strategi dan konsepsi an wilayah perbatasan

Upload: jaxassss

Post on 09-Apr-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    1/47

    STRATEGI DAN KONSEPSIPENGEMBANGAN

    KAWASAN PERBATASAN NEGARA

    DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

    DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    2/47

    STRATEGI DAN KONSEPSI PENGEMBANGAN

    KAWASAN PERBATASAN NEGARA

    I. PENDAHULUAN

    Meskipun pengembangan wilayah perbatasan telah menjadi

    komitmen dan prioritas Pemerintah dalam dasawarsa terakhirsebagaimana dapat diamati dalam kebijakan pembangunan yang

    dituangkan dalam GBHN 1993 dan Repelita VI, namun hingga saatini masih belum memperlihatkan hasil yang nyata. Komitmen

    Pemerintah dalam upaya pengembangan kawasan perbatasan

    masih konsisten, sebagaimana dinyatakan dalam GBHN 1999 2004 pada Bab IV Arah Kebijakan, butir G. Pembangunan Daerah,

    1h, yaitu: meningkatkan pembangunan di seluruh daerah,terutama di kawasan timur Indonesia, daerah perbatasan dan

    wilayah tertinggal lainnya dengan berlandaskan pada prinsip

    desentralisasi dan otonomi daerah.

    Dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000 2004

    dinyatakan program pengembangan daerah perbatasan

    bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraanmasyarakat, meningkatkan kapasitaspengelolaan potensi wilayah

    perbatasan, dan memantapkan ketertiban dan keamanan daerah

    yang berbatasan dengan negara lain. Sasarannya adalahterwujudnya peningkatan kehidupan sosial-ekonomi dan

    ketahanan sosial masyarakat, terkelolanya potensi wilayah, danketertiban serta keamanan kawasan perbatasan. Komponen-

    komponen program prioritasnya antara lain:

    pengembangan pusat-pusat permukiman potensial

    termasuk permukiman transmigrasi di daerah perbatasan;

    peningkatan pelayanan prasarana transportasi dankomunikasi untuk membuka keterisolasian daerah dan

    pemasaran produksi;

    peningkatan pelayanan sosial dasar khususnya pendidikan

    dan kesehatan; penataan wilayah administratif dan tapal

    batas;

    pengembangan partisipasi swasta dalam pemanfaatan

    potensi wilayah khususnya pertambangan dan kehutanan;serta

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    3/47

    peningkatan kerjasama dan kesepakatan dengan negaratetangga di bidang keamanan, ekonomi, serta pengelolaan

    sumberdaya alam dan lingkungan daerah perbatasan.

    Kebijakan pemerintah terkait dengan upaya peningkatan

    keserasian pertumbuhan antardaerah antara lain adalah dengan

    memacu pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjanganantardaerah dengan mengembangkan potensi sesuai dengan

    kondisi daerah. Keserasian antardaerah diciptakan denganmemacu pembangunan daerah yang tertinggal dan terisolasi,

    seperti kawasan timur Indonesia dan beberapa wilayah dikawasan barat Indonesia, serta mendukung pengembangan

    kawasan pertumbuhan lintas batas internasional, kawasan

    perbatasan antarnegara, dan kawasan yang mendukungkepentingan pertahanan keamanan nasional.

    Secara fisik, Indonesia merupakan negara terbesar kelima di

    dunia yang batas negaranya ada di dua matra, yaitu di lautdengan 10 (sepuluh) negara tetangga, dan di darat dengan 3

    (tiga) negara tetangga. Karakteristik batas laut dan darat sangatberbeda, namun keduanya harus ditangani secara komprehensif

    yang meliputi aspek filosofis, yuridis, politis, sosial ekonomi, dan

    kultur historis, serta harus didukung dengan aspek teknis danteknologi yang memadai.

    Penanganan perbatasan negara selama ini belum dapat berjalan

    secara optimal dan kurang terpadu, serta timbulnya konflik antarberbagai pihak (baik secara horisontal, sektoral, maupun vertikal)

    tidak dapat dihindari. Persepsi bahwa penanganan kawasanperbatasan ini hanya menjadi domain pemerintah (pusat) saja

    sudah waktunya diperbaiki dalam era otonomi daerah, meskipunkawasan perbatasan ini merupakan kawasan strategis nasional.

    Nilai strategis kawasan perbatasan ditentukan antara lain oleh

    kegiatan yang berlangsung di dalam kawasan:

    mempunyai potensi sumberdaya yang berdampak ekonomi

    dan pemanfaatan ruang wilayah secara siginifikan;

    merupakan faktor pendorong bagi peningkatankesejahteraan sosial ekonomi masyarakat di dalam ataupun di

    luar wilayah;

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    4/47

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    5/47

    kualitas kesejahteraan masyarakatnya dan kemajuan wilayahtanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.

    Keterlibatan multistakeholders dalam pengembangan wilayah

    perbatasan ini menjadi hal yang menarik dan sekaligus kompleks.

    Kekompleksitasan ini diharapkan dapat dipadu secara sinergisdalam bentuk strategi kebijakan dan konsepsi penanganan yangditawarkan.

    II. KONDISI KAWASAN PERBATASAN

    A. Kondisi Umum

    Kondisi umum kawasan perbatasan dapat dilihat dari tigaaspek, yaitu:

    1. Aspek Sosial Ekonomi

    Merupakan daerah yang kurang berkembang (terbelakang)yang disebabkan antara lain oleh:

    a. lokasinya yang relatif terisolir/terpencil dengan

    tingkat aksesibilitas yang rendah,

    b. rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatanmasyarakat,

    c. rendahnya tingkat kesejahteraan sosial ekonomimasyarakat daerah perbatasan (jumlah penduduk

    miskin dan desa tertinggal),

    d. langkanya informasi tentang pemerintah dan

    pembangunan yang diterima oleh masyarakat di daerah

    perbatasan (blank spots).

    2. Aspek Pertahanan Keamanan

    Kawasan perbatasan merupakan wilayah pembinaan yangluas dengan pola penyebaran penduduk yang tidak

    merata, sehingga menyebabkan rentang kendali

    pemerintahan sulit dilaksanakan, serta pengawasan danpembinaan teritorial sulit dilaksanakan dengan mantap dan

    efisien.

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    6/47

    3. Aspek Politis

    Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kawasan

    perbatasan umumnya dipengaruhi oleh kegiatan sosial

    ekonomi di negara tetangga. Kondisi tersebut berpotensi

    untuk mengundang kerawanan di bidang politik, karenameskipun orientasi masyarakat masih terbatas padabidang ekonomi dan sosial, namun dimungkinkan adanya

    kecenderungan untuk bergeser ke soal politik, terutama

    apabila kehidupan ekonomi masyarakat daerah perbatasanmempunyai ketergantungan kepada perekonomian negara

    tetangga, maka hal inipun, selain dapat menimbulkankerawanan di bidang politik juga dapat menurunkan harkat

    dan martabat bangsa.

    B. Kondisi Kawasan Perbatasan Pulau Kalimantan

    Kawasan perbatasan dengan negara tetangga di Propinsi

    Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur merupakanperbatasan wilayah darat dan laut yang mempunyai pola

    keterkaitan pada daerah perbatasan darat antara wilayah

    Propinsi Kalimantan Barat dengan Negeri Sarawak dan antaraPropinsi Kalimantan Timur dengan Negeri Sabah. Kedua

    kawasan tersebut relatif berhubungan langsung satu samalain karena merupakan perbatasan darat. Kondisi yang

    berbeda satu sama lain, dimana wilayah Malaysia relatif lebih

    maju dibandingkan dengan wilayah Indonesia, maka terjadikecenderungan perubahan orientasi kegiatan sosial ekonomi

    penduduk di wilayah Indonesia ke wilayah Malaysia. Pos lintasbatas darat yang telah diresmikan meliputi dua titik, yaitu

    Entikong (Singkawang Kalimantan Barat) Tebedu (NegeriSarawak), dan Nanga Badau (Kapuas Hulu Kalimantan

    Barat) Lubuk Antu (Negeri Sarawak), keduanya dalam

    rangka mendukung IMS GT dan BIMP EAGA.

    Adapun lintas batas melalui laut ataupun udara mempunyai

    permasalahan yang berbeda dengan lintas batas melalui

    daratan. Adapun pelabuhan laut yang dapat dimanfaatkanuntuk sarana lintas batas di Pulau Kalimantan terdiri dari:

    Pelabuhan Pontianak di Propinsi Kalimantan Barat

    (mendukung IMS GT dan BIMP - EAGA),

    Pelabuhan Sampit di Propinsi Kalimantan Tengah

    (mendukung BIMP EAGA),

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    7/47

    Pelabuhan Balikpapan di Propinsi Kalimantan Timur(mendukung BIMP EAGA),

    Pelabuhan Tarakan di Propinsi Kalimantan Timur(mendukung BIMP EAGA),

    Pelabuhan Nunukan di Propinsi Kalimantan Timur

    (mendukung BIMP EAGA), Pelabuhan Samarinda di Propinsi Kalimantan Timur

    (mendukung BIMP EAGA),

    Pelabuhan Banjarmasin di Propinsi Kalimantan

    Selatan (mendukung BIMP EAGA).

    Sedangkan bandar udara yang dapat dimanfaatkan untuksarana lintas batas di Pulau Kalimantan terdiri dari:

    Bandar udara Supadio Pontianak di Propinsi

    Kalimantan Barat (mendukung IMS GT dan BIMP -EAGA),

    Bandar udara Sepinggan Balikpapan di PropinsiKalimantan Timur (mendukung BIMP EAGA),

    Bandar udara Tarakan di Propinsi Kalimantan Timur

    (mendukung BIMP EAGA).

    C. Kondisi Kawasan Perbatasan Propinsi Papua

    Pos lintas batas darat di Propinsi Papua belum ada yang telah

    diresmikan. Lintas batas melalui laut ataupun udaramempunyai permasalahan yang berbeda dengan lintas batas

    darat. Pelabuhan laut yang dapat dimanfaatkan untuk saranalintas batas di Propinsi Papua untuk mendukung kerjasama

    regional BIMP EAGA meliputi 3 pelabuhan, yaitu: (1)pelabuhan Jayapura, (2) Sorong, dan (3) Biak. Sedangkan

    bandar udara yang dapat dimanfaatkan untuk sarana lintasbatas di Propinsi Papua belum tersedia.

    D. Kondisi Kawasan Perbatasan Propinsi Nusa Tenggara

    Timur

    Tapal batas darat antara Indonesia dan Timor Leste

    membentang sepanjang 150 km meliputi Kabupaten Belu dan

    Timor Tengah Utara yang berbatasan langsung dengan tigadisrik: Maliana, Kovalima, dan Oecusse. Wilayah Timor Leste,

    yakni distrik Oecusse, menjadi daerah enclave yang terjepitantara Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara di Indonesia.

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    8/47

    Pembahasan transportasi darat dari Oecusse ke Dilli masihbelum dicapai kesepakatan, nota kesepahaman (MoU) yang

    ditandatangani pada 26 Februari 2002 di Nusa Dua, Balihanya menyepakati untuk mengatur masalah transportasi

    komersial antara Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur

    menyangkut lintas perbatasan antara Oecusse dan TimorLeste dan mengatur lintas batas secara tradisional tanpa

    menggunakan paspor dan visa.

    Saat ini, ada dua pintu perbatasan resmi, lengkap denganpetugas bea cukai dan imigrasi, yaitu di Matoain dan

    Metamau. Kedua pintu itu menghubungkan daerah KabupatenBelu di NTT dengan sektor timur negara Timor Leste. Selain

    itu sedang diupayakan penambahan satu pintu lagi di Napanyang merupakan pintu masuk dari Kabupaten Timor Timur

    Utara (TTU) dengan enklave Oecusse.

    Sementara itu, kesepakatan antar kedua negara untukmembuka lima pasar tradisional secara resmi, yaitu: di Memo

    (Bobobnaro), Salele (Kovalima), Wini (NTT), Turiskai (NTT),

    dan Haikesak (NTT), perlu segera diantisipasi terutama olehIndonesia mengingat mata uang yang digunakan oleh Tiomor

    Leste adalah Dolar Amerika. Perbedaan harga jual beberapakomoditas akan dapat menarik masyarakat Indonesia untuk

    bertransaksi di Timor Leste.

    E. Kondisi Kawasan Perbatasan Pulau Sulawesi

    Pulau Sulawesi tidak mempunyai kawasan perbatasan darat,namun hanya mempunyai kawasan perbatasan laut. Lintas

    batas laut dilakukan melalui pelabuhan laut ataupun bandarudara. Terdapat empat pelabuhan laut di Pulau Sulawesi yang

    dapat memberikan fasilitas lintas batas terutama dalammendukung kerjasama regional BIMP EAGA, yaitu:

    Pelabuhan Bitung di Propinsi Sulawesi Utara;

    Pelabuhan Pantoloan di Propinsi Sulawesi Tengah;

    Pelabuhan Makasar di Propinsi Sulawesi Selatan; dan

    Pelabuhan Kendari di Propinsi Sulawesi Tenggara.

    Sedangkan lintas batas melalui Bandar udara di PulauSulawesi hanya dilayani oleh dua bandar udara, yaitu: bandar

    udara Hasanuddin Makasar di Propinsi Sulawesi Selatan dan

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    9/47

    bandar udara Sam Ratulangi Manado di Propinsi SulawesiUtara.

    F. Kondisi Kawasan Perbatasan Pulau Sumatera

    Kawasan perbatasan negara di Pulau Sumatera seluruhnyaterletak di laut. Kegiatan lintas batas melalui laut lebih

    intensif terjadi di Propinsi Riau, hal ini dapat diperhatikan dari

    jumlah pelabuhan laut yang dapat memfasilitasi lintas batasterutama dalam mendukung kerjasama regional IMS GT

    dan IMT GT yang meliputi pelabuhan sebagai berikut:

    Pelabuhan Malahayati Banda Aceh dan Pelabuhan

    Lhokseumawe di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam;

    Pelabuhan Tanjung Balai Asahan/Kuala Tanjung Kisaran dan Pelabuhan Belawan Medan di Propinsi

    Sumatra Utara;

    Pelabuhan Sekupang Batam, Pelabuhan Batu

    Ampar, Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, Pelabuhan

    Tanjung Pinang, Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Selat Kijang Kijang, Pelabuhan Nongsa, Pelabuhan Telaga Pungkur,

    Pelabuhan Bandar Banten Telani, Pelabuhan Bandar SeriUdana;

    Pelabuhan Teluk Bayur di Propinsi Sumatera Barat;

    Pelabuhan Palembang di Propinsi Sumatera Selatan;

    Pelabuhan Panjang di Propinsi Lampung;

    Pelabuhan Jambi di Propinsi Jambi; dan Pelabuhan Pulau Baai di Propinsi Bengkulu.

    Sedangkan bandar udara yang dapat memberikan pelayanan

    lintas batas negara di Pulau Sumatera meliputi bandar udara:

    Sultan Iskandar Muda Banda Aceh di Propinsi

    Nanggroe Aceh Darussalam;

    Polonia Medan dan Binaka di Propinsi SumateraUtara;

    Hang Nadim Pekanbaru dan Simpang Tiga diPropinsi Riau;

    Tabing Padang di Propinsi Sumatera Barat; dan

    Sultan Machmud Badaruddin II Palembang diPropinsi Sumatera Selatan;

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    10/47

    III. KELEMBAGAAN KERJASAMA PENANGANANKAWASAN PERBATASAN

    1. Kelembagaan Penanganan Wilayah Perbatasan RI

    Malaysia

    Kelembagaan untuk menyelesaikan masalah-masalah perbatasan RI

    Malaysia adalah General Border Committee (GBC) yang diketuaioleh Panglima TNI. Forum ini mengadakan pertemuan setahun sekali

    dengan tempat saling bergantian antara Indonesia dan Malaysia.Pada rapat interdep (di Mabes TNI, 3 Juli 2000) dibahas perubahan

    struktur organisasi GBC menjadi sebagai berikut:

    General Border Committee (GBC), diketuai oleh Menteri Pertahanandilengkapi dengan 5 sub Komite, yaitu:

    1. Staff Planning Committee (SPC), diketuai oleh

    Kasum TNI2. Sub Komite Keamanan Perbatasan, diketuai oleh

    Mabes TNI3. Sub Komite Sosio Ekonomi (SOSEK), diketuai oleh

    Depdagri

    4. Sub Komite Penegasan Batas Wilayah, diketuai oleh

    Depdagri atau Dephan;

    5. Sub Komite Penanggulangan Bencana danKecelakaan, diketuai oleh Badan Koordinasi Nasional

    Penanggulangan Bencana dan PenanggulanganPengungsi yang dibentuk dengan KEPPRES No.3

    Tahun 2001

    Permasalahan perbatasan yang ada saat ini terjadi pada 9 titik

    permasalahan sangat kompleks dan menyangkut kepastian hukumtentang wilayah NKRI atau Malaysia, yaitu masalah: (1) Tanjung Datu,

    (2) Batu Aum, (3) Semilau, (4) Sungai Sinapad, (5) SungaiSemantipal, (6) Nanga Badau, (7) Sungai Buan, (8) Gunung Raya, dan(9) Pulau Sebatik.

    Kerjasama di bidang sosial ekonomi daerah perbatasan Malaysia

    (Sarawak dan Sabah) dengan Indonesia (Kalimantan Barat danKalimantan Timur) yang disebut Sosek Malindo telah dilengkapi

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    11/47

    dengan kelompok kerja (KK) Sosek Malindo di tingkat propinsi/negeri(struktur organisasi Sosek Malindo pada Gambar 1) yang ditujukan

    untuk: (a) menentukan proyek-proyek pembangunan sosial ekonomiyang digunakan bersama, (b) merumuskan hal-hal yang berhubungan

    dengan pelaksanaan pembangunan sosial ekonomi di wilayah

    perbatasan, (c) melaksanakan pertukaran informasi mengenai proyek-proyek pembangunan sosial ekonomi di wilayah perbatasan bersama,

    dan (d) menyampaikan laporan kepada KK Sosek Malindo tingkatpusat mengenai pelaksanaan kerjasama pembangunan sosial ekonomi

    di daerah perbatasan.

    Gambar 1

    Struktur Organisasi

    Kerjasama Pembangunan Sosio Ekonomi

    Wilayah Perbatasan Malaysia Indonesia (KK SOSEK

    MALINDO)

    General Border Committee (GBC)

    Ketua: Panglima TNI

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    12/47

    Tim Teknis

    Tim Teknis

    Ketua:

    Bappeda Kaltim

    Tim Teknis

    Kelompok Kerja/Jawatankuasa Kerja Sosek Malindo Tingkat DaerahKALBAR SARAWAK

    Kelompok Kerja/Jawatankuasa Kerja Sosek Malindo Tingkat DaerahKALTIM SABAH

    Tim Teknis

    Ketua:

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    13/47

    Bappeda Kalbar

    Coordinated Operation Control Committee (COCC)

    Ketua: Asops Kasum TNI

    Jawatan Kuasa Latihan Bersama (JKLB)

    Ketua: Asops Kasum TNI

    Kelompok Kerja Sosek Malindo

    Ketua: Aster Kaster TNI

    Kelompok Kerja SAR

    Ketua: Kabasarnas

    Staff Planning Committee (SPC)

    Ketua: Kasum TNI

    Selain dari hasil kerjasama dalam bidang sosial ekonomi yang

    dilandasi oleh latar belakang politis di atas, telah dirintis dandikembangkan pula beberapa kerjasama ekonomi bilateral dan

    multilateral antara Indonesia dengan negara-negara tetangga, yangantara lain ditunjukkan oleh:

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    14/47

    kerjasama segitiga pertumbuhan IMS-GT (Indonesia, Malaysia,Singapura Growth Triangle) atau yang juga dikenal dengan

    kerjasama segitiga pertumbuhan SIJORI (Singapore-Johor-Riau);

    kerjasama segitiga pertumbuhan utara IMT-GT (Indonesia,

    Malaysia, Thailand Growth Triangle); kerjasama kawasan pertumbuhan ASEAN timur, BIMP-EAGA

    (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines EastAsean Growth Area), yang meliputi Propinsi Sulawesi Utara

    (Manado dan Bitung), Propinsi Kalimantan Timur, Mindanao

    (Davao) di Filipina, Sabah (Kota Kinibalu), dan BruneiDarussalam.

    2. Kelembagaan Penanganan Wilayah Perbatasan RI Papua New Guinea

    Kelembagaan yang dibentuk untuk menangani masalah perbatasan RI

    Papua New Guinea berupa Joint Border Comitte (JBC) yangdibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Papua

    New Guinea yang tertuang dalam MOU on the Establishment of theJoint Border Committee dan ditandatangani di Port Moresby PNG

    pada tanggal 4 Agustus 1982 dan diratifikasi pada tanggal 15

    November 1993 di Rabaul PNG.

    Joint Border Committe (JBC) atau Komite Bersama Perbatasanmerupakan forum antar pemerintah untuk menampung dan

    menyelesaikan seluruh masalah yang belum terselesaikan dalamforum Sub Komite, mengadakan pertemuan sekali dalam setahun

    dengan tempat saling bergantian. Adapun Sub-Komite yang berada dibawah JBC meliputi:

    a. Border Liaison Meeting (BLM) atau Penghubung

    Perbatasan diketuai oleh wakil Gubernur Papua

    dan mengadakan pertemuan dua kali dalam

    setahun dengan tempat saling bergantian,yang berfungsi menyelesaikan masalah-

    masalah yang dihadapi dan diperkirakan akantimbul di wilayah perbatasan terutama

    mengenai pelintas batas dan gejala sosial

    lainnya.b. Joint Technical Sub Committee on Survey,

    Demarcation and Mapping (JTSC) atau Sub

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    15/47

    Komite Teknis tentang Demarkasi danPemetaan diketuai Kepala Pusat Survei dan

    Pemetaan (PUSSURTA) Mabes TNI danmengadakan pertemuan sekali dalam setahun

    dengan tempat saling bergantian, yang

    berfungsi menyelesaikan masalah penetapanbatas wilayah phisik kedua negara

    c. Joint Technical Sub Committee on SecurityMatters along to the Common Border Area

    (JSCS) atau Sub Komite Teknis tentang

    Keamanan di sepanjang perbatasan diketuaioleh wakil asisten Operasi kasum TNI dan

    mengadakan pertemuan setahun sekali dengantempat saling bergantian dengan fungsi untuk

    menyelesaikan masalah-masalah keamanan di

    wilayah perbatasan kedua negara

    Sidang Perundingan Joint Border Comitte ke-20 di kota Alotau,

    propinsi Milne Bay-Papua New Guinea (6-8 November 2001)membahas permasalahan yang dihadapi dan diperkirakan akan timbul

    berdasarkan perjanjian Saling Menghormati, Persahabatan danKerjasama (Treaty of Mutual Respect, Friendship and Co-operation)

    yang ditandatangani pada tanggal 27 Oktober 1980 di Papua New

    Guinea dengan hasil:

    Dari seluruh materi yang dibahas dalam sidang perundingan JBC ke-20

    tersebut, masih terdapat beberapa hal yang memerlukan perhatian

    dan tindak lanjut bagi kedua belah pihak, yaitu:

    MOU mengenai pembentukan Sub Committee Teknis on

    SAR dan Standard Operating Procedures (SOP) masihmemerlukan penyempurnaan, sehingga kedua belah pihak dapat

    segera mempercepat proses penyelesaiannya agar segera

    ditandatangani.

    Direncanakan untuk membuka secara resmi Pos Perbatasan

    di Wutung Skou serta jalan penghubung antara Jayapura Vanimo.

    MOU on Illegal Movement of the Third Country Along the

    Border.

    (Memorandum Saling Pengertian tentang Pergerakan Orang dari

    Negara Ketiga)

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    16/47

    Indonesia telah menyampaikan naskah working group inisebagai bahan yang perlu dipelajari oleh pihak PNG.

    Transportasi darat dan Asuransi.

    PNG menyarankan agar para pihak bidang teknis yangmenyangkut dengan masalah asuransi segera mengadakan

    pertemuannya untuk merealisir kerjasama di bidang

    perasuransian guna mengurangi resiko kerugian.

    Kasus Wara Smol

    Dalam rangka menindaklanjuti hasil JBC ke-20 RI-PNG, pada

    tanggal 20-21 Desember 2001 telah dilaksanakan peninjauanbersama ke lokasi Wara Smol oleh 4 orang (2 orang dari RI dan

    2 orang dari PNG) dengan hasil:

    o Desa yang ada di Wara Smol secara pasti terletak di

    wilayah Indonesia.

    o Mengaku Warga Negara PNG dan mengibarkan bendera

    PNG.

    o Belum pernah ada pejabat dari Indonesia mengunjungi

    daerah tersebut

    o Ada perintah Gubernur Propinsi Sandaun (PNG) untuk

    membangun airstrip di desa Iksikin.

    Hasil tinjauan ini akan dibahas pada saat sidang JBC ke-21 RI-PNG, di Surabaya.

    Pembentukan jasa komunikasi perbatasan

    Traktat Ekstradisi.

    Saat ini Indonesia masih mempelajari naskah yang pernah

    disampaikan pihak PNG.

    Pencemaran Lingkungan akibat Perusahaan Pertambangan OKTedi

    PNG memohon izin pesawatnya untuk melintasi batas wilayah

    Indonesia guna melakukan penilaian kerusakan lingkungansebagai akibat Pertambangan OK Tedi Mining yang mendapat

    respon persetujuannya dari delegasi RI dengan mengharapkan

    agar laporan hasil pelaksanaan penilaian tersebut dapat

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    17/47

    disampaikan kepada Indonesia secepatnya melalui salurandiplomatik

    Basic Agreement on Border Arrangement.

    (Persetujuan Dasar tentang Pengaturan-pengaturan Perbatasan)

    Diadakan perpanjangan masa berlakunya Basic Agreement onBorder Arrangement melalui pertukaran nota diplomatik, hal ini

    dilakukan pihak Indonesia pada tanggal 1 November 2001 yangmenyampaikannya kepada pihak PNG melalui saluran

    diplomatik.

    3. Kelembagaan Penanganan Wilayah Perbatasan RI Timor Leste

    Joint Border Committee (JBC) RI-UNTAET dibentuk pada tanggal 14September 2000 di Bali dengan telah ditandatangani arrangementnya

    yang merupakan forum tingkat pusat untuk menampung seluruh

    masalah perbatasan RI-Timor Leste.

    Pertemuan pertama JBC RI- UNTAET (Denpasar, Bali tanggal 30

    Januari 2001) dengan hasil:

    Kesepakatan pembentukan Komite Perbatasan, susunankeanggotaan dari masing-masing Komite Perbatasan Nasional

    dan 5 (lima) sub Komite Teknis (Sub Komite Teknik ManajemenPerbatasan, Lintas Perbatasan Orang dan Barang, Kerjasama

    Polisi Lintas Perbatasan. Keamanan Perbatasan dan Para Pelintas

    Perbatasan) disertai prosedur operasional dan mekanismekoordinasinya.

    Pejabat Perantara Perbatasan (Border Liaison) untuk KomitePerbatasan akan diketuai oleh Wakil Gubernur Propinsi NTT yang

    beranggotakan perwakilan dari Pemerintah Pusat dan Daerah.

    Komite Bersama Perbatasan akan mengadakan pertemuan dua

    kali setahun, masing-masing Sub Komite Teknis bertemu tigakali dalam setahun dan kemungkinan diadakan pertemuantambahan sesuai dengan kebutuhan.

    Kesepakatan penggabungan Sub Komite Teknis Lintas

    Perbatasan Orang dan Barang dan Sub Komite Teknis ParaPelintas Perbatasan menjadi satu Sub Komite Teknis.

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    18/47

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    19/47

    4. Kelembagaan Penanganan Perbatasan RI FILIPINA

    Kawasan perbatasan negara RI Filipina berupa kawasan perbatasan

    laut. Kesepakatan perbatasan negara yang masih perlu dirundingkanmeliputi kawasan maritim yang terletak di tiga bagian, yakni:

    a. Kawasan sebelah Barat Laut Sulawesi di daerah sekitar P.

    Sipadan dan Ligitan

    b. Kawasan tengah Laut Sulawesi

    c. Bagian sebelah Timur kawasan tersebut yang terletak antara P.

    Miangas dan Cape San Agustin.

    Perundingan ketiga kawasan maritim tersebut telah dilakukan pada

    Tingkat Pejabat Tinggi yang diselenggarakan di Manado pada bulan

    Juni 1994. Hasilnya adalah disepakatinya prinsip-prinsip yang dapatdigunakan bagi pembahasan atau penyelesaian masalah selanjutnya

    yang diantaranya meliputi:

    a. Perundingan didasarkan pada hukum internasional, termasukHukum laut internasional;

    b. Batas maritim ditentukan berdasarkan prinsip garis tengah atau

    median line;

    c. Terbuka kemungkinan penggunaan cara penyelesaian politik.

    Hingga kini masih belum diperoleh penyelesaian masalah ini dan masih

    memerlukan waktu yang cukup lama, terutama bagi PemerintahFilipina yang harus menyempurnakan perundang-undangan mengenai

    garis dasar wilayah maritim sesuai dengan Konvensi Hukum Laut

    1982, mengingat posisi Filipina mengenai garis laut wilayahnya masihdidasarkan pada Traktat Paris 1898.

    Kedua negara sepakat membahas permasalahan perbatasan negaradalam forum bilateral, yaitu Joint Border Committee (JBC) RI-Filipina. Indonesia diketuai oleh Pangdam VII Wirabuana dan

    Filipina diketuai oleh Philippines South Commander. Forum inimelakukan pertemuan setiap tahun guna membahas dan

    menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di perbatasan kedua

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    20/47

    negara.

    IV. ISU PENANGANAN KAWASAN PERBATASAN

    Dalam kenyataan di lapangan banyak ditemui kebijakan yang tidaksaling mendukung dan/atau kurang sinkron satu sama lain. Dalam hal

    ini, masalah koordinasi yang kurang mantap dan terpadu menjadisangat perlu untuk ditelaah lebih lanjut. Koordinasi dalam pengelolaan

    kawasan perbatasan, sebagaimana dikemukakan di atas, melibatkanbanyak instansi (departemen/LPND), baik antarinstansi terkait di

    tingkat pusat maupun antara instansi pusat dengan pemerintah

    daerah. Misalnya, belum terkoordinasinya pengembangan kawasanperbatasan antarnegara dengan kerjasama ekonomi sub-regional,

    seperti yang ditemui pada wilayah perbatasan antara Malaysia Timurdengan Kalimantan dengan KK Sosek Malindo dan BIMP-EAGAnya,

    serta dengan rencana pengembangan Kawasan Pengembangan

    Ekonomi Terpadu (KAPET) Sanggau di Kalimantan Barat dan KAPETSASAMBA di Kalimantan Timur yang secara konseptual dan

    operasional perlu diarahkan dan dirancang untuk menumbuhkan dayasaing, kompatibilitas dan komplementaritas dengan wilayah mitranya

    yang ada di negara tetangganya.

    Selain isu koordinasi dalam pengembangan kawasan perbatasan,

    komitmen dan kebijakan Pemerintah untuk memberikan prioritas lebihtinggi dalam pembangunan wilayah perbatasan telah mengalami

    reorientasi yaitu dari orientasi keamanan (security approach) menjadiorientasi pembangunan (prosperity/ development approach).

    Reorientasi ini, pada kasus kawasan perbatasan di Kalimantan,dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:

    Pendekatan keamanan (security approach) yang diterapkan

    Mabes ABRI di dalam penanganan KK Sosek Malindo, walaupunberbeda namun diharapkan dapat saling menunjang dengan

    pendekatan pembangunan (prosperity/ development approach).

    Penanganan KK Sosek Malindo selama ini ternyata tidak terciptasuatu keterkaitan/'interface' dengan program pengembangan

    kawasan dan kerjasama ekonomi regional seperti BIMP-EAGA,yang sebenarnya sangat relevan untuk dikembangkan secara

    integratif dan komplementatif dengan KK Sosek Malindo.

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    21/47

    Terkait dengan beberapa upaya yang telah disepakati di dalampengembangan kawasan perbatasan antar negara, khususnya di

    Kalimantan dengan KK Sosek Malindonya, diperlukanpertimbangan terhadap upaya percepatan pengembangan

    kawasan perbataan tersebut melalui penanganan yang bersifat

    lintas sektor dan lintas pendanaan.

    Isu pengembangan kawasan perbatasan lainnya secara umum

    diilustrasikan sebagai berikut:

    a. Kaburnya garis perbatasan wilayah negara akibat rusaknya

    patok-patok di perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan

    Timur menyebabkan sekitar 200 hektare hutan wilayah RepublikIndonesia (RI) berpindah masuk menjadi wilayah Negara

    Malaysia (Media Indonesia, 21 Juni 2001). Ancaman hilangnyasebagian wilayah RI di perbatasan Kalimantan Barat (Kalbar)

    dengan Malaysia Timur akibat rusaknya patok batas negara

    yang sedikitnya kini telah mencapai 21 patok yang terdapat diKecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, memerlukan

    perhatian yang serius bagi pihak terkait. Selain itu di KabupatenBengkayang, kerusakan patok-patok batas ini juga terjadi di

    wilayah Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu, masing-masing

    berjumlah tiga dan lima patok (Media Indonesia, 23 Juni 2001).b. Pengelolaan sumberdaya alam belum terkordinasi antar pelaku

    sehingga memungkinkan eksploitasi sumber daya alam yangkurang baik untuk pengembangan daerah dan masyarakat.

    Misalnya, kasus illegal logging yang juga terkait dengankerusakan patok-patok batas yang dilakukan untuk meraih

    keuntungan dalam penjualan kayu. Departemen Kehutananpernah menaksir setiap bulannya sekitar 80.000 100.000 m3

    kayu ilegal dari Kalimantan Timur dan sekitar 150.000 m3 kayu

    ilegal dari Kalimantan Barat masuk ke Malaysia (Kompas, 20 Mei2001).

    c. Kepastian hukum bagi suatu instansi dalam operasionalisasipembangunan di wilayah perbatasan sangat diperlukan agar

    peran dan fungsi instansi tersebut dapat lebih efektif.

    Contohnya, Perum Perhutani yang ditugasi Pemerintah untukmengelola HPH eks PT Yamaker di perbatasan Kalimantan-

    Malaysia baru didasari oleh SK Menhut No.3766/Kpts-II/1999tanggal 27 Mei 1999, namun tugas yang dipikul Perhutani

    meliputi menata kembali wilayah perbatasan dalam rangka

    pelestarian Sumber Daya Alam, perlindungan dan pengamaman

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    22/47

    wilayah perbatasan, dan pengelolaan hutan dengan sistimTebang Pilih. Tugas ini bersifat lintas sektoral dan lintas wilayah

    sehingga diperlukan dasar hukum yang lebih tinggi.

    d. Pengelolaan kawasan lindung lintas negara belum terintegrasi

    dalam program kerjasama bilateral antar kedua negara,

    misalnya keberadaan Taman Nasional Kayan Mentarang yangterletak di Kabupaten Malinau dan Nunukan, di sebelah utara

    Kalimantan Timur, sepanjang perbatasan dengan SabahMalaysia, seluas 1,35 juta hektar. Taman ini merupakan tempat

    tinggal lebih dari 70 spesies mamalia, 315 spesies unggas dan

    ratusan spesies lainnya.e. Kawasan perbatasan mempunyai posisi strategis yang

    berdampak terhadap hankam dan politis mengingat fungsinya

    sebagai outlet terdepan Indonesia yang mana terjadi

    banyaknya pelintas batas baik dari dan ke Indonesia maupunMalaysia. Ancaman di bidang hankam dan politis ini perlu

    diperhatikan mengingat kurangnya pos lintas batas legal yangdisepakati oleh kedua belah pihak, misalnya di Kalimantan Barat

    dengan Sarawak/Sabah hanya ada 2 pos lintas batas legal dari

    16 pos lintas batas yang ada.f. Kemiskinan akibat keterisolasian kawasan perbatasan menjadi

    pemicu tingginya keinginan masyarakat setempat menjadipelintas batas ke Malaysia berlatar belakang untuk memperbaiki

    perekonomian masyarakat mengingat tingkat perekonomian

    Malaysia yang lebih berkembang.g. Kesenjangan sarana dan prasarana wilayah antar kedua wilayah

    negara menjadi pemicu orientasi perekonomian masyarakat,seperti di Kalimantan, akses keluar (ke Malaysia) lebih mudah

    dibandingkan ke ibukota kecamatan/kabupaten di wilayahKalimantan.

    h. Tidak tercipta keterkaitan antar kluster sosial ekonomi baikkluster penduduk setempat maupun kluster binaan pengelolaan

    sumberdaya alam di kawasan perbatasan, baik keterkaitan ke

    dalam maupun dengan kluster pertumbuhan di negara tetangga.i. Adanya masalah atau gangguan hubungan bilateral antar negara

    yang berbatasan akibat adanya peristiwa-peristiwa baik yang

    terkait dengan aspek keamanan dan politis, maupunpelanggaran dalam pengelolaan dan eksploitasi sumberdayaalam yang lintas batas negara, baik sumberdaya alam darat

    maupun laut.

    Adapun permasalahan hubungan bilateral yang perlu diprioritaskanpenyelesaiannya meliputi hal-hal sebagai berikut:

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    23/47

    1. Hubungan bilateral Indonesia Malaysia:

    Kasus pelemparan granat di halaman Kedutaan Besar Malaysia

    di Jakarta,

    Demontrasi yang disertai perusakkan kantor Konsulat Malaysiadi Pontianak,

    Kasus penangkapan warganegara Malaysia di perbatasan

    Serawak dengan Kalimantan Barat yang dituduh melakukanpenebangan hutan di wilayah Indonesia,

    Kasus kasus yang berhubungan dengan perbatasan dan ZEEkedua negara seperti kasus penangkapan dan penahanan ABK

    Kapal Semesta Pahala Sakti, dan insiden KRI Teuku Umardengan Kapal Nelayan Malaysia.

    Penyelesaian sengketa P. Sipadan dan Ligitan yang telah

    memasuki tahap akhir yaitu pelaksanaan oral hearings diInternational Court of Justice.

    2. Hubungan bilateral Indonesia Filipina:

    Perundingan batas wilayah perairan kedua negara sebagai

    tindaklanjut telah ditandatanganani 4 persetujuan bilateral yangmengatur kerjasama di bidang perikanan, pariwisata, investasi

    dan energi.

    Banyaknya nelayan-nelayan Filipina yang masuk secara ilegalke perairan RI sehingga dilakukan penangkapan atas nelayan-

    nelayan tersebut yang disebabkan oleh belum adanya batasmaritim kedua negara merupakan faktor penyebab adanya

    pelanggaran wilayah oleh nelayan-nelayan Filipina. Peningkatan kerjasama keamanan perbatasan dan memerangi

    kejahatan transnasional (transnational crimes) termasuk

    terorisme.

    3. Hubungan Diplomatik Indonesia Australia:

    Kasus imigran gelap di tahun 2001. OptimalisasiJoint Press

    Statementyang telah dibuat antar 3 menteri kedua negara diIndonesia tanggal 6-7 September 2001 yang intinya kedua

    negara bertekad untuk bersama-sama mengatasi masalahimigran gelap tersebut.

    OptimalisasiJoint Communique yang menekankan pentingnya

    dialog (primacy of dialogue) dalam setiap isu yang timbul sertapenekanan bahwa hubungan kedua negara harus dibangun atas

    dasar mutual trustdan mutual understanding.

    Pembukaan kembali hubungan pertahanan, penanganan

    bersama masalah imigran gelap termasuk rencana pelaksanaan

    konferensi regional mengenai penyelundupan dan perdagangan

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    24/47

    manusia, rencana trilateral consultation antara Indonesia -Timor Leste Australia, serta South West Pacific Dialogue.

    4. Hubungan bilateral Indonesia PNG:

    Adanya kegiatan kelompok separatis Papua dan para pelintas

    batas ilegal. OptimalisasiJoint Border Committee (JBC) pada tingkat pejabat

    tinggi dan beberapa forum yang khusus menanganani aspek-

    aspek perbatasan, yaitu Border Liaison Meeting,Joint Sub-

    Committe on Security(JSCC) danJoint Technical Sub-Committee (JTSC).

    5. Hubungan bilateral Indonesia Timor Leste:

    Perbedaan garis batas wilayah RI (NTT) Timor Leste

    Maraknya penyeludupan bahan-bahan pokok gelap dan munculpasar-pasar gelap (pasar tradisional) di wilayah perbatasan

    akibat perbedaan harga jual Timor Leste yang menggunakan

    standar dolar.

    Pemantauan pendirian pasar regular (regulated markets) di

    Haekesak, Turiskain, Memo dan Salele serta pasar ternak di Winiagar tidak berlokasi di sepanjang garis koordinasi taktis namun

    berlokasi baik di wilayah Indonesia maupun Timor Leste.

    Adanya pelintasan orang dan barang di sepanjang gariskoordinasi taktis untuk keperluan tradisional.

    V. TANTANGAN PENGEMBANGAN KAWASANPERBATASAN

    Kepentingan percepatan pembangunan wilayah perbatasan ditujukanuntuk melindungi segenap penduduk dan kedaulatan seluruh wilayah

    negara, mengamankan pembangunan wilayah dan memelihara

    kerjasama dengan negara tetangga guna mewujudkan prinsip hidupberdampingan secara damai, aman, dan sejahtera.

    Kebutuhan dan kepentingan percepatan pembangunan daerahperbatasan menghadapi tantangan antara lain yang mencakup delapan

    aspek sebagai berikut:

    a. ASPEK GEOGRAFIS, yang meliputi kebutuhan jalan penghubung,landasan pacu (airstrip), dan sarana komunikasi serta sarana

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    25/47

    perhubungan lainnya yang memadai untuk keperluanpembangunan daerah perbatasan antar negara;

    b. ASPEK DEMOGRAFIS, yang meliputi pengisian dan pemerataanpenduduk untuk keperluan sistem hankamrata termasuk

    kekuatan cadangannya melalui kegiatan transmigrasi dan

    permukiman kembali (resettlement) penduduk setempat;c. ASPEK SUMBER DAYA ALAM, yang meliputi survei dan pemetaan

    sumber daya alam guna menunjang pembangunan dan sebagaiobyek yang perlu dilindungi pelestarian dan keamanannya;

    d. ASPEK POLITIK, yang meliputi pemahaman sistem politik

    nasional, terselenggaranya aparat pemerintahan yangberkualitas sebagai mitra aparat hankam dalam pembinaan

    teritorial setempat;e. ASPEK EKONOMI, yang meliputi pembangunan kesatuan wilayah

    ekonomi yang dapat sinkron dengan kegiatan ekonomi wilayah

    sekitarnya;f. ASPEK SOSIAL BUDAYA, yang meliputi peningkatan pendidikan,

    kesehatan, dan kesejahteraan yang memadai untuk mengurangikerawanan di bidang keamanan, serta nilai sosial budaya

    setempat yang tangguh terhadap penetrasi budaya asing;

    g. ASPEK HANKAM, yang meliputi pembangunan pos-pos

    perbatasan, pembentukan sabuk pengamanan (security belt),

    dan pembentukan kekuatan pembinaan teritorial yang memadai.

    VI. KENDALA PENGEMBANGAN KAWASANPERBATASAN

    Beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi dalam upaya

    pembangunan daerah perbatasan antar negara ini antara lain:

    a. SUMBER DAYA MANUSIA, yang ditunjukkan antara lain oleh

    rendahnya jumlah dan kualitas kesejahteraan penduduk dengan

    penyebaran yang tidak merata dibandingkan dengan luaswilayah dan garis perbatasan yang panjang, yang berimplikasi

    pada kegiatan pelintas batas yang ilegal; selain itu banyaknyaTKI yang bekerja di negara tetangga sebagai pekerja kasar

    seperti buruh perkebunan, bangunan, dan pembantu rumah

    tangga, juga turut menurunkan harkat bangsa;b. SUMBER DAYA BUATAN (PRASARANA), yang tingkat

    pelayanannya masih sangat terbatas, seperti sistem

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    26/47

    perhubungan dan telekomunikasi, pelayanan listrik dan airbersih, serta fasilitas lainnya seperti kesehatan, pendidikan, dan

    pasar, sehingga penduduk daerah perbatasan masih cenderunguntuk berorientasi kepada negara tetangga yang tingkat

    aksesibilitas fisik dan informasinya relatif lebih tinggi;

    c. PENATAAN RUANG DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM,yang ditunjukkan antara lain oleh terjadinya konflik ataupun

    tumpang tindih pemanfaatan ruang (lahan) baik antara kawasanbudidaya dengan kawasan lindung, maupun antar kawasan

    budidaya seperti antara kegiatan pertambangan dan kehutanan

    yang berkaitan dengan ekonomi daerah dan masyarakat.d. PENEGASAN STATUS DAERAH PERBATASAN, yang berupa

    penetapan wilayah kecamatan yang berbatasan langsungdengan negara tetangga, persetujuan lintas batas kedua negara

    (terutama berkaitan dengan larangan untuk mengelola dan

    mengembangkan kawasan penyangga sepanjang garisperbatasan);

    e. KETERBATASAN SUMBER PENDANAAN, dimana pembangunandaerah perbatasan kurang diberikan prioritas dibandingkan

    dengan daerah lainnya, sehingga semakin memperlebar tingkatkesenjangan antardaerah;

    f. TERBATASNYA KELEMBAGAAN DAN APARAT yang ditugaskan di

    daerah perbatasan, dengan fasilitas yang kurang mencukupi,sehingga fungsi pelayanan kepada masyarakat setempat relatif

    kurang memadai.

    VII. PELUANG PENGEMBANGAN KAWASAN

    PERBATASAN

    Beberapa peluang pengembangan kawasan perbatasan antara lain:

    a. KEKAKAYAAN SUMBERDAYA ALAM. Pada umumnya daerah

    perbatasan memiliki kandungan sumber daya alam yang

    potensial untuk dikembangkan dalam rangka memperkuat dayaketahanan masyarakat, serta merupakan modal dasar dan

    peluang untuk percepatan pembangunan daerah masing-masing.

    b. KEDUDUKAN SEBAGAI OUTLET (BERBATASAN LANGSUNGDENGAN NEGARA TETANGGA). Potensi daerah perbatasan

    lainnya yang dapat dijadikan peluang bagi percepatan

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    27/47

    pembangunan daerah adalah letaknya yang memungkinkanhubungan langsung dengan negara tetangga yang merupakan

    pasar potensial yang dapat dimanfaatkan tidak saja bagiprodusen internal di daerah masing-masing, tetapi juga secara

    nasional.

    c. MENJADI PENGGERAK KEGIATAN EKONOMI WILAYAH. Denganpotensi sumber daya alam dan letak geografis di atas, maka

    kegiatan apapun yang dilakukan di daerah perbatasan akanmencerminkan keseluruhan kepentingan bagian wilayah tanah

    air lainnya, yang selanjutnya akan dapat menciptakan

    keterkaitan fungsional yang lebih luas antara negara tetanggadengan bagian wilayah tanah air lainnya.

    d. BAROMETER KEBERHASILAN PEMBANGUNAN NASIONAL,termasuk aspek pertahanan keamanan wilayah yang sangat

    penting untuk menjamin keberlanjutan pembangunan nasional.

    VIII. STRATEGI DAN KONSEPSI PENANGANAN

    KAWASAN PERBATASAN

    Kawasan perbatasan negara mempunyai dua bentuk fisik yaitu berupa

    kawasan darat dan kawasan laut. Strategi penanganan kedua bentuk

    kawasan perbatasan tersebut masih dapat dituangkan dalam langkah-langkah strategis yang mengacu pada prinsip-prinsip (kebijakan) yang

    bersifat makro, namun konsepsi penanganan kawasan perbatasanuntuk darat dan laut akan berbeda mengingat isu, permasalahan, dan

    dampak yang ditimbulkan memperlihatkan karakteristik yangberbeda.

    1. Strategi Penanganan Kawasan Perbatasan

    Wilayah perbatasan pada dasarnya termasuk dalam kategori daerahrawan tetapi bersifat strategis. Adanya kesenjangan sosial ekonomi

    dan sosial budaya antar kedua negara akan mudah menimbulkankerawanan, dan selanjutnya dapat menjadi ancaman terhadap

    berbagai aspek kepentingan nasional, terlebih bila dikaitkan dengan

    adanya potensi sumber daya alam yang besar di kawasan perbatasandan sekitarnya.

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    28/47

    Prioritas penanganan kawasan perbatasan sejalan dengan tujuanpembangunan daerah perbatasan, sebagaimana diamanatkan GBHN

    1999 2004 dan Propenas 2000 - 2004, yaitu untuk: 1)meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, 2)

    meningkatkan kapasitas pengelolaan potensi wilayah perbatasan, dan

    3) memantapkan ketertiban dan keamanan daerah yang berbatasandengan negara lain (stabilitas dalam negeri). Kebijakan pembangunan

    daerah perbatasan dirumuskan dengan kesamaan visi dan misi bahwawilayah perbatasan adalah merupakan bagian dari wilayah negara

    kesatuan Republik Indonesia, sehingga daerah dan masyarakatnya

    mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam hal menerimapelayanan dari Pemerintah dalam arti luas, melalui upaya pemerataan

    pembangunan.

    Kebijakan pembangunan daerah perbatasan mencakup dua aspek

    pembangunan, yaitu aspek kesejahteraan (prosperity) dan aspek

    keamanan (security), yang dirinci dalam tiga kebijakan yang meliputi:

    a. Kebijakan mendukung

    upaya memperbaiki

    kondisi kehidupansosial ekonomi

    masyarakat agarmampu meningkatkan

    taraf hidup dan

    kesejahteraan

    masyarakat,b. Kebijakan mendukung

    upaya peningkatan

    kemampuan dan

    kapasitas pengelolaanpotensi wilayah yang

    ada, danc. Kebijakan mendukung

    pemantapan keamanandalam rangka

    pembinaan serta

    peningkatan ketahananwilayah menuju

    terciptanya ketahanannasional.

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    29/47

    Bertitik tolak dari kebijakan membangun daerah perbatasan tersebut,maka grand strategypenanganan kawasan perbatasan ditempuh

    melalui: peningkatan taraf hidup masyarakat melaluipenyediaan sarana dan prasarana dasar (terutama

    perhubungan) secara optimal dengan memanfaatkan potensi

    wilayah, meningkatkan kuantitas dan kualitas aparaturpemerintahan di daerah perbatasan, serta mewujudkan sabuk

    pengamanan (security belt) di sepanjang wilayah perbatasansebagai penangkal terhadap kemungkinan terjadinya ancaman

    langsung bagi kedaulatan negara, keamanan, dan ketertiban

    masyarakat.

    Grand strategy tersebut dapat dirinci dalam tiga strategi meliputi:

    Memperbaiki Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat agar

    Mampu Meningkatkan Taraf Hidup dan KesejahteraanMasyarakat

    Meningkatkan Kemampuan dan Kapasitas Pengelolaan PotensiWilayah yang Ada

    Memantapkan Keamanan dalam rangka Pembinaan serta

    Peningkatan Ketahanan Wilayah Menuju Terciptanya KetahananNasional

    Aplikasi strategi tersebut memerlukan keterpaduan baik menyangkut

    perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan yang terpadu dankomprehensif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan

    masyarakat serta pihak swasta. Oleh karena itu strategi penanganankawasan perbatasan untuk meningkatkan pertumbuhan dan

    perkembangan daerah perbatasan secara optimal berdasarkanpenataan ruang kawasan perbatasan adalah perlu didukung dengan 12

    (dua belas) langkah strategis sebagai berikut:

    1. Penanggulangan kemiskinan yang dicapai melalui pemenuhankebutuhan mendesak dan melalui redistribusi manfaat yang

    diperoleh dari pertumbuhan ekonomi khususnya dari sektor-sektor produksi seperti pertambangan dan kehutanan antara lain

    melalui hph bina desa;

    2. Pengembangan kegiatan ekonomi setempat yang didasarkanpada potensi sumber daya alam yang prospektif dikembangkan;

    3. Peningkatan perdagangan lintas batas (kegiatan ekspor danimpor) melalui jalur darat maupun laut secara lebih berdayaguna

    dan berhasilguna;

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    30/47

    4. Pengembangan prasarana dan sarana dasar pembangunan yangmenciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan kegiatan

    sosial ekonomi dan peranserta pihak swasta;5. Peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta dalam

    pembangunan daerah perbatasan;

    6. Penetapan sistem perhubungan yang dapat mendukung polaproduksi dan perubahan orientasi dari subsisten kepada pasar;

    7. Peningkatan pembangunan prasarana transportasi dalam rangkamembuka isolasi daerah, serta pengembangan potensi wilayah;

    8. Penetapan pusat-pusat pertumbuhan dan pengembangan pusat-

    pusat permukiman potensial yang tetap berorientasi pada sistematau pola pengembangan wilayah propinsi

    9. Peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan, serta penyuluhandalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kesadaran

    masyarakat berbangsa dan bernegara;

    10. Peningkatan penataan lingkungan permukiman yangdilakukan secara terpadu dengan program penataan kembali

    wilayah administratif (desa, kecamatan, dan kabupaten);11. Peningkatan pelayanan telekomunikasi seperti

    penambahan dan peningkatan daya pancar relay tvri dan rri.12. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi baik oleh

    pemerintah maupun swasta dalam menumbuhkan dan

    meningkatkan rasa kebangsaan masyarakat di perbatasan.

    2. Konsepsi Penanganan Kawasan Perbatasan

    Konsepsi penanganan kawasan perbatasan disusun sebagai upayauntuk:

    a. Mengantisipasi isu-isu kawasan perbatasan darat yang

    berkembang,

    b. Meminimasi permasalahan/konflik yang ada,

    c. Merealisasikan tantangan yang ada sehingga menjadi faktor

    penguat sendi-sendi pengembangan wilayah,

    d. Mengatasi kendala dan hambatan yang ada sehingga menjadi

    pendorong pengembangan wilayah,

    e. Mengoptimalkan peluang pengembangan wilayah yang ada.

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    31/47

    Dengan mempertimbangkan kelima upaya di atas, maka konsepsipenanganan kawasan perbatasan sesuai dengan ketiga strategi

    pengembangan kawasan perbatasan adalah sebagai berikut:

    1. Memperbaiki Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat agar

    Mampu Meningkatkan Taraf Hidup dan KesejahteraanMasyarakat

    Menciptakan keterkaitan fungsional antar kluster sosial ekonomi(kluster penduduk setempat dan kluster binaan pengelolaan

    sumberdaya alam) sehingga terwujud pembangunan kesatuanwilayah ekonomi yang sinkron antar wilayah berdasarkan

    potensi dan kekayaan sumberdaya wilayah setempat, sertadengan mengoptimalkan peran sebagai outlet menuju negara

    tetangga

    Meningkatkan tingkat pelayanan sarana dan prasarana wilayahserta membuka keterisolasian kawasan secara komprehensif

    dilandasi dengan pengaturan sistem produksi, sistem pemasaran

    dan sistem pelayanan jasa (kota desa).

    Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (pendidikan,

    kesehatan, dan ketrampilan) yang merata antar wilayah gunamencapai kesejahteraan masyarakat yang memadai dengan

    mempertahankan nilai sosial budaya setempat yang tangguh

    terhadap penetrasi budaya asing

    Menciptakan peluang dan promosi investasi pembangunan

    kawasan didukung komitmen kelembagaan dan pendanaan yangmemadai berdasarkan kekakayaan sumberdaya alam setempat,

    serta partisipasi swasta dan masyarakat.

    2. Meningkatkan Kemampuan dan Kapasitas Pengelolaan Potensi

    Wilayah yang Ada

    Meningkatkan koordinasi antar pelaku dalam pengelolaansumberdaya alam, pengisian dan pemerataan penduduk,

    peningkatan sarana dan prasarana wilayah (perhubungan,

    komunikasi, listrik, air bersih, kesehatan, pendidikan, dan pasar)dalam rangka meminimasi konflik sektoral (pemanfaatan ruang

    dan sumberdaya alam), serta optimalisasi peran outlet untukmenjalin hubungan dengan pasar potensial baik bagi produsen

    internal (setempat) maupun nasional.

    Menjalin kerjasama bilateral antar kedua negara dalampengelolaan kawasan lindung lintas negara dan bidang ekonomi

    lainnya.

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    32/47

    Membangun basis data pembangunan yang memadai melaluisurvei dan pemetaan sumberdaya alam mendukung peningkatan

    kemampuan dan kapasitas pengelolaan potensi wilayah.

    3. Memantapkan Keamanan dalam rangka Pembinaan serta

    Peningkatan Ketahanan Wilayah Menuju Terciptanya KetahananNasional

    Merumuskan konsep dan kesepakatan untuk penyelesaianmasalah perbatasan terkait dengan aspek hankam dan politis

    antara lain: penetapan garis perbatasan negara, pembangunanpos lintas batas legal, eksploitasi sumberdaya alam (darat dan

    laut) yang lintas batas negara, pemanfaatan kawasanpenyangga dan pembentukan sabuk pengamanan (security belt).

    Mendorong terciptanya kepastian hukum dalam operasionalisasi

    pembangunan wilayah perbatasan sebagai barometerkeberhasilan dan menjamin keberlanjutan pembangunan

    nasional.

    Melakukan sosialisasi sistem politik nasional dalam berbagai

    media dan mendorong tersedianya mitra aparat hankam dalam

    pembinaan teritorial setempat

    Membangun rasa kebangsaan masyarakat dengan cara

    penyampaian informasi melalui berbagai media masa (TVRI,RRI, Internet, dan lainnya).

    Adapun pemikiran awal (draft) matriks perumusan konsepsi

    penanganan kawasan perbatasan disajikan terlampir.

    IX. PROGRAM PENANGANAN KAWASAN

    PERBATASAN

    Pelaksanaan pembangunan di wilayah perbatasan di Pulau Kalimantan

    diserahkan kembali kepada instansi Pemerintah sesuai dengan tugasdan fungsi yang terkait, mengingat Badan yang pernah dibentuk(Keppres 44 th 1994 dan dicabut dengan Keppres 63 th 1999)

    ternyata tidak berjalan secara efektif dan tidak dapat mencapai hasil

    yang optimal.

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    33/47

    Program penanganan kawasan perbatasan dirumuskan untukmewujudkan konsepsi penanganan kawasan perbatasan dan

    disinkronkan dengan Propenas 2000 2004 yang merupakan acuanpembangunan nasional sehingga program yang dirumuskan bersifat

    komprehensif dan terarah.

    Dalam Propenas 2000 2004 ada dua program nasional yang terkaitlangsung dengan penanganan kawasan perbatasan yaitu:

    a. Program Pengembangan Daerah Perbatasan, dalam

    rangka mempercepat pengembangan wilayah yangbertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

    kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kapasitaspengelolaan potensi wilayah perbatasan, dan

    memantapkan ketertiban dan keamanan daerah yang

    berbatasan dengan negara lain, sehingga dapatterwujudnya peningkatan kehidupan sosial-ekonomi dan

    ketahanan sosial masyarakat, terkelolanya potensiwilayah, dan ketertiban serta keamanan kawasan

    perbatasan. Program prioritasnya adalah:

    pengembangan pusat-pusat permukiman potensialtermasuk permukiman transmigrasi di daerah

    perbatasan;

    peningkatan pelayanan prasarana transportasi dan

    komunikasi untuk membuka keterisolasian daerah

    dan pemasaran produksi;

    peningkatan pelayanan sosial dasar khususnyapendidikan dan kesehatan; penataan wilayahadministratif dan tapal batas;

    pengembangan partisipasi swasta dalam

    pemanfaatan potensi wilayah khususnyapertambangan dan kehutanan; dan

    peningkatan kerjasama dan kesepakatan dengannegara tetangga di bidang keamanan, ekonomi,

    serta pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungandaerah perbatasan.

    b. Program Pembangunan Peningkatan Aksesibilitas

    Masyarakat terhadap Jasa Pelayanan Prasarana

    dalam rangka pembangunan ekonomi khususnya sebagai

    upaya untuk Menyediakan Sarana dan PrasaranaPenunjang Pembangunan Ekonomi yang bertujuan

    memperluas jangkauan jasa pelayanan sarana danprasarana sampai ke daerah-daerah terpencil, pedalaman

    dan perbatasan dengan memprioritaskan untuk memenuhi

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    34/47

    kebutuhan dasar masyarakat, termasuk telekomunikasi,tenaga listrik dan irigasi. Kegiatan pokoknya:

    melaksanakan usaha perintisan di daerah-daerahterisolasi, terpencil dan kawasan tertingga;

    memperluas jangkauan pelayanan prasarana ke

    seluruh lapisan masyarakat; dan memperkuat dan menyempurnakan peraturan

    perundang-undangan.

    Penanganan kawasan perbatasan sangat kompleks dan bersifat lintas

    sektor, serta lintas wilayah, sehingga dalam beberapa hal, selainkedua program pembangunan tersebut dimungkinkan adanya

    keterkaitan program pembangunan lainnya baik yang bersifat

    komplementer ataupun pendukung. Terlampir disajikan tabel yangmenyajikan keterkaitan antara strategi, konsepsi, program dan

    instansi terkait dalam penanganan kawasan perbatasan yangmemperlihatkan kompleksitas penanganan kawasan perbatasan

    negara.

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    35/47

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    36/47

    Matriks Perumusan Konsepsi Penanganan Kawasan Perbatasan (draft)

    Berdasarkan Tujuan Pengembangan Kawasan Perbatasan

    NO.

    ISU DANPERMASALAHAN

    TANTANGAN KENDALA PELUANG STRATEGI KONSEPSIPENANGANAN

    I. Memperbaiki Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat agar Mampu Meningkatkan Taraf Hidup dan KesejahteraanMasyarakat

    o Kemiski

    nan akibatketerisolasian

    kawasanperbatasan

    menjadipemicu

    tingginyapelintas batas

    untukmemperbaiki

    perekonomianmasyarakat

    o Kesenja

    ngan sarana

    dan prasaranawilayah

    menjadipemicu

    orientasiperekonomian

    masyarakat

    o Tidak

    terciptaketerkaitan

    o Pembangun

    an kesatuanwilayah ekonomi

    yang dapat sinkrondengan kegiatan

    ekonomi wilayahsekitarnya;

    o Peningkatan

    pendidikan,kesehatan, dan

    kesejahteraanyang memadai

    o Mempertah

    ankan nilai sosial

    budaya setempatyang tangguh

    terhadap penetrasibudaya asing

    o Rendah

    nya jumlah dankualitas

    kesejahteraanpenduduk

    denganpenyebaran

    yang tidakmerata

    o Banyakn

    ya TKI yangbekerja di

    negaratetangga

    sebagai pekerja

    kasaro Keterbat

    asan sumberpendanaan

    akibat

    kurangnyaprioritaspembangunan

    daerah

    perbatasano Tingkat

    o Kekaka

    yaansumberdaya

    alam yangdimiliki sangat

    potensialuntuk

    dikembangkandan menjadi

    modal dasarpercepatan

    pembangunandaerah.o Menjadi

    penggerak

    kegiatanekonomi

    wilayah karenafungsinya

    sebagai outletmenuju negara

    tetangga.

    o Mencipt

    akanketerkaitan

    o Penanggul

    angan kemiskinanyang dicapai

    melaluipemenuhan

    kebutuhanmendesak dan

    melaluiredistribusi

    manfaat yangdiperoleh dari

    pertumbuhanekonomi

    khususnya darisektor-sektor

    produksi seperti

    pertambangandan kehutanan

    antara lainmelalui HPH Bina

    Desa;o Pengemba

    ngan kegiatan

    ekonomi setempatyang didasarkan

    pada potensi

    o Mencipta

    kan keterkaitanfungsional antar

    kluster sosialekonomi (kluster

    penduduksetempat dan

    kluster binaanpengelolaan

    sumberdayaalam) sehingga

    terwujudpembangunan

    kesatuanwilayah ekonomi

    yang sinkron

    antar wilayahberdasarkan

    potensi dankekayaan

    sumberdayawilayah

    setempat, serta

    denganmengoptimalkan

    peran sebagai

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    37/47

    antar klustersosial ekonomi

    baik klusterpenduduk

    setempat

    maupunkluster binaan

    pengelolaansumberdaya

    alam dikawasan

    perbatasan

    kesenjangan

    antardaerahyang semakin

    melebar

    o Keterbat

    asankelembagaan

    dan aparat didaerah

    perbatasan

    fungsionalsecara

    ekonomis yanglebih luas

    antara negara

    tetanggadengan bagian

    wilayah tanahair lainnya.

    sumber daya alam

    yang prospektifdikembangkan;

    o Peningkata

    n perdagangan

    lintas batas(kegiatan ekspor

    dan impor)melalui jalur darat

    maupun lautsecara lebih

    berdayaguna danberhasilguna;

    outlet menuju

    negara tetanggao Meningka

    tkan tingkat

    pelayanansarana dan

    prasarana

    wilayah sertamembuka

    keterisolasiankawasan secara

    komprehensif

    dilandasi denganpengaturansistem produksi,

    sistempemasaran dan

    sistempelayanan jasa

    (kota desa).

    o Meningka

    tkan kualitassumberdaya

    manusia(pendidikan,

    kesehatan,

    NO.

    ISU DANPERMASALAHAN

    TANTANGAN KENDALA PELUANG STRATEGI KONSEPSIPENANGANAN

    o Pengemba

    ngan prasaranadan sarana dasar

    pembangunanyang menciptakan

    iklim yangkondusif bagi

    dan ketrampilan) yang

    merata antar wilayahguna mencapaikesejahteraan

    masyarakat yang

    memadai denganmempertahankan nilai

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    38/47

    pertumbuhan

    kegiatan sosialekonomi dan

    peranserta pihakswasta;

    o Peningkata

    n partisipasi

    masyarakat danswasta dalam

    pembangunandaerah

    perbatasan

    sosial budaya setempat

    yang tangguh terhadappenetrasi budaya asing

    o Mencipta

    kan peluang dan

    promosiinvestasi

    pembangunankawasan

    didukungkomitmen

    kelembagaandan pendanaan

    yang memadai

    berdasarkankekakayaan

    sumberdayaalam setempat,

    serta partisipasi

    swasta danmasyarakat.

    II. Meningkatkan Kemampuan dan Kapasitas Pengelolaan Potensi Wilayah yang Ada

    o Pengelol

    aansumberdaya

    alam belumterkordinasi

    antar pelakusehingga

    mendorongeksploitasi

    sumberdayaalam yang

    merugikan(contoh: kasus

    o Kebutuhan

    jalan penghubung,landasan pacu

    (airstrip), dansarana komunikasi

    serta saranaperhubungan

    lainnya yangmemadai

    o Pengisian

    dan pemerataan

    penduduk untuk

    o Tingkat

    pelayanansarana dan

    prasaranawilayah masih

    sangat terbatas(sistem

    perhubungandan

    telekomunikasi,pelayanan

    listrik dan airbersih,

    o Sebagai

    outlet yangberbatasan

    langsungdengan negara

    tetanggamemungkinka

    n hubunganlang-sung

    dengan pasarpotensial yang

    dapat di-manfaatkan

    o Penetapan

    sistemperhubungan

    yang dapatmendukung pola

    produksi danperubahan

    orientasi darisubsisten kepada

    pasar;

    o Peningkata

    n pemba-ngunan

    o Meningka

    tkan koordinasiantar pelaku

    dalampengelolaan

    sumberdayaalam, pengisian

    dan pemerataanpenduduk,

    peningkatansarana dan

    prasaranawilayah

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    39/47

    illegal logging)

    o Pengelol

    aan kawasan

    lindung lintasnegara belum

    terintegrasidalam program

    kerjasamabilateral antar

    kedua negara

    keperluan sistemHankamrata

    termasuk kekuatan

    kesehatan,

    pendidikan,dan pasar)

    oleh produsen

    internal didaerah masing

    masingmaupun

    secaranasional.

    prasaranatransportasi

    dalam rangkamembuka isolasi

    daerah, serta

    pengembanganpotensi wilayah;

    (perhubungan,

    komunikasi,listrik, air bersih,

    kesehatan,pendidikan, dan

    pasar) dalamrangka

    NO.

    ISU DANPERMASALAHAN

    TANTANGAN KENDALA PELUANG STRATEGI KONSEPSIPENANGANAN

    cadangannya melaluikegiatan transmigrasi dan

    permukiman kembali(resettlement) penduduk

    setempat;

    o Kebutuhan

    survei danpemetaan

    sumberdaya alam

    guna menunjangpembangunan dan

    sebagai obyekyang dilindungi

    pelestarian dankeamanannya;

    o Terjadin

    ya konflikataupun

    tumpang tindihpemanfaatan

    ruang (lahan)dan

    sumberdayaalam lainnya

    (contoh: konflikkawasan

    budidayadengan

    kawasan

    lindung, konflikantara kegiatan

    pertambangan

    dan kehutanan)

    o Penetapan

    pusat-pusatpertumbuhan dan

    pengembanganpusat-pusat

    permukimanpotensial yang

    tetap berorientasipada sistem atau

    polapengembangan

    wilayah propinsi

    o Peningkata

    n pelayananpendidikan,

    kesehatan, serta

    penyuluhan dalamrangkameningkatkan

    kesejahteraan dan

    kesadaranmasyarakat

    meminimasi konfliksektoral (pemanfaatan

    ruang dan sumberdayaalam), serta

    optimalisasi peran

    outlet untuk menjalinhubungan dengan

    pasar potensial baikbagi produsen internal

    (setempat) maupunnasional.

    o Menjalin

    kerjasama

    bilateral antarkedua negara

    dalam

    pengelolaankawasan lindunglintas negara

    dan bidangekonomi

    lainnya.

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    40/47

    berbangsa danbernegara;

    o Membang

    un basis datapembangunan

    yang memadaimelalui survei

    dan pemetaansumberdaya

    alammendukung

    peningkatankemampuan dan

    kapasitaspengelolaan

    potensi wilayah.

    III. Memantapkan Keamanan dalam rangka Pembinaan serta Peningkatan Ketahanan Wilayah Menuju Terciptanya Ketahanan Nasional

    o Posisi

    strategis yang

    rawan di

    bidang hankamdan politis

    karenakurangnya pos

    lintas batas

    legal yangdisepakati

    o Kaburny

    a garisperbatasan

    wilayah negaraakibatrusaknya

    patok-patokbatas

    (kehilangan

    o Pemahaman

    sistem politik

    nasional

    o Terselengga

    ranya aparatpemerintah yang

    berkualitas sebagai

    mitra aparathankam dalam

    pembinaanteritorial setempat;

    o Belum

    adanya

    penegasan

    status daerahperbatasan

    (wilayahkecamatan)

    o Belum

    adanya

    persetujuankegiatan lintas

    batas keduanegara

    o Barome

    ter

    keberhasilan

    pembangunannasional,

    termasukaspek

    pertahanan

    keamananwilayah yang

    sangat penting

    o Peningkata

    n penataan

    lingkungan

    permukiman yangdilakukan secara

    terpadu denganprogram penataan

    kembali wilayah

    administratif(desa,

    kecamatan, dan

    o Merumus

    kan konsep dan

    kesepakatan

    untukpenyelesaian

    masalahperbatasan

    terkait dengan

    aspek hankamdan politis

    antara lain:penetapan garis

    perbatasannegara,

    pembangunanpos lintas batas

    legal, eksploitasi

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    41/47

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    42/47

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    43/47

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    44/47

    partisipasi swasta danmasyarakat.

    Sumberdaya Mineral

    Peningkatan Efektivitas

    Pengelolaan, Konservasidan Rehabilitasi

    Sumberdaya Alam

    KEBIJAKAN & STRATEGI KONSEPSI PENANGANAN PROGRAM NASIONALTERKAIT*)

    INSTANSITERKAIT

    Peningkatan Kemampuan dan Kapasitas Pengelolaan Potensi Wilayah yang Ada

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    45/47

    Penetapan sistem perhubunganyang dapat mendukung pola

    produksi dan perubahanorientasi dari subsisten kepada

    pasar;

    Peningkatan pembangunanprasarana transportasi dalam

    rangka membuka isolasi daerah,serta pengembangan potensi

    wilayah;

    Penetapan pusat-pusat

    pertumbuhan dan

    pengembangan pusat-pusatpermukiman potensial yang

    tetap berorientasi pada sistematau pola pengembangan

    wilayah propinsi

    Peningkatan pelayananpendidikan, kesehatan, serta

    penyuluhan dalam rangkameningkatkan kesejahteraan

    dan kesadaran masyarakatberbangsa dan bernegara;

    Meningkatkan koordinasi antarpelaku dalam pengelolaan

    sumberdaya alam, pengisian danpemerataan penduduk,

    peningkatan sarana dan prasaranawilayah (perhubungan,

    komunikasi, listrik, air bersih,kesehatan, pendidikan, dan pasar)

    dalam rangka meminimasi konfliksektoral (pemanfaatan ruang dan

    sumberdaya alam), sertaoptimalisasi peran outlet untuk

    menjalin hubungan dengan pasarpotensial baik bagi produsen

    internal (setempat) maupunnasional.

    Menjalin kerjasama bilateral antar

    kedua negara dalam pengelolaankawasan lindung lintas negara dan

    bidang ekonomi lainnya.

    Membangun basis data

    pembangunan yang memadaimelalui survei dan pemetaan

    sumberdaya alam mendukungpeningkatan kemampuan dan

    kapasitas pengelolaan potensi

    wilayah.

    Pengembangan DaerahPerbatasan

    Pengembangan danKeserasian Kebijakan

    Kependudukan

    Peningkatan Kapasitas

    Sumberdaya Manusia Pemberdayaan

    Masyarakat Miskin Pengembangan Budaya

    Usaha MasyarakatMiskin

    Lingkungan Sehat,Perilaku Sehat danPemberdayaan

    Masyarakat

    Peningkatan KerjasamaBilateral, Regional dan

    Global/Multilateral

    Depkimpraswil,Deplu, Dephan

    PemerintahDaerah

    Bakosurtanal Lapan BPPT

    Pemantapan Keamanan dalam rangka Pembinaan serta Peningkatan Ketahanan Wilayah Menuju Terciptanya KetahananNasional

    Peningkatan penataan

    lingkungan permukiman yangdilakukan secara terpadudengan program penataan

    kembali wilayah administratif(desa, kecamatan, dan

    kabupaten);

    Merumuskan konsep dan

    kesepakatan untuk penyelesaianmasalah perbatasan terkait denganaspek hankam dan politis antara

    lain: penetapan garis perbatasannegara, pembangunan pos lintas

    batas legal, eksploitasi

    Peningkatan Kerjasama

    Bilateral, Regional danGlobal/Multilateral

    Pengembangan DaerahPerbatasan

    Deplu,

    Dephankam,Depkeh&HAM,

    PemerintahDaerah

    TVRI, RRI,

    Persatuan

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    46/47

    Peningkatan pelayanantelekomunikasi seperti

    penambahan dan peningkatandaya pancar relay TVRI dan RRI.

    sumberdaya alam (darat dan laut)

    yang lintas batas negara,pemanfaatan kawasan penyangga

    dan pembentukan sabukpengamanan (security belt).

    PembangunanPertahanan Negara

    Pengembangan

    Keserasian KebijakanPublik dalam

    Penanganan Masalah-masalah Sosial

    Wartawan

    Indonesia,

    Media Massa

    KEBIJAKAN & STRATEGI KONSEPSI PENANGANAN PROGRAM NASIONALTERKAIT*)

    INSTANSITERKAIT

    Pengembangan sistem informasi

    dan komunikasi baik olehpemerintah maupun swasta

    dalam menumbuhkan danmeningkatkan rasa di

    perbatasan.

    Mendorong terciptanya kepastian

    hukum dalam operasionalisasipembangunan wilayah perbatasan

    sebagai barometer keberhasilandan menjamin keberlanjutan

    pembangunan nasional. Melakukan sosialisasi sistem politik

    nasional dalam berbagai media dan

    mendorong tersedianya mitraaparat hankam dalam pembinaan

    teritorial setempat

    Membangun rasa kebangsaanmasyarakat dengan cara

    penyampaian informasi melaluiberbagai media masa (TVRI, RRI,

    Internet, dan lainnya).

    Peningkatan Prasarana

    Penyiaran, Informatikadan Media Masa

    Keterangan:

    *) Propenas 2000 2004

  • 8/8/2019 Strategi Dan Konsepsi an Wilayah Perbatasan

    47/47