my antalogi rasa

Upload: putu-novi-kurniawati

Post on 04-Jun-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    1/21

    My Antalogi Rasa

    30 August 2013 by sarilangit

    WHICH MEANS THERES ALWAYS BESIDE YOU

    Keara

    Key, gue mau lu jadi istri gue.

    Kalimat Ruli beberapa jam lalu saat kami dalam perjalanan pulang dari mengunjungi rumah baru Denise dan

    Kemal, membuat otak gue kram hingga tengah malam. Gue melirik ikan kuning yang betah menghuni

    fishbowl di dalam kamar gue sejak setahun yang lalu.

    Gue gak minat ngebahas yang gak penting Rul. Capek banget, nih. Pesawat gue baru siang tadi mendarat

    dari Balikpapan. Gue memijit pelipis sambil mengingat tumpukan berkas dimeja kantor gue yang

    menggunung minta untuk segera diperiksa satu persatu.

    Gue serius Key. Ruli melambatkan mobilnya dan menggenggam erat jemari tangan gue. Tak ada yang gue

    rasain saat itu selain rasa hangat yang perlahan mengaliri tubuh gue seolah jutaan gelombang

    elektromaknetik sedang merayapi tubuh gue.

    Seandainya kalimat itu muncul dari mulut lu setahun yang lalu Rul, saat ini kita pasti sedang berbahagia

    menikmati rumah baru kita. Dan mungkin gue sudah hamil seorang anak dari Ruli Walantaga. Gue nyengir

    menanggapi khayalan gue. Apa yang membuat lu tiba-tiba muncul di airport untuk menjemput gue,

    mengajak gue mampir di restoran Nelayan Taman Anggrek untuk makan dimsum dan pancake durian

    kesukaan gue, sampai kemudian kita menghabiskan waktu bersama di rumah baru Denise dan Kemal. Setan

    mana yang bisa bikin lu kesambet lagi Rul?

    Pukul tiga dini hari. Gue beranjak menuju lemari es untuk mencari sesuatu. Beberapa cup es krim bertengger

    dengan acak di dalam freezer. Mungkin es krim rasa vanilla ini akan membuat kram otak gue bisa segera

    hilang.

    Gue memang belum bisa mengusir lu dari dalam hati gue Rul. Dan gue belum berani membuka peluang untuk

    pria lain sejak kita putus setahun yang lalu. Bukan karena gue naif dan berniat menunggu lu sampai rambut

    gue beruban. Tapi karena bosan jatuh cinta seorang diri!

    Untuk menerima lu menjadi suami gue, itu terlalu berat Rul. Bahkan saat lu berusaha meyakinkan gue bahwa

    selama ini yang lu rasain ke Denise telah banyak berubah, bahwa lu mulai bisa menerima kenyataan bahwa

    Denise bukan tercipta buat lu, gue masih merasa butuh alat pendeteksi hati yang akurat untuk tahu apa yang

    sebenarnya lu rasain ke gue.

    Satu cup es krim vanilla dilanjutkan dengan dua iris puding buah dan segelas sari kacang hijau dingin tak

    mampu membuat gue lebih baik. Tak ada lagi yang bisa lakukan sekarang selain menekan tombol SOS dari

    phonebook blackberry gue.

    Ris, bangun dong. Gue mau curhat nih. Satu orang disana yang pernah sangat gue benci sekaligus selalu gue

    syukuri keberadaannya.

    Harris

    Kunyuk tengil! Siapa sih bangunin gue pagi buta kek gini. Semalam gue sampai rumah sudah hampir tengah

    malam sepulang dari rumah Denise. Dan beberapa jam yang gue nikmati dengan memeluk guling di antara

    kamar tidur gue yang mirip kapal tubrukan saking berantakannyabukan salah gue! Salahin aja bibi yang

    biasanya bersih-bersih apartemen gue belum juga balik dari kampungharus terganggu dengan suara

    blackberry yang lupa gue silent.

    Keara! Gue langsung melompat bangun saat melihat satu nama berkedip di layar ponsel gue. Key! Lu

    kenapa? Lu lagi dimana sekarang? Gue kesitu ya! Dengan panik gue nyerocos sebelum mendengarkan

    penjelasan dari Keara. Bidaddari gue nelepon pagi-pagi buta kek gini pasti ada sesuatu yang terjadi.

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    2/21

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    3/21

    Hei Key, emang kita jago telepati ya. Gue lagi mikirin Lu, tiba-tiba Lu nelepon. Gue segera menutup laci agar

    tidak perlu melihat wajah Denise.

    Sejak kapan Lu jadi raja gombal ya Rul. Norak tau! Keara tergelak. Rul, ada referensi dari temen gue buat

    pesen cincin kawin yang gak pasaran modelnya. Kapan Lu bisa temani gue kesana buat ngukur lingkar jari?

    Keara melanjutkan.

    Gue tersenyum tipis mendengar kalimat Keara. Berurusan dengan Keara memang semua harus mendekati

    sempurna. Dan gue cukup tahu selera Keara, apalagi sehubungan dengan cincin pernikahan yang akan dia

    pakai selamanya. Perlahan bayangan itu membuat gue bergidik. Selamanya pula Denise akan menjadi milik

    Kemal?

    Rul? Kalo Lu masih banyak kerjaan, ntar gue telepon lagi aja ya. Suara Keara membuat gue gelagapan.

    Ekh, nggak kok Key. Gue cuman lagi nyari agenda gue aja buat liat jadwal. Oke, besok pulang kantor kita

    langsung kesana ya Key. Gue segera memberi jawaban pada Keara.

    Ingat Ruli Walantaga, seorang Keara Tedjakusuma terlalu berharga buat Lu sia-siakan. Lu harus berusaha

    mencintai Keara dengan seluruh hati Lu. Atau Lu akan kehilangan kesempatan selama-lamanya untuk hidup

    berbahagia seperti Denise dengan Kemal.

    Dan bahkan saat hati gue sedang menceramahi diri gue, nama Denise belum bisa gue singkirkan dari otak

    gue.

    Keara

    Kalau kalian nanya ke gue apa rasanya diajak menikah oleh seseorang yang kita cintai setengah mati, rasanya

    biasa saja. Ya, itu yang gue rasain sekarang.

    Gue sendiri heran dengan perasaan gue. Sejak gue memutuskan untuk menerima ajakan Ruli untuk menikah,

    gue merasa segala sesuatunya tak se-istimewa dulu. Tepatnya setahun lalu saat gue dan Ruli masih pacaran

    sebelum akhirnya kita putus karena gue menyadari sampai kapanpun gue takkan bisa memenangkan hati

    Ruli. Emang benar kata orang-orang, whatever it is; the price isnt as expensive as we havent got it.

    Sekarang ini, gue melihat Ruli sudah jauh berbeda. Ruli terlihat serius dengan ajakannya untuk menikah. Dia

    menghabiskan banyak waktu dengan gue, terlihat sekali Ruli berusaha membahagiakan gue. Dan bahkan saat

    kami makan bareng Denise, Kemal dan Harrris di restoran seafood kesukaan gue, Ruli sama sekali tidak

    menampakkan gejala aneh saat menatap Denise. Ruli dengan ringannya memeluk gue dan memperlakukan

    gue layaknya seorang pacar di depan Denise. Itu membuat gue sedikit lega. Ya, sedikit. Kenapa hanya sedikit?

    Sebaiknya kalian bertamu ke dalam hati gue dan tanyakan sendiri. Karena kesibukan gue dikantor semakin

    menumpuk diselingi dengan berbagai macam urusan pernikahan.

    Mbak Keara dipanggil Bu Silvi di ruangannya. Suara Renata sekretaris Bu Silvia, atasan gue, membuyarkan

    lamunan gue tentang Ruli.

    Gue segera meraih agenda, pulpen, serta blackberry dan melangkah menuju ruangan Bu Silvia yang ada di

    ujung lorong divisi gue.

    Keara, malam ini kita berangkat ke Denpasar. Besok pagi kita harus menghadiri seminar perbankan. Siang ini

    kamu boleh pulang dulu untuk membereskan barang bawaanmu , karena kita akan berada disana hingga hari

    Kamis. Bu Silvia bahkan tidak bertanya sama gue apakah gue sedang banyak kerjaan atau tidak. Menurut

    gue, kerja jadi pegawai bank hampir mirip dengan kerja di militer. Tak ada jawaban lain atas perintah atasan

    terkecuali, siap!

    Baik Bu. Hanya itu yang keluar dari mulut gue, disertai dengan rentetan sumpah serapah yang gue ucapin di

    dalam hati. Hari Rabu berarti Lusa, dan rencana gue buat berburu cincin kawin bareng Ruli terancam batal!

    Salah gue sendiri yang tak memberi tahu siapapun perihal rencana pernikahan gue dengan Ruli. Sehingga

    semua orang di kantor ini merasa kalau gue masih punya banyak waktu luang. Seminar di Bali bisa gue pastiin

    hanya akan berjalan beberapa jam. Selebihnya adalah acara jalan-jalan dan makan-makan. Shopping lebih

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    4/21

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    5/21

    Kebetulan siang ini gue baru kelar lunch meeting sama klien. Barusan Keara nelepon gue minta ditemenin

    balik sebentar ke apartemennya buat packing. Tanpa banyak nanya, gue segera ngacir ke kantor buat

    menjemput cinta gue yang sudah berdiri di pinggir jalan buat nungguin mobil gue.

    Yang mengherankan pertama adalah, biasanya setiap kali mau keluar kota, Keara selalu diantar sopir dengan

    mobil kantor untuk packing barang. Yang mengherankan kedua adalah, seorang Keara mau berpanas-

    panasan nungguin mobil gue dipinggir jalan. Biasanya, Keara akan duduk manis di dalam lobi kantor sampai

    gue meneleponnya dan memberi tahu kalau gue sudah sampai di lobi. Dan yang lebih mengherankan lagi, kali

    ini Keara duduk menggelosor di dalam mobil gue tanpa memprotes penyiar radio El Shinta yang asik

    menyiarkan kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan ibukota. Tak ada celetukan, Kalau gak mau macet

    pindah aja ke Timbuktu sana, jangan hidup di Jakarta!.

    Lu mau OTS kemana Key? Mendadak amat. Gue mencoba ngajak ngomong wanita paling cantik, calon bini

    orang, yang masih gue puja setengah mati ini.

    Ke Denpasar, ada seminar perbankan. Jawaban singkat Keara menandakan seperti sebuah sinyal kalau

    sesuatu sedang terjadi.

    Gue memilih untuk diam dan menjadi sopir yang baik buat pujaan hati gue.

    Sesampainya di apartemen, gue nungguin Keara packing sambil membaca majalah travel. Belum lama

    packing, tiba-tiba Keara duduk di samping gue dan merebut majalah yang sedang gue baca.

    Ris! Lu nyebelin banget sih. Tau gue lagi keselgini, Lu malah tenang-tenang aja baca majalah. Gak setia

    kawan banget sih Lu! Keara memberengut. Sumpah mati kalo bibirnya lagi memberengut begitu, Keara

    makin seksi di mata gue. Inget Ris, dia calon bini sahabat lu!

    Gue tertawa menanggapi kekesalan Keara. Dengan segera gue duduk tegak berlagak seperti seorang

    pengacara yang mendengarkan keluhan kliennya. Dan cara itu berhasil membuat Keara terkikik geli.

    Gak lucu tau! Keara menggelosor di karpet, dan gue pun ikut duduk dibawah.

    Menurut Lu, gue ini wanita yang kayak gimana sih Ris? Keara memberi gue pertanyaan yang jawabannya

    selalu gue lafal tiap kali melihatnya. Lu itu wanita yang paling mempesona diseluruh belahan bumi manapun

    Key. Tentu saja kalimat itu tak mampu diucapkan oleh seorang pengecut macam gue.

    Maksud pertanyaan Lu apaan sih Key? Bingung gue jawabnya. Gue meraih kaleng coke dari atas meja dan

    membiarkan tenggorokan gue merasakan sensasi dingin yang menyegarkan.

    Ruli marah karena gue harus berangkat ke Denpasar malam ini. Gue masih menganggap wajar

    kemarahannya, karena emang gue keseringan membatalkan janji sama dia buat ngurusin kawinan ini. Tapi

    Keara memejamkan mata sambil menyandarkan kepalanya di bahu gue. Celingukan gue mencari remote

    control, berharap siapa tahu dengan menekan tombol pause, adegan ini dapat berlangsung lebih lama.

    Lama kami terdiam. Gue sengaja membiarkan momen ini berlangsung dengan sempurna tanpa seorangpun

    menginterupsi. Shit! Kenapa cewek disamping gue ini mulai terisak ya? Gue segera merangkul tubuh wanita

    paling seksi sejagat yang selalu membuat hati gue porak poranda setiap kali dia menangis.

    Tapi kenapa Key? Lu kok jadi cengeng gini sih sejak pacaran sama Ruli. Makanya jadi pacar gue aja Key!

    Teriak setan pengecut dari dalam diri gue.

    Tapi gak harus segitunya juga Ruli membandingkan gue dengan Denise kan Ris? Tangis Rea pecah menjadi

    sebuah isakan panjang.

    Ini sebenarnya gue yang gila karena terlalu mencintai Keara atau justru Ruli sang pangeran pemenang yang

    gak ngerti gimana cara memperlakukan cewek sih? Dibandingkan dengan Kim Kadarsian juga tetep milih

    Keara Tedjakusuma. Karena hampir bisa dipastikan si Kim langsung muntah darah begitu gue bilang cinta

    sama dia.

    Tak ada yang gue katakan selain diam dan membiarkan Keara bercerita perihal pertengkarannya dengan Ruli.

    Jadi ini yang membuatnya rela berdiri di pinggir jalan sambil kepanasan untuk menunggu mobil gue.

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    6/21

    Menurut Lu, gue harus melanjutkan pernikahan ini atau sebaiknya gue batalin aja ya Ris? Gue gak yakin

    sama hubungan gue dengan Ruli. Keara menatap gue seolah meminta perlindungan. Sungguh kali ini gue

    pengen sekali bilang, Menikahlah dengan orang yang mencintai Lu setengah mati Key, dan orang itu gue.

    Jangan buru-buru ambil keputusan Key. Beri waktu buat diri Lu sendiri menentukan apa yang terbaik. Gue

    berdiri kearah lemari es untuk mengambil lagi sekaleng coke dingin, seolah apa yang diceritakan Keara bukan

    masalah besar buat gue. Kucing juga tahu kalau gue gak tahan ngeliat mata Keara sembab habis nangis kayak

    gitu.

    Bener kata Lu Ris, gue butuh waktu buat diri gue sendiri. Thanks ya Ris. Gue ambil travel bag dulu ya, kita

    balik ke kantor segera. Keara menyentuh bahu gue ringan dan berlalu ke dalam kamar.

    I would gladly be anything for you, Key

    LIKE A PAIR OF TRAIN TRACKS

    Ruli

    Denise melahirkan seorang bayi perempuan yang kecantikannya menurut gue belum mampu menandingi

    kecantikan ibunya. Bayi mungil yang sedang berada dalam dekapan gue itu bernama Kinara. Denise yang

    memberinya nama, katanya nama itu selalu mengingatkan Denise pada sosok Keara yang ceria.

    Keara, terrakhir gue bertemu dengannya sebulan yang lalu saat tak sengaja kami berpapasan di XXI Senayan

    City. Entah apa yang membuat pertemuan kami seperti sudah diatur sebelumnya. Gue yang iseng melihat

    jadwal film yang sedang diputar, sedangkan Keara nampak asyik dengan sekotak popcorn manis

    kesukaannya. Hingga akhirnya kami berada dalam deretan kursi yang bersebelahan sambil menonton Hansel

    & Gretel dalam diam. Keara seolah tak ingin terganggu dengan konsentrasinya pada film yang sedang diputar,

    begitupun dengan gue yang sengaja diam agar tidak ada percakapan yang membuat kami canggung.

    Keara masih sangat menarik untuk pria normal seperti gue. Tawanya yang khas serta aroma rambutnya yang

    menurut gue dicuci menggunakan jus apel saking wanginya, masih membuat gue ingin sekali menjadikan dia

    istri gue. Tapi gue harus menerima kenyataan bahwa jauh di dalam hati gue, hanya ada satu wanita yang bisa

    membuat gue nyaman dan merasa menemukan rumah.

    Rul, minum dulu tehnya keburu dingin. Denise membuyarkan lamunan gue tentang Keara. Kinara

    menggeliat kaget mendengar suara ibunya di deket gue.

    Iya Nis, biarin dimeja dulu. Gue masih pengen gendong Kinara. Gue pandangi bayi perempuan yang

    nampak cantik mengenakan pakaian berwarna pink dengan hiasan bandana kecil di kepalanya.

    Denise kembali sibuk di dapur entah sedang menyiapkan apa. Aroma kue yang keluar dari oven membuat

    hidung gue kembang kempis mengira-ngira apa yang sedang Denise buat.

    Lu bikin apa sih Nis, wangi banget baunya. Gue penasaran.

    Gue lagi bikin cheese cream cake tabur kacang almon Rul. Tunggu lima belas menit lagi sudah matang.

    Denise mengintip dari dapur sambil mengibaskan rambut panjangnya.

    Gue rasa Denise bukan manusia. Mungkin dia jelmaan bidadari yang tersesat dan masih mencari

    selendangnya di bumi. Bayangkan betapa manisnya hidup gue sambil memandangi bayi cantik yang terlelap

    dalam dekapan gue, sedangkan ibunya sibuk membuatkan kue dengan hanya memakai pakaian rumah yang

    sederhana namun justru membuatnya terlihat menawan.

    Sampai akhirnya,

    Ekh Rul, udah lama ya? Gue kejebak macet di Kuningan. Sang Jaka Tarub yang menyembunyikan selendang

    bidadari gue datang.

    Baru setengah jam yang lalu. Gue kangen sama anak Lu, sekalian bawain titipan Denise, sambel goreng

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    7/21

    kentang bikinan nyokap. Gue nyengir sambil melirik kearah Kinara yang masih cuek dengan mimpinya.

    Wah, sampai ketiduran kayak gitu ya. Kinara udah kenal banget sama Lu, Rul. Kemarin aja digendong om gue

    bawaannya nangis melulu. Kemal duduk di sofa seberang gue.

    Sayang, bantuin aku angkat kue dong. Denise melongok saat mendengar suaminya datang. Adegan yang

    gak pernah bikin gue gak mual.

    Kamu kok masih sempat bikin kue sih Hon. Kemal bergegas ke dapur meninggalkan gue berdua dengan

    Kirana.

    Iya, ini kan kue kesukaan kamu. Samar gue mendengar suara Denise dari dapur. Bisa gue bayangkan

    adegan yang sedang berlangsung disana, Kemal memeluk Denise dari belakang dan mencium pipi Denise

    dengan mesra.

    Gue menelan ludah, dan dengan sangat hati-hati melangkah masuk ke dalam kamar Kinara yang terletak di

    dekat kolam ikan. Perlahan gue baringkan Kirana di atas ranjangnya yang hangat. Gue ngeliat lu pada Kinara,

    Key. Dan gue ngeliat Denise juga ada padanya. Kalian berdua entah sampai kapan membuat hidup gue

    serumit ini.

    Dan gue masih memilih untuk menjadi Ruli yang selalu ada untukDenise.

    Harris

    Gue datang tepat waktu saat Karin sudah selesai mengisi acara konser amal di Balai Kartini. Gaun merah

    menyala yang menampakkan kedua kakinya yang jenjang, membuat gue harus menelan ludah beberapa kali.

    Ya, rekor yang tak terkalahkan. Gue jalan dengan Karin sudah hampir dua tahun, tanpa pernah berhasil

    membawanya ke atas ranjang. Dan parahnya itu membuat gue justru merasa harus bertahan jalan bareng

    Karin. Dan walaupun prosentase kehadiran Karin belum mampu menandingi sang ratu hati gue, Keara,

    setidaknya Karin membuat gue tak berminat lagi mengejar perempuan lain.

    Hei Ris, temani gue makan yuk. Laper nih daritadi belum makan. Karin masuk ke dalam mobil gue dan

    mencium kedua pipi gue. Ya, hanya kedua pipi gue!

    Okey, Lu mau makan apa? Gue mengarahkan mobil kearah Kuningan.

    Kita ke Kembang Goela aja yuk.

    Setelah makan, Karin mengajak gue mampir ke apartemennya di Sudirman. IMac-nya ngadat.

    Begitulah wanita, hanya membutuhkan pria untuk urusan menjemput, mengantar, membetulkan barang-

    barang elektroniknya yang ngadat. Kecuali Keara. Keara selalu mampu melakukan semuanya sendiri. Bahkan

    gue pernah memergokinya sedang memasang lukisan abstrakyang baru dibelinya dari sebuah pameran

    seorang diri hanya dengan menggunakan kursi serta perkakas seperti palu dan paku. Keara yang nampak

    selalu mahal memang wanita paling mandiri yang pernah gue kenal. Kecuali bila berurusan dengan Ruli.

    Keara bisa menjelma jadi daun kering keinjek truk seolah buat bernafas pun butuh bantuan gue.

    Urusan IMac sudah kelar. Gue maunya segera pulang tapi hujan deras di luar bikin gue berpikir buat nekat

    jalan. Bukannya kenapa, suasana Jakarta kalau hujan begini lebih mirip pasar daripada sebuah ibukota

    negara. Dimana-mana jalanan banjir, dan so pasti macet bakalan jadi menu utama. Sambil nungguin hujan

    reda, gue nemenin Karin yang lagi sibuk membuat omelet buat gue.

    Sorry Ris, gue cuma bisa bikin omelet sama mie instan nih. Keseringan makan di luar. Karin duduk

    disamping gue sambil menyerahkan sepiring omelet.

    Thanks Rin. Masih mending Lu bisa bikin ginian. Keara masak air aja kagak becus. Gue tertawa.

    Keara siapa ya Ris? Dahi Karin nampak berkerut. Gue hampir tersedak sendok saat mendengar pertanyaan

    Karin barusan. Keara? Loh, emang gue nyebut nama Keara ya? Harris Risjad! Bego banget sih lu bisa

    keceplosan gitu!

    Keara temen kantor gue Rin. Gue berusaha memberikan jawaban dengan muka lempeng,

    Owh. Hanya itu yang keluar dari mulut Karin, seolah mengerti bahwa gue sudah cukup terpojok dengan

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    8/21

    kalimat gue sendiri.

    Ris, gue mau pulang ke Medan minggu depan. Lu mau ikut gue gak? Sekalian kenalan sama orang tua gue.

    Karin menyentuh ringan bahu gue.

    Ketemu orang tua Lu? Kayaknya gue belum siap deh Rin.Sekali lagi gue hampir tersedak. Ini cewek kenapa

    sih, ngasi gue makan tapi ngomonginnya bikin napsu makan gue ilang aja.

    Yeeejangan besar kepala dulu Ris. Maksud gue, Lu ikut gue pulang sekalian jalan-jalan ke Samosir. Nah,

    kalau ada waktu Lu kenalan sama orang tua gue ya syukur. Kalau nggak ya no problem Ris. Thats not a big

    deal Babe. Karin mencium pipi kanan gue.

    Beneran gue males nanggepin cewek kalau kayak gini. Aktingnya doang mau ngajakin gue jalan-jalan. Lalu

    gue dikenalin ke ortunya, dan selanjutnya gue harus siap dengan pertanyaan, Jadi kapan nih mau diresmikan

    hubungannya?

    Lain kali aja ya Rin, gue belum ada rencana apa-apa nih. Seluruh isi piring sudah berpindah ke dalam perut

    gue. Sensor tubuh gue memberi sinyal agar gue segera menghabiskan makanan itu dan segera pulang!

    Persetan dengan kamacetan Jakarta. Shit! Padahal rencananya malam ini gue mau menginap di apartemen

    Karin. Lumayan kan bisa ngeliatin wajah cantiknya sampai pagi.

    Emmm Karena Keara ya Ris? Karin tersenyum dan memandang gue dengan tatapan seolah bilang Gue

    ngerti perasaan Lu Ris.

    Ampun, ini cewek kenapa ya?

    HahahaKeara temen kantor gue yang barusan gue bilang kagak becus masak itu? Ada-ada aja sih Lu, Rin.

    Terpaksa gue mengurungkan niat untuk segera pamit pulang. Karena pasti Karin akan curiga kalo gue sengaja

    menghindar.

    Keara atau siapapun yang membuat Lu sampe bertahan dengan gue selama dua tahun ini Ris, sudah saatnya

    Lu jujur sama diri Lu sendiri. Karin masih tersenyum dan merebahkan kepalanya di pangkuan gue. Gila ini

    cewek cantik telentang di depan gue dan gue gak apa-apain hanya karena Keara?

    Maksud Lu apaan sih Rin, kok jadi ngebahas Keara. Gue pura-pura kesal sama omongan Karin.

    Yaudah, kalau gitu kita bahas soal apa dong. Gimana kalau kita bahas soalfilm apa saja yang mau kita tonton

    semalaman ini sambil nunggu hujan reda? Karin memainkan ujung kemeja gue.

    Bener kata Karin, Key. Gue seharusnya jujur sama diri gue sendiri. Gue udah pernah jujur sama lu tentang

    perasaan gue, dan malah membuat lu memusuhi gue. Seharusnya gue bisa jatuh cinta sama Karin dan

    menyingkirkan lu dari dalam otak gue. Tapi bahkan disaat kek gini, yang gue ingat cuma lu, Key. Lu lagi

    ngapain ya Key hujan-hujan begini?

    Keara

    Terminal 2F bandara Soekarno-Hatta rame banget weekend kayak gini. Gue mesen Frappucino di Starbuck

    tak jauh dari pintu gate keberangkatan pesawat gue ke Denpasar.

    Masih satu setengah jam lagi sebelum pesawat gue take off. Gue memilih tempat duduk di sudut luar cafe.

    Perjalanan kali ini gue sengaja tidak memilih buku, ataupun Ipod untuk mengisi waktu gue. Gue memilih

    duduk di tempat yang nyaman, menikmati segelas minuman favorit gue, sambil mengamati. Ya, gue punya

    hobi baru sejak tiga bulan terakhir ini, mengamati.

    Gue merasa puluhan bahkan ratusan cermin yang gue lihat saat mengamati sekitar gue. Cermin dimana gue

    bisa melihat diri gue sendiri. Dimana gue sadar bahwa gue gak pernah sendirian di bumi ini. Jutaan orang hilir

    mudik di depan gue dengan berbagai masalahnya masing-masing.

    Nampak seorang ibu dengan usia kepala lima yang tergopoh-gopoh menuju gate sambil menyeret koper

    mungil dan handbag dengan merk Gucci nampak tergantung manis di lengan kirinya. Mungkin ibu itu sedang

    berusaha mengejar jam keberangkatannya yang sudah dekat. Atau bisa jadi seperti itulah tipe kebanyakan

    ibu-ibu seusianya, suka tergopoh-gopoh alias panik dengan segala sesuatu.

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    9/21

    Lain lagi dengan pemandangan tak jauh dari tempat gue duduk. Antrian panjang pembeli Bread Papas. Gue

    udah beli sebiji tadi dan langsung tandas gue makan sambil ngantri di Starbuck. Menurut gue, Bread Papas

    itu enak banget kalau langsung dimakan setelah dibeli. Tapi gue yakin dari antrian panjang itu hanya

    segelintir orang yang membeli untuk dimakan dirinya sendiri. Dari box yang mereka tenteng, memperlihatkan

    bahwa mereka membelinya untuk oleh-oleh. Gue sendiri gak pernah suka membawakan oleh-oleh berupa

    makanan. Selain karena malas membawanya, gue lebih senang mengajak orang-orang yang gue kunjungi

    untuk makan bersama di tempat kuliner daripada membawakan mereka oleh-oleh. Sekali lagi, tipe orang

    berbeda-beda.

    Kali ini gue mengamati seorang perempuan yang duduk di seberang gue. Sekali lagi gue tidak sedang menilai

    orang disekitar gue, karena itu sama sekali bukan hak gue untuk menilai orang lain, terlebih orang yang tidak

    gue kenal sama sekali. Gue hanya menyerap pelajaran berharga dari setiap pengamatan yang gue lakukan.

    Wanita itu memakai jaket dengan wajah pucat, nampak sedang tidak enak badan. Wanita itu seperti sedang

    melamun. Pandangannya kosong, dan bekali-kali gue dapati matanya mengerjap seolah mengusir air mata

    yang berdesakan ingin menyapa pipinya. Gue merasa sedang melihat diri gue, tiga bulan yang lalu. Saat gue

    memutuskan untuk benar-benar mengakhiri rencana pernikahan gue dengan Ruli. Bagian yang paling

    menyakitkan bukan karena gue tidak berhasil mendapatkan Ruli seutuhnya. Justru karena gue merasa tidak

    adil sama diri gue sendiri. Gue memuja seseorang yang memuja orang lain. Gue mengambil cuti tiga hari

    penuh yang gue habiskan hanya dengan bengong di beranda apartemen gue sambil menikmati kopi. Gue

    merasa kehilangan diri gue, Keara, hanya karena gue terlalu sibuk membuat kondisi berpihak pada gue,

    dengan menganggap bahwa Ruli benar-benar jatuh cinta sama gue.

    Gue tersenyum geli mengingat diri gue saat itu. Ya, saat itu. Saat dimana kita tak pernah bisa berada kemali.

    Saat dimana semua hanya pernah terjadi. Dan justru dari saat itu gue belajar banyak. Gue belajar menerima

    dan mengamati. Sampai beberapa teman gue, bahkan termasuk Ruli, protes karena gue terlalu banyak

    berubah, menurut mereka. Padahal menurut gue, tak ada yang berubah. Gue masih tetap seorang Keara

    Tedjaskusuma, hati angsa dengan harga super mahal yang butuh koki handal untuk memasaknya. Dan koki

    handal itu sepertinya tidak akan datang dalam waktu dekat.

    Kali ini pengamatan gue jatuh pada pria yang sedang berdiri mengantre di kasir Starbuck. Pria itu memakai

    celana pendek dengan banyak kantong di bagian sampingnya. Rambutnya lurus, tebal dan melewati lehernya.

    Jujur gue ngiri liat rambut tuh cowok. Kenapa gue yang cewek kalah bagus dari rambutnya ya? Di bahunya

    nampak tergantung ransel kamera dengan ukuran sedang. Gue bayangkan kerjaan pria itu mungkin sebagai

    wartawan, atau fotografer untuk majalah travel, seperti impian gue. Pria itu bisa dibilangtampan. Gue

    menertawai diri gue sendiri. Bertahun-tahun gue terpasung dalam ketampanan seorang Ruli Wantalaga.

    Setelah merasa cukup dengan pengamatan gue, dan isi gelas minuman gue sudah hampir tandas, gue

    berencana untuk menuju gate dan melanjutkan pengamatan gue disana.

    Mau terbang kemana? Sebuah suara mengagetkan gue. Mata gue melotot mendapati seseorang yang

    duduk tepat di depan gue sambil meletakkan minumannya di atas meja. Ransel kameranya diletakkan

    disampingnya begitu saja.

    Gue? Gue masih bingung gimana bisa pria yang masuk daftar pengamatan gue barusan, tiba-tiba muncul di

    depan gue.

    Iya, Lu. Mau terbang kemana? Pria itu seolah tak peduli dengan kebingungan gue.

    Denpasar. Hanya itu yang keluar dari mulut gue. Entahlah, gue tidak begitu suka dengan caranya yang

    tanpa permisi duduk di depan gue.

    Sorry gue duduk disini, habis kursi lain pada penuh. Pria itu seolah mampu membaca isi kepala gue.

    Gue mengitarkan pandangan ke sekeliling. Dan memang hampir semua kursi sudah terisi. Bahkan wanita

    dengan muka pucat yang tadi duduk di seberang gue, sekarang sudah tak nampak lagi. Kursi yang tadinya dia

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    10/21

    duduki sudah diisi oleh dua orang pria asing.

    Take off jam berapa Lu? Pria itu melanjutkan suaranya. Sementara gue buru-buru menyedot habis isi gelas

    gue.

    Jam sepuluh.

    Yaudah bareng aja sekalian. Pesawat kita sama kok. Pria itu dengan sok akrabnya ngajakin gue barengan.

    Jadi pria gondrong ini juga akan berangkat ke Denpasar ya. Dan entah kenapa gue megurungkan niat untuk

    segera beranjak dari tempat gue duduk.

    Buruan kalo gitu. Gate close dua puluh menit lagi. Gue berusaha memasang wajah seolah merasa risih

    harus menunggu pria tak dikenal di depan gue.

    Ke Bali dalam rangka apa? pria itu baru sekarang ngomong dalam ngeliat gue.

    Bukan urusan Lu. Gue mengedikkan bahu tanda tak suka dengan pertanyaannya seolah kami teman lama

    yang lama gak ketemu.

    Gue mau hunting foto. Disana kebetulan lagi ada festival Ogoh-Ogoh. Lumayan buat nambah koleksi

    wallpaper gue. Cowok itu nyengir seolah tak peduli dengan kekesalan gue atas pertanyaannya barusan.

    Entah kenapa, gue merasa liburan singkat gue ke Bali ini bakalan lebih seru dari biasanya. Begitulah hidup,

    terkadang kita hanya perlu menjadi pengamat yang baik untuk kemudian menerima setiap kejadian sebagai

    sebuah proses. Hanya di tempat seperti bandara inilah tujuan perjalanan kita sudah tertera dan ada dalam

    genggaman kita. Namun apakah kita akan benar-benar sampai di tujuan itu, atau justru kita akan

    menemukan tujuan baru, itu semua diluar kendali kita. Dan gue juga tahu, disana, disebuah tempat,

    seseorang atau bahkan beberapa orang juga sedang mengamati gue. Seperti juga gue sedang mengamati

    banyak orang.

    8b

    My Antologi Rasa (cerpen lanjutan novel Antologi Rasa)

    I love photography because I can choose the moment that I want to capture, to erase, and to keep.

    And I want to erase you soon Ruly.

    Cukup dua tahun ini. Cukup.

    But my photographic memory doesnt allow me to do that. You are still there Ruly, you are still there.

    Sekeras apapun aku berusaha melupakanmu.

    Tidak juga dengan si sableng yang dari tadi sibuk nyampah di TL. Twitteran lagi dia sama groupiesnya.

    @harrisrisjad Nyet..Tunangan? kerjaan lo boongin anak orang. Ntr fans2 lo ngacir lagi..!

    @KTedjakusuma No worries Bin. yang ptng lo masi ad ma gw ini, kagak masalah :P

    @harrisrisjad PD bgt lo Nyet..

    @KTedjakusuma bodo..! ntr lagi juga jadi beneran ini J

    @KTedjakusuma HARRIS!!!

    @harrisrisjad buset saking kangennya nama gw dipanggil kenceng gt ckck..sabar ya sayang ntr lg gw

    nyampe koq..*ngacir

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    11/21

    Keara

    Off from twitter.

    Dasar sableng. Tapi entah kenapa baca tweetnya si Harris ini aku jadi senyum-senyum sendiri. Do I start

    to feel something for him? Yes, hes handsome, Im totally agree about that(enggOh my gosh cmon

    Keara..did I say hes handsome???!!) but HELLOOOWWW! I dont want to be one of his groupies. Keara

    Tedjakusumaa you have to wake up now! Aku pun menyubit pipiku sendiriow..sakit juga

    ternyataa..haduh kayaknya ada yang salah neh di otakku sekarang..

    Tapi cuma dia yang selalu ada buat aku dan bukan Ruly. Mulai dari waktu aku pingin bubur buat sarapan

    sampai pembalut.

    Waktu itu kami berempat Aku, Harris, Denise, Ruly lagi di Padang. Aku minta dia muter-muter nemenin

    cari pembalut. Setelah keliling-keliling apotik dan toko akhirnya dapat juga pembalut yang biasa aku

    pake.

    Besoknya pas mobil mau dipake kita berempat bensinnya abis terpaksa deh kita ngedorong mobil, Harris

    disalah-salahin anak-anak karena make bensin seenaknya, padahal itu kan bukan salah dia sepenuhnya.

    Bahkan rahasia itu masih dia yang pegang dan sepertinya akan terus begitu, buktinya waktu Ruli masih

    ngungkit-ngungkit kejadian itu, dia diam aja.

    Oh I need some music to kill this demon inside my head. Keara Harris? Impossible.

    Ah dengerin lagu pacar aku aja deh..who knows he can help me to forget this demon, I wish. Hmm mana

    nih playlistnyaAku pun mencari folder lagu John Mayer..Yup ketemu..

    When you're dreaming with a broken heart

    The waking up is the hardest part

    You roll outta bed and down on your knees

    And for a moment you can hardly breathe (Dreaming with A Broken Heart)

    Eh..kenapa lagunya gini yaa..Next song..

    Now that we are over

    As the loving kind

    We'll be dreaming ways

    To keep the good alive (Friends, Lovers Or Nothing)

    Shit.next

    It's really over, you made your stand

    You got me crying, as was your plan

    But when my loneliness is through, I'm gonna find another you(Im Gonna Find Another You)

    Oh No! Kenapa semua lagu malah ngingetin aku sama si Ruly sih! Mending nonton TV aja deh

    Hmm malam-malam gini nonton acara kuliner, bikin lapar aja padahal ini udah jam 11

    malam..bahaya! next channel..

    Bentar-bentar udah lama aku gak sarapan bubur sama Harris, masih ada gak ya abang itu jualan?

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    12/21

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    13/21

    sering bolong-blong eh ..eh..kapan ya terakhir gw sholat??! Ah auk ah..yang penting sejak lo ama Ruly

    putus, lo nelpon gw dan gw bisa nemenin lo nangis sampe pagi, gw udah ngerasafeel back to heavenaja.

    Dasar Ruly sialan! Tega bener bikin Keara gw (wuihh bahasa nya..Keara gw..kayak udah jadi beneran aja

    ma Keara, kalo dia sampe denger ini bisa digampar gw hahhaa)

    Tapi gw seneng juga sih si Key akhirnya lo nyadar juga kalo mata dan hati si Ruly Walantaga tuh emang

    dari dulu buat Denise seorang.

    Keara

    Ris, if only I can feel the same. May be everything will be easier for us. For all of us..

    Eits..tunggu..tunggutadi aku kan niatnya ngehapus ingatanku supaya gak mikirin si manusia sableng

    ini??? Koq malah dari tadi tanganku asik bener ngebalas tweet-tweetnya dia..Keara?!! its not u..! Wake

    up dear! Oo..i dont know..itsout my control. HELP ME!!!

    Harris

    Gue nggak ngerti sama jalan pikiran lo Key. Gue bisa dapetin cewek manapun yang gue mau kecuali lo.

    Dan gue nggak ngerti kenapa. Apa sih kurangnya gue dibanding si Ruly-Ruly lo itu.

    Keara

    Kalo ditanya kenapa gue sementok ini sama Ruly, gue nggak tau. Mungkin karena dia baik, bisa

    diandalkan? he always be there for us, waktu kami nggak bisa pulang sendiri gara-gara wine-wine

    solution. Or simply because he reminds me to my father. He will be a good father for sure.

    RulyRulywhy do I so fixate with you?

    This is insane. Insane.

    Ormay be I just need one to two glass of Wine.

    Message Sent.

    To Harris:

    Ris, lo dimana? Temenin wine-wine solutionyuk?

    No respond.

    Ya udahlah sendiri aja juga bisa.

    Harris

    Akhirnya hari ini gw bisa sarapan bareng lagi ma cinta gw..(lebay ya?? Biarinnnn! Dilarang sirik! :P)

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    14/21

    Gw masih bisa inget mata Key yang berbinar-binar senang makan bubur tadi pagi, dia sampe makan 2

    porsi lagi ckckck..segitu ngidamnya ya lo Key pengen sarapan bubur itu, ah gw jadi ngiri ma lo

    bur.andai aja Key tuh ngidamnya gw..

    Dinda called

    Ris

    Iya Din, kenapa?

    Keara lagi ma lo gak?

    Enggak tuh, eh tapi kayaknya ni adamessagedeh

    Mungkin itu dari Keara Ris, cepetan bukamessagenya, gw khawatir banget Ris

    Mungkin, mang kenapa sih?

    Keara dari tadi hpnya gak diangkat, gw khawatir ma dia Ris, kalo udah baca kasih tau gw ya Ris, asap!

    OK, Ntar ya Din

    From : Keara

    Ris, lo dimana? Temenin wine-wine solutionyuk?

    Hah! Dia pergi sendiri??

    To : Keara

    Lo dimana Key? Sorry gw baru abis mandi, gw nyusul ya!

    Keara

    Ini sudah gelas wine yang ke 5 aku habiskan, dan sepertinya aku sudah mulai panas untuk nge-floor..i

    think its good idea to delete Ruly scene in my brain.Tunggu..tunggu kayaknya hpku getar deh..

    From: HarrisRisjad

    Lo dimana Key? Sorry gw baru abis mandi, gw nyusul ya!

    To: HarrisRisjad

    Gw di Kemang Ris, tempat biasa, gw nge-floordulu neh..lo langsung kesini aja ya..!c u

    Harris

    Hah! Lo nge-floor sendirian? Gila lo Key..!

    Calling Dinda

    gimana Ris?

    Key lagi di Kemang, udah mo nge-floor dia, gw buru-buru nih mau nyusul kesana.

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    15/21

    ok Ris, thanx udah ngasi tahu gw, jagain dia ya Ris, gak tahu kenapa gw punya firasat buruk Key kenapa-

    kenapa, gw takut Ris

    tenang Din, gak usah lo peringatin, gw pasti jagain Key, gw tutup telpon dulu ya

    Sip

    Keara

    If you go hard you gotta get on the floor

    If you're a party freak then step on the floor

    If you're an animal then tear up the floor

    Break a sweat on the floor

    Yeah we work on the floor

    Dont stop keep it moving

    Put your drinks up

    Udara disini makin panas aja, dan tubuhku tak hentinya bergerak mengikuti lagu On The Flooryang

    dimainkan DJ Alex malam ini membuat hampir sebagian besar orang di club ini tak bisa menahan diri

    untuk nge-floor, termasuk aku.

    oopss..sorry..sorry karena semangatnya bergerak ditambah kepalaku yang sepertinya pusing serta

    nafasku yang mulai sesak, aku pun tak sengaja menabrak orang.

    liat-liat dong..emang lo aja yang ada disini cowok itu nyolot banget ngebalas permintaan maafku.

    iyasorry, gw juga tahu kali gw gak sendirian disini, nyolot amat sih! Nadaku suaraku pun ikut meninggi

    Eh..bentar..bentar..gw kayaknya kenal lo deh..lo Key kan? Yang kerja di BorderBank??

    oo..lo tau..baguslahhgak usah gangguin gw

    hahaha..ehguys..kita punya makanan malam ni!

    siapa bos?!

    Keara Tedjakusuma si cantik ini hahhaa

    eehh..eh mau apa lo..megang-megang gw

    Diem aja lo, lo dulu ngerjain gw kan sama temen lo si brengsek itu..emangnya gw gak tahu..baguslah lo

    sendirian hahaha

    Oiii..bawa cewek inikeluar

    beres bos!

    Eh apaan si ni..lepasin gw..lepasinnn!

    Ris..lo dimana??tolongin gw

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    16/21

    Harris

    Key, bangun Key, gw udah disini..

    thanx Ris, gw takut Ris..gw takut

    sst gw disini, Iqbal ma anak buahnya udah dibawa polisi

    Ruly

    Harris calling

    IyaRis

    hah?? Key kenapa

    Iya..iya gw datang sekarang

    Harris

    Kalau Ruly bisa bikin lo bahagia, gw rela Key, asal lo senyum lagi, hidup baik-baik ya Key, gw pasti tetap

    jagain lo meskipun dari jauh.

    Keara

    Sudah 3 minggu ini, Dinda, Denise dam Ruly jagain dan ngebantuin aku untuk hilangin traumaku.

    3 minggu lalu aku hampir aja diperkosa di tempat parkir sama si Iqbal dan teman-temannya, dan

    untungnya Harris datang nolongin aku, kalo dia terlambat sedikit saja, aku tidak tahu, apakah aku masih

    sanggup hidup hari ini.

    3 minggu yang lalu terakhir kali aku melihat Harris, aku melihat matanya yang benar-benar tulus

    mengkhawatirkanku.

    3 minggu lalu, sebelum aku tak sadarkan diri, aku sayup mendengar dia menelpon Ruly untuk

    menjagaku.

    3 minggu pula, aku tak bisa menghubunginya, kalaupun aku BBM dia cuma di-readaja,

    apalagi tweet.Terakhir dia ngetweet ya waktu kita janjian buat sarapan bareng.

    Ruly

    Udah 2 jam gw dan Denise nemenin Keara hunting foto di kota Tua. Keara tampak tenggelam di

    dunianya untuk motret di museum-museum yang kami kunjungi. Gw seneng Keara udah mulai kembali

    ceria lagi. Jujur gw turut merasa bersalah dengan kejadian Keara hampir diperkosa 3 minggu lalu. Harris

    cerita karena ingin lupain gw, dia sampe pergi minum dan clubbing sendirian.

    Keara

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    17/21

    Rul, gw haus..beliin minum buat gw ama Denise dong.

    Hmm iya deh tungguin ya Ruly pun segera membeli minuman untukku dan Denise.

    Key Denise memanggilku ketika aku sedang asik motret di museum yang ke 3 ini.

    Iya Ris, eh Nis kenapa, sorry..sorryhaduh kenapa jadi salah manggil nama gini sih..

    hehe..iya gak apa-apa koq..hemm..kangen ya lo ma Harris?

    ihh apaan si Nis..gak koq

    Jujur aja kenapa si Key? Gak dosa kali lo kangen ma dia

    Iya, gw kangen ma dia Nis, tapi gak tahu dia gak bisa dihubungin

    Mungkin dia pengen lo balik lagi ama Ruly, jadinya dia ngilang gitu

    Kalau dia mikir gitu, dia salah besar Nis, jujur gw sekarang kayaknya bisa nerima kalo Ruly sukanya ma

    lo Duh kenapa jadi keceplosan gini sih?

    Ruly suka ma gw?

    Iya Nis, masak lo gak tau?

    Gw udah tau lama kali Key, Ruly suka sama gw, tapi gw sengaja nunjukin kalo gw gak tahu dia suka ma

    gw, gw udah punya suami Key, hubungan kami udah membaik dan sebentar lagi gw bakal jadi mommy.

    hah!maksudnya lo lagi hamil Nis?

    Iya Key, gw baru tahu seminggu lalu

    congratz dear, koq gak ngomong-ngomong sih, gw jadi merasa bersalah ngajak lo kesini, kita pulang

    sekarang aja ya

    hahaagak usah lebay deh Key, baru sebulan koq ini, gw gak apa-apa, itung-itung olahraga buat

    gw..asik juga ya bisa jalan bareng ma lo lagi hmm coba ada Haris, pasti rame deh..kayak dulu kita

    berempat sering jalan di Padang dulu, kangen banget ma moment ituKey

    gw juga Nis

    Ruly

    Lo yakin mau pindah ke Aussie Ris?

    Yakin gw Rul, gw udahresigndari kerjaan gw dan sodara gw yang disana udah janji mau bantuin nyari

    kerja disana, kenapa?

    Terus Key gimana Ris? Lo gak bilang dia?

    Mungkin kalo gw udah disana Rul, gw gak mau lihat dia sedih lagi, lo bahagiain dia ya Rul, kalo sampe

    dia nangis lagi, gw gak akan segan-segan bunuh lo, inget itu!

    Buseeet dahYa gaklah, gw udah merasa bersalah sejak kejadian itu, tapi Ris sebenarnya yang dia

    butuhin sekarang bukan gw tapi elo

    Gw?? Hahhaa..ngaco lo Rul..udah gak usah hibur gw..

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    18/21

    Keara yang ngomong sendiri koq bukan gw

    Serius lo Rul? Awas lo yaa kalo lo bohong

    Ngapain juga gw bohong Ris, tolong deh..lo pikir lagi keputusan lo pindah itu

    I wish Rul..i wish I can do that, tapi please Rull, keep the secret, gw bakal kasih tahu Keara kalo

    waktunya udah tepat.

    Ok, gw harap lo gak nyesel Ris, Keara terlalu berharga untuk lo tinggal gitu aja

    Gw tahu Rul

    Keara

    Sialan! Aku baru tahu Harris resigndan mau pindah kerja ke Aussie. Thanx to Ruly yang baru sempat

    kasih tahu gw sekarang. Dan sekarang gw di bandara, nyariin manusia sableng itu, Ruly bilang

    keberangkatannya sejam lagi.

    Harris

    Keara disini? Ngapain? Jangan bilang nyariin gw?Damn!! Pasti si Ruly sialan itu yang bilang, haduuhh

    kenapa sih manusia kampret itu gak bisa jaga rahasia, banci banget sih!

    Keara

    Key? ngapain lo disini?

    Eh dodol, harusnya gw yang tanya ngapain lo pergi gak bilang-bilang gw, tega bener sih lo Ris

    lho kan udah ada Ruly, Key, itu kan yang lo harapin?

    Enggak! Gw maunya lo Ris, lo gak tahu apa gw kehilangan lo banget, jahat lo ya ngilang gitu aja Air

    mataku pun mengalir juga

    Gw kangen lo ris, kangen banget

    Harris

    Kuping gw gak salah denger kan, si Key ngomong kangen ma gw?mimpi apa ya gw semalam?

    lo ngomong apa Key? Bisa lo ulangin lagi gak?

    Ogaah, gak ada ulangan Duh keluar deh juteknya, bisa mampus gw kalo dia gak ngulangin kalimat itu,

    kalimat yang udah gw tunggu selama bertahun-tahun.

    Oo..ya udah..gw pegi nihhbye Key, take care ya

    Harrrissss.!! Duh sumpah deh malu gw Key neriakin nama gw, beberapa orang di sekitar kami, mulai

    memperhatikan kami.

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    19/21

    Aw..aw..aw sakit Key, nyubitnya gak usah pake nepsong gitu kenapa sih..sakit tahu

    lo sihh..

    kan gw cuma minta lo ngulangin lagi kata-kata lo tadi bukannya minta dicubit, masak gak boleh si Key?

    iya..iya gw ulangin, denger baik-baik..Harris Risjad,gw Keara kangeeeeeen banget ma lo dan gw juga

    baru sadar gw sebenarnya sayang ma lo

    gw gak mimpi kan Key lo ngomong gitu?

    mau gw cubitin lagi?

    Eh..nggak..nggak..makasih..koq bisa sih Key, sejak kapan lo nyadar lo sayang ma gw? Gw boleh tahu?

    Gw sadar Ris, selama ini elo yang selalu ada buat gw, lo rela gw suruh-suruh beliin sarapan pagi-pagi, lo

    rela nemenin gw muter-muter kota nyari pembalut waktu kita di Padang dulu, lo rela datang buat bikin

    drama kalo kita suami istri waktu gw kencan gw gagal dengan cowok-cowok brengsek itu, lo relanemenin gw ke Bali secara mendadak hanya untuk memuaskan ngidam gw makan nasi Wardani, lo rela

    nemenin datang malam-malam untuk ngasi pelukan lo waktu gw putus dari Ruly. Dengan lo gw gak perlu

    jaim mo ngobrol apa aja yang gw suka. Dan semua hal itu gak bisa gw lakuin dengan Ruly Walantaga.

    Keara

    Aku sadar sudah banyak mata melihat kami berdua berdiri di depan caf ini. Aku bener-bener gak

    peduli . Aku gak mau kehilangan lagi. Aku sudah kehilangan ayahku, aku sudah kehilangan Ruly dan

    sekarang aku gak mau kehilangan sahabatku ini yang baru aku sadari kalau aku sudah mulai sayang samadia.

    Harris

    Ketika Keara mengingatkan tentang kenangan-kenangan kami yang telah gw lakuin untuk dia. Gw yakin

    sekarang, ini bukan mimpi. Akhirnya hari ini datang juga. Seorang Harris Risjad bakal tobat jadi PK.

    Selamat tinggal Nia, Kinanti, Dian, Bianca, Linda,.

    Keara

    Jadi Ris, lo gak akan ninggalin gw kan?

    Harris

    Enggak Key, gw gak akan ninggalin lo lagi, gw janji

    Keara

    Entah karena terbawa suasana, aku pun mencium bibir Harris dan dia membalas ciumanku juga.

    Ciumannya terasa hangat dan lembut. Aku bisa merasakan tubuhku seketika menghangat, perutku

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    20/21

    terasa aneh tapi aku merasa lega, aku bisa membuka hatiku untuk seorang Harris Risjad, sahabatku yang

    selama ini rela melakukan apa saja untukku.

    Haris

    Hey, kejutan apa lagi ini??! Key nyium gw duluan? Gw bener-bener masih gak percaya. Bibirnya yang

    lembut dan gw merasakan rasa strobery dari bibirnya itu. Ciuman yang berbeda, dari yang gw dan dia

    pe. uirnah gw lakuin di Singapore dulu. I love u Key.

    Keara

    I love u Ris

    maa..mamaaaada orang ciuman hiihihihih Aku mendengar ada suara anak kecil yang sepertinyamelihat kami berciuman. Aku pun langsung menghentikan ciuman itu.

    hush..jangan diliatin, ayo sini.. ibu dari anak kecil itu pun otomatis membawa anaknya itu menjauh.

    Harris

    ARRRHH! Momen itu berhenti seketika karena anak kecil sialan itu.

    Keara

    Balik yuk Ris, laperr gw..gara-gara ngejar lo ini, gak sempat sarapan gw

    Tapi ntar dilanjutin ya Key

    Apanya? Aku pura-pura gak tahu apa yang dimaksud lanjutin yang tadi

    pura-pura gak ngerti deh, gw pegi ah..

    ancaman lo gak berlaku, udah ahlaper gw apa mau gw cubitin lagi nih ancamku balik

    Eh nggak..nggakampun..ampun..tapi Key kalo gw gak jadi ke Aussie, gw kerja dimana dong? Gw udah

    jadi pengangguran ni

    hahahaha..itu mah derita lo yaa tawaku sambil menarik tangannya untuk secepatnya meninggalkan

    bandara ini.

    Harris

    Gw seneng Key, tawa lo kembali lagi. Gak ada yang hal yang membahagiakan gw saat ini ketika gw bisabikin lo tertawa lepas kayak gini. Dan tawa lo itu untuk gw, hanya untuk gw.

    Keara

  • 8/13/2019 My Antalogi Rasa

    21/21