masyarakat ekonomi asean nava

85
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 Updated: Kamis 5 Juni 2014 - 14:30 Kategori:  Ekonomi Syariah Posted by: Administrator Jika tidak ada aral melintang, tepat pada tanggal 1 januari 2015 bangsa-bangsa dikawasan Asia Tenggara atau lebih dikenal dengan ASEAN akan memasuki era baru dalam hubungan  perekonomian khususnya perdagangan dalam bentuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Siap atau tidak siap semua negara dikaw asan ASEAN sudah harus meleburkan batas territorial negaranya dalam satu pasar bebas yang diperkirakan akan menjadi tulang punggung  perekonomian dikawasan Asia setelah China. Semua industri tidak terkecuali industri keuangan dan perbankan syariah akan berkompetisi dalam pasar besar MEA. Bagi industri keuangan dan  perbankan syariah nasional, mulai dari regulator, praktisi, kalangan industri dan para akademisi harus bersinergi untuk menjadikan tantangan besar ini menjadi peluang bagi kemajuan  perekonomian nasional. Sebagian pihak menkhawatirkan hadirnya kesepakatan MEA 2015 sebagai sebuah ancaman karena pasar potensial domestik akan diambil oleh pesaing dari negara lain. Kekhawatiran ini tentu beralasan mengingat rendahnya k esiapan infrastruktur industri nasional masih sangat lemah, bahkan peringkat da ya saing (competitiveness) global Indonesia masih rendah di posisi 38. Sementara itu, Singapura (2), Mala ysia (24) Brunei (26) dan Thailand (37) (World Economic Forum 2013). Sedangkan negara Asean lainnya masih di bawah Indonesia. Bank syariah terbesar di Indonesia saat ini baru mampu membukukan aset sekitar US$5,4 miliar sehingga belum ada yang masuk ke dalam jajaran 25 bank syariah dengan aset terbesar di dunia. Sementara tiga bank syariah Malaysia mampu ma suk ke dalam daftar tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa skala ekonomi bank syariah Indonesia masih kalah dengan bank syariah Malaysia yang akan menjadi kompetitor utama. Belum tercapainya skala ekonomi tersebut membuat operasional bank syariah di Indonesia kalah efisien, terlebih sebagian besar bank syariah di Indonesia masih dalam tahap ekspansi yang membutuhkan biaya investasi infrastruktur yang cukup signifikan. Ditambah lagi sampai saat ini pemerintah belum memiliki Bank Syariah milik pemerintah (BUMN). Masih rendahnya peringkat daya saing nasional dan terbatasnya skala ekonomi Bank Syariah tersebut, tentu tidak menghalangi potensi perekonomian nasional yang kita miliki. Diantaranya: (i) jumlah penduduk muslim yang besar menjadi p otensi nasabah industri keuangan syariah; (ii)  prospek ekonomi yang cerah, tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi (kisaran 6,0%-6,5%) yang ditopang oleh fundamental ekonomi yang solid; (iii) peningkatan sovereign credit rating Indonesia menjadi investment grade yang akan meningkatkan minat investor untuk  berinvestasi di sektor keuangan domestik, termasuk industri keuangan syariah; dan (iv) memiliki sumber daya alam yang melimpah yang dapat dijadikan sebagai underlying transaksi industri keuangan syariah. Pengembangan keuangan syariah di Indonesia yang lebih bersifat market driven dan dorongan  bottom up dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga lebih bertumpu pada sektor riil juga menjadi keunggulan tersendiri. Berbeda dengan perkembangan keuangan syariah di Iran, Malaysia, dan Arab Saudi, dimana perkembangan keuangan syariahnya lebih bertumpu pada

Upload: ahmad-sodiq

Post on 02-Jun-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 1/85

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015

Updated: Kamis 5 Juni 2014 - 14:30 Kategori: Ekonomi Syariah Posted by: Administrator

Jika tidak ada aral melintang, tepat pada tanggal 1 januari 2015 bangsa-bangsa dikawasan Asia

Tenggara atau lebih dikenal dengan ASEAN akan memasuki era baru dalam hubungan perekonomian khususnya perdagangan dalam bentuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Siapatau tidak siap semua negara dikawasan ASEAN sudah harus meleburkan batas territorialnegaranya dalam satu pasar bebas yang diperkirakan akan menjadi tulang punggung perekonomian dikawasan Asia setelah China. Semua industri tidak terkecuali industri keuangandan perbankan syariah akan berkompetisi dalam pasar besar MEA. Bagi industri keuangan dan perbankan syariah nasional, mulai dari regulator, praktisi, kalangan industri dan para akademisiharus bersinergi untuk menjadikan tantangan besar ini menjadi peluang bagi kemajuan perekonomian nasional.

Sebagian pihak menkhawatirkan hadirnya kesepakatan MEA 2015 sebagai sebuah ancaman

karena pasar potensial domestik akan diambil oleh pesaing dari negara lain. Kekhawatiran initentu beralasan mengingat rendahnya kesiapan infrastruktur industri nasional masih sangatlemah, bahkan peringkat daya saing (competitiveness) global Indonesia masih rendah di posisi38. Sementara itu, Singapura (2), Malaysia (24) Brunei (26) dan Thailand (37) (World EconomicForum 2013). Sedangkan negara Asean lainnya masih di bawah Indonesia.

Bank syariah terbesar di Indonesia saat ini baru mampu membukukan aset sekitar US$5,4 miliarsehingga belum ada yang masuk ke dalam jajaran 25 bank syariah dengan aset terbesar di dunia.Sementara tiga bank syariah Malaysia mampu masuk ke dalam daftar tersebut. Hal inimenunjukkan bahwa skala ekonomi bank syariah Indonesia masih kalah dengan bank syariahMalaysia yang akan menjadi kompetitor utama. Belum tercapainya skala ekonomi tersebut

membuat operasional bank syariah di Indonesia kalah efisien, terlebih sebagian besar banksyariah di Indonesia masih dalam tahap ekspansi yang membutuhkan biaya investasiinfrastruktur yang cukup signifikan. Ditambah lagi sampai saat ini pemerintah belum memilikiBank Syariah milik pemerintah (BUMN).

Masih rendahnya peringkat daya saing nasional dan terbatasnya skala ekonomi Bank Syariahtersebut, tentu tidak menghalangi potensi perekonomian nasional yang kita miliki. Diantaranya:(i) jumlah penduduk muslim yang besar menjadi potensi nasabah industri keuangan syariah; (ii) prospek ekonomi yang cerah, tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi (kisaran6,0%-6,5%) yang ditopang oleh fundamental ekonomi yang solid; (iii) peningkatan sovereigncredit rating Indonesia menjadi investment grade yang akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di sektor keuangan domestik, termasuk industri keuangan syariah; dan (iv) memilikisumber daya alam yang melimpah yang dapat dijadikan sebagai underlying transaksi industrikeuangan syariah.

Pengembangan keuangan syariah di Indonesia yang lebih bersifat market driven dan dorongan bottom up dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga lebih bertumpu pada sektor riil jugamenjadi keunggulan tersendiri. Berbeda dengan perkembangan keuangan syariah di Iran,Malaysia, dan Arab Saudi, dimana perkembangan keuangan syariahnya lebih bertumpu pada

Page 2: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 2/85

sektor keuangan, bukan sektor riil, dan peranan pemerintah sangat dominan. Selain dalam bentukdukungan regulasi, penempatan dana pemerintah dan perusahaan milik negara pada lembagakeuangan syariah membuat total asetnya meningkat signifikan, terlebih ketika negara-negaratersebut menikmati windfall profit dari kenaikan harga minyak dan komoditas.

Keunggulan struktur pengembangan keuangan syariah di Indonesia lainnya adalah regulatoryregime yang dinilai lebih baik dibanding dengan negara lain. Di Indonesia kewenanganmengeluarkan fatwa keuangan syariah bersifat terpusat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN)  –  Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang merupakan institusi yang independen. Sementara di negaralain, fatwa dapat dikeluarkan oleh perorangan ulama sehingga peluang terjadinya perbedaansangat besar. Di Malaysia, struktur organisasi lembaga fatwa ini berada di bawah Bank NegaraMalaysia (BNM), tidak berdiri sendiri secara independen.

Semua stakeholder industri keuangan dan perbankan syariah nasional harus bersama-sama bersinergi dan berbagi peran untuk menghadapi MEA 2015. Kita tidak bisa menutup mata atassemua permasalahan dana kelemahan yang kita miliki, tetapi kita juga tidak bisa berpangku

tangan karna potensi besar yang kita miliki sabagai syarat untuk menjadikan industri keuangandan perbankan syariah nasional terdepan dan terbaik, mamapu menjadi tuan rumah dinegerinyasendiri. Hal itu bisa kita raih jika tantangan yang ada bisa menjadi peluang untuk kitarealisasikan.

ingin tahu lebih lengkap dan mendetail tentang materi ini, silahkan hadir dalam seminarnya yangakan dilaksanakan pada tanggal 18 juni 2014. Informasi lebih lengkap silahkan klik  disini .

makala1

iSteering Commitee1. Hariyadi B. Sukamdani2. Emirsyah Satar3. Maxi Gunawan4. Rahardjo Jamtomo

 Active Te

am1. Didik J. Rachbini - Executive Director2. Tulus Tambunan - Senior Economis

Page 3: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 3/85

t and Project Team Lea

der3. Rasidin Sitepu - Junior Economist4. M. Hakim - Legal Councel5. Yohanna M.L Gultom - Social Scientist6. Aslim Nurhasan - PR Professional/Expert

 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate(ACTIVE)Programme

TeamP

enulis : Tulus T.H. TambunanTulisan ini merupakan hasil pemi

kiran Tim Advokasi Program A

Page 4: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 4/85

CTIVE.Pertan

yaan yang berkaitan dengan tulisan ini dapat diajukan kepa

da Tim ACTIVE Kadin Indonesiadi [email protected]

1

 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate(ACTIVE)Programme

1.PendahuluanDari perspektif dunia, diakui bahwa usahamikro, kecil dan menengah (UMKM) memainkansuatu peran vital di dalam pembangunan danpertumbuhan ekonomi, tidak hanya di neg

Page 5: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 5/85

ara-negara sedang berkembang (NSB) tetapi juga dinegara-negara maju (NM).Diakui secara luas

bahwa UMKM sangat penting karena karakteristik-karakteristik utama mereka yang membedakanmereka dari usaha besar (UB), terutama karenaUMKM adalah usaha-usaha padat karya, terdapatdi semua lokasi terutama di perdesaan, lebih

tergantung pada bahan-bahan baku lokal, danpenyedia utama barang-barang dan jasakebutuhan pokok masyaraka

t berpendapatanrendah atau miskin.1

Dengan menyadari betapapentingnya UMKM tersebut, tidak heran kenapa

Page 6: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 6/85

pemerintah-pemerintah di hampir semua NSBmempunyai berbagai macam program, denganskim-skim kredit ber

subsidi sebagai komponenterpenting, untuk mendukung perkembangandan pertumbuhan UMKM. Lembaga-lembagainternasional seperti Bank Dunia, BankPembangunan Asia (ADB) dan Organisasi Duniauntuk Industri dan Pembangunan (UNIDO) danbanyak negara-negara donor melalui kerjasama-kerjasama bilateral juga sangat aktif selama inidalam upaya-upaya pengembangan (ataucapacity building) UMKM di NSB.Di Indonesia, sejak awal periode Orde Baru(1966-1998) hingga sekarang ini sudah banyakupaya yang dilakukan pemerintah untukmendukung perkembangan dan pertumbuhanUMKM di dalam negeri dalam berbagai macam

program dan kebijakan/peraturan, termasukmenerbitkan undang-undang (UU) UMKM No.20tahun 2008. Program-program yang telah/masihdilakukan antara lain dari berbagai skim kreditbersubsidi mulai dari KIK (Kredit Investasi Kecil)dan KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) padadekade 1970-an hingga KUR (Kredit UsahaRakyat) yang diperkenalkan oleh PresidenSBY

.Namun banyak studi maupun datanasional yang ada menunjukkan bahwakinerja UMKM di Indonesia masih relatifburuk bukan saja dibandingkan dengan UB,tetapi juga dibandingkan dengan UMKM diNM.2

Page 7: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 7/85

Bahkan belakangan ini, munculperdebatan terutama di kalangan akademis danpembuat kebijakan apakah UMKM Indonesiamampu bersaing di pasar ekspor atau palingtidak bisa bertahan di pasar dalam negeri

terhadap persaingan yang semakin ketat daribarang-barang impor. Perdebatan ini semakinsengit dengan diberlakukannya perdaganganbebas antara ASE

 AN dengan China (CAFT

 A) danr

encana penerapan Masyarakat Ek

onomi ASE AN(ME-ASEAN) pada tahun 2015 yang sudah tidaklama lagi, yang pada intinya adalah tidak adalagi hambatan terhadap arus barang dan jasa,manusia dan modal antara negara-negaraanggota ASEAN.

Page 8: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 8/85

Dengan latar belakangan tersebut di atas,berdasarkan analisa data sekunder dan surveiliteratur kunci mengenai dampak dariliberalisasi perdagangan terhadap UMKM,tulisan ini bertujuan menganalisis kinerja

ekspor UMKM Indonesia dan membahastantangan, peluang dan ancaman yang dihadapioleh kelompok usaha tersebut dengandiberlakukannya pasar bebas ASEAN.

2.Dampak Pas

ar Bebas:PembahasanTeoriKebijakan perdagangan internasionaltelah mengalami suatu perubahanfundamental di banyak negara di Asia,1

Li

hat misalnya Tambunan (2009 a,b,c, 2010).2

Lihat misaln

ya Tambunan (2009 a,b,c, 2010).

2

 Advancing Indonesia‟s Civil Society 

Page 9: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 9/85

in Trade and Investment Climate (ACTIVE)Programm

ekhususn

ya di Asia Tenggara dan Timur, dalamdua decade terakhir ini. Di Indonesia sendiri,liberalisasi perdagangan luar negeri telah

dimulai bertahap sejak tahun 1986 dan sejaktahun 1994 Indonesia sudah mengurangi secarasignifikan tarif-tarif impornya dari rata-ratatidak tertimbang sekitar 20 persen pada tahun1994 ke 9,5 persen pada tahun 1998. Pada tahun1998, tarif-tarif impor yang dikenakan terhadapberbagai produk makanan juga dikurangihingga maksimum 5 persen. Selain tarif-tarifimpor, pemerin

tah Indonesia jugamenghilangkan berbagai macam hambatannon-tarif (NTBs) terhadap impor danhambatan-hambat

an terhadap ekspor. Sejakkrisis ek

Page 10: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 10/85

onomi tahun 1997-98, Indonesia telah

melakukan berbagai deregulasi di dalamkebijakan perdagangan luar negerinya untukkomoditas-komoditas utama pertanian (kecualiberas untuk alasan-alasan sosial dan politik),dan juga sudah menghapus praktek-pr

aktekmonopoli dalam produksi dan perdagangan diindustri-industri tertentu terutama yangmembuat produk-produk per

antara atau bahanbaku bagi sektor-sektor lainnya, termasuk

Page 11: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 11/85

semen, kayu lapis dan rotan serta mengurangipajak teradap ekspor kayu.Terutama sejak makin ban

yaknya studiyang menganalisis dampak terhadap ekonomidari negara-negara seperti Korea Selatan,Indonesia, China, Thailand dan lainnya darireformasi kebijakan perdagangan luar negerimereka ke arah pasar bebas3

,wilayah AsiaTeng

gara dan Timur memberi banyak buktimengenai keuntungan-keuntungan, selain jugaancaman-ancaman yang bisa muncul dariliberalisasi perdagangan internasional.Berdasarkan data tahunan dari WTO danUNCT

 AD,dalam beberap

Page 12: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 12/85

a tahun belakanganini

, dengan pertumbuhan yang berkelanjutandalam perdagangan eksternal, wilayahtersebut telah menciptakan laju pertumbuhanekonomi yang tinggi di dunia dan jugamengalami penurunan dalam kemiskinansekitar rata-rata 12,5 persen pada awal tahun2000 jika dibandingkan dengan awal dekade 90-an. Melalui perluasan perdagangan luar negeri,wilayah itu menjadi semakin terintegrasidengan ekonomi global dan mendapatkan lebi

hbanyak lagi keuntungan dari itu.Namun demikian, fokus dari studi-studitersebut lebih pada pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan industri manufaktur dalamnegeri. Implikasi dari liberalisasi perdaganganinternasional terhadap UMKM di negara-negaratersebut masih merupakan suatu isu yangkurang ditelitidi dalam literatur mengenaiUMKM di NSB pada umumnya dan di Asia pada

Page 13: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 13/85

khususnya. Kemungkinan studi yang palingkomprehensif yang a

da hingga saat inimengenai isu tersebut di Asia adalah dariNugent dan Yee (2002) terhadap UMKM di KoreaSelatan. Penelitian mereka menunjukkanbahwa UMKM di negara itu yang jauh lebih majudibandingkan UMKM Indonesia, terkait

langsung dengan kebijakan perdagangan luarnegeri negara tersebut yang berorientasiekspor.

 Ada kepercayaan umum bahwa liberalisasiperdagangan antar negara akan menguntung-kan ek

onomi dalam negeri maupun duniasecara keseluruhan. Pada tingkat makro,liberalisasi perdagangan internasional dapatmemberikan keuntungan-keuntungan secaraluas melalui jalur-jalur berikut ini: perbaikanalokasi sumber-sumber daya produksi (dalam

Page 14: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 14/85

arti sumber-sumber daya produksi yangterbatas akan tersalurkan ke kegiatan-kegiatanekonomi yan

g produktif); akses ke teknologi-3

Beberapa dari yang paling dikenal adalah Krueger (1978), Dollar (1992), dan Kruger dkk. (2000).

3 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate(ACTIVE)Programme4

Pandangan ini sejalan dengan teori umum yang mana skala usaha diprediksi mempengaruhi secarapositif kinerja ekspor dariperusahaan-perusahaan. Teori perdag

angan internasional yang baru menghipotesakan suatu dampak positif dari luas pa

sar dalampandangan dari skala ekonomis. Teori tersebut meneg

Page 15: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 15/85

askan bahwa skala ekonomis memberikan keuntungan biaya-biaya dalamkegiatan-kegiatan produksi, R&D, dan pemasaran. Lihat misalnya, Tybout (1992) dan Bonaccorsi (1992)untuk suatu tinjauanliter

atur. Di sisi lain, literatur mengenai pemasaran ekspor memberi kesan bah

wa UB mempunyai sumber-sumber daya produksiyang lebih besar untuk mendapatkan informasi mengenai pasar-pasar di negara-negara lain dan untukmenanggung ketidakpastian-ketidakpastian dari suatu pasar luar negeri (lihat misalnya Wakelin, 1997). Oleh karena itu, sebagai suatuhipotesa umum, UB,

bukan UMKM, yang lebih berorientasi ekspor

Page 16: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 16/85

.5

Pandangan ini lebih didukung secara umum oleh hasil-hasil ekonometri. Lihat, misalnya, Aggarwal (2001)dan Tybout dkk. (1991).

teknologi yang lebih baik atau barang-barangmodal dan perantara dengan teknologi maju

sehingga negara-negara yang belum mampumengembangkan teknologinya sendiri,termasuk Indonesia, tidak akan ketinggalandalam perkembangan teknologi karena denganmudah bisa didapat dari negara-negara yangmampu mengembangkan teknologi seperti

 Amerika Serikat (AS), Jerman, Jepang danlainnya; sk

ala ekonomis dan skop (denganadanya perdagangan antar negara maka setiapnegara bisa memperluas pasarnya sehinggadalam produksiny

a, skala ekonomis bisa tercapaidan setiap negara bisa memperluas variasiproduk yang dapat diproduksi di dalam negeridengan berdasarkan spesialisasi); persaingan dipasar domestik yang lebih besar (dan inimemaksa setiap perusahaan di dalam negeriuntuk meningkatkan daya saingnya melaluipeningkatan efisiensi, perbaikan kualitasproduk, dan lainnya); serta adanya pertumbuhaneksternalitas yang menguntungkan sepertiperalihan pengetahuan dan lainnya (Falvey dan

Page 17: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 17/85

Kim, 1992).Sedangkan pada tingkat mikro, secara teori,liberalisasi perdagangan internasional, seperti

CAFT A dan ME-ASE

 AN 2015 dalam konteks

 ASEAN, bisa mempengaruhi secara negatif ataupositif perusahaan-perusahaan lokal (misalnyaIndonesia) secara individu melalui empat (4)cara. Pertama, melalui peningkatan persaingandi pasar domestik. T

arif impor yang rendah ataunol dan tidak adanya pembatasan (kuota) danhambatan-hambatan impor lainnya akanmeningkatkan daya saing di pasar domestik, danhal ini akan memaksa perusahaan-

perusahaan lokal yang tidak efisien/produktifuntuk memperbaiki kinerjanya ataumeningkatkan produktivitasnya dengan caramenghilangkan pemborosan-pemborosan,mengeks

Page 18: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 18/85

ploitasi-kan skala ek

onomiseksternal dan mengembangkan skop,menggunakan teknologi-teknologi baru, sertamelakukan secara terus menerus inovasi, ataukalah bersaing dan akhirnya terpaksamenutup usaha. Keterbukaan dari suatuekonomi terhadap perdagangan in

ternasional

 juga dilihat sebagai peningkatan skala usaha/pabrik hingga mencapai efisiensi skala dariperusahaan-perusahaan lokal dengan caramengadopsi teknologi-teknologi, manajemen,organisasi dan metode-metode produksi yanglebih efisien.4

Kedua, melalui penurunanbiaya produksi. Karena tidak ada lagi tarifimpor dan hambatan-hambatan imporlainnya maka harga-harga dari bahan-bahanbaku dan input lainnya yang diimpor menjadimurah, sehingga memperkuat posisi dariperusahaan-perusahaan domestik dalam

Page 19: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 19/85

persaingan di pasar domestik dengan barang-barang jadi impor dan/a

tau di pasar ekspor.Ketiga, melalui peningkatan ekspor. Suatunegara membuka diri terhadap perdagangan

dunia tidak hanya membuat peningkatanefisiensi di perusahaan-perusahaandomestic, tetapi juga menstimula

si ekspor.5

Keempat, melalui pengurangan ketersediaanbahan-bahan baku atau input lainnya di pasardalam negeri. Dengan menghilangkan

Page 20: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 20/85

hambatan-hambatan terhadap ekspor bahan-bahan baku, maka ekspornya akan meningkat,

4

 Advancing Indonesia‟s Civil Society 

in Trade and Investment Climate (ACTIVE)Programm

edan ini berarti perusahaan-perusahaan didalam negeri akan mengalami kelangkaan atasbahan-bahan baku. Ini merupakan suatu efeknegatif dari liberalisasi perdaganganinternasional terhadap perusahaan-perusahaan domestik.Seperti yang diilustrasikan di Gambar 1,

kombinasi dari garis-garis (a) yakni produk-produk konsumen yang diimpor dan (b) yakniproduk-produk serupa (substitusi) buatanlokal/dalam negeri adalah „ e

Page 21: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 21/85

fek-efek

persaingan‟ dari liberalisasi perdagangan internasional. Efek-efek persaingan tersebutbisa juga disebut efek-e

fek efisiensi, karenatingkat daya saing juga ditentukan oleh tingkatefisiensi. Sementar

a itu, kombinasi dari garis-garis (c) yakni pr

Page 22: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 22/85

oduk-produk yang diimporuntuk kebutuhan produksi dalam negeri (input)

dan (d) yakni input serupa buatan lokal adalah„ efek-efek penurunan biaya produksi‟ dari liberalisasi perdagangan internasional.Selanjutnya, garis (e) adalah „ 

efek-efekkesempa

tan ekspor‟ dari perusahaan-perusahaan lokal (dalam negeri). Dalamk

Page 23: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 23/85

onteks ini, perusahaan-perusahaan ter

sebutmendapatkan peluang ekspor lebih besar dariliberalisasi perdagangan internasional.Terakhir, kombinasi dari garis-garis (d) dan (f)yakni input buatan lokal yang bisa dijual ke luarnegeri adalah „ efek k

ekurangan input di dalamnegeri‟ dari liberalisasi perdagangan internasional. Efek penurunan biaya produksidan efek efek kekurangan input di pasar dalamnegeri tersebut dapat digabungkan menjadi„ e

fek sisi penawaran total‟ 

Page 24: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 24/85

, sedangkankombina

si dari efek persaingan dan efekpeluang ekspor tersebut dapat dianggapsebagai efek sisi permintaan total dariliberalisasi perdagangan internasional. Efek sisipenawaran total tersebut bisa negatif apabilaefek kedua itu lebih besar daripada efekpertama. Sebagai alternatifnya, hal itu bisapositif apabila yang tejadi sebaliknya, atau jikasatu efek sepenuhny

a dikompensasi oleh efeklainnya tersebut.Dengan demikian, ekspektasi umumadalah bahwa liberalisasi perdaganganinternasional yang meningkatkan persaingan

internasional di pasar domestik akanberdampak buruk terhadap UMKM yang tidakefisien atau yang berdaya saing rendah,sementara itu akan menguntungkan UMKMyang efisien dan ber

Page 25: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 25/85

daya saing tinggi. Ten

tu,efek-efek kekurangan input di pasar lokalGambar 1: Empat Cara Utama Liberalisasi Mempengaruhi UMKM diIndonesia:Suatu Pemi

kiran TeoretisPasar output loka/dalam negeriImporPasarEkspo

rUMKM

Pasar input lokal/dalam negeri

Sumber: Tambunan (2010)(a)

Page 26: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 26/85

(b)(c)(e)(d)(f)

5

 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate(ACTIVE)Programmetersebut bisa berdampak negatif bagi UMKMlokal, sekalipun perusahaan bersangkutansangat efisien atau berdaya saing tinggi. Namun,

secara umum, efek-efek persaingan/

efisiensilebih besar daripada efek-e

fek kelangkaan inputdi pasar lok

Page 27: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 27/85

al. Efek-ef

ek efisiensi dari liberalisasiperdagangan dunia bisa diobservasi dalam suatukenaikan dari skala usaha/pabrik rata-ratadiantara UMKM dan penurunan biaya produksirata-rata. Namun demikian, literaturinternasional, walaupun masih relatif terbatas,mengenai efek dari kebijakan perdagangan luarnegeri terhadap UMKM menunjukkanpenemuan-penemuan yang berbeda. Misalnya,hasil penelitian dari Tybout (2000) mengenai

efek-efek dinamika mikro dari li

beralisasiperdagangan internasional terhadapperusahaan-perusahaan manufaktur di NSBsecar

Page 28: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 28/85

a konsisten menunjukkan bah

wapeningkatan dalam penetrasi impor maupunpengurangan proteksi industri dalam negeriterhadap impor berasosiasi erat denganpengecilan bukan perluasan skala usaha/pabrikdari perusahaan-perusahaan dalam negeri.Suatu penemuan penting dari penelitiantersebut adalah bahwa efek-efek dari

liberalisasi perdagangan internasional bisabekerja melawan efisiensi skala dari UMKMdalam periode jangka pendek, bukannyameningkatkan segera efisiensi (atau kalau adakeuntungan-keuntungan dari efisiensi, nilainyasangat kecil).6

Penemuan-penemuan dari Tybout tersebutdidukung oleh penelitian dari Tewari (2001)

Page 29: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 29/85

mengenai pengalaman dari Tamil Na

du di Indiadalam 15 tahun belakangan ini. Setelahpemerintah India menghilangkan semuarintangan di sejumlah industri termasuk tekstil,yang memberikan kesempatan bagi semuaorang untuk masuk ke industri-industri tersebut,dan secara bersamaan meliberalisasikanperdagangan luar negeri, banyak sekali pemainbaru yang pada umumnya UMKM di industri-industri tersebut, terutama industri tekstil.Tewari menemukan bahwa hingga

pertengahan decade 1990-an, rata-rata luaspabrik per perusahaan di industri tekstilmengecil secara signifikan, bukannya tambahbesar.Penelitian lainnya di wilayah yang samaadalah yang dilakukan pada tahun 2002 olehTe

wari dan Goebel. Mereka menemukan duafakta yang menarik. Pertama, UMKM disejumlah industri berkinerja lebih baik

Page 30: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 30/85

dibandingkan rekannya di industri-industrilainnya; persis seperti kinerja dari sejumlahindustri lebih baik dibandingkan industri-industri lainnya. Kedua, UMKM yang terikat kesegmen-segmen p

asar paling bawah di kota-kota besar atau wilayah-wilayah me

tropolitanadalah yang paling terancam oleh barang-barang impor yang murah. Ironisnya, UMKMyang melayani segmen-segmen pasar yangsama di perdesaan tidak menghadapi tekanan-tekanan yang sama dari kehadiran barang-bar

ang impor. Salah satu alasannya, menurutstudi tersebut, adalah bahwa jaringan

Page 31: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 31/85

distribusi antara penjual/produsen danmasyarakat perdesaan (pembeli) dilandasioleh hubungan sosial yang sangat kuat yangmerupakan suatu sumber kekuatan UMKMperdesaan dalam menghadapi persaingan dari

barang-barang impor, dan pesaing-pesaingnon-lokal akan menghadapi biaya yang besar

 jika ingin membuat jaringan distribusi yangsama (Tewari dan Goebel, 2002).Di China, Wang dan Yao (2002)

menemukan bahwa liberalisasi perdaganganinternasional sejak akhir dekade 1970an telahmembuat sangat dinamisnya UMKM di negarapanda itu. Banyak UMKM yang tumbuh pesat6

Lihat selanjutnya tinjauan ulang literatur dari Tybout (2000).

6

 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate (ACTIVE)Programm

esehingga mereka bisa meningkatkan nilaitambah terhadap ekonomi China dari ha

Page 32: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 32/85

silpeningkatan produktivitas total mereka.Sedangkan dari data perusahaan di Ghana,St

eel dan Webster (1992) menemukansebaliknya. Akibat liberalisasi perdaganganluar negeri, banyak UMKM di negara itumengalami penurunan keuntungan akibatpeningkatan biaya input, lemahnyapermintaan domestik terhadap pr

oduk-produk mereka, dan masuknya barang-barangimpor dengan daya saing yang lebih baik.Demikian pula, setelah mengkaji dataperusahaan untuk periode 1993-1996 di Chaddan Gabon, Navaretti, dkk.(2003) menemukanbahwa proses reformasi perdagangan luarnegeri menuju ke suatu sistem yang lebihterbuka yang berbarengan dengan devaluasi

nilai mata uangnya gagal menciptakanpertumbuhan bagi UMKM lokal. Sebaliknya,banyak dari kelompok usaha ini ditemukansedang kesulitan keuangan akibat tingginyabiaya bahan baku dan input lainnya.Studi-studi lainn

Page 33: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 33/85

ya termasukV

alodia danVelia (2004),Kaplinskly, dkk. (2002), Robertsdan Tybout (1996), serta Roberts (2000). Studipertama itu meneliti hubungan antara

liberalisasi perdagangan luar negeri padatingkat makro dan efek-efek pen

yesuaian padatingkat mikro atau perusahaan di industrimanufaktur di Afrika Selatan

Page 34: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 34/85

. Penemuan-penemuan mereka memberi kesan bahwa adasuatu relasi yang kuat antara besarnyaperusahaan dan perdagangan internasional.

Lebih dari setengah dari perusahaan-perusahaan yang diteliti yang tidak terlibatdalam perdagangan internasional adalahUMKM. Pada ekstrim lainnya, hampir setengahdari perusahaan-perusahaan yang diteliti yangterlibat dalam kegiatan-kegiatan impor danekspor adalah UB dengan mengerjakan lebihdari 200 pekerja. Kelihatannya perusahaan-perusahaan besar lebihberhasil dibandingkanperusahaan-perusahaan kecil dalammengintegrasikan kegiatan-kegiatan produksimereka ke dalam rantai global dari produksi.Sedangkan studi-studi lainnya menyimpulkanbahwa keberhasilan UMKM dalam liberalisasiperdagangan in

ternasional, khususnya impor,terletak pada kemampuannya untuk bersaingdengan produk

-produk impor, dan kemampuanini pada gilirannya tergantung padakemampuannya memperluas kapasitasproduksi, mendapatkan sumber daya manusia

Page 35: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 35/85

(SDM) yang baik dan teknologi-teknologi maju,melakukan inovasi, dan meningkatkan kualitasdari produk-pr

oduknya.Untuk kasus Indonesia, tidak terlalu banyakpenelitian secara empiris mengenai dampak dariperdagangan bebas terhadap UMKM. Namunada beberapa studi mengenai dampak dariperubahan-perubahan kebijakan perdaganganluar negeri terhadap UMKM, yang diantaranyaadalahdari Berry dan Levy (1994). Merekamensurvei 91 UMKM yang melakukan ekspor ditiga (3) subsektor dari industri manufaktur dan jugamelakukan wawancara intensif dengan 40lembaga-lembaga publik dan swasta yang aktifterlibat dalam isu-isu UMKM. Ketiga subsektortersebut adalah industri pakaian jadi di Jakarta danBandung (Jawa Barat), meubel rotan di Jakarta danSur

abaya (Jawa Timur), dan meubel kayu di Jepara

(Jawa Tengah). Kebany

Page 36: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 36/85

akan dari responden mulai

melakukan ekspor atau meningkatkan ekspormereka sejak pemerintah Indonesia menerapkanlarangan terhadap ekspor rotan mentah atausetengah jadi. Sepertinya larangan tersebutmenjadi suatu faktor kunci yang mendorong suatuekspansi besar dalam ekspor meubel rotan dariUMKM Indonesia.Sesaat setelah krisis ekonomi 1997,Dierman dkk. (1998) melakukan suatupengkajian terhadap dampak dari reformasikebijakan perdagangan luar negeri danreformasi kebijakan-kebijakan lainnya yangterkait dengan kesepakatan pemerintah dengan

7 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate(ACTIVE)ProgrammeIMF terhadap UMKM di industri manufaktur diIndonesia. Hasilnya menunjukkan bahwakemungkinan dampaknya bervariasi menurutkelompok industri. UMKM di industri-industri

yang pada era sebelum krisis sangat diproteksidiperkirakan akan mengalami efek negatifdibandingkan UMKM di industri-industri yangtidak terlalu dilindungi semasa era orde baru.Secara metodologi, dampak dari liberalisasiperdagangan internasional terhadap UMKM diIndonesia bisa dianalisis dengan dua

Page 37: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 37/85

pendekatan, yakni pendekatan langsung danpendekatan tidak langsung. Pendekatanlangsung adalah dengan survei lapanganterhadap pemilik/pengusaha UMKM, misalnyadengan menanyakan apakah ekspor mereka

meningkat atau produksi mereka menurunakibat persaingan daribarang-barang impor.Sedangkan pendekatan tidak langsung adalahanalisis data sekunder, misalnya dat

aperkembangan nilai atau pangsa eksporUMKM, pertumbuhan output mereka, atau

 jumlah unit usahanya. Data Badan PusatStatistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlahunit usaha UMKM dan kontribusi outputny

aterhadap pembentukan produk domestikbruto (PDB) terus bertambah setiap tahun,yang mengindikasikan bahwa liberalisasiperdagangan internasional atau semakinterbuk

Page 38: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 38/85

anya ekonomi Indonesia t

erhadap duniatidak mematikan UMKM. Hasil pembandingan(plot) antara jumlah unit usaha UMKM danrasio total perdagangan internasional (impor+ ekspor) terhadap PDB (%) hingga 2008 jugamengindikasikan hal yang sama (Gambar 2).Gambar 2: Jumlah Unit Usaha UMKM dan Jumlah Perdagangan Internasional(% dari PDB) di IndonesiaSumber: BPS (www.bps.g

o.id3.Kinerja Ekspor dan Daya SaingPertumbuhan dan perkembangan(diversifikasi pasar serta produk danpendalaman) ekspor dipengaruhi secarabersamaan oleh bany

ak faktor, yang menurutsif

Page 39: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 39/85

atnya (endogen/bisa di

kontrolversuseksogen/tidak bisa dikontrol) bisadikelompokkan ke dalam dua kategori, yaknifaktor-faktor di sisi permintaan dan faktor-faktor di sisi penawaran (Gambar 3). Faktor-faktor di sisi permintaan bersifat eksogen bagiIndonesia, termasuk perubahan harga di pasarinternasional untuk semua produk yang

Indonesia ekspor. Karena menurut laporantahunan dari WTO, berdasarkan sumbangannya

0

10203040506070

Page 40: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 40/85

809052 52.5 53 53.5 54 54.5 55 55.5 56 56.5 57 57.5Jumlah UMKM)Perdagangan Internasional (% dari PDB)

8

 Advancing Indonesia‟s Civil Societyin Trade and Investment Climate (ACTIVE)Programm

eterhadap nilai total ekspor dunia, Indonesiahingga saat ini tidak termasuk negara-negaraeksportir penting untuk hampir semua barangdan jasa yang diperdagangkan secara

internasional. Jadi dalam perdagangan dunia,Indonesia bukan penentu harga, melainkanprice taker. Pemerintah Indone

sia hanya bisamempengaruhi harga dalam mata uang asingdari produk-produk ekspor Indonesia lewatperubahan kurs rupiah (devaluasi ataurevaluasi).Faktor-faktor yang bersifat endogen bagi

Page 41: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 41/85

Indonesia adalah dari sisi penawaran yangmeliputi SDM, ketersediaan/penguasaanteknologi dan kemampuan melakukan inovasidi tingkat perusahaa, pendanaan yakniketersediaan pinjaman dan skim-skim

pendanaan ekspor dan impor dari sektorperbankan dan lembaga keuangan lainnya,ketersediaan bahan baku bukan hanya dalam arti

 jumlah tetapi juga kualitas dan harga (walaupununtuk faktor satu ini sifat endogennya terbatas),infrastruktur dan logistik dalam kuantitas dankualitas, pembangunan industri-industripendukung yang membuat komponen, barang-barang modal dan perantara dan mengolah bahanbaku (di dalam model “berlian” meng enai konsep

daya saing ekonomi dari M. Porter, industripendukung termasuk diantara empat pilar utamadaya saing), enerji dalam kuantitas, kualitas dan

harga, ketersediaan informasi, dan kebijakankhusus ekspor.Yang membua

Page 42: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 42/85

t faktor-

faktor di sisipenawaran ini semakin kompleks dari sudutpandang kebijakanpemerintah adalah bahwaGambar 3: Faktor-f

aktor Penentu Daya Saing dan Kinerja Ekspor di T

ingkat Makro (Negara)Ekspor

Page 43: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 43/85

Permintaan Luar Negeri (LN)Harga LNJumlah pendudukLNPendapatan LN

SDM: kualitas & upahKurs rupiahTeknologi & kemampuaninovasiPendanaanBahan baku/SDAInfrastruktur & logistikIndustri pendukungEnerjiInformasiKebijakan/kesepakatan

internasional/regional/Kebijakan/peraturanpemerintahKebijakan ekspor-imporKebijakan sektoral

Sisi PenawaranSisi Permintaan

9

 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate

(ACTIVE)Programme

masing-masing dari faktor-faktor tersebutmewakili sektor masing-masing, dan ini berartiberbagai kebijakan sektoral secara tidaklangsung juga berpengaruh terhadap tingkatdaya saing dan kinerja ek

spor. Misalnya dalamhal SDM: kebijakan dari KementerianPendidikan turut serta mempengaruhi

Page 44: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 44/85

ketersediaan pekerja-pekerja terampil siappakai bagi perusahaan-perusahaan eksportir.Demikian juga, UU Perburuhan sangatmempengaruhi kondisi pasar tenag

a kerja diIndonesia yang berarti juga daya saingperusahaan-perusahaan eksportir, khususnyayang padat karya, seperti industri tekstil danpakaian jadi dan industri alas kaki. Demikian jugakebijakan moneter, misalnya dalam penen

tuansuku bunga pinjaman atau nilai tukar rupiah,sangat berpengaruh terha

Page 45: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 45/85

dap kegiatan ekspor.Tingkat suku bunga yang t

erlalu tinggi membuatbiaya produksi meningkat yang berartimengurangi daya saing harga dari eksporIndonesia, yang selanjutnya menurunkanpermintaan dunia terhadap ekspor Indonesia.Nilai tukar rupiah yang terlalu tinggi jugamembuat daya saing harga dari ekspor Indonesiamenurun relatif dibandingkan harga dari produkyang sama buatan negara lain.Selain dibedakan menurut sifatnyaseperti yang diuraikan di atas tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat daya saingdan kinerja ekspor bisa juga dibedakanmenurut tingkatnya, yakni pada tingkat makrodan tingkat mikro. Di tingkat makro adalahyang telah dibahas tersebut di atas, yakni

faktor-faktor di sisi permintaan dan sisipenawaran yang mempengaruhi daya saingdan kinerja ekspor nasional secarakeseluruhan. Sedangkan di tingkat mikroadalah mengenai daya saing ekspor darisebuah perusahaan secar

Page 46: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 46/85

a individu. Tingkatdaya saing sebuah perusahaan tercerminkan

dari tingkat daya saing dari produk yangdihasilkan oleh perusahaan tersebut. Dalamgilirannya, daya saing dari perusahaantersebut ditentukan oleh banyak faktor, tujuhdiantaranya yang sangat penting adalah:keahlian atau tingkat pendidikan pekerja,keahlian pengusaha, ketersediaan modal,sistem organisasi dan manajemen yang baik

(sesuai kebutuhan bisnis), ketersediaanteknologi, ketersediaan informasi, danketersediaan input-input lainnya sepertienerji, bahan baku, dan lainnya (Gambar 4).Daya Saing ProdukDaya Saing PerusahaanFaktor-faktor Penentu Daya Saing PerusahaanKeahlianPekerja

KeahlianpengusahaKetersediaanmodalKetersediaanteknologiKetersediaaninformasiKetersediaan input

Page 47: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 47/85

lainnyaOrganisasi danmanajemen yang baik

Gambar 4: Day

a Saing Produk dan faktor-Faktor Utama P

enentunya di Tingkat Perusahaan

10

 Advancing Indonesia‟s Civil Societyin Trade and Investment Climate (ACTIVE)Programm

eDua faktor pertama tersebut adalah aspekSDM, yang mana, keahlian pekerja tidak hanyadalam teknik produksi (antara lan disain produkdan proses produksi), tetapi juga teknikpemasaran dan dalam penelitian dan

pengembangan (R&D). Sedang keahlianpengusaha terutama adalah wawasan bisnis,dan yang dimaksud di sini adalah wawasanmengenai bisnisnya dan juga lingkunganeksternalnya (antara lain perkembangan saatini dan ke depan dari pasar ekspor yang dilayanidan juga dari pasar-pasar ekspor lainnya yang

Page 48: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 48/85

belum dilayani, kondisi per

saingan (termasukcalon-calon pesaing yang akan muncul), dansegala macam peraturan pemerintah atau dunia(seperti dalam konteks World TradeOrganisation (WTO) dalam perdaganganinternasional) mengenai perdagangan,produksi dan investasi di bidang bisnisnya.Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan

eksternalnya adalah kebijakan-kebijakanekonomi umum seperti kebijakan moneter,kebijakan fiskal, dan kebijakan perdaganganluar negeri, kecenderungan dari perubahan

selera masyarakat, perubahan sosial-budayayang bisa mempengaruhi dalam jangka panjangpermintaan atau persepsi pembeli(masyarakat) terhadap produknya, dan lain-lain). Wa

Page 49: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 49/85

wasan pengusaha yang luas jug

a sangatpenting bagi inovasi, dan bukan lagi rahasiaumum bahwa inovasi merupakan kunci utamadaya saing. Bahkan banyak literatur menyatakanbahwa banyak faktor yang menentukankemampuan perusahaan melakukan inovasi,diantaranya adalah kreativitas pengusaha, danyang terakhir ini, pada gilirannya, ditentukanoleh wawasannya mengenai bisnis yangditekuninnya (Shahid, 2007).Menurut sumbernya, tingkat daya saingsebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh duakelompok faktor

, yakni faktor-faktor in

ternalseperti ciri-ciri pengusaha (sifat, sikap,kecekatan, pendidikan, dll.), keterampilanpekerja, dan masih banyak lainnya, dan faktor-fak

Page 50: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 50/85

tor eksternal seperti in

frastruktur, danlainnya, seperti yang diilustrasikan di Gambar5, dan pentingnya faktor-faktor tersebut secaraindividu maupun bersama dalammempengaruhi daya saing sebuah perusahaanakan berbeda untuk produk yang berbeda.Selama ini UMKM di Indonesia diharapkanberperan tidak hanya sebagai sumber peningkatankesempatan kerja, tetapi juga dapat mendorongperkembangan dan pertumbuhan eksporIndonesia, khususnya, di sektor industrimanufaktur

. Sayangnya hingga saat ini UMKMIndonesia ma

sih belum kuat dalam ekspor,

Page 51: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 51/85

meskipun nilai ekspor dari kelompok usahatersebut setiaptahun mengalami peningkatan.Gambar 5: Faktor-faktor Utama Penentu Daya Saing Sebuah PerusahaanFaktor-faktor Utama Internal:

- sifat pengusaha/manajer- sifat pekerja- sistem manajemen & organisasi- strategi yang diterapkan- budaya & visi perusahaan- ketersediaan input-input pentingtermasuk modal & kemampuanperusahaan mengaksesFaktor-faktor Utama eksternal:1) infrastruktur & logistik2) lokasi geografi & sifatnya

3) kebijakan pemerintah(regulasi)4) retribusi/pungutan5) kondisi pasar input (termasukaksesnya)6) kondisi pasar output7) sistem pemasaran/distribusi8) kelembagaan

Daya Saing

11

 Advancing Indonesia‟s Civil Society 

in Trade and Investment Climate(ACTIVE)ProgrammeMisalnya,pada tahun 1990, sumbangan UMKMdi semua sektor ekonomi t

erhadap total nilaiekspor (termasuk minyak dan gas) Indonesiatercatat sekitar 11,1 persen, dan mengalami

Page 52: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 52/85

suatu peningkatan ke hampir 16 persen padatahunn 2006. Di dalam kelompok UMKM itusendiri, usaha menengah (UM) lebih bagusdaripada usaha mikro (UMI) dan usaha kecil(UK). Pada tahun 1990, pangsa ekspor dari UM

tercatat sebesar 8,9 persen dibandingkan 2,2persen dari usaha mikro dan kecil (UMK), danpada tahun 2006 rasionya adalah 11,81 persenterhadap 3,89 persen. Khusus ditiga sektorekonomi utama, yakni pertanian, pertambangandan industri manufaktur, nilainy

a pada tahun 2000tercatat mencapai Rp75.448,6 miliar danmeningkat lebih dari 50 persen keRp.122.311

miliar pada tahun 2006, dan bertambah lagimenjadi Rp 142.822 miliar pada tahun 2007.Jika dibandingkan dengan nilai ekspor setiaptahun dari UB, perbedaann

Page 53: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 53/85

ya sangat besar

.Pada tahun 2006, nilai ekspor dari UB tercatatsebanyak hampir Rp 484,8 triliun ataumendekati Rp 570,6 triliun pada tahun 2007.Sedangkan pada tahun tahun 2008 nilai eksporUMKM yang dirinci menurut UMI, UK, dan UM,dan UB tercatat, masing-masing, sekitar 20, 44,119, dan 915 miliar rupiah (Gambar 6).Gambar 6: Nilai Ekspor UMI, UK, UM, UB dan Total, 2008 (miliar rupiah)20247,244148,3119363,6915091,2

1098850,2020000040000060000080000010000001200000UMIUKUM

UBTotalSumber: Kementerian Kopera

Page 54: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 54/85

si & UKM (www.depk

op.go.id)

Sebagian besar dari ekspor UMKMIndonesia berasal dari industri manuf

aktur,namun kontribusinya jauh lebih k

ecildibandingkan pangsa ekspor UB di dalam totalekspor manufaktur Indonesia. Selain itu, padaumumnya UMKM industri manufaktur lebihberorientasi padar domestik dibandingkan keluar negeri. Data terakhir dari BPS tahun 2010mengenai UMK di industri manufakturmenunjukkan bahwa di semua kelompokindustri sebagian besar dari UMK menjual

produk mereka ke pasar dalam negeri;walaupun derajatnya bervariasi antarkelompok industri. Sedangkan dari merekayang ekspor tidak semuanya menjual hanya keluar negeri; banyak juga yang lebihmeng

Page 55: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 55/85

andalkan pasar dalam negeri (T

abel 1).Misalnya, jumlah UMK yang tercatat melakukanekspor sebanyak 8 550 unit, dan dari jumlah inisebanyak 670 unit mengekspor kurang dari 15persen dari jumlah output mereka.Dibandingkan banyak negara berkembanglainnya di wilayah Asia, Indonesia termasuk kecildalam ekspor UMKM. Seperti yang dapat dilihatdi Tabel 2, di industri manufaktur UMKMIndonesia hanya mencatat sekitar 20 persen daritotal ekspormanufaktur Indonesia, dibandingkan

12

 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate (ACTIVE)

Programmemisalnya China yang mancapai maksimum 64persen, atau Taiwan yang tercatat antar

Page 56: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 56/85

a 56hingga 60 per

sen dari total ekspor dari ekonomitersebut. Posisi Indonesia sama sepertiVietnam yang UMKM-nya juga tercatat hanyamenyumbang sekitar 20 persen terhadap total

ekspor negara tersebut.Masih kecilnya peran UMKM Indonesia didalam ekspor non-migas mencerminkan dua halyakni kapasitas produksi terbatas hingga tidakselalu mampu memenuhi permintaan ekspordan daya saing yang rendah dari pr

oduk-produkTabel 1: Jumlah UMK di Industri Manufak

Page 57: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 57/85

tur Menurut Wilayah P

emasaran, 2010Kelompok Industri** Jumlah unit Wilayah pemasaran*DN LN DN & LN(1)(2)(3)(4)

(5)(6)(7)(8)(9)(10)(11)(12)(13)(14)(15)(16)(17)(18)(19)(20)(21)(22)(23)Total929 910

30 39553 169234 657276 54832 910639 1067 26824 305

Page 58: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 58/85

19 1685 04313 786215 5581 553

61 7314341991 5403 4884 708107 16662 8987 1842 732 724928 857

30 39553 151233 443275 46132 623635 7446 98824 30419 1564 954

13 720214 7451 55361 1304341991 5403 4884 708106 14260 020

7 1842 719 939971-189407336

Page 59: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 59/85

2 48047---

-268-448-----7981 841

-8 55082--274354281882233

1128966545-153----

-2261 037-4 235Keterangan: * DN = dalam negeri, LN = luar negeri; **23 kelompok industri: (1) makanan, (2) minuman,(3) pengolahan tembakau, (4) tekstil, (5) pakaian jadi, (6) kulit, barang dari kulit dan alas kaki, (7)kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), dan barang anyaman dari rotan, bambu

Page 60: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 60/85

dan sejenisnya, (8) kertas dan barang dari kertas, (9) percetakan dan reproduksi media rekaman,(10) bahan kimia dan barang dari bahan kimia, (11) farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional,(12) karet, barang dari karet dan plastic, (13) barang galian bukan logam, (14) logam dasar, (15)bar

ang logam bukan mesin dan peralatannya, (16) komputer, barang elek

tronik dan optic, (17)peralatan listrik, (18) mesin dan perlengkap

annya, (19) kendaraan bermotor, trailer dan semi trai

Page 61: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 61/85

ler,(20) alat angkut lainnya, (21) meubel, (22) pengolahan lainnya, (23) jasa reparasi dan pemasanganmesin dan peralatan.Sumber: BPS (2010)

yang dihasilkan kelompok usaha tersebut.

Seperti yang dijelaskan oleh Long (2003), tidakdiragukan bahwa kontribusi UMKM terha

dapekspor terkait erat dengan kemampuan darikelompok usaha itu untuk internasionalisasi/globalisasi. Ini juga merupakan suatu faktor yangkritis yang mengukur daya saing globalnya. Dayasaing global yang rendah dari UMKM secaraumum di NSB dapat menjadi suatu hambatanserius bagi kelompok usaha tersebut bukan sajauntuk bisa menembus pasar global, tetapi jugauntuk bisa memenangi persaingan dengan

13

 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate(ACTIVE)ProgrammeTabel 2:P

angsa UMKM dalam Ekspor Barang (% dari ekspor tot

Page 62: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 62/85

al)di sejumlah negara/ekonomi berkembang di Asia antara tahun 1990—2010Negara/Ekonomi Pangsa rata-rata (%)Cina 40-64Sri Lanka 59

Taiwan 56-60India33-50Thailand 10-40Filipina 20-25Vietnam 20Indonesia 20*Singapura 16Malaysia 10-15Bangladesh 11.3Pakistan 25Keterangan: * hanya di indus

tri manufaktur.Sumber: Battat, dkk. (1996), Kuw

ayama (2001), Tambunan (2009a, 2012), UN-

Page 63: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 63/85

ESCAP (1997, 2010), ISED (2012),

barang-barang impor di pasar domestik.Sayangnya, hingga saat ini belum ada penelitianatau evaluasi dari pemerintah, dalam hal inimisalnya yang dilakukan oleh Departemen

Perindustrian atau Kementerian Koperasi(Menegkop) & UKM untuk mengkaji sejauhmana tingkat daya saing UMKM Indonesia dipasar internasional. Hingga saat ini belum adabukti empiris mengenai daya saing UMKM di

 ASEAN, terkecuali satu penelitian untukwilayah APEC (Asia-Pacific EconomicCooperation), yang dilakukan oleh Pusat InovasiUMKM APEC terhadap 13 ekonomi anggota APE

Cpada tahun 2006 (APEC, 2006), yang hasilnyadiperlihatkan pada Gambar 7. Di studi ini, dayasaing diukur melalui indeks skor antar

a 1 (dayasaingterendah) dan 10 (p

Page 64: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 64/85

aling kompetitif), danindek

s skoritu dikembangkan berdasarkansejumlah faktor yang termasuk tipe teknologi yangdigunakan, metode produksi yang diadopsi, dantipe produk yang dibuat dengan melihat padakandungan teknologinya (yakni rendah/Gambar 7: Daya Saing UMKM di Sejumlah Negara/Ekonomi APEC0 1 2 3 4 5 6 7 8 9Hongkong-China

 Amerika SerikatTaiwan, Propinsi China

 AustraliaKanadaSingapura

MalaysiaJepangThailandFilipinaKorea SelatanChinaIndonesia

Sumber: APEC (2006a,b).

14

 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate (ACTIVE)Programm

etradisional, menengah, tinggi/maju). Hasilnyamenunjukkan bahwa UMKM Indonesia berdayasaing rendah di bawah 4. Selain itu, menuruthasil studi ini, Indonesia juga tercatat sebagai

Page 65: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 65/85

negara dengan pendanaan paling rendah untukpengembangan teknologi, yakni di bawah 3,5dalam indeks skala 10. Hasil ini harus ditanggapiserius karena bukan lagi suatu rahasia bahwapengembangan teknologi merupakan suatu

faktor determinan yang sangat penting bagipeningkatan daya saing global.

4. Tantangan, Peluang dan AncamanPerubahan sistem perdaganganinternasional menuju liberalisasi, seperti

 ASE AN menuju AFT A dan nanti menjadi ME-

 ASEAN 2015, memunculkan banyak peluang dansekaligus juga tantangan-tantangan dan,bahkan, ancaman-ancaman bagi setiapperusahaan/pengusaha dari semua skala usaha.Peluang yang dimaksud adalah peluang pasar

yang lebih besar dibandingkan sewaktuperdagangan dunia masih terbelah-belahkarena proteksi yang diterapkan di banyaknegara terhadap produk-pr

oduk impor.Sedangkan tantangan bisa dalam berbagaiaspek, misalnya, bagaimana bisa menjadiunggul di pasar dalam negeri, yakni mampumengalahkan pesaing domestik lainnyamaupun pesaing dari luar negeri (impor),

Page 66: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 66/85

bagaimana bisa unggul di pasar ekspor ataumampu menembus pasar di negara-negara lain;bagaimana usaha bisa berkembang pesat(misalny

a skala usaha tambah besar, membukacabang-cabang perusahaan), bagaimanapenjualan/output bisa tumbuh semakin pesat;dan lain-lain. Jika tantangan-tantangan tersebuttidak bisa dimanfaatkan atau dihadapi sebaik

-baiknya, karena perusahaan bersangkutanmenghadapi banyak kendala (misalnya,keterbatasan modal, teknologi dan SDMberkualitas tinggi), maka tantangan-tantanganyang ada bisa menjelma menjadi ancaman, yakniperusahaan terancam t

ergusur dari pasar, atau

Page 67: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 67/85

ada penurunan produksi (Gambar 8).Faktor-faktor utama yang menentukan besarkecilnya peluang bagi seorang pengusaha/sebuah perusahaanadalah: (a) akses sepenuhnya ke informasi

mengenai aspek-aspek kunci bagi keberhasilansuatu usaha seperti kondisi pasar yang dilay

anidan peluang pasar potensial, teknologi terbaru/terbaik yang ada di dunia, sumber-sumber modaldan cara pembiayaan yang paling efisien, mitrakerja (misalnya calon pembeli, pemasok bahanbaku, distributor), pesaing (kekuatannya,strateginya, visinya,dll), dan kebijakan atauperaturan yang berlaku; (b) akses ke teknologiterkini/terbaik; (c) akses ke modal; (d) akses ketenaga terampil/SDM; (e) akses ke bahan baku;

(f) infrastruktur; serta (g) kebijakan atauperaturan yang berlaku, baik dari pemerintahsendiri maupun negara mitra (misalnyakesepakatan bilateral) dan yang terkait denganWTO, AFT

Page 68: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 68/85

 A, APEC, dan lain-lain.Sebenarnya untuk menjawab seberapa

besar tantangan dan peluang serta seberapaseriusnya ancaman yang dihadapi UMKMIndonesia dengan diberlakukannya pasar bebas

 ASEAN atau ME-ASEAN 2015 nanti, perlupendekatan survei lapangan denganmenanyakannya langsung ke pemilik/produsenUMKM. Namun demikian, ada sejumlahpendekatan yang bisa memberikan jawabansecara tidak langsung. Pertama, dengan mengkajikarakteristik-karak

teristik utama UMKM. Sepertiyang dijabarkan pada T

abel 3, di dalam kelompokUMKM itu sendiri terdapat perbedaankarakteristik antara UMI dengan UK dan UM didalam sejumlah aspek yang dapat mudah dilihatsehari-hari. Aspek

Page 69: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 69/85

-aspek itu termasuk orien

tasipasar, profil dari pemilik usaha, sifat darikesempatan kerja di dalam perusahaan, sistemorganisasi dan manajemen yang diterapkan didalam usaha, derajat mekanisme di dalam prosesproduksi, sumber-sumber dari bahan-bahanbaku dan modal, lokasi tempat usaha, hubungan-hubungan eksternal, dan derajat dariketerlibatan wanita sebagai pengusaha.

Menyangkut kualitas tenaga kerja, data BPSmenunjukkan bahwa jumlah pekerja yang digaji

15

 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate(ACTIVE)Programmedi UMK lebih sedikit dibandingkan di UM, dan diantara UMK, di UMI paling banyak tenaga kerja

tidak dibayar dibandingkan di UK. Dengandemikian, komposisi tenaga kerja tidak di

Page 70: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 70/85

bayarmemiliki kecenderungan berbanding terbalikdengan skala usaha, yang artinya semakin besar

skala usaha semakin kecil komposisi tenaga kerjatanpa upah. Karena pada umumnya tenaga kerjayang digaji atau tingkat gaji (atau nilai) pekerjaberkorelasi positif dengan tingkat keahlian,

maka dari fakta tersebut di atas dapatdisimpulkan bahwa kualitas SDM di UMK, yangberarti juga daya saing UMK, lebih rendahdibandingkan di UM. Secara keseluruhan, dariTabel 2 dapat diantisipa

si bahwa khususnya UMIakan menghadapi tantangan lebih besarsedangkan UM akan memiliki peluang lebih

Page 71: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 71/85

besar dengan adanya ME-ASEAN 2015; atauancaman “ gulung tik

ar” y ang dihadapi oleh UMI

 jauh lebih besar dibandingkan dengan UM.Pendekatan kedua adalah menganalisiskendala-kendala utama yang dihadapi olehUMKM. Teorinya, semakin banyak kendala yangdihadapi sebuah perusahaan semakin besartantangan dan semakin kecil peluangnya bisabertahan di dalam era pasar bebas. Secara

Gambar 8: Peluang, Tantangan dan AncamanFaktor-faktor determinanutama:

-akses ke informasi-akses ke teknologi-akses ke modal-akses ke tenaga terampil-akses ke bahan bakuInfrastrukturKebijakan/peraturanyang berlaku

Page 72: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 72/85

PeluangTant

angan

 AncamanME-ASEAN 2015umum,perkembangan UMKM di NSB dihalangi olehbanyak hambatan. Hambatan-hambatan tersebut(atau intensitasnya) bisa berbeda di satu daerahdengan di daerah lain atau antara perdesaan danperk

otaan, atau antar sektor, atau antar sesamaperusahaan di sektor yang sama. Namun demikian,ada sejumlah persoalan yang umum untuk semuaUMKM di negara manapun juga, khususnya di dalamkelompok NSB. Rintangan-rintangan yang umumtersebut termasuk keterbatasan modal kerja

maupun investasi, kesulitan-kesulitan dalampemasaran, distribusi dan pengadaan bahan bakudan input lainnya, keterbatasan akses ke informasimengenai peluang pasar dan lainnya, keterbatasanpekerja dengan keahlian tinggi (kualitas SDM rendah)dan kemampuan teknologi, biaya transportasi danenerji y

Page 73: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 73/85

ang tinggi; keterba

tasan komunikasi, biayatinggi akibat prosedur administrasi dan birokrasi yangkompleks khususnya dalam pengurusan ijin usaha,dan ketidakpastian akibat peraturan-peraturan dankebijaksanaan-k

ebijaksanaan ekonomi yang tidak

 jelas atau tak menentu arahnya.7

Survei BPS 2003 dan 2005 terhadap UMK diindustri manufaktur menunjukkan bahwapermasalahan utama yang dihadapi oleh sebagianbesar dari kelompok usaha ini adalah keterbatasan7

Sayangnya, studi-studi yang memberi bukti empiris mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh UB,yang dapat digunakansebagai suatu perbandingan, sangat terbatas, dan tidak ada data BPS mengenai hal tersebut. Namundemikian, beberapa laporan,studi-studi yang ada, atau berita-berita/tulisan-tulisan di surat-surat kabar mengenai iklim usaha danpersaingan di Indonesiabisa memberi suatu gambaran aktual mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi oleh UB seperti sukubunga pinjaman yangtinggi atau masih kurang lancarnya perbankan menyalurkan dananya ke sektor bisnis, harga input sepertibahan baku dan enerji

Page 74: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 74/85

yang terus meningkat, permasalahan disekitar ketenagakerjaan seperti Undang-undang PerburuhanNo.13, distorsi-distorsi pasarbaik output maupun input, birokrasi, sistem perpajakan yang tidak pro bisnis, kondisi infrastruktur yangburuk, banyaknyapungutan-pungutan resmi maupun liar (khususnya di daerah-daerah), dan banyak lagi

16

 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate (ACTIVE)Programm

emodal dan kesulitan pemasar

an. Walaupunbanyak skim-skim kredit khusus bagi pengusahakecil, sebagian besar dari responden terutamayang berlokasi di pedalaman/perdesaan tidakpernah mendapatkan kredit dari bank ataulembaga-lembaga keuangan lainnya. Merekaterg

antung sepenuhnya pada uang/tabunganmer

eka sendiri, uang/bantuan dan dari saudara/kenalan atau dari sumber-sumber informal untukmendanai kegiatan produksi mereka. Alasannya

Page 75: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 75/85

bisa macam-macam; ada yang tidak pernah dengaratau menyadari adanya skim-skim khusustersebut, ada yang pernah mencoba tetapi ditolakkarena usahanya dianggap tidak layak untuk

Tabel 3: Karakteristik-karakteristik Utama dari UMI, UK, dan UM di IndonesiaNo Aspek UMI UK UM1Formalitas

Beroperasi di sektor informal;usaha tidak terdaftar; tidak/jarangbayar pajakBeberapa beroperasi di sektorformal; beberapa tidakterdaftar; sedikit yang bayarpajakSemua di sektor formal; terdaftardan bayar pajak2Organisasi &manajemenDijalankan oleh pemilik; tidak

menerapkan pembagian tenagakerja internal (ILD), manajemen &struktur organisasi formal (MOF),sistem pembukuan formal (ACS)Dijalankan oleh pemilik; tidakada ILD, MOF, ACSBanyak yang mengerjakanmanajer profesional danmenerapkan ILD, MOF, ACS

Page 76: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 76/85

3Sifat darikesempatankerjaKebanyakan menggunakananggota-anggota keluarga tidak

dibayarBeberapa memakai tenagakerja (TK) yang digajiSemua memakai TK digaji dansemua memiliki sistem perekrutanformal4Pola/sifat dariprosesproduksiDerajat mekanisasi sangatrendah/umumnya manual; tingkatteknologi sangat rendah

Beberapa memakai mesin-mesin terbaruBanyak yang punya derajatmekanisasi yang tinggi/punyaakses terhadap teknologi tinggi5Orientasipasarumumnya menjual ke pasar lokaluntuk kelompok berpendapatanrendahbanyak yang menjual ke pasardomestik dan ekspor, danmelayani kelas menengah keatassemua menjual ke pasar domestikdan banyak yang ekspor, danmelayani kelas menengah ke atas6Profil ekonomi& sosial daripemilik usahaPendidikan rendah & dari rumahtangga (RT) miskin; motivasiutama:

survivalBanyak berpendidikan baik &dari RT non-miskin; banyakyang bermotivasi bisnis/mencari profitSebagian besar berpendidikan baikdan dari RT makmur; motivasiutama: profit7

Page 77: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 77/85

Page 78: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 78/85

mencari, mengembangkan atau memperluaspasar-pasar mereka sendiri. Sebaliknya, merekasangat tergantung pada mitra dagang mereka(misalnya pedagang keliling, pengumpul, atau

trading house)untuk memasarkan produk-produk mereka, atau tergantung p

ada konsumen

17

 Advancing Indonesia‟s Civil Society in Trade and Investment Climate(ACTIVE)Programmeyang datang langs

ung ke tempat-tempatproduksi mereka atau, walaupunpersentasenya kecil sekali, melalui keterkaitanproduksi dengan UB dengan sistemsubcontracting.Data paling akhir dari BPS mengenai UMK

Page 79: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 79/85

di industri manufaktur tahun 2010menunjukkan sebanyak 78,06 persen dariseluruh UMK (2.732.724 unit usaha) di sektoritu mengalami kesulitan dalam menjalankan

usahanya. Jenis kesulitan utama terbesaryaitu kesulitan dalam permodalan,pemasaran, dan bahan baku masing-masingsebanyak 806.758 unit usaha, 495.123 unitusaha, dan 483.468 unit usaha. Industrimakanan yang mengalami kesulitan terbesarsebanyak 745.824 unit usaha (34,96 persen)meliputi: kesulitan modal sebanyak 255.793unit usaha, bahan baku sebanyak 206.309 unitusaha, dan kesulitan pemasaran sebanyak146.185 unit usaha (Tabel 4).

5.Kesimpulan danReko

mendasi KebijakanWalaupun sudah cukup banyak programpemerintah sejak era Orde Baru hingga sekaranguntuk mendukung perkembangan UMKM di

tanah air, kinerja UMKM dan kondisinya di tanah

Page 80: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 80/85

air secara umum masih jauh dari yangdiharapkan. Bahkan seperti yang telahditunjukkan di dalam studi ini, hasil dari sebuahpenelitian APEC menunjukkan bahwa daya saingUMKM Indonesia paling rendah dibandingkan

UMKM di sejumlah ekonomi APEC lainnya yangditeliti. Ini menimbulkan keraguan mengenaikemampuan UMKM Indonesia, khususnya UMIyang mendominasi jumlah UMKM di tanah air,untuk mampu bersaing di pasar regional(misalnya ASEAN atau APEC) atau dunia, ataubahkan untuk bisa mempertahankan pangsa pasardomestik dengan semakin banyaknya barang-

barang impor membanjiri pasar dalam negeri.Tabel 4: Jumlah UMK di Industri Manufaktur Menurut Jenis Kesulitan dan Kelompok Indus

tri, 2010KelompokIndustri**Jumlah unitPunya kesulitanseriusJenis kesulitan utama*1 2 3 4 5 6 7 8

Page 81: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 81/85

(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)

(8)(9)(10)(11)(12)(13)929910303955316923465727654832910639106726824305

1916850431378621555874582422141466821641441723072673551499027312118515744

43208541181747206309707484341932018584376414066473617505621122617942257814618582063094437183611958331417986105441

Page 82: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 82/85

12021378251445475255793388320978

78722750381290816535511278087601915873793852382150618543342131729

27221418674016-231627233461061132820818672284862

25167104557132484197322604308608120069171658994103617830452876384941512770455866

Page 83: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 83/85

8109-10257-631811

691041431757287942440627473547253386216064229619658(14)

(15)(16)(17)(18)(19)(20)(21)(22)(23)Total1553617314341991540

348847081071666289871842732 724146052594349113114832694394931754372258182 133133358914925-56582150323171

Page 84: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 84/85

106041664834683011382010747

2732231708232391125215724951236922429720920652331171740914

165452853806758-796--48-4513238-3475910

643----483307182583957127919---8602252155554068162-232--

Page 85: Masyarakat Ekonomi Asean Nava

8/10/2019 Masyarakat Ekonomi Asean Nava

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-ekonomi-asean-nava 85/85

--734012182220884

72282884611911724027362792407184408

Keterangan: * 1=bahan baku ;2= pemasaran;3= modal;4= BBM/enerji;5=transportasi ;6 =keahlian;7 =upahburuh=;8= lainnya ;

**: lihat Tabel 1.Sumber: BPS (2010)