makalah alkaloid sirih merah dan brotowali.pdf

15
MAKALAH FARMAKOGNOSI II SIRIH MERAH DAN BROTOWALI (TANAMAN YANG MENGADUNG ALKALOID) DISUSUN OLEH : Kelompok : II (Dua) 1. Andera Meka Susu (12 01 01 002) 2. Andrean Revinaldy (12 01 01 003) 3. Annisa Gustina (12 01 01 005) 4. Deby Ratna Asih (12 01 01 011) 5. Desi Trisiah (12 01 01 013) 6. Indah Dinanti (12 01 01 023) 7. Josafin Immanuel S. (12 01 01 025) 8. Lidya Rostika (12 01 01 028) 9. Santri (12 01 01 045) 10. Sintya Lara Marista (12 01 01 046) 11. Tince Atika (12 01 01 050) Kelas : S-1 Reg Far A SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFI) BHAKTI PERTIWI PALEMBANG TAHUN AJARAN 2014-2015

Upload: desi-trisiah

Post on 13-Sep-2015

127 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bhakti Pertiwi Palembang

TRANSCRIPT

  • MAKALAH

    FARMAKOGNOSI II

    SIRIH MERAH DAN BROTOWALI

    (TANAMAN YANG MENGADUNG ALKALOID)

    DISUSUN OLEH :

    Kelompok : II (Dua)

    1. Andera Meka Susu (12 01 01 002)

    2. Andrean Revinaldy (12 01 01 003)

    3. Annisa Gustina (12 01 01 005)

    4. Deby Ratna Asih (12 01 01 011)

    5. Desi Trisiah (12 01 01 013)

    6. Indah Dinanti (12 01 01 023)

    7. Josafin Immanuel S. (12 01 01 025)

    8. Lidya Rostika (12 01 01 028)

    9. Santri (12 01 01 045)

    10. Sintya Lara Marista (12 01 01 046)

    11. Tince Atika (12 01 01 050)

    Kelas : S-1 Reg Far A

    SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFI)

    BHAKTI PERTIWI PALEMBANG

    TAHUN AJARAN 2014-2015

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Sholawat dan salam

    kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan

    kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan sedikit pun.

    Demi memenuhi mata kuliah Farmakognosi II maka disusunlah makalah ini,

    yang berjudul Sirih Merah dan Brotowali (Tanaman yang mengandung Alkaloid).

    Besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang

    yang membacanya. Amin.

    Palembang, Desember 2014

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Cover .............................................................................................................. i

    Kata Pengantar ................................................................................................ ii

    Daftar Isi........................................................................................................... iii

    BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 1

    BAB II Pembahasan ....................................................................................... 2

    A. Mengenal Tanaman Sirih Merah ......................................................... 2

    B. Mengenal Tanaman Brotowali ............................................................ 8

    BAB III Penutup ............................................................................................. 11

    Daftar Pustaka ................................................................................................. 12

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    Indonesia kaya akan berbagai jenis tumbuhan. Tumbuhan tersebut dapat

    memberikan manfaat pada berbagai bidang antara lain bidang pertanian,

    perkebunan, kehutanan bahan industri, bahan dasar obat-obatan dan sebagainya.

    Karena itulah kita haru mengenal dan memahami tumbuhan tersebut dimulai dari

    klasifikasi, asal, kandungan kimia, bentuk tumbuhan, maupun manfaat nya dalam

    dunia pengobatan di Indonesia.

    Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dan brotowali (Tinospora crispa

    (L.) adalah tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat kerena banyak

    mengandung senyawa yang sangat berguna bagi pengobatan berbagai penyakit,

    yaitu mengandung senyawa alkaloid dan senyawa metabolit sekunder lainnya.

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Mengenal Tanaman Sirih Merah

    a. Klasifikasi

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Piperales

    Famili : Piperaceae

    Genus : Piper

    Spesies : Piper crocatum Ruiz & Pav.

    b. Bentuk Tanaman

    Batangnya bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya

    bertangkai membentuk jantung dengan bagian atas meruncing bertepi rata dan

    permukaan mengkilap/tidak berbulu. Panjang daunnya bisa mencapai 15-20 cm.

    Warna daun bagian atas hijau bercorak putih keabu-abuan. Bagian bawah daun

  • berwarna merah hati cerah. Daunnya berlendir, berasa sangat pahit, dan beraroma

    wangi khas sirih. Batangnya berjalur dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm.

    Disetiap buku bakal akar.

    Menurut Syariefa (2006) sirih merah merupakan tanaman yang tumbuh

    merambat dan sosoknya mirip tanaman lada. Tinggi tanaman biasanya mencapai

    10 m, tergantung pertumbuhan dan tempat merambatnya. Batang sirih berkayu

    lunak, beruas-ruas, beralur dan berwarna hijau keabu-abuan. Daun tunggal

    berbentuk seperti jantung hati, permukaan daun licin, bagian tepi rata dan

    pertulangannya menyirip. Bunga majemuk tersusun dalam bulir, merunduk dan

    panjangnya sekitar 5-15 cm seperti yang ditunjukkan pada gambar.

    c. Asal : Sulawesi

    d. Habitat

    Tanaman sirih merah tergolong langka karena tidak tumbuh disetiap tempat /

    daerah. Sirih merah tidak dapat tumbuh baik. Jika terlalu banyak terkena sinar

    matahari, batangnya cepat mengering, tetapi jika disiram secara berlebih akar dan

  • batang cepat membusuk. Pada musim hujan banyak tanaman sirih merah yang

    mati akibat batangnya membusuk dan daun yang rontok. Tanaman sirih merah

    akan tumbuh dengan baik jika mendapat 60 75 % cahaya matahari. Di Indonesia

    tanaman sirih merah banyak terdapat di daerah bandung dan yogyakarta.

    Pembibitan dan perbanyakan sirih merah dilakukan secara vegetatif dengan stek,

    cangkok dan runduk batang (Sudewo, 2005).

    e. Kandungan Kimia

    Alkaloid, terpenoid, isoprenoid, flavonoid, cyanogenic, glucoside,

    glucosinolate dan non protein amino acid. Alkaloid merupakan metabolit

    sekunder yang paling banyak di produksi tanaman.

    f. Bagian yang digunakan

    Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daunnya. Daun sirih

    merah dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia, maupun ekstrak kapsul.

    g. Penanaman

    Caranya :

    1. Sediakan media tanam stek berupa pasir, tanah dan kompos.

    Perbandingannya 1:1:1. Masukkan ke dalam polybag berdiameter 10 cm

    yang bagian bawahnya sudah dilubangi.

    2. Pilih batang sirih merah yang sudah tua.

    3. Potong batang sirih kira-kira dua ruas. Jangan asal potong. Sebaiknya

    batang yang diplih sudah memiliki 2 -3 lembar daun.

    4. Rendam potongan batang ini ke dalam air biasa kira-kira 15 menit lalu

    angkat.

  • 5. Masukkan setek ke dalam media tanam yang sudah disediakan.

    6. Letakkan setek yang sudah ditanam di tempat teduh. Sinar matahari kira-

    kira 60 persen saja

    h. Penanganan pasca panen

    Tanaman sirih merah siap untuk dipanen minimal berumur 4 bulan, pada saat

    ini tanaman telah mem-punyai daun 16 20 lembar. Ukuran daunnya sudah

    optimal dan panjangnya mencapai 15 20 cm. Daun yang akan dipanen harus

    cukup tua, bersih dan warnanya mengkilap karena pada saat itu kadar bahan

    aktifnya sudah tinggi. Cara pemetikan dimulai dari daun tanaman bagian bawah

    menuju atas.

    Setelah dipetik, daun disortir dan direndam dalam air untuk membersihkan

    kotoran dan debu yang menempel, kemudian dibilas hingga bersih dan ditiriskan.

    Selanjutnya daun dirajang dengan pisau yang tajam, bersih dan steril, dengan

    lebar irisan 1 cm. Hasil rajangan dikering anginkan di atas tampah yang telah

    dialas kertas sampai kadar airnnya di bawah 12%, selama lebih kurang 3 4 hari.

    Rajangan daun yang telah kering dimasukkan ke dalam kan-tong plastik

    transparan yang kedap air, bersama-sama dimasukan silika gel untuk penyerap air,

    kemudian ditutup rapat. Kemasan diberi label tanggal pengemasan selanjutnya

    disimpan di tempat kering dan bersih. Dengan penyimpanan yang baik simplisia

    sirih merah dapat bertahan sampai 1 tahun.

    Cara penggunaan simplisia sirih merah yaitu dengan merebus sebanyak 3 4

    potongan rajangan dengan satu gelas air sampai mendidih. Setelah mendidih,

    rebusan tersebut disaring dan didinginkan. Penggunaan sirih merah dapat

  • dilakukan selain dalam bentuk simplisia juga dalam bentuk teh, serbuk, dan

    ekstrak kapsul.

    i. Khasiat dan Manfaat

    Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam siri merah memiliki khasiat

    sebagai berikut: Senyawa flavonoid dan polivenol berfungsi sebagai antioksidan,

    antideabetik, antikanker, antiseptik dan antiflamasi. senyawa alkoloid pada sirih

    merah juga dapat dimanfaatkan sebagai penghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

    Suatu penelitian yang dilakukan dengan media tikus putih me3mbuktikan

    bahwa rebusan daun sirih merah yang diberikan kepada tikus putih yang telah

    terkena diabetes dapat menurunkan kadar gula dalam darah pada tikus putih

    tersebut ini membuktikan bahwa Sirih merah dapat digunakan sebagai obat untuk

    menurunkan kadar gula darah dan mengontrol kadar gula darah dalam tubuh

    penderitadiabetes militus yang di konsumsi secara rutin. selain berkhasiat sebagai

    pengontrol dan penurun kadar gula darah dalam tubuh sirih merah juga dapat

    dimanfaatkan untuk penyembuhan penyakit-penyakit lain seperti Hipertensi,

    radang lever, radang prostat, radang mata, keputihan maag, kanker payu darah,

    nyeri sendi dan juga dapat dimanfaatkan sebagai penjaga stamina.

    Selain sebagai obat sirih merah juga di manfaatkan oleh masyarakat jogja

    sebagai uborampe dalam acara-acara adat kraton yang digunakan untuk ngadi

    saliro dan juga digunakan sebagai alat kecantikan oleh beberapa putri-putri

    keraton sebagai penghalus kulit. Kandungan karvakol pada daun sirih merah

    bermanfaat sebagai desenfektan, dan anti jamur, sehingga berfungsi sebagai obat

    kumur dan obat keputihan.

  • Kandungan senyawa eugenol berfungsi sebagai obat pereda nyeri atau

    analgetik. kandungan tanin berfungsi sebagai penyembuh sakit perut khusunya

    diare dan juga dapat digunakan sebagai obat antiseptik pada luka. Sirih merah

    juga dapat dibudidayakan karena tanaman ini bernilai ekonomis sangat tinggi 4

    5 lembar daun sirih merah mencapai harga 7 15 ribu rupiah sehingga dapat

    digunakan sebagaimata pencaharian.

    j. Produk

    Kapsul

    Teh Herbal

  • B. Mengenal Tanaman Brotowali

    a. Klasifikasi

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Ranunculales

    Famili : Menispermaceae

    Genus : Tinospora

    Spesies : Tinospora crispa (L.)

    b. Asal

    Asia Tenggara (South east asia) cukup luas, meliputi wilayah Cina,

    Semenanjung (peninsula) Melayu, Filipina, dan Indonesia

    c. Kandungan Kimia

    Pada tanaman brotowali terdapat kandungan senyawa kimia, mulai dari daun,

    batang, hingga akar. Kandungan kimia tersebut terdiri dari alkaloid, pati, glikosida

  • pikroretosid, dammar lunak, pati, harsa, berberin, palmatin glikosid pikroretosid,

    dan zat pahit pikroretin.

    d. Bagian yang digunakan : Batang

    e. Penanaman

    Menanam brotowali sangatlah mudah. Hanya dengan memotong batangnya

    lalu ditancapkan di tanah (stek), bisa hidup. Potongan batang yang akan ditanam

    tidak perlu panjang, cukup satu jengkal saja bisa hidup, namun tanaman ini lebih

    suka di tanah yang gembur dan ada perlindungan. Jamu rebusan lain yang

    pahitnya hampir sama dengan rebusan brotowali, diantaranya sambiloto dan

    rebusan daun johar.

    f. Pemanenan

    Menggunakan sabit atau arit serta golok dengan cara memotong batang yang

    telah tua, dengan ukuran diameter sekitar 0,5 cm - 1 cm. kemudian batangnya

    dirajang dengan menggunakan pisau dan talenan, pemotongan dilkaukan dengan

    cara melintang searah dengan ketebalan 2 mm - 3 mm. selanjutnya brotowali

    dicuci dan ditiriskan pada tampi yang berlubang-lubang kemudian dikeringkan di

    bawah sinarmatahari dengan menggunakan tampi atau tepal, usahakan dalam

    pengeringan simplisia tidak saling menindih agar kering merata. Untuk brotowali

    lama pengeringan 4 hari dengan bobot basah 5,1 kg. setelah kering sampel

    ditimbang lembali untuk mendapatkan obbot keringnya yaitu 500 gr kemudian

    dikemas dalam kantung plastic hitam dan diberi laber yang tercantum nama

    tanaman, bobot kering dan tanggal pengemasan lalu disimpan di gudang.

  • g. Khasiat dan Manfaat

    1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar.

    2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.

    3. Kencing manis.

    h. Produk

    Kapsul

    Serbuk

  • BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) merupakan suatu tanaman obat

    yang mengandung senyawa aktif berupa alkaloid, saponin, tannin, flavonoid,

    polifenolad dan minyak atsiri. Kandungan terbesarnya adalah alkaloid yang

    dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

    Brotowali (Tinospora crispa (L.) merupakan suatu tanaman obat yang

    mengandung senyawa aktif berupa alkaloid, pati, glikosida pikroretosid,

    dammar lunak, pati, harsa, berberin, palmatin glikosid pikroretosid, dan zat

    pahit pikroretin.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Cahyana, D. 2006. Sirtih Merah Musuh Baru Beragam Penyakit, dalam

    Majalah Trubus No.434, tahun XXXVII Januari 2006, hlm 86.

    Sudewo, B. 2005. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. PT. AgroMedia

    Pustaka, Jakarta.

    Duryatmo, S. 2006. Wajah Ganda Sirih Merah, dalam Majalah Trubus

    No.434, tahun XXXVII Januari 2006, hlm 93.

    Harborne, J B. 1987. Metode Fitokimia. ITB, Bandung.

    Hernani & M. Rahardjo. Tanaman Berkhasiat antioksidan. Penebar Swadaya,

    Jakarta.

    Mardiana, L. 2004. Kanker pada Wanita : Pencegahan dan Pengobatan

    dengan Tanaman Obat. Penebar Swadaya, Jakarta.

    Dasuki, U. 1994. Sistematika Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas

    Bidang Ilmu Hayati. ITB, Bandung

    Wijayakusuma, H. 2000. Hidup Sehat Cara Hembing. Buku 15. PT.

    AgroMedia Pustaka, Jakarta.