laporan pendahuluan angina

24
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANGINA PECTORIS UNSTABLE A. Pengertian Angina pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu iskemik miokard tanpa adanya infark. Klasifikasi klinis angina pada dasarnya berguna untuk mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik. Walaupun patogenesa angina mengalami perubahan dari tahun ke tahun, akan tetapi pada umumnya dapat dibedakan 3 tipe angina yaitu : 1. Classical effort angina (angina klasik) Pada nekropsi biasanya didapatkan aterosklerosis koroner. Pada keadaan ini, obstruksi koroner tidak selalu menyebabkan terjadinya iskemik seperti waktu istirahat. Akan tetapi bila kebutuhan aliran darah melebihi jumlah yang dapat melewati obstruksi tersebut, akan tetapi iskemik dan timbul gejala angina. Angina pektoris akan timbul pada setiap aktifitas yang dapat meningkatkan denyut jantung, tekanan darah dan atatus inotropik jantung sehingga kebutuhan O2 akan bertambah seperti pada aktifitas fisik, udara dingin dan makan yang banyak. 2. Variant angina (angina Prinzmetal) Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat istirahat, akibat penurunan suplai O2 darah ke

Upload: diyanti-w-p

Post on 01-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan medikal bedah

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Angina

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANGINA PECTORIS UNSTABLE

A. Pengertian

Angina pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu

iskemik miokard tanpa adanya infark. Klasifikasi klinis angina pada dasarnya

berguna untuk mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik. Walaupun

patogenesa angina mengalami perubahan dari tahun ke tahun, akan tetapi pada

umumnya dapat dibedakan 3 tipe angina yaitu :

1. Classical effort angina (angina klasik)

Pada nekropsi biasanya didapatkan aterosklerosis koroner. Pada keadaan

ini, obstruksi koroner tidak selalu menyebabkan terjadinya iskemik seperti waktu

istirahat. Akan tetapi bila kebutuhan aliran darah melebihi jumlah yang dapat

melewati obstruksi tersebut, akan tetapi iskemik dan timbul gejala angina. Angina

pektoris akan timbul pada setiap aktifitas yang dapat meningkatkan denyut

jantung, tekanan darah dan atatus inotropik jantung sehingga kebutuhan O2 akan

bertambah seperti pada aktifitas fisik, udara dingin dan makan yang banyak.

2. Variant angina (angina Prinzmetal)

Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat istirahat, akibat

penurunan suplai O2 darah ke miokard secara tiba-tiba. Penelitian terbaru

menunjukkan terjadinya obsruksi yang dinamis akibat spasme koroner baik pada

arteri yang sakit maupun yang normal. Peningkatan obstruksi koroner yang tidak

menetap ini selama terjadinya angina waktu istirahat jelas disertai penurunan

aliran darah arteri koroner.

3. Unstable angina (angina tak stabil / ATS)

Istilah lain yang sering digunakan adalah Angina preinfark, Angina

dekubitus, Angina kresendo.

Insufisiensi koroner akut atau Sindroma koroner pertengahan. Bentuk ini

merupakan kelompok suatu keadaan yang dapat berubah seperti keluhan yang

bertambah progresif, sebelumnya dengan angina stabil atau angina pada pertama

Page 2: Laporan Pendahuluan Angina

kali. Angina dapat terjadi pada saat istirahat maupun bekerja. Pada 2 patologi

biasanya ditemukan daerah iskemik miokard yang mempunyai ciri tersendiri.

Angina pektoris tak stabil adalah suatu spektrum dari sindroma iskemik

miokard akut yang berada di antara angina pektoris stabil dan anfark miokard

akut. Terminologi ATS harus tercakup dalam kriteria penampilan klinis sebagai

berikut :

1. Angina pertama kali

Angina timbul pada saat aktifitas fisik. Baru pertama kali dialami oleh

penderita dalam periode 1 bulan terakhir.

2. Angina progresif

Angina timbul saat aktifitas fisik yang berubah polanya dalam 1 bulan

terakhir, yaitu menjadi lebih sering, lebih berat, lebih lama, timbul dengan

pencetus yang lebih ringan dari biasanya dan tidak hilang dengan cara yang biasa

dilakukan. Penderita sebelumnya menderita angina pektoris stabil.

3. Angina waktu istirahat

Angina timbul tanpa didahului aktifitas fisik ataupun hal-hal yang dapat

menimbulkan peningkatan kebutuhan O2 miokard. Lama angina sedikitnya 15

menit.

4. Angina sesudah IMA

Angina yang timbul dalam periode dini (1 bulan) setelah IMA.

Kriteria penampilan klinis tersebut dapat terjadi sendiri-sendiri atau bersama-

bersama tanpa adanya gejala IMA. Nekrosis miokard yang terjadi pada IMA harus

disingkirkan misalnya dengan pemeriksaan enzim serial dan pencatatan EKG.

B. Penyebab

Penyebab angina pektoris antara lain adalah aterosklerosis, spasme

pembuluh koroner, latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan makanan berat

dan stres.

1. Angina Stabil disebabkan oleh iskemia miokardium

2. Angina tidak stabil disebabkan oleh ruptur plak, trombosis dan agregat

trombosis, vasospasme dan erosi pada plak tanpa ruptur.

Page 3: Laporan Pendahuluan Angina

C. Pengenalan Klinis

1. Gejala

Didapatkan rasa tidak enak di dada yang tidak selalu sebagai rasa sakit,

tetapi dapat pula sebagai rasa penuh di dada, tertekan, nyeri, tercekik atau rasa

terbakar. Rasa tersebut dapat terjadi pada leher, tenggorokan, daerah antara tulang

skapula, daerah rahang ataupun lengan. Sewaktu angina terjadi, penderita dapat

sesak napas atau rasa lemah yang menghilang setelah angina hilang. Dapat pula

terjadi palpitasi, berkeringat dingin, pusing ataupun hampir pingsan.

2. Pemeriksaan fisik

Sewaktu angina dapat tidak menunjukkan kelainan. Pada auskultasi dapat

terdengar derap atrial atau ventrikel dan murmur sistolik di daerah apeks.

Frekuensi denyut jantung dapat menurun, menetap atau meningkat pada waktu

serangan angina.

3. EKG

EKG perlu dilakukan pada waktu serangan angina, bila EKG istirahat

normal, stress test harus dilakukan dengan treadmill ataupun sepeda ergometer.

Tujuan dari stress test adalah :

a. Menilai sakit dada apakah berasal dari jantung atau tidak.

b. Menilai beratnya penyakit seperti bila kelainan terjadi pada pembuluh darah

utama akan memberi hasil positif kuat.

Gambaran EKG penderita ATS dapat berupa depresi segmen ST, depresi

segmen ST disertai inversi gelombang T, elevasi segmen ST, hambatan cabang

ikatan His dan tanpa perubahan segmen ST dan gelombang T. Perubahan EKG

pada ATS bersifat sementara dan masing-masing dapat terjadi sendiri-sendiri

ataupun sersamaan. Perubahan tersebut timbul di saat serangan angina dan

kembali ke gambaran normal atau awal setelah keluhan angina hilang dalam

waktu 24 jam. Bila perubahan tersebut menetap setelah 24 jam atau terjadi evolusi

gelombang Q, maka disebut sebagai IMA.

4. Enzim LDH, CPK dan CK-MB

Page 4: Laporan Pendahuluan Angina

Pada ATS kadar enzim LDH dan CPK dapat normal atau meningkat tetapi tidak

melebihi nilai 50% di atas normal. CK-MB merupakan enzim yang paling sensitif

untuk nekrosis otot miokard, tetapi dapat terjadi positif palsu. Hal ini

menunjukkan pentingnya pemeriksaan kadar enzim secara serial untuk

menyingkirkan adanya IMA.

D. Patofisologi

Gejala angina pektoris pada dasarnya timbul karena iskemik akut yang tidak

menetap akibat ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai O2 miokard.

Beberapa keadaan yang dapat merupakan penyebab baik tersendiri ataupun

bersama-sama yaitu :

1. Faktor di luar jantung

Pada penderita stenosis arteri koroner berat dengan cadangan aliran

koroner yang terbatas maka hipertensi sistemik, takiaritmia, tirotoksikosis dan

pemakaian obat-obatan simpatomimetik dapat meningkatkan kebutuhan O2

miokard sehingga mengganggu keseimbangan antara kebutuhan dan suplai O2.

Penyakit paru menahun dan penyakit sistemik seperti anemi dapat menyebabkan

tahikardi dan menurunnya suplai O2 ke miokard.

2. Sklerotik arteri koroner

Sebagian besar penderita ATS mempunyai gangguan cadangan aliran

koroner yang menetap yang disebabkan oleh plak sklerotik yang lama dengan atau

tanpa disertai trombosis baru yang dapat memperberat penyempitan pembuluh

darah koroner. Sedangkan sebagian lagi disertai dengan gangguan cadangan aliran

darah koroner ringan atau normal yang disebabkan oleh gangguan aliran koroner

sementara akibat sumbatan maupun spasme pembuluh darah.

3. Agregasi trombosit

Stenosis arteri koroner akan menimbulkan turbulensi dan stasis aliran

darah sehingga menyebabkan peningkatan agregasi trombosit yang akhirnya

membentuk trombus dan keadaan ini akan mempermudah terjadinya

vasokonstriksi pembuluh darah.

4. Trombosis arteri koroner

Trombus akan mudah terbentuk pada pembuluh darah yang sklerotik

sehingga penyempitan bertambah dan kadang-kadang terlepas menjadi

Page 5: Laporan Pendahuluan Angina

mikroemboli dan menyumbat pembuluh darah yang lebih distal. Trombosis akut

ini diduga berperan dalam terjadinya ATS.

5. Pendarahan plak ateroma

Robeknya plak ateroma ke dalam lumen pembuluh darah kemungkinan

mendahului dan menyebabkan terbentuknya trombus yang menyebabkan

penyempitan arteri koroner.

6. Spasme arteri koroner

Peningkatan kebutuhan O2 miokard dan berkurangnya aliran koroner

karena spasme pembuluh darah disebutkan sebagai penyeban ATS. Spame dapat

terjadi pada arteri koroner normal atupun pada stenosis pembuluh darah koroner.

Spasme yang berulang dapat menyebabkan kerusakan artikel, pendarahan plak

ateroma, agregasi trombosit dan trombus pembuluh darah.

Beberapa faktor risiko yang ada hubungannya dengan proses aterosklerosis antara

lain adalah :

1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah : Umur, jenis kelamin dan riwayat

penyakit dalam keluarga.

2. Faktor risiko yang dapat diubah : Merokok, hiperlipidemi, hipertensi, obesitas

dan DM.

E. Pemeriksaan Penunjang

Setiap penderita dengan gejala yang mengarah pada angina harus

dilakukan EKG 12 lead. Namun hasil EKG akan normal pada 50 % dari penderita

dengan angina pectoris. Depresi atau elevasi segmen ST menguatkan

kemungkinan adanya angina dan menunjukkan suatu ischemia pada beban kerja

yang rendah.

Foto thoraks pada penderita angina pectoris biasanya normal. Foto thoraks

lebih sering menunjukkan kelainan pada penderita dengan riwayat infark miokard

atau penderita dengan nyeri dada yang bukan berasal dari jantung. Manfaat

pemeriksaan foto thorak secara rutin pada penderita angina masih dipertanyakan.

Uji latih beban dengan monitor EKG merupakan prosedur yang sudah

baku. Dari segi biaya, tes ini merupakan termurah bila dibandingkan dengan tes

echo. Untuk mendapatkan informasi yang optimal, protocol harus disesuaikan

Page 6: Laporan Pendahuluan Angina

untuk masing-masing penderita agar dapat mencapai setidaknya 6 menit. Selama

EKG, frekwensi, tekanan darah harus dimonitor dengan baik dan direkam pada

tiap tingkatan dan juga pada saat abnormallitas segmen ST. metode yang dipakai

pada uji beban yaitu dengan menggunakan treadmill dan sepeda statis. Interpretasi

EKG uji latih beban yang paling penting adalah adanya depresi dan elevasi

segmen ST lebih dari 1 mm. Biasanya uji latih beban dihentikan bila mencapai

85% dari denyut jantung maksimal berdasarkan umur, namun perlu diperhatikan

adanya variabilitas yang besar dari denyut jantung maksimal pada tiap individu.

Indikasi absolute untuk menghentikan uji beban adalah penurunan tekanan darah

sistolik lebih dari 10 mmHg dari tekanan darah awal meskipun beban latihan naik

jika diikuti tanda ischemia yang lain : angina sedang sampai berat, ataxia yang

meningkat, kesadaran menurun, tanda-tanda penurunan perfusi seperti sianosis.

Pada penderita yang tidak bisa di diagnosa dengan uji latih beban

berdasarkan EKG, maka dilakukan uji latih beban dengan pencitraan. Isotop yang

biasa digunakan adalah thalium-210.

Tes uji latih ekokardiografi dianalisa berdasarkan penilaian penebalan

miokard pada saat uji latih dibandingkan dengan saat istirahat. Gambaran

ekokardiografi yang mendukung adanya ischemia miokard adalah : penurunan

gerakan dinding pada 1 atau lebih segmen ventrikel kiri, berkurangnya ketebalan

dinding saat sistol atau lebih segmen pada saat uji latih beban, hiperkinesia

kompensasi pada segmen dinding yang berkaitan atau yang tidak ischemia.

Tindakan untuk angiografi koroner diagnostic secara langsung pada

penderita dengan nyeri dada yang diduga karena ischemia miokard, dapat

dilakukan jika ada kontra indikasi untuk test non invasive.

Pemeriksaan laboratorium antara lain Troponin I dan T, pemeriksaan CK-MB,

kadar kolesterol, HDL, LDL dan Trigliserin serta pemeriksaan Gula Darah.

F. Penatalksanaan

Pada dasarnya bertujuan untuk memperpanjang hidup dan memperbaiki kualitas

hidup dengan mencegah serangan angina baik secara medikal atau pembedahan.

1. Pengobatan medikal

Bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan serangan angina. Ada 3

jenis obat yaitu :

Page 7: Laporan Pendahuluan Angina

a. Golongan nitrat

Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan angina akut.

Mekanisme kerjanya sebagai dilatasi vena perifer dan pembuluh darah koroner.

Efeknya langsung terhadap relaksasi otot polos vaskuler. Nitrogliserin juga dapat

meningkatkan toleransi exercise padapenderita 7

Page 8: Laporan Pendahuluan Angina

angina sebelum terjadi hipoktesia miokard. Bila di berikan sebelum exercise dapat

mencegah serangan angina.

b. Ca- Antagonis

Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekwensi

serangan pada beberapa bentuk angina.

Cara kerjanya :

1) Memperbaiki spasme koroner dengan menghambat tonus vasometer pembuluh

darah arteri koroner (terutama pada angina Prinzmetal).

2) Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke miokard

3) Dilatasi arteri perifer sehingga mengurangi resistensi perifer dan menurunkan

afterload.

4) Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi denyut, jantung dan

kontraktilitis sehingga mengurangi kebutuhan O2.

c. Beta Bloker

Cara kerjanya menghambat sistem adrenergenik terhadap miokard yang

menyebabkan kronotropik dan inotropik positif, sehingga denyut jantung dan

curah jantung dikurangi. Karena efeknya yang kadiorotektif, obat ini sering

digunakan sebagai pilihan pertama untuk mencegah serangan angina pektoris pada

sebagian besar penderita.

2. Pembedahan

Prinsipnya bertujuan untuk :

a. Memberi darah yang lebih banyak kepada otot jantung

b. Memperbaiki obstruksi arteri koroner.

Ada 4 dasar jenis pembedahan :

a. Ventricular aneurysmectomy : Rekonstruksi terhadap kerusakan ventrikel kiri

b. Coronary arteriotomy : Memperbaiki langsung terhadap obstruksi arteri koroner

c. Internal thoracic mammary : Revaskularisasi terhadap miokard.

d. Coronary artery baypass grafting (CABG) : Hasilnya cukup memuaskan dan

aman yaitu

Page 9: Laporan Pendahuluan Angina

80%-90% dapat menyembuhkan angina dan mortabilitas hanya 1 % pada kasus

tanpa kompilasi.

Metode terbaru lain di samping pembedahan adalah :

a. Percutanecus transluminal coronary angioplasty (PCTA)

b. Percutaneous ratational coronary angioplasty (PCRA)

c. Laser angioplasty

3. Perawatan

Pada kasus Angina Pektoris Tidak Stabil Ada berbagai cara lain yang

diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien

harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya

tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas

dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi

stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi

pembuluh darah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan

kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.

G. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian

a. Aktivitas/ istirahat

Gejala : Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan, Terbangun bila nyeri

dada

Tanda : Dispnea saat kerja

b. Sirkulasi

Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan

Tanda : Takikardia, disritmia, kulit/ membran mukosa lembab, dingin, adanya

vasokonstriksi

c. Makanan/ cairan

Gejala : Mual, nyeri ulu hati/ epigastrium saat makan, diet tinggi kolesterol/lemak,

kafein, minuman keras

Tanda : Distensi gaster

Page 10: Laporan Pendahuluan Angina

d. Integritas ego

Gejala : Stresor kerja, keluarga

Tanda : Ketakutan, mudah marah

e. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan

ekstremitas atas kiri. Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan,

terjepit, terbakar. Durasi : biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih

dari 30 menit (rata-rata 3 menit)

Tanda : Wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi, perubahan

tekanan darah.

f. Pernapasan

Gejala : Dispnea saat kerja, riwayat merokok

Tanda : Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.

g. Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, penggunaan/ kesalahan

penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang dijual bebas

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.

b. Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia

miokard transien/memanjang)

c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan serangan iskemia otot jantung,

berkurangnya curah jantung.

d. Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap

status kesehatan.

e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

3. Intervensi

a. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien

berkurang/teratasi

Page 11: Laporan Pendahuluan Angina

Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan

episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya.

Intervensi :

1) Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri

dada.

R/ Nyeri dan penurunan curah jantung dapat merangsang sistem saraf simpatis

untuk mengeluarkan sejumlah besar norepineprin, yang meningkatkan agregasi

trombosit dan mengeluarkan trombokxaneA2.Nyeri tidak bisa ditahan

menyebabkan respon vasovagal, menurunkan TD dan frekuensi jantung.

2) Identifikasi terjadinya faktor pencetus, bila ada: frekuensi, durasi, intensitas

danlokasi nyeri.

R/ Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan

kemajuan menjadi angina tidak stabil (angina stabil biasanya berakhir 3 sampai 5

menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45

menit.

3) Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau lengan (khusunya

pada sisi kiri).

R/ Nyeri jantung dapat menyebar contoh nyeri sering lebih ke permukaan

dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama.

4) Letakkan pasien pada istirahat totalselama episode angina.

R/ Menurunkan kebutuhan oksigen miokard untuk meminimalkan resiko cidera

jaringan atau nekrosis.

5) Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek

R/ Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan napas pendek

berulang.

6) Pantau kecepatan atau irama jantung

R/ Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disritmia yang mengancam

hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia dan atau stress.

7) Pantau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina

R/ TD dapat meningkat secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis,

kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi.

Page 12: Laporan Pendahuluan Angina

8) Pertahankan tenang, lingkungan nyaman, batasi pengunjung bila perlu

R/ Stres mental atau emosi meningkatkan kerja miokard

9) Berikan makanan lembut. Biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah makan

R/ Menurunkan kerja miokard sehubungan dengan kerja pencernaan, manurunkan

risiko serangan angina

10) Kolaborasi: Berikan antiangina sesuai indikasi: nitrogliserin: sublingual

R/ Nitrigliserin mempunyai standar untuk pengobatan dan mencegah nyeri angina

selama lebih dari 100 tahun

b. Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia

miokard transien/memanjang)

Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan

curah jantung.

Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan episode dipsnea, angina dan

disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, klien berpartisipasi pada

perilaku atau aktivitas yang menurunkan kerja jantung.

Intervensi :

1) Pantau tanda vital, contoh frekuensi jantung, tekanan darah.

R/ Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia, dan menurunnya

curah jantung. Perubahan juga terjadi pada TD (hipertensi atau hipotensi)

karena respon jantung

2) Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung, disorientasi.

R/ Menurunkan perfusi otak dapat menghasilkan perubahan sensorium.

3) Catat warna kulit dan adanya kualitas nadi

R/ Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung turun, membuat kulit pucat dan

warna abu-abu (tergantung tingkat hipoksia) dan menurunya kekuatan nadi perifer

4) Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut

R/ Menurunkan konsumsi oksigen atau kebutuhan menurunkan kerja miokard dan

risiko dekompensasi

5) Berikan periode istirahat adekuat. Bantu dalam atau melakukan aktivitas

perawatan diri, sesuai indikasi

R/ Penghematan energy, menurunkan kerja jantung.

Page 13: Laporan Pendahuluan Angina

6) Pantau dan catat efek atau kerugian respon obat, catat TD, frekuaensi jantung

dan irama (khususnya bila memberikan kombinasi antagonis kalsium, betabloker,

dan nitras)

R/ Efek yang diinginkan untuk menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan

menurunkanstress ventricular. Obat dengan kandungan inotropik 12

Page 14: Laporan Pendahuluan Angina

negative dapat menurunkan perfusi terhadap iskemik miokardium. Kombinasi

nitras dan penyekat beta dapat memberi efek terkumpul pada curah jantung.

7) Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK

R/ Angina hanya gejala patologis yang disebabkan oleh iskemia miokard.penyakit

yang emepengaruhi fungsi jantung emnjadi dekompensasi.

8) Kolaborasi : Berikan obat sesuai indikasi : penyekat saluran kalsium, contoh

ditiazem (cardizem); nifedipin (procardia); verapamil(calan).

R/ Meskipun berbeda pada bentuk kerjanya, penyekat saluran kalsium berperan

penting dalam mencegah dan menghilangkan iskemia pencetus spasme arteri

koroner dan menurunkan tahanan vaskuler, sehingga menurunkan TD dan kerja

jantung.

c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan serangan iskemia otot jantung,

berkurangnya curah jantung.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat

berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.

Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang

dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi

fisiologis.

Intervensi :

1) Kaji respons klien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20

kali per menit di atas frekuensi istirahat; peningkatan TD yang nyata

selama/sesudah aktivitas; dispnea atau nyeri dada; keletihan dan kelemahan yang

berlebihan; diaphoresis; pusing atau pingsan.

R/ Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologi terhadap

stress aktivitas dan, bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang

berkaitan dengan tingkat aktivitas.

2) Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi.

R/ Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energy, juga membantu

keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

3) Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat

ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan. R/ Kemajuan aktivitas bertahap

Page 15: Laporan Pendahuluan Angina

mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas

kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.

d. Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap

status kesehatan.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien turun

sampai tingkat yang dapat diatasi.

Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat

sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan

masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.

Intervensi :

1) Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stress.

R/ Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose dan prognosis.

2) Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut,contoh menolak, depresi, dan marah.

R/ Perasaan tidak ekspresikan dapat menimbulkan kekacauan internal dan efek

gambaran diri.

3) Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya.

R/ Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah.

4) Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi

R/ Mungkin diperlukan untuk membantu pasien rileks sampai secara fisik mampu

untuk membuat strategi koping adekuat.

e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien

bertambah.

Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan

pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan perubahan

pola hidup.

Intervensi :

1) Kaji ulang patofisiologi kondisi. Tekankan perlunya mencegah serangan

angina.

Page 16: Laporan Pendahuluan Angina

R/ Pasien dengan angina membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah

dapat dikontrol. Ini adalah focus manajemen terapeutik supaya menurunkan infark

miokard.

2) Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode

angina, contoh: stress emosional, kerja fisik, makan terlalu banyak/berat, terpajan

pada suhu lingkungan yang ekstrem

R/ Dapat menurunkan insiden /beratnya episode iskemik.

3) Kaji pentingnya control berat badan, menghentikan merokok, perubahan diet

dan olahraga.

R/ Pengetahuan faktor resiko penting memberikan pasien kesempatan untuk

membuat perubahan kebutuhan.

4) Tunjukan/dorong pasien untuk memantau nadi sendiri selama aktivitas,

jadwal/aktivitas sederhana, hindari regangan.

R/ Membiarkan pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang dapat dimodifikasi

untuk menghindari stress jantung dan tetap dibawah ambang angina.

5) Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina, contoh

menghentikan aktivitas, pemberian obat bila perlu, penggunaan teknik relaksasi.

R/ Menyiapkan pasien pada kejadian untuk menghilangkan takut yang mungkin

tidak tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi serangan.

6) Kaji ulang obat yang diresepkan untuk mengontrol/mencegah serangan angina.

R/ Angina adalah kondisi rumit yang sering memerlukan penggunaan banyak obat

untuk menurunkan kerja jantung, memperbaiki sirkulasi koroner, dan mengontrol

terjadinya serangan.

7) Tekankan pentingnya mengecek dengan dokter kapan menggunakan obat-obat

yang dijual bebas.

R/ Obat yang dijual bebas mempunyai potensi penyimpangan.

Page 17: Laporan Pendahuluan Angina

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M.E.,dkk., Rencana asuhan keperawatan Edisi 3, 2000, EGC, Jakarta

Herdman T.H, dkk,. Nanda Internasional Edisi Bahasa Indonesia, Diagnosis

Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, 2012-2014, EGC, Jakarta

Long C,.Barbara, Perawatan Medical Bedah, Jilid 2, Yayasan Ikatan Alumni

Pendidikan

Keperawatan Padjajaran, 1996

Price, S.A.,dkk,. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6,

Volume

2, 2006, EGC, Jakarta

Nurjannah. I., Intan’s Sreening Diagnoses Assesment, Versi Indonesia, 2012,

Mocomedia, Yogyakarta

Nurjannah. I., Fast Methods of Formulating, English version, 2012, Mocomedia,

Yogyakarta

Nurjannah I., Proses Keperawatan Nanda, Noc & Nic, 2012, Mocomedia,

Yogyakarta

Smelltzer C, dkk,. Buku ajar keperawatan medikal bedah, Jakarta, EGC, 2002

Wilkinson J .M,. Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria

Hasil

NOC Edisi Bahasa Indonesia, 2006, EGC, Jakarta