pedoman pengawasan konservasi bahan galian …storage.jak-stik.ac.id/produkhukum/esdm/lam-11... ·...

4
545 Lampiran XI Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL LAMPIRAN XI KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000 PEDOMAN PENGAWASAN KONSERVASI BAHAN GALIAN PERTAMBANGAN UMUM I . UMUM Pengawasan konservasi bahan galian berlaku untuk setiap usaha pertambangan atas semua bahan galian golongan, kecuali bahan galian minyak dan gas bumi. II. ISTILAH Dalam pedoman ini yang dimaksud : Konservasi bahan galian adalah upaya pengelolaan bahan galian untuk mendapatkan manfaat yang optimal dan berkelanjutan bagi kepentingan rakyat secara luas. Sumberdaya adalah endapan bahan galian yang telah dieksplorasi sehingga dapat diketahui dimensi dan kualitasnya, dengan derajat keyakinan tertentu sesuai dengan standar yang berlaku. Cadangan adalah sumberdaya dengan derajat keyakinan tertinggi, yang setelah dievaluasi secara teknis, ekonomis dan lingkungan dinyatakan sebagai layak untuk ditambang secara menguntungkan. Cut off grade (CoG) adalah kadar terendah suatu bagian terkecil dari blok cadangan penambangan yang apabila ditambang masih bernilai ekonomis. Stripping ratio (SR) adalah perbandingan antara tonase cadangan bahan galian dengan volume material lain (sumberdaya dan atau waste) yang harus digali dan dipindahkan untuk dapat menambang cadangan tersebut. Bahan galian kadar/nilai marginal adalah bahan galian yang mempunyai kadar/nilai di sekitar batas keekonomian/keteknisan, sehingga kadang-kadang dapat merupakan cadangan , kadang-kadang merupakan sumberdaya tergantung pada kondisi nilai atau harga komoditi produksi pertambangan atau teknik yang tersedia. Mineral ikutan adalah mineral selain mineral utama yang diusahakan, menurut genesanya terjadi secara bersama-sama dengan mineral utama. Sisa cadangan adalah cadangan bahan galian yang tertinggal pada saat penambangan diakhiri. Recovery Penambangan adalah perbandingan antara jumlah produksi tambang dengan jumlah cadangan layak tambang yang tersedia, biasanya dinyatakan dalam persen. Recovery pengangkutan adalah perbandingan antara jumlah produksi tambang dengan jumlah cadangan layak tambang yang tersedia, biasanya dinyatakan dalam persen. Recovery Pengangkutan adalah perbandingan antara jumlah bahan galian yang harus diangkut dengan jumlah bahan galian hasil pengangkutan. Recovery pengolahan/pemurnian adalah perbandingan antara kualitas dan kualitas produksi pengolahan/pemurnian (output) dengan kuantitas dan kualitas produksi tambang yang masuk dalam proses pengolahan/pemurnian (in-put). Produk sampingan (by product) adalah produksi pertambangan selain produksi utama pertambangan yang merupakan hasil sampingan dari proses pengolahan dari produksi utama pertambangan. Pemerintah/Pemerintah Daerah adalah pemerintah dan atau Pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000. Menteri adalah Menteri Energi & Sumberdaya Mineral III. TUJUAN Pengawasan konservasi bahan galian bertujuan mengusahakan terwujudnya pengelolaan bahan galian secara baik, benar, bijaksana, efektif dan efisien agar diperoleh manfaat yang optimal dan berkelanjutan bagi kepentingan rakyat secara luas, serta mencegah terjadinya pemborosan bahan galian. IV. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pengawasan konservasi bahan galian meliputi : 1. Penetapan sumberdaya dan cadangan 2. Penetapan dan penerapan striping ratio dan atau cut off grade. 3. Penetapan dan peningkatan recovery penambangan, pengangkutan dan pengolahan/ pemurnian. 4. Peningkatan nilai tambah bahan galian.

Upload: vuonghuong

Post on 09-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

545

������������� � ������������������������ ������������������������������� !����� """

��#$%&��������%'��$���(�)�%��$*$����%$�

LAMPIRAN XI KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALN O M O R : 1453 K/29/MEM/2000TANGGAL : 3 November 2000

P E D O M A NPENGAWASAN KONSERVASI BAHAN GALIAN

PERTAMBANGAN UMUM

I. U M U M

Pengawasan konservasi bahan galian berlaku untuksetiap usaha pertambangan atas semua bahan galiangolongan, kecuali bahan galian minyak dan gasbumi.

II. ISTILAH

Dalam pedoman ini yang dimaksud :

Konservasi bahan galian adalah upaya pengelolaanbahan galian untuk mendapatkan manfaat yangoptimal dan berkelanjutan bagi kepentingan rakyatsecara luas.

Sumberdaya adalah endapan bahan galian yangtelah dieksplorasi sehingga dapat diketahui dimensidan kualitasnya, dengan derajat keyakinan tertentusesuai dengan standar yang berlaku.

Cadangan adalah sumberdaya dengan derajatkeyakinan tertinggi, yang setelah dievaluasi secarateknis, ekonomis dan lingkungan dinyatakansebagai layak untuk ditambang secaramenguntungkan.

Cut off grade (CoG) adalah kadar terendah suatubagian terkecil dari blok cadangan penambanganyang apabila ditambang masih bernilai ekonomis.

Stripping ratio (SR) adalah perbandingan antaratonase cadangan bahan galian dengan volumematerial lain (sumberdaya dan atau waste) yangharus digali dan dipindahkan untuk dapatmenambang cadangan tersebut.

Bahan galian kadar/nilai marginal adalah bahangalian yang mempunyai kadar/nilai di sekitar bataskeekonomian/keteknisan, sehingga kadang-kadangdapat merupakan cadangan , kadang-kadangmerupakan sumberdaya tergantung pada kondisinilai atau harga komoditi produksi pertambanganatau teknik yang tersedia.

Mineral ikutan adalah mineral selain mineral utamayang diusahakan, menurut genesanya terjadi secarabersama-sama dengan mineral utama.

Sisa cadangan adalah cadangan bahan galian yangtertinggal pada saat penambangan diakhiri.

Recovery Penambangan adalah perbandingan antarajumlah produksi tambang dengan jumlah cadangan

layak tambang yang tersedia, biasanya dinyatakandalam persen.

Recovery pengangkutan adalah perbandingan antarajumlah produksi tambang dengan jumlah cadanganlayak tambang yang tersedia, biasanya dinyatakandalam persen.

Recovery Pengangkutan adalah perbandingan antarajumlah bahan galian yang harus diangkut denganjumlah bahan galian hasil pengangkutan.

Recovery pengolahan/pemurnian adalahperbandingan antara kualitas dan kualitas produksipengolahan/pemurnian (output) dengan kuantitasdan kualitas produksi tambang yang masuk dalamproses pengolahan/pemurnian (in-put).

Produk sampingan (by product) adalah produksipertambangan selain produksi utama pertambanganyang merupakan hasil sampingan dari prosespengolahan dari produksi utama pertambangan.

Pemerintah/Pemerintah Daerah adalah pemerintahdan atau Pemerintah daerah sesuai dengankewenangan yang ditetapkan dalam PeraturanPemerintah No. 25 Tahun 2000.

Menteri adalah Menteri Energi & SumberdayaMineral

III. TUJUAN

Pengawasan konservasi bahan galian bertujuanmengusahakan terwujudnya pengelolaan bahangalian secara baik, benar, bijaksana, efektif danefisien agar diperoleh manfaat yang optimal danberkelanjutan bagi kepentingan rakyat secara luas,serta mencegah terjadinya pemborosan bahan galian.

IV. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengawasan konservasi bahan galianmeliputi :

1. Penetapan sumberdaya dan cadangan

2. Penetapan dan penerapan striping ratio dan ataucut off grade.

3. Penetapan dan peningkatan recoverypenambangan, pengangkutan dan pengolahan/pemurnian.

4. Peningkatan nilai tambah bahan galian.

546

������������� � ������������������������ ������������������������������� !����� """

��#$%&��������%'��$���(�)�%��$*$����%$�

5. Penanganan bahan galian kadar/nilai marjinaldan kadar/nilai rendah.

6. Penanganan mineral ikutan dan bahan galianlain.

7. Penanganan sisa cadangan dan sumberdayapasca tambang,

8. Pengecekan tailing dan penanganan tailing

9. Penggunaan produksi bahan galian.

V. KEWAJIBAN PERUSAHAN DAN PEMERIN-TAH/PEMERINTAH DAERAH

Dalam hal penerapan konservasi bahan galian,perusahan pertambangan wajib :

1. Menjadikan studi kelayakan sebagai acuan bagiseluruh kegiatan pertambangannya.

2. Melakukan penetapan sumberdaya dancadangan secara teliti dan benar sesuai denganstandar yang berlaku.

3. Mengupayakan agar semaksimal mungkinsumberdaya yang tersedia dapat ditingkatkanmenjadi cadangan.

4. Mengusahakan menambang seluruh cadanganyang tersedia

5. Melakukan pengelolaan dan atau pemanfaatanyang baik terhadap bahan galian kadar/nilaimarjinal, kadar/nilai rendah dan bahan galianlain yang ada agar sewaktu-waktu dapatdimanfaatkan.

6. Mengupayakan pemanfaatan mineral ikutanyang ada sehingga menjadi produk sampingan.

7. Menyampaikan data lengkap mengenai sisacadangan pada masa pengakhiran tambang.

8. Melakukan pengolahan/pemurnian yang efektifsehingga mendapatkan recovery maksimal.

9. Melakukan pengecekan kadar tailing danmempelajari segala kemungkinan pemanfaatandan atau pengolahan kembali tailing untukmening-katkan recovery.

10. Melakukan penanganan tailing yangkemungkian masih dpat diolah kembali di masamendatang.

11. Apabila perusahaan menghendaki adanyaperubahan atas CoG/SR, recovery penam-bangan, pengangkutan dan pengolahan/pemurnian serta target produksi dari rencanaseperti yang tertuang dalam studi kelayakan,maka wajib melakukan konsultasi untukmendapatkan rekomendasi dari pemerintah/Pemerintah Daerah.

12. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkannilai tambah bahan galian.

13. Mengupayakan penggunaan/memanfaatkanproduksi bahan galian secara tepat guna.

14. Menyediakan semua data yang diperlukan olehpetugas pengawas konservasi bahan galian dariPemerintah/Pemerintah Daerah.

15. Melaporkan kegiatan penerapan konservasibahan galian kepada Pemerintah/PemerintahDaerah setiap 3 (tiga) bulan.

VI. KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH

Dalam pelaksanaan Pengawasan Konservasi BahanGalian, sesuai dengan kewenangannya. Pemerintah/Pemerintah Daerah wajib melakukan hal-hal sebagaiberikut :

1. Melakukan pembinaan, bimbingan, evaluasidan pengawasan aspek konservasi kepadapemegang izin usaha pertambangan.

2. Melakukan dokumentasi sumberdaya dancadangan bahan galian secara rinci, lengkapdan baik.

3. Melaporkan segala hasil evaluasi danpengawasan aspek konservasi seperti dimaksuddalam butir 1 kepada Pemerintah, secara tertulisdan komprehensif, setiap 6 (enam) bulan.

4. Memberikan sanksi-sanksi kepada perusahaantambang yang melalaikan ketentuan/peraturanperundangan yang berlaku.

VII. PROSEDUR PENGAWASAN

1. Tahapan persiapan

a. mempelajari data sebagai bahanpengawasan serta semua laporan yang

b. mempelajari laporan tim pengawasan yangterdahulu

c. Mengadakan inventarisasi masalah yangperlu diselesaikan dengan perusahaan yangakan diawasi.

2. Tahapan pelaksanaan di lapangan

a. di Kantor Perusahaan

b. Memberitahukan kepada manajer lapanganmengenai rencana pengawasan denganmenunjukkan surat tugas serta menghitungkembali pengaruhnya terhadap strippingratio apabila ditemukan hal-hal yangmenyimpang dari kriteria penghitungancadangan dilokasi/blok cadangan.

c. Mengadakan diskusi yang mendalamtentang pertimbangan-pertimbanganpenetapan cadangan untuk masing-masingblok penambangan serta mencatat hasilnya.

Hal 4 tidak ada

547

������������� � ������������������������ ������������������������������� !����� """

��#$%&��������%'��$���(�)�%��$*$����%$�

2. Pelaksanaan pengawasan terhadap penetapansistem penambangan adalah sebagai berikut :

a Obyek : Penetapan Sistem Pertam-bangan

b. Tatacara : a. Mengevaluasi apakahsistem penambanganyang ditetapkan telahmempertimbangkan re-covery penambanganyang optimal ditinjaudari segi teknis danekonomis.

b. Mengadakan diskusiyang mendalam tentangpertimbangan-pertim-bangan penetapan sistempertambangan untukmasing-masing blokpenambangan serta men-catat hasil diskusinya.

3. Pelaksanaan pengawasan terhadap recoverypenambangan, pengangkutan dan pengolahan/pemurnian adalah sebagai berikut :

a. Obyek : Recovery

b. Tatacara : a. Recovery Penambangan :Mengamati dan meng-evaluasi apakah recoveryyang dicapai dalamkegiatan ini telah sesuairencana semula, dengancara membandingkanjumlah produksi yangtergali dengan cadanganyang tersedia untuk blokpenambangan tertentudalam periode waktutertentu serta apakahseluruh cadangan (dalamblok) telah digali.

b. Recovery pengolahan :

Mengamati dan meng-evaluasi apakah recoveryyang dicapai dalamkegiatan ini telah sesuairencana semula, dengancara membandingkanjumlah produksi yangterangkut denganproduksi bahan galianyang tergali dalamperiode waktu tertentu.

4. Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan/penanganan bahan galian kadar/nilai marjinal,

kadar/nilai rendah dan bahan galian lain adalahsebagai berikut :

a. Obyek : Pengelolaan/penangananbahan galian kadar/nilaimarjinal, kadar/nilai rendahdan bahan galian lain.

b. Tatacara : a. Mengamati apakah telahdilakukan pengelolaan/penanganan atas bahangalian kadar/nilaimarjinal, kadar/nilairendah sehingga apabilasewaktu-waktu kondisiteknis dan ekonomismemungkinkan dapatditingkatkan menjadicadangan untuk selan-jutnya ditambang.

b. Mengamati apakah telahdilakukan pengelolaan/penanganan ataupunpemanfaatan atas bahangalian lain sehinggameningkatkan nilaitambah dari kegiatanpertambangan.

c. Mengadakan diskusi angmendalam mengenaipertimbangan-pertim-bangan pengelolaan/penanganan atas bahangalian kadar/nilaimarjinal, kadar/nilairendah dan bahan galianlain.

5. Pelaksanaan pengawasan terhadap penetapanpengelolaan/penanganan bahan galian kadar/nilai marjinal dan kadar/nilai rendah adalahsebagai berikut :

a. Obyek : Pengelolaan/penanganancadangan bahan galian dansumberdaya pasca tambang.

b. Tatacara : a. Mengamati apakah telahdilakukan pengelolaan/penanganan atascadangan bahan bahangalian dan sumberdayapasca tambang sehinggaapabila sewaktu-waktukondisi teknis danekonomis memungkin-kan dapat ditingkatkanmenjadi cadangan untukselanjutnya ditambang.

548

������������� � ������������������������ ������������������������������� !����� """

��#$%&��������%'��$���(�)�%��$*$����%$�

b. Mengadakan diskusiyang mendalam tentangpertimbangan-pertim-bangan pengelolaan/penanganan atascadangan bahan galiandan sumberdaya pascatambang.

6. Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan/penanganan taling adalah sebagai berikut :

a. Obyek : Pengelolaan/penanganantailing

b. Tatacara : a. Mengamati apakah telahdilakukan pengelolan/penanganan atas tailing,antara lain mendatasecara teratur danperiodik berbagai kadardari pembuangan tailing,sehingga apabila dite-mukan tailing yangmasih berkadar cukuptinggi dapat dilakukanupaya penangkapan min-eral kembali atau menim-bunnya disuatu tempatterpisah, agar apabilakondisi teknis dnekonomis memungkin-kan dapat diolahkembali.

b. Mengadakan diskusiyang mendalammengenai pertimbangan-p e r t i m b a n g a npengelolaan/penangananatas tailing.

7. Pelaksanaan pengawasan terhadap upayapeningkatan nilai ambah adalah sebagaiberikut :

a. Obyek : Peningkatan nilai tambah

b. Tatacara : a. Mengamati apakah telahdilakukan peningkatannilai tambah terhadapproduksi pertambangan,antara lain dengan caramelakukan pencuciandan crushing padapertambangan batubara,blending/mixing untukmenambah inputpengolahan dan lainsebagainya agar kuantitas

dan juga kualitasproduksi pertambangandapat meningkatsehingga diperolehmanfaat yang optimal.

b. Mengadakan diskusiyang mendalammengenai pertimbangan-p e r t i m b a n g a npeningkatan nilaitambah.

IX. KUALIFIKASI PETUGAS PENGAWASKONSERVASI

1. Persyaratan Umum

ˆ Pegawai Negeri Sipil

ˆ Sehat jasmani dan rohani

´ Berpendidikan

2. Pendidikan Umum

ˆ Sarjana teknik atau pendidikan sederajatjurusan Geologi/Tambang/Metalurgi

ˆ Sarjana muda teknik atau pendidikansederajat jurusan Geologi/Tambang/Metalurgi

ˆ Sekolah kejuruan teknik jurusan Geologi/Tambang/Metalurgi

3. Persyaratan Khusus

ˆ Setiap petugas pengawas konservasi bahangalian wajib lulus dalam kursus pengawaskonservasi tingkat dasar.

ˆ Ketua tim pengawas konservasi bahangalian wajib lulus dalam kursus pengawaskonservasi bahan galian tingkat lanjutan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd.

Purnomo Yusgiantoro