model dan bentuk praktik keperawatan

37
Model Dan Bentuk Praktik Keperawatan Profesional Reski Yulianti,S.Kep

Upload: asrudhin-asrun

Post on 23-Oct-2015

2.023 views

Category:

Documents


295 download

DESCRIPTION

HASRUDIN

TRANSCRIPT

Model Dan Bentuk Praktik Keperawatan Profesional

Reski Yulianti,S.Kep

FILOSOFI KEPERAWATANFalsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.

Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity.falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu :

1. Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi,

mencari solusi2. Bertingkahlaku untuk mencapai tujuan

tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi3. Memiliki holism intrinsik4. Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain

Lanjutanveritivity. Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini.

LanjutanBerikut ini Individu dipandang dalam konteks1. Tujuan eksistensi manusia.2. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia.3. Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-

kebaikan umum.4. Nilai dan arti kehidupan.

MODEL DAN BENTUK PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Model praktek keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktek keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.( Ali ,2001 )

Tujuan Model Keperawatan

1. Menjaga konsisten asuhan keperawatan.2. Mengurangi konflik,tumpang tindih dan

kekosongan pelaksanaan askep oleh tim keperawatan.

3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan askep.

4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.

5. Menjelaskan dgn tegas ruang lingkup dan tujuan askep bagi setiap anggota tim keperawatan.

Model dan Bentuk Praktik Keperawatan Praktik Keperawatan di Rumah Sakit dan Puskesmas.Lingkup cakupan dan batasan wewenang serta tanggung jawab seorang perawat profesional (ners) dalam praktik keperawatan dirumah sakit ataupun dipuskesmas dikaji.Praktik Keperawatan di Rumah(Home Nursing Practice) dalam kontetks perpanjangan pelayanan Rumah Sakit atau Puskesmas.Pola pendekatan dan pelaksanaan seperti yang diuraikan untuk praktik keperawatan rumah sakit atau puskesmas,namun ditekankan pada pelaksanaan pelayanan askep sebagai kelanjutan dari pelayanan rumah sakit

LanjutanPraktik Keperawatan Berkelompok(Group Nursing Practice) Dengan pola pendekatan dan pelaksanaan seperti yang diuraikan untuk praktik keperawatan rumah sakit atau puskesmas. Beberapa perawat profesional membuka praktik keperawatan selama 24 jam kepada masyarakat yang memerlukan pelayanan/asuhan keperawatan

Lanjutan

Praktik Keperawatan Individu/Perorangan (Individual Nursing Practice) Dengan Pola pendekatan dan pelaksanaan yang sama seperti rumah sakit dan puskesmas. Perawat profesional senior dan berpengalaman secara perorangan/sendiri membuka praktik keperawatan dalam jam praktik tertentu,memberi pelayanan keperawatan khususnya konsultasi kepada masyarakat.

Praktik Keperawatan Profesional Tindakan mandiri perawat profesional melalui kerja sama bersifat kolaboratif dengan pasien/klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

LanjutanPerawat profesional pada pengertian diatas adalah perawat Ahli Madya, Perawat Ahli, Ners, Ners Spesialis dan Ners Konsultan yang pendidikan keperawatannya berasal dari jenjang perguruan tinggi keperawatan.

Malkemes, L.C ( 1983) mengatakan bahwa praktik keperawatan profesional ( profesional nursing practice) adalah suatu proses ketika Ners terlibat dengan klien, dan melalui kegiatan ini masalah kesehatan klien diidentifikasikan dan diatasi.

Karakteristik praktik keperawatan profesional1. Otoritas (autority),yakni memiliki kewenangan

sesuai dengan keahlian yang akan mempengaruhi proses asuhan melalui peran profesional.

2. Akuntabilitas(accountability),yakni tanggung gugat terhadap apa yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan bertanggung jawab kepada klien,diri sendiri,dan profesi,serta mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan.

Lanjutan3. Pengambilan keputusan yang

mandiri(independent decision making), berarti sesuai dengan kewenangannya dengan dilandasi oleh pengetahuan yang kokoh dan menggunakan pendekatan yang ilmiah dalam membuat keputusan(judgments)pada tiap tahap proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah.

4. Kolaborasi(colaboration),artinya dapat bekerja sama,baik lintas program maupun lintas sektor dengan mengadakan hubungan kerja dengan berbagai disiplin dalam mengakses masalah klien, dan membantu klien menyelesaikannya.

Lanjutan5. Pembelaan/dukungan(advocacy),artinya

bertindak demi hak klien untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan intervensi untuk kepentingan atau demi klien,dalam mengatasi masalhanya,serta berhadapan dengan pihak2 lain yang lbh luas.

6. Fasilitasi(facilitation),artinya mampu memberdayakan klien dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya dengan memaksimalkan potensi dari organisasi dan sistem klien-keluarga dalam asuhan

( Chaska,1990)

Hakikat Praktik Keperawatan

Pada hakikatnya, keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi kepada kemanusian, mendahulukan kepentingan kesehatan klien diatas kepentingan sendiri,bentuk pelayanan bersifat humanistik,menggunakan pendekatan secara holistik,dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunkan kode etik sebagai tuntutan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Lanjutan

Hubungan profesional perawat-klien yang pada hakikatnya mengacu pada sistem interaksi anatara perawat-klien secara positif atau mengadakan hubungan terapeutik yang berarti bahwa setiap interaksi yangdilakukan memberikan dampak terapeutik yang memungkunkan klien untuk berkembang lebih baik.

Karakteristik hubungan profesional

1. Berorientasi pada kebutuhan klien.2. Diarahkan pada pencapaian tujuan.3. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan

masalah klien4. Me mahami kondisi klien dengan berbagai

keterbatasannya.5. Memberikan penilaian berdasarkan norma

yang disepakati antara perawat-klien6. Berkewajiban memberi bantuan pada klien

agar mampu menolong dirinya secara mandiri.

Lanjutan7. Berkewajiban untuk membina hubungan

berdasarkan pasa rasa percaya.8. Bekerja sesuai dengan kaidah etik untuk

menjaga kerahasiann klien dan hanya menggunakan informasi untuk kepentingan dan persetujuan klien.

9. Berkewajiban menggunakan komunikasi efektif dalam memenuhi kebutuhan klien.

Fokus Praktik Keperawatan Profesional

Praktik keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat dunia dan sistem kesehatan nasional. Fokus utama keperawatan saat ini adalah kesehatan masyarakat dengan target populasi total

Tujuan Praktik Keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO(1985) harus diupayakan pada pencegahan primer,peningkatan kesehatan pasien,keluarga dan masyarakat,perawatan diri dan peningkatan percaya diri.

Lingkup Kewenangan Perawat

Kewenangan perawat adalah hak dan otonomi untuk melaksanakan asuhan keperwatan berdasarkan kemampuan,tingkat pendidikan,dan posisi yang dimiliki. Lingkup kewenangan perwat dalam praktik keperawatan profesional pada kondisi sehat dan sakit, sepanjang daur kehidupan(mulai dari konsepsi sampai meninggal dunia)

LanjutanMencakup hal-hal berikut:1. Asuhan Keperawatan Anak,yaitu asuhan

keperawatan yang diberikan pada anak usia mulai dari 28hari sampai 18 tahun.

2. Asuhan Keperawatan maternitas,yaitu asuhan keperawatan klien mulai pada masa subur dan neonatus(bayi baru lahir sampai 28 hari)dalam keadaan sehat.

3. Asuhan Keperwatan medikal bedah,yaitu asuhan pada klien usia diatas 18 tahun sampai 60 tahun dengan gangguan fungsi tubuh baik karena trauma atau kelainan fungsi tubuh.

Lanjutan4. Asuhan Keperawatan jiwa, yaitu asuhan

keperawatan pada semua usia yang mengalami berbagai masalah kesehatan jiwa.

5. Asuhan keperawatan keluarga,yaitu asuhan keperawatan pada klien keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat sebagai akibat pola penyesuaian yang tidak sehat sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga.

6. Asuhan keperawatan komunitas,yaitu asuhan keperawatan kepada klien masyarakat pada kelompok diwilayah tertentu pada semua usia sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.

Lanjutan7. Asuhan Keperawatan Gerontik,yaitu asuhan keperawatan pada klien usia 60 tahun keatas yang mengalami proses penuan dan permasalahannya,

LanjutanKewenangan perawat terkait lingkup diatas mencakup berikut:1. Melaksanakan Pengkajian2. Merumuskan diagnosa3. Menyusun rencana4. Implementasi/tindakan5. Evaluasi6. Mendokumentasikan.

Model Praktik Keperawatan di Rumah Sakit

Beberapa jenis sistem pemberian asuhan yang sering juga disebut dengan sistem penugasan meneru Huber ( 1996),yaitu :1. Private Duty Nursing

Prevate Duty Nursing disebut dengan sistem keperawatan kasus yaitu seorang perawat merawat seorang klien.Asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien secara menyeluruh dilakukan oleh seorang perawat baik dirumah sakit maupun dirumah

LanjutanKeuntungan, Sistem pemberian asuhan yaitu memungkinkan perawat hanya memfokuskan kepada kebutuhan satu klien saja sehingga membina hubungan yang akrab dan memuaskan terhadap klien.Kerugian,mahal karena kurang efesien dan mobilitas perawat juga jadi terbatas dan terisolasi dari rekan kerja lainnya.

Lanjutan2. Metode Aplikasi Klien Metode ini adalah perorganisasian pelayanan asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas selama periode waktu atau sampe klien pulang.Kelebihan1. Fokus keperawatan sesuai dengan

kebutuhan klien2. Memberikan kesempatan untuk melakukan

keperawatan yang komprehensif3. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat

tercapai

LanjutanKelemahan1. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah

klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan

2. Peserta didik sulit untuk melatih keterampilan dalam melakukan perawatan dasar,misalnya menyuntik,mengukur suhu

3. Kelanjutan perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab klien bertugas

Lanjutan3. Functional Nursing Dilakukan tiap perawat bekerja berdasarkan tugas spesifik dan bersifat teknis seperti memberi perawat ,memandikan klien atau mengukur tanda vital.Kelebihan1. Sistem fungsional secara administratif

sangat efesien karena setiap perawat mendapat tugas yang spesifik untuk sejumlah pasien

2. Perawat terampil untuk tugas tertentu.3. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi

perawat setelah selesai melaksanakan tugas

LanjutanKelemahan1. Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau

tidak total sehingga proses keperawatan sulit dilakukan

2. Apabila pekerjaan selesai perawat cenderung meninggalkan klien dan melalukan tugas non-keperawatan

3. Perawat hanya melihat asuhan keperawatan sebaagi keterampilan saja.

4. Team Nursing Diberikan oleh tim yang terdiri dari beberapa perawat dan tenaga penunjang keperawatan. Setiap tim terdiri dari ketua tim,anggota tim, tim ini merawat beberapa pasien tertentu.Kelebihan1. Sistem ini mengusahakan peningkatan

kepuasan pasien dan staf perawat pada batas efesiensi biaya

2. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

3. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif.

LanjutanKelemahan1. Memungkinkanterjadinya keterlambatan

tindakan2. Terjadi salah komunikasi, pendelegasian

dilakukan secara bertingkat dan tanggung jawab tim sukar diterjemahkan

3. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim

TERIMA KASIH