minggu 5

2
Minggu 5 Daftar inventaris penyakit : 1. Disentri basiler dan amoeba 2. Inflammatory Bowel Disease 3. Irritable Bowel Syndrome 4. Gastroenteritis akut 5. Crohn’s disease 6. Perdarahan Saluran Cerna Bawah 7. Intoleransi makanan 8. Keracunan makanan 9. Alergi makanan 10. Malabsorbsi 11. Botulisme 12. Demam tifoid A. Inflammatory Bowel Syndrome 1. Definisi dan Klasifikasi Inflamasi yang melibatkan saluran cerna. Etiologi pasti dari inflamasi ini belum diketahui. a) Kolitis Ulseratif Terjadi pada bagian superfisial mukosa dan terbatas hingga mukosa kolon. b) Crohn’s disease c) Indeterminate colitis Inflamasi akibat hal yang belum diketahui tapi bukan termasuk kolitis dan juga bukan disebabkan oleh infek ataupun iskemik. 2. Etiologi, Epidemiologi, Faktor Resiko Insidens lebih tinggi di negara Barat seperti Eropa dan Amerika dan tertinggi di Eropa yaitu 11,8/7,0 per 100.000 penduduk pada tahun 1990-an. Angka prevalensi tertinggi terdapat di Copenhagen yaitu mencapai 161,2/44,4 per 100.000 penduduk. Puncak usia yang lebih sering terkena adalah 25-30 tahun.

Upload: shafrina-irza

Post on 14-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

minggu 5

TRANSCRIPT

Minggu 5Daftar inventaris penyakit :1. Disentri basiler dan amoeba2. Inflammatory Bowel Disease3. Irritable Bowel Syndrome4. Gastroenteritis akut5. Crohns disease6. Perdarahan Saluran Cerna Bawah7. Intoleransi makanan8. Keracunan makanan9. Alergi makanan10. Malabsorbsi11. Botulisme12. Demam tifoid

A. Inflammatory Bowel Syndrome1. Definisi dan KlasifikasiInflamasi yang melibatkan saluran cerna. Etiologi pasti dari inflamasi ini belum diketahui.a) Kolitis UlseratifTerjadi pada bagian superfisial mukosa dan terbatas hingga mukosa kolon.b) Crohns diseasec) Indeterminate colitisInflamasi akibat hal yang belum diketahui tapi bukan termasuk kolitis dan juga bukan disebabkan oleh infek ataupun iskemik.2. Etiologi, Epidemiologi, Faktor ResikoInsidens lebih tinggi di negara Barat seperti Eropa dan Amerika dan tertinggi di Eropa yaitu 11,8/7,0 per 100.000 penduduk pada tahun 1990-an.Angka prevalensi tertinggi terdapat di Copenhagen yaitu mencapai 161,2/44,4 per 100.000 penduduk.Puncak usia yang lebih sering terkena adalah 25-30 tahun.Tidak terdapat perbedaan bermakna antara jumlah kasus laki-laki dan perempuan.Untuk populasi negara Barat tu sendiri kasus lebih banyak terjadi pada orang lulit putih dibandingkan orang kulit hitam.Dari segi ras yang banyak terkena adalah ras Yahudi.Venderung terjadi pada kelompok sosial-ekonimi tinggi, bukan perokok, pemakai kontrasepsi oral dan diet rendah serat.Untuk studi epidemiologi penyakit ini di Indonesia belum mencapai akurasi dan efektifitas yang dapat dipercaya. Hal ini terkait kemampuan dan alat penunjang diagnosis penyakit ini. Seringkali pasien yang diduga IBD akan mendapatkan over-treatment atau under-treatment.3. Patogenesis, Patofisiologi

4. Prinsip Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang5. Tatalaksana6. Komplikasi, Prognosis