nabil tambahan laporan

Upload: kyky

Post on 07-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Nabil Tambahan Laporan

    1/2

    Faktor Hormonal

    Hormonal Pada wanita, sering terjadinya SAR di masa pra menstruasi bahkan banyak 

    yang men galaminya berulang kali. Keadaan ini diduga berhubungan dengan faktor 

    hormonal. Hormon yang dianggap berperan penting adalah estrogen dan progesteron. ua

    hari sebelum menstruasi akan terjadi penurunan estrogen dan progesteron se!ara mendadak.

    Penurunan estrogen mengakibatkan terjadinya penurunan aliran darah sehingga suplai

    darah utama ke perifer menurun dan terjadinya gangguan keseimbangan sel"sel termasuk 

    rongga mulut, memperlambat proses keratinisasi sehingga menimbulkan reaksi yang

     berlebihan terhadap jaringan mulut dan rentan terhadap iritasi lokal, sehingga mudah terjadi

    SAR. Progesteron dianggap berperan dalam mengatur pergantian epitel mukosa mulut.

    #fek progesteron dalam jaringan periodonsium adalah meningkatkan produksi

     prostaglandin (self limiting process), meningkatkan polymorphonu!lear leuko!ytes,

    mengurangi efek anti"inflamasi dari glukokortikoid, mengubah sintesis protein kolagen dan

    nonkolagen serta metabolisme fibroblast, dan meningkatkan permeabilitas $askuler. Pada saat

    mestruasi oleh karena progesteron rendah maka efek  self limiting process  berkurang,

    Polimorphonu!lear leu!o!ytes menurun, permeabilitas $askuler menurun, Hal"hal tersebut

    diduga akan menyebabkan lesi yang berbentuk sebagai Apthae atau Re!urrent ApthaeStomatitis %RAS& yang mun!ul se!ara periodik sesuai siklus.

    Faktor Stress yang menyebabkan 'nfeksi

    Sistem imun terdiri dari  Adaptive Immune System  dan  Innate Immune System.

    Komponen yang terdapat dalam Adaptive Immune System adalah imunitas humoral %sel (&,

    imunitas seluler %sel )&. Hasil akhir dari akti$asi imunitas humoral %sel (& dan imunitasseluler %sel )& adalah eliminasi antigen asing oleh sel ) atau bersama dengan antibodi. Sel"sel

    T-helper %)h& dibagi menjadi sel )h* yang akan mensekresi sitokin 'nterleukin + %'"+&,

    'nterferon"- %'F"-&, '"/, Tumor Necrotizing Factor-α %)F"0&, ranulocyte- !acrophage

    "olony Stimlating Factor %12"3SF& dan )F"4 dan sel )h+ yang mensekresi '"/, '"5, '"

    6, '"7, '"*8 dan '"*/. Sel T-helper  * %)h*& memiliki peran dalam membunuh berbagai

     patogen intraseluler. Sel )h+ berperan utama dalam pengaturan imunitas humoral dengan

    membantu sel ( dalam memproduksi 'munoglobulin 1 %'g1& dan respon terhadap antigen

    yang membutuhkan kadar antibodi yang tinggi untuk dapat mengeliminasi antigen asing.

  • 8/19/2019 Nabil Tambahan Laporan

    2/2

    Sistem imun memiliki dua lengan, yang disebut )h* dan )h+. engan )h* dapat

    diumpamakan juga respon imun seluler, )+ disebut juga respon imun humoral. Kedua lengan

    ini berespon dengan !ara yang berbeda terhadap in$asi berbagai patogen dan alergen untuk 

     penyebab penyakit. Ketidakseimbangan sistem imun, yaitu antara imunitas seluler dan

    imunitas humoral %ketidakseimbangan jalur )h*9)h+&, dijumpai pada penyakit"penyakit

    alergi, penyakit autoimun, kanker dan penyakit"penyakit lain. Ketidakseimbangan jalur 

    )h*9)h+ dapat terjadi, dan yang sering terjadi adalah jalur )h+ yang dominan dengan

    defisiensi jalur )h*.

    Pada kondisi stres, hipotalamus memi!u akti$itas sepanjang aksis HPA

    (hypothalamus-pituitary-adrenal corte#)$ Aderenal korteks mengeluarkan kortisol yang

    menghambat komponen dari respon imun. Kortisol ini akan melepaskan glukokortikoid dankatekolamin yang akan menyebabkan penurunan produksi 'F"- %)h *& dan meningkatkan

     produksi '"*8 dan '"5 %)h +& yang akan memi!u terjadinya perubahan keseimbangan )h*9+

    yang lebih ke arah respon )h +.

    Ketidakseimbangan sistem imun ini yang lebih dominan )h+, memungkinkan

    memproduksi sejumlah antibodi dan sitokin"sitokin pro"inflamasi, namun gagal untuk 

    memproduksi makrofag atau )"killer !ell, yang dalam keadaan normal dapat melenyapkan

    antigen, sel"sel yang terinfeksi $irus, atau sel"sel kanker, alam jangka pendek, sistem ini

    menjadi hiperreaktif terhadap rangsangan, tetapi tidak efisien dalam usaha menghilangkan

    atau melenyapkan penyebab timbulnya rangsangan, sehingga keadaan tersebut menjadi

    kronik atau infeksi.

    aftar Pustaka

    3roley, ),#, : 3, 2iers, #pithelial !hanges in the oral mu!osa resulting from a $ariation in

    hormone stimulus, ;,