modul 1 - sesak asma

Upload: tiara-gustiwiyana

Post on 14-Apr-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    1/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    1

    LAPORAN MAKALAH MODUL 1

    SISTEM RESPIRASI

    ASMA

    Dosen Pengampu: Anita Apriliawati, M.Kep, Sp.Kp.An

    Dosen Pembimbing: Anita Apriliawati, M.Kep, Sp.Kp.An

    ANGGOTA KELOMPOK III

    1. Devi Kumala Sari / 20117200052. Euis Ulfah Awaliah / 20117200073. Faisal Azhari / 20117200084. Linda Oktariza / 20117200185. Muthia Indriasari / 20117200226. Nunik Khoirunisa / 20117200247. Ramal Agustin / 20117200278. Siti Ruqoyah / 20117200359. Tiara Gustiwiyana / 201172003810.Vera Badryanti / 201172004011.Murni Susilo Yekti / 2011720048

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

    2012

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    2/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangAnatomi dan fisiologi pernafasan merupakan ilmu yang harus dipahami oleh

    mahasiswa keperawatan sebagai dasar untuk mencapai kompetensi keperawatan sebagai

    dasar untuk mencapai kompetensi keperawatan lain khususnya yang terkait dengan

    kemampuan mahasiswa melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah

    keperawatan.

    Modul secara umum dilengkapi dengan skenario,strategi pembelajaran,penugasan

    mahasiswa,paduan untuk tutor,beberapa alternatif pertanyaan dan jawaban serta beberapa

    rujukan text book dan e-learning

    Skenario berfungsi sebagai pemicu untuk meningkatkan motivasi belajar dalam suatu

    kelompok diskusi baik dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapakan mampu

    mengemukakan berbagai pertanyaan-pertanyaan prinsip (kata kunci) sebanyak mungkin dan

    mencari jawabannya pada referensi yang telah di anjurkan. Sewaktu berdiskusi pada

    pertemuan tutorial yang pertama.masalah yang belum terpecahkan menjadi tujuanpembelajaran pada saat itu dan di lanjutkan dengan pembelajran secara mandiri yang hasilnya

    akan di diskusikan kembali pada pertemuan kedua dengan di fasilitasi oleh seorang pakar

    sesuai dengan waktu yang telah di sepakati.

    Strategi pembelajaran ini menggunakan metode 7 langkah diharapakan fasilitator dan

    mahasiswa memahami terlebih dahulu metode tersebut sehingga tujuan pembelajaran efektif

    dan efisiensi tercapai.

    B. Tujuan Penulisan1. Tujuan Instruksional Umum

    Mahasisawa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan klien dengan gangguan

    sistem respirasi.

    2. Tujuan Instruksional KhususMahasiswa mampu :

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    3/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    3

    Mengintregasikan pengetahuan ilmu kedokteran dasar sesuai dengan skenario Mengumpulkan data sesuai dengan skenario Menyusun diagnosa keperawatan berdasarkan skenario

    Menyusun intervensi keperawatan berdasarkan skenario Menyusun evaluasi keperawan berdasarkan skenario

    C. Metode PenulisanDalam penulisan makalah ini, penulisan menggunakan metode studi kasus dan studi

    literatur, adapun teknik yang di gunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari buku-buku,

    browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan data dalam pembuatan makalah ini.

    Adapun metode yang di gunakan antara lain adalah :

    Menggunakan sumber dari pustaka yang melengkapi data-data untuk mempermudahdalam penyelesaian makalah ini.

    Mencari data internet untuk hasil yang lebih akurat.

    D. Sistematika penulisanUntuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari penilisan makalah ini, maka

    penulis menguraikan secara ringkas yang terbagi 4 BAB yaitu :

    1. BAB I : Pendahuluan, merupakan bab awal yang menjelaskan latar belakangmembuat laporan, tujuan dari pembuatan makalah, rumusan masalah yang dibuat

    untuk mencapai tujuan dan sistematika penulisan mengenai deskripsi susunan

    makalah.

    2.

    BAB II : Pembahasan materi, merupakan bab yang memaparkan tentang kelainanpenyakit asma.

    3. BAB III : Hasil diskusi, merupakan pemaparan hasil diskusi dalam memecahkankasus yang kemudian dipresentasikan melalui panel.

    4. BAB IV : Penutup, merupakan bab terakhir yang berisikan mengenai kesimpulandari isi makalah.

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    4/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN MATERI

    A. Anatomi dan Fisiologi PernafasanPernafasan ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau

    pernafasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru bernama pernafasan luar (Evelyn

    C. Pearch)

    Pernafasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh kekurangan O2 kemudian O2

    yang berada di luar tubuh di hirup (inspirasi) melalui organ-organ pernafasan, dan pada

    keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbon dioksida (CO2) maka tubuh berusaha untuk

    mengeluarkannya dari dalam tubuh dengan cara menghembuskan nafas (ekspirasi) sehingga

    terjadi suatu keseimbangan antara oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh.

    Sistem respirasi dapat dibagi menjadi saluran pernafasan bagian atas dan saluran

    pernafasan bawah. Saluran pernafasan atas terdiri atas bagian di luar rongga dada: udara

    melewati hidung, kavitas nasalis, faring, laring, dan trakea bagian atas. Saluran pernafasan

    bagian yang terdapat dalam rongga dada: trakea bagian bawah dan paru-paru itu sendiri, yang

    meliputi pipa bronchial dan alveoli. Bagian sistem respirasi ialah membran pleura dan otot

    pernafasan yang membentuk rongga dada: diagfragma dan otot-otot interkostalis.

    Paru-paru adalah dua organ yang berbentuk seperti bunga karang yang berletak di

    dalam torak pada sisi lain jantung dan pembuluh darah besar. Paru-paru memanjang dari akar

    leher menuju diagfragma dan secara kasar berbentuk kerucut dengan puncak ( apex ) di

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    5/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    5

    sebelah atas dan alas ( basis ) di sebelah bawah. Di antara paru-paru terdapat mediastinum,

    yang dengan sempurna memisahkan satu sisi rongga torak dari sisi lainnya , yang merentang

    di vertebra belakang sampai sternum di sebelah depan. Di dalam mediastinum terdapat

    jantung dan pembuluh darah besar, trakea, dan esofagus ,duktus turasik, dan kelenjar timus.

    Paru-paru di bagi menjadi lobus-lobus. Lobus superior terletak di atas dan di depan

    lobus inferior yang berbentuk kerucut. Paru-paru sebelah kanan mempunyai tiga lobus. Lobus

    bagian bawah di pisahkan oleh fisura oblik dengan posisi yang sama terhadap inferior kiri.

    Sisa paru lainnya di pisahkan oleh suatu fisura horizontal menjadi lobus atas dan lobus

    tengah. Setiap lobus selanjutnya di bagi menjadi segmen-segmen yang disebut bronko-

    pulmoner, mereka di pisahkan satu sama lain oleh sebuah dinding jaringan konektif, masing-

    masing satu arteri satu vena. Masing-masing segmen juga di bagi menjadi unit-unit yang di

    sebut lobules.

    Proses pernafasan di bagi menjadi 2 bagian yaitu :

    1) InspirasiDada mengembang selama inspirasi, akibat pergerakan diagfragma dan otot-otot

    interkosta. Ketika diagfragma berkontraksi selama inspirasi, ia menjadi lebih datar

    dan lebih rendah dan panjang rongga torasik meningkat. Dengan demikian jarak

    antara sternum dan vetebra semakin luas dan melebar. Rongga dada membesar maka

    pleura akan tertarik, dengan demikian menarik paru-paru maka tekanan udara

    didalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    6/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    6

    2) EkspirasiEkspirasi selama pernafasan tenang bersifat pasif. Diafragma rileks dan kembali ke

    bentuk aslinya, yang berbentuk kubah otot-otot interkosta rileks dan tulang rusuk

    kembali ke posisi semula. Otot-otot pernafasan tambahan kemungkinan digunakan

    pada selama nafas dalam atau ketika jalan nafas terhambat.

    Volume tidal adalah jumlah udara yang inspirasi dan ekspirasi selama pernafasan

    tenang yang normal (sekitar 500cc). jumlah udara yang di hirup setelah inspirasi di sebut

    kapasitas inspirasi ( sekitar 3000 mil ) setelah suatu ekspirasi tenang, adalah mungkin untuk

    mengeluarkan sekitar 1000 ml udara dari paru-paru.

    B. Konsep Dasar Asma

    1. Definisi AsmaAsma didefinisikan sebagai penyakit obstruksi jalan nafas yang reversible yang di

    tandai oleh serangan batuk,mengi dan dispnea pada individu dengan jalan nafas hiperaktif

    (Rudolph,2006)

    Asma adalah gangguan inflamasi kronis pada jalan nafas tempat banyak sel

    memegang peranan (wong,2003). Asma merupakan penyakit keturunan yang penyebabnya

    masih belum jelas (ngastiyah,2005). Asma juga di definisikan mengi berulang dan /atau

    batuk persisten dalam keadaan dimana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab

    lain yang lebih jarang telah di singkirkan.

    2. EtiologiPenyebab asma masih belum jelas. Factor pencetus adalah alergen, infeksi ( terutama

    saluran nafas bagian atas ), iritan, cuaca, aktivitas, refluks gatroesofagus, dan pkisis. Ada

    beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi terjadinya serangan asma.

    Faktor Predisposisi- Genetik

    Telah diterima secara umum bahwa ada konstribusi herediter pada etiologi asma,

    pola herediter komplek dan asma tidak dapat di klasifikasikan secara sederhana

    cara pewarisannya seperti autosomal dominant, resesif atau sex linked. Yang

    diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum di ketahui bagaimana cara

    penurunannya yang jelas.

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    7/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    7

    - Gender dan RasBerdasarkan jenis kelamin, perbandingan asma pada anak laki-laki dan wanita

    sebesar 1,5 : 1 dan perbandingan ini cenderung menurun pada usia yang lebih tua.

    Pada orang dewasa serangan asma di mulai pada umur lebih dari 35 tahun, wanita

    lebih banyak dari pada pria.

    Faktor Presipitasi- Allergen

    Allergen dan accupational faktor adal penyebab terpenting asma. Dari beberapa

    studi epidemiologi telah nenunjukan korelasi antara paparan allergen dan

    prevalensi asma dan perbaikan asma bila paparan allergen menurun.

    - Perubahan cuacaPolutan di luar dan di dalam rumah mempunyai kontribusi perburukan gejala

    asma dengan mentriger bronkokonstriksi, peningkatan hiperesponsif saluran nafas

    dan peningkatan respons terhadap aeroelergen.

    - LingkunganDari sejumlah studi epidemiologi dapat ditemukan asosiasi antara resiko

    terjadinya asma dengan atopi. Pertumbuhan di daerah pertanian menurunkan

    resiko atopi dan rhinitis alergi pada dewasa (adult hood) mengesankan faktor

    lingkungan mempunyai efek protektif pada timbul alergi. Di negara sedang

    berkembang perpindahan ke kota dihubungkan dengan perubahan dari bahan

    bakar biomasal seperti : kayu,batubara ke gas listrik.

    C. Klasifikasi AsmaSeperti telah dikemukakan di atas bahwa asma merupakan suatu penyakit dengan

    penyebab yang komplek dan heterogen sehingga mempunyai bermacam-macam bentuk.

    Karena itu dapat di pahami bila timbul bermacam-macam klasifikasi / pembagian asma yang

    di dasari pada titik yang berbeda dan tergantung dari segi mana asma ditinjau, diantaranya:

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    8/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    8

    1. Berdasarkan lama terjadinyaa) Asma intermiten

    b) Asma episodik jarang / ringanGejala hanya sesekali timbul. Gejala > 2 kali seminggu. Namun < 1 kali seminggu

    dimana eksaserbasi dapat mempengaruhi aktifitas dan gejala di malam hari > 2

    kali seminggu.

    c) Asma episodik sering/sedangGejala lebih sering timbul. Gejala setiap hari, penggunaan inhalasi agonis kerja

    singkat. Eksaserbasi mempengaruhi aktifitas dan dapat berkangsung berhari-hari.

    Gejala di malam hari > 1 kali seminggu.

    d) Asma persisten /beratGejala timbul terus menerus, hampir setiap hari ,gejala fisik di malam hari, dan

    aktifitas fisik terbatas.

    2. Berdasarkan penyebabnyaa) Asma ekstrinsik (alergi)

    - Asma ekstrinsik atopic, dengan sifat-sifat sebagai berikut : Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat

    diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe-1.

    Gejala klinik dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85%kasus timbul sebelum usia 30 tahun.

    Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba padawaktu puber, dengan serangan asma yang berbeda-beda.

    Prognosis tergantung pada serangan pertama dan berat ringannya gejalayang timbul. Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang

    lebih berat, maka prognosis menjadi jelek.

    Perubahan alamiah terjadi karena ada kelainan dari kehidupan tubuh padaIgE, yang timbul terutama pada awal kehidupan dan cenderung berkurang

    pada kemudian hari. Kenyaataan ini tampak dengan adanya respon asma

    atopik yang makin berkurang sesuai dengan bertambahnya usia.

    Asma bentuk ini memberikan tes kulit yang positif. Dalam darah menunjukkan kenaikan kadar IgE spesifik. Ada riwayat keluarga yang menderita asma. Terhadap pengobatan memberikan perbaikan yang cepat.

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    9/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    9

    - Asma ekstrinsik non atopik, dengan sifat sebagai berikut : Serangan asma timbul karena berhubungan dengan bermacam-macam

    alergen yang spesifik, sering kali terjadi pada waktu melakukan pekerjaan

    atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan

    Tes kulit memberi reaksi alergi tipe segera, tipe lambat dang and terhadapalergi yang tersensitisasi dapat menjadi positif

    Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala, cenderung pada saat akhir kehidupan atau dikemudian

    hari. Hal ini dapat diterangkan karena sekali sensititasi terjadi, maka

    respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non-

    imunologik, seperti emosi, infeksi, kelelahan dan factor sirkadian dari

    siklus biologis (yg sukar diterangkan).

    b) Asma Kriptogenik- Asma Intrinsik

    Di tandai dengan adanya reaksi non alergi yang breaksi terhadap pencetus yang

    tidak spesifik atau tidak di ketahui, seperti udara dingin atau bisa juga di sebabkan

    oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.

    - Asma Idiopatik Asma jenis ini, alergi pencetus sukar di temukan Tidak ada allergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit member hasil

    negative.

    Merupakan kelompok yang heterogen, respon untuk terjadi asma di cetuskanoleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda.

    Sering di temukan pada penderita dewasa, di mulai pada umur di atas 30 tahundan di sebut juga late onset asthma.

    Serangan sesak pada asma tipe ini dapat berlangsung lama dan sering kalimenimbulkan kematian bila pengobatan tanpa di sertai kortikosteroid.

    Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidakdapat di buktikan keterlibatan lgE.

    Kadar lgE dalam serum normal, tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebihtinggi di bandingkan dengan asma ekstrinsik.

    Selain itu tes serologi dapat menunjukkan adanya factor rematoid, misalnyasel LE.

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    10/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    10

    Perbedaan lain dengan ekstrinsik asma ialah riwayat keluarga alergi yang jauhlebih sedikit, sekitar 12 sampai 48%.

    Polip hidung dan sensitivitas terhadap aspirin lebih sering sering di jumpaipada asma jenis ini.

    D. PatofisiologiInflamasi berperan dalam peningkatan reaktifitas jalan nafas. Mekanisme yang

    menyebabkan inflamasi jalan nafas cukup beragam, dan peran setiap mekanisme tersebut

    bervariasi dan satu anak ke anak lain serta selama perjalanan penyakit. Komponen penting

    asma lainnya adalah bronkospasme dan obstruksi. Mekanisme yang menyebabkan gejala

    obstruktif meliputi : inflamasi dan edema membrane mukosa, akumulasi sekresi yang

    berlebihan dari kelenjar mukosa, spasma otot-otot halus dan bronkiolus yang menurunkan

    diameter bronkiolus. Kontriksi bronkus merupakan reaksi normal terhadap stimulus asing,

    namun pada anak yang menderita asma biasanya sangat parah hingga menyebabkan

    gangguan fungsi pernafasan: otot halus, berbentuk kumparan spural di sekeliling jalan nafas,

    menyebabkan penyempitan dan pemendekan jalan nafas, yang secara signifikan

    meningkatkan tahanan jalan nafas terhadap aliran udara.

    Pada saat inspirasi dan berkontraksi serta memendek selama ekspirasi. Oleh karena

    itu, kesulitan bernafas lebih berat terjadi selama fase ekspirasi. Peningkatan tahanan dalam

    jalan nafas menyebabkan ekspresi yang di paksakan melewati lumen sempit. Volume udara

    yang terjebak dalam paru menungkat pada saat jalan nafas secara fungsional menutup di titik

    antara alveoli dan bronkus lobucus. Gas yang terjebak ini mendorong individu untuk

    bernafas pada volume paru yang semakin tinggi. Akibatnya orang menderita asma harus

    berjuang untuk menginspirasi jumlah udara yang cukup. Upaya yang keras untuk bernafas ini

    menyebabkan keletihan, penurunan efektivitas penafasan, dan peningkatan konsumsi

    oksigen. Inspirasi yang terjadi ketika volume paru lebih tinggi akan menginflasi alveoli

    secara berlebihan dan menurunkan efektifitas batuk. Jika obstruksi semakin parah, terjadi

    penurunan ventilasi alveolus di sertai rotensi karbondioksida, hipoksia, asidosis pernafasan

    dan akhirnya gagal nafas.

    E. Manifestasi KlinisPada anak yang rentan, inflamasi di saluran nafas ini dapat menyebabkan timbulnya

    episode mengi berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan, dan batuk, khususnya pada malam

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    11/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    11

    atau dini hari. Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan jalan nafas yang luas

    namun bervariasi, yang sebagian bersifat reversible baik secara spontan maupun dengan

    pengobatan. Gejala dan serangan asma biasanya timbul bila pasien terpajan dengan factor

    pencetus yang sangat beragam dan bersifat individual.

    F. PenatalaksanaanSebelum memberikan pengobatan spesifik, beberapa prinsip umum pengobatan harus

    harus di tegakkan lebih dulu.

    a. Pengobatan asma harus berkesinambungan, mampu menghilangkan keluhan danmampu mencegah kekambuhan serta mampu menekan timbulnya proses peradangan

    menahun pada saluaran nafas.

    b. Mencegah timbulnya serangan akut merupakan prinsip pengobatan yang amatpenting, menghindari faktor pencetus bagi penderita yang alergi harus menghindari

    bahan allergen.

    c. Pengobatan asma harus di dasarkan pada mekanisme patofisiologi yang menyebabkantimbulnya serangan asma.

    d. Pengobatan asma adalah suatu tindakan yang banyak melibatkan banyak hal, antaralain penyuluhan (edukasi) penderita,

    e. Dalam penatalaksanaan secara farmakologi atau non farmakologi harus di pikirkan

    Pengobatan pada asma terbagi 2, yaitu:

    1. Pengobatan non farmakologik: Memberikan penyuluhan Menghindari faktor pencetus Pemberian cairan Fisiotherapy Beri O2 bila perlu.

    2. Pengobatan farmakologik : Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas.

    Terbagi dalam 2 golongan :

    1. Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)Nama obat :

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    12/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    12

    - Orsiprenalin (Alupent)

    - Fenoterol (berotec)

    - Terbutalin (bricasma)

    Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup,

    suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada

    juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma

    Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin)

    yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus)

    untuk selanjutnya dihirup.

    2. Santin (teofilin)Nama obat :

    - Aminofilin (Amicam supp)- Aminofilin (Euphilin Retard)- Teofilin (Amilex)

    Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara

    kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling

    memperkuat.

    Cara pemakaian :

    Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan

    disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang

    lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah

    sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila

    minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya

    dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu

    hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).

    KromalinKromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma.

    Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anakanak. Kromalin

    biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat

    setelah pemakaian satu bulan.

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    13/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    13

    KetolifenMempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan

    dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah dapat diberika secara

    oral.

    G. Konsep Dasar Asuhan KeperawatanProses keperawatan adalah metode di mana suatu konsep di terapkan dalam praktik

    keperawatan. Dalam proses keperawatan terdapat 5 tahap, yaitu :

    1. PengkajianTahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data

    yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi kesehatan

    klien.

    Pemeriksaan fisik:

    Inspeksi Palpasi Auskultasi Perkusi

    Pemeriksaan penunjang:

    Pemeriksaan radiologiGambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan

    menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

    peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat

    komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:

    a. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.b. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan

    semakin bertambah.

    c. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru.d. Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    14/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    14

    e. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium,maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

    Pemeriksaan tes kulitDilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

    menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

    ElektrokardiografiGambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

    bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :

    a. Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clockwise rotation.

    b. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Rightbundle branch block).

    c. Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VESatau terjadinya depresi segmen ST negative.

    Scanning paruDengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

    selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.

    SpirometriUntuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat

    dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.

    Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol

    (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih

    dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari

    20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga

    penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan

    tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    15/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    15

    2. Diagnosa keperawatanSuatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko

    perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabulitas dapat

    mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,

    menurunkan, membatasi, mencegah dan mengubah (carpenito 2000).

    Langkah-langkah dalam menegakkan diagnosis keperawatan :

    a. Klasifikasi dan analisa datab. Interpretasi datac. Validasi datad. Merumuskan diagnosis keperawatan

    Diagnosa keperawatan menurut caipe (2000) dapat di bedakan menjadi 5 kategori :

    a. Actualb. Resikoc. Potensiald. Sejahtera (wellness)e.

    Sindrom

    Dalam masalah asma ada beberapa diagnosa yang dapat terjadi, yaitu :

    a. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan mukosayang berlebihan

    b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan jaringanc. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang

    tidak adekuat

    d. Kurang pengetahuan berhubungan denga kurangnya informasi yang di dapat

    3. PerencanaanPerencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi,

    atau mengoreksi masalah-masalah yang telah di identifikasi pada diagnosis keperawatan.

    Tahap ini di mulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan rencanadokumentasi.

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    16/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    16

    Rencana asuhan keperawatan yang akan di susun harus mempunyai beberapa

    komponen, yaitu prioritas masalah, kretaria hasil, rencana intervensi, dan pendokumentasian.

    Komponen-komponen tersebut sangat membantu pada proses evaluasi keberahasilan asuhan

    keperawatan yang telah di inplementasikan.

    4. ImplementasiImplemetasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang

    sfesifik. Tahap inplementasi di mulai setelah rencana intervensi di susun dan di tunjukkan

    pada perawat untuk membatu klien mencapai tujuan yang di harapkan. Oleh karena itu

    rencana intervensi yang sfesifik di laksanakn untu memodifikasi factor-faktor yang

    mempengaruhi masalah kesehatan pasien.

    Tujuan dari implementasi adalah membantu klien mencapai tujuan yang di tetapkan

    yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan

    memfasilitasi koping. Perencanaan asuhan keperawatan akan di laksanakan dengan baik, jika

    klien mempunyai keinginan untuk berpartisifasi dalam asuhan keperawatan, selama dalam

    tahap inplementasi, perawat terus mengumpulkan data dan memilih asuhan keperawatan yang

    paling sesuai dengan kebutuhan klien. Semua intervensi keperawatan di dokumentasikan ke

    dalam format yang telah di tetapkan oleh instansi

    5. EvaluasiTahap evaluasi pada proses keperawata meliputi kegiatan mengukur pencapaian

    tujuan klien dan mementukan keputusan dengan cara membandingkan data yang terkumpul

    dengan tujuan dan pencapaian tujuan.

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    17/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    17

    BAB III

    HASIL DISKUSI

    Skenario

    Nn.S (20 thn)seorang mahasiswi. Datang ke RS dengan keluhan sesak dan batuk berdahak

    sejak 3 hari yang lalu disertai demam.2 minggu sebelum datang ke RS Nn.S sudah

    mengalami batuk tapi tidak berdahak. Nn.S mengatakan keluhan sesak timbul setelah klien

    membersihkan rak bukunya yang penuh debu setelah menempuh UAS. Dari hasil pengkajian

    didapatkan RR 29x/mnt,suhu 37,9oC, Nadi 99x/mnt, TD 110/85mmHg. Hasil aukultasi

    didapatkan terdapat bunyi wheezing dan rhonki di kedua lapang paru. Tampak pernafasan

    ekspirasi memanjang,dan penggunaan otot bantu pernafasan.

    Klien mengatakan sering mengalami sesak seperti ini sejak klien bersekolah dasar, tetapi

    sering kali sesak berkurang setelah istirahat, klien juga sering mengalami batuk pilek,ayah

    klien juga memilki riwayat yang sama dengan klien.

    Proses pemecahan masalah menggunakan 7 langkah dan peneyelesaian masalah yaitu :

    Langkah 1 : Kata yang sulit dimengerti

    1) Wheezing : bunyi ngik terdengar pada saat inspirasi atau ekspirasi karenapenyempitan bronkus eksudat yang lengket pada pasien asma dan bronchitis.

    2) Ronchi : suara yang di hasilkan saat udara melewati jalan nafas yang penuh cairan/terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi.

    3) Ekspirasi memanjang : menghebuskan nafas panjang.4) Auskultasi : cara pemeriksaan fisik dengan cara pendengaran.5) Lapang paru: ruas paru

    Langkah 2: Kata Kunci

    1) Sesak dan batuk berdahak sejak 3 hari disertai demam.2) 2 minggu sebelum dating ke RS batuk tapi tidak berdahak.3) Sesak timnbul setelah membersihkan rak buku yang penuh debu.4) Sesak seperti ini sejak SD.5) Sesak berkurang setelah beristirahat.6) Sering batuk dan pilek.

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    18/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    18

    7) Ayah klien memiliki riwayat yang sama.8) RR= 29 x/menit, nadi= 99 x/menit, suhu =37,9o C , TD =110/85 mmHg.9) Hasil auskultasi terdengar bunyi wheezing dan ronchi di kedua lapang dada.10)Ekspirasi memanjang dan penggunaan otot bantu nafas.

    Langkah 3: Membuat Pertanyaan

    1) Kenapa klien sesak dan batuk berdahak sejak 3 hari di sertai demam?2) Kenapa 2 minggu yang lalu batuk tapi tidak berdahak?3) Kenapa sesak pasien timbul setelah membersihkan rak buku yang penuh debu?4) Mengapa rspirasinya meningkat menjadi 29 kali/menit dan suhu 37,9 celcius5) Mengapa terdepatbunyi wheezingdan ronchi6) Mengaa ekspirasi memanjang dan menggunakan otot bantu perbafasan?7) Apa yang menyebabkan klien sesak sejak SD8) Mengapa sesak menghilangsaat pasien istirahat?9) Apakah ada kaitannya riwayat penyakit ayah klien dengan penyakit pasien saat ini?10)Mengapa klien sering batuk pilek?11)Apa masalah keperawatan yang timbul dalam kasus ini ?

    Langkah 4 : Menganalisa Masalah

    1)Kenapa kli en sesak dan batuk berdahak sejak 3 har i di ser tai demam?Jawaban : Timbulnya dahak yang menyertai batuk disebabkan oleh adanya sel epitel

    berlapis mukus bersilia yang membantu membersihkan saluran pernafasan, karena

    silia bergetar ke arah faring dan menggerakkan mukus seperti suatu lembaran yang

    mengalir terus-menerus. Jadi partikel asing kecil dan mukus digerakkan dengan

    kecepatan satu sentimeter per menit sepanjang trakea ke faring. Benda asing di dalam

    saluran hidung juga dimobilisasikan ke laring.

    Sesak nafas yang terjadi pada penderita lebih disebabkan karena reaksi

    hipersensitifitas terhadap suatu alergen, yang pada skenario adalah debu. Partikel

    debu sangatlah kecil, sulit dilihat dengan mata telanjang. Jika seseorang yang alergi

    terhadap debu secara tidak sengaja menghirupnya, maka tubuh akan meresponnya

    pertama kali dengan refleks batuk. Kemudian sistem imun tubuh meresponnya dengan

    melepaskan mediator-mediator inflamasi, seperti IGE, sel mast, Sel Th2, dan

    eosinofil. Akibatnya akan terjadi sesak nafas yang disebabkan oleh penyempitanbronkus yang berlebihan. Penyakit respirasi dengan riwayat seperti ini adalah asma

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    19/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    19

    ekstrinsik (disebabkan oleh reaksi hipersensitif tubuh terhadap suatu alergen, debu).

    Selain sesak nafas, tubuh juga akan mengalami kenaikkan suhu (demam) akibat

    melepaskan berbagai mediator inflamasi tadi.

    2)Kenapa 2 minggu yang lalu batuk tapi tidak berdahak?Jawaban: karena tidak ada factor pemicu sehingga batuk yang dialami klien tanpa

    dahak.

    3)Kenapa sesak pasien timbul setelah membersihkan rak buku yang penuh debu?Jawaban: kemungkinan Nn S. ini mengalami alergi yang di cetuskan oleh di

    cetuskan oleh debu. Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IGE berikatan

    dengan alergen dan menyebabkan degranulasi sel mast akibat degranulasi tersebut

    histamin di lepaskan,. Histamin bisa menyebaban kontriksi otot polos

    bronkiolus.karena histamin juga merangsang pembentukan mucus dan meningkatkan

    permeabilitas kapiler. Indivudu yang mengalami asma mungkin memiliki respons IGE

    yang sensitif berlebihan terhadap suatu alergen atau sel-sel mastnya terlalu mudah

    mengalami degranulasi, dimanapun letak hipersensitivitas respon peradangan

    tersebut, hasil akhirnya adalah broncos plasme, pembentukan mucus, edema dan

    obstruksi aliran udara. Apakah kejadian pencetus dari suatu serangan asma adalah

    infeksi virus,debu, atau iritan alergi,reaksiperadangan hipersensitif dapat mencetuskan

    suatu serangan.

    4)Mengapa respir asin ya meningkat menjadi 29 kali /meni t dan suhu 37,9OC?Jawaban: RR meningkat karena terjadi penyempitan & pemendekan jalan nafas

    diakibatkan penumpukan sekret sehingga suplai O2 dalam tubuh berkurang akibatnya

    tubuh mengkompensasi dengan menghirup udara lebih cepat.dan penyempitan dan

    pemendekan jalan nafas. sistem imun tubuh meresponnya dengan melepaskan

    mediator-mediator inflamasi

    5)Mengapa terdepat bunyi wheezing dan ronchi?Jawaban: wheezing adalah kontriksi berlebihan saluran halus karena spasme otot

    polos di dinding saluran pernafasan yang induksi alergi lalu penebalan dinding

    saluran pernafasan akibat peradangan & adema yang di induksi oleh histamin keadaan

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    20/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    20

    ini menghasilkan suara ngiik (wheezing) saat inspirasi maupun ekspirasi karena

    penyempitan bronkus eksudat yang lengket.

    Ronchi: penyumbatan saluran pernafasan oleh sekresi berlebihan mucus yang sangat

    kental menghasilkan suara ronchi .suara yang di hasilkan saat udara melewati jalan

    nafas yang penuh cairan\ mucus.

    6)Mengapa ekspirasi memanjang dan menggunakan otot bantu pernafasan?Jawaban: otot polos dan bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi

    saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan

    pelepasan lendir ke saluran udara, hal ini akan memperkecil diameter dari saluran

    udara (bronkokontriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha

    sekuat tenaga supaya dapat bernafas sehingga melibatkan otot bantu pernafasan yang

    lebih untuk membantu nafas penderita.

    7)Apa yang menyebabkan kl ien sesak sejak SD?Jawaban: karena pasien sudah memilki factor predisposisi berupa riwayat penyakit

    genetic yang di turunkan oleh ayahnya. Oleh sebab itu sesak sudah di alami sejak SD.

    8)Mengapa sesak menghil ang saat pasien istir ahat?Jawaban: faktor stress berkurang mengakibatkan pengurangan terhadap stress itu

    sendiri, sehingga sesak dapat teratasi dengan pengurangan factor pemicu stress

    melalui relaksasi istirahat.

    9)Apakah ada kaitannya riwayat penyaki t ayah kl ien dengan penyaki t pasien saatini?

    Jawaban: karena pasien mendapatkan penyakit dari ayahnya , karena penyakit ini

    bisa terjadi karena faktor genetic (keturunan).

    10)Mengapa klien seri ng batuk pi lek?Jawaban: batuk pilek menimbulkan eksaserbasi (peningkatan gejala) sehingga terjadi

    batuk berdahak yang bisa menyebabkan pembentukan mukus yang banyak, terjadi

    edema mukosa di bronkus menyebabkan pasien batuk sehingga nafas sesak. Alveoli

    menjadi inflamasi (peradangan) sehingga tejadi obstruksi jalan nafas pasien.

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    21/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    21

    11)Apa masalah keperawatan yang timbul dalam kasus ini ?Jawaban:

    Diagnosa Keperawatan 1:

    1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan mukosayang berlebih ditandai oleh:

    - Sesak dan batuk berdahak- Demam- RR 29x/menit, suhu 37,9C, Nadi 99x/menit, TD 110/85mmHg- Auskultasi: wheezing, ronkhi, ekspirasi memanjang- Penggunaan otot bantu nafas

    Tujuan tindakan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan

    bersihan jalan nafas klien efektif.

    Kr iteri a hasil: Mempertahankan kepatenan jalan nafas, yang dibuktikan dengan hal

    berikut:

    - Meningkatnya bunyi nafas-

    Frekuensi dan kedalaman pernafasan normal- Tidak ada dispnea

    Intervensi:

    Mandiri1. Observasi TTV2. Auskultasi jalan nafas klien setiap 2-4 jam sekali/ sesuai indikasi untuk

    mendengar suara ronchi dan wheezing

    3. Observasi adanya sesak dan otot bantu pernafasan4. Observasi karakteristik batuk dan mukosa pasien.5. Berikan posisi semi fowler jika sesak.6. Ajari pasien batuk efektif (sesudah bangun tidur pagi, sebelum makan ,

    sebelum mandi sore).

    7. Berikan pasien fisioterapi dada.8. Kaji tingkat pengetahuan pasien.9. Berikan pendidikan ksehatan .

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    22/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    22

    Kolaborasi1. Berikan obat sesuai indikasi dan instruksi dokter2. Berikan terapi inhalasi.

    Diagnosa Keperawatan 2:

    2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme ditandai oleh:- Bunyi ronchi dan wheezing- RR: 29x/mnt- Suhu 37,9o C- Ekspirasi memanjang- Menggunakan otot bantu pernafasan.

    Tujuan tindakan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan pola

    nafas pasien efektif.

    Kr iteri a hasil:

    - Bunyi nafas normal tidak terdapat ronchi,wheezing.- Frekuensi dan kedalaman pernafasan normal (RR: 12-20x/mnt) dan

    ekspirasi tidak memanjang.- tidak menggunakan otot bantu.

    I ntervensi:

    Mandiri1. Observasi TTV2. Observasi pola nafas pasien3. Observasi frekuensi pernafasan4. Observasi bunyi nafas pasien5. Hindari allergen6. Hindari strees7. Anjurkan pasien menghindari lingkungan berdebu8. Hindari aktivitas berat.

    KolaborasiBerikan obat sesuai indikasi dan aturan dokter!

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    23/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    23

    Diagnosa Keperawatan 3

    Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan reaksi inflamasi ditandai oleh :

    demam, RR 29x/menit, ekspirasi memanjang.Tujuan tindakan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan

    kebutuhan cairan pasien terpenuhi.

    Kr iteri a hasil:

    suhu tuhuh pasien normal Frekuensi dan kedalaman pernafasan normal (RR: 12-20x/mnt) ekspirasi tidak memanjang.I ntervensi:

    Mandiri

    Observasi TTV Observasi pola nafas pasien Observasi frekuensi pernafasan Anjurkan pasien banyak minum air putih

    Kolaborasi

    Berikan obat sesuai indikasi dan aturan dokter!

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    24/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    24

    Patoflow Kasus

    Faktor Predisposisi Faktor Prespitasi

    Genetik Alergen ( Debu) Stress

    Masuk kesaluran pernafasan Saraf simpatis Saraf parasimpatis

    Respon alergen di saluran nafas Dilatasi Bronkus Kontriksi otot

    polos bronkiolus

    Mengaktifkan Antibodi IgE Peningkatan ventilasi (RR )

    Antibodi IgE berikatan dengan Alergen

    Ditangkap oleh makrofag

    Pelepasan reseptor (alfa) adrenergik Gangguan Pola Nafas

    oleh saraf vagal dalam bronkhi

    Menurunkan kadar C- AMP

    Degranulasi sel mast

    Terlepasnya mediator kimia ; HISTAMIN, SRSA, ECF - A

    Kontriksi otot polos

    Respon pelepasan histamine berlebihan

    Bronkuspasme Edema mukosa meningkatkan kelenjar mukosa dan

    meningkatkan produksi mukus.

    Batuk

    Gangguan Ventilasi

    Reflek batuk tidak adekuat

    Dx: Pola nafas tidak efektif

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    25/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    25

    Penyempitan saluran pernafasan (Wheezing) Penumpukan Sputum

    Suplai O2 dalam tubuh berkurang

    Tubuh berkompensasi dengan menghirup udara lebih cepat (RR )

    Sesak

    Penyumbatan saluran pernafasan Berkembang biaknya Mikroorganisme

    Udara melewati jalan nafas yang penuh cairan Reaksi Inflamasi : leukosit, makrofag:

    limfosit melakukan pertahanan.

    Suara Ronchi Demam

    Dx : Pola nafas

    tidak efektif

    Dx: Bersihan jalan nafas tidak efektif Dx: Resiko Kekurangan

    Cairan

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    26/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    26

    RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

    Nama : Nn. S.

    Usia : 20 tahun

    Pengkajian Diagnosa Kriteria hasil Intervensi

    DS :

    Klien mengatakan

    - sesak dan batuk

    - sesak setelah

    menbersihkan rak

    bukunya dan setelah

    UAS

    - sering batuk

    pilek

    - sesak berkurang

    setelah istirahat

    DO :- RR : 29x/mnt

    - Suhu :37,9oC

    - Nadi :99x/mnt

    - TD 110/85mmHg

    - Bunyi ronchi.

    - Ekspirasi

    memanjang

    - Penggunaan otot

    bantu pernafasan

    Diagnosa 1 :

    Ketidak efektifan

    bersihan jalan

    nafas

    berhubungan

    dengan

    penumpukan

    mukus yang

    berlebihan

    ditandai dengan

    sesak, batuk

    berdahak,

    demam, RR:29x/mnt, suhu:

    37,9oC, aukultasi,

    wheezing, ronchi,

    ekspirasi

    memanjang,

    penggunaan otot

    bantu nafas.

    Tujuan tindakan:

    Setelah dilakukan

    asuhan keperawatan

    3x24 jam di harapkan

    bersihan jalan nafas

    pasien efektif.

    Kriteria hasil:

    1 . Frekuensi dan

    kedalaman

    pernafasan normal

    (RR: 12-20x/mnt)

    dan ekspirasi tidakmemanjang.

    2 . Bunyi nafas bersih

    (normal) tidak

    terdengar ronchi,

    wheezing.

    3 . Tidak

    menggunakan otot

    bantu nafas.

    4 . Suhu normal

    (36,5oC37,5oC)

    Mandiri1 . Observasi TTV!

    2. Auskultasi jalan nafas

    klien setiap 2-4 jam

    sekali/ sesuai indikasi

    untuk mendengar suara

    ronchi dan wheezing!

    3 . Observasi adanya

    sesak dan otot bantu

    pernafasan!

    4 . Observasi

    karakteristik batuk dan

    mukosa pasien!6 . Ajari pasien batuk

    efektif (sesudah bangun

    tidur pagi, sebelum

    makan , sebelum mandi

    sore)!

    7 . Berikan pasien

    fisioterapi dada!

    Kolaborasi1 . Berikan obat sesuai

    indikasi dan intruksi

    dokter! (Bronkodilator)

    2 . Berikan terapi

    inhalasi! (Ventolin)

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    27/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    27

    DS :

    Klien mengatakan

    - sesak dan batuk

    - sesak setelah

    menbersihkan rak

    bukunya dan setelah

    UAS

    - sering batuk

    pilek

    - sesak berkurang

    setelah istirahat

    DO :

    - RR : 29x/mnt

    - Suhu :37,9oC

    - Nadi :99x/mnt

    - TD 110/85mmHg

    - Bunyi wheezing

    dan ronchi.

    - Ekspirasi

    memanjang

    - Penggunaan otot

    bantu pernafasan

    Diagnosa 2:

    Pola nafas tidak

    efektif

    berhubungan

    dengan

    bronkospasme di

    tandai dengan

    bunyi ronchi,

    wheezing RR:

    29x/mnt, suhu

    37,9o C ,ekspirasi

    memanjang,meng

    gunakan otot

    bantu pernafasan.

    Tujuan tindakan:

    Setelah dilakukan

    asuhan keperawatn

    3x24 jam diharapkan

    pola nafas psien

    efektif.

    Kriteria hasil:

    1 . Bunyi nafas

    normal tidak terdapat

    ronchi,wheezing.

    2 . Frekuensi dan

    kedalaman

    pernafasan normal

    (RR: 12-20x/mnt)dan

    ekspirasi tidak

    memanjang.

    3 . Tidak

    menggunakan otot

    bantu.

    Mandiri1 . Observasi TTV!

    2 . Observasi pola nafas

    pasien!

    3 . Observasi frekuensi

    pernafasan!

    4 . Observasi bunyi nafas

    pasien!

    5 . Hindari allergen!

    6 . Hindari strees!

    7 . Anjurkan pasien

    menghindari lingkungan

    berdebu!

    8 . Hindari aktivitas

    berat!

    9. Berikan posisi semi

    fowler jika sesak!

    KolaborasiBerikan obat sesuai

    indikasi dan aturan

    dokter! (Bronkodilator)

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    28/29

    Laporan Modul Sesak |Sistem Pernafasan

    28

    BAB IV

    PENUTUP

    Penyebab asma masih belum jelas.faktor pencetus adalah alergen,infeksi(terutama

    saluran nafas bagian atas),iritan, cuaca, aktivitas, refluks gatroesofagus, dan pkisis. Ada

    beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi terjainya serangan asma.

    Beberapa faktor yang dapat menyebabkan asma.

    Faktor predisposisi

    Genetik Gender dan ras

    Faktor presipitasi

    Allergen Perubahan cuaca Lingkungan

  • 7/29/2019 Modul 1 - Sesak Asma

    29/29

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    Asdie Ahmad (2000) prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam .edisi 13.EGC.jakarta

    Nanda ( 2012-2014) Internasional Diagnosis Keperawatan .Definisi dan klarifikasi

    Djojodibroto Darmanto (2009) Respirologi.EGC.jakarta

    J.Corwin Elzabeth(2001) Patofisiologi.EGC.jakarta

    Tucker Martin Susan,dkk (2008) Standar Keperawatan Pasien.edisi 7.EGC. Jakarta