makalah fiqih muamalah
TRANSCRIPT
A. PENGERTIAN
Secara bahasa, takaful ( تكافل ) berasal dari akar kata ( ل ف yang artinya ( ك
menolong, memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang.1
Asuransi Takaful adalah pertanggungan yang berbentuk tolong-menolong,
atau disebut juga dengan “perbuatan kafal”,yaitu perbuatan saling tolong menolong
dalam menghadapi sesuatu resiko yang tidak diperkirakan sebelumnya.2
Menurut Fatwa DSN MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman umum
asuransi syariah
Asuransi Syariah (Ta’min,Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling
melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi
dalam bentuk aset dan /atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.3
Menurut Syekh Abu Zahra, yang dimaksud dengan al-Takaful al-Ijtima`i itu
ialah bahwa setiap individu suatu masyarakat berada dalam jaminan atau tanggungan
masyarakatnya. Setiap orang yang memiliki kemampuan menjadi penjamin dengan
suatu kebajikan bagi setiap potensi kemanusiaan dalam masyarakat sejalan dengan
pemeliharaan kemaslahatan individu, dalam hal menolak yang merusak dan
memelihara yang baik agar terhindar dari berbagai kendala pembangunan masyarakat
yang dibangun diatas dasar-dasar yang benar.4 Ungkapan yang paling tepat untuk
makna al-Takaful al-Ijtima`i kata Syekh Abu Zahra ialah sabda Nabi SAW:
موسى ( أبي عن مسلم رواه �ع�ض�ا ب ��ع�ض�ه ب د ��ش ي �ان$ �ي �ن �ب �ال ك �م�ؤ�م$ن$ $ل ل ��م�ؤ�م$ن �ل ا
“Seorang mu’min dengan mu’min yang lain ibarat sebuah bangunan, satu bagian
menguatkan bagian yang lain” (HR Muslim dari Abu Musa al-Asy’ari)
1 Kamus bahasa arab
2 Pasaribu,chairuman dan suhrawadi k. Lubis,hukum perjanjian dalam islam,(Jakarta:sinar grafika,2000)hlm 94
3 Fatwa DSN MUI no.21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman asuransi syariah 4 Abu,Zahrah Muhammad.At-Takaful al-Ijtima’i fil islam.
1
�د�اع�ى ت ع�ض�و- ��ه م$ن �ك�ى ت اش� $ذ�ا إ د$ ��ج�س ال ��ل م$ث �ع�اط�ف$ه$م� و�ت اح�م$ه$م� ��ر و�ت �و�اد:ه$م� ت ف$ي� ��ن $ي �م�ؤ�م$ن ال ��ل م�ث
( بشير ( بن النعمان عن مسلم رواه �ح�م�ى و�ال ه�ر$ $الس= ب د$ ��ج�س ال �$ر ائ �س ��ه ل
“Perumpamaan orang beriman dalam kasih sayang, saling mengasihi dan mencintai
bagaikan tubuh (yang satu); jikalau satu bagian menderita sakit maka bagian lain
akan turut menderita” (HR. Muslim dari Nu’man bin Basyir)
Jadi dengan kata lain takaful itu merupakan Asuransi yang bersifat syariah /
islam. Di dalam asuransi takaful ini para peserta bertanggung jawab diantara mereka
sendiri. Takaful dalam pengertian fiqih muamalah adalah saling memikul resiko
diantara sesama muslim sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi
penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul resiko dimaksud dilakukan atas
dasar tolong menolong dalam kebaikan dengan cara, setiap orang mengeluarkan dana
kebajikan yang ditujukan untuk menanngung resiko tersebut, gambling (maishir), riba
dan komersial. Asuransi takaful sangat berbeda dengan asuransi konvensional, karena
dalam asuransi takaful ini prinsipnya yaitu saling tolong menolong. Perbedaan prinsip
ini dapat dilihat dari aspek :
1. Unsur ketidakpastian (gharar)
Dalam asuransi konvensional,perjanjian asuransi jiwa termasuk akad
Tabadduli atau akad pertukaran yaitu pertukaran pembayaran premi
dengan uang pertanggungan. Di dalam akad ini terdapat unsur
ketidakpastian (gharar), karena nasabah mengetahui secara pasti berapa
besarnya jumlah pertanggungannnya, tetapi tidak mengetahui jumlah
seluruh premi yang akan dibayarkan. Hanya Allah lah yang mengetahui
batas waktu seseorang akan meninggal.
Sedangkan dalam asuransi takaful, kontraknya didasarkan kepada akad
takafuli atau tolong-menolong dan saling menjamin. Dalam prinsip
takafuli ini semua peserta asuransi menjadipenolong dan penjamin satu
sama lain. Contohnya, seorang peserta bernama A meninggal dunia, maka
peserta lainnya harus ikut membantunya dan begitu pulasebaliknya.
2. Unsur Gambling (Maishir)
2
Dalam asuransi konvensional pihak yang satu mengalami keuntungan
sedangkan pihak yang lain menerima kerugian. Misalnya seorang
pemegang polis, karena sebab-sebab tertentu membatalkan kontraknya
sebelum masa Reversing Period, biasanya pada tahun ketiga, maka yang
bersangkutan tidak akan menerima kembali uang yang telah dibayarkan
kecuali hanya sebagian kecil.
Sedangkan dalam asuransi takaful Reversing Period bermula dari awal
bahwa setiap peserta mempunyai hak untuk mendapatkan cash value dan
mendapatkan semua uang yang telah dibayarkan, kecuali hanya sebagian
kecil, yang sudah dimasukkan kedalam rekening khusus peserta dalam
bentuk derma.
3. Unsur Riba
Dalam asuransi konvensional terdapat usaha dari investasi dengan
meminjamkan dananya atas dasar bunga.
Sedangkan dalam asuransi takaful tidak terdapat usaha dan investasi yang
menerapkan sistem bunga.
4. Unsur Komersial
Dalam asuransi konvensional unsur komersialnya masih menonjol sebagai
akibat dari penerapan sistem bunga.
Sedangkan dalam asuransi takaful unsur komersial tertutup oleh unsur
ta’awun, atau pertolongan sebagai akibat dari penerapan konsep
mudharabah dengan sistem bagi hasil keuntungan.
Asuransi takaful ini lahir karena adanya keraguan umat islam terhadap kedudukan
asuransi karena asuransi dikhawatirkan mengandung unsur-unsur ketidakpastian (gharar)
Takaful ditegakkan atas dasar tiga prinsip, yaitu:
1. Saling bertanggung jawab
2. Saling bekerja sama dan saling membantu
3. Saling melindungi
Manfaat dari asuransi takaful
3
1. Untuk menyediakan tempat menyimpan atau menabung bagi peserta secra teratur dan
aman, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, baik masa kini maupun
mendatang.
2. Untuk persiapan masa depan ahli waris peserta, jika sewaktu-waktu peserta dipanggil
Tuhan atau meninggal dunia.
3. Untuk persiapan bagi peserta jika sewaktu-waktu mendapatkan musibah baik terhadap diri
maupun hartanya, tersedia dana untuk menanggulanginya.
4.Jika dalam masa tertanggung peserta masih hidup dia akan memperoleh kembali bagian
simpanan uang yang telah terkumpul beserta keuntungan dan kelebihannya.
Akad-akad asuransi syariah .
Dalam asuransi syariah terdapat beberapa akad yang hendaknya kita ketahui
bersama yaitu antara lain ;
1. Akad yang dilakukan antara peserta dengan perusahaan terdiri atas akad tijarah dan
/ atau akad tabarru'.
2. Akad tijarah yang dimaksud dalam point 1 adalah mudharabah. Sedangkan akad
tabarru’ adalah hibah.
3. Dalam akad, sekurang-kurangnya harus disebutkan :
a. hak & kewajiban peserta dan perusahaan;
b. cara dan waktu pembayaran premi;
c. jenis akad tijarah dan / atau akad tabarru’ serta syarat-syarat yang disepakati,
sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan.
4. Dalam asuransi syariah yang menggunakan model saving terdapat akad wakalah
bil ujrah.
5. akad tabarru’ didalamnya merupakan akad dhoman( jaminan)
Beberapa istilah pokok yang harus dipahami untuk bisa mengenal usaha perasuransian
syariah antara lain :
4
1. Peserta asuransi ; adalah pihak pertama yang berbagi resiko dan mempunyai hak untuk
menerima sejumlah uang dari perusahaan asuransi sebagai ganti rugi atas terjadinya suatu
resiko sebagaimana tercantum dalam perjanjian. Peserta asuransi disebut juga sebagai
pemegang polis. Dalam asuransi syariah peserta asuransi (participants) minimal dalam
keadaan tertentu memiliki hak yang sama dengan perusahaan termasuk dalam hak perolehan
keuntungan dari dana yang direasuransikan perusahaan asuransi apabila tidak terjadi klaim.
2. Perusahaan asuransi , sebagai pengelola risk sharing. Dalam asuransi syariah perusahaan
asuransi adalah pengelola (operator) dana yang berhak memperoleh imbalan tertentu dalam
bentuk fee dan/atau bagi hasil.
3. Al-kafalah , adalah suatu kepentingan yang menjadi dasar berlakunya suatu pertanggungan
asuransi .
4. Underwriting adalah proses penafsiran jangka hidup seorang calon peserta yang dikaitkan
dengan besarnya resiko untuk menentukan besarnya premi.
5. Polis asuransi ; adalah surat perjanjian antara pihak yang menjadi peserta asuransi dengan
perusahaan asuransi .
6. Premi asuransi; adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan peserta asuransi untuk
mengikat kewajiban pengelola dalam membayar ganti rugi atas terjadinya resiko.
7. Jangka waktu pertanggungan yang menunjukkan lamanya suatu perjanjian asuransi
berlaku. Masa pertanggungan akan habis saat jangka waktu yang ditetapkan habis.
8. Tanggal dikeluarkan polis adalah tanggal yang tercantum pada polis saat dikeluarkan atau
diterbitkan oleh perusahaan asuransi.
9. Manfaat asuransi atau jumlah uang pertanggungan merupakan jumlah uang yang
dinyatakan dalam polis sebagai proteksi maksimum yang akan dibayarkan perusahaan
asuransi kepada peserta sebagai ganti rugi atas terjadinya suatu resiko.
10. Agen asuransi adalah seseorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa
dalam memasarkan jasa asuransi untuk dana atas nama perusahaan asuransi.
11. Aktuaria adalah pegawai asuransi yang bertugas utama yang melaksanakan perhitungan
keuangan perusahaan.
5
12. Reasuransi pada prinsipnya adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang
diasuransikan atau sering disebut dengan asuransi dari asuransi.
B. DASAR HUKUM
Surah Al-Ma’idah ayat 2
�ع�د�و�ان$ و�ال $ �م $ث �إل ا ع�ل�ى �و�ا �ع�او�ن ت � و�ال =ق�و�ى و�الت Iر$ �ب ال ع�ل�ى �و�ا �ع�او�ن و�ت
Artinya: dan tolong menolong kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu Allah.
Sesunnguhnya siksa Allah amat pedih.
Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk senantiasa melakukan
persiapan untuk menghadapi hari esok. Allah berfirman dalam surat al Hasyr ayat 18:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertakwalah kepada
Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang kamu kerjakan [al Hasyr: 18]
Ayat di atas dikaitkan oleh sebagian umat Islam dengan aktivitas menabung atau
berasuransi. Menabung adalah upaya mengumpulkan dana untuk kepentingan mendesak atau
kepentingan yang lebih besar di masa depan, sedangkan asuransi adalah upaya berjaga-jaga
jika suatu musibah datang menimpa, di mana hal ini membutuhkan perencanaan dan
kecermatan.5
Menurut tafsir Ibnu Katsir ayat ini mempunyai maksud: Allah SWT berfirman, “Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah.” Allah SWT memerintahkan untuk
bertakwa kepada-Nya. Pengertian takwa ini mencakup sesuatu yang telah diperintahkan dan
5 Sakir,Muhammad Sula,asuransi syariah, hlm 86
6
meninggalkan sesuatu yang telah dilarang. Allah SWT berfirman, “dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan),” yaitu, hisablah dirimu
sebelum dihisab oleh Allah, dan lihatlah apa yang telah kamu tabung untuk diri-diri kamu,
berupa amal shaleh, untuk hari di mana kamu akan kembali dan berhadapan dengan Tuhan
kamu.6
Dalam QS. Ali Imran (3 : 37):
=ا �ر$ي ك �ز �ه�ا �ف=ل و�ك �ا ن �ح�س �ا �ات �ب ن �ه�ا �ت �ب ن� و�أ Kن�ح�س Kول� $ق�ب ب ب ه�ا �ر �ه�ا =ل �ق�ب ف�ت
"Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya."
Dalam ayat di atas, kata kafala bermakna memelihara. Dan memelihara memiliki makna yang
lebih mendalam dibandingkan dengan sekedar menjaga. Karena memilihara memiliki unsur
adanya rasa menyayangi, sebagaimana orang tua memilihara anak kandungnya.
Dengan demikian, maka takaful' adalah saling menjaga dan memelihara antara sesama
muslim dengan landasan saling sayang menyayangi diantara mereka.
Dalam QS. Ali Imran (3 : 44):
��ص$م�ون ت �خ� ي $ذ� إ �ه$م� �د�ي ل ��ت �ن ك و�م�ا ��م ي م�ر� ��ف�ل �ك ي ي ه�م�� أ �ه�م���ق�الم أ ��ق�ون �ل ي $ذ� إ �ه$م� �د�ي ل ��ت �ن ك و�م�ا
"Padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah
mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu
tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa."
Dalam QS. Annisa (4 : 85):
�ا م�ق$يت Kي�ء �ش Iل� ك ع�ل�ى �=ه الل ��ان و�ك �ه�ا م$ن $ف�ل- ك ��ه ل �ن� �ك ي �ة� Iئ ي �س ف�اع�ة� �ش ف�ع� �ش� ي و�م�ن�
Dan barangsiapa yang memberi syafa'at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian
(dosa) daripadanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dalam QS. Al-Qashas (28 : 12):
6 Ar-Rifa’i,Ringkasan tafsir ibnu katsir jilid 4, (jakarta:2000), hlm 658
7
��اص$ح�ون ن ��ه ل و�ه�م� �م� �ك ل ��ه �ون �ف�ل �ك ي Kت� �ي ب �ه�ل$ أ ع�ل�ى �م� �د�ل ك أ ه�ل� ف�ق�ال�ت� ��ل ق�ب م$ن� �اض$ع ��م�ر ال �ه$ �ي ع�ل �ا م�ن و�ح�ر=
"dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui
(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu
ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?".
Dalam QS. Shad (38 : 23):
�خ$ط�اب$ ال ف$ي $ي ن و�ع�ز= $يه�ا �ن �ف$ل ك� أ �ف�ق�ال و�اح$د�ة- �ع�ج�ة- ن �$ي و�ل �ع�ج�ة� ن �ع�ون $س� و�ت ع- $س� ت ��ه ل �خ$ي أ ه�ذ�ا $ن= إ
"Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan
aku mempunyai seekor saja. Maka dia berkata: "Serahkanlah kambingmu itu kepadaku
(untuk aku pelihara) dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan".
Dalam QS. An-Nahl (16 : 91):
� �ف$يال ك �م� �ك �ي ع�ل �=ه الل ��م �ت ع�ل �ج و�ق�د� $يد$ه�ا �و�ك ت ��ع�د ب ��م�ان �ي �ق�ض�وا األ �ن ت � و�ال �م� ع�اه�د�ت $ذ�ا إ =ه$ الل $ع�ه�د$ ب و�ف�وا� و�أ
"Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu
membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah
menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu)."
Thaha (20 : 40):
��ه �ف�ل �ك ي م�ن� ع�ل�ى �م� �د�ل ك أ ه�ل� ��ق�ول ف�ت ��ك �خ�ت أ �م�ش$ي ت $ذ� إ
"(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga
Fir`aun): 'Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?"
Dalam QS. Al-Hadid (57 : 28):
$ه$ ب �ون ��م�ش ت ا �ور� ن �م� �ك ل �ج�ع�ل� و�ي $ه$ ح�م�ت �ر م$ن� �ن$ �ي $ف�ل ك �م� $ك �ؤ�ت ي $ه$ ول �س �$ر ب �وا و�ء�ام$ن �=ه الل =ق�وا ات �وا ء�ام�ن �=ذ$ين ال ي ه�ا� �اأ ي
ح$يم- �ر غ�ف�ور- �=ه و�الل �م� �ك ل �غ�ف$ر� و�ي
8
"Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan
berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian,
dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia
mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Ayat di atas menunjukkan bahwa arti kata kafala (كفلين) adalah adalah bagian. Dan dalam
bertakaful, seseorang harus merasa menjadi bagian dari orang lain. Sehingga terwujudlah
kehidupan yang bertaawun satu sama lainnya, seperti satu tubuh sebagaimana yang
digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya.
Pelaksanaan takaful dalam sebuah riwayat digambarkan oleh suatu hadist sebagai
berikut:
�و�ادIه$م� ت ف$ي �$ين �م�ؤ�م$ن ال ��ل م�ث �=م ل �و�س �ه$ �ي ع�ل �=ه الل ص�ل=ى =ه$ الل �س�ول �ر �ق�ال �ق�ال Kير �ش$ ب �ن$ ب الن ع�م�ان$ ع�ن�
�ح�م=ى و�ال ه�ر$ $الس= ب د$ ��ج�س ال �$ر ائ �س ��ه ل �د�اع�ى ت ع�ض�و- ��ه م$ن �ك�ى ت اش� $ذ�ا إ د$ ��ج�س ال ��ل م�ث �ع�اط�ف$ه$م� و�ت اح�م$ه$م� ��ر و�ت
( مسلم( رواه
Dari An-Nu’man bin Basyir ra., Rasulullah S.A.W bersabda: perumpamaan persaudaraan
kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang diantara mereka adalah seumpama satu tubuh.
Bilamana salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka akan dirasakan oleh bagian tubuh
yang lainyya, seperti ketika tidak bisa tidur atau ketika demam. (HR.Muslim)
C. KEDUDUKAN/KEHUJJAHANNYA
Menurut Taqiyyudin An-Nabhani menyatakan bahwa asuransi adalah muamalah yang
bathil berdasarkan 2 perkara, yaitu7:
1. Karena tidak terpenuhinya akad dalam asuransi sebagai akad yag sah menurut syara’.
2. Karena akad dalam asuransi tidak memenuhi syarat bagi sahnya akad jaminan
(dhaman).
7 Taqiyudin An-Nabhani,An-nidzamu Al-Iqtishady fi Al-Islam
9
Dan juga didalam asuransi terdapat berbagai macam bentuk judi, maishir, unsur
komersil, dan juga riba. Oleh karena itu banyak kalangan ulama yang mengharamkan
asuransi. Karena pada prinsipnya asuransi itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip islam.
Maka sebagai alternatif dari masalah diatas maka lahirlah asuransi syariah takaful
sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Karena didalam asuransi takaful berjalan sesuai
dengan prinsip-prinsip syariat islam, seperti prinsip jaminan, syrkah, bagi hasil, dan ta’wun
atau takaful ( saling menanggung ). Takaful dapat berarti saling menanguung atau
menanggung bersama. Karena itu pengertian takaful dapat digolongkan kedalam bentuk
asuransi saling menanggung antara peserta dengan peruusahaan asuransi.
Takaful dengan pengertian seperti ini sesuai dengan firman Allah SWT QS. Al-Maidah/ 5 :
2 :
�ع�د�و�ان$ و�ال $ �م $ث �إل ا ع�ل�ى �وا �ع�او�ن ت و�ال =ق�و�ى و�الت Iر$ �ب ال ع�ل�ى �وا �ع�او�ن و�ت
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran."
Jadi berdasarkan ayat diatas manusia diperintahkan oleh Allah S.W.T untuk saling
tolong menolong dalam hal kebaikan. Dan prinsip yang dipakai dalam asuransi syariah
takaful yaitu saling tolong-menolong atau saling menanggung satu sama lainnya. Jadi dapat
ditarik kesimpulan bahwa asuaransi takaful ini tidak haram karena prinsip-prinsip yang ada
didalamnya sesuai dengan syariat islam sehingga tidak perlu ada keraguan lagi mengenai
kedudukan dari asuransi syariah takaful karena prinsip dalam asuransi takaful ini adalah
saling tolong –menolong dan anjuran untuk saling tolong-menolong itu merupakan salah satu
perintah oleh Allah S.W.T maka asuransi takaful ini hukumnya adalah halal atau
diperbolehkan dalam islam.
D. PEMIKIRAN ULAMA KLASIK dan KONTEMPORER
Tujuan asuransi sangatlah mulia, karena bertujuan untuk tolong-menolong dalam
kebaikan. Namun persoalan yang dipertikaikan lebih lanjut oleh para Ulama adalah
bagaimana instrumen yang akan mewujudkan niat baik dari asuransi tersebut; baik itu bentuk
akad yang melandasinya, sistem pengelolaan dana, bentuk manajemen dan lain sebagainya.
10
Dari permasalahan instrumen pendukung inilah para Ulama terbagi kepada 2
kelompok besar
Kedua kelompok dimaksud, masing-masing mempunyai dasar hukum dan
memberikan alasan-alasan hukum sebagai penguat terhadap argument atau pendapat yang
disampaikannya. Disamping itu, ada yang berpendapat membolehkan asuransi yang bersifat
social (ijtima’i) dan mengharamkan asuransi yang bersifat komersial (tijari) serta ada pula
yang meragukannya (syubhat).8
1. Kelompok yang membolehkan asuransi syariah :
Antara lain dikemukakan oleh Ibnu Abidin, Wahab Khalaf, Mustafa Ahmad Zarqa
(guru besar Universitas Syirya), Syaikh Abdurrahman Isa (guru besar Universitas al-azhar
Mesir), Prof. Dr. Muhammad Yusuf Musa (guru besar Universitas Kairo), Syaikh Abdul
Khalaf, dan Prof. Dr. Muhammad al-Bahi,
Pada dasarnya, mereka mengakui bahwa asuransi merupakan suatu bentuk muamalat
yang baru dalam islam dan memiliki manfaat serta nilai positif bagi ummat selama di landasi
oleh praktik-praktik yang sesuai dengan nilai-nilai islam
Argumentasi yang mereka pakai dalam membolehkan asuransi menurut Faturrahman
Djamil adalah sebagai berikut9
a. Tidak terdapat nash Alqur’an atau hadits yang melarang asuransi.
b. Dalam asuransi terdapat kesepakatan dan kerelaan antara kedua belah pihak.
c. Asuransi menguntungkan kedua belah pihak
d. Asuransi mengandung kepentingan umum, sebab premi-premi yang terkumpul dapat di
investasikan dalam kegiatan pembangunan.
e. Asuransi termasuk akad mudharabah antara pemegang polis dengan perusahaan asuransi.
8 Rodoni,Ahmad dan Hamid,Abdul,lembaga keuangan syariah,(jakarta:zikrul hakim) hlm 1009 Ali,Zainudin,hukum asuransi syariah,(jakarta:sinar grafika)hlm 81
11
f. Asuransi termasuk usaha bersama yang di dasarkan pada prinsip tolong-menolong.
Dalam Islam,asuransi haruslah bertujuan kepada konsep tolong menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan.
2.Kelompok yang mengharamkan asuransi syariah :
Ibnu Abidin, Ulama madzhab Hanafi berpendapat bahwa asuransi adalah haram,
karena uang setoran peserta (premi) tersebut adalah iltizam ma lam yalzam (mewajibkan
sesuatu yang tidak lazim / wajib)
Muhammad Bakhit al-muthi’i (mufti Mesir) mengatakan bahwa akad asuransi yang
menjamin atas harta benda pada hakikatnya termasuk dalam kafalah atau ta’addi / itlaf.
Muhammad al-Ghazali mengatakan bahwa asuransi adalah haram karena
mengandung riba. Beliau melihat riba tersebut dalam pengelolaan dana asuransi dan
pengembalian premi yang disertai bunga ketika waktu perjanjian telah habis.
Pengharaman asuransi berdasarkan atas 5 alasan10
a. Asuransi mengandung unsur perjudian yang dilarang dalam islam.
b. Asuransi mengandung unsur riba yang dilarang dalam islam.
c. Asuransi termasuk jual beli atau tukat-menukar mata uang tidak secara tunai.
d. Asuransi objek bisnisnya tergantung pada hidup dan matinya seseorang,yang berarti
mendahului takdir Allah SWT.
e. Asuransi mengandung eksploitasi yang bersifat menekan.
Pelarangan praktik asuransi berdasarkan atas 4 alasan11
a. Asuransi tak lain adalah riba berdasarkan kenyataan bahwa tidak ada kesetaraan antara
kedua pihak yang terlibat, padahal kesetaraan demikian wajib adanya.
10 Zainudin,Ali,hukum asuransi syariah,(jakarta:sinar grafika,2008) hlm 8011 ibid
12
b. Asuransi juga merupakan perjudian, karena ada penggantungan kepemilikan pada
munculnya resiko.
c. Asuransi adalah pertolongan dalam dosa, karenaperusahaan asuransi meskipun milik
Negara, tetap merupakan institusi yang mengadakan transaksi dengan riba.
d. Dalam asuransi jiwa juga terdapat unsure risywah, karena kompensasi di dalamnya
adalah sesuatu yang tidak dapat dinilai
3.Kelompok ulama yang berpendapat bahwa asuransi yang diperbolehkan dalam islam
adalah asuransi yang bersifat sosialdan yang tidak diperbolehkan dalam islam adalah
asuransi yng mempunyai unsur komersil.
Pendukung pandangan tersebut adalah Muhammad Abu Zahroh dengan alasan bahwa
asuransi yang bersifat sosial diperbolehkan karena jenis asuransi sosial tidak mengandung
unsur-unsur yang dilarang oleh islam. Sedangkan asuransi yang bersifat komersial dilarang
dalam islam karena terdapat nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai islam.
4.Kelompok ulama yang berpendapat bahwa asuransi termasuk subhat
Alasannya karena tidak ada dalil-dalil syar’i yang secara jelas mengharamkan atau yang
menghalalkan asuransi. Oleh karena itu kita harus berhati-hati jika berhubungan dengan
asuransi.
E. PRINSIP TAKHARUJ dan MUBARA’AH DALAM HUBUNGAN ANTARA
ANGGOTA TAKAFUL
Al-Takharruj pada perinsipnya merupakan salah satu bentuk pembagian harta
warisan secara damai berdasarkan musyawarah antara para ahli waris. Al-Taharruj adalah
pengunduran diri seorang ahli waris dari hak yang dimilikinya, dan hanya meminta imbalan
berupa sejumlah uang atau barang tertentu dari salah seorang ahli waris lainnya.
Al-Takharruj merupakan perjanjian yang diadakan antara para ahli waris untuk
mengundurkan diri atau membatalkan diri dari hak warisnya dengan suatu pernyataan resmi
(kuat) dan dilakukan dengan ikhlas, sukarela dan tanpa paksaan.
Jadi, takharuj adalah suatu perjanjian damai antar para ahli waris atas
keluarnya atau mundurnya salah seorang ahli waris atau sebagaian ahli waris untuk tidak
13
menerima hak bagiannya dari harta warisan peninggalan pewaris dengan syarat mendapat
imbalan tertentu berupa sejumlah uang atau barang dari ahli waris lain.
Bentuk-Bentuk Takharuj
Takharuj merupakan perjanjian antara para ahli waris, ahli waris yang menyatakan
diri keluar, mendapat imbalan atau pembayaran dari ahli waris lain. Bentuknya adalah:
1. Perjanjian dua pihak. Pembagian harta warisan dalam bentuk ini adalah terdapat dua
pihak, pihak pertama adalah ahli waris yang menyatakan diri keluar dari hak untuk menerima
warisan dan menyerahkan bagian warisannya kepada pihak kedua atau ahli waris lain.
Selanjutnya pihak kedua (ahli waris lain) menyerahkan sesuatu sebagai tebusan atas harta
warisan yang telah diserahkan kepada ahli waris pihak pertama.
2. Perjanjian jual beli. Takharuj dalam bentuk ini adalah seakan-akan terjadi trasanki jual
beli. Pihak ahli waris pertama yang telah menyerahkan bagian harta warisannya kepada
pihak ahli waris kedua menerima pembelian atau harta yang diberikan oleh pihak ahli waris
yang kedua.
3. Perjanjian tukar menukar. Al-takharuj juga dapat berbentuk tukar menukar barang harta
warisan atau barter. Dalam bentuk ini, pihak yang telah menyatakan keluar atau mundur dari
menerima harta warisan pewaris menerima tebusan atau barter sebagai alat penukar dari
harta warisan yang seharusnya menjadi bagiannya. Tebusan atau barter itu diberikan oleh
ahli waris lain yang tidak mengundurkan diri
14
KESIMPULAN
Asuransi takaful yaitu asuransi adalah usaha saling melindungi dan
tolong-menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam
bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan prinsip-
pronsip syariah.
Asuransi takaful ini merupakan alternatif dari praktek asuransi
konvenional yang didalamnya terdapat unsur gharar, maishir, komersil
dan riba. Dalam asuransi takaful semua prinsip yang ada didalamnya
sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai islam. Karena dalam asuransi takaful
ini prinsipnya yaitu tolong menolong dan saling menanggung.
Jadi asuransi takaful ini dihalalkan karena prinsipnya tolong-
menolong, walaupun tidak ada ayat yang menjelaskan secara khusus
mengenai asuransi ini akan tetapi karena prinsip dasarnya sesuai dengan
nilai islam maka asuransi ini dianggap sebagai asuransi yang halal untuk
dimplikasikan atau diikuti oleh umat islam.
SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya
Ali,Zainudin.Hukum Asuransi Syariah.Jakata:Sinar Grafika.2008
Sumitro,Warkum.Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga
Terkait (BAMUI & TAKAFUL) di Indonesia.Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada.2000
Pasaribu,Chairuman,Suhrawadi,K.Lubis.Hukum Perjanjian Dalam
Islam.Jakarta:Sinar Grafika.2003
Rodoni,Ahmad,Hamid,Abdul.Lembaga Keuangan Syariah.Jakarta:Zikrul
Hakim.2005
Fatwa DSN MUI no.21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman asuransi syariah
Sakir,Muhammad Sula,konsep asuransi dalam islam.Bandung:PPM .
Ar-Rifa’i,Ringkasan tafsir ibnu katsir jilid 4, (jakarta:2000)
Taqiyyudin,Imam.Kifayat Al-Ahyar fi Al-Ghayat.Bandung:Al-Ma’arif
Abu,Zahrah Muhammad.At-Takaful Al-Ijtima’i Fil Islam.Kairo:Darul
Qaumiyyah lil Tiba’ah wal Nasyr.
16
TUGAS INDIVIDU
MAKALAH FIQH MUAMALAH
O
L
E
H
BAYU
(11 203 030)
DOSEN PEMBIMBING
17
Iza Hanifudin Ph.D
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH KONSENTRASI AKUNTANSI
SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR (STAIN)
2013
18