peningkatan status sosial ekonomi masyarakat … · 2020. 5. 2. · peningkatan status social...

52
i PENINGKATAN STATUS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM DANA AMANAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DAPM) DI DESA PEKUNCEN KECAMATAN PEKUNCEN KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Oleh: FATI LAENI UMAYA NIM. 1423203010 JURUSAN EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2019

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENINGKATAN STATUS SOSIAL EKONOMI

    MASYARAKAT MELALUI PROGRAM DANA AMANAH

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DAPM) DI DESA

    PEKUNCEN KECAMATAN PEKUNCEN KABUPATEN

    BANYUMAS

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

    Oleh:

    FATI LAENI UMAYA

    NIM. 1423203010

    JURUSAN EKONOMI SYARI’AH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    PURWOKERTO

    2019

  • ii

    PERNYATAAN KEASLIAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Fati Laeni Umaya

    NIM : 1423203010

    Jenjang : S.1

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

    Jurusan : Ekonomi Syari‟ah

    Program Studi : Ekonomi Syari‟ah

    Judul Skripsi :Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat

    Melalui Program Dana Amanah Pemberdayaan

    Masyarakat (DAPM) di Desa Pekuncen Kecamatan

    Pekuncen Kabupaten Banyumas

    Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil

    penelitian/karya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

  • iii

  • iv

    NOTA DINAS PEMBIMBING

    Kepada

    Yth: Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    IAIN Purwokerto

    di-

    Purwokerto.

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan, dan koreksi terhadap penulisan

    skripsi dariFati Laeni Umaya NIM. 1423203010 yang berjudul :

    Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat Melalui Program

    Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) di Desa Pekuncen

    Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas

    Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Dekan

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Purwokerto untuk diujikan dalam

    rangka memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Ekonomi Syari‟ah (S.E.).

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  • v

    PENINGKATAN STATUS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

    MELALUI PROGRAM DANA AMANAH PEMBERDAYAAN

    MASYARAKAT (DAPM) DI DESA PEKUNCEN KECAMATAN

    PEKUNCEN KABUPATEN BANYUMAS

    Fati Laeni Umaya

    NIM. 1423203010

    E-mail : [email protected]

    JurusanEkonomiSyari‟ahFakultasEkonomidanBisnis Islam

    Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto

    ABSTRAK

    Upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah dengan

    mengadakan program pemberdayaan masyarakat, yaitu berupa program Dana

    Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) yang merupakan program lanjutan

    dari program PNPM MP yang berakhir pada Desember 2014, yang memiliki

    tujuan untuk mengurangi kemiskinan berdasarkan kemandirian masyarakat dalam

    melakukan kegiatan usaha ekonomi. Program DAPM di kelola oleh Unit

    Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Pekuncen, Desa Pekuncen merupakan

    salah satu desa yang berpartisipasi aktif dalam mengikuti program DAPM.

    Peningkatan status social ekonomi masyarakat dengan mengikuti program

    tersebut dapat diukur dari pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan harta kekayaan.

    Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field Research) yang berlokasi di

    Desa Pekuncen Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. Teknik

    pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode wawancara dan

    metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa

    deskriptif kualitatif yang terdiri atas tiga alur kegiatan yaitu reduksi data,

    penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penggunaan keabsahan data

    menggunakan uji keabsahan data dengan triangulasi.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi dari

    program DAPM di Desa Pekuncen dan untuk mengetahui peningkatan status

    sosial ekonomi masyarakat Desa Pekuncen setelah mengikuti program DAPM.

    Hasil Penelitian ini adalah bahwa peningkatan status sosial ekonomi

    masyarakat melalui program Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM)

    mampu meningkatkan produktifitas dan kemandirian masyarakat Desa Pekuncen,

    sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan meningkatkan status

    perekonomian keluarga. Hal ini dapat dilihat dari usaha atau pekerjaanyang

    dilakukan berjalan dengan baik dan pendapatan yang diperoleh diatas golongan

    pendapatan rendah serta mampu memenuhi kebutuhan hidup.

    Kata kunci: Status Sosial Ekonomi, Pemberdayaan Masyarakat, Program Dana

    Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM).

    mailto:[email protected]

  • vi

    IMPROVED SOCIO-ECONOMIC STATUS OF THE COMMUNITY

    THROUGH THE PROGRAM FUNDS THE MANDATE FOR

    COMMUNITY EMPOWERMENT (DAPM) IN THE PEKUNCEN

    VILLAGE PEKUNCEN SUB-DISTRICT BANYUMAS REGENCY

    Fati Laeni Umaya

    NIM. 1423203010

    E-mail : [email protected]

    Departement of Islamic Economics Faculty of Islamic Economics and Business

    State Islamic Institute (IAIN) Purwokerto

    ABSTRACT

    Poverty reduction effort undertaken by governments with a community

    empowerment program, in the form of program trust fund for community

    empowerment (DAPM) a follow-up program to the pnpm program mp that ended

    in december 2014, having the objective of to reduce poverty based on

    independence of the community in doing business economic. DAPM program in

    governance by a unit activity management (UPK) sub-district Pekuncen, village

    Pekuncen is one of villages that participate active in dapm scheme. An increase in

    socioeconomic status msyarakat by following programs are able to measured of

    education, work, income, and wealth

    This research is a field research (field Research) located in Pekuncen

    Village, Pekuncen Subdistrict, Banyumas Regency. The technique of data

    collection uses the method observation, a method of the interviews and a method

    of documentation.Analysis techniques the data used was based on the qualitative

    analysis support for new descriptive of which is made up of three furrows main

    activities which were the reduction of the data, data presentation used to, and the

    withdrawal of a conclusion.The use of validity data is using the data validity test

    with triangulation.

    The purpose of this study is to know the implementation of DAPM

    program in the Pekuncen village and to know an increase in socioeconomic status

    the Pekuncenvillage community after participating in the DAPM program.

    The result of this research is that the increase in social status community

    economic through the trust fund for community empowerment (DAPM) able to

    increase productivity and independence of the community Pekuncenvillage, that

    can improve income and increase the economy family.This can be seen from

    business or work done run well and the income above low income groups and

    able to meet the needs of life.

    Keywords: Socio-Economic Status, Community Empowerment, Community

    Empowerment Trust Fund Program (DAPM)

    mailto:[email protected]

  • vii

    MOTTO

    “Agar sukses, kemauanmu untuk berhasil harus lebih besar dari ketakutanmu akan

    kegagalan”

    -Bill Cosby-

  • viii

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Denganmengucap rasa syukurkepada Allah SWT,

    kupersembahkankaryasederhanainiteruntuk:

    1. Almamaterku Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Purwokerto.

    2. Kedua orang tuaku, BapakRohadi Budi Santosodan(Almh) IbuCicihSukaesih,

    terimakasih selalu yang dengan ikhlas mendidik, merawat serta memberikan

    do‟a dan motivasi selama ini.

    3. Mbah putri dan mbah kakung yang sudah merawat saya dan membiayai saya

    dari kecil dan selalu mendoakan dengan tulus.

    4. Keluarga besar saya yang selalu memberi dorongan, masukan, dan nasehat

    baik materiil maupun moriil kepada saya agar selalu menjadi orang yang

    bermanfaat bagi sesama.

    5. Seluruh teman-temanku jurusan Ekonomi Syari‟ah angkatan 2014 pada

    umumnya dan khususnya teman-temanku kelas Ekonomi Syari‟ah A yang

    telah berjuang bersama, sukses untuk semunya.

    6. Sahabat-sahabat sholehah squad Bocil, Mba Pika, Upil, Mba Ujeng, Itong,

    Epoy, dan KakakAyu, kalian selalu memberiku semangat dan ada disaat down

    maupun up terimakasih gaes.

    7. Teman hidup kosan kece, Icih, Arinni, Anani, Tikem, Hana, Hani, Aina, Mba

    Nurul, Umidah telah memotivasi dan menyemangati dalam mengerjakan

    skripsi.

    8. Ramadan M.W. yang telah membantu, memotivasi, menyemangati dan

    mendengarkan keluh kesah selama mengerjakan skripsi.

    9. Sahabat dari kecil, Dewi, Inu, Diah, Fuad, yang selalu direpotin ketika laptop

    rusak dadakan, dan selalu memberi semangat.

    10. Kakak tingkat dan adek tingkat yang selalu memberi support serta selalu

    mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi.

  • ix

    PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA

    Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

    berpedoman pada Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama dan Menteri

    Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nomor 158/1987 dan Nomor : 0543b/U/1987.

    Konsonan tunggal

    Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

    alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

    ba‟ B Be ب

    ta‟ T Te ث

    (ša Š es (dengan titik di atas د

    jim J Je ج

    ĥ ح

    Ĥ ha (dengan titik di bawah)

    kha‟ Kh ka dan ha خ

    dal D De د

    (źal Ź zet (dengan titik di atas ر

    ra‟ R Er س

    zai Z Zet ص

    sin S Es س

    syin Sy es dan ye ش

    (şad Ş es (dengan titik di bawah ص

    (d‟ad d‟ de (dengan titik di bawah ض

    (ţa Ţ te (dengan titik di bawah ط

    (ża Ż zet (dengan titik di bawah ظ

    ain „ koma terbalik ke atas„ ع

    gain G Ge غ

    Fa‟ F Ef ف

    qaf Q Qi ق

    kaf K Ka ك

    lam L „el ه

  • x

    ً mim M „em

    ُ nun N „en

    waw W W و

    ٓ ha H Ha

    hamzah „ Apostrof ء

    ya‟ Y Ye ي

    Konsonan Rangkap karena syaddah ditulis rangkap.

    Ditulis Muta‟addidah متعددة

    Ditulis „iddah عدة

    Ta’marbutah di akhir kata bila dimatikan ditulis h.

    Ditulis Hikmah حكمة

    Ditulis Jizyah جسية

    (ketentuan ini tidak diperlukan pada kata-kata Arab yang sudah terserap ke

    dalam Bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila

    dikehendaki lafal aslinya).

    a. Bila diikuti dengan kata sanadang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,

    maka ditulis dengan h.

    ‟Ditulis Karamah al-auliya كرامة االولياء

    b. Bila ta‟marbutoh hidup atau dengan harakat, fathah atau kasrah atau

    dammah ditulisdengan

    Ditulis Zakat al-fitr زكاة لفطر

    Vokal pendek

    َ Fathah Ditulis A

    َ Kasrah Ditulis I

    َ Dammah Ditulis U

  • xi

    Vokal panjang

    1. Fathah + alif Ditulis A

    Ditulis Jahiliyah جاهييت

    2. Fathah + ya‟ mati Ditulis A

    Ditulis Tansa حْس

    3. Kasrah + ya‟ mati Ditulis i

    Ditulis Karim مشيٌ

    4. Dammah + wawu mati Ditulis U

    Ditulis Furud فشوض

    Vokal rangkap

    1. Fathah + ya‟ mati Ditulis Ai

    Ditulis Bainakum بيْنٌ

    2. Fathah + wawu mati Ditulis Au

    Ditulis Qaul قىه

    Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

    apostrof

    Ditulis A‟antum أأّخٌ

    Ditulis U‟iddat أعذث

    Ditulis La‟in syakartum حِ شنشحٌ

    c. Kata sandang alif + lam

    1. Bila diikuti huruf qomariyyah

    ditulis Al-qur‟an اىقشأُ

    ditulis Al-qiyas اىقياس

  • xii

    2. Bila diikuti huruf syamsiyyah ditulis dengan menggunakan haruf

    syamsiyyah yang mengikutinya, serta menggunakan huruf I (el)-nya.

    Ditulis As-sama اىسَاء

    Ditulis Asy-syams اىشَس

    Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

    Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.

    Ditulis Zawi al-furud روئ اىفشوض

    Ditulis Ahl as-sunnah أهو اىسْت

  • xiii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur Alhamdulilah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

    telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Status Sosial Ekonomi

    Masyarakat Melalui Program Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM)

    di Desa Pekuncen Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas ini untuk

    memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar S1 Ekonomi di Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.

    Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak pernah lepas

    dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih

    kepada :

    1. Dr. H. A. Luthfi Hamidi, M.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Purwokerto.

    2. Dr. H. Fathul Aminudin Aziz, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.

    3. Dewi Laela Hilyatin, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah yang

    telah memberikan kemudahan administrasi dalam perizinan pelaksanaan

    penelitian skripsi ini.

    4. Dr. H. Fathul Aminudin Aziz, M.M., selaku Penasehat Akademik yang selalu

    memberikan pengarahan, nasehat, dan petunjuk kepada penulis selama proses

    belajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

    5. Dr. H. Akhmad Faozan, Lc,.M.Ag. selaku dosen pembimbing dalam

    menyelesaikan penulis skripsi. Terimakasih saya ungkapkan dalam do‟a atas

    segala masukan dalam diskusi dan kesabarannya dalam memberikan

    bimbingan demi terselesaikannya penyususunan skripsi ini. Semoga beliau

    senantiasa sehat dan mendapat lindungan dari Allah SWT. Amin.

    6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff/karyawan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam IAIN Purwokerto terutama jurusan Ekonomi Syariah atas ilmu

  • xiv

    yang telah diberikan dan bantuannya selama masa perkuliahan Penulis di

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Purwokerto.

    7. Kepada Bapak ketua UPK beserta seluruh karyawan UPK Kecamatan

    Pekuncen yang telah menerima dan membantu peneliti dengan baik selama

    pelaksanaan pengambilan data.

    8. Kepada pihak yang telah membantu Bapak dan Ibu anggota program Dana

    Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) yang telah menerima peneliti

    dengan baik selama melaksanakan penelitian.

    9. Kepada keluarga tercinta, Ayahanda Rohadi Budi Santoso dan Ibunda Almh.

    Cicih Sukaesih, mbah kakung dan mbah putri, beserta keluarga, yang telah

    memberikan arahan, kasih saying serta dukungan baik finansial, motivasi

    maupun doa kepada peneliti.

    10. Sahabat-sahabat Sholeha Squad yang telah memberikan motivasi dan do‟a

    kepada penulis.

    11. Teman-teman Ekonomi Syariah A 2014, atas kebersamaan dan semangatnya.

    12. Seseorang yang special atas dukungan, motivasi, dan do‟a kepada penulis.

    13. Serta seluruh insan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

    ini yang tidak dapat dicantumkan satu persatu, Terimakasih semuanya.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga

    segala kritikan maupun saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

    sempurnanya karya ini. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

    pembaca. Amin.

  • xv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

    NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. iv

    ABSTRAK ................................................................................................... v

    MOTTO ....................................................................................................... vii

    HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. viii

    PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................ ix

    KATA PENGANTAR ................................................................................. xiii

    DAFTAR ISI ................................................................................................ xv

    DAFTAR TABEL........................................................................................ xviii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xix

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xx

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

    B. Definisi Operasional ................................................................................ 13

    C. Rumusan Masalah ................................................................................... 15

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 15

    E. Kajian Pustaka ......................................................................................... 16

    F. SistematikaPembahasan .......................................................................... 24

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Status SosialEkonomi ............................................................................. 25

    1. Konsep Status SosialEkonomi ......................................................... 25

    a. Pengertian Status Sosial ................................................................ 25

    b. Status SosialEkonomi .................................................................... 28

    2. DasarLapisanMasyarakat ................................................................. 30

    3. Faktor-faktor Status SosialEkonomi .................................................... 31

  • xvi

    B. Pemberdayaan Masyarakat ..................................................................... 35

    1. Pengertian PemberdayaanMasyarakat ............................................ 35

    2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ................................................ 37

    3. Proses PemberdayaanMasyarakat ................................................... 39

    4. IndikatorKeberhasilanPemberdayaanMasyarakat ......................... 43

    C. Program Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) ........... 44

    1. Pengertian DAPM Eks PNPM ......................................................... 44

    2. Visi, MisidanTujuan DAPM Eks PNPM ........................................ 46

    3. Prinsip-Prinsip DAPM Eks PNPM ................................................. 48

    4. RuangLingkupKerjasama ................................................................. 49

    5. PermodalandanSumberPendanaan ....................................................... 49

    6. SasarandanKetentuanDasar.................................................................. 50

    7. Program-Program DAPM ................................................................... 52

    D. LandasanTeologis .................................................................................... 59

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 63

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................. 63

    C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 64

    D. Sumber Data ............................................................................................. 64

    E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 65

    F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 66

    G. PengujianKeabsahan Data ...................................................................... 68

    BAB IV PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum DesaPekuncen .......................................................... 69

    1. Letak Geografis Kecamatan Pekuncen .......................................... 69

    2. Gambaran Geografis Kecamatan Pekuncen ................................... 69

    B. Implementasi Program Dana AmanahPemberdayaanMasyarakat

    (DAPM) ................................................................................................... 70

    1. SejarahProgram DAPM ............................................................. 70

  • xvii

    2. Mekanisme Program DAPM ...................................................... 74

    3. ImplementasiKegiatandan Usaha Program DAPM ................... 79

    4. StrukturKelembagaan DAPM KecamatanPekuncen................... 82

    C. Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Pekuncen

    Setelah Adanya Program DAPM ..................................................... 83

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................ 96

    B. Saran ............................................................................................ 97

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN –LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • xviii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Data Kemiskinan di Desa Pekuncen

    Tabel 2 Daftar Matapencaharian Warga Desa Pekuncen

    Tabel 3 Total Perkembangan Asset Produktif DAMP UPK Kecamatan

    Pekuncen

    Tabel 4 Daftar Kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP)

    Tabel 5 Daftra Kelompok Usaha Ekonomi Produktif (UEP)

    Tabel 6 Penelitian Terdahulu

    Tabel 7 Daftar Pekerjaan Anggota Kelompok SPP dan UEP Desa Pekuncen

    Tabel 8 Daftar Pekerjaan Kelompok SPP dan UEP Desa Pekuncen

    Tabel 9 Daftar Pendapatan per Bulan Anggota Kelompok SPP dan UEP

    Desa Pekuncen

  • xix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Skema Kelompok SPP dan UEP Memperoleh Dana Pinjaman

    Program DAPM

  • xx

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara

    Lampiran 2 DokumentasiPenelitian

    Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di UPK Kecamatan

    Pekuncen

    Lampiran 4 Surat Permohonan Observasi Pendahuluan

    Lampiran 5 Surat PermohonanPersetujuanJudulSkripsi

    Lampiran 6 Surat PernyataanKesediaanMenjadiPembimbingSkripsi

    Lampiran7 Surat BimbinganSkripsi

    Lampiran8 Surat Rekomendasi Seminar Proposal Skripsi

    Lampiran9 Surat Keterangan Lulus Seminar

    Lampiran 10 Berita Acara Ujian Proposal Skripsi

    Lampiran 11 Surat Keterangan Lulus UjianKomprehensif

    Lampiran 12 Surat RekomendasiMunaqasyah

    Lampiran 13 Blanko/KartuBimbingan

    Lampiran 14 Surat Keterangan Wakaf Buku

    Lampiran 15 Sertifikat-sertifikat

    Lampiran 16 DaftarRiwayatHidup

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Masalah kemiskinan merupakan masalah yang mengglobal. Kemiskinan

    adalah salah satu hal masalah yang perlu ditangani secara serius. Karena

    dasarpermasalahan kemiskinan yaitu kurang terpenuhi kebutuhan hidup.

    Disamping itu, kebutuhan dasar bersifat dinamis dari suatu periode ke periode

    yang lain, semakin maju suatu negara, kebutuhan dasar manusianya akan

    meningkat. Kemiskinan dan pengangguran merupakan salah satu bentuk

    persoalan masyarakat yang disebabkan akibat ketidakseimbangan antara

    pertumbuhan penduduk, keterbatasan ketersediaan lapangan kerja, kebutuhan

    akan cara kerja yang profesional serta berbagai tekanan yang ditimbulkan.

    Disamping itu, faktor keterbatasan terhadap akses informasi, akses perbankan,

    akses mendapatkan sumber-sumber pendapatan juga menjadi penyebab utama

    kemiskinan.1

    Sedangkan menurut Gunawan Sumodiningrat, kemiskinan merupakan

    masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi, yang berkaitan

    dengan aspek sosial, ekonomi, budaya dan aspek lainnya. Kemiskinan timbul

    karena ada sebagian daerah yang belum sepenuhnya ditangani, ada sebagian

    sektor yang harus menampung tenaga kerja secara berlebih dengan tingkat

    produktifitas yang rendah, dan ada pula sebagian masyarakat yang belum ikut

    serta dalam proses pembangunan sehingga belum dapat menikmati hasilnya

    secara memadai. Disamping itu, kemiskinan umumnya diukur karena tingkat

    pendapatan yang rendah.2

    Pengentasan kemiskinan pada hakikatnya adalah mengubah perilaku,

    yang dimulai dari mengubah mindset individu dan masyarakat. Oleh karenaitu,

    1Bogi Nurmantoro, “Analisis Ekonomi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) di Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar”, Skripsi,

    (Surakarta : Universitas Sebelas Maret, 2011), hlm. 3. 2Gunawan Sumodiningrat, “Membangun Perekonomian Rakyat”, (Yogyakarta : Pustaka

    Pelajar, 1998), hlm. 26.

  • 2

    pengentasan kemiskinan hanya dapat dilakukan melalui upayapemberdayaan

    masyarakat. Masyarakat di dorong untuk memiliki kemampuansesuai potensi

    dan kebutuhannya untuk berdiri tegak di atas kakinya sendiri, memiliki daya

    saing, serta mandiri melalui berbagai kegiatan pemberdayaan.3 Di Indonesia

    kesejahteraan sosial dijamin oleh UUD 1945 pasal 33 dan pasal 34. Dalam

    UUD 1945 jelas disebutkan bahwa kemakmuran rakyat yang telah diutamakan

    daripada kemakmuran perseorangan, fakir miskin dan anak-anak terlantar

    dipelihara oleh Negara. Namun pada kenyataannya hingga saat ini masih

    banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan dan terlantar

    tidak mendapatkan perhatian.

    Pengembangan masyarakat adalah komitmen dalam memberdayakan

    masyarakat lapis bawah yang terdiri atas orang-orang lemah, tidak berdaya

    dan miskin karena tidak memiliki sumber daya atau tidak memiliki

    kemampuan untuk mengontrol sarana produksi. Menurut Zubaedi,

    pengembangan masyarakat dapat didefinisikan sebagai metode yang

    memungkinkan individu-individu dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta

    mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang memengaruhi

    kehidupannya.4 Menurut Jim Ife, pemberdayaan adalah memberikan sumber

    daya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan kepada warga untuk

    meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan masa depannya sendiri

    dan berpartisipasi dalam dan mempengaruhi kehidupan masyarakatnya.5

    Mengenai pelaku-pelaku didalam pemberdayaan masyarakat senantiasa

    menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat yang belum

    berkembang sebagai pihak yang harus diberdayakan, dan pihak yang menaruh

    3Nur Inas Purnamasari, “Pengaruh Program Pemerintah PNPM Mandiri (Program

    Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri) Terhadap Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat di

    Desa Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur”, (Jurnal Ilmu Pemerintahan), Vol. 3, No. 1, 2015,

    hlm. 16-17. 4Zubaedi, “Pengembangan Masyarakat : Wacana dan Praktik”, (Jakarta : Kencana

    Prenada Media Grup, 2013), hlm. 5. 5Zubaedi, “Pengembangan Masyarakat : Wacana dan Praktik”, (Jakarta : Kencana

    Prenada Media Grup, 2013), hlm.75.

  • 3

    kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.6 Dalam pandangan Gunawan

    Sumodiningrat, pada setiap upaya pemberdayaan baik yang dilakukan oleh

    pemerintah, dunia usaha, maupun pihak yang perduli kepada masyarakat,

    upaya itu harus dipandang sebagai sebuah pemacu untuk menggerakan

    kegiatan ekonomi rakyat. Selanjutnya berbagai upaya tersebut paling tidak

    harus memuat lima hal pokok. Pertama, bantuan dana sebagai modal usaha;

    Kedua, pembangunan prasarana sebagai pendukung pengembangan kegiatan

    sosisal ekonomi rakyat; Ketiga, penyediaan sarana untuk memperlancar

    pemasaran hasil produksi barang dan jasa masyarakat untuk memperlancar

    pemasaran hasil produksi barang dan jasa masyarakat; Keempat, pelatihan

    bagi aparat dan masyarakat; Kelima, penguatan kelembagaan sosial ekonomi

    masyarakat.

    Pemerintah melakukan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan

    bantuan modal untuk menjadikan masyarakatnya menjadi lebih bersifat

    produktif, hal ini mampu meningkatkan pendapatan bagi masyarakat.Dengan

    demikan dengan adanya upaya pemberdayaan masyarakat dari pemerintah

    dapat meningkatkan status sosial ekonomi keluarga.

    Presiden Republik Indonesia pada tanggal 30 April 2007 di Palu,

    Sulawesi Tengah telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan

    Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP). Program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) merupakan program yang dilaksanakan

    secara terpadu dan berkelanjutan. Program ini merupakan program hasil

    korektif dari program terdahulu seperti P3DT dan IDT.Mulai tahun 2007

    PNPM-MP mengalami beberapa penyempurnaan, untuk mendukung

    efektivitas realisasi prinsip-prinsip PNPM-MP dalam Program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) tahun 2008.

    PNPM Madiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan

    sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan

    6Gunawan Sumodiningrat, “Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat”,

    (Jakarta : PT Bina Rena Pariwara, 1996), hlm. 5.

  • 4

    kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.7 Dalam pelaksanaannya

    program PNPM-MP memberi bantuan berupa fisik maupun non fisik di desa-

    desa seperti pembangunan jalan, jembatan, gedung sekolah, gedung Pos

    Kesehatan Desa (PKD), pasar desa, talud, irigasi, pemberian pinjaman,

    pelatihan keterampilan, modal usaha produktif dan sebagainya sesuai dengan

    kebutuhan dan aspirasi masyarakat sekitar. Untuk tataran nasional PNPM-MP

    telah berhasil menyediakan lapangan kerja sekaligus menambah penghasilan

    bagi masyarakat miskin, bahkan telah memperhatikan masalah kesetaraan

    gender dengan menambah satu kegiatan khusus untuk kelompok perempuan,

    yaitu kegiatan Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP).

    Program PNPM Mandiri Perdesaan sendiri pada bulan Desember tahun

    2014 sudah dihapuskan berkaitan dengan selesainya masa jabatan Presiden

    Susilo Bambang Yudhoyono. Berakhirnya kontrak tersebut tertuang dalam

    dokumen Berita Acara Serah Terima (BAST) Nomor : 100/1694/SJ dan

    Nomor : 01/BA/M-DPDTT/IV/2015 yang ditandatangani oleh Kementerian

    Dalam Negeri dan Kemendesa PDTT.8

    Program PNPM Mandiri Pedesaan merupakan salah satu program

    pemberdayaan masyarakat kecamatan Pekuncen yang sangat cocok dengan

    kondisi masyarakat, untuk itu perlu dilestarikan dan dikembangkan secara

    lebih baik. Untuk melestarikan dan mengembangkan program ini dipandang

    perlu melakukan penguatan kelembagaan beserta aturan dan mekanisme yang

    menjamin terus berkembangnya program sehingga bermanfaat bagi

    masyarakat kecamatan Pekuncen. Oleh karena itu, masyarakat kecamatan

    Pekuncen telah bersepakat membentuk Badan Kerjasama Antar Desa

    (BKAD).9

    7Tim Koordinasi PNPM Mandiri Pedesaan, “Petunjuk Teknik Optimalisasi Tahapan

    Kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan PNPM-MP”, 2009, hlm. 3. 8Fadlun Edy Susilo, “Memperkuat Iknb – Dapm Upk Pnpm Mpd – Melalui Peningkatan

    Tata Kelola Dan Managemen Resiko Di Tengah Peluang Ekspansi Usaha, Karya Tulis Ilmiah,

    (Purbalingga : Kelembagaan BKAD, 2017), hlm. 1. 9Wawancara dengan Bapak Sutarso Adi selaku Sekretaris Badan Pengawas BKAD

    Kecamatan Pekuncen, pada tanggal 8 Oktober 2018, pukul 17.00 WIB.

  • 5

    Penataan dan pengembangan dalam bentuk Badan Kerjasama Antar

    Desa ini sejalan dengan Undang-undang no. 32 tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah pasal 214 yang berbunyi : (1) Desa dapat mengadakan

    kerja sama untuk kepentingan desa yang diatur dengan keputusan bersama dan

    dilaporkan kepada Bupati/Walikota melalui Camat; (2) Kerja sama antar desa

    dan desa dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan sesuai

    dengan kewenangan; (3) Kerja sama desa dengan pihak ketiga sebagaimana

    dimaksud ayat (1) dilakukan dengan peraturan perundang-undangan; (4)

    Untuk pelaksanaan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),

    dan ayat (3) dapat dibentuk Badan Kerjasama. Undang-undang tersebut juga

    selaras dengan Peraturan Pemerintah nomer 72 tahun 2005 tentang

    Pemerintahan Desa dan Surat Edaran Mendagri nomer 414.2/1402/PMD

    tentang Pelestarian asset dan hasil-hasil PPK.10

    Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Pekuncen merupakan unit

    yang mengelola program PNPM Mandiri yang kemudian program tersebut

    beralih nama menjadi program Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat

    (DAPM) dimana Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Pekuncen

    bertanggungjawab mengenai tugasnya kepada Forum Musyawarah Antar Desa

    (MAD) melalui Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD).

    Program Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) merupakan

    Program lanjutan untuk mengelola aset berupa dana bergulir di masyarakat

    sebagai warisan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

    Perdesaan atau yang lebih dikenal dengan PNPM Mandiri Perdesaan

    Kegiatan.Program dari DAPM tersebut berupa Program Simpan Pinjam

    Kelompok Perempuan (SPP), Usaha Ekonomi Produkti (UEP), dan program

    bantuan berupa pembagian sembako gratis, program pembangunan Rumah

    TidakLayak Huni (RTLH), dan pembuatan jamban disetiap desa.11

    10

    BKAD, “Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Kerjasama Antar

    Desa”, (Kecamatan Pekuncen, 2015), hlm. 1. 11

    Wawancara dengan Bapak Sutarso Adi selaku Sekretaris Badan Pengawas BKAD

    Kecamatan Pekuncen, pada tanggal 8 Oktober 2018, pukul 17.00 WIB.

  • 6

    Program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) sendiri merupakan

    kegiatan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai

    kegiatan simpan pinjam. Secara umum, kegiatan ini bertujuan untuk

    mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudian akses

    pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar,

    dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong

    pengurangan rumah tangga miskin dan meningkatkan kesejahteraan sosial

    ekonomi keluarga.12

    Eksistensi perempuan memiliki peran penting baik pada ranah domestik

    (keluarga) dan publik (masyarakat). Perempuan mampu mendayagunakan

    sumber ekonomi melalui pemanfaatan stok modal sosial yang dimilikinya

    berupa jejaring sosial dalam lingkungan sosial untuk mempertahankan bahkan

    meningkatkan ekonomi keluarga. Dengan demikian, pilihan saluran

    penghidupan perempuan dan keluarganya melalui pemanfaatan modal sosial

    menjadi peluang strategis dan produktif untuk menjaga daya tahan ekonomi

    keluarga.13

    Hal ini menjadi penting, mengingat aspek pemberdayaan ekonomi

    keluarga menjadi sebuah entry point untuk memajukan kesejahteraan

    masyarakat. Implementasi beragam kebijakan dan program yang berorientasi

    pada pemberdayaan ekonomi keluarga patut diapresiasi dalam perannya

    memberi peluang akses khususnya perempuan sehingga dapat meningkatkan

    kualitas penghidupan keluarga dan mampu meningkatkan kesejahteraan sosial

    ekonomi keluarga.14

    Program Usaha Ekonomi Produktif (UEP) merupakan serangkaian

    kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengakses

    sumber daya ekonomi, meningkatkan kemampuan usaha ekonomi,

    12

    David Ardiyanto, “Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat Melalui Program

    Nasional Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Tajinan Malang”, Skripsi,(Malang :

    Universitas Islam Negeri Malang, 2016), hlm. 25. 13

    Dewi Cahyani Puspitasari, “Modal Sosial dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga”,

    (Jurnal Pemikiran Sosiologi), Volume 1 No. 2, 2012, hlm. 71. 14

    Dewi Cahyani Puspitasari, “Modal Sosial dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga”,

    (Jurnal Pemikiran Sosiologi), Volume 1 No. 2, 2012, hlm. 73.

  • 7

    meningkatkan produktifitas kerja, meningkatkan penghasilan/ pendapatan dan

    menciptakan kemitraan usaha yang saling menguntungkan.15 Dapat

    disimpulkan Usaha Ekonomi Produktif yang dimaksud adalah suatu upaya

    secara ekonomi untuk menghasilkan dan meningkatkan potensi yang dimiliki

    guna mewujudkan kemakmuran yang maksimal sehingga mampu menambah

    pendapatan dan memenuhi kebutuhan hidup.

    Pada tahun 2014, jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kecamatan

    Pekuncen sebanyak 7.334 Kartu Keluarga (KK) dari jumlah KK sebanyak

    17.312 dengan jumlah warga 65.399 jiwa. Pada saat tahun terakhir PNPM MP

    tahun 2014 Kecamatan Pekuncen menerima dana Bantuan Langsung

    Masyarakat (BLM) sebanyak Rp. 3.000.000.000,- yang digunakan untuk 75%

    kegiatan fisik dan 25% kegiatan perguliran. Desa Pekuncen merupakan salah

    satu desa yang masih berpartisipasi adanya program PNPM MP yang saat ini

    menjadi DAPM. Di Desa Pekuncen masyarakat sangat berperan aktif dalam

    program SPP dan UEP, banyak masyarakat yang semakin produktif dengan

    memulai membangun usaha dan dapat mengembangkan usaha yang sudah

    dijalaninya melalui pemberian modal. Pemberian modal sosial ini mendorong

    masyarakat desa Pekuncen untuk menjadi masyarakat yang produktif,

    sehingga dengan banyaknya masyarakat yang memiliki usaha produktif

    mampu mengurangi tingkat kemiskinan di Desa Pekuncen.16

    15

    Wahyu Tri Trisnani, “Pemberdayaan Pemuda Melalui Program Usaha Ekonomi

    Produktif Oleh Karang Taruna Jayakusuma di Desa Singosaren Banguntapan Bantul”, Skripsi,

    (Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), hlm. 35. 16

    Wawancara dengan Bapak Sutarso Adi selaku Sekretaris Badan Pengawas BKAD

    Kecamatan Pekuncen, pada tanggal 8 Oktober 2018, pukul 17.00 WIB.

  • 8

    Tabel 1

    Data Kemiskinan di Desa Pekuncen

    Tahun Jumlah

    2014 1215 KK

    2015 1170 KK

    2016 1125 KK

    2017 1025 KK

    Sumber: Dokumen Profil Desa Pekuncen Kecamatan Pekuncen, Tahun

    2015-2017.

    Tabel 2 menunjukkan bahwa data Rumah Tangga Miskin (RTM) Desa

    Pekuncen dari tahun 2015 sampai 2017 selalu mengalami penurunan. Hal ini

    menunjukkan bahwa adanya peningkatan status sosial ekonomi di Desa

    Pekuncen setelah mengikuti program DAPM.

    Desa Pekuncen terdiri dari 3 dusun, 9 Rukun Warga (RW), dan 54

    Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 sebanyak

    7.793 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 3.928 jiwa dan

    penduduk perempuan sebanyak 3.865 jiwa, jumlah Kepala Keluarga (KK)

    sebanyak 2.398 KK, dari jumlah tersebut terdapat 1.125 KK atau sebanyak

    47% yang dikategorikan sebagai Rumah Tangga Miskin (RTM) dan sebagian

    besar bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang.

    Tabel 2

    Daftar Matapencaharian Warga Desa Pekuncen

    No. Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jumlah

    1. Pertanian 342 192 534

    2. Peternakan 1 1

    3. Perdagangan 170 331 501

    4. Perikanan 1 1

    5. Buruh harian 442 23 465

    6. Penjahit 14 5 19

    7. Sopir 43 43

    Sumber: Dokumen Profil Desa Pekuncen Kecamatan Pekuncen, Tahun 2017.

    Menurut Kamali selaku Kepala UPK, Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

    Kecamatan Pekuncen merupakan salah satu kecamatan yang telah

    memberdayakan program DAPM sejak tahun 2015.Pemberdayaan ini

  • 9

    bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan di desa-desa yang ada di

    Kecamatan tersebut. Dalam pelaksanaanya UPK memberikan dan menentukan

    berapa jumlah dana yang akan diberikan kepada setiap desa berdasarkan

    pengkajian keadaan di masing-masing desa. Kemudian akan diketahui rumah

    tangga miskin dan fasilitas-fasilitas yang masih kurang memadai di masing-

    masing desa.17

    Tabel 3

    Total Perkembangan Asset Produktif UPK Kecamatan Pekuncen

    Tahun Jumlah Asset

    Produktif

    Jumlah Kenaikan

    2015 7.617.716.420

    2016 8.671.008.004 1.053.291.584

    2017 9.872.591.109 1.201.583.103

    2018 (per 31 Oktober) 10.857.132.532 1.984.542.423

    Sumber : Laporan Neraca DAPM UPK Kecamatan Pekuncen

    Tabel 3 menunjukan bahwa dari tahun 2015 sampai tahun 2017 program

    DAPM mengalami perkembangan dalam meningkatkan program kerjanya.

    Hal ini dapat dilihat pada jumlah asset produktif yang terus meningkat.Pada

    tahun 2017 jumlah surplus berjalan berjumlah Rp. 1.459.213.450 yang

    kemudian digunakan sebesar 50% untuk penambahan modal perguliran, 35%

    untuk kelembagaan, dan 15% untuk dana sosial, seperti pembagian paket

    sembako, pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), dan pembutan

    jamban.

    Di desa Pekuncen pada tahun 2018 terdapat 20 (dua puluh dua)

    kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) dan terdapat 5 (enam)

    kelompok Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang masih aktif mengikuti

    program perguliran DAPM dengan rincian sebagai berikut :

    17

    Wawancara dengan Bapak Kamali selaku Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

    Kecamatan Pekuncen, pada tanggal 5 Mei 2018, pukul 09.00 WIB.

  • 10

    Tabel 4

    Daftar Kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Desa

    Pekuncen Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas Tahun 2018

    NO. NAMA

    KELOMPOK

    JUMLAH

    ANGGOTA

    ALOKASI

    PINJAMAN

    JANGKA

    WAKTU

    PINJAMAN

    1. Satya Manunggal 7 61.000.000 12 bulan

    2. Maju Lancar 6 58.000.000 12 bulan

    3. Putri Maju 5 13.500.000 12 bulan

    4. Palem Merah 5 14.000.000 12 bulan

    5. Podomoro 5 20.000.000 12 bulan

    6. Srikandi 5 17.000.000 12 bulan

    7. Annisa 5 22.000.000 12 bulan

    8. Rembul 10 62.000.000 18 bulan

    9. Lima Sodara 5 7.000.000 12 bulan

    10. Manggis 1 7 21.000.000 12 bulan

    11. Manggis 2 9 49.000.000 12 bulan

    12. Kartini 6 54.000.000 12 bulan

    13. Laksana Jaya 7 48.000.000 12 bulan

    15. Sri Rejeki 9 50.000.000 12 bulan

    15. PKK Desa 8 80.000.000 12 bulan

    16. Tipar Bersama 10 147.000.000 18 bulan

    17 Blimbing Jaya 6 36.000.000 12 bulan

    18 Citra Mandiri 10 122.000.000 12 bulan

    19 Kejora 8 77.000.000 12 bulan

    20. Belibis 7 46.000.000 12 bulan

    JUMLAH 140 1.004.500.000

    Sumber : Laporan Perkembangan Keuangan UPK DAPM Kec.Pekuncen

    Tahun 2018.

  • 11

    Tabel 5

    Daftar Kelompok Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Desa Pekuncen

    Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas Tahun 2018

    NO. NAMA

    KELOMPOK

    JUMLAH

    ANGGOTA

    ALOKASI

    PINJAMAN

    JANGKA

    WAKTU

    PINJAMAN

    1. Inti Persada 5 22.000.000 12 bulan

    2. Manggis 3 6 25.000.000 12 bulan

    3. Moga Mulya 6 29.000.000 12 bulan

    4. Ngesti Tunggal 7 97.000.000 12 bulan

    5. Famili Baru 5 10.000.000 12 bulan

    JUMLAH 29 193.000.000

    Sumber : Laporan Perkembangan Keuangan UPK DAPM Kec.Pekuncen

    Tahun 2018

    Tabel 4 dan tabel 5 menunjukkan partisipasi masyarakat Desa Pekuncen

    mengikuti program DAPM pada tahun 2018 sebanyak 169 orang, program

    Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) sebanyak 140 orang perempuan

    dan program Usaha Ekonomi Produktif sebanyak 29 orang yang terdiri dari 4

    orang laki-laki dan 25 orang perempuan.

    Program DAPM dianggap sangat memberikan pengaruh yang positif di

    Desa Pekuncen dan dapat meningkatkan status sosial perekonomian

    masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari adanya usaha-usaha produktif yang

    semakin berkembang dari ibu rumah tangga, yang sebelum mengikuti program

    DAPM belum memiliki usaha/ memiliki usaha kecil karena keterbatasan

    modal, dengan usaha yang berjalan dengan baik tersebut dapat meningkatkan

    pendapatan masyarakat yang dianggap mampu mencukupi biaya untuk

    keseharian dan membantu pendapatan suami, selain untuk memenuhi

    kebutuhan sehari-hari juga dapat membeli barang kebutuhan lainnya.18

    Kedudukan atau status sosial menentukan posisi seseorang dalam

    struktur sosial, yakni menentukan hubungan dengan orang lain. Status atau

    18

    Wawancara dengan Bapak Sutarso Adi selaku Sekretaris Badan Pengawas BKAD

    Kecamatan Pekuncen, pada tanggal 8 Oktober 2018, pukul 17.00 WIB.

  • 12

    kedudukan individu, apakah dia di atas atau di bawah status orang lain

    mempengaruhi peranannya, peran adalah konsekuensi atau akibat kedudukan

    atau status seseorang”.19

    Status sosial juga sering di istilahkan sebagai kelas

    sosial, yaitu semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukannya di

    dalam suatu lapisan, sedangkan kedudukan mereka itu diketahui serta diakui

    oleh masyarakat umum.20

    Status sosial ekonomi adalah perpaduan antara

    status sosial dengan keadaan ekonomi yang ada di masyarakat.

    Perbedaan taraf hidup manusia adalah sebuah rahmat sekaligus

    pengingat bagi setiap kelompok manusia dengan tujuan agar bisa melengkapi

    satu sama lain, dalam hal ini adalah kelompok yang taraf hidupnya

    berkecukupan atau lebih berdaya dapat membantu dengan kelompok yang

    kurang mampu sehingga akan menciptakan interaksi sosial

    dimasyarakat.21

    Allah berfirman dalam surat Az-Zukhruf ayat 32 :

    َج ََ َُ َسْح ى َُ ٌْ يَقِْس أَهُ

    فَْىقَبَْعٍضذَ َْ ّْيَۚاَوَسفَْعَْابَْعَضهُ فِياْىَحيَاِةاىذُّ َْ ِعيَشخَهُ ََ َْ َْابَْيَْهُ َْ سَ َسبَِّل َّْۚحُْقََس

    َُ ُعى ََ ايَْج ََّ ٍِ خَُشبَِّنَخْيٌش ََ بَْعًضاُسْخِشيًّۗاَوَسْح َْ َجاحٍيِيَخَِّخَزبَْعُضهُ“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah

    menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia,

    dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain

    beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian

    yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka

    kumpulkan”. (Q.S. Az-Zukhruf : 32)

    Maksud ayat diatas adalah bahwa Allah telah menentukan rahmat bagi

    hamba-hambaNya dan telah meninggikan sebagian mereka dalam kedudukan,

    harta, ilmu dan jabatan mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar

    sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain sehingga mereka

    dapat saling membantu dan menolong dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

    19

    Antoni Widodo, ”Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Perilaku

    Konsumtif Mahasiswi (Studi kasus mahasiswi jurusan P.IPS UIN Sarif Hidayatulloh)”, Skripsi,

    (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hlm. 10. 20

    Soerjono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hlm.

    205. 21

    Ana Zahrotun Nihayah, “Pegaruh Program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan

    Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Dan Poverty Reduction DalamPerspektifEkonomi

    Islam”, JurnalEkonomidanHukum Islam, Vol.5, No. 2, 2015, hlm. 5.

  • 13

    Ekonomi Islam dengan pengakuannya terhadap adanya perbedaan dalam

    pendapatan melihat bahwa diantara prinsip keadilan ialah mendekatkan

    jurang perbedaan antara warga masyarakat untuk merealisasikan

    keseimbangan, mencegah kecemburuan sosial, dan menghindari perbenturan

    antar individu dan kelas-kelas sosial.

    Disatu sisi program DAPM dapat membantu permodalan bagi

    masyarakat untuk mengembangkan usahanya, tetapi disisi lain terdapat pula

    kelompok simpan pinjam yang mengalami masalah dan kendala dalam

    pengembalian modal, dikarenakan faktor kegagalan usaha, karakter si

    peminjam maupun adanya kurang komunikasi diantara anggota kelompok, di

    desa Pekuncen sendiri terdapat 8 kelompok SPP dan 1 kelompok UEP yang

    mengalami permasalahan dalam pengembalian modal. Untuk menangani

    masalah tersebut, UPK menutup kerugian dengan surplus pendapatan dari

    program perguliran, sedangkan langkah yang dilakukan untuk mengatasi

    masalah tersebut pihak UPK mendatangi lokasi dengan menagihnya secara

    terus-menerus hingga tuntas, inilah kelemahan yang dirasakan pihak UPK

    karena tidak adanya syarat agunan dalam peminjaman.22

    Berdasarkan beberapa latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan judul“Peningkatan Status Sosial Ekonomi

    Masyarakat Melalui Program Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat

    (DAPM) di Desa Pekuncen Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas”.

    B. Definisi Operasional

    1. Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat

    Menurut Hartomo dan Arnicun Aziz, status sosial merupakan

    kedudukan sesorang (individu) dalam suatu kelompok pergaulan

    hidupnya.23

    Status sosial juga sering di istilahkan sebagai kelas sosial, kelas

    sosial adalah pembagian masyarakat kedalam kelas-kelas yang berbeda

    22

    Wawancara dengan Bapak Kamali selaku Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

    Kecamatan Pekuncen, pada tanggal 5 Mei 2018, pukul 09.00 WIB. 23

    Hartomo, Arnicun Aziz, “Ilmu Sosial Dasar”, (Jakarta : PT Bumi aksara, 2001), hlm.

    195.

  • 14

    atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas atau strata akan menggambarkan

    perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup,

    dan nilai-nilai yang dianut.24

    Menurut Majer status sosial ekonomi ekonomi adalah kedudukan

    suatu individu atau keluarga berdasarkan unsur-unsur ekonomi.25

    Jadi

    peningkatan status sosial ekonomi dapat diartikan menaikkan kedudukan

    masyarakat berdasarkan unsur-unsur ekonomi.

    Masyarat memiliki arti kesatuan hidup manusia yang berinteraksi

    menurut suatu system adat istiadat tertentu, yang bersifat kontinyu dan

    terikat oleh suatu rasa identitas bersama.26

    2. Pemberdayaan Masyarakat

    Menurut Blanchard pemberdayaan adalah upaya untuk mengurangi

    belenggu yang membelit masyarakat terutama yang berkaitan dengan

    pengetahuan, pengalaman, motivasinya. Dengan kata lain,

    memberdayakan adalah meningkatkan kemampuan dan meningkatkan

    kemandirian masyarakat.27

    Menurut M. Payne pemberdayaan bertujuan untuk membantu orang

    memperoleh daya (kekuasaan) dalam mengambil keputusan dan tindakan

    terhadap hidup mereka dengan mengurangi efek hambatan sosial dan

    pribadi.Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa

    percaya diri.28

    Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat

    dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak

    mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

    24

    Ujang Sumarwan, “Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran”,

    (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003) hlm. 219. 25

    David Ardiyanto, “Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat Melalui Program

    Nasional Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Tajinan Malang”, Skripsi,(Malang :

    Universitas Islam Negeri Malang, 2016), hlm. 30. 26

    M. Munandar Soelaeman, “Ilmu Sosial Dasar-Teori dan Konsep Ilmu Sosial”, Bandung

    : Refika Aditama, 2009), hlm. 122. 27

    Elly M. Setiadi, Usman Kolip, “Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala

    Permasalahan Sosial”, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) hlm. 809. 28

    Damsar, Indrayani, “Pengantar Sosiologi Perdesaan”, (Jakarta : Kencana, 2016), hlm.

    241.

  • 15

    keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan

    dan memandirikan masyarakat.29

    3. Program Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM)

    Program Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) adalah

    program lanjutan dari seluruh aset dana program ekonomi yang Berupa

    Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang merupakan program

    pemerintah yang disalurkan oleh Pemerintah Indonesia yang pertama kali

    disebut sebagai PPK (Program Penanggulangan Kemiskinan) kemudian

    berubah nama menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    Mandiri Perdesaan atau disingkat PNPM MP dan diakhiri dengan

    penghentian program kemudian dinamakan aset DAPM, yang ditandai

    dengan tidak diperpanjangnya kontrak konsultan/fasilitator pada tanggal

    31 Des 2014.30

    Program dari DAPM tersebut berupa Program Simpan Pinjam

    Kelompok Perempuan (SPP), Usaha Ekonomi Produkti (UEP), dan

    program bantuan berupa pembagian sembako gratis, program

    pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), dan pembuatan jamban

    disetiap desa.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka

    permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:

    1. Bagaimana implementasi program Dana Amanah Pemberdayaan

    Masyarakat (DAPM) di Desa Pekuncen?

    2. Bagaimana peningkatan status sosial ekonomi masyarakat Desa Pekuncen

    setelah adanya program Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat

    (DAPM)?

    29

    Aprillia Theresia, dkk.,“Pembangunan Berbasis Masyarakat”, (Bandung : Alfabeta,

    2014), hlm. 93. 30

    Fadlun Edy Susilo, “Memperkuat Iknb – Dapm Upk Pnpm Mpd – Melalui Peningkatan

    Tata Kelola Dan Managemen Resiko Di Tengah Peluang Ekspansi Usaha, Karya Tulis Ilmiah,

    (Purbalingga : Kelembagaan BKAD, 2017), hlm. V.

  • 16

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pada rangkaian perumusan masalah yang telah

    dipaparkan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

    adalah :

    a. Untuk mengetahui implementasi program Dana Amanah

    Pemberdayaan Masyarakat (DAPM).

    b. Untuk mengetahui peningkatan status sosial ekonomi masyarakat desa

    Pekuncen setelah adanya program Dana Amanah Pemberdayaan

    Masyarakat (DAPM).

    2. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka

    penelitian ini di harapkan sebagai berikut:

    a. Manfaat bagi Pemerintah Daerah/Desa

    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

    evaluasi dan peningkatan dalam pengambilan kebijakan dalam bidang

    pemberdayaan masyarakat, terutama dalam program Dana Amanah

    Pemberdayaan Masyarakat (DAPM).

    b. Manfaat akademik

    Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberi kontribusi

    pemikiran dalam upaya memperluas wawasan dalam bidang

    pemerintahan mengenai pemberdayaan masyarakat dalam

    meningkatkan status sosial ekonomi masyarakat.

    c. Manfaat bagi penulis

    Dengan melakukan penelitian ini, penulis akan memperoleh

    pengalaman dan pengetahuan bagaimana menganalisis permasalahan

    pemerintahan desa dalam melakukan pemberdayaan masyarakat untuk

    meningkatkan status sosial ekonomi masyarakat.

  • 17

    E. KajianPustaka

    1. Telaah Pustaka

    Mengkaji hasil penelitian terdahulu adalah mendalami, mencermati,

    menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan atau hal yang telah ada untuk

    mengetahui apa yang telah ada dan belum ada.31 Penelitian terdahulu

    merupakan kumpulan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

    terdahulu yang ada kaitannya terhadap penelitian yang akan dilakukan saat

    ini.

    Adon Nasurullah Jamaludin dalamskripsinya yang berjudul,

    “Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pnpm Mandiri

    Pedesaan (Penelitian di Desa Kersamanah Kecamatan Kersamanah

    Kabupaten Garut)”,menjelaskan tentang hasil penelitian, dalam bidang

    penyediaan dan perbaikan pasarana dan sarana lingkungan permukiman

    dan ekonomi serta kegiatan padat karya, program PNPM Mandiri lebih

    menitik beratkan pada peningkatan kualitas sarana dan prasarana bagi

    masyarakat miskin, seperti peningkatan kualitas pemukiman bagi

    masyarakat miskin, jalan-jalan, selokan, dan pengadaan air bersih. Selain

    itu juga menitik beratkan pada kegiatan dana pinjaman bergulir warga

    untuk usaha produktif, yakni berupa kredit tanpa jaminan dengan imbalan

    jasa 1,5 % perbulan yang dibagi kedalam beberapa KSPP (Kelompok

    Simpan Pinjam Perempuan), jumlah KSPP minimal 10 orang dan

    maksimal 15 orang. Sedangkan dalam sosial, program untuk keluarga

    miskin yang mempunyai salah satu anggota keluarga yang sudah usia

    jompo (50 tahun keatas). Berdasarkan data dari UPK jumlah KK miskin

    jompo ada sekitar 281 orang. Sedangkan jumlah KK miskin jompo yang

    sudah mendapat santunan sosial dari bantuan langsung masyarakat (BLM)

    adalah 72 orang (penyaluran Bulan Juli 2009) (Data Kegiatan UPK PNPM

    Mandiri Desa Kersamanah).32

    31

    SuharsimiArikunto, ManajemenPenelitian, (Jakarta: RinekaCipta. 2000), hlm. 75. 32

    Andon Nasurullah Jamaludin, “Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program

    Pnpm Mandiri Pedesaan (Penelitian di Desa Kersamanah Kecamatan Kersamanah Kabupaten

    Garut)”, Penelitian Individual, (Bandung : LPPM UIN Sunan Gunung Djati, 2012), hlm. 42.

  • 18

    David Ardiyanto dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan

    Status Sosial Ekonomi Masyarakat Melalui Program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Tajinan Malang”, hasil dari

    penelitian menjelaskan bahwa dampak sosial dari adanya program

    pemberdayaan masyrakat yaitu memfasilitasi masyarakat miskin

    mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatan dengan mudah dan dapat

    di rasakan langsung oleh masyarakat, seperti pemberian paket fasilitas

    kesehatan, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada posyandu,

    pemberian paket beasiswa, dan termasuk pembangunan gedung sekolah,

    rehab gedung kesehatan. Sedangkan dampak ekonominya berupa

    pemberian pinjaman modal usaha kepada masyarakat dengan system

    pembayaran berangsur dan tanggung renteng, hal ini dapat membantu

    warga yang kurang mampu dapat dijadikan sebagai tambahan modal usaha

    sehingga meningkatkan status sosial ekonomi masyarakat.33

    Femy M. G. Tulusan dan Very Y. Londa dalam jurnalnya yang

    berjudul “Peningkatan Pendapatan Masyarakat Melalui Program

    Pemberdayaan di Desa Lolah II Kecamatan Tombariri Kabupaten

    Minahasa”, hasil penelitian menjelaskan bahwa peningkatan Pendapatan

    Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Di desa Lolah II Kecamatan

    Tombariri Kabupaten Minahasa dilakukan melalui berbagai program

    pemberdayaan yaitu kegiatan bantuan pinjaman modal usaha melalui

    program nasional pemberdayaan masyarakat pedesaan, pengembangan

    motivasi bekerja dan berusaha pelatihan serta pelatihan keterampilan

    usaha ekonomi. Akan tetapi dengan adanya berbagai keterbatasan yang

    dihadapi oleh masyarakat seperti halnya dalam pemenuhan kebutuhan

    hidup yang didominasi oleh tingkat konsumsi, gaya hidup, kondisi sosial

    33

    David Ardiyanto, “Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat Melalui Program

    Nasional Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Tajinan Malang” Skripsi, (Malang :

    Universitas Islam Negeri Malang, 2016), hlm. 122.

  • 19

    budaya maupun tanggungan keluarga menjadikan peningkatan pendapatan

    berjalan lambat.34

    Yuliati Natalia, dkk. Dalam jurnalnya yang berjudul “Implementasi

    Kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM

    Mandiri) Dalam Mensejahterakan Masyarakat”, hasil dari penelitian

    menjelaskan bahwa dengan memberdayakan SDM dan SDA yang tersedia

    di lokasi sasaran, dan didukung bantuan pinjaman dana bergulir melalui

    UPK, mampu mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi

    melaksanakan kebijakan sehingga dampak dan perubahan secara efektif

    dan efisienpun terjadi. Bagi KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)

    sendiri hadirnya PNPM Mandiri sangat dirasakan manfaatnya, usaha kecil

    dan perekonomiannya terangkat, keinginan untuk maju dan berfikir kreatif

    serta inovatif kini dapat diwujudkan. Meski ada beberapa kendala dari

    KSM maupun dari pengurus sendiri, tetapi implementasi kebijakan PNPM

    Mandiri di Desa Sumberejo sudah dapat dikatakan baik, khususnya pada

    UPK terbukti 85% implementasi mengalami keberhasilan, dan 15% saja

    mengalami kegagalan.35

    Andi Kesumawardani Alwi Paluseri dalam skripsinya yang berjudul

    “Analisis Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Program Kawasan

    Home Industri Unggulan (KHILAN) di Kota Palopo”, hasil penelitian

    menjelaskan bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program

    KHILAN, dilaksanakan dari menghimpun masyarakat dengan penghasilan

    rendah/tidak tetap/ibu rumah tangga, lalu diberikan pelatihan. Setelah itu

    diberikan bantuan berupa alat atau mesin penggiling, dan akhirnya

    diberdayakan oleh Perusda sebagai penyedia bahan baku setengah jadi

    atau biasa disebut tortila. Dampak program KHILAN bagi perekonomian

    masyarakat khususnya Kelompok KHILAN sangat membantu untuk

    34

    Femy M. G. Tulusan dan Very Y. Londa, “Peningkatan Pendapatan Masyarakat

    Melalui Program Pemberdayaan di Desa Lolah II Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa”,

    (Jurnal LPPM Bidang EksosBudKum), Vol. 1 No. 1, 2014, hlm.92. 35

    Yulianti Natalia, dkk., “Implementasi Kebijakan Program Nasional Pemberdayaan

    Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) Dalam Mensejahterakan Masyarakat”, (Jurnal Ilmu Sosial

    dan Ilmu Politik), Vol. 1 No. 1, 2012, hlm 40.

  • 20

    memenuhi kebutuhan sehari-hari.Namun secara umum di Kota Palopo

    dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan angka kemiskinan, tetapi juga

    terjadi peningkatan pada PDRB Kota Palopo diikuti dengan jumlah

    penduduk yang juga meningkat.36

    Ayu Purnami Wulandari dalam skripsinya yang berjudul

    “Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Upaya Peningkatan

    Kesejahteraan Keluarga Melalui Pelatihan Pembuatan Sapu Gelagah di

    Desa Kajongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga”, hasil

    penelitian menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat desa melalui

    pelatihan pembuatan Sapu Gelagah di desa Kajongan sudah sesuai dengan

    tahap pemberdayaan. Tahapan pelaksanaan pemberdayaan yaitu

    perencanaan, pendampingan, evaluasi dan tindak lanjut. Perencanaan

    dilakukan melalui musyawarah yang meliputi identifikasi kebutuhan, latar

    belakang, tujuan, pembentukan struktur kepengurusan dan rekuitmen

    anggota warga belajar. Selanjutnya pendampingan dilakukan pada proses

    produksi dengan mempraktekan dan memantau cara pembuatan sapu oleh

    pengelola, evaluasi dilakukan dengan menargetkan hasil produksi yang

    akan berpengaruh terhadap penghasilan warga belajar, kemudian tindak

    lanjut yang dilakukan pengelola yaitu menyiapkan ketrampilan lain dan

    diharapkan masyarakat bisa membuka usaha mandiri. Kesejahteraan

    keluarga masyarakat Desa Kajongan dikatakan meningkat lebih dari 100%,

    dilihat dari pendapatan yang semula Rp.30.000/ hari menjadi Rp.100.000/

    hari dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti sandang, pangan dan

    kesehatan. Faktor pendorong yaitu antusias masyarakat, potensi alam

    sebagai bahan baku produksi dan dukungan dari pemerintah maupun

    lembaga lain, sedangkan faktor penghambat pemberdayaan melalui

    36

    Andi Kusumawardani Alwi Paluseri, “Analisis Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

    Melalui Program Kawasan Home Industri Unggulan (KHILAN) di Kota Palopo”, Skripsi,

    (Makassar : Universitas Hasanuddin, 2017), hlm. 83.

  • 21

    Pelatihan pembuatan yaitu kurangnya permodalan, kurangnya fasilitas

    dalam kegiatan pelatihan, dan perubahan cuaca.37

    Karina Swedianti dalam skripsinya yang berjudul “Partisipasi

    Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) (Kasus Implementasi Program Ekonomi

    Bergulir PNPM-MP di Desa Cimanggu I, Kecamatan Cibungbulang,

    Kabupaten Bogor)”, hasil penelitian menjelaskan bahwa sebagian besar

    penerima program berusia produktif, tingkat pendidikannya sedang yaitu

    lulusan SMP atau MTs, bermata pencaharian sebagai pedagang, memiliki

    tingkat pendapatan sedang yaitu berkisar lebih besar dari satu juta dan

    kurang hingga dua juta dua ratus lima puluh ribu rupiah, dan memiliki

    motivasi utama terlibat dalam program adalah untuk mengembangkan

    modal usaha. Tingkat partisipasi peserta program PEB PNPM MP sedang

    pada tahap perencanaan, tergolong tinggi pada tahap pelaksanaan dan

    menikmati hasil, sedangkan pada tahap monitoring kegiatan tergolong

    rendah. Dengan menggunakan uji korelasi diperoleh bahwa tingkat

    pendidikan responden, tingkat pendapatan, persepsi dan kepemimpinan

    berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam program PEB

    PNPM-MP. Usia, kesempatan berpartisipasi, serta tingkat keterdedahan

    informasi tidak berhubungan dengan partisipasi seseorang dalam program

    PEB PNPM-MP.38

    37

    Ayu Purnami Wulandari, Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Upaya Peningkatan

    Kesejahteraan Keluarga Melalui Pelatihan Pembuatan Sapu Gelagah di Desa Kajongan

    Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga”, Skripsi, (Yogyakarta : Universitas Negeri

    Yogyakarta, 2014), hlm. Vii. 38

    Karina Swendianti, “Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan

    Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) (Kasus Implementasi Program Ekonomi Bergulir

    PNPM-MP di Desa Cimanggu I, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)”, Sripsi, (Bogor :

    Institut Pertanian Bogor, 2011), hlm. iii.

  • 22

    Tabel 6

    Perbandingan Hasil Kajian Penelitian Terdahulu

    Nama

    Peneliti Judul Penelitian Hasil penelitian Perbedaan

    Adon

    Nasurullah

    Jamaludin

    (2012)

    “Pemberdayaan

    Masyarakat

    Miskin Melalui

    Program Pnpm

    Mandiri

    Pedesaan

    (Penelitian di

    Desa

    Kersamanah

    Kecamatan

    Kersamanah

    Kabupaten

    Garut)”

    Program PNPM Mandiri

    menjalankan program

    peningkatan kualitas sarana

    dan prasarana, seperti

    peningkatan kualitas

    pemukiman bagi masyarakat

    miskin, jalan-jalan, selokan,

    dan pengadaan air bersih dan

    kegiatan dana pinjaman

    bergulir warga untuk usaha

    produktif, yakni berupa kredit

    tanpa jaminan. Sedangkan

    dalam sosial, program untuk

    keluarga miskin yang

    mempunyai salah satu anggota

    keluarga yang sudah usia

    jompo (50 tahun keatas).

    Tempat penelitian

    terdahulu di desa

    Kersamanah

    Kecamatan

    Kersamanah

    Kabupaten Garut,

    sedangkan penelitian

    ini tempat penelitian

    di desa Pekuncen

    Kecamatan Pekuncen

    Kabupaten Banyumas

    David

    Ardiyanto

    (2016)

    “Peningkatan

    Status Sosial

    Ekonomi

    Masyarakat

    Melalui Program

    Nasional

    Pemberdayaan

    Masyarakat di

    Kecamatan

    Tajinan Malang”

    Dampak sosial dari adanya

    program pemberdayaan

    masyrakat yaitu memfasilitasi

    masyarakat miskin

    mendapatkan layanan

    pendidikan dan kesehatan,

    seperti pemberian paket

    fasilitas kesehatan, Pemberian

    Makanan Tambahan (PMT)

    pada posyandu, pemberian

    paket beasiswa, dan termasuk

    pembangunan gedung

    sekolah, rehab gedung

    kesehatan. Sedangkan dampak

    ekonominya berupa

    pemberian pinjaman modal

    usaha kepada masyarakat

    dengan sistem pembayaran

    berangsur dan tanggung

    renteng, dijadikan sebagai

    tambahan modal usaha

    sehingga meningkatkan status

    sosial ekonomi masyarakat.

    Tempat penelitian

    terdahulu di

    kecamatan Tajinan

    Malang, sedangkan

    tempat dari penelitian

    ini di desa Pekuncen

    kecamatan Pekuncen

    Kabupaten Banyumas

    Femy M.

    G.

    “Peningkatan

    Pendapatan

    Program pemberdayaannya

    yaitu kegiatan bantuan

    Pada penelitan

    terdahulu fokus

  • 23

    Tulusan

    dan Very

    Y. Londa

    (2014)

    Masyarakat

    Melalui Program

    “Pemberdayaan

    di Desa Lolah II

    Kecamatan

    Tombariri

    Kabupaten

    Minahasa”

    pinjaman modal usaha melalui

    PNPM, pengembangan

    motivasi bekerja dan berusaha

    pelatihan serta pelatihan

    keterampilan usaha ekonomi.

    Akan tetapi dengan adanya

    berbagai keterbatasan yang

    dihadapi oleh masyarakat

    seperti halnya dalam

    pemenuhan kebutuhan hidup

    yang didominasi oleh tingkat

    konsumsi, gaya hidup, kondisi

    sosial budaya maupun

    tanggungan keluarga

    menjadikan peningkatan

    pendapatan berjalan lambat.

    penelitian pada

    peningkatan

    pendapatan dan

    tempat penelitian di

    desa Lolah II

    kecamatan Tombariri

    Kabupaten Minahasa,

    sedangkan penelitian

    fokus pada

    peningkatan status

    sosial ekonomi

    masyarakat dan

    tempat penelitian di

    desa Pekuncen

    kecamatan Pekuncen

    kabupaten Banyumas.

    Yuliati

    Natalia,

    dkk.

    (2012),

    “Implementasi

    Kebijakan

    Program

    Nasional

    Pemberdayaan

    Masyarakat

    Mandiri (PNPM

    Mandiri) Dalam

    Mensejahterakan

    Masyarakat”

    Memberdayakan SDM dan

    SDA yang tersedia di lokasi

    sasaran, dan didukung bantuan

    pinjaman dana bergulir

    melalui UPK, PNPM Mandiri

    sangat dirasakan manfaatnya,

    usaha kecil dan

    perekonomiannya terangkat,

    keinginan untuk maju dan

    berfikir kreatif serta inovatif

    kini dapat diwujudkan,

    terbukti 85% implementasi

    mengalami keberhasilan, dan

    15% mengalami kegagalan.

    Pada penelitian

    terdahulu fokus

    penelitian pada

    kesejahteraan

    masyarakat,

    sedangkan pada

    penelitian ini fokus

    pada peningkatan

    status sosial ekonomi

    masyarakat

    Andi

    Kesumaw

    ardani

    Alwi

    Paluseri

    (2017)

    “Analisis

    Pemberdayaan

    Ekonomi

    Masyarakat

    Melalui Program

    Kawasan Home

    Industri

    Unggulan

    (KHILAN) di

    Kota Palopo”

    Dampak program KHILAN

    bagi perekonomian

    masyarakat khususnya

    Kelompok KHILAN sangat

    membantu untuk memenuhi

    kebutuhan sehari-hari. Namun

    secara umum di Kota Palopo

    dapat dilihat bahwa terjadi

    peningkatan angka

    kemiskinan, tetapi juga terjadi

    peningkatan pada PDRB Kota

    Palopo diikuti dengan jumlah

    penduduk yang juga

    meningkat.

    Pada penelitian

    terdahulu

    pemberdayaan

    ekonomi melalui

    program KHILAN

    dan tempat penelitian

    di Kota Palopo,

    sedangkan pada

    penelitian ini

    pemberdayaan

    ekonomi masyarakat

    melalui program

    DAPM dan tempat

    penelitian di desa

    Pekuncen.

  • 24

    Ayu

    Purnami

    Wulandari

    (2014)

    “Pemberdayaan

    Masyarakat Desa

    dalam Upaya

    Peningkatan

    Kesejahteraan

    Keluarga Melalui

    Pelatihan

    Pembuatan Sapu

    Gelagah di Desa

    Kajongan

    Kecamatan

    Bojongsari

    Kabupaten

    Purbalingga”

    Kesejahteraan keluarga

    masyarakat Desa Kajongan

    dikatakan meningkat lebih

    dari 100 %, dilihat dari

    pendapatan yang semula

    Rp.30.000/ hari menjadi

    Rp.100.000/ hari dan

    pemenuhan kebutuhan sehari-

    hari seperti sandang, pangan

    dan kesehatan. Faktor

    pendorong yaitu antusias

    masyarakat, potensi alam

    sebagai bahan baku produksi

    dan dukungan dari pemerintah

    maupun lembaga lain,

    sedangkan faktor penghambat

    pemberdayaan melalui

    Pelatihan pembuatan yaitu

    kurangnya permodalan,

    kurangnya fasilitas dalam

    kegiatan pelatihan, dan

    perubahan cuaca.

    Pada penelitian

    terdahulu

    pemberdayaan

    ekonomi melalui

    pelatihan pembuatan

    sapu gelagah dan

    tempat penelitian di

    desa Kajongan

    kecamatan

    Bojongsari

    Kabupaten

    Purbalingga,

    sedangkan pada

    penelitian ini

    pemberdayaan

    ekonomi masyarakat

    melalui program

    DAPM dan tempat

    penelitian di desa

    Pekuncen.

    Karina

    Swedianti

    (2011)

    “Partisipasi

    Masyarakat

    Dalam Program

    Nasional

    Pemberdayaan

    Masyarakat

    Mandiri

    Perkotaan

    (PNPM-MP)

    (Kasus

    Implementasi

    Program

    Ekonomi Bergulir

    PNPM-MP di

    Desa Cimanggu I,

    Kecamatan

    Cibungbulang,

    Kabupaten

    Bogor)”

    Tingkat partisipasi peserta

    program PNPM MP sedang

    pada tahap perencanaan,

    tergolong tinggi pada tahap

    pelaksanaan dan menikmati

    hasil, sedangkan pada tahap

    monitoring kegiatan tergolong

    rendah. Tingkat pendidikan

    responden, tingkat

    pendapatan, persepsi dan

    kepemimpinan berhubungan

    dengan tingkat partisipasi

    masyarakat dalam program

    PEB PNPM-MP. Usia,

    kesempatan berpartisipasi,

    serta tingkat keterdedahan

    informasi tidak berhubungan

    dengan partisipasi seseorang

    dalam program PEB PNPM-

    MP.

    Pada penelitian

    terhadulu objek

    penelitian fokus pada

    partisipasi

    masyarakat,

    sedangkan pada

    penelitian ini objek

    penelitian fokus pada

    peningkatan status

    sosial ekonomi

    masyarakat.

    Sumber : Data Sekunder diolah

  • 25

    F. Sistematika Pembahasan

    Untuk mempermudah dalam penyusunan dan pemahaman terhadap

    penelitian ini maka penulis menguraikan sistematika penulisan menjadi

    beberapa bab. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan, bab ini berisi gambaran mengenai penelitian ini

    sehingga penulis/pembaca dapat dengan mudah memahami arah pembahasan

    penelitian ini. Pada bab ini berisikan latar belakang sebagai landasan garis

    besar dalam penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

    kajian pustaka, serta sistematika pembahasan.

    Bab II Landasan Teori, bab ini membahas tentang tinjauan pustaka

    yang terdiri dari beberapa teori tentang status sosial ekonomi, pemberdayaan

    masyarakat, dan program Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM).

    Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi jenis penelitian, lokasi dan

    waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data, teknik

    pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengujian keabsahan data.

    Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan, bab ini berisi gambaran

    umum lokasi penelitian, implementasi program Dana Amanah Pemberdayaan

    Masyarakat (DAPM), dan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat

    setelah adanya program DAPM.

    Bab V Penutup, bab ini berisi kesimpulan dan saran.

  • 26

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka dapat

    diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Program DAPM di desa Pekuncen dinilai dapat berkembang dengan

    diberikannya modal pinjaman SPP dan UEP bagi masyarakat, sehingga

    mereka bisa menjadi masyarakat yang produktif yang bisa

    mengembangkan usahanya lebih meningkat. Hal ini dapat dilihat dari

    partisipasi masyarakat desa Pekuncen yang tinggi terhadap program

    DAPM, di setiap RW terdapat kelompok SPP ataupun UEP. Tingkat

    keberhasilan di desa Pekuncen sendiri mencapai 90%, sedangkan

    kelompok UEP tingkat keberhasilan mencapai 96%. Dampak ekonomi

    yang dirasakan masyarakat desa Pekuncen yaitu dapat meningkatkan

    perekonomian keluarga dari pengembangan usaha produktif yang

    dijalankan sehingga mampu meningkatkan status sosial perekonomian

    masyarakat. Dampak sosial yang dirasakan masyarakat desa Pekuncen

    adalah adanya unsur gotong royong yang bersifat tanggung renteng dalam

    menyelesaikan persoalan kelompok, selain itu juga dapat membantu warga

    miskin absolut di desa Pekuncen dengan mendaftarkan warga sebagai

    penerima paket sembako, membantu korban bencana alam, serta

    pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari surplus perguliran.

    2. Peningkatan Status Sosial Ekonomi di Desa Pekuncen setelah adanya

    program DAPM dapat dilihat dari 4 faktor, yaitu pekerjaan dapatdilihat

    dari sebelumnya banyak ibu rumah tangga tidak bekerja setelah adanya

    program DAPM sudah banyak ibu rumah tangga menjadi ibu rumah

    tangga yang produktif; yang kedua faktor pendidikan yaitu di Desa

    Pekuncen sendiri saat ini kebanyakan anak-anak umur 7-17 tahun sudah

    berpendidikan hingga tingkat SLTA bahkan sarjana, jika dibandingkan

  • dengan orangtua mereka yang hanya berpendidikan SD, SLTP, maupun

    SLTA. Hal ini sangat mempengaruhi dalam hal keahlian dan kemampuan

    dalam menerima pelatihan atau pengembangan usaha, sehingga di Desa

    Pekuncen masyarakatnya kebanyakan melakukan usaha ekonomi mikro

    atau menengah; yang ketiga faktor pendapatan, masyarakat di Desa

    Pekuncen setelah mengikuti program DAPM masyarakat dituntut menjadi

    masyarakat yang mandiri dan produktif sebagai bentuk partsipasi program

    pemberdayaan masyarakat, dalam hal tersebut dinilai dapat menambah

    pendapatan perekonomian keluarga, pada awalnya pendapatan mereka

    dibawah Rp. 1.500.000,- perbulan setelah mendapat tambahan modal

    pendapatan semakin meningkat diatas Rp.1.500.000,- perbulan; dan faktor

    keempat harta kekayaan, yaitu setelah pendapatan meningkat sehingga

    dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan.

    B. Saran

    Berikut ini adalah beberapa saran yang penulis berikan kepada UPK

    Kecamatan Pekuncen selaku pengelola program DAPM :

    1. Pihak kelembagaan DAPM sebaiknya lebih meningkatkan lagi pembinaan

    dan pengawasan kepada kelompok SPP dan UEP agar tujuan program

    DAPM dapat tercapai dengan maksimal dengan melakukan sosialisasi

    mengenai kegiatan usaha.

    2. Pihak kelembagaan DAPM sebaiknya lebih ketat dan tegas dalam

    melakukan penagihan pemgembalian dana pinjaman kepada kelompok

    perguliran yang mengalami kredit macet dan bersama-sama turut andil

    dalam penagihan

    3. Untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan tetap dipertahankan dan terus

    dijalankan karena dapat meningkatkan kemampuan lain dari masyarakat.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Buku

    Arikunto, Suharsimi. 2000.“Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

    Arikunto, Suharsimi. 2000. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”.

    Jakarta: Rineka Cipta.

    Arnicun Aziz, Hartomo. 2001. “Ilmu Sosial Dasar”. Jakarta : PT Bumi Aksara,

    2001.

    BKAD. 2015. “Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Kerjasama

    Antar Desa”. Kecamatan Pekuncen.

    Damsar dan Indrayani. 2016. “Pengantar Sosiologi Perdesaan”, (Jakarta :

    Kencana.

    J Moleong, Lexy. 2009. “Metodologi Penelitian kualitatif”. Bandung: Rosda.

    M. Setiadi, Elly dan Usman Kolip. 2015. “Pengantar Sosiologi Pemahaman

    Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial”. Jakarta: Prenada media Group.

    Munandar Soelaeman, M. 2009. “Ilmu Sosial Dasar-Teori dan Konsep Ilmu

    Sosial”. Bandung : Refika Aditama.

    Soetomo. 2008. “Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya”. Yogyakarta :

    Pustaka Pelajar, 2008.

    Soetomo. 2009. “Pembangunan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka”.

    Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

    Soekanto, Soerjono. 2017. “Sosiologi Suatu Pengantar”. Jakarta: Rajawali Pers.

    Sugiyono. 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:

    Alfabeta.

    Suharto, Edi. 2009. “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”.

    Bandung : PT Refika Aditama.

    Suliyanto. 2005. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: CV Andi Offset.

    Sumarwan, Ujang. 2003. “Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam

    Pemasaran”. Jakarta: Ghalia Indonesia.

  • Sumodiningrat, Gunawan. 1996. “Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan

    Masyarakat”. Jakarta : PT Bina Rena Pariwara.

    Sumodiningrat, Gunawan. 1998. “Membangun Perekonomian Rakyat”.

    Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

    Surakhmadi. 1999. “Metode Penelitian Survey”. Jakarta: Aneka. .

    Tanzeh, Ahmad. 2011. “Metodologi Penelitian Praktis”. Yogyakarta: Teras.

    Theresia, Aprillia, dkk. 2014. “Pembangunan Berbasis Masyarakat”. Bandung:

    Alfabeta, 2014.

    Tim Koordinasi PNPM Mandiri Pedesaan. 2009. “Petunjuk Teknik Optimalisasi

    Tahapan Kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan PNPM-MP”.

    Zubaedi. 2013. “Pengembangan Masyarakat : Wacana dan Praktik”. Jakarta:

    Kencana Prenada Media Grup.

    Skripsi

    Ainia, Ainun. 2014. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bunga Hutang-Piutang

    dalam Kegiatan Simpan Pinjam Untuk Kelompok Perempuan (Studi di

    PNPM Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan)”. Skripsi. Malang :

    UIN Malang.

    Addib Qonumi, Ahmad. 2015. “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

    Terhadap Kemandirian dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 di MAN

    Bojonegoro”. Skripsi. Malang : UIN Malang.

    Attina Yopa, Kholidah. 2017. “Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

    Melalui Desa Wisata di Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa

    Tengah”. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

    Ardiyanto, David. 2016. “Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat

    Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan

    Tajinan Malang”. Skripsi. Malang : Universitas Islam Negeri Malang.

    Eliyati. 2012. “Upaya PNPM Mandiri dalam Meningkatkan Kesejahteraan di

    Desa Kebuyutan Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang”. Skripsi.

    Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

    Erika Sitohang, Agustina. 2016. “Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga

    dan Lingkungan Sosial dengan Sikap Konsumtif pada Siswa Kelas X di

    SMA Bodhisattva Bandar Lampung. Skripsi. Bandar Lampung:

    Universitas Lampung.

  • Ika Aresta, Febrilia. 2013. “Peranan Bantuan Modal Program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mandiri Pedesaan)

    Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat di Desa Banyuurip,

    Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo”. Skripsi. Yogyakarta:

    UNY.

    Mega Septiani, Pratiwi. 2017. “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis

    Potensi Lokal Terhadap Peningkatan Ekonomi Rumah Tangga di Dusun

    Satu Kecubung Desa Terbanggi Lampung Tengah”. Skripsi. Lampung:

    UIN Raden Intan Lampung.

    Nurmantoro,Bogi. 2011.“Analisis Ekonomi Program Nasional Pemberdayaan

    Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) di Kecamatan Ngargoyoso

    Kabupaten Karanganyar”. Skripsi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

    Paluseri, Andi Kusumawardani Alwi.2017. “Analisis Pemberdayaan Ekonomi

    Masyarakat Melalui Program Kawasan Home Industri Unggulan

    (KHILAN) di Kota Palopo”. Skripsi. Makassar :Universitas Hasanuddin.

    Purnami Wulandari, Ayu. 2014. “Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Upaya

    Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pelatihan Pembuatan Sapu

    Gelagah di Desa Kajongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten

    Purbalingga”. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

    Tri Kurniawan. Riki. 2014. “Pengaruh Pinjaman Modal Kegiatan Simpan Pinjam

    Kelompok Perempuan (SPP) Program PNPM Mandiri Pedesaan Serta

    Sikap Wirausaha Terhadap Perkembangan Usaha dan Peningkatan

    Pendapatan Masyarakat Kec. Ambal Kabupaten Kebumen”. Skripsi.

    Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

    Tri Trisnani, Wahyu. 2014. “Pemberdayaan Pemuda Melalui Program Usaha

    Ekonomi Produktif Oleh Karang Taruna Jayakusuma di Desa Singosaren

    Banguntapan Bantul”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri

    Yogyakarta.

    Swendinti, Karina. 2011. “Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) (Kasus

    Implementasi Program Ekonomi Bergulir PNPM-MP di Desa Cimanggu I,

    Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)”.Sripsi. Bogor : Institut

    Pertanian Bogor.

    Widodo,Antoni. 2015. ”Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan

    Perilaku Konsumtif Mahasiswi (Studi kasus mahasiswi jurusan P.IPS UIN

    Sarif Hidayatulloh)”. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • Jurnal

    Amelinda Rantung, Gianina. 2014. “Efektifitas Kegiatan Kelompok Simpan

    Pinjam Khusus Perempua