asuhan keperawatan gastritis

Upload: hellen-sindim

Post on 07-Mar-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penyakit

TRANSCRIPT

Asuhan Keperawatan

Nama nama kelompok iiiNelva sagalaMelvyana honny Mody piriAsuhan KeperawatanGastritis

Laporan PendahuluanA. DEFENISI

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung ( mansjoaler Arif,1999,hal : 492).Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster ( sujono hadi , 1999 , hal : 181).Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri. ( charlene.j, 2010, hal : 138).

B. Etiologi

Gastritis Akut Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan.Mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis .(Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492).

C. Patofisiologi

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol,makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para klien yang mengalami sters akan terjadi perangsangan saraf simpatis yang akan meningkatkan produksi asam asam klorida (HCL) di dalam lambung. HCL yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah, dan anoreksia.Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCL meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri yang di timbulkn oleh kontak HCL dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya pendarahan. Pendarahan ini dapa mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi,sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan.

PATOFLOWD. Manifestasi klinis

Sindrom dupepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Di temukan pula pendarahan/hemoragi saluran cerna berupa kematemesis dan melena. Kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca pendarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesis lebih dalam terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau kimia tertentu dan juga bisa disebabkan oleh stress.E. Penatalaksanaan Medis Gastritis akut Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol.Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi dianjurkan.Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran Gastromfestinal.Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.Untuk menetralisir alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau perforasi. Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus.F. Pemeriksaan Diagnostik

Hasil pemeriksaan akan ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.

G. Komplikasi

Perdarahan saluran cernaUlkus peptikulum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsivitaminJarang terjadi perforasi

Pengkajian keperawatan gastritis akutRuangan : anggrek Tanggal pengkajian : 21 maret 2011Kamar : 09 waktu pengkajian : 09.00 wita Tanggal masuk : 21 maret 2011

identitas Klien Nama : Ny. M.H TTL (umur) : Teling, 15 november 1975 (36 tahun)Jenis kelamin : perempuan Status perkawinan : kawinJumlah anak : 2Agama/suku : Kristen protestan / MinahasaWarga negara : IndonesiaBahasa yang digunakan : bahasa Indonesia Pendidikan : S1Pekerjaan : PNSAlamat rumah : Teling. ling. 3

B. Penanggung jawab

Nama : Tn. W.SAlamat : Teling. ling. 3Hubungan dengan klien : Suami

II. DATA MEDIKDikirirm oleh : Dokter praktekDiagnose medic Saat masuk : Gastritis akut Saat pengkajian : Gastritis akut

III. KEADAAN UMUM

A. Keadaan sakit : klien tampak sakit, lemah, dan lelah. Alasan : Baring lemah, gelisah dan pucat.

B. Tanda-tanda vital : 1. Kesadaran : a. kualitatif: sadar penuh b. Kuantitatif : kesimpulan: kesadaran penuh 2. Tekanan darah : 3. Suhu 36 derajat celcius: Axila 4. Nadi: 100x / menit 5. Pernapasan Frekuensi : 24x / menit Irama : Teratur Jenis : Dada

C. Pengukuran 1. Lingkar lengan atas: cm 2. Lipat kulit triseps : cm Indeks masa tubuh : Kesimpulan : Catatan : 3. Tinggi badan : 150cm 4. Berat badan : 60 kgD. Genogram

=pria =wanita =pasien

IV. Pengkajian pola kesehatanData subjektifKeadaan sebelum sakit : pasien pernah menderita obesitas atau kegemukan, pasien sering minum obat pelangsing tubuh.Keadaan sejak sakit : pasien masuk RS karena nyeri ulu hati, muntah2,mual,dan nafsu makan berkurang. Harapan pasien setelah dirawata akan sembuh.2. Data objektifObservasi : Kebersihan rambut : bersihKulit kepala : berketombeKebersihan kulit : bersihHygiene rongga mulut : bersihKebersihan genitalia : bersihKebersihan anus : bersih

Kajian nutrisi metabolikData subjektifa. Keadaan sebelum sakit : pasien makan 2X sehari, nasi, ikan, dan sayur. Makanan yang disukai adalah ikan. Pola makan tidak teratur dan melakukan program diet yang salah.b. Keadaan sejak sakit : pasien berkurang nafsu makan dan makan 4 sendok saja. Pasien mengatakan mual dan susah mencerna makanan serta pasien taat terhadap diet yang diberikan.

2. Data objektifObservasi : porsi makan tidak dihabiskanPemerikasaaan fisik : Keadaan rambut : besihHidrasikulit : lembab/ berkeringatPalpebrae : baikHidung : simetris, tidak ada lesiRongga mulut : lembabGigi gerigi : normalKemampuan mengunyah keras : yaLidah : normalFaring : normalKelenjar getah bening : tidak ada pembesaranaConjungtiva : pucatGusi : tidak ada lesiGigi palsu : tidak adaTonsil : tidak ada pembesaran Kelenjar parotis : baikKelenjar tiroid : tidak teraba

Inspeksi Bentuk : simetrisBayangan vena : tidak adaBenjolan vena : tidak ada

Auskultasi : Peristaltik 100X/menit

Palpasi Tanda nyeri umum : nyeri pada ulu hatiMassa : -Hidrasi kulit : lembabNyeri tekanan : R. epigastrica Hepar : tidak ada pembesaranLien : tidak teraba

Perkusi Akci tes : positif, lingkar perut 180cmKelenjar limfe inguinal : tidak terabaKulit : Spider nanyi : negatifUremic frost : negatifEdema : positif, lokasi : tangan, wajah, dan kaki.Icteric : negatif Tanda radang : tidak adaLesi : tidak ada

B. Kajian pola eliminasi Data subjektif Keadaan sebelum sakit : pasien tidak mengalami masalah dalam BAB dan BAK, BAB 1X sehari, BAB 5X sehari.Keadaan sejak sakit : BAK kurang lancar dan berwarna kuning.

2. Data objektif Observasi : urin berwarna kuningPemeriksaan fisik Peristaltik usus : X/menitPalpasi suprapubica: kandung kemih kosongNyeri ketuk ginjal : kiri positif dan kanan negatifMulut uretra : bersih Anus :Peradangan : negatifFissura : negatifHemoroid : negatifProlopsus recti: negatifFistula ani: negatifMasa tumor: negatif

C. Kajian pola aktivitas latihan 1. data subjektif keadaan sebelum sakit : pasien di kantor karena sibuk dengan pekerjaan sehingga lupa makan.Keadaan sejak sakit : pasien hanya istirahat di rumah dan tidak lagi ke kantor. Pasien merasa nyeri pada ulu hati. Pasien merasa lemah/lemas dan gelisah. 2. Data objektifObservasi Aktivitas harian : makan : 2Mandi : 2Berpakaian : 2Buang air besar : 2Buang air kecil : 2Mobilisasi di tempat tidur : 2Ambulasi : mandiri / tongkat / kursi roda / tempat tidur.

postur tubuh : - gaya jalan : - anggota gerak yang cacat : tidak ada fiksasi : tidak ada tracheostomic : tidak ada

D. Kadian pola tidur dan istirahatData subjektifKeadaan sebelum sakit : klien tidur 8 jam/hari dan merasa segar. Pada saat bangun tidur klien dapat melakukan aktivitasnya dengan baik.Keadaan sejak sakit : klien sulit tidur karena merasa mual dan munta serta nyeri.

2. Data objektifObservasiEkspresi wajah mengantuk : negatifBanyak menguap : negatifPalpebrae inferior berwarna gelap : negatif

b. terapi

E. Kajian pola persepsi kognitifData subjektifKeadaan sebelum sakit : klien tidak meggunakan alat bantu pendengaran dan penglihatan. Klienpun tidak mengalami gangguan pada persepsi kognitif.Keadaan sejak sakit : klien tidak menggunakan alat bantu. Orientasi terhadap waktu, tempat dan orang. Klien saat ini mengalami penglihatan yang baik.

2. Data subjektifPemeriksaan fisikPendengaran Pina : baikKanalis : baikMembran tympani : baikTes pendengaran : baikPengenalan rasa posisi pada gerakan lengan dan tungkai :N I : normalN II : normalN V sensorik : normalN VII sensorik : normalN VIII pendengaran : normalTes romberg : normalF. Kajian pola persepsi dan konsep diriData subjektifKeadaan sebelum sakit : klien merasa percara diri dan tidak merasa putus asa dalam melakukan suatu kegiatan.Keadaan sejak sakit : klien merasa sedih karena tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.

2. Data objektifObservasiKontak mata: positifRentang perhatian: baikSuara dan cara bicara: baikPostur tubuh : baik

b. Pemeriksaan fisikKelainan bawaan yang nyata : tidak adaAbdomen : Bentuk : -Bayangan vena : tidak adaBayangan massa : tidak adaKulit : lesi kulit : tidak ada

G. Kajian pola peran dan hubungan dengan sesamaData subjektifKeadaan sebelum sakit : klien hidup berkeluarga dan merasa puas dengan perannya sebagai istri.Keadaan sejak sakit : klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga , tidak merasa asing dan memasrahkan semuanya pada Tuhan.

2. Data objektifObservasiEkspresi wajah meringis, merintih, dan gelisah.

H. Kajian pola reproduksi-seksualitasData subjektifKeadaan sebelum sakit : pasien melakukan fungsi seksualnya dengan baik.Keadaan sejak sakit : pasien tidak lagi melakukan fungsi seksulanya karena penyakit yang diderita.2. Data objektif ObservasiTidak ada perilaku menyimpang .Kajian mekanisme koping dan toleransi terhadap stresData subjektifkeadaan sebelum sakit : pasien sering marah jika anaknya berbuat kesalahan. Suami pasien selalu membantu dalam mengatasi masalah.Keadaan sejak sakit : koping individu yang tidak efektif sehubungan dengan stres yang tak teratassi memikirkan biaya merubah pola hidup makan dan diet.

2. Data objektifObservasiEkspresi wajah meringis dan merintih.b. Pemeriksaan fisikTekanan darah : berbaring : 90/80 mmhg duduk: 90/80 mmhg berdiri : 90/80 mmhgKesimpulan hipotensi ortostastik : positifKulit : keringat dingin : ya basah : yaJ. Kajian pola sistem nilai kepercayaanData subjektifKeadaan sebelum sakit : pasien rajin beribadah dan bedoa.Keadaan sejak sakit : pasien hanya bisa berbaring sambil berdoa.

2. Data objektifObservasiPasien berdoa sebelum makan.ANALISA DATAKlien : Ny. M.HUmur : 36 tahunDataEtiologimasalahDS :Pasien mengatakan mual dan muntah.

DO :Pasien terlihat lemah dan pucat .Turgor kulit tidak elastis.Sterss

Perangsangan saraf simpatis Nervus vagus

Muntah

Kekurangan cairanKekurangan cairanData EtiologiMasalah DS :Pasien mengatakan gelisah, lemas dan susah tidur pada malam hari.

DO : Pasien tidak tidur nyenyak karena nyeri pada ulu hati.

HCL

Mukosa gaster

Erosi sel mukosa

Perdarahan

Nyeri

Masalah pada pola tidurMasalah pada pola tidur.Data Etiologi Masalah DS :Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati.

DO :Pasien tampak merintih , meringis, cemas dan gelisahIritasi gastrium

Pengecilan kelenjar gastrik

Nyeri Nyeri Nama klien : Ny. M.HUmur : 36 tahunHari / tanggal Diagnosa keperawatanTujuan Nama jelas Senin, 21 maret 2011Kekurangan cairan yang berhubungan dengan muntah.DS : Pasien mengatakan mual dan muntah.

DO :Pasien tampak lemas dan pucat.

Anjurkan pola makan dan minum teratur terlebih pada pola minum dan berikan antiemetik.Pasien tidak lagi mual dan muntah.Pasien terlihat lebih rileks. Nelva sagala S.kep, NsSelasa , 22 maret 2011Gangguan pola istirahat berhubungan dengan nyeri, mual dan muntah.

DS: Pasien mengatakan susah tidur dan gelisah karena nyeri, mual dan muntah.

DO:Pasien terlihat lemah dan lemas.Anjurkan pasien mengonsumsi antasida agar mencegah mual dan muntah.Pasien tidur dengan baik.Pasien tidak lagi merasa gelisah.Rabu ,23 maret 2011Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung.

DS :Pasien megatakan nyeri di ulu hati.

DO : Pasien tampak meringis dan merintih.Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik pada pasien sehingga nyeri yang dialami pasien berkurang.Pasien tidak lagi meringis dan merintih.Pasien tidak lagi mengeluh nyeri pada ulu hati.INTERVENSI KEPERAWATANHari / tanggalIntervensi keperawatanRasional Nama jelasSenin ,21 maret 2011Atur pola makan.

2. Memberi obat antiemetik jika merasa mual dan muntah.3. Anjurkan pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan pengeluaran.Mengatur pola makan.Mengganti / mengisi cairan tubuh yang hilang akibat muntah.Mengetahui keseimbangan inpit dan output.Nelva sagala S.kep,NsSelasa ,22 maret 2011

Rabu , 23 maret 2011cegah terjadinya mual.

2. Atur posisi tidur pasien senyaman mungkin.Berikan lingkungan tenang untuk istirahat.

Menghindari nyeri pada pasien.Bantu latihan teknik relaksasi nafas dalam.Kaji lokasi, durasi,karakteristik,nyeri dengan menggunakan skala 0-10.Mencegah terjadinya mual dan muntah pada pasien.Membantu pasien beristirahat.

Memindahkan pasien dari stresor luar meningkat relaksasi.

Menghilangkan nyeri.Menurunkan kekutan sendi dan meminimalkan nyeri.Nyeri pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok.

IMPLEMENTASI KEPERAWATANNama klien: Ny. M.HUmur : 36 tahunHari/tanggalwaktuDx / int Implementasi keperawatanNama jelasSenin ,21 maret 201109.00

09.051/1

3/2Mengatur pola makan dan minum serta anjurkan pasien untuk mengikuti pola makan dan minum yang ditentukan.Memberi obat antiemetik agar pasien tidak lagi mual dan muntahNelva sagala S.kep,NsSelasa ,22 maret 2011

Rabu ,23 maret 201109.00

09.10

09.00

09.101/1

2/2

2/3

3/2Mencegah terjadinya mual.Mengatur posisi tidur pasien senyaman mungkin dan anjurkan pasien tidur dengan posisi terlentang.

1. Mengkaji lokasi,durasi,karakteristik nyeridengan menggunakan skala0-10.lokasi : epigastrium kiri Durasi : nyeri 4-5 menitKarakteristik :nyeri hilang dan timbulSkala nyeri : 6 (sedang) 2. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam. Anjurkan pasien untuk melakukan dengan benar.Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik.

EVALUASI KEPERAWATANNama klien: Ny. M.HUmur: 36 tahun

Hari/ tangalPukul Dx / intEvaluasi Nama jelasSenin, 21 maret 201114.301/1

3/2S: pasien mengatur pola makan .O: pasien muntah , lemah, kekurangan cairan dan diberikan analgetik untuk mencegah mual dan muntah.A: masalah belum teratasi.P: intervensi dilanjutkan.Nelva sagala S.kep,NsSelasa ,22 maret 2011

Rabu , 23 maret 201114.30

14.302/2

1/1

S: mengatur posisi tidur pasienO: pasien tampak lemah dan pucat. Pemberian antasida mencegah mual. A: masalah belum teratasi. P: intervensi dilanjutkan

S: pasien mengatakan sudah tidak nyeri.O: pasien masih terlihat sedikit pucat. A: masalah teratasi P: intervensi dihentikan. STOP.

TERIMA KASIHGBU