mak valerian
DESCRIPTION
manfaat valerian.TRANSCRIPT
MAKALAH FITOTERAPI DASAR
VALERIAN ( VALERIAN OFFICINALIS )
Disusun oleh:
Farida Amalia (0808010002) Atzary Dyah Ayu CD (0808010108)
Ginascita Intan Agastra (0808010004) Dwi Jaka Leksana (0908010130)
Fandy Prasojo (0808010014) Teti Sunarti (0908010134)
M.Tri Budi (0808010016) Sugiarti (0908010139)
Widiyanto (0808010038) Lili Liana Dewi (0908010148)
Dewi Sriwahyuni (0808010078)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2011
PENDAHULUAN
1. Deskripsi
Valerian (Valeriana officinalis) adalah tanaman yang tergolong dalam famili Velerianaceae.
Tanaman ini asli dari benua Eropa dan beberapa bagian di Asia, namun sekarang dapat pula
dijumpai di benua Amerika. Valerian telah dikenal manfaatnya sebagai obat insomnia sejak
zaman Yunani dan Romawi kuno. Hippocrates menjelaskan sifat-sifat tanaman ini, dan Galen
kemudian meresepkannya sebagai obat insomnia. Masyarakat sekitar menggunakan tanaman
dari spesies valerian sebagai obat tradisional yaitu sebagai obat penenang yang ringan. Penelitian
ilmiah telah membuktikan bahwa valerian memiliki efek penenang namun mekanisme biokimia
yang pasti dan komponen aktifnya belum sepenuhnya di ketahui.
Akar dan rhizome dari valerian officinalis L. di gunakan dalam pangobatan tradisional
eropa sebagai obat penenang yang ringan dan aman. Penelitian terakhir menunjukan bahwa
spesies lain dari valerian pada umumnya juga bisa digunakan. Seperti Valerian Meksiko
(Valeriana edulis Nutt. Ex Torr & Gray atau V. Mexicana DC) kaya akan unsur-unsur aktif.
Valerian India (V.wallichii DC atau V.Jatamansi Jones) juga digunakan dalam obat tradisional.
Valerian Jepang (V. fauriel Briq.) secara substansi berbeda dari semua spesies ini dan tidak akan
di bahas disini.
Valerian dan kandungan minyak juga telah digunakan dalam pembuatan pafum (akar
valerian memiliki wangi yang kuat dan khas). Selain senyawa valepotriate, ekstrak valerian juga
mengandung senyawa-senyawa berikut ini: berbagai jenis alkaloida (aktinidin, katinin,
valerianin, dan valerin), senyawa isovaleramida, senyawa GABA (gamma-aminobutyric acid)
yakni senyawa neurotransmitter yang berhubungan dengan efek sedasi valerian, asam valerat,
minyak atsiri, dan senyawa flavanon (hesperidin, 6-metilapigenin, dan linarin).
Dosis ekstrak valerian bervariasi antara 2-10 mg per hari, hal ini disebabkan oleh kesulitan
penentuan dosis karena kurangnya standardisasi dan variabilitas jenis sediaannya. Efek samping
yang terjadi bila mengkonsumsi valerian dalam dosis tinggi (500 mg) adalah sakit perut,
perasaan bodoh secara mental, lesu, dan depresi sedang. Jangan mengoperasikan
kendaraan/mesin bila sedang mengkonsumsi valerian, karena efek mengantuknya dapat
membahayakan.
2. Pandangan Tradisional
Valerian telah digunakan dalam obat-obatan tradisional sejak zaman Dioscorides dan Galen.
Valerian digunakan pada jenis epilepsi tertentu. Valerian dianggap memiliki pengaruh luarbiasa
dalam sistem cerebrospinal, pada umumnya sebagai penenang dalam kondisi syaraf yang tegang,
steres dan neuralgia. Valerian digunakan untuk meningkatkan tidur, umumnya oleh masyarakat
sivil di Inggris selama perang dunia ke-2. Di eropa, minyak valerian terkenal untuk mengobati
kolera. Hal yang berhubungan dengan rangsangan otak digunakan dalam pengobatan chorea,
histeris (depresi mental, kemurungan) dan bentuk demam rendah dimana rangsangan syaraf di
perlukan. (aktifitas disini disarankan sebagai pertolongan sirkulasi otak). Valerian digunakan
untuk menghilangan iritasi dan sakit yang memerlukan istirahat dan tidur serta dianggap
berguna dalam syaraf sakit kepala. Baik V.officinalis dan wallichii telah digunakan pada
pengobatan tradisional Ayurvedic untuk histeris, penyakit syaraf dan epilepsi. Referensi juga
telah dibuat untuk penggunaan jangka panjang untuk mengobati penyakit gangguan syaraf
(akibat pertempuran) setelah Perang Dunia I.Valerian India juga dinobatkan sebagai carminative
dan antispasmodic.
3. Uji Klinik Pendukung Indikasi
- Indikasi
Insomnia, kegelisahan, tekanan syaraf: mungkin berguna bagi pengobatan depresi atau
kegelisahan, khususnya bila digabungkan dengan obat tradisonala lainnya, khususnya
Hypericum perforatum.
- Penggunaan Dalam Pengobatan Tradisional
Untuk meningkatkan tidur dan sebagai sebuah anxiolytic bagi syaraf yang tegang, stress,
neuralgia, gangguan syaraf (akibat perang), epilepsy; menghilangkan gangguan
pencernaan,dan kejang pada otot halus.
- Kemungkinan Dari Uji Farmakologi
Meringankan gejala-gejala penarikan benzodiazepine.
- Sediaan - Sediaan
Akar atau rhizoma sebagai jamu-jamuan (yang direbus); ekstrak cairan dan tablet untuk
obat dalam (diminum/ditelan).
- Dosis
3–9 g akar/rhizome kering per-hari.2–6 ml dari 1:2 ekstrak cairan per-hari, 5 – 15 ml dari
1 :5 larutan per-hari.
Komisi E merekomendasikan bahwa akar valerian mungkin bisa di gunakan untuk obat luar,
contoh sebagai cairan untuk mandi, kemungkinan sebagai penenang dan untuk meningkatkan
tidur.
PEMBAHASAN
1. DATA TEKNIS BOTANI
Valerian officinalis, anggota dari keluarga Valerianaceae, adalah tanaman obat yang
tumbuh hingga 1 meter. Valerian officinalis adalah istilah kolektif dan termasuk subspecies dan
varietas. Polypiody terdapat pada spesies, yang meliputi diploid sampai ke tipe octoploid. Daun
berlawanan dan kebanyakan runcing, meskipun pangkalnya kecil dan kadang-kadang bergerigi.
Bunganya hermaphrodite, tersusun pada pangkal batang.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Dipsacales
Famili : Valerianaceae
Genus : Valeriana
Spesies : Valeriana javanica (Bl.) Dc
2. KANDUNGAN UNSUR-UNSUR
Kandungan kimia dari Radix valerianae tergantung pada varietas, umur tanaman, kondisi
pertumbuhan, dan tipe serta lama penyimpanan ekstrak. Pharmacopoeia Eropa mendefinisikan
akar valerian dari valerian officinalis mengandung tidak kurang dari 5ml/kg minyak esensial.
Valerian officinalis (valerian eropa):
Iridoids (0.5–2 %), di ketahui sebagai vale (valeriana-epoxy-triesters): termasuk valtrate,
isovaltrate, didrovaltrate, acevaltrate.
Minyak esensial (0.35–1 %), containing monoterpenes (utamanya borneol, bonyl asetat),
sesquiterpenes (beta-bisabolene, valerenal (akar segar) susunan carboxylic (ester dari
valerianik/asam isovalerik).
Valeriana edulis (valerian meksiko) mengandung 3–8% iridoids (dan lebih banyak mengandung
valtrate/ isovaltrate).
valeriana wallichii (valerian India) mengandung 3–6% iridoids. Asam valerenik dan asam
acetoxyvalerenik ciri khas dari V.officinalis. Penelitian di Belanda mengindikasikan ada
beraneka kandungan dari senyawa ini dalam akar valerian.
Konstituen sekunder (antara 0.05–0.67%) adalah valepotriates. Komponen utama dari
valepotriates adalah valtrat dan isovaltrat (yang biasanya terdapat lebih dari 90% dari kandungan
valepotriates). Dihidrovaltrat, isovaleroksi-hidroksidihidrovaltrat, 1-asevaltrat atau kandungan
senyawa lain dapat juga ada dalam jumlah kecil.Valepotriates adalah senyawa tidak stabil;
mereka bersuhu labil dan tidak beraturan dibawah kondisi asam atau alakalin atau di dalam
larutan alcohol. Hal ini dikarenakan struktur epoxide dan kehilangan kandungan pada waktu
penyimpanan dan pengolahan, khususnya jika pengeringannya tidak sempurna. Produk yang
terdegradasi antara lain baldrinal, homobaldrinal, dan valtroxal. Baldrinal-baldrinal yang
terbentuk dalam akar valerian kering atau ekstraknya bisa membusuk menjadi produk tidak aktif.
Bau khas valerian kering berhubungan dengan asam isovalerik yang dikeluarkan pada
pembusukan valepotriate-valpotriate.
Beberapa valpotriate telah menunjukan cytotoxicity yang berat secara in vitro dan
menyebabkan kita harus memperhatikan keamanan valerian. Bagaimanapun, penelitian
mengindikasikan bahwa valepotriates tidak cytoxic ketika diberikan secara oral; valepotriate
yang tidak stabil tidak bertahan dalam kesaman lambung dan dari pembusukan produk.
3. AKTIVITAS FARMAKOLOGI
a. Aktifitas Penenang
Valeriana officinalis mengandung beberapa kelompok dari senyawa-senyawa yang
bertanggung jawab bagi aktifitas penenangnya. Sementara penelitian terdahulu terkonsentrasi
pada efek dari minyak esensial, pada umumnya percaya bahwa hanya memberikan sedikit
kontribusi pada aktifitasnya (kira-kira sepertiga). Penelitian terhadap valerian pada tahun 50an
menunjukan bahwa minyak esensial tidak benar-benar bertanggungjawab pada aktifitas
penenang. Hal ini mengarahkan pada pencarian senyawa-senyawa lain dan valepotriate-
valpotriete ditemukan 10 tahun kemudian. Perhatian kemudian terfokus pada valepotriate-
valepotriate dan pembusukan produknya. Akhir-akhir ini perhatian terfokus pada asam valerenik
dan dan turunan-turunannya sebagai komponen penting yang unik pada valerian Eropa.
Senyawa-senyawa ini mungkin menjelaskan aktifitas ekstrak encer dari valerian yang tercatat
dalam percobaan klinis.
Ketika valpotriates dipelajari dan dibandingkan dengan chlorpromazine (semacam obat
antipsychotic), ia menunjukan bahwa efek panenang mereka lebih lemah tapi, tidak seperti
chlorpromazine, mereka sebenarnya meningkatkan koordinasi. Percobaan-percobaan pada
kucing menunjukan tidak adanya penurunan reaktifitas tapi penurunan pada kegelisahan dan
agresi. Sementara diazepam (valium) meningkatkan toxicitas alcohol. Efek serupa tidak terjadi
dengan valepotriat-valepotriat.
Pemberian intraperitoneal asam valerenik (50–100 mg/kg) menunjukan satu sifat khas pusat
depresan dalam percobaan pada tikus dan dibandingkan dengan diazepam, chlorpromizen serta
pentobarbital. Sebuah penurunan dalam motilitas dan perpanjangan dari pentobarbital-
menyebabkan waktu tidur terlihat.
Sebuah penelitian menemukan bahwa valerian pada dosis 12.0 mg/kg membalikan efek
kegelisahan diazepam akut yang di hasilkan dari tikus percobaan, sedangkan dosis 6.0 mg/kg
gagal menghilangkan gejala-gejala ini. Peneletian berikutnya pada valerian memperlihatkan sifat
penenang yang nyata pada tikus, dengan mengurangi motilitas dan meningkatkan waktu tidur.
Perbandingan langsung membuktikan aktifitas penenang yang wajar dari valerian. Efek
penenang dari valepotreiat-valepotriat sering dilakukan pada manusia seperti penelitian di jerman
yang dilakukan pada akhir tahun 60an.
b. Interaksi dengan Reseptor Neurologi
Banyak penelitian ilmiah pada bahan-bahan dengan aktifitas penenang yang menguji
interaksi potensial dengan reseptor sebagai media obat penenang. Sebagian besar informasi yang
berhubungan valerian atau komponen-komponennya di tampilkan di bawah ini, meskipun hasil-
hasilnya mengundang konflik dan merupakan suatu hal yang biasa.
Ekstrak cair dan hidroalkohol valerian menggantikan batas muscimol dari membran inti.
Efek tersebut mungkin hanya pada kandungan asam amino, khususnya pada Asam Gamma-
aminobutyric (GABA). Meskipun tidak menjelaskan efek penenang dari valerian. Semacam
ekstrak cair valerian menyebabkan pelepasn radio berlabel GABA pada otak synaptosome tikus.
Pelepasan tersebut adalah Na tidak bebas, Ca yang bebas dan sensitive terhadap penghalang
transport. Peningkatan pelepasan GABA nampaknya membebaskan aktifitas Na - K -ATPase
dan membrane potensial. Selanjutnya pada kerja in vitro telah menunjukan bahwa sejumlah
GABA ditampilkan dalam ekstrak cair valerian cukup untuk menghitung pelepasan ini dari
synaptosome-synaptosome, semenjak ekstrak valerian meningkat pelepasan radio berlabel
GABA oleh mekanisme yang sama sebagai oksigenus GABA. Sebuah perbandingan dari tiga
ekstrak-ekstrak valerian yang berbeda pada pelepasan GABA dalam otak synaptosome tikus
didapati cairan dan ekstrak cair alcohol merangsang pelapasan tetapi tidak pada ekstrak etanol.
GABA tidak ada dalam ekstrak etanol dan ada didalam ekstrak yang lain.
Penelitian awal menemukan bahwa cairan dan ekstrak cair hidroalkohol valerian tidak
berinteraksi dengan reseptor. Bagaimanapun, sebuah ekstrak hidroalkohol (tetapi bukan ekstrak
cair) menunjukan suatu dosis-terikat penghalang bagi ikatan reseptor adenosine, yang
mengindikasikan sebuah efek obat penenang. Lignin-lignin terisolasi dari akar valerian di
tunjukan untuk menampilkan resptor-resptor µ-opiate dan 5-HT . Salah satunya adalah (+)-1-
hydroksipinoresinol, memiliki daya tarik khusus bagi reseptor 5-HT .
Kemampuan beragam ekstrak valerian atau asam valerenic untuk menggantikan radio
berlabel melatonim dari tempat reseptornya dalam otak kecil manusia telah di perkirakan. Asam
valerenic dan sediaan cair dari valerian gagal menggantikan melatonin; bagaimanapun, ekstrak
etanol mampu menggantikan melatonin seutuhnya dalam sebuah dosis terikat. Valerian dalam
penelitian ini menunjukan tidak ada affinitas yang signifikan pada reseptor GABA-A.
c. Aktifitas Lainnya
Pengambilan intraperitoneal ekstrak akar valerian atau asam valerenik menunjukan kegiatan
anticonvulsant melawan picrotoxin (tapi bukan pentrazol dan Harman). Efek valerian pada
aktifasi, penampilan dan keadaan kesehatan relawan dibawah kondisi tekanan sosial
diinvestigasi dalam buta-ganda, prosedur placebo terkendali. Ektrak valerian tak terdefinisi (100
mg) mempengaruhi perasaan subyektif meningkatnya somatic, meskipun aktifasi physiology
yang tinggi selama peningkatan prosedur yang mana subjek diminta untuk menyelesaikan soal
mental aritmatik. Tidak ada efek penenang ditunjukan, yang disarankan bahwa valerian memiliki
kegiatan thypometik.
4. AKTIVITAS FARMAKOKINETIK
Sangat sedikit informasi tentang valerian dan unsur-unsurnya dalam farmakokinetik.
Pembusukan utama produk-produk valtrate dan isovaltrate termasuk metabolitis baldrinal dan
homobaldrinal, sedangkan pembusukan produk-produk hidrovaltrate tidak termasuk badrinal
metabolitis. Pencernaan manusia memiliki efek pembusukan yang sama. Ini bukanlah masalah
bawaan ketika pembusukan produk-produk dari valepotriate akif sebagai penenang dan mungkin
produk-produk aktif pada system manusia. Intravenous oral dan pengambilan intraduodenal dari
radio berlabel didovoltrate pada tikus menunjukan bahwa ia terserap ke dalam peningkatan kecil
dalam bentuk yang tetap.
5. PERCOBAAN KLINIS
a. Kualitas tidur
Dalam sebuah percobaan besar beragam inti tak terkendali yang melibatkan lebih dari
11.000 pasien, pengobatan dengan ekstrak cair valerian ( 45 mg per-hari (5–6:1)) di nilai berhasil
dalam perlakuan kesulitan tidur (72%), tidur yang terganggu (76%) dan kegelisahan serta
tekanan darah (72%).
Pada sebuah buta-ganda awal, percobaan placebo-terkontrol, peningkatan pada gejala-gejala
diamati pada pasien yang lebih tua yang mengalami gangguan tidur di beri perlakuan dengan
cairan ekstrak valerian kering (300 mg per-hari (5–6:1) selama 30 hari. Peningkatan waktu tidur
yang nyenyak diamati pada 80 pasien tua dengan diberi perlakuan 270 mg per-hari ekstrak yang
sama selama 14 hari, dalam percobaan buta-ganda, placebo-terkendali percobaan silang valerian
menunjukan efek subyektif yang signifikan pada yang kurang tidur (p<0.001) pada 27 orang
dibandingkan dengan placebo lebih dari dua malam berturut-turut, 44% dilaporkan mengalami
tidur yang sempurna dan 89% dilaporkan meningkat waktu tidurnya.
Peneliti dari Swiss mempelajari efek dari ekstrak valerian cair dalam tidur pada 128 relawan
yang mencoba tiga tablet yang diminum tiga hari berturut-tururt: ekstrak valerian beku (400
mg,setara 3:1). Sebuah sediaan OTC penting yang mengandung jumlah yang setara dari ekstrak
valerian dan ekstrak buah hop (200 mg, ratio ekstrak tidak diketahui), dan placebo. Ekstrak
valerian tidak mengandung valepotriate-valepotriate atau minyak esensial tetapi diperkirakan
mengandung valepotriate pembusukan produk dan asam valerenik. Berdasar pada perkiraan
subyektif oleh pasien-pasien, mereka menemukan bahwa valerian meningkatkan tidur yang lelap
(p<0.05) dan kualitas tidur tanpa meningkatkan kantuk pagi berikutnya.
Schulz dan rekannya mengarahkan seorang pilot mempelajari rancangan silang, dengan
perkiraan obyektif dan subyektif perbedaan prilaku tidur pada 14 orang tua yang kurang tidur.
Polysomnography digunakan dalam tiga malam dengan interval 1 minggu untuk mendapatkan
garis dasar, sebuah catatan 1 jam setelah mengkonsumsi tablet dan sebuah catatan setelah 1
minggu perlakuan. Delapan orang menerima valerian (135 mg cairan ekstrak etanol kering (5–
6:1), tiga kali sehari)dan enam orang menerima placebo, hasilnya mengindikasikan bahwa
valerian memliki efek-efek selektif pada tidur non-REM (umumnya sebuah peningkatan terjadi
dalam tidur gelombang-perlahan (SWS), sementara tidur REM tetap.
Pada percobaan berikutnya, efeksasi dan toleransi tablet valerian dievaluasi melawan
placebo dalam perlakuan insomnia. Penelitian buta-ganda secara acak ini diarahkan kepada 121
pasien yang terdiagnosa mengidap insomnia tidak menurut sebab-sebab organic. Para pasien
diamati lebih dari empat minggu dan dosis ekstrak etanol valerian cair sebanyak 600mg (sama
dengan kira-kira 2400 mg akar kering dan rhizoma) yang berikan pada malam hari. Para praktisi
menghitung peningkatan tidur lebih tinggi dengan terapi valerian daripada menggunakan
placebo.
Banyak percobaan telah mengukur parameter obyektif (khususnya jejak
electroencephalograph (EEG)) pada relawan orang-orang yang kurang tidur yang tersedia dengan
dosis tunggal valerian, sering dibandingkan dengan placebo atau obat tradisional. Percobaan-
percobaan ini hanya garis besar saja. Sementara ukuran obyektif seperti informasi yang berharga
ini, di pertimbangkan bahwa pengalaman seseorang mungkin lebih ralistik untuk masalah
kualitas tidur.
b. Kondisi-kondisi yang lain
Sejumlah percobaan klinis telah mengamati penggunaan gabungan antara valerian dan
Hypericum perforatum (St John’s wort) sediaan yang di gunakan untuk mengobati kegelisahan
dan deperesi. Beberapa percobaan itu garis besarnya sebagai berikut. Sebuah kombinasi dari akar
valerian dan St.John’s wort menunjukan sama baiknya dengan obat amitriptyline (Tryptanol)
secara acak pada penelitian buta-ganda, terkendali. Seratus empat puluh tujuh pasein berusia
antara 20 dan 65 tahun di beri dosis harian 450-900 mg valerian dan konsentrat St.John’s wort
(setara dengan 0,45 – 0,9 mg total hypericin) atau 75 – 150 mg kelompok amitriptyline lebih dari
enam mingu. Setelah diamati 82% pasien pada kelompok herbal lebih baik daripada kelompok
amitriptyline yang hanya mencapai 77%. Total skor depresi berkurang dari 24.2 menjadi 8.4
setelah enam minggu dengan pengobatan herbal dan 24.3 sampai 8.9 setelah pengobatan kimia.
Kombinasi yang sama (0.3 – 0.6 mg /hari setara dengan total hypericin) secara signifikan
menunjukan lebih efektif dari pada diazepam (valium) setelah pengobatan selama dua minggu
pada 100 pasien penderita kegelisahan. Efek samping pada kelompok pengobatan herbal terlihat
hanya (4%) disbandingkan dengan pengobatan menggunakan diazepam yang mencapai (14%).
6. TOXICOLOGY
Tidak terdapat toxitas akut ditemukan dalam valtrate, didrovaltrate pada tikus yang
dikeluarkan lewat oral mencapai 4.6g/kg. Valepotriate-valpotriate mengembangkan aktifitas
mutagen dalam S9 bercampur dalam pengujian salmonella/mikrosom dan SOS-kromosom.
Badrinal dan homobadrinal menunjukan efek mutagen pada kedua pengujian tanpa adanya
kegiatan metabolism. Potensi citoxic dalam unsur-unsur valerian dan cairan valerian diamati
pada manusia yang menderita kanker.
7. KONTRA INDIKASI
Tidak di ketahui
8. PERINGATAN DAN PENCEGAHAN
Tidak diperlukan
9. INTERAKSI
Meskipun tidak ada laporan, valerian bisa meningkatkan efek deprsen CNS atau alcohol
ketika digunakan secara bersamaan, menurut pharmacopela Amerika. Meskipun peringatan ini,
pengujiannya melalui binatang menunjukan bahwa valepotriate-valepotriate tidak menambah
efek deresen alcohol. Penelitian pada manusia menunjukan bahwa penggunaan alkohol secara
terus-menerus dengan penggabungan valerian/St.Joh’s wort tidak meningkatkan efek herbal pada
produk.
10. PENGGUNAAN PADA WANITA HAMIL DAN MENYUSUI
Tidak ada efek yang merugikan.
11. EFEK PADA KEMAMPUAN BERKENDARA DAN MENJALANKAN MESIN
Tidak ada efek membahayakan. Data dari percobaan klinis mengindikasikan bahwa valerian
tidak menyebabkan kantuk berlihan.
12. EFEK SAMPING
Pada beberapa orang, valerian dapat menimbulkan sensai kelelahan atau keletihan, biasanya
disebabkan dosis yang digunakan lebih tinggi, tapi ini biasanya sebuah kasus pada peningkatan
kesadaran kebutuhan tubuh daripada efek negative depresan.
13. OVERDOSIS
Efek samping berikut dilaporkan apabila terlalu banyak penggunaannya: pandangan yang
kabur, perubahan degup jantung, kelelahan, sakit kepala, gelisah. Keterangan tradisionalpun
yang berhubungan dosis besar menyebabkan sakit kepala, pingsan, gelisah dan lain-lain
KESIMPULAN
Manfaat Valerian Sebagai Obat antara lain :
1. Membantu mengatasi stress.
Valerian membantu mengurangi mental overactivity dan nervous excitability.
Keuntungannya, Valerian memiliki efek menenangkan yang lebih baik daripada bahan
sedatif murni.
2. Mengatasi kecemasan dan insomnia.
Beberapa gejala ansietas (kecemasan), seperti gemetar, panik, palpitasi, dan berkeringat,
dapat diatasi dengan Valerian. Valerian juga membantu mengatasi insomnia yang
disebabkan oleh kecemasan. Berdasarkan penelitian terhadap 128 responden yang
menderita insomnia, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan
untuk tertidur dan frekuensi terbangun di malam hari menjadi berkurang dengan
penggunaan 400 mg ekstrak Valerian 30 menit sebelum tidur.
3. Efektif untuk relaksasi.
Valerian dapat merelaksasi otot-otot dan berguna untuk mengurangi tegangan di bahu
ataupun di leher, asma, kolik, dan nyeri saat haid.
4. Membantu mengurangi tekanan darah tinggi.
Penggunaan jangka panjang dapat digunakan dan tidak ada efek merugikan dari penggunaan
valerian ketika di konsumsi sesuai aturan (dosis yang tepat).
DAFTAR PUSTAKA
Mills, S.Bone, K. 2000. Principle And Practice Of Phytotheraphy Model Herbal Medicine.
Churchill Livingstone