makalah pendidikan kewarganegaraan
DESCRIPTION
goodTRANSCRIPT
Makalah Pendidikan KewarganegaraanPembinaan Kebangsaan
Disusun oleh :Nama : Agung Saputra NPM : 40112375Kelas : 1DC01Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Gunadarma
2013
KATA PENGANTAR
Pertama-tama Saya ucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pembuatan makalah ini dapat diselesaikan.
Saya membuat makalah ini dengan judul “Pembinaan Kebangsaan”, Makalah ini
dibuat sebagai salah satu softskill pendidikan kewarganegaraan semester ATA 2012/2013 .
Dalam membuat makalah ini Saya mendapat beberapa hambatan dan kesulitan.
Namun atas bantuan,dan bimbingan dari semua pihak akhirnya Saya dapat menyelesaikannya.
Sebelumnya Saya selaku penulis ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu Saya dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada para narasumber yang
sudah memberikan keterangan dan data pendukung laporan ini.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah dan menyadari pula bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun (konstruktif) sangat Saya harapkan demi
penyempurnaan di masa yang akan datang. Semoga makalah yang Saya buat dapat
bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata Saya sebagai Penyusun mengucapkan banyak
terimakasih.
Bogor, 25 Mei 2013
Agung Saputra
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................ ii
Pendahuluan
1. Latar Belakang................................................................................. 1
2. Maksud dan tujuan .......................................................................... 2
3. Ruang lingkup .................................................................................. 2
Pembahasan Pembinaan Kebangsaan
A. Hakikat Bangsa.............................................................................. 4
B. Teori Kebangsaan........................................................................... 4
C. Upaya pembinaan kebangsaan........................................................ 7
Tulisan bebas jawaban pertanyaan................................................................... 17
Penutup
Kesimpulan......................................................................................... 21
Saran.................................................................................................. 21
Daftar Pustaka
Pendahuluan
1. Latar belakang
Sesuai cita-cita Patih Gajah Mada dalam sumpahnya ( dikenal dengan Sumpah Palapa )
yang berbunyi “ Saya tidak akan pernah makan buah Palapa sebelum saya dapat menyatukan
Nusantara dalam Kerajaan Majapahit “. Dari semboyan tersebut di atas, memiliki makna dan
tekad dari seorang Patih Gajah Mada, yang akan berbuat dengan sekuat tenaga
mempersatukan wilayah Nusantara. Dari Sumpah Palapa tersebut maka ada satu kesamaan
yang dapat menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia yaitu wujud Nusantara yang terdiri dari
17.508 buah pulau yang tersebar dan terpisah namun dapat dipersatukan oleh lautan, sehingga
menjadi cikal bakal Negara Kepulauan Indonesia yang terletak pada posisi geografis antar dua
benua dan dua samudera, sesuai dengan kondisi geografis tersebut maka Kepulauan Indonesia
disebut juga dengan istilah Kenusaan dan juga disebut dengan nama Nusantara. Hal tersebut
kemudian dikenal dengan istilah Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Kebangsaan
Indonesia, dan sebutan tersebut tidak cukup hanya dipahami saja tetapi harus dihayati baik
sebagai konsep kewilayahan maupun konsep ketatanegaraan.
Sebenarnya Wawasan Kebangsaan Indonesia sudah dicetuskan oleh seluruh Pemuda
Indonesia dalam suatu tekad pada tahun 1928 yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda
yang intinya bertekad untuk bersatu dan merdeka dalam wadah sebuah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Seharusnya untuk menghadapi keadaan Negara yang serba sulit sekarang
ini kita bangsa Indonesia bangkit bersatu mengatasi masalah bangsa secara bersama-sama.
Dihadapkan kepada kondisi bangsa Indonesia saat ini maka sudah mulai terjadi
pengingkaran terhadap cita-cita Patih Gajah Mada sebagai nenek moyang bangsa Indonesia
yang telah mempersatukan Nusantara melalui sumpahnya. Bukti nyata yang sudah terjadi
adalah lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia, sedangkan bukti sejarah jelas-
jelas menyatakan bahwa pulau Sipadan dan pulau Ligitan adalah bagian dari wilayah
Nusantara dan merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Bulungan di Kalimantan Timur.
Masih ada kemungkinan ancaman lain dari luar yang dapat merugikan Indonesia dalam
mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, kondisi faktual diantaranya klaim Malaysia
terhadap blok Ambalat di kalimantan Timur, klaim batas wilayah laut oleh Singapura dan
batas-batas Negara Indonesia di daratan pulau Kalimantan, pulau Irian jaya dan pulau Timor.
Sedangkan di dalam negeri sendiri masih ada isu disintegrasi bangsa yang dilakukan oleh
kelompok tertentu seperti diwilayah propinsi Irian jaya (Papua) yang mengarah kepada
konflik vertikal dan kerusuhan sosial yang terjadi di beberapa daerah yang mengarah kepada
konflik horizontal apabila dibiarkan terus berkembang maka dapat mengancam kemungkinan
terjadinya disintegrasi bangsa. Sehingga perlu adanya pemahaman terhadap wawasan
Nusantara sebagai wawasan kebangsaan Indonesia dan menjadi nilai dasar Ketahanan
Nasional Indonesia, sebagaimana dikatakan oleh pakar ketahanan nasional Sayidiman
Suryohadiprojo, Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap
eksistensi dirinya ditengah-tengah masyarakat Internasional. Secara prinsip, Indonesia adalah
Negara kesatuan yang berlandaskan Pancasila. Sedangkan keanekaragaman ras, suku, agama
dan bahasa daerah merupakan khasanah budaya yang dapat menjadi unsur pemersatu bangsa.
Dengan demikian apa yang sudah dirintis oleh nenek moyang bangsa Indonesia dari masa
kejayaan Kerajaan Majapahit perlu dipertahankan dan dilestarikan oleh seluruh rakyat
Indonesia dalam kerangka NKRI dengan sesanti Bhineka Tunggal Ika.
2. Maksud dan tujuan
Adapun maksud dan tujuan saya dalam pembuatan makalah ini, adalah agar kita dapat
mengetahui apa yang dimaksud kebangsaan itu serta upaya pemerintah dalam pembinaan
kebangsaan indonesia.
3. Ruang lingkup masalah
Adapun ruang lingkup permasalahan yang dibahas pada makalah kali ini adalah sebagai
berikut.
a. Hakikat Bangsa
b. Upaya mewujudkan paham kebangsaan
Pembinaan Kebangsaan Indonesia
A. Hakikat bangsa
Bangsa pada hakikat nya adalah merupakan penjelmaan dari sifatkodrat manusia tersebut
dalam merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaan. Manusia memebentuk suatu bangsa
karena untuk memenuhi kodrat nya yaitu sebagia individu dan makhluk social oleh karena itu
deklarasi bangsa Indonesia tida didasarkan pada deklarasi imdividu sebagaimana bangsa
liberal.
B. Teori kebangsaan
1. Teori Hans Kohn
Hans Kohn mengemukakan bahwa bangsa yaitu terbentuk karena persamaan bahasa, ras,
agama, peradaban, wilayah, Negara dan kewarganegaraan.
2. Teori kebangsaan Ernest Rehan
Hakikat bangsa atau ‘Nation’ ditinjau secara ilmiah oleh seorang ahli dari academmie
Francaise, prancis pada tahun 1982. Menurut renan pokok pokok pikiran tentang bangsa
adalah sebagai berikut :
a. Bahwa bangsa Indonesia adalah satu jiwa, suatu azas kerokhanian
b. Bahwa bangsa adalah suatu solidaritas yang besar
c. Bahwa bangsa adalah suatu hasil sejarah. Oleh karena sejarah berkembang terus maka
kemudian menurut Rena bahwa bangsa adalah bukan sesuatu yang abadi.
d. Wilayah dan ras bukan lah suatu penyebab timbulnya bangsa. Wilayah memberikan ruang
dimana bangsa hidup, sedangkan manusia membentuk jiwa nya. Dalam aitan inilah maka
Renan kemudian tiba pada suatu kesimpulan bahwa bangsa adalah suatu jiwa suatu asas
kerokhanian.
Lebih lanjut Ernest Renan menegaskan bahwa factor – factor yang membentuk jiwa adalah
sebagai berikut :
Kejayaan dan kemuliaan dimasa lampau
Suatu keinginan hidup bersama baik dimasa sekarang dan di masa yang akan datang
Penderitaan – penderitaan bersama sehingga kesemuanya itu merupakan :
‘Le capital social “ (suatu modal social ) bagi pembentukan dan pembinaan paham kebangsan.
Kan tetapi yang terlebih penting lagi adalah bukan apa berakar dimasa silam melainkan apa
yang harus dikembangkan dimasa yang akan dating. Hal ini memerlukan suatu Persetujuan
bersama pada waktu sekarang, yaitu suatu musyawarah untuk mencapai suatu kesepakatan
bersama disaat sekarang yang mengandung hasrat keinginan untuk hidup bersama, dengan
kesediaan untuk :
Berani memberikan suatu pengorbanan. Oleh Karena itu bilamana suatu bangsa ingin hidup
terus kesediaan nya untuk berkorban ini harus terus dikembangkan. Dalam pengertian inilah
maka Renan sebagai Pemungutan suara setiap hari, yang menjadi syatar mutak bagi hidup nya
suatu bangsa serta pembinaan bangsa ( Ismanun, 1981 : 38,39)
3. Teori Geopolitik oleh frederich Ratzel
Suatu teori kebangsaan yang baru mengungkap kan hubungan antara wilayah geografi dengan
bangsa yang dikembangkan oleh Frederich Ratzel dalam bukunya yang berjudul “political
Geographi ( 1987). Teori tersebut menyatakan gahwa Negara adalah merupakan suatu
orgaisme yang hidup. Agar supaya suatu bangsa itu hidup subur dan kuat maka memerlukan
suatu ruangan untuk hidup, dalam bahasa jerman disebut ‘Lebenstraum’. Paham Negara
Kebangsaan.
Bangsa Indonesia sebagai bagian umat manusia didunia adalah sebagai makhluk Tuhan yang
Masa Esa yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memilki kebebasan dan
juga sebagai makhluk social yang senantiasa membutuhkan orang lain. Manusia membentuk
suatu persekutuan hidup yang disebut sebagai bangsa, dan bangsa yang hidup dalam suatu
wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai Negara .
Menurut Muhammad Yamin, bangsa Indonesia dalam merintis terbentuk nya suatu bangsa
dalam panggung politik internasional, yaitu suatu bangsa yang modern yang memiliki
kemerdekaan dan kebebasan, berlangsung melalui tiga fase.
Pertama : zaman sriwijaya
Kedua : zaman majapahit
Ketiga : pada giliran masyarakata Indonesia membentuk suatu Nationale staat,
atau suatu etat nationale, yaitu suatu Negara kebangsaan Indonesian modern menurut susunan
kekeluargaan berdasar atas kebangsaan atas ketuhanana yang maha Esa serta kemanusiaan
Negara kebangsaaan pancasila
Unsur masyarakat yang membentuk bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku,
berbagai macam adat – istiadat kebudayaan dan gama, serta berdiam dalam suatu wilayah
yang terdiri atas beribu – ribu pulau.
Adapun unsure yang membentuk nasionalisme ( bangsa ) Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Kesatuan sejarah
b. Kesatuan nasib
c. Kesatuan kebudayaan
d. Kesatuan wilayah
e. Keatuan asas kerokhanian
Memahami dan mengerti sejarah sangat penting bagi suatu bangsa, agar bangsa tersebut dapat
mengambil hikmah ( pelajaran ) dari kejadian masa lalu tersebut. Sejarah merupakan
peristiwa politik pada masa lalu dan peristiwa politik pada masa kini akan menjadi sejarah
pada mendatang. Para siswa perlu dilatih bagaimana dalam belajar pada masa kini dan esok.
Dengan demikian semangat kebangsaaan cinta tanah air dan peradapan yang telah dipupuk
melalui proses waktu yang lama akan tetap terpelihara dan semakin maju dari sat gegeragi ke
generasi berikutnya .
Suatu peradapan( kebudayaan ) tidak lahir dengan sendirinya secara tiba – tiba, tetapi
memerlukan waktu dan prses tranformasi (pewarisan ) yang inovatif serta proses
pengembangan kearah yang semakin maju. Proses tersebut adalah dijalani melalui pendidikan
sejarah bangsa.
Membelajarkan sejarah kepada siswa pada hakikat nya adalah membantu siswa meningkatkan
keterampilan berfikir melalui kajian peristiwa masa lampau. Guru hendak nya dapat
membantu peserta didik untuk berfikir bukan hanya mempertanyakan apa, siapa, dan kapan ,
melainkan perlu mempertanyakan mengapa dan bagaimana. Ketika mereka menghadapi
sejarah, siswa hendaknya dibelajarkan bagaimana cara mendekati sejarah, seperti seseorang
mendekati suatu misteri.
Savage dan Arm strong ( 1996) menyatakan bahwa sejarah yang baik adalah pengajaran yang
dapat membuat anak menjadi peka ( sensitive) bahwa orang tidak akan mengalamai peristiwa
serupa dengan cara yang sama di masa mendatang.
C. Upaya yang dilaksanakan untuk memberikan pemahaman tentang wawasan
kebangsaan Indonesia terhadap seluruh komponen bangsa.
Ditinjau dari format pendidikan. Dapat dilakukan melalui jalur formal dan informal sebagai
berikut :
Pertama, secara formal dalam lingkungan sekolah/Perguruan Tinggi, untukmenjaga eksistensi
wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
(PPBN) dan rasa cinta tanah air harus dikenalkan secara dini kepada anak-anak Indonesia
melalui pendidikan sekolah / Perguruan Tinggi sesuai dengan strata pendidikannya secara
merata dan diwadahi melalui kurikulum pendidikan nasional sebagai berikut :
a) Untuk tingkat pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK), mengenalkan tentang lagu kebangsaan
dan lagu-lagu nasional serta daerah, bahasa Indonesia dan Bendera merah Putih sebagai
bendera negara
b) Untuk tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), mempelajari tentang sejarah Indonesia,
mengenal Pancasila sebagai Dasar Negara dan UUD 1945 sebagai Dasar Hukum bangsa
Indonsia;
c) Untuk tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP setingkat) melanjutkan
pendidikan dasar yang sudah diterima di tingkat SD dan upaya bangsa Indonesia untuk
mempertahankan keutuhan NKRI dari segala macam bentuk rongrongan pemberontakan dan
pengkhianatan yang dilakukan oleh sebagian pengkhianat bangsa maupun kemungkinan
adanya ancaman yang datang dari luar;
d) Untuk tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA setingkat) melanjutkan pendidikan
menengah pertama yang sudah di terima di tingkat SMP secara aplikatif agar lebih
menghayati arti penting bela negara dan rasa cinta tanah air dalam rangka mempertahankan
keutuhan dan rasa persatuan kesatuan bangsa Indonesia melalui cara pandang yang sama
dalam wadah NKRI. Sehingga sebagai anak bangsa akan tertanam jiwa bela negara dalam
kerangka pertahanan negara
e) Untuk tingkat Perguruan Tinggi, membangun kesadaran dan kemampuan bela negara serta
penanaman rasa bela negara rasa cinta tanah air diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang
bersifat lebih aplikatif yang diwadahi melalui organisasi kemahasiswaan seperti Resimen
Mahasiswa (Menwa), organisasi kemahasiswaan lainnya untuk memupuk dan melatih
kewiraan serta kepemimpinan sebagai kader generasi penerus bangsa;
f) Mengaktifkan kegiatan kepramukaan sebagai sarana yang paling efektif pada waktu yang lalu
untuk menanamkan semangat bela negara dan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda
bangsa disetiap strata pendidikan yang berbeda.
Kedua, Secara informal dalam lingkungan pemukiman maupunlingkungan pekerjaan,
disamping pendidikan formal yang diterima oleh generasi penerus bangsa disekolah maupun
perguruan tinggi, maka pendidikan bela negara juga dilaksanakan dilingkungan pemukiman
dan lingkungan pekerjaan, dilaksanakan dengan cara :
a) Mensosialisasikan Undang-Undang nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara
dilingkungan pemukiman maupun pekerjaan bahwa tugas-tugas pertahanan negara bukanlah
tugas TNI semata tetapi menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa sesuai dengan
bidangnya masing-masing, sehingga masyarakat sebagai warga negara akan memahami
dimana posisinya dalam keikutsertaannya untuk melaksanakan pertahanan negara sebagai
komponen cadangan atau komponen pendukung;
b) Untuk menanam dan menumbuh-kembangkan rasa bela negara dan rasa cinta tanah air
dilaksanakan melalui kegiatan secara aplikatif dalam keseharian di lingkungan pemukiman
diantaranya melaksanakan kegiatan sistem keamanan lingkungan (Siskamling), kerja bhakti
dan gotong royong, pelatihan perlawanan rakyat (Wanra) dan keamanan rakyat (Kamra),
pengibaran bendera Merah putih pada hari-hari nasional dan Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia;
c) Melaksanakan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara yang difasilitasi oleh pemerintah dengan
mengikutsertakan kader-kader dari daerah (mulai tingkat desa sampai tingkat propinsi); d)
Untuk lingkungan pekerjaan melaksanakan upacara pengibaran bendera Merah Putih pada
setiap hari Senin dan hari-hari Nasional maupun hari Kemerdekaan Indonesia serta ikut serta
dalam wadah pertahanan sipil (Hansip);
d) Peningkatan komunikasi yaitu dengan melaksanakan kegiatan yang terkait dengan
propaganda melalui media masa, koran, televisi dan radio untuk membangun kesadaran dan
kemampuan bela negara diseluruh lapisan masyarakat Indonesia. Media yang digunakan tidak
terbatas milik pemerintah saja tetapi melibatkan seluruh media swasta yang beredar di seluruh
Indonesia, terutama yang mengarah kepada program cinta Indonesia.
Ditinjau dari pembinaan aspek astagatra. Astagatra yang terdiri dari tri gatra (geografi,
demografi dan sumber kekayaan alam) dan panca gatra (idiologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan) adalah merupakan ciri wawasan nusantara dan ketahanan
nasional bangsa Indonesia sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman
terhadap wawasan kebangsaan Indonesia dalam tinjauan aspek astagatra dilakukan melalui
cara sebagai berikut;
Pembinaan dari tinjauan aspek geografi. Seluruh komponen bangsa ikut bertanggung jawab
untuk menjaga dan membangun kondisi geografis NKRI dalam ikatan ke-Bhineka Tunggal
Ika-an guna menjaga integritas NKRI. Untuk mencapai kondisi tersebut dilakukan melalui
upaya :
a) Bimbingan, pengarahan dan penyuluhan tentang pentingnya letak geografi Indonesia guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan pertahanan negara;
b) Pelatihan, melalui proyek percontohan tentang pemanfaatan lahan pertanian dan budi daya
laut serta manajemen pemasaran dari hasil pertanian dan hasil laut agar memiliki nilai jual
yang bersaing untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat;
c) Pengawasan, dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian hasil
dimaksud agar mencapai hasil serta keuntungan yang diinginkan melalui penerapan sistem
koperasi rakyat agar terhindar dari sekelompok oknum yang tidak bertanggung jawab melalui
upaya penerapan sistem ijon;
d) Seluruh komponen bangsa ikut bertanggung jawab untuk menjaga dan membangun kondisi
geografis NKRI dalam ikatan ke-Bhineka Tungga Ika-an guna mewujudkan ketahanan
nasional dengan demikian maka integritas NKRI akan terjamin kelangsungannya;
Pembinaan dari tinjauan aspek demografi. Menghapus pandangan minoritas terhadap kelompok
etnis tertentu, guna menghindari sentimen kedaerahan yang dapat memicu kebencian daerah
terhadap pusat sehingga perlu dilakukan tindakan yang seimbang untuk bersikap dalam
rangka menanamkan loyalitas vertikal, sebagai salah satu indikatornya adalah adanya derajat
kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat,
dilakukan melalui upaya :
a) menanamkan loyalitas vertikal, yaitu derajat kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh:
(1) Masyarakat terhadap pemimpinan non-formal, terhadap elite politik dan terhadap
pemerintah NKRI; ( 2) Masyarakat terhadap hukum yang berlaku di wilayah NKRI; (3)
Pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat; (4) Internal masyarakat yang saling
menghargai dalam berbagai keaneka ragaman yang ada terhadap pimpinan di daerahnya.
b) Menanamkan loyalitas horizontal, yaitu derajat kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh
: (1) Kelompok masyarkat terhadap kelompok masyarakat lainnya;(2) Masyarakat terhadap
kebudayaan (norma dan tata nilai) dan hukum;(3) Pemerintah daerah terhadap pemerintah
daerah lainnya. Melalui upaya pembinaan yang diharapkan maka prilaku yang bertentangan
dengan karakter masyarakat daerah konflik dapat ditangkal karena masyarakat senantiasa
mengutamakan kemaslahatan umat dengan memerangi segala macam bentuk kemaksiatan dan
kezaliman dengan lebih mengemukakan kebijakan. Pembinaan yang dilaksanakan selama ini
kepada penduduk di daerah konflik adalah meningkatkan SDM masyarkat melalui jalur
formal dan non formal serta menanamkan rasa kebangsaan sebagai bagian dari bangsa ini agar
terhindar dari pengaruh dan propaganda pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,
selanjutnya akan tertanam rasa nasionalisme yang tinggi guna meningkatkan ketahanan
nasional di daerah konflik;
Pembinaan dari tinjauan aspek sumber kekayaan alam. Pengelolaan sumber kekayaan alam
mampu memberikan dan membuka lapangan kerja bagi penduduk di daerah, membatasi
kesenjangan sosial yang ada antara pusat dan daerah, pengelolaan sumber kekayaan alam
prioritas utama diperuntukan bagi kepentingan masyarakat di daerah setempat, melibatkan
masyarakat setempat dalam upaya melestarikan dan menginfentarisir kekayaan alam,
perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan kekayaan alam menggunakan manajemen yang
transparan, sehingga di ketahui dengan jelas arah aliran keuangan dari hasil pengelolaan
tersebut, dilakukan melalui :
a) Pengelolaan sumber kekayaan alam diarahkan untuk kepentingan peningkatan kesempatan
dan peluang kerja penduduk daerah,untuk mempersempit dan membatasi dan kesenjangan
sosial yang ada antara pusat dan daerah;
b) Sumber energi minyak dan gas bumi harus dihemat, dan sedapat mungkin dilaksanakan
kegiatan untuk mengembangkan sumber energi terbaru agar ditemukan alternatif pengganti
bahan baku yang tersedia;
c) Pengelolaan sumber kekayaan alam prioritas utama diperuntukan bagi kepentingan
masyarakat daerah secara adil dalam bingkai NKRI berdasarkan Pancasila dan rakyat
Indonesia secara umum;
d) Seluruh komponen bangsa terutama yang berdomisili di daerah ikut dlibatkan dalam upaya
melestarikan dan meginvetarisir serta Mengawasi kekayaan alam yang terkandung di daerah
tersebut;
e) Dilaksanakan rencana dan pelaksanaan yang transparan dalam pengelolaan sumber kekayaan
alam tersebut dan jelas arah aliran keuangan dari hasil pengelolaannya;
Pembinaan dari tinjauan aspek idiologi. Mengenalkan dan memberikan pendidikan moral
Pancasila mulai dari usia dini, pembangunan mental spiritual harus dilaksanakan secara
seimbang agar terbentuk manusia Indonesia yang memiliki moral etika sebagai insan
Pancasila, dilakukan melalui upaya:
a) Mengenalkan dan memberikan pendidikan moral pancasila mulai usia dini serta memberikan
suri tauladan kepada penduduk tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
b) Pelaksanaan pembentukan fisik berupa sarana dan prasarana serta pembangunan mental
spritual harus dilaksanakan secara seimbang agar terbentuk manusia Indonesia yang
seutuhnya dalam pengertian manusia Indonesia yang memiliki moral etika sebagai insan
pancasila;
c) Pancasila sebagai ideologi nasional falsafah bangsa dan dasar negara RI harus terus
diamalkan, secara realiti dalam perbuatan sehari-hari dan pelaksanaannya mulai dari masin-
masing individu dalam lingkungan sosialnya (rumah sekolah, kantor dan lingkungan warga);
Pembinaan dari tinjauan aspek politik. Menjelaskan bahwa sistem pemerintahan senantiasa
berdasarkan hukum sehingga perbuatan yang dilakukan diluar rambu-rambu dan kaedah
hukum yang berlaku berarti merupakan suatu indikasi melawan hukum dan harus
dipertanggung jawabkan sistem pemerintahan senantiasa berdasarkan hukum sehingga
perbuatan yang mencegah terjadinya diktator mayoritas dan tirani minoritas atau si besar
menindas yang kecil dan yang kuat menginjak yang lemah, tindakan-tindakan ini tidak bisa
dibenarkan dan tidak boleh dilakukan oleh siapapun dan kepada siapapun, dilakukan melalui
upaya :
a) Menjelaskan bahwa dilakukan diluar rambu-rambu dan kaedah hukum yang berlaku berarti
merupakan upaya melawan hukum dan harus dipertanggung jawabkan ;
b) Mencegah terjadinya diktator mayoritas dan tirani minoritas atau si besar menindas yang
kecil dan yang kuat menginjak yang lemah, tindakan-tindakan ini tidak bisa dibenarkan dan
tidak boleh dilakukan oleh siapapun dan kepada siapapun sebagai sesama warga negara
Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dimata hukum;
Pembinaan dari tinjauan aspek ekonomi. Dalam mewujudkan pemulihan ekonomi harus selalu
berorientasi kepada ekonomi rakyat dan bertumpu pada ekonomi pasar, senantiasa harus
mengedepankan pemberdayaan institusi fungsional dibidang ekonomi, misalnya mendorong
pengembangan industri strategis melalui program penelitian yang bersifat kemitraaan dengan
lembaga penelitian diberbagai perguruan tinggi maupun industri strategis yang ada sehingga
dapat menjawab desakan kebutuhan ekonomi di daerah, dan mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat daerah tersebut pada tingkat kebutuhan primer, dilakukan melalui:
a) Pemerintah pusat dan daerah mengutamakan pemulihan kehidupan ekonomi rakyat melalui
peningkatan sektor pertanian dan perikanan sebagai mata pencaharian sebagian besar
masyarakat Indonesia;
b) untuk meningkatkan aktivitas roda perekonomian diperlukan pelibatan oleh unsur-unsur
komponen bangsa sesuai fungsi termasuk TNI diseluruh wilayah NKRI untuk memberikan
rasa aman kepada masyarakat dari kemungkinan adanya gangguan kaum kelompk separatis;
c) Pelibatan seluruh instansi dalam pembinaan bidang tertentu yang saling berhubungan maupun
mendukung peningkatan bidang ekonomi ikut bertanggung jawab penuh untuk pencapaian
sasaran yang dituju sesuai dengan perencanaan pemerintah, dengan demikian kesenjangan
ekonomi dapat di minimalisasi untuk menghindari munculnya konflik sosial;
Pembinaan dari tinjauan aspek sosial budaya. Upaya ini perlu diimplementasikan dalam sosial
kultur kehidupan masyarakat didaerah setempat, karena ikatan adat istiadat dijunjung tinggi
sebagai nilai-nilai yang bermakna dalam menentukan kehidupan masyarakat pada daerah
daerah tertentu, diwujudkan secara aplikatif untuk dapat menghargai pendapat dan sarana
masukkan dari para tokoh mayarakat bernilai positif untuk membangun daerah secara fisik
maupun non fisik (moral), dilakukan melalui upaya:
a) Mencegah dan membatasi masuknya budaya asing yang dapat merusak budaya bangsa sendiri
dan dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa;
b) Mengedepankan pemuka adat untuk ikut berbicara dengan pemerintah dan kelompok
separatis agar ada saling pengertian tentang perbedaan pendapat yang terjadi untuk menjaga
keutuhan NKRI yang telah dibangun oleh para pejuang bangsa;
c) Menghargai dan saran masukkan dari para tokoh masyarakat yang bernilai positif untuk
membangun daerah secara fisik maupun moral;
d) Menghimbau para tokoh pemuda di seluruh Indonesia agar ikut melestarikan kebudayaan
daerah yang sarat dengan nilai-nilai seni yang bernilai tinggi untuk menjaga nilai nilai budaya
sendiri dan menegah masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan adat istiadat sendiri
sebagai salah satu alat perekat bangsa sehingga tidak terhapus oleh budaya asing;
e) Menghidupkan dan menanamkan kembali sikap dan budi pekerti yang baik dimulai dari
sedini mungkin dari anak-anak generasi penerus bangsa Indonesia dikenal dan menganal
dirinya sebagai anak Indonesia yang berbudi pekerti luhur. Karena seakanakan budi pekerti
ini hanya dimiliki generasi terdahulu saja, sedangkan budi pekerti erat kaitannya dengan etika
maupun esthetica yang dimiliki oleh bangsa Indonesia oleh dahulu kala;
Tulisan Bebas
1. Apa paham kebangsaan, rasa kebangsaan, dan semangat kebangsaan
Paham Kebangsaan.
Paham Kebangsaan merupakan pengertian yang mendalam tentang apa dan bagaimana
bangsa itu mewujudkan masa depannya. Dalam mewujudkan paham tersebut belum
diimbangi adanya legitimasi terhadap sistem pendidikan secara nasional, bahkan masih
terbatas muatan lokal, sehingga muatan nasional masih diabaikan..
Rasa Kebangsaan. Rasa kebangsaan tercermin pada perasaan rakyat, masyarakat dan bangsa
terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dalam perjalanan hidupnya menuju cita-cita bangsa
yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini masih
dirasakan jauh untuk menggapainya, karena lunturnya rasa kebangsaan yang tercermin dalam
kehidupan sehari-hari dengan berbagai peristiwa, baik perasaan mudah tersinggung yang
mengakibatkan emosional tinggi yang berujung pada pembunuhan, bahkan pada peringatan
Hari Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus yang setiap tahun dirayakan kurang menggema,
karena kurangnya penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila.
Semangat Kebangsaan. Belum terpadunya semangat kebangsaan atau nasionalisme yang
merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Hal ini
tercermin pada sekelompok masyarakat mulai luntur dalam memahami adanya pluralisme,
karena pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas bermacam suku, golongan dan
keturunan yang memiliki ciri lahiriah, kepribadian, kebudayaan yang berbeda, serta tidak
menghapus kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan kebhinekaan sebagai
dasarnya.
2. Jelaskan pengertian wawasan kebangsaan.
Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia. Dihadapkan kepada kondisi pemahaman
kesadaran berbangsa dan bernegara, maka masalah pokok yang perlu dipecahkan bersama
adalah bagaimana membangun kesadaran dan kemampuan Bela Negara dikalangan bangsa
Indonesia sebagai dasar pemahaman wawasan nusantara
3. Jelaskan pengertian wawasan nusantara.
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan
nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai
tujuan nasional.
4. Peran apa yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dalam
menanggulangi kondisi Negara yang diperlukan saat ini?
Mahasiswa merupakan salah satu aset Negara dan penerus yang nantinya akan menggantikan
kedudukan para pejabat menteri dan presiden dalam mengurus dan
mengembangkan.Beberapa contoh kasus dalam meningkatkan wawasan kebangsaan:
Sederhananya, melalui kegiatan jambore yang diadakan oleh kampus menjadi suatu
komunitas generasi muda yang terdidik agar bisa menjadi pilar penyebar semangat
cinta Tanah Air, berbudaya unggul, dan berprestasi secara akademik maupun secara
kemasyarakatan.
Pelaksanaan karya bakti untuk memajukan lingkungan sekitar yang sekiranya
membutuhkan bantuan. Dengan begitu, hal ini secara tidak langsung akan mempererat
persatuan antara masyarakat dengan mahasiswa.
Pelaksanaan makrab (malam keakraban) yang mampu menjalin rasa persatuan yang
kuat satu dengan yang lainnya. Hal ini akan menumbuhkan solidaritas yang erat antar
mahasiswa maupun dengan para dosennya.
”Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia manapun maka kita
akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya”
(Hasan Al Banna)
Sejarah mencatat sejak lahirnya bangsa ini pada tanggal 17 agustus 1945 sampai
sekarang Indonesia telah banyak mengalami sebuah perjalanan panjang dan sebuah
keniscayaan dalam setiap perjalanan pasti terjadi perubahan.Dalam konteks
keIndonesiaan kita pun mengalami perubahan yang cukup berarti baik ditingkat lokal
maupun global.Namun di sisi lain jelas negeri ini tidak dapat melupakan efek negatif
dari perubahan tersebut.
5. Pada akhir – akhir ini tindakan mahasiswa dilingkungan kampus-kampus (demo
anarkis, perkelahian, judi, narkoba, dsb) tertentu cukup memprihatinkan, yang dapat
mengganggu proses belajar mengajar. Tindakan apa yang perlu untukmengatasi hal-
hal yang tidak semestinya.
Apabila dicermati adanya beberapa fenomena peristiwa pada kehidupan masyarakat
yang terjadi di berbagai daerah pada akhir-akhir ini, baik berupa perkelahian massal
antar kelompok kepentingan akibat pemekaran wilayah, berebut lahan kehidupan,
selisih paham antar pemuda /pelajar termasuk mahasiswa dan lainnya, merupakan
bukti konkrit adanya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila dalam bentuk wawasan
kebangsaan sudah menurun. Melihat perkembangan Wawasan Kebangsaan yang
dimiliki komponen bangsa saat ini, apabila dibiarkan dapat dipastikan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini akan berimplikasi terhadap
hal-hal sebagai berikut ini.
Tidak terlaksananya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila
terutama paham kebangsaan.
Tidak terlaksananya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila
terutama rasa kebangsaan.
Tidak terlaksananya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila
terutama semangat kebangsaan. Adanya indikasi menurunnya pemahaman terhadap nilai-nilai
Pancasila, terutama paham, rasa dan semangat kebangsaan tersebut, akan sangat
mempengaruhi di dalam menjaga keutuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masih adanya sebagian masyarakat yang belum menghayati, memahami dan mengamalkan
secara utuh terhadap nilai-nilai Pancasila terutama tentang wawasan kebangsaan yang
terdapat rasa, paham dan semangat kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
Penutup
1. Kesimpulan
Bangsa pada hakikat nya adalah merupakan penjelmaan dari sifatkodrat manusia tersebut
dalam merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaan. Manusia memebentuk suatu bangsa
karena untuk memenuhi kodrat nya yaitu sebagia individu dan makhluk social oleh karena itu
deklarasi bangsa Indonesia tida didasarkan pada deklarasi imdividu sebagaimana bangsa
liberal.
Upaya pembinaan kebangsaan jika ditinjau dari format pendidikan. Dapat dilakukan melalui
jalur formal dan informal sebagai berikut :
Pertama, secara formal dalam lingkungan sekolah/Perguruan Tinggi, untukmenjaga
eksistensi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat,
bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN) dan rasa cinta tanah air harus dikenalkan secara
dini kepada anak-anak Indonesia melalui pendidikan sekolah / Perguruan Tinggi
sesuai dengan strata pendidikannya secara merata dan diwadahi melalui kurikulum
pendidikan nasional
Kedua, Secara informal dalam lingkungan pemukiman maupunlingkungan pekerjaan,
disamping pendidikan formal yang diterima oleh generasi penerus bangsa disekolah
maupun perguruan tinggi, maka pendidikan bela negara juga dilaksanakan
dilingkungan pemukiman dan lingkungan pekerjaan
2. Saran
Bagi mahasiswa hal – hal yang dapat dilakukan untuk mengmbangkan wawasan kebangsaan
adalah sebagai berikut :
Sederhananya, melalui kegiatan jambore yang diadakan oleh kampus menjadi suatu
komunitas generasi muda yang terdidik agar bisa menjadi pilar penyebar semangat
cinta Tanah Air, berbudaya unggul, dan berprestasi secara akademik maupun secara
kemasyarakatan.
Pelaksanaan karya bakti untuk memajukan lingkungan sekitar yang sekiranya
membutuhkan bantuan.
Pelaksanaan makrab (malam keakraban) yang mampu menjalin rasa persatuan yang
kuat satu dengan yang lainnya
Daftar Pustaka
http://masri.blog.com/2009/10/27/semangat-kebangsaan/
http://202.155.61.12/idiologi_pncsila%20%28Juara%20II%29.pdf
http://ratihmahligai.wordpress.com/2009/10/04/peran-mahasiswa-dalam-meningkatkan-
wawasan-kebangsaan/
http://wmahendra.blogspot.com/2011/04/pembinaan-kebangsaan-indonesia.html