makalah kimia pangan (air)

Upload: anita-diva-sylvia

Post on 09-Oct-2015

857 views

Category:

Documents


83 download

DESCRIPTION

Air dalam Kimia Pangan

TRANSCRIPT

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    1/23

    MAKALAH KIMIA PANGAN

    AIRDiajukan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah kimia pangan

    Oleh :

    Rama Ramadhan 133020093

    Siddik Allisan 133020094

    Ghulam Mutachsan 133020095

    Setiadi Antoro 133020096

    Muhammad Teguh 133020098

    Muthi Shafira Ikhwana 133020100

    Anita Diva Sylvia 133020101

    Ivan Arif Hidayat S.P. 133020102

    Sielvia Alip N. 133020103

    Rd. Septiadi Aulia R. 133020104

    Sri Ningrum 133020105

    JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS PASUNDAN

    BANDUNG

    2014

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    2/23

    2

    KATA PENGANTAR

    Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan karunianya kami selaku

    penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

    Adapun alasan dari penyusunan makalah ini salah satunya sebagai salah satu syarat

    pemenuhan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar Kimia Pangan, selain itu untuk mencari solusi

    baru yang tercipta dari adanya diskusi masalah.

    Semoga dengan dibuatnya makalah ini, dapat menjadi sebuah referensi dalam mengkaji dan

    mempelajari kimia pangan dalam pembahasan mengenai air.

    Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang ikut membantu dalampenyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

    Kritik dan saran dari pembaca kami sangat mengharapkannya dalam kesempurnaan

    penyusunan makalah ini.

    Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

    Bandung, Oktober 2014

    Penyusun

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    3/23

    3

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar........................................................................................................................................2

    Daftar Isi..................................................................................................................................................3

    Bab I Pendahuluan................................................................................................................................4-5

    1.1Latar Belakang...................................................................................................................................4

    1.2Rumusan Masalah.............................................................................................................................5

    1.3Tujuan................................................................................................................................................5

    Bab II Pembahasan.............................................................................................................................6-20

    2.1 Fisik dan Kimia Air ........................................................................................................................6-7

    2.2 Air dalam Bahan Pangan.................................................................................................................7-8

    2.3 Peranan Air di Bidang Pangan ........................................................................................................8-9

    2.4Pengaruh Aktivitas Air dalam Bidang Pangan................................................................................9-10

    2.5 Pengaruh Aktivitas Mikroba Dalam Bidang Pangan.....................................................................10-11

    2.6 Hubungan Kadar Air dengan Aktivitas Air....................................................................................11-12

    2.7Faktor Penentu Kualitas Air..........................................................................................................12-14

    2.8 Syarat Air yang Baik Dikonsumsi.................................................................................................14-15

    2.9 Analisis Kadar Air.........................................................................................................................15-20

    2.9.1 Analisis Kadar Air Secara Langsung...................................................................................15-19

    2.9.2 Analisis Kadar Air Secara Tidak Langsung.........................................................................19-20

    Bab III Penutup..................................................................................................................................21-

    3.1 Pertanyaan Diskusi dan Pembahasannya..................................................................................21-22

    3.1 Kesimpulan...................................................................................................................

    Daftar Pustaka..............................................................................................................

    http://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.html
  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    4/23

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya tidak

    pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan

    makanan kerena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan yang kering

    sekalipun seperti buah kering, tepung biji-bijian mengandung air dalam jumlah tertentu (Ir. Muhammad

    Arfah, 1993).

    Air sendiri meskipun bukan merupakan sumber nutrien seperti bahan makanan lain, namun

    sangat esensial dalam kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup. Disamping terdapat dalam

    bahan makanan secara alamiah, air terdapat bebas di alam dalam berbagai bentuk. Air bebas ini

    sangat penting juga dalam pertanian, pencucian dan sanitasi umum maupun pribadi, teknologi pangan

    dan sebagai air minum. Salah satu pertimbangan penting dalam dalam penentuan lokasi pabrik

    pengolahan bahan makanan adalah adanya sumber air yang secara kuantitatif cukup maunpun secara

    kualitatif memenuhi syarat. Dalam pabrik pengolahan pangan, air diperlukan untuk berbagai keperluan

    misalnya: pencucian, pengupasan umbi atau buah, penentuan kualitas bahan, bahan baku proses,

    medium pemanasan atau pendingin, pembentukan uap, sterilisasi, melarutkan dan mencuci bahan

    sisa, perlindungan terhadap kebakaran dan keperluan-keperluan lain (Slamet Sudarmadji, 2003).

    Air dalam industri pangan memegang peranan penting karena dapat mempengaruhi mutu

    makanan yang dihasilkan. Jenis air yang digunakan berbeda-beda tergantung dari jenis bahan yang

    diolah, oleh karena itu perlu adanya suatu standar untuk masing-masing jenis pengolahan. Air yang

    digunakan pada industri umunya harus mempunyai syarat-syarat tidak berwarna, tidak berbau, jernih,tidak mempunyai rasa, tidak mengandung besi dan mangan, serta dapat diterima secara bakteriologis

    yaitu tidak mengganggu kesehatan dan tidak menyebabkan kebusukan bahan pangan yang diolah

    (Slamet Sudarmadji, 2003)

    http://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.html
  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    5/23

    5

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Bagaimana air yang terdapat dalam bahan pangan?

    2. Bagaimana hubungan antara kadar air dan aktivitas air?

    3. Apa fungsi dan peranan air dalam bahan pangan?4. Bagaimana pengaruh aktivitas air dan aktivitas mikroba yang terdapat pada bahan makanan?

    5. Apa saja jenis-jenis pengukuran kadar air?

    6. Apa syarat air dapat dikonsumsi?

    1.3 Tujuan

    1) Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat menguraikan peranan air dalam bidang pangan

    2) Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor penentu kualitas air3) Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh aktivitas air dan mikroba yang terdapat dalam bahan pangan

    http://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.html
  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    6/23

    6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Fisik dan Kimia Air

    Beberapa sifat fisika air dan es yang sangat berbeda, perlu diketahui untuk pemrosesan

    makanan seperti pembekuan dan pengeringan. Perbedaan kerapatan air dan es yang besar dapat

    mengakibatkan kerusakan struktur makanan jika makanan dibekukan. Kerapatan es berubah dengan

    berubahnya suhu, dan karena itu menimbulkan tekanan dalam makanan yang dibekukan. Sebuah

    molekul air terdiri dari sebuah atom oksigen yang berikatan kovalen dengan dua atom hydrogen

    (Gambar 1). Keunikan air terjadi berkat ikatan pemadu kedua unsurnya. Perangkaian jarak atom-

    atomnya mirip kunci yang masuk lubangnya, kecocokannya begitu sempurna, sehingga air tergolong

    senyawa alam yang paling mantap.Semua atom dalam molekul air terjalin menjadi satu oleh ikatan

    yang kuat, yang hanya dapat dipecahkan oleh perantara yang agresif, misalnya energi listrik atau zat

    kimia seperti logam kalium.

    Gambar 1. Molekul Air Gambar 2. Ikatan-ikatan air (ikatan kovalen dan ikatan hidrogen)

    Dalam sebuah molekul air dua buah atom hidrogen yang bersifat elektro positif berikatandengan sebuah atom oksigen yang bersifat elektro negatif melalui dua ikatan kovalen, yang masing-

    masing mempunyai energi sebesar 110,2 kkal per mol. Ikatan kovalen tersebut merupakan dasar bagi

    sifat air yang penting, misalnya kebolehan air sebagai pelarut.

    Daya tarik menarik di antara kutub positif sebuah molekul air dengan kutub negative molekul

    air lainnya menyebabkan terjadinya penggabungan molekul-molekul air melalui ikatan hidrogen. Ikatan

    hidrogen jauh lebih lemah daripada ikatan kovalen. Ikatan-ikatan hidrogen mengikat molekul-molekul

    air lain disebelahnya dan sifat inilah yang bertanggung jawab terhadap sifat mengalirnya air pada

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    7/23

    7

    tekanan 1 atmosfer, suhu 0-100oC. Kemampuan molekul air

    membentuk ikatan hidrogen menyebabkan pembentukan hidrat

    antara air dengan senyawa-senyawa lain yang mempunyai kutub O

    atau N, seperti senyawa methanol atau karbohidrat yang

    mempunyai gugus OH (hidroksil).

    Gambar 3. Ikatan-ikatan air membentuk heksagon dalam es

    Bila suhu air diturunkan, pelepasan panas akan mengakibatkan pergerakan molekul-molekul air

    diperlambat dan volumenya mengecil. Bila air didinginkan sampai suhu 4oC, suatu pola baru ikatan

    hydrogen terbentuk. Volume air sebaliknya mengembang ketika air diturunkan suhunya dari 4 oC

    sampai 0oC. Ketika panas dilepas lagi setelah air mencapai 0 oC terjadilah kristal, dan ketika air es

    berubah menjadi kristal es, volume mendadak mengembang. Es memerlukan ruang 1/11 kali lebih

    banyak daripada volume air pembentuknya, tetapi es bersifat kurang padat bila dibanding air,

    karenanya es terapung ke permukaan air.

    2.2 Air dalam Bahan Pangan

    Semua bahan pangan pasti memiliki kandungan air, karena kandungan air dalam

    bahan pangan akan menentukan acceptability, kesegaran dan daya tahan bahan. Istilah umum yang

    dipergunakan adalah air terikat (bound water) walaupun air terikat ini berbeda-beda tergantung daya

    ikat air terhadap suatu bahan. Air terikat yaitu air yang terikat secara fisik menurut sistem kapiler atau

    absorpsi karena adanya tenaga penyerapan. Air terikat secara kimia, yaitu air yang berada dalam

    bahan dalam bentuk kristal dan air yang terikat dalam sistem dispersi koloid. Air terikat di atas dapat

    berikatan dengan protein, selulosa, zat tepung, pektin, dan sebagian zat-zat yang terkandung dalam

    bahan pangan.

    Menurut derajat keterikatan air, air dapat dibagi atas empat tipe, yaitu:

    a) Tipe I, adalah molekul air yang terikat pada molekul-molekul lain melalui suatu ikatan hidrogen

    yang berenergi besar. Molekul air membentuk hidrat dengan molekul-molekul lain yang mengandung

    atom-atom O dan N seperti karbohidrat, protein, atau garam. Air tipe ini tidak dapat membeku pada

    proses pembekuan, tetapi sebagian air ini dapat dihilangkan dengan cara pengeringan biasa. Air tipe

    ini terikat kuat dan sering kali disebut air terikat dalam arti sebenarnya. Derajat pengikatan air

    sedemikian rupa sehingga reaksi-reaksi yang terjadi sangat lambat dan tidak terukur.

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    8/23

    8

    b) Tipe II, yaitu molekul-molekul air membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air lain, terdapat

    dalam mikrokapiler dan sifatnya agak berbeda dari air murni. Air jenis ini lebih sukar dihilangkan dan

    penghilangan air tipe II akan mengakibatkan penurunan aw (water activity). Bila sebagian air tipe II

    dihilangkan, pertumbuhan mikroba dan reaksi-reaksi kimia yang bersifat merusak bahan makanan

    seperti reaksi browning, hidrolisis, atau oksidasi lemak akan dikurangi. Jika air tipe II dihilangkan

    seluruhnya, kadar air bahan akan berkisar antara 3-7%, dan kestabilan optimum bahan makanan akan

    tercapai, kecuali pada produk-produk yang dapat mengalami oksidasi akibat adanya kandungan lemak

    tidak jenuh.

    c) Tipe III, adalah air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan seperti membran,

    kapiler, serat, dan lain-lain. Air tipe III inilah yang sering kali disebut air bebas. Air tipe ini mudah

    diuapkan dan dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikroba dan media bagi reaksi-reaksi kimiawi.

    Apabila air tipe III ini diuapkan seluruhnya, kandungan air bahan berkisar antara 12-25% dengan aw

    (water activity) kira-kira 0,8 tergantung dari jenis bahan dan suhu.

    d) Tipe IV, adalah air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air murni, dengan sifat-sifat

    air biasa dan keaktifan penuh.

    Selain ke-IV tipe diatas, ada pula yang beberapa penulis yang membedakan air kedalam air

    imbibisi dan air kristal. Air imbibisi merupakan air yang masuk ke dalam bahan pangan dan akan

    menyebabkan pengembangan volume, tetapi air ini tidak merupakan komponen penyusun bahan

    tersebut. Sedangkan air kristal adalah air terikat dalam semua bahan, baik pangan maupun nonpangan

    yang berbentuk kristal, seperti gula, garam, CuSO4, dll.

    Kandungan air beberapa bahan makanan yang umum menunjukkan bahwa banyaknya air

    dalam suatu bahan tidak ditentukan dari keadaan fisik bahan tersebut. Misalnya kandungan air dalam

    nata de coco 90% yang dalam keadaan fisiknya berupa padatan. Semua bahan makananmengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Air

    berperan sebagai pembawa zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme, sebagai media reaksi yang

    menstabilkan pembentukan biopolimer dan sebagainya.

    2.3 Peranan Air di Bidang Pangan

    Peran air dalam bahan pangan dan pengolahannya sangat penting sekali, diantaranya seperti:

    http://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.html
  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    9/23

    9

    1. Aktifitas enzim dalam bahan pangan

    Dalam bahan pangan, terdapat beberapa enzim yang hanya dapat bekerja jika ada air. Enzim tersebut

    tergolong enzim hidrolase seperti enzim protease, lipase, dan amylase

    2. Pelarut Universal

    Air merupakan senyawa polar yang hanya akan melarutkan senyawa yang polar. Senyawa-senyawa

    polar tersebut seperti garam (NaCl), vitamin (vitamin B dan C), gula (monosakarida, disakida,

    oligosakarida dan polisakarida) dan pigmen (klorofil)

    3. Medium Pindah Panas

    Dalam proses pengolahan pangan sering dilakukan pemasakan, dalam proses pemasakan

    tersebut digunakan kalor (panas). Kalor tersebut akan dihantarkan oleh air kebagian-bagian dalam

    bahan pangan secara merata, hal ini karena air mempunyai konduktivitas panas yang baik. Selain itu

    adanya air juga akan mempengaruhi kestabilan bahan pangan selama proses penyimpanan. Hal ini

    karena kestabilan bahan pangan tergantung dari aktivitas mikroba pembusuk seperti kapang, kamir

    dan jamur. Sedangkan aktivitas mikroba tersebut membutuhkan aw (water activity) tertentu yang

    bersifat spesifik untuk tiap jenis mikroba.

    Selain itu adanya air juga akan mempengaruhi kestabilan bahan pangan selama proses

    penyimpanan. Hal ini karena kestabilan bahan pangan tergantung dari aktivitas mikroba pembusuk

    seperti kapang, kamir dan jamur. Sedangkan aktivitas mikroba tersebut membutuhkan aw (water

    activity) tertentu yang bersifat spesifik untuk tiap jenis mikroba.

    Peranan air dalam berbagai produk hasil pertanian dapat dinyatakan sebagai kadar air dan

    aktivitas air. Sedangkan di udara dinyatakan dalam kelembaban relatif dan kelembaban mutlak. Air

    dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dari beberapa komponen disamping ikut sebagai bahan

    pereaksi.

    2.4Pengaruh Aktivitas Air Dalam Bidang Pangan

    Aktivitas air (aw) menunjukkan jumlah air bebas di dalam pangan yang dapat digunakan oleh

    mikroba untuk pertumbuhannya. Nilai aw pangan dapat dihitung dengan membagi tekanan uap air

    pangan dengan tekanan uap air murni. Jadi air murni mempunyai nilai aw sama dengan 1.

    Mikroba mempunyai kebutuhan aw minimal yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Di

    bawah aw minimal tersebut mikroba tidak dapat tumbuh atau berkembang biak. Oleh karena itu salah

    satu cara untuk mengawetkan pangan adalah dengan menurunkan aw bahan tersebut. Beberapa cara

    pengawetan pangan yang menggunakan prinsip penurunan aw bahan misalnya pengeringan dan

    penambahan bahan pengikat air seperti gula, garam, pati serta gliserol

    Kebutuhan aw untuk pertumbuhan mikroba umumnya adalah sebagai berikut :

    http://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.html
  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    10/23

    10

    1. Bakteri pada umumnya membutuhkan aw sekitar 0,91 atau lebih untuk pertumbuhannya. Akan tetapi

    beberapa bakteri tertentu dapat tumbuh sampai aw 0,75

    2. Kebanyakan kamir tumbuh pada aw sekitar 0,88, dan beberapa dapat tumbuh pada aw sampai 0,6

    3. Kebanyakan kapang tumbuh pada minimal 0,8.

    Bahan makanan yang belum diolah seperti ikan, daging, telur dan susu mempunyai aw di atas

    0,95, oleh karena itu mikroba yang dominan tumbuh dan menyebabkan kebusukan. Terutama adalah

    bakteri. Bahan pangan kering seperti biji-bijian dan kacang-kacangan kering, tepung, dan buah-buahan

    kering pada umumnya lebih awet karena nilai aw-nya 0,60 0,85, yaitu cukup rendah untuk

    menghambat pertumbuhan kebanyakan mikroba. Pada bahan kering semacam ini mikroba perusak

    yang sering tumbuh terutama adalah kapang yang menyebabkan bulukan.

    Seperti telah dijelaskan di atas, konsentrasi garam dan gula yang tinggi juga dapat mengikat

    air dan menurunkan aw sehingga menghambat pertumbuhan mikroba. Makanan yang mengandung

    kadar garam dan atau gula yang tinggi seperti ikan asin, dendeng, madu, kecap manis, sirup, dan

    permen, biasanya mempunyai aw di bawah 0,60 dan sangat tahan terhadap kerusakan oleh mikroba.

    Makanan semacam ini dapat disimpan pada suhu kamar dalam waktu yang lama tanpa mengalami

    kerusakan.

    Bunyi hukum Raoult tentang aktivitas air adalah : "Aktivitas air berbanding lurus dengan jumlah

    molekul di dalampelarut dan berbanding terbalik dengan molekul di dalamlarutan"

    Secaramatematis dapat ditulis sebagai :

    Dimana:

    Aw --> Aktivitas air

    n1 --> jumlah molekul yang dilarutkan

    n2 --> jumlah molekul pelarut

    2.5 Pengaruh Aktivitas Mikroba Dalam Bidang Pangan

    Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh faktorfaktor sebagai berikut : pertumbuhan

    dan aktivitas mikroba terutama bakteri, kapang, khamir, aktivitas enzim enzim di dalam bahan

    pangan, serangga, parasit dan tikus, suhu termasuk oksigen, sinar dan waktu. Mikroba terutama

    http://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pelaruthttp://id.wikipedia.org/wiki/Larutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Matematishttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Matematishttp://id.wikipedia.org/wiki/Larutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pelaruthttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekul
  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    11/23

    11

    bakteri, kapang dan khamir penyebab kerusakan pangan yang dapat ditemukan dimana saja baik

    di tanah, air, udara, di atas bulu ternak dan di dalam usus.

    Tumbuhnya bakteri, kapang dan khamir di dalam bahan pangan dapat mengubah komposisi

    bahan pangan. Beberapa diantaranya dapat menghidrolisa pati dan selulosa atau

    menyebabkan fermentasi gula sedangkan lainnya dapat menghidrolisa lemak dan menyebabkan

    ketengikan atau dapat mencerna protein dan menghasilkan bau busuk atau amoniak. Bakteri,

    kapang dan khamir senang akan keadaan yang hangat dan lembab. Sebagian besar bakteri

    mempunyai pertumbuhan antara 45 55oC dan disebut golongan bakteri thermofilik. Beberapa

    bakteri mempunyai suhu pertumbuhannya antara 20 45oC disebut golongan bakteri mesofilik,

    dan lainnya mempunyai suhu pertumbuhan dibawah 20oC disebut bakteri psikrofilik.

    Umumnya bakteri membutuhkan air (Avalaible Water) yang lebih banyak dari kapang dan ragi.

    Sebagian besar dari bakteri dapat tumbuh dengan baik pada aw mendekati 1,00. Ini berarti bakteri

    dapat tumbuh dengan baik dalam konsentrasi gula dan garam yang rendah kecuali bakteri

    bakteri yang memiliki toleransi terhadap konsentrasi gula dan garam yang tinggi. Media untuk

    sebagian besar bakteri mengandung gula tidak lebih dari 1% dan garam tidak lebih dari 0,85%

    (larutan garam fisiologis). Konsentrasi gula 3% - 4% dan garam 1 2% dapat menghambat

    pertumbuhan beberapa jenis bakteri.

    Jika tumbuh pada bahan pangan, bakteri dapat menyebabkan berbagai perubahan pada

    penampakan maupun komposisi kimia dan cita rasa bahanpngan tersebut. Perubahan yang dapat

    terlihat dari luar yaitu perubahan warna, pembentukan lapisan pada permukaan makanan cair atau

    padat, pembentukan lendir, pembentukan endapan atau kekeruhan pada miniman, pembentukan

    gas, bau asam, bau alkohol, bau busuk dan berbagai perubahan lainnya.

    2.6 Hubungan Kadar Air dengan Aktivitas Air

    Aktivitas air (aw) merupakan jumlah air bebas dalam bahan pangan yang digunakan untuk

    menunjang kebutuhan mikroorganisme. Semakin tinggi aw dalam bahan pangan maka semakin

    mudah rusak bahan pangan tersebut, hal tersebut menjadikan aktivitas air digunakan juga sebagai

    criteria dalam keamanan pangan serta kualitas pangan. Sebaliknya semakin rendah nilai aw maka

    bahan pangan semakin awet. Namun bila perlakuan penurunan aw tidak memungkinkan maka

    perlu diberi perlakuan tambahan seperti perlakuan pH dan suhu. Nilai aw antara 0 sampai 1, tanpa

    satuan.

    Sedangkan kadar air menggambarkan kandungan air yang terdapat dalam bahan pangan

    (dalam persen). Jumlah air tersebut mencakup jumlah air bebas dan air terikat yang ada dalam

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    12/23

    12

    bahan pangan. Nilai kadar air yang besar belum tentu menunjukkan semakin mudah rusak karena

    ada kemungkinan air yang ada dalam bahan pangan tersebut berupa air terikat.

    Hubungan aw dan kadar air, yaitu peningkatan aktivitas air yang selalu diikuti peningkatan

    kadar air tetapi tidak linier. Hubungan aktivitas air dengan kadar air dapat digambarkan dengan

    kurva MSI (Moisture Sorption Isotherm). Kurva MSI tidak berbentuk linier melainkan berbentuk

    sigmoid. Hal ini karena terdapat perbedaan derajad keterkaitan air dalam bahan pangan.

    Dalam kurva MSI terdapat dua pola yaitu absorbsi dan desorpsi. Absorbsi diukur dari kadar air

    rendah ketinggi, sedangkan kurva desorpsi diukur dari kadar air tinggi ke rendah. Selain itu kurva

    absorbs menggambarkan penyerapan air oleh bahan pangan dimulai dari kondisi kering hingga

    basah (misalnya : proses rehidrasi/penyerapan air), sedangkan kurva desorpsi menggambarkan

    kehilangan air suatu bahan pangan dimulai dari kondisi basah ke kondisi kering (misal : proses

    dehidrasi/pengeringan). Kurva MSI absorbsi dan desorpsi tidak menyatu, fenomena ini disebut

    hysteresis.

    2.7Faktor Penentu Kualitas Air

    Air memiliki karakteristik fisika, kimia dan biologis

    yang sangat mempengaruhi kualitas air tersebut. Oleh

    sebab itu, pengolahan air mengacu kepada beberapa

    parameter guna memperoleh air yang layak untuk

    keperluan domestik terutama pada industri minuman.

    Faktor Fisika

    Faktor-faktor fisika yang mempengaruhi kualitas air yang dapat terlihat langsung melalui fisik

    air tanpa harus melakukan pengamatan yang lebih jauh pada air tersebut. Faktor-faktor fisika pada air

    meliputi :

    1. Kekeruhan

    Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang

    terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri

    2. Temperatur

    Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen

    terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic yang

    mungkin saja terjadi

    http://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.html
  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    13/23

    13

    3. Warna

    Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang

    berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan

    4. Solid (zat padat)

    Kandungan zat padat menimbulkan bau, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen

    terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air

    5. Bau dan Rasa

    Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya

    gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik

    tertentu.

    Faktor Kimia

    Karakteristik kimia air menyatakan : banyaknya senyawa kimia yang terdapat di dalam air,

    sebagian di antaranya berasal dari alam secara alamiah dan sebagian lagi sebagai kontribusi aktivitas

    makhluk hidup. Beberapa senyawa kimia yang terdapat didalam air dapat dianalisa dengan beberapa

    parameter kualitas air. Parameter kualitas air tersebut dapat digolongkan sebagai berikut

    1. PH

    Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi

    klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi

    senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH

    2. DO (dissolved Oxygent)

    DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi

    atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik

    3. BOD (biological oxygen demand)

    BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan

    bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air secara biologi

    4. COD (chemical oxygen demand)

    COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara

    kimia

    5. Kesadahan

    Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya

    dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    14/23

    14

    pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan

    oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air

    6. Senyawa Kimia Beracun

    Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun terhadap

    manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat ( 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air

    bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligan, menimbulkan warna koloid merah (karat)

    akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia (Farida, 2002)

    Faktor Biologi

    Organisme mikro biasa terdapat dalam air permukaan, tetapi pada umumnya tidak terdapat

    pada kebanyakan air tanah karena penyaringan oleh aquifer. Organisme yang paling dikenal adalah

    bakteri. Adapun pembagian mokroorganisme didalam air dapat di bagi sebagai berikut:

    1. Bakteri

    Dengan ukuran yang berbeda-beda dari 1-4 mikron, bakteri tidak dapat dilihat dengan mata

    telanjang. Bakteri yang menimbulkan penyakit disebut disebut bakteri patogen

    2. Organisme Coliform

    Organisme colliform merupakan organisme yang tidak berbahaya dari kelompok colliform yang

    akan hidup lebih lama didalam air daripada organisme pathogen. Akan tetapi secara umum untuk air

    yang dianggap aman untuk dikonsumsi, tidak boleh lebih dari 1 didalam 100ml air

    3. Organisme Mikro Lainnya

    Disamping bakteri, air dapat mengandung organisme mikroskopis lain yang tidak diinginkan

    berupa ganggang dan jamur. Ganggang adalah tumbuh-tumbuhan satu sel yang memberi rasa dan

    bau pada air. Pertumbuhan ganggang yang berlebihan dapat dicegah dengan pemakaian sulfat

    tembaga atau klorin. Jamur adalah tanaman yang dapat tumbuh tanpa sinar matahari dan pada waktu

    tertentu dapat merajalela pada pipapipa air, sehingga menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak.

    2.8 Syarat Air yang Baik Dikonsumsi

    1. pH normal

    Air normal memiliki kisaran nilai pH 6,5 8,5; apabila pH > 8,5 berarti air bersifat basa dan

    akan terasa licin dikulit. Untuk mengidentifikasi pH air dapat digunakan indikator universal atau pH

    meter.

    2. Tidak mengadung bahan kimia beracun

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    15/23

    15

    3. Tidak mengandung garam atau ion-ion logam

    Air dengan kandungan ion logam, seperti zat besi tinggi akan menyebabkan air berwarna

    kuning. Pertama keluar dari kran, air nampak jernih namun setelah beberapa saat air akan berubah

    warna menjadi kuning, bahkan dalam jangka waktu lama akan membentuk endapan kuning dan

    menempel didasar bak penampungan air. Hal ini disebabkan karena zat besi dalam air berupa ion Fe2+,

    kemudian zat besi di bak penampungan air tersebut berinteraksi dengan udara bebas sehingga

    teroksidasi menjadi ion Fe3+dan berwarna kuning. Untuk mengidentifikasi air mengandung suatu ion

    logam dapat digunakan alat uji air

    4. Kesadahan rendah

    Air sadah biasanya juga disebut air berkapur. Air seperti ini sangat mudah dikenali, biasanya

    muncul bercak-bercak putih dikamar mandi. Selain itu, air berkapur menyebabkan pakaian yang dicuci

    sangat sukar berbusa sehingga boros deterjen dan sabun mandi, pakaian hasil cucian pun terlihat

    kusam terutama pakaian berwarna putih.

    5. Tidak mengandung bahan organik

    Air yang mengandung senyawa organik biasanya akan berwarna kuning permanen. Air seperti

    ini biasanya terdapat di daerah bakau dan tanah gambut yang kaya akan kandungan senyawa organik.

    Berbeda dengan kuning akibat kadar besi tinggi, air kuning permanen ini sudah berwarna kuning saat

    pertama keluar dari kran sampai beberapa saat kemudian didiamkan akan tetap berwarna kuning.

    2.9 Analisis Kadar Air

    Analisa kadar air dalam bahan pangan penting untuk bahan pangan segar dan olahan. Analisa

    sering menjadi tidak sederhana karena air dalam bahan pangan berada dalam bentuk terikat secara

    fisik atau kimia dengan komponen bahan pangan lainnya sehingga sulit memecahkan ikatan-ikatan air

    tersebut. Berikut beberapa cara untuk menganalisis kadar air :

    2.9.1 Analisis Kadar Air Secara Langsung

    Analisis kadar air metode langsung dilakukan dengan cara mengeluarkan air dalam bahan

    pangan dengan bantuan pengeringan oven, desikasi, distilasi, ekstraksi, dan teknik fisikokimia lainnya.

    Jumlah air dapat diketahui dengan cara penimbangan, pengukuran volume atau cara langsung lainnya.

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    16/23

    16

    Metode ini mempunyai ketelitian tinggi, namun memerlukan pengerjaan relatif lama dan kebanyakan

    bersifat manual.

    Metode analisis kadar air secara langsung sendiri terbagi menjadi 5 macam, yaitu sebagai berikut.

    1. Metode gravimetri (pengeringan dengan oven)

    Dilakukan dengan cara mengeluarkan air dari bahan dengan proses pengeringan dalam oven

    (oven udara atau oven vakum, hal ini berdasarkan tekanan yang digunakan saat pengeringan).

    Ada dua macam metode gravimetri yaitu metode oven udara dan metode vakum.

    - Metode oven udara

    Metode ini didasarkan atas berat yang hilang sehingga sampel seharusnya mempunyai

    kestabilan panas yang tinggi dan tidak mengandung komponen yang mudah menguap. Air dikeluarkan

    dari bahan pada tekanan udara (760 mmHg) sehingga air menguap pada suhu 1000oC yaitu sesuai titik

    didihnya. Oven yang digunakan umumnya dipanaskan dengan listrik atau dengan pemanas inframerah

    yang dilengkapi dengan neraca analitik yang terpasang didalamnya. Analisa kadar air dengan oven

    berpemanas infrared dapat dilakukan dengan cepat (untuk analisis kadar air rutin), tidak

    mengakibatkan kenaikan suhu berlebihan pada sampel.

    Radiasi infrared mempunyai kekuatan penetrasi yang kuat sehingga air dalam bahan dapat

    diuapkan pada suhu tidak lebih dari 700oC. Pada oven berpemanas listrik, air pada bahan dapat

    diuapkan pada suhu 1000oC.

    Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi analisa air dengan metode oven yaitu

    penimbangan contoh/bahan, kondisi oven, pengeringan contoh, dan perlakuan setelah pengeringan.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi yang berkaitan dengan kondisi oven adalah fluktuasi suhu,

    kecepatan aliran, serta kelembaban udara dalam oven.

    - Metode oven vakum

    Kelemahan dari pengeringan dengan oven udara diperbaiki dengan metode oven vakum. Pada

    metode ini, sampel dikeringkan dalam kondisi tekanan rendah (vakum) sehingga air dapat menguap

    dibawah titik didih normal (1000oC), misal antara suhu 60-700oC. Pada suhu 60-700oC tidak terjadi

    penguraian senyawa dalam sampel selama pengeringan. Untuk analisis sampel bahan pangan yang

    mengandung gula, khususnya mengandung fruktosa, senyawa ini cenderung mengalami penguraian

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    17/23

    17

    pada suhu yang lebih tinggi. Tekanan yang digunakan pada metode ini umumnya berkisar antara 25-

    100 mmHg.

    2. Metode Distilasi

    Metode distilasi azeotropik yang dapat diterapkan ada dua, yaitu distilasi langsung dan distilasi

    azeotropik.

    - Distilasi Langsung

    Air diuapkan dari pelarut (menarl) yang imisibel atau t idak dapat bercampur dengan air yang

    mempunyai titik didih tinggi. Alat yang digunakan adalah alat distilasi. Selama pemanasan, air yang

    menguap dikondensasi, lalu ditampung dalam gelas ukur dan ditentukan volume airnya untuk

    mengukur kadar air.

    - Distilasi azeotropik

    Air diuapkan bersama-sama dengan pelarut yang sifatnya imisibel pada perbandingan yang

    tetap. Tiga jenis pelarut yang sering digunakan adalah toluena, xilena (dimetil benzena), dan

    tetrakloroetilena. Toluena paling banyak digunakan. Toluena dan xilena memiliki berat jenis lebih

    rendah dari air, berat jenis toluena 0,866 g/ml, xilena 0,866-0,87 g/ml. Tetrakloroetilena mempunyai

    berat jenis lebih tinggi dari air 1,62 g/ml.

    Penggunaaan pelarut yang mempunyai berat jenis lebih ringan dari air bertujuan agar air

    berada di bagian bawah gelas penampung sehingga pengukuran volume lebih mudah. Penggunaan

    pelarut dengan berat jenis lebih tinggi akan menyulitkan pengukuran volume air ( akan terbentuk dua

    meniskus sehingga ketelitian kurang).

    Pada kondisi biasa, titik didih air dan toluen akan bersama-sama menguap pada suhu 850C

    dengan perbandingan air toluen = 20:80. Uap air dan pelarut dikondensasi, oleh karena air dan toluen

    tidak dapat bercampur maka setelah kondensasi air dan toluen akan terpisah sehingga volume air

    dapat ditentukan.

    3. Metode Karl Fischer

    Metode ini digunakan untuk mengukur kadar air contoh dengan metode volumetri berdasarkan

    prinsip titrasi. Titran yang digunakan adalah pereaksi Karl Fischer (campuran iodin, sulfur dioksida, dan

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    18/23

    18

    pridin dalam larutan metanol). Pereaksi karl fischer pada metode ini sangat tidak stabil dan peka

    terhadap uap air oleh karena itu sebelum digunakan pereaksi harus selalu distandarisasi.

    Selama proses titrasi terjadi reaksi reduksi iodin oleh sulfur dioksida dengan adanya air. Reaksi

    reduksi iodin akan berlangsung sampai air habis yang ditunjukka munculnya warna coklat akibat

    kelebihan iodin. Penentuan titik akhir titrasi sulit dilakukan karena kadang-kadang perubahan warna

    yang terjadi tidak terlalu jelas.

    Pereaksi karl fischer sangat sensitif terhadap air. Sehingga metode ini dapat diaplikasikan

    untuk analisis kadar air bahan pangan yang mempunyai kandungan air sangat rendah (seperti

    minyak/lemak, gula, madu, dan bahan kering). Metode Karl Fischer juga dapat digunakan untuk

    mengukur kadar air konsentrasi 1 ppm.

    4. Metode Desikasi Kimia

    Dengan bantuan bahan kimia yang mempunyai kemampuan menyerap air tinggi, seperti: fosfor

    pentaoksida (P2O5), barium monoksida (BaO), magnesium perklorat (MgCl3), kalsium klorida

    anhidrous (CaCl2), dan asam sulfat (H2SO4) pekat. Senyawa P2O5, BaO, dan MgClO3 merupakan

    bahan kimia yang direkomendasi oleh AOAC (1999).

    Metode analisis ini cukup sederhana. Contoh yang akan dianalisis ditempatkan pada cawan

    kemudian diletakkan dalam desikator. Bahan pengering ditaburkan atau dituangkan pada alas

    desikator. Proses pengeringan berangsung pada suhu kamar sampai berat konstan/tetap. Untuk

    mencapai berat konstan dibutuhkan waktu lama dan keseimbangan kadar airnya tergantung pada

    reaktivitas kimia komponen dalam contoh tersebut terhadap air.

    Metode ini sangat sesuai untuk bahan yang mengandung senyawa volatil (mudah menguap)

    tinggi, seperti rempah-rempah. Penggunaan suhu kamar dapat mencegah hilangnya senyawa

    menguap selama pengeringan.

    5. Metode Termogravimetri

    Metode ini dilakukan dengan cara mengeluarkan air dari bahan dengan bantuan panas.

    Perubahan berat (karena hilangnya air dari bahan selama pemanasan) dicatat oleh neraca termal

    (thermobalance) secara otomatis sebagai fungsi dari waktu dan suhu.

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    19/23

    19

    Diperoleh kurva perubahan berat selama pemanasan untuk suatu program suhu tertentu.

    Pencatatan berlangsung sampai bahan mencapai berat konstan/tetap. Penimbangan dilakukan secara

    otomatis di dalam alat pengering dan kesalahan akibat penimbangan sangat kecil. Analisis dilakukan

    dalam waktu yang singkat. Jumlah sampel yang digunakan hanya sedikit yaitu berkisar mg sampai 1

    gram. Kurva perubahan berat air selama pengeringan dapat menunjukkan sifat fisiko kimia tentang

    gaya yang mengikat air pada komponen di dalam contoh serta data kinetik dari proses pengeringan.

    2.9.2 Analisis kadar air metode tidak langsung

    Metode ini dilakukan tanpa mengeluarkan air dari bahan dan tidak meusak bahan sehingga

    pengukuran tidak bersifat merusak (tidak dekstruktif). Waktu pengukuran dilakukan dengan cepat dan

    dimungkinkan untuk menjadikan kontinyu dan otomatik.

    Metode ini merupakan penerapan untuk mengontrol proses-proses di industri.

    Metode yang banyak diterapkan adalah sebagai berikut:

    Metode listrik-elektronika (konduktivitas DC-AC dan konstanta dielektrik)

    Metode ini didasarkan pada pengukuran tahanan yang ditimbulkan dari bahan yang

    mengandung air. Analisis dilakukan dengan cara menempatkan sejumlah contoh di dalam wadah kecil

    di antara sua elektroda, selanjutnya arus listrik yang melewati contoh diukur berdasarkan tahanan

    listriknya.

    Penyerapan gelombang mikro

    Hal ini didasarkan pada pengukuran penyerapan energi gelombang mikro oleh molekul air

    dalam bahan. Molekul air yang mempunyai dua kutub akan menyerap beberapa ribu kali lebih banyak

    energi gelombang mikro dibandingkan bahan kering dalam volume yang sama. Gelombang mikrodengan frekuensi 9-10 GHz dapat digunakan untuk memantau kadar air bahan berkadar air rendah,

    padatan atau cairan. Peralatan utamanya adalah dua buah antena yang berfungsi sebagai pemancar

    dan penerima gelombang. Pengukuran dilakukan dengan cara bahan ditempatkan diantara ke dua

    antena tanpa menyentuh antena.

    Penyerapan sonik dan ultrasonik

    Hal ini dilakukan berdasarkan kemampuan molekul air dalam menyerap energi sonik dan

    ultrasonik. Derajat penyerapannya tergantung pada jumlah air yang terdapat dalam bahan. Pengukuran

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    20/23

    20

    dilakukan dengan cara bahan ditempatkan diantara generator energi (sebagai pensuplai energi sonik

    dan ultrasonik) dan mikrofon sebagai penerima. Energi yang diterima selanjutnya diperkuat sehingga

    terbaca pada voltmeter dan selanjutnya data diubah menjadi data kadar air.

    Metode spektroskopi (inframerah dan NMR)

    Metode spektroskopi inframerah didasarkan pada pembentukan spektrum penyerapan

    inframerah yang sangat spesifik oleh molekul air yang terdapat pada bahan (padat atau cairan). Pita-

    pita penyerapan inframerah oleh molekul air terjadi pada panjang gelombang 0,76; 0,97; 1,16; 1,45;

    dan 1,94 m. Intensitas penyerapan sinar inframerah berbanding lurus dengan kadar air.

    Penentuan kadar air dilakukan dengan membandingkan penyerapan energi pada panjang gelombang

    tersebut dengan kadar air standar yang sebelumnya sudah ditentukan dengan metode langsung.Metode ini sangat sensitif untuk bahan yang mengandung air sangat rendah sampai sekitar 0,05%.

    Metode ini banyak digunakan untuk mengukur kadar air biji-bijian dan produk tepung. Selain itu metode

    ini relatif mahal untuk digunakan pada penelitian. Industri besar tepung gandum dan kedelai

    menggunakan metode ini untuk mengontrol kadar air proses produksi.

    Sedangkan metode spektroskopi NMR didasarkan pada sifat-sifat nuklir dari atom-atom

    hidrogen dalam molekul air. Perputaran atom hidrogen dalam molekul air yang berbeda dengan

    perputaran atom hidrogen dalam molekul lain dapat diidentifikasi yang selanjutnya dapat dijadikan

    sebagai parameter pengukuran kadar air. Metode ini dapat mengukur kadar air bahan dari kisaran 5-

    100%. Analisis berlangsung cepat, tidak menggunakan suhu tinggi, tidak destruktif, dapat mengukur air

    terikat berbeda sifatnya dengan air bebas). Pengerjaan mahal, cukup rumit, tidak cocok untuk analisis

    bahan yang mengandung lemak/minyak tinggi.

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    21/23

    21

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Pertanyaan Diskusi dan Pembahasannya

    - Pertanyaan 1 : Apa sebenarnya yang dimaksud dengan air kapiler? Dan termasuk air tipe?

    Pembahasan:

    Air kapiler merupakan air yang terikat dalam rongga-rongga jaringan kapiler yang halus dari bahan

    pangan. Kondisi air kapiler dapat digambarkan seperti air yang terkurung dalam rongga-rongga butiran.

    Air kapiler ini mempunyai tekanan uap yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tekanan uapbebas. Besar kecilnya tekanan uap tergantung pada besar kecilnya daya tarik kapiler.

    Air kapiler ini termasuk air tipe air yang terikat secara fisik (tipe II). Jika air tipe II dihilangkan semua

    kadar air bahan 3-7%. Penghilangan air tipe II menyebabkan penurunan Aw yang dapat menekan

    pertumbuhan mikroba dan dapat mencegah reaksi kimia yang dapat merusak makanan seperti

    browning, hidrolisis atau oksidasi lemak.

    - Pertanyaan 2 : Apakah jenis air yang terdapat di bahan pangan nabati ataupun hewani? Dalam bahn

    pangan nabati ataupun hewani mengandung air bebas lebih banyak daripada air terikat atau air terikat

    lebih banyak daripada air bebas?

    Pembahasan :

    Umumnya semua bahan pangan baik nabati maupun hewani memiliki air bebas ataupun air terikat

    yang jenisnya termasuk jenis air yang terikat secara kimia, terikat secara fisik ataupun air bebas yang

    terdapat di permukaan bahan pangan itu sendiri. Bahan pangan nabati lebih dominan mengandung air

    bebas karena dilihat dari bentuk fisik dari bahan pangan nabati yang gampang terkena kerusakan

    terlebih kerusakan oleh mikroorganisme ataupun aktivitas respirasi dan transpirasi ( kerusakan

    kimiawi). Sedangkan bahan pangan hewani umumnya banyak mengandung air terikat seperti pada

    daging yang mengandung air konstitusi yang banyak karena air yang terkandung dalam daging yang

    diikat oleh protein. Tapi kadar dari air bebas ataupun air terikat tidak terpaku dari perbedaan bahan

    pangan nabati ataupun bahan pangan hewani, mungkin kadar air bebas dan air terikat bisa dibedakan

    kadarnya tergantung jenis dari bahan pangan itu sendiri.

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    22/23

    22

    - Pertanyaan 3 : apa perbedaan antara air primer, air sekunder dan air tersier?

    Pembahasan :

    - Air terikat primer (ATP) atau fraksi air pertama adalah bagian air yang terikat sangat kuat oleh

    molekul bahan kering (solid), yang disebut satu lapis molekul air atau monolayer water(BET

    1938, Van de Berg & Bruin 1981). Air terikat primer dapat ditentukan berdasarkan model

    matematika isoterm sorpsi air BET. Dengan cara ini dapat dihasilkan kadar air kritikal pertama

    Mp.

    - Air terikat sekunder (ATS) atau fraksi air kedua merupakan lapisan multilayer water(Rockland

    1969) yang analisisnya dapat menggunakan model matematika semi logaritma (Soekarto,

    1978). Dengan cara ini dapat dihasilkan kadar air kritikal kedua Msdan aktivitas air kritikal as.

    - Air terikat tersier (ATT) merupakan daerah fraksi air ketiga yang terikat lemah. Pada daerah ini

    mikroba dapat tumbuh dan produk akan dirusak oleh pertumbuhan mikroba. Penentuan batas

    atas atau kapasitas air terikat tersier didasarkan pada konsep bahwa air bebas (yang mampu

    menghasilkan uap jenuh RH 100%) mempunyai Aw=1 dan air terikat mempunyai Aw

  • 7/13/2019 Makalah Kimia Pangan (Air)

    23/23

    23

    DAFTAR PUSTAKA

    Winarno, F. G. (1984), Kimia Pangan Dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

    Anonim, 2014, Pengukuran Kadar Air. Diakses darihttp://indo-digital.com/pengukuran-kadar-

    air.html#ixzz3DXSTOsjG(Akses: 9 Oktober 2014)

    Hayati, Rita (2010), Kajian Fraksi Air. Diakses dari

    http://jurnal.unsyiah.ac.id/agrista/article/viewFile/701/654(Akses: 8 Oktober 2014)

    Franisa, Risna (2014), Air Dalam Bahan Pangan. Diakses dari

    http://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.html (Akses: 9 Oktober 2014)

    http://www.google.com

    http://indo-digital.com/pengukuran-kadar-air.html#ixzz3DXSTOsjGhttp://indo-digital.com/pengukuran-kadar-air.html#ixzz3DXSTOsjGhttp://indo-digital.com/pengukuran-kadar-air.html#ixzz3DXSTOsjGhttp://indo-digital.com/pengukuran-kadar-air.html#ixzz3DXSTOsjGhttp://jurnal.unsyiah.ac.id/agrista/article/viewFile/701/654http://jurnal.unsyiah.ac.id/agrista/article/viewFile/701/654http://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://risnafranisa.blogspot.com/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.htmlhttp://jurnal.unsyiah.ac.id/agrista/article/viewFile/701/654http://indo-digital.com/pengukuran-kadar-air.html#ixzz3DXSTOsjGhttp://indo-digital.com/pengukuran-kadar-air.html#ixzz3DXSTOsjG