lp fraktur cruris
DESCRIPTION
frakturTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR CRURIS
PERSIAPAN PRAKTEK DI RUANG : IRNA A3TANGGAL PRAKTEK :NAMA MAHASISWA : NUR HARYANINAMA PEMBIMBING :TANDA TANGAN PEMBIMBING :
SARAN PEMBIMBING BAIK CUKUP DILENGKAPI
LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR CRURIS
I. PENGERTIAN
Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart)
II. JENIS FRAKTURa.Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan
biasanya mengalami pergeseran.b.Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah
tulangc.Fraktur tertutup : fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulitd.Fraktur terbuka : fraktur dengan luka pada kulit atau membran
mukosa sampai ke patahan tulang.e.Greenstick : fraktur dimana salah satu sisi tulang
patah,sedang sisi lainnya membengkak.f.Transversal : fraktur sepanjang garis tengah tulangg.Kominutif : fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa
frakmenh.Depresi : fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke
dalami.Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi
(terjadi pada tulang belakang)j.Patologik : fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh
ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya.
III. ETIOLOGIa. Traumab. Gerakan pintir mendadakc. Kontraksi otot ekstemd. Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma
IV. PATYWAYS
Trauma langsung trauma tidak langsung kondisi patologis
FRAKTUR
Diskontinuitas tulang pergeseran frakmen tulang
Perub jaringan sekitar kerusakan frakmen tulang
Pergeseran frag Tlg laserasi kulit: spasme otot tek. Ssm tlg > tinggi dr kapiler
putus vena/arteri peningk tek kapiler reaksi stres kliendeformitas
perdarahan pelepasan histamin melepaskan katekolamingg. fungsi
protein plasma hilang memobilisai asam lemak kehilangan volume cairan
edema bergab dg trombosit
emboli penekn pem. drh
menyumbat pemb drh penurunan perfusi jar
V. MANIFESTASI KLINISa. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen
tulang diimobilisasi, hematoma, dan edemab. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patahc. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot
yang melekat diatas dan dibawah tempat frakturd. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnyae. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi,
luasnyab. Pemeriksaan jumlah darah lengkapc. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigaid. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens
ginjal
Gg mobilitas fisik Shock
hipivolemik
Kerusakan integritas kulit
gg.perfusi jar
nyeri
VII. PENATALAKSANAAN
a. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.
b. Imobilisasi frakturDapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna
c. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri Status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan
gerakan) dipantau Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk
meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredara darah
VIII. KOMPLIKASIa. malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak
seharusnya.b. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi
dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.c. Non union : tulang yang tidak menyambung kembali
IX. PENGKAJIAN DATA DASARa. aktivitas/istirahat
kehilangan fungsi pada bagian yangterkena Keterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas) Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah) Tachikardi Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera Cailary refil melambat Pucat pada bagian yang terkena Masa hematoma pada sisi cedera
c. Neurosensori Kesemutan Deformitas, krepitasi, pemendekan kelemahan
d. kenyamanan nyeri tiba-tiba saat cidera spasme/ kram otot
e. keamanan laserasi kulit perdarahan perubahan warna pembengkakan lokal
X. PRIORITAS KEPERAWATAN a.Mencegah cedera tulang/ jaringan lanjutb.Menghilangkan nyeric.Mencegah komplikasid.Membeikan informasi ttg kondisi dan kebutuhan pengobatan
XI. DIAGNOSA KEPERAWATANa.Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jarinagan sekitasr fraktur, kerusakan
rangka neuromuskulerb.Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulangc.Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan
XII. INTERVENSI a. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jarinagan sekitasr fraktur,
kerusakan rangka neuromuskulerTujuan : kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaawatanKriteria hasil: Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin Mempertahankan posisi fungsinal Meningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakit Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitasIntervensi:
a. Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkanb. Tinggikan ekstrimutas yang sakitc. Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada
ekstrimitas yang sakit dan tak sakitd. Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah
fraktur ketika bergerake. Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitasf. Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup
keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan’Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan aktivitas
g. Ubah psisi secara periodikh. Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi
b.Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulangTujuan ; nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan
Kriteria hasil: Klien menyatajkan nyei berkurang Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan
tepat Tekanan darahnormal Tidak ada eningkatan nadi dan RR
Intervensi:a. Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyerib. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baringc. Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk
melakukan aktivitas hiburand. Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransie. Jelaskanprosedu sebelum memulaif. Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktifg. Drong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh :
relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhanh. Observasi tanda-tanda vitali. Kolaborasi : pemberian analgetik
C. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikanTujuan: kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatanKriteria hasil:
Penyembuhan luka sesuai waktu Tidak ada laserasi, integritas kulit baik
Intervensi:a. Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau
drainaeb. Monitor suhu tubuhc. Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang
menonjold. Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuhe. Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutanf. Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkoholg. Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasih. Kolaborasi emberian antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol
3. Jakarta. EGC
2. Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
Jakarta. EGC
3. Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner &
Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC
4. Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC