metodologi penelitian

24
Laporan Metodologi Penelitian ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA STATISTIKA TERHADAP KEBERADAAN TOILET UMUM DI LANTAI IV JURUSAN STATISTIKA ITS Oleh : Muhammad Dwi Prasetiyo 1305100068 Dosen Dr. Suhartono, S.Si., M.Sc JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2008

Upload: statistika-its

Post on 29-May-2015

13.371 views

Category:

Education


8 download

DESCRIPTION

tentang metodologi persepsi kepuasan mahasiswa terhadap toilet yang ada di jurusan statistika ITS

TRANSCRIPT

Page 1: Metodologi penelitian

Laporan Metodologi Penelitian

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA

STATISTIKA TERHADAP KEBERADAAN TOILET

UMUM DI LANTAI IV JURUSAN STATISTIKA ITS

Oleh : Muhammad Dwi Prasetiyo 1305100068 Dosen Dr. Suhartono, S.Si., M.Sc

JURUSAN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2008

Page 2: Metodologi penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sebagian besar orang tak banyak yang menyadari makna simbolik dari keberadaan bangunan umum yang bernama toilet umum. Toilet umum tidak hanya berarti tempat membuang hajat bagi manusia, tetapi menyangkut berbagai aspek. Aspek tersebut antara lain adalah aspek psikologis pengguna, aspek kesehatan dan keamanan bagi pengguna, pemeliharaan dan lingkungan serta aspek kemudahan bagi pengguna dan pemeliharaan. Seiring dengan pemenuhan kebutuhan manusiawi maka dengan sendirinya keberadaan toilet umum dengan standar tertentu merupakan hal yang sangat penting.

Toilet umum yang bersih menjadi harapan bagi setiap penggunanya seperti di terminal bus, stasiun kereta api, bandara serta tempat-tempat umum lainnya khususnya toilet umum yang ada di Jurusan Statistika FMIPA ITS yang merupakan sasaran utama penelitian ini. Selain itu keberadaan toilet umum yang ada di Jurusan Statistika FMIPA ITS merupakan salah satu fasilitas penting bagi penggunanya yaitu mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Jurusan Statistika.

Standar toilet umum di Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata merupakan faktor yang melatarbelakangi adanya penelitian ini. Adanya standar toilet ini akan semakin menciptakan kenyamanan seseorang untuk melakukan kebutuhan manusiawi seperti membuang hajat di toilet umum. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan mahasiswa statistika terhadap keberadaan toilet umum di lantai IV Jurusan Statistika berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. 1.2 Permasalahan

Permasalahan penelitian ini berdasarkan latar belakang adalah: 1. Bagaimana karakeristik pengguna toilet umum di Lantai IV Jurusan Statistika ITS? 2. Bagaimana tingkat kepuasan Mahasiswa Jurusan Statistika ITS terhadap

keberadaan toilet umum Jurusan Statistika yang terletak di Lantai IV dilihat dari aspek besaran ruang, sirkulasi udara, kontruksi bangunan, dan kebersihannya?

3. Apa yang menjadi prioritas kelengkapan fasilitas toilet umum berdasarkan responden?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Mengetahui karakeristik pengguna toilet umum di Lantai IV Jurusan Statistika ITS. 2. Mengetahui tingkat kepuasan Mahasiswa Jurusan Statistika ITS terhadap

keberadaan toilet umum Jurusan Statistika yang terletak di Lantai IV dilihat dari aspek besaran ruang, sirkulasi udara, kontruksi bangunan, dan kebersihannya.

3. Mengetahui prioritas kelengkapan fasilitas toilet umum berdasarkan responden.

2

Page 3: Metodologi penelitian

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah informasi tentang tingkat kepuasan dan harapan

atau kepentingan pengguna toilet umum di Lantai IV Jurusan Statistika dapat digunakan pihak pengelola toilet umum sebagai masukan yang meliputi perencanaan, perancangan, pelaksanaan, pemeliharaan toilet umum yang lebih baik lagi. 1.5 Batasan Permasalahan

Batasan permasalahan yang digunakan selama penelitian ini antara lain 1. Responden yang disurvey adalah mahasiswa Jurusan Statistika aktif angkatan

2005 dan 2006 yang pernah menggunakan fasilitas toilet umum yang ada di Lantai IV Jurusan Statistika FMIPA ITS.

2. Melihat tingkat kepuasan pengguna fasilitas toilet umum yang ada di Lantai IV Jurusan Statistika FMIPA ITS dilihat dari aspek besaran ruang, sirkulasi udara, kontruksi bangunan, dan kebersihan toiletnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Non Statistika

Tinjauan non statistika pada penelitian ini meliputi definisi toilet umum beserta persyaratan-persyaratan toilet umum yang memenuhi standar yang sesuai dengan standar toilet umum Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Tinjauan non statistik ini sebagian besar diambil dari buku standar toilet umum Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. 2.1.1 Definisi Toilet Umum

Toilet Umum adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan kloset, persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih, aman, dan higienis dimana masyarakat di tempat-tempat domestik, komersial, maupun publik dapat membuang hajat serta memenuhi kebutuhan fisik serta memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis lainnya. (Wibowo, Rahayu, Agustien, dkk, 2004)

Toilet umum tersebut berfungsi utama sebagai ruang untuk buang air besar dan ruang untuk buang air kecil. Dengan fungsi pendukung sebagai ruang penjaga toilet dan ruang penyimpanan alat-alat untuk membersihkan toilet. Sedangkan fungsi lainnya sebagai ruang untuk cuci tangan dan cuci muka, mengganti pembalut wanita, dan merapikan diri (rias, pakaian).

Kelengkapan ruang toilet umum adalah sebagai berikut : a. Kloset duduk/jongkok b. Air dan perlengkapanya (tempat air/gayung, kran, dll) c. Tempat sampah d. Tempat sampah khusus pembalut e. Ruang untuk buang air kecil yang terdiri dari :

Urinal Air dan perlengkapanya (tempat air, kran, dll)

f. Ruang cuci tangan dan cuci muka (wastafel) yang terdiri dari : Wastafel

3

Page 4: Metodologi penelitian

Cermin Air dan perlengkapanya (tempat air, kran, dll)

g. Ruang penjaga dan pelayanan kebersihan (janitor) yang terdiri dari : Penggantung alat pembersih Lemari/rak simpan Bak pencuci Air dan perlengkapannya

2.1.2 Persyaratan Ruang Toilet Umum Persyaratan toilet umum meliputi besaran ruang, sirkulasi udara, pencahayaan, kontruksi. 2.1.2.1 Besaran Ruang

Luas ruangan terdiri dari bidang-bidang datar yaitu: Lantai, adalah ukuran luas yang ditentukan oleh gerakan dan kelengkapan secara horizontal. Dinding adalah ukuran isi dan ketinggian ruang yang ditentukan oleh gerakan dan kelengkapan secara vertikal. Sedangkan atap berada pada posisi ketinggian dinding dengan penentuan besaran minimal yang dapat menutupi luasan ruang.

Besaran ruang untuk toilet Normal (Reguler) terbagi atas: a. Ruang untuk buang air besar (WC)

Ukuran luas ditentukan oleh posisi buang air besar jika menggunakan kloset duduk maupun kloset jongkok :

Lebar minimum 80cm. Ukuran panjang minimum 90cm. Ketinggian plafond minimum 220cm. Secara teknis arsitektur diukur dari poros/as dinding, ukuran luas minimum

menjadi (PxLxT) 80cm x 160 cm x 220 cm. Ukuran yang disarankan adalah (PxLxT) 90cm x 160 cm x 240 cm.

b. Ruang untuk buang air kecil (Urinoir) Lebar satuan untuk aktivitas buang air kecil berdiri untuk orang dewasa

minimum 70cm dengan penyekat. Ketinggian urinal minimum 40cm. Ukuran yang disarankan adalah Lebar ruang urinal 80cm. Ketinggian urinal minimum 45cm. Urinal yang diperuntukan untuk anak-anak dapat digunakan jenis floor standing

atau dibuat langsung diatas lantai. c. Ruang cuci tangan dan cuci muka (Wastafel)

Ukuran dan luas untuk ruang cuci tangan dan cuci muka, minimum adalah : Lebar 80cm.. Lebar bak cuci 50cm. Tinggi bak cuci 70cm. Jarak bak cuci dengan dinding 90cm.

4

Page 5: Metodologi penelitian

Ukuran yang disarankan adalah Lebar 80cm. Lebar bak cuci 60cm. Tinggi bak cuci 80cm. Jarak bak cuci denga dinding 120cm.

2.1.2.2 Sirkulasi Udara Kriteria sirkulasi udara yang memenuhi standar toilet umum antara lain:

Ruang toilet basah mempunyai kelembaban yang sangat tinggi (40-50%). Pengendalian kelembapan dengan sirkulasi udara yang baik guna penyesuaian dengan suhu luar. Dan dengan taraf pergantian udara yang baik yaitu mencapai angka 15 air-change per-jam. (dengan suhu normal toilet 20-270C untuk toilet indoor).

Apabila posisi ruangan tidak memungkinkan untuk dibuat bukaan ventilasi, exhaust fan dapat digunakan sebagai alternatif.

Akan jauh lebih baik apabila dipasang sebuah alat pengering lantai di bawah wastafel untuk memaksimalkan usaha menjaga lantai tetap kering saat.

Meja untuk wastafel harus memiliki back-splash untuk mencegah tumpahan air di dekat area wastafel.

2.1.2.3 Pencahayaan Kriteria pencahayaan yang memenuhi standar toilet umum antara lain:

Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.

Pencahayaan alami yang baik akan menghemat energi dan meningkatkan penampilan positif sebuah toilet. pencahayaan yang buruk akan membuat toilet nampak kusam, gelap, penuh dengan bayangan dan bahkan bisa membuat tampak kotor.

Iluminasi standar 100-200lux. minimal 100lux untuk penerangan generalnya. 2.2.2.4 Konstruksi Bangunan

Kontruksi bangunan toilet umum meliputi lantai, dinding, langit-langit, kloset dan sanitary, pintu dan jendela ventilasi, dan lampu. A. Lantai

Kemiringan minimum lantai 1% dari panjang atau lebar lantai. Bahan finishing / pelapis lantai bisa terbuat dari ubin keramik, semen plester /

acian, atau batu alam yang tidak licin akan tetapi mudah dibersihkan dan kuat, atau untuk alternatif bisa digunakan lantai vinyl. (Penggunaan ubin terazzo tidak disarankan, rentan terhadap bahan kimia).

B. Dinding

Dinding berwarna terang sangat memudahkan kontrol kebersihan. Ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis dinding gypsum tahan air atau

bata dengan lapisan tahan air. Untuk alternatif bahan dinding yang lebih murah, bisa digunakan dinding batako

yang dilapisi cat tahan air.

5

Page 6: Metodologi penelitian

C. Langit-langit Langit-langit / plafond terbuat dari bahan lembaran-lembaran yang cukup kaku

dan rangka yang kuat, sehingga memudahkan perawatan dan tidak mudah kotor. (bisa menggunakan kayu lapis / triplek min 3mm, calciboard, anyaman bambu yang cukup rapat, dsb. Rangka langit-langit dapat menggunakan kayu, bambu, ataupun besi pipa (metal hollow).

Apabila terdapat pipa diatas langit-langit, dibuat lubang untuk orang masuk (man-hole) untuk memungkinkan akses yang lebih mudah untuk perawatan dan perbaikan.

D. Kloset dan sanitari lainnya

Pastika semua sanitari mempunyai bowl / leher angsa yang baik sebagai penahan bau.

Sebaiknya semua saniter berwarna putih untuk memudahkan deteksi kotoran, seperti kencing dan/ tinja.

Untuk toilet umum sebagai fasilitas terbatas, akan jauh lebih baik bila setiap kloset dilengkapi dengan jet spray, washlet-eco (karena tidak semua orang menggunakan ketas toilet) dan sistem dual flush (untuk menghemat penggunaan air bersih).

E. Pintu dan jendela ventilasi

Daun pintu harus terbuat dari bahan yang tahan air, ringan dan mudah dibersihkan.

Untuk tingkat penggunaan yang tinggi, seperti terminal bus atau pasar, akan lebih baik apabila mempunyai akses masuk dengan sirkulasi melingkar ”S” (akses lubang pintu tidak langsung mengarah pada ruang toilet sirkulasi / keramaian secara langsung, ada ruang antara, agak memutar) tanpa harus menggunakan daun pintu.

Ketinggian pintu dari lantai harus mempunyai ambang yang lebih tinggi dari biasanya.

Kusen pintu dan jendela ventilasi juga harus terbuat dari bahan yang tahan air dan mudah dibersihkan.

Sebaiknya setiap pintu WC memiliki penutup pintu (door-closer) otomatis dan bisa dikunci dari dalam.

Daun pintu terpasang disebelah kanan dan membuka kedalam (untuk menghindari benturan dengan aktivitas diluar). Pintu yang membuka keluar mungkin dibuat jika ada keterbatasan ruang dan tingkat pemakaian relative rendah.

Untuk penyandang cacat, pintu menggunakan jenis pintu geser atau sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Kep Men 468 / KPTS / 1998 Tentang persyaratan Teknis aksesbilitas pada bangunan umum dan lingkungan.

Gantungan untuk pakaian dan tas dibuat pada posisi daun pintu.

6

Page 7: Metodologi penelitian

F. Lampu Lampu TL (flourescent) atau bohlam (incandescent) yang diposisikan secara strategis dekat cermin, sehingga tidak menyilaukan, dan kesan yang ditimbulkan lampu Incandescent jauh lebih baik dibandingkan dengan lampu flourescent.

2.1.3 Standar Minimal Hygienis Sanitasi Standar minimal hygienis sanitasi meliputi ventilasi dan sirkulasi, tempat sampah, penyediaan air, pencahayaan, pembuangan limbah cair dan tinja, pengelolaan (kebersihan toilet). A. Ventilasi dan Sirkulasi Standar Minimal

Pertukaran udara alami, menggunakan kawat kasa. Toliet umum harus memiliki sistem ventilasi yang baik, karena sebagai tempat

berkembang biaknya bateri dan jamur. Apabila posisis ruangan tidak memungkinkan untuk dibuat bukaan ventilsi,

penggunaan exhaust fan dapat digunakan sebagai alternatif. Sebaiknya disediakan sebuah alat pengering lantai dibawah wastafel untuk

memaksimalkan usaha menjaga lantai tetap kering setiap saat.

B. Tempat Sampah Standar Minimal

Tempat sampah disediakan dekat dengan tempat cuci tangan, terbuat dari bahan kedap air dan mudah dibersihkan.

Mempunyai tutup yang mudah dibuka tanpa mengotori tangan. Tempat sampah tidak menjadi sarang/tempat berkembang biaknya serangga

ataupun binatang penular penyakit (vektor).

C. Penyediaan Air Toilet yang dilengkapi pembasuh air, maka harus tersedia air bersih yang

cukup untuk pembersihan dan cuci tangan.

D. Pencahayaan Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan alami dan

pencahayaan buatan. Pencahayaan yang baik akan menghemat energi dan meningkatkan

penampilan positif sebuah toilet. Pencahayaan yang bururk akan membuat toilet tampak kusam, gelap, penuh dengan bayangan bahkan bisa membuat tampak kotor.

Pencahayaan alami harus dimaksimalakan karena dapat membantu suasana yang lebih lembut dan ramah, sedangkan pencahayaan yang terlalu keras bisa membuat toilet tampak dingin dan tidak ramah serta tidak mendukung setiap bentuk kegiatan yang dilakukan di dalam toilet. Selain itu cahaya yang terlalu kuat bisa menonjolkan kotoran di dalam area toilet yang susah dibersihkan.

7

Page 8: Metodologi penelitian

E. Pembuangan Limbah Cair dan Tinja Standar Minimal Pengolahan Limbah Cair dan Tinja dari Toilet

Dilarang dibuang ke saluran air hujan (drainage) sungai, danau secara langsung.

Disalurkan pada tangki septic secara komunal yang dilengkapi dengan saluran resapan atau bak resapan.

F. Pengelolaan (Kebersihan Toilet) Standar minimal

Toilet harus dalam keadaan kering dan bersih. Tersedia bahan pembersih : air dan atau kertas toilet. Tersedia tempat sampah tertutup. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus. Lantai mudah dibersihkan, tidak licin dan kedap air. Tidak menjadi perindukan serangga (kecoa, lalat, dan nyamuk). Dinding bersih dan berwarna terang. Permukaan dinding yang terken air terbuat dari bahan kedap air dari keramik

dengan ketinggian min 160 cm. Langit-langit bersih, terang, dengan tinggi min 220 cm. Dapat dilengkapi dengan tanaman hias/gerbera yang dapat menghisap racun

dan bau dalam ruangan, seperti daun sri rejeki dan jenis bunga potong, misal : daun jagung, pedang-pedangan, daun mertua dan lain-lain.

Tersdedia petugas khusus untuk menjaga kebersihan toilet. Tersdia peralatan dan bahan pembersih yang memadai. Penampungan sampah dilakukan minimal setiap hari.

2.2 Tinjauan Statistika

Tinjauan statistik meliputi pengujian validitas dan reliabilitas atribut, analisis statistik deskriptif, Analisis Diagram Kartesius. 2.2.1 Pengujian Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk riset yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka kuesioner tersebut harus teruji validitasnya. (Umar, 2003).

Validitas alat pengumpul data menurut beberapa ahli (Anastasi, 1973) dapat digolongkan kedalam beberapa jenis antara lain: validitas konstruk (conctruct validity), validitas isi (content validity), validitas prediktif (predictive validity), validitas eksternal (external validity), dan validitas rupa (face validity). Selain itu, ada jenis validitas lain yang oleh para ahli tersebut di atas tidak dibicarakan, tetapi amat penting bagi penelitian di Indonesia yang penduduknya terdiri dari berbagai budaya. Validitas tersebut adalah validitas budaya (cross cultural validity).

Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (conctruct validity). Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, misalkan seorang peneliti ingin mengukur konsep religiusitas. Pertama-tama yang harus dilakukan oleh peneliti adalah mencari apa saja yang merupakan kerangka dari konsep tersebut. Dengan diketahuinya kerangka tersebut, seorang peneliti dapat menyusun tolok ukur

8

Page 9: Metodologi penelitian

operasional konsep tersebut. Untuk mencari kerangka konsep tersebut dapat ditempuh berbagai cara. Tiga cara berikut ini lazim dipakai didunia penelitian. 1. Mencari definisi-definisi konsep yang telah dikemukakan para ahli yang tertulis

didalam literatur. 2. Seandainya, definisi konsep yang ingin diukur tidak dapat diperoleh dari literatur,

peneliti harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut. 3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau

orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden. Cara menukur validitas konstruk (conctruct validity) dengan menggunakan korelasi

Pearson Product Moment untuk mengukur korelasi tiap pertanyaan pada kuesioner. Rumus korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut :

r =

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−⎟

⎞⎜⎝

∑∑∑∑

∑ ∑∑

====

= ==

2

11

22

11

2

1 11

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

YYnXXn

YXXYn (2.1)

dimana : r : korelasi X : skor tiap pertanyaan Y : skor total dimensi

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian validitas ini adalah: H0 : Pertanyaan tidak dapat mengukur aspek yang sama H1 : Pertanyaan dapat mengukur aspek yang sama Suatu pernyataan dikatakan valid jika nilai hitung (nilai korelasi antar

penyusun atribut yang sama) > nilai )05.0,2( −n dan probabilitasnya < r

r α . Nilai α diambil 0.05. Variabel yang tidak berkorelasi signifikan dengan skor total variable berarti tidak memenuhi uji validitas dan harus dikeluarkan dari pembahasan. 2.2.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemapuan untuk memberikan hasil yang konsisten. Ada cukup banyak teknik untuk mengukur reliabilitas. Terdapat enam macam pengukuran dalam rangka riset pemasaran dan perilaku konsumen. Teknik-teknik pengukuran reliabilitas tersebut adalah a. Teknik Spearman - Brown b. Teknik Test - Retest c. Teknik K – R 20 d. Teknik K – R 21 e. Teknik Observasi f. Teknik Alpha Cronbach’s

Dalam penelitian ini digunakan teknik alpha cronbach’s, karena untuk teknik-teknik yang lain Spearman Brown sampai Hoyt hanya bisa digunakan apabila kategori jawaban hanya menggunakan variabel diskrit yang diskoring menjadi 0 dan 1. Adapun pengukurannya dapat dirumuskan sebagai berikut:

9

Page 10: Metodologi penelitian

Hipotesis : 0H : Hasil pengukuran tidak reliabel

: Hasil pengukuran reliabel 1Statistik uji :

H

⎟⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜⎜

−⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

−=

∑=

21

2

11 tot

k

jj

C kk

σ

σα (2.2)

dimana : cα = nilai Alpha Cronbach’s

k = banyaknya butir pertanyaan

∑=

k

jj

1

2σ = jumlah varians butir jawaban, j = 1,2, ..., k

2totσ = varians total jawaban

0H ditolak jika nilai αc lebih besar sama dengan 0,70 (Umar, 2003) yang berarti bahwa pengukuran yang dihasilkan konsisten. 2.2.3 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk membuat tabulasi data-data dari kuesioner, yaitu menggunakan analisis frekuensi dan cross tabulasi. Analisis frekuensi mencakup gambaran frekuensi data secara umum, sedangkan cross tabulasi menampilkan tabulasi silang dari berbagai pengukuran asosiasi dari dua variabel atau lebih. Data-data tersebut kemudian dideskripsikan tanpa menggunakan tabulasi. 2.2.4 Analisis Diagram Kartesius

Kepuasan konsumen dapat dianalisis dari dua dimensi, yaitu dari harapan-harapan atas sesuatu dan kenyataan-kenyataan yang diterima konsumen. Karena itu hal-hal yang ditanyakan akan terdiri dari dua dimensi (Umar, 2003).

Pada dasarnya analisis diagram kartesius tidak jauh beda dengan analisis kesenjangan (GAP) yaitu untuk mengetahui kesenjangan antara harapan dan persepsi pengguna toilet umum di Lantai IV Jurusan Statistika terhadap layanan yang diberikan oleh pihak pengelola toilet umum. Hanya saja pada proses analisis ini akan di ketahui secara detail atribut layanan mana yang perlu di perhatikan secara serius, dipertahankan atau kualitas layanan yang selama ini diberikan berlebihan.

Untuk mengetahui posisi masing-masing atribut layanan, maka dapat di bagi menjadi empat bagian membentuk diagram kartesius, hasil pengukuran atribut layanan tersebut berdasarkan tingkat harapan dan persepsi yang memungkinkan pihak pengelola toilet umum yaitu dalam masalah ini pihak yang dimaksud adalah pihak Jurusan Statistika untuk menitik beratkan usaha-usaha perbaikan untuk atribut yang benar-benar dianggap penting saja oleh para pengguna fasilitas toilet umum dalam hal ini adalah mahasiswa Jurusan Statistika angkatan 2005 dan 2006.

Adapun teknis analisis diagram kartesius berdasarkan kasus pada toilet umum Jurusan Statistika dengan keterangan

10

Page 11: Metodologi penelitian

Kuadran I (Prioritas utama) menunjukan, bahwa atribut layanan yang sangat diharapkan bagi konsumen yaitu pengguna toilet umum, akan tetapi pihak pengelola toilet umum yaitu Jurusan Statistika belum melaksanakan sesuai dengan keinginan konsumen sehingga menimbulkan rasa tidak puas.

Kuadran II (Dipertahankan) menunjukan bahwa atribut layanan yang di harapkan oleh konsumen telah di laksanakan dengan baik dan dapat memuaskan konsumen, maka pihak Jurusan Statistika selaku pengelola toilet umum tinggal mempertahankan kinerjanya.

Kuadran III (Prioritas rendah) menunjukan bahwa atribut layanan yang memang kurang di harapkan oleh konsumen di mana sebaiknya pihak pengelola yaitu Jurusan Statistika menjalankan secara sedang saja

Kuadran IV (Berlebihan ) menunjukan bahwa atribut layanan yang kurang di harapkan, tapi telah di jalankan dengan baik oleh pihak pengelola toilet umum atau sangat memuaskan hal ini di anggap berlebihan. Gambar kuadran – kuadran yang dimaksud adalah :

Sumbu Harapan (Y )

Kuadran I (Prioritas Utama)

Kuadran II (Dipertahankan)

Y

Kuadran III

(Prioritas Rendah) Kuadran IV (Berlebihan)

Sumbu Persepsi atau kenyataan ( X ) Gambar 2.1 Kuadran-kuadran dalam Analisis Diagram Kartesius

0 X

IIII. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan survey untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna toilet umum terhadap pelayanan serta fasilitas yang diberikan oleh pihak pengelola toilet umum yaitu Jurusan Statistika di laksanakan pada : Waktu : Desember 2008 Tempat : Jurusan Statistika FMIPA ITS 3.2 Sampel dan Populasi Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Statistika angkatan 2005 dan angkatan 2006. Sampel adalah himpunan bagian dari populasi yang dipilih berdasarkan suatu metode pengambilan sampel yang telah ditentukan.

11

Page 12: Metodologi penelitian

3.3 Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Karakteristik responden a. Ya

Mahasiswa asli Surabaya b. Tidak a. Rumah orang tua b. Kos Selama kuliah tinggal dimana c. Lainnya a. Koset duduk Jenis kloset tempat duduk yang biasa

digunakan b. Kloset jongkok a. ≤ Rp 500.000 b. Rp 500.001 – Rp 750.000 c. Rp 750.001 – Rp 1.000.000 Rata-rata pengeluaran pribadi per Bulan

d. Rp 1.000.001 ≥ 2. Content preferention

Atribut Kelengkapan Toilet Kloset duduk/jongkok Air dan perlengkapannya (tempat air/gayung, kran, dll) Tempat sampah tertutup Tempat sampah khusus pembalut Ruang untuk buang air kecil Ruang untuk cuci tangan dan muka (wastafel) yang terdiri dari: wastafel, cermin, air dan perlengkapannya (tempat air, kran, dll) Tempat kertas/tisu + kertas/tisu Tempat sabun + sabun Penggantung pakaian dan tas Tersedianya pengering tangan

3. Kenyataan dan Harapan

Pernyataan Atribut Besaran Ruang Toilet Besaran ruang untuk buang air besar Besaran ruang untuk buang air kecil Besaran ruang cuci tangan dan cuci muka (wastafel) Atribut Sirkulasi Udara Toilet Sirkulasi udara dan kelembaban udara di toilet Sistem pencahayaan atau penerangan di toilet Atribut Kontruksi Bangunan Toilet Kelicinan lantai di toilet Kemiringan lantai yang ada di toilet Kontruksi langit-langit yang ada di toilet Pintu dan jendela terbuat dari bahan yang tahan air Ketinggian pintu dari lantai mempunyai ambang yang lebih tinggi dari biasanya Posisi lampu yang diposisikan secara strategis dekat cermin

12

Page 13: Metodologi penelitian

Pernyataan Lanjutan

Atribut Kebersihan Toilet Toilet dalam keadaan kering dan bersih Toilet yang tidak berbau Tersedianya air bersih di toilet Saluran pembuangan air pada toilet Dinding bersih dan berwarna terang Langit-langit yang bersih dan terang

3.4 Metodologi Survey 3.4.1 Sumber Data Survey

Dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh langsung dari penyebaran kuisioner atau angket kepada mahasiswa Jurusan Statistika angkatan 2005 dan angkatan 2006.

3.4.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan adalah toilet umum yang berada di Lantai IV Jurusan Statistika FMIPA ITS.

3.5 Metode Pengambilan Sampel

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa – mahasiswa di Jurusan Statistika angkatan 2005 dan angkatan 2006 yang pernah menggunakan fasilitas toilet umum di Lantai IV Jurusan Statistika FMIPA ITS. Teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan menggunakan pengambilan sampel non praobabilistik atau non acak. Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Hal ini terjadi, misalnya karena ada bagia tertentu secara sengaja tidak dimasukkan dalam pemilihan untuk mewakili populasi. Cara ini juga sering disebut sebagai pengambilan sampel berdasar pertimbangan karena dalam pelaksanaannya digunakan pertimbangan tertentu oleh peneliti. Cara pengambilan sampel dengan cara non-acak ada lima cara antara lain cara keputusan, cara kuota (Quota Sampling), cara dipermudah, cara bola salju, dan cara area sampling. Dalam penelitian ini cara yang dipakai adalah cara kuota sampling. Jumlah sampel yang diambil berdasarkan cara kuota sampling adalah dengan perincian sebagai berikut : a. Angkatan 2005: sebanyak 25 mahasiswa b. Angkatan 2006: sebanyak 25 mahasiswa

3.5 Metode Analisis

Data primer yang dihasilkan akan diolah untuk menjawab permasalahan yang ada sehingga tujuan penelitian dapat tercapai dengan menggunakan analisis statistika sebagai berikut : 1. Uji validitas dan uji reliabilitas kuesioner, untuk mengetahui apakah alat ukur yang

digunakan sudah reliabel dan menghasilkan jawaban yang valid. Uji validitas dan reliabilitas ini digunakan untuk pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala Likert pada pertanyaan kenyataan atau kepuasan.

13

Page 14: Metodologi penelitian

2. Untuk mengetahui karakteristik pengguna toilet lantai IV Jurusan Statistika,

digunakan Analisis Deskriptif dan Tabulasi Silang. Variabel yang digunakan adalah variabel Karakteristik Responden.

3. Untuk mengetahui kesenjangan antara harapan dan persepsi (kenyataan) serta variabel prioritas bagi pengguna toilet umum di Lantai IV Jurusan Statistika (responden), digunakan Analisis Diagram Kartesius.

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis dan pembahasan ini akan dibahas mengenai uji validitas dan reliabilitas data yang telah diperoleh melalui survey, karakteristik responden, tingkat kepuasan mahasiswa statistika terhadap keberadaaan toilet di lantai IV Jurusan Statistika, dan prioritas kelengkapan fasilitas yang ada di toilet lantai IV Jurusan Statistika ITS. 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Data Sebelum dilakukan suatu analisis terhadap data hasil survey maka langkah yang paling awal adalah melakukan uji validitas dan relibilitas data terlebih dahulu. Pengujian validitas data dengan menggunakan validitas konstruk dan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha-Cronbach. 4.1.1 Uji Validitas Data

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk riset yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka kuesioner tersebut harus teruji validitasnya. Pengujian validitas data ini dengan menggunakan validitas konstruk, dengan hipotesis sebagai berikut.

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian validitas ini adalah: 0H : Pertanyaan tidak dapat mengukur aspek yang sama

1H : Pertanyaan dapat mengukur aspek yang sama Statistik uji yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment

r =

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−⎟

⎞⎜⎝

∑∑∑∑

∑ ∑∑

====

= ==

2

11

22

11

2

1 11

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

YYnXXn

YXXYn

dimana : r : korelasi X : skor tiap pertanyaan Y : skor total dimensi

Suatu pernyataan dikatakan valid jika nilai hitung (nilai korelasi antar penyusun atribut yang sama) > nilai )05.0,2( −nr dan probabilitasnya <

rα . Nilai α diambil 0.05.

Variabel yang tidak berkorelasi signifikan dengan skor total variabel berarti tidak memenuhi uji validitas dan harus dikeluarkan dari pembahasan. Hasil uji validitas untuk setiap aspek variabel akan ditunjukkan pada Tabel 4.1.

14

Page 15: Metodologi penelitian

Tabel 4.1 Uji Validitas Data Hasil Survey No. Pernyataan

Atribut Besaran Ruang Toilet hitungr P-Value Kesimpulan

E1 Besaran ruang untuk buang air besar 0.836* 0.000 Valid E2 Besaran ruang untuk buang air kecil 0.785* 0.000 Valid

E3 Besaran ruang cuci tangan dan cuci muka (wastafel) 0.795* 0.000 Valid

Atribut Sirkulasi Udara Toilet E4 Sirkulasi udara dan kelembaban udara di toilet 0.915* 0.000 Valid E5 Sistem pencahayaan atau penerangan di toilet 0.901* 0.000 Valid

Atribut Kontruksi Bangunan Toilet E6 Kelicinan lantai di toilet 0.640* 0.000 Valid E7 Kemiringan lantai yang ada di toilet 0.514* 0.000 Valid E8 Kontruksi langit-langit yang ada di toilet 0.706* 0.000 Valid

E9 Pintu dan jendela terbuat dari bahan yang tahan air 0.695* 0.000 Valid

E10 Ketinggian pintu dari lantai mempunyai ambang yang lebih tinggi dari biasanya 0.741* 0.000 Valid

E11 Posisi lampu yang diposisikan secara strategis dekat cermin 0.666* 0.000 Valid

Atribut Kebersihan Toilet E12 Toilet dalam keadaan kering dan bersih 0.572* 0.000 Valid E13 Toilet yang tidak berbau 0.684* 0.000 Valid E14 Tersedianya air bersih di toilet 0.706* 0.000 Valid E15 Saluran pembuangan air pada toilet 0.726* 0.000 Valid E16 Dinding bersih dan berwarna terang 0.791* 0.000 Valid E17 Langit-langit yang bersih dan terang 0.646* 0.000 Valid

* Signifikan pada %5=α

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa semua pertanyaan pada setiap aspek atribut (Atribut besaran ruang toilet, sirkulasi udara, kontruksi bangunan, dan kebersihan toilet) dapat mengukur aspek yang sama (valid) karena nilai Korelasi Pearson pada masing-masing pertanyaan bernilai positif dan nilai P-value nilai pertanyaan < %)5(α . Aitem-aitem atau pertanyaan yang sudah valid ini selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha-Cronbach.

4.1.2 Uji Reliabilitas Data

Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemapuan untuk memberikan hasil yang konsisten.

Pengujian reliabilitas data dalam penelitian ini digunakan teknik alpha cronbach’s dan adapun pengukurannya dapat dirumuskan sebagai berikut: Hipotesis :

0H : Hasil pengukuran tidak reliabel : Hasil pengukuran reliabel 1H

15

Page 16: Metodologi penelitian

Statistik uji :

⎟⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜⎜

−⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

−=

∑=

21

2

11 tot

k

jj

C kk

σ

σα

dimana : cα = nilai Alpha Cronbach’s

k = banyaknya butir pertanyaan

∑=

k

jj

1

2σ = jumlah varians butir jawaban, j = 1,2, ..., k

2totσ = varians total jawaban

0H ditolak jika nilai αc lebih besar sama dengan 0,70 yang berarti bahwa pengukuran yang dihasilkan konsisten. Hasil uji reliabilitas pada masing-masing aspek atau atribut dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Data Hasil Survey

No. Pernyataan Atribut Besaran Ruang Toilet

Alpha- Cronbach Kesimpulan

E1 Besaran ruang untuk buang air besar E2 Besaran ruang untuk buang air kecil E3 Besaran ruang cuci tangan dan cuci muka (wastafel)

0.701 Reliabel

Atribut Sirkulasi Udara Toilet E4 Sirkulasi udara dan kelembaban udara di toilet E5 Sistem pencahayaan atau penerangan di toilet

0.785 Reliabel

Atribut Kontruksi Bangunan Toilet E6 Kelicinan lantai di toilet E7 Kemiringan lantai yang ada di toilet E8 Kontruksi langit-langit yang ada di toilet E9 Pintu dan jendela terbuat dari bahan yang tahan air

E10 Ketinggian pintu dari lantai mempunyai ambang yang lebih tinggi dari biasanya

E11 Posisi lampu yang diposisikan secara strategis dekat cermin

0.741 Reliabel

Atribut Kebersihan Toilet E12 Toilet dalam keadaan kering dan bersih E13 Toilet yang tidak berbau E14 Tersedianya air bersih di toilet E15 Saluran pembuangan air pada toilet E16 Dinding bersih dan berwarna terang E17 Langit-langit yang bersih dan terang

0.775 Reliabel

Tabel 4.2 menunjukkan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha-

Cronbach. Hasil yang diperoleh berdasarkan Tabel 4.2 yaitu nilai Alpha-Cronbach pada setiap atribut bernilai lebih dari 0.7, hal ini berarti pertanyaan pada setiap atribut telah reliabel.

16

Page 17: Metodologi penelitian

4.2 Karakteristik Responden Karakteristik responden hasil survey dapat diketahui dari hasil analisis statistik

deskriptif. Hasil analisis statistik deskriptif pada profil karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Toilet Umum Lantai IV Variabel Frequency Percent

2005 23 47.9167 2006 25 52.0833 Angkatan Total 48 100 Laki-laki 12 0.25 Perempuan 36 0.75 Jenis

Kelamin Total 48 100 Surabaya 16 0.333 Non Surabaya 32 0.667 Asal

Daerah Total 48 100

Tabel 4.3 menunjukkan karakteristik responden yang menggunakan fasilitas

toilet umum lantai IV di Jurusan Statistika ITS. Banyak responden yang merupakan mahasiswa statistika angkatan 2005 sebanyak 23 orang sedangkan angkatan 2006 sebanyak 25 orang. Pengguna toilet umum lantai IV kebanyakan perempuan dengan jumlah sebesar 36 responden, sedangkan laki-lakinya hanya 12 orang. Selain itu jumlah pengguna toilet umum lantai IV yang berasal dari luar Surabaya sebanyak 32 orang sedangkan yang berasal dari Surabaya sebanyak 16 orang. Untuk karakteristik responden yang lain digunakan crosstab untuk menjelaskan karakteristik responden yang ada.

Tabel 4.4 Crosstab antara Pengeluaran dengan Tempat Tinggal Pengeluaran tiap bulan

≤ Rp 500.000

Rp 500.001 - Rp 750.000

Rp 750.001 - Rp 1.000.000

≥Rp 1.000.0001

Total

Rumah Orangtua 16 0 1 0 17

Kos 5 17 3 2 27

Tempat tinggal

selama kuliah Lainnya 1 0 3 0 4

Total 22 17 7 2 48 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mahasiswa yang tempat tinggalnya selama

kuliah dengan orang tua pengeluarannya ≤ Rp 500.000 adalah sebanyak 16 orang. Sedangkan sebanyak 17 mahasiswa yang tempat tinggal selama kuliahnya di kos rata-rata pengeluarannya sebesar Rp 500.001 - Rp 750.000.

17

Page 18: Metodologi penelitian

4.3 Analisis Diagram Kartesius Untuk mengetahui tingkat kepuasan Mahasiswa Jurusan Statistika ITS

terhadap keberadaan toilet umum Jurusan Statistika yang terletak di Lantai IV dilihat dari aspek besaran ruang, sirkulasi udara, kontruksi bangunan, dan kebersihannya digunakan analisis diagram kartesius. Analisis diagram kartesius merupakan suatu gambar dua dimensi yang dapat memperlihatkan posisi tingkat kepuasaan suatu atribut. Pada diagram kartesius terdiri dari dua sumbu yaitu kenyataan atau persepsi responden sebagai sumbu-X dan harapan sebagai sumbu-Y. Hasil koordinat titik pada setiap atribut dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Koordinat Diagram Kartesius No. Pernyataan

Atribut Besaran Ruang Toilet Kenyataan (X) Harapan(Y)

E1 Besaran ruang untuk buang air besar 79167.21 =EX 62500.31 =EY

E2 Besaran ruang untuk buang air kecil 68750.22 =EX 54167.32 =EY

E3 Besaran ruang cuci tangan dan cuci muka (wastafel) 68750.23 =EX 52083.33 =EY

Grand Mean 72222.21 =X 56250.31 =Y Atribut Sirkulasi Udara Toilet

E4 Sirkulasi udara dan kelembaban udara di toilet 52083.24 =EX 62500.34 =EY

E5 Sistem pencahayaan atau penerangan di toilet 75000.25 =EX 68750.35 =EY

Grand Mean 63542.22 =X 65625.32 =Y Atribut Kontruksi Bangunan Toilet

E6 Kelicinan lantai di toilet 41667.26 =EX 60417.36 =EY E7 Kemiringan lantai yang ada di toilet 72941.27 =EX 35417.37 =EY E8 Kontruksi langit-langit yang ada di toilet 72917.28 =EX 54167.38 =EY

E9 Pintu dan jendela terbuat dari bahan yang tahan air 62500.29 =EX 47917.39 =EY

E10 Ketinggian pintu dari lantai mempunyai ambang yang lebih tinggi dari biasanya 77083.210 =EX 37500.310 =EY

E11 Posisi lampu yang diposisikan secara strategis dekat cermin 54167.211 =EX 37500.311 =EY

Grand Mean 63542.23 =X 45486.33 =Y Atribut Kebersihan Toilet

E12 Toilet dalam keadaan kering dan bersih 29167.212 =EX 77083.312 =EY E13 Toilet yang tidak berbau 22917.213 =EX 72917.313 =EY E14 Tersedianya air bersih di toilet 47917.214 =EX 77083.314 =EY E15 Saluran pembuangan air pada toilet 60417.215 =EX 64583.315 =EY E16 Dinding bersih dan berwarna terang 62500.216 =EX 58333.316 =EY E17 Langit-langit yang bersih dan terang 64583.217 =EX 66667.317 =EY

Grand Mean 47917.24 =X 69444.34 =Y

18

Page 19: Metodologi penelitian

Tabel 4.5 menunjukkan koordinat masing-masing pertanyaan pada diagram kartesius yang selanjutnya akan digambarkan dalam diagram dua dimensi seperti pada Gambar 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4.

2.802.782.762.742.722.70

3.64

3.62

3.60

3.58

3.56

3.54

3.52

X

Y

2.7222

3.5625

Besaran w astafel

B esaran ru an g b u an g air k ec il

B esaran ru an g b u an g air b esar

D iagram Kartes ius Atr ibut Besaran R uang Toile t

Gambar 4.1 Diagram Kartesius untuk Besaran Ruang Toilet

Gambar 4.1 menunjukkan posisi setiap pertanyaan pada atribut besaran ruang

toilet. Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa untuk variabel besaran ruang untuk buang air besar berada pada Kuadran II yang berarti bahwa atribut layanan yang di harapkan oleh konsumen telah di laksanakan dengan baik dan dapat memuaskan konsumen, maka pihak Jurusan Statistika selaku pengelola toilet umum tinggal mempertahankan kinerjanya, sedangkan untuk variabel besaran ruang untuk buang air kecil dan wastafel berada pada Kuadran III yang berarti atribut layanan yang memang kurang di harapkan oleh konsumen di mana sebaiknya pihak pengelola yaitu Jurusan Statistika menjalankan secara sedang saja

2.752 .702 .652 .602 .552 .50

3 .69

3 .68

3 .67

3 .66

3 .65

3 .64

3 .63

3 .62

X _1

Y_1

2.6354

3.65625

S istem p en c ah ay aan

S irk u lasi d an k elemb ab an u d ara

Diagram Kar te s ius Atr ibut S irkulas i U dar a Toile t

Gambar 4.2 Diagram Kartesius untuk Sirkulasi Udara Toilet

Gambar 4.2 menggambarkan diagram kartesius untuk sirkulasi udara toilet.

Berdasarkan Gambar 4.2 tersebut terlihat bahwa variabel sistem pencahayaan yang ada di toilet lantai IV berada pada Kuadran II yang berarti bahwa atribut layanan yang di harapkan oleh konsumen telah di laksanakan dengan baik dan dapat memuaskan konsumen, maka pihak Jurusan Statistika selaku pengelola toilet umum tinggal mempertahankan kinerjanya, sedangkan untuk variabel sirkulasi dan kelembaban udara berada pada kuadran III (prioritas rendah).

19

Page 20: Metodologi penelitian

2 .82 .72 .62 .52 .4

3 .60

3 .55

3 .50

3 .45

3 .40

3 .35

X _ 2

Y_2

2 .635 4

3 .454 9

P o sisi lam p u K etin g g ian p in tu d ar i lan ta i

B ah an p in tu d an jen d e la

K o n tr u k si lan g it- lan g it

K em ir in g an lan ta i

K e lic in an lan ta i

D ia gr a m K a r te s ius A tr ibut K o ntr uk s i B a nguna n T o i le t

Gambar 4.3 Diagram Kartesius untuk Kontruksi Bangunan Toilet

Gambar 4.3 menunjukkan gambar diagram kartesius untuk atribut kontruksi

bangunan toilet di Lantai IV Jurusan Statistika. Variabel kelicinan lantai dan variabel bahan pintu dan jendela berada pada kuadran I yang berarti atribut layanan yang sangat diharapkan bagi konsumen yaitu pengguna toilet umum, akan tetapi pihak pengelola toilet umum yaitu Jurusan Statistika belum melaksanakan sesuai dengan keinginan konsumen sehingga menimbulkan rasa tidak puas. Variabel konruksi langit-langit berada pada kuadran II yang berarti variabel yang perlu dipertahankan, sedangkan variabel posisi lampu berada pada kuadran III atau berada pada kuadran dengan posisi dengan prioritas rendah. Sementara itu variabel ketingian pintu dari lantai dan variabel kemiringan lantai ada pada Kuadran IV yang berarti atribut layanan yang kurang di harapkan, tapi telah di jalankan dengan baik oleh pihak pengelola toilet umum atau sangat memuaskan hal ini di anggap berlebihan.

2 .72 .62 .52 .42 .32 .2

3 .7 6

3 .7 2

3 .6 8

3 .6 4

3 .6 0

X _ 3

Y_3

2 .4 7 9 2

3 .6 9 4 4

L an g it- la n g it b e r sih d an te r an g

D in d in g b e r sih d an te r an g

S a lu r an p em b u an g an a ir

T e r sed ian y a a ir b e r sih

T o ile t tid a k b e r b au

T o ile t k e r in g d an b e r sih

D ia g r a m K a r te s i u s A tr ib u t K e b e r s i h a n T o i le t

Gambar 4.4 Diagram Kartesius untuk Kebersihan Toilet

Gambar 4.4 menggambarkan bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa

statistika terhadap keberadaan toilet di lantai IV Jurusan Statistika ITS. Untuk variabel toilet dalam keadaan kering dan bersih, tersedia air bersih, dan toilet tidak berbau berada pada kuadran I yang berarti atribut layanan yang sangat diharapkan bagi konsumen yaitu pengguna toilet umum, akan tetapi pihak pengelola toilet umum yaitu Jurusan Statistika belum melaksanakan sesuai dengan keinginan konsumen sehingga menimbulkan rasa tidak puas. Sedangkan untuk variabel langit-langit bersih dan terang, saluran pembuangan air, dan dinding bersih dan terang berada pada kuaran IV

20

Page 21: Metodologi penelitian

yang berarti atribut layanan yang kurang di harapkan, tapi telah di jalankan dengan baik oleh pihak pengelola toilet umum atau sangat memuaskan hal ini di anggap berlebihan. 4.4 Prioritas Kelengkapan Fasilitas di Lantai IV Jurusan Statistika Prioritas kelengkapan fasilitas yang minimal harus ada di dalam toilet umum berdasarkan 48 responden akan digambaran dalam bentuk bar chart sesuai pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 diperoleh dari total jawaban 48 responden terhadap masing-masing kelengkapan fasilitas yang ada di toilet umum.

D 1 0D 9D 7D 4D 3D 8D 6D 1D 5D 2

4 0 0

3 0 0

2 0 0

1 0 0

0

K e le n g k a p a n Fa s ilit a s To ile t L a n t a i Um u m

Frek

4 31

35 1

32 2

27 82 762 73

21 021 019 2

9 7

B a r C h a r t P r i o r i ta s K e l e n g k a p a n F a s i l i ta s T o i l e t U m u m

Gambar 4.5 Urutan Prioritas Kelengkapan Fasilitas di Toilet Umum Gambar 4.5 menggambarkan urutan prioritas kelengkapan fasilitas di toilet umum

berdasaran jawaban 48 responden. Berdasarkan Gambar 4.5 tersebut dapat diketahui urutan prioritas yang menjadi prioritas utama adalah adanya air dan perlengkapannya (tempat air/gayung, kran,dll). Prioritas kelengkapan yang kedua dan ketiga antara lain ruang untuk buang air kecil dan kloset jongkok/duduk. Sedangkan urutan prioritas keempat dan kelima adalah wastafel dan tempat sabun+sabun. Untuk urutan prioritas keenam sampai prioritas terakhir secara lebih jelas akan disajikan dalam Tabel 4.6

Tabel 4.6 Urutan Prioritas Kelengkapan Fasilitas di Toilet Umum

No. Atribut Kelengkapan Toilet Urutan Prioritas D1 Kloset duduk/jongkok 3 D2 Air dan perlengkapannya (tempat air/gayung, kran, dll) 1 D3 Tempat sampah tertutup 6 D4 Tempat sampah khusus pembalut 7 D5 Ruang untuk buang air kecil 2

D6 Ruang untuk cuci tangan dan muka (wastafel) yang terdiri dari: wastafel, cermin, air dan perlengkapannya (tempat air, kran, dll) 4

D7 Tempat kertas/tisu + kertas/tisu 8 D8 Tempat sabun + sabun 5 D9 Penggantung pakaian dan tas 9 D10 Tersedianya pengering tangan 10

21

Page 22: Metodologi penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Anastasi. 1978. Psychological Testing. New York: McGraw-Hill.

Umar, H. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wibowo, Rahayu. S, Agustien, dkk. 2004. Standar Toilet Umum Indonesia. Jakarta

22

Page 23: Metodologi penelitian

LAMPIRAN

Correlations

1 .680** .445** .836**.000 .002 .000

48 48 48 48.680** 1 .325* .785**.000 .024 .000

48 48 48 48.445** .325* 1 .795**.002 .024 .000

48 48 48 48.836** .785** .795** 1.000 .000 .000

48 48 48 48

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

E1

E2

E3

Total1

E1 E2 E3 Total1

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Correlations

1 .648** .915**.000 .000

48 48 48.648** 1 .901**.000 .000

48 48 48.915** .901** 1.000 .000

48 48 48

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

E4

E5

Total2

E4 E5 Total2

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlations

1 .179 .418** .398** .232 .227 .640**.225 .003 .005 .112 .121 .000

48 48 48 48 48 48 48.179 1 .300* .065 .314* .274 .514**.225 .038 .660 .030 .060 .000

48 48 48 48 48 48 48.418** .300* 1 .400** .426** .232 .706**.003 .038 .005 .003 .112 .000

48 48 48 48 48 48 48.398** .065 .400** 1 .498** .377** .695**.005 .660 .005 .000 .008 .000

48 48 48 48 48 48 48.232 .314* .426** .498** 1 .524** .741**.112 .030 .003 .000 .000 .000

48 48 48 48 48 48 48.227 .274 .232 .377** .524** 1 .666**.121 .060 .112 .008 .000 .000

48 48 48 48 48 48 48.640** .514** .706** .695** .741** .666** 1.000 .000 .000 .000 .000 .000

48 48 48 48 48 48 48

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

E6

E7

E8

E9

E10

E11

Total3

E6 E7 E8 E9 E10 E11 Total3

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

23

Page 24: Metodologi penelitian

Correlations

1 .420** .295* .200 .328* .180 .572**.003 .042 .173 .023 .221 .000

48 48 48 48 48 48 48.420** 1 .464** .452** .315* .191 .684**.003 .001 .001 .029 .195 .000

48 48 48 48 48 48 48.295* .464** 1 .570** .390** .279 .706**.042 .001 .000 .006 .055 .000

48 48 48 48 48 48 48.200 .452** .570** 1 .544** .289* .726**.173 .001 .000 .000 .047 .000

48 48 48 48 48 48 48.328* .315* .390** .544** 1 .613** .791**.023 .029 .006 .000 .000 .000

48 48 48 48 48 48 48.180 .191 .279 .289* .613** 1 .646**.221 .195 .055 .047 .000 .000

48 48 48 48 48 48 48.572** .684** .706** .726** .791** .646** 1.000 .000 .000 .000 .000 .000

48 48 48 48 48 48 48

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

E12

E13

E14

E15

E16

E17

Total4

E12 E13 E14 E15 E16 E17 Total4

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

\ Reliability Statistics

.701 3

Cronbach'sAlpha N of Items

Reliability Statistics

.785 2

Cronbach'sAlpha N of Items

Reliability Statistics

.741 6

Cronbach'sAlpha N of Items

Reliability Statistics

.775 6

Cronbach'sAlpha N of Items

24