media mikrobiologi

36
Laporan Mikrobiologi BAB I PENDAHULUAN Mikrobiologi merupakan ilmu biologi yang berorientasi pada mikroorganisme. Objek kajian mikrobiologi biasanya adalah semua makhluk hidup yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga , protozoa dan archaea. Mikroorganisme terdapat berbagai macam di alam ini dengan jumlah yang besar. Mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak asalkan kebutuhan nutriennya tercukupi serta kecocokan dengan mediumnya. Roti merupakan panganan yang terbuat dari tepung terigu dan air yang difermentasikan oleh ragi. tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Namun kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein di dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Tujuan dari praktikum mikrobiologi ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara sterilisasi alat-alat dan medium, mengetahui cara pembuatan medium, mengetahui struktur mikroorganisme yang tumbuh pada medium, mengetahui cara perhitungan bakteri dengan metode hitung cawan serta pewarnaan gram pada mikroba. Manfaat dari praktikum mikrobiologi adalah praktikan dapat mengetahui bagaimana pertumbuhan serta perkembangan bakteri yang terdapat pada medium karena bakteri memiliki berbagai macam peran bagi kehidupan makhluk hidup.

Upload: intan-ayu-hapsari

Post on 14-Jul-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

media mikrobiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Media Mikrobiologi

Laporan MikrobiologiBAB I

PENDAHULUANMikrobiologi merupakan ilmu biologi yang berorientasi pada mikroorganisme. Objek

kajian mikrobiologi biasanya adalah semua makhluk hidup yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga, protozoa dan archaea. Mikroorganisme terdapat berbagai macam di alam ini dengan jumlah yang besar. Mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak asalkan kebutuhan nutriennya tercukupi serta kecocokan dengan mediumnya.

Roti merupakan panganan yang terbuat dari tepung terigu dan air yang difermentasikan oleh ragi. tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Namun kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein di dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu.

Tujuan dari praktikum mikrobiologi ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara sterilisasi alat-alat dan medium, mengetahui cara pembuatan medium, mengetahui struktur mikroorganisme yang tumbuh pada medium, mengetahui cara perhitungan bakteri dengan metode hitung cawan serta pewarnaan gram pada mikroba. Manfaat dari praktikum mikrobiologi adalah praktikan dapat mengetahui bagaimana pertumbuhan serta perkembangan bakteri yang terdapat pada medium karena bakteri memiliki berbagai macam peran bagi kehidupan makhluk hidup.

Page 2: Media Mikrobiologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.            SterilisasiSterilisasi adalah suatu proses penghancurkan segala bentuk-bentuk kehidupan (Pelczar,

2008). Sterilisasi adalah perlakuan yang membebaskan benda yang teliti dari semua organisasi hidup. Sterilisasi dicapai dengan menggunakan pemanasan basah, pemanasan kering, filtrasi, penyinaran atau bahan-bahan kimia (Fardiaz, 1993). Medium dan alat-alat yang kita pergunakan dalam inokulasi jika tidak steril tidak akan mungkin memperoleh biakan bakteri yang diinginkan. Selain itu juga, dalam sterilisasi harus menguasai teknik inokulasi agar mendapat hasil pengamatan yang baik. Sterilisasi yang selanjutnya adalah sterilisasi secara kimia. Sterilisasi ini menggunakan disinfektan, larutanalkohol, larutan formalin  (Dwidjoseputro, 2005).

2.1.1.      Sterilisasi keringSterilisasi kering dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

menggunakan api danoven. Peralatan kaca, serbuk, minyak dan sebagainya yang tahan terhadap pemanasan,dimasukkan ke dalam oven pada temperatur 1600 selama 2 jam atau 1700C selama 1 jam, hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya muatan yang dimasukkan ke dalam oven (Dwidjoseputro, 2005). Pensterilan alat – alat dapat pula dilakukan dengan gas etilen oksida. Hal ini harus dikerjakan dengan hati – hati, karena ada bahaya letusan (Purwoko, 2007).

2.1.2.      Sterilisasi basahMedium yang disterilkan sebaiknya ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil.

Biasanya autoklaf sudah diatur sedemikian rupa, sehingga pada suhu tersebut tekanan ada sebesar sebesar 2 atm atau 15 lb/in2  pada suhu 1210C (Dwidjoseputro, 2005). Jika medium mengandung vitamin, gelatin, atau sebangsa gula, maka setelah sterilisasi dalam autoklaf, medium tersebut haruslah segera didinginkan sesudah dikeluarkan dari autoklaf. Perbuatan ini perlu untuk menghindari terurainya zat–zat tersebut. Medium yang sudah steril dapat disimpan dalam lemari es (Purwoko, 2007).

2.2.            Medium dan Larutan PengencerMedium adalah bahan yang mengandung campuran nutrisi yang bermanfaat untuk

menumbuhkan mikroba. Medium ada yang alami dan ada medium berupa buatan manusia. Contoh medium buatan manusia adalah medium cair, medium padat dan medium setengah padat. Medium cair digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan juga fermentasi. Medium padat digunakan untuk menumbuhkan mikroba pada permukaan (Dwidjoseputro, 1994).  Pada saat penyimpanan, media tidak boleh dibekukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kondensasi dan menetes ke permukaan agar yang dapat memfasilitasi pergerakan organisme dalam kolon.

Larutan pengencer merupakan larutan yang digunakan untuk mengencerkan larutan dengan perbandingan pengenceran tertentu. Pengenceran dengan larutan pengencer diperlukan agar nantinya diperoleh pertumbuhan bakteri yang tidak konfluen hingga koloninya mudah untuk dihitung (Sandjaja, 1992).

2.2.1.      Medium Nutrien Agar (NA)

Page 3: Media Mikrobiologi

NA adalah suatu larutan biak yang dapat dibuat dari senyawa Nutrient Broth yang didalamnya mengandung ekstrak daging dan pepto ditambah 1,5% agar dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme (Schlegel dan Schmidt, 1994). NA merupakan salah satu teknik yang sangat baik untuk memisahkan mikroba karena NA itu bernuansa basa sehingga dapat diketahui masing-masing morfologinya (Harsono, 2001).

Nutient Agar adalah salah satu medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar-agar yang telah dipanaskan dan mencair dengan suhu 95 (Dwijoseputro, 1994). Agar-agar adalah zat pengental dan bukan sebagai sumber makanan bagi bakteri. Bahwa agar-agar digunakan untuk membuat medium padat, agar larut dan menjadi padat pada suhu 45 . NA lebih bersifat umum sehingga mikroba banyak tumbuh pada media ini (Amelia et al, 2005).Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, un tuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. NA juga digunakan untuk media kapang dan khamir     (Sumanti, 2008).

2.2.2.      Medium Potato Dextrose Agar (PDA) dan Acidified Potato Dextrose Agar(APDA)

Medium APDA adalah salah satu dari medium untuk proses menumbuhkan mikrobia. APDA merupakan medium yang berkomposisi kentang, dextrose dan asam tartarat. APDA tidak bersifat umum seperti NA karena tidak semua mikrobia dapat tumbuh pada medium ini. Medium APDA termasuk ke dalam medium yang padat sehingga dapat membentuk koloni mikroba yang dapat dilihat dan dihitung, jika diinokulasi di dalam medium APDA, bakteri anaerob akan tumbuh mengelompok  pada dasar medium, bakteri anaerob fakultatif akan tumbuh tersebar diseluruh medium, bakteri mikroarofil akan tumbuh mengelompok sedikit di bawah permukaan medium, sedangkan bakteri aerob akan tumbuh pada permukaan medium (Dwidjoseputro, 1994). Medium ini digunakan untuk isolasi bakteri, hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni yang didapatkan nantinya. Medium ini sangat diperlukan untuk mempelajari cirri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi pengecatan, reaksi imunologi dan ketentraman bakteri terhadap zat antibakteri. Pembuatan medium APDA dapat dilakukan dengan serangkaian cara mulai dari pembuatan PDA hingga pencampurannya dengan asam tartarat (Irianto, 2010). Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai (Sumanti, 2008).

Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroorganisme. PDA dibuat untuk menumbuhkan jamur. Hal itu dekarenakan jamur membutuhkan medium yang mengandung karbohidrat, dan pada medium ini terdapat kentang (sumber karbohidrat) sebagai media yang cocok untuk menumbuhkan jamur. PDA yang digunakan untuk kultivasi dan identifikasi jamur sehingga mempermudah dalam morfologinya (Fardiaz, 1994). PDA terbuat dari kentang dengan campuran dextrose dengan menggunakan perbandingan yang benar. Didalam ilmu biologi disebutkan bahwa bakteri hidup disuasana asam, hal ini menunjukan bahwa PDA cocok untuk mengembang biakkan mikroba      (Penn, 1991).

2.3.            Metode Hitung CawanPrinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel mikroba yang masih hidup

ditumbuhkan pada medium agar maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.

Page 4: Media Mikrobiologi

Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukanjumlah mikroba karena hanya sel yang hidup yang dapat dihitung, beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus, dan dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena yang terbentuk mungkin dapat berasal dari satu sel mikroba dengan penampakan pertumbuhan spesifik (Fardiaz, 1992). Supaya perhitungannya teliti, maka diambil dari cawan petri yang jumlah mikrobanya antara 30 - 300 (Schlegel dan Schmidt, 1994).

Metode hitungan cawan memiliki beberapa kelemahan, yaitu hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni, medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda, mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar, serta memerlukan persiapan dan waktu inkubasi yang lama supaya pertumbuhan koloni dapat dihitung (Fardiaz, 1999). Contoh yang alami misalnya pada tanah yang mengandung bermacam jenis mikrooganisme, tidak mungkin untuk menghitung semua mikrooganisme yang terdapat didalamnya dengan cara viable plating. Kekurangan ini dapat dijadikan sebagai suatu keunggulan jika kita ingin mengamati populasi mikroorganisme yang lebih spesifik (Harmita dan Radji, 2006)

2.4.            Morfologi Bakteri2.4.1.   Staphylococcus aureusStaphylococcus aureus mempunyai bentuk coccus, berukuran besar, biasanya Staphylococcus aureus terdapat pada rongga hidung manusia maupun pada beberapa jenis hewan tertentu, juga terdapat pada kulit. Staphylococcus aureus merupakan penyebab umum pada keracunan pangan (Schlegel, 2000). Staphylococcus aureus mempunyai susunan yang menyerupai buah anggur, perkiraan diameternya 0,8 μ, tumbuh pada media yang mempunyai temperatur 370C, tumbuh pada temperatur optimal 350C (Smith, 1960).  Bentuk Staphylococcus bola sampai lonjong dengan diameter 2 μm dan mudah tumbuh dalam medium yang sederhana (Pelczar, 2008).

2.4.2.   Escherichia coli                              

Escherichia coli memiliki bentuk batang pendek dan habitat utamanya adalah usus

manusia dan hewan. Escherichia coli dipakai sebagai organisme indikator karenaEscherichia

coli terdapat dalam jumlah yang banyak menunjukkan bahwa pangan atau air telah mengalami

pencemaran          (Dwiloka, 2000). Morfologi Escherichia coli antara lain

berbentuk bacill pendek, mempunyai lebar antara 0,4 sampai 0,7 μ, panjang antara 1 sampai 4 μ.

Pada  medium  agar  cawan  koloninya mempunyai ukuran 2 sampai 3 mm dalam waktu 48

jam (Dwidjoseputro, 2005).

2.5.            Pewarnaan GramProsedur pewarnaan gram yaitu salah satu tehnik pewarnaan diferensial yang paling

penting dan paling luas digunakan untuk bakteri. Proses ini yaitu olesan bakteri yang terfiksasi  terlebih dahulu kemudian dikenai larutan-larutan berikut antara lain Gram A,Gram B, Gram C dan Gram D. Gram A terdiri dari ungu kristal 90% sebanyak 2 gram, etanol 95% sebanyak 20 gram, amonium oksalat 0,8 gram, serta aquades 80 gram. Gram B terdiri dari kristal iodium 1

Page 5: Media Mikrobiologi

gram, kalium iodida 2 gram, serta aquades 300 ml. Gram C terdiri dari etanol 95%, dan Gram D terdiri dari larutan safranin 2,5% dalam etanol 95% sebanyak 10 ml, serta aquades 100 ml. Bakteri yang diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi dua kelompok. Salah satu di antaranya, bakteri Gram positif yaitu apa bila zat warna tambahan terhapus, sehinnga yang tampak ialah zat wana yang asli (ungu), sedangakan Gram negatif  yaitu apa bila zat warna tambahan (merah) bertahan hingga zat warna asli tidak tampak, (Dwijoseputro, 1994).

Pada umumnya bakteri Gram positif lebih peka terhadap fenol, penisilin, dan resisten terhadap streptomisin (Dwijoseputro, 1994). Untuk mendapatkan sebuah hasil yang terbaik dari kegiatan pewarnaan Gram, dapat diperoleh dengan mengunakan zat-zat warna dari golongan paraosalina, seperti metil violet dan kristal violet (tetrametilpararosalina) (Irianto, 2006).

Page 6: Media Mikrobiologi

BAB III

MATERI DAN METODEPraktikum Mikrobiologi yang dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 25 Mei 2012 pukul

07.00-11.00 WIB dengan materi Sterilisasi, Medium dan Larutan Pengenceran serta pada hari Sabtu tanggal 26 Mei 2012 pukul 07.00-09.00 WIB dengan materi Metode Penghitungan Cawan dan Pewarnaan Gram yang di laksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

3.1.                 MateriAlat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi ini adalah cawan petri, pipet

volum, erlenmeyer, beker glass, tabung reaksi, waterbath, oven, autoclave,inkubator, timbangan, penghisap, loop, api bunsen, aluminium foil, kertas pembungkus, pisau, kapas, tissu serta alat tulis. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalahNutrien Agar (bubuk), kentang, dextrose, asam tartarat, agar (bubuk), aquades, Gram A (violet kristal 90%, etanol 95%, amonium oksalat, aquade), Gram B (kristal iodium, kalium iodida, aquades), Gram C (etanol 95%) dan Gram D (larutan safranin, aquades).

Page 7: Media Mikrobiologi

3.2.                 Metode

3.2.1.           Sterilisasi3.2.1.1.     Sterilisasi kering, metode yang dilakukan pada praktikum ini pertama-tama menyiapkan pipet, cawan petri serta alat gelas lainnya sesuai dengan kebutuhan. Kemudian membersihkan cawan petri menggunakan kapas dengan membasahi menggunakan alkohol untuk menghilangkan lemak dan kotoran yang menempel pada cawan petri, kemudian membungkusnya dengan kertas pembungkus. Membersihkan pipet volum serta menyumbat bagian pangkal pipet menggunakan kapas, kemudian membungkusnya menggunakan kertas pembungkus. Memasukan cawan petri, pipe dan erlenmeyer pada oven selama 1 jam dengan suhu 170oC. Setelah selesai, mengeluarkan cawan petri dan pipet dari oven, tunggu hingga suhu turun sebelum menggunakannya.3.2.1.2.     Sterilisasi basah, metode yang dilakukan pada praktikum ini pertama-tama memasukkan medium sebelum mensrterilkannya kedalam erlenmeyer serta larutan pengencer kemudian tutup rapat menggunakan kapas. Memasukan erlenmeyer dan tabung reaksi ke dalam autoclave, kemudian menutup autoclave hingga rapat.menyalakanautoclave, menunggu hinga manometer dan termometer menunjukan tanda sterilisasi atau pada suhu121oC dengan tekanan 2 atam, mendiamkannyanya selama 15 menit. Setelah 15 menit menunggu hingga tekanan autoclave berkisar 0,5 atm, membuka katup pengaman dan membiarkan hingga autoclave tidak bertekanan, setelah itu membuka autoclave dan medium. Untuk medium berupa agar, untuk menurunkann suhunya dan menjaga agar tidak membeku maka memasukannya kedalam inkubator bersuhu 55oC, sebelum digunakan.

3.2.2.           Pembuatan medium3.2.2.1.     Medium Nutrien Agar (NA), metode yang dilakukan pada praktikum ini pertama-tama menimbang nutrien agar sebanyak 2,3 gram per 100 ml, melrutkannya dalam aquaddes. Mengaduk menggunakan pengaduk magnetik stirrer dan melakukan sterilisasi menggunakan autoclave.

3.2.2.2.     Medium Potato Dextrose Agar (PDA) dan Acified Potato Dextrose Agar(APDA), metode yang dilakukan pada praktikum ini pertama-tama mengupas kentang kemudian mencucinya menggunakan air hingga bersih. Mengiris kentang dengan ukuran 1x1 cm. Menimbang kentang sebanyak 250 g. Memasukan kentang kedalam beker glass, kemudian menambahkan 500 ml aquades, lalu menutupnya menggunakan aluminium foil serapat mungkin. Memanaskannya diatas pemanas hingga mendidih. Mengambil filtrat kentang dengan cara menyaringnya menggunakan kain saring. Setelah filtrat terkumpul, mengukur volumenya untuk membuat PDA dengan komposisi 100 ml filtrat kentang, 2 g dextrose, 2 g agar serta pH 6,8 – 7,2. Setelah itu, membuat medium APDA dengan menyiapkan larutan asam tartarat 10%. Mensterilkan medium PDA dan larutan asam tartarat 10% dalam autoclave pada suhu 121oC tekanan 2 atm selama 12 menit. Kemudian memasukkan medium PDA dan larutan asam tartarat 10% kedalam inkubator bersuhu 50oC. Setelah mencapai suhu 50oC menambahkan dengan pipet ukur steril larutam asam tartarat 10% kedalam medium PDA secara aseptis. Maka menghasilkan medium APDA.

Page 8: Media Mikrobiologi

3.2.3.           Metode hitungan cawanMetode yang dilakukan pada praktikum ini pertama-tama menyiapkan serta memberi

label larutan pengencer dan cawan petri steril sesuai dengan pengenceran dan pemupukan. Melakukan pengenceran hingga tinglat pengenceran yang ditentukan. Melakukan pencewanan pada 3 tingkat penenceran terakhir.menuangkan 10  ml medium agar kedalam cawan petri kemudian menggoyangkannya membentuk angka delapan hingga sampel merata. Setelah medium membeku, melakukan inkubasi dengan posisi terbalik pada suhu ruangan selama 24 – 48 jam. Menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada cawan dan melaporkan jumlah koloni per ml menurut standar yang ditetapkan.

3.2.4.           Pewarnaan gram3.2.4.1.     Kultur cair, metode yang dilakukan pada praktikum ini pertama-tamamenyebarkan sat atau lebih loop kultur cair pada kaca objek sehingga mencapai diameter kira-kira 1 – 1,5 cm2 kemudian mengeringkan / menfiksasi dengan api kecil. Meneteskan Gram A pada preparat lalu mendiamkannya selama 1 menit. Membilas kaca objek dengan aquades dengan memiringkan kaca objek. Membuang sisa air yang tertinggal kemudian menetesi dengan Gram B selama 2 menit kemudian membilasnya dengan aquades, lalu menghilangkan warna dengan Gram C hinggga warna biru tidak luntur lagi. Membilas kembali dengan aquades, kemudian menetesi dengan Gram D selama 30 detik. Membilas dengan air dan mengeringkan menggunakan tisu. Setelah selesai periksalah pada mikroskop hingga perbesaran 100 x.3.2.4.2.     Kultur padat, metode yang dilakukan pada praktikum ini pertama-tamamemberi air sebanyak 1- 2 tetes pada kaca objek dan mengambil sedikit mikroba menggunakan ujung loop, kemudian menyebarkannya diatas kaca objek sehingga memiliki diameter 1 – 1,5 cm2. Suspensi yang terbentuk tidak boleh keruh untuk mencegah terbentuknya preparat yang terlalu tebal. Kemudian mengeringkan / menfiksasi dengan api kecil. Meneteskan Gram A pada preparat lalu mendiamkannya selama 1 menit. Membilas kaca objek dengan aquades dengan memiringkan kaca objek. Membuang sisa air yang tertinggal kemudian menetesi dengan Gram B selama 2 menit kemudian membilasnya dengan aquades, lalu menghilangkan warna dengan Gram C hinggga warna biru tidak luntur lagi. Membilas kembali dengan aquades, kemudian menetesi dengan Gram D selama 30 detik. Membilas dengan air dan mengeringkan menggunakan tisu. Setelah selesai periksalah pada mikroskop hingga perbesaran 100 x.

Page 9: Media Mikrobiologi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.            SterilisasiBerdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa sterilisasi membutuhkan kesabaran

dan ketelitian. Alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum harus benar -benar steril. Langkah pertama yang harus diambil sebelum mengadakan inokulasi adalah mensterilkan medium serta alat-alat perlengkapannya. Pada sterilisasi kering dipergunakan untuk mensterilkan alat-alat praktikum yang terboat dari bahan kaca dengan menggunakan oven dengan suhu 1700C selama 1 jam sedangkan sterlisasi basah dipergunakan untuk mensterilkan medium yang digunakan sebagai media biakan mikroba dengan menggunakan autoclave selama 15 menit dengan tekanan 2 atm  Hal ini sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro (2005) yang menyatakan bahwa medium yang disterilkan ditempatakan di dalam autoklaf  selama 15 menit, hal ini tergantung kepada banyak sedikitnya barang yang disterilkan. Biasanya autoklaf sudah diatur sedemikian rupa, sehingga pada suhu tersebut tekanan ada sebesar sebesar 2 atm atau 15 lb/in2  pada suhu 1210C.

Page 10: Media Mikrobiologi

4.2.            Medium

4.2.1.      Pembuatan medium Nutrient Agar (NA)Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa medium adalah bahan yang

mengandung campuran nutrisi yang bermanfaat untuk membunuh mikroba. MediumNutrient Agar (NA) masuk ke dalam medium khusus karena dibuat sebagai tempat menumbuhkan mikroba yang sudah diketahui komposisi pembuatannya. NA dibuat dengan komposisi agar-agar yang sudah dipadatkan sehingga NA juga bisa disebut dengan nutrient padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar-agar hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro (1994) yang menyatakan bahwa medium Nutrient Agar adalah salah satu medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar-agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu 95 . Agar-agar adalah zat pengental dan bukan sebagai sumber makanan bagi bakteri. Menurut pendapat Amelia et al (2005) yang menyatakan bahwa agar – agar digunakan untuk membuat medium padat, agar larut dan menjadi padat pada suhu 450C. NA lebih bersifat umum sehingga mikroba banyak tumbuh pada media ini. Bakteri yang terkandung adalah kapang dan khamir. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanti (2008) yang menyatakan bahwa NA juga digunakan untuk media kapang dan khamir.

Page 11: Media Mikrobiologi

4.2.2.      Pembuatan medium Acidfied Potato Dextrose Agar (APDA)Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa medium APDA adalah salah satu dari

medium untuk proses menumbuhkan mikrobia. APDA medium yang berkomposisi kentang, dextrose dan asam tartarat. APDA tidak bersifat umum seperti NA karena tidak semua mikrobia dapat tumbuh pada medium ini. Medium APDA termasuk ke dalam medium yang padat sehingga dapat membentuk koloni mikroba yang dapat di lihat dan di hitung. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro (1994) bahwa medium APDA tidak bersifat umum seperti medium padat lainnya karena tidak semua bakteri dapat tumbuh pada medium ini. Percobaan dengan medium APDA dilakukan dengan menambahkan asam tartarat pada PDA setelah itu medium digunakan untuk isolasi bakteri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Irianto (2010) yang menyatakan bahwa medium digunakan untuk isolasi bakteri, hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni yang didapatkan nantinya. Dan pembuatan medium APDA dapat dilakukan dengan serangkaian cara mulai dari pembuatan PDA hingga pencampurannya dengan asam tartarat. Mikroba yang terkandung dalam medium ini adalah khamir. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanti (2008) yang menyatakan bahwa media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai.

Page 12: Media Mikrobiologi

4.3.            Metode Hitungan Cawan            Berdasarkan hitungan cawan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:Tabel 1. Metode Hitungan Cawan dengan Sampel Roti

Sampel Pengenceran SPC10-3 10-4 10-5

Roti (NA)Roti (APDA)

4810

136

8112

4,8 x 104

1,1 x 107

Sumber: Data Primer Praktikum Mikrobiologi Umum, 2012.Dari hasil hitungan jumlah koloni dapat dilihat bahwa jumlah koloni yang tumbuh pada

medium Roti (NA) semakin sedikit pada pengenceran yang semakin tinggi dari 48 lalu 13 dan 8 dengan bakteri E.coli. Menurut Pelchzar (2006) pengenceran digunakan karena untuk menumbuhkan bakteri pada media yang terbatas tidak mungkin dilakukan penghitungan bakteri yang berjumlah puluhan ribu. Pengenceran ini dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan bakteri pada sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Irianto (2010) yang menyatakan bahwa Escherichia Coli tumbuh dengan baik dihampir semua media pembenihan, dapat meragi laktosa, dan bersifat mikroaerofilik. Nutrient Agar (NA) yang digunakan dalam praktikum ini adalah agar. Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah dengan menghomogenkan sampel dengan larutan pengencer.

Dari hasil hitungan jumlah koloni dapat dilihat bahwa jumlah koloni yang tumbuh pada medium Roti (APDA) semakin sedikit pada pengenceran yang semakin tinggi dari TDA lau 169 dan 98 dan hasil SPC 1,1 x 107 dan bakteri yang hidup adalahstaphylococcus yang hasilnya lebih banyak dari NA. Hal ini sesuai dengan pendapatFardiaz (1992) yang menyatakan bahwa pati merupakan medium yang baik dalam pembiakan mikroorganisme karena mengandung unsur karbon. Hal ini diperkuat dengan pendapat Irianto (2010) yang menyatakan APDA cocok untuk menumbuhkan bakteristaphylococcus.

4.4.            Pewarnaan Gram

4.4.1.      Bakteri PositifBerdasarkan hasil pengamatan pewarnaan Gram yang dilakukan terhadap

kulturcair Staphylococcus aureus dengan perbesaran 100x, diperoleh hasil sebagai berikut :Ilustrasi 1. Pewarnaan Gram Positif Negatif

Hasil Pratikum Pembanding

Page 13: Media Mikrobiologi

Keterangan :  Bakteri  : staphylococcus aureus  Bentuk  : Bulat  Koloni  : Memisah  Warana : Ungu  Gram    : Positif

Keterangan :  Bakteri  : staphylococcus aureus  Bentuk  : Bulat  Koloni  :Menggumpal  Warana : Ungu  Gram    : Positif

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/           Staphylococcus_aureus

Sumber : data Primer Pratikum Mikro Biologi, 2012

Pewarnaan pada Staphylococcus aureus setelah pengamatan terlihat karakteristik bakteri berbentuk bulat (coccus) membentuk suatu koloni dengan warna dasar unggu, hal ini sesuai dengan pendapat Dwijoseputro (1994), menyatakan bahwa bakteri yang memiliki warna dasar ungu di sebut dengan gram positif. Dan menurut pendapat Pelczar (2006) yang menyatakan sel Staphylococcus sp berbentuk coccus atau bulat dengan ukuran 0,3–2,2 μm x 1,27–7,0 μm, bakteri ini termasuk bakteri yang mempunyai gram positif.

4.4.1.      Bakteri NegatifBerdasarkan hasil pengamatan pewarnaan Gram yang dilakukan terhadap

kulturcair Escherichia Coli  dengan perbesaran 100x, diperoleh sebagai berikut :Ilustrasi 2. Pewarnaan Gram Negatif Bakteri

Hasil Pratikum Pembanding

Keterangan :  Bakteri  : Escherichia Coli  Bentuk  : Batang  Koloni  : Menggerombol  Warana : Merah Muda  Gram    : Negatif

Keterangan :  Bakteri  : Escherichia Coli  Bentuk  : Batang  Koloni  :Menggerombol  Warana : Merah muda  Gram    : Negatif

Page 14: Media Mikrobiologi

Sumber :www.google.com/Escherichia coli Sumber : data Primer Pratikum Mikro Biologi, 2012

Pengamatan pada bakteri Escherichia coli terlihat bakteri berwarna merah muda dan berbentuk basil  yang Menurut Irianto  (2006) zat warna yang digunakan dalam pewarnaan sederhana adalah safranin, karbolfuksin encer, air fuksin, tengguli bismack atau pironin B. Kemudian preparat didiamkan selama dua menit dan dilihat dengan menggunakan mikroskop terlihat bakteri yang tidak dapat menahan  zat warna setelah dekolorisasi dengan alkohol akan kembali tidak berwarna dan apa bila di berikan perwarnaan dengan zat warna kontras, akan berwarna sesuai dengan zat warna kontras, dalam hal ini berwarna merah. Bakteri yang memperlihatkan reaksi semacam ini dinamakan bakteri gram negatif.

Page 15: Media Mikrobiologi

BAB VKESIMPULAN

5.1.            Kesimpulan            Berdasarkan hasil praktikum Mikrobiologi diperoleh kesimpulan bahwa sterilisasi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme, agar mikroorganisme tersebut dapat berkembang dengan baik. Selain itu, medium yang digunakan pun harus memiliki konsistensi yang baik. Mikroorganisme dapat berkembang pada medium padat. Medium untuk pembiakan dapat dibuat dengan media berupa agar-agar (nutrient agar) dan kentang (acified potati dextrose agar). Hasil perhitungan dengan metode hitungan cawan diperoleh hasil SPC untuk NA adalah 4,8 x 104 dan untuk APDA adalah 1,1 x 107. Mikroorganisme dapat dilihat menggunakan dua metode pewarnaan yaitu pewarnaan sederhana dan pewarnaan gram. Dengan metode pewarnaan gram dapat membedakan antara bakteri gram positif dan bakterri gram negatif.  

5.2.            SaranDiharapkan pada praktikan lebih memperhatikan ketersediaan alat serta bahan yang akan

digunakan dalam praktikum sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik, serta diharapkan melakukan pengecekan terhadap alat-alat yang akan digunakan sehingga tidak terjadi kerusakan yang dapat berakibat fatal. Dan tidak lupa meningkatkan komunikasi antara praktikan dan asisten.

Page 16: Media Mikrobiologi

DAFTAR PUSTAKAAmelia,G., R. Handayani, I. Saskiawan, T. Khusniati, A. Cholic. 2005. Isolasi dan Pengujian Aktivasi

Enzim Amilase dan Protease Mikroba dari Terasi Asal Kalimantan Timur. Bogor: Pusat Penelitian Biologi.Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.Dwidjoseputro, D.  2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.Fardiaz, S. 1993. Analisis Mkrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.Fardiaz. 1994. Analisis Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan GIzi Institut

Pertanian Bogor, Bogor.Harmita R. dan Radji, Maksum. 2006. Analis Hayati. Buku Kedokteran EGC, Manurung.

Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi. Yrama Widya, Bandung.Irianto, Koes. 2010. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid I. Yrama Widya, Bandung.

Pelczsar, M dan Chan, ECS.  2008. Dasar – Dasar Mikrobiologi 2. Universitas Indonesia Press, JakartaPenn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University, Milton Keynes.Purwoko, T. 2007. Fisiologi Mikroba. Bumi Aksara, Jakarta.

Sandjaja, B. 1992. Isolasi dan Identifikasi Mikrobakteria. Widya Medika, Jakarta.Schlegel, H. G dan Schmidt, K. 1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam. Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.Sumanti, Debby dkk. 2008. Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. Universitas

Padjajaran, Jatinangor.

Page 17: Media Mikrobiologi

LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar dan Fungsi AlatGambar alat Fungsi alat

Cawan Petri Sebagai tempat pembiakan mikroba

Mikroskop Digunakan untuk mengamati mikroorganisme

Api Bunsen Digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam serta digunakan ketikan melakukan pengenceran larutan di dekat cawan petri

Page 18: Media Mikrobiologi

Lampiran 1. (lanjutan)

Autoclave

Untuk mensterilkan bahan-bahan yang bersifat cair.

Tabung Reaksi Digunakan sebagai tempar pengenceran larutan.

Magnetic Stirrer

Magnetic Stirrer

Untuk mengaduk cairan Nutrient Agar dan Acified Potato Dextrose Agar.

Oven Digunakan untuk sterilisasi alat-alat yang terbuat dari gelas.

Lampiran 1. (lanjutan)Erlenmeyer Untuk menampung larutan Nutrient

Agar dan Acified Potato Dextrose Agar.

Page 19: Media Mikrobiologi

BekerglassUntuk mengukur larutan tertentu dengan tepat.

Page 20: Media Mikrobiologi

Lampiran 2. Menjawab Pertanyaan Praktikum MikrobiologiA.           Pertanyaan Sterilisasi1.             Jelaskan perbedaan sterilisasi kering dan sterilisasi basah2.             Jelaskan tujuan sterilisasi

Jawab :1.             Sterilisasi kering adalah sterilisasi yang menggunakan alat berupa oven untuk mesterilkan alat

gelas seperti cawan petri pada suhu 160°C selama 2 jam atau 170°C selama 1 jam.Sterilisasi basah adalah sterilisasi yang menggunakan alat autoclave untuk mensterilkan bahan atau medium agar tidak rusak karena pemanasan dan tekanan.Bahan yang disterilisasi berada dalam tabung atau erlemeyer dan ditutup rapat.Sterilisasi ini menggunakan suhu 121°C dengan tekanan 2 atm selama 15 menit.

2.             Tujuan dari sterilisasi adalah membuat alat dan bahan menjadi steril atau terbebas dari mikroorganisme yang bersifat merusak media dan menggangu proses kehidupan mikroba yang akan dibiakkan dan proses yang sedang dikerjakan.

B.            Pertanyaan Medium Dan Larutan Pengancer1.             Jelaskan fungsi dari masing-masing komponen dibawah ini di dalam medium :

a.    Pepton           c. Ekstrak sapi

Lampiran 2. (lanjutan)b.    Agar              d. NaCl

2.             Jelaskan perbedaan masing-masing medium dibawah ini :a.    Nutrien Agarb.    Potato dextrose agarc.    Lactose brothd.   Plate coun agare.    Briliant green lactose bile brothf.     Nutrient broth

3.             Sebut dan jelaskan klasifikasi medium !Jawab :

1.             Fungsi masing-masing komponen :a.              Pepton sebagai sumber protein sederhanab.             Agar berfungsi sebagai polimer karbohidrat untuk pemaddat mediumc.              Ekstrak sapi merupakan sumber N atau protein kompleksd.             NaCl sebagai larutan pengencer dan penghambat atau penghilang bakteri yang tidak tahan

garam2.             Perbedaan medium dibawah ini :a.              Nutrient Agar untuk menumbuhkan bakteri karena mengandung protein yang baik untuk

pertumbuhan bakterib.             Potato Dextrose Agar untuk menumbuhkan fungi karena mengandung karbohidrat yang baik

untuk pertumbuhan fungi.

Lampiran 2. (lanjutan)c.              Lactose Broth terbuat dari laktosa untuk mendeteksi ada tidaknya coliform dalam bahan pangan

Page 21: Media Mikrobiologi

d.             Plate Count Agar untuk menumbuhkan mikroba pada permukaan sehingga membentuk koloni yang dapat dilihat

e.              Briliant Green Lactose Bile Broth merupakan media yang spesifik dan baik untuk pertumbuhan bakteri

f.              Nutrient Broth3.             Klasifikasi medium                Berdasarkan susunan kimianya :

a)             Medium anorganik        c) Medium sintetikb)             Medium organik            d) Medium non-sintetik

                Berdasakan konsistensinya :a)             Medium cair / liquid mediumb)             Medium padat / solid mediumc)             Medium setengsh padat / semi solid medium                Berdasarkan fungsinya : a)             Medium diperkaya        e) Medium perhitunganb)             Medium selektif            f) Medium khususc)             Medium diferensiald)            Medium penguji

Page 22: Media Mikrobiologi

Lampiran 2. (lanjutan)C.           Pertanyaan Metode Hitung Cawan1.             Bagaimana prosedur perhitungan total mikroba pada sampel susu bubuk hingga pengenceran 10-

5. Hitung pula kebutuhan alat dan bahan!2.             Laporkan “Standar Plate Count” dari sampel dibawah ini :

SampelPengenceran

SPC10-2 10-3 10-4 10-5

Kaldu

daging

280

262

45

28

3

1

-

-

Susu

segar

TBUD

TBUD

TBUD

TBUD

708

782

158

302Sosis TBUD 294 35 5

Dendeng 55 15 1 0Jawab :

1.             Prosedur perhitungan total mikroba pada sampel susu bubuk hingga pengenceran 10-5. Hitung kebutuhan alat dan bahan :Alat                 : tabung reaksi, cawan petri, pipet, penghisap, erlenmeyer, bunsenBahan              : sampel yang akan di hitung (bakteri/jamur/mikroba), mediumProsedur          : menyiapkan dan memberi label pengencer dan cawan petri steril sesuai dengan pengenceran dan pemupukan yang ditetapkan. Melakukan pengenceran sampai tingkat pengenceran yang ditentukan (melakukan sampai

Lampiran 2. (lanjutan)tingkat pengenceran 10-5 pada bahan yang busuk). Melakukan pencawanan pada 4 tingkat pengenceran yang terakhir dan memasukkan pada cawan petri.

2.             Laporkan “Standar Plate Count” dari sampel dibawah ini :

SampelPengenceran

SPC10-2 10-3 10-4 10-5

Kaldu

daging

280

262

45

28

3

1

-

-

2,8 x 104

2,6 x 104

Susu

segar

TBUD

TBUD

TBUD

TBUD

708

782

158

302

1,6 x 107

3,0 x 107

Sosis TBUD 294 35 5 2,9 x 105

Dendeng 55 15 1 0 5,5 x 103

Page 23: Media Mikrobiologi

D.           Pertanyaan Pewarnaan Bakteri1.             Jelaskan perbedaan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif!2.             Sebutkan jenis dan bentuk koloni bakteri yang termasuk patogen!

Jawab :1.             Perbedaan bakteri gram positif dan negatif :  Gram positif :           Tidak mengalami dekolorisasi karena tetap mengikat warna ungu kristal violet           Pada tahap akhir pengecatan tidak terwarnai safranin           Memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal           tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama

Lampiran 2. (lanjutan)   Gram negatif :           Mengalami dekolorisasi oleh alcohol           Pada tahap akhir pengecatan terwarnai menjadi merah oleh safranin           Memiliki 3 lapisan dinding sel           Tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek

Page 24: Media Mikrobiologi

Lampiran 3. Hasil Perhitungan SPCPerthitungan SPC untuk sampel cari  :Medium NA pengenceran  =      Jumlah koloni x                                        1                                                                                             Faktor Pengencer                                    =      48 x   1                                                    10-3

                                    =      4,8 x 10-4

SPC     =          61        =          6,1 x 10-4

       10-3                                                

169 xMedium APDA                                      1                                               10-4

                                =      169000098 x                        =      1,7 x 106                                                               1                                            10-5

                        =      9800000                        =      9,8 x 106

=5750000=                                                (1700000+9800000)                                                                  2

Page 25: Media Mikrobiologi

Lampiran 4. Laporan Hasil Praktikum

Lampiran 4. (Lanjutan)

Page 26: Media Mikrobiologi

Lampiran 4. (Lanjutan)

Page 27: Media Mikrobiologi

Lampiran 4. (Lanjutan)

Page 28: Media Mikrobiologi

Lampiran 5. Fotokopi Literatur

Lampiran 5. (lanjutan)

Page 29: Media Mikrobiologi

Lampiran 5. (lanjutan)

Page 30: Media Mikrobiologi

Lampiran 5. (lanjutan)

Page 31: Media Mikrobiologi

Lampiran 5. (lanjutan)

Lampiran 5. (lanjutan)

Page 32: Media Mikrobiologi

Lampiran 5. (lanjutan)

Page 33: Media Mikrobiologi

Lampiran 5. (lanjutan)

                                                                                                         

http://mynameyunus.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi.html