pekerjaan perkerasan aspal.ppt
TRANSCRIPT
PEMBEKALAN SERTIFIKASI TENAGA AHLI PENGAWAS
PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL
Disusun oleh : Ir. Indraswari H.
PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL
1. LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT
2. BURTU DAN BURDA3. CAMPURAN ASPAL PANAS4. LASBUTAG DAN LATASBUSIR5. CAMPURAN ASPAL DINGIN6. LAPIS PERATA PENETRASI MAKADAM
1. MATERIAL2. CAMPURAN 3. PERALATAN
4. PELAKSANAAN5. PENGENDALIAN MUTU
LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT(PRIME C/TACK.C)
1. MATERIALa. Bahan baku aspal pen 60/70 atau pen 80/100
lengkap dengan sertifikat.b. Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat ) * aspal emulsi ( MS, SS ), tidak diencerkan * AC pen 80/100 atau pen 60/70 diencerkan
dg minyak tanah 80 pph, ekivalen MC 30c. Lapis Perekat ( Tack Coat ) * aspal emulsi ( RS ),atau diencerkan dengan
air perbandingan 1:1 * AC pen 60/70 atau 80/100 diencerkan
dengan minyak tanah 25 – 30 pph
2. PERALATANa. umum penyapu mekanis, kompresor, peralatan
untuk memanaskan bahan aspal, peralatan
penyebar kelebihan aspalb. Asphalt Distributor- kendaraan beroda ban angin, bermesin
penggerak sendiri - sistem tangki aspal, pemanasan, pemompaan dan penyemprotan sesuai ketentuan Institute of Petroleum Inggris
- bahan aspal panas dapat disemprotkan secara merata
- distributor dilengkapi batang semprot dengan minimum 24 nosel
c. Perlengkapan- tachometer (pengukur kecepatan putaran)- meteran tekanan, tongkat celup, termometer dll- seluruh perlengkapan pengukur harus dikalibrasid. Grafik penyemprotan dan Buku petunjuk
pelaksanaan- grafik penyemprotan memperlihatkan hubungan
antara kecepatan dan jumlah takaran aspal serta kecepatan pompa dan nosel juga tinggi batang semprot dari permukaan jalan.
e.Peralatan Penyemprot Aspal Tangan ( Hand
Sprayer), bila diizinkan oleh Direksi Pekerjaan.- tangki aspal dengan pemanas- pompa tekanan untuk menyemprot aspal keluar- batang semprot dengan nosel
3. PELAKSANAANa. Penyiapan permukaan - Permukaan harus kering atau mendekati
kering. - Kerusakan perkerasan yang ada harus
diperbaiki terlebih dahulu. - Apabila dilaksanakan pada perkerasan
baru, perkerasan tsb harus sudah dikerjakan sepenuhnya.
- Debu dan kotoran lain harus dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat mekanis atau kompresor.
- Tonjolan benda-benda asing lain harus disingkirkan.
b. Takaran dan suhu pemakaian bahan- Lapis Resap Pengikat : 0,4-1,3 lt per m2 LPA
kelas A- Lapis Perekat : permukaan baru 0,15 lt/m2 aspal
cair 0,20 lt/m2 emulsi 0,40 lt/m2 emulsi diencerkan- Suhu penyemprotanjenis aspal rentang suhu aspal cair 50 pph ( MC 70 ) 70 +/- 10 C aspal cair 75 pph ( MC 30 ) 45 +/- 10 C aspal emulsi/emulsi diencerkan tidak dipanaskan
c. Pelaksanaan penyemprotan- Masih dimungkinkan lalu lintas satu lajur- Batas yang disemprot diukur dan ditandai- Ada bagian yang tumpang tindih selebar 20 cm
sepanjang sisi lajur yang bersebelahan- Lokasi awal dan akhir penyemprotan dilindung
dengan bahan yang kedap- Bahan aspal yang disemprot harus merata di
seluruh permukaan- Tempat yang disemprot prime coat yang
menunjukkan bahan aspal berlebih ditutup dengan bahan penyerap sesudah 4 jam penyemprotan
- Lapis berikutnya dihampar setelah prime coat meresap sepenuhnya, lalu lintas dapat diijinkan lewat setelah 4 jam penghamparan.- Penghamparan lapis aspal berikut diatas tack coat dilakukan sebelum hilang kelengketannya
- Lapis berikutnya dihampar setelah prime coat
meresap sepenuhnya, lalu lintas dapat diijinkan lewat setelah 4 jam
penghamparan.- Penghamparan lapis aspal berikut di atas tack
coat dilakukan sebelum kelengketan tack coat
hilang. - bilamana lalu lintas diijinkan lewat diatas
Lapis Resap Pengikat maka harus digunakan bahan penyerap (blotter material) dari agregat single sizi 9,5 mm.
PENYEMPROTAN TACK COAT YG BAIK
-
PELAKSANAAN TACK COAT YG JELEK
TACK COAT YANG TERANGKAT BAN KARENA PERMUKAAN
KOTOR
ASPHLAT DISTRIBUTOR
4. PENGENDALIAN MUTUa. Contoh aspal dan sertifikatnya pda setiap
pengangkutanb. 2 liter contoh aspal diambil dari distributor/
asphalt sprayer saat awal dan akhir penyemprotan
c. Distributor aspal diperiksa dan diuji* sebelum pelaksaan pekerjaan* setiap 6 bulan atau penyemprotan 150.000 ltd. Pelapisan menutup seluruh permukaan yang
disemprot, tanpa ada bagian yang beralur atau
kelebihan aspal.e. Agregat penutup/ blotter harus mendapat
persetujuan.
LABURAN ASPAL SATU LAPIS ( BURTU) DAN LABURAN ASPAL DUA
LAPIS (BURDA)1.MATERIAL1. AGREGATa. Agregat Penutup- kerikil pecah atau batu pecah keras, awet,
bersih, berbentuk kubikal- keausan dengan mesin LA : maks 30% kelekatan : min 95 %- min 90% kerikil pecah( tertahan sar. 4,75
mm) punya 2 bidang pecah, AGD/ALD <2,3
b. agregat BURTU dan lapis pertama BURDA* ukuran nominal : 13mm* ukuran terkecil rata-rata (ALD) : 6,4-9,5* persen maksimum lewat sar. 4,75 : 2c. agregat penutup kedua BURDA
ukuran saringan % berat lewat9,5 mm 1006,35 95-1002,46 0-150,075 0-8
* mengunci rongga-rongga lapisan pertama
2. ASPALa. aspal semen pen 80/100 atau pen 60/70
diencerkan dengan minjak tanah sesuaisuhu udara perb. minyak tnh suhu penyempr
pen 80/100 pen 60/70 20,0 11 13 157 22,5 9 11 162 25 7 9 167 27,5 5 7 172
Untuk kepraktisan diambil 60/70 + 10 pph kerosinUntuk pen 80/100 + 8 pph kerosin Bahan aspal tidak boleh dipanaskan pada suhu
penyemprotan lebih dari 10 jamb. dalam hal tertentu dapat digunakan bahan anti
pengelupas (anti-stripping agent)
2. PERALATANa. Distributor Aspal tangki tersekat sempurna, penurunan suhu tidak melampaui 2,5 C per jamb. Alat Pemadat roda karet, lebar tidak kurang dari 1,5 m,
mempunyai mesin penggerak sendiric. Alat Penghampar * mesin penebar agregat dengan penggerak 4
roda (four wheel drive belt spreader) * truk penghampar (2 buah) d. Sapu ijuk kasar dan sikat mekanis
PENYEMPROTAN ASPAL
PENGHAMPARAN AGREGAT PENUTUP
PENGILASAN AGREGAT PENUTUP
BURDA SEBELUM DIBERI PENUTUP KEDUA
BURDA SETELAH DIBERI LAPISAN PENUTUP
BURDA SETELAH UMUR 2 TAHUN
3. PELAKSANAAN
1. PEKERJAAN PERSIAPANa. kotoran dan bahan yang tidak dikehendaki pada permukaan yang akan dilabur harus dibersihkan dengan alat penyapu mekanik atau kompresor, permukaan harus keringb. lubang-lubang diperbaiki/ditambal, tonjolan-tonjolan diratakanc. prmukaan jalan lama tanpa penutup aspal terlebih dahulu diberi lapis resap pengikat secara merata dan dibiarkan kering seluruhnya paling sedikit 48 jam
2. PEMAKAIAN BAHAN ASPALa. takaran pemakaian aspal tergantung ukuran
terkecil rata-rata agregat penutup, komposisi aspal, kondisi dan tekstur permukaan lama jenis dan lalulintas dan hasil percobaan
b. penyemprotan dilaksanakan merata. Distributor dioperasikan sesuai grafik yang telah disetujui
c. suhu penyemprotan tidak boleh bervariasi melebihi 10 C dari tabel di depan
d. terdapat bagian yang tumpang tindih sepanjang 20 cm sepanjang sisi lajur yang bersebelahan
e. lokasi awal dan akhir penyemprotan dilindungi bahan yang kedap
TAKARAN PENYEMPROTAN ASPAL
• R = (0,138 X ALD + e) X Tf• R = takaran penyemprotan liter/m2• ALD = ukuran rata-rata terkecil (mm)• E = jumlah aspal yg diperlukan mengisi
tektur permukaan jalan lama.• Tf = angka faktor yg tergantung pada
volume lalu lintas.
f. luas lokasi yang akan dilabur aspal diukur segera setelah penyemprotan selesai
g. jumlah bahan aspal yang digunakan diukur dengan cara memasukkan tongkat celup ke dalam tangki sebelum dan sesuda pemakaian
3. MENGHAMPAR AGREGAT PENUTUPa. agregat dalam bak truk harus cukup jumlah
untuk menutup bidang yang akan ditebarb. penghamparan harus dilaksanakan segera
setelah penyemprotan aspal dimulai, dan selesai dalam jangka 5 menit terhitung sejak selesai penyemprotan, setiap tempat yang
tidak tertutup ditutup secara manual
c. BURTU atau lapisan pertama BURDA tidak boleh lebih tebal dari satu batu
4. PENYAPUAN DAN PENGGILASANa. setelah hamparan agregat penutup diterima DP,
hamparan digilas dengan dua alat pemadat roda karet, sebanyak kira-kira 6 gilasan
b. permukaan jalan dibersihkan dari agregat yang berlebihan
c. sebelum menghampar lapis kedua BURDA permukaan disemprot aspal dengan bahan
aspal 0,6-0,8 l/m2
4. PENGENDALIAN MUTUa. contoh aspal dan sertifikat pada tiap
pengangkutan aspal ke lapanganb. 2 liter aspal yang akan dihampar diambil dari
distributor, saat awal dan saat menjelang akhirc. pengujian mutu bahan agregat, satu contoh tiap
75 m3 agregatd. Distributor aspal harus diperiksa dan diuji : * sebelum mulai pekerjaan * setiap 6 bulan atau 150000 liter * kerusakan atau modifikasi
PEMELIHARAAN PEKERJAAN YANG TELAH DITERIMA
CAMPURAN ASPAL PANAS1. MATERIALa. Aspal- Jenis Pen 60/70, titik lembek minimum
48 C. Pengambilan contoh dari truk tangki bagian atas tengah dan bawah.
- Nilai penetrasi benda uji tidak kurang 55 % dari sebelum dicampur.
b. Agregat Umum : - penyerapan air maks 3%
- berat jenis ag kasar dan halus tidak berbeda lebih dari 0,2% Agregat kasar :
- tertahan saringan no.8, bersih.keras- batu pecah atau kerikil pecah- partkel lewat saringan no. 200 maks. 1%
Ketentuan agregat kasar1. Soundness test : maks. 12 %2. Abrasi dg mesin Los Angeles : maks. 40%3. Kelekatan terhadap aspal : 95 % +4. Partikel pipih dan lonjong : maks. 10 %
Agregat Halus :- pasir atau batupecah lewat sarinag no,8- % maks. Pasir untuk Laston 15 %- sand equivalent > 40 % Bahan Pengisi ( Filler )- batu kapur, semen Portland, abu terbang, abu
tanur semen dll- kering, lewat saringan no. 200 > 75 % Gradasi gabungan ( lihat transparan )
GRAFIK BTDC
JENIS ASPAL MENURUT BTDC
PEN 100 ASPAL BERBAGAI PRODUK
BERBAGAI GRADE ASPAL DARI SATU PABRIK
KETENTUAN AGREGAT KASAR
• Angularitas kedalaman <10 cm dari permukaan > 1 juta ESA 95/90.
• Artinya 95 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih, 90 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
• Angularitas agregat halus > 1 juta ESA min 45 %.
GRADASI CONTINOUS
GRADASI HOT MIX (SUPERPAVE)
2. . PERALATANa. Asphalt Mixing Plantb. Wheel Loaderc. Dump Truck :- bak terbuat dari logam yang rapat bersih,
disemprot sedikit air sabun atau minyak bakar- bak ditutup rapat untuk menjamin suhu
campurand. Asphalt Finisher Penghampar mekanis bermesin sendiri , mampu
menghampar, membentuk sesuai kelandaian dan penampang melintang.
e. Three Wheel Rollerf. Pneumatic Tire Rollerg. Tandem RollerBerat statis ketiga alat pemadat tidak kurang dari 6 ton
3. TOLERANSI DIMENSIa. Tebal Lapisan - Dipantau dengan benda uji inti ( core ), 2 pada
arah melintang dengan jarak 200m. Toleransi tebal 3mm/tebal 3cm dan 5mm/ tebal lebih dari 3cm.
- Tebal aktual rata rata semua benda uji inti per ruas.
b. Kerataan Permukaan - Diperiksa dengan mistar lurus panjang 3m - Perbedaan tiap 2 titik pada setiap penampang
melintang tudak melampaui 5 mm dari elevasi - Ketidakrataan arah sumbu memanjang tidak
boleh melampaui 5mm.
4. PELAKSANAAN1. CAMPURAN
a. Komposisi campuran: Campuran terdiri atas agregat dan aspal.
Filler ditambahkan apabila diperlukan.b. Jenis Campuran : * Latasir * Lataston ( L. Permukaan, L. Pondasi)
* Laston ( Lapis Aspal Beton ) :- Lapis Aus ( AC/WC )- Lapis Pengikat ( AC/BC )- Lapis Pondasi ( AC BASE )
c. Kadar aspal dalam campuranPersentase aspal aktual dalam sgregat tergantung pada penyerapan agregat yang digunakan. Pilih agregat dengan penyerapan kecil ( kurang 3 % ).
d. Prosedure rancangan campuran- Pengujian yang diperlukan agregat :
analisa saringan, berat jenis dan penyerapan air
Pengujian campuran : berat jenis maksimum campuran, pengujian
sifat-sifat Marshall, dan kepadatan membal
- Pengujian percobaan campuran:1. Gradasi agregat yang memenuhi gradasi
gabungan2. Perkiraan awal kadar aspal dengan rumus
Pb= 0,035(%CA)+0,045%(%FA)+0,18(% Filler) +KDimana
Pb = kadar aspalCA = agregat kasarFA = agregat halus
K konstanta sekitar 0,5-1,0 untuk AC dan 2,0-3,0 untuk HRS
- Buat 5 benda uji dengan kadar aspal satu mendekati perkiraan, 2 diatas perkiraan dan 2 di bawah perkiraan.
- Setiap variasi kadar aspal diperiksa:* berat isi* stabilitas Marshall* kelelehan* rongga dalam agregat ( VMA )* rongga terisi aspal ( VFB )* rongga dalam campuran ( VIM )- Kadar aspal optimum diperoleh :* kadar aspal yang memberikan berat isi maksimum* kadar aspal yang memberikan stabilitas maksimum* masuk dalam rentang persyaratan kelelehan* masuk dalam rentang persyaratan VMA* masuk dalam rentang persyaratan VFB* masuk dalam rentang persyaratan VIM- Membuat Job MIX Formula dan penghamparan percobaan- Ketentuan sifat-sifat campuran ( transparant ).
PENENTUAN KADAR ASPAL OPTIMUM
2. INSTALASI PENCAMPUR ASPALa. Umum Instalasi Pencampur Aspal atau Asphalt Mixing Plant
(AMP ) dapat berupa :* batching plant ( sistem takaran )* continuous ( sistem menerus )
Kapasitas harus memadai dan dipasang di lokasi yang jauh dari permukiman.
b. Timbangan - berupa jenis jam tanpa pegas dan merupakan produksi
standar - timbangan untuk aspal harus memenuhi ketentuan
untuk agregatc. Tangki aspal Tangki aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang
dapat dikendalikan dengan efektif.d. Pemasok ( feeder ) Pemasok harus terpisah untuk masing-masing agregat
e. Alat pengering Berputar dan mampu mengeringkan dan memanaskan agregat
sampai suhu yang dipersyaratkan.f. Ayakan ( Saringan ) Mampu mengayak seluruh agregatsampai ukuran dan porsi
yang disyaratkang. Penampung panas ( Hot Bin) Kapasitas cukup , jumlah bin minimum 3 bh, sehingga
menjamin penyimpanan yang terpisah untuk masing-masing fraksi. Tidak termasuk bahan pengisi
h. Unit pengendali aspal Jenis penimbangan dan jenis meteran harus handal untuk
memperoleh jumlah aspal yang tepati. Pengukur suhu - thermometer berlapis baja, dipasang di tempat mengalirnya
pasokan aspal - instalasi juga dilengkapi dengan thermometer
j. Pengumpul Debu ( dust collector ) Instalasi Pencampur Aspal harus dilengkapi alat
pengumpul debu
k. Pengendali waktu pencampuran AMP dilengkapi dengan perlengkapan pengendali waktu pencampuran
l. Timbangan dan Rumah Timbangan Disediakan untuk menimbang truk bermuatan,dikirim ke tempat hamparan
AMP JENIS TAKAR (BATCH)
AMP JENIS DRUM
AMP D0UBLEBAREL
3. PEMBUATAN CAMPURAN ASPALa. Penyiapan bahan aspal Aspal dipanaskan dengan suhu antara 140 C sampai
160 Cb. Penyiapan agregat - Tiap fraksi disalurkan melalui pemasok dingin - Agregat dipanaskan pada alat pengering, sebelum dimasukkan alat pencampur - Bila diperlukan filler ditambahkan dan ditakar secara terpisahc. Penyiapan pencampuran - Agregat kering /panas dicampur di pencampur dengan proporsi tiap fraksi yang tepat, waktu pencampuran
kira-kira 45 detik (batch plant ). - Suhu campuran saat keluar dari alat pencampur harus
memenuhi syarat.d. Pengangkutan dan penyerahan di lapangan - Campuran masuk ke alat penghampar dalam rentang
suhu 135 C – 150 C
4. PENGHAMPARANa. Penyiapan permukaan - Permukaan yang rusak, tidak stabil harus diperbaiki terlebih dahulu. - Permukaan dibersihkan dari bahan lepas dengan sapu mekanis dan dibantu manual bila perlu. Lapis perekat atau lapis resap pengikat diterapkan spt di
depan.
b. Penghamparan dan pembentukan - Acuan tepi balok kayu dipasang sesuai garis dan ketinggian - Sepatu alat penghampar dipanaskan, campuran dihampar dan diratakan sesuai kelandaian, elevasi dan bentuk penampang melintang.Dimulai dari lajur paling rendah. - Selama penghamparan dan pembentukan mesin fibrasi
dipanaskan. - Kecepatan alat diatur hingga tidak menyebabkan retak
permukaan atau koyak.
TRUCK DITUTUP TERPAL
HOTMIX BAGIAN ATAS 10 CM MULAI DINGIN
SAAT PENUANGAN HOTMIX KE FINISHER
PENGHAMPARAN HOTMIX DGN FINISHER
MAKSIMUM TINGGI AUGER
GEARBOX STREAK
ADA PERBEDAAN TEMPERATUR PADA
SAMBUNGAN
c. Pemadatan - Suhu campuran/hamparan selalu dipantau. - Pemadatan awal dg pemadat roda baja, suhu 125-145C. Pemadatan kedua dg pemadat roda karet, suhu 100-125C. Pemadatan akhir dg pemadat roda baja, suhu > 95C.
- Pemadatan sejajar sumbu jalan ,dari tepi menuju arah sumbu, kecuali superelevasi,dimulai dari yang rendah ke arah tinggi. Lintasan yang berurutan harus tumpang tindih.
- Kecepatan pemadat roda baja maksimum 4 km/jam, roda karet maksimum 10 km/jam.
- Operasi penggilasan dilaksanakan secara menerus.- Roda baja dibasahi secukupnya dan roda karet diminyaki
sedikit unutk mencegah lengket. - Alat berat dan pemadat tidak diijinkan di atas permukaan yg baru dikerjakan, sampai permukaan dingin.
- Tepi perkerasan dipangkas agar bergaris rapi.
CONTOH TEMPERATUR PELAKSANAAN
ALAT PEMADAT BREAKDOWN ROLLING
PEMADAT SECONDARY ROLLING
URUTAN PEMADATAN
d. Sambungan - Sambungan memanjang diatur berada
di pemisah jalur/lajur. Sambungan melintang harus lurus dihampar bertangga, pergeseran min 25 cm.
- Memasang campuran baru disebelah campuran padat, tepi campuran padat dipotong tegak lurus.
5. PENGENDALIAN MUTUa. Ketentuan viskositas aspal dan suhu
campuran
prosedur pelaksanaan viskositas suhu camp. 1. Pencampuran b.u. Marshall 0,2 155 2. Pemadatan b.u Marshall 0,4 1453. Pencampuran maks di AMP tidak perlu 1654. Pencampuran 0,2-0,5 145-1555. Ke alat penghampar 0,5-1,0 130-1506. Pemadatan awal 1-2 125-1457. Pemadatan kedua 2-20 100-1258. Pemadatan akhir < 20 > 90
b. Kepadatan - Kepadatan campuran aspal tidak boleh kurang dari 97% Kepadatan Standar Kerja ( Job Standard Density
) untuk Laston dan 98% untuk campuran lainnya.- Pengambilan dan pemadatan benda uji di laboratorium
sesuai AASHTO 168.c. Jumlah pengambilan benda uji - Pengambilan dilakukan di instalasi pencampur atau
lokasi penghamparan.- Frekwensi minimum pengujian ( lihat transparan )- 6 cetakan Marshall dibuat tiap hari penghamparan,
dipadatkan pada suhu 145 C dengan 75 tumbukan masing-masing permukaan , kepadatan rata-
rata /Marshall Harian.- Pengambilan benda uji dengan mesin bor diameter 4” atau 6”, diperiksa ketebalan,kepadatan dan kadar aspal ( ekstraksi ).
d. Pengujian mutu campuran ( hasil dan catatan )- Analisa saringan 2 contoh dari hot bin- Suhu campuran saat pengambilan contoh di AMP maupun
di lokasi - Kepadatan Marshall Harian dengan detil semua benda uji
yang diperiksa- Kepadatan lapangan dan persentaseterhadap Kepadatan
Campuran Kerja benda uji inti- Stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient paling sedikit 2
contoh- Kadar aspal hasil ekstraksi paling sedikit 2 contoh- Rongga dalam campuran dan kepadatan membal dihitung
berdasar berat jenis maksimum ( AASHTO T 209-90 )- Kadar aspal terserap agregat dihitung berdasar berat jenis
maksimum campuran
LASBUTAG DAN LATASBUSIR1. MATERIALLasbutag : Lapis Asbuton AgregatLatasbusir : Lapis Tipis Asbuton Pasira. Asbuton : kadar aspal > 15%ukuran % lewat 12,7 mm 1004.75 90-1000,600 35-100- kadar air asbuton maksimum 6 %- tempat menumpuk asbuton harus rata, bersih- penyimpanan diletakkan dalam lapisan-lapisan
tidak lebih dari 30 cm dan tinggi tumpukan maksimum 200 cm dengan kelandaian 5%
b.Agregat Kasar- terdiri atas batu pecah atau kerikil pecah dengan
gradasi ukuran saringan (mm) % lewat19 10012.7 30-1009,5 0-554.75 0-100,075 0-1- bersih, keras, awet dan keausan maksimum 40%- kelekatan minimum 95 % atau bila tidak
memenuhi dapat ditambahkan bahan aditif
c. Agregat Halus- terdiri atas satu atau beberapa jenis pasir atau batu
pecah halus atau kombinasinya dengan gradasaiukuran saringan (mm) % lewat
Lasbutag Latasbusir9,5 100 1004,75 98-100 72-1002,36 93-100 72-1000.600 76-100 25-1000,075 0-8 0-8
- nilai setara pasir minimum 50 %
d. Filler atau bahan pengisi berasal dari mineral asbuton
e. Bahan Peremaja* minyak berat peremaja ( minyak bumi, bunker
oil, Long Residu Aromatis dengan karakterisrtik
tertentu)* aspal semen pen 60/70 atau 80/100* minyak pelunak ( cutter) : minyak tanah
dengan sifat-sifat tertentuf. Bahan tambah (aditif), anti pengelupasang. Precoat dengn aspal cair; kadar residu
diperhitungkan dalam kadar total campuran
2. CAMPURANa. campuran pada dasarnya terdiri atas agregat
kasar, agregat halus, Asbuton dan bahan peremaja b. Kadar aspal dalam campuran merupakan penjumlahan dari :
* kadar bitumen asbuton* aspal semen* minyak berat peremaja Kadar aspal efektif tidak boleh kurang dari
ketentuan yang disyaratkanc. Gradasi Mineral Asbuton - 100% lewat saringan no. 100 - 95% lewat saringan no. 200
d. Proporsi komponen fraksi-fraksi rancangan* Agregat Kasar (CA) : % berat bahan tertahan saringan 2,36 mm* Agregat Halus (FA): % berat bahan lewat
saringan 2,36 tertahan 0,075* Filler : % berat bahan lewat
saringan 0,075 mm Fraksi-fraksi rancangan harus terletak dalam batas
persyaratan yang ditentukan
e. Resep campuran kerja dan toleransi- agregat gab. lewat 9,5 mm, tertahan 2.36 mm :7% berat total agregat- agregat gab. Lewat 2.36 mm, tertahan 0,15 mm :6 % berat total agregat- agregat gab. Lewat 0,15 mm, tertahan 0,075 mm :3% berat total agregat- agregat gab. Lewat 0,075 mm : 2,0% bert total ag- total kadar aspal : 0,5 % berat total campuran
f. sifat-sifat campuran sesuai tabel 6.4.3.(2)
3. PERALATANa. Umum - instalasi pencampur aspal jenis takaran - instalasi pencampur beton jenis takaran
kapasitas 500 kg - beton molen kapasitas minimum 200 kgb. Timbangan- berat agregat ( weigh hopper)- timbangan bahan peremaja (weigh bucket)c. Tangki pencampur dan penyimpan bahan
peremajad. Pengeringan Asbuton- drum pengering atau sinar matahari
e. Peralatan pengangkutf. Peralatan penghampar- alat penghampar mekanis - alat penghampar manualg. Peralatan pemadat- alat pemadat roda baja bermesin sendiri terdiri
atas alat pemadat tiga roda damn alat pemadat
dua roda dan,- alat pemadat roda karet bermesin sendiri,
dilengkapi sikat pembersih roda- penyemprotan roda dengan air tidak
diperkenankan
4. PELAKSANAAN1. PEMBUATAN CAMPURANa. penyiapan bahan peremajab.penyiapan Asbuton* pemecahan* pengayakan* pengeringanc. penyiapan agregatd. penyiapan pencampuran:* pencampuran secara normal* precoatinge. pemeraman* minimum 6 hari, tinggi tumpukan maks 2 m
2. PENGHAMPARAN CAMPURANa. penyiapan permukaan - permukaan perkerasan lama dibersihkan, diberi
tack coat - permukaan yang rusak diperbaiki terlebih dahulub. penghamparan dan pengerjaan akhir - pembentukan - pelaksanaan setengah lebar jalan - penghamparan dengan mesin - penghamparan dengan tangan - penguapan
c. pemadatan - campuran dihampar, diratakan - penggilasan terdiri atas 3 operasi:* penggilasan awal (breakdown) da* penggilasan kedua (utama ) waktu 1 jam* penggilasan akhir/ penyelesaian dalam waktu 2
minggud. tatacara pemadatan dan sambungan-sambungan
pada umumnya sesuai campuran aspal panas
5. PENGENDALIAN MUTU1. PEMERIKSAAN PERMUKAAN PERKERASANa. mistar lurus panjang 3m , untuk tegak lurus dan
sejajar sumbu jalanb. pemeriksaan kerataan segera setelah pemadatan
awal dan setelah pemadatan akhir2. KETENTUAN PEMADATANkepadatan rata-rata tiap kelompok dari 4 buah
pengujian min 97%kepadatan Marshall ( dengan
metode Sand Cone )3. PENGAMBILAN CONTOHsetiap 100 ton produksi, sesuai pengujian
campuran aspal panas
LAPIS PERATA PENETRASI MAKADAM
1. MATERIALa. Umum
* agregat pokok* agregat pengunci* agregat penutup* aspal
b. agregat pokok dan pengunci* abrasi ( keausan) : maks 40%* kelekatan terhadap aspal : min 95%* indeks kepipihan : maks 25%
c. gradasi agregat pokok dan pengunciUkuran (mm) % lewat / tebal lapisan (cm)ag. pokok 7-10 5-8 4-5
75 100 - -63 90-100 100 50 35-70 95-100 10038 0-15 35-70 95-10025 0-5 0-15 -19 - 0-5 0-5
ag pengunci25 100 100 10019 95-100 95-100 95-1009,5 0-5 0-5 0-5
d. Aspal- aspal semen pen 80/100 atau pen 60/70- aspal emulsi CRS1 atau CRS2 ( AASHTO M208)- aspal emulsi RS1 atau RS2 (AASHTO M140)- aspal cair ( Rapid Curing) RC250 atau RC800- aspal cair ( Medium Curing) MC250 atau MC800
2. KUANTITAS AGREGAT DAN ASPAL
tebal lap. ag. pokok(kg/m2) aspal residu ag.pengunci
(cm) 7-10 5-8 4-5 kg/m2 kg/m2
8,5 200 8,5 257,5 180 7,5 256,5 152 6,0 255,5 140 5,5 255,5 133 5,2 254,4 114 4,4 253,7 80 2,5 25
aspal residu : bitumen tertinggal setelah semua bahan pelarut/pengemulsi menguap
3. PERALATANa. penumpukan bahan* dump truck* loaderb. di lapangan* mekanis - penggilas tandem atau roda tiga ( 6-8 ton) - penggilas roda karet 10-12 ton (jika diperlukan) - distributor aspal atau hand sprayer - truk penebar agregat* manual - sapu, sikat, sekop, gerobag dorong dll - ketel aspal - penggilas seperti cara mekanik
4. PELAKSANAAN1. PERSIAPAN LAPANGANa. profil memanjang dan melintangb. permukaan bersih, kerusakan diperbaikic. permukaan aspal lama diberi Lapis Perekat; lapis
Pondasi disemprot Lapis Resap Pengikat2. PENGHAMPARAN DAN PEMADATANa. suhu penyemprotan aspal- pen 60/70 165 –175- pen 80/100 155-165- emulsi ruang, sesuai petunjuk pabrik- RC/MC 250 80-90- RC/MC 800 105-115
b. metode mekanis
- penghamparan dan pemadatan agregat pokok * kuantitas agregat sesuai persyaratan dan
permukaan rata * kecepatanpemadatan awal 3 km/jam * pemadatan dalam arah memanjang, mulai dari
tepi luar ke arah sumbu * lintasan tumpang tindih setengah lebar roda- penyemprotan aspal * suhu dan takaran sesuai persyaratan dan takaran- penebaran dan pemadatan agregat pengunci * agregat pengunci ditebar segera sesudah penyemprotan * rongga-rongga agregat pokok terisi * pemadatan sampai agregat pengunci tertanam dan
terkunci
c. metode manual- penghamparan dan pemadatan agregat pokok * penebaran dilakukan secara manual * pemadatan sesuai metode mekanis- penyemprotan aspal * menggunakan penyemprot tangan * takaran penyemprotan sesuai persyaratan dan
merata- penebaran dan pemadatan agregat pengunci * dilaksanakan seperti agregat pokok * takaran sesuai ketentuan * pemadatan sesuai metode mekanis
5. PENGENDALIAN MUTU1.BAHAN DAN KECAKAPAN KERJAa. penyimpanan tiap fraksi terpisah; kebersihan dijaga b. penyimpanan aspal tidak terjadi kebocoran dan
kemasukan airc. suhu pemanasan aspal sesuai ketentuan di depand. toleransi tebal padat lapisan 1 cme. kerataan permukaan selama pemadatanf. kerataan agregat pokok diukur dengan mistar lurus
panjang 3 , punggung jalan yang ambles tidak lebih 8 mm
g. sambungan memanjang dan melintang2. LALU LINTASlalu lintas lewat setelah 2-4 jam setelah pek. selesai
INH