makalah tentang perkembangan anak pra sekolah

31
MAKALAH TENTANG PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA TUGAS PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH D I S U S U N OLEH

Upload: hasbi-saragih

Post on 15-Feb-2015

894 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

MAKALAH TENTANG PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA

TUGAS

PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH

D

I

S

U

S

U

N

OLEH

NAMA   : SEPTY DEWI AZIZAH RITONGA

NIS        : 089

KELAS  : PERAWAT B

GURU PEMBIMBING

Page 2: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

DWI APRIANI, S.ST,M.Kes

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN

BINAMARTA MARTAPURA

OGAN KOMERING ULU TIMUR

TAHUN AJARAN 2011/2012

KATA PENGANTARPuji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan Hidayah Nya, sehingga saya dapat penyelesaikan tugasn ini. Yang mana tugas ini

bertopikan tentang Perkembangan Pra Sekolah dan Tahap- Tahap Perkembangannya.

Saya sangat berterima kasih kepada Guru pembimbing saya yang senantiasa memberikan

arahan dalam penyusunan tugas ini. Dan saya pula berterima kasih kepada Orang Tua Saya yang

selalu tak henti-hentinya memberikan Suport dan Dukungannya. Serta saya pula berterima kasih

kepada teman-teman yang telah berpartisipasi dalam memberikan pendapat, kritikan dan saran

dalam pembuatan tugas ini.

Saya berharap tugas  ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan pembaca, semoga tugas ini

dapat membatu kita memahami tentang Perkembangan pada masa Prasekolah dan tahap-

tahapnya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

                                                                                    Penyusun

Page 3: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis

dan fisik pada diri anak, yang ditunjangi oleh factor lingkungan dan proses belajar dalam

peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak berpengruh dalam

kehidupan anak menuju dewasa. Ada pula ciri-ciri anak prasekolah dan cara mengembangkan

agar anak dapat berkembang menjadi kompeten . Dan itu semua akan saya coba bahas dalam

makalah ini.

1.2  TUJUAN PEMBUATAN TUGAS

Di dalam pembuatan makalah ini ada beberapa tujuan yang kami jabarkan,

diantaranya adalah :

1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Psi & Teknologi Internet

2. Dari hasil diatas, saya ingin mengetahui lebih dalam akan motivasi diri

3. Untuk membantu para mahasiswa dalam mengenal motivasi diri dan mengetahui cara atau tips

untuk memotivasi diri.

Page 4: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

1.3  METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam mengumpulkan data, kami menggunakan metode pengambilan data secara sekunder,

yaitu pengambilan data secara tidak langsung melalui informasi yang sudah ada seperti internet

dan berbagai macam buku.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERKEMBANGAN

      Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil

dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga

Page 5: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1998).

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini

pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran

emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi

lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal

bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap

perkembangan.

Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi

psikis dan fisik pada diri anak, yang di tunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam

peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak berpengaruh dalam

kehidupan anak menuju dewasa.

Perkembangan menandai maturitas dari organ-organ dan sistem-sistem, perolehan

ketrampilan, kemampuan yang lebih siap untuk beradaptasi terhadap stress dan kemampuan

untuk memikul tanggung jawab maksimal dan memperoleh kebebasan dalam mengekspresikan

kreativitas.

2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

Menurut Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi tumbuh

kembang anak yaitu faktor genetik (instrinsik) dan faktor lingkungan (ekstrinsik). Faktor genetik

merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini

adalah bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsa / bahasa, gangguan

pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor ini, sedangkan di negara yang

sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain di akibatkan oleh faktor genetik juga faktor

lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal.

Page 6: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

2.3 FAKTOR PENDUKUNG PERKEMBANGAN

            Faktor – faktor pendukung perkembangan anak menurut Soetjiningsih, (1998),

antara lain:

1) Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut

2) Peran aktif orang tua

3) Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak

4) Peran aktif anak

5) Pendidikan orang tua

2.4 CIRI-CIRI ANAK USIA PRA SEKOLAH

            Menurut Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003) mengemukakan ciri-ciri anak

prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada TK. Ciri-ciri yang dikemukakan meliputi aspek fisik,

sosial, emosi dan kognitif anak.

1.      Ciri fisik anak prasekolah

a.       Anak pra sekolah umumnya aktif

b.      Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup.

c.       Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari control terhadap jari dan tangan.

Jadi biasanya anak masih belum terampil malakukan pekerjaan yang rumit, seperti mengikat tali

sepatu.

d.      Anak-anak masih sering mengalami kesulitan apabila hrus memfokuskan pandangannya pada

objek-objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih kurang sempurna.

e.       Walaupun tubuh anak lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak (soft).

f.       Walaupun anak lelaki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang bersifat

praktis, khususnya dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak lelaki

apabila ia tidak terampil, jauhkan dari sikap membandingkan anak lelaki-perempuan, juga dalam

kompetisi ketrampilan seperti apa yang disebut diatas.

2.      Ciri sosial anak prasekolah

Page 7: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

a.       Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat

berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara social

b.      Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok

tersebut cepat berganti-ganti

c.       Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar

3.      Ciri emosional anak prasekolah

a.       Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering

diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.

b.      Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.

4.      Ciri kognitif anak prasekolah

a.       Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa

b.      Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan

kasih sayang

Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan

agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut:

a)   Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.

b)   Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.

c)   Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak

hal.

d)   Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri.

e)   Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku.

f)    Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya.

g)   Kagumilah apa yang dilakukan anak.

h)   Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan

hati.

Page 8: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Makalah yang telah disusun oleh kami merupakan program yang sangat membantu para

mahasiswa dalam pembahasan tentang Perkembangan Anak Usia PraSekolah. Perkembangan

adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada

diri anak, yang ditunjangi oleh factor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu

tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak berpengruh dalam kehidupan anak

menuju dewasa. terdapat dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor

genetik (instrinsik) dan faktor lingkungan (ekstrinsik).

Faktor – faktor pendukung perkembangan anak menurut Soetjiningsih, (1998), antara lain:

1) Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut,

2) Peran aktif orang tua,

3) Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak ,

Page 9: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

4) Peran aktif anak,

5) Pendidikan orang tua.

Ada juga cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara

sebagai berikut:

a)   Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.

b)   Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.

c)   Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak

hal. Dan banyak lagi cara lainnya.

DAFTAR PUSTAKAHildayani, Rini. 2005. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.Shapiro, Lawrence E. 1997. Mengajarkan Emosional Intelligence. Jakarta : Eramedia.http://www.anakciremai.com/2009/03/makalah-psikologi-tentang-reaksi-dan.html

Page 10: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK PRASEKOLAH

PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK PRASEKOLAHOleh : Ernawulan Syaodih

PendahuluanPerkembangan intelektual pada dasarnya berhubungan dengan konsep-konsepyang dimiliki dan tindakan kognitif seseorang, oleh karenanya perkembangan kognitifseringkali menjadi sinonim dengan perkembangan intelektual. Dalam prosespembelajaran seringkali anak dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntutadanya pemecahan. Kegiatan itu mungkin dilakukan anak secara fisik, seperti mengamatipenampilan obyek yang berupa wujud atau karakteristik dari obyek tersebut. Tetapilebih lanjut anak dituntut untuk menanggapinya secara mental melalui kemampuanberfikir, khususnya mengenai konsep, kaidah atau prinsip atas obyek masalah danpemecahannya. Ini berarti aktivitas dalam belajar tidak hanya menyangkut masalah fisiksemata, tetapi yang lebih penting adalah keterlibatannya secara mental yaitu aspekkognitif yang berhubungan dengan fungsi intelektual.Perkembangan kognitif menjadi sangat penting manakala anak akan dihadapkankepada persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan berfikir. Masalah ini seringmenjadi pertimbangan mendasar di dalam membelajarkan mereka, khususnya yangmenyangkut isi atau kurikulum yang akan dipelajarinya.Berkaitan dengan hal itu akan diungkapkan secara berturut-turut mengenaipengertian-pengertian kognitif, proses perkembangan fungsi-fungsi kognitif, tahapanperkembangan kognitif dan tinjauan perpindahan berfikir praoperasional ke operasionalkonkrit

Pengertian Kognitif

Kognitif atau sering disebut kognisi mempunyai pengertian yang luas mengenaiberfikir dan mengamati. Ada yang mengartikan bahwa kognitif adalah tingkah lakutingkahlaku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkanuntuk menggunakan pengetahuan. Selain itu kognitif juga dipandang sebagai suatukonsep yang luas dan inklusif yang mengacu kepada kegiatan mental yang terlibat didalam perolehan, pengolahan, organisasi dan penggunaan pengetahuan. Proses utamayang digolongkan di bawah istilah kognisi mencakup : mendeteksi, menafsirkan,mengelompokkan dan mengingat informasi; mengevaluasi gagasan, menyimpulkanprinsip dan kaidah, mengkhayal kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi.Bila disimpulkan maka kognisi dapat dipandang sebagai kemampuan yangmencakup segala bentuk pengenalan, kesadaran, pengertian yang bersifat mental padadiri individu yang digunakan dalam interaksinya antara kemampuan potensial denganlingkungan seperti : dalam aktivitas mengamati, menafsirkan memperkirakan,mengingat, menilai dan lain-lain.

Page 11: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

Proses kognitif penting dalam membentuk pengertian karena berhubungandengan proses mental dari fungsi intelektual. Hubungan kognisi dengan proses mentaldisebut sebagai aspek kognitif.Faktor kognitif memiliki pemahaman bahwa ciri khasnya terletak dalam belajarmemperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili obyek-obyekyang dihadapi dan dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan ataulambang yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental. Dari pernyataan inidapat dikatakan bahwa makin banyak pikiran dan gagasan yang dimiliki seseorang,makin kaya dan luaslah alam pikiran kognitif orang tersebut. Lebih lanjut dapatdijelaskan bahwa kognitif merupakan proses mental yang berhubungan dengankemampuan dalam bentuk pengenalan secara umum yang bersifat mental dan ditandaidengan representasi suatu obyek ke dalam gambaran mental seseorang apakah dalambentuk simbol, tanggapan, ide atau gagasan dan nilai atau pertimbangan.Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalambelajar, karena sebahagian besar aktivitasnya dalam belajar selalu berhubungan denganmasalah mengingat dan berfikir dimana kedua hal ini merupakan aktivitas kognitif yangperlu dikembangkan.Hal-hal yang termasuk dalam aktivitas kognitif adalah mengingat dan berfikir.Mengingat merupakan aktivitas kognitif dimana orang menyadari bahwa pengetahuanberasal dari kesan-kesan yang diperoleh dari masa lampau. Bentuk mengingat yangpenting adalah reproduksi pengetahuan, misalnya ketika seorang anak diminta untukmenjelaskan kembali suatu pengetahuan atau peritiwa yang telah diperolehnya selamabelajar. Sedangkan pada saat berfikir anak dihadapkan pada obyek-obyek yang diwakilidengan kesadaran. Jadi tidak dengan langsung berhadapan dengan obyek secara fisikseperti sedang mengamati sesuatu ketika ia melihat, meraba atau mendengar.Dalam berfikir obyek hadir dalam bentuk representasi, bentuk-bentukrepresentasi yang paling pokok adalah tanggapan, pengertian, atau konsep dan lambangverbal. Makin berkembang seseorang, makin kayalah anak akan tanggapan-tanggapan.Hubungan atas tanggapan-tanggapan mulai dipahami manakala hubungan yang satudengan yang lain mulai dipahami secara logis. Perkembangan berikutnya anak akanmampu menentukan hubungan sebab akibat.

Perkembangan Struktur Kognitif

Kognisi sebagai kapasitas kemampuan berfikir dan segala bentuk pengenalan,digunakan individu untuk melakukan interaksi dengan lingkungannya. Denganberfungsinya kognisi mengakibatkan individu memperoleh pengetahuan dan menggunakannya.Pada prosesnya kognisi mengalami perkembangan ke arah kolektivitaskemajuan secara berkesinambungan.Perkembangan struktur kognisi berlangsung menurut urutan yang sama bagisemua individu. Artinya setiap individu akan mengalami dan melewati setiap tahapanitu, sekalipun kecepatan perkembangan dari tahapan-tahapan tersebut dilewati secararelatif dan ditentukan oleh banyak faktor seperti : kematangan psikis, struktur syaraf, danlamanya pengalaman yang dilewati pada setiap tahapan perkembangan. Mekanismeutama yang memungkinkan anak maju dari satu tahap pemungsian kognitif ke tahapberikutnya oleh Piaget disebut asimilasi, akomodasi dan ekuilibrium.

Page 12: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

Asimilasi merupakan proses dimana stimulus baru dari lingkungan diintegrasikanpada skema yang telah ada. Dengan kata lain, asimilasi merujuk pada usaha individuuntuk menghadapi lingkungan dengan membuatnya cocok ke dalam struktur organismeitu sendiri yang sudah ada dengan jalan menggabungkannya. Proses ini dapat diartikansebagai suatu obyek atau ide baru ditafsirkan sehubungan dengan gagasan atau tindakanyang telah diperoleh anak.Asimilasi tidak menghasilkan perkembangan atau skemata, melainkan hanyamenunjang pertumbuhan skemata. Sebagai suatu ilustrasi, kepada seorang anakdiperlihatkan suatu benda yang berbentuk persegi empat sama sisi. Setelah itudiperlihatkan persegi panjang. Asimilasi terjadi apabila anak menjawab persegi panjangadalah persegi empat sama sisi. Jadi persegi panjang diasimilasikan dengan persegiempat sama sisi. Hal ini karena bentuk itu dikenal anak lebih awal sementara persegipanjang diperoleh kemudian. Jika menyangkut masalah ukuran dari bentuk tersebutasimilasi tidak akan terjadi karena tidak cocok dengan gagasan yang telah ada. Tetapijika persegi empat itu dilihat sebagaimana adanya persegi empat maka hal ini merupakanproses akomodasi.Akomodasi merupakan proses yang terjadi apabila berhadapan dengan stimulusbaru, anak mencoba mengasimilasikan stimulus baru itu tetapi tidak dapat dilakukankarena tidak ada skema yang cocok. Dalam keadaan seperti ini anak akan menciptakanskema baru atau mengubah skema yang sudah ada sehingga cocok dengan stimulustersebut.Akomodasi dapat dikatakan sebagai proses pembentukan skema baru atauperubahan skema yang telah ada, seperti contoh di atas dimana persegi empat dilihatsebagaimana adanya persegi empat.Akomodasi menghasilkan perubahan atau perkembangan skemata atau strukturkognitif. Asimilasi dan akomodasi berlangsung terus sepanjang hidup. Jika seseorangselalu mengasimilasi stimulus tanpa pernah mengakomodasikan, ada kecenderungan iamemiliki skema yang sangat besar, sehingga ia tidak mampu mendeteksi perbedaan diantara stimulus yang mirip. Sebaliknya jika seseorang selalumengakomodasi stimulus dan tidak pernah mengasimilasikannya, ada kecenderungan iatidak pernah dapat mendeteksi perasaan persamaan dari stimulus untuk membuatgeneralisasi. Oleh karenanya harus terjadi keseimbangan antara proses asimilasi danakomodasi yang dikaitkan sebagai equlibrium.Berkenaan dengan perkembangan kognitif ini, Abin Syamsuddin (1990)mengungkapkan bahwa proses perkembangan fungsi-fungsi dan perilaku kognitifmenurut Piaget berlangsung mengikuti suatu sistem atau prinsip atau teknikkeseimbangan (seeking equlibrium), dengan menggunakan dua cara ialah assimilationdan accomodation.Teknik asimilasi digunakan apabila individu memandang bahwa obyek-obyekatau masalah-masalah baru dapat disesuaikan dengan kerangka berfikir. Sedangkanteknik akomodasi digunakan apabila individu memandang bahwa obyek-obyek kerangkaberfikirnya yang ada sehingga harus mengubah strukturnya.Ekuilibrium menunjuk pada relasi antara individu dan sekelilingnya, terutamasekali pada relasi antara struktur kognitif individu dan struktur sekelilingnya. Di sini adakeadaan seimbang bila individu tidak lagi perlu mengubah hal-hal dalam kelilingnyauntuk mengadakan asimilasi dan juga tidak harus mengubah dirinya untuk mengadakan

Page 13: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

akomodasi dengan hal-hal yang baru.Dari uraian di atas menunjukkan bahwa perkembangan intelektual atauperkembangan kognitif dapat dipandang sebagai suatu perubahan dari suatu keadaanseimbang ke dalam keseimbangan baru. Setiap tahap perkembangan kognitif mempunyaibentuk keseimbangan tertentu sebagai fungsi dari kemampuan memecahkan masalahpada tahap itu. Ini berarti penyeimbangan memungkinkan terjadinya transformasi daribentuk penalaran sederhana ke bentuk penalaran yang lebih komplek, sampai mencapaikeadaan terakhir yang diwujudkan dengan kematangan berfikir orang dewasa.Menurut Piaget pertumbuhan mental mengandung dua macam proses yaituperkembangan dan belajar. Perkembangan adalah perubahan struktur sedangkan belajaradalah perubahan isi. Proses perkembangan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu heriditas,pengalaman, transmisi sosial dan ekuilibrasi.Heriditas diyakini Piaget tidak hanya menyediakan fasilitas kepada anak yangbaru lahir untuk menyesuaikan diri dengan dunianya, lebih dari itu heriditas akanmengatur waktu jalannya perkembangan pada tahun-tahun mendatang. Inilah yangdikenal dengan faktor kematangan internal. Kematangan mempunyai peranan pentingdalam perkembangan intelektual, akan tetapi faktor ini saja tidak mampu menjelaskansegala sesuatu tentang perkembangan intelektual.Pengalaman dengan heriditas fisik merupakan dasar perkembangan strukturkognitif. Dalam hal ini sering kali disebut sebagai pengalaman fisis dan logikamatematis. Kedua pengalaman ini secara psikologi berbeda. Pengalaman fisismelibatkan obyek yang kemudian membuat abstraksi dari obyek tersebut. Sedangkanpengalaman logika matematis merupakan pengalaman dimana diabstraksikan bukan dariobyek melainkan dari akibat tindakan terhadap obyek (abstraksi reflektif).Transmisi sosial digunakan untuk mempresentasikan pengaruh budaya terhadappola berfikir anak. Penjelasan dari guru, penjelasan orang tua, informasi dari buku,meniru, merupakan bentuk-bentuk transmisi sosial. Kebudayaan memberikan alat-alatyang penting bagi perkembangan kognitif, seperti dalam berhitung atau membaca, dapatmenerima transmisi sosial apabila anak ada dalam keadaan mampu menerima informasi.Untuk menerima informasi itu terlebih dahulu anak harus memiliki struktur kognitifyang memungkinkan anak dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasitersebut.Ekuilibrasi seperti yang telah dikemukakan di atas merupakan suatu keadaandimana pada diri setiap individu akan terdapat proses ekuilibrasi yang mengintegrasikanketiga faktor tadi, yaitu heriditas, pengalaman dan transmisi sosial. Alasan yangmemperkuat adanya ekuilibrasi yaitu dimana anak secara aktif berinteraksi denganlingkungan. Sebagai akibat dari interaksi itu anak berhadapan dengan gangguan ataukontradiksi, yaitu apabila situasi pada pola penalaran yang lama tidak dapat menanggapistimulus. Kontradiksi ini menimbulkan keadaan menjadi tidak seimbang. Dalam keadaanini individu secara aktif mengubah pola penalarannya agar dapat mengasimilasikan danmengakomodasikan stimulus baru yang disebut ekuilibrasi.Tahapan Perkembangan KognitifPara ahli psikologi perkembangan mengakui bahwa pertumbuhan itu berlangsungsecara terus menerus dengan tidak ada lompatan. Kemajuan kompetensi kognitifdiasumsikan bertahap dan berurutan selama masa kanak-kanak Piaget melukiskan urutantersebut ke dalam empat tahap perkembangan yang berbeda secara kualitatif yaitu : (1)

Page 14: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

tahap sensori motor, (2) tahap praoperasional, (3) tahap operasional konkrit dan (4) tahapoperasional formal. Dari setiap tahapan itu urutannya tidak berubah-ubah. Semua anakakan melalui ke empat tahapan tersebut dengan urutan yang sama. Hal ini terjadi karenamasing-masing tahapan dibangun di atas, dan berasal dari pencapaian tahap sebelumnya.Tetapi sekalipun urutan kemunculan itu tidak berubah-ubah, tidak mustahil adanyapercepatan seseorang untuk melewati tahap-tahap itu secara lebih dini di satu sisi danterhambat di sisi lainnya.Berkaitan dengan itu maka dalam pembahasan perkembangan kognitifsebagaimana yang dikemukakan Piaget sekaligus diungkap pula beberapa sanggahan atasurutan dari aspek-aspek kemampuan pada tahapan-tahapan tersebut khususnya yangberkaitan dengan tahapan praoperasional dan tahapan operasional konkrit.a. Tahap Sensorimotor (0 - 2 tahun)Tahap sensorimotor ini ada pada usia antara 0 - 2 tahun, mulai pada masa bayiketika ia menggunakan pengindraan dan aktivitas motorik dalam mengenallingkungannya. Pada masa ini biasanya bayi keberadaannya masih terikat kepada oranglain bahkan tidak berdaya, akan tetapi alat-alat inderanya sudah dapat berfungsi.Tindakannya berawal dari respon refleks, kemudian berkembang membentukrepresentasi mental. Anak dapat menirukan tindakan masa lalu orang lain, danmerancang kesadaran baru untuk memecahkan masalah dengan menggabungkan secaramental skema dan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. Dalam periode singkatantara 18 bulan atau 2 tahun, anak telah mengubah dirinya dari suatu organisme yangbergantung hampir sepenuhnya kepada refleks dan perlengkapan heriditer lainnyamenjadi pribadi yang cakap dalam berfikir simbolik.Menurut Piaget, perkembangan kognitif selama stadium sensorimotor,intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulussensorik. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan-tindakan konkrit dan bukantindakan-tindakan yang imaginer atau hanya dibayangkan saja, tetapi secara perlahanlahanmelalui pengulangan dan pengalaman konsep obyek permanen lama-lamaterbentuk. Anak mampu menemukan kembali obyek yang disembunyikan.b. Tahap Praoperasional (2 - 7 tahun)Dikatakan praoperasional karena pada tahap ini anak belum memahamipengertian operasional yaitu proses interaksi suatu aktivitas mental, dimana prosesnyabisa kembali pada titik awal berfikir secara logis. Manipulasi simbol merupakankarakteristik esensial dari tahapan ini. Hal ini sering dimanefestasikan dalam peniruantertunda, tetapi perkembangan bahasanya sudah sangat pesat, kemampuan anakmenggunakan gambar simbolik dalam berfikir, memecahkan masalah, dan aktivitasbermain kreatif akan meningkat lebih jauh dalam beberapa tahun berikutnya.Sekalipun demikian, pemikiran pada tahap praoperasional terbatas dalambeberapa hal penting. Menurut Piaget, pemikiran itu khas bersifat egosentris, anak padatahap ini sulit membayangkan bagaimana segala sesuatunya tampak dari perspektif oranglain.Berkaitan dengan masalah ini Piaget dikenal dengan eksperimennya melalui TigaGunung yang sering digunakan untuk mempelajari masalah egosentrisme.Karakteristik lain dari cara berfikir praoperasional yaitu sangat memusat(centralized). Bila anak dikonfrontasi dengan situasi yang multi dimentional, maka iaakan memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi dan mengabaikan dimensi

Page 15: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

lainnya. Pada akhirnya juga mengabaikan hubungannya antara dimensi-dimensi ini. Caraberfikir seperti ini dicontohkan sebagaimana berikut : sebuah gelas tinggi ramping dansebuah gelas pendek dan lebar diisi dengan air yang sama banyaknya. Anak ditanyaapakah air dalam dua buah gelas tadi sama banyaknya ?. Anak pada tahap inikebanyakan menjawab bahwa ada lebih banyak air dalam gelas yang tinggi ramping tadikarena gelas ini lebih tinggi dari yang satunya. Jadi anak belum melihat dua dimensisecara serempak.Berfikir praoperasional juga tidak dapat dibalik (irreversable). Anak belummampu untuk meniadakan suatu tindakan dengan melakukan tindakan tersebut sekalilagi secara mental dalam arah yang sebaliknya. Dengan demikian bila situasi A beralihpada situasi B, maka anak hanya memperhatikan situasi A, kemudian B. Ia tidakmemperhatikan perpindahan dari A ke B.c. Tahap Operasional Konkrit (7 - 11 Tahun)Tahap operasional konkrit dapat digambarkan pada terjadinya perubahan positifciri-ciri negatif tahap preoprasional, seperti dalam cara berfikir egosentris pada tahapoperasional konkrit menjadi berkurang, ditandainya oleh desentrasi yang benar, artinyaanak mampu memperlihatkan lebih dari satu dimensi secara serempak dan juga untukmenghubungkan dimensi-dimensi itu satu sama lain. Oleh karenanya masalah konservasisudah dikuasai dengan baik.Desentrasi dan konservasi ditunjukkan dalam eksperimen Piaget yang terkenalmengenai konservasi, yaitu konservasi cairan. Anak diperlihatkan kepada dua gelasidentik, kedua gelas tadi berisikan jumlah air yang sama banyaknya. Setelah anakmengetahui bahwa kedua gelas berisi air berada dalam jumlah yang sama, si penelitimenuangkan air dari satu gelas ke dalam gelas yang lebih tinggi dan kurus. Anakkemudian ditanya, apakah gelas yang lebih tinggi itu berisikan air dalam jumlah yangsama, lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan dengan gelas yang satunya ?. anak pada tahap operasional konkrit mengetahui bahwa jumlah cairan tetap sama, bahwasuatu perubahan dalam satu dimensi yaitu tinggi cairan di dalam gelas dapat diimbangidengan perubahan yang sebanding dalam dimensi lain yaitu lebar gelas. Sama halnya iadapat mengerti bahwa jumlah tanah liat pada sebuah balok tidak berubah bila bentuknyadiubah.Dalam eksperimen konservasi jumlah yang tipikal, satu barisan yang terdiri dari 5kancing dideretkan di atas satu barisan yang juga terdiri dari 5 kancing sehingga keduabarisan sama panjangnya. Si anak setuju bahwa kedua barisan memiliki jumlah kancingyang sama. Namun, apabila satu barisan dipendekkan dengan jalan merapatkan jarakkancing-kancingnya, anak praoperasional mungkin mengatakan bahwa barisan yangpanjang mempunyai kancing lebih banyak. Anak pada tahap operasional konkrit tahubahwa penyusunan ulang kancing-kancing tersebut tidak mengubah jumlahnya.Menurut Piaget, anak pada tahap ini mengerti masalah konservasi karena merekadapat melakukan operasi mental yang dapat dibalikan (reversable).Reversable transformation (transformasi bolak-balik) terjadi dalam dua bentukyaitu ; (1) inversion (kebalikan) + A kebalikan dari - B (penjumlahan kebalikanpengurangan, perkalian kebalikan pembagian), (2) recipocity (timbal balik), A < Btimbal balik dengan B > A (luas permukaan air pada sebuah gelas kompensasi dari tinggipermukaan air dan tinggi permukaan air kompensasi dari luas permukaan air). Ketikasebuah obyek mengalami perubahan kuantitasnya tidak berubah. Hal ini oleh Piaget

Page 16: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

disebut konservasi.Seriasi adalah satu lagi karakteristik tahap operasional konkrit yang merupakankemampuan menyusun obyek menurut beberapa dimensi seperti berat atau ukuran.Seriasi mengilustrasikan penangkapan anak akan satu hal dari prinsip logis yang pentingdan disebut transivitas, yang mengatakan bahwa ada hubungan tetap tertentu diantarakualitas-kualitas obyek. Misalnya, bila A lebih panjang dari B, dan B lebih panjang dariC, maka A pasti lebih panjang dari C. Anak-anak pada tahap ini tahu keabsahan kaidahitu sekalipun mereka tidak pernah melihat obyek A, B, dan C. Kompetensi yang olehPiaget dinamakan seriasi sangat penting untuk pemahaman hubungan bilangankhususnya dalam matematik.Pemahaman lain pada tahap operasional konkrit, dapat menalar serentakmengenai bagian dan keseluruhan yang dikenal dengan istilah inklusi kelas. Pemahamanmengenai inklusi kelas ini mengilustrasikan prinsip logis bahwa ada hubungan hirarkisdiantara kategori-kategori.Apabila anak pada tahap ini dihadapkan kepada delapan permen kuning danempat permen coklat, kemudian ditanya, “mana permen yang lebih banyak, permenkuning atau lebih banyak permen coklat ?”. Anak yang berumur 5 tahun akanmengatakan “lebih banyak permen kuning”. Jawaban ini menurut Piaget, mencerminkanketidakmampuan anak untuk bernalar mengenai bagian atau keseluruhan secara serentak.Walaupun pada anak-anak ini lebih pesat melampaui anak-anak praoperasionaldalam penalaran, pemecahan masalah dan logika. Pemikiran mereka masih terbatas padaoperasi konkrit. Pada tahap ini anak dapat mengkonservasi kualitas serta dapatmengurutkan dan mengklasifikasikan obyek secara nyata. Tetapi mereka belum dapatbernalar mengenai abstraksi, proposisi hipotesis. Jadi mereka mengalami kesulitan untukmemecahkan masalah secara verbal yang sifatnya abstrak. Pemahaman terakhir ini barudicapai pada tahap oprasional formal.d. Operasional Formal ( 11 - 16 tahun)Pada tahap operasional formal anak tidak lagi terbatas pada apa yang dilihat ataudidengar ataupun pada masalah yang dekat, tetapi sudah dapat membayangkan masalahdalam fikiran dan pengembangan hipotesis secara logis. Sebagai contoh, jika A < B danB < C, maka A < C. Logika seperti ini tidak dapat dilakukan oleh anak pada tahapsebelumnya.Perkembangan lain pada tahap ini ialah kemampuannya untuk berfikir secarasistematis, dapat memikirkan kemungkinan-kemungkinan secara teratur atau sistematisuntuk memecahkan masalah. Pada tahap ini anak dapat memprediksi berbagaikemungkinan yang terjadi atas suatu peristiwa. Misalnya ketika mengendarai sebuahmobil dan tiba-tiba mobil mogok, maka anak akan menduga mungkin bensinnya habis,businya atau platinanya rusak dan sebab lain yang memungkinkan memberikan dasaratas pemikiran terjadinya mobil mogok. Perkembangan kognitif pada tahapan inimencapai tingkat perkembangan tertinggi dari tahapan yang dijelaskan Piaget.Tinjauan Perpindahan Berfikir Praoperasional ke Operasional KonkritDari uraian mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif di atas, ada sejumlahtugas-tugas yang dapat menggambarkan perpindahan dari berfikir praoperasional keoperasional konkrit. Tugas-tugas itu dapat dipandang sebagai tugas-tugas kriterium,artinya bila anak dapat menyelesaikan tugasnya maka ia ada dalam stadium operasionalkonkrit”. Lebih lanjut digambarkan tugas-tugas yang dimaksudkan adalah sebagai

Page 17: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

berikut :1. mengatur secara serial : Pada tahapan ini bila anak diberi tugas untuk mengaturbeberapa tongkat yang berlainan panjangnya, maka pada anak tahap praoperasionaltidak mampu untuk mengatur menurut panjang dan pendeknya tongkat tersebut. Lainhalnya dengan anak yang sudah berada pada tahap operasional konkrit, ia dapatmelakukan hal seperti itu. Kondisi ini menunjukkan bahwa anak telah memahamiadanya hubungan tetap tertentu diantara kualitas-kualitas obyek. Berfikir relasionalantara lebih tinggi, lebih pendek pada tahap operasional konkrit telah disadari.Berfikir relasional adalah ilustrasi lain dari kemampuan untuk memikirkan lebih darisatu peristiwa secara serentak, karena cara berfikir ini mengisyaratkan perbandingandua obyek atau lebih.2. Klasifikasi : pada tahap praoperasional umur 5 - 7 tahun, anak telah memilikikemampuan untuk mengklasifikasi beberapa hal sebagai berikut :- Semua balok dipisahkan menurut dimensi bentuk atau menurut warnanya secaratepat. Jadi anak melihat dalam satu dimensi- Belum mempunyai pengertian akan operasi logis dalam inklusi kelas, artinyapengertian yang benar mengenai hubungan antara bagian-bagian daripadakeseluruhan, antara keseluruhan dan bagian-bagian, dan di antara bagian danbagian. Ketidakmampuan pada umur 5 - 7 tahun untuk mengerti hal iniditerangkan Piaget dengan hipotesa bahwa anak belum dapat menilai dua macamdimensi yang berbeda (di sini keseluruhan dan bagian) dalam satu situasipengamatan yang sama.- Perolehan tentang inklusi kelas pada tahap operasional konkrit dicapai denganbaik antara usia 8 tahun.3. Konservasi : Kemampuan dalam konservasi jumlah, panjang, substansi/isi, berat,banyak air dan volume air dan luas belum dicapai pada tahap preoprasional, dan barudipahami pada tahap operasional konkrit.4. berfikir egosentris : Pada tahap preoprasional dikatakan cenderung bersifategosentris, dimana anak belum mampu melihat sesuatu dari sudut perspektif oranglain. Pembuktian ini dilakukan Piaget melalui tes tiga gunung. Pada tahapoperasional konkrit anak sudah mulai melepaskan dan dapat melihat sebagaimanaadanya yang dilihat orang lain. Pernyataan ini telah banyak dibantah orang, sepertiyang dibuktikan Margaret Donalson (1978) dengan menggunakan alat papanmenyilang dan tiga geometri (tiga dimensi) sebagai modifikasi dari tiga tes tigagunung.Bantahan-bantahan seperti yang dipaparkan di atas ternyata dalam hal-hal tertentuanak pada tahapan preoprasional dapat melakukan tugas sebagaimana yang dilakukananak pada tahap operasional konkrit. Jika hal ini benar, maka ada indikasi lain yangmemungkinkan terjadinya pergeseran perkembangan kognitif pada anak. Indikasi ke arahitu memang sangat memungkinkan karena kondisi lingkungan dan pengalaman anak saatini sangat berbeda dari kondisi lingkungan saat itu.Jika kita melihat keberadaan lingkungan, seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dengan sarana dan prasarananya yang lengkap serta intervensi pendidikan secara dini dengan waktu belajar yang lebih banyak memungkinkan untuk mendorong anak lebih ke arah berfikir yang lebih kritis. Para ahli pendidikan yakin, bahwa lingkungan yang baik akan memberikan konstribusi yang baik pula terhadap perkembangan belajar anak.

Page 18: Makalah Tentang Perkembangan Anak Pra Sekolah

Referensi

Hadis, Fawzia Aswin, (tt). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : DepartemenPendidikan dan KebudayaanHelms D.B. & Turner, J.S. (1983). Exploring Child Behavior. New York : HoltRinehartand Winston.Hurlock, Elizabeth B. (1978). Child Development. Sixth Edition. New York : Mc. GrawHill. Inc.Seifert, Kelvin L. & Hoffnung, Robert J. (1991). Child and Adolescent Development,Second Edition. Boston : Houghton Mifflin Company.Vasta, Ross. Haith, Marshall M & Miller, Scott A. (1992). Child Psychology, TheModern Science. Canada : John Wiley & Sons. Inc.