pengenalan las busur rendam

Upload: budi-pramono

Post on 17-Oct-2015

105 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Indonesia Australia Partnership for Skills Development

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Batam Institutional Development Project

Paket Pembelajaran dan PenilaianKode Unit : BSDC-0714

PENGENALAN LAS BUSUR RENDAM

(Submerged Arc Welding/SAW - Introduction)( 09 April 2002 )

1bab 1 PENGANTAR

1Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !

1Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung

1Definisi

2Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?

2Simbol

2Terminologi

5bab 2 ARAHAN BAGI pelatih

5Peran Pelatih

5Strategi Penyajian

6Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini

6Peraturan

6Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan

7bab 3 Standar Kompetensi

7Judul Unit

7Deskripsi Unit

7Kemampuan Awal

7Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

8Variabel

8Pengetahuan dan Keterampilan Pokok

9Konteks Penilaian

9Aspek Penting Penilaian

9Keterkaitan dengan Unit Lain

9Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini

10Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini

11bab 4 Strategi penyajian

11A Rencana Materi

12B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

17C Materi Pendukung untuk Pelatih

18Lembar Informasi

39Tugas

56Transparansi

66Bab 5 CARA MENILAI UNIT INI

66Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?

66Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?

66Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki

66Kualifikasi Penilai

67Ujian yang Disarankan

71Checklist yang Disarankan Bagi Penilai

72Lembar Penilaian

bab 1 PENGANTAR

Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !

Buku Paket Pembelajaran dan Penilaian ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan kompetensi untuk mengajarkan keterampilan ditempat kerja, yakni suatu cara yang secara nasional sudah disepakati untuk penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam suatu proses pembelajaran. Penekanan utamanya adalah tentang apa yang dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang paling penting dari pelatihan yang berdasarkan kompetensi adalah penguasaan individu secara aktual di tempat kerja.

Pelatih harus menyusun sesi-sesi kegiatannya sesuai dengan :

kebutuhan peserta pelatihan

persyaratan-persyaratan organisasi

waktu yang tersedia untuk pelatihan

situasi pelatihan.

Strategi penyampaian dan perencanaan sudah dipersiapkan oleh pelatih untuk peserta pelatihan. Masalah yang disarankan akan memberikan suatu indikasi tentang apa yang harus dicantumkan dalam program tersebut untuk memenuhi/mencapai standar kompetensi.

Strategi pembelajaran dan penilaian yang dipersiapkan dalam unit ini tidaklah bersifat wajib namun digunakan sebagai pedoman. Peserta pelatihan didorong untuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman industri mereka. Contoh-contoh produk industri lokal atau hasil pengembangan sumber-sumber yang mereka miliki, dapat membantu dalam menyesuaikan materi dan memastikan relevansi pelatihan.

Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung

Untuk melaksanakan pelatihan secara efektif dan agar dapat mencapai standar kompetensi diperlukan tingkat kemampuan minimal dalam membaca, menulis dan menghitung berikut:

Kemampuan membaca dan menulisKemampuan baca, interpretasi dan membuat teks.

Kemampuan menggabungkan informasi untuk dapat menafsirkan suatu pengertian

Kemampuan menghitungKemampuan minimal untuk menggunakan matematika dan simbol teknik, diagram dan terminologi dalam konteks umum dan yang dapat diprediksi serta dimungkinkan untuk mengkomunikasikan keduanya yaitu antara matematik dan teknik.

Definisi

Seseorang yang berkeinginan untuk memperoleh kompetensi seharusnya berkenan menamakan dirinya sebagai peserta latih. Dalam situasi pelatihan, anda dapat ditempatkan sebagai siswa, pelajar atau sebagai peserta, sehingga seorang pengajar kompetensi ini adalah sebagai pelatih. Sebaliknya, dalam situasi pelatihan anda juga dapat ditempatkan sebagai guru, mentor, fasilitator atau sebagai supervisor.

Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?

Dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya harus tertuju kepada pencapaian suatu kompeterisi/keahlian, bukan pencapaian pada pemenuhan waktu tertentu; dengan demikian dimungkinkan peserta pelatihan yang berbeda memerlukan waktu yang berbeda pula untuk mencapai suatu kompetensi tertentu.

Simbol

Dalam keseluruhan paket pelatihan akan kita lihat beberapa simbol. Berikut penjelasan tentang simbol :

SimbolKeterangan

HOHandout ( Pegangan Peserta )

OHTOverhead Transparansi yang dapat digunakan dalam penyampaian materi pelatihan

Penilaian Penilaian kompetensi yang harus dikuasai

TugasTugas / kegiatan atau aktivitas yang harus diselesaikan.

Terminologi

Akses dan Keadilan

Mengacu kepada fakta bahwa pelatihan harus dapat diakses oleh setiap orang tanpa memandang umur, jenis kelamin, sosial, kultur, agama atau latar belakang pendidikan.

Penilaian

Proses formal yang memastikan pelatihan memenuhi standar-standar yang dibutuhkan oleh industri. Proses ini dilaksanakan oleh seorang penilai yang memenuhi syarat (cakap dan berkualitas) dalam kerangka kerja yang sudah disetujui secara Nasional.

Penilai

Seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh industri untuk menilai/menguji para tenaga kerja di suatu area tertentu.

Kompeten

Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif ditempat kerja serta sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.

Pelatihan Berdasarkan Kompetensi

Pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguasai suatu kompetensi/ keahlian secara terukur dan mengacu pada standar yang sudah ditetapkan.

Aspek Penting Penilaian

Menerangkan fokus penilaian dan poin-poin utama yang mendasari suatu penilaian.

Konteks Penilaian

Menetapkan dimana, bagaimana dan dengan metode apa penilaian akan dilaksanakan.

Elemen Kompetensi

Elemen atau Sub-Kompetensi adalah keterampilan-keterampilan yang membangun suatu unit kompetensi.

Acuan Penilaian

Acuan penilaian adalah garis pedoman tentang bagaimana sebuah unit kompetensi harus dinilai.

Adil

Tidak merugikan para peserta tertentu.

Fleksibel

Tidak ada pendekatan tunggal terhadap penyampaian dan penilaian unjuk kerja dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi.

Penilaian Formatif

Kegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama pelatihan, yaitu untuk membantu dalam memastikan bahwa pelajaran dilaksanakan secara baik dan adanya umpan balik kepada peserta tentang kemajuan yang mereka capai.

Kompetensi Kunci

Kompetensi yang menopang seluruh unjuk kerja dalam suatu pekerjaan. Ini meliputi: mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasikan dan mengkomunikasikan ide-ide dan informasi, merencanakan dan mengorganisasikan aktifitas, bekerja dengan orang lain dalam sebuah tim, memecahkan masalah penggunaan teknologi, menggunakan ide-ide teknik-matematis .

Kompetensi-kompetensi ini digolongkan ke dalam tingkat yang berbeda sebagai berikut:

TingkatKarakteristik

1Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.

2Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.

3Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Strategi Penyajian

Strategi panyajian adalah dengan menyediakan informasi yang diperlukan tentang bagaimana melaksanakan pelatihan berdasarkan program yang dilaksanakan di tempat kerja dan/atau di tempat pelatihan/ organisasi yang bersangkutan.

Keterkaitan dengan Unit Lain

Menerangkan peran suatu unit dan tempatnya dalam susunan kompetensi yang ditetapkan oleh industri. Hal ini juga memberikan pedoman tentang unit lain yang dapat dinilai bersama.

Standar Kompetensi Nasional

Kompetensi-kompetensi yang sudah disepakati secara nasional dan standar-standar penampilan kerja yang dijadikan acuan oleh segala fihak dalam melakukan suatu pekerjaan.

Kriteria Unjuk kerja

Kriteria-kriteria atau patokan yang digunakan untuk menilai apakah seseorang sudah mencapai suatu kompetensi dalam suatu unit kompetensi.

Variabel

Penjelasan tentang rincian tempat pelatihan dengan perbedaan konteks yang mungkin dapat diterapkan pada suatu unit kompetensi tertentu.

Reliabel

Menggunakan metode-rnetode dan prosedur-prosedur yang menguatkan terhadap standar kompetensi dan tingkatannya diinterpretasikan serta diterapkan secara konsisten kepada seluruh konteks dan seluruh peserta pelatihan.

Valid

Penilian terhadap fakta-fakta dan kriteria unjuk kerja yang sama akan menghasilkan hasil akhir penilaian yang sama dari penilai yang berbeda.

Pengakuan Kemampuan yang Dimiliki (RCC- Recognition of Current Competence)

Pengakuan akan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan sesseorang yang telah dicapainya. (lihat RPL)

Pengakuan Terhadap Pengalaman Belajar (RPL- Recognition of Prior Learning)

Pengakuan terhadap hasil belajar sebelum mempelajari suatu unit kompetensi untuk mendukung pencapaian unit kompetensi tersebut. Hal tersebut biasanya adalah kompetensi yang berkaitan dengan standar kompetensi industi dan juga berkaitan dengan pembelajaran dan pelatihan sebelumnya. (lihat RCC)

Penilaian Sumatif

Penilaian ini dilakukan setetah pelatihan unit kompetensi selesai, yakni untuk memastikan bahwa peserta pelatihan sudah mencapai kriteria unjuk kerja.

Peserta

Orang yang menerima / mengikuti pelatihan.

Pelatih

Orang yang memberikan pelatihan.

Pengetahuan dan Keterampilan Pokok

Definisi atau uraian tentang keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu keahlian/keterampilan pada tingkat yang telah ditetapkan

Deskripsi Unit

Gambaran umum tentang program pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.bab 2 ARAHAN BAGI pelatih

Peran Pelatih

Salah satu peran anda sebagai pelatih atau guru adalah memastikan standar pelayanan yang tinggi melalui pelatihan yang efektif. Untuk memastikan bahwa anda siap bekerja pada kompetensi ini dengan peserta pelatihan, pertimbangkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Seberapa yakin anda tentang pengetahuan dan ketrampilah anda sendiri yang dibutuhkan untuk menyampaikan setiap elemen?

Apakah ada informasi atau peraturan baru yang mungkin anda butuhkan untuk diakses sebelum anda memulai pelatihan?

Apakah anda merasa yakin untuk mendemonstrasikan tugas-tugas praktik?

Apakah anda akan sanggup menerangkan secara jelas tentang pengetahuan pendukung yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan mereka secara tepat?

Apakah anda menyadari ruang Iingkupan situasi industri dimana kompetensi ini mungkin diterapkan?

Apakah anda menyadari tentang bahasa, kemampuan membaca dan menulis serta keterampilan memahami dan menggunakan matematika peserta pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam standar kompetensi ini ?

Apakah anda menyadari tentang kemampuan membaca gambar peserta pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam standar kompetensi ini ?

Sudahkah anda pertimbangkan isu-isu yang wajar dan dapat diterima dalam merencanakan penyampaian program pelatihan ini?

Strategi Penyajian

Variasi kegiatan pelatihan yang disarankan untuk penyampaian kompetensi ini meliputi :

pengajaran ( tatap muka )

tugas-tugas praktik

tugas-tugas proyek

studi kasus

melalui media (video, digital projector, referensi, dll )

kerja kelompok

bermain peran dan simulasi.

kunjungan/ kerja industri

Pelatih harus memilih strategi pelatihan yang Iayak untuk kompetensi yang sedang diberikan, baik situasi maupun kebutuhan pesertanya. Contohnya, jika praktik industri atau magang tidak memungkinkan, beragam simulasi, demonstrasi dan penggunaan multi media mungkin cukup memadai.

Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini

Ruang kelas atau ruang belajar memenuhi syarat minimum untuk penyampaian teori kepada peserta pelatihan, papan tulis, OHP dan kelengkapannya, flip chart dan kelengkapannya, dan alat-alat lain yang diperlukan.

Peraturan

Perhatikan peraturan-peraturan atau hukum yang relevan serta panduan yang dapat mempengaruhi kegiatan anda, dan yakinkan bahwa peserta pelatihan anda mengikutinya.

Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan

Sumber-sumber informasi meliputi beberapa kategori berikut ini :

Sumber bacaan yang dapat digunakan :

Judul:SAW WELDING FOR WELDING ENGINEER

Pengarang:Dipl. Ing. Dr. Hermann ORNIG

Penerbit:Berufspadagogisches Institut Modling, A2340 Modling Austria

Tahun Terbit 1994

bab 3 Standar Kompetensi

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan

mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan

memeriksa kemajuan peserta pelatihan

meyakinkan bahwa semua elemen ( Sub-Kompetensi ) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

Judul Unit

PENGENALAN LAS BUSUR RENDAM ( Submerged Arch Welding / SAW - Introduction )Deskripsi Unit

Tujuan unit ini adalah mempersiapkan siswa dengan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang Pengelasan SAW

Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal berikut :

Las Busur Manual III C.

Pengetahuan bahan.Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

Sub Kompetensi / ElemenKriteria Unjuk Kerja

1.0 Mengindentifikasi serta menjelaskan fungsi-fungsi pokok Mesin las busur rendam ( SAW)1.1 Prinsip kerja Mesin las busur rendam dijabarkan.

1.2 Jenis jenis mesin las busur rendam diidentifikasikan.

1.3 Parameter Pengelasan diuraikan

2.0 Menjelaskan Jenis dan ukuran kawat elektroda dan fluksi.2.1. Jenis-jenis fluksi diidentifikasi dan dijelaskan

2.2. Jenis-jenis kawat elektroda diidentifikasikan dan penggunaannya dijjelaskan

2.3. Rekondisi kawat Elektroda dan Fluksi

3.0 Persiapan Pengelasan3.1. Persiapan kabel Listrik dijelaskan dan didemonstrasikan

3.2. Ketinggian Fluksi dijelaskan dan didemonstrasikan

3.3. Gap Elektroda (Stick out) dijelaskan dan didemonstrasikan

4.0 Melaksanakan pengelasan dengan mesin las busur rendam ( SAW)

4.1. Pengelasan sambungan tumpul 2 sisi (Two Pass Butt Welding) didemonstrasikan.

4.2. Pengelasan sambungan tumpul jalur bertumpuk (Multilayer Butt Joint) didemontrasikan

4.3. Pengelasan sambungan tumpul 1 sisi (Single Butt Welding) didemonstrasikan

VariabelUnit ini bermaksud memberikan pengetahuan, sikap kerja serta ketrampilan untuk keahlian dibidang pengelasan dengan menggunakan mesin las SAW, yang relevan terhadap bidang pegelasan serta industri struktur maupun manufakturing.

Pengetahuan dan Keterampilan PokokPokok-pokok Pengetahuan dan ketrampilan yang harus dinilai penguasaan dan penampilannya antara lain :

1. Pengertian dari mesin las busur rendam (SAW) :

Prinsip kerja mesin las busur rendam.

Jenis-jenis mesin las busur rendam.

Parameter pengelasan mesin las busur rendam.2. Klasifikasi kawat elektroda dan Fluksi.

Fluksi.

Kawat Electroda.

Rekondisi Kawat Electroda dan Fluksi.

3. Persiapan Pengelasan.

- Persiapan bahan las

- Persiapan kabel Listrik

- Pengaturan ketinggian Fluksi

- Pengaturan Gap Elektroda (Stick out)

4. Melaksanakan pengelasan dengan mesin las busur rendam (SAW).- Pengelasan sambungan tumpul 2 sisi (Two Pass Butt Welding)

- Pengelasan sambungan tumpul jalur bertumpuk (Multilayer Butt Joint)

- Pengelasan sambungan tumpul 1 sisi (Single Butt Welding)

Konteks Penilaian

Unit ini dapat dilakukan penilaiannya oleh Lembaga Pelatihan, Asosiasi atau Industri tempat bekerja.

Penilaian seharusnya meliputi :

1. Pengertian teoritis.

2. Kemampuan praktis / unjuk kerja.

Dengan menggunakan beberapa metode Penilaian.

Aspek Penting Penilaian

Fokus khusus dari unit ini akan bergantung pada sektor industri. Program pelatihan pra-kejuruan dapat mengandung cakupan dari seluruh sektor industri.

Lihat pada:

1. Subjek ini idealnya diajarkan menggunakan sebuah lingkungan teori / praktek terintegrasi.

2. Penekanan pada aplikasi praktis.

Keterkaitan dengan Unit Lain

Ini adalah unit tingkat lanjut yang mendasari kinerja efektif dalam unit-unit perawatan lanjut secara keseluruhan. Dianjurkan unit ini dinilai/dilatih dalam hubungan dengan unit operasional dan jasa lainnya.

Kecermatan harus dilakukan dalam pengembangan pelatihan untuk mencapai kebutuhan unit ini, Sebagai pelatihan pra kejuruan umum, organisasi harus melengkapi pelatihan, dengan konteks rentang industri yang umum tanpa ada bias pada sektor tertentu. Perubahan rentang akan membantu dalam hal ini, Untuk industri tertentu, pelatihan harus disesuaikan agar memenuhi kebutuhan sektor tersebut.

Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini

Kompetensi Umum dalam Unit IniTingkatKompetensi Umum dalam Unit IniTingkat

Mengumpulkan, Mengelola dan Menganalisa Informasi3Menggunakan Ide-ide dan Teknik Matematika3

Mengkomunikasikan Ide-ide dan Informasi3Memecahkan Masalah3

Merencanakan dan Mengorganisir Aktifitas-aktifitas3Menggunakan Teknologi3

Bekerja dengan Orang Lain dan Kelompok3

Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini

TingkatKarakteristik

1Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.

2Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan untuk pekerjaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.

bab 4 Strategi penyajian

A Rencana Materi

Catatan: 1.Penyajian bahan, pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar kompetensi.

2.Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan .

ElemenKriteria Unjuk KerjaTopik PelatihanKegiatanTampilan

1.0 Mengindentifikasi serta menjelaskan fungsi-fungsi pokok Mesin las busur rendam ( SAW)1.1. Prinsip kerja Mesin las busur rendam dijabarkan.

1.1. Jenis jenis mesin las busur rendam diidentifikasikan.

1.3. Parameter pengelasan mesin las busur rendam.Mesin Las Busur rendam (SAW) :

- Prinsip Kerja.

- Bagian utama dan fungsi.

- Parameter Pengelasan

Penyajian

Tanya-jawab

Diskusi

Handout

OHT

2.0 Menjelaskan Jenis dan ukuran kawat elektroda dan fluksi.2.1. Jenis-jenis fluksi diidentifikasi dan dijelaskan

2.2. Jenis-jenis kawat elektroda diidentifikasikan dan penggunaannya dijjelaskan

2.3. Rekondisi Kawat Electroda dan Fluksi.Klasifikasi Kawat Elektroda dan Fluksi :

- Penggunaan dan fungsi kawat Elektroda dan Fluksi

- Rekondisi kawat Elektroda dan Fluksi. Penyajian

Tanya-jawab

Diskusi

Handout

OHT

3.0 Persiapan Pengelasan1.1. Persiapan kabel Listrik dijelaskan dan didemonstrasikan

3.2. Pengaturan Ketinggian Fluksi dijelaskan dan didemonstrasikan.

3.3.Penyetelan Gap Elektroda (Stick out) dijelaskan dan didemonstrasikan.Persiapan Pengelasan

Pengaturan Kabel Listrik

Ketinggian Fluks

Gap Elektroda

Penyajian

Tanya jawab

Diskusi

Handout

OHT

4.0 Melaksanakan pengelasan dengan mesin las busur rendam ( SAW)

4.1. Pengelasan sambungan tumpul 2 sisi (Two Pass Butt Welding)

4.2.Pengelasan sambungan tumpul jalur bertumpuk (Multilayer Butt Joint)

4.3. Pengelasan sambungan tumpul 1 sisi (Single Butt Welding)Pengelasan dengan mesin las Busur rendam

Pengalasan sambungan tumpul 2 sisi.

Pengelasan tumpul jalur bertumpuk.

- Pengelasan tumpul 1 sisi. Praktik Praktik

B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Sesi ini menunjukkan hand-out, tugas / praktik dan transparansi yang cocok/sesuai dengan standar kompetensi.

Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki siswa.?Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa?

1.1. Prinsip kerja Mesin las busur rendam dijabarkan.

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang macam-macam alat utama dan bantu pada SAW.

HO 2

OHT 1

Tugas1

1.2. Jenis jenis mesin las busur rendam diidentifikasikan.Instruktor/ pelatih menerangkan fungsi dan penggunaan alat-alat utama dan bantu serta memperlihatkan masing-masing alat pada peserta.

HO 3 5

1.3. Parameter pengelasan mesin las busur rendam.Instruktor/ pelatih menerangkan tentang parameter pengelasan.

HO 5 6

OHT2-6

2.1.Jenis-jenis fluksi diidentifikasi dan dijelaskanInstruktor/ pelatih menerangkan tentang Jenis-jenis Fluksi dan Kegunaannya.

HO 7-8

OHT 7

2.2. Jenis-jenis kawat elektroda diidentifikasikan dan penggunaannya dijjelaskan

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang macam-macam kawat elektroda dan penggunaannya.

HO 7-8

OHT 7

2.3. Rekondisi Kawat Electroda dan Fluksi

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang cara-cara penyimpanan serta perlakuan khusus yang harus diterapkan pada kawat elektroda dan Fluksi.

HO 9 10

OHT 7

1.1. Persiapan kabel Listrik dijelaskan dan didemonstrasikan

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang pengaturan kabel listrik sebelum pengelasan.

HO 19 20

3.2. Pengaturan Ketinggian Fluksi dijelaskan dan didemonstrasikan.

Instruktor/ pelatih menjelaskan metoda pengaturan ketinggian fluksi.

HO 20

3.3.Penyetelan Gap Elektroda (Stick out) dijelaskan dan didemonstrasikanInstruktor/ pelatih menjelaskan metoda pengaturan / penyetelan Gap Elektroda.

HO 20

4.1. Pengelasan sambungan tumpul 2 sisi (Two Pass Butt Welding)

Instruktor/ pelatih menjelaskan cara cara pengelasan sambungan tumpul 2 sisi.

HO 11 16

OHT8

Tugas 2

4.2.Pengelasan sambungan tumpul jalur bertumpuk (Multilayer Butt Joint)

Instruktor/ pelatih menjelaskan cara cara pengelasan sambungan tumpul jalur bertumpuk.

HO 17

OHT 9

Tugas 5

4.3. Pengelasan sambungan tumpul 1 sisi (Single Butt Welding)Instruktor/ pelatih menjelaskan cara cara pengelasan sambungan tumpul 1 sisi.

HO 17

OHT 9

Tugas 2

C Materi Pendukung untuk Pelatih

Materi pendukung bagi guru dibagi dalam tiga hal, yaitu:

1. Lembar Informasi (Handout) : Merupakan pegangan peserta pelatihan yang berisi materi/teori penunjang dan informasi yang sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang melingkupinya.

2.Tugas : Merupakan latihan keterampilan praktik yang harus dicapai berkenaan dengan kemampuan yang sesuai dengan rincian kompetensi pada deskripsi unit.

3.Transparansi (Overhead Transparancy /OHT) : Isinya melingkupi setiap kriteria unjuk kerja yang dilengkapi dengan pokok-pokok sajian dan/ atau gambar-gambar yang diperlukan untuk penyampaian materi.

Lembar InformasiHO 1

MESIN LAS BUSUR RENDAM ( Submerged Arc Welding Machine )

Kode Unit : BSDC-0714Nama Peserta:

No. Identitas : ....

HO 2

1.1. Prinsip Kerja

Pada dasarnya prinsip kerja dari mesin las busur rendam ( Submerged Arc Welding), dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

Gambar 1 : PRINSIP KERJA LAS BUSUR RENDAM

Kawat Elektroda berbentuk kumparan dengan panjang total bervariasi dari 20 Meter

sampai dengan 100 Meter, yang terpasang pada suatu unit Motor pengatur kecepatan. Sehingga kecepatan pengisian Kawata Elektroda tersebut dapat konstan. Kawat Elektroda ini akan melewati Nozzle yang berfungsi sebagai penyearah serta penahan panas.

Cerobong Fluksi berfungsi sebagai tempat penampung fluksi yang pengisiannya dilakukan bersamaan dengan pengisian kawat Elektroda.

Dalam hal pengelasan dengan menggunakan kawat Elektroda Tunggal ( Single Wire Elektroda ).

Batang Kawat Elektroda berjalan dan mengalir melalui Kontak Nozzle yang terletak didalam Cerobong yang terisi dengan Fluksi.

Busur api terjadi / timbul diantara Kawat Elektroda dan Material Las ( Base Metal ), yang kemudian akan mencair serta larut bersama. Bersamaan dengan itu sebagian dari Fluksi akan ikut mencair dan setelah mendingin akan disebut dengan Terak.

Terak ini akan menutupi serta melindungi cairan logam dan busur api yang terbentuk pada saat proses pengelasan. Sehingga Cairan yang terjadi akan terlindungi dari pengaruh udara luar sampai dengan saat pendinginannya.

HO 3

1.2. Jenis-jenis Mesin Las Busur rendam (SAW).

Berdasarkan posisi pembawanya (Mounting) terdapat 3 jenis Mesin yaitu:

Tracktor SAW Machine .

Gantry SAW Machine.

Crane SAW Machine.

Masing masing jenis mesin las SAW tersebut diatas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2 : TRACTOR SAW MACHINE

HO 4

Gambar 3 : GANTRY SAW MACHINE

Gambar 4 : CRANE SAW MACHINE

HO 5

Tractor SAW Machine ini termasuk yang termurah dan berguna untuk pengelasan panjang seperti pada pengelasan sudut (Fillet) pada Beam-beam Jembatan atau sambungan datar (Butt Joint) untuk panel-panel pada Kapal laut. Kecepatan pengelasan, Voltase serta kecepatan Kawat Elektrodanya dapat diatur sesuai dengan yang dibutuhkan. Maximum Diameter Kawat Elektroda yang digunakan 4 mm, sedangkan Sumber Powernya harus memiliki karakter Voltase konstan. Sedangkan bagian untuk pengelasannya (Welding Head ) dapat berputar dan bergerak sepanjang rel baik ke depan, atas, maupun kebawah serta memungkin untuk pengelasan secara melingkar.

Gantry / Crane SAW Machine termasuk dalam kategori mesin yang sangat mahal, karena mesin ini dilengkapi dengan peralatan yang sangat mempermudah pengerjaan las karena dilengkapi dengan Gantry atau Crane, sehingga memungkinkan untuk digunakan pengelasan didalam Bejana Tekan. Selain itu mesin type ini pada umumnya dilengkapi dengan unit pengatur kecepatan, baik untuk Kecepatan Kawat Elektroda maupun kecepatan pengelasannya sehingga menjamin kestabilan busur api yang terjadi selama proses pengelasan, serta maximum Diameter Kawat Elektroda yang dipergunakan sampai dengan 6 mm .

1.3. Parameter Pengelasan.

Kestabilan dari busur api yang terjadi pada saat pengelasan merupakan masalah yang paling banyak terjadi dalam proses pengelasan dengan SAW, oleh karena itu kombinasi dari Arus listrik (I) yang dipergunakan dan Tegangan (V) harus benar-benar sesuai dengan spesifikasi Kawat Elektrode dan Fluksi yang dipakai.

1.3.1. Pengaruh dari Arus Listrik ( I)

Setiap kenaikan arus listrik yang dipergunakan pada saat pengelasan akan meningkatkan Penetrasi serta memperbesar kuantiti lasnya.

Penetrasi akan meningkat 2 mm per 100 A dan Kuantiti las meningkat juga 1,5 Kg/jam per 100 A.

Pengaruh Arus Listrik

HO 6

Sedangkan pengaruhnya terhadap kawat Elektroda Diameter yang dipergunakan pada saat

proses Pengelasan adalah Diammeter (mm) x (100-200) (A).

Kawat Elektroda Diameter (mm)Arus listrik (A)Kawat Elektroda Dimetr (mm)Arus listrik (A)

1,2120 2503280 650

1,6160 3504350 900

2,0200 4505500 1100

2,5240 5706600 1400

1.3.2. Pengaruh dari Tagangan Listrik (V).

Setiap peningkatan tegangan listrik (V) yang dipergunakan pada proses pengelasan akan semakin memperbesar jarak antara Tip Elektroda dengan Material yang akan di Las, sehingga busur Api yang terbentuk akan menyebar dan mengurangi Penetrasi pada material las.

Konsumsi Fluksi yang dipergunakan akan meningkat sekitar 10% pada setiap kenaikan 1 Volt tegangan .

1.3.3. Pengaruh Kecepatan Pengelasan.

Jika kecepatan awal pengelasan dimulai pada kecepatan 40 Cm/Menit, setiap pertambahan kecepatan akan membuat bentuk jalur las yang kecil (Welding Bead), penetrasi, lebar serta kedalam las pada benda kerja akan berkurang.

Tetapi jika kecepatan pengelasannya berkurang / dibawah 40 Cm/Menit cairan las yang terjadi dibawah busur api las akan menyebar serta penetrasi yang dangkal, hal ini dikarenakan over Heat.

1.3.4. Pengaruh Polaritas arus listrik (AC atau DC)

Pengelasan dengan kawat Elektroda Tunggal pada umumnya menggunakan tipe arus Direct Current (DC), Elektroda Positif (EP), jika menggunakan Elektroda Negatif (EN) penetrasi yang terbentuk akan rendah dan kuantiti las yang tinggi.

Pengaruh dari arus alternating Curret (AC) pada bentuk butiran las dan kuantiti pengelasan antara Elektroda positif dan Negatif adalah sama yaitu cenderung porosity, oleh karena itu dalam proses pengelasan yang menggunakan arus AC harus memakai Fluks yang khusus.

HO 7

2.1. FluksI.

Terdapat 2 macam Fluksi sesuai dengan pembuatannya :

Fused Fluksi.

Bonded Fluksi.

Fused Fluksi.

Fused Fluksi terbuat dari campuran butir-butir material seperti Mangaan, Kapur, Boxit, Kwarsa dan Fluorpar didalam suatu Tungku Pemanas. Cairan terak yang terbentuk akan diubah ke dalam bentuk Fluksi dengan jalan :

a. Dituang di suatu cetakan dalam bentuk beberapa lapis / susun yang tebal kemudian dipecah serta disaring sesuai dengan ukuran butiran yang diinginkan.

b. Dari kondisi panas dituang ke dalam air, sehingga timbul percikan percikan yang kemudian disaring sesuai ukurannya. Metode ini lebih effisien, tetapi kualitas Fluksi yang dihasilkan mengandung Hydrogen yang cukup tinggi yang memerlukan prose lebih lanjut untuk mengurangi kadar Hydrogen tersebut.

Bonded Fluksi.

Bonded Fluksi ini dibuat di Pabrik dengan jalan mencampur butiran-butiran material yang ukurannya jauh lebih halus seperti mineral, Ferroalloy, Water glass sebagi pengikat dalam suatu Mixer yang khusus.

Campuran tersebut kemudian akan dikeringkan dalam suatu Pengering yang berputar pada Temperatur 600 -800 Derajat C.

2.1.1. Fluksi khusus.

Fluksi untuk pengelasan kecepatan tinggi.

Fluksi khusus digunakan dengan arus AC.

Fluksi untuk multi kawat elektroda ( kecepatan tinggi, AC).

Fluksi untuk pengelasan Fillet

Fluksi untuk pengelasan Kawat Elektroda tunggal atau ganda.

Fluksi untuk Multipass Welding

Fluksi untuk pengelasan khusus Diameter kecil.

Catatan :

Pada prinsipnya proses pemilihan Fluksi lebih dahulu baru kemudian pemilihan kawat Elektroda yang sesuai.

HO 8

2.1.2. Pemilihan Fluksi

Tabel 2 1. Specific Flux Consumption

Jenis PengelasanElektrodaAVKg Fluksi

Kg Kawat

Bead pada Plat

Bead pada Plat

Bead pada Plat

Bead pada Plat+

+

+

-400

550

700

55028

31

34

311,40

1,30

1,10

1,00

Fillet

Fillet+

+400

57028

300,85

0,55

2. Pass Butt

Pengelasan 12 mm +

+500

54028

300,90

Table 2 2. Ukuran Partikel

Ukuran PartikelENTyler

(Mes per In2