makalah teori maslow

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk mencapai sesuatu. Motivasi boleh juga dikatakan sebagai rancangan atau kehendak untuk menuju kejayaan dan mengelakkan dari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah proses menghasilkan tenaga oleh keperluan diarahkan untuk mencapai sesuatu. Seseorang yang mempunyai motivasi bermakna ia telah memperoleh kekuatan untuk mencapai kecemerlangan dan kejayaan dalam kehidupan. Dalam kumpulan kelompok, motivasi menjadi penggerak kepada kejayaan kumpulan. Dengan adanya motivasi, maka wujudlah kerjasama, sifat suka tolong-menolong antara satu sama lain. Motivasi memainkan peranan yang sangat penting dalam bidang pendidikan. Guru dan murid memerlukan motivasi untuk mengerakkan dirinya untuk mencapai kualiti kerja atau kejayaan yang lebih cemerlang. Di sini motivasi boleh ditakrifkan sebagai kebolehan atau persetujuan yang dilaburkan untuk mengembangkan tenaga demi mencapai suatu penghargaan. Oleh yang demikian motivasi adalah merupakan keadaan apabila keperluan 1

Upload: qbha-akbar-basrah

Post on 31-Dec-2015

169 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Teori Maslow

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Motivasi  merupakan  satu  penggerak dari dalam hati seseorang untuk

mencapai sesuatu. Motivasi boleh juga dikatakan sebagai rancangan atau kehendak

untuk menuju kejayaan dan mengelakkan dari kegagalan hidup. Dengan kata lain 

motivasi adalah proses menghasilkan tenaga oleh keperluan  diarahkan untuk

mencapai sesuatu. Seseorang yang mempunyai motivasi bermakna ia telah

memperoleh kekuatan untuk mencapai kecemerlangan dan kejayaan dalam

kehidupan. Dalam kumpulan kelompok, motivasi menjadi penggerak kepada

kejayaan kumpulan.  Dengan adanya motivasi, maka wujudlah kerjasama, sifat

suka tolong-menolong antara satu sama lain.

Motivasi memainkan peranan yang sangat penting dalam bidang pendidikan. 

Guru dan murid memerlukan motivasi untuk mengerakkan dirinya untuk mencapai

kualiti kerja atau kejayaan yang lebih cemerlang.  Di sini motivasi boleh

ditakrifkan sebagai kebolehan  atau persetujuan yang dilaburkan untuk

mengembangkan tenaga demi mencapai suatu penghargaan.  Oleh yang demikian

motivasi adalah merupakan keadaan apabila keperluan manusia itu dipenuhi

dengan diberi ganjaran dan sesuatu status yang baik.  Ekoran daripada itu, mereka

akan bekerja dengan lebih baik karena tiada lagi kebimbangan, rasa  selamat dan

kehidupan yang terjamin  telah tersedia untuk mereka.  Begitu juga dengan

kepuasan, jika seseorang itu diberi motivasi, maka secara tidak langsung kehendak

mereka telah dipenuhi . Terpenuhnya kehendak dan kemauan oleh seseorang itu

boleh memberikan suatu kepuasan yang tidak terhingga pada diri seseorang.  Pada

masa yang sama guru juga menjadi “motivator” kepada pelajar-pelajarnya untuk

berjaya dalam kehidupan mereka.  Seorang guru yang baik mesti mempunyai

motivasi yang dinamik, cakap dan sentiasa berusaha untuk memajukan serta

meningkatkan pengajaran dan pembelajaran dalam bilik darjah.  Guru yang

1

Page 2: Makalah Teori Maslow

bermotivasi juga mempunyai tenaga untuk menjadi penggerak kepada pelajar-

pelajarnya.

Pelajar yang bermotivasi ialah pelajar yang mempunyai minat untuk belajar

dan mencapai sesuatu. Mereka akan mendengar dan memberikan perhatian

sepenuhnya kepada pelajarannya.  Mereka aktif di dalam dan di luar kelas, mudah

bertindak dan sedia menerima teguran dan arahan guru.  Mereka boleh berdikari

dan suka memberikan pandangan dan pendapat dalam kelas.  Pelajar-pelajar

seperti ini mempunyai penggerak dalam dirinya untuk mencapai kecemerlangan

akademik dan juga dalam hidup keseluruhannya.  Oleh itu pengajaran dan

pembelajaran  yang berkesan di sekolah boleh dicapai melalui guru dan pelajar

yang sentiasa bermotivasi.  Ahli-ahli psikologi berpendapat bahawa tingkah laku

manusia boleh dipengaruhi oleh beberapa faktor.  Adakalanya manusia bertindak

berdasarkan perasaan dan nalurinya sendiri dan juga kadang-kala dipengaruhi oleh

persekitaran sekeliling.  Melalui apa cara pun, manusia bertindak untuk mencapai

sesuatu matlamat dan ia akan mencari jalan yang paling mudah untuk mancapai

matlamat tersebut.  Apa yang mendorong manusia bertindak untuk sesuatu tujuan

itu ialah apa yang dinamakan “motivasinya”  Untuk memahami dengan lebih

mendalam tentang tindakan manusia ini kita perlulah mengkaji beberapa teori

yang berkaitan.  Jadi teori yang akan diketengahkan disini ialah tentang teori

motivasi “Maslow”. 

Teori Maslow ini dapat memotivasi manusia untuk memuaskan sejumlah

kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cendrung bersifat bawaan.

Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu tingkat atau

hirerarki kebutuhan, yaitu :

☻ Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan.

☻ Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental

psikologikal dan intelektual.

☻ Kebutuhan sosial, berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai

orang lain dan mencintai orang lain.

2

Page 3: Makalah Teori Maslow

☻ Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-

simbol status.

☻ Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk

mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah

menjadi kemampuan nyata.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut :

1) Apa lima jenis hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow?

2) Apakah kebutuhan manusia berjenjang ?

3) Bagaimana peranan teori Abraham Maslow dalam aktualisasi kehidupan ?

C. Tujuan Masalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan:

1) Untuk mengetahui apa lima jenis hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow

2) Untuk mengetahui Apakah kebutuhan manusia berjenjang

3) Untuk mengetahui peranan teori Abraham Maslow dalam aktualisasi kehidupan

3

Page 4: Makalah Teori Maslow

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang berarti

dorongan atau menggerakkan. Menurut Luthans (2006) motivasi adalah proses

sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat kekurangan secara

fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukan untuk

memenuhi tujuan tertentu. Menurut Terry dan Rue dalam Suharto dan Budi

Cahyono (2005) mengatakan motivasi adalah “…getting a person to exert a high

degree of effort…” yang artinya adalah “motivasi membuat seseorang untuk

bekerja lebih berprestasi”. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang

menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau

bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting

karena manajer/ pimpinan membagikan pekerjaan kepada bawahannya untuk

dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.

Dari defenisi di atas tersebut dapat dijelaskan bahwa pimpinan harus

mengetahui apa dan bagaimana yang harus dipenuhi (pemuas kebutuhan

karyawan) sehingga dapat menjadi daya pendorong bagi karyawan untuk

berperilaku ke arah tercapainya tujuan perusahaan. Dalam pemberian motivasi

seluruh perusahaan mempunyai kesamaan tujuan untuk merangsang dan

mendorong individu agar bekerja lebih giat, efisien dan efektif dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan. Ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari

pemberian motivasi menurut Hasibuan (2005) yaitu:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja

2. Meningkatkan prestasi kerja

3. Meningkatkan kedisiplinan

4. Mempertahankan kestabilan perusahaan

4

Page 5: Makalah Teori Maslow

5. Mengefektifkan pengadaan karyawan

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

7. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi

8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

9. Meningkatkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

Dalam hal pemberian motivasi ini pimpinan harus mampu melihat situasi

serta suasana kerja para karyawan pada saat bekerja, hal ini berguna untuk

memberikan motivasi pada saat kapan para karyawan diberikan motivasi, baik itu

motivasi positif maupun negatif. Secara garis besarnya, menurut Hasibuan (2005)

motivasi terdiri dari:

1. Motivasi positif (incentive positif), maksudnya memotivasi (merangsang)

seseorang dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi.

Dengan motivasi positif, semangat kerja orang tersebut akan meningkat

karena umumnya manusia senang yang baik-baik saja.

2. Motivasi negatif (incentive negatif), maksudnya memotivasi seseorang dengan

memberi hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik, dengan

motivasi negatif ini semangat bekerja orang itu dalam jangka waktu pendek

akan meningkat karena takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang

dapat berakibat kurang baik.

Dalam praktiknya kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh suatu

perusahaan. Insentif (positif/negatif) harus sesuai dengan perjanjian, penggunaan

harus tepat dan seimbang agar dapat meningkatkan semangat kerja serta dapat

meraih prestasi kerja yang diinginkan. Yang menjadi masalah ialah kapan

motivasi positif dapat efektif untuk jangka panjang sedangkan motivasi negatif

sangat efektif untuk jangka pendek. Akan tetapi kita harus konsisten dan adil

dalam menerapkannya.

5

Page 6: Makalah Teori Maslow

B. Teori Motivasi Menurut Abraham Maslow

Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari

psikologi humanistik. Gerakan ini merupakan gerakan psikologi yang merasa tidak

puas dengan psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan mencari alternatif

psikologi yang fokusnya adalah manusia dengan ciri eksistensinya. Gerakan ini

kemudian dikenal dengan psikologi humanistik (Misiak dan Sexton, 1988).

Maslow menamakan psikologi humanistik sebagai “kekuatan yang ketiga”,

disamping psikologi behavioristik dan psikoanalisa sebagai kekuatan pertama dan

kekuatan kedua. Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya yang

tercermin dalam bukunya “Motivation and Personality”. Ia mengajukan teori

tentang hierarchy of needs. Kebutuhan-kebutuhan ini adalah sebagai berikut :

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham Maslow pada intinya

berkisar pada pendapat mengenai konsep motivasi manusia dan mempunyai lima

hierarki kebutuhan, yaitu :

6

Page 7: Makalah Teori Maslow

1) Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah)

Kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan.

Teori ini bisa dikatakan sebagai suatu hal yang memang mendasari seseorang

untuk melakukan sesuatu demi mendapatkan kebutuhan ini. Example, Bagi

karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, rumah, kendaraan dll, yang

merupakan kebutuhan pokok, menjadi motif dasar dari karyawan itu sendiri

mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi

bagi organisasi.

2) Kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja (Safety Needs)

Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan

seseorang dalam kedudukannya, jabatannya, wewenangnya dan tanggung

jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh

produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan

wewenangnya. Example, kebutuhan ini lebih dibutuhkan bagi seseorang yang

bekerja dalam organisasi yang menghasilkan produk berupa barang, tidak

hanya keselamatan dan keamanan dalam kedudukan, tetapi keamanan dan

keselamatan pekerjaan itu sendiri, seperti para buruh yang bekerja pada pabrik

yang mengolah bahan kimia, mereka butuh rasa keamanan yang tinggi.

3) Kebutuhan sosial (Social Needs)

Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok

kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, meningkatkan

relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan

termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi. Example, biasa lebih

diperlukan oleh karyawan yang diharuskan bekerja dibalik meja atau

computer, terutama seperti mereka yang bekerja sebagai administrator dalam

suatu jejaring sosial, meskipun mereka bisa bersosialisasi lewat dunia maya,

tetap saja mereka membutuhkan kehadiran orang-orang sekitar yang dapat

diajak kerja sama dan bisa diajak berbicara sambil menunjukkan emosinya.

7

Page 8: Makalah Teori Maslow

4) Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs)

Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan

akan simbol-simbol dalam status seseorang serta prestasi yang

ditampilkannya. Example, setiap karyawan memiliki prestasi masing-masing,

dalam hal itu mereka berkompetisi dalam menyelesaikan tugas sebaik-

baiknya, setelah pencapaian usaha mereka dinilai baik oleh organisasi dan

atasan, biasanya mereka diberikan piagam, atau suatu emblem yang dapat

menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang berhasil dalam bidangnya sesuai

dengan yang diharapkan organisasi. Kebutuhan akan hal tersebut memancing

mereka untuk terus giat menapaki bidangnya masing-masing.

5) Kebutuhan Akutualisasi Diri (Self Actualization)

Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini

merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya)

dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita

diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan

manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi

untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.

Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri

sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan

pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh

manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang

dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi

kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek

yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua

(keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan

menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal

pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat

klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan

8

Page 9: Makalah Teori Maslow

intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena

manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu

tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual

dan bahkan juga spiritual. Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin

banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin

mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan

organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan

mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan

pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah

“hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak

tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak

tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut

diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan

berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua, dalam hal ini keamanan sebelum

kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang

ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman,

demikian pula seterusnya.

Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan

manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya

tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan

bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan.

Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang

bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta

ingin berkembang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila

berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai

hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :

a. Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di

waktu yang akan datang;

9

Page 10: Makalah Teori Maslow

b. Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa

bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam

pemuasannya.

c. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti

tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu

dalam pemenuhan kebutuhan itu.

C. Aktualisasi Teori Maslow

Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat

teoritis, namun telah memberikan fondasi dan mengilhami bagi pengembangan

teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih

bersifat aplikatif. Maslow menggambarkan manusia yang sudah

mengaktualisasikan diri sebagai orang yang sudah terpenuhi semua kebutuhannya

dan melakukan apapun yang bisa mereka lakukan, dengan mengidentifikasikan 15

ciri orang yang telah mengaktualisasikan diri sebagai berikut: 

☻ Memiliki persepsi akurat tentang realitas.

☻ Menikmati pengalaman baru.

☻ Memiliki kecenderungan untuk mencapai pengalaman puncak.

☻ Memiliki standar moral yang jelas.

☻ Memiliki selera humor.

☻ Merasa bersaudara dengan semua manusia.

☻ Memiliki hubungan pertemanan yang erat.

☻ Demokratis dalam menerima orang lain.

☻ Membutuhkan privasi.

☻ Bebas dari budaya dan lingkungan.

☻ Kreatif.

☻ Spontan.

☻ Lebih berpusat pada permasalahan, bukan pada diri sendiri.

☻ Mengakui sifat dasar manusia.

☻ Tidak selalu ingin menyamakan diri dengan orang lain.

10

Page 11: Makalah Teori Maslow

Agar menjadi orang yang sudah mencapai aktualisasi diri, tidak selalu

dengan menampilakan semua ciri tersebut dan tidak hanya orang yang sudah

mengaktualisasikan diri yang menampilakan ciri-ciri tersebut. Namun, orang-

orang yang menurut Maslow adalah orang yang mengaktualisasikan diri umumnya

lebih sering menampilkan ciri-ciri tersebut dibandingkan kebanyakan dari kita.

Sebagian besar dari lima belas ciri tersebut sudah jelas dengan sendirinya, tetapi

kita mungkin bertanya-tanya tentang pengalaman puncak (experience peak).

Maslow mendefinisikan pengalaman puncak sebagai saat-saat tatkala dunia

tampak utuh dan orang itu merasa selaras dengannya. Pengalaman puncak selalu

melekat dalam diri kita dan mengubah persepsi kita mengenai dunia agar menjadi

lebih baik lagi.

Bagi sebagian orang, pengalaman puncak diasosiasikan dengan agama,

tetapi bisa juga tercetus melalui seni, musik, dan momen-momen yang

memerlukan pengambilan resiko. Maslow tidak menyamakan aktualisasi diri

dengan kesempurnaan. Orang-orang yang bisa mengaktualisasikan diri pada

dasarnya hanya memenuhi potensi dirinya sendiri. Dengan demikian, seseorang

bisa saja menjadi tolol, boros, sombong dan tidak sopan sekaligus, tetapi masih

tetap bisa mengaktualisasikan dirinya. Orang yang mampu mencapai aktualisasi

diri hanya kurang dari satu persen, sebab tidak banyak dari kita yang bisa

memenuhi semua kebutuhan yang lebih rendah dalam hierarki.

PRESENTASI PEMENUHAN KEBUTUHAN

NO KEBUTUHAN

TERPUASKAN

PRESENTASE

TERPUASKAN

1 Fisiologis 85%

2 Keamanan 70%

3 Dicintai dan Mencintai 50%

4 Self esteem 40%

5 Aktualisasi diri 10%

11

Page 12: Makalah Teori Maslow

D. Implementasi Teori Maslow dalam Kehidupan

Seorang karyawan, jika sudah memenuhi kebutuhan hirarki maslow dari

kebutuhan fisiologis, seperti membangun rumah tangganya dengan hasil gaji yang

di capai, merasa aman dan nyaman dengan perusahaan yang disana ia meniti

karirnya, hingga kebutuhan self esteem (harga diri/pengakuan diri) yang dalam arti

karyawan tersebut sudah tercatat sebagai karyawan yang bisa naik jabatan atau

dipromosikan mengisi kursi manajer, kemudian mengaktualisasi dirinya dengan

mengikuti seminar-seminar yang membangun jiwa kepemimpinannya, hingga

ketika ia mendapatkan prestasi sebagai manajer, kemudian ia melakukan

aktualisasi lebih lanjut dengan memberi motivasi terhadap bawahannya.

12

Page 13: Makalah Teori Maslow

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita tarik benang merah yaitu sebagai

berikut :

1. Hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow

☻ Kebutuhan fisiologis

☻ Kebutuhan akan rasa aman

☻ Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki

☻ Kebutuhan akan prestasi

☻ Kebutuhan aktualisasi diri

2. Kebutuhan manusia menurut maslow berjenjang dan apabila kebutuhan satu

telah terpenuhi maka berpindah kepada kebutuhan yang lainnya dan begitu

seterusnya sampai seluruh kebutuhan manusia terpenuhi.

3. Peranan teori Abraham Maslow dalam mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sangat membantu dalam bidang ilmu pengetahuan serta dalam

kehidupan dunia kerja

13

Page 14: Makalah Teori Maslow

DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Bimo. 1980. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta

http://teorimotivasiabrahammaslow-implikasinya.html

http://teorimaslow.html

.

14