las listrik

13
LABORATORIUM TEKNIK PERAWATAN SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014 MODUL : Las Listrik PEMBIMBING : Syarifudin, S.T, M.T Oleh: Kelompok : X Nama : Rizki Muhammad R ,NIM 111424027 Voninurti Septiani ,NIM 111424028 Wilda Rahma Fulyani ,NIM 111424029 Kelas : 3-TKPB Praktikum : 18 November 2013 Penyerahan : 25 November 2013 (Laporan)

Upload: fulyaniwilda

Post on 25-Nov-2015

69 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Praktikum Teknik Perawatan

TRANSCRIPT

LABORATORIUM TEKNIK PERAWATANSEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

MODUL: Las Listrik

PEMBIMBING: Syarifudin, S.T, M.T

Praktikum: 18 November 2013Penyerahan: 25 November 2013(Laporan)

Oleh:Kelompok: XNama: Rizki Muhammad R,NIM 111424027Voninurti Septiani,NIM 111424028Wilda Rahma Fulyani,NIM 111424029Kelas: 3-TKPB

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIAJURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG2013

I. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui peralatan dan perlengkapan las listrik.2. Memahami dan dapat mengoperasikan mesin las dengan benar.3. Mengerti setiap komponen komponen dan fungsinya.4. Mahasiswa mampu mengerjakan penyambungan atau penempelan logam besi dengan las listrik.5. Mengetahui posisi yang tepat pada saat melakukan pengelasan.

II.Dasar Teori Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Menurut Deustche Industry Normen (DIN), pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang terjadi dealam keadaan lumer atau cair, dengan kata lain pengelasan adalah penyambungan setempat dari dua logam dengan mengguanakan energi panas. Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses manufaktur. Pengelasan adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam tambahan dan menghasilkan sambungan yang kontinu. Las listrik yaitu penyambungan dua buah logam atau lebih menjadi satu dengan jalan pelelehan atau pencairan dengan busur nyala listrik. Jadi las listrik atau las busur listrik merupakan proses penyambungan logam dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber panasnya. Pengelasan dengan mengguanakan tenaga listrik sebagai sumber panas dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu las tahanan listrik dan las busur nyala listrik.Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui bidang atau permukaan-permukaan benda yang akan disambung. Tahanan yang ditimbulkan oleh arus listrik pada bidang-bidang sentuhan yang menimbulkan panas dan berguana untuk mencairkan permukaan yang akan disambung. Pengelasan jenis ini sering digunakan pada industri-industri yang besar, karena kapasitas pengelasannya besar dan membutuhkan peralatan yang mahal maka cocok untuk produksi massa. Las busur nyala listrik adalah proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan permukaan benda yang akan disambung dengan membangkitkan busur nyala listrik melalui sebuah elektroda. Terjadinya aliran arus listrik dari elektroda ke benda kerja terjadi karena benda kerja disambung dengan salah satu kutub listrik dari sumber listrik yang digunakan untuk proses pengelasan. Pengelasan jenis ini cukup sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang mahal dan fleksibel dan sering dipakai dibengkel-bengkel besar dan kecil.Mesin las ada dua macam, yaitu: 1. Mesin las DC (direct current mesin las arus searah)2. Mesin las AC (alternating current mesin las arus bolak-balik)Pemasangan kabel skunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat menjadi DCSP atau DCRP. Bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P). Pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan dua pertiga memanaskan benda kerja.Berarti benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda. Bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (D.C.R.P)catatan:DCSP = direct current straight polarityDCRP = direct current revers polarity Pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan elektroda dan sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima panas yang lebih banyak dari benda kerja

Pada mesin las A.C, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.Keuntungan-keuntungan pada mesin D.C antara lain Busur nyala stabil Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalu Dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP Dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit

Keuntungan-keuntungan pada mesin A.C, antara lain: Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada rigi-rigi las Perlengkapan dan perawatan lebih murahPrinsip Kerja Las Busur Listrik Pengelasan dengan las busur ini merupakan pelelehan dengan nyala bususr listrik, yang diperoleh dengan cara mendekatkan olektroda las kebenda kerja pada jarak beberapa millimeter, sehingga terjadi aliran arus listrik dari elektroda kebenda kerja karena adanya perbedaan tegangan antara elektroda danbenda kerja. Jarak antara elektroda dan bebda kerja disebut dengan panjang busur nyata. Suhu busur ini bisa mencapai 5000OC, sehingga mampu melelehkan elektroda dan benda kerja untuk membentuk paduan.(a) Las (Welding) Banyak sekali macamnya las. Menurut Okumura dalam terjemahan Harsono (1981), pengelasan dibedakan menjadi tiga yaitu (1) las cair, (2) las tekan, (3) pematrian. Las cair dibedakan lagi menjadi (a) las busur,(b) las gas, (c) las listrik terak, (d) las listrik gas, (e) las termit, (f) las sinar elektron, (g) las busur plasma. Sedang las tekan dibedakan menjadi (a) las resistensi listrik, (b) las tekan gas,(c) las tempa, (d) las gesek, (e) las ledakan, (f) las induksi, (g) las ultrasonik. Sementara pematrian dibedakan menjadi (a) pembrasingan dan (b) penyolderan. Proses las busur (2) Submerged Arc Welding (SAW) disebut juga las busur terbenam, (3) Gas Metal Arc Welding (GMAW) disebut juga las busur logam gas, (4) ada bermacam-macam pula, menurut Salmon dalam terjemahan Prihminto W (1990) empat macam yaitu (1) Shieided Metal Arc Welding (SMAW) disebut juga las busur logam terlindung, Flux Cored Arc Welding (FCAW) disebut juga las busur berinti flux. Dalam uraian berikut ini dijelaskan Las SMAW (Shieided Metal Arc Welding) saja karena las ini yang sering digunakan. Sedang proses pengelasan lainnya silahkan membaca sendiri pada buku struktur baja oleh Salmon dkk.(b) Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) Las SMAW merupakan tipe las yang tertua, paling sederhana, dan mungkin yang paling luwes. Las ini sering disebut sebagai proses elektroda batang manual. Diagram las SMAW terlihat pada gambar 1. Ada dua sumber tegangan yaitu AC dan DC. Sumber tegangan DC ada dua tipe rangkaian yaitu DCRP (Direct Current Reverse Polarity) dan DCSP (Direct Current Straght Polarity). Pada tipe DCRP, elektrode dihubungkan dengan kutub positif dan benda kerja dihubungkan dengan kutub negatif. Sedang pada tipe DCSP, elektrode dihubungkan dengan kutub negatif dan benda kerjanya dengan kutub positif. Panas yang dihasilkan tipe DCSP kira-kira 50% lebih cepat daripada tipe DCRP. Hal ini mengakibatkan kedalaman penetrasi benda kerja yang mencair pada tipe DCSP lebih dalam daripada tipe DCRP. Sedang sumber tenaga AC memberi penetrasi pencairan benda kerja berada pada rerata tipe DCSP dan DCRP.

Posisi pengelasan Datar ( down hand )Vertikal Horizontal Overhead

(c) Peralatan Las ListrikAlat yang diperlukan antara lain adalah: (1) kabel las, (2) pemegang elektroda, (3) palu las, (4) sikat kawat, (5) klem masa, (6) penjepit, (7) helm las, (8) sarung tangan, (9) baju las atau apron, (10) sepatu las, (11) kamar las, dan (12) meja las.1. Kabel lasKabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan karet isolasi. Ada tiga kabel las yaitu kabel elektroda, kabel masa, dan kabel tenaga.2. Pemegang ElektrodaAlat ini digunakan untuk memegang elektroda las pada ujung yang tidak terbungkus. Peganganya dibungkus dengan bahan penyekat. Pada waktu tidak digunakan mengelas pemegang ini sebaiknya digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.3. Palu lasFungsi palu ini untuk menghilangkan terak yang membungkus rigi-rigi las. Pegangan palu las dibuat dari per baja agar dapat meredam pukulan palu las dengan terak.4. Sikat kawatAlat ini digunakan untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dan membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.5. Klem masaKlem masa dihubungkan dengan kabel masa dan dijepitkan pada benda kerja secara kuat. Klem masa biasanyan dibuat dari bahan yang mudah menghantarkan listrik, seperti tembaga. Permukaan benda kerja yang akan diklem harus bersih dari segala kotoran.6. PenjepitAlat ini digunakan untuk memegang benda kerja yang akan dipindahkan ke tempat lain.7. Helm lasAlat ini berfungsi untuk melindungi kulit muka dan mata dari radiasi sinar infra merah dan ultraviolet. Sinar las tidak boleh dilihat secara langsung pada jarak kurang dari 15 m. Kaca pada helm las terdapat berbagai ukuran. Untuk arus listrik dari 75 sampai 200 Ampere digunakan kaca no 10.8. Sarung tanganSarung tangan las terbuat dari bahan kulit atau asbes lunak agar memudahkan untuk memegang pemegang elekroda. Pada waktu mengelas harus memakai sepasang sarung tangan.9. Baju las atau ApronBahan baju las yang digunakan sama dengan sarung tangan. Baju las yang lengkap dapat melindungi badan dan sebagian kaki. Pada posisi pengelasan diatas kepala, baju las harus digunakan, sedang pada posisi lainnya dapat digunakan apron.10. Sepatu lasSepatu las digunakan untuk melindungi kaki dari percikan api las. Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat diigunakan juga.11. Kamar lasKamar las terdiri dari dinding penyekat yang tahan panas. Fungsi kamar las untuk melindungi pekerja disekitarnya agar tidak terkena sinar las dan percikan api las. Kamar las sebaiknya cukup ventilasi sehingga gas dari proses pengelasan dapat keluar dengan baik. 12. Meja lasMeja las terbuat dari besi dan bebas dari bahan-bahan yang mudah terbakar.

III.Alat dan Bahan AlatMesin las listrik DCHelm lasPenjepit elektrodaKlem masaKabel lasPenggarisGergaji

BahanElektroda,Diameter : 2,6 mmPelatBatang besi silinder

IV.Keselamatan Kerja1. Pastikan tempat bekerja kering dan tidak terlalu sempit.2. Pastikan ada tidaknya alat pemadam kebakaran.3. Gunakan sepatu bersol karet,sarung tangan kering,earplug,masker,helm las dan safety glass dan celana berbahan tidak mudah terbakar seperti wol/katun.4. Selama bekerja,logam yang akan dilas disimpan dipapan kering untuk mencegah hantaran listrik pada lantai.5. Pastikan elektroda yang digunakan kering/tidak lembab.6. Jangan menyentuh elektroda dangan tangan kosong.7. Tempat bekerja harus bebas dari benda yang mudah terbakar seperti kayu,plastik, gas,bahan kimia.8. Tutup pintu dan jendela.9. Pastikan benda yang akan dilas bersih dari bahan yang mudah meledak/terbakar.10. Jauhkan kabel dari panas yang disebabkan oleh elektroda.

V. Data PengamatanGambar Keterangan

`Bagian sendi-sendi pada besi yang dilas agar tidak ada sekat antara engsel-engselnya agar semakin kokoh dan tidak mudah patah

Gambar penampang yang sudah dilas. Berfungsi untuk mencegah timbulnya patahan pada sambungan.

Sambungan antara besi yagn sudah dilas agar tumpuan lebih kokoh dan kuat.

Sekat-sekat antara besi yang sebelumnya sudah dilas sudah ditutupi oleh leburan besi dengan cara dilas.

Rangkaian besi yang sudah dilas dan dicet ulang

VI. PembahasanPraktikum las listrik ini betujuan untuk menyambung besi dengan proses pengelasan (welding). Pengelasan (welding) merupakan salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang bersifat kontinyu. Prinsip kerja dari metoda las listrik ini adalah elektroda ditempelkan pada bagian logam (pada saat praktikum logam yang digunakan adalah besi) yang akan dilas sehingga akan menghasilkan lelehan dan menempel dengan potongan logam (besi) lainnya . Ketika elektroda ditempelkan pada logam (besi) yang akan dilas maka akan terbentuk bunga api. Hal ini disebabkan karena adanya arus listrik yang mengalir. Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada saat mengelas adalah jarak antara elektroda dengan bagian besi yang akan dilas, karena apabila elektoda terlalu dekat dengan besi dan terlalu lama ditempel pada besi akan mengakibatkan elektroda tersebut menempel pada besi. Selain itu, akan mengakibatkan logam menjadi berlubang dan tidak menyambung. Penyambungan harus merata dan gerakan elektroda juga harus cepat. Perlatan keselamatan juga perlu diperhatikan. Alat yang perlu digunakan adalah jas lab untuk melindungi badan, sarung tangan untuk melindungi tangan dari percikan bunga api, dan tameng untuk melindungi bagian muka dan mata dari percikan api yang timbul serta melindungi mata dari cahaya yang timbul pada proses pengelasan yang terlalu terang yang akan merusak mata.

VII. Daftar Pustaka

Salvito, Danez.2010. http://duniatechnomilikkita.blogspot.com/2010/01/las-listrik.html. (Diakses pada tanggal 11 Oktober 2013)Adi, Thomas.2012. http://aditm11.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-las-listrik.html. (Diakses pada tanggal 11 Oktober 2013)2012.http://praktikumprosman.blogspot.com/2012/03/peralatan-praktikum.html. (Diakses pada tanggal 11 Oktober 2013)