komplikasi persalinan lintang

26
KOMPLIKASI PERSALINAN LINTANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak lintang merupakan salah satu malpresentasi janin yang dapat menyebabkan kelambatan atau kesulitan dalam persalinan. Letak lintang merupakan keadaan yang berbahaya karena besarnya kemungkinan risiko kegawatdaruratan pada proses persalinan baik pada ibu maupun janin. Pada penelitian yang dilakukan di RSUP Dr.Pirngadi, Medan dilaporkan angka kejadian letak lintang sebesar 0,6 %; RS Hasan Sadikin bandung 1,9 %; RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1 % dari 12.827 persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3 % dan Holland 0,5-0,6 %. Bila persalinan letak lintang dibiarkan tanpa pertolongan akan dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun janin. Ruptur uteri, perdarahan dan infeksi berakibat fatal bagi ibu sedangkan pada janin bisa terjadi prolapsus umbilikus, asfiksia hingga berlanjut pada kematian janin. Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Kelainan letak pada janin ini termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan

Upload: sheranieyang-cukaciey-the-nightmare

Post on 18-Feb-2015

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

KOMPLIKASI PERSALINAN LINTANG

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

KOMPLIKASI PERSALINAN LINTANG

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Letak lintang merupakan salah satu malpresentasi janin yang dapat menyebabkan

kelambatan atau kesulitan dalam persalinan. Letak lintang merupakan keadaan yang

berbahaya karena besarnya kemungkinan risiko kegawatdaruratan pada proses persalinan

baik pada ibu maupun janin.

Pada penelitian yang dilakukan di RSUP Dr.Pirngadi, Medan dilaporkan angka kejadian

letak lintang sebesar 0,6 %; RS Hasan Sadikin bandung 1,9 %; RSUP Dr.Cipto

Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1 % dari 12.827 persalinan; sedangkan Greenhill menyebut

angka 0,3 % dan Holland 0,5-0,6 %. Bila persalinan letak lintang dibiarkan tanpa pertolongan

akan dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun janin. Ruptur uteri, perdarahan dan

infeksi berakibat fatal bagi ibu sedangkan pada janin bisa terjadi prolapsus umbilikus,

asfiksia hingga berlanjut pada kematian janin.

Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala

pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong

berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas

panggul. Kelainan letak pada janin ini termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam

persalinan (distosia). Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan

kelainan tenaga (his), kelainan letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir. Angka

kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat terjadi karena

menegakkan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan muda dengan menggunakan

ultrasonografi 3. Letak lintang terjadi pada 1 dari 322 kelahiran tunggal (0,3%) baik di Mayo

Clinic maupun di University of Iowa Hospital, USA. Di Parklannd Hospital, dijumpai letak

lintang pada 1 dari 335 janin tunggal yang lahir selama lebih dari 4 tahun 2.

Dengan ditemukannya letak lintang pada pemeriksaan antenatal, sebaiknya diusahakan

mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Persalinan letak lintang memberikan

prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor – faktor yang

mempengaruhi kematian janin pada letak lintang di samping kemungkinan terjadinya letak

Page 2: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma

akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa definisi dari persalinan letak lintang

2.      Apa saja penyebab dari persalinan letak lintang

3.      Apa tanda dan gejala dari persalinan letak lintang

4.      Bagaimana mekanisme persalinan letak lintang

5.      Bagaimana penatalaksanaan yang tepat untuk kehamilan dan persalinan letak lintang

6.      Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan persalinan letak lintang

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui definisi dari persalinan letak lintang

2.      Untuk mengetahui penyebab dari persalinan letak lintang

3.      Untuk mengetahui tanda dan gejala dari persalinan letak lintang

4.      Untuk mengetahui mekanisme persalinan letak lintang

5.      Untuk mengetahui penatalaksanaan yang tepat untuk kehamilan dan persalinan letak lintang

6.      Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan persalinan letak

lintang

D.    Manfaat

1.      Bagi Penulis

Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat

meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai persalinan letak lintang

2.      Bagi Pembaca

Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang persalinan letak lintang lebih

dalam.

3.      Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan pada ibu

dengan persalinan letak lintang sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang

baik.

4.      Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah informasi tentang masalah persalinan letak lintang pada ibu.

Page 3: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Letak lintang (Trasverse Lie ) adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam

uterus dengan kepala pada satu sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.

Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu

berada pada PAP. Grenhi menyebutkan angka kejadiannya 0.3 % dan Holland 0,5-0,6 % dari

kehamilan (Hanifa,1992).

Pada letak lintang tubuh bayi memanjang tubuh kira-kira tegak lurus dengan sumbu

memanjang tubuh ibu. Bila sumbu memanjang tersebut membentuk sudut lancip  adalah letak

lintang obliq (Cuningham,1995). Pada letak lintang sumbu anak tegak lurus atau hampir

tegak lurus dengan sumbu panjang ibu.

Terdapat 2 jenis letak lintang :

1.            Presentasi bahu (Presentasi akromion ) yaitu pada letak lintang , bahu yang menjadi bagian

terendah .

2.            Dorso anterior yaitu jika punggung terdapat di sebelah depan, dan dorso posterior yaitu jika

punggung terdapat di sebelah belakang (DS Bratakoesoema,2005)

   B.     Insiden

Letak lintang terjadi pada satu dari 322 kelahiran tunggl (0.3 persen) baik di Mayo Clinic

maupun di University of Iowa (Cruikshank dan White, 1973; Johnson 1964). Angka kejadian

letak lintang berkisar antara 0,5 – 2 %. Dari beberapa rumah sakit pendidikan di Indonesia

dilaporkan : Medan 0,6 %, Jakarta 0,1 % (1948), Bandung 1,9 %. Grenhill melaporkan 0,3

%.5,8.

   C.    Klasifikasi

a.          Letak kepala

1.         Kepala anak bisa di sebelah kiri ibu

2.         Kepala anak bisa di sebelah kanan ibu

b.         Letak punggung

1.         Jika punggung terletak di sebelah depan ibu, disebut dorso-anterior

Page 4: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

2.         Jika punggung terletak di sebelah belakang ibu, disebut dorso-posterior

3.         Jika punggung terletak di sebelah atas ibu, disebut dorso-superior

4.         Jika punggung terletak di sebelah bawah ibu, disebut dorso-inferior

Frekuensi letak lintang dalam literatur disebutkan sekitar 0,5%-2%. Sedangkan di

Indonesia sekitar 0,5%. Letak lintang lebih banyak pada multipara daripada primipara, karena

yang menjadikan letak lintang pada umumnya hampir sama dengan kelainan yang

menyebabkan presentasi bokong . Namun harus dikemukakan satu faktor yang terpenting ,

yaitu jika ruang rahim memberi kesempatan bagi janin untuk bergerak lebih leluasa. Ini

mungkin, jika dinding uterus dan dinding perut ibu sudah begitu lembek, misalnya pada

wanita grandemultipara, atau malah pada panggul sempit.

    D.    Etiologi

Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai faktor, sering pula

penyebabnya tetap merupakan suatu misteri. Penyebab utama Letak Lintang adalah :

1.            Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi Relaksasi dinding

abdomen pada perut gantung menyebabkan uterus jatuh ke depan, sehingga menimbulkan

defleksi sumbu panjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir, yang menyebabkan terjadinya

posisi oblik atau melintang.

2.            Janin prematur

3.            Plasenta previa

4.            Uterus abnormal

5.            Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau sudah mati, Cairan

amnion berlebih

6.            Panggul sempit

7.            Wanita dengan paritas tinggi mempunyai kemungkinan 10x lebih besar dari nullipara.

Relaksasi dinding abdomen pada perut gantung menyebabkan uterus jatuh ke depan, sehingga

menimbulkan defleksi sumbu panjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir, yang menyebabkan

terjadinya posisi oblik / melintang.

8.            Plasenta previa dan panggul sempit menyebabkan keadaan serupa.

   E.     Diagnosis

1.      Inspeksi

Perut membuncit ke samping

2.      Palpasi

Page 5: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

a.       Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan

b.      Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam

pintu atas panggul

c.       Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri

3.      Auskultasi

Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.

4.      Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

a.       Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan

tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara bersalaman.

b.      Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala terletak di kiri,

ketiak menutup ke kiri.

c.       Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada dengan klavikula.

d.      Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun

pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.

   F.     Tanda dan Gejala

   1.      Dengan inspeksi biasanya abdomen melebar kesamping dan fundus uteri membentang

sedikit diatas umbilikus.

    2.      Ukuran tinggi fundus uterus lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilan.

    3.      Pada palpasi :

a.       Leopold 1 tidak ditemukan bagian bayi di daerah fundus uteri

b.      Leopold 2 balotemen kepala teraba pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka

yang lain.

c.       Leopold 3 & 4 memberikan hasil negative

   4.      Punggung mudah diketahui dengan palpasi, pada punggung anterior suatu dataran keras

terletak melintang dibagian depan perut ibu. Pada punggung posterior bagian kecil dapat

ditemukan pada tempat yang sama.

   5.      Bunyi jantung janin terdengar di di sekitar umbilicus

   6.      Pada pemeriksaan dalam :

a.       Pada awal persalinan bagian presentasi akan sangat tinggi dan sangat sulit untukdijangkau.

b.      Karena bagian presentasi yang buruk, selaput ketuban mungkin menggantung di vagina atau

dapat lebih cepat pecah.

c.       Kelahiran stadium awal,  bagian dada bayi dapat dikenali dengan adanya rasa bergigi tulang

rusuk diatas pintu atas panggul

Page 6: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

d.      Kelahiran stadiun pertengahan, skapula dan kavikula pada sisi thoraks yang lain akan dapat

dibedakan. Posisi aksila menunjukan sisi tubuh ibu tempat bahu bayi menghadap. Punggung

dapat ditentukan dengan terabanya skapula dan ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan

teraba klavikula.

e.       Kehahiran stadium lanjut, bahu masuk serta terjepit dalam rongga panggul dan salah satu

tangan atau lengan sering menumbung ke dalam vagina dan lewat vulva.

f.       Pada beberapa kasus lengan dapat prolaps dan pemeriksa dapat membedakannya dengan kaki

:

1)      Sikut lebih tajam daripada lutut

2)      Jari tangan lebih panjang daripada jari kaki

3)      Jari tangan tidak memiliki panjang yang sama

4)      Tangan tidak memiliki batas sudut terhadap lengan

5)      Ibu jari dapat disembunyikan ke dalam

6)      Kepalan tangan dapat tertutup

7)      Lutut mempunyai patela

g.      Pada pemeriksaan USG didapatkan letak lintang ( Hanifa,1992 & Cuningham,1995 &

Mochrar,1995)

   G.    Mekanisme Persalinan

Pada permulaan persalinan dalam letak lintang, pintu atas panggung tidak tertutup oleh

bagian bawah anak seperti pada letak memanjang. Oleh karena itu seringkali ketuban sudah

lebih dulu pecah sebelum pembukaan lengkap atau hampir lengkap. Setelah ketuban pecah,

maka tidak ada lagi tekanan pada bagian bawah, sehingga persalinan berlangsung lebih lama.

His berperan dalam meluaskan pembukaan, selain itu dengan kontraksi yang semakin

kuat, maka anak makin terdorong ke bawah. Akibatnya tubuh anak menjadi membengkok

sedikit, terutama pada bagian yang mudah membengkok, yaitu di daerah tulang leher. Ini pun

disebabkan karena biasnaya ketuban sudah lekas pecah dan karena tak ada lagi air ketuban,

maka dinding uterus lebih menekan anak di dalam rahim. Dengan demikian bagian anak yang

lebih rendah akan masuk lebih dulu ke dalam pintu atas panggul, yaitu bahu anak.

Karena pada letak lintang pintu atas panggul tidak begitu tertutup, maka tali pusat seringkali

menumbung, dan ini akan memperburuk keadaan janin.

Bila pembukaan telah lengkap, ini pada awalnya tidak begitu jelas tampaknya. Karena

tidak ada tekanan dari atas oleh bagian anak pada lingkaran pembukaan, makan lingkaran ini

tidak dapat lenyap sama sekali, senantiasa masih berasa pinggirnya seperti suatu corong yang

Page 7: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

lembut. Penting untuk diketahui, bahwa tidak ada pembukaan yang benar-benar lengkap pada

letak lintang seperti halnya pembukaan lengkap pada letak memanjang. Tandanya

pembukaan itu sudah lengkap adalah lingkaran pembukaan itu mudah dilalui oleh kepalan

tangan pemeriksa, sedangkan pada pembukaan yang belum lengkap, kepalan tangan

pemeriksa sukar untuk memasuki lingkaran tersebut.

Lain halnya dengan letak memanjang, pada letak lintang setelah pembukaan lengkap,

karena his dan tenaga mengejan, badan anak tidak dapat dikeluarkan dari rongga rahim, akan

tetapi sebagian besar masih di dalam uterus, meskipun tubuh anak menjadi semakin

membengkok..

Jika ini terjadi terus menerus, maka akan terjadi suatu letak lintang kasep, dimana tubuh

anak tidak dapat lagi didorong ke atas. Letak lintang kasep terjadi bukanlah karena lamanya

persalinan, namun faktor yang penting ialah karena faktor kuatnya his. Pada letak lintang

kasep, biasanya anak telah mati, yang disebabkan karena kompresi pada tali pusat,

perdarahan pada plasenta, ataupun cedera organ dalam karena tubuh anak terkompresi dan

membengkok.

Bila keadaan kasep ini dibiarkan saja, makan dapat terjadi ruptur uteri yang sangat

berbahaya pada bagi ibu.

    1.      Evolutio spontanea

a.          Menurut denman

Pada cara denman bahu tertahan pada simpisis dan dengan fleksi kuat di bagian bawah tulang

belakang, badan bagian bawah, bokong dan kaki turun di rongga panggul dan lahir, kemudian

disusul badan bagian atas dan kepala.

b.         Menurut Douglas

Pada cara Douglas bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong

dan kaki, sehingga bahu, bokong dan kaki lahir, selanjunya disusul oleh lahirnya kepala. Dua

cara tersebut merupakan variasi suatu mekanisme lahirnya janin dalam letak lintang, akibat

fleksi lateral yang maksimal dari tubuh janin (Wiknjosastro, 2006 : 625).

     2.      Conduplicatio corpore

Kepala dan perut berlipat bersama – sama lahir memasuki panggul. Kadang – kadang

oleh karena his, letak lintang berubah spontan mengambil bangun semula dari uterus menjadi

letak membujur, kepala atau bokong, namun hal ini jarang terjadi. Kalau letak lintang

dibiarkan, maka bahu akan masuk ke dalam panggul, turun makin lama makin dalam sampai

rongga panggul terisi sepenuhnya oleh badan janin. Bagian korpus uteri mengecil sedang

Page 8: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

SBR meregang. Hal ini disebut Letak Lintang Kasep = Neglected Transverse Lie Adanya

letak lintang kasep dapat diketahui bila ada ruptura uteri mengancam; bila tangan dimasukkan

ke dalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul serta dengan narkosa yang dalam tetap

sulit merubah letak janin. Bila tidak cepat diberikan pertolongan, akan terjadi ruptura uteri

dan janin sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam rongga perut.

Pada letak lintang biasanya :

1.      Ketuban cepat pecah

2.      Pembukaan lambat jalannya

3.      Partus jadi lebih lama

4.      Tangan menumbung (20-50%)

5.      Tali pusat menumbung (10%)

   H.    Komplikasi

1.         Pada maternal

a.          Ruptur uteri dan traumatik uteri

b.         Infeksi

c.          Terdapatnya letak lintang kasep (Neglected Transverse Lie),yang berpotensi meningkatkan

kematian pernatal,  diketahui dengan :

1)         Adanya ruptur uteri mengancam

2)         Tangan yang di masukan kedalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul

3)         Dengan narkosa dalam sulit merubah letak janin (Mochtar,1995)

Meningkatnya kematian maternal karena :

a.          Letak lintang selalu disertai plasenta previa

b.         Kemungkinan terjadi cedera tali pusat meningkat

c.          Keharusan tindakan Operasi SC tidak bisa dihindari

d.         Sepsis setelah ketuban pecah atau lengan menumbung melalui vagina

2. Pada janin

Kematian janin akibat :

a.             Prolaps funikuli

b.            Aspiksia karena gangguan sirkulasi uteroplasental

c.             Tekukan leher yang kuat (DS Bratakoesoema,2005 & Cuningham,1995)

Page 9: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

    I.       Penatalaksanaan

    1.      Pada kehamilan

Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada,

jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada

sampai persalinan. Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut

dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai

persalinan.

    2.      Pada persalinan

Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan kurang dari 4 cm,

dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4 cm pada primigravida dengan janin hidup

dilakukan sectio caesaria, jika janin mati, tunggu pembukaan lengkap, kemudian dilakukan

embriotomi. Pada multigravida dengan janin hidup dan riwayat obstetri baik dilakukan versi

ekstraksi, jika riwayat obsterti jelek dilakukan SC. Pada letak lintang kasep janin hidup

dilakukan SC, jika janin mati dilakukan embriotomi. Secara umum, dimulainya persalinan

aktif pada wanita dengan letak lintang sudah merupakan indikasi seksio sesarea. Sebelum

persalinan/pada awal persalinan, dengan ketuban yang masih utuh, upaya versi luar layak

dicoba. Karena baik kaki maupun kepala bayi tidak menempati Segmen Bawah Rahim

(SBR), insisi melintang rendah pada uterus mungkin akan menyulitkan ekstraksi bayi.

Umumnya insisi vertical lebih disukai.

Versi luar pada letak lintang hanya terdiri 2 tahap yaitu :

1.         Tahap rotasi

2.         Tahap fiksasi

Versi luar adalah upaya yang dilakukan dari luar untuk dapat mengubah kedudukan janin

menjadi kedudukan lebih menguntungkan dalam persalinan pervaginam. Berdasarkan

ketetapan tersebut dikenal bentuk versi luar :

a.          Versi Sefalik : melakukan perubahan kedudukan janin menjadi letak kepala

b.         Versi podalik : perubahan kedudukan janin menjadi letak bokong (sungsang).

Untuk dapat melaksanakan versi luar perlu diperhatikan beberapa pertimbangan

berikut ini:

1.         Kontraindikasi versi luar

2.         Ketuban sudah pecah.

3.         Penderita mempunyai riwayat hipertensi

4.         Rahim pernah mengalami pembedahan : seksio sesaria, pengeluaran mioma uteri.

Page 10: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

5.         Penderita pernah mengalami perdarahan selama hamil.

6.         Pernah mengalami tindakan operasi pervaginam.

7.         Terdapat faktor resiko tinggi kehamilan: kasus infertilitas, sering mengalami keguguran,

persalinan prematuritas atau kelahiran mati, tinggi badan kurang dari 150cm, mempunyai

deformitas pada tulang panggul/ belakang.

8.         Pada kehamilan kembar.

Syarat versi luar dapat berhasil dengan baik :

a.             Dilakukan pada usia kehamilan 34-36 minggu

b.            Pada inpartu dilakukan sebelum pembukaan 4 cm

c.             Bagian terendah belum masuk atau masih dapat dikeluarkan dari PAP

d.            Bayi dapat dilahirkan pervaginam

e.             Ketuban masih positif utuh

Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prolapsus funikuli, maka bergantung kepada tekanan,

dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi ekstraksi atau

mengakhiri persalinan dengan seksio sesarea. Dalam hal ini persalinan dapat diawasi untuk

beberapa waktu guna mengetahui apakah pembukaan berlangsung dengan lancar atau tidak.

Versi ekstraksi dapat dilakukan pula pada kehamilan kembar apabila setelah bayi pertama

lahir, ditemukan bayi kedua berada dalam letak lintang. Pada letak lintang kasep, versi

ekstraksi akan mengakibatkan ruptur uteri, sehingga bila janin masih hidup, hendaknya

dilakukan seksio sesarea dengan segera, sedangkan pada janin yang sudah mati dilahirkan

pervaginam dengan dekapitasi.

J. Pengkajian

1.               Aktifitas / Istirahat : Melaporkan keletihan, kurang energy, Letargi, penurunan penampilan

2.               Sirkulasi : Tekanan darah dapat meningkat

3.               Eliminasi : Distensi usus atau kandung kencing mungkin ada

4.               Integritas ego : Mungkin sangat cemas dan ketakutan

5.               Nyeri / Ketidaknyamanan

Dapat terjadi sebelum awitan(disfungsi fase laten primer) atau setelah persalinan terjadi

(disfungsi fase aktif sekunder).

Fase laten persalinan dapat memanjang : 20 jam atau lebih lama pada nulipara (rata- rata

adalah 8 ½ jam), atau 14 jam pada multipara (rata – rata adalah 5 ½ jam).

6. Keamanan

Page 11: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi 34minggu dalam upaya untukmengubah

presentasi bokong menjadi presentasi kepala

Pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi (mis.,dagu wajah, atau posisi

bokong)

Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam padanulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada

multipara

7. Seksualitas

Dapat primigravida atau grand multipara. Uterus mungkin distensi berlebihan karena

hidramnion, gestasi multipel,janin besar atau grand multiparitas.

8. Pemeriksaan Diagnosis

a.          Tes pranatal : dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau gestasi multiple

b.         Ultrasound atau pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis,presentasi janin ,posisi

dan formasi.

c.           

K. Diagnosa Keperawatan

1.               Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir

2.               Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan obstruksi pada penurunan janin

3.               Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin

4.               ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan krisis situasi

5.               Ansietas berhubungan dengan proses persalinan

Page 12: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

L. Perencanaan

Dx 1 : Nyeri (akut ) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir ditandai dengan :

Peningkatan tonus otot, pengungkapan, Prilaku distraksi (gelisah, meringis, menangis),wajah

menunjukan nyeri.

Kriteria hasil :

        Berpartisipasi dalam perilaku untuk menurunkan sensasi nyeri dan meningkatkan

kanyamanan

        Tampak rileks diantara kontraksi

      Melaporkan nyeri berulang / dapat diatasi

INTERVENSI RASIONAL

        Buat upaya yang memungkinkan

klien/pelatih untuk merasa nyaman

mengajukan pertanyaan

        Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan

sederhana

        Anjurkan klien menggunakan tehnik

relaksasi.Berikan instruksi bila perlu.

        Berikan tindakan kenyamanan (mis.

Masage,gosokan punggung, sandaran bantal,

pemberian kompres sejuk, pemberian es

batu)

        Anjurkan dan bantu klien dalamperubahan

posisi dan penyelarasan EFM

        Kolaborasi : Berikan obat analgetik saat

dilatasi dan kontaksi terjadi

        Jawaban pertanyaan dapat menghilangkan

rasa takut dan peningkatan pemahaman

        Mendorong relaksasi dan memberikan klien

cara mengatasi dan mengontrol tingkat

ketidaknyamanan.

        Relaksasi dapat membantu menurunkan

tegangan dan rasa takut,yang memperberat

nyeri dan menghambat kemajuan persalinan

        Meningkatkan relaksasi,menurunkan

tegangan dan ansietas dan meningkatkan

koping dan kontrol klien

        Mencegah dan membatasi keletihan otot,

meningkatkan sirkulasi

        Menghilangkan nyeri, meningkatkan

relaksasi dan koping dengan

kontraksi,memungkinkan klien tetap fokus

Dx 2 : Risiko tinggi cedera terhadap meternal berhubungan dengan obstruksi mekanis pada

penurunan janin

Kriteria hasil :

1.      Tidak terdapat cedera pada ibu

Page 13: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

INTERVENSI RASIONAL

         Tinjau ulang riwayat persalinan, awitan,

dan durasi

         Evaluasi tingkat keletihan yang

menyertai,serta aktifitas dan istirahat

sebelum awitan persalinan

         Kaji pola kontraksi uterus secara manual

atau secara elektronik

         Catat penonjolan , posisi janin dan

presentasi janin

         Tempat klien pada posisi rekumben lateral

dan anjurkan tirah baring dan ambulasi

sesuai toleransi

         Gunakan rangsang putting untuk

menghasilkan oksitosin endogen.

         Kolaborasi : Bantu untuk persiapan seksio

sesaria sesuai indikasi,untuk malposisi

        Membantu dalam mengidentifikasi

kemungkinan penyebab, kebutuhan

pemeriksaan diagnostik, dan intervensi yang

tepat

        Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan

disfungsi sekunder atau mungkin akibat dari

persalinan lama

        Disfungsi kontraksi memperlama

persalinan,meningkatkan risiko komplikasi

maternal / janin

        Indikator kemajuan persalinan ini dapat

mengidentifikasi timbulnya penyebab

persalinan lama

        Relaksasi dan peningkatan perfusi uterus

dapat memperbaiki pola hipertonik.Ambulasi

dapat membantu kekuatan grafitasi dalam

merangsang pola persalinan normal dan

dilatasi serviks

        Oksitosin perlu untukmenambah atau

memulai aktifitas miometrik untuk pola

uterus hipotonik.

        Melahirkan sesaria diindikasikan malposisi

yang tidak mungkin dilahirkan secara vagina

Page 14: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

Dx3 : Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin

Kriteria hasil :

1.      Menunjukan DJJ dalam batas normal dengan variabilitas baik tidak ada deselerasi lambat

INTERVENSI RASIONAL

       Kaji DDJ secara manual atau elektronik,

perhatikan variabilitas, perubahan periodik

dan frekuensi dasar.

       Perhatikan tekanan uterus selamaistirahat

dan fase kontraksi melalui kateter tekanan

intrauterus bila tersedia

       Kolaborasi : Perhatikan frekuenasi kontraksi

uterus.beritahu dokter bila frekuensi 2 menit

atau kurang

       Siapkan untuk metode melahirkanyang

paling layak, bilabayi dalam presentasi

bokong

       Atur pemindahan pada lingkungan

perawatan akut bila malposisi dideteksi klien

dengan PKA

       Mendeteksi respon abnormal ,seperti

variabilitas yang berlebih – lebihan,

bradikardi & takikardi, yang mungkin

disebabkan oleh stres, hipoksia, asidosis,

atau sepsis

       Tekanan kontraksi lebih dari 50 mmHg

menurunkan atau mengganggu oksigenasi

dalam ruang intravilos

       Kontraksi yang terjadi setiap 2 menit atau

kurang tidakmemungkinkan oksigenasi

adekuat dalam ruang intravilos

       Presentasi ini meningkatkan risiko , karena

diameter lebih besar dari jalan masuk ke

pelvis dan sering memerlukan kelahiran

secara seksio sesaria

        (Rasional : Risiko cedera atau kematian

janin meningkat dengan malahirkan

pervagina bila presentasi selain verteks

\

Dx4 : Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi

Kriteria hasil :

1.      Mengungkapkan pemahaman tentang apa yang terjadi

2.      Mengidentifikasi /menggunakan tehnik koping efektif  

INTERVENSI RASIONAL

        Tentukan kemajuan persalinan , kaji

derajat nyeri dalam hubungannya dengan

        Persalinan yang lama yang berakibat

keletihan dapat menurunkan kemampuan

Page 15: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

dilatasi / penonjolan

        Kenali realitaskeluhan klien akan nyeri

/ketidaknyamanan

        Tentukan tingkat ansietas klien dan pelatih

perhatikan adanya frustasi

        Berikan informasi faktual tentang apa yang

terjadi

        Berikan tindakan kenyamanan dan

pengubahan posisi klien.Anjurkan

penggunaan tehnik relaksasi dan

pernafasan yang dipelajari

klien untuk mengatasi atau mengatur

kontraksi

        Ketidaknyamanan dan nyeri dapat

disalahartikan pada kurangnya kemajuan yang

tidak dikenali sebagai masalah disfungsional

        Ansietas yang berlebihan meningkatkan

aktifitas adrenal /pelepasan

katekolamin,menyebabkan ketidak

seimbangan endokrin,kelebihan epinefrin

menghambat aktifitas miometrik

        Dapat membantu reduksi ansietas dan

meningkatkan koping

        Menurunkan ansietas, meningkatkan

kenyamanan , dan membantu klien mengatasi

situasi secara positif

Dx 5 : Ansietas berhubungan dengan proses persalinan

Kriteria hasil : 1.      Tidak ada tanda-tanda kegelisahan

2.      Tidak ada ketegangan otot

3.      Tangan tidak mengepal

4.      Tidak ada distress

5.      Tidak ada ketegangan otot wajah

6.      Tidak ada sifat lekas marah

INTERVENSI

Anxiety reduction

Page 16: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

1.      Menggunakan pendekatan terapetik secara tenang.

2.      Panggil pasien dengan panggilan yang disukai

3.      Kaji penyebab kekhawatiran klien

4.      Jelaskan semua prosedur untuk mengurangi kekhawatiran

5.      Sediakan lingkungan yang nyaman bagi klien

6.      Batasi pengunjung

7.      Dengarkan keluhan klien

8.      Bina hubungan saling percya dengan klien

9.      Identifikasi perubahan ansietas

10.  Observasi secara verbal dan non verbal tanda–tanda ansietas

11.  Dorong agar bisa beraktifitas secara kompetitif

BAB IV

Page 17: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

PENUTUP

A.          Kesimpulan

Letak lintang (Trasverse Lie ) adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam

uterus dengan kepala pada satu sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.

Pada letak lintang tubuh bayi memanjang tubuh kira-kira tegak lurus dengan sumbu

memanjang tubuh ibu. Bila sumbu memanjang tersebut membentuk sudut lancip  adalah letak

lintang obliq (Cuningham,1995). Pada letak lintang sumbu anak tegak lurus atau hampir

tegak lurus dengan sumbu panjang ibu.

Terdapat 2 jenis letak lintang :

1.         Presentasi bahu (Presentasi akromion ) yaitu pada letak lintang , bahu yang menjadi bagian

terendah .

2.         Dorso anterior yaitu jika punggung terdapat di sebelah depan, dan dorso posterior yaitu jika

punggung terdapat di sebelah belakang (DS Bratakoesoema,2005)

B.              Saran

1. Dilakukan antenatal care yang teratur terutama pada ibu hamil multipara ataupun

yang memiliki kelainan pada jalan lahir

2. Diberikan pelatihan bagi tenaga medis untuk pertolongan persalinan letak lintang

Page 18: KOMPLIKASI  PERSALINAN  LINTANG

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, Heather.2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Morhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). America : Mosby

Mc Closkey Dochterman, Joanne. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC). America :

Mosby

Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C.Geissler ( 2000 ), Rencana Asuhan

Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Bobak, Lowdermilk, Jensen. ( 2004 ). Buku Ajar : Keperawatan maternitas edisi - 4. Jakarta: EGC.