pembahasan bab i asd sgb komplikasi laminektomi

Upload: edo-pramana-putra

Post on 02-Jun-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Pembahasan Bab i Asd sgb komplikasi laminektomi

    1/4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Laminektomi (dekompresi spinal) adalah prosedur pembedahan yang

    dilakukan untuk menghilangkan tekanan pada korda spinalis atau serabut

    akarnya. Dengan membuang lamina akan memperluas ruang dari korda spinalis

    atau serabut akarnya dan meredakan gejala yang berkaitan dengan kompresi dan

    iritasi dari korda spinalis atau serabut akarnyaLaminektomi dapat dilakukan

    diberbagai daerah tulang belakang seperti di servikal (leher), torakal (punggung

    atas) dan lumbal (punggung bawah). (CPMP, !"#)

    $tenosis spinal merupakan alasan tersering dilakukannya operasi tulang

    belakang pada orang dewasa diatas %& tahun. Di 'nited ingdom (') sekitar

    "#!.!!! operasi tulang belakang dilakukan setiap tahunnya, sedangkan di

    'nited $tate o *meri+a ('$*) hampir &!.!!! operasi tulang belakang

    dilakukan tiap tahunnya. (Por+het, "). -ndikasi dilakukannya operasi sangat

    luas dan tingkat prosedur bervariasi. $alah satu prosedurnya adalah dengan

    laminektomi dan usi spinal. (at, !!/). 0indakan laminektomi dan usi spinal

    yang selama ini telah dilakukan memberikan beberapa komplikasi, salah satu

    komplikasinya adalahAdjacent Segment Disease(*$D).

    *$D adalah sebuah istilah luas meliputi banyaknya komplikasi dari

    tindakan usi spinal (spinal fusion/ *rthrodesis), termasuk diantaranya listhesis,

    instabilitas, hernia nukleus pulposus, stenosis, hypertrophic facet arthritis,

    skoliosis, dan raktur kompresi vertebra. 1eberapa penelitian mengatakan bahwa

    1

  • 8/10/2019 Pembahasan Bab i Asd sgb komplikasi laminektomi

    2/4

    kemungkinan terjadinya *$D meningkat setelah dilakukan tindakan usi spinal.

    (2irk, !"3). $ebuah studi meta4analisis terhadap &5&% pasien menunjukkan

    bahwa insiden terjadinya *$D pada tahun4tahun awal setelah operasi adalah

    rendah, namun dapat bertambah se+ara progresi. -nsiden pada daerah lumbal

    meningkat menjadi &.%6 setelah tahun dan menjadi 3&6 setalah ## tahun

    setelah operasi. 7amun tidak semua pasien akan mengalami keluhan atau gejala.

    (Lalane, !!/).

    8aktor resiko yang paling berperan dalam terjadinya *$D pada pasien

    postusi adalah usia. $tudi yang dilakukan oleh *ota et al melaporkan "" dari #!

    pasien yang usianya lebih dari && tahun berkembang menjadi *$D setelah

    menjalani usi spinal. Penelitian restropekti yang dilakukan 9stebar dan Cahill

    menunjukkan bahwa resiko terjadinya *$D meningkat pada wanita yang telah

    mengalami menopause. Dalam penelitian restropekti terhadap 3 pasien, :ahm

    dan ;all juga menyipulkan semakin bertambah usia semakin meningkat pula

    kemungkinan terjadinya interbody fusion, hal ini dihubungkan dengan

    meningkatnya resiko terjadi *$D. (2irk, !"3)

    -slam mendukung ikhtiar manusia untuk sembuh dari penyakitnya

    dengan men+ari pengobatan yang sesuai dengan penyakitnya. etika seorang

    muslim tahu bahwa dirinya memerlukan pengobatan untuk dirinya apakah ia

    akan segera melakukannya< 0erlebih jika pengobatannya adalah suatu tindakan

    pembedahan. $ebagai seorang dokter muslim harus dapat mempertimbangkan

    segala aspek mengenai tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Dengan

    melakukan tindakan pembedahan tersebut, apakah tujuan yang diinginkan dapat

    di+apai atau akan menimbulkan masalah baru< Dalam prosedur tindakan

    2

  • 8/10/2019 Pembahasan Bab i Asd sgb komplikasi laminektomi

    3/4

    laminektomi dan usi spinal, ada beberapa bagian tubuh (lamina) yang harus

    dibuang dan setelah itu akan ditambahkan beberapa alat bantu iksasi seperti

    plates danpediclescrewkedalam tubuh pasien. 1agaimana pandangan $yariat

    -slam terhadap operasi medis modern seperti ini