model praktek keperawatan profesional

Upload: windrytandibunna

Post on 02-Mar-2016

150 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

M

TRANSCRIPT

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)A. PENGERTIANModel praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional (MPKP).TUJUAN MODEL KEPERAWATAN1.Menjaga konsistensi asuhan keperawatan2.Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawata.3.Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.4.Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.5.Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.Ada lima komponen MPKP :1. Nilai professional2. Pendekatan manajemen3. Metode pemberian asuhan keperawatan4. Hubungan professional5. System penghargaan dan kompensasiB. MACAM METODE PENUGASAN DALAM KEPERAWATANDalam pelaksanaan praktek keperawatan, akan selalu menggunakan salah satu metode pendekatan di bawah ini :1. Metode fungsional.Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara umum, sebagai berikut :a. Kepala Ruangan, tugasnya :Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.b. Perawat staf, tugasnya :- Melakukan askep langsung pada pasien- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatanc. Perawat Pelaksana, tugasnya :Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL).d. Pembantu Perawat, tugasnya :Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi, menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.e. Tenaga Admionistrasi ruangan, tugasnya :Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang, membuat duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan lab untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan. Kerugian metode fungsional:- Pasien mendapat banyak perawat.- Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan- Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.- Pelayanan terputus-putus- Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapaiKelebihan dari metode fungsional :- Sederhana- Efisien.Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu. Contoh metode fungsional-Perawat A tugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang semua klien serta menjawab semua pertanyaan tentang klien2. Metode penugasan pasien/metode kasusYaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien. Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya di ruang isolasi dan ICU.Kekurangan metode kasus :- Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh- Membutuhkan banyak tenaga.- Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan.- Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab klien bertugas.Kelebihan metode kasus:- Kebutuhan pasien terpenuhi.- Pasien merasa puas.- Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.- Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.3. Metode penugasan timYaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim.sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien.Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien.Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :- Ketua tim- Pelakaana perawatan- Pembantu perawatanAdapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan yang lebih baik dengan menggunakan tenaga yang tersedia.Kelebihan metode tim:- Saling memberi pengalaman antar sesama tim.- Pasien dilayani secara komfrehesif- Terciptanya kaderisasi kepemimpinan- Tercipta kerja sama yang baik .- Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal- Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.Kekurangan metode tim:-Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung jawabnya.- Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas terhambat.-Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.- Akontabilitas dalam tim kabur.4. Metode Perawatan PrimerYaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat.Tugas perawat primer adalah :- Menerima pasien- Mengkaji kebutuhan- Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.- Mengkoordinasi pelayanan- Menerima dan menyesuaikan rencana- menyiapkan penyuluhan pulangKonsep dasar :1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat2. Ada otonomi3. Ada keterlibatan pasien dan keluarganyaKetenagaan :1. Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.2. Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.4. Perawat profesional sebagai primer d.an perawat non profesional sebagai asisten.Kepala bangsal :1. Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer2. Orientasi dan merencanaka karyawan baru.3. Menyusun jadwal dinas4. Memberi penugasan pada perawat asisten.Kelebihan dari metode perawat primer:- Mendorong kemandirian perawat.- Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat- Berkomunikasi langsung dengan Dokter- Perawatan adalah perawatan komfrehensif- Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.- Memberikan kepuasan kerja bagi perawat- Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan.Kelemahan dari metode perawat primer:- Perlu kualitas dan- kuantitas tenaga perawat,- Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.- Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.5. Metode Modul (Distrik)Yaitu metode gabungan antara Metode penugasan tim dengan Metode perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang.Keuntungan dan KerugianSama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawat primer.Semua metode diatas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan. Jumlah staf yang ada harus berimbang sesuai dengan yang telah dibahas pembicaraan yang sebelumnya.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONALKelebihan model praktek keperawatan professional :a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberikankepuasan pada anggota timd. bila diimplementasikan di RS dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatane. ruang MPKP merupakan lahan praktek yang baik untuk proses belajar f. ruang rawat MPKP sangat menunjang program pendidikan NursingKekurangan model praktek keperawatan professional :a. Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi tim, membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk. b. Akuntabilitas pada tim.Konsepc. beban kerja tinggid. pendelegasian tugas terbatase. kelanjutan keperawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab klien tugas

D. KARATERISTIK MPKP1. Penetapan jumlah tenaga keperawatan2. Penetapan jenis tenaga keperawatan3. Penetapan standar rencana asuhan keperawatan4. Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer

E. LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI MPKPTahap persiapan :1. Pembentukan teamTerdiri dari coordinator departemen, kepala ruang rawat, perawat ruangan, ketua MPKP2. Rancangan penilaian mutuKelompok kerja yang membuat rencana asuhan keperawatan yang meliputi kepuasan klien.3. Presentasi MPKPUntuk mendapatkan nilai dukungan dari semua yang terlibat pada saat presentasi.4. Penetapan tempat implementasiDalam menentukan tempat implementasi perlu memperhatikan : mayoritas tenaga perawat apakah ada staf baru.5. Identifikasi jumlah klienKelompok klien terdiri dari 3 kriteria, yaitu : minimal, parsial, dan total)6. Penetapan tenaga keperawatan7. Penetapan jenis tenagaa. kepala ruang rawatb. clinical care managerc. perawat primerd. perawat asociate8. Pengembangan standar asuhan keperawatanBertujuan untuk mengurangi waktu perawat untuk menulis, sehingga waktunya habis untuk melakukan tindakan keperawatan9. Penetapan format dokumentasi keperawatan10. Identifikasi fasilitasa. Badge atau kartu nama timb. Papan namac. Papan MPKPTahap pelaksanaan :1. Pelatihan MPKP2. Memberikan bimbingan kepada PP dalam melakukan konferensi3. Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan ronde PA4. Memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan standar Renpra5. Member bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak dengan klien6. Member bimbingan dalam melakukan presentasi dalam tim7. Memberikan bimbingan kepada CCM dalam bimbingan PP dan PA8. Memberi bimbingan tentang dokumentasi keperawatan

Tahap evaluasi :1. Memberikan instrument evaluasi kepuasan klien / keluarga untuk setiap klien pulang2. Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar penilaian3. Penilaian infeksi nasokominal di ruang rawat4. Penilaian rata-rata lama hari rawat

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)

1. Pengertian / DefinisiHoffart dan Woods (1996), mendefinisikan Model Praktik KeperawatanProfesional sebagai sebuah sistem yang meliputi struktur, proses, dan nilai professional yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan dan mengatur lingkungan untukmenunjang asuhan keperawatan. Sebagai suatu model berarti sebuahruang rawat dapat menjadi contoh dalam praktik keperawatanprofessional di Rumah Sakit. .2. Tujuan Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesionala. Meningkatkan mutu askep melalui penataan sistem pemberianasuhan keperawatanb. Memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajar melaksanakan praktik keperawatan profesional.c. Menyediakan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkanpenelitian keperawatan3. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Praktik Keperawatan Profesional Terdapat enam unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu sesuai dengan visi-misi Rumah Sakit, dapat diterapkannya proses keperawatan, efisien dan efektif dalam penggunaan biaya, terpenuhinya kepuasan klien, keluarga danmasyarakat, kepuasan kerja perawat dan terlaksananya komunikasiyang adekuat.4. Komponen Model Praktik Keperawatan Profesionala Nilai Profesional Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional didasarkan pada nilai professional. a. Nilai professional merupakaninti dari Model Praktik Keperawatan Profesional , yang meliputi :nilai intelektual, komitmen moral, otonomi, kendali dan tanggung gugatb. Pendekatan manajemenPendekatan manajemen digunakan untuk mengelola sumber dayayang ada meliputi : ketenagaan, alat, fasilitas serta menetapkanStandar Asuhan Keperawatan (SAK) . Pada Model PraktikKeperawatan Profesional ini kemampuan manajemen keperawatanyang dikembangkan terutama dalam hal mengelola perubahan danpengambilan keputusan.c. Sistem pemberian asuhan keperawatanSistem pemberian asuhan keperawatan (care delivery system) merupakan metode penugasan bagi tenaga perawat yangdigunakan dalam memberikan pelayanan keperawatan kepadaklien. Sistem atau metode tersebut merefleksikan falsafahorganisasi, struktur, pola ketenagaan dan populasi klien. Saat inidikenal lima jenis metode pemberian asuhan keperawatan, yangterdiri dari : metode kasus, fungsional, tim, primer dan manajemenkasus.d. Hubungan professionalPengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)memungkinkan terjadinya hubungan professional di antar perawatdan praktisi kesehatan lainnya. Hubungan ini dapat terjadi melaluisistem pendokumentasian keperawatan, operan tugas jaga,konferensi awal dan akhir, dan pembahasan kasus.e. Kompensasi dan penghargaanPada suatu layanan professional, seseorang mempunyai hak ataskompensasi dan penghargaan. Kompensasi merupakan salahfaktor yang dapat meningkatkan motivasi, pada Model PraktikKeperawatan Profesional karena masing-masing perawatmempunyai peran dan tugas yang jelas sehingga dapat dibuatklasifikasi yang obyektif sebagai dasar pemberian kompensasi dan penghargaan.5. Aspek Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional Menurut Sitorus (1996) yang diperkuat oleh Nursalam (2002),berdasarkan tingkat perkembangan keperawatan di Indonesia untuk dapat menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional ada tiga aspek yang perlu dikembangkan yang meliputi :a) Ketenagaan Dalam pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional, aspek ketenagaan merupakan komponen pertama yang harus dipertimbangkan, sehingga tujuan pelayanan dapat dicapai. Menurut Werdati (2005) dalam penerapan sistem pemberian asuhan keperawatan terdapat 3 strategi manajemen yang pentingdalam mengelola sumber daya keperawatan yaitu1) Sistem klasifikasi pasienSistem ini dikembangkan untuk mewujudkan asuhankeperawatan yang bermutu dan efisisien, karena pelayanandiberikan sesuai dengan tingkat kebutuhan pasien, merupakanmetode untuk memperkirakan dan mengkaji jumlah kebutuhanpasien terhadap pelayanan keperawatan, sehingga dapatdiketahui jam efektif perawat untuk melakukan pelayanankeperawatan. Depkes (2001) menetapkan indikator jumlah jamkontak perawat dengan pasien rata-rata selama 4,5 jam / hr 2) StafingStaffing merupakan salah satu fungsi khusus manajemenkeperawatan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan :mengidentifikasi jenis dan jumlah dan kategori tenaga yangdibutuhkan pasien, mengalokasikan anggaran tenaga,merekrut, seleksi dan penempatan perawat, orientasi danmengkombinasikan tenaga pada konfigurasi yang baik.3) PenjawdulanPenetapan jumlah tenaga dan penjadualan adalah merupakanproses pengorganisasian sumber daya yang berharga untukmenentukan berapa banyak dan kriteria tenaga seperti apayang dibutuhkan untuk setiap shift . Sedangkan menurut KomisiAkreditasi Rumah Sakit (KARS) menyebutkan bahwa agar pelayanan keperawatan dapat mencapai tujuan yangditetapkan seorang Kepala Ruang harus menyusun jadualdinas yang dapat mencerminkan jumlah dan kategori tenagayang berkemampuan baik pada setiap shift dan adapenunjukan perawat sebagai penanggung jawab shift dengandisertai pembagian tugas yang jelasb) Penerapan sistem pemberian asuhan keperawatanMerupakan metode penugasan yang dipilih dalam memberikanpelayanan asuhan keperawatan sesuai dengan kondisi yang ada diRumah Sakit. Sistem pemberian asuhan keperawatan harusmerefleksikan falsafah organisasi, struktur, pola ketenagaan dankarakteristik populasi pasien yang dilayani. Untuk memperoleh gambaran penerapan sistem ini dapat dilihat dari tanggung jawab pelaksanaan uraian tugas dan pelaksanaan wewenang perawatpelaksana.1) Tanggung Jawab perawat pelaksana :a. Kebenaran asuhan keperawatan meliputi pengkajian,diagnosis dan rencana asuhan keperawatan.b. Kebenaran dan ketepatan pelayanan asuhan meliputitindakan dan evaluasi keperawatan.c. Kelengkapan bahan dan peralatan kesehatand. Kebersihan dan kerapihan pasien serta alat kesehatane. Kebenaran isi rekam asuhan keperawatanf. Kebenaran informasi/bimbingan/penyuluhan kesehatang. Ketepatan penggunaan sumber daya secara efisien danefektif.2) Uraian tugas perawat pelaksana: a. Melaksanakan timbang terima tugas setiap awal dan akhir tugas dari dan kepada petugas penggantinya.b. Melakukan observasi tentang kondisi pasien.c. Mengikuti pre dan post konferens yang dilakukan.d. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yangmenjadi tanggung jawabnya dan didokumentasikan dalam rekam asuhan keperawatan.e. Melakukan monitoring respon pasien terhadap tindakanyang telah dilakukan.f. Melakukan konsultasi tentang masalah pasien.g. Membimbing dan melakukan penyuluhan kesehatankepada pasien dan keluarga.h. Menerima keluhan pasien dan berusaha untukmenyelesaikannya.i. Melakukan evaluasi askep setiap akhir tugas.j. Memperkenalkan diri dan rekan yang berada pada satutimnya untuk melakukan askep lanjutan pada pasien .k. Melaksanakan tugas pendelegasian pada saat jagasiang/malam atau hari libur.l. Mengikuti diskusi kasus / konferens dengan tim kesehatan.m. Mengikuti pertemuan berkala (rutin) ruangan atau tingkatrumah sakit.3) Wewenanga. Memeriksa kelengkapan peralatan ruang perawatanb. Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai denagnkebutuhan pelaksanaan tugasc. Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa danperencanaan keperawatan bagi pasien baru pada bertugasd. Melakukan asuhan keperawatan kepada pasiene. Melaporkan asuhan keperawatan pasien kepadapenanggung jawab.c) Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistempelayanan kesehatan, karena dengan adanya dokumentasi yangbaik, informasi mengenai keadaan pasien dapat diketahui secaraberkesinambungan. Dokumenasi juga merupakan aspek legaltentang pemberian asuhan keperawatan, secara lebih spesifikdokumentasi keperawatan dapat berfungsi sebagai saranakomunikasi antar profesi kesehatan, sumber data untuk pengelolaan pasien dan penelitian dan sebagai barang buktipertanggungjawaban dan pertangunggugatan asuhan keperawatanserta sebagai sarana pemantauan asuhan keperawatan.Dokumentasi keperawatan dibuat berdasarkan pemecahanmasalah pasien, yang terdiri dari format pengkajian, rencanakeperawatan, catatan tindakan dan catatan perkembangan pasien

6. MANFAAT MPKP Dapat meningkatkan mutu askep Untuk menata tenaga keperawatan dlm upaya menuju layanan yg profesional Untuk proses belajar bagi mahasiswa keperawatan Untuk menunjang program pendidikan ners spesialis keperawatan. Untuk tempat penelitian keperawatan PENDAHULUANPembangunan Kesehatan diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk sehingga derajat Kesehatan dapat dicapai secara optimal.Rumah sakit sebagai suatu sistem pelayanan Kesehatan yang mengemban tugas melaksanakan upaya Kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Berdasarkan tugas rumah sakit di atas, maka salah satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan.Yang dimaksud dengan pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah salah satu jenis pelayanan professional yang diselenggarakan oleh rumah sakit untuk melayani kebutuhan masyarakat khususnya dalam bidang keperawatan yang diorganisir melalui pelayanan rawat inap. Seluruh kegiatan pelayanan keperawatan di rumah sakit diselenggarakan selama 24 jam sehari secara berkesinambungan. Kegiatan tersebut diatur dan diorganisir oleh manajer keperawatan.Pelayanan keperawatan sebgai bagian integral dari pelayanan Kesehatan di rumah sakit, menentukan mutu pelayanan Kesehatan di rumah sakit, oleh karena keberadaan perawat yang memberikan asuhan keperawatan selama 24 jam secara berkesinambungan. Keluhan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan pada umumnya ditujukan pada sikap perawat yang kurang baik, kurang terampil dalam berkomunikasi.Dalam aspek pelayanan keperawatan dimana pelayanan keperawatan sebagai bentuk kegiatan utama dari pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada masyarakat belum dapat diwujudkan sebagai pelayanan Kesehatan yang berkualitas. Keadaan actual pelayanan keperawatan menunjukkan bahwa banyak tenaga keperawatan lebih berkonsentrasi dan terlibat dengan tindakan pengobatan dan penggunaan tehnologi yang berorientasi medik untuk mengatasi kompleksitas penyakit. Mereka berupaya untuk saling mendukung dengan profesi Kesehatan lain, namun sebagai praktisi mereka masih dinilai lebih rendah untuk komitmen dan tanggung jawab penting yang diembannya.Sebaliknya, sedikit sekali perawat yang melakukan pelayanan keperawatan berorientasi keperawatan yang dilandaskan pada teori dan konsep keperawatan untuk memenuhi kebutuhan individu yang sedang merngalami respon terhadap penyakit dan pengobatan. Sehingga karakteristik dari peran dan fungsi keperawatan dalam sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit kurang terlihat secara jelas. Hal ini dapat memfasilitasi situasi yang kurang kondusif bagi tenaga keperawatan dalam mengembangkan kemampuan profesionalnya.Menyikapi kesenjangan yang terjadi dalam konteks pelayanan keperawatan, dirasakan perlunya upaya mengembangkan manajemen asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pasien. Manajemen Asuhan Keperawatan.Manajemen asuhan keperawatan adalah bagian dari manajemen pelayanan keperawatan yang merupakan pelaksanaan proses keperawatan dengan menggunakan konsep-konsep-konsep manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengendalian atau evaluasi (Gillies, 1994). Kepala Ruangan sebagai manajer unit (ruang rawat) adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan kewenangan dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat di rumah sakit. Oleh karena itu tanggung jawab manajemen asuhan keperawatan telah didesentralisasikan kepada Kepala Ruangan, sehingga merupakan kewenangan penuh Kepala Ruangan untuk mengatur seluruh aktifitas asuhan keperawatan yaitu kewenangan untuk pengambilan keputusan, meningkatkan mutu asuhan keperawatan secara terus menerus dalam 24 jam, meningkatkan komunikasi intra dan antar unit/bagian, menciptakan hubungan interpersonal yang baik sehingga anggota akan lebih kreatif bagaimana meningkatkan asuhan keperawatan.Pengelolaan asuhan keperawatan di ruang rawat merupakan ujung tombak praktik keperawatan profesional (PKP) dimana perawat berhubungan langsung dengan klien dan keluarganya atau orang yang terdekat dalam membantu memenuhi kebutuhan dasarnya agar pada akhirnya ia dapat mandiri dan hidup secara produktif. Pengelolaan/manajemen asuhan keperawatan yang dirancang secara profesional guna memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi pada klien dan keluarganya melalui suatu pengembangan model praktik keperawatan profesional dimana model ini telah dicobakan di RSUPN Cipto Mangunkusumo sejak tahun 1996 dengan bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Pada tahun 2000 telah dilakukan evaluasi terhadap efektifitas pelaksanaan mnodel ini dan dilaporkan bahwa ternyata dengan penggunaan model ini mampu meningkatkan mutu asuhan keperawatan.MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONALPengembangan model ini bertujuan meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui penataan sistem pemberian asuhan keperawatan . melalui model ini dapat ditetapkan rencana kebutuhan tenaga keperawatan secara profesional, metoda pemberian asuhan keperawatan yang digunakan dan cara pendokumentasian asuhan keperawatan.Model Praktek Keperawatan Profesional merupakan suatu model yang memberi kesempatan kepada para perawat profesional untuk menerapkan otonominya dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Model ini selalu mengupayakan bentuk pelayanan dan asuhan keperawatan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien melalui berbagai pendekatan. Pemberian asuhan keperawatan di ruang model ini berlandaskan nilai-nilai professional yang menunjukkan adanya otonomi, akontabilitas perawat, dan pengembangan profesi yang memfokuskan setiap upaya keperawatan pada kulaitas pelayanan keperawatan yang tinggi. Kerja tim, kolaborasi, dan konsultasi dijalankan secara konsisten untuk meningkatkan hubungan professional..Dalam suatu ruang model keperawatan professional, bentuk pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan membutuhkan suatu pengambilan keputusan yang didesentralisasikan, memperluas lingkup dan jenis tugas serta tanggung jawab perawat manajer ruangan..PENGELOLAAN DI RUANG MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONALModel praktek keperawatan professional terdiri dari 4 komponen utama, yaitu :1. Ketenagaan Keperawatan2. Metoda pemberian asuhan keperawatan3. Proses Keperawatan4. Dokumentasi KeperawatanKetenagaan KeperawatanPada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada :Jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien (Douglas, 1984). Menurut Loveridge & Cummings (1996) klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori, yaitu :a. Perawatan minimal : memerlukan waktu 1 2 jam/24 jam.: Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri. Makan dan minum dilakukan sendiri Ambulasi dengan pengawasan Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift. Pengobatan minimal, status psikologis stabil. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan.b. Perawatan intermediet : memerlukan waktu 3 4 jam/24 jam.: Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali Voley kateter/intake output dicatat Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan, memerlukan prosedurc. Perawatan maksimal/total : memerlukan waktu 5 6 jam/24 jam : Segala diberikan/dibantu Posisi yag diatur, observasi ytanda-tanda vital setiap 2 jam Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena Pemakaian suction Gelisah/disorientasiMenurut Douglas (1984) ada beberapa kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan perpasien untuk dinas pagi, sore dan malam.WaktuKlasifikasiPagiSoreMalam

MinimalPartialTotal0,170,270,360,140,150,300,100,070,20

Sebagai contoh :Ruang perawatan bedah terdapat 30 pasien, yang terdiri dari 10 pasien minimal, 15 pasien partial, dan 5 pasien total. Maka jumlah perawat yang diperlukan untuk jaga pagi adalah :10 x 0,17 = 1,715 x 0,27 = 4,055 x 0,36 = 1,8--------------------7,55 8 orang perawat yang dibutuhkan untuk dinas pagi.Untuk mengetahui kebutuhan aktual tenaga keperawatan diruang perawatan sebaiknya dilakukan setiap hari selama minimal 22 hari, dan dalam waktu yang sama.Misalnya rata-rata perawat yang diperlukan di Ruang Bedah menurut perhitungan Douglas adalah 10 orang perawat, maka jumlah yang diperlukan pada ruang tersebut adalah Perawat shift : 10 orang Libur cuti : 5 orang Ketua tim : 3 orang Kepala Ruangan : 1 orang------------------------------------19 orang.Terdapat pula cara lain dalam perhitungan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang diperlukan yaitu dengan menggunakan rumus yang dikembangkan Arndt dan huckabay, 1975 (Gillies, 1994) yang selanjutnya secara populer disebut Formula Gillies, yaitu dengan komponen yang dipertimbangkan dalam perhitungan :A. Penentuan Rata-rata jam perawatan yang diperlukan pasien setiap hari B. Rata-rata sensus harian pasien.C. jumlah hari/tahun = 365 hari,D. Rata-rata hari libur perawat setiap tahun = 140 hari.E. Jumlah jam kerja perawat setiap hari.F. Jam perawatan yang dibutuhkan pertahunG. Jam perawatan yang diberikan oleh masing-masing perawat pertahunH. Jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang rawat.Rumus :A X B X C F------------- = ----- = H.(C-D) E GContoh :A = 4B = 20E = 84 x 20 x 365 29.200--------------- = ---------- = 16.20 16 Perawat shift (pagi, sore, malam)(365 140) 8 1800Catatan : penentuan jumlah rata-rata jam perawatan pasien dengan mempertimbangkan :1. Minimal care : 1-2 jam/24 jam2. Moderate care/partial care : 3 - 4 jam/24 jam3. Total care : 5 6 jam/24 jam.Contoh : Berdasarkan soal pada klasifikasi tingkat ketergantungan pasien pada Ruang Rawat yaitu terdapat 30 orang pasien, yang terdiri dari 10 minimal care, 15 partial care dan 5 total care. Maka jumlah rata-rata jam perawatan adalah :Perawatan minimal : 10 x 2 = 20 jam/10 pasien.Perawatan partial : 15 x 4 = 60 jam/15 pasienPerawatan total : 5 x 6 = 30 jam/5 pasien.= 110 : 30 3,66 4 jam Menentukan komposisi tenaga :Abdellah dan Levine pada tahun 1965 (Gillies, 1994) menyarankan kombinasi tenaga keperawatan yaitu 55 % tenaga profesional dan 45 % tenaga non profesional. Bila disesuaikan dengan katagori tenaga keperawatan di Indonesia, maka 55 % minimal lulusan D III Keperawatan dan 45 % tenaga keperawatan lulusan SPK. Intermountain Health Care menyarankan bahwa kombinasi tenaga keperawatan adalah : 58 % RN, 26 % LPN, dan 16 % Aides (perawat pembantu). Apabila dikonversi kategori diatas pada situasi ketenagaan keperawatan di Indonesia maka 58 % Sarjana Keperawatan/D IV Keperawatan, 26 % D III Keperawatan dan 16 % Perawat Kesehatan (SPK).Perbandingan dinas pagi-sore-malam : 47 % Pagi, 36 % Sore, dan 17% Malam.Metoda pemberian asuhan keperawatan :Sistem pemberian asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan pemberian asuhan keperawatan secara efektif dan efisien kepada sejumlah pasien. Setiap metoda memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.Terdapat 3 pola yang sering digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan, yaitu penugasan fungsional, penugasan tim , penugasan primer.a. Penugasan Keperawatan Fungsional :Sistem penugasan ini berorinetasi pada tugas dinama fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap perawat pelaksana, misalnya seorang perawat ditugaskan khusus untuk tindakan pemberian obat, perawat yang lain untuk mengganti verband, penyuntikan, observasi tanda-tanda vital, dan sebagainya. Tindakan ini didistribusikan berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing perawat pelaksana. Oleh karena itu kepala Ruangan terlebih dahulu mengidentifikasi tingkat kesulitan tindakan tersebut, selanjutnya ditetapkan perawat yang akan bertanggung jawab mengerjakan tindakan yang dimaksudkan. Setiap perawat pelaksana bertanggung jawab langsung kepada kepala Ruangan. Tidak ada perawat pelaksana yang bertanggung jawab penuh untuk asuhan keperawatan pada seorang pasien.Keuntungan : Menyelesaikan banyak pekerjaaan dalam waktu singkat. Tepat metoda ini bila ruang rawat memiliki keterbatasan/kurang tenaga keperawatan professional. Perawat lebih terampil, karena orientasi pada tindakan langsung dan selalu berulang-ulang dikerjakan.Kerugian : Memilah-milah asuhan keperawatan oleh masing-masing perawat. Menurunkan tanggung gugat dan tanggung jawab. Hubungan perawat-pasien sulit terbentuk. Pelayanan tidak professional. Pekerjaan monoton, kurang tantangan.b. Penugasan Keperawatan Tim :Adalah suatu bentuk sistem/metoda penugasan pemberian asuhan keperawatan, dimana Kepala Ruangan membagi perawat pelaksana dalam beberapa kelompok atau tim, yang diketuai oleh seorang perawat professional/berpengalaman. Metoda ini digunaklan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dan kemampuannya.Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab kegiatan anggota tim. Tujuan metoda penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan yang berpusat kepada pasien. Ketua Tim melakukan pengkajian dan menyusun rencana keperawatan pada setiap pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat. Oleh karena kegiatan dilakukan bersama-sama dalam kelompok, maka ketua tim seringkali melakukan pertemuan bersama dengan anggota timnya (konferensi tim) guna membahas kejadian-kejadian yang dihadapi dalam pemberian asuhan keperawatan.Keuntungan : Melibatkan semua anggota tim dalam asuhan keperawatan pasien. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapaty dipertanggung jawabkan. Membutuhkan biaya lebih sedikit/murah, dibanding sistem penugasan lain. Pelayanan yang diperoleh pasien adalah bentuk pelayanan professional.Kerugian : Dapat menimbulkan pragmentasi dalam keperawatan. Sulit untuk menentukan kapan dapat diadakan pertemuan/konferensi, karena anggotanya terbagi-bagi dalam shift. Ketua tim lebih bertanggung jawab dan memiliki otoritas, dibandingkan dengan anggota tim.c. Penugasan Keperawatan PrimerKeperawat primer adalah suatu metoda pemberian asuhan keperawatan dimana perawat perofesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan , implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas utama perawat primer yang dibantu oleh perawat asosiet.Keperawat primer ini akan menciptakan kesepakatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan berorientasi kepada pasien.Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien di bawah tanggung jawab perawat primer , dan perawat asosiet yang akan mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan dalam timdakan keperawatan.Keuntungan : Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab dan tanggung gugat meningkat. Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan. Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien. Terciptanya kolaborasi yang baik. Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat perbantuan. Metoda ini mendukung pelayanan professional. Penguasaan pasien oleh seorang perawat primer.Kerugian : Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat pelaksana harus perawat professional. Biaya yang diperlukan banyak.Proses KeperawatanProses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan titik sentral dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah yang fragmatis dalam pengambilan keputusan adalah : 1). Identifikasi masalah, 2) menyusun alternatif penyelesaikan masalah, 3) pemilihan cara penyelesdaian masalah yang tepat dan melaksanakannya, 4) evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada langkah-langkah proses keperawatan yaitu : 1) pengkajian fokus pada keluhan utama dan eksplorasi lebih holistik, 2) diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari masalah masalah keperawatan, 3) rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah, 4) implementasi rencana dan 5) evaluasi hasil tindakan.Dokumentasi KeperawatanDokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang baik, maka informasi mengenai keadaan Kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan. Disamping itu, dokumentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik, dokumentasi berfungsi sebagai sarana komunikasi antar profesi Kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bahan bukti pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan.Dokumen dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien. Dokumentasi berdasarkan masalah terdiri dari format pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan, dan catatan perkembangan pasien.Model Penugasan TIM.Metoda ini secara khusus dibahas berdasarkan pertimbangan kemungkinan pilihan yang paling tepat untuk dilaksanakan di MPKP RS.Wahidin Sudirohusodo.Sebagaimana diuraikan terdahulu bahwa model tim adalah merupakan suatu model pemberian asuhan keperawatan dimana seseorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap angota kelompok mempunyai konstribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan kualitas asuhan keperawatan meningkat. Menurut Kron & Gray (1987), pelaksanaan model tim harus dilandaskan pada konsep berikut ini :1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai tehnik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas dalam kebutuhan klien merencanakan, melakukan supervisi dan evaluasi asuhan keperawatan. pelaksanaan konsep tim sangat bergantung pada filosofi ketua tim apakah berorietntasi pada tugas atau pada klien.Tanggung jawab Ketua Tim adalah :a. Mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana keperawatanb. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medik.c. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan memberi bimbingan melalui konferensd. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses atau hasil yang diharapkan serta mendokumentasikannya.2. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin. Terdapat komunikasi yang terbuka melalui berbagai cara terutama melalui rencana keperawatan yang tertulis yang merupakan pedoman dalam melaksanakan asuhan, supervisi dan evaluasi.3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan Ketua Tim. Ketua Tim membantu anggota tim memahami dan melakukan tugas sesuai dengan kemampuan mereka.4. Peran Kepala Ruangan penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh Kepala Ruangan. Dalam hal ini Kepala Ruangan diharapkan telah :a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf.b. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruanganc. Memberi kesempatan pada Ketua Tim untuk pengembangan kepemimpinan.d. Menjadi nara sumber bagi Ketua Tim.e. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatanf. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf.Tugas dan tanggung jawab :Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab didalam melaksanakan asuhan keperawatan dibewdahan tugas dan tanggung jawab Ketua Tim dan tugas serta tanggung jawab anggota tim.1. Tugas dan tanggung jawab ketus tim ;a. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan klien sejak masuk sampai pulang.b. Mengorientasikan klien yang baru dan keluarganya.c. Mengkaji kondisi kesehatan klien dan keluarganyad. Membuat diagnosa keperawatan dan rencana keperawatane. Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota timf. Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam melakukan tindakan keperawatang. Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan.h. Melaksanakan tindakan keperawatan tertentui. Mengembangkan perencanaan pulangj. Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan oleh anggota timk. Melakukan/mengikuti pertemuan dengan anggota tim/tim kesehatan lainnya untuk membahas perkembangan kondisi pasien.2. Tugas dan tanggung jawab anggota tim :a. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncana ketua Tim.b. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukanc. Membantu ketua tim melakukan pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan dan membuat rencana keperawatan.d. Membantu ketua Tim mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.e. Membantu/bersama dengan ketua tim mengorientasikan pasien baru.f. Menggnati tugas pembantu keperawatan bila diperlukan.3. Tugas dan tanggung jawab pembantu keperawatan, adalah :a. Membersihkan ruangan dan meja pasienb. Menyedikan alat-alat yang diperlukan untuk tindakan keperawatan c. Membantu perawat dalam melakukan asuhan keperawatand. Memberishkan alat-alat yang telah digunakane. Mengurus pemberangkatan dan pemulangan pasien konsulf. Mengantar urinal dan pispot ke dan dari pasien.Strategi kerja dari Tim :Saat pasien baru masuk di ruang rawat, pasien dan keluarga akan diterima oleh Ketua Tim dan diperkenalkan kepada anggota tim yang ada. Kemudia ketua tim akan memberikan orinetasi tentang ruang, peraturan-peraturan ruangan, perawat penanggung jawab(ketua tim) dan anggota tim.Ketua Tim (dapat dibantu oleh anggota tim) melakukan pengkajian, kemudian membuat rencana keperawatan berdasarkan standar rencana keperawatan yang sudah ada setelah terlebih dahulu melakukan analisa dan modifikasi terhadap rencana keperawatan tersebut sesuai dengan kondisi pasien.Setelah menganalisan dan memodifikasi rencana keperawatan, ketua tim menjelaskan rencana keperawatan tersebut kepada anggota tim, selanjutnya anggota tim akan melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan renacana keperawatan tersebut dan rencana tindakan medis yang dituliskan pada format tersendiri. Tindakan yang telah dilakukan oleh anggota tim lalu didokumentasikan pada format yang tersedia.Bila anggota tim yang menerima pasien baru pada sore dan malam hari atau saat hari libur, pengkajian awal dapat dilakukan oleh anggota tim terutama yang terkait dengan masalah kesehaan utama pasien, anggota tim membuat masalah keperawatan yang utama dan melakukan tindakan keperawatan dengan terlebih dahulu mendiskusikannya dengan penanggung jawab sore/malam/hari libur. Saat ketua tim ada, pengkajian dilengkapi oleh ketua tim, kemudian membuat rencana yang lengkap dan selanjutnya akan menjadi panduan bagi anggota tim dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.Pada dinas pagi, ketua tim bersama anggota tim melakukan operan dari dinas malam (hanya pasien yang dirawat oleh tim yang bersangkutan), selanjutnya dengan anggota tim pagi melakukan konferens tentang permasalahan pasien, pembagian pengelolaan pasien untuk tiap anggota tim, dan mengkoordinasikan tugas yang harus dilakukan oleh anggota tim.Selain dengan anggota tim, ketua tim juga melakukan komunikasi langsung dengan dokter, ahli gizi dan tim kesehatan lain untuk membahas perkembangan pasien dan perencanaan baru yang perlu dibuat. Selain itu mengidentifikasi pemeriksaan penunjang yang telah ada dan yang perlu dilakukan selanjutnya. Bila terdapat rencan baru atau ada tindakan tertentu yang harus dilakukan, maka ketua tim akan mengkomunikasikan kepada anggota tim untuk melaksanakannya. Jika terdapat tindakan spesifik yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh anggota tim maka keua tim yang akan melakukan langsung tindakan tersebut. Terutama dalam melakukan intervensi pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga akan dilakukan oleh ketua tim yang didasarkan atas hasil pengkajian pada kebutuhan peningkatan pengetahuan. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan mandiri oleh ketua tim atau kolaborasi, midsalnya dengan ahli gizi untuk penjelasan mengenai diet pasien yang benar.Selama anggota tim melakukan asuhan keperawatan pada pasien, ketua tim akan memonitor tindakan yang dilakukan dan memberi bimbingan pada anggota tim. Anggota tim selama melakukan asuhan keperawatan harus mendokumetasikan semua tindakan yang telah dilakukan pada format-format yang terdapat dipapan dokumnetasi. Kemudian ketua tim akan memonitor dan mengevaluasi kokumentasi yang dibuat oleh angota tim.Setiap hari ketua tim mengevaluasi perkembangan pasien dengan mendokumentasikan pada format catatan perkembangan dengan metoda SOAP (data subjektif, data objektif, analisa, dan perencanaan). Catatan perkembangan pasien ini bagi anggota tim juga menjadi penuntun dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.Bila ada pasien yang akan pulang atau pindah ke unit perawatan lain, ketua tim akan membuat resume keperawatan sebagai informasi tentang asuhan keperawatan yang telah diberikan pada pasien selama dirawat, yang berisi masalah-masalah pasien yang timbul dan masalah yang sudah teratasi, tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan pendidikan kesehatan yang telah diberikan.Pada penggantian dinas pagi-sore dilakukan oeran antara anggota tim pagi dengan anggota tim sore yang didampingi oleh ketua tim. Komponen utama yang diinformasikan dalam operan antara lain keadaan umum pasien, tindakan/intervensi yang telah dilakukan dan atau tindakan yang belum dilakukan, hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh perawat dinas sore dan malam yang berkaitan dengan perencanaan keperawatan pasien yang dibuat oleh ketua tim. Selanjutnya bila perlu, ketua tim melengkapi informasi-informasi penting yang belum disampaikan kepada dinas sore. Anggota tim juga menulis laporan pagi/sore/malam pada format yang tersedia.Pendistribusian Tim dalam kegiatan shift :Dibawah ini sebagai contoh sistem pendistribusian tim :Kegiatan shiftTim I/Kt.timTim II/Kt.TimTim III/Kt.Tim

PagiSoreMalam2 anggota tim2 anggota tim2 anggota tim3 anggota tim2 anggota tim2 anggota tim3 anggota tim2 anggota tim2 anggota tim

8 pasien9 pasien8 pasien

Sistem penjadwalan :Penjadualan di unit keperawatan perlu dilakukan dengan cermat, sebab apa yang dapat terjadi di ruangan sulit dipastikan. Kegiatan yang ada banyak tergantung kondisi pasien. Keadaan pasien dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan kondisi sakit dan kebutuhannya. Oleh karena itu penjadualan perawat diatur secara garis besar supaya dimodifikasi sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi yang terjadi di unit keperawatan.Ada beberapa cara penjadualan :1. Penjadualan desentralisasi : Kepala Ruangan merencanakan jadual dinas untuk stafnya. Cara ini menimbulkan kesulitan bila membutuhkan banyak perawat karena absen atau sakit. Kepala Ruangan harus menerencanakan kembali jadual sehingga sering menimbulkan ketidakpuasan staf.2. Penjadualan sentralisasi : Petugas ketenagaan akan merencanakan dan mengendalikan jadual, dengan demikian pekerjaan Kepala Ruangan lebih ringan, tetapi petugas tersebut kurang mengetahui tentang perubahan kebutuhan perawat karena beban asuhan keperawatan meningkat di ruangan, maka perlu diberikan gambaran secara menyeluruh tentang tenaga perawat yang shift.Beberapa yang patut dipertimbangkan dalam penjadualan ;1. Sesuai dengan kebijakan, standar dan praktek yang telah ditetapkan dan bagaimana memanfaatkan tenaga keperawatan yang ada.2. Perbandingan yasng seimbang antara perawat professional dan yang tidak.3. Pelayanan yang terus menerus4. Menghindari maldistribution dan over staffing.5. Kepuasan anggota staf dalam pekerjaan.6. Pertimbangan libur dan hari-hari libur lainnya.7. Memungkinkan penyesuaian dalam kasus penyakit, emergensi, atau perubahan dalam kebutuhan asuhan.8. Anggota staf diinformasikan 2 minggu sebelum implementasi jadual.9. Cegah pada hal yang berhubungan dengan hak-hak individu yang berhubungan dengan diskriminasi akibat perbedaan seks, etnik dan kepercayaan.Contoh sistem penjadualan 4 minggu :Nama PerawatMinggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IV

MSSRKJSMSSRKJSMSSRKJSMSSRKJS

Srimmmmm---ppppppss-ssssmmmmm--

Susi

Leli

Mina

Karim

Dudi

Amir

PP

PP

Pagi333

Sore222

Malam222

Sumber : Swanburg,1993.hal.51.Pedoman orientasi bagi pasien dan keluarga :Selamat datang di ruang rawat Penyakit Dalam Lontara I. Ruang ini adalah ruang percontohan keperawatan dan merupakan ruang perawatan penyakit dalam bagi pasien pria dan wanita. Ruang ini memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 40 buah. Ruang ini merupakan pendidkan bagi dkoter dan perawat. Selam Bapak/Ibu/Saudara di ruang ini ada beberapa hal yang perlu diketahui.Perawat :1. Selama dirawat di ruangan ini, Bapak/Ibu/Saudara akan dirawat oleh beberapa orang perawat, namun ada seorang perawat yang bertanggung jawab terhadap perawatan Bapak/Ibu/Saudara yang disebut Ketua Tim.2. Bila Bapak/Ibu/Saudara ingin mendapatkan informasi tentang perawatan Bapak/Ibu/Saudara dapat ditanya pada Ketua Tim atau pada anggota tim yang bertugas.Dokter :Selama di ruang rawat ini program pengobatan Bapak/Ibu/Saudara akan di bawah tanggung jawab seorang dokter.Perlengkapan sehari-hari :1. Pasien dianjurkan membawa pakaian sendiri untuk dipakai selama di rumah sakit.2. Paien/keluarga dianjurkan membawa sendok, gelas, dan termos air sendiri (air minum disediakan oleh pihak rumah sakit).3. Paien dianjurkan membawa alat-alat mandi sendiri : walap, sabun, handuk, sikat gigi, odol, sampho.4. pakaian pasien dan barang-barang keperluan pasien dapat disimpan di lemari kecil disamping tempat tidur.5. Keluarga dapat menyimpan barang-barang pribadi lainnya di lemari yang disediakan dan saat pulang menyerahkan kuncinya kembali pada ketua tim.Keluarga/pengunjung :1. Pasien dapat ditunggu oleh seorang anggota keluarga bila atas persetujuan ketua tim/kepala ruangan.2. penunggu pasien/keluarga tidak diperkenankan menggunakan fasilitas bagi pasien, misalnya kamar mandi, WC.3. Penunggu pasien/keluarga dapat menggunakan fasilitas yang terdapat di ruang tunggu yaitu pada 4. Penunggu pasien tidak diperkenankan merokok, makan/minum di dalam ruang rawat.Administrasi dan Keuangan :1. Bagi pasien peserta ASKES biaya yang ditanggung adalah biaya perawatan, sebagian biaya pemeriksaan laboratorium, sebagian biaya obat-obatan, dan sebagian biaya tindakan medis (sesuai dengan aturan ASKES). Keterangan tentang pengurusan ASKES dapat diperoleh dai perawat.2. Bagi pasien umum (bukan peserta ASKES) harus membayar uang muka untuk .hari perawat dibagian keuangan ruang rawat penyakit dalam.3. Sebelum pulang, pasien/keluarga melunasi kekurangan biaya perawatan.Waktu kunjungan keluarga/dll:1. Hari biasa/hari kerja : Sore Pk. s/d2. hari libur : Siang : Pk. . S/d..Sore : Pk ..s/d 3. Anak-anak usia DAFTAR PUSTAKADouglass (1992), The Effective Nurse ; leader and Manager, (4th), St.Louis : Mosby Year Book.FIK-UI & RSUPN-Cipto Mangunkusumo (2000), Semiloka : Model Praktek keperawatan Profesional II, Jakarta 12 14 Juli 2000.Gillies (1994), Nursing Management a System Approach, Philadelphia : W.B.Saunders.Kron & Gray (1987), The Management of Patient Care : putting Leadership Skills to Work, (6th), Philadelphia : W.B.Saunders Company.Ratna Sitorus (1998), Jurnal Keperawatan Indonesia : Pengembangan Model PKP di RSU-Cipto Mangunkusumo, Jakarta : FIK-UI.Swansburg 7 Swansburg (1993), Introductory Management and leadership for Nurses, (2nd), Boston : Jones and Bartlett Publishers. TANGGUNG JAWAB KEPALA RUANGAN

TANGGUNG JAWAB KEPALA RUANGANA. Perencanaan1. Menunjuk perawat primer dan mendeskripsikan tugasnya masing-masing.2. Mengikuti serah terima pasien di-shift sebelumnya.3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien yang dibantu perawat primer.4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh perawat primer.5. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap klien.7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.a. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.b. Membimbing penerapan proses keperawatan.c. Menilai asuhan keperawatan.d. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.e. Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk.8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.9. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit. B. Pengorganisasian1. Merumuskan metode penugasan yang dilakukan.2. Merumuskan tujuan metode penugasan.3. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat associate secara jelas.4. Membuat rencana kendali kepala ruangan yang membawahkan 2 perawat primer dan perawat primer yang membawahkan 2 perawat associate.5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada tiap hari, dan lain-lain.6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.7. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik.8. Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada perawat primer.

9. Mengetahui kondisi klien dan menilai tingkat kebutuhan pasien.10. Mengembangkan kemampuan anggota.11. Menyelenggarakan konferensi.C. Pengarahan1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.2. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik.3. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,ketrampilan, dan sikap.4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan askep pasien.5. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.6. Meningkatkan kolaborasi.D.Pengawasan 1. Melalui komunikasiMengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.2. Melalui supervisia. Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat ini.b. Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir, membaca dan memeriksa rencana keperawatan, serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan dari perawat primer.3. Evaluasi a. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama.b. Audit keperawatan. Ada 4 fungsi utama dalam manajemen:1. Perencanaan (Planning),2. Pengorganisasian (Organizing),3. Pengarahan (Actuating/Directing),4. Pengawasan (Controlling)Fungsi PerencanaanDalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lainpengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolantak akan dapat berjalan.Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan :- Menetapkan tujuan dan target bisnis- Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut- Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan- Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis.

Fungsi PengorganisasianProses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian :- Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan- Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab- Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja- Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepatFungsi Pengarahan dan ImplementasiProses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :- Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan- Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan- Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan

Fungsi Pengawasan dan PengendalianProses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :- Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan- Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan- Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnissumber : catatankuliahdigital.blogspot.com & id.wikipedia.org

Perencanaan (Planning)Kegiatan seorang manejer adalah menyusun rencana. Menyusun rencana, berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnyaBerbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana, merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencanaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :1) Tindakan apa yang harus dikerjakan ?2) Mengapa tindakan itu harus dikerjakan ?3) Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?4) Kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?5) Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?6) Bagaimana cara melaksanakan tindakan itu ?Menurut Stoner, Planning adalah proses menetapkan sasaran/tujuan dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi. Proses menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.Organisasi (Organizing)Organisasi (Organizing) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran. Bila di tinjau dari proses, maka proses itu adalah proses menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan dapat bekerja secara efektif.Pengorganisasian atau Organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antar bagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut.Pengorganisasian bertujuan membagi satu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.Aktual (Actuating) MenggerakkanMengerakkan atau actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendiri atau penuh kesadaran secara brsama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal in yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership)Pimpinan (Leading)Pekerjaan leading meliputi empat kegiatan yaitu: 1) Mengambil keputusan. 2) Mengadakan komunikasi agar terjadi saling pengertian antara manajer dan bawahan. 3) Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak. 4) Mengkoordinasi kegiatanPengarahan (Directing/Commanding)Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Bila ditinjau dari proses, maka proses itu adalah proses pelaksanaan program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasinya.Motivasi (Motivating)Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan satu dari beberapa fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, inovasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.Inovasi (Inovation)Inovasi adalah Proses atau hasil pengembangan atau pemanfaatan/mobi-lesasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).Koordinasi (Coordinating)Koordinating atau pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.Kendali (Controlling)Kendali, sering juga disebut Pengawasan, Controlling atau, sering juga disebut pengendalian adalah satu diantara beberapa fungsi manajemen berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan tujuan yang telah digariskan semula. Bila ditinjau dari proses, maka proses itu adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan.Pengawasan merupakan tindakan seorang manejer untuk menilai dan mengendalikan jalan suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkanLaporan (Reporting)Adalah suatu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pimpinan yang lebih tinggi, baik secara lisan maupun tertulis. Tentu yang terbaik adalah tertulisStaf (Staffing)Staf merupakan suatu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.Fungsi Operasional ManajemenPada pelaksanaannya, fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan menurut tahapan tertentu akan sangat berbeda jika didasarkan pada fungsi operasionalnya. Operasional adalah proses penentuan pengamatan kegiatan yang dapat diamati, berarti apa yang dilakukan/diamati.Secara opersional, fungsi perencanaan untuk sumber daya manusia akan sangat berbeda dengan fungsi perencanaan untuk sumber daya alam. Demikian pula jika dilihat dari jenis organisasinya.Dalam manajemen organisasi kegiatan/usaha (bisnis), dapat dibedakan secara garis besar menjadi fungsi-fungsi sebagai berikut: 1) Manajemen Sumber Daya Manusia. 2) Manajemen Produksi. 3) Manajemen Pemasaran dan 4) Manajemen KeuanganManajemen Sumber Daya Manusia pada pelaksanaan usaha adalah yang mengelola pelaksana/pekerja (orang).Manajemen Produksi pada pelaksanaan usaha adalah yang mengelola kegiatan memproduksi produkManajemen Pemasaran pada pelaksanaan usaha adalah yang mengelola, mendata dan mencari pembeli/pelanggan.Manajemen Keuangan pada pelaksanaan usaha adalah yang mengelola uang usaha yang diperoleh dari penjualan produk atau pinjaman dari badan lain dalam pelaksanaan kegiatan usaha.Lingkaran SpiralAktifitas fungsi-fungsi manajemen menurut Islam, merupakan sesuatu yang berulang-ulang, menyerupai lingkaran (siklus) atau berbentuk seperti lingkaran ulir atau spiral maju kedepan yang selalu mengarah kepada perbaikan. Kejadian ini dijelaskan pada surat Alam Nasyrah [94] 5 sampai 7.Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6). Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (7).Berulang perkataan sesudah kesulitan itu ada kemudahan (ayat 5 dan 6). Ini berarti suatu siklus. Satu siklus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, kemudian dikerjakan pula siklus kedua dengan sungguh-sungguh (ayat 7).Pada surat ini jelas terlihat penting melakukan pekerjaan dengan berulang-ulang dan sungguh-sungguh, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dari pengalaman pekerjaan pertama begitulah seterusnya. Artinya untuk jenis produk yang sama tentu didapatkan kesulitan, kemudian dilakukan perbaikan dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh diproleh hasil yang lebih baik begitulah seterusnya. Hasil perbaikan akan menghilangkan beban, memberikan kemudahan, kelapangan dan meningkatkan mutu produk karena pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari menyelesaikan kesulitan dari produk tersebut.Perhatikan aktifitas fungsi-fungsi manajemen yang terkenal adalah POAK. Telihat merupakan sesuatu yang berulang-ulang, menyerupai lingkaran (siklus) yaitu POAK-evaluasi (perbaikan)-POAK-evaluasi (perbaikan)-POAK dan seterusnya maka terjadi berbentuk seperti lingkaran ulir atau spiral maju kedepan yang selalu mengarah kepada perbaikan.Kejadian ini bila diperhatikan mengikuti ayat-ayat Al Quran surat Alam Nasyrah [94] ayat 5 sampai 7 dilengkapi dengan langkah Dan hanya kepada Tuhan mulah hendaknya kamu berharap (8). Langkah ini tidak terdapat pada POAK.Mudah-mudahan paparan diatas dapat menjadi masukan dalam menjalankan Usaha/Orgabisasi/bisnis.