modul lab otk 2 2014-2015

Upload: syariful-maliki-nejstarsi

Post on 01-Jun-2018

266 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    1/57

    Buku Penuntun

    PRATIKU

    OPERASI

    E-Modul Laboratorium Op

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Univ

    M

    TEKNIK KIMIA II

    erasi Teknik Kimia

    rsitas Syiah Kuala

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    2/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    KATA PENGANTAR

    Frekwensi penggunaan peralatan laboratorium untuk kegiatan praktikum

    mahasiswa dari tahun ke tahun terus meningkat, namun demikian penggunaan

    peralatan tersebut dinilai belum optimal dikarenakan buku penuntun yang

    digunakan masih belum sinkron dengan peralatan laboratorium yang ada. Materi-

    materi praktikum perlu dikembangkan lebih baik lagi, khususnya praktikum di

    bidang Proses Teknik Kimia. Untuk menghadapi masalah tersebut, pengelola

    laboratorium berusaha setiap tahunnya merevisi buku penuntun Praktikum Teknik

    Kimia yang terpadu sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa dan dapat

    membantu kelancaran praktikum dan menunjang proses pendidikan dan pelatihan

    dibidang Proses Teknik Kimia.Secara umum penulisan buku penuntun Praktikum Teknik Kimia ini

    bertujuan untuk menjabarkan konsep-konsep dasar dalam praktikum, tata cara

    pelaksanaan dan penggunaan peralatan praktikum di laboratorium Operasi Teknik

    Kimia hingga tata cara merawat peralatan praktikum sehingga akan

    mempermudah mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan.Materi-materi yang ada

    didalam buku ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami dan

    meng asai teknik teknik dasar dari s stem proses teknik kimia

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    3/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    DAFTAR ISI

    1. Kata Pengantar.. i

    2. Tata Tertib Praktikum Teknik kimia..... ii

    3. Tata Cara Penulisan Laporan.. vi

    4. Modul Percobaan I UREA FORMALDEHID.... 1

    5. Modul Percobaan II ABSORBSI.......... 8

    6. Modul Percobaan III DISTILASI... 14

    7. Modul Percobaan IV EKSTRAKSI PADAT-CAIR.. 20

    8. Modul Percobaan V OVEN DRYER.. 28

    9. Modul Percobaan VI PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN PROSES

    TRANS-ESTERIFIKASI MINYAK NABATI.... 37

    10. Modul TRACER EXPERIMENT . 43

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    4/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    5/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    SISTEM PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

    1. Responsi

    Adapun tata tertib responsi antara lain :

    - Masing-masing kelompok melaksanakan respon minimal 2 kali sebagai

    syarat melaksanakan praktikum pada jadwal yang telah ditentukan.

    - Masing-masing kelompok diwajibkan mengisi kartu kendali/lembar

    monitoring setiap melakukan respon dan meminta kesediaan dosen

    pembimbing untuk menandatangani/memberikan paraf setiap selesai

    melaksanakan respon.

    2. Pelaksanaan Praktikum

    Adapun tata tertib pelaksanaan praktikum antara lain :

    P ktik di l i k l 08 00 14 00 WIB

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    6/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    - Laporan data tersebut ditulis pada lembaran data yang telah praktikan

    siapkan dan meminta kesediaan asisten untuk

    menandatangani/memberikan paraf pada lembaran tersebut.

    - Selama pelaksanaan praktikum sedang berlangsung, praktikan dilarang

    melakukan kegiatan yang dapat menghambat berlangsungnya praktikumtanpa seizin asisten piket yang bertugas pada hari tersebut.

    - Demi kelancaran pelaksanaan praktikum praktikan diminta untuk tidak

    mengikuti kuliah selain quiz, midterm dan ujian final.

    3. Penyerahan Laporan sementara

    Adapun tata tertib penyerahan laporan sementara antara lain :

    a. Penyerahan kepada asisten

    - Laporan sementara ditulis tangan oleh setiap praktikan dan diserahkan

    kepada asisten dalam waktu 1 hari.

    - Laporan sementara diberikan kepda asisten dengan jadwal yang telah

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    7/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    dosen pembimbing untuk menandatangani/memberikan paraf setiap selesai

    menyerahkan laporan sementara.

    4. Penyerahan Laporan Khusus

    Adapun tata tertib penyerahan laporan khusus antara lain :

    a. Penyerahan kepada asisten

    - Laporan khusus di ketik menggunakan computer dan diberikan kepada

    asisten setelah ditandatangani oleh asisten sesuai dengan jadwal yang telah

    ditentukan.

    - Praktikan diwajibkan melampirkan kartu kendali/lembar

    monitoring,lembar penugasan, lembaran data dan kartu kendali laporan

    pada saat penyerahan laporan tugas khusus.

    - Praktikan diwajibkan mengisis kartu kendali/lembar monitoring setiap

    menyerahkan laporan khusus dan meminta kesediaan asisten untuk

    memberikan paraf setelah selesai menyerahkan laporan khusus.

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    8/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    5. Ujian Final

    Adapun tata tertib mengikuti ujian final antara lain :

    - Semua modul praktikum telah selesai dilaksanakan

    - Kartu kendali kegiatan praktikum seluruhnya telah ditandatangani/ diparaf

    oleh asisten dan dosen pembimbing modul praktikum.

    6. Pelanggaran

    Praktikan yang tidak mengikuti peraturan yang berlaku maka akan diberikan

    sanksi pengurangan nilai dengan rentang 5% - 50 % bergantung pada

    pelanggaran yang dibuat. Pengurangan nilai tersebut sesuai dengan modul

    yang dilaksanakan praktikan pada hari tersebut.

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    9/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    10/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    11/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    MODUL PERCOBAAN I

    UREA FORMALDEHIDA

    1. TUJUAN PERCOBAAN

    Melakukan suatu reaksi polimerisasi antara urea dan formaldehida danmelihat pengaruh beberapa variabel terhadap hasil reaksi, serta mempelajari

    pengaruh perubahan kondisi reaksi terhadap kecepatan reaksi pada tahap

    intermediate.

    2. DASAR TEORI

    Polimer adalah suatu makromolekul dengan rantai panjang yang terdiri atasunit-unit lebih kecil (monomer) yang tergabung bersama. Polimerisasi adalah

    reaksi pembentukan polimer. Jadi polimer merupakan produk utama dari reaksi

    polimerisasi.

    Berdasarkan reaksi pembentukannya, polimerisasi terbagi atas 2 jenis, yaitu

    adisi dan kondensasi.

    1 P li i i di i

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    12/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    polimer secara progresif. Polimer seperti ini disebut termoplastik, yaitu bentuk

    yang pada dasarnya digunakan untuk perekat larut atau lelehan panas.

    Berlawanan dengan polimer termoplastik yang memiliki ikatan rantai linear

    yang dapat larut, jaringan polimer yang berikatan silang bersifat tak larut. Polimer

    berikatan silang ini dibentuk dari sistem polimerisasi yang mengandung

    monomer atau prapolimer bergugus fungsi 3 atau lebih. Reaksi pengikatan silang

    terjadi jika diterapkan tekanan dan panas dan seluruh perekat mungkin hanya

    terdiri dari satu molekul besar. Oleh karena itu, resin demikian ini dinamakan

    resin termoset.

    Urea Formaldehid (UFO) merupakan salah satu produk dari reaksi

    polimerisasi kondensasi. Urea (CO(NH2)2) dan formaldehida (CH2O) yang

    direaksikan menjadi urea-formaldehida (dikenal juga sebagai urea-metanal)

    adalah suatu resin atau plastik thermosetting yang terbuat dari urea danformaldehida resin ini memiliki sifat tensile-strength dan hardness permukaan

    yang tinggi, dan daya absorpsi air yang rendah. Polimer jenis ini banyak

    digunakan di industri untuk berbagai tujuan seperti bahan adhesif (61%), papan

    fiber berdensitas medium (27%), hardwood plywood (5%) dan laminasi (7%)

    pada produk furnitur, panel dan lain-lain.

    Pada prinsipnya, pembuatan produk-produk urea formaldehid melalui tiga

    t h

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    13/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    1. Katalis Amonium Hidroksida (NH4OH)

    2. Buffer(Na2CO3)

    3. Plasticizer(PVA dan CMC)

    Katalis berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi, sedangkan buffer

    berfungsi untuk menjaga pH selama reaksi polimerisasi berlangsung agar tetap

    stabil dan tidak terjadi perubahan secara signifikan. Pelentur (plasticizer)

    digunakan untuk membuat polimer kaku menjadi liat. Molekul pelentur

    berinteraksi dengan rantai polimer, mengurangi interaksi antar rantai, dengan

    demikian mengurangi kekakuan polimer.

    3. PROSEDUR KERJA

    3.1 Prosedur Kerja Praktikum Urea-Formaldehid

    1. Kedalam labu bundar dimasukkan formalin yang telah ditentukan

    jumlahnya.

    2. Lalu ditambahkan katalis amonium hidroksida, natrium karbonat sebagai

    buffering agent, PVA (Polyvinyl Alcohol) dan CMC (carboxyl methyl

    ll l ) b i ditif i i i

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    14/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    3.2 Analisa Kadar Formaldehid Bebas dengan Menggunakan Natrium

    Sulfit

    Dasar reaksi:

    H2O + CH2O + Na2SO3 HO-CH2-SO3Na + NaOH

    NaOH yang terbentuk ekivalen dengan kadar formaldehid bebas dalamlarutan

    Prosedur kerja:

    1. Lima (5) mL sampel dilarutkan dalam 5 mL alkohol, dalam labu titrasi dan

    ditambahkan 3-5 tetes indikator phenolpthalein dalam labu titrasi yang

    tertutup.

    2. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan 25 mL larutan 2 M natrium sulfit

    reaksi dibiarkan selama 10 menit sambil dikocok.

    3. Larutan dititrasi dengan larutan standar H2SO4 0,5 M.

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    15/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    3.3 Penentuan Densitas dengan Piknometer

    1. Dikalibrasi piknometer dengan air murni untuk menentukan volume

    piknometer pada suhu percobaan.

    2. Ditimbang piknometer yang berisi penuh dengan sampel.

    3. Dicatat berapa berat pikno dengan sampel.

    3.4 WaktuCuring

    1. Diletakkan 2 buah cawan petri di atas hot plate, 1 diisi minyak goreng dan 1

    lagi dibiarkan kosong.

    2. Dipanaskan kedua cawan petri tersebut, yang berisi minyak goreng sebagai

    acuan suhu dari cawan.

    3. Setelah cawan mencapai suhu 80oC, di tuang sampel kedalam cawan kosong,

    diaduk, dan waktu curing dimulai hingga sampel mulai mengeras.

    4 PENUGASAN (Pilih l h t )

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    16/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    5. Aditif

    3% massa katalis

    4% massa katalis

    5% massa katalis

    6. pH

    1,3,5,7

    2,4,8,10

    3,6,9,12

    Hitung:

    Kadar formaldehid bebas (tiap 10 menit)

    Densitas akhir resin

    Waktu curing (tentukan salah satu pilihan pH)

    5. DATA PENGAMATAN

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    17/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    Rasio DesitasWaktu

    reaksi

    Kadar

    formaldehid

    bebas

    pHWaktu

    curing

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    18/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    MODUL PERCOBAAN II

    ABSORPSI

    1. TUJUAN PERCOBAAN

    Untuk menentukan tekanan differensial udara yang melalui kolom keringsebagai fungsi dari laju alir udara.

    2. DASAR TEORI

    Absorpsi adalah proses penyerapan uap dari campuran dengan gas tidak

    aktif atau lembam (inert gas) dengan bantuan zat cair dimana gas terlarut (solute

    gas) dapat larut banyak atau sedikit. Pada absorpsi umpan gas yang dimasukkandari bawah kolom dan cairan penyerap atau pelarut dimasukkan dari bagian atas

    kolom. Pelarut yang telah menyerap komponen yang diinginkan dari gas keluar

    dari bagian bawah sedangkan gas yang tidak terserap keluar dari atas. Kolom

    untuk distilasi rektifikasi dapat digunakan untuk absorpsi dengan menggunakan

    cara operasi yang berbeda. Pelepasan solute dari satu campuran dapat dilakukan

    dengan carastrippingdan desorpsi.

    P i i i d h d b i di b bk l h dif i l k l

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    19/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    Dalam fasa-fas utama ini perbedaan konsentrasi tidak berarti kecuali di dalam

    lapisan tipis di sebelah menyebelah bidang antar muka. Dalam lapisan inilah

    terutama terjadi hambatan terhadap perpindahan massa dan perbedaan (gradien)

    konsentrasi tinggi. Perpindahan massa dari satu fasa ke fasa lain hanya mengalami

    hambatan pada kedua film dan tidak didalam curah fasa. Oleh karena itu

    konsentrasi di dalam curah PAG dan CAL adalah tetap (tidak tergantung pada jarak

    perpindahan z). bila tahanan di dalam film seragam maka penurunan konsentrasi

    A, PA, CA di dalam film menuruti garis lurus.

    Ada satu anggapan yang diperlukan dalam teori dua film yaitu tahanan antar

    muka terhadap perpindahan massa sama dengan 0. Ini berarti bahwa konsentrasi

    gas dan cairan pada antar muka berada dalam keadaan setimbang, apabial tujuan

    absorpsi adalah melenyapkan satu atau beberapa komponen dari gas, maka harus

    dilakukan pemilihan pelarut yang tepat. Sifat-sifat berikut perlu diperhatikan yaitu: kelarutan gas, volatilitas rendah, tidak korosif, harga cukup murah dan

    tersedia,viskositas yang baik, tidak beracun, tidak mudah terbakar dan

    komposisinya stabil. Seperti halnya operasi distilasi fraksionasi kontak gas cair,

    pada absorpsi juga dilaksanakan secara bertahap (dalam kolom pelat) atau

    berkesinambungan (dalam kolom packing). Penentuan jumlah tahap dan panjang

    kolom packing untuk absorpsi juga dilakukan dengan bantuan garis operasi

    ( b h ) d i k i b i i d di il i

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    20/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    3. PROSEDUR KERJA

    1. Isilah tangki reservoir air sampai tiga perempat penuh dengan sampel sesuai

    penugasan.

    2. Kolom terlebih dahulu dikeringkan dengan melewatkan laju alir udara

    maksimum sampai tanda-tanda yang menunjukkan kelembaban packinghilang.

    3. Set laju alir udara dan laju alir liquid sesuai dengan penugasan yang

    diberikan

    4. Catat perbedaan tekanan pada masing- masing manometer air.

    5. Catat laju alir air yang keluar dari saluran buangan

    6. Tampunglah sampel dari bagian buangan untuk di ukur DO-nya

    7. Keluarkanlah air sisa dalam kolom dan keringkanlah kembali kolom dengan

    melewatkan udara dengan laju alir maksimum sampai semua tanda-tanda

    yang menunjukkan kelembaban packing hilang.

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    21/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    4. PENUGASAN (Lingkari Penugasan Yang Diinginkan)

    - Laju alir udara - Waktu pengambilan sampel

    a. 10 L/menit f. 60 L/menit a. 10 menit sebanyak 6 kali

    b. 20 L/menit g. 70 L/menit b. 15 menit sebanyal 4 kali

    c. 30 L/menit h. 80 L/menit

    d. 40 L/menite. 50 L/menit

    - Laju alir air

    a. 1 L/menit f. 6 L/menit

    b. 2 L/menit g. 7 L/menit

    c. 3 L/menit

    d. 4 L/menit

    e. 5 L/menit

    - Konsentrasi

    a. 20 % e. 60 %

    b. 30 % f. 70 %

    40 % 80 %

    - Sampel

    a. Air

    b. Limbah tahu

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    22/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    23/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    24/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    MODUL PERCOBAAN III

    DISTILASI

    1. TUJUAN PERCOBAAN

    Menentukanplate teoritispada proses distilasibatchpada setiap perubahankonsentrasi umpan dan perbedaan ratio reflux.

    2. DASAR TEORI

    Distilasi banyak dilakukan dalam proses industri pemisahan minyak bumi

    yang didingingkan, pemisahan campuran alkohol-air untuk mendapatkan

    konsentrasi alkohol yang lebih tinggi, dan masih banyak lagi penggunaan prosesdalam industri kimia. Maka salah satu cara untuk memahami mengenai distilasi

    yaitu dengan pengamatan langsung dalam percobaan berikut ini. Distilasi

    merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memisahkan satu komponen dari

    dua komponen atau lebih berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam skala kecil

    produk yang mudah menguap dipisahkan dari campuran liquid dengan

    menggunakan distilasibatch.

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    25/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    Konsep pemisahan dengan cara distilasi merupakan sintesa pengetahuan dan

    peristiwa-peristiwa:

    1. Kesetimbangan fasa

    2. Perpindahan massa

    3. Perpindahan panas

    4. Perubahan fasa akibat pemanasan (penguapan)

    5. Perpindahan momentum

    Keberhasilan penerapan cara distilasi bergantung pada pemahaman dan

    ketersediaan data. Keseimbangan antar fasa uap dan cairan yang akan

    didistilasikan. Data kesetimbangan uap cair diperoleh melalui eksperimen. Titik

    didih suatu campuran bergantung pada tekanan dan komposisinya, demikiansebaliknya dengan titik embun cairan. Untuk campuran biner yang mengikat

    Hukum Roult, tekanan parsial dari komponen uap adalah sama dengan hasil kali

    fraksi mol dalam cairan dengan tekanan murni pada temperatur yang sama.

    PA0 = PA . XA

    PB = PB . XA . PB0 = PB (1-XB)

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    26/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    Untuk suatu campuran biner, tekanan dan komposisinya akan berubah

    dengan berubah temperatur dan tekanan. Temperatur akan berubah dengan

    berubahnya komposisi, tekanan total yang diberikan memungkinkan untuk

    memilih berbagai temperatur diantara kedua titik didih komponen.

    Kolom distilasi merupakan kolom fraksionasi kontinyu yang dilengkapi

    berbagai perlengkapan yang diperlukan dan mempunyai bagian rektifikasi

    (enriching) dan bagian stripping. Umpan dimasukkan di sekitar pertengahan

    kolom dengan laju tertentu. Tray tempat masuk umpan dinamakan feed plate.

    Semuatray yang terletak di atastray umpan adalah bagian rektifikasi (enriching

    section) dan semuatray di bawahnya, termasukfeed plate sendiri, adalah bagian

    stripping. Umpan mengalir ke bawah padastripping section ini, sampai di dasar

    kolom di mana permukaan ditetapkan pada ketinggian tertentu. Cairan itu lalu

    mengalir dengan gaya gravitasi ke dalamreboiler.Reboileradalah suatu penguap(vaporizer) dengan pemanasan uap (steam) yang dapat menghasilkan komponen

    uap (vapor) dan mengembalikannya ke dasar kolom.

    Komponen uap tersebut lalu mengalir ke atas sepanjang kolom. Pada ujung

    reboilerterdapat suatu tanggul. Produk bawah dikeluarkan dari kolam zat cair itu

    pada bagian ujung tanggul dan mengalir melalui pendingin. Pendinginan ini juga

    memberikan pemanasan awal pada umpan melalui pertukaran kalor dengan hasil

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    27/57

    3. PROSEDUR

    Rangkailah alat

    5

    E-Modul Laboratorium Op

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Univ

    ERJA

    sesuai gambar berikut ini.

    1. Isikan

    pemanas

    tempatk

    bagiansedemik

    labu

    sebagia

    tersebut.

    2. Siapkan

    etanol-ai

    lembar p

    3. Isikan u

    pemanas

    4. Pastikan

    kondens

    kran ai

    37

    erasi Teknik Kimia

    rsitas Syiah Kuala

    inyak/oli pada bath

    listrik, dan

    nbath tersebut pada

    bawah alatian rupa sehingga

    pemanas tercelup

    dalam bath

    umpan ( campuran

    r) sesuai dengan

    enugasan.

    mpan ke dalam labu

    .

    selang air

    or terhubung dengan

    dan air mengalir

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    28/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    4. PENUGASAN

    NoFraksi Mol

    Feed, xf

    Rasio

    Refluks

    1 0,52 1:2

    2 0,55 3:4

    3 0,65 1:3

    4 0,68 2:3

    5 0,70 1:1

    5. DATA PENGAMATAN

    a. Table data kurva kalibrasi

    Fraksi MolIndeks Bias

    I II III

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    29/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    MODUL PERCOBAAN IV

    EKSTRAKSI PADAT-CAIR

    1. Tujuan Percobaan

    Menentukan pengaruh jumlah tahap pencucian dan kecepatan putaran

    pengaduk terhadap konsentrasi NaOH yang dihasilkan serta untuk mengetahui

    efisiensi reaktor.

    2. Dasar Teori

    Ekstraksi adalah suatu metoda operasi yang digunakan dalam proses

    pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah

    massa bahan (solvent) sebagai tenaga pemisah. Apabila komponen yang akan

    dipisahkan (solute) berada dalam fase padat, maka proses tersebut dinamakanpelindihan atauleaching.

    Proses pemisahan dengan cara ekstraksi, terdiri dari tiga langkah dasar,

    yaitu:

    1. Proses penyampuran sejumlah massa bahan ke dalam larutan yang akan

    dipisahkan komponen-komponennya

    2. Proses pembantukan fase seimbang

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    30/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    4. Keseimbangan tercapai bilasolute telah larut.

    Anggapan ini harus diperhatikan walaupun pada dasarnya ada

    penyimpangan, misalnya solute yang tertahan pada padatan dan tidak semua

    solute tersekstrak.

    Untuk mempercepat pendispersian solute dari partikel padatan dapat

    dilakukan dengan perlakuan pemanasan maupun dengna memperkecil ukuranpartikel padatan.Sehingga memperluas kontak permukaan antara material padatan

    dengan zat pelarutnya.Untuk memperoleh jumlah oleoresin sangat dipengaruhi

    oleh jumlah material padatan yang dilarutkan dalam pelarut, temperatur, ukuran

    bahan serta waktu pelarutannya.

    Ekstraksi padat cair banyak digunakan di industri kimia dimana

    metode pemisahan mekanik dan termal tidak dapat dilakukan.Ekstraksi gula daritebu, minyak dari biji-bijian, produksi zat terlarut dengan konstentrasi tertentu

    dari material padatan merupakan contoh proses leaching yang paling sering

    dilakukan di dunia industri. Mekanisme proses leaching dilakukan dengan tiga

    tahapan, yaitu:

    1. Difusi pelarut ke pori-pori partikel padatan.

    2. Pelarut yang berdifusi melarutkan zat terlarut (perpindahan zat terlarut ke

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    31/57

    komponen mengala

    oleoresin adalah 50

    3. Ukuran Bahan

    Ukuran bahan

    halus akan memberi

    ukuran bahan lebih

    lama untuk mengekst

    Laju ekstraksi

    dengan pelarut. Pada

    diperoleh pada deraja

    4. Waktu Pengont

    Waktu pengont

    pelarut. Lama ekstrayang dihasilkan. Wa

    3. Prosedur Percob

    Langkah-lang

    ditunjukkan pada Ga

    E-Modul Laboratorium Op

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Univ

    i kerusakan. Temperatur optimum untu

    .

    mempengaruhi waktu ekstraksi. Ukuran b

    an luas bidang kontak yang lebih besar den

    besar, maka pelarut akan membutuhkan w

    rak semua oleoresin.

    ditentukan oleh luas permukaan kontak a

    minyak atsiri dansinamaldehiddaun kay

    t kehalusan bahan 40-60 mesh yaitu: 4,63%-

    akan

    akan yaitu lamanya kontak antara material

    ksi berpengaruh pada rendemen oleoresintu optimum menghasilkan oleoresin adalah

    an

    kah operasi ekstraksi bertahap 4 dengan al

    bar 3.1 berikut:

    erasi Teknik Kimia

    rsitas Syiah Kuala

    k menghasilkan

    han yang lebih

    gan pelarut, jika

    aktu yang lebih

    tara zat terlarut

    manis tertinggi

    5.9%.

    padatan dengan

    dan sisa pelarut jam.

    iran berlawanan

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    32/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    2. Jumlah tahap yang digunakan pada operasi ini adalah empat tahap.

    3. Pada langkah pertama, campuran larutan jenuh Na2CO3 dan bubur CaO

    dengan perbandingan 1:1 dimasukkan ke dalam erlenmeyer 4; kemudian

    pada campuran ditambahkan sejumlah tertentuaquadest.

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    33/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    5. Setelah diaduk dan dibiarkan selama 5 menit, larutan dipisahkan dari

    padatan yang ada.

    6. Pada langkah kedua, pelarut baru ditambahkan ke dalam erlenmeyer 4

    yang masih berisi padatan sisa pada langkah pertama.

    7. Setelah diaduk dan dibiarkan selama jangka waktu tertentu, larutan

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    34/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    3 10 400 6 12 120 0,2

    6 10 400 5 12 100 0,2

    5 20 400 8 15 100 0,2

    7 10 600 10 10 100 0,2

    5 5 600 10 9 100 0,2

    5 20 600 10 15 100 0,2

    5 20 600 10 10 100 0,2

    6 8 500 10 12 100 0,2

    4 10 500 8 10 100 0,2

    5 10 400 5 8 100 0,2

    4 12 400 8 10 100 0,2

    6 15 400 5 12 100 0,2

    5 20 400 8 15 100 0,2

    4 10 500 10 10 120 0,2

    5 5 500 10 9 120 0,25 20 500 10 15 120 0,2

    5 20 450 10 10 120 0,2

    6 8 300 10 8 120 0,2

    4 15 500 8 10 120 0,2

    3 15 400 6 9 120 0,2

    6 20 400 5 8 100 0,2

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    35/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    5. Data Pengamatan

    Tahap Reaktor Berat

    Ekstrak

    (gr) We

    Konsent

    rasi

    NaOH

    (gr/lt)

    Berat

    NaOH

    (gr) Ws

    Berat air

    (gr)

    Efisiensi

    (%)

    total

    (%)

    1

    2

    3

    4

    5

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    36/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    Tahap Reaktor Berat

    Ekstrak

    (gr) We

    Konsent

    rasi

    NaOH

    (gr/lt)

    Berat

    NaOH

    (gr) Ws

    Berat air

    (gr)

    Efisiensi

    (%)

    total

    (%)

    1

    2

    3

    4

    5

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    37/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    MODUL PERCOBAAN V

    OVEN DRYER

    1. TUJUAN PERCOBAAN

    Menentukan kurva karakteristik pengeringan dan memelajari pengaruh

    variable operasi peralatan yaitu AFC (air flow control), TC (temperature control)

    dan variabelmeshbahan.

    2. DASAR TEORI

    Pada dasarnya pengeringan zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air

    atau zat cair lainnya dari bahan padatan, sehingga mengurangi kandungan sisa zat

    cair di dalam zat padat tersebut. Pengeringan biasanya merupakan langkah akhir

    dari sederetan operasi dan hasil pengeringan biasanya langsung siap untuk

    dikemas. Contoh zat padat basah seperti kayu, kapas, kertas yang dapat

    dikeringkan dengan cara menghembuskan udara (gas) panas yang tak jenuh pada

    bahan yang akan dikeringkan. Air atau cairan lain menguap pada suhu yang lebih

    rendah dari titik didihnya karena adanya perbedaan kandungan uap air pada

    bidang antar muka bahan padat gas dengan kadnungan uap air pada fasa gas.

    Pengeringan pada umumnya diartikan sebagai suatu upaya untuk

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    38/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    dikeringkan akan memiliki berat yang lebih rendah dan ukuran yang lebih kecil

    (Geankoplis, 1993).

    Kurva karakteristik pengeringan menunjukkan hubungan antara kandungan

    air di dalam padatan sebagai fungsi waktu. Selain itu dapat pula dinyatakan dalam

    hubungan antara laju pengeringan dan kandungan air. Secara umum kurva

    pengeringan terdiri atas dua bagian, yaitu periode laju pengeringan konstan dan

    periode laju pengeringan menurun (Treybal, 1985).Pengeringan sebenarnya merupakan operasi rumit yang meliputi

    perpindahan kalor (konveksi) dan massa (difusi) air secara transien serta beberapa

    laju proses, seperti transformasi fisik atau kimia yang dapat menyebabkan

    perubahan mutu hasil maupun mekanisme perpindahan kalor dan massa

    (Mujumdar, 2000 dalam Ariadi, 2009).

    Mekanisme pengeringan meliputi dua proses perpindahan yaitu perpindahan

    kalor dan perpindahan massa uap air dengan mengkondisikan udara pengering.

    Proses perpindahan kalor terjadi karena suhu bahan lebih rendah daripada suhu

    udara pengering yang dialirkan di sekelilingnya. Udara panas yang dialirkan ini

    akan meningkatkan suhu bahan dan menyebabkan tekanan uap air bahan menjadi

    lebih tinggi daripada tekanan uap air di udara, sehingga terjadi perpindahan massa

    uap air dari bahan ke udara. Apabila tekanan parsial uap air dalam bahan ternyata

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    39/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan dapat digolongkan menjadi

    dua yaitu faktor yang berhubungan dengan sifat bahan yang dikeringkan atau

    disebut faktor internal, meliputi ukuran bahan, kadar air awal dari bahan dan

    tekanan parsial di dalam bahan, dan faktor yang berhubungan dengan udara

    pengering atau disebut sebagai faktor eksternal, yaitu suhu, kelembaban dan

    kecepatan volumetrik aliran udara pengering (Annonymous, 2011).

    Alat pengering yang digunakan dalam percobaan ini adalah oven dryer,dimana proses pengeringan ini dilakukan dengan mengkontakkan udara panas

    yang mengalir melalui bagian bawahtray dengan sampel yang akan dikeringkan.

    Pengeringan berlangsung secara adiabatik, karena sampel berhubungan atau

    kontak langsung dengan udara. Tipe pergerakan udara panas dalam proses

    pengeringan ini adalah through circulation drying atau pengeringan sirkulasi

    tembus, yaitu gas ditiupkan melalui hamparan padat butiran kasar yang

    ditempatkan di atas tray pendukung. Keuntungan dari tipe ini adalah besarnya

    permukaan kontak antara udara panas dengan bahan yang dikeringkan. Untuk

    mencegah terjadinya entrainment atau terbawanya bahan oleh udara, maka

    kecepatan udara harus rendah. Pengeringan secara fluidisasi ini banyak digunakan

    untuk pengeringan butiran padatan seperti biji-bijian, pupuk, bahan kimia, obat-

    obatan dan mineral. Pada pengering jenis ini, bahan padatan yang akan

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    40/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    Prosedur menjalankanoven dryer

    1. Diperiksaswitch masih dalam keadaanoff.

    2. Dihidupkanbreakerdengan menekan tombolswitch on.

    3. Dioperasikan dan dilihat temperatur bola basah dan bola

    kering.

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    41/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    Prosedur pelaksanaan praktikum

    1. Sampel yang telah dilakukan pretreatment sebelumnya ditimbang, dicatat

    hasilnya. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam oven dryer yang telah

    dinyalakan sesuai dengan prosedur sebelumnya.

    2. Setiapintervalwaktu yang ditentukan, sampel dikeluarkan dan ditimbang.

    Berat sampel yang ditimbang dicatat.3. Setelah berat sampel konstan, sampel ditimbang untuk terakhir kalinya dan

    dimasukkan keoven selama 24 jam untuk diketahui beratbone dry (kering

    tulang).

    4. Setelah 24 jam, berat sampel kering tulang dicatat.

    4. PENUGASAN

    No

    Temperatur

    Pemanasan

    (C)

    Bahan/Sampel

    Percobaan

    Jumlah

    Sampel

    IntervalWaktu

    Pengukuran

    (Menit)

    Larutan

    Konsentrasi

    Perendaman

    (%)

    1 60 Wortel (D=2,T=1) 3 10 Air 0,5

    2 65Lobak (D=3,T=2)

    4 20Larutan

    gula5

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    42/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    5. DATA PENGAMATAN

    Sampel Berat Basah (kg) Berat Kering (kg) Beratbone dry (kg)

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    43/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    t (menit) Td (oC) Tw (

    oC) Berat Sampel (kg)

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    44/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    t (menit) Td (oC) Tw (

    oC) Berat Sampel (kg)

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    45/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    t (menit) Td (oC) Tw (

    oC) Berat Sampel (kg)

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    46/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    MODUL PERCOBAAN VI

    PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN PROSES

    TRANS-ESTERIFIKASI MINYAK NABATI

    1. TUJUAN PERCOBAAN

    Untuk mempelajari pengaruh perbandingan rasio minyak dan alkohol

    terhadap perolehanyieldbiodiesel yang dihasilkan melalui proses transesterifikasi

    minyak nabati dengan etanol menggunakan katalis basa yaitu NaOH.

    2. DASAR TEORI

    Penggunaan minyak nabati untuk bahan bakar sebenarnya telah dicoba

    sejak awal abad 20 ditandai dengan uji coba sebuah mesin oleh Rudolf Diesel

    pada tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang tanah (Ma dan Hanna,1999). Akan tetapi hal ini tidak berkembang lebih lanjut karena permasalahan

    teknis yang terjadi pada mesin. Semakin banyak ditemukan cadangan minyak

    bumi dan terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap minyak bumi sehingga harga

    minyak bumi menjadi sangat murah dibandingkan harga minyak nabati.

    Isu sumber energi alternatif kemudian berkembang akhir-akhir ini seiring

    semakin langkanya sumber minyak bumi dan harganya semakin mahal.

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    47/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    d. Pengentalan minyak pelumas karena terkontaminasi minyak nabati.

    Kerugian lain adalah viskositasnya yang tinggi (11-17 kali dari minyak

    diesel), derajat volatilitasnya yang rendah menyebabkan pergerakan pada mesin

    karena penguapan dan pembakaran tidak sempurna. Pada suhu tinggi polimerisasi

    asam lemak tak jenuh terjadi yang menimbulkan penggumpalan dan akhirnya

    pengentalan (gumming). Hal ini tidak terjadi pada lemak karena kandungan asamlemak tak jenuhnya relatif rendah. Sedangkan lemak karena titik didih dan

    viskositasnya yang tinggi tidak dapat digunakan pada mesin diesel, walaupun

    dicampur pada dengan minyak diesel konvensional (Foglia dkk, 2000). Dengan

    demikian minyak nabati dan lemak jarang dan boleh dikatakan tidak pernah

    dikembangkan lagi sebagai bahan bakar alternatif.

    Biodiesel

    Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa trigliserida dapat

    dikonversi menjadi alkil ester asam lemak (fatty acid methyl esters) yang

    mempunyai sifat mirip dengan minyak diesesl konvensional. Proses konversi ini

    dikenal sebagai trans-esterifikasi.

    Biodiesel terdiri dari metal ester minyak nabati, dimana rantai karbon

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    48/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    Sebaliknya katalis asam tidak terlalu dipengaruhi oleh adanya air, dan asam lemak

    bebas yang dapat dirubah menjadi ester juga (Liu, 1994).

    Transesterifikasi

    Transesterefikasi adalah reaksi antara lemak dengan alcohol untuk

    menghasilkan ester dan produk samping berupa gliserol. Seperti diperlihatkanpada

    gambar 1. Reaksi berlangsung bolak- balik (reversible) sehingga jumlah alcohol

    yang berlebih biasanya diperlukan untuk mendorong kesetimbangan reaksi kearah

    sisi produk. Stoiometri reaksi adalah 3:1 (alcohol:lemak), tetapi dalam praktek

    umumnya rasio dinaikan menjadi 6:1 untuk memberikan yield produk yang lebih

    banyak. Dalam reaksi ini, katalis digunakan untuk mempercepat reaksi reaksi dan

    dapat berupa basa, asam atau enzim (Madan Hanna, 1999). Basa yang sering

    dipakai antara lain NaOH, KOH, sodium dan potassium alkoksida, tetapi KOHadalah yang paling sering digunakan karena paling ekonomis dan mudah didapat.

    Dibanding katalis asam, katalis basa menghasilkan reaksi dengan laju lebih cepat

    sehingga lebih sering dipakai dalam skala komersil. Hanya alkohol sederhana

    yang dapat digunakan pada transesterifikasi seperti methanol, etanol, propanol,

    butanol dan amil alcohol. Selama ini methanol paling sering digunakan pada skala

    komersil karena sifat fisik dan kimianya menguntungkan, yaitu alcohol dengan

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    49/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    hitung kebutuhan minyak nabati dan etanol untuk memdapatkan campuran

    minyak nabati dan etanol dengan rasio minyak sesuai penugasan. Minyak nabati

    dipanaskan samapi suhu mencapai 350C, selanjutnya ditambahkan 70% etanol

    yang diisi ke dalam reaktor dan diaduk hingga suhu mencapai 400C. Kemudian

    dimasukkan katalis NaOH (sesuai penugasan) yang sudah dilarutkan dalam sisa

    etanol ke dalam larutan. Reaksi dilakukan selama 90 menit dan setelah reaksi

    selesai, pengadukan dan pemanasan dihentikan. Kemudian campuran reaksididinginkan. Selanjutnya campuran reaksi dipindahkan ke corong pemisah.

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    50/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    pencucian, sejumlah ester membentuk emulsi dengan air, sehingga diperlukan

    waktu 8-12 jam untuk mendapatkan pemisahan yang baik antara lapisan ester

    (biodiesel) dan lapisan air yang membawa sisa etanol.

    4. PENUGASAN

    Minyak yang digunakan untuk percobaan ini adalah sebagai berikut :

    a. Minyak curahb. Minyak Kelapa

    Rasio perbandingan antara minyak dan etanol adalah sebagai berikut :

    a. 1 : 2

    b. 1 : 2,5

    c. 1 : 2,7

    d. 1 : 3

    Jumlah katalis yang di tambahkan dalam percobaan ini :

    a. 1 %

    b. 1,5 %

    c. 2 %

    d. 2,5 %

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    51/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    MODUL PERCOBAAN X

    TRACER EXPERIMENT

    1. TUJUAN PERCOBAAN

    Untuk menghitung waktu tinggal sebenarnya dari suatu reaktorplug flow

    dan melihat pola aliran di dalam reaktor plug flow.

    1. DASAR TEORI

    1.1Tracer Experiment

    Praktikum dengan menggunakan material tracer (tracer experiment)dilakukan dengan menginjeksi cairan yang mengandung bahan inert seperti NaCl,

    LiCl2, rhodamin WT atau rhodamin B ke dalam sistem. Konsentrasi tracer pada

    aliran keluar (effluent) dideteksi dengan menggunakan On-Line Conduktivity

    Meter. Dari data yang diperoleh dibuat kurva RTD (Retention Time

    Distribution).Selanjutnya dapat dihitung waktu tinggal cairan sebenarnya (Actual

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    52/57

    untuk menganalisis

    untuk menganalisis k

    tav =

    Dimana Ci (konsentr

    E-Modul Laboratorium Op

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Univ

    urva RTD. Persamaan (2) dan (3) berikut

    urva RTD (Burrows, dkk.,1993)

    (4)

    asi tracer), ti (waktu), tav waktu tinggal actual

    erasi Teknik Kimia

    rsitas Syiah Kuala

    akan digunakan

    .

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    53/57

    7. Setelah semua

    jalankanstopwa

    Water

    E-Modul Laboratorium Op

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Univ

    siap untuk dimulai, suntikanlah garam p

    ch.

    Reaktor DHS

    erasi Teknik Kimia

    rsitas Syiah Kuala

    da reaktor lalu

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    54/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    Contoh data Praktikum

    Waktu Tinggal teoritis 0.5 Jam

    Waktu (menit)Conductivity( S/cm)

    0 705

    0.5 717

    1 726

    1.5 7192 727

    2.5 733

    3 736

    3.5 743

    4 751

    4.5 762

    5 767

    5.5 768

    6 768

    Dari data pengamatan , pada t1= o menit . conductivity meter menunjukkan harga

    konduktivitas sebesar 705 S/cm dan pada t2= 0.5 conductivity meter menunjukkan

    harga konduktivitas sebesar 717 S/cm, serta dan pada t3= 0.5 conductivity meter

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    55/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    Perhitungan densitas spons

    =( )

    Dimana : W0 = berat botol kosong (gram)

    W1 =berat botol + spons (gram)

    W2= berat botol + spons + air (gram)

    V = volume botol (ml)

    Perhitungan volume modul bioreaktor DHS

    V =2

    4

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    56/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    Dimana : m = massa sponge (gram)

    spons = densitas sponge (g/cm3)

    Perhitungan fraksi kosong (void fraction) dalam modul reaktor DHS

    Void Fraction = 100%

    Waktu tinggal Teoritas cairan (HRTT)

    HRT =

    E M d l L b t i O i T k ik Ki i

  • 8/9/2019 Modul Lab Otk 2 2014-2015

    57/57

    E-Modul Laboratorium Operasi Teknik Kimia

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    99 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di laboratorium OTK II

    LAMPIRAN

    PHOTO PENGAMATAN

    Rangkaian reaktor DHS

    Gambar D.1 Gambar Rangkaian Peralatan reaktor DHS. (a) bagian atas reaktor, (b) Pompa

    peristaltic, (c) Conduct ivity meter, (d) Backet

    Gambar D.1.2 (a) Gambar cairan mengalir ke modul dan (b) proses kalibrasi

    menentukan laju alir cairan

    Gambar D.1.3 (a) Gambar cairan turun ke dalam backet yang

    dilengkapi conductivity meter dan (b) Gambar

    Conductivity meter sedang membaca

    konsentrasi cairan yang turun ke dalam backet

    (a)

    (b)

    (c)

    (d)