang berada di

dalam atau di luar rumah. Namun belakangan diketahui terjadi resistensi nyamuk

A. aegypti dan nyamuk jenis lainnya terhadap bahan aktif DDT, sehingga sempat

diberlakukan penyemprotan dengan menggunakan senyawa HCH atau malathion

yang lebih efektif membunuh nyamuk (Service 1986).

Kontrol fisik dan lingkungan dilakukan dengan cara merusak habitat

perkembang biakan nyamuk sehingga keseimbangan atau siklus nyamuk demam

A. aegypti menjadi terganggu. Tindakannya dapat berupa membersihkan wadah

penampungan air di secara rutin, membuang sampah-samapah yang bisa

menyebabkan genangan air seperti kaleng dan plastik (Service 1986).

Kontrol biologis hingga saat ini merupakan pengendalian yang paling

aman. Kontrol biologis dilakukan dengan mencari musuh alami dari nyamuk A.

aegypti sehinga dapat merusak siklus perkembangbiakan nyamuk A. aegypti

disegala tahap, baik telur, larva, pupa hingga nyamuk dewasa. Agen kontrol

biologis yang saat ini diketahui adalah ikan pemakan nyamuk seperti ikan

Gambusia affinis dan ikan guppy karena memakan larva nyamuk A. aegypti

(Service 1986).

Page 17: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

7

BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan mulai dari bulan Juni 2011 – Juli

2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan Institut Pertanian

Bogor serta Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Bogor.

3.2. Bahan dan alat Penelitian

Kayu yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu jati (T. grandis) yang

berumur 45 tahun berbentuk kepingan. Kayu Jati berasal dari KPH Madiun, Jawa

Timur. Larva nyamuk yang digunakan adalah larva nyamuk demam berdarah (A.

aegypti) instar-IV. Larva ini diperoleh setelah menetaskan telur nyamuk selama 8

hari. Bahan kimia yang digunakan sebagai pelarut etanol, toluena, dan dimetil

sulfoksida. Alat yang diperlukan untuk penelitian yaitu willey mill, saringan

bertingkat, vakum evaporator, alat soklet, alat GC-MS Pyrolisis, cawan petri,

pipet, oven, dan timbangan analitik.

3.3. Metoda penelitian

3.3.1. Persiapan bahan

Sampel uji berbentuk serbuk 40-60 mesh disiapkan dari bagian teras kayu

jati (T. grandis) . Serbuk jati tersebut disiapkan melalui proses penggilingan

menggunakan willey mill dan penyaringan partikel kayu menggunakan electric

screener.

3.3.2. Ekstraksi dan isolasi

Ekstrak kayu jati disiapkan dengan ekstraksi metoda sokhletasi dan

pemisahan ekstrak dari pelarut menggunakan rotary vacuum evaporator.

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol dan campuran etanol

toluene dengan perbandingan 1:1, 1:2, 2:1, dan 3:1. Kadar ekstrak dihitung

sebagai berat ekstrak dalam persen terhadap berat sampel kering.

3.3.3. Kuantifikasi kadar tectoquinone

Kadar tectoquinone diuji dengan menggunakan alat Pyrolisis Gas

Chromatography Mass Spektrofotometer (Pyr-GC-MS) dengan kondisi pengujian

Page 18: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

8

suhu pirolisis 400 0C, waktu pirolisis 1 jam, suhu pirolizer dan transfer tube 280

0C, suhu injeksi 280

0C, suhu detektor relative, dan suhu kolom awal 50

0C

ditingkatkan 15 0C/menit hingga suhu mencapai 280

0C. Berdasarkan pengujian ini

akan didapatkan jenis pelarut atau campuran pelarut paling efektif yang mampu

mengisolasi eksrtak dengan kadar tectoquinone palinng tinggi. Ekstrak yang

dihasilkan dari pelarut atau campuran pelarut yang paling tinggi akan digunakan

untuk pengujian efektifitasnya sebagai larvasida jentik nyamuk A. aegypti.

3.3.4. Uji bioassay nyamuk

Pengujian efektifitas larvasida ekstrak kayu jati merujuk pada penelitian

yang dilakukan oleh Cheng et al. (2008). Sepuluh jentik nyamuk demam berdarah

A. aegypti instar-IV ditempatkan dalam 24,5 ml dair destilata, diikuti dengan

penambahan 500 mikroliter larutan DMSO yang mengandung sampel uji dalam

gelas kaca. Larutan dikocok pelan-pelan sehingga tercapur secara homogen dan

dibiarkan pada suhu ruang. Konsentrasi bio-aktif yang digunakan setara dengan

kadar tectoquinone 1,0; 2,5; 5,0; 7,5; 10,0 ; 12,5; dan 15,0 μg/ml. Kontrol yang

digunakan berupa 24,5 ml air destilata dan 500 mikroliter DMSO. Sebagai kontrol

positif digunakan insektisida komersial Abate dengan bahan aktif Temephos 1%

setara konsentrasi yang sama dengan perlakuan ekstrak jati.

Aktifitas larvasida dievaluasi selama 24 jam setelah perlakuan yang

dinyatakan sebagai nilai mortalitas jentik nyamuk. Persentase mortalitas dikoreksi

dengan kontrol. Nilai toksiksisitas diukur dengan nilai LC50 dan LC 90 yang

menunjukkan konsentrasi dalam µg/ml yang menyebabkan 50% dan 90%

kematian jentik nyamuk dalam waktu 24 jam.

3.4. Pengolahan data

Kadar relatif 2-methyl-anthraquinone diperoleh berdasarkan konsentrasi

relatif terhadap seluruh komponen terukur dengan alat Pyr-GC-MS. Korelasi

antara mortalitas dengan konsentrasi 2-methyl-anthraquinone ditentukan dengan

regresi sederhana menggunakan Microsoft Excel 2007. Penentuan lethal

concentration 50% (LC50) dan lethal concentration 90% (LC90) yang

berpengaruh terhadap mortalitas larva nyamuk demam berdarah A. aegypti instra-

Page 19: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

9

IV dengan metode probit analysis menggunakan software Minitab 14 for

Windows.

Page 20: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

10

15,99 15,45

18,67

16,72 16,79

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Etanol (1) Etanol/Toluen

(1:1)

Etanol/Toluen

(2:1)

Etanol/Toluen

(3:1)

Etanol/Toluen

(1:2)

Kad

ar E

kstr

akti

f (%

)

Pelarut

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kadar ekstrak

Zat ekstraktif pada setiap jenis kayu dapat diekstrak dengan menggunakan

pelarut-pelarut yang berbeda tergantung sifat dari zat ekstraktif tersebut dan

pelarutnya. Zat ekstraktif bersifat polar dapat terekstrak dalam pelarut yang

bersifat polar, dan sebaliknya. Campuran dua pelarut atau lebih juga

mempengaruhi jumlah dan komposisi zat ekstraktif yang terekstrak. Etanol

merupakan salah satu pelarut yang bersifat polar, sedangkan toluena adalah

pelarut yang bersifat non polar. Terdapat perbedaan jumlah ekstrak kayu jati yang

berhasil diisolasi dengan menggunakan pelarut etanol dan toluena dengan

perbandingan komposisi berbeda (Gambar 5). Pelarut campuran etanol dan

toluena dengan perbandingan campuran 2:1 menghasilkan kadar ekstrak paling

tinggi (18,67%) dibandingkan pelarut lainnya yaitu etanol (15,99%),

etanol/toluena 1:1 (15,45%), etanol/toluena 1:2 (16,79%), dan etanol/tolena 3:1

(16,72%).

Gambar 5 Kadar ekstrak jati yang diisolasi dengan menggunakan berbagai

perbandingan komposisi pelarut.

Data di atas menunjukkan bahwa zat ekstraktif pada kayu jati memiliki

komposisi berupa senyawa yang bersifat polar dan non polar yang terlarut pada

pelarut campuran etanol dan toluena. Pada pelarut etanol/toluena 2:1 senyawa

bersifat polar lebih banyak terisolasi dibandingkan senyawa non polar sehingga

Page 21: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

11

menyebabkan kadar ekstraktif total menjadi tinggi. Alkohol sebagai pelarut

mampu mengekstrak senyawa-senyawa seperti karbohidrat, protein, tanin,

flavonoid. Toluena sebagai pelarut dapat mengekstrak senyawa resin, minyak,

lemak dan lilin (Fengel & Wegener 1989).

Kadar ekstraktif kayu jati yang dihasilkan secara keseluruhan lebih tinggi

dibandingkan dengan kadar ekstraktif jati yang berhasil di isolasi pada penelitian

Suyono (2010). Perbedaan ini selain dapat disebabkan perbedaan perbandingan

komposisi pelarut yang dipakai juga bisa disebabkan oleh perbedaan tempat

tumbuh, umur pohon, dan lokasi pada pohon (Sjostrom 1991). Kadar ekstrak

belum bisa digunakan untuk menentukan jenis pelarut yang paling efektif untuk

mengekstrak kayu jati dengan kadar 2-methyl-anthraquinone tertinggi, karena

belum tentu pada kadar ekstrak tinggi juga mengandung kadar 2-methyl-

anthraquinone yang tinggi pula.

4.2. Kadar 2-methyl-anthraquinone dalam ekstrak

Penentuan kadar 2-methyl-anthraquinone yang terdapat pada ekstrak kayu

jati menggunakan alat Gas Kromatografi Mass Spektofotometer (GC-MS) dengan

metode pyrolisis. Konsentrasi relatif 2-methyl-anthraquinone dalam ekstrak kayu

jati dengan pelarut yang berbeda disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Kadar senyawa 2-methyl-anthraquinone dalam ekstrak jati

No Jenis Pelarut Konsentrasi 2-Methyl-

Anthraquinone (%)

1 Etanol 17,85

2 Etanol/Toluena (3:1) 35,03

3 Etanol/Toluena (2:1) 27,65

4 Etanol/Toluena (1:1) 21,02

5 Etanol/Toluena (1:2) 20,51

Senyawa yang terekstrak dalam komposisi berbeda bisa menunjukkan sifat

kimia dari senyawa-senyawa tersebut. Perbedaan kadar relatif dari setiap senyawa

yang terlarutkan bisa disebabkan masing-masing senyawa memiliki sifat kelarutan

tertentu (Gambar 6).

Page 22: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

12

17,85

35,03

27,65

21,02 20,51

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Etanol (1) Etanol/Toluen

(3:1)

Etanol/Toluen

(2:1)

Etanol/Toluen

(1:1)

Etanol/Toluen

(1:2)

Kad

ar 2

-Me

thyl

anth

raq

uin

on

e (

%)

Pelarut

Gambar 6 Kadar 2-methyl-anthraquinone yang diisolasi dengan menggunakan

berbagai perbandingan komposisi pelarut.

Konsentrasi relatif 2-methyl-anthraquinone tertinggi terdapat pada ekstrak

jati yang diisolasi dengan menggunakan pelarut etanol/toluena 3:1 (35,03%).

Dominasi 2-methyl-anthraquinone pada ekstrak jati yang diisolasi dengan pelarut

etanol/toluena 3:1 ditunjukkan pada chromatogram hasil uji GC-MS (Gambar 7).

Gambar 7 Chromatogram hasil uji GC-MS ekstrak jati yang diisolasi dengan

pelarut campuran etanol/toluena 3:1.

Kadar relatif ini lebih tinggi dibandingkan kadar relatif yang berhasil

didapat pada penelitian Suyono (2010), dimana kadar relatif 2-methyl-

anthraquinone tertinggi yang didapat yaitu 28,98% dengan menggunakan pelarut

Page 23: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

13

campuran etanol/toluena 1:2. Walaupun pelarut etanol/toluena 1:2 yang

digunakan lebih cenderung bersifat non-polar dibandingakan pelarut

etanol/toluena 3:1 namun kombinasi pelarut etanol/toluena 3:1 lebih efektif

mengisolasi 2-methyl-anthraquinone. Terjadi perbedaan kadar relatif 2-methyl-

anthraquinone yang berhasil didapat dengan pelarut campuran etanol/toluena

dengan ratio 1:2 (20,51%) dan 1:1 (21,02%) dengan penelitian Suyono (2010)

yang juga menggunakan ratio 1:2 (28,98% dan 1:1 (21,97%). Hal ini bisa

disebabkan oleh adanya perbedaan kayu jati yang dipakai. Perbedaan itu bisa

berupa tempat tumbuh, umur, bagian kayu yang dipakai (Sjostrom 1991).

Senyawa 2-methyl-anthraquinone berhasil diisolasi dengan pelarut yang

sifat polarnya lebih dominan dari pada sifat non polar. Namun bukan berarti

bahwa senyawa 2-methyl-anthraquinone memiliki sifat hidrofilik. Menurut Ohi

(2001) bahwa 2-methyl-anthraquinone agak bersifat non polar. Senyawa 2-

methyl-anthraquinone termasuk yang tidak terlarut dalam air atau lebih dikenal

dengan sebutan senyawa lipofilik.

4.3. Mortalitas larva nyamuk

Ekstrak kayu jati yang berhasil diisolasi dengan menggunakan pelarut

campuran etanol/toluena 3:1 diujikan terhadap larva nyamuk demam A. aegypti

instar-IV. Instar merupakan tahapan perkembangan dalam salah satu fase

metamorphosis (Andriani 2008). Pemilihan larva instar-IV sebagai hewan uji

karena instar-IV merupakan fase akhir pada larva nyamuk demam A. aegypti

sehingga memiliki daya tahan paling tinggi dibandingkan instar I, II, atau III.

Selain itu, ukuran larva nyamuk A. aegypti instar-IV lebih besar sehingga lebih

mudah dalam perhitungan mortalitas.

Ekstrak kayu jati menyebabkan kematian jentik nyamuk pada konsentrasi

setara 2-methyl-anthraquinone 5 µg/ml, dan terus meningkat dengan semakin

tingginya konsentrasi. Pada konsentrasi dibawah 5 µg/ml ekstrak kayu jati belum

efektif menyebabkan kematian jentik nyamuk, sedangkan mortalitas jentik

nyamuk 100% diperoleh pada konsentrasi setara 2-methylanthraquinone 15 µg/ml

(Gambar 8). Sementara itu, insektisida komersial Abate dengan senyawa aktif

temephos 1% pada seluruh konsentrasi yang diuji menyebabkan kematian jentik

Page 24: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

14

0 0

10

30

50

90

100 100

0 0

20

40

60

80

100

120

1 2,5 5 7,5 10 12.5 15 Temephos Kontrol

Mo

rtal

itas

(%

)

Konsentrasi (µg/ml)

Temephos Kontrol Tectoquinone

y = 7,8508x - 22,86 R² = 0,8898

0

20

40

60

80

100

120

0 2,5 5 7,5 10 12,5 15 17,5

Mo

rtal

itas

(%

)

Konsentrasi (µg/ml)

nyamuk A. aegypti instar-IV 100%, sedangkan pelarut DMSO sebagai kontrol

negatif tidak menyebabkan kematian jentik nyamuk. Secara umum tingkat

mortalitas jentik nyamuk A. aegypti berkorelasi dengan peningkatan konsentrasi

senyawa aktif (Gambar 9). Hal ini diduga disebabkan oleh aktivitas dari 2-

methyl-anthraquinone yang merupakan senyawa aktif utama pada ekstrak kayu

jati. Komponen 2-methyl-anthraquinone merupakan salah satu jenis kuinon,

dimana kuinon merupakan senyawa yang bersifat toksik terhadap larva nyamuk

demam berdarah (Mulyana 2002, Cheng et al. 2003, Chapagain et al. 2008).

Gambar 8 Mortalitas larva nyamuk demam berdarah berdasarkan konsentrasi

senyawa aktif

Gambar 9 Korelasi konsentrasi 2-methyl-anthraquinone dengan mortalitas jentik

nyamuk.

Page 25: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

15

Berdasarkan analisis probit dengan menggunakan software Minitab 14 for

Windows (Lampiran 2) , diperoleh nilai LC50 dan LC90 ekstrak jati dengan

senyawa aktif 2-methyl-anthraquinone terhadap jentik nyamuk A. aegypti 9,69

µg/ml dan 12,68 µg/ml. Berdasarkan nilai LC50 dan LC90 tersebut menunjukkan

bahwa ekstrak kayu jati dengan senyawa aktif 2-methyl-anthraquinone bersifat

sangat toksik terhadap larva nyamuk A. aegypti instar-IV karena menyebabkan

kematian 50% dan 90% dari total populasi pada konsentrasi yang rendah. Nilai

LC50 yang diperoleh dari ekstrak jati dengan senyawa aktif 2-methyl-

anthraquinone masuk ke dalam strandar untuk larvasida nabati (murni) yaitu

antara 0,1 ppm - 40 ppm (Geris et al. 2008 dalam Andriani 2008), walaupun nilai

efektifitas ekstrak jati ini masih lebih rendah dibanding insektisida komersial

berbahan aktif temephos

Penelitian Cheng et al. (2008) tentang aktivitas larvasida tectoquinone

yang diisolasi dari kayu Cryptomeria japonica menghasilkan nilai LC50 sebesar

3,3 µg/ml dan nilai LC90 sebesar 8,8 µg/ml. Berdasarkan hal itu, tectoquinone

yang diisolasi dari C. japonica menunjukkan toksisitas yang lebih tinggi

dibandingkan ekstrak kayu jati. Hal ini disebabkan tektoquinon dalam penelitian

Cheng et al (2008) sudah dimurnikan, sedangkan dalam penelitian ini tektoquinon

merupakan salah satu senyawa dari senyawa-senyawa yang ada dalam ekstrak.

Komponen lain dalam ekstrak tersebut bisa sebagai senyawa berpengaruh positif

terhadap toksisitas atau bisa juga sebaliknya. Menurut Andriani (2008), ekstrak

dari tumbuhan bisa terdiri dari banyak senyawa, dan masing-masing bisa

mempengaruhi lethal concentration. Selain itu perbedaan selang konsentrasi yang

diuji juga bisa mempengaruhi nilai LC50 dan LC90. Semakin banyak dan semakin

kecil variasi konsentrasi yang diujikan, akan semakin teliti hasil LC50 dan LC90

berdasarkan uji probit analisis.

Nilai LC50 (9,69 µg/ml) dan LC90 (12,68 µg/ml) merupakan nilai lethal

concentration dari senyawa 2-methyl-anthraquinone. Nilai tersebut setara dengan

27,66 µg/ml (LC50) dan 36,19 µg/ml (LC90) ekstrak kayu jati. Jika diubah dalam

kebutuhan serbuk kayu jati, nilai tersebut setara dengan 165,43 µg/ml (LC50) dan

216,45 µg/ml (LC90) (Tabel 2). Ekstrak jati dengan senyawa aktif 2-methyl-

Page 26: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

16

anthraquinone terbukti lebih toksik dibandingkan beberapa larvasida nabati yang

pernah diteliti.

Tabel 2. Nilai LC50 dan LC90 Ekstrak Jati

No Nama Bahan LC50 (µg/ml) LC90 (µg/ml)

1 2-methyl-anthraquinone 9,69 12,68

2 Ekstrak jati 27,66 36,19

3 Serbuk kayu jati 165,43 216,45

Beberapa penelitian terdahulu mengenai larvasida dari ekstrak tumbuhan

telah banyak dilakukan. Chung et al. (2009) mengemukakan bahwa essential oil

dari bagian bunga tanaman Dendropanax morbifera bersifat toksik terhadap larva

nyamuk demam berdarah dengan nilai LC50 (62,32 ppm) dan LC90 (131,21 ppm).

Penelitian Andriani (2008) mengenai aktivitas ekstrak daun Clinacanthus nutans

L terhadap larva nyamuk demam berdarah instar-III. Ekstrak yang diisolasi

dengan menggunakan pelarut etanol berpotensi menjadi larvasida dengan LC50

444,48 ppm.

Page 27: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

17

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Ekstrak kayu Jati memiliki kandungan 2-methyl-anthraquinone dengan kadar

relatif yang tinggi. Ekstrak kayu jati efektif sebagai larvasida nyamuk A. aegypti

dengan nilai LC50 dan LC90 masing – masing sebesar 27,66 µg/ml dan 36,19

µg/ml. Ekstrak kayu jati dengan kandungan 2-methyl -anthraquione dapat

dijadikan sebagai larvasida alami untuk pengendali nyamuk vektor penyakit

demam berdarah.

5.2. Saran

Perlu dilakukan pengujian langsung efektivitas ekstrak jati skala lapangan

dan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas penerapan langsung serbuk kayu

jati sebagai bio-larvasida nyamuk demam berdarah.

Page 28: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

18

DAFTAR PUSTAKA

American Cynamide Co. 1977. Abate larvacide. Cynamide Agricultural Division.

America Cynamide Co. Pronceton, New Jersey.

Andriani A. 2008. Uji potensi larvasida fraksi ekstrak daun Clinacanthus nutans

L. Terhadap larva instar III nyamuk Aedes aegypti [Skripsi]. Departemen

Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Pertanian Bogor. Bogor. 35 hlm.

Aradilla AS. 2009. Uji efektivitas larvasida ekstrak ethanol daun mimba

(Azadirachta indica) terhadap larva Aedes aegypti [skripsi. Fakultas

Kedokteran, Universitas Dipenogoro. Semarang.

Chapagain BP, Saharan V, Wiesman Z. 2008. Larvacidal activity of saponins

Balanites aegyptiaca callus againts Aedes aegypti mosquito. Bioresources

Technol. 99: 1165-1168.

Cheng SS, Huang CG, Chen WJ, Kuo YH, Chang ST. 2008. Larvicidal activity of

tectoquinone isolated from red heartwood-type Cryptomeria japonica

againts two mosquito species. Bioresources Technol. 99: 3617-3622.

Cheng SS, Chang HT, Chang ST, Tsai KH, Cheng WJ. 2003. Bioactivity of

selected plant essential oils againts the yellow fever mosquito Aedes

aegypti larvae. Bioresources Technol. 89: 99-102.

Chung IM, Seo SH, Kang EY, Park SD, Park WH, Moon HI. 2009. Chemical

composition and larvicidal effects of essential oil of Dendropanax

morbifera against Aedes aegypti L. Biochemic. System. & Ecol. 37: 470-

473.

[Depkes] Departemen Kesehatan. 2009. Profil kesehatan Indonesia 2008. Depkes.

252-253.

Fengel D, Wegener G. 1995. Kayu: kimia, ultrastruktur, reaksi-reaksi.

[Terjemahan dari Wood: chemistry, ultrastucture, reactions].

Sastrohamidjojo H (penerjemah). Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Geris R, Rodriguez E, Da Silva HHG, Da Silva IG. 2008. Larvacidal effects of

Fungal Monoterpenoids in the Control of Aedes aegypti L., in the Main

Vector of Dengue and Yellow Fever. Chem. & Biodiv. (5): 341-345.

Page 29: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

19

Haupt M, Leithoff, Meier D, Puls J, Richter HG, Faix O. 2003. Heartwood

extractives and natural durability of plantation-grown teakwood (Tectona

grandis l.) – a case study. Holz Roh Werkst 61: 473-474.

Ji K. 2003. 2-Methylanthraquinone. Haiqiang Chemical.Co.LTTD. [terhubung

berkala]. http://www.ecw.com/product/842888.html [07 Oktober 2011]

Kafuku K, Sebe K. 1932. On tectoquinone, the volatile principle of the teak wood.

Bull. Chem. Soc. 7: 114-127.

Leyva A, Dimmel DR, Pullman GS. 1998. Teak extract as a catalyst for the

pulping of loblolly pine. TAPPI J. 81(5): 237-240.

Lukmandaru G, Takahashi K. 2008. Variation in the natural termite resistance of

teak (Tectona grandis Linn. Fil.) wood as a function of tree age. Ann. For.

Sci. 65(7): 708-716.

_______________________. 2009. Radial distribution of quinones in plantation

teak (Tectona grandis L.f.). Ann. For. Sci. 66(6): 605-614.

Mulyana. 2002. Ekstraksi senyawa aktif alkaloid, kuinone, dan saponin dari

tumbuhan kecubung sebagai larvisida dan insektisida terhadap nyamuk

Aedes aegypti [Skripsi]. Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 29 hlm.

O’Brian RD. 1967. Insecticides action and metabolism. Academic Press. New

York and London.

Ohi H. 2001. Rapid analysis of 2-methyl-anthraquinone in tropical hardwoods and

its effects n polysulfide-AQ pulping. 11th

International Symposium of

Wood and Pulping Chemistry. Nice-France, June 11-14, 2001.

Partana L, Partana JS, Tharir S. 1970. Hemorrhagic fever shock syndrome in

Surabaya, Indonesia. J. Med. Sci. 16: 189.

Raharjo B. 2006. Uji kerentanan (Susceptibility test) Aedes aegypti (Linnaeus)

dari Surabaya, Palembang dan Beberapa Wilayah di Bandung terhadap

Larvasida Temephos (Abate 1 SG). [Skripsi]. Sekolah Ilmu dan Teknologi

Hayati. ITB.

Schubert TH, Francis Jk. 1974. Woody Plant Seed Manual; Teak. USDA Forest

Service.Pp. 1099.

Page 30: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

20

Service MW. 1986. Blood – sucking insect; vectors of disease. Great Britain.

London. Pp. 7-28.

Sjostrom E. 1991. Kimia kayu, dasar-dasar dan penggunaan, edisi 2. [Terjemahan

dari Wood chemistry, fundamental and application, 2nd

edition].

Sastrohamidjojo H (penerjemah); Prawirohatmojo S (editor). Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Soedarmo SSP. 1988. Demam berdarah (dengue) pada anak. Universitas

Indonesia. Jakarta.

Suyono. 2010. Tectoquinone dalam ekstrak kayu jati (Tectona grandis Lin.)

sebagai subsitusi bahan aditif antrakuinon dalam proses pulping soda

[Skripsi]. Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

[WHO] World Health Organization. 2009. Dengue guidlines for diagnosis,

treatment, prevention and control. WHO. Pp. 3-16.

Yang YC, Lim MY, Lee HS. 2003. Emodin isolated from Cassia obtusifolia

(Leguminose) seed ahows larvicidal activity againts three mosquito

species. J. Agric Food Chem. 51: 7629-7631.

Page 31: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

21

LAMPIRAN

Page 32: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

22

Lampiran 1. Hasil uji GC-MS

Chromatogram Ekstrak Jati dengan pelarut etanol

Page 33: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

23

Lampiran 1 (Lanjutan)

Page 34: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

24

Lampiran 1 (lanjutan)

Chromatogram Ekstrak Jati dengan pelarut etanol/toluena (1:1)

Page 35: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

25

Lampiran 1 (lanjutan)

Page 36: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

26

Lampiran 1 (lanjutan)

Chromatogram Ekstrak Jati dengan pelarut etanol/toluena (1:2)

Page 37: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

27

Lampiran 1 (lanjutan)

Page 38: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

28

Lampiran 1 (lanjutan)

Chromatogram Ekstrak Jati dengan pelarut etanol/toluena (2:1)

Page 39: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

29

Lampiran 1 (lanjutan)

Page 40: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

30

Lampiran 1 (lanjutan)

Chromatogram Ekstrak Jati dengan pelarut etanol/toluena (3:1)

Page 41: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

31

Lampiran 1 (lanjutan)

Page 42: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

32

Lampiran 2 Uji Probit Analisis Minitab 14

Probit Analysis: Mortalitas; Jumlah Total versus Kadar bioaktif

Distribution: Weibull

Response Information

Variable Value Count

Mortalitas Success 53

Failure 87

Jumlah Total Total 140

Estimation Method: Maximum Likelihood

Regression Table

Standard

Variable Coef Error Z P

Constant -10,4740 1,86005 -5,63 0,000

Kadar bioaktif 4,45135 0,780221 5,71 0,000

Natural

Response 0

Log-Likelihood = -36,304

Goodness-of-Fit Tests

Method Chi-Square DF P

Pearson 1,49066 5 0,914

Deviance 1,64595 5 0,896

Tolerance Distribution

Parameter Estimates

Standard 95,0% Normal CI

Parameter Estimate Error Lower Upper

Shape 4,45135 0,780221 3,15715 6,27608

Scale 10,5169 0,428481 9,70974 11,3911

Table of Percentiles

95,0% Fiducial

Standard CI

Percent Percentile Error Lower Upper

1 3,74176 0,707223 2,13775 4,94069

2 4,37720 0,710264 2,71073 5,56072

3 4,80014 0,704025 3,11615 5,96257

4 5,12653 0,695286 3,44129 6,26783

5 5,39637 0,685741 3,71774 6,51744

6 5,62861 0,675992 3,96098 6,73054

7 5,83387 0,666288 4,17987 6,91772

8 6,01873 0,656744 4,38005 7,08548

9 6,18759 0,647411 4,56532 7,23814

10 6,34353 0,638311 4,73838 7,37870

20 7,50838 0,559717 6,08335 8,42347

30 8,34267 0,499781 7,08715 9,18177

40 9,04380 0,456027 7,93720 9,84465

50 9,68565 0,429687 8,70066 10,4916

60 10,3124 0,424639 9,41190 11,1805

70 10,9647 0,447108 10,0993 11,9744

80 11,7035 0,507636 10,8080 12,9724

90 12,6841 0,635616 11,6560 14,4362

91 12,8122 0,655526 11,7609 14,6372

92 12,9504 0,677695 11,8729 14,8563

93 13,1012 0,702657 11,9936 15,0978

94 13,2681 0,731188 12,1258 15,3681

95 13,4566 0,764469 12,2733 15,6769

96 13,6755 0,804447 12,4424 16,0402

97 13,9411 0,854690 12,6448 16,4871

98 14,2880 0,922992 12,9050 17,0807

99 14,8213 1,03323 13,2971 18,0134

Page 43: EKSTRAK KAYU JATI (Tectona grandis L.f) SEBAGAI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52298/E11drn.pdf · Penulis juga pernah dua kali meloloskan proposal Program

33

Lampiran 3 Hasil Uji Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti

No Bahan Uji

Mortalitas Berdasarkan Konsentrasi (ekor)

1 µg/ml

2.5 µg/ml

5 µg/ml

7.5 µg/ml

10 µg/ml

12.5 µg/ml

15 µg/ml

I II I II I II I II I II I II I II

1 Tectoquinone 0 0 0 0 0 1 4 1 4 5 9 9 10 10

2 Temephos 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

3 Kontrol 0