makalah kajian sains kimia i

24
MAKALAH KAJIAN SAINS KIMIA I ANALISIS COULORIMETRI Oleh Jefta Hendryarto (147795006) Ulifatul Laili (147795060) Ninik Nigusti Ayu S. (147795062) Meyta Rosemala Dewi (147795064) KELAS D 2014 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 1

Upload: niniksunardi

Post on 16-Dec-2015

79 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

coulometri

TRANSCRIPT

MAKALAH KAJIAN SAINS KIMIA IANALISIS COULORIMETRI

OlehJefta Hendryarto(147795006)Ulifatul Laili(147795060)Ninik Nigusti Ayu S.(147795062)Meyta Rosemala Dewi(147795064)

KELAS D 2014

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYAPROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS2015i

16

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Kajian Sains Kimia I dengan tema Analisis Coulorimetri.Penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Prof. Dr. Suyatno, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Kajian Sains Kimia I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan masukan dalam penulisan makalah ini,2. Teman-teman S2 Pendidikan Sains 2014 atas dukungan, bantuan dan doa dalam penyelesaian makalah ini.Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangatlah penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 25 Juni 2015 Penulis

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif) dan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif). Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga bilangan oksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation (ion positif) ditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron, sehingga bilangan oksidasinya berkurang. Proses elektrolisis dalam industri misalnya: a. Penyepuhan (melapisi logam dengan logam lebih mulia misal Ni, Cr, atau Au). b. Pemurnian logam (misal Ag, Cu, Au). c. Pembuatan senyawa (misal NaOH) atau gas (misal O2, H2, Cl2).

B. Rumusan Masalah1. Bagaimanakah definisi dari coulorimetri?2. Bagaimanakah teknik-teknik dalam penggunaan coulorimetri?3. Bagaimanakah manfaat penggunaan coulorimetri?C. Tujuan1. Mengetahui definisi dari coulorimetri.2. Mengetahui teknik-teknik dalam penggunaan coulorimetri.3. Mengetahui manfaat penggunaan coulorimetri.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Metode ElektrodeposisiTeknik coulometri merupakan telaahan dan aplikasi analitik dari proses elektrolisis. Sedangkan elektrolisis merupakan proses penguraian suatu elektrolit akibat dialirkannya arus ke dalam elektrolit tersebut melalui dua buah elektroda yang terpolarisasi. Gambar 2.1 memperlihatkan bagan peralatan elektrolisis; mula-mula dengan pemberian tegangan dari luar, tidak ada arus teramati sampai suatu saat arus mulai terekam pada ampermeter (G) pada saat potensial dekomposisi salah satu spesies elektroaktif dalam larutan tercapai. Dalam contoh pada Gambar 2.1 tersebut, hal ini diperlihatkan dengan mulai mengendapnya Cu pada katoda dan pembebasan O2 pada anoda. Potensial dekomposisi pada proses elektrodeposisi ini sesuai dengan persamaan:V = (Ea + Wa) - (Ec+ Wc) + IRdi mana Ea dan Ec masing-masing potensial setengah sel anoda dan potensial setengah sel katoda pada kesetimbangan dan Wa dan Wc merupakan potensial tambahan yang timbul akibat elektrodanya menjadi terpolarisasi dan IR adalah penurunan potensial sepanjang larutan karena larutannya merupakan pengantar yang buruk. Nilai (Ea + Wa) dapat dikatakan konstan karena reaksi pada anoda dapat dikatakan sama, sedangkan pengendapan pada katoda karena konsentrasi yang ada dalam larutan berubah, maka akan menentukan nilai (Ea + Wa). Apabila polarografi dilakukan pada larutan encer, maka coulometri sering digunakan untuk larutan pekat, sehingga koreksi terhadap aktivitas tidak boleh diabaikan. Dengan mempergunakan label potensial elektroda berbagai logam dan hidrogen sebagai fungsi aktivitas ionik (Lampiran I), potensial optimum yang digunakan untuk mengendapkan ion tertentu pada katoda dapat ditentukan (Misalkan Sn diendapkan pada 0,6 V terhadap SCE, Cu pada 0,2 V, Zn pada - 1,3 V, TI pada - 1,1V). Suku polarisasi, Wc tidak dapat dihitung secara tepat, tetapi Wc dapat ditekan minimum dengan menggunakan kerapatan arus yang rendah dan pengocokan elektrolit secara konstan. Dengan pengendalian Wc, endapan terbentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada perbedaan konsentrasi secara lokal di sekitar elektroda.

Gambar 2.1 Elektroda CuSO4Meskipun pengendapan terjadi pada katoda, namun kita tidak dapat mengabaikan peranan anoda. Anoda dipilih sedemikian rupa sehingga produk oksidasi tidak mengganggu proses katoda. Anion-anion seperti NO3-, SO42-, PO43- akan menghasilkan oksigen pada anoda. Sedang Cl- akan menghasilkan Cl2, gas ini dapat menyerang elektroda Pt, sehingga perlu ditambahkan N2H4; atau menggunakan anoda Ag untuk menghindarkan komplikasi. Bila elektroda Ag tersebut bereaksi membentuk AgCl, endapan ini dapat dibersihkan dengan meletakkannya semalaman daiam larutan ZnCl2 yang mengadakan kontak listrik dengan logam Zn.

B. CoulometriCoulorimetri adalah metode perbandingan menggunakan perbedaan warna. Metode kolorimetri mengukur warna suatu zat sebagai perbandingan. Biasanya cahaya putih digunakan sebagai sumber cahaya untuk membandingkan absorpsi cahaya relatif terhadap suatu zat. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur perbandingan warna yang tampak adalah kolorimeter. Coulometri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada prinsip kuantitas kelistrikan (pengukuran coulomb), yang mempelajari hubungan antara konsentrasi dengan muatan listrik atau suatu metode analisis untuk mengukur konsentrasi yang tidak diketahui dari analit dalam larutan dengan menentukan jumlah materi yang berubah selama elektrolisis reaksi dengan mengukur jumlah listrik (dalam coulomb) yang dikonsumsi atau diproduksi. Coulometri menunjukkan ke pengukuran coulomb (yaitu banyaknya listrik). Coulumb adalah unit untuk kuantitas listrik. Dalam kimia analitik, bentuk yang mengimplementasikan pengukuran jumlah coulumb terkait dengan proses transfer elektron yang terjadi secukupnya untuk penyelesaian akan dihitung secara kuantitatif sehingga banyaknya yang diukur berhubungan dengan suatu reaksi elektrokimia tertentu. Kuantitas analit kemudian dihitung menggunakan hukum faraday. Apabila suatu arus 1 ampere lewat selama 1 detik, maka banyaknya listrik yang tersangkut adalah 1 coulomb.Q = I . tDi mana Q adalah jumlah listrik dalam coulomb, I adalah kuat arus listrik yang mengalir dalam ampere, dan t adalah waktu dalam detik.Hal ini sesuai dengan Hukum Faraday I di mana untuk setiap ekuivalen perubahan kimia pada sebuah elektrode diperlukan 96.500 coulomb listrik (tetapan Faraday). Hukum Faraday menyatakan bahwa bila sejumlah tertentu listrik dilewatkan melalui suatu elektrolit akan menghasilkan suatu perubahan kimia pada elektroda yang besarnya sebanding dengan jumlah listrik tcrsebut, yaitu:

W = banyaknya zat dengan berat formula M yang akan tereduksi atau teroksidasi akibat mengalirnya Q Coulomb listrik dan n = jumlah elektron yang berperanan dalam oksidasi-reduksi, F tetapan Faraday. Prinsip ini dapat dimanfaatkan untuk penentuan kualitatif, bila efisiensi arus adalah 100% dan tidak ada reaksi samping. Metode ini dikenal sebagai analisis coulometri. Analisis ini dapat dilakukan dengan dua cara: (a) Arus konstan- di mana banyaknya zat yang terendapkan ditentukan banyaknya oleh waktunya. (b) Pada potensial konstan kemudian arus diturunkan secara eksponensial dari nilai yang relatif besar sampai nol. Pada kedua proses, besaran yang diukur adalah integral dari idt di mana i = arus dalam satuan amper sedang t = waktu dalam detik. Metode klasik untuk mengukur banyaknya listrik adalah suatu coulometer yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Apabila endapannya tidak dapat diukur beratnya secara tepat, maka pengurangan berat setelah deposisilah yang ditentukan.Prosedur analisis coulometri dapat diklasifikasikan menurut tipe reaksi elektroda berupa disolusi, elektrodeposisi, oksidasi, reduksi dan sebagainya. Bila reaksi pada elektroda menyangkut zat yang akan ditentukan, maka ini dikenal sebagai proses langsung, sedangkan proses tidak langsung terjadi bila reaksi pada elektroda menyangkut suatu zat lain yang dapat bereaksi dengan zat yang ditentukan secara kualitatif. Pada analisis coulometri, langkah penimbangan digantikan dengan pengukuran listrik.

Gambar 2.2 Coulorimetri perakMetode coulometri memiliki kelebihan dimana konsentrasi analit yang sangat kecil dapat diukur secara tepat. Selain itu, metode ini lebih akurat, cepat dan mudah untuk dilakukan dibandingkan dengan metode gravimetri.

C. Teknik-Teknik Dasar CoulometriTerdapat dua jenis teknik dasar coulorimetri, yaitu elektrolisis potensial tetap atau disebut dengan coulorimetri potensiostatik dan coulorimetri arus tetap atau disebut dengan titrasi coulorimetri.1. Elektrolisis Potensial TerkendaliMetode coulometri ini melibatkan pengaturan potensial listrik elektroda yang bekerja (elektroda yang menyebabkan terjadinya reaksi analisis) pada tingkat yang tetap, sehingga menyebabkan analit bereaksi secara kuantitatif dengan arus tanpa melibatkan komponen lain di dalam cuplikan. Jika dua ion mempunyai potensial

Gambar 2.3 Elektroda potensial terendah

elektroda standar (E) yang berdekatan, biasanya elektrolisisnya dilakukan dengan suatu metode yang dikenal dengan elektrolisis potensial terkendali. Prinsip rangkaian peralatannya terlihat pada Gambar 2.3, yaitu suatu gabungan antara SCE dan suatu potensiometer, di mana antara kedua elektroda potensiometer ini diberi potensial kerja scbesar Ec. Sehingga potensial elektrodanya adalah ESCE - (Ec + Wc). Potensial katoda dapat dikendalikan dengan suatu alat, yaitu potensiostat. Potensiostat ini adalah suatu alat untuk memelihara potensial pada nilai tertentu. Potensial reduksi yang diperlukan untuk pengendapan logam adalah bervariasi, tergantung pada kehadiran materi-materi lain dalam larutan. misalkan adanya zat pembentuk kompleks yang mempunyai peranan penting dalam mereduksi konsentrasi efektif ion logam bebas. Dengan cara yang sama kita dapat juga mengendalikan potensial anoda selama oksidasi pada anoda.Dalam mengontrol elektrolisis katoda, pada suatu potensial di mana hanya satu spesies saja yang tereduksi, arus dibatasi oleh peristiwa difusi dan sebanding dengan konsentrasi spesies tereduksi, maka:

Jika Ct = konsentrasi pada saat t; C0 konsentrasi pada saat t0 dan it, i0 dan Kc, suatu konstanta, maka

di mana D = koefisien difusi; A = luas permukaan katoda; S = laju pengocokan; V = volume larutan.Dengan suatu plot log i terhadap t, kita dapat menentukan waktu yang diperlukan suatu fraksi zat terdeposit. Elektrolisis dengan potensial terkendali banyak digunakan dalam bidang preparatif baik organik maupun anorganik. Misalkan pemisahan Se dan Te; W(III) dan W(V), NH2OH. Dan dapat juga digunakan sebagai metode yang tepat untuk pemisahan zat radioaktif sampai tingkat g.Gambar 2.4 menunjukkan skema peralatan suatu elektrolisis dengan menggunakan katoda Hg, yang dikenal dengan elektrodeposisi. Setiap logam dengan potensial deposisi lebih rendah dari merkuri dapat terendapkan pada permukaan Hg seperti AI, Sc, Tl, V, W, U. Untuk mengendapkan alkali dan alkali tanah, larutan harus bersifat basa. Metode elektrodeposisi biasanya digunakan untuk pemurnian logam, misalkan memurnikan U dari Fe.

Gambar 2.4 Elektrolisis dengan potensial terkendali menggunakan Hg sebagai elektroda

Analisis ini mempunyai semua keuntungan yang dimiliki oleh metode elektrogravimetri dan tidak terbatas pada hasil yang ditimbang. Peralatan yang diperlukan pada analisis secara coulometri terbagi menjadi 3 yaitu sel elektrolisis, coulometer (untuk menetapkan kuantitas listrik) dan sumber arus terkendali.a. Sel ElektrolisisPada coulometri potensial tetap, terdapat dua jenis sel yang digunakan. Jenis pertama terdiri dari elektroda kerja (kasaplatina) dan elektroda pasangan(kawat platina), yang dipisahkan dari larutan oleh tabung berpori yang mengandung elektrolit elektroda pendukung yang sama seperti di dalam larutan yang di uji. Pemisahan elektroda dipasang untuk mencegah hasil reaksi dari gangguan di dalam analisis. Elektroda pembanding kolomel jenuh dihubungkan dengan larutan yang di uji dengan bantuan jembatan garam. Jenis kedua adalah bejana berisi raksa yang digunakan untuk memisahkan unsur-unsur yang mudah direduksi sebagai langkah pendahuluan dalam analisis. Contoh: tembaga, nikel,kobalt, segera dipisahkan dengan ion aluminium, logam alkali, dan pospat.b. CoulometerCoulometer yang sesuai untuk mengukur kuantitas listrik terdiri dari coulometer perak, coulometer iod, coulometer hidrogen-oksigen, dan coulometer hidrogen-nitrogen dimana dalam penggunaannya masing-masing elektroda dihubungkan secara seri dengan sel elektrolisis. Pada coulometer perak, katoda platinum berfungsi sebagai katoda untuk elektrolisis perak nitrat 10 persen bersama sebuah batang anoda perak. Kenaikan berat dari logam perak yang terdeposit memberikan ukuran kuantitas listrik yang telah lewat. Coulometer iod mempunyai sepasang elektroda platinum yang terendam dalam larutan kalium iodida. Pada penetapan akhir, iod yang dibebaskan dititrasi dengan larutan tiosulfat standar sehingga kuantitas listrik yang lewat dapat dihitung. Coulometer hidrogen-oksigen melibatkan proses elektrolisis larutan kalium sulfat antara 2 elektroda platinum. Pada air anoda akan teroksidasi menjadi oksigen dimana gas hidrogen terbentuk pada katoda. Gas yang terbentuk akan dikumpulkan pada suatu tabung tertutup dan volumenya akan diukur pada temperature dan tekanan tertentu dan dikoreksi pada keadaan STP sehingga kuantitas listrik dapat dihitung. Coulometer hidrogen-nitrogen merupakan coulometer yang paling disukai dengan larutan hidrazinium sulfat sebagai larutan elektrolitnya dimana gas nitrogen akan terbentuk pada anoda.c. Sumber Arus TerkendaliSumber arus untuk elektrolisis berupa baterai aki besar atau sebuah penyuplai tenaga listrik yang dioperasikan dari saluran listrik pusat bersama-sama sebuah resistor besar secara seri.Metode coulometri potensiostatik telah digunakan pada penentuan 55 unsur dalam senyawa anorganik. Cara kerja coulometri potensiostatik juga memungkinkan penentuan secara elektrolisis (dan sintesis) senyawa organik. Pengukuran coulometri mempunyai kesalahan yang relatif rendah dalam analisisnya. Arus yang dapat berubah dalam metode coulometri banyak digunakan untuk memantau kepekatan komponen-komponen dalam bentuk gas dan cairan secara terus-menerus dan otomatis, misal untuk menentukan konsentrasi oksigen yang sangat rendah. Katoda perak berpori berfungsi untuk menyebarkan gas yang masuk menjadi gelembung-gelembung kecil, pereduksi anoksigen terjadi secara kuantitatif di dalam pori-pori yaitu:O2(g) + 2H2O + 4e- 4OH-Anoda adalah lempengan cadmium. reaksi setengah selnya adalah: Cd(s) + 2OH- Cd(OH)2 + 2e- Dalam prosesnya akan terjadi suatu sel galvani sehingga tenaga listik dari luar, juga potensiostat tidak diperlukan, karena potensial anoda yang bekerja untuk mengoksidasi zat-zat lain tidak cukup besar. Arus listrik yang dihasilkan dialirkanmelalui tahanan standard, serta penurunan potensial di catat. Kepekatan (konsentrasi) oksigen sebanding dengan potensial.

2. Coulometri Arus Tetap (Titrasi Coulometrik)Titrasi koulometri merupakan suatu metode yang lebih efektif dan penggunaannya lebih meluas dibandingkan koulometri potensial terkendali. Titrasi koulometri dapat digolongkan menjadi dua, yaitu titrasi koulometri langsung dan titrasi koulometri tak langsung. Dalam titrasi koulometri langsung, zat yang akan ditetapkan bereaksi secara eksklusif pada elektroda kerja, sedangkan dalam titrasi koulometri tak langsung, elektrolisis akan menurunkan reagensia yang kemudian akan bereaksi secara kimiawi dengan konstituen yang diinginkan. Titrasi coulometri banyak digunakan secara meluas bahkan pada zat yang tidak bereaksi secara kuantitatif pada sebuah elektroda dapat juga ditentukan. Kuantitas dari zat yang bereaksi dapat dihitung dengan menggunakan bantuan hukum Faraday dan kuantitas listrik yang mengalir dapat dihitung dengan menggunakan waktu elektrolisis pada arus yang konstan. Metode ini mempunyai kepekaan yang tinggi karena dengan arus yang kecil dan waktu yang sangat cepat dapat digunakan untuk mengukur unsur atau senyawa dengan cepat walaupun konsentrasi senyawa tersebut kecil. Di dalam titrasi coulometri, arus tetap dijaga secara hati-hati dan diketahui secara tepat dengan bantuan amperestat, kemudian hasil arus (dalam ampere) dan waktu (dalam detik) dicatat untuk menentukan titik akhir titrasi yang hasilnya adalah jumlah coulomb. Jumlah coulomb berbanding lurus dengan jumlah analit yang terlibat dalam elektrolisis. Dengan metode ini reaksi reduksi atau oksidasi analit secara kuantitatif tidak sempurna karena pemolaran kepekatan (perubahan konsentrasi) terjadi sebelum elektrolisis selesai. Titrasi coulometri kebanyakan menggunakan metode volumetri, potensiometri, amperometri dan pengukuran daya hantar listrik. Persamaan diantara titrasi volumetric dan coulometri adalah titik akhir yang dapat diamati. Dalam kedua metode, jumlah analit ditentukan melalui pengujian gabungan kapasitasnya, di satu pihak larutan baku dan di lain pihak elektron. Kebutuhan yang serupa adalah reaksi yang terjadi harus cepat, sempurna, dan bebas dari reaksi sampingan. Instrumentasi yag digunakan pada metode ini antara lain adalah alat pengukur arus, pengukur waktu, dan sel coulometrik.Alat Pengukur ArusArus yang digunakan pada titrasi coulometri biasanya dalam rentang 1-50 mA. Arus-arus yang konstan dapat diperoleh dengan mudah menggunakan baterai dengan suatu tahanan pengatur seri. Penyesuaian tahanan seri ini secara berkala diperlukan untuk menjaga agar arus tetap konstan. Alat yang lebih teliti dan seksama untuk pengukuran arus adalah dengan menggunakan sebuah potensiometer.Pengukur WaktuSebuah stop-clock listrik dijalankan dengan cara membuka dan menutup rangkaian elektrolisis. Untuk pengendalian secara baik maka perlu dilengkapi dengan rem magnetik di mana dimulai berjalan dan berhentinya serempak dengan dimulai dan dihentikannya arus. Pengukuran waktu listrik harus dikendalikan dengan saklar yang sama yang menjalankan dan menghentikan arus listrik.Sel CoulometriSel coulometrik terdiri dari elektroda generator (elektroda kerja) sebagai tempat dihasilkannya titran secara listrik dan elektroda pembantu. Elektroda kerja yang umum digunakan adalah dari bahan platinum, emas, perak dan merkurium. Elektroda pembantu umumnya dari platinum. Bagian lainnya adalah elektroda indikator yang terdiri dari sepasang lembaran tipis platinum atau terdiri dari sebuah platinum dan lainnya adalah sebuah elektroda pembanding kalomel jenuh. Prosedur umum pada titrasi coulometri yaitu sel elektrolisis dipasang, diikuti dengan elektroda generator dan elektroda indikator pada tempatnya. Sel titrasi diisi dengan larutan dimana titran akan dibentuk secara elektrolisis bersama-sama dengan larutan yang akan dititrasi. Bagian dari elektroda pembantu diisi dengan suatu larutan elektrolit yang sesuai. Elektroda indikator dihubungkan dengan alat yang digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi berupa pH-meter atau galvanometer. Selama proses elektrolisis dilakukan pengadukan dengan menggunakan sebuah pengadukan magnetik. Arus disesuaikan dengan harga yang tepat, dihidupkan dan reaksi antara titran yang dibentuk secara internal sehingga larutan uji dibiarkan berlangsung. Pembacaan dilakukan secara berkala (lebih sering dilakukan pada saat hampir mencapai titik akhir titrasi) dari instrumen indikator (misal pH-meter). Titik akhir titrasi dapat dengan mudah ditentukan dari gambar grafik dimana kurva turunan yang pertama atau kedua dibuat untuk mencari letak titik ekivalen dengan tetap.Suatu analisis coulometri secara tidak langsung dilaksanakan dengan menghasilkan suatu zat terlarut dengan cara elektrolisis yang dapat bereaksi secara kuantitatif dengan zat yang dicari. Meskipun zat peniter tidak dikeluarkan dari buret, teknik ini dikenal juga sebagai titrasi coulometri, misal titrasi Fe3+ dalam HBr dengan anoda Ag dan katoda Pt. Pada anoda terjadi reaksi: Ag + Br = AgBr + e- sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi. Fe3+ tidak dapat direduksi langsung. Tetapi jika kelebihan Ti(IV) ditambahkan; ia akan tereduksi dengan adanya asam menjadi Ti(III) pada katoda platina. Dengan demikian efisiensi arus adalah 100%. Titik ekuivalen pada reaksi ini adalah keadaan di mana kuantitas jumlah listrik diperlukan tepat sama dengan jumlah total ion Fe3+ yang mula-mula ada dalam sampel. Titik ekuivalen dapat dideteksi secara potensiometrik atau fotometrik. Persyaratan titrasi coulometri di antaranya adalah tidak ada interferensi antara reaksi pada anoda dan katoda. Interferensi ini dapat dihindarkan dengan menyelubungi anoda, misalkan dengan tabung gelas.

Gambar 2.5 Titrasi Coulorimetri

Suatu selubung yang dibuat dari metnbran penukar ion (kation atau anion) dapat digunakan. Dengan selubung ini kation atau anion tidak dapat keluar dari bagian anoda. Berbagai reagen dibuat cara ini, misalkan H+, OH-, Ag+ atau oksidator seperti Ce (IV), Mn (III), Ag (II), Br2, CI2, I2, Fe (CN)63-, dan reduktor seperti Fe (II), Fe (CN) 64, Ti(III). Dengan demikian semua prosedur volumetiik untuk penentuan zat-zat seperti di atas dapat diganti dengan teknik coulometri. Standar primer dalam teknik ini adalah kombinasi sumber arus dan waktu. Susunan peralatan diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 2.6 Titrasi coulorimetri pada arus konstan dengan potensiometer sebagai alat deteksi titik akhirTitrasi coulometri mempunyai kepekaan dua kali lebih besar dari prosedur konvensional. Seberapa reagen yang tidak stabil dan tidak dapat digunakan dalam prosedur konvensional dapat digunakan dalam teknik coulometri seperti Mn(III), Ag(II), CuBr2-, CI2. Presisinya jauh lebih baik daripada metode analisis volumetri. Metode ini tidak cocok untuk daerah konsentrasi tinggi, karena arus yang diperlukan menjadi besar dan akibatnya efisiensi arus menjadi kurang dari 100%. Arus sebaiknya sekitar 5-10 mA.Kadang-kadang diperlukan titrasi pendahuluan. Sebagian kecil dari zat yang akan dianalisis dielektrolisis lebih dahulu sampai tercapai titik akhir. Kemudian setelah itu di bagian utamanya dielektrolisis pada kondisi yang sama. Kelebihan cara ini adalah mengeliminasi pengotor terlebih dahulu, karena pengotor akan bereaksi dengan hasil reaksi yang terbentuk pada elektrolisis pendahuluan. Demikian juga kondisi permukaan elektrodanya diperbaiki.Beberapa keuntungan titrasi coulometri antara lain adalah: 1) Tidak memerlukan larutan standar karena yang diukur adalah perubahan Coulomb dengan besarnya arus yang dibuat konstan; 2) Senyawa atau unsur yang kurang atau tidak stabil dapat digunakan karena senyawa atau unsur tersebut begitu ditambahkan akan secepatnya bereaksi; 3) Waktu analisis yang cepat; dan 4) Dapat dilakukan secara otomatis sehingga memungkinkan untuk digunakan dalam penentuan unsur radioaktif.

BAB IIIKESIMPULAN

1. Coulorimetri adalah metode perbandingan menggunakan perbedaan warna. Coulometri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada prinsip kuantitas kelistrikan (pengukuran coulomb)2. Terdapat dua jenis teknik dasar coulorimetri, yaitu elektrolisis potensial tetap atau disebut dengan coulorimetri potensiostatik dan coulorimetri arus tetap atau disebut dengan titrasi coulorimetri.3. Mengetahui manfaat penggunaan coulorimetri

DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A., Underwood, A.L., 1994. Analisa Kimia KuantitatifKhopkar,S.M., 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press.http://indonesiakimia.blogspot.com/2011/05/coulometry.htmlhttp://harisr3nzo.blogspot.com/2011/06/konduktometri.htmlhttp://chaca-chemist.blogspot.com/2011/09/reaction-in-aqueous-solution-i-hexaquo.html