modul pesantren romadhon 1432h - 03 bab 3 fiqih shaum-2

8
- 18 - BAB III FIQIH SHAUM Keutamaan Shaum Rasulullah saw. bersabda : “Allah telah berfirman: Semua amal kelakuan anak Adam dapat dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali puasa, maka itu melulu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Dan puasa itu sebagai perisai, maka jika seorang sedang puasa, janganlah berkata keji atau ribut-ribut, dan kalau seorang mencaci maki padanya, atau mengajak berkelahi maka hendaknya dikatakan padanya : Aku berpuasa. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, bau mulut orang yang puasa bagi Allah lebih harum dari bau misik (kasturi). Dan untuk orang puasa dua masa gembira, yaitu ketika akan berbuka puasa dan ketika ia menghadap kepada Tuhan akan gembira benar, menerima pahala puasa.” (Bukhari, Muslim) Rasulullah saw. bersabda : “Tiada seorang yang berpuasa sehari saja karena Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka jarak tujuh puluh tahun.” (Bukhari, Muslim) Rasulullah saw. bersabda : “Jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu sorga dan ditutup pintu- pintu neraka, dan dibelenggu (dirantai) semua syaithan.” (Bukhari, Muslim) Pengertian Shaum Shaum/puasa ialah suatu bentuk ‘ibadah dengan menahan diri dari makan, minum, jima’ dan hal-hal lain yang searti dengan itu, dari sejak fajar sampai maghrib, dengan niat mencari ridha Allah SWT.

Upload: hamdani-fajar

Post on 10-Aug-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Pesantren Romadhon 1432H - 03 Bab 3 Fiqih Shaum-2

- 18 -

BAB III FIQIH SHAUM

Keutamaan Shaum

Rasulullah saw. bersabda :

“Allah telah berfirman: Semua amal kelakuan anak Adam dapat dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali puasa, maka itu melulu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Dan puasa itu sebagai perisai, maka jika seorang sedang puasa, janganlah berkata keji atau ribut-ribut, dan kalau seorang mencaci maki padanya, atau mengajak berkelahi maka hendaknya dikatakan padanya : Aku berpuasa. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, bau mulut orang yang puasa bagi Allah lebih harum dari bau misik (kasturi). Dan untuk orang puasa dua masa gembira, yaitu ketika akan berbuka puasa dan ketika ia menghadap kepada Tuhan akan gembira benar, menerima pahala puasa.” (Bukhari, Muslim)

Rasulullah saw. bersabda :

“Tiada seorang yang berpuasa sehari saja karena Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka jarak tujuh puluh tahun.” (Bukhari, Muslim)

Rasulullah saw. bersabda :

“Jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu sorga dan ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu (dirantai) semua syaithan.” (Bukhari, Muslim)

Pengertian Shaum Shaum/puasa ialah suatu bentuk ‘ibadah dengan menahan diri dari makan, minum, jima’ dan hal-hal lain yang searti dengan itu, dari sejak fajar sampai maghrib, dengan niat mencari ridha Allah SWT.

Page 2: Modul Pesantren Romadhon 1432H - 03 Bab 3 Fiqih Shaum-2

- 19 -

Hal-hal yang Membatalkan Shaum

· Sengaja makan dan minum Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang lupa sedang berpuasa, lalu makan dan minum, maka hendaknya dia menyempurnakan puasanya. Karena sesungguhnya Allah yang menberi dia makan dan minum.” (HR. Bukhari 3/40, Muslim 2/809)

· Sengaja Muntah Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW bersabda, “Siapa yang muntah, maka tidak harus mengqadha. Adapun yang sengaja muntah, maka dia harus mengqadha.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

· Haidh dan Nifas

· Onani/masturbasi

· Berhubungan seksual

Orang-orang Yang Diwajibkan Shaum Ramadhan a. Beragama Islam b. Sehat ‘akal dan sehat badan c. Baligh/dewasa d. Tidak haidh dan tidak nifas e. Tidak dalam perjalanan f. Kuat menjalankan puasa

Bagi mereka yang tidak memenuhi syarat di atas, diatur sebagai berikut : 1. Tidak wajib sama sekali, dan tidak wajib menggantinya. Yaitu bagi yang belum

Islam, belum dewasa, dan orang gila

2. Haram puasa tapi wajib menggantinya (dengan puasa lagi). Yaitu bagi wanita yang sedang haidh atau nifas

3. Boleh berbuka dan wajib menggantinya pada hari-hari lain. Yaitu bagi orang yang sakit atau dalam perjalanan (al-Baqarah:184)

4. Boleh berbuka, tapi wajib bayar fidyah berupa memberi makan fakir miskin tiap satu hari satu orang, dengan kualitas makan yang biasa dimakan selama satu hari. Yaitu bagi mereka yang tidak kuat sama sekali berpuasa, seperti karena terlalu lanjut usia: al Baqarah 184

5. Boleh berbuka dengan kewajiban mengqadha atau fidyah. Yaitu bagi wanita yang sedang hamil atau menyusukan anak: al Baqarah 184

Page 3: Modul Pesantren Romadhon 1432H - 03 Bab 3 Fiqih Shaum-2

- 20 -

Macam-macam Shaum a. Puasa wajib, yaitu :

i. Puasa bulan Ramadhan (al-Baqarah:185) ii. Puasa Qadha (mengganti puasa Ramadhan) (Al-Baqarah:184) iii. Puasa nadzar (janji untuk berpuasa) iv. Puasa kifarat (denda karena suatu pelanggaran)

b. Puasa haram, yaitu : i. Puasa pada hari-hari yang diharamkan berpuasa, yaitu pada dua hari

raya Idul Fithri, Idul Adha, dan hari Tasyriq yaitu tanggal 11, 12 dan 13 bulan Haji.

ii. Puasa terus menerus iii. Puasa wanita yang sedang haidh atau nifas iv. Puasa yang pasti mengakibatkan bahaya bagii yang melaksanakannya (al

Baqarah 195) v. Puasa wanita (puasa sunnat) yang berada bersama suaminya, dengan

tanpa izin suaminya c. Puasa makruh, kecuali untuk melaksanakan puasa wajib, yaitu :

i. Puasa hanya Jum’at saja atau Sabtu saja ii. Puasa orang yang dalam perjalanan atau sakit dengan susah payah

(istihsan)

Tingkatan Shaum Diantara syahwat besar yang bisa membuat manusia menyimpang adalah

syahwat perut dan kemaluan. Puasa merupakan pembiasaan terhadap jiwa untuk mengendalikan kedua syahwat tersebut.

“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan puasa atas kamu sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar supaya kamu bertaqwa.” (al-Baqarah:183)

Rahasia puasa dan syarat-syarat batinnya :

1. Puasa orang awam : menahan perut dan kemaluan dari memperturutkan syah-wat

2. Puasa orang khusus :

i. Menundukkan pandangan dan menahannya dari berkeliaran memandang ke setiap hal yang dicela dan dibenci, ke setiap hal yang bisa menyibukkan hati dan melalaikan dari mengingat Allah ‘azza wa jalla

“Pandangan adalah salah satu anak panah beracun di antara anak panah Iblis – semoga Allah melaknatinya. Barangsiapa

Page 4: Modul Pesantren Romadhon 1432H - 03 Bab 3 Fiqih Shaum-2

- 21 -

meninggalkannya karena takut kepada Allah maka ia telah diberi Allah keimanan yang mendapatkan kelezatan di dalam hatinya.” (HR. al-Hakim)

ii. Menjaga lisan dari dusta, ghibah, kekejian, pertengkaran; mengen-dalikannya dengan diam; menyibukkannya dengan dzikrullah dan tilawah al-Qur’an.

“Sesungguhnya puasa itu tidak lain adalah perisai: apabila salah seorang di antara kamu sedang berpuasa maka janganlah berkata kotor dan jangan pula bertindak bodoh; dan jika ada seseorang yang menyerangnya atau mencacinya maka hendaklah ia mengatakan sesungguhnya aku berpuasa.” (HR. Bukhari, Muslim)

iii. Menahan pendengaran dari mendengar setiap hal yang dibenci (makruh) karena setiap yang diharamkan perkataannya diharamkan pula menden-garkannya.

“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.” (al-Ma’idah: 42)

iv. Menahan berbagai anggota badan lainnya dari berbagai dosa

“Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi ia tidak mendapatkan dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.” (HR. Nasa’i dan Ibnu Majah)

v. Tidak memperbanyak makanan yang halal pada saat berbuka puasa sam-pai penuh perutnya

vi. Hendaknya setelah ifthar hatinya “tergantung” dan “terguncang” antara cemas dan harap

Puasa orang khusus adalah puasa orang-orang shalih

3. Puasa orang super khusus : puasa hati dari berbagai keinginan yang rendah dan pikiran-pikiran yang tidak berharga; juga menahan hati dari selain Allah secara total. Ini merupakan tingkatan para Nabi, Rasul, Shiddiqini dan Mu-qarrabin.

Yang Diperbolehkan Ketika Shaum

· Bersiwak/menggosok gigi Rasulullah SAW bersabda, “Kalau bukan karena aku khawatir memberatkan umatku, aku akan memerintahkan mereka bersiwak, setiap hendak shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Page 5: Modul Pesantren Romadhon 1432H - 03 Bab 3 Fiqih Shaum-2

- 22 -

· Orang yang berpuasa tidak mandi junub hingga pagi Diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa Nabi SAW dalam keadaan junub setelah berkumpul dengan istrinya. Setelah fajar terbit, beliau mandi dan berpuasa. (HR. Bukhari dan Muslim)

· Berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung

· Mencicipi makanan untuk keperluan yang mendesak

· Bercelak dan memakai tetes mata

· Cuci darah dan menyuntik

· Tidak sengaja makan dan minum

· Tidak sengaja muntah

Yang Menyempurnakan Ibadah Shaum Ramadhan a. Melaksanakan makan sahur

“Bersahurlah kamu karena makan sahur itu ada berkahnya” (HR. Bukhari Muslim).

Makan sahur yang paling baik ialah yang hampir mendekati waktu shubuh

b. Mempercepat berbuka apabila telah tiba waktunya

“Manusia senaniasa dalam kebajikan, selama mereka cepat-cepat berbuka puasa”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Berbuka yang lebih baik ialah berbuka dengan makan buah-buahan manis. Pada waktu berbuka dianjurkan untuk membaca doa.

c. Memperbanyak membaca al-Qur’an

“Orang-orang yang berkumpul di masjid dan membaca al-Qur’an (dan mempelajari), maka kepada mereka akan diturunkan Tuhan ketenangan bathin, dilimpahi dengan rahmat.” (HR. Muslim)

d. Memperbanyak shadaqah

“Shadaqah yang paling utama ialah shadaqah pada bulan Ramadhan. Nabi termasuk orang yang banyak memberi dan menolong, lebih-lebih pada bulan Ramadhan.”

e. Shalatullail/tahajjud/tarawikh Bisa dilakukan dengan berjama’ah atau sendiri-sendiri, boleh di masjid dan

boleh di rumah atau di tempat-tempat lain. Waktunya sesudah shalat ‘Isa sebe-lum waktu shubuh. Semua bacaan-bacaannya sama dengan shalat fardhu.

Page 6: Modul Pesantren Romadhon 1432H - 03 Bab 3 Fiqih Shaum-2

- 23 -

“Barang siapa melakukan shalat malam pada bulan Ramadhan, dengan iman kepada Allah dan mengharapkan pahalanya, maka akan diampuni dosanya” (HR. Muslim)

f. I’tikaf Yaitu berdiam di masjid, dengan melakukan ‘ibadah terutama pada malam 20

sampai akhir Ramadhan.

“Rasulullah saw selalu mengerjakan i’tikaf pada sepuluh hari yang terakhir Ramadhan, sampai saat beliau wafat” (HR. Bukhari, Muslim)

Pelaksanaannya ialah pertama-tama masuk msjid dengan shalat tahiyyatul masjid, kemudian melaksanakan ‘ibadah di dalamnya.

g. Meningkatkan ‘ibadah terutama pada malam 20 Ramadhan ke atas.

“Apabila sudah masuk sepuluh malam yang terakhir Ramadhan, maka Rasulullah sangat bersungguh-sungguh ‘ibadah dan sepanjang malam beliau beramal serta membangunkan keluarga” (HR. Bukhari dan Muslim)

h. Banyak menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan yang mengurangi nilai dan hikmat puasa.

“Banyak di antara yang berpuasa, tapi hasilnya hanya lapar dan da-haga” (HR. Ibnu Huzaimah)

Sudahkah Kita Menjaga Shaum Kita ???

Rasulullah SAW bersabda : "Puasa adalah perisai (tabir penghalang dari perbuatan dosa). Maka apabila seseorang dari kamu sedang berpuasa, janganlah ia mengucapkan sesuatu yang keji dan janganlah ia berbuat jahil." (Hadits Riwayat Bukhari - Muslim)

"Lima hal yang dapat membatalkan puasa: berkata dusta, ghibah (menggunjing), memfitnah, sumpah dusta dan memandang dengan syahwat." (Hadits Riwayat Al-Azdiy)

"Barangsiapa yang tidak dapat meninggalkan perkataan kotor dan dusta selama berpuasa, maka Allah S.W.T tidak berhajat kepada puasanya." (Hadits Riwayat Bukhari)

“Orang yang menggunjing dan mendengarkan gunjingan , keduanya bersekutu dalam perbuatan dosa.” (Hadits Riwayat Ath-Thabrani)

Page 7: Modul Pesantren Romadhon 1432H - 03 Bab 3 Fiqih Shaum-2

- 24 -

"Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari puasanya itu kecuali haus dan lapar." (Hadits Riwayat Turmudzi)

Imam Al-Ghazali berkata : "Berapa banyak orang yang berpuasa, namun ia tidak mendapatkan dari puasanya itu, selain lapar dan haus. Sebab puasa itu bukanlah semata-mata menahan lapar dan haus, akan tetapi adalah menahan hawa nafsu. Boleh jadi orang tersebut berdusta, menggunjing dan memandang dengan syahwat, sehingga yang demikian itu membatalkan hakikat puasa." (Ihya' Ulumiddin)

Para Ulama berkata: "Betapa banyak orang yang berpuasa padahal ia berbuka (tidak berpuasa) dan betapa banyak orang yang berbuka padahal ia berpuasa." Yang dimaksud dengan orang yang berbuka tetapi berpuasa ialah menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan dosa sementara ia tetap makan dan minum. Sedangkan yang dimaksud dengan berpuasa tapi berbuka ialah yang melaparkan perutnya sementara ia melepaskan kendali bagi anggota tubuh yang lain." (Ihya' Ulumiddin)

Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya puasa itu adalah amanah, maka hendaknya masing-masing kamu menjaga amanahnya." (Hadits Riwayat Al-Kharaithy)

Sudahkah kita menjaga puasa kita ? ……………………………………

Mencari Lailatul Qodar Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa berdiri (shalat) pada Lailatul Qadar atas dasar iman dan mencari ridha Allah maka akan diampuni segala dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir, pada malam ganjil.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnu ‘Abbas menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Carilah pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan. Lailatul Qadar pada malam kedua puluh sembilan, kedua puluh tujuh, dan kedua puluh lima.” (HR. Bukhari)

Pada malam Lailatul Qadar dianjurkan untuk memperbanyak do’a terutama do’a yang diajarkan Rasulullah SAW yang berbunyi “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku)” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Page 8: Modul Pesantren Romadhon 1432H - 03 Bab 3 Fiqih Shaum-2

- 25 -

Tanda-tanda Lailatul Qadar

Tanda-tanda Lailatul Qodar diantaranya :

• Matahari di pagi harinya tidak terlalu terang seperti biasanya • Malam itu cerah dan udara terasa sedang, tidak panas dan tidak pula dingin.

“Lailatul Qadar adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak pula dingin. Pada pagi harinya matahari tampak kemerahan redup.” (HR. ibnu Khuzaimah dan Ath-Thayalisi)

• Tidak ada bintang jatuh (meteor) Rasulullah SAW bersabda, “Lailatul Qadar adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak pula dingin, dan tidak ada bintang yang jatuh (meteor).” (HR. Ath-Thabrani)

Rasulullah SAW pernah berdo’a : “Ya Allah, ampunilah bagiku kesalahan dan kebodohanku, kelebihan-kelebihanku dalam urusanku dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Ya Allah, ampunilah bagiku kesungguhan dan candaku, kekeliruanku dan kesengajaanku, dan semua itu ada padaku. Ya Allah, ampunilah bagiku apa yang kudahulukan dan apa yang ditangguhkan, apa yang kusembunyikan dan apa yang kutampakkan, dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkau Ilahku, yang tiada Ilah selain Engkau.” (diriwayatkan oleh Bukhari Muslim)