konstruksi perkerasan beraspal
DESCRIPTION
KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL. TIPIKAL SUSUNAN PERKERASAN LENTUR. Lapis Permukaan. Lapis Pondasi Atas Agregat Klas A CTB Soil Cement. Lapis Pondasi Bawah Agregat Klas B CTSB Soil Cement. Tanah Dasar. FUNGSI MASING - MASING LAPIS PERKERASAN. Lapis aus (wearing course) : - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL
TIPIKAL SUSUNAN PERKERASAN LENTUR
Lapis PermukaanLapis Pondasi Atas- Agregat Klas A- CTB- Soil Cement
Lapis Pondasi Bawah- Agregat Klas B- CTSB- Soil Cement
Tanah Dasar
ACWCACBC
ATB
AA
FUNGSI MASING - MASING LAPIS PERKERASAN
Lapis aus (wearing course) :- Mengamankan perkerasan dari pengaruh air- Menyediakan permukaan yang halus- Menyediakan permukaan yang kesat
Lapis antara (binder course):- Mengurangi tegangan dan - Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu-lintas sehingga harus mempunyai kekuatan yang cukup
FUNGSI MASING - MASING LAPIS PERKERASAN
Lapis pondasi (base course) :- Mendukung lapis permukaan- Mengurangi tegangan dan regangan
Lapis pondasi bawah (subbase course):- Sebagai lantai kerja - Menyebarkan beban di atasnya- Sebagai lapis perata- Mengalihkan infiltrasi air
Tanah dasar (Subgrade)- Menyiapkan lapisan di atasnya- Mendukung beban di atasnya
Tanah Dasar
Dapat berupa tanah asli, galian atau timbunan
beberapa pengujian yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi tanah dasar: Pengujian Batas-batas Atterberg Pengujian gradasi butir Pengujian Kekuatan (CBR)
Agregat Agregat bisa diperoleh dari agregat alam,
agregat melalui proses pengolahan dan agregat buatan (seperti ALWA).
Jenis pengujian yang dilakukan untuk mengetahui mutu agregat umumnya adalah: Abrasi (untuk agregat kasar) Berat Jenis (untuk agregat kasar dan halus) Penyerapan (untuk agregat kasar dan halus) Sand Equivalent (untuk agregat halus) Kepipihan dan Kelonjongan(untuk agregat kasar) Analisa saringan (untuk agregat kasar dan halus) Kemampuan lekat terhadap aspal,
Aspal
Deposit Aspal Alam di Dunia
Secara garis besar aspal dapat dibedakan atas aspal alam (seperti Asbuton) dan aspal buatan hasil penyulingan minyak bumi (aspal keras, aspal cair cutback dan aspal emulsi)
No. Negara Perkiraan Deposit Aspal Alam (ton)
1. Indonesia 677.000.0002. Asiatic 35.000.0003. Canada (Trinidad Lake Asphalt) 30.000.0004. Swiss 10.000.0005. Perancis 7.000.0006. Bosnia 7.000.000
Aspal Alam
Asbuton Terdapat dua jenis asbuton, berupa asbuton
padat yang terdapat pada daerah dataran tinggi dan dinding bukit serta asbuton berbentuk cair pekat yang dapat diperoleh pada daerah dataran rendah dan celah-celah rekahan asbuton padat.
Pada tahun-tahun belakangan ini Asbuton padat sudah diproses menjadi beberapa jenis produk, antara lain Asbuton Butir, Bitumen Asbuton Murni dan Asbuton Modifikasi.
Jenis pengujian Asbuton Butir adalah: Analisa saringan butir asbuton Pemisahan bitumen dan mineralnya
(ekstraksi) Analisa saringan butir mineral asbuton Pengujian karakteristik bitumen asbuton,
dengan jenis pengujian relatif sama dengan pengujian aspal keras
Aspal buatan merupakan residu penyulingan minyak bumi, dengan karakteristiknya sangat tergantung dari jenis minyak bumi yang disuling (dikilang), apakah minyak bumi berbasis aspal (asphaltic base) atau parafin (parafine base) atau berbasis campuran (mixes base)
Jenis pengujian Aspal Keras: Pengujian nilai penetrasi Pengujian titik lembek Pengujian titik nyala Pengujian kehilangan berat Pengujian kelarutan dalam CCL4 Pengujian daktilitas Pengujian berat jenis Pengujian viskositas kinematik pada temperatur tertentu.
Aspal Buatan
Jenis pengujian Aspal cair cutback dan aspal emulsi :KekentalanPengendapan (khusus untuk aspal emulsi)Pemeriksaan muatan listrik (khusus untuk aspal
emulsi)Analisa saringan (khusus untuk aspal emulsi)Pemeriksan hasil penyulingan
CAMPURAN BERASPAL Campuran beraspal yang direncanakan harus
memiliki karakteristik sebagai berikut:Cukup stabil atau tidak mudah berubah
bentuk; fungsi dari gradasi, tekstur, bentuk butir agregat, nilai penetrasi aspal serta kadar aspal campuran.
Cukup fleksibel atau tidak mudah retak; fungsi dari gradasi agregat, penetrasi aspal dan kadar aspal dalam campuran.
Tahan lama atau sesuai dengan umur rencana; fungsi dari tebal film aspal, VMA dan VIM yang cukup
Kedap air; fungsi dari gradasi agregat yang akan menghasilkan VMA dan VIM yang cukup, tebal film aspal pada agregat serta kadar aspal dalam campuran.
Tahan terhadap geser; fungsi dari bentuk butir serta tekstur dari agregat serta ketahanan aus dari agregat.
Mudah untuk dikerjakan; fungsi dari gradasi agregat, temperatur pencampuran dan kandungan bahan pengisi.
KINERJA PERKERASAN
Batas mantap
peningkatan
Pemeliharaan berkala
Tanpa pemeliharaan
Jalan baru
Jalan mantap
Pemeliharaanrutin
Waktu/repetisi beban standar
PSI
KONDISI PERKERASAN DIPENGARUHI OLEH BEBAN LALU-LINTAS DAN LINGKUNGAN
LALU LINTAS BERAT TEMPERATUR TINGGI POTENSI RUTTING/ DEFORMASI PLASTIS POTENSI CRACKING
UMUR RENCANA TIDAK TERCAPAI
Kondisi Perkerasan Dipengaruhi Oleh Beban Lalu-lintas Dan Lingkungan
UMUR RENCANA TIDAK TERCAPAI
POTENSI RUTTING/ DEFORMASI PLASTIS POTENSI CRACKING
LALU LINTAS BERAT TEMPERATUR TINGGI
Jenis dan kemungkinan penyebab Kerusakan Perkerasan lentur
PENYEBARAN BEBAN PADA PERKERASAN TERGANTUNG DARI
STIFNESS LAPISAN BERASPAL
KERUNTUHAN PERKERASAN BERASPAL Keruntuhan Struktural
Retak pada Lapis Beraspal Deformasi pada Subgrade
Deformasi Plastis & Ravelling Tidak Termasuk (Permasalahan Kualitas Campuran)
H
V
ACBASE
SUBBASE
SUBGRADE
A
ACWCACBC
ATB
A
Bila Tack Coat Kurang Baik
KINERJA PERKERASAN JALAN Kondisi perkerasan:
- Kondisi kritis : alur : 10 mm; retak 15% pada wheel track- Kondisi failur : alur : 20 mm
Deformasi:- Memanjang- Melintang
Kerusakan pada permukaan- Pelepasan butir- Pengelupasan lapis permukaan- Kegemukan- Lubang-lubang
DEFORMASI PLASTIS (GELOMBANG)
Aspal berlebih VIM rendah Stabilitas Rendah
Ambles Konsolidasi dari pada
tanah lunak/timbunan yang kurang padat
Beban lalu lintas melampaui rencana
Pelaksanaan perkerasan kurang baik
Perubahan volume dari material subgrade akibat dari pengaruh lingkungan seperti perubahan kadar air pada tanah lunak
Penurunan akibat tidak stabilnya timbunan
Perkerasan tidak cukup tebal
Pergerakan lateral pada salah satu atau beberapa lapis di bawah lapis permukaan
Kepadatan dari lapis permukaan dan lapis pondasi yang kurang
Kekuatan (stabilitas) dari lapis permukaan dan lapis pondasi yang kurang
Kurangnya ikatan antara lapisan
Kurang tebalnya perkerasan
Kurangnya tahanan dari pinggir perkerasan
Kekuatan (stabilitas) dari lapis permukaan dan lapis pondasi yang kurang
Alur (Rutting)
Sungkur
Akibat Penurunan (Lemahnya Daya Dukung Pondasi atau Tanah Dasar)
Umur Layan sudah tercapai (fatigue)
Aspal Sudah Getas
Retak Kulit Buaya
Kurang tebalnya perkerasan
Umur Layan sudah tercapai (fatigue)
Aspal Sudah Getas Akibat Penyusutan pada
Tanah Dasar (Tanah Expansive)
Retak Blok
PENGELUPASAN (DELAMINATION)
Kurang bersihnya atau tidak cukupnya lapis ikat (tack coat) sebelum di lapis aus
Masuknya air ke dalam lapis aus
Melemahnya penyelaputan aspal pada batas lapisan
BLEEDING Kelebihan penggunaan aspal
dalam campuran beraspal Kelebihan pemberian
lapis resap ikat
Rusaknya aspal (Aging) atau atau agregat (Rapuh)
Aspal Kurang Tidak cukupnya
pemadatan saat pelaksanaan
Sifat agregat yang porous (hydrophilic)
Basahnya campuran beraspal saat pemadatan
PELEPASAN BUTIR
Tebal Lapisan Kurang Tebal
Agregat Kotor Kadar Aspal Rendah Pumping Akibat VIM Tinggi Drainase kerang baik
LUBANG-LUBANG
PENGGERUSAN (SCOURING)
PENYUMBATAN
Erosi dan Sedimentasi Pemeliharaan Tidak
Responsive Dampaknya Terhadap
Kinerja Perkerasan