bida88.files.wordpress.com file · web viewteori kecerdasan majemuk (multiple intelligences)...

22
1 TEORI KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCES) MAKALAH (REVISI) Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah TEORI BELAJAR Dosen Pengampu: Dr. H. AZ. Fanani, M.Ag Oleh: ABIDATUL MUTAWADLI’AH NIM : F1.3.2.12.168 KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA

Upload: dinhque

Post on 19-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

TEORI KECERDASAN MAJEMUK(MULTIPLE INTELLIGENCES)

MAKALAH (REVISI)Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

TEORI BELAJAR

Dosen Pengampu:

Dr. H. AZ. Fanani, M.Ag

Oleh:

ABIDATUL MUTAWADLI’AHNIM : F1.3.2.12.168

KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2013

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk

B. Konsep Teori Kecerdasan Majemuk

C. Faktor-Faktor Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk

D. Strategi Pembelajaran Dalam Mengembangkan Teori Kecerdasan Majemuk

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR ISI

3

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap anak pasti mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Kecerdasan yang dimiliki

tersebut tidak saling berhubungan, tetapi masing-masing kecerdasan tersebut berjalan

bersamaan pada setiap anak. Setiap anak mempunyai kadar yang berbeda pada setiap

kecerdasan yang dipunyai, dan kombinasi antara kecerdasan yang ada juga berbeda seperti

wajah kepribadian setiap orang. 1

Dalam proses pembelajaran, pengajaran dan pendidikan yang diberikan kepada anak

didik harus berfokus pada kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak. Sebagai contoh jika

seseorang mempunyai kelebihan dalam hal  musik, orang tua atau guru harus mengembangkan

kemampuan tersebut. Perbedaan kecerdasan tiap anak tidak hanya menunjukkan isi dari

kecerdasan tersebut, tetapi juga pada gaya belajar anak dalam menerima pengajaran.

Selama ini sebagian besar pembelajaran hanya mengacu pada kecerdasan berbahasa dan

logis matematis, padahal banyak kecerdasan lain yang jika diperhatikan akan sangat membantu

perkembangan anak. Semakin banyak macam kecerdasan yang berkembang, maka anak akan

segera dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan lebih cepat dalam belajar

atau menguasai materi.

Teori kecerdasan majemuk telah menunjukkan bahwa tidak ada strategi atau model

pembelajaran terbaik. Suatu strategi atau model pembelajaran mungkin sangat cocok untuk

beberapa anak didik, tetapi tidak tentu cocok untuk anak didik lainnya. Hal ini berkaitan

dengan jenis kecerdasan yang mereka miliki. Oleh karena itu, seorang pendidik harus

memahami teori kecerdasan majemuk dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

berbagai macam strategi dan model pembelajaran agar semua anak didik terakomodasi

berdasarkan jenis kecerdasan yang mereka miliki sehingga setiap anak didik dapat terlibat

selama proses pembelajaran di sekolah.2

Penulis disini akan membahas tentang Teori Kecerdasan Majemuk (sejarah munculnya,

konsep, faktor-faktor munculnya dan strategi pembelajaran dalam mengembangkannya).

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 229.2 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), 15.

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk

Konsep multiple intelligence diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Prof. Howard

Gardner pada yaitu seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education, Harvar

Graduate School of Education dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston University

School of Medicine. Konsep ini memiliki esensi bahwa setiap orang adalah unik, Setiap orang

perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-

kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai kombinasi kecerdasan yang

berlainan.3

Kebanyakan orang sukses di dunia ini memang tidak memiliki nilai tinggi pada semua

skor, namun orang yang benar-benar sukses seperti Albert Einstein atau Leonardo Da Vincy

itu memiliki kombinasi nilai yang tinggi pada 4 - 5 jenis kecerdasan.

Konsep kecerdasan majemuk atau multiple intelligences berawal dari karya Horward

Gardner dalam buku Frames Of Mind tahun 1983 yang didasarkan atas hasil penelitian selama

beberapa tahun tentang kapasitas kognitif manusia (Human Cognitif Capacities). Gardner

menolak asumsi bahwa kognisi manusia merupakan satu kesatuan dan individu hanya

mempunyai kecerdasan tunggal. Meskipun sebagian besar individu menunjukkan penguasaan

yang berbeda, individu memiliki beberapa kecerdasan dan bergabung menjadi satu kesatuan

membentuk kemampuan pribadi yang cukup tinggi.4

Howard Gardner memperkenalkan sekaligus mempromosikan hasil penelitian Project

Zero di Amerika yang berkaitan dengan kecerdasan ganda. Teorinya menghilangkan

anggapan selama ini tentang kecerdasan manusia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

tidak ada satu kegiatan manusia yang hanya menggunakan satu macam kecerdasan, tetapi

seluruh kecerdasan yang selama ini dianggap antara tujuh sampai dengan sepuluh kecerdasan.

Semua kecerdasan ini bekerja sama sebagai satu kesatuan yang utuh dan terpadu. Komposisi

keterpaduannya tentu saja berbeda-beda pada masing-masing budaya. Namun secara

keseluruhan, semua kecerdasan yang paling menonjol akan mengontrol keceerdasan-

kecerdasan lainnya dalam memecahkan masalah.

3 Ibid; 184 M.Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar Ruz Media, 2011), 238.

5

Gardner   menetapkan syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar

dapat dimasukkan dalam teorinya diantaranya adalah5: 

1) Setiap kecerdasan dapat dilambangkan misalnya Matematika jelas ada lambang,

Musik ada lambang, kinestetik ada lambang atau irama gerak (seperti: lambaian

tangan, untuk selamat tinggal atau mau tidur dan lain-lain). 

2) Setiap kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan artinya tidak seperti IQ yang

meyakini bahwa kecerdasan itu mutlak tetap dan sudah ditetapkan saat kelahiran

atau tidak berubah, MI (Multiple Intelligences) percaya bahwa kecerdasan itu

muncul pada titik tertentu dimasa kanak-kanak, mempunyai periode yang

berpotensi untuk berkembang selama rentang hidup dan berisikan pola unik yang

secara berlahan atau cepat semakin merosot seiring dengan semakin tuanya

seseorang.

3) Setiap Kecerdasan rawan terhadap cacat akibat kerusakan atau cedera pada wilayah

otak tertentu. Misalnya orang dengan kerusakan pada Lobus Frontal pada belahan

otak kiri, tidak mampu berbicara atau menulis dengan mudah, namun tanpa

kesulitan dapat menyanyi, melukis dan menari. Orang yang Lobus, Temporalnya

yang kanan yang rusak, mungkin mengalami kesulitan di bidang musik tetapi

dengan mudah mampu bicara, membaca dan menulis. Pasien dengan kerusakan

pada Lobus Oksipital belahan otak kanan mengkin mengalami kesulitan dalam

mengenali wajah, membayangkan atau mengamati detail visual.  

4) Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasar nilai budaya.Artinya tidak

harus Matematis-Logis yang penting atau Spatial atau Musik, atau tergantung

budaya masing-masing misalnya ada kemampun naik kuda, melacak jejak dan lain-

lain dalam budaya tertentu itu sangat penting dan lain-lain.

B. Konsep teori Kecerdasan Majemuk

Berdasarkan teori Gardner, David G. Lazear memberikan petunjuk untuk mengubah

dan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan tersebut yang dilengkapi dengan instrumentasinya

dalam pembelajaran. Ia mengembangkan proses pembelajaran di kelas yang memanfaatkan

dan mengembangkankecerdasan ganda pada anak dengan harapan dapat digunakan anak di

luar kelas dalam mengenali dan memahami realitas kehidupan.

5 Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 3.

6

Adapun pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Gardner diantaranya:6

1) Manusia mempunyai kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya

2) Kecerdasan selain berubah dapat pula diajarkan kepada orang lain

3) Kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian yang berbeda pada

sistem otak atau pikiran manusia

4) Pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh. Artinya, dalam

memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam kecerdasan manusia bekerja

sama, kompak dan terpadu.

5) Kecerdasan terkuat cenderung memimpin atau melatih kecerdasan lainnya yag lebih lemah

Pengertian cerdas menurut Gardner adalah sebagai berikut:7

1) Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya

2) Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan

3) Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat di dalam

kehidupannya

Adapun Kecerdasan majemuk atau multiple intelligences adalah suatu kemampuan

ganda untuk memecahkan suatu masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

Titik point kunci kecerdasan adalah sebagai berikut:

1) Setiap orang memiliki 10 kecerdasan

2) Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang

memadai

3) Berbagai macam kecerdasan ini umumnya bekerja bersama dengan cara yang komplek

4) Banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori

Kecerdasan luar biasa yang dimiliki manusia ada sepuluh, diantaranya adalah:8

1) Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan berbahasa. Manusia dengan bakat

ini mampu mengolah kata-kata dengan baik. Contoh orang-orang dengan bakat ini

adalah jurnalis, ahli orasi atau ahli pidato, dan penulis.

Ciri-ciri orang yang cerdas linguistik:

a) Menyenangi puisi dan cerita-cerita

6 M. Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, 2397 Ibid; 240.8 Martinis Yamin, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), 69.

7

b) Senang membaca dan menulis

c) Mudah mengungkapkan perasaan dengan kata-kata, baik lisan maupun tulisan

Adapun tokoh yang terkenal misalnya: Winston Churchil, Soekarno, Cicero,

W.S. Rendra, dan lain-lain.

2) Kecerdasan Logika Matematis

Kecerdasan logika matematis adalah bakat yang dimiliki seseorang untuk

mengolah angka, berhitung, serta memiliki logika matematika yang baik. Contoh

orang-orang dengan bakat ini adalah pecatur profesional, ahli matematika, dan

sebagainya.

Adapun ciri-ciri orang yang cerdas logika-matematis adalah:

a) Menyukai hal-hal yang berhubungan dengan angka dan menghitung

b) Menyukai eksperimen dan pengembangan ilmu pengetahuan terbaru.

c) Menyukai pelajaran matematika dan IPA

d) Senang menganalisa yang dikaitkan dengan logika

Tokoh yang terkenal: Albert Einstein, Thomas Alva Edison, dan lain-lain.

3) Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan musik,

antara lain kemampuan mengingat nada dan bunyi-bunyian menjadi suatu kreasi

musik yang bagus. Misalnya seorang komposer atau pemusik terkenal dunia.

Ciri-ciri orang yang cerdas musikal adalah:

a) Dapat dan senang memainkan alat musik

b) Senang menyanyikan lagu atau mendengarkan musik dimana saja.

c) Peka terhadap nada dan irama

d) Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik.

e) Menyukai pelajaran seni suara

f) Suka bersenandung ataupun mengetukkan jari sesuai irama musik

Tokoh yang terkenal: Mozart, Beethoven, dan lain-lain.

4) Kecerdasan Kinestetik Tubuh

8

Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan seseorang dalam menguasai

tubuhnya. Misalnya, kepandaian mengolah tubuh dalam gerak tari, olahraga, atau

seni bela diri. Orang-orang semacam ini memiliki refleks dan kecepatan gerak yang

baik.

Ciri-ciri orang yang cerdas kinestetik antara lain:

a) Menyukai aktifitas olahraga

b) Menyukai gerak tubuh

c) Memikirkan suatu masalah dengan melakukan banyak gerakan

d) Menyukai pelajaran olahraga dan keterampilan

e) Lebih mudah mengingat sesuatu dengan melakukan gerakan daripada melihat

atau mendengar.

Tokoh yang terkenal: Ronaldo, Michael Jordan, Mohamad Ali, Bagong

Kusudiharjo, dan lain-lain.

5) Kecerdasan Visual Spasial

Kecerdasan ini dimiliki oleh orang-orang yang bisa membayangkan bentuk

ruang serta membuat harmonisasi di alam pikirannya dan mewujudkannya dalam

bentuk nyata. Contohnya adalah arsitek, seniman, perencana, serta ahli kecantikan.

Ciri-ciri orang yang cerdas visual-spasial antara lain:

a) Menyukai bidang seni rupa (lukisan, patung, dan lain-lain)

b) Dapat mengembangkan gambaran suatu ruang dari beberapa sudut yang berbeda.

c) Menyukai bacaan yang penuh oleh gambar-gambar berwarna.

d) Senang merekam peristiwa atau kejadian dengan video kamera

Tokoh yang terkenal: Pablo Picaso, Michael AngeloRaden Saleh, Affandi,

dan lain-lain.

6) Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang

untuk mempengaruhi orang lain, mendengarkan dengan empati, serta kemampuan

meyakinkan dan menyemangati orang lain. Contohnya ialah seorang motivator,

guru, dan sebagainya.

Ciri-ciri cerdas interpersonal (cerdas sosial) adalah:

9

a) Menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain atau dalam

kelompok

b) Menyenangi permainan yang melibatkan banyak peserta

c) Pandai berkomunikasi bahkan memanipulasi

d) Jika mempunyai masalah, mereka senang membicarakannya dengan orang lain

e) Banyak orang lain yang datang minta pendapat kepadanya, karena ia dapat

bersimpati kepada mereka

Tokoh yang terkenal: Mahatma Gandhi, Mother Theresia, Khomeini dan

lain-lain.

7) Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan manusia untuk

merenungkan arti kehidupan, arti kebijaksanaan, serta kemampuan untuk membuat

analisis sosial dan berpikir filosofis. Orang-orang dengan bakat ini akan mampu

mendengarkan dan memberi nasihat pada orang lain. Contoh orang yang memiliki

kecerdasan ini adalah para filosof seperti Plato, Aristoteles, Sigmund Freud dan

sebagainya.9

Ciri-ciri cerdas intrapersonal (cerdas diri) adalah:

a) Memiliki buku catatan harian untuk mengungkapkan perasaannya

b) Sensitif terhadap nilai diri

c) Menyadari akan kelebihan dan kekurangannya sendiri

d) Lebih senang menikmati rekreasi sendirian, misalnya : memancing atau menyepi

ke pegunungan

e) Menentukan dan memutuskan sendiri langkah yang akan dipilih

8) Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis adalah kepekaan yang dimiliki oleh orang-orang

terhadap alam, tumbuhan, hewan, dan fenomena alam lainnya. Kecerdasan ini

biasanya dimiliki oleh para aktifis lingkungan seperti Steve Job, Ambrosius

Ruwindrijarto, Charles Darwin, Harun Yahya, Madame Curie dan sebagainya.

Ciri-ciri cerdas naturalis adalah:

9 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), 39.

10

a) Senang memelihara binatang dan merawat tanaman

b) Mempunyai minat besar terhadap pengetahuan tentang kehidupan flora dan

fauna

c) Menyukai kegiatan yang berhubungan dengan alam, seperti berkebun dan

memancing.

d) Menyukai pelajaran biologi

e) Mempunyai perhatian besar terhadap masalah lingkunan hidup, konservasi

alam, dan lain-lain

9) Kecerdasan Spiritual/Eksistensial

Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan manusia dalam menerjemahkan

agama dan kepercayaannya ke dalam kehidupannya. Orang-orang jenis ini memiliki

kedekatan dengan Sang Pencipta, sesuai dengan iman dan kepercayaan yang

dianutnya. Kecerdasan seperti ini biasanya dimiliki oleh para pemuka agama,

seperti ustad, pendeta, biksu, dan sebagainya.10

10) Kecerdasan Moral

Kecerdasan moral merupakan kemampuan manusia untuk menjalani

kehidupan yang baik sesuai dengan moral yang diyakininya. Orang-orang yang

memiliki kecerdasan moral memiliki kepekaan terhadap kultur dan budaya.

Misalnya kepala suku pedalaman suatu daerah.

C. Faktor-Faktor Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk

1) Memiliki dasar biologis

Kecenderungan untuk mengetahui dan memcahkan masalah merupakan sifat dasar

biologis manusia, misalnya: gerak tubuh, berkomunikasi dengan orag lain, berimajinasi

sendiri, menggunakan ritme dan suara, dan lain-lain.

2) Bersifat universal bagi spesies manusia

Setiap cara untuk memahami sesuatu selalu ada pada setiap budaya, tidak peduli

kondisi sosio-ekonomi dan pendidikannya. Jadi kecerdasan ini berakar pada keberadaan

spesies manusia.

3) Nilai budaya suatu keterampilan

10 Ibid; 56.

11

Cara untuk memahami sesuatu didukung oleh budaya manusia dan merupakan hal

yang harus diteruskan kepada generasi penerus. Contoh: pengembangan bahasa bisa berupa

tulisan pada suatu budaya hiroglief pada budaya lain, pesan-pesan lisan dan bahasa-bahasa

tanda pada budaya lain pula.

4) Memiliki basis neurologi

Setiap kecerdasan memiliki bagian tertentu pada otak sebagai puasat kerjanya dan

yang dapat diaktifkan oleh informasi eksternal maupun internal.

5) Dapat dinyatakan dalam bentuk simbol

Setiap kecerdasan dapat dinyatakan dalam bentuk symbol atau tanda-tanda tertentu.

Misalnya, symbol kata, gambar, musik, angka dan lain-lain. Adanya symbol-simbol

tersebut merupakan kunci bahwa kecerdasan dapat dialihkan atau diajarkan.11

D. Strategi Pembelajaran Untuk Mengembangkan Kecerdasan Majemuk

Ada beberapa strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan

kecerdasan majemuk, yaitu:12

1) Membangun kecerdasan sebagai upaya untuk mengaktifkan indera dan

menghidupkan kerja otak

2) Memperkuat kecerdasan dengan cara memberi latihan dan memperkuat

kemampuan membangunkan kecerdasan

3) Mengajarkan dengan kecerdasan sebagai upaya mengembangkan struktur pelajaran

yang mengacu pada penggunaan kecerdasan majemuk

4) Mentransfer kecerdasan dengan usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah

dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan

nyata.

BAB III

KESIMPULAN11 M. Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, 244.12 Ibid; 255.

12

1. Konsep multiple intelligence diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Howard Gardner pada yaitu

seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education, Harvar Graduate School of

Education dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston University School of Medicine.

2. Kecerdasan majemuk atau multiple intelligences adalah suatu kemampuan ganda untuk

memecahkan suatu masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

3. Teori-teori kecerdasan majemuk ada sepuluh, diantaranya: kecerdasan linguistik, kecerdasan

logika matematis, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik tubuh, kecerdasan visual spatial,

kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan

spiritual/eksistensial, kecerdasan moral.

4. Faktor-faktor munculnya teori kecerdasan majemuk diantaranya; memiliki dasar biologis,

bersifat universal bagi spesies manusia, nilai budaya suatu keterampilan, memiliki basis

neurologi, dapat dinyatakan dalam bentuk simbol

5. Strategi pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan majemuk, yaitu membangun

kecerdasan sebagai upaya untuk mengaktifkan indera dan menghidupkan kerja otak,

memperkuat kecerdasan dengan cara memberi latihan dan memperkuat kemampuan

membangunkan kecerdasan, mengajarkan dengan kecerdasan sebagai upaya mengembangkan

struktur pelajaran yang mengacu pada penggunaan kecerdasan majemuk, mentransfer

kecerdasan dengan usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk

memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.

DAFTAR PUSTAKA

13

Djamarah, Saiful Bahri, 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

M.Thobroni dan Arif Mustofa, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar Ruz Media.

Sabri, Ahmad , 2005, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum

Teaching.

Sudjana, Nana, 2000, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Yamin, Martinis, 2004, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Gaung Persada Press.

REFLEKSI MATA KULIAH TEORI BELAJAR

(Dosen: Dr. H. AZ. Fanani, M.Ag)

14

Nama : ABIDATUL MUTAWADLI’AHNIM : F1.3.2.12.168.

Teori belajar merupakan mata kuliah yang sangat menarik untuk dipelajari, karena

banyak manfaat yang dapat diperoleh setelah mengikuti mata kuliah ini. Dengan mempelajari

teori belajar kita sebagai pendidik dapat memahami konsep belajar dalam perspektif Islam dan

berbagai macam teori-teori yang dikembangkan oleh para pakar pendidik pada zaman dahulu

seperti: E.L. Thorndike, Burrhus Frederick Sekinner, Clark Leonard Hull, Ivan Petrovich Pavlov,

Edwin Ray Guthrie, William Kaye Estes, Gestalt, Jean Pieget, Edward Chace Tolman, Albert

Bandura, Donald Olding Hebb, Robert C. Bolles, Howard Gardner dan masih banyak tokoh-

tokoh lainnya dengan berbagai macam teori.

Teori-teori belajar yang telah kami pelajari diantaranya; teori belajar aliran

Fungsionalistik Dominan yang menekankan hubungan antara belajar dengan adaptasi diri dengan

lingkungan, teori belajar aliran Asosiasionistik Dominan yang membahas tentang proses belajar

dalam hukum asosiasi, teori belajar aliran Kognitif Dominan yang menekankan sifat kognisi

siswa dalam belajar, teori belajar Neurofisiologis yang menghubungkan dari hal-hal yang mirip,

seperti; presepsi, pemikiran dan kecerdasan, teori belajar Evolusioner yang mempelajari tentang

sejarah evolusi proses belajar organisme, teori belajar Kontruktivistik yang bersifat membangun

sebuah pengetahuan diri, teori belajar Humanistik atau kemanusiaan, teori belajar Sibernetik,

teori belajar Revolusi Sosiokultural, teori belajar Multiple Intelligences yang mengembangkan

beberapa kecerdasan yang ada dalam setiap manusia.

Dengan adanya pengetahuan teori-teori belajar yang telah disebutkan diatas, maka

seorang pendidik bisa mengimplementasikan teori-teori belajar tersebut ke dalam proses belajar

mengajar agar nantinya siswa benar-benar memahami apa yang telah dipelajari dan nanti output

sekolah juga berkualitas. Dengan adanya teori belajar, maka pendidik benar-benar memahami

apa yang seharusnya dilakukan ketika menghadapi siswa dengan berbagai macam karakteristik

dan berbagai macam siswa dengan kecerdasan yang berbeda-beda, pendidik juga dengan mudah

ketika menghadapi siswa yang trouble maker.

Seorang pendidik tentunya sudah dibekali dengan berbagai macam ilmu dan wawasan

yang mendalam tentang proses belajar mengajar, akan tetapi mereka belum tentu bisa mengatasi

problematika siswa di dalam kelas jika mereka belum mempelajari teori-teori belajar. Oleh

15

karena itu kami sangat berterimakasih kepada bapak dosen yang membimbing kami dalam

mengikuti mata kuliah teori belajar ini, semoga ilmu yang kami terima tercatat sebagai amal

jariyah bapak dosen dan semoga nantinya kami bisa mengimplementasikan dengan baik apa

yang telah kami peroleh setelah mengikuti mata kuliah ini, harapan kami semoga mata kuliah ini

nantinya lebih dikembangkan lagi materi-materinya serta teori-teori belajar serta tokoh-tokoh

yang belum ada dimasukkan sebagai penyempurnaan mata kuliah ini, agar nantinya kami sebagai

pendidik sekaligus pemikir Islam benar-benar mempunyai wawasan yang mendalam tentang

teori-teori belajar.

Dengan pengetahuan dan wawasan yang mendalam tentunya sangat berimplikasi

terhadap kemajuan pendidikan Islam pada masa sekarang dan akan datang, serta sangat

berimplikasi juga bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif dan

efisien, sehingga memberi kepuasan kepada stockholder, baik dari orang tua, guru, siswa

masyarakat, bangsa dan negara dan semoga nanti kami bisa mencetak generasi penerus bangsa

yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas yang berpedoman pada Alqur’an dan Hadits.