lab. uji tanah

23
BAB I KADAR AIR TANAH (NATURAL MOISTURE CONTENT) A. Tujuan Pemeriksaaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah. Yang dimasud dengan kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah yang dinyatakan dalam persen. Pemeriksaan ini sangat perlu dilaksanakan untuk setiap percobaan atau pemeriksaan tanah. B. Peralatan dan Benda Uji a. Peralatan 1. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5) °C. 2. Cawan kedap udara dan tidak berkarat dengan ukuran yang cukup besar. Cawan dapat terbuat dari gelas atau logam misalnya aluminium. 3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. 4. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram. 5. Neraca dengan ketelitian 1 gram. 6. Desikator. a) Gambar Peralatan 1

Upload: shema-cyank-bunda

Post on 03-Oct-2015

68 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

LAB UJI TANAH

TRANSCRIPT

BAB IKADAR AIR TANAH (NATURAL MOISTURE CONTENT)A. TujuanPemeriksaaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah. Yang dimasud dengan kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah yang dinyatakan dalam persen.Pemeriksaan ini sangat perlu dilaksanakan untuk setiap percobaan atau pemeriksaan tanah.B. Peralatan dan Benda Ujia. Peralatan1. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5) C.2. Cawan kedap udara dan tidak berkarat dengan ukuran yang cukup besar. Cawan dapat terbuat dari gelas atau logam misalnya aluminium.3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.4. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.5. Neraca dengan ketelitian 1 gram.6. Desikator.

a) Gambar Peralatan

Gambar: Cawan Aluminium

Gambar: Ovenb. Benda UjiJumlah benda uji yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung pada ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian sebagai berikut:Ukuran Butir MaksimumJumlah Uji MinimumKetelitian

1000 gr1 gr

Lewat saringan No. 10100 gr0,1 gr

Lewat saringan No. 4010 gr0,01 gr

C. Prosedur Pengerjaan1. Benda uji yang mewakili tanah yang diperiksa ditempatkan dalam cawan yang bersih, kering, dan diketahui beratnya.2. Cawan dan isinya kemudian ditimbang dan beratnya dicatat.3. Tutup cawan kemudian dibuka dan cawan ditempatkan di oven atau pengering lainnya paling sedikit 4 jam atau sampai berat konstan.4. Cawan ditutup kemudian didinginkan dalam desikator.5. Setelah dingin ditimbang dan beratnya dicatat.

D. PerhitunganKadar air dapat dihitung seperti berikut:Berat cawan + tanah basahW1 gr

Berat cawan + tanah keringW2 gr

Berat cawan kosongW3 gr

Berat air(W1 W2) gr

Berat bahan kering(W2 W3) gr

Kadar Air (W) = x 100 %

E. PelaporanKadar air dilaporkan dalam persen dengan ketelitian satu angka dibelakang koma.Catatan:a. Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:a) Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan organic atau bahan yang mudah terbakar maka pengeringan dapat dilakukan diatas kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan spirtus.Penimbangan dan pengeringan dilakukan berulang ulang, sehingga setelah 3 kali penimbangan terakhir telah tercapai berat yang konstan.

b) Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah terbakar maka tidak boleh dilakukan pengeringan dengan cara dibakar dengan spirtus, akan tetapi harus dikeringkan dengan kompor dengan temperatur tidak labih dari 60 C.b. Untuk masing masing contoh tanah harus dipakai cawan yang diberi tanda dan tidak boleh sampai tertukar.c. Untuk tiap benda uji harus dipakai minimal 2 cawan sehingga kadar air dapat diambil rata rata.d. Agar pengeringan dapat berjalan sempurna maka susunan benda uji didalam oven harus diatur sehingga pengeringan tidak terganggu dan saluran udara harus dibuka.

F. Analisa Dataa. Hasil DataKadar Air (W) = x 100 %Benda UjiCawan No. 13Cawan No. 28

W1 (gr)135,80135,00

W2 (gr)100,97104,45

W3 (gr)17,725,1

(W1 W2) gr34,8330,55

(W2 W3) gr83,2779,35

Kadar Air (W) %41,8338,50

Rata - Rata40,17

G. KesimpulanDari hasil pemeriksaan kadar air di atas didapatkan besar rata rata kadar air tanah adalah 40,17 %. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa tanah tersebut merupakan tanah dalam kondisi kadar air normal sesuai dengan batas kadar air tanah normal menurut ASTM D 2216 92 yaitu sebesar 28 45 %.

BAB IIBERAT ISI TANAH (DENSITY)A. TujuanPemeriksaan ini di maksudkan untuk menetukan berat isi, Yang dimaksud dengan berat isi tanah adalah perbandingan anatara berat tanah dengan volume isi cincin. Metode untuk menentukan berat isi tanah adalah dengan menimbang sejumlah tanah yang isinya diketahui. Untuk tanah yang asli (undisterb) biasanya dipakai sebuah cincin yang dimasukkan ke dalam tanah sampai terisi penuh, kemudian atas dan bawahnya diratakan selanjutnya cincin serta tanahnya ditimbang dan volume dan beratnya cincin sebelumnya telah dihitung.B. Peralatan dan Benda Ujia. Peralatan1. Cetakan cincin dari logam sebanyak 3 buah.2. Jangka sorong untuk mengukur dimeter dalam dan tinggi cetakan cincin.3. Alat perata dari besi (staraigh edge) panjang 25 cm, salah satu sisi memanjang harus tajam dam sisi lai datar (0,01% dari panjang).4. Alat pengeluar benda uji (extruder).5. Neraca dengan ketelitian 0,1 gr.6. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5) C.7. Talam atau cawan aluminium sebagai tempat benda uji saat di oven.a) Gambar Peralatan

Gambar: Cetakan Cincin Logam

Gambar: Jangka Sorong

Gambar: Spatula (alat perata)

Gambar: Neraca dengan ketelitian 0,1 grb. Benda Uji1. Untuk tanah asli (undisterb) dipakai sebuah cincin yang dimasukkan ke dalam tanah sampai terisi penuh dalam arti benda uji tanah yang diambil adalah tanah asli yang belum terganggu diambil langsung dari lapangan.

Gambar: Benda UjiC. Prosedur Pengerjaan1. Diukur diameter dalam dan tinggi cetakan cincin dengan menggunakan jangka sorong minimal 3 kali pengukuran pada masing masing cetaka dengan ketelitian 2 angka dibelakang koma, kemudian rata ratakan hasil pengukuran. Setelah itu hitung volume dari setiap cetakan cincin.2. Timbang cetakan cincin dengan ketelitian 0,1 gr (B1 gr).3. Benda uji diambil dengan cara memasukkan cetakan cincin ke dalam tanah yang belum tergangu (undisterb).4. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher. Gunakan alat perata untuk meratakan kelebihan bahan sehingga betul betul rata dengan permukaan cetakan. Lubang lubang yang terjadi pada permukaan karena lepasnya butir - butir kasar harus ditambal dengan bahan yang berbutir halus. 5. Bersihkan keliling cetakan dengan kain pembersih sehingga keliling cetakan benar benar bersih dari tanah yang lengket saat mengambil benda uji.6. Timbang cetakan berisi benda uji dengan ketelitian 0,1 gr (B2 gr).7. Keluarkan benda uji tersebut dengan menggunakan alat pengeluar benda uji (extruder), kemudian pindahkan benda uji ke talam aluminium untuk di oven paling sedikit selama 24 jam. 8. Kemudian timbang berat benda uji kering + berat cetakan cincin dengan ketelitian 0,1 gr (B3 gr).D. PerhitunganBerat isi tanah dapat dihitung seperti berikut:Berat cincinB1 gr

Berat cincin + tanahB2 gr

Berat Tanah(B2 B1) gr

Volume cincin (V) D2h (gr/cm3)

Sehingga berat isi tanah dapat ditulis:a. Berat Isi Basah = (gr/cm3)

Keterangan: = Berat isi tanah (gr/cm3) B1= Berat cincin (gr) B2 = Berat cincin + tanah (gr) V = Volume cincin

b. Berat isi kering d = (gr/cm3)Keterangan: d = Berat isi kering (gr/cm3) W = Kadar air

E. PelaporanBerat isi tanah dilaporkan dengan ketelitian dua angka dibelakang koma sesuai dengan PB - 0108 -76.

F. Analisa Dataa. Hasil Data Pengukuran Cetakan CincinBenda Ujih (cm)D (cm)V (cm3)

I2,593,5625,54

2,563,57

2,593,52

Rata - Rata2,583,55

II2,533,5625,28

2,513,58

2,583,54

Rata - Rata2,543,56

III2,553,5625,29

2,583,54

2,593,53

Rata - Rata2,573,54

b. Hasil DataBenda UjiIIIIII

B1 (gr)77,5075,8082,10

B2 (gr)121,50119,10126,89

B3 (gr)109,30111,60113,40

(B2 B1) gr44,0043,3044,79

(B2 B3) gr12,207,5013,49

(B3 B1) gr31,8035,8031,30

Kadar Air (W) %38,3620,9543,10

Rata - Rata34,14

Berat Isi Basah () (gr/cm3)1,721,711,77

Rata - Rata1,73

Berat Isi Kering (d) (gr/cm3)1,241,411,24

Rata - Rata1,30

G. KesimpulanDari hasil pemeriksaan berat isi tanah didapatkan besar rata rata berat isi tanah basah () adalah 1,73 (gr/cm3) dan besar rata rata berat isi tanah kering (d) adalah 1,30 (gr/cm3). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa tanah tersebut merupakan tanah dalam kondisi berat isi normal sesuai dengan batas berat isi tanah basah dan berat isi tanah kering normal menurut ASTM D 854 92 yaitu sebesar 1,662 1,796 (gr/cm3) dan 1,254 1,662 (gr/cm3).

BAB IIIBERAT JENIS TANAH (SPECIFIC GRAFITY)A. TujuanPemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran lewat saringan No. 4 dengan piknometer. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dengan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.B. Peralatan dan Benda Ujia. Peralatan1. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol dengan kapasitas minimum 50 ml.2. Desikator.3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5) C.4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.5. Termometer ukuran 0 50 C6. Saringan No. 4, No. 40, dan penadahnya.7. Botol berisi air suling.8. Bak perendam.9. Pompa hampa udara atau vakum udara.a) Gambar Peralatan

Gambar: Piknometer

Gambar: Botol Berisi Air Suling

Gambar: Neraca dengan Ketelitian 0,01 gr

Gambar: Pompa Vakum Udara

b. Benda UjiBenda uji dipersiapkan sebagai berikut:1. Saringlah bahan yang akan diperiksa dengan saringan No.4 jika ternyata bahan tersebut terdiri dari butir yang tertahan pada saringan No. 4, maka pemeriksaan berat jenis harus dilakukan menurut pemeriksaan PB 0202 76. Jika bahan yang diperiksa mengandung campuran butir yang lolos pada saringan No. 40 maka diperiksa dengan pemeriksaan PB 0108 76. Berat jenis bahan adalah harga rata rata (sebanding dengan persentase berat kering masing masing ukuran) yaitu yang dicantumkan pada pemeriksaan PB 0201 76. Untuk pemeriksaan berat jenis yang akan dipakai sebagai pembantu untuk pemeriksaan analisa hydrometer, maka contoh harus dipilih yang melalui saringan No. 10 dan No. 40. Kemudian pemerikasaan dilakukan dengan prosedur PB 010- 76.2. Ambil contoh dengan pemisah contoh atau cara perempat dari bahan yang lewat saringan No. 4 atau No. 40. Benda uji dalam keadaan kering oven tidak boleh kurang dari 10 gr untuk botol ukur dan 50 gr untuk piknometer.3. Keringkan benda uji pada 10 110 C dan dinginkan sesudah itu dalam desikator.

C. Prosedur Pengerjaaan1. Cuci piknometer dengan air suling dan keringkan. Timbang piknometer dan tutupnya dengan ketelian 0,01 gr (W1).2. Masukkan benda uji ke dalam piknometer dan timbang bersama tutupnya dengan ketelitian 0,01 gr (W2).3. Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi 2/3. Untuk bahan yang mengandung lempung diamkan beda uji terendam selama paling sedikit 24 jam.4. Didihkan isi piknometer dengan hati hati selam minimal 10 menit dan miringkan botol sekali kali untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang tersekap.5. Di dalam hal mempergunakan pompa vakum tekanan udara di dalam piknometer atau botol ukur tidak boleh di bawah 100 mm Hg, kemudian isilah piknometer atau botol ukur dan tidak boleh mencapai suhu konstan. Sesudah suhu konstan tambahkan air suling seperlunya sampai tanda batas atau sampai penuh. Tutuplah piknometer, keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gr (W3). Ukur suhu dari isi piknometer.6. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya dengan cara sabagai berikut:a. Kosongkan piknometer dan bersihkan.b. Isi piknometer dengan air suling yang suhunya sama dengan suhu pada point 3 dan pasang tutupnya.c. Keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian0,01 gr dan dikoreksi terhadap suhu.7. Pemeriksaan dilakukan ganda.

D. Perhitungana. Hitung berat jenis dengan rumus sebagai berikut: GS = Keterangan: W1 = Berat piknometer (gr) W2 = Berat piknometer + bahan kering (gr) W3 = Berat piknometer + bahan + air (gr) W4 = Berat piknometer + air (gr)Apabila hasil dari pemeriksaan benda uji 1 dengan benda uji lainnya berbeda lebih dari 0,03 maka pemeriksaan harus diulang.b. Ambil harga rata rata dari hasil pemeriksaan tersebut.

E. PelaporanBerat jenis dilaporkan dengan ketelitian dua angka dibelakang koma sesuai dengan PB - 0108 -76.

Catatana. Kalibrasi piknometera) Piknometer dibersihkan, dikeringkan, ditimbang, dan beratnya dicatat (W1). Piknometer diisi air suling dan dimasukkan ke dalam bejana air pada suhu 25 C, setelah isi botol (piknometer) mencapai suhu 25 C tutupnya dipasang. Bagian luar piknometer dikeringkan dan piknometer beserta isinya ditimbang (W25).b) Dari nilai W25 yang ditentukan pada 25 C, susunlah table harga W4 untuk suatu urutan suhu kira kira antara 18 C 31 C.Harga harga W4 dihitung dengan cara sebagai berikut: W4 = W25 x KKeterangan:W4 = Berat piknometer + air yang telah dikoreksiW25 = Berat piknometer + air pada suhu 25 CK = Faktor koreksiT = SuhuT Ck

251,0000

260,9997

270,9995

280,9992

290,9989

300,9986

310,9983

Tabel : Faktor Koreksi pada suhu tertentuSuhu ruangan Laboratorium Teknik Sipil saat melakukan praktikum uji tanah yaitu 25 C sehingga faktor pengali k = 1,0000

Jenis TanahGS

Kerikil2,65 2,68

Pasir2,65 2,68

Lempung tak berorganik2,62 2,65

Lanau2,65 2,68

Lanau tak berorganik2,68 2,72

Lempung berorganik2,58 2,66

Tabel : Deskripsi Tanah Berdasarkan Berat Jenis Tanahb. Karakteristik Benda Ujia) Untuk benda uji kering. Benda uji kering sesudah ditumbuk dan diayak harus dimasukkan ke dalam oven kembali sampai beratnya konstan.b) Untuk benda uji tanpa pengeringan oven harus diketahui berat keringnya dengan perhitungan kadar air dan berat ini adalah sebagai (W2 W2).

F. Analisa Dataa. Hasil DataBenda UjiNo. 13No. 18No. 22

W1 (gr)43,1043,7042,93

W2 (gr)74,7568,9574,34

W3 (gr)158,92158,60162,01

W4 (gr)139,28142,94142,67

(W2 W1) gr31,6525,2531,41

(W4 W1) gr96,1899,2499,74

(W3 W2) gr84,1789,6587,67

((W4 W1) - (W3 W2)) gr12,019,5912,07

GS2,642,632,60

G. KesimpulanDari hasil pemeriksaan berat jenis tanah dan berdasarkan perhitungan pada tabel di atas didapat nilai GS, setelah nilai GS di dapat maka jenis tanah bisa diklasifikasikan berdasarkan berat jenis tanah sesuai dengan isi tabel menurut ASTM D 2216 92 di atas yaitu deskripsi tanah berdasarkan berat jeni tanah. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan hasil deskripsi tanah sebagai berikut: a. Benda uji No. 13 : Lempung tak berorganikb. Benda uji No. 18 : Lempung tak berorganikc. Benda uji No. 22 : Lempung berorganik

DAFTAR PUSTAKAPEDC 1983, TEKNOLOGI BAHAN BANDUNG IIIJob Sheet Pengujian Bahan Kadar Air, Berat Isi, dan Berat Jenis TanahAnonim. 2007. Penentuan Kadar Air. http://www.health.co.id (Diakses: 24 Maret 2013).Anonim. 2010. Karakteristik Tanah. http://www.ejournal.co.id (Diakses: 24 Maret 2013).

18