makalah hidrosefalus

16
Makalah Hidrosefalus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembang maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan keperawatan yang khusus. Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001). Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi yang ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya saja pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi dan diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun2nya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang pada orang dewasa tulang tengkorak tidak mampu lagi melebar. B. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan umum Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan hidrosefalus dan dapat merancang berbagai cara untuk mengantisipasi masalah serta dapat melakukan asuhan pada kasus hidrosefalus. 2. Tujuan Khusus

Upload: ida-ayu-kade-trisnayanthi

Post on 20-Dec-2015

54 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Terjadi jika komponen ginjal belum berjalan dan HCO3- masih dalam keadaannormal. Seperti pada edema pulmonal akut, aspirasi benda asing, atelektasis, pneumutorak, syndrome tidur apnea, pemberian oksigen pada pasien hiperkapneakronis (kelebihan CO2 dalam darah), ARSP

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Hidrosefalus

Makalah HidrosefalusBAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus dikenal

sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembang maka

mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor

penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap

penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini

secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup

menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan

pelayanan keperawatan yang khusus.

Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel

serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001). Hydrocephalus dapat

terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi yang ditandai dengan membesarnya

kepala melebihi ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya

hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya saja pada bayi gejala klinisnya

tampak lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi dan diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi

ubun2nya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan

melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang pada orang dewasa tulang tengkorak tidak mampu lagi

melebar.

B.     Tujuan Pembelajaran

1.      Tujuan umum

Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai hal

yang berhubungan dengan hidrosefalus dan dapat merancang berbagai cara untuk mengantisipasi

masalah serta dapat melakukan asuhan pada kasus hidrosefalus.

2.      Tujuan Khusus

  Mengetahui pengrtian dari Hidrosefalus

  Mengetahui Etiologi dan Patofisiologi dari Hhidrosefalus

  Mengetahui Tanda dan Gejala Hidrosefalus

  Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik dan Komplikasi pada Hidrosefalus

  Mengetahui Penatalaksanaan dari Hidrosefalus

  Mengetahui Asuhan Keperawatan  pada pasien Hidrosefalus

Page 2: Makalah Hidrosefalus

C.    Materi Pembelajaran

a.       Defenisi

b.      Etiologi

c.       Manifestasi Klinis

d.      Patofisiologi

e.       Klasifikasi

f.       Komplikasi

g.      Periksaan Diagnostik

h.      Penatalaksanaan

                        

D.  Metode Pembelajaran

1.      Metode Wawancara

2.      Teknik Observasi

3.      Periksaan Fisik

4.      Teknik Dokumentasi

BAB II

MATERI PEMBAHASAN

A.    Defenisi

Hydrocephalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang

subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi daan Yuliani, 2001).

Hydrochepalus yaitu timbul bila ruang cairan serebro spinalis interna atau eksternal melebar

( Mumenthaler, 1995).

Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya

cairan cerebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi sehingga

terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal (Ngatisyah, 1997).

Hydrocephalus berkembang jika aliran serebro spinal terhambat pada tempat sepanjang

perjalanannya, timbulnya hydrocephalus akibat produksi berlebihan cairan serebrospinal

dianggap sebagai proses yang intermitten setelah suatu infeksi atau trauma. Ini dapat terjadi

Page 3: Makalah Hidrosefalus

kelainan yang progresif pada anak – anak yang disebabkan oleh papyloma pleksus dapat diatasi

dengan operasi (Mumenthaler, 1995). Pembagiaan hydrocephalus pada anak dan bayi

Hydrocephalus pada anak atau bayi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Kongenital

Merupakan hydrocphalus yang sudah diderita sejak bayi dilahirkan sehingga pada saat

lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil, terdesak oleh banyaknya cairan dalam kepala dan

tingginya tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.

b. Non Kongenital

Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar dengan penyebabnya yaitu penyakit

– penyakit tertentu misalnya trauma, TBC yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak

tuntas.Pada hydrocephalus didapat pertumbuhan otak sudah sempurna, tetapi kemudian teganggu

oleh sebab adanya peninggian tekanan intrakranial sehingga perbedaan antara hydrocephalus

kongenital dan hydrocephalus non kongenital terletak pad pembentukan otak dan kemungkinan

prognosanya.

Berdasarkan letak obstruksi CSF hydrocephalus pada bayi dan anak ini juga dalam 2

bagian, terbagi yaitu;

a. Hydrocephalus Komunikan (kommunucating hydrocephalus)

Pada hydrocephalus Komunikan obstruksinya terdapat pada rongga subarachnoid,

sehingga terdapat aliran bebas CSF dalam sistem ventrikel sampai ke tempat sumbatan.

b. Hydricephalus Non komunukan (nonkommunican hydrocephalus)

Pada hydrocephalus nonkomunikan obstruksinya terdapat dalam system ventrikel

sehingga menghambat aliran bebas dari CSF. Biasanya gangguan yang terjadi pada

hydrocephalus kongenital adalah pada sistem ventikel sehingga terjadi bentuk hydrocephalus

nonkomunikan.

B.     Etiologi

Etiologi Hidrosefalus menurut L.Djoko Listiono (1998 );

1. Sebab-sebab Prenatal

Sebab prenatal merupakan faktor yang bertanggung jawab atas terjadinya hidrosefalus

kongenital yang timbul in- utero ataupun setelah lahir. Seabb-sebab ini mencakup malformasi

( anomali perkembangan sporadis ), infeksi atau kelainan vaskuler. Pada sebagian besar pasien

banyak yang etiologi tidak dapat diketahui dan untuk ini diistilahkan sebagai hidrosefalus

idiopatik.

2. Sebab-sebab Postnatal

a.         Lesi masa menyebabkan peningkatan resistensi aliran liquor serebrospinal dan kebanyakan

tumor berlokasi di fosa posterior.Tumor lain yang menyebabkan hidrosefalus adalah tumor di

daerah mesencephalon. Kista arachnoid dan kista neuroepitalial merupakn kelompok lesi masa

yang menyebabkan aliran gangguan liquor berlokasi di daerah supraselar atau sekitar foramen

magmum.

Page 4: Makalah Hidrosefalus

b.        Perdarahan yang disebabkan oleh berbagai kejadian seperti prematur, cedera kepala, ruptura

malformasi vaskuler.

c.         Meningitis. Semua meningitis bakterialis dapat menyebabkan hidrosefalus akibat dari fibrosis

leptomeningeal. Hidrosefalus yang terjadi biasanya multi okulasi, hal ini disebabkan karena

keikutsertaan adanya kerusakan jaringan otak

d.        Gangguan aliran vena. Biasanya terjadi akibat sumbatan antomis dan fungsional seperti

akhondroplasia dimana terjadi gangguan drainase vena pada basis krani, trombosis jugularis.

 Penyebab sumbatan aliran CSF, Penyebab sumbatan aliran CSF yang sering terdapat

pada bayi dan anak – anak. Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi

adalah:

1. Kelainan bawaan

a. Stenosis Aquaductus sylvi

Merupakan penyebab yang paling sering pada bayi/anak (60-90%) Aquaductus dapat

berubah saluran yang buntu sama sekali atau abnormal ialah lebih sempit dari biasanya.

Umumnya gejala Hidrocefalus terlihat sejak lahir/progresif dengan cepat pada bulan-bulan

pertama setelah lahir.

b. Spina bifida dan cranium bifida

Biasanya berhubungan dengan sindrom Arnold-Chiari akibat tertariknya medula spinalis

dengan medula oblongata dan cerebelum, letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum

sehingga terjadi penyumbatan sebagian/total.

c. Sindrom Dandy-Walker

Merupakan atresia congenital foramen luscha dan mengendie dengan akibat Hidrocefalus

obstruktif dengan pelebran sistem ventrikel terutama ventrikel IV sehingga merupakan krista

yang besar di daerah losa posterior.

d. Kista Arachnoid

Dapat terjadi   conginetal membai etiologi menurut usia

e. Anomali Pembuluh Darah  

2. Infeksi

Infeksi mengakibatkan perlekatan meningen (selaput otak) sehingga terjadi obliterasi

ruang subarakhnoid,misalnya meningitis.

3. Perdarahan

4. Neoplasma

Terjadinya hidrosefalus disini oleh karena obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap

aliran CSS. Neoplasma tersebut antara lain:

  Tumor Ventrikel kiri

  Tumorfosa posterior

  Pailoma pleksus khoroideus

  Leukemia, limfoma

Page 5: Makalah Hidrosefalus

5.      Degeneratif.

Histositosis incontentia pigmenti dan penyakit krabbe.

6.      Gangguan Vaskuler

  Dilatasi sinus dural

  Thrombosis sinus venosus

  Malformasi V. Galeni

  Ekstaksi A. Basilaris

  Arterio venosusmalformasi

TANDA DAN GEJALA

            Kepala bisa berukuran normal dengan fontanela anterior menonjol, lama kelamaan

menjadi besar dan mengeras menjadi bentuk yang karakteristik oleh peningkatan dimensi

ventrikel lateral dan anterior – posterior diatas proporsi ukuran wajah dan bandan bayi.

Puncak orbital tertekan kebawah dan mata terletak agak kebawah dan keluar dengan

penonjolan putih mata yang tidak biasanya. Tampak adanya dsitensi vena superfisialis dan kulit

kepala menjadi tipis serta rapuh.

Uji radiologis : terlihat tengkorak mengalami penipisan dengan sutura yang terpisah –

pisah dan pelebaranvontanela.

Ventirkulogram menunjukkan pembesaran pada sistim ventrikel . CT scan dapat

menggambarkan sistim ventrikuler dengan penebalan jaringan dan adnya massa

pada ruangan Occuptional.

Pada bayi terlihat lemah dan diam tanpa aktivitas normal. Proses ini pada tipe

communicating dapat tertahan secara spontan atau dapat terus dengan menyebabkan atrofi optik,

spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan kematian, jika anak hidup maka akan terjadi

retardasi mental dan fisik.

C.    Manifestasi Klinik

Kepala bisa berukuran normal dengan fontanela anterior menonjol, lama kelamaan

menjadi besar dan mengeras menjadi bentuk yang karakteristik oleh peningkatan dimensi

ventrikel lateral dan anterior – posterior diatas proporsi ukuran wajah dan bandan bayi. Puncak

orbital tertekan ke bawah dan mata terletak agak kebawah dan keluar dengan penonjolan putih

mata yang tidak biasanya. Tampak adanya dsitensi vena superfisialis dan kulit kepala menjadi

tipis serta rapuh.Uji radiologis : terlihat tengkorak mengalami penipisan dengan sutura yang

terpisah – pisah dan pelebaran vontanela. Ventirkulogram menunjukkan pembesaran pada sistim

ventrikel . CT scan dapat menggambarkan sistim ventrikuler dengan penebalan jaringan dan

adnya massa pada ruangan Occuptional. Pada bayi terlihat lemah dan diam tanpa aktivitas

normal. Proses ini pada tipe communicating dapat tertahan secara spontan atau dapat terus

Page 6: Makalah Hidrosefalus

dengan menyebabkan atrofi optik, spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan kematian, jika

anak hidup maka akan terjadi retardasi mental dan fisik.

1.  Bayi :

   Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.

   Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi tegang, keras, sedikit

tinggi dari permukaan tengkorak.

   Tanda – tanda peningkatan tekanan intracranial antara lain :

         Muntah

          Gelisah

         Menangis dengan suara ringgi

         Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan pernafasan

dan tidak teratur, perubahan pupil, lethargi – stupor.

  peningkatan tonus otot ekstrimitas

  Dahi menonjol atau mengkilat dan pembuluh – pembuluh darah terlihat jelas

  Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera terlihat seolah – olah diatas iris

  Bayi tidak dapat melihat ke atas, ‘‘Sunset Eyes”

  Strabismus, nystagmus, atropi optic

  Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas

2. Anak yang telah menutup suturanya;

Tanda – tanda peningkatan intarakranial

         Nyeri kepala

         Muntah

         Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas

         Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10 tahun

         Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer

         Strabismus

         Perubahan pupil

Page 7: Makalah Hidrosefalus

D.    Patofisiologi

Hidrocephalus ini bisa terjadi karena konginetal (sejak lahir), infeksi

(meningitis,pneumonia,TBC), pendarahan di kepala dan faktor bawaan (stenosis aquaductus

sylvii) sehingga menyebabkan adanya obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan

subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan ventrikuler mengkerut dan

merobek garis ependymal. White mater dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi

menjadi pita yang tipis. Pada gray matter terdapat pemeliharaan yang bersifat selektif, sehingga

walaupun ventrikel telah mengalami pembesaran gray matter tidak mengalami gangguan. Proses

dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba – tiba / akut dan dapat juga selektif tergantung pada

kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi dan anak kecil

sutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi peningkatan massa cranial. Jika

fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan mengembang dan terasa tegang pada

perabaan.Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga / keturunan yang terpaut seks) menyebabkan

titik pelebaran pada ventrikel laterasl dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk

khas yaitu penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow). Syndroma

dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di luar pada ventrikel IV.

Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol memenuhi sebagian besar ruang dibawah

tentorium. Klien dengan tipe hidrosephalus diatas akan mengalami pembesaran cerebrum yang

secara simetris dan wajahnya tampak kecil secara disproporsional.

Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga membatasi ekspansi

masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala : Kenailkan ICP sebelum ventrikjel cerebral

menjadi sangat membesar. Kerusakan dalam absorbsi dan sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak

komplit. CSF melebihi kapasitas normal sistim ventrikel tiap 6 – 8 jam dan ketiadaan absorbsi

total akan menyebabkan kematian.

Page 8: Makalah Hidrosefalus

Pada pelebaran ventrikular menyebabkan robeknya garis ependyma normal yang pada

didning rongga memungkinkan kenaikan absorpsi. Jika route kolateral cukup untuk mencegah

dilatasi ventrikular lebih lanjut maka akan terjadi keadaan kompensasi.

          

E.     Klasifikasi

Klasifikasi hidrosefalus bergantung pada faktor yang berkaitan dengannya, berdasarkan;

1.      Gambaran klinis, dikenal hidrosefalus manifest ( overt hydrocephalus ) dan hidrsefalus

tersembunyi ( occult hydrocephalus )

2.      Waktu pembentukan, dikenal hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus akuisita.

3.      Proses terbentuknya, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus kronik.

4.      Sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus non komunikans.

Hidrosefalus interna menunjukkan adanya dilatasi ventrikel, hidrosefalus eksternal

menunjukkan adanya pelebaran rongga subarakhnoid di atas permukaan korteks. Hidrosefalus

obstruktif menjabarkan kasus yang mengalami obstruksi pada aliran likuor. Berdasarkan gejala,

dibagi menjadi hidrosefalus simptomatik dan asimptomatik. Hidrosefalus arrested menunjukan

keadaan dimana faktor-faktor yang menyebabkan dilatasi ventrikel pada saat tersebut sudah

Page 9: Makalah Hidrosefalus

tidak aktif lagi. Hidrosefalus ex-vacuo adalah sebutan bagi kasus ventrikulomegali yang

diakibatkan atrofi otak primer, yang biasanya terdapat pada orang tua. (Darsono, 2005)

F.     Komplikasi

Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004)

1.      Peningkatan TIK

2.      Pembesaran Kepala

3.      Kerusakan Otak

4.      Meningitis, Ventrikularis, abses abdomen

5.      Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun

6.      Kerusakan jaringan saraf

7.      Proses aliran darah terganggu

8.      Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik

9.      Infeksi; septicemia, endokarditi, infeksi luka, nefritis, meningitis, ventrikulitis, abses otak

G.    Pemeriksaan Diagnostik

Selain dari gejala-gejala klinik, keluhan pasien maupun dari hasil pemeriksaan fisik dan

psikis, untuk keperluan diagnostik hidrosefalus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang

yaitu;

1.      Rontgen foto kepala

Dengan prosedur ini dapat diketahui

a.    Hidrosefalus tipe kongenital/infantile, yaitu: ukuran kepala, adanya pelebaran sutura, tanda-tanda

peningkatan tekanan intrakranial kronik berupa imopressio digitate dan erosi prosessus

klionidalis posterior.

b.    Hidrosefalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah menutup maka dari foto rontgen kepala

diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan intrakranial.

2. Transimulasi

Syarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka, pemeriksaan ini dilakukan

dalam ruangan yang gelap setelah pemeriksa beradaptasi selama 3 menit. Alat yang dipakai

lampu senter yang dilengkapi dengan rubber adaptor. Pada hidrosefalus, lebar halo dari tepi sinar

akan terlihat lebih lebar 1-2 cm.

3. Lingkaran kepala

Diagnosis hidrosefalus pada bayi dapat dicurigai, jika penambahan lingkar kepala

melampaui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart (jarak antara dua garis kisi 1 cm) dalam

kurun waktu 2-4 minggu. Pada anak yang besar lingkaran kepala dapat normal hal ini disebabkan

oleh karena hidrosefalus terjadi setelah penutupan suturan secara fungsional.

Tetapi jika hidrosefalus telah ada sebelum penutupan suturan kranialis maka penutupan

sutura tidak akan terjadi secara menyeluruh.

4. Ventrikulografi

Page 10: Makalah Hidrosefalus

Setelah kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang

ventrikel yang melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup untuk

memasukkan kontras dibuatkan lubang dengan bor pada kranium bagian frontal atau oksipitalis.

Ventrikulografi ini sangat sulit, dan mempunyai risiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah

memiliki fasilitas CT Scan, prosedur ini telah ditinggalkan.

5. Ultrasanografi

Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG diharapkan dapat

menunjukkan system ventrikel yang melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG pada

penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam menentukan keadaan sistem

ventrikel hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem

ventrikel secara jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CT Scan.

6. CT Scan Kepala

Pada hidrosefalus obstruktif CT Scan sering menunjukkan adanya pelebaran dari

ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar dari occipital horns

pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan densitas

oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS.

Pada hidrosefalus komunikans gambaran CT Scan menunjukkan dilatasi ringan dari semua

sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari daerah sumbatan.

7. MRI ( Magnetic Resonance Image )

Untuk mengetahui kondisi patologis otak dan medula spinalis dengan menggunakan

teknik scaning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh.

H.    Penatalaksanaan

Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori ”live saving and live sustaining” yang

berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah

secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip

pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:

1.      Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus koroidalis dengan tindakan

reseksi atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid (diamox) yang menghambat

pembentukan cairan serebrospinal.

2.      Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal dengan tempat absorbsi yaitu

menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid

3.      Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni:

a.   Drainase ventrikule-peritoneal

b.   Drainase Lombo-Peritoneal

c.   Drainase ventrikulo-Pleural

d.   Drainase ventrikule-Uretrostomi

e.   Drainase ke dalam anterium mastoid

Page 11: Makalah Hidrosefalus

f.   Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung melalui kateter yang

berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan pengaliran cairan serebrospinal ke

satu arah. Cara ini merupakan cara yang dianggap terbaik namun, kateter harus diganti sesuai

dengan pertumbuhan anak dan harus diwaspadai terjadinya infeksi sekunder dan sepsis.

4.       Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah diagnosis lengkap

dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di daerah kepala dan dilakukan pembukaan

tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang pintasan dipasang. Disusul kemudian dibuat

sayatan kecil di daerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan, antara ujung

selang di kepala dan perut dihubiungakan dengan selang yang ditanam di bawah kulit hingga

tidak terlihat dari luar.

5.      Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan jenis

silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.

Ada 2 macam terapi pintas/ “ shunting “:

1. Eksternal

CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara. Misalnya: pungsi

lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal.

2. Internal

    a.   CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain :

         Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor-Kjeldsen)

         Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior

         Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronhus.

         Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum

         Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum.

b.      “Lumbo Peritoneal Shunt”

CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan operasi

terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.

Teknik Shunting:

1.      Sebuah kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu oksipitalis atau kornu

frontalis, ujungnya ditempatkan setinggi foramen Monroe.

2.      Suatu reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS untuk dilakukan analisis.

3.      Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini, baik yang terletak proksimal dengan tipe

bola atau diafragma (Hakim, Pudenz, Pitz, Holter) maupun yang terletak di distal dengan katup

berbentuk celah (Pudenz). Katup akan membuka pada tekanan yang berkisar antara 5-

150 mm, H2O.

4.      Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke dalam atrium kanan jantung

melalui v. jugularis interna (dengan thorax x-ray ® ujung distal setinggi 6/7).

Page 12: Makalah Hidrosefalus

Ventriculo-Peritneal Shunt

a. Slang silastik ditanam dalam lapisan subkutan

b. Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang peritoneum.

Pada anak-anak dengan kumparan silang yang banyak, memungkinkan tidak diperlukan

adanya revisi walaupun badan anak tumbuh memanjang.

Komplikasi yang sering terjadi pada shunting: infeksi, hematom subdural, obstruksi, keadaan

CSS yang rendah, ascites akibat CSS, kraniosinostosis.

BAB III

PENDIDIKAN KESEHATAN

1.      Mengajurkan Para Ibu utnuk menjaga kesehatan kehamilan

2.      Mennganjurkan para Ibu untuk memperhatikan Gizi dan makanan

3.      Jika mengetahui tanda – tanda hidrosefalus pada anak, segera periksa ke Dokter dan tangani

secara tuntas

4.      Sebaiknya para Ibu jangan terlalu banyak melakukan pekerjaan yang berat-berat

5.      Menganjurkan Para Ibu untuk memberikan makanan yang bergizi pada anak

Page 13: Makalah Hidrosefalus

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Jumlah cairan serebrospinal (CSF) dalam rongga serebrospinal yang berlebihan dapat

meningkatkan tekanan sehingga dapat merusak jaringan saraf. Keadaan ini disebut

hydrocephalus yang berarti “kelebihan air dalam kubah tengkorak”. Jadi, hydrocephalus dapat

diakibatkan oleh pembentukan cairan berlebihan oleh pleksus koroideus, absorpsi yang

inadekuat, atau obstruksi aliran keluar pada salah satu  ventrikel atau lebih.

Ada dua jenis hydrocephalus : nonkomunikans, yaitu aliran cairan dari sistem ventrikel

ke ruang subarachnoid mengalami sumbatan dan komunikans yaitu tidak ada sumbatan.

Sindroma klinis yang berhhubungan dengan dilatasi yang progresif pada sistem ventrikuler

serebral dan kompresi gabungan dari jaringan – jaringan serebral selama produksi. CSF yang ada

menigkatkan kecepatan absorpsi oleh vilii arachnoid. Akibat berkelebihannya cairan

serebrospinal dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang –

ruang tempat mengalirnya cairan. Penyebab penyumbatan aliran CSF yang sering terjadi pada

bayi dan anak adalah kelainan bawaan (kongenital), infeksi, neoplasma, dan perdarahan.

B.     Saran

Page 14: Makalah Hidrosefalus

Tindakan alternatif selain oprasi di terapkan khususnya bagi kasus – kasus yang

mengalami sumbatan di dalam system ventrikel. Dalam hal ini maka tindakan terapeutik

semacam ini perlu.s