laporan konservasi boiler (print)

22
LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI ENERGI “BOILER” Disusun oleh: Irene Deby Palupi 111711041 PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2014

Upload: irenedeby

Post on 27-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Konservasi Boiler (Print)

LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI ENERGI“BOILER”

Disusun oleh:

Irene Deby Palupi111711041

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGIPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014

Page 2: Laporan Konservasi Boiler (Print)

Modul 4

BOILER

4. 1.Tujuan

1. Memahami kelakuan boiler

2. Mampu membuat profil energi sistem boiler

3. Mampu menentukan kinerja sistem boiler

4. Mampu menentukan baseline sistem boiler

5. Mampu menganalisa peluang penghematan, retrofitting dan analisa ekonomi

6. Mampu memberikan rekomendasi

4. 2.Teori Dasar

Boiler atau disebut juga dengan ketel uap adalah sebuah bejana tertutup yang dapat

membentuk uap dengan tekanan lebih besar dari atmosfer dengan jalan memanaskan air

boiler yang berada di dalamnya dengan gas-gas panas dari hasil pembakaran bahan bakar.

Sebuah boilerharus dilengkapi peralatan yang dapat membantu kinerjanya sehingga

operasional boiler berjalan dengan aman. Boiler atau ketel uap harus mempunyai

persyaratan sebagai berikut:

1. Dapat menghasilkan uap dengan berat tertentu dalam waktu tertentu pula, dan tekanan

di dalamnya lebih besar dari satu atmosfer.

2. Kadar air yang dihasilkan pada uap panas harus sedikit mungkin.

3. Jika memakai alat pemanas lanjut, maka suhu uap pada pemakaian uap yang terakhir

tidak berubah terlalu banyak.

4. Uap harus dibentuk dengan jumlah bahan bakar sehemat mungkin.

5. Jika pemakaian uap berubah-ubah, maka tekanan uap tidak boleh berubah banyak.

Jenis Boiler

Berdasarkan jenisnya, boiler terdiri dari bermacam-macam tipe yaitu :

1. Fire Tube Boiler

Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa – pipa dan air umpan boiler ada di dalam

shell untuk diubah menjadi steam. Fire tube boiler biasanya digunakan untuk kapasitas

steam yang relatif kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman,

fire tube boiler kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan

sampai 18 kg/cm. Fire tube boiler dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau

Page 3: Laporan Konservasi Boiler (Print)

bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube

boiler dikonstruksikan sebagai “paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan

bakar.

2. Water Tube Boiler

Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa – pipa masuk ke dalam

drum. Air yang tersikulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah

uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi

seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga uap. Water tube boiler yang sangat

modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500-12.000 kg/jam, dengan tekanan

sangat tinggi. Banyak water tube boiler yang dikonstruksikan secara paket, jika digunakan

bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube boiler yang menggunakan bahan

bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.

3. Paket Boiler

Boiler ini sebagai paket yang lengkap. Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan

pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi.

Paket boiler biasanya merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan

transfer panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi.

4. Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC)

Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang memungkinkan

dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistem pembakaran yang

konvensional dan memberikan banyak keuntungan antara lain rancangan boiler yang

kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi dan

berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx.

5. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC)

Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric Fluidized Bed

Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler konvensional biasa yang

ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistem seperti telah dipasang

digabungkan dengan water tube boiler/ boiler pipa air konvensional. Batubara dihancurkan

menjadi ukuran 1 – 10 mm tergantung pada tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara

ke ruang pembakaran. Udara atmosfir yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan

pembakaran, dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang

bahan bakar. Pipa dalam bed yang membawa air pada umumnya bertindak sebagai

evaporator. Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu

Page 4: Laporan Konservasi Boiler (Print)

mengalir ke economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke

atmosfir.

6. Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler

Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor memasok

udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan. Laju panas yang

dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan

untuk mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi

pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua

ikatan pipa, satu di bed dan satunya lagi berada diatasnya. Gas panas dari cerobong

menggerakan turbin gas pembangkit tenaga. Sistem PFBC dapat digunakan untuk

pembangkitan kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus

gabungan (combined cycle). Operasi combined cycle (turbin gas & turbin uap)

meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen.

7. Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)

Boiler CFBC pada umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya

di industri memerlukan lebih dari 75 – 100 T/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin

tinggi karakteristik tungku boiler CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang

semakin baik, partikel bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk

pembakaran yang efisien dan penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin

mudah penerapan teknik pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steam

AFBC. Gambar 7.4 memperlihatkan skema boiler CFBC

8. Stoker Fired Boilers

Stokers diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke tungku dan

oleh jenis grate nya. Klasifikasi utamanya adalah spreader stoker dan chaingate atau

traveling-gate stoker.

9. Pulverized Fuel Boiler

Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara

menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar juga

menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang dengan baik dan diseluruh

dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90 persen kapasitas pembakaran batubara

merupakan jenis ini.

10. Boiler Limbah Panas

Boiler limbah panas dapat dipasang secara ekonomis. Jika kebutuhan steam lebih dari

steam yang dihasilkan menggunakan gas buang panas, dapat digunakan burner tambahan

Page 5: Laporan Konservasi Boiler (Print)

yang menggunakan bahan bakar. Jika steam tidak langsung dapat digunakan, steam dapat

dipakai untuk memproduksi daya listrik menggunakan generator turbin uap. Hal ini banyak

digunakan dalam pemanfaatan kembali panas dari gas buang dari turbin gas dan mesin

diesel.

11. Pemanas Fluida Termis

Saat ini, pemanas fluida termis telah digunakan secara luas dalam berbagai penerapan

untuk pemanasan proses tidak langsung. Dengan menggunakan fluida petroleum sebagai

media perpindahan panas, pemanas tersebut memberikan suhu yang konstan. Sistem

pembakaran terdiri dari sebuah fixed grate dengan susunan draft mekanis. Pemanas fluida

termis modern berbahan bakar minyak terdiri dari sebuah kumparan ganda, konstruksi tiga

pass dan dipasang dengan sistem jet tekanan. Fluida termis, yang bertindak sebagai

pembawa panas, dipanaskan dalam pemanas dan disirkulasikan melalui peralatan

pengguna. Disini fluida memindahkn panas untuk proses melalui penukar panas, kemudian

fluidanya dikembalikan ke pemanas. Aliran fluida termis pada ujung pemakai dikendalikan

oleh katup pengendali yang dioperasikan secara pneumatis, berdasarkan suhu operasi.

Pemanas beroperasi pada api yang tinggi atau rendah tergantung pada suhu minyak yang

kembali yang bervariasi tergantung beban sistem.

(a) Fire Tube Boiler (b) Water Tube Boiler

(c) Jenis Paket Boiler 3 Pass, BBM (d) CFBC Boiler

Page 6: Laporan Konservasi Boiler (Print)

(e) Skema Boiler Limbah Panas (f) Instalasi Ketel uap

Gambar Jenis Boiler dan Skemanya

Perhitungan

1. Jumlah energi kalor yang tersedia akibat prosespembakaran bahan bakar dapat

ditentukan dengan persamaan berikut ini:

Ebb = mbb x Nbb

mbb= laju aliran bahan bakar (kg/s)

NHVbb= nilai kalor bahan bakar cair

2. Energi pembentukan uap

Energi yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap adalah entalpi yang

dikandung uap dikurangi dengan entalpi yang dikandung air pengisian.

Besarnya dapat ditentukan dengan persamaan berikut :

Eu = ma (hu – ha)kJ

= ma (hu – Cp(Ta-0))

ma = massa air pengisian

hu = entalpi uap (kJ per kg)

ha = entalpi air pengisian (kJ/kg)

Cp = panas spesifik air pengisi ketel (kJ/kgoC)

Ta = temperatur air pengisi ketel (oC)

3. Efisiensi ketel uap

Efisiensi ketel uap didefinisikan sebagai perbandingan kalor terpakai untuk mengubah

air menjadi uap dengan kalor hasil proses pembakaran bahan bakar.

Efisiensi ketel uap= energi pembentukanuap

total energimasukan

Page 7: Laporan Konservasi Boiler (Print)

Energi pembentukan uap

ma (hu – ha) = ma (hu – Cp(Ta – 0))

Tekanan absolut uap

= tekanan gauge + tekanan atmosfer

= Pg + H x 13600 x 9,81

105

= Pg + 1.3342 H bar

Pg adalah tekanan gauge dalam bar

H adalah tekanan barometrik dalam mm air raksa (mmHg)

Maka efisiensi ketel uap :

¿ma ( hu−ha )

mbb N bb

4. Kalor yang terkandung yang melewati gas buang

Energi yang dikandung oleh gas buang hasil pembakaran diperoleh dari aliran, panas

jenis rata – rata gas buang, temperatur rata – rata gas uang, dan udara sekitarnya.

Ewg + Edg = mg Cg ( Tf1 - Tat ) kJ/kg

Dengan,

Ewg = energi yang dikandung gas buang kering ( KJ/Kg )

Edg = energi terhadap kandungan air moisture( KJ/Kg )

mg = massa gas buang kering per kg bahan bakar ( kg/kg )

Cpgb = panas jenis gas buang termasuk kandungan air ( KJ/KgOC ) (Cpgb diperoleh dari

perhitungan tersendiri )

Tf1 = temperatur gas buang ( OC )

Ta1 = temperatur udara sekitar ( OC )

5. Rugi – rugi lain yang tidak terukur

Ef = Ebb – ( Eu + Ewg + Edg )

4. 3.Peralatan dan Bahan

Seperangkat sistem Boiler

Pompa Air

4. 4.Prosedur

Praktek KE sistem boiler dilakukan dengan mengukur karakteristik sistem boiler dengan

membandingkan kondisi awal dan kondisi dengan pengaturan laju alir udara.

Page 8: Laporan Konservasi Boiler (Print)

1. Buat rangkaian pengukuran sesuai dengan gambar!

2. Pasang alat ukur yang telah di setting pada kondisi beban, dengan bukaan blower udara

50%!

3. Sambungkan dengan sumber listrik, dan biarkan hingga steady state (+ 10 menit)

4. Lakukan pengukuran sesuai dengan tabel data!

5. Switch off sambungan dari sumber listrik!

6. Prosedur yang sama pada butir 1 s/d 3 sesuai dengan target retrofitting (bukaan blower

75%) yang tersedia!

4. 5.Data Pengamatan

Kondisi bukaan blower 50%

No. Waktu Aliran bahan bakar

(L/s)

Aliran air (m3/s)

Tekanan Uap (bar)

Temperatur aliran udara masuk (m/s)

Udara Air Bahan bakar

Uap Gas buang

1 steady 0,0000075 0,000001138 6,5 25 23 23 157 222 2,82 5 menit 0,0000075 0,00001776 6,5 26 24 23 156 244 2,83 10 menit 0,0000075 0,00001554 6,5 27 23 23 159 278 2,84 15 menit 0,0000075 0,00001382 6,5 26 23 23 160 152 2,8

Kondisi bukaan blower 75%

No. WaktuAliran bahan

bakar L/sAliran air

m3/s

Tekanan uap (bar)

Temperatur Aliran udara

masuk m/sUdaraAir Bahan

bakar UapGas

buang1 steady 6,033x10-6 0,00006967 5,5 25 23 23 148 146 7,52 5 menit 6,03333x10-6 0,000088 4,5 27 23 23 140 284 7,53 10 menit 6,03333x10-6 0,00005867 6 28 23 23 153 293 7,54 15 menit 6,03333x10-6 0,000044 6 27 24 23 153 204 7,5

Catatan: start pengukuran setelah kondisi steady state

4. 6.Pertanyaan

1. Sebutkan perbedaan kedua rangkaian tersebut!

Rangkaian yang digunakan pada saat praktikum konservasi boiler sama, hanya saja

dengan kondisi bukaan blower yang berbeda, yaitu kondisi bukaan boiler 50% dan

kondisi bukaan blower 75%

Page 9: Laporan Konservasi Boiler (Print)

2. Buat profil setiap rangkaian!

Profil pada saat kondisi 50%

Data Steady Data 1 Data 2 Data 30

50

100

150

200

250

300

Profil Temperatur Gas Buang Boiler Bukaan Blower 50%

Bukaan Blower 50%

Tem

pera

tur [

OC]

Data Steady Data 1 Data 2 Data 30.00%0.50%1.00%1.50%2.00%2.50%3.00%3.50%4.00%

Profil Efisiensi Boiler Bukaan Blower 50%

Bukaan Blower 50%

Efisie

nsi [

%]

Profil pada saat kondisi 75%

Data Steady Data 1 Data 2 Data 30

50100150200250300350

Profil Temperatur Gas Buang Boiler Bukaan Blower 75%

Bukaan Blower 75%

Tem

pera

tur [

OC]

Page 10: Laporan Konservasi Boiler (Print)

Data Steady Data 1 Data 2 Data 30.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

Profil Efisiensi Boiler Bukaan Blower 75%

Bukaan Blower 75%

Efisie

nsi [

%]

Profil perbandingan

Data Steady Data 1 Data 2 Data 30

50

100

150

200

250

300

350

Profil Temperatur Gas Buang Boiler

Bukaan Blower 50% Bukaan Blower 75%

Tem

pera

tur [

OC]

Dilihat pada grafik, temperatur gas buang pada bukaan blower lebih besar

dibandingkan pada bukaan blower 50%. Hal ini menunjukkan bahwa energi panas yang

terbuang lebih banyak pada saat bukaan blower 75% dikarenakan pada kondisi tersebut

jumlah udara yang masuk lebih banyak sehingga jumlah excess airnya pun semakin

banyak dan menyebabkan energi panas banyak yang ikut terbuang karena diserap oleh

excess air tersebut.

Page 11: Laporan Konservasi Boiler (Print)

Data Steady Data 1 Data 2 Data 30.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

Profil Efisiensi Boiler

Bukaan Blower 50% Bukaan Blower 75%

Efisie

nsi [

%]

Pada profil efisiensi boiler, efisiensi tertinggi berada pada kondisi bukaan blower

75%, padahal diatas telah dibahas bahwa temperatur gas buang yang dihasilkan lebih

tinggi. Hal ini dikarenakan walaupun temperatur gas buang lebih tinggi, pada kondisi

75% temperatur uap yang dihasilkan pun lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi

50%. Oleh sebab itu, efisiensi pada kondisi 75% pun lebih tinggi dibanding pada

kondisi 50%.

Profil perbandingan dengan data comissioning

1,000 2,0000.000

100.000200.000300.000400.000500.000600.000

Profil Laju Uap Boiler dan Commisioning

Bukaan Blower 50% Bukaan Blower 75%Baseline BaselineCommisioning

Laju

Uap

[kg/

jam

]

3. Tentukan kinerja alat sesuai dengan standar!

Contoh Perhitungan

Data ke-1 kondisi bukaan blower 50%

Diketahui :

Temperatur udara (Tud) 26oC

Temperatur air (Ta) 24oC

Page 12: Laporan Konservasi Boiler (Print)

Temperatur bahan bakar (Tbb) 23oC

Temperatur Uap (Tu) 156oC

Temperatur gas buang (Tgb) 244oC

Aliran bahan bakar(mbb) 0,0000075 L/s

Aliran air (qa) 0,00001776 m3/s

Aliran udara masuk(mud) 2,8m/s

Tekanan uap (Pu) 6,5 bar

Massa jenis solar (rho solar) 832 kg/m3

Nilai kalor solar (Nbb) 43250 kJ/kg

Maka,

Ebb = mbb x Nbb

= 0,0000075 L/s x 832 kg/m3 x 43250 kJ/kg

= 269,88 kW

Eu = ma (hu – ha)kJ

Pada temperatur 24oC,

Diperoleh dari nilai: ha = 100,65 kJ/kg

Rho a = 997,255 kg/m3

Pada temperatur 156oC dan tekanan 6,5 bar nilai hu = 658,175 kJ/kg

Ma = qa x rho a

= 0,00001776 m3/s x 997,255 kg/m3

= 0,01771 kg/s

Eu = 0,01771 kg/s x (658,175 - 100,65) kJ/kg

= 9,87452 kW

¿ma ( hu−ha )

mbb N bb

¿ EuEbb

¿ 9,87452 kW269,88 kW

= 3,66 %

Contoh Perhitungan

Data ke-1 kondisi bukaan blower 75%

Diketahui :

Temperatur udara (Tud) 27oC

Page 13: Laporan Konservasi Boiler (Print)

Temperatur air (Ta) 23oC

Temperatur bahan bakar (Tbb) 23oC

Temperatur Uap (Tu) 140oC

Temperatur gas buang (Tgb) 284oC

Aliran bahan bakar(mbb) 6,03333x10-6 L/s

Aliran air (qa) 0,000088 m3/s

Aliran udara masuk(mud) 7,5 m/s

Tekanan uap (Pu) 4,5 bar

Massa jenis solar (rho solar) 832 kg/m3

Nilai kalor solar (Nbb) 43250 kJ/kg

Maka,

Ebb = mbb x Nbb

= 6,03333x10-6 L/s x 832 kg/m3 x 43250 kJ/kg

= 217,10 kW

Eu = ma (hu – ha) kJ

Pada temperatur 23oC,

Diperoleh dari nilai: ha = 96,46 kJ/kg

Rho a = 997,497 kg/m3

Pada temperatur 140oC dan tekanan 4,5 bar nilai hu = 623,617 kJ/kg

Ma = qa x rho a

= 0,000088 m3/s x 997,497 kg/m3

= 0,08778 kg/s

Eu = 0,08778 kg/s x (623,617 – 96,46) kJ/kg

= 43,25425 kW

¿ma ( hu−ha )

mbb N bb

¿ EuEbb

¿ 43,25425 kW217,10 kW

= 19,92 %

Simbol Parameter Satuan

Bukaan Blower 50% Bukaan Blower 75%

Data Steady Data 1 Data 2 Data 3

Data Steady Data 1 Data 2 Data 3

Page 14: Laporan Konservasi Boiler (Print)

EBBEnergi

Bahan Bakar kW 269,88 269,88 269,88 269,88 217,10 217,10 217,10 217,10

EU Energi Uap kW 0,64254 9,87452 8,90845 7,9821 36,63510 43,25425 32,11200 23,89307η Efisiensi % 0,24% 3,66% 3,30% 2,96% 16,87% 19,92% 14,79% 11,01%

4. Tentukan baseline dari rangkaian 1!

Baseline rangkaian 1

Data 1 Data 2220

230

240

250

260

270

280

290

Profil Temperatur Gas Buang Boiler Bukaan Blower 50%

Bukaan Blower 50% Baseline

Tem

pera

tur [

OC]

Data 1 Data 23.10%

3.20%

3.30%

3.40%

3.50%

3.60%

3.70%

Profil Efisiensi Boiler Bukaan Blower 50%

Bukaan Blower 50% Baseline

Efisie

nsi [

%]

Baseline rangkaian 2

Page 15: Laporan Konservasi Boiler (Print)

Data Steady Data 10

50

100

150

200

250

300

Profil Temperatur Gas Buang Boiler Bukaan Blower 75%

Bukaan Blower 75% Baseline

Tem

pera

tur [

OC]

Data Steady Data 115.00%

16.00%

17.00%

18.00%

19.00%

20.00%

21.00%

Profil Efisiensi Boiler Bukaan Blower 75%

Bukaan Blower 75% Baseline

Efisie

nsi [

%]

Profil perbandingan baseline

1 2 3 40

50

100

150

200

250

300

Profil Perbandingan Temperatur Gas Buang Boiler Pada Bukaan Blower 50% dan 75%

Baseline 50% Baseline 75%

Tem

pera

tur [

OC]

Page 16: Laporan Konservasi Boiler (Print)

1 2 3 40.00%2.00%4.00%6.00%8.00%

10.00%12.00%14.00%16.00%18.00%20.00%

Profil Efisiensi Boiler Bukaan Blower 75%

Baseline 50% Baseline 75%

Efisie

nsi [

%]

baselineBukaan blower 50%

Bukaan blower 75%

simbol Parameter SatuanEfisiensi % 3,48% 18,40%

TF

Temperatur Gas Buang OC 261 215

mU Laju Uap kg/jam 59,782 283,096

5. Buat tabel konservasi energi untuk seluruh pengukuran!

Energi saving

Konsumsi energi awal : 269,8 kW/hari

Konsumsi energi setelah konservasi : 217,10 kW/hari

Maka, energi saving = konsumsi energi setelah konservasi – konsumsi energi awal

= 217,10 kW – 269,8 kW = 52,78 kW

Bahan bakar saving

Bahan bakar saving = energi saving x waktu operasi

NHV x (rh o ba han bakar x1000)

Waktu operasi boiler = 3900s/hari

= 2 hari/minggu

= 4 minggu/bulan

= 12 bulan/tahun

Bahan bakar saving = 52,78 kW x 3900 s /hari

43250 kJ /kg x (832 kg /m3 x1000)

= 5,72 L/hari

Cost saving

Cost saving = bahan bakar saving x harga bahan bakar (solar)

Page 17: Laporan Konservasi Boiler (Print)

= 5,72 L/hari x Rp 10.000

= Rp 57.200,00

Cost saving selama 1 tahun = cost saving/hari x jumlah pemakaian 1 tahun

= Rp57200 x 96

= Rp 5.491.200,00

No Parameter Satuan Existing Konservasi

1 Konsumsi Energi kW/hari

269,88 217,10

2 L/hari 29,25 23,53

3 Biaya Energi Rp/hari 292500 235300

4 Energy Saving L/hari 52,78

5 Cost Saving Rp/hari 57200

6 Rp/thn 5491200

6. Diskusikan kelemahan dan kekurangan kedua jenis teknologi tersebut!

Kelemahan dari bukaan 50% :

a. Boros bahan bakar dikarenakan jumlah udara yang masuk sedikit sehingga sisa

bahan bakar yang tidak terbakar masih banyak dan ikut terbuang bersama gas

buang.

b. Efisiensi lebih rendah

Sedangkan kondisi bukaan blower 75% memiliki kekurangan, yaitu: Temperatur gas

buangnya tinggi sehingga rugi rugi yang terdapat pada gas buang lebih tinggi

dikarenakan banyak energi panas yang terserap oleh gas buang dan ikut terbuang.

Namun, kondisi ini pun memiliki kelebihan diantaranya :

a. Dapat menghemat energi, bahan bakar, dan biaya pengoperasian

b. Efisiensi lebih tinggi jika dibandingkan dengan saat bukaan blower 50%

7. Buat rekomendasi !

Boiler akan lebih baik jika dioperasikan dengan bukaan blower 75%