pemutakhiran data perbatasan-1

Upload: ta-ma

Post on 13-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

  • Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan I - 1 Dan Pulau-pulau Terluar

    1.1 Latar Belakang

    Kawasan perbatasan merupakan wilayah yang secara geografis berbatasan langsung dengan

    negara tetangga dan yang langsung berhadapan dengan negara lain. Wilayah yang dimaksud

    adalah bagian wilayah provinsi, kabupaten atau kota yang langsung bersinggungan dengan garis

    batas negara (atau wilayah negara). Selain kawasan perbatasan yang pada wilayah daratan,

    kawasan perbatasan negara yang berada di lautan belum secara tegas ditetapkan norma

    pengelolaannya dalam Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 1997 tentang RTRWN, meskipun

    pada saat ini wilayah perbatasan yang berada di lautan ini merupakan kawasan strategis nasional

    yang mempunyai fungsi pertahanan dan keamanan negara, dan menyimpan potensi sumberdaya

    kelautan yang relatif besar, serta mencerminkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

    yang harus dijaga dan diprioritaskan pengelolaannya.

    Sebanyak 12 dari 92 pulau terluar yang menjadi titik batas negara Indonesia rawan terhadap konflik

    perbatasan dengan negara tetangga. Kerawanan ini ditimbulkan oleh faktor-faktor seperti kondisi

    pulau yang umumnya tak berpenghuni, dimanfaatkan oleh nelayan asing sebagai tempat berlindung

    atau mencari ikan di perairan sekitarnya, dan adanya kegiatan eksplorasi cadangan sumberdaya.

    Bahkan, ada indikasi yang mengarah pemanfaatan pulau sebagai basis aktivitas militer, antara lain

    pengumpulan data intelijen, pengintaian atau pun pengamatan. Ke-12 pulau itu adalah Pulau Rondo

    di Aceh yang berbatasan dengan India; Pulau Berhala di Sumatera Utara yang berbatasan dengan

    Malaysia; Pulau Nipa di Riau yang berbatasan dengan Singapura, Pulau Sekatung di Riau yang

    berbatasan dengan Vietnam, serta Pulau Marore, Pulau Miangas, dan Pulau Marampit (ketiganya

  • Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan I - 2 Dan Pulau-pulau Terluar

    dihuni warga Indonesia) di Sulawesi Utara yang berbatasan dengan Filipina; Pulau Fanildo, Pulau

    Bras (dihuni warga Indonesia), dan Pulau Fani di Papua yang berbatasan dengan Palau; Pulau

    Batek di Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Timor Leste; dan Pulau Dana di NTT yang

    berbatasan dengan Australia. Dengan demikian, terdapat enam pulau yang rawan konflik tersebut

    menjadi subyek dalam studi ini.

    Pada Pasal 10 Ayat (3) UU 24 tahun 1992 tersebut juga dijelaskan bahwa wilayah perbatasan

    merupakan salah satu kawasan yang strategis, yaitu kawasan yang secara nasional menyangkut

    hajat hidup orang banyak, baik ditinjau dari sudut kepentingan politik, ekonomi, sosial, budaya,

    lingkungan, dan pertahanan keamanan. Wilayah perbatasan meliputi wilayah perbatasan yang ada

    di daratan, di lautan, dan di udara dengan negara tetangga. Penentuan luas wilayah perbatasan

    dilakukan dengan mempertimbangkan perwujudan fungsi-fungsi perbatasan negara, yaitu fungsi

    security dan fungsi prosperity dengan memperhatikan realitas perkembangan kondisi lingkungan

    hidup di daerah melalui kajian dan observasi lapangan yang terukur.

    Batas geografis wilayah perbatasan maritim yang tegas memang masih belum ada, namun

    pemahaman kondisi wilayah ini dapat mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur

    mengenai batas wilayah administratif maupun hukum laut internasional. Wilayah perairan Indonesia

    meliputi laut teritorial, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman. Sesuai dengan konvensi hukum

    laut internasional, zone ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasan

    dengan laut wilayah Indonesia dengan batas terluar 200 mil laut dari garis pangkal laut wilayah

    Indonesia.

    Pada ZEE, Indonesia mempunyai hak pengelolaan yang berupa: eksplorasi dan eksploitasi,

    pengelolaan dan konservasi sumberdaya alam, kegiatan lain untuk eksplorasi dan eksploitasi

    ekonomis zona tersebut. Secara yurisdiksi, Indonesia pada ZEE mengatur pembuatan dan

    pemanfaatan pulau-pulau buatan, instalasi dan bangunan lainnya; penelitian ilmiah mengenai

    kelautan; serta perlindungan dan pelestarian lingkungan laut.

    Kebebasan pelayaran dan penerbangan internasional serta pemasangan kabel dan pipa bawah laut

    di ZEE Indonesia, diakui sesuai dengan prinsip-prinsip hukum laut internasional yang berlaku.

    Kegiatan-kegiatan di ZEE Indonesia harus seijin dan mengikuti syarat-syarat perijinan Pemerintah RI

    atau berdasarkan persetujuan internasional dengan Pemerintah RI. Keterbatasan pengawasan

    terhadap kegiatan eksploitasi sumberdaya kelautan, baik yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia

    maupun eksploitasi illegal warga negara asing, berpeluang mengancam kelestarian lingkungan atau

    sumberdaya kelautan yang ada. Penangkapan ikan merupakan salah satu eksploitasi sumberdaya

    kelautan yang perlu diperhatikan dalam penanganan wilayah perbatasan laut, mengingat sering

    terjadi lintas batas illegal nelayan asing ke wilayah NKRI ataupun nelayan RI ke wilayah negara

    tetangga, terutama yang mempergunakan teknologi penangkapan yang kurang ramah lingkungan.

  • Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan I - 3 Dan Pulau-pulau Terluar

    Dalam merespon kebutuhan akan pengelolaan kawasan perbatasaan, telah dilakukan kajian

    kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perbatasan pada Tahun 2002. Pada tahun

    selanjutnya ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana pengembangan (rencana tata ruang)

    kawasan perbatasan pada beberapa lokasi, terutama di sekitar Pos Lintas Batas (PLB) dan PPLB.

    Pada tahun yang sama juga disusun rancangan peraturan yang menjadi acuan pengembangan

    kawasan perbatasan, yaitu dalam bentuk Rancangan Keputusan Presiden (Rakeppres). Kegiatan

    tersebut ditindaknlanjuti lagi dengan sosialisasi dan persiapan legalisasi Rakeppres pada beberapa

    lokasi.

    Untuk mengeluarkan kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan yang tepat diperlukan rangkaian

    proses pengambilan keputusan yang lengkap. Dalam pengambilan keputusan tersebut diperlukan

    data dan informasi yang akurat untuk mendukung proses pengkajian dan analisa. Dalam kaitan

    tersebut, dalam kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan perbatasan yang telah disusun dalam

    bentuk Rakeppres harus dapat merespon kondisi yang aktual (up to date). Oleh karena itu, dalam

    rangkaian kegiatan pengelolaan kawasan perbatasan perlu untuk dilakukan updating data-data yang

    digunakan sebagai acuan untuk melengkapi Rancangan Keputusan Presiden tentang kebijakan dan

    strategi pengelolaan kawasan perbatasan maupun rencana pengembangan (rencana tata ruang)

    kawasan perbatasan.

    1.2 Maksud

    Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud untuk menyempurnakan data-data yang dijadikan acuan

    dalam penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perbatasan, terutama yang

    berkaitan dengan pengamanan wilayah teritorial RI dan pendayagunaan serta kelestarian

    sumberdaya kelautan pada pulau-pulau terluar sehingga tercipta keutuhan dan keamanan wilayah

    NKRI, serta pengelolaan sumberdaya kelautan yang berkelanjutan dan sinergis dengan pengelolaan

    kawasan daratan, baik berupa pulau-pulau kecil maupun pulau besar.

    1.3 Tujuan

    Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan agar tersedianya data dan informasi spasial yang menjadi acuan

    dalam perumusan kebijakan dan strategi spasial pengembangan kawasan perbatasan dan pulau-

    pulau terluar sehingga terwujud pengelolaan kawasan perbatasan mendukung keutuhan dan

    keamanan wilayah NKRI, serta pengelolaan sumberdaya kelautan yang berkelanjutan dan sinergis

    dengan pengelolaan kawasan daratan.

  • Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan I - 4 Dan Pulau-pulau Terluar

    1.4 Sasaran

    Sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah:

    1) Teridentifikasinya informasi mutakhir tentang kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan dan

    penanganan pulau-pulau terluar wilayah perbatasan yang dilakukan oleh sektor maupun daerah.

    2) Teridentifikasinya arahan pemanfaatan ruang dan arahan struktur ruang wilayah pada kawasan

    perbatasan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah nasional, dan rencana tata ruang provinsi

    maupun kabupaten yang terkait dengan kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar, baik yang

    sudah memiliki status hukum maupun dalam proses legalisasi.

    3) Teridentifikasinya gambaran kondisi pemanfaatan ruang kawasan perbatasan dan pulau-pulau

    terluar yang up to date.

    4) Teridentifikasinya gambaran kondisi sumberdaya alam kawasan perbatasan dan pulau-pulau

    terluar yang up to date.

    5) Teridentifikasinya gambaran kondisi infrastruktur dan utilitas kawasan perbatasan dan pulau-

    pulau terluar yang up to date.

    6) Teridentifikasinya gambaran kondisi sosial ekonomi masyarakat kawasan perbatasan yang up to

    date.

    7) Teridentifikasinya potensi perdagangan antara kawasan perbatasan dan hinterland-nya dengan

    negara-negara tetangga.

    1.5 Manfaat

    Manfaat dari pekerjaan ini bagi seluruh stakeholders terkait adalah tersedianya gambaran yang

    mutakhir tentang kondisi kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar sebagai pertimbangan

    mendasar untuk penetapan kebijakan dan strategi spasial pengembangan ekonomi wilayah yang

    terpadu antar kepentingan pemerintah dan pemerintah daerah.

    1.6 Keluaran

    Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Potret kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan dan penanganan pulau-pulau terluar wilayah

    perbatasan yang dilakukan oleh sektor-sektor maupun daerah yang mutakhir.

    2) Potret arahan pemanfaatan ruang dan arahan struktur ruang wilayah pada kawasan perbatasan

    yang mutakhir.

  • Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan I - 5 Dan Pulau-pulau Terluar

    3) Potret kondisi pemanfaatan ruang kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar pada tahun

    2004

    4) Gambaran kondisi sumberdaya alam kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar yang

    mutakhir

    5) Teridentifikasinya gambaran kondisi infrastruktur dan utilitas kawasan perbatasan dan pulau-

    pulau terluar yang up to date (tahun 2004);

    6) Teridentifikasinya gambaran kondisi sosial ekonomi masyarakat kawasan perbatasan yang up to

    date (tahun 2003 atau 2004);

    8) Teridentifikasinya potensi perdagangan antara kawasan perbatasan dan hinterland-nya dengan

    negara-negara tetangga (tahun 2003 atau 2004)

    1.7 Dampak

    Dampak yang diperkirakan dapat dirasakan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah kebijakan dan

    strategi pengembangan, serta arahan program makro pengembangan kawasan perbatasan dan

    pulau-pulau terluar yang sinkron antar sektor dan antar daerah dalam upaya memperkuat

    pengembangan ekonomi wilayah perbatasan maritim dan sekaligus menjalin kesatuan dan

    persatuan bangsa dalam kerangka NKRI.

    1.8 Ruang Lungkup

    1.8.1 Lingkup Wilayah

    Lingkup wilayah dalam studi ini meliputi kawasan perbatasan negara dan pulau-pulau

    terluar. Kawasan perbatasan yang menjadi objek studi adalah:

    1) Kawasan Perbatasan RI (NAD, Sumut) dengan negara India/Thailand/Malaysia

    2) Kawasan Perbatasan RI (Riau, Kep. Riau) dengan negara Malaysia/Vietnam/Singapura

    3) Kawasan Perbatasan RI (Kalbar, Kaltim) dengan negara Malaysia (Sarawak, Sabah)

    4) Kawasan Perbatasan RI (Belu, TTU, Kupang NTT) dengan negara Timor Leste

    5) Kawasan Perbatasan RI (Kep. Alor NTT) dengan negara Timor Leste/Australia

    6) Kawasan Perbatasan RI (Sangihe Talaud Sulut) dengan negara Philipina

    7) Kawasan Perbatasan RI (Maluku) dengan negara Timor Leste/Australia

    8) Kawasan Perbatasan RI (Maluku Utara, Papua) dengan negara Palau

    9) Kawasan Perbatasan RI (Papua) dengan negara Papua New Guinea

    Pulau-pulau terluar yang menjadi objek studi antara lain adalah pulau-pulau yang terletak di

    Provinsi Nangroe Aceh Darusalam, Provinsi Maluku, Provinsi Maluku Utara, Provinsi Papua,

  • Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan I - 6 Dan Pulau-pulau Terluar

    dan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sekurangnya terdapat 34 pulau terluar yang menjadi

    titik pangkal, baik sebagai garis pangkal biasa maupun garis pangkal kepulauan

    sebagaimana telah ditetapkan melalui PP 38 tahun 2002 (lihat Tabel 1.1).

    Tabel 1.1

    DAFTAR PULAU-PULAU TERLUAR DI PROVINSI NAD, MALUKU, MALUKU UTARA, PAPUA, DAN NTT

    NO. PROVINSI/LETAK GEOGRAFIS NAMA PULAU

    PAPUA

    1 Laut : Halmahera P. Jiew

    00 43' 39" U 129 08' 30" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    2 Samudera : Pasifik P. Budd

    00 32' 08" U 130 43' 52" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    3 Samudera : Pasifik P. Fani

    01 05' 20" U 131 15' 35" T Garis Pangkal Biasa

    01 04' 28" U 131 16' 49" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    4 Samudera : Pasifik P. Miossu

    00 20' 16" S 132 09' 34" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    5 Samudera : Pasifik P. Fanildo

    00 56' 22" U 134 17' 44" T Garis Pangkal Biasa

    6 Samudera : Pasifik P. Bras

    00 55' 57" U 134 20' 30" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    7 Samudera : Pasifik P. Bepondi

    00 23' 38" S 135 16' 27" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    8 Samudera : Pasifik P. Liki

    01 34' 26" S 138 42' 57" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    9 Laut : Aru P. Kolepon

    08 12' 49" S 137 41' 24" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    08 12' 49" S 137 41' 24" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    MALUKU

    1 Laut : Aru P. Laag

    05 23' 14" S 137 43' 07" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    05 23' 14" S 137 43' 07" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    2 Laut : Aru P. Ararkula

    05 35' 42" S 134 49' 05" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    3 Laut : Aru P. Karaweira Br

    06 00' 09" S 134 54' 26" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    4 Laut : Aru P. Panambulai

    06 19' 26" S 134 54' 53" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    5 Laut : Aru P. Kultubai Utara

    06 38' 50" S 134 50' 12" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    6 Laut : Aru P. Kultubai Selatan

    06 49' 54" S 134 47' 14" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    7 Laut : Aru P. Karang

    07 01' 08" S 134 41' 26" T Garis Pangkal Biasa

    07 01' 48" S 134 40' 38" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

  • Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan I - 7 Dan Pulau-pulau Terluar

    NO. PROVINSI/LETAK GEOGRAFIS NAMA PULAU

    8 Laut : Aru P. Enu

    07 06' 14" S 134 31' 19" T Garis Pangkal Biasa

    07 05' 23" S 134 28' 18" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    9 Laut : Aru P. Batugoyang

    06 57' 01" S 134 11' 38" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    10 Laut : Aru P. Larat

    07 14' 26" S 131 58' 49" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    11 Laut : Timor P. Asutubun

    08 03' 07" S 131 18' 02" T Garis Pangkal Biasa

    08 03' 57" S 131 16' 55" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    12 Laut : Timor P. Selaru Timur

    08 10' 17" S 131 07' 31" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    13 Laut : Timor P. Selaru Barat

    08 18' 27" S 130 53' 20" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    14 Laut : Timor P. Batarkusu

    08 20' 30" S 130 49' 16" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    15 Laut : Timor P. Masela

    08 13' 29" S 129 49' 32" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    16 Laut : Timor P. Meatimiarang

    08 21' 09" S 128 30' 52" T

    NTT

    1 Samudera : Hindia P. Dana

    11 00' 36" S 122 52' 37" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    10 50' 00" S 121 16' 57" T Garis Pangkal Biasa

    10 49' 54" S 121 16' 38" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    2 Samudera : Hindia P. Mangudu

    10 20' 22" S 120 07' 02" T Garis Pangkal Biasa

    10 20' 08" S 120 05' 56" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    NAD

    1 Samudera : Hindia P. Simeulucut

    02 31' 47" U 95 55' 05" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    2 Samudera : Hindia P. Salaut Besar

    02 57' 51" U 95 23' 34" T Garis Pangkal Biasa

    02 58' 57" U 95 23' 06" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    3 Samudera : Hindia P. Raya

    04 52' 33" U 95 21' 46" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    4 Samudera : Hindia P. Rusa

    05 16' 34" U 95 12' 07" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    5 Samudera : Hindia P. Benggala

    05 47' 34" U 94 58' 21" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    6 Samudera : Hindia P. Rondo

    06 04' 30" U 95 06' 45" T Garis Pangkal Biasa

    06 04' 30" U 95 07' 11" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

    7 Selat : Malaka P. Paru Buso

    05 13' 01" U 97 32' 54" T Garis Pangkal Lurus Kepulauan

  • Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan I - 8 Dan Pulau-pulau Terluar

    1.8.2 Ruang Lingkup Kegiatan

    Pendekatan yang diambil dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan kawasan perbatasan

    adalah pembangunan kawasan berdasarkan pendekatan prosperity (kesejahteraan),

    security (keamanan), dan environment (kelestarian lingkungan). Dengan memperhatikan

    ketiga aspek pendekatan tersebut, maka lingkup kegiatan yang akan dilakukan sekurang-

    kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

    1) Melakukan pemahaman terhadap kebijakan dan strategi pengembangan kawasan

    perbatasan dan penanganan pulau-pulau terluar

    2) Melakukan kajian terhadap kebutuhan data dan informasi yang akan di-update

    3) Melakukan pengumpulan data dan analisis terhadap:

    terhadap kebijakan pembangunan sektor dan daerah yang terkait dengan

    pengelolaan kawasan perbatasan dan penanganan pulau-pulau terluar.

    arahan rencana struktur tata ruang dan rencana pola pemanfaatan ruang pada

    tingkat nasional (RTRWN) dan daerah (RTRWP dan RTRW Kab/Kota) pada

    kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar.

    kondisi pemanfaatan ruang melalui interpretasi dengan menggunakan citra satelit

    pada kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar.

    pemanfaatan sumberdaya yang terdapat pada kawasan perbatasan dan pulau-

    pulau terluar.

    potensi perdagangan yang dilakukan dengan analisa ekonomi wilayah yang

    didasari dengan kajian mendalam terhadap potensi perdagangan antar negara

    untuk memperoleh jenis pengelolaan sumberdaya alam maupun sumberdaya

    lainnya yang optimal dalam rangka meningkatkan perekonomian wilayah

    perbatasan.

    identifikasi kondisi infrastruktur dan utilitas prasarana wilayah untuk memperoleh

    titik-titik yang dapat dikembangkan sebagai outlet dan kebutuhan infrastruktur

    pendukung kegiatan ekonomi wilayah dengan mempertimbangkan keterkaitannya

    dengan sistem perkotaan yang ada, khususnya kota-kota yang berada di main land.

    kondisi sosial ekonomi masyarakat pada kawasan perbatasan dan pulau-pulau

    terluar dengan menggunakan data-data statistik (Statistik Potensi Desa maupun

    data lainnya).

    1.9 Sistematika Pembahasan

    Laporan ini disajikan atas sistematika sebagai berikut.

    BAB 1 PENDAHULUAN

    Bagian dari laporan ini akan menguraikan hal-hal yang mendasari pekerjaan, yaitu latar

  • Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan I - 9 Dan Pulau-pulau Terluar

    belakang pekerjaan, maksud, tujuan dan sasaran, manfaat, keluaran, dampak, lingkup

    wilayah dan sistematika penyajian laporan pendahuluan

    BAB 2 DESKRIPSI KAWASAN PERBATASAN DAN PULAU-PULAU TERLUAR

    Bagian ini akan menyajikan gambaran sekilas kawasan perbatasan dan pulau-pulau

    terluar, baik di darat maupun di laut yang mencakup karakteristik fisik, sosial, dan

    ekonomi

    BAB 3 KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN

    Bab ini memaparkan kebijaksanaan pemerintah, daerah dan sektor dalam penanganan

    kawasan perbatasan.

    BAB 4 KONDISI KAWASAN PERBATASAN

    Bagian akhir dari laporan ini menyajikan kondisi kawasan perbatasan berdasarkan data-

    data yang up to date, yang meliputi kondisi sosial budaya masyarakat setempat,

    pemanfaatan ruang, dan potensi ekonomi yang dapat dikembangkan pada masing-

    masing kawasan perbatasan negara yang menjadi lokasi kegiatan ini.