lp gastritis

18
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II ASUHAN KEPERAWATAN PADA GASTRITIS Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Keperawatan KMB II Oleh : Nama : Umi Fadilah NIM : P 17420613075 PRODI D-IVKEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Upload: umyfadilah

Post on 11-Nov-2015

82 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH IIASUHAN KEPERAWATAN PADA GASTRITIS

Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Keperawatan KMB II

Oleh :Nama: Umi FadilahNIM: P 17420613075

PRODI D-IVKEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATANSEMARANGTAHUN AJARAN 2014/2015LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITISA. DEFINISIGastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet yang tidak benar, atau makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. (Brunner and Suddarth, 2001). Sedangkan menurut Mansjoer tahun 2001, gastritis akut adalah lesi mukosa akut berupa erosi atau perdarahan akibat faktor-faktor agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa lambung. Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung, secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. (Suyono Slamet, 2001). Gastritis adalah episode berulang nyeri epigastrium, gejala sementara atau cepat hilang, dapat berhubungan dengan diet, memiliki respon yang baik dengan antasid atau supresi asam. (Grace, Pierce A,dkk, 2006).

B. ETIOLOGIMenurut Brunner & Suddarth, 2001 penyebab gastritis adalah :1. Gastritis AkutGastritis akut sering disebabkan akibat diet yang tidak benar. Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.2. Gastritis KronikInflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylori.

C. PATOFISIOLOGIMenurut Priyanto, 2008 proses terjadinya gastritis yaitu awalanya karena obat-obatan, alkohol, empedu atau enzim-enzim pankreas dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respon mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif dapat mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung (gastritis korosif). Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.

D. PATHWAYLampiran

E. MANIFESTASI KLINISMenurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah :a. Gastritis akut1) Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa lambung.2) Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehinggs terjadi peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual hingga muntah.3) Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.b. Gastritis kronisPada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKMenurut Brunner dan Suddart (2000) pemeriksaan pada penyakit gastritis terdiri dari :1. Pemeriksaan penunjang gastritis akuta. Gastroskopi : mukosa lambung erosib. Nasogastrik aspiration : stolselc. Barium kontras : erosi superfisial2. Pemeriksaan penunjang gastritis kronika. Gastrin serumb. Schilling testc. Barium swallow G. KOMPLIKASIMenurut Mansjoer, 2001 komplikasi yang terjadi dari gastritis adalah :a. Gastritis AkutGastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.1) Perdarahan saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis dan melena. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan syok hemoragik yang bisa mengakibatkan kematian.2) Terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat. Ulkus ini diperlihatkan hamper sama dengan perdarahan saluran cerna bagian atas. Namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Hal ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi.

b. Gastritis KronisGastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama yang disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri H. Pylori.1) Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terhadap vitamin.2) Anemia Pernisiosa yang mempunyai antibody terhadap faktor intrinsik dalam serum atau cairan gasternya akibat gangguan penyerapan terhadap vitamin B12.3) Gangguan penyerapan zat besi.

H. PENTALAKSANAN1. Gastritis AkutMenurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada pasien gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alcohol dan makanan samapi gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Untuk menetralisir asam digunakan antacid umum. Dan bila korosi luas atau berat dihindari karena bahaya perforasi. 2. Gastritis KronikMenurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada pasien gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi stress dan memuli farmakoterapi. Helicobacter pylori dapat diatasi dengan antibiotic dan bismuth.

I. PROSES KEPERAWATANa. PENGKAJIAN1. Data dasarAdapun data dasar yang dikumpulkan meliputi :a. Identitas klienIdentitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit dan diagnose medis.b. Riwayat kesehatan sekarangMeliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul secara mendadak atau bertahap, factor pencetus, upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.c. Riwayat kesehatan masa laluMeliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat kecelakaan, riwayat dirawat dirumah sakit dan riwayat pemakaian obat.d. Riwayat kesehatan keluargaMeliputi adakah keluarga yang mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi, jantung, DM, dan lain-lain.e. Riwayat psikososialMeliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien menerima keadaannya.f. Pola kebiasaan sehari-hariMeliputi cairan, nutrisi, eliminasi, personal hygiene, istirahat tidur, aktivitas dan latihan serta kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan.

2. Pemeriksaan fisikPemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan menggunakan 4 teknik yaitu palpasi, inspeksi, auskultasi dan perkusi. Menurut Doengoes, 2000 adapun hasil pengkajiannya yaitu :a. Aktivitas/istirahatGejala : lemah, lemas, gangguan pola tidur dan istirahat, kram abdomen, nyeri ulu hati.Tanda : nyeri ulu hati saat istirahat.b. SirkulasiGejala : keringat dingin (menunjukkan status syok, nyeri akut, respon psikologik)c. EliminasiGejala : bising usus hiperperaktif atau hipoaktif, abdomen teraba keras. Distensi perubahan pola BAB.Tanda : feses encer atau bercampur darah (melena), bau busuk, konstipasi.d. Integritas egoGejala : stress (keuangan, hubungan kerja). Perasaan tidak berdaya.Tanda : ansietas, misalnya : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar.e. Makanan dan cairanGejala : anoreksia, mual dan muntah, nyeri ulu hati, kram pada abdomen, sendawa bau busa, penurunan berat badan.Tanda : membrane mukosa kering, muntah berupa cairan yang berwarna kekuning-kuningan, distensi abdomen, kram pada abdomen.f. NeurosensoriGejala : pusing, pandangan berkunang-kunang, kelemahan pada ototTanda : lethargi, disorientasi (mengantuk)g. Nyeri/kenyamananGejala : nyeri epigastrium kiri samping tengah atau ulu hati, nyeri yang digambarkan sampai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih.Tanda : meringis, ekspresi wajah tegang.h. PernafasanGejala : sedikit sesaki. PenyuluhanGejala : faktor makanan, pola makan yang tidak teratur, diet yang salah, gaya hidup yang salah.

J. DIAGNOSA KEPERAWATANMenurut Doengoes, 2000 diagnosa keperawatan pada klien dengan Gastritis adalah :1. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang dan pengeluaran yang berlebihan.2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi.3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.4. Gangguan personal hygiene rambut, kulit kotor berhubungan dengan kelemahan fisik.6. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

K. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN (NCP)1. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang dan pengeluaran yang berlebihan.Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan intake klien terpenuhi.Kriteria Hasil :a. Intake terpenuhib. TTV dalam batas normal (TD : 120/80 mmHg, N : 60-80 x/mnt, S : 36-370 C)c. Turgor kulit elastisRencana tindakan :a. Kaji turgor kulitRasional : indikator dehidrasi atau hipovolemia, keadekuatan penggantian cairan.b. Catat intake dan output cairanRasional : mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit.c. Pertahankan intake oral dan tingkatkan sesuai toleransi.Rasional : mengurangi terjadinya dehidrasi.d. Hindari cairan yang bersifat asam yang dapat meningkatkan asam lambungRasional : makanan atau minuman yang dapat merangsang asam lambung dapat mengakibatkan mual dan muntah.e. Observasi TTVRasional : indikator keadekuatan volume sirkulasi.f. Kolaborasi dalam pemberian antiemeticRasional : mengurangi mual dan muntah.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi.Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah gangguan rasa nyaman : nyeri teratasi.Kriteria Hasil :a. Rasa nyeri berkurangb. Keadaan klien tampak rileksc. Skala nyeri : 0d. TTV dalam batas normal (TD : 120/80 mmHg, N : 60-80 x/mnt, RR : 16-20 x/mnt,S : 36-370 C)Rencana tindakan :a. Catat lokasi, lama, intensitas nyeriRasional : identifikasi karakteristik nyeri dan factor yang berhubungan untuk memilih intervensi.b. Kompres hangat pada daerah nyeriRasional : meningkatkan relaksasi otot.c. Observasi TTVRasional : indikator keadekuatan volume sirkulasi.d. Berikan posisi yang nyamanRasional : menurunkan rasa nyeri.e. Ajarkan teknik manajemen nyeriRasional : menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi rasa nyerif. Kolaborasi dalam pemberian analgetikRasional : menghilangkan nyeri sedang sampai berat.

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi.Kriteria Hasil :a. Nafsu makan bertambahb. Mual dan muntah berkurangc. Makan habis 1 porsid. Berat badan bertambah secara bertahapRencana tindakan :a. Kaji faktor penyebab klien tidak nafsu makanRasional : menentukan intervensi selanjutnya.b. Berikan makanan yang hangat dalam porsi sedikit tapi seringRasional : dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan terlalu cepatc. Hindari pemberian makanan yang dapat merangsang peningkatan asam lambungRasional : mengurangi pemberian asam lambung yang dapat menyebabkan mual dan muntah.d. Hilangkan bau-bau yang menusuk dari lingkunganRasional : menurunkan stimulasi gejala mual dan muntah.e. Tanyakan pada klien tentang makanan yang disukai atau tidak disukai. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetik dan antibiotikRasional : menghilangkan mual.f. Kolaborasi dengan dokter ahli giziRasional : Menentukan diit makanan yang tepat.

b. Gangguan personal hygiene rambut, kulit kotor berhubungan dengan kelemahan fisik.Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan personal hygiene klien terpenuhi.Kriteria Hasil : a. Klien merasa segarb. Klien tampak tenangc. Kebutuhan sehari-hari terpenuhiRencana tindakan :a. Dorong perawatan diriRasional : meningkatkan perasaan harga dirib. Bantu pasien untuk merawat dirinyaRasional : meringankan beban klienc. Kaji kemampuan pasien untuk memenuhi personal hygieneRasional : mengetahui tingkat kemampuan klien dalam memenuhi personal hygiened. Libatkan keluarga dan klien saat memandikanRasional : meningkatkan kerja sama dan perkembangan kemandirian.e. Gunakan perlengkapan khusus sesuai kebuutuhan seperti handuk dan bajuRasional : meningkatkan kemampuan untuk memindahkan dan menurunkan aktivitas dengan aman.

5. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mengerti tentang penyakitnya.Kriteria hasil :a. Klien mengerti tentang penyakitnyab. Pengetahuan klien bertambahRencana tindakan :a. Beri penkes tentang penyakitnyaRasional : membantu individu dan keluarga untuk menggunakan gaya hidup yang baik.b. Berikan kesempatan pada klien untuk menanyakan hal yang ingin diketahui berhubungan dengan penyakit yang dideritanya.Rasional : memberikan pengetahuan dasar dimana klien dapat mengontrol masalah kesehatan.c. Berikan kesempatan pada klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang diberikan perawatRasional : mengidentifikasi keberhasilan penkes.d. Lakukan evaluasiRasional : melihat apakah penkes berhasil atau tidak.

L. EVALUASIAdapun evaluasi dari diagnosa keperawatan gastritis secara teoritis adalah apakah rasa nyeri klien berkurang, apakah klien dapat mengkonsumsi makanan dengan baik, apakah terdapat tanda-tanda infeksi, apakah klien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri, apakah klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyakit gastritis.

M. REFERENSIBrunner and Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGCDoengoes, M.E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta. EGCCarpenito, L.J.1999. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperwatan. Edisi 2. Jakarata. EGCPrice, S.A. 1997. Patofisiologi. Edisi 9. Jakarta. EGC