lp angina pektoris

Upload: anggit-prakasiwi

Post on 14-Apr-2018

398 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    1/17

    LAPORAN PENDAHULUAN

    PASIEN DENGAN ANGINA

    PEKTORIS

    DI IGD RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

    Penyusun

    I Made Yase Sanjaya

    3212015

    1

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    2/17

    LEMBAR PENGESAHAN

    Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Mahasiswa

    ( Masta Hutasoit S.Kep.,Ns.) ( Nurul Budi S. S.Kep.,Ns.) (I Made Y. Sanjaya)

    2

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    3/17

    ANGINA PEKTORIS

    1. DEFINISI

    Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan

    episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan.

    Penyebabnya diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan

    suplai oksigen ke jantung tidak adekuat, atau dengan kata lain, suplai

    kebutuhan oksigen juga meningkat (Smaltzer and Bare, 2002).

    Angina Pektoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan sakit

    dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering

    kali menjalar ke lengan kiri. Hal ini bisa timbul saat paien melakukan

    aktivitas dan segera hilang saat aktifitas dihentikan. Angina Pektoris biasanya

    berkaitan dengan penyakit jantung koroner aterosklerotik tapi dalam beberapa

    kasus dapat merupakan kelanjutan dari stenosis aorta berat, insufisiensi atau

    hipertropi kardiomiopati tanpa/disertai obstruksi, aortitis sifilitika,

    peningkatan kebutuhan metabolik (seperti hipertiroisme atau pasca

    pengobatan tiroid), anemia yang jelas, takikardi paroksismal dengan

    frekuensi ventrikuler cepat, emboli atau spasme koroner (Mansjoer dkk.,

    2001; Karlina, 2010).

    Angina pektoris adalah nyeri dada yang menyertai iskemia

    miokardium, mekanisme pasti bagaimana iskemia dapat menyebabkan nyeri

    masih belum jelas, kemungkinan hal ini terjadi karena reseptor saraf nyeri

    terangsang oleh metabolit yang tertimbun atau oleh zat kimia antara yang

    belum diketahui, atau oleh stres mekanik lokal akibat kelainan kontraksi

    miokardium (Price and Wilson, 2006).

    Angina pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari

    suatu iskemik miokard tanpa adanya infark. Klasifikasi klinis angina pada

    dasarnya berguna untuk mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik. Angina

    pektoris tak stabil adalah suatu spektrum dari sindroma iskemik miokard akut

    yang berada di antara angina pektoris stabil dan anfark miokard akut (Bahri,

    2004).

    3

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    4/17

    Angina pektoris adalah sindrom klinis yang ditandai dengan

    ketidaknyamanan atau nyeri dada, leher, punggung dan lengan sebelah kiri

    yang akan berkurang jika digunakan untuk beristirahat atau dengan

    nitrogliserin (European Society of Cardiology, 2006).

    Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik

    miokard dan bersifat sementara atau reversible (RS Jantung Harapan Kita,

    1993).

    Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat

    serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada

    yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu

    aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Noer, 1996).

    Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk

    menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah

    retrosternum. (Chung, 1996).

    Sindroma koroner akut merupakan suatu kegawatan jantung dengan

    gambaran klinis yang beragam mulai dari nyeri dada angina tak stabil sampai

    infark miokard akut (AMI) (PUSBANKES 118 & PERSI DIY, 2012).

    Istilah aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti

    penebalan tunika intima arteri (schlerosis, penebalan) dan penimbunan lipid

    (athere, pasta) yang mencirikan lesi yang khas (Price and Wilson, 2006).

    4

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    5/17

    2. KLASIFIKASI

    Menurut Smaltzer and Bare (2002) dalam buku Keperawatan Medikal Bedah,

    angina dibagi menjadi 7 jenis angina, yaitu:

    1. Angina Non-Stabil (Angina Prainfark/Angina Kresendo: Frekuensi,

    intensitas, dan durasi serangan angina meningkat secara progresif)

    2. Angina Stabil Kronis: Dapat diperkirakan, konsisten, terjadi saat

    beraktifitas, hilang dengan istirahat.

    3. Angina Nokturnal: Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur,

    biasanya karena gagal ventrikel kiri, dapat dikurangi dengan duduk tegak.

    4. Angina Dekubitus: Angina saat berbaring.

    5. Angina Refrakter atau Intraktabel: Angina yang sangat berat sampai tidak

    tertahan.

    6. Angina Prinzmetal (Varian: Istirahat): Nyeri angina yang bersifat spontan

    disertai elevasi segmen-ST pada EKG, diduga disebabkan oleh spasme

    arteri koroner, berhubungan dengan resiko tinggi terjadinya infark.

    7. Iskemia tersamar: Terdapat bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stres)

    tetapi pasien tidak menunjukan gejala.

    Ringkasan Klasifikasi Angina Pektoris

    Angina Stabil

    (Angina Pektoris

    Klasik/Angina of

    Effort)

    Angina Prinzmental

    (Angina Varian)

    Angina Tak Stabil

    (Angina Crescendo)

    Serangan timbul

    secara klasik

    berkaitan dengan

    latihan atau aktifitas

    yang meningkatkan

    kebutuhan oksigen

    miokard

    Durasi nyeri 3-15

    Sakit dada atau nyeri

    timbul pada waktu

    istirahat, seringkali pagi

    hari atau antara tengah

    malam dan pagi buta.

    Nyeri disebabkan

    karena pembuluh

    koroner aterosklerotik.

    Sifat, tempat dan penyebaran

    nyeri dada dapat mirip dengan

    angina stabil.

    Durasi serangan dapat timbul

    lebih lama dari angina pektoris

    stabil

    Pencetus dapat terjadi pada

    keadaan istirahat atau pada

    5

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    6/17

    menit

    Nyeri disebabkankarenaaterosklerosis,

    spasme koroner, stres

    atau emosi, exposure

    udara dingin, iskemia

    dengan anemia,

    makanan.

    EKG menunjukan

    elevasi segmen-ST Cenderung berkembang

    menjadi AMI

    Dapat terjadi aritmia

    tingkat aktifitas ringan

    Lebih sering ditemukandepresi segmen-ST

    Dapat disebabkan oleh ruptur

    plak aterosklerosis, spasme,

    trombus atatu trombosis yang

    beragregasi.

    3. ETIOLOGI

    Menurut Bahri (2004), ada beberapa keadaan yang menjadi penyebab baik

    tersendiri ataupun bersama-sama angina pektoris yaitu :

    1. Faktor di luar jantung: Pada penderita stenosis arteri koroner berat dengan

    cadangan aliran koroner yang terbatas maka hipertensi sistemik,

    takiaritmia, tirotoksikosis dan pemakaian obat-obatan simpatomimetik

    dapat meningkatkan kebutuhan O2 miokard sehingga mengganggu

    keseimbangan antara kebutuhan dan suplai O2. Penyakit paru menahun dan

    penyakit sistemik seperti anemi dapat menyebabkan tahikardi dan

    menurunnya suplai O2 ke miokard.

    2. Sklerotik arteri koroner: Sebagian besar penderita ATS mempunyai

    gangguan cadangan aliran koroner yang menetap yang disebabkan oleh

    plak sklerotik yang lama dengan atau tanpa disertai trombosis baru yang

    dapat memperberat penyempitan pembuluh darah koroner. Sedangkan

    sebagian lagi disertai dengan gangguan cadangan aliran darah koroner

    ringan atau normal yang disebabkan oleh gangguan aliran koroner

    sementara akibat sumbatan maupun spasme pembuluh darah.

    3. Agregasi trombosit: Stenosis arteri koroner akan menimbulkan turbulensi

    dan stasis aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan agregasi

    trombosit yang akhirnya membentuk trombus dan keadaan ini akan

    mempermudah terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah.

    6

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    7/17

    4. Trombosis arteri koroner: Trombus akan mudah terbentuk pada pembuluh

    darah yang sklerotik sehingga penyempitan bertambah dan kadang-kadang

    terlepas menjadi mikroemboli dan menyumbat pembuluh darah yang lebih

    distal. Trombosis akut ini diduga berperan dalam terjadinya ATS.

    5. Pendarahan plak ateroma: Robeknya plak ateroma ke dalam lumen

    pembuluh darah kemungkinan mendahului dan menyebabkan terbentuknya

    trombus yang menyebabkan penyempitan arteri koroner.

    6. Spasme arteri koroner: Peningkatan kebutuhan O2 miokard dan

    berkurangnya aliran koroner karena spasme pembuluh darah disebutkan

    sebagai penyeban ATS. Spame dapat terjadi pada arteri koroner normal

    atupun pada stenosis pembuluh darah koroner. Spasme yang berulang

    dapat menyebabkan kerusakan artikel, pendarahan plak ateroma, agregasi

    trombosit dan trombus pembuluh darah.

    Smaltzer and Bare (2002), menyebutkan bahwa ada beberapa faktor resiko

    yang dapat menyebabkan angina pektoris, yaitu:

    1. Emosi atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan,

    mengakibatkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin

    dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja jantung

    juga meningkat.

    2. Kerja fisik terlalu berat dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan

    kebutuhan oksigen jantung

    3. Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah

    mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darahuntuk suplai jantung. (pada jantung yang sudah sangat parah, pintasan

    darah untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin buruk).

    4. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan

    peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.

    7

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    8/17

    4. PATOFISIOLOGI

    Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan

    suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan

    arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner). Tidak

    diketahui secara pasti apa penyebab aterosklerosis, namun jelas bahwa tidak

    ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan aterosklerosis.

    Aterosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering

    ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan

    oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang

    sehat maka artei koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan

    oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan

    atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai

    respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik

    (kekurangan suplai darah) miokardium. Berkurangnya kadar oksigen

    memaksa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi

    metabolisme yang anaerobik. Metabolisme anaerobik dengan perantaraan

    lintasan glikolitik jauh lebih tdak efisien apabila dibandingkan dengan

    metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan siklus Kreb.

    Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar.

    Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun

    sehingga mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri.

    Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah

    hemodinamika. Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan

    ukuran segmen yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks

    kompensasi oleh system saraf otonom. Berkurangnya fungsi ventrikel kiri

    dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup

    (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut).

    Angina pectoris adalah rasa sakit dada yang berkaitan dengan iskemia

    miokardium. Mekanismenya yang tepat bagaimana iskemi menimbulkan rasa

    sakit masih belum jelas. Agaknya reseptor saraf rasa sakit terangsang oleh

    metabolik yang tertimbun atau oleh suatu zat kimia antara yang belum

    8

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    9/17

    diketahui atau oleh stres mekanik lokal akibat kontraksi miokardium yang

    abnormal. Jadi secara khas rasa sakit digambarkan sebgai suatu tekanan

    substernal, kadang-kadang menyebar turun kesisi medial lengan kiri. Tetapi

    banyak pasien tak pernah mengalami angina yang pas; rasa sakit angina dapat

    menyerupai rasa sakit karena maldigesti atau sakit gigi. Pada dasarnya angina

    dipercepat oleh aktivitas yang meningkatkan miokardium akan oksigen,

    seperti latihan fisik. Sedangkan angina akan hilang dalam beberapa menit

    dengan istirahat atau nitrogliserin (Price and Wilson, 2006).

    9

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    10/17

    Pathway Angina Pektoris

    10

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    11/17

    5. MANIFESTASI KLINIS

    1. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan

    daerah inter skapula atau lengan kiri.

    2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,

    kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort)

    sampai nyeri yang sangat hebat dan tak tertahan disertai dengan rasa takut

    atau rasa akan menjelang ajal.

    3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.

    4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.

    5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat

    dingin, palpitasi, dizzines.

    6. Gambaran ekg : depresi segmen-ST, terlihat gelombang T terbalik.

    7. Gambaran EKG dan enzim jantung seringkali normal pada UAP.

    8. Klien lanjut usia yang mengalami angina tak memperlihatkan jenis nyeri

    tertentu akibat perubahan neuroresptor, lebih memperlihatkan kelemahan

    dan pingsan.

    (Smaltzer and Bare, 2002; Mansjoer dkk., 2001; PUSBANKES 118 & PERSI

    DIY, 2012).

    6. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA

    1. Enzim atau isoenzim jantung, biasanya dbn: meningkat dalam waktu

    tertentu berarti menunjukkan kerusakan miokard. Pada ATS kadar enzim

    HDL dan CPK dapat normal atau meningkat tetapi tidak melebihi nilai

    50% di atas normal. CK-MB merupakan enzim yang paling sensitif untuk

    nekrosis otot miokard, tetapi dapat terjadi positif palsu. hal ini

    menunjukkan pentingnya pemeriksaan kadar enzim secara serial untuk

    menyingkirkan adanya AMI.

    2. EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada

    segmen ST gelombang T menunjukkan iskemia.

    3. Foto dada : biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan

    dekompensasi jantung atau komplikasi paru.

    11

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    12/17

    4. PCO2, kalium dan laktat miokard: mungkin meningkat selama serangan

    angina.

    5. Kolestrol / trigliserida serum : mungkin meningkat.

    6. Kateterisasi jantung dengan angiografi: diindikasikan pada pasien dengan

    iskemia yang diketahui dengan angina atau nyeri dada tanpa kerja, pada

    pasien dengan kolesterolemia dan penyakit jantung keluarga yang

    mengalami nyeri dada dan pasien dengan ekg istirahat abnormal.

    (Smaltzer and Bare, 2002; Bahri, 2004)

    7. PENATALAKSANAAN

    1. Terapi Farmakologi.

    a. Nitrogliserin. Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk

    menangani angina pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan

    konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan

    mengurangi nyeri angina. Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang

    berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga

    mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi

    pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit

    darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan

    pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan

    darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang

    kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian

    (preload). Nitrat juga melemaskan anteriol sistemik dan menyababkan

    penurunan tekanan darah (afterload). Semuanya itu berakibat pada

    penurunan kebutuhan oksigen jantung,menciptakan suatu keadaan yang

    lebih seimbang antara suplai dan kebutuhan. Nitrogliserin biasanya

    diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi (kantong bukal) dan

    akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.

    b. Penyekat Beta-adrenergik. Obat ini merupakan terapi utama pada

    angina. Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard

    dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas ,

    12

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    13/17

    tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek

    samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler.

    Obat penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolol, propranolol,

    nadolol.

    c. Nitrat dan Nitrit. Merupakan vasodilator endothelium yang sangat

    bermanfaat untuk mengurangi symptom angina pectoris, disamping

    juga mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan

    kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga

    terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu

    masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi

    terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan

    memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8

    12jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN,

    isosorbid mononitrat, nitrogliserin.

    d. Kalsium Antagonis. Obat ini bekerja dengan cara menghambat

    masuknya kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan

    relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada

    pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga

    menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan

    resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah

    amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin,

    nifedipin, nimodipin, verapamil.

    2. Terapi Non Farmakologis

    Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan

    kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok,

    karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah,

    sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan

    menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi

    stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan

    vasokontriksi pembuluh darah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan

    kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau

    13

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    14/17

    ambisius. Umumnya pasien dengan angina pektoris dapat hidup bertahun-

    tahun dengan hanya sedikit pembatasan dalam kegiatan sehari-hari.

    Mortalitas bervariasi dari 2% - 8% setahun. Faktor yang mempengaruhi

    prognosis adalah beratnyan kelainan pembuluh koroner. Pasien dengan

    penyempitan di pangkal pembuluh koroner kiri mempunyai mortalitas

    50% dalam lima tahun. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pasien

    dengan penyempitan hanya pada salah satu pembuluh darah lainnya. Juga

    faal ventrikel kiri yang buruk akan memperburuk prognosis. Dengan

    pengobatan yang maksimal dan dengan bertambah majunya tindakan

    intervensi dibidang kardiologi dan bedah pintas koroner, harapan hidup

    pasien angina pektoris menjadi jauh lebih baik.

    3. Bedah

    Secara bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah

    jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasti koroner

    transluminal perkutan (PCTA= percutaneus transluminal coronary

    angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan

    pembedahan. Angioplasti koroner transluminal perkutan adalah usaha

    untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan memecahkan plak

    atau ateroma yang telah tertimbun dan mengganggu aliran darah ke

    jantung. Kateter dengan ujung berbentuk balon dimasukkan ke arteri

    koroner yang mengalami gangguan dan diletakkan di antara daerah

    aterosklerotik. Balon kemidian dikembangkan dan dikempiskan dengan

    cepat untuk memecah plak. PCTA dilakukan pada pasien yang mempunyai

    lesi yang menyumbat paling tidak 70% lumen internal arteri koroner besar,

    sehingga banyak daerah jantung yang berisiko mengalami iskemia. PCTA

    jarang dilakukan pada pasien dengan: oklusi arteri koroner kiri utama yang

    tidak menunjukkan aliran kolateral ke arteri sirkumflexa dan desebdens

    anterior, yang mengalami stenosis di daerah arteria koroner kanan dan

    aorta, yang aretri koronernya menunjukkan aneurisma proksimal atau

    distal stenosis, yang telah menjalani tandur safena magma, atau fungsi

    ventrikel kirinya sudah tidak jelas.

    14

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    15/17

    8. KOMPLIKASI

    Komplikasi akibat adanya aterosklerosis yang menjadikan iskemia dan infark

    miokard yaitu :

    1. Gagal jantung kongestif

    2. Syok kardiogenik

    3. Disfungsi m. papilaris

    4. Defek septum ventrikel

    5. Ruptur jantung

    6. Aneurisme ventrikel

    7. Tromboembolisme

    8. Perikarditis

    9. Sindrom dressler

    10.Disritmia

    15

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    16/17

  • 7/29/2019 LP Angina Pektoris

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    Bahri Anwar. 2004. Angina Pektoris Tak Stabil. Medan. Fakultas Kedokteran

    Universitas Sumatera Utara.

    Chung, EK. 1996. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskule., Jakarta. EGC.

    Herdman H.T. 2011.Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.

    EGC, Jakarta.

    Mansjoer, A., dkk. 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, Media Aesculapius,

    Jakarta.

    Mohammadzadeh, Kamal Khadem Vatan, Peyman Mikaili, Mohammad Hossein

    Asghari, Golshan Fahimi. 2012. The effect of prodromal angina pectoris

    on short-term prognosis of acute ST elevation myocardial infarction.

    European Journal of Experimental Biology, 2012, 2 (1):217-221.

    Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. FKUI.

    Price Wilson, 2000, Patologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC,

    Jakarta.

    PUSBANKES-PERSI DIY. 2012. Penanggulangan Penderita Gawt Darurat

    (PPGD). Yogyakarta.

    RS Jantung Harapan Kita. 1993. Dasar-dasar Keperawatan Kardiotorasik

    (Kumpulan Bahan Kuliah edisi ketiga),Jakarta : RS Jantung Harapan

    Kita.

    Smeltzer, S.C., Bare G.B. 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC,

    Jakarta.